BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini belanja online merupakan salah satu cara berbelanja yang
sedang marak digunakan dalam transaksi jual beli. Belanja online adalah
suatu bentuk perdagangan menggunakan perangkat elektronik yang
memungkinkan konsumen untuk membeli barang atau jasa dari penjual
melalui internet. Melalui online shop pembeli dapat melihat berbagai produk
yang ditawarkan secara langsung terlebih dahulu melalui situs web yang
dipromosikan oleh penjual sebelum pembeli tersebut memutuskan untuk
membelinya. Online shopping memungkinkan kedua pembeli dan penjual
untuk tidak bertatap muka secara langsung. Kegiatan tersebut merupakan
bentuk komunikasi baru yang tidak memerlukan komunikasi tatap muka
secara langsung, melainkan dapat dilakukan secara terpisah dari seluruh
penjuru dunia melalui media komputer, notebook, ataupun handphone yang
tersambung dengan layanan akses internet. Dalam penggunaan belanja
melalui online tidak mengenal batasan usia semua orang bisa membeli suatu
produk melalui situs online.
Menurut inet.detik.com Tetra Pak Index 2017 mencatatkan ada sekitar
132 juta penggunaan internet di Indonesia. Sementara hampir setengahnya
adalah penggila media sosial, atau berkisar di angka 40%. Tetra Pak Index
menggunakan media sosial tiap bulannya. Di mana 85% di antaranya
mengakses sosial media melalui perangkat seluler. Pengguna internet di
Indonesia didominasi oleh generasi millennial dan generasi Z, generasi yang
lahir di era digital, dimana smartphone dan belanja online sudah menjadi
bagian dari keseharian mereka. Sosial media memiliki pengaruh besar dalam
pertumbuhan bisnis, khususnya bisnis berbasis online di Indonesia. Pasar
online diduduki oleh produk-produk fashion yang sering dibeli oleh
masyarakat di Indonesia. Jenis produk yang termasuk dalam kategori yang
paling sering dibeli diantaranya yaitu pakaian, sepatu, tas dan aksesoris yang
semuanya membutuhkan informasi mengenai ukuran, warna dan tekstur. Hal
tersebut dibuktikan dengan hasil survey dari ideaonline.com sebagai berikut:
barang terbanyak dibeli secara online adalah produk fashion.
Menurut Agustini (2017:4) online shop adalah salah satu
perkembangan teknologi yang semakin modern, serba canggih yang membuat
segala sesuatu pun menjadi lebih cepat dan instan. Banyak masyarakat saat
ini lebih memilih online shop karena online shop itu sendiri dirasakan lebih
mudah, murah, menguntungkan dan efesien. Ketertarikan masyarakat yang
tinggi terhadap online shop mengakibatkan banyak online shop yang
bermunculan mulai dari online shop yang jujur, tidak jujur, ataupun dari fiktif
maupun nyata bahkan sampai toko online penipuan.
Parastanti dkk (2014:2) menyatakan penjualan melalui internet juga
ke toko. Menurut Dewi dan Ardani (2016:652) niat dibentuk oleh sikap,
norma subjektif dan kontrol perilaku. Niat adalah intensi, didefinisikan secara
umum sebagai suatu keinginan mendalam untuk melakukan sesuatu yang
disukai. Konsumen yang mempunyai niat pembeli secara online dalam
lingkungan situs belanja akan menunjukan kekuatan seseorang konsumen
untuk melakukan pembelian yang di tentukan perilaku melalui internet.
Menurut Dewi dan Sulistyawati (2016:5137) niat beli dapat dikatakan
berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu,
dengan jumlah yang dibutuhkan pada periode waktu yang telah ditentukan.
Hasbun dkk (2016:4) untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen
tidak mudah. Konsumen dapat berubah pikiran pada detik terakhir. Jelas,
pemasar mengharapkan sesuatu yang positif dari konsumen untuk membeli
barang-barang yang ditawarkan. Pemasar harus mengetahui bagaimana
konsumen membuat keputusan dan bagaimana menciptakan dan menarik niat
beli.
Sciffman dan Kanuk (2008) menjelaskan salah satu faktor yang
mempengaruhi niat adalah sikap terhadap perilaku. Sikap merupakan
kecenderungan yang di pelajari untuk perilaku dengan cara yang tepat
menyenangkan terhadap suatu obyek tertentu (misalnya, suatu kategori
produk, merk, jasa, iklan, situs web, atau toko ritel). Setiap unsur dalam
definisi ini sangat penting untuk memahami mengapa dan bagaimana sikap
Faktor yang mempengaruhi minat belanja konsumen pada online
shop. Taylor, 2010 dalam Dwipayani (2016:3621) menyatakan bahwa ada
dua faktor yan mempengaruhi minat beli kedua faktor tersebut adalah Sikap
(attitude) dan Fashion leadership. Perkembangan akan fashion memberi
kemudahan untuk mahasiswa. Fashion dan pakainan sebagai fenomena
komunikasif dan kultural. Fashion atau busana adalah cerminan identitas diri
seseorang di lingkungan kampus dengan menunjukan nilai-nilai kesopanan
bahwa mahasiswa atau kaum intelek menunjukan identitasnya dengan melalui
penampilan berupa busana yang dikenakan saat dikampus.
Nusarika dan Purnami (2015) menjelaskan bahwa alasan utama saat
orang berbelanja melalui internet adalah kenyamanan. Faktor lain yang juga
penting dalam penjualan suatu produk adalah kepercayaan. Tugiso dkk,
(2016) kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang
lain dimana kita memiliki keyakinan padanya, kepercayaan merupakan
kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya.
Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih
keputusan berdasarkan pilihan dari orang-orang yang lebih dapat ia percaya
dari pada yang kurang dipercayai. Belanja online sifat berisiko, kepercayaan
dan resiko memainkan peran penting dalam mempengaruhi transaksi online
Nusarika (2015).
Nusarika dkk (2015) Gaya hidup yang berkaitan dengan kegiatan
ketika melakukan kegiatan belanja pemahaman terhadap orientasi belanja
yang dimiliki oleh individu dapat membantu prosedur untuk menangkap apa
yang diinginkan, dibutuhkan ataupun tujuan yang diinginkan oleh individu
ketika melakukan kegiatan belanja (Nusarika dkk, 2015).
Penelitian ini merupakan gabungan dari peneltian yang dilakukan oleh
Dewi dan Ardani (2016) meneliti tentang Pengaruh Sikap, Norma Subjektif
Terhadap Niat Beli Ulang Produk Fashion Via Online di kota Denpasar.
Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa sikap berpengaruh positif
dan signifikan terhadap niat beli ulang produk fashion via online. Dwipayani
dan Rahayuda (2016) meneliti tentang Pengaruh Sikap dan Fashion
Leadership Terhadap Niat Beli Online Remaja di kota Denpasar berdasarkan
hasil penelitiannya bahwa sikap dan fashion leadership berpengaruh positif
dan signifikan terhadap niat beli online. Nusarika dan Purnadi (2016) meneliti
tentang Pengaruh Persepsi Harga, Kepercayaan, Dan Orientasi Belanja
Terhadap Niat Beli Secara Online (studi pada produk fashion online di kota
Denpasar. Berdasarkan Penelitian tersebut kepercayaan dan orientasi belanja
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli produl fashion
online di kota Denpasar. Hasbullah, dkk (2016) meneliti tentang The
Relationship Of Attitude, Subjective Norm and Wesite Usability on
Consumer Intention to Purchase Online: An Evidence of Malaysian Youth
menunjukan bahwa The Relationship of Attitude berpengaruh signifikan
Dari penelitian terdahulu dengan objek penelitian di Denpasar
sedangkan penelitian ini akan dilakukan di Purwokerto, produk yang
digunakan pada penelitian terdahulu yaitu produk fashion di Kota Denpasar
sedangkan produk pada penelitian ini produk fashion pada mahasiswa di
Purwokerto, sehingga penelitian ini terbatas hanya untuk meneliti pengaruh
Sikap, Fashion Leadership, Kepercayaan Konsumen dan Orientasi Belanja
Terhadap Niat Beli Produk Fashion Secara Online Pada Mahasiswa di
Purwokerto. Alasan penelitian memilih produk fashion dikalangan mahasiswa
karena dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mahasiswa dalam
menggunakan online shop untuk membeli barang-barang seperti: pakaian, tas,
sepatu dan kebututuhan pribadi lainnya. Dari uraian latar belakang diatas,
peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Sikap, Fashion
Leadership, Kepercayaan Konsumen, dan Orientasi Belanja Terhadap Niat
Beli Produk Fashion Secara Online (Studi pada Mahasiswa di Purwokerto)’’.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah sikap secara parsial berpengaruh signifikan terhadap niat beli?
2. Apakah fashion leadership berpengaruh positif signifikan terhadap niat
beli produk fashion secara online?
4. Apakah orientasi belanja berpengaruh positif signifikan terhadap niat beli
produk fashion secara online?
5. Apakah sikap, fashion leadership, kepercayaan konsumen dan orientasi
belanja berpengaruh secara simultan terhadap niat beli produk fashion
secara online?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka yang menjadi tujuan
dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui pengaruh sikap tehadap niat beli produk fashion
secara online.
b. Untuk mengetahui pengaruh fashion leadership terhadap niat beli
produk fashion secara online.
c. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan konsumen terhadap niat beli
produk fashion secara online.
d. Untuk mengetahui pengaruh orientasi belanja terhadap niat beli produk
fashion secara online.
e. Untuk mengetahui apakah sikap, fashion leadership, kepercayaan
kepercayaan konsumen dan orientasi belanja berpengaruh secara
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Pembisnis Online
Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam dunia bisnis sebagai
informasi, sehingga dimasa yang akan datang dapat menjadi pedoman
strategi yang tepat untuk mendapatkan dan meningkatkan niat beli
pelanggan dalam menggunakan tekologi yang canggih ini sebagai
sarana berbelanja secara online khususnya pada produk fashion.
b. Bagi Konsumen
Untuk menginformasikan bahwa faktor sikap, fashion leadership,
kepercayaan konsumen dan orientasi belanja terhadap produk online
untuk dipertimbangkan dalam menimbulkan niat beli produk fashion
secara online.
c. Bagi Peneliti
Sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana (S1), serta menambah
wawasan dalam berfikir secara kritis dan sistematis dalam kasus di