• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR KAWASAN DI WILAYAH PENGEMBANGAN (WP) TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR KAWASAN DI WILAYAH PENGEMBANGAN (WP) TENGAH"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

Berdasarkan kondisi wilayah yang terdapat di Kecamatan Tanjung, Kecamatan Murung Pudak dan Kecamatan Tanta, dengan karakteristiknya yang diprioritaskan pada kawasan-kawasan yang didorong pertumbuhannya dan dikendalikan pertumbuhannya pada pusat-pusat pelayanan permukiman perkotaan, di Wilayah Pengembangan (WP) I Tengah memiliki beberapa potensi sebagai keunggulan komparatif dibandingkan wilayah lainnya di Kabupaten Tabalong untuk penentuan prioritas kawasan perencanaan RPIJM Bidang PU Cipta Karya, yaitu :

 Merupakan Pusat Permukiman Perkotaan, dengan konsentrasi penduduk tinggi, yaitu berjumlah lebih dari 45% penduduk Kabupaten.

 Terdiri dari 3 (tiga) kecamatan, dengan 3 kawasan perkotaan dalam sistem konektivitas, untuk sistem permukiman perkotaannya, pengembangan keruangan (spasial), sistem penyediaan air minum, sistem pengelolaan persampahan dan sistem proteksi kebakaran.  Terdapat lokasi-lokasi dan bangunan-bangunan yang mengakomodasi kegiatan penting,

seperti : Bandara Udara, Terminal Regional, Kegiatan Pertambangan dan Minyak Bumi, Pusat Pemerintahan Kabupaten, Pusat Bisnis.

 4 (empat) dari 9 (sembilan) Kawasan Prioritas Pengembangan Kabupaten Tabalong berdasarkan RTRW 2009-2028 berada didalam WP ini.

 Dilalui sistem dan sub sistem DAS Tabalong.

Dengan konsentrasi wilayah perencanaan pada Wilayah Pengembangan (WP) I Tengah di Kabupaten Tabalong, RPIJM Bidang PU Cipta Karya memiliki beberapa lokasi yang di lakukan pengkajian dan review terhadap sistem kawasan dan lokasinya, yaitu :

 Kawasan Perkotaan Tanjung Lama, Tanjung Baru dan IKK Tanta

o Kawasan Ujung Murung

o Kawasan Hutan Kota Kompleks Bataman

o Kawasan Pusat Bisnis Mabuun, Terminal dan Sekitarnya o Kawasan TPA dan Sekitarnya

o Koridor Mabuun - Warukin

 Kawasan Budidaya Perikanan Air Tawar Kambitin

 Permukiman Binaan P2KP Advance – Neighborhood Development Desa Jangkung

(2)
(3)
(4)

Dengan laju pertambahan penduduk di Kawasan Perkotaan Ibukota Tabalong yaitu Kota Tanjung dan Tanjung Baru dan daerah hinterlandnya wilayah Tanta pada tahun 1996-2001 mengalami laju pertumbuhan diatas 5%, dengan kepadatan rata-rata 134 jiwa/km2. Penduduk

dengan tingkat kepadatan tersebut dan terus tumbuh hingga saat ini dilayani oleh prasarana sarana bidang keciptakaryaan.

4.1. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN

4.1.1. Kondisi Eksiting

Di Kabupaten Tabalong terdapat beberapa kawasan khusus yang terdiri dari kawasan pertambangan minyal bumi (Pertamina), di Kecamatan Murung Pudak, Pertambangan Batu Bara, Bandara, Industri, serta kegiatan lainnya baik yang ada di perkotaan maupun di kota-kota kecamatan. Daerah-daerah tersebut perlu mendapatkan perlindungan terhadap bahaya kebakaran.

Tabel 4.1

Laporan Kejadian Kebakaran di Kabupaten Tabalong Tahun 2008

NO KECAMATAN LOKASI 1. Benua Lawas Ds. Sei

Hanyar

1 Rumah - - 150.000.000 Listrik

Kel. Pulau 2 Rumah - 1 Pabrik Karet

3.000.000.0000

-4. Muara Harus Ds. Mantuil RT 3

1 Rumah - - 20.000.000

5. Tanta Ds. Rintis - - Kebun 40.000.000 Listrik Desa

Warukin

1 Rumah - Karet 25.000.000 Listrik

6. Tanjung Pasar Tanjung

12 - - 50.000.000 Listrik

Terminal Barunak

Warung - - 25.000.000 Kompor Simpang

Tiga Pang

1 warung - - -

-Hikun 29 rumah - - 250.000 Listrik Kelurahan

Agung

1 mesjid - - -

-7. Murung Pudak

Ds. Mabuun 1 mobil - - 20.000.000 Pelangsiran Pasar

Mabuun

9 warung - - 30.000.000 Listrik

Ds. Maburai

- 4 - 40.000.000

(5)

-NO KECAMATAN LOKASI

2 rumah - - 250.000.000 Listrik

8. Haruai - - -

-9. Upau - - -

-10. Muara Uya Ds. Palapi - - - - -11. Jaro Ds. Taratau 1 rumah - - 75.000.000 Listrik

12. Bintang Ara - - -

-Sumber : UPT – BPK Kabupaten Tabalong Tahun 2008

Kabupaten Tabalong memiliki beberapa sumber air yang digunakan sebagai bahan baku air bersih dan beberapa waduk. Selain sungai Kabupaten Tabalong juga sudah memiliki jaringan pipa air bersih yang digunakan untuk mensuplai air bersih yang melayani masyarakat dan industri. Selain jaringan pipa juga tersedia kran-kran umum untuk air bersih bagi masyarakat. Disamping keberadaan UPT Damkar dari Pemrintah Kabupaten Tabalong, juga terdapat Damkar Gedung, Damkar Perusahaan, Satlakar (satuan relawan kebarakaran) Masyarakat. Pada tahun 2008 melalui pembiayaan pemerintah pusat (APBN) Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) saat itu yang kini telah berganti menjadi Dinas Pekerjaan Umum memfasilitasi disusunnya Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kabupaten Tabalong

Secara umum kejadian kebakaran pada tahun 2008 terjadi kasus kebakaran, yang terdiri dari rumah, warung, kebun. Kebakaran tersebut rata-rata terjadi pada rumah tinggal, industri sebagian kecil, dan alang-alang/ kebun. Sedangkan kebakaran yang terjadi pada rumah tinggal paling banyak diakibatkan oleh terjadinya arus pendek dan akibat kompor meledak. Dari data tersebut diatas maka terlihat jelas trend terjadinya kasus kebakaran tiap tahunnya selalu meningkat, dengan sendirinya kerugian yang ditimbulkan juga semakin meningkat.

(6)

Untuk itu, maka diadakan penggolongan resiko bahaya resiko dan klasifikasi konstruksi bangunan. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesiagaan dan kewaspadaan.

A. Personil

Jumlah seluruh personil sebanyak 27 orang. Terdiri dari PNS dan tenaga honorer, dengan 4 orang sebagai staf dan lainnya sebagai pemadam. 27 personil tersebut belum memiliki sertifikat keahlian Pemadam Kebakaran untuk berbagai tingkatan dan klasifikasi keahliannya. Dengan menggunakan 3 giliran kerja/ piket “shift”, per shift nya beranggotakan 8-9 orang. Tugas pokok UPT BPK adalah melayani masyarakat umum yang membutuhkan bantuan untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran. Untuk menjalankan tugas pokok tersebut mempunyai fungsi : 1) Pencegahan bahaya kebakaran dan meluasnya bahaya kebakaran

2) Penyusunan rencana kebakaran

3) Pelaksanaan pelayanan pada masyarakat yang membutuhkan bantuan pemadam kebakaran. Pelaksanaan administrasi umum, keuangan, perlengkapan dan kepegawaian.

4) Penyiapan rekomendasi terhadap penggunaan sarana pemadam kebakaran. 5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan terhadap kegiatan

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran (Damkar) Pemerintah Kabupaten Tabalong berada dibawah Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas). UPT Damkar yang ada saat ini berlokasi di ruas koridor Jl. Ir PM Noor. Sumberdaya yang dimiliki oleh UPT Damkar adalah 27 orang, dengan status PNS 4 orang sedangkan tenaga kontrak sebanyak 23 orang. Ketersedian struktur UPT ,meliputi :

a. Kepala UPT b. Unit Administrasi

c. Unit Pembinaan dan Penyuluhan d. Unit Sarana dan Penyuluhan

(7)
(8)

Tabel 4.2.

Potensi Pegawai UPTD Kebakaran Kabupaten Tabalong KECAMATAN PNS TENAGA

KONTRAK

THL

Banua Lawas - - 5

Pugaan - - 5

Kelua - - 5

Muara Harus - - 5

Tanta - - 5

Tanjung - - 13

Murung Pudak

- - 17

Haruai - - 5

Upau - - 5

Muara Uya - - 5

Jaro - - 5

Bintang Ara - - 5

BPK Tabalong

4 23

-Sumber : UPT BPK Kabupaten Tabalong Tahun 2008

B. Mobilisasi Operasional Pemadam Kebakaran

(9)

Gambar 4.1

Lokasi UPT BPK Kabupaten Tabalong Tabel 4.3.

Mobil Operasional Damkar UPTD Kabupaten Tabalong

No Peralatan Jumlah Tahun Perolehan Keterangan 1. Fire Truck 2 1993

2. Fire Truck 1 2007 3. Mobil Totota Kijang 1 1994 4. Mobil Misubisi PS

120

1 1994

5. Mobil Misubisi Fuso 1 2007 Sumber : Dokumen RISPK Kabupaten Tabalong Tahun 2008

C. Hidran Kebakaran

Inventarisasi hidran kebakaran di Kabupaten Tabalong yang menjadi kewenangan atau milik UPT BPK Kabupaten Tabalong sampai dengan saat ini belum ada, hal ini lebih disebabkan masih terbatasnya pasokan air untuk konsumsi domestik khususnya yang ada di Kota Tanjung yang secara kuantitas berjumlah 3 buah dan tidak berfungsi. Hal ini disebabkan masih belum mencukupinya pasokan air yang diperlukan. Selain dari pada itu juga tandon-tandon air yang dapat dipergunakan selain untuk kebutuhan pemadam juga untuk keperluan masyarakat masih belum ada.

D. Pos Pemadam Kebakaran

Pos dan Posko pemadam kebakaran terdapat 12 buah yang tersebar disetiap kecamatan, serta 1 buah BPK berlokasi di Kota Tanjung (Jl Gerilya Lantai 1 No.1), merupakan UPT dari Kesbanglinmas, yang dilengkapi dengan 2 mobil pompa serta 1 mobil operasional.

E. Alat Perlengkapan dan Komunikasi

(10)

Tabel 4.4.

Perlengkapan Operasional dan Rescue UPT BPK Kabupaten Tabalong

No Peralatan Jumlah

Tahun

Perolehan Keterangan

1. Mesin Pompa Tohatsu 1 1982 2. Mesin Pompa Kubota KS 300 1 2001 3. Mesin Pompa Yamaha 1 2007 4. Mesin Pompa Pelampung Chubb 2 1994 5. Slang 2 ½ inchi - -6. Slang 1 ½ inchi - -7. Nozel 2 ½ inchi - -8. Nozel 1 ½ inchi - -9. Apar 6 Kg (tabung) 12 -10. Apar 20 Kg (tabung) 3

-11. Apar 500 H 1

-12. Apar 6 Kg (tabung) - -13. Apar 6 Kg (tabung) - -14. Baju Anti Api 3 -15. Celana Anti Api 3

-16. Sepatu Bot 3

-17 Sarung Tangan 3

-18. Helm 5

-19. Tangga 1

-20. Radio Komunikasi Alenco DR 135 KM II 3 2006 21. Antena Radio (Ring) 1 2006 22. Antena Radio (Mobil) 2 2006 23. Televisi 1 Inchi 1 2005 24. Telepon

(11)

4.1.2. Permasalahan, Analisa Penanganan dan Rekomendasi

Dari frekuensi kebakaran dan lokasi terjadinya kebakaran dapat dijadikan dasar dalam penggolongan daerah-daerah yang rawan kebakaran. Seperti yang telah dilakukan disetiap BPK Kecamatan bahwa setiap daerah rawan kebakaran. Berdasarkan pada kerawanan ini dapat dijadikan sebagai salah satu alasan pembentukan pos kebakaran sebagai antisipasinya terhadap masalah kebakaran sebelum jenjang yang lebih tinggi lagi yaitu Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK).

Wilayah yang saat ini berpotensi kebakaran sedang atau rendah dapat menjadi potensi kebakaran tinggi di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan beberapa faktor seperti perkembangan wilayah permukiman dan industri yang terjadi di Kabupaten Tabalong. Munculnya permukiman tidak teratur adalah salah satu pemicunya. Jadi tingkat kerawanan kebakaran banyak ditentukan oleh adanya perkembangan industri dan tumbuhnya permukiman. Adapun daerah rawan kebakaran, meliputi :

Tabel 4.5

Banyaknya Kejadian Kebakaran di Kabupaten Tabalong

NO KECAMATAN 2004 2005 2006 2007 2008

1 Banua Lawas - 1 - 1 1

2 Pugaan 1 1 2 1

-3 Kelua - 1 2 1 2

4 Muara Harus 2 1 - 2 1

5 Tanta 2 1 1 2 2

6 Tanjung 2 2 1 2 4

7 Murung Pudak 1 - 1 3 10

8 Haruai - 1 1 -

-9 Upau 1 - 1 -

-10 Muara Uya - 2 1 2 1

11 Jaro - 1 - 1 1

12 Bintang Ara - 1 - -

-Jumlah 9 12 10 15 22

(12)

A. Analisa Prediksi Kebutuhan Sarana dan Prasana

Di Kabupaten Tabalong terdapat beberapa sumber ar yang dapat digunakan untuk penanggulangan kebakaran yang debitnya sebagian besar dapat mengalir sepanjang tahun.

Tabel 4.6.

Sungai-Sungai di Kabupaten Tabalong

DAS Sumber : Kabupaten Tabalong Dalam Angka, Tahun 2008

B. Penentuan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK)

Manajemen Wilayah Kebakaran (WMK) adalah pengelompokkan bangunan, Hunian yang memiliki kesamaan kebutuhan proteksi kebakaran dalam batas wilayah ditentukan secara alamiah ataupun buatan. Berdasarkan analisa Kabupaten Tablong dibagi menjadi 3 WMK:

1) WMK Tengah; Kecamatan Tanjung dan Tanta

2) WMK Utara; Kecamatan Muara Uya, Bintang Aras, Jaro, Haruai, Murung Pudak 3) WMK Selatan; Kecamatan Kelua, Muara Harus, Banua Lawas, Pugaan.

4.1.3. Target dan Sasaran

Adapun target dalam penanganan sistem proteksi kebakaran yang utama di Kabupaten Tabalong adalah meminimalkan dan mengurangi resiko bahaya pada kawasan rawan kebakaran, Sedangkan sasarannya yaitu :

1) Menurunnya angka kejadian kebakaran di Kabupaten Tabalong.

(13)

3) Tersedianya prasarana sarana dasar dalam pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

4.1.4. Usulan Program dan Rencana Kegiatan

Strategi dan Rencana Pengembangan meliputi rencana pencegahan dan penanggulangan, yaitu:

1) Rencana Pencegahan Kebakaran Lingkungan

- Pemeriksaan Keandalan Lingkungan dan Bangunan Gedung Terhadap Bahaya Kebakaran. - Pemberdayaan Masyarakat/ Edukasi Publik

- Penegakan Peraturan

2) Rencana Pencegahan Kebakaran Banguna Gedung

- Rencana pencegahan kebakaran bangunan gedung direncakan dengan membentuk manajemen Penanggulangan Kebakaran (MPK) pada tiap pengelola gedung

- Kepemilikan Safety pada bangunan gedung

- MPK berkewajiban menyusun SOP pencegahan dan penanggulangan kebakaran 3) Rencana Penanggulangan Kebakaran Kabupaten

- Rencana Penyiapan Pasokan Air

- Rencana Penyiapan Bahan Pemadam Bukan Air - Rencana Penataan Aksesibilitas/ Jalan

- Rencana Penyediaan Bangunan Pemadam Kebakaran - Rencana Pengadaan Sarana Pemadam Kebakaran - Rencana Pendidikan dan Pelatihan

- Rencana Pembentukan STALAKAR

4) Rencana Penanggulangan Kebakaran Pada Gedung

- Menyediakan Bak Penampung Air Yang Cukup Dalam Gedung - Menyediakan Akses mobil Damkar

- Menyediakan Jalur evakuasi - Menyediakan sarana komunikasi - Melengkapi APR

- Sistem deteksi dan alarm

5) Rencana Penyelamatan / Rescue

- Rencana lokasi evakuasi/ tempat berkumpul korban kebakaran direncanakan pada sebuah ruang terbuka hijau.

(14)

4.1.5. Prioritas Penanganan dan Pembiayaan

Prioritas dalam hal Sistem Proteksi Kebakaran, adalah tersedianya PSD/ Infrastruktur Posko Kebakaran yang melayani dan dapat menjangkau seluruh sistem pusat pelayanan perkotaan di WP Tengah dengan lokasi-lokasi prioritasnya dengan peningkatan kapasitas manajemen dan ketrampilan personil, juga penambahan peralatan. Adapun prioritas lainnya dalam penanganan dan pembiayaan sistem proteksi kebakaran dapat dilhat pada tabel matrik program.

4.2. PENGEMBANGAN AIR MINUM KAWASAN PENGEMBANGAN (WP) TENGAH

4.2.1. Kondisi Eksisting

Sistem penyediaan air bersih di wilayah Kecamatan Tanjung, Kecamatan Murung Pudak, dan Kecamatan Tanta Tengah saat ini di kelola oleh PDAM Kabupaten Tabalong terutama pelayanan yang menggunakan sistem perpipaan. Pelayanan dengan sistem perpipaan di kawasan ini diperuntukkan masyarakat yang sebagian besar ada di perkotaan Kecamatan Tanjung, Kecamatan Murung Pudak dan Kecamatan Tanta. Sedangkan untuk wilayah pedesaan di ketiga kecamatan terlayani dengan sistem non perpipaan. Pemenuhan kebutuhan air bersih untuk sistem non perpipaan yaitu melalui sumur gali, sumur pompa, sumur bor dalam dan penampung air hujan (PAH).

A. Sistem Non Perpipaan

Secara umum pengembangan pelayanan air minum non perpipaan, merupakan kawasan yang tidak terlayani dengan sistem perpipaan.

(15)

Tabel 4.7.

Tingkat Pelayanan Air Bersih Non Perpipaan Kecamatan Tanjung, Kecamatan Murung Pudak, dan Kecamatan Tanta pada tahun 2008

NO KECAMATAN LUAS BANYAKNYA

AREA

(KM2)

DESA KK PENDUDUK TERLAYANI

PROYEK AIR

1 MURUNG PUDAK 118,72 10 5.363 32.182 440 2.910 2 TANJUNG 305,49 15 4.815 28.887 1.245 10.162 3 TANTA 172,00 14 5.422 12.929 1.150 6.070

JUMLAH 596,21 39 15.600 73.998 3015 19.142

Sumber : Dinas PU Kabupaten Tabalong Tahun 2009

Untuk pelayanan air bersih non perpipaan pada Desa Jangkung, Kecamatan Tanjung menggunakan sumur bor dalam dengan kapasitas 5 l/dtk, dielngkapi jaringan Pipa distribusi sepanjang 500 m dan diamater pipa 1,5“ serta sarana Hidran Umum sebanyak 4 Unit. Begitu juga dengan Desa Barimbun dan Desa di Kecamatan Tanta menggunakan sumber air sumur gali dengan kapasitas 5 lt/dtk dan sistem distribusi menggunakan sistem gravitasi dibantu dengan menara penampung 8 m, konstruksi kayu ulin serta jaringan pipa Distribusi Pipa PVC AW 3/4” , panjang 143 m dan pelayanan berupa Hidran Umum 1 Unit.

Kualitas dan kuantitas air bersih melalui jaringan non perpipaan pada Kawasan Wilayah Pengembangan (WP) I Tengah yang sudah ada pada saat ini cukup baik. Debit air selalu kontinue dan kualitas air sumber masih sesuai dengan peruntukannya sebagai sumber air baku air bersih.

B. Sistem Perpipaan

(16)

1. Tingkat Pelayanan dan Area Pelayanan

Tingkat pelayanan air bersih oleh PDAM Kabupaten Tabalong untuk Kecamatan Tanjung, Kecamatan Murung Pudak, dan Kecamatan Tanta pada tahun 2008, adalah sebesar 82,1 % atau sekitar 63. 528 jiwa dari jumlah penduduk Kawasan ini yang berjumlah 77.394 jiwa.

Tabel 4.8.

Tingkat Pelayanan Air Bersih Perpipaan Kecamatan Tanjung, Kecamatan Murung Pudak, dan Kecamatan Tanta pada tahun 2009

No Kecamatan Jumlah

1 Tanjung 28876 24944 32,3

2 Murung Pudak 32141 27584 35,6

3 Tanta 16377 11000 14,2

Total Pelayanan Perpipaan

Kawasan

77.394 63.528 82,1

Sumber : PDAM Kabupaten Tabalong tahun 2009

Cakupan wilayah pelayanan penyediaan air bersih/air minum untuk masing-masing IKK dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9.

Daerah Pelayanan Kecamatan Tanjung, Kecamatan Murung Pudak, Kecamatan Tanta pada tahun 2008

No. IKK Wilayah Pelayanan

1 BNA Tanjung

* Desa Tanjung * Desa Kapar * Desa Belimbing * Desa Jangkung * Desa Sulingan * Desa Belimbing Raya * Desa Agung * Desa Pambataan * Desa Kapar Hulun * Desa Hikun * Desa Bangun Sari * Desa Kampung Baru * Desa Kalahang

2 IKK Belimbing

(17)

No. IKK Wilayah Pelayanan

* Desa Mabu'un Raya

3 IKK Tanta * Desa Padangin * Desa Limau Manis * Desa Pamarangan Kanan * Desa Bayahin * Desa Tanta Hulu * Desa Mangkusip Hilir * Desa Luk Bayur * Desa Puain Kanan * Desa Mangkusip * Desa Tanta * Desa Puain Kiwa

* Desa Kabuau * Desa Pamarangan Sumber : PDAM Kabupaten Tabalong tahun 2009

Jenis dan jumlah pelanggan PDAM Kabupaten Tabalong pada IKK dan BNA di Kecamatan Tanjung Kecamatan Tanta, dan Kecamatan Belimbing adalah sebagai berikut :

Tabel 4.10

Jenis Dan Jumlah Pelanggan PDAM

No. L O K A S I Jumlah Sambungan

(Buah)

SR HU

1 Tanjung 2.575 24.944

2 Murung Pudak 4.425 27.584

3 Tanta 1.097 11.000

TOTAL 8097 63. 528

Sumber : PDAM Kabupaten Tabalong tahun 2009

2. Sumber Air Baku

Sumber air baku yang digunakan PDAM Kabupaten Tabalong untuk melayani IKK Tanta, IKK Belimbing dan IKK Tanjung sebagian besar diambil dari Sungai Tabalong.

Tabel 4.11.

Sumber Air Baku Kecamatan Tanjung, Kecamatan Murung Pudak, dan Kecamatan Tanta pada tahun 2009

No L O K A S I D E S A Jenis dan

Sumber Air Baku

(18)

Gambar 4.2

(19)

Gambar Pipa

Penghubung Ponton Gambar Ponton

3. Sistem Tranmisi

Sumber air baku yang digunakan oleh PDAM Kabupaten Tabalong sebagian besar berasal dari Sungai Tabalong, sehingga digunakan ponton untuk mengambil air sungai menuju instalasi pengolahan air.

Panjang jaringan pipa transmisi PDAM Kabupaten Tabalong yang dimiliki setiap IKK memiliki variasi diameter. Berikut ini variasi masing-masing diameter pada pelayanan di IKK Tanta, IKK Belimbing dan IKK tanjung.

Tabel 4.12.

Pipa Transmisi PDAM Kecamatan Tanjung, Kecamatan Murung Pudak, dan Kecamatan Tanta pada tahun 2009

NO KECAMATAN DIAMETER/

PANJANG PIPA TRANSMISI

JUMLAH POMPA

INTAKE

KETERANGAN

a. TANJUNG : Dia. 150 mm - 130 m 1bh = 40lt/dt Dia pipa yang akan 1bh = 30lt/dt diganti:

1bh = 20lt/dt Dia 100 mm - 1.880 m 1bh = 20lt/dt Dia 75 mm - 4.330 m Dia 50 mm - 525 m

b. BELIMBING : Dia. 200 mm - 380 m 1bh = 40lt/dt

-1bh = 30lt/dt 1bh = 20lt/dt

c. TANTA : Dia. 150 mm - 300 m 1bh =20lt/dt

(20)

4. Instalasi Bangunan Pengolahan Air

Air baku yang diproduksi oleh PDAM Kabupaten Tabalong untuk sumber air baku dari sungai Tabalong dilakukan dengan pengolahan air sederhana dengan mekanisme menggunakan Bak Prasedimentasi dan Slow Sand Filter (Saringan Pasir Lambat) dan pembubuhan bahan kimia seperti tawas/chlor. Kapasitas terpasang dan kapasitas produksi masing-masing Unit Produksi PDAM Kabupaten Tabalong dapat ditunjukkan pada Tabel berikut ini :

Tabel 4.13.

Unit Produksi dan Kapasitas Produksi BNA dan IKK Kecamatan Tanjung, Kecamatan Murung Pudak, dan Kecamatan Tanta pada tahun 2008

No. L O K A S I D E S A Kapasitas Kapasitas Pemanfaatan Produktifitas Terpasang

(lt/dt)

Produksi (lt/dt) Instalasi Produksi (%)

1 BNA Tanjung 65 62,5 96,15

2 IKK Belimbing 80 75 93,75

3 IKK Tanta 25 22,5 90

JUMLAH 170 159 91

(21)
(22)
(23)
(24)
(25)

5. Sistem Distribusi

Sistem jaringan pipa distribusi PDAM Kabupaten Tabalong merupakan sistem jaringan yang saling berhubungan, baik antara IKK dengan IKK maupun IKK dengan BNA. Sistem jaringan Pipa Distribusi PDAM Kabupaten Tabalong merupakan sistem campuran, yaitu sistem loop dan sistem cabang (branch). Jaringan pipa distribusi dapat dibedakan menjadi :

 Pipa distribusi induk berdiameter antara 150 -250 mm  Pipa distribusi sekunder berdiameter antara 50-100 mm  Pipa distribusi induk berdiameter antara < 50 mm

Panjang jaringan distribusi PDAM Kabupaten Tabalong yang dimiliki setiap IKK memiliki variasi diameter. Berikut ini variasi masing-masing diameter berdasarkan masing-masing IKK dan gambar jaringan distribusi BNA Tanjung, IKK Belimbing dan IKK Tanta

Tabel 4.14

Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi Kawasan Wilayah Pengembangan (WP) I Tengah pada tahun 2008

NO KECAMATAN DIAMETER/PANJANG JUMLAH POMPA KETERANGAN

PIPA DISTRIBUSI DISTRIBUSI

(26)
(27)
(28)

6. Kehilangan Air

Tingkat kehilangan air pada PDAM Kabupaten Tabalong diprakirakan sebesar 28% pada Tahun 2008. Hal ini dapat dilihat dari jumlah produksi air, jumlah distribusi air dan jumlah air terjual. Tingkat kebocoran/kehilangan air dari operasional PDAM Kabupaten Tabalong dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini.

Tabel 4.15

Tingkat Kebocoran BNA dan IKK Kecamatan Tanjung, Kecamatan Murung Pudak, dan Kecamatan Tanta pada tahun 2008

No. U R A I A N BNA

TANJUNG

IKK M.

Pudak

IKK Tanta

1 Produksi 885.191 1.189.412 247.932

2 Distribusi 878591 1182012 240532

3 Terjual 716346 1007980 210111

4 Kebocoran 102245

(11,6%)

174032

(14,7%)

30421 (12,6%)

Sumber: PDAM Kab. Tabalong, 2009

7. Aspek Kelembagaan

(29)

Tabel 4.16

Jumlah karyawan PDAM Kabupaten Tabalong Tahun 2009

Sumber : PDAM Kabupaten Tabalong, 2009

(30)
(31)
(32)

4.2.2. Permasalahan, Analisa Penanganan dan Rekomendasi

A. Sistem Non Perpipaan

1.

Permasalahan

a) Permasalahan umum yang dihadapi dalam pengembangan sistem non perpipaan, disamping keterbatasan pembiayaan dan pengelolaan sistem, juga banyak kawasan berpotensi yang seharusnya mendapatkan pelayanan, belum mendapatkan pelayanan sistem penyediaan air minum.

b) Masih sedikitnya program dari pemerintah untuk meningkatkan pelayanan air bersih non perpipaan atau di wilayah perdesaan di Kecamatan Tanta, Kecamatan Tanjung dan Kecamatan Belimbing.

2.

Analisa Penanganan

Berdasarkan target dari MDGs Tahun 2015 bahwa sistem pelayanan air bersih non perpipaan (pedesaan) akan di tingkatkan sampai 40 % dari kondisi eksisting sistem pelayanan air minum non perpipaan di Kawasan Kawasan Wilayah Pengembangan (WP) I Tengah yaitu sebesar 4,1%.

Sistem pengembangan palayanan air bersih non perpipaan dapat dilakukan dengan menambahkan sarana dan prasarana air minum yang diperuntukkan pada daerah-daerah yang rawan air pada saat musim kemarau, desa miskin dan daerah terpencil serta desa yang belum memiliki SPAM. Sarana dan Prasarana terdiri pembuatan sumur gali, sumur bor dan jaringan perpipaan sederhana.

(33)

Tabel 4.17

Kebutuhan Sarana Dan Prasarana Sistem Pelayanan Non Perpipaan di Wilayah Pedesaan Kecamatan Tanjung, Tanta, dan Murung Pudak

No Pedesaan Jumlah Penduduk Pedesaan Penduduk yang Terlayani

Jumlah Kebutuhan Sarana Non Perpipaan /Pedesaan (Sumur Gali, Sumur Bor)

Tahun Proyeksi 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014

Tingkat pelayanan 5% 10% 20% 30% 40%

A. PEDESAAN KEC TANJUNG 13.991 14.223 14.468 14.726 14.997 700 1422 2894 4418 5999 7 14 29 44 60

1 BANYU TAJUN (+Dukuh) 1.267 1.268 1.269 1.270 1.270 63 127 254 381 508 1 1 3 4 5

2 SUNGAI PIMPING 1.435 1.448 1.462 1.475 1.489 72 145 292 443 595 1 1 3 4 6

3 PAMARANGAN KIWA

(+Kabuau)

1.738 1.746 1.755 1.763 1.772 87 175 351 529 709 1 2 4 5 7

9 KAMBITIN (+Wikau) 1.194 1.236 1.280 1.326 1.373 60 124 256 398 549 1 1 3 4 5

10 KAMBITIN RAYA

(+Kalahang)

1.636 1.574 1.513 1.451 1.389 82 157 303 435 556 1 2 3 4 6

11 WAYAU (+Kalahang) 2.713 2.884 3.065 3.258 3.463 136 288 613 977 1385 1 3 6 10 14

12 JUAI (+Tabing Siring) 1.136 1.154 1.172 1.190 1.209 57 115 234 357 483 1 1 2 4 5

13 GARUNGUNG (+Pangi) 1.229 1.249 1.268 1.288 1.308 61 125 254 386 523 1 1 3 4 5

14 KITANG (+Sidorejo) 1.066 1.077 1.088 1.099 1.110 53 108 218 330 444 1 1 2 3 4

15 MAHE SEBERANG 579 587 596 605 614 29 59 119 182 246 0 1 1 2 2

B PEDESAAN KEC MURUNG PUDAK

5.113 5.365 5.635 5.922 6.229 256 537 1127 1777 2491 3 5 11 18 25

23 MASUKAU (+Luar) 1.128 1.127 1.127 1.126 1.126 56 113 225 338 450 1 1 2 3 5

24 KASIAU (+Jaing Hilir) 3.454 3.693 3.949 4.222 4.514 173 369 790 1267 1806 2 4 8 13 18

25 KASIAU RAYA 531 545 559 573 588 27 55 112 172 235 0 1 1 2 2

(34)

No Pedesaan Jumlah Penduduk Pedesaan Penduduk yang Terlayani

Jumlah Kebutuhan Sarana Non Perpipaan /Pedesaan (Sumur Gali, Sumur Bor)

26 WALANGKIR (+Dahur) 834 839 843 848 852 42 84 169 254 341 0 1 2 3 3

27 PULAU KU'U (+Dahur) 985 988 991 995 998 49 99 198 298 399 0 1 2 3 4

28 TAMIYANG 472 478 483 489 494 24 48 97 147 198 0 0 1 1 2

30 PADANG PANJANG 1.584 1.607 1.629 1.652 1.674 79 161 326 496 670 1 2 3 5 7

31 BARIMBUN (+Haus +

Mungkur Plwan)

1.098 1.084 1.070 1.055 1.041 55 108 214 317 416 1 1 2 3 4

32 PADANGIN 983 999 1.014 1.029 1.044 49 100 203 309 418 0 1 2 3 4

33 LUK BAYUR (+ Bayahin) 1.028 1.029 1.031 1.032 1.034 51 103 206 310 413 1 1 2 3 4

34 MANGKUSIP (+Mgk Hilir) 1.430 1.428 1.426 1.424 1.421 72 143 285 427 569 1 1 3 4 6

38 PAMARANGAN KANAN

(+Pmrgn Raya)

834 829 825 820 815 42 83 165 246 326 0 1 2 2 3

39 MURUNG BARU (+Bingkai

Sari)

767 772 776 780 784 38 77 155 234 314 0 1 2 2 3

(35)

IV-35

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH 3. Rekomendasi

Pengembangan sistem pelayanan air bersih non perpipaan direkomendasikan dengan pelaksanaan program Pansimas dan non pansimas. Program Pansimas adalah program SANIMAS adalah penyelenggaraan sanitasinya berbasis masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi sanitasi lingkungan pada masyarakat miskin perkotaan berdasarkan kebutuhan dan kesesuaian masyarakat itu sendiri. SANIMAS pada prinsipnya membantu masyarakat dan pemerintah daerah dalam menyediakan prasarana dan sarana sanitasi melalui Sanitasi oleh Masyarakat sebagai pilihan yang dapat dijalankan oleh masyarakat miskin perkotaan/perdesaan. Pemilihan Teknologi SANIMAS didasarkan pada prinsip :

Keterjangkauan harga Efisiensi

Mengutamakan prinsip pengoperasian Perawatan yang mudah,

Tidak memerlukan input energi serta tidak perlu menghidupkan/mematikan kontak Energi serta mengolah air limbah organik dari sumber limbah.

Dalam produk sanimas ini akan menghasilkan analisa kebutuhan fasilitas pengembangan air bersih non perpipaan (Unit air baku dan jaringan distribusi) di masing-masing Kawasan Wilayah Pengembangan I Tengah. Berikut ini beberapa daerah yang berpotensi rawan air pada kawasan:

1. Desa Kabuau, Kecamatan Tanjung

2. Desa Jangkung (Dusun Gumuk RT. 9A), Kecamatan Tanjung 3. Desa Jangkung (Dusun Ugang RT. 10), Kecamatan Tanjung 4. Desa Kapar RT 03, 12,13,14 Kecamatan Murung Pudak 5. Desa Belimbing Raya Kecamatan Murung Pudak 6. Desa Maburai Kecamatan Murung Pudak

7. Desa Masukai Kecamatan RT 09, RT 10 Kecamatan Murung Pudak 8. Desa Mabuun Kecamatan Murung Pudak

9. Desa Kasiu Kecamatan Murung Pudak

(36)

IV-36

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH

13. Desa Padang Panjang RT 01, RT 02, RT 04 dan RT 08 Kecamatan Tanta 14. Desa Walingkir RT01-RT04 Kecamatan Tanta

15. Pandangin RT 03 (Sei Kecil) Kecamatan Tanta

B. Sistem Perpipaan

Permasalahan yang dijumpai dalam pengembangan air minum perpipaan adalah :

 Keterbatasan kapasitas sistem eksisting dalam melayani kawasan perkotaan yang ada.  Keterbatasan sumber air baku, baik kuantitas dan kualitas sumber yang terus menurun.

 Prasarana Sarana (infrastruktur) sistem yang berumur tua, tidak ekonomis lagi dari sisi pemeliharaan.

 Banyaknya kawasan cakupan atau layanan perpipaan yang tidak mendapatkan / kurang mendapatkan suplai air.

1. Permasalahan

Permasalahan yang dijumpai dalam pengembangan air minum perpipaan pada Kawasan Wilayah Pengembangan (WIP) I Tengah adalah sebagai berikut :

Beberapa permasalahan yang timbul di BNA Kota Tanjung adalah sebagai berikut : a) BNA Tanjung dibangun pada tahun 1983 sehingga banyak jaringan pipa transmisi dan

distribusi yang sudah keropos.

b) Pengaliran air bersih ke pelanggan belum mencapai 24 jam. Adanya pergantian waktu pengaliran air pada jaringan distribusi untuk wilayah pelayanan yaitu :

Jam 07.00-12.00 untuk wilayah Kecamatan Tanjung 13.00-17.00 untuk wilayah Kecamatan Murung Pudak c) Unit–unit pengolahan di BNA Tanjung sudah banyak berkarat.

d) Kurangnya optimalisasi pemeliharaan dan operasional dari masing-masing unit pengolahan sehingga kualitas air produksi tidak maksimum. Misalnya tidak ada pengukuran dosis bahan kimia alum (tawas) sehingga pemberian bahan kimia pada proses flokulasi tidak berdasarkan karakteristik air baku hanya berdasarkan pengalaman petugas.

e) Besarnya tingkat kebocoran

(37)

IV-37

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH

Beberapa permasalahan yang timbul di IKK Belimbing Kecamatan Murung Pudak adalah sebagai berikut :

a) Intake air baku dekat dengan pembuangan limbah dari Industri Kecil pembuatan Tahu sehingga menyebabkan menurunnya kualitas air baku.

b) Cakupan pelayanan belum bisa menjangkau daerah-daerah ujung. Seperti di daerah jalan Tanjung Putri, jalan Tanjung Selatan, Kompleks perumahan Harta, karena kurangnya tekanan.

c) Kapasitas produksi sudah cukup memenuhi namun untuk masalah jaringan distribusi perlu adanya pengembangan jaringan .

Beberapa permasalahan yang timbul di IKK Kota Tanta adalah sebagai berikut :

a) Pada umumnya IKK Tanta tidak mengalami permasalahan dan cenderung sekarang ini adalah surplus air. Sehingga rencana ke depan adalah adanya penggabungan jaringan dengan IKK Belimbing dan IKK Tanjung untuk meningkatkan atau optimalisasi produksi dan jangkauan pelayanan.

2. Analisa Penanganan

a) Analisis Kondisi Pelayanan

Kondisi pelayanan air bersih untuk Kawasan Wilayah Pengembangan I Tengah ini sudah terlayani seluruhnya oleh PDAM Kabupaten Tabalong dan mencapai kurang lebih 82,1%. Masing –masing Kecamatan di layani oleh Unit Produksi per IKK atau BNA yang saling terkoneksi antar jaringan. Sebagian besar cakupan pelayanan air bersih masing-masing IKK sudah memiliki tingkat pelayanan kurang lebih 80 %. Namun masih terdapat beberapa yang belum mendapat pelayanan air bersih dan berpotensi menjadi sumber pelanggan baru seperti berikut :

Kecamatan Tanjung

Jumlah Penduduk yang tak terlayani PDAM

No Desa Jumlah/Jiwa Jumlah/KK

1. Desa Pulau Ku'u 1.071 jiwa 179 KK

2. Desa Tamiang 548 jiwa 91 KK

3. Desa Warukin 1.817 jiwa 303 KK

4. Desa Padang Panjang 2.081 jiwa 334 KK

5. Desa Barimbun 1.182 jiwa 197 KK

6. Desa Murung baru 601 jiwa 100 KK

(38)

IV-38

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH Kecamatan Tanta

Jumlah Penduduk yang tak terlayani PDAM

No Desa Jumlah/Jiwa Jumlah/KK

1. Desa Maburai 1.077 jiwa 179 KK

2. Desa Kasiau Raya 526 jiwa 88 KK

3. Desa Kasiau 1.747 jiwa 291 KK

Jumlah Penduduk yang tak terlayani PDAM 3.350 jiwa 558 KK

Kecamatan Murung Pudak

Jumlah Penduduk Yang Tak Terlayani PDAM

No Desa Jumlah/jiwa Jumlah/KK

1. Desa Pulau Ku'u 1.071 jiwa 179 KK

2. Desa Tamiang 548 jiwa 91 KK

3. Desa Warukin 1.817 jiwa 303 KK

4. Desa Padang Panjang 2.081 jiwa 334 KK

5. Desa Barimbun 1.182 jiwa 197 KK

6. Desa Murung baru 601 jiwa 100 KK

Jumlah Penduduk yang tak terlayani PDAM 7.220 jiwa 1.203 KK

Beberapa perumahan - perumahan yang berpotensi mendapatkan pelayanan air bersih: 1. Komp. Alam Loyang Persada ( Jangkung )

2. Komp. Graha Biduri ( Jl. Pajar Baru ) 3. Komp. Bougen Ville ( Jl. Asoka II )

4. Komp. Anggrek VII ( Jl. Polsek ) ( Pipa sudah ada ) 5. Komp. Plamboyan Baru ( Jl. Plamboyan )

6. Komp. Plamboyan Blok A ( Pipa sudah ada ) 7. Komp. Citra Plamboyan Raya ( Jl. Mabu'un ) 8. Komp. Tanjung Lestari ( Jl. Tanjung Selatan ) 9. Komp. BTD ( Jl. Mabu'un Raya ) ( Pipa sudah ada ) 10. Komp. Permata Baru 19 ( Jl. Permata )

11. Komp. Puri Gardena ( Jl. Padat Karya ) 12. Komp. Tanjung Selatan ( Jl. Padat Karya ) 13. Komp. Meratus ( Jl. Tanjung Selatan )

(39)

IV-39

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH 16. Komp. Swadarma Maburai Lestari ( Jl. Maburai )

17. Komp. LDII Laburan ( Jl. Laburan ) 18. Komp. RMI ( Jl. Laburan )

19. Komp. RMI ( Jl. Laburan ) 20. Komp. Citra Tanjung Asri

Beberapa daerah yang perlu mendapat penambahan jaringan air bersih

1. Jl. Padat Karya - Tanjung Selatan 2. Jl. Arah Banjarmasin dan Balik Papan 3. Jl. Belimbing - Mabu'un

4. Koneksi IKK Kalua, Muara Harus, Banua Lawas

b) Analisis Kebutuhan Air

Analisa kebutuhan air bersih tergantung dari dua parameter yaitu : jumlah penduduk dan tingkat konsumsi air. Semakin besar jumlah penduduk maka semakin besar kebutuhan akan penyediaan air bersih. Berikut ini kebutuhan air bersih Kawasan Pengembangan I Tengah dan Kapasitas produksi yang di butuhkan.

Tabel 4.18.

Kebutuhan Air Bersih Penduduk Kawasan Wilayah Pengembangan I Tengah

No Uraian Satuan Data Eksisting 2010 2014 2019 2024 2029

Jumlah Penduduk Orang 50.178 51.641 53.173 54.780 56.464

1 DOMESTIK

Terlayani Orang 42651 45444 47856 53684 56464

2

Sambungan Rumah (SR)

Prosentase 40 50 60 70 80

Jumlah Penduduk

(40)

IV-40

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH

No Uraian Satuan Data Eksisting 2010 2014 2019 2024 2029

Jumlah Penduduk

Per SR Orang 5 5 5 5 5

Jumlah SR Unit 3412 4544 5743 7516 9034

Unit Konsumsi

l/hari/orang 125 125 125 125 125 Pemakaian

Rata-rata m3/hari 2133 2840 3589 4697 5646

3

Kran/Hidran Umum (HU)

Prosentase % 60 50 40 30 20

Jumlah Penduduk

Terlayani Orang 25591 22722 19142 16105 11293 Jumlah Penduduk

Per HU Orang

Kondisi eksisting 1

HU =60 Jiwa 60 60 60 60 60 Jumlah HU Unit 427 379 319 268 188

Unit Konsumsi

lt/hari/org 80 80 80 80 80 Pemakaian

Rata-rata m3/hari 2047,25 1817,76 1531,40 1288,42 903,42

Jumlah Pelanggan Unit 3839 4923 6062 7784 9222

Kebutuhan

Domestik m3/hari 4179,80 4658,01 5120,60 5985,76 6549,79

4 NON DOMESTIK m3/hari

Direncanakan kebutuhan Non Domestik adalah 10 % dari Kebutuhan

domestik 417,98 465,80 512,06 598,58 654,98

5 KEBOCORAN m3/hari

Kondisi Eksisting

14 % 13 12 11 10 5

6

Total Pemakaian

Rata-Rata m3/hari 4597,78 5123,81 5632,66 6584,34 7204,77

7

Kapasitas

Distribusi m3/hari 5284,81 5822,51 6328,84 7315,93 7583,97

8

(41)

IV-41

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH

No Uraian Satuan Data Eksisting 2010 2014 2019 2024 2029

9 Kapasitas Produksi m3/hari 5681,17 6259,20 6803,50 7864,63 8152,76

7

KEBUTUHAN MAKSIMUM

(1,15) m3/hari 6533,34 7198,08 7824,02 9044,32 9375,68

8 IKK di Kawasan WP I Tengah 170 l/dtk = 14688 m3/hari

Dari analisa proyeksi kebutuhan air bersih di Kawasan Wilayah Pengembangan I (Tengah ) Kabupaten Tabalong dapat diperkirakan peningkatan cakupan pelayanan lima tahun kedepan adalah mencapai 100 %. Sehingga untuk prosentase pelayanan air bersih pada kawasan Wilayah Pengembangan I Tengah saat ini sudah mencapai dari target yang harus dicapai, yaitu 82,1%. Berdasarkan perhitungan tersebut maka kapasitas produksi selama lima tahun kedepan sudah mampu mencukupi kebutuhan penduduk sampai tahun 2014.

3. Rekomendasi

Rekomendasi sistem teknis yang dikembangkan pada PDAM Kabupaten Tabalong :

1. BNA Tanjung

Peningkatan cakupan pelayanan air bersih sampai 100 % dengan wilayah pelayanan terutama untuk daerah rawan air.

Penggantian pipa yang sudah tua atau bocor Peningkatan waktu pengaliran menjadi 24 jam Pemasangan meter air produksi

Penggantian pada unit bangunan IPA yang sudah berkarat

Pemeriksanaan kualitas air baku dan produksi baik fisik, kimia, dan biologis secara rutin atau penyelenggaraan laboratorium air

(42)

IV-42

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH 2. IKK Belimbing

Pengambilan titik intake yang baru (jauh dari saluran pembuangan limbah industri)

Peningkatan cakupan pelayanan air bersih terutama untuk daerah-daerah ujung Seperti di daerah jalan Tanjung Putri, jalan Tanjung Selatan, Kompleks perumahan Harta.

Peningkatan cakupan pelayanan air bersih sampai 100 % dengan wilayah pelayanan terutama untuk daerah rawan air.

3. IKK Tanjung

Mensuplai kebutuhan air bersih dari untuk wilayah pelayanan IKK Tanjung dan IKK Tanta dengan membuat jaringan yang terkoneksi

(43)

IV-43

(44)

IV-44

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH 4.2.3. Target dan Sasaran

A. Sistem Non Perpipaan

Adapun target yang diharapkan dalam pengembangan sistem air minum non perpipaan adalah terlayaninya sebanyak mungkin semua penduduk/ masyarakat dan mengurangi angka kawasan rawan air minum. Sedangkan sasaran yang akan dicapai adalah :

 Meningkatnya jumlah penduduk yang memiliki akses sir minum.  Berkurangnya angka kawasan rawan air minum.

B. Sistem Perpipaan

Adapun target dalam pengembangan sistem perpipaan adalah meningkatkan dan mengoptimalkan kapasitas sistem eksisting dan mengembangkan kapasitasnya sehingga meningkatkan kawasan yang terlayani. Sasaran dalam target yaitu :

 Tersedianya sumber air baku baik kuantitas maupun kualitas.  Rehabilitasi dan peningkatan infrastruktur perpipaan.

 Mengurangi adanya idle capacity dan tingkat kebocoran air

4.2.4. Usulan Program dan Rencana Kegiatan

A. Sistem Non Perpipaan

Usulan program dalam pengembangan air minum non perpipaan adalah :

 Teridentifikasinya potensi sumber air minum (air permukaan, air tanah dangkal, air tanah dalam).

 Teridentifikasinya kawasan rawan air minum.

 Tersusunnya perencanaan pengembangan air minum perdesaan

(45)

IV-45

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH B. Sistem Perpipaan

Usulan program dalam pengembangan air minum perpipaan adalah :  Tersusunnya Masterplan Air Minum Perpipaan PDAM.

 Peningkatan pelayanan PDAM terutama pada wilayah yang berpotensi menambah pelanggan PDAM

 Mengendalikan kebocoran pipa dengan pemasangan dan tera meter pada produksi  Mengoptimalkan kapasitas produksi untuk mengurangi adanya idle capacity  Penggantian pipa transmisi dan pipa distribusi yang sudah berumur tua

4.2.5. Prioritas Penanganan dan Pembiayaan

Program penanganan dan pembiayaan penanganan air minum Kabupaten Tabalong dapat ditunjukkan pada lampiran matrik program dan pembiayaan.

4.3. PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

4.3.1. Kondisi Eksisting

Kondisi produksi sampah perhari mencapai 117 m3 diangkut oleh pekerja kebersihan sebanyak

201 orang, dengan jumlah TPS 223 buah, TPA 3 buah dan armada pengangkut sampah yang digunakan seperti gerobak, pick up, truck dan dump truck sebanyka 29 buah dengan kapasitas angkut total 109m3. Sistem persampahan yang ada belum optimal, dengan menimbun sampah

secara individu ke suatu lokasi.Secara kelembagaan pengelolaan sampah di Kabupaten Tabalong menjadi wewenang Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Tabalong berdasarkan Perda No. 18 Tahun 2000 tentang Pembentukan Kelembagaan di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Tabalong . Saat ini struktur organisasi tersebut telah menjadi Dinas Tata Kota dan Kebersihan Kabupaten Tabalong.

A. Area Pelayanan

(46)

IV-46

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH B. Sumber, Timbulan dan Komposisi Sampah

Permasalahan sampah diawali dengan adanya peningkatan jumlah penduduk yang mengakibatkan peningkatan jumlah sampah setiap tahunnya. Ditinjau dari sumbernya sampah yang ada di Kabupaten Tabalong sebesar 73 m3/hari ini berasal dari :

Tabel 4.19. a

Volume Timbulan Sampah di Kabupaten Tabalong.

Uraian Data Volume Yang Dihasilkan Per Hari

Keterangan

Sumber sampah :

1. Pasar 12,00 m3 / hari Wilayah Kota Tanjung 2. Rumah tangga

50,00 m3 / hari 3. Sampah alam

5,00 m3 / hari 4. Institusi / perkantoran

4,00 m3 / hari 5. Fasilitas umum

2,00 m3 / hari 6. Industri dll.

1,00 m3 / hari ditangani oleh perusahaan ybs. Jumlah timbulan sampah yg terangkut /

hari 73,00 m3 / hari

79,15% Dari penduduk Tanjung

Tabel 4.19. b

Volume Timbulan Sampah di Kabupaten Tabalong.

Produksi Persampahan Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008

1) Kec. Perkotaan (Tanjung + M. Pudak) 2) Kec. Diluar Perkotaan

26. 280 m3

C. Sistem Pengelolaan Sampah Kota Tanjung

1) Sistem Pewadahan

(47)

IV-47

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH Gambar 4.6

Macam Pewadahan

Adapun pewadahan yang ada terbuat dari beton dan dari kayu ulin hanya ditempatkan di jalan daerah perkotaan, sedangkan di pinggiran kota sebagian besar membuat lubang tanah untuk pembuangan sampah dan kemudian dibakar atau diurug.

2) Sistem Pengumpulan

Pengumpulan adalah proses pengangkutan dari sumber sampah berupa rumah tangga, sapuan jalan, pasar dan fasilitas umum yang lain ke TPS. Sampah dari sumber sampah biasanya ditampung menggunakan bak sampah, kemudian dikumpulkan dengan sarana gerobak untuk dibuang ke TPS yang berupa landasan atau depo. Pola pengumpulan sampah dilakukan baik secara individual maupun secara komunal.

3) Tempat Penampungan Sementara (TPS)

(48)

IV-48

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH  TPS Depo /Landasan : berjumlah 3 unit

1. Pasar Tanjung 2. Muara Uya 3. Kluak

 TPS Beton berjumlah 4 unit 1. Di jalan Kepian

2. Di jalan Aggrek

3. Belakang Kantor Pemda 4. Pasar kapar membudak  TPS Kayu berjumlah 15 buah

1. Di SD Mabuun 1 unit

2. Di Pendopo berjumlah 1 unit 3. Di jalan M. Noor 5 unit 4. Di jalan Jakan Agung 5 buah 5. Di jalan achmad yani 2 unit

6. Di jalan penghulurasih berjumlah 1 init 7. Di jalan basuki rahmad berjumlah i unit  TPS Besi Plot

1. Pendopo berjumlah 1 unit 2. Jalan Kota berjumlah 1 unit 3. Jalan Dr. Murjani 1 unit 4. Jalan basuki rahmat 5 unit

5. Jalan acmad Yani berjumlah 1 unit  Tong sampah kayu berjumlah 35 Unit

4) Pengangkutan

Pada kegiatan pengangkutan sampah dari TPS ke TPA saat ini dilayani oleh sembilan truk sampah, lima buah truk berusia muda dan empat buah truk berusia diatas sepuluh tahun. Dengan jumlah armada yang terbatas maka sampai saat ini Dinas Kebersihan belum dapat menangani sampah secara keseluruhan. Berikut pengangkutan di Kabupaten Tabalong :

1. Mobil container berjumlah 3 unit dengan kontainer 12 unit 2. Mobil Tossa berjumlah 2 unit

(49)

IV-49

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH 4. Truk Kayu berjumlah 2 buah kapasitas 5 m3

5. Gerobak berjumlah 5 buah kapasitas 1-1,5 m3

5) Tempat Pemrosesan Akhir

Kabupaten Tabalong mempunyai tiga TPA, yaitu TPA Kalua, TPA Maburai dan TPA Muara Uya. TPA Muara Uya dan Kelua masih belum berfungsi optimal, sedangkan pemrosesan akhir sampah untuk Kabupaten Tabalong di lakukan pada TPA Maburai. TPA Maburai belum dilengkapi sarana dan prasarana memadai seperti alat berat (dozer) dan jalan beraspal sehingga pada setiap musim penghujan sampah cenderung meluber keluar lahan TPA. TPA Maburai berjarak 15 km dari ibukota Tanjung, dan beroperasi dengan sistem open dumping.

Gambar 4.7

(50)

IV-50

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH Tabel 4.20

Identitas TPA Kabupaten Tabalong

No Jenis Sarana Luas Tempat

1

2

3

TPA Maburai TPA Kelua TPA Muara Uya

23.233 m2

15.000 m2

17.000 m2

Desa Maburai Kec.Murung Pudak Desa Karangan Putih Kelua Desa Ayah Kec. Muara Uya

Berikut ini adalah beberapa fasilitas yang ada di TPA Maburai :

1. Terdapat lubang penutup samaph seluas 10 x40 x 4 m berJumlah 4 buah deangan luas 1,9 Ha. 2. Rumah Jaga /Pos Jaga kondisinya sangat tidak layak digunakan

3. Tidak ada alat berat

4. Jumlah pemulung berjumlah 20 orang 5. Jumlah pegawai berjumlah 3 orang

D. Kelembagaan

(51)

IV-51

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH Gambar 4.8

Struktur Dinas Tata Kota dan Kebersihan Kabid Penataan Ruang

Kelompok Jabatan Fungsional Sekretaris

(52)

IV-52

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH E. Peraturan

Aspek Peraturan Perundang-undangan yang terkait dengan pengelolaan persampahan adalah peraturan daerah yang mengatur mengenai tarif retribusi sampah yaitu Perda Kabupaten Tabalong Nomor : 11 Tahun 2004 tentang Retribusi Pelayanan. Berikut ini Pengelompokan tarif retribusi.

Tabel 4.21

a. 1 s/d 20 orang Rp50.000 Dipungut per

bulan b. 21 s/d 50 orang Rp100.000

c. 51 s/d 100 orang

Rp150.000

d. 101 orang dst. Rp250.000

Berdasarkan kelas jalan :

a. Di tepi jalan protokol

Rp3.000

b. Di tepi jalan lingkungan

Rp2.000

c. Di dalam gang Rp1.000

Pertokoan berdasarkan lo-kasi tempat usaha : a. Dalam ibukota

Rumah makan / warung :

a. Dalam ibukota kabupaten

- Restauran Rp10.000

(53)

IV-53

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH Pengelompokan

- Rumah makan Rp3.000

- Warung Rp2.000

Tempat hiburan, olah raga dan seni

Rp100 Dipungut per org / kegiatan Perhotelan :

- Berbintang Rp50.000

- Melati Rp25.000

F. Aspek Peran Serta Masyarakat

Masyarakat merupakan subjek dari pengelolaan sampah karena pensuplai timbulan sampah terbesar di kota. Dalam menentukan proyeksi timbulan sampah yang masuk ke TPA dalam sekian tahun diperlukan proyeksi pertambahan penduduk dalam rentang tahun yang sama. Jadi sebagai penghasil sampah rumah tangga jika masyarakat memiliki kesadaran untuk berperan lebih terutama untuk mereduksi timbulan sampah maka timbulan yang masuk ke TPA akan berkurang dan membuat umur Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang ada lebih panjang. Selain itu kurangnya/ belum ada kemauan dan kemampuan masyarakat membayar retribusi sampah sehingga tidak dapat membantu biaya pengelolaan sampah.

4.3.2. Permasalahan, Analisa Penanganan dan Rekomendasi

A. Permasalahan

(54)

IV-54

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH  Tidak terdapat pengolahan sampah dari sumber sampah.

 Sebagian besar masyarakat kurang mentaati jadwal pembuangan sampah di TPS (jam 20.00 malam s/d 07.00 pagi) terutama yang mengumpulkan sampah secara komunal tidak langsung

 Sebagian besar sarana dan prasarana persampahan kondisinya sudah tidak layak operasi (usia pemakaian alat sudah cukup tua) seperti mobil angkut.

 Infrastruktur penunjang di TPA masih belum ada (drainase, pembuangan lindi, gas dll.), proses pengolahan sampah di TPA hanya bisa dilakukan secara open dumping dan jlan masuk untuk operasional di TPA belum diaspal, apabila musim hujan tiba jalan tersebut rusak dan sukar dilewati armada pengangkutan sampah

 Adanya rencana kerjasama antara daerah dalam penggunaan TPA Regional yang terletak di daerah Tebing Liring Kecamatan Amuntai Utara

 Terbatasnya alokasi dana dan sarana operasional kebersihan (sub sekto persampahan) dan armada pengangkutan.

 Terbatasnya tenaga teknis pada Dinas Tata Kota dan Kebersihan

 Tingkat kesadaran masyarakat terhadap kebersihan kota masih kurang, sampah dibuang tidak pada tempatnya.

 Pungutan retribusi persampahan belum bisa dilakukan secara maksimal, sementara hanya mencakup kawasan perkantoran dan perumahan.

 Peraturan Daerah yang mengatur tentang persampahan daerah baik tentang retribusi belum semua dapat dijalankan karena kurangnya kesadaran masyarakat terhadap permasalahan sampah, sehingga target dan realisasi retribusi kurang optimal

B. Analisa Penanganan

Berdasarkan kondisi eksisting persampahan di Perkotaan Tanjung maka dapat diarahkan pengelolaan persampahan sebagai berikut :

1. Analisa Area pelayanan dan Timbulan Sampah

(55)

IV-55

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH

Padahal bila dilihat dari kondisi ekonomi daerah tersebut merupakan daerah pemukiman yang padat dan daerah perdagangan sehingga berpotensi sebagai sumber penghasil sampah. Sehingga rencana pengelolaan persampahan akan diarahkan untuk pelayanan perkotaaan Tanjung, Tanta dan Murung Pudak.Berikut ini prakiraan volume timbulan sampah yang dihasilkan oleh penduduk daerah perkotaan Kecamatan Tanjung, Tanta dan Murung Pudak selama 5 tahun ke depan (2010-2014)

Tabel 4.22

Perkiraaan Timbunan Sampah Perkotaan Tanjung Lama,Murung Pudak, IKK Tanta

No Kecamatan Prakiraan Volume Timbulan Sampah (m3/hari) 2010 2011 2012 2013 2014 PERDESAAN KEC TANJUNG 34,98 35,56 36,17 36,81 37,49 1 BANYU TAJUN (+Dukuh) 3,17 3,17 3,17 3,17 3,18 2 SUNGAI PIMPING 3,59 3,62 3,65 3,69 3,72 3 PAMARANGAN KIWA (+Kabuau) 4,34 4,37 4,39 4,41 4,43 9 KAMBITIN (+Wikau) 2,98 3,09 3,20 3,31 3,43 10 KAMBITIN RAYA (+Kalahang) 4,09 3,94 3,78 3,63 3,47 11 WAYAU (+Kalahang) 6,78 7,21 7,66 8,15 8,66 12 JUAI (+Tabing Siring) 2,84 2,89 2,93 2,98 3,02 13 GARUNGUNG (+Pangi) 3,07 3,12 3,17 3,22 3,27 14 KITANG (+Sidorejo) 2,66 2,69 2,72 2,75 2,78 15 MAHE SEBERANG 1,45 1,47 1,49 1,51 1,53

PERDESAAN KEC MURUNG PUDAK

12,78 13,41 14,09 14,80 15,57 23 MASUKAU (+Luar) 2,82 2,82 2,82 2,82 2,81 24 KASIAU (+Jaing Hilir) 8,63 9,23 9,87 10,56 11,29 25 KASIAU RAYA 1,33 1,36 1,40 1,43 1,47 PERDESAAN KEC TANTA 25,04 25,13 25,22 25,31 25,40 26 WALANGKIR (+Dahur) 2,09 2,10 2,11 2,12 2,13 27 PULAU KU'U (+Dahur) 2,46 2,47 2,48 2,49 2,50 28 TAMIYANG 1,18 1,19 1,21 1,22 1,24 30 PADANG PANJANG 3,96 4,02 4,07 4,13 4,19 31 BARIMBUN (+Haus + Mungkur

Plwan)

2,75 2,71 2,67 2,64 2,60

32 PADANGIN 2,46 2,50 2,53 2,57 2,61 33 LUK BAYUR (+ Bayahin) 2,57 2,57 2,58 2,58 2,58 34 MANGKUSIP (+Mgk Hilir) 3,58 3,57 3,56 3,56 3,55 38 PAMARANGAN KANAN (+Pmrgn

Raya)

(56)

IV-56

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH 2. Analisa Pengelolaan Persampahan

a) Untuk melakukan pengurangan volume sampah pada sumber sampah maka pada perencanaan persampahan perlu dilakukan pelaksanaan program 3R (reuse, reduce and reycle) melalui pembuatan komposter aerob dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Untuk perhitungan kebutuhan TPST maka akan direncanakan pada setiap pusat wilayah pengembangan yang terprogram secara bertahap sampai tahun 2014 termasuk pada lokasi TPA Maburai.

b) Untuk pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Maburai

Sistem Pengolahan Sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Maburai direncanakan menggunakan sistem controlled landfill atau Sistem Sanitary Landfill. Untuk tahap awal sistem pengelolaan sampah di TPA lebih di arahkan dengan menggunakan sistem controll landfill mengingat keterbatasan lahan penutup. Sedangkan untuk tahap jangka panjang di arahkan menuju Sistem lahan urug saniter atau Sistem Sanitary Landfill. Sistem ini merupakan cara pembuangan/pemusnahan sampah yang dilakukan dengan meratakan dan memadatkan sampah yang dibuang, serta menutupnya dengan lapisan tanah setiap hari pada akhir jam operasi.

Keuntungan dari sistem sanitary landfill adalah :

 Pengaruh timbunan sampah terhadap lingkungan sekitarnya relatif lebih kecil dibandingkan sistemcontrolled landfill/lahan urug terkendali

 Relatif dapat menampung semua jenis sampah

 Lahan hasil penimbunan dapat dipakai sebagai area parkir, taman bermain, lapangan olah raga dan sebagainya.

Dan konsekuensi dari sistem sanitary landfill adalah :

 Operasional lebih rumit dibandingkan sistem lahan urug terkendali  Biaya investasi dan operasi serta perawatan relatif lebih besar

 Diperlukan standar operasional prosedur harian yang ketat, untuk menghindari akibat buruk misalnya penimbunan terbuka

(57)

IV-57

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH

c) Penyiapan kerjasama antar daerah dalam penggunaan TPA Regional dengan wilayah Hulu Sungai Utara (Amuntai).

Dengan adanya penyiapan TPA Regional maka diharapkan bahwa Kabupaten Tabalong merupakan wilayah yang menggunakan secara bersama TPA Regional. Penyiapan penggunaan TPA Regional dimulai dengan pembuatan nota kesepahaman dan selanjutnya dilakukan persetujuan antar Kepala Daerah terutama terkait dengan badan pengelola dan tiping fee yang harus ditanggung oleh pihak Kabupaten Tabalong. Oleh sebab itu jika skenario kerjasama antar daerah dengan penggunaan TPA Regional tidak berhasil maka dalam jangka pendek harus dilakukan pembenahan TPA Maburai.

3. Analisa Kebutuhan Sarana dan Prasarana Persampahan

Target dan capaian pengelolaan persampahan tersebut adalah “ Pencapaian sasaran cakupan pelayanan di wilayah perkotaan sampai dengan 60 %. Dan pencapaian pengurangan kuantitas sampah secara mandiri (konsep 3R) sebesar 20 %. Berikut ini proyeksi volume timbunan sampah setelah ada peningkatan cakupan pelayanan dari kondisi eksisting 2,2%, dan pengolahan sampah mandiri 0 % pada tahun 2009.

Tabel 4.23.

Timbunan Sampah berdasarkan Cakupan Pelayanan dan Pengelolaan Sampah Mandiri (3R)

No Kecamatan Timbunan Sampah berdasarkan Peningkatan pelayanan Persampahan

Pengelolaan Sampah Mandiri (3R)

2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014

20% 30% 40% 50% 60% 5% 8% 10% 15% 20%

22,50 0,35 0,85 1,45 2,17 4,50

1 BANYU TAJUN (+Dukuh)

0,63 0,95 1,27 1,59 1,91 0,03 0,08 0,13 0,19 0,38 2 SUNGAI PIMPING 0,72 1,09 1,46 1,84 2,23 0,04 0,09 0,15 0,22 0,45 3 PAMARANGAN KIWA

(+Kabuau)

0,87 1,31 1,75 2,20 2,66 0,04 0,10 0,18 0,26 0,53 9 KAMBITIN (+Wikau) 0,60 0,93 1,28 1,66 2,06 0,03 0,07 0,13 0,19 0,41 10 KAMBITIN RAYA

(+Kalahang)

0,82 1,18 1,51 1,81 2,08 0,04 0,09 0,15 0,23 0,42 11 WAYAU (+Kalahang) 1,36 2,16 3,07 4,07 5,20 0,07 0,17 0,31 0,46 1,04 12 JUAI (+Tabing Siring) 0,57 0,87 1,17 1,49 1,81 0,03 0,07 0,12 0,18 0,36 13 GARUNGUNG (+Pangi) 0,61 0,94 1,27 1,61 1,96 0,03 0,07 0,13 0,19 0,39 14 KITANG (+Sidorejo) 0,53 0,81 1,09 1,37 1,67 0,03 0,06 0,11 0,16 0,33 15 MAHE SEBERANG 0,29 0,44 0,60 0,76 0,92 0,01 0,04 0,06 0,09 0,18

PERDESAAN KEC MURUNG PUDAK

(58)

IV-58

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH

No Kecamatan Timbunan Sampah berdasarkan Peningkatan pelayanan Persampahan

Pengelolaan Sampah Mandiri (3R)

2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014

23 MASUKAU (+Luar) 0,56 0,85 1,13 1,41 1,69 0,03 0,07 0,11 0,17 0,34 24 KASIAU (+Jaing Hilir) 1,73 2,77 3,95 5,28 6,77 0,09 0,22 0,39 0,59 1,35 25 KASIAU RAYA 0,27 0,41 0,56 0,72 0,88 0,01 0,03 0,06 0,08 0,18

PERDESAAN KEC

15,24 0,25 0,60 1,01 1,51 3,05

26 WALANGKIR (+Dahur) 0,42 0,63 0,84 1,06 1,28 0,02 0,05 0,08 0,13 0,26 27 PULAU KU'U (+Dahur) 0,49 0,74 0,99 1,24 1,50 0,02 0,06 0,10 0,15 0,30 28 TAMIYANG 0,24 0,36 0,48 0,61 0,74 0,01 0,03 0,05 0,07 0,15 30 PADANG PANJANG 0,79 1,20 1,63 2,06 2,51 0,04 0,10 0,16 0,24 0,50 31 BARIMBUN (+Haus +

Mungkur Plwan)

0,55 0,81 1,07 1,32 1,56 0,03 0,07 0,11 0,16 0,31 32 PADANGIN 0,49 0,75 1,01 1,29 1,57 0,02 0,06 0,10 0,15 0,31 33 LUK BAYUR (+ Bayahin) 0,51 0,77 1,03 1,29 1,55 0,03 0,06 0,10 0,15 0,31 34 MANGKUSIP (+Mgk

Hilir)

0,72 1,07 1,43 1,78 2,13 0,04 0,09 0,14 0,21 0,43 38 PAMARANGAN KANAN

(+Pmrgn Raya)

0,42 0,62 0,82 1,03 1,22 0,02 0,05 0,08 0,12 0,24 39 MURUNG BARU

(+Bingkai Sari)

0,38 0,58 0,78 0,97 1,18 0,02 0,05 0,08 0,12 0,24 Jumlah 14,56 22,2

47,08 0,73 1,78 3,02 4,53 9,42

(59)

IV-59

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH Tabel 4.24.

Kebutuhan Sarana Dan Prasarana Persampahan Kawasan Pengembangan (WP) I Tengah Tahun 2010

No Kecamatan Sarana dan Prasarana Persampahan Tahun 2010

Bentuk Sarana dan 31 BARIMBUN (+Haus +

Mungkur Plwan)

39 MURUNG BARU (+Bingkai Sari)

7 0 0 0 0 0

(60)

IV-60

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH Tabel 4.25.

Kebutuhan Sarana Dan Prasarana Persampahan (WP) I Tengah Tahun 2014

No Kecamatan Sarana dan Prasarana Persampahan Tahun 2014

Sarana dan Prasarana Persampahan

Pewadahan Gerobak TPS) Truk ( Kapasitas 31 BARIMBUN (+Haus +

Mungkur Plwan)

25 1 0 0 0 0

32 PADANGIN 25 1 0 0 1 0

(61)

IV-61

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH

No Kecamatan Sarana dan Prasarana Persampahan Tahun 2014

Sarana dan Prasarana Persampahan

Pewadahan Gerobak TPS) Truk ( Kapasitas

39 MURUNG BARU (+Bingkai Sari)

19 1 0 0 0 0

Jumlah 753 25 5 5 3 1

Sumber : Hasil Analisa

3. Rekomendasi

Beberapa rekomendasi penanganan permasalahan persampahan berdasarkan kondisi eksiting dan rencana pengelolaan persampahan ke depan adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan cakupan pelayanan persampahan sampai 60 % pada tahun 2014 meliputi seluruh daerah perkotaan Kecamatan Tanjung, Kecamatan Tanta dan Kecamatan Murung Pudak terutama untuk perumahan-perumahan baru yang belum ada pengolahan sampah secara mandiri.

2. Pelaksanaan program 3R (reuse, reduce and reycle) melalui pembuatan komposter aerob dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) pada setiap wilayah kecamatan seperti di Desa Banyu Tajuin Kecamatan Tanjung, Desa Masukau Kecamatan Murung Pudak, Desa Pandangin Kecamatan Tanta.

3. Penambahan Sarana dan Prasarana Persampahan : a. Pewadahan

b. Gerobak

c. TPS Depo atau landasan yang dilengkapi dengan container

4. Pengolahan Sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Maburai dengan menggunakan control landfilld pada tahap pertama dan Sanitari Landfiild pada tahap jangka panjang. Daerah pelayanan dipertimbangkan untuk wilayah yang jauh dari jangkauan pelayanan TPA Regional atau berjarak > 30 km.

(62)

IV-62

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH

6. Peningkatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Persampahan dari Sumber sampah (pewadahan, pengumpulan, tempat pembuangan Sementara, pengangkutan, dan Sarana dan Prasarana di TPA Maburai)

7. Sosialisasi dan pemberdayaan Tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat

8. Peningkatan kinerja Sumber Daya Manusia (Karyawan dan Pegawai) mulai dari jumlah tenaga kerja , masalah gaji, jam kerja dan skill (kemampuan)

9. Pengaturan pembayaran retribusi yang lebih tegas (Pembuatan PERDA)

4.3.3. Target dan Sasaran

Secara kuantitas, sasaran pengelolaan persampahan mengikuti ketetapan yang dikeluarkan MDG 2015 yaitu tercapainya peningkatan pelayanan terhadap setengah jumlah penduduk yang belum terlayani.

4.3.4. Usulan Program dan Rencana Kegiatan

 Peningkatan dan perluasan wilayah pelayanan persampahan kota Tanjung, Kota Tanta dan Murung Pudak

 Penambahan prasarana dan sarana operasional kebersihan tahun anggaran 2010.

 Peningkatan kawasan TPA desa Maburai selama kerjasama antar daerah dalam penggunaan TPA Regional belum berlangsung

 Melakukan sosialisasi tentang kebersihan kepada masyarakat, terutama dalam hal penegakan Perda No.11 tahun 2004.

 Peningkatan kinerja staf / SDM pada Dinas Tata Kota dan Kebersihan Kab. Tabalong.

 Penambahan sarana dan prasarana TPST pada kawasan perkotaan Tanjung, Tanta dan Murung Pudak.

4.3.5. Prioritas Penanganan dan Pembiayaan

(63)

IV-63

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH

Program penanganan dan pembiayaan penanganan persampahan Kabupaten Tabalong dapat ditunjukkan pada lampiran matrik program dan pembiayaan.

Kawasan TPA Maburai dan Sekitarnya

Pengembangan dan Peningkatan Kinerja Kawasan TPA Maburai oleh Pemerintah Kabupaten Tabalong, terus dilaksanakan sejak tahun 2009, melalui :

a. Peningkatan Jalan Masuk ke TPA Maburai sepanjang lebih dari 2km dengan dana lebih dari 1 Miliar. b. Peningkatan dan pengembangan lahan TPA Maburai

dari 3 Ha menjadi 5 Ha.

Pengembangan Kawasan TPA dan Sekitarnya di Desa Maburai juga dilaksanakan melalui pembelian dan pembukaan lahan untuk Tempat

Pemakaman Umum (TPU). Kedepan kawasan TPA Maburai yang juga berdekatan dengan Bangunan Penjara Narkotika merupakan kawasan potensial khusus yang dikembangkan untuk kepentingan tertentu dalam kawasan perkotaan tanjung baru, diharapkan dapat sebagai penyangga perkotaan tanjung.

Pengembangan Kawasan TPA diatur melalui Pedoman Pemanfaatan Kawasan Sekitar TPA Sampah, sedangkan pada kawasan sekitarnya dengan radius lebih jauh diatur melaui RDTR

(64)

IV-64

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH

1. Bahaya meresapnya lindi kedalam mata air dan badan air lainnya yang dipakai penduduk untuk kehidupan sehari-hari.

2. Bahaya ledakan gas metan

3. Bahaya penyebaran vektor penyakit melalui lalat, dll

Penentuan jarak pada zona budidaya terbatas pada TPA dengan sistem selain pengurugan berlapis bersih didasarkan pada kajian lingkungan di sekitar TPA yang meliputi :

1. Teknis pemrosesan sampah di TPA : pengurugan berlapis bersih atau pengurugan berlapis terkendali.

2. Mekanisme penimbunan sampah eksisting : melalui pemilahan atau tanpa pemilahan. 3. Karakteristik sampah yang masuk ke TPA ; organik, non organik, B3 (Bahan Berbahaya

Beracun) 4. Kondisi air lindi

5. Kondisi gas dalam sampah; methan, CO.

6. Kondisi Geologi dan geohidrologi, dan jenis tanah 7. Iklim mikro

8. Pemanfaatan ruang yang telah ada di sekitar kawasan TPA, sesuai dengan peraturan Zonasi.

Kondisi Eksisting Lahan TPA Maburai Kec. Murung Pudak

(65)

IV-65

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH

Sarana / Peralatan Penunjang Operasional

Persampahan Kota Tanjung

Zona peyangga berfungsi untuk menunjang fungsi perlindungan bagi penduduk yang melakukan kegiatan sehari-hari di sekitar TPA dan berfungsi ;

1. Mencegah dampak lindi terhadap kesehatan masyarakat.

2. Mencegah binatang-binatang vektor, seperti lalat dan tikus, merambah kawasan permukiman.

3. Menyerap debu yang beterbangan karena tiupan angin dan pengolahan sampah

4. Mencegah dampak kebisingan, pencemaran udara oleh pembakaran pengolahan sampah.

(66)

IV-66

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH Penentuan Jarak Antar Zona

Gambar 4.9

Potensi Bahaya TPA Terhadap Jarak

Tabel 4.26

(67)

IV-67

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH Gambar 4.10

(68)

IV-68

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH Gambar 4.11

(69)

IV-69

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH Gambar 4.12

(70)

IV-70

PROGRAM INVESTASI WP TENGAH Tabel 4.27

(71)

IV-71

Gambar

Tabel 4.1Laporan Kejadian Kebakaran di Kabupaten Tabalong Tahun 2008
Tabel 4.2.Potensi Pegawai UPTD Kebakaran Kabupaten Tabalong
Tabel 4.4.
Tabel 4.7.Tingkat Pelayanan Air Bersih Non Perpipaan Kecamatan Tanjung, Kecamatan Murung
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penulis melakukan Observasi langsung yaitu dengan mengumpulkan data dari subjek yang diselidiki yaitu film Cek Toko Sebelah dan Objeknya yang berupa Analisis Wacana

Pada jenjang Sekolah Menengah Pertama tepatnya kelas 9, siswa akan belajar mengenai hal-hal berikut ini:1. Mencermati Ekonomi, Pasar,

Berdasarkan uraian diatas dan mengingat pentingnya menyusun dan menyajikan laporan keuangan organisasi nirlaba bagi stakeholder maka penulis dalam penyusunan laporan skripsi

Hasil yang tertera pada Tabel 1 juga mengindikasikan bahwa sikap belajar siswa dilihat dari indikator amatan afektif menunjukkan kategori baik.. Pada indikator amatan ini, siswa

Ketika melarutkan dalam atau mencampurkan dengan bahan lain dan di bawah kondisi yang menyimpang dari kondisi dari yang disebutkan dalam EN374 silahkan hubungi suplier sarung

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 04 tentang gaya gravitasi dan cara mengatasinya dengan pembelajaran remidiasi

&#34;Terwujudnya Taman Nasional Perairan Laut Sawu yang dikelola secara berkelanjutan dan kolaboratif guna menjamin keberlangsungan keanekaragaman hayati laut, nilai

Corey menyatakan bahwa penafsiran ini sebaiknya dimulai pada hal-hal yang bersifat tidak penting (surface) dan pada saatnya konseli telah siap untuk membicarakan hal yang lebih