• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP POLA KOMUNIKASI MANAGER DI PT. SINAR NIAGA SEJAHTERA DEPO SERANG - FISIP Untirta Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP POLA KOMUNIKASI MANAGER DI PT. SINAR NIAGA SEJAHTERA DEPO SERANG - FISIP Untirta Repository"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Utuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana (S-1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Di Susun Oleh : Annisa Nurul Insani

6662092771

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)
(3)
(4)
(5)

Komunikasi Keatas Dan Kebawah Serta Kinerja Para Karyawan Di Pt.Sinar Niaga Sejahtera Depo Serang Sangat Penting. Tanpa Adanya Komunikasi Keatas Dan Kebawah Yang Baik Antara Pimpinan Dan Karyawan Maka Tidak Akan Tercipta Kinerja Karyawan Yang Baik Pula. Kendala Yang Sering Terjadi Di Pt.Sinar Niaga Sejahtera Depo Serang Adalah Kurangnya Komunikasi Yang Baik Antara Atasan Dan Karyawan Serta Kurangnya Perhatian Atasan Terhadap Para Karyawannya. Tujuan Penelitian Ini Adalah Untuk Mengetahui Seberapa Besar Pengaruh Komunikasi Manager Terhadap Tingkat Kinerja Para Karyawan Di Pt.Sinar Niaga Sejahtera Depo Serang. Metode Penelitian Yang Dipakai Ialah Metode Kuntitatif Yang Bersifat Asosiatif. Pada Penelitian Ini Peneliti Menggunakan Teori Human Relation Yang Dikutip Dari Buku Onong Uchana, Bahwa Teori Human Relation Merupakan Hubungan Antar Personal Manusia Yang Bersifat Lahiriah Kurang Memperhatikan Aspek Kejiwaan. Sehingga Tidak Memberikan Kepuasan Psikologis Suatu Hubungan Dikatakan Hubungan Kemanusiaan,Apabila Hubungan Tersebut Dapat Memberikan Kesadaran Dan Pengertian Sehingga Pihak Lain Yang Menerima Informasi Merasa Puas. Artinya Memberikan Pengaruh Positif Terhadap Tingkat Kinerja Karyawan, Analisis Korelasi Antara Variable X Dan Y 0,3 Pertanyaan Dikatakan Valid Atau Kuat, Sedangkan Dapat Ditarik Kesimpulan Ha Dan Ho Diterima Artinya Terdapat Ubungan Yang Positif Dan Signifikan Antara Komunikasi Manager Dengan Kinerja Karyawan.

(6)

By: Annisa Nurul Insani NIM: 6662092771

Communication up and down as well as the performance of the employees in the prosperous commercial pt.sinar depot attack is very important. Without the up and down the communication between management and employees there is not a good employee performance as well. Obstacles often occur in prosperous commercial pt.sinar depot attack is a lack of good communication between employers and employees as well as a lack of attention to the employees boss. The purpose of this study was to determine how much influence the communication manager to the level of performance of the employees in the prosperous commercial pt.sinar depot attack. That the theory of human relations is a personal relationship between humans outward lack of attention to the psychological aspect. So do not give psychological satisfaction a relationship said human relationship, if this relationship can provide awareness and understanding so that others who receive information are satisfied. The research method used is quantitative method that is associative. In this study, researchers used the theory of human relations is quoted from the book onong uchana, means that a positive influence on employee performance level, the analysis of the correlation between the variables x and y of 0.3 question is said to be valid or strong, while it can be deduced ha and ho received means there an association that is a positive and significant correlation between communications manager with the employee's performance.

(7)

i Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, karena hanya berkat ridho dan rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini di PT.Sinar Niaga Sejahtera Depo Serang dengan lancer dan tanpa hambatan yang berarti. Pelaksanaan penelitian di PT.Sinar Niaga Sejahtera Depo Serang ini mengambil judul Pengaruh komunikasi manager terhadap tingkat kinerja karyawan pada PT.Sinar Niaga Sejahtera Depo Serang. Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr.Agus Sjafari,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Soaial Dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

2. Neka fitriyah,S.Sos,M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

3. Naniek afrilla F,S.Sos,M.Si selaku dosen pembimbing 1 4. Isti nursih,S.IP,M.I.Kom selaku dosen pembimbing II

5. Seluruh dosen beserta Staf Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

6. Ibu dan Bapak yang selalu memberikan motivasi 7. Kakak yang selalu memberikan masukan

8. Teman-teman seperjuangan dan seseorang yang selalu mendukungku

Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.

Serang, Mei 2016

(8)

ii

ABSTRAK Halaman

RIWAYAT HIDUP

PERSEMBAHAN

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR ……….. i

DAFTAR ISI ……….. ii

DAFTAR LAMPIRAN ……….. iii

DAFTAR TABEL ……….. iv

BAB 1 PENDAHULUAN ……….. 1

1.1 Pendahuluan ……… 1

1.2 Rumusan Masalah ……… 6

1.3 Identifikasi Masalah ……… 6

1.4 Tujuan Penelitian ……… 6

1.5 Kegunaan Penelitian ……… 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……… 8

2.1 Komunikasi ……… 8

(9)

ii

2.1.3 Proses Komunikasi ……… 16

2.1.4 Fungsi-Fungsi Komunikasi ……… 17

2.1.5 Komunikasi Dalam Organisasi ……… 18

2.1.6 Komunikasi Vertikal dalam Organisasi ……… 21

2.1.7 Komunikasi Atasan kepada bawahan ……… 21

2.2 Kinerja Karyawan ……… 24

2.2.1 Pengertian Kinerja Karyawan ……… 24

2.2.2 Faktor-Faktor Kimerja Karyawan ……… 26

2.2.3 Standar Kinerja Karyawan ……… 27

2.2.4 Tujuan dan Sasaran Kinerja Karyawan ……… 30

2.2.5 Penelitian Kinerja Karyawan ……… 31

2.2.6 Jenis-jenis Penelitian Kinerja Karyawan ……… 32

2.2.7 Metode Penelitian Kinerja Karyawan ……… 33

2.2.8 Langkah-Langkah Peningkatan Kinerja Karyawan ………… 34

2.3 Pengaruh Pola Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan …… 35

(10)

ii

2.4.3 Fungsi Public Relation ……… 41

BAB III METODELOGI PENELITIAN ………. 46

3.2 Instrumen Penelitian ……… 47

3.2.1 Jenis Data ……… 47

3.3 Teknik dan Pengumpulan Data ……… 48

3.4 Populasi dan Sampel ……… 49

3.5 Teknik Pengumpulan Data ……… 50

3.6 Analisis Data ……… 52

3.6.1 Uji Validitas Data ……… 52

3.6.2 Uji Reliabilitas ……… 53

3.6.3 Uji Normalitas ……… 54

3.6.4 Analisis Korelasi ……… 55

3.6.5 Koefisiensi Determinasi ……… 57

3.6.6 Uji Regresi ……… 58

BAB IV HASIL PENELITIAN ……….. 60

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ……… 60

(11)

ii

4.2 Pengujian Persyaratan Statistik ……… 65

4.2.1 Uji Validitas Instrument ……… 65

4.2.2 Krakteristik Responden ……… 65

4.2.2.1 Jenis Kelamin ……… 66

4.2.2.2 Unit Kerja/Divisi ……… 67

4.2.2.3 Tingkat Pendidikan ……… 68

4.2.3 Deskripsi Variabel X Komunikasi Manager ……… 68

43. Validitas dan Reliabilitas ……… 79

4.3.1 Analisis Validitas ……… 79

4.3.2 Analisis Realibitas ……… 80

4.4 Model Persamaan Regresi ……… 81

4.4.1 Hasil Analisis Regresi Berganda ……… 81

4.4.2 Analisis Korelasi ……… 83

4.4.3 Koefisien Korelasi ……… 84

4.4.4 Uji F Dan Uji t ……… 84

(12)

ii

5.2 Saran-Saran ……… 92

Daftar Pustaka ……… 95

(13)

iv

2.1 Gambar Kerangka Pemikiran ………. 43

2.2 Gambar Oprasional Variabel ……….. 44

3.1 Tabel Skala Likert ……… 52

3.2 Tabel Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ……… 54

3.3 Tabel Koefisien Korelasi ………. 56

3.4 Tabel Jadwal Penelitian ………. 59

4.1 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……….. 66

4.2 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Unit Kerja ……… 67

4.3 Tabel Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ……….. 68

4.4 Tabel Distribusi Jawaban Responden Variabel X ……… 69

4.5 Tabel Distribusi Jawaban Responden Variabel X ……… 71

4.6 Tabel Distribusi Jawaban Responden Variabel Y ……….. 73

4.7 Tabel Distribusi Jawaban Responden Variabel Y ………. 75

4.8 Tabel Item Total Statistik ………. 80

4.9 Tabel Realibity Statistik ……….. 81

4.10 Tabel coefisien ……….. 82

4.11 Model Sumary ……… 83

(14)

iv

1.1 Aktifitas PT.Sinar Niaga Sejahtera ……….. 98

1.2 Aktifitas dan Produk PT.Sinar Niaga Sejahtera ……….. 99

1.3 Struktur Organisasi PT.Sinar Niaga Sejahtera ………. 100

(15)

1

1.1 Latar belakang Penelitian

Sebagai makhluk sosial, manusia pasti membutuhkan hubungan dengan sesamanya. Setiap individu dengan individu lainnya akan memberikan informasi yang bermanfaat dan berguna bagi seluruh orang-orang disekitarnya. Suatu kewajiban bagi setiap manusia untuk dapat bekerjasama dan mencapai tujuan yang dikehendakinya.

(16)

Seluruh kegiatan dan aktifitas tidak akan berjalan dengan baik bila tidak adanya komunikasi yang efektif antar individu yang lainnya. Terciptanya komunikasi yang efektif akan menimbulkan kenyamanan dan keharmonisan bagi semua pihak. Para karyawan dapat termotivasi dalam bekerja ketika lingkungan tempat kerjanya sangat kondusif. Namun, ketika komunikasi berjalan tidak baik, maka akan menimbulkan ketidak nyamanan antar individu.

Hasil pekerjaan setiap karyawan perusahaan sudah tentu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pekerjaan dan komunikasi yang efektif Sikap dan perilaku kerja dengan kreativitas yang tinggi sesuai karakteristik pekerjaan secara positif dan menjaga komunikasi yang efektif dengan klien dapat menumbuhkan semangat kerja serta meminimalisir kemangkiran kerja karyawan. Para karyawan akan merasa aman, nyaman, tenang dan terus berupaya melakukan inovasi. Perkembangan dinamika persaingan usaha distributor di Indonesia dengan jenis produk yang bervariasi memerlukan kualitas dan kapasitas sumber daya karyawan. Hal ini dikarenakan perusahaan distributor di Indonesia memiliki prospek sangat cerah dengan peluang pasar yang besar.

(17)

Hal ini dikarenakan tugas pekerjaan bidang pemasaran sangat komplek. Setiap karyawan dituntut mampu menjalankan tugas pokok dan fungsi dengan baik dalam menghadapi ketatnya persaingan dalam melakukan pemasaran produk. Rencana strategis PT. Sinar Niaga Sejahtera harus mampu terimplementasikan oleh para karyawannya dengan rancangan pekerjaan sistematis dan efektif. Keanekaragaman penjualan produk yang menjadi tugas setiap karyawan sudah terbagi.

Lingkup kerja PT. Sinar Niaga Sejahtera terdiri dari sales grosir , saales retail,sales motoris dan team promosi atau marketing. Banyaknya jenis produk makanan dan minuman untuk dipasarkan kepada para konsumen memerlukan karakteristik pekerjaan dan komunikasi efektif yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Adanya spesialisasi pekerjaan dan pembagian tugas akan memudahkan bagi karyawan mengerjakan kewajibannya.

PT. Sinar Niaga Sejahtera masih menghadapi berbagai kendala. Pembagian tugas dan fungsi-fungsi karyawan. Kondisi ini dapat menimbulkan kesulitan dalam berkomunikasi dengan karyawan lain dan turunnya motivasi kerja karyawan. Kondisi ini dikarenakan kurangnya interaksi antar individu, sehingga ketika berkomunikasi sering terjadi gangguan. Pekerjaan agen dapat dikatakan suatu pekerjaan yang sangat menuntut kemampuan berkomunikasi secara interpersonal ketika menawarkan jenis produk makanan dan minumam kepada para konsumen.

(18)

yang cepat terjual atau produk yang sudah terkenal dipasaran. Beratnya tugas team sales dan team promosi ini kurang didukung oleh sarana operasional kendaraan yang seharusnya disediakan oleh PT. Sinar Niaga Sejahtera Depon Serang. Para karyawan lebih banyak menggunakan fasilitas kendaraan pribadi dalam melakukan pekerjaan nya.

Mengetahui bahwa komunikasi sangat penting dalam seluruh aktifitas yang terdapat di PT. Sinar Niaga Sejahtera Depo Serang maka diperlukan tanggung jawab semua pihak anggota organisasi baik itu pimpinan maupun karyawannya supaya bersama-sama memelihara, mengembangkan, mengendalikan dan menunjang komunikasi yang efektif untuk menciptakan dan meningkatkan motivasi para pihak yang bersangkutan di perusahaan karena hal ini dapat berhubungan dengan kelancaran aktivitas yang beroperasi di perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai komunikasi interpersonal dengan motivasi kerja karyawan. Oleh karena itu penulis mengambil judul : “Peranan Komunikasi Interpersonal Untuk Meningkatkan Motivasi Kerja Karyawan PT. Sinar Niaga Sejahtera Depo Serang”

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Peranan Komunikasi Interpersonal Untuk Meningkatkan

Kinerja Karyawan PT. Sinar Niaga Sejahtera Depon Serang?

1.3Identifikasi Masalah

(19)

1. Bagaimana komunikasi interpersonal yang dilakukan di PT.Sinar Niaga Sejahtera Depo Serang ?

2. Bagaimana motivasi kerja karyawan pada PT. Sinar Niaga Sejahtera Depo Serang ?

3. Bagaimana peranan komunikasi interpersonal dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan di PT. Sinar Niaga Sejahtera Depo Serang ? 1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut di atas maka tujuan peneliti ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui komunikasi interpersonal yang dilakukan di PT. Sinar Niaga Sejahtera Depo Serang.

2. Untuk mengetahui motivasi kerja karyawan pada PT. Sinar Niaga Sejahtera Depo Serang.

3. Untuk mengetahui peranan komunikasi interpersonal dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan di PT. Sinar Niaga Sejahtera Depo Serang.

1.5 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

(20)

karyawannya, strategi yang dilakukan komunikasi guna melahirkan pemahaman dan penerimaan publik yang merupakan salah satu kegiatan komunikasi kajian ilmu komunikasi.

2. Kegunaan Praktis

(21)

7 2.1 Penelitian Terdahulu

“ Dalam skripsi Laura Frestnor yang berjudul pengaruh sikap dan keterampilan

komunikasi terhadap kinerja karyawan PTPN IV Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kebun Pabatu. Tekik pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan teknik sampling secara random atas dasar strata yang proposional, teknik ini digunakan jika populasi distrata terlebih dahulu stratanya disesuaikan dengan ciri-ciri suatu populasi dengan membagikan kuesioner pada karyawan PTPN IV Pabrik Kelapa Sawit(PKS) Kebun Pabatu”. Serta penelitian selanjutnya

oleh Dyah Ayu “ tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh antara komunikasi

dan kecerdasan emosional terhadap kierja karyawan (studi pada Dinas perhubungan,komunikasi dan informatika Pemalang. Metode yang digunakan adalah analisa regresi linier berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS, hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa variabel komunikasi (X1) berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan dan variabel (Y1) kinerja karyawan menunjukan bahwa dependen kinerja karyawan sangat terbatas.

2.2 Pengertian Komunikasi Interpesonal

Untuk menumbuhkan dan meningkatkan hubungan interpersonal, kita perlu meningkatkan kualitas komunikasi sehingga tidak menutup kemungkinan akan mempengaruhi kinerja karyawan. Komunikasi interpesonal adalah proses dan peerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa umpan balik seketika.1

1

(22)

jadi proses interpersonal ialah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang yang terjadi diantara sekelompok kecil yang menyebabkan umpan balik (feedback).

Komunikasi interpersonal dianggap sebagai jenis komunikasi efektif untuk mengubah sikap, pendapat dan prilaku (attitude,opinion,and behavior change), karena terjadi kontak pribadi yang memungkinkan komunikator mengetahui, memahami dan menguasai beberapa hal berikut :

a. Kerangka referensi/komunikan selengkapnya b. Kondisi fisik dan mental sepenuhnya

c. Suasana lingkungan pada saat terjadi komunikasi d. Tanggapan komunikan secara langsung

Dengan mengetahui, memahami, menguasai hal-hal tersebut, pimpinan organisasi sebagai komunikator dapat melakuka kegiata-kegiata seperti berikut :

a. Mengontrol setiap kata yang diucapkan

b. Mengulangi kata-kata yang penting disertai penjelasan

c. Memantapkan pengucapan dengan bantuan mimik dan gerakan tangan d. Mengatur intonasi sebaik-baiknya

Dengan demikian komunikasi persuasif yang dijalankan akan lebih mengenai sasaran karena akan saling pengertian diantara komunikan dengan komunikator.1 Tujuan komunikasi interpersonal ialah mempengaruhi, dengan mempengaruhi maka diharapkan interpersonal terjadi perubahan sikap dan di ikuti oleh suatu

1

(23)

tindakan tertentu yang mewujudkan sikap itu.2 Adapun tujuan dari komuikasi antara lain sebagai berikut :

1. Untuk mengenali diri sendiri

Dalam melakukan dengan orang lain kita mengetahui karakter diri kita dengan melihat reaksi orang lain kita dapat mengerti bagaimana diri kita sebenarnya. Orang lain yang berkomunikasi dengan kita dapat mengenali diri kita dari cara berkomunikasi dengan orang lain.

2. Membina hubungan baik dengan orang lain

Komunikasi interpersonal dapat membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, pada dasarnya mausia adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk berinteraksi. Bias diambil kesimpulan bahwa dengan lebih akrabnya komunikasi tersebut akan membawa kita mempunyai hubungan yang lebih baik dengan orang lain, dengan cara kita berkomunikasi orang biasa merasa lebih tertarik sehingga hubungan komunikasi meningkat.

3. Untuk mempersuasi mempengaruhi sikap orang lain

Konunikasi persuasif memerlukan pemahaman tantangan faktor-faktor dari komunikator dan pesan yang menimbulkan efek pada komunikan, persuasif didefinisikan sebagai pesan mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan orang lain dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri.3

2

Liliweri (2003:35) 3

(24)

Jadi jelas komunikasi interpersonal mempunyai pengaruh yang besar terhadap perubahan karakter manusia. Kegiatan komunikasi yang selama ini dapat membuat kepribadian seseorang menjadi lebih baik lagi, karena tujuan komunikasi interpersonal adalah membentuk manusia melalui komunikasi. Sejumlah hambatan dapat mengganggu atau memperlambat komunikasi yang efektif. Berikut merupakan hambatan dalam komunikasi interpersonal :

1. Perubahan persepsi adalah salah satu hambatan komunikasi yang paling sering, orang mempunyai latar belakang pengetahun dan pengalaman yang berbeda sering merasakan gejala yang sama dari sudut pandang yang berbeda.

2. Perbedaan bahasa sering sekali erat kaitannya dengan perbedaan persepsi individu. Agar sebuah pesan dapat dikomunikasikan secara tepat, kata-kata yang digunakan harus mengandung arti yang sama bagi pengirim dan penerima, sehingga harus hati-hati untuk menjamin penerima memperoleh pesan yang dimaksud oleh pengirim.

3. Kegaduhan atau kebisingan merupakan salah satu faktor yang mengganggu membuat racun atau mengacaukan komunikasi.

4. Emosional seperti marah, membela diri sendiri, mempengaruhi bagaimana kita memahami pesan orang lain dengan pesan kita sendiri. 5. Komuikasi verbal dan non verbal yang tidak konsisten, kita berfikir

(25)

bicara, postur kita, gerak isyarat, ekspresi muka, gerakan mata dan kontak badan.4

Dengan adanya hambatan-hambatan yang timbul komunikasi tentunya diharapkan komunikasi sudah berjalan efektif tetapi untuk mengetahui bahwa komunikasi yang dilakukan itu efektif atau tidak, terdapat indikator efektifitas komunikasi interpersonal dalam pandangan humanistik mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

1. Keterbukaan, sifat keterbukaan menunjuk paling tidak dua aspek tentang komunikasi interpersonal. Aspek pertama bahwa kita harus terbuka pada orang-orang yang berinteraksi dengan kita. Hal ini tidak berarti bahwa kita harus menceritakan semua latar belakang kehidupan kita, namun yang terpenting ada kemauan untuk membuka diri kepada masalah-masalah umum dengan demikian orang lain akan mengetahui pendapat, pikiran dan gagasan kita, sehingga komunikasi akan mudah dilakukan. Aspek kedua adalah kemauan kita untuk memberikan tanggapan terhadap orang lain dengan jujur dan terus terang tentang segala sesuatu yang dilakukannya. Demikian pula sebaliknya kita ingin orang lain memberikan tanggapan secara jujur dan terbuka tentang segala sesuatu yang kita lakukan.

2. Empati, merupakan kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami oleh orang lain pada suatu saat tertentu dari sudut pandang dialami oleh orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain melalui kacamata orang lain. Berempati adalah merasakan sesuatu

4

(26)

seperti orang yang mengalaminya. Orang yang empati mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang.

Empati yang akurat melibatkan kepekaan baik kepekaan terhadap perasaan yang ada maupun fasilitas verbal untuk mengkomunikasikan pengertian ini.

3. Dukungan, hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung. Komunikasi yang terbuka dan empati tidak dapat berlangsung dalam suasana yang mendukung, sikap supportif merupakan sikap yang mengurangi sikap defensif. Sikap ini muncul bila individu tidak dapat menerima, tidak jujur dan tidak empati. Sikap defentif mengakibatkan komunikasi interpersonal menjadi tidak efektif, karena orang defentif akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikasi kepada yag memahami komunikasi. Komunikasi defentif dapat terjadi karena faktor-faktor personal(ketakutan,kecemasan,harga diri yang rendah) atau faktor-faktor situasional yang berupa perilaku komunikasi orang lain.

4. Sikap positif, mengacu pada sedikitnya dua aspek komunikasi interpersonal, pertama komunikasi interpersonal terbina jika orang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri, kedua mempunyai perasaan positif terhadap orang lain dan berbagai situasi komunikasi. 5. Kesamaan, dalam komunikasi interpersonal mencakup dua hal, pertama

(27)

artinya komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila para pelaku komunikasi mempunyai nilai, sikap, perilaku dan pengalaman yang sama. Hal ini tidak berarti bahwa ketidak samaan tidaklah komunikatif namun komunikasi mereka lebih sulit dan perlu banyak waktu untuk menyesuaikan diri. Kedua, kesamaan dalam membersihkav dan meerima pesan. Sebagai contoh bila seseorang berbicara terus, tentunya komunikasi interpersonal kurang efektif, apabila kelima tanda-tanda itu dipenuhi maka komunikasi interpersonal yang dilakukan dapat dikatakan dengan baik dan efektif.5

2.2 Kinerja Karyawan

2.2.1 Pengertian Kinerja

Faktor yang mempengaruhi kinerja dari individu tenaga kerja diantaranya, skill,motivasi, disiplin kerja,keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, imbalan

atau insentif, hubungan mereka dengan organisasi dan masih banyak lagi factor lainnya. Organisasi atau perusahaan, kinerjanya lebih tergantung pada kinerja dari individu tenaga kerja. Ada banyak cara untuk memikirkan tentang jenis kinerja yang dibutuhkan para tenaga kerja untuk suatu perusahaan agar dapat berhasil diantaranya dengan mempertimbangkan tiga elemen yaitu produktifitas, kualitas, dan pelayanan.

Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan, untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kinerja karyawan merupakan suatu

5

(28)

hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya.6 Dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai karyawan dalam melakukan tugas.

Keberhasilan suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan tergantung dari kemampuan dan mengandalkan sumber daya manusia yang mengoprasionalkan unit-unit kerja yang terdapat didalam organisasi bersangkutan. Untuk itu diperlukan kinerja yang tinggi dari pelaku-pelaku kegiatan tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja, sebagai berikut :

1. Faktor kemampuan, secara psikologis kemampuan karyawan terdiri dari kemampuan prestasi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge and skill) artinya, karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata dengan

pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan.

2. Faktor motivasi, terbentuk dari sikap (attitude) seorang karyawan dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri karyawan agar terarah. Untuk mecapai tujuan organisasi sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri karyawan untuk berusaha mencapai prestasi maksimal.7

2.2.2 Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah mencapai misi

6

Rivai (2008:309) 7

(29)

melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa, ataupun suatu proses. Setiap orgaisasi biasanya cenderung tertarik pada pengukuran kinerja dalam aspek berikut :

1. Aspek finansial, meliputi anggaran suatu organisasi karena aspek finansial merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pengukuran kinerja.

2. Kepuasan pelanggan, dalam globalisasi perdagangan peran dan posisi pelanggan sangat krusial dalam penentuan strategi organisasi.

3. Kepuasan karyawan, karyawan merupakan asset yang harus dikelola dengav baik, apalagi dalam organisasi yang banyak melakukan inovasi, peran strategis karyawan sangat nyata.8

Berhasil tidaknya kinerja yang telah dicapai oleh organisasi tersebut di pengaruhi oleh tingkat kinerja secara individual maupun secara kelompok dengan asumsi semakin baik kinerja karyawan maka mengharapkan kinerja organisasi akan semakin baik. Beberapa pendekatan untuk mengukur sejauh mana pegawai mencapai suatu kinerja secara individual, menurut Bernadin (2003) adalah sebagai berikut :

1. Kualitas kerja, yaitu yang meliputi kesesuaian produksi kegiatan dengan acuan ketentuan yang berlaku sebagai standar proses pelaksanaan kegiatan maupun rencana organisasi.

2. Kuantitas kerja yaitu meliputi jumlah produksi kegiatan yang dihasilkan

8

(30)

3. Ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan, yaitu pemenuhan kesesuaian waktu yang di butuhkan atau diharapkan dalam pelaksanaan kegiatan. 4. Efektifitas, tingkat pengguna sumber daya manusia organisasi

dimaksimalkan dengan maksud menaikan keuntungan atau mengurangi kerugian dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.

5. Kemandirian, tingkat dimana seorang karyawan dapat melakukan fungsi kerjanya tanpa minta bantuan bimbingan dari pengawas atau meminta turut campurnya pengawas untuk menghindari hasil yang merugikan.

Menurut Suyadi Prawirosentono, kinerja dapat dinilai atau diukur dengan beberapa indikator yaitu:

1. Efektifitas

Efektifitas yaitu bila tujuan kelompok dapat dicapai dengan kebutuhan yang direncanakan.

2. Tanggung jawab

Merupakan bagian yang tak terpisahkan atau sebagai akibat kepemilikan wewenang.

3. Disiplin

Yaitu taat pada hukum dan aturan yang belaku. Disiplin karyawan adalah ketaatan karyawan yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan perusahaan dimana dia bekerja.

4. Inisiatif

(31)

atau tanggapan perusahaan dan atasan yang baik. Dengan perkataan lain inisiatif karyawan merupakan daya dorong kemajuan yang akhirnya akan mempengaruhi kinerja karyawan.9

Dari uraian diatas, kriteria kinerja, maka peneliti menggunakan kriteria kinerja menurut Suyadi Prawirosentono yang meliputi: efektifitas, tanggung jawab, disiplin dan inisiatif. Berbagai macam jenis pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tentunya membutuhkan kriteria yang jelas, karena masing-masing pekerjaan tentunya mempunyai standar yang berbeda- beda tentang pencapaian hasilnya.

Seperti telah dijelaskan bahwa yang memegang peranan penting dalam suatu organisasi tergantung pada kinerja pegawainya. Agar pegawai dapat bekerja sesuai yang diharapkan, maka dalam diri seorang pegawai harus ditumbuhkan motivasi bekerja untuk meraih segala sesuatu yang diinginkan. Apabila semangat kerja menjadi tinggi maka semua pekerjaan yang dibebankan kepadanya akan lebih cepat dan tepat selesai. Pekerjaan yang dengan cepat dan tepat selesai adalah merupakan suatu prestasi kerja yang baik.

2.2.3 Hubungan Komunikasi Interpesonal Terhadap Kinerja Karyawan

Komuikasi interpersonal merupakan salah satu unsur penting menandai kehidupan di dalam suatu organisasi, komunikasi interpersonal dapat digunakan untuk mengubah, mempertahankan dan meningkatkan kemajuan serta tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan yang hendak di capai strategi yang hendak

9

(32)

dijalankan, kegiatan yang harus dilaksanakan, kesemua itu memerlukan hubungan baik antara individu maupun satuan kerja. Demikian halnya dengan kelangsungan organisasi mutlak perlu berkomunikasi satu sama lainnya. Melaluia komunikasi yang efektiflah kerjasama yang harmonis dapat ditumbuhkan, dipelihara dan dikembangkan. Selain itu apabila komunikasi efektif ,ia dapat mendorong timbulnya kinerja(prestasi) yang lebih baik dan kepuasan kerja.10

Dari uraian diatas bahwa komunikasi interpersonal mempunyai pengaruh besar dalam meningkatkan kinerja karyawan karena untuk mengarahkan,menggerakan, dan mempertahankan usaha karyawan yang diperlukan komunikasi dua arah yang terus menerus ada apa yang telah ditetapkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya di realisasikan oleh para karyawannya.

2.3 Komunikasi dalam Organisasi

Saluran komunikasi formal organisasi merupakan saluran komunikasi yang mengalir dalam rantai komando atau rantai tanggung jawab tugas yang telah ditentukan oleh organisasi.11 Menurut Gibson terdapat tiga jenis komunikasi formal dalam organisasi, yaitu :

1. Komunikasi Horizontal (komunikasi lateral/menyamping)

(33)

komunikasi bentuk ini selain berguna untuk menginformasikan juga untuk meminta dukungan dan mengkoordinasikan aktivitas.12 Komunikasi horizontal diperlukan untuk menghemat waktu dan memudahkan koordinasi sehingga mempercepat tindakan.13

Kemudahan koordinasi ini menurut Liaw dikarenakan adanya tingkat, latar belakang pengetahuan dan pengalaman yang relatif sama antara pihak-pihak yang berkomunikasi, serta adanya struktur formal yang tidak ketat.14

2. Komunikasi Diagonal (Komunikasi Silang)

Komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang berlangsung dari satu pihak kepada pihak lain dalam posisi yang berbeda, dimana kedua pihak tidak berada pada jalur struktur yang sama. Komunikasi diagonal digunakan oleh dua pihak yang mempunyai level berbeda tetapi tidak mempunyai wewenang langsung kepada pihak lain. Koontz et al mengatakan bahwa komunikasi silang ini tidak mengikuti hirarki organisasi tetapi memotong garis komando. Komunikasi diagonal merupakan saluran komunikasi yang jarang digunakan dalam organisasi, namun penting dalam situasi dimana anggota tidak dapat berkomunikasi secara efektif melalui saluran-saluran lain.15

Pembelajar. Available FTP : Hostname: www.pembelajar.com. Directory: wmview,php? ArtID=787.htm. (diambil pada tanggal 28 Maret 2007).

15

(34)

Penggunaan komunikasi ini selain untuk menanggapi kebutuhan dinamika lingkungan organisasi yang rumit, juga akan mempersingkat waktu dan memperkecil upaya yang dilakukan oleh organisasi.16

3. Komunikasi Vertikal

Komunikasi vertikal adalah komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan dalam organisasi. Robbins menjelaskan bahwa komunikasi vertikal adalah komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam suatu

organisasi/kelompok ke suatu tingkat yang lebih tinggi atau tingkat yang lebih rendah secara timbal balik. Dalam lingkungan organisasi atau kelompok kerja, komunikasi antara atasan dan bawahan menjadi kunci penting kelangsungan hidup suatu organisasi.17 Bahkan dua per tiga dari komunikasi yang dilakukan dalam organisasi berlangsung secara vertikal antara atasan dan bawahan, sehingga peran komunikasi vertikal sangat penting dalam suatu organisasi.

2.3 Teori Hubungan Manusia (Human Relation)

Dalam banyak hal pendekatan structural dan fungsional mengenai organisasi hanya menekankan pada produktifitas dan penyelesain tugas, sedangkan factor manusia dipandang sebagai variabel dalam suatu pengertian yang lebih luas. Menurut Chris Agrys, praktik organisasi yang demikian dipandang tidak manusiawi, karena penyelesaian suatu pekerjaan telah mengalahkan perkembangan individu dan keadaan ini berlangsung secara berulang-ulang atau dalam bahasa Agrys, ketika kompetensi teknis tinggi, maka

16

Gibson, J. L., Donnely, Jr, J. H., & Ivancevich, J. M. Manajemen. Jilid 2. Edisi Ke-9. Alih bahasa : Sularno Tjiptowardoyo & Imam Nurmawan. (Jakarta : Erlangga, 1997).h.57-59

17

(35)

kompetensi antarpribadi di kurangi. Oleh karena itu, munculnya pendekatan human relation ini merupakan kritik terhadap perspektif struktural fungsional.

Ada beberapa anggapan dasar dari pendekatan human relation, yaitu : 1. Produktivitas ditentukan oleh norma sosial, bukan factor psikologis

2. Seluruh imbalan yang bersifat non ekonomis, sangat penting dalam memotivasi para karyawan

3. Karyawan biasanya memberikan reaksi terhadap suatu persoalan, lebih sebagai anggota kelompok dari pada individu

4. Kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dan mencakup aspek-aspek formal dan informal

5. Penganut aliran human relation menganggap komunikasi sebagai fasilitator penting dalam proses pembuatan keputusan

Teori mengenai human relation lebih terperinci, dikemukakan oleh Rensis Likert dan dikenal dengan nama empat system Likert, yaitu system exploitative authoritative, benevolent authoritative, consultative, participative management.

(36)

memberi kesempatan kepada para karyawannya untuk berpartisipasi penuh dalam proses pengambilan keputusan. Sistem ini mengarahkan para bawahan untuk meningkatkan rasa tanggung jawab dan motivasi bekerja yang lebih baik.

Hubungan interpersonal berjalan mulus, tetapi jika merasa rugi maka hubungan itu akan terganggu, putus, atau bahkan berubah menjadi permusuhan. Dengan demikian, orang berniat untuk menjalin hubungan dengan orang lain karena dilandasi oleh adanya keinginan untuk mendapat keuntungan, yaitu memenuhi kebutuhannya. Asumsi teori ini, setiap individu secara sadar merasa nyaman menjalin hubungan interpersonal hanya selama hubungan tersebut memuaskan.18

Dalam perspektif teori pertukaran sosial ini, ketika seseorang menjalin hub interpersonal, maka akan selalu melakukan perhitungan tentang hasil atau laba dari hubungan itu. Dalam pandangan pertukaran sosial ini, cara kerja orang mengevaluasi suatu hubungan dengan orang lain adalah identik dengan cara yang dilakukan seorang pedagang. Tatkala seorang pedagang merasa bahwa usahanya tidak mendatangkan laba, maka dia akan banting stir untuk ganti usaha lain yang menguntungkan. Begitupula dalam human relation, ketika seseorang merasa bahwa biaya yang dikeluarkan terlalu banyak sementara ganjaran yang diharapkan gagal diperoleh, maka orang tersebut akan mencari hubungan baru dengan orang lain.

18

(37)

2.1 Gambar Kerangka Pemikiran

Sumber : Pemikiran Peneliti

Teori Human Relations (Kelompok Partisipatif)

Komunikasi Interpesonal Kinerja Karyawan

- Efektifitas - Tanggung jawab - Disiplin

- Inisiatif

(Suyadi Prawirosentono (2008))

- Keterbukaan - Empati - Dukungan - Sikap positif - Kesamaan (De Vito 2006:4)

(38)

2.2 Gambar Oprasional Variabel

Variabel Sub Variabel Indikator

Komunikasi lain sehingga mereka menilai bahwa kita merasakan apa yang mereka

1. Menyelesaikan tugas tanpa adanya penundaan

2. Bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan

3. Memegang standar professional yang tinggi dalam bekerja

4. Meyelesaikan pekerjaan tepat waktu

Disiplin

1.Mematuhi peraturan-peraturan yang ada di dalam organisasi

2.Ketepatan waktu dan kehadiran 3.Memenuhi standar kualitas perusahaan

Inisiatif

1. Berinisiatif menyelesaikan pekerjaan sendiri

(39)

26 3.1 Metodelogi Penelitian

Penelitian ini menggunakan Metodelogi Kuantitatif dengan penelitian survei. Ruslan menyatakan :

“Proses penelitian metodelogi kuantitatif bersifat linier, dengan langkah

yang jelas mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, konsep atas landasan teoritis, hipotesis, metode penelitian yang digunakan teknik pengumpulan data serta menarik kesimpulan dan saran-saran yang

diajukan peneliti”1

Metode survei dilakukan melalui proses pengumpulan informasi, fakta, dan analisis data sosial yang bersifat terstruktur, serta mendetail melalui instrument kuesioner. Kuesioner tersebut digunakan sebagai upaya untuk mengumpulkan data atau memperoleh informasi mengenai jumlah responden yang dianggap sebagai sampel dan mewakili populasi tertentu.2

Penelitian ini menggunakan metode korelasi berusaha menjelaskan dua variabel dimana dalam hal ini ada hubungan sebab akibat yang menunjukan ketergantungan variabel yang satu terhadap variabel yang lain. Rakhmat mengemukakan bahwa metode korelasional dapat digunakan untuk mengukur

1

Rosady Ruslan. Metode Penelitian Public Relations Dan Komunikasi. (Jakarta:PT.Raja Grafindo Perada, 2008)., h.253

2

(40)

hubungan di antara berbagai variabel dan meramalkan variabel tak bebas dari pengetahuan kita tentang variabel bebas. Semua data yang diperlukan untuk penelitian sudah diperoleh, maka data tersebut diolah dan analisis dengan menggunakan alat bantu statistik yaitu Analisis Korelasi Rank Sperman, Analisis Koefisien Determinan Dan Uji Signifikasi t. variabel yang akan diukur adalah komunikasi interpersonal (X) dan kinerja karyawan (Y).

Selain itu dicari rata-rata dari setiap jawaban responden untuk mempermudah penilaian rata-rata tersebut, maka dapat menggunakan rumus sebagai berikut seperti yang telah dikemukakan menurut Sudjana (1987:79) adalah :

Panjang kelas interval = Retang kelas Banyak kelas interval

Dimana : Rentang nilai = nilai tertinggi – nilai terendah Banyak kelas interval = 5-1 = 0,8

5

Maka interval untuk komunikasi interpersonal dan kinerja karyawan

adalah sebagai berikut : Tabel 3.1

Tabel Skala Interval untuk Komunikasi Interpesonal Kurang efektif (KE) 1,00 – 1,79

Cukup efektif (CE) 1,80 – 2,59 Tidak efektif (TE) 2,60 – 3,39

Efektif ( E ) 3,40 – 4,19 Sagat efektif 4,20 – 5,00

(41)

Tabel 3.2

Tabel Skala Interval untuk Kinerja karyawan Sangat rendah (SR) 1,00 – 1,79

Rendah (R) 1,80 – 2,59 Cukup rendah (CR) 2,60 – 3,39 Tinggi (T) 3,40 – 4,19 Sangat tinggi (ST) 4,20 – 5,00 Sumber : Sudjana, 2000, hal.79

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Penulis memperoleh data dari berbagai aktifitas da sumber-sumber untuk mendapatkan informasi tentang objek yang akan diteliti, data itu diambil dari sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaa (Library Research)

Yaitu penelitian kepustakaan dengan tujuan memperoleh referensi, membaca catatan-catatan, buku-buku, literature-literatur yang berhubungan dengan objek yang sedang diteliti.

2. Studi Lapangan (Field Research)

(42)

Pengumpulan data yang peneliti lakukan ketika studi lapangan, sebagai sama persis seperti yang telah dikemukakan oleh Sugiono (2003:112) adalah sebagai berikut :

- Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden, setelah diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan kepetugas atau peneliti.1 Bentuk kuesioner yang digunakan oleh peneliti adalah angket langsung tertutup yang dirancang sedemikian rupa dengan berpedoman pada kerangka oprasional (Oprasional Variabel). Peneliti menggunakan skala likert dengan member nilai peringkat setiap jawaban atau tanggapan yang kemudian dijumlahkan sehingga mencapai nilai total.2 Pembuat daftar pernyataan dalam angket berkaitan dengan data responden dan variabel Komunikasi Interpesonal PT.Sinar Niaga Sejahtera depo Serang (Variabel X) dengan merujuk pada Kinerja Karyawan PT. Sinar Niaga Sejahtera Depo Serang (Variabel Y). Alternatif jawaban yang tersedia antara lain sangat setuju (SS), setuju (S), Netral (N), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Sedangkan alternatif angka penilaian jawaban responden berawal dari 5,4,3,2,dan 1.3

- Wawancara

(43)

dan Karyawan lainnya yang bersangkutan dengan objek yang akan diteliti.

3.3 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Dalam memberikan angket kuesioner diperlukan untuk penelitian menentukan skala pengukuran variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian dan disesuaikan dengan analisis yang digunakan. Untuk mempermudah dalam memperoleh data, peneliti menggunakan tabel-tabel supaya mudah melihat kumpulan data dan skor masing-masing pegawai.

Menurut Sugiono (2003:84) alat untuk mengukur data berupa skala pengukur yang merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Ada berbagai macam skala yang dapat digunakan untuk penelitian antara lain :

1. Skala Likert (mengukur sikap,pendapat,persepsi)

2. Skala Gutman (ya-tidak,benar-salah,pernah-tidak pernah) 3. Rating Scale (data dikuantitatifkan)

4. Semantic Deferensial (mengukur sikap bukan dalam bentuk ceklist atau pilihan ganda tetapi pertayaan berada disebelah kiri dan jawaban sebelah kanan lalu diukur menggunakan angka)

(44)

mengukur sikap,pendapat dan presepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam menggunakan skala ini,penulis akan memeberikan pertanyaan tertulis dan setiap pertanyaan disediakan lima jawaban yang berbeda dimana variabel X dan Y diukur dengan perincian sebagai berikut :

Pengujian Validitas dan reliabilitas

Untuk mengetahui syarat penting yang berlaku bagi sebuah kuesioner, yaitu keharusan adanya validitas dan reliabilitas. Seperti yang dikemukakan menurut Sugiono (2003:109) yang menyatakan bahwa validitas adalah :

“alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid,

yang berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang sebenarnya diukur.”

Instrument yang reliabel belum tentu valid, bila digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sama (reliabel) tetapi selalu tidak valid. Reliabilitas instrument merupakan syarat untuk pengujian validitas instrument. Oleh karna itu, walaupun instrument yang valid umumnya reliabel, tetapi pengujian reliabilitas instrument perlu dilakukan. Sedangkan reliabilitas menurut Sugiono (2003:273) menyatakan bahwa reliabilitas adalah :

“ Instrument yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan

(45)

Reliabilitas menunjukan tingkat keterandalan. Artinya dapat dipercaya, sehivgga dapat diandalkan reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrument tersebut sudah dinyatakan reliabel. Selanjutnya kelompok ganjil dan skor butirnya dijumlahkan sehingga menghasilkan skor total antara kelompok ganjil dan kelompok genap lalu dicari korelasinya.

Tekik korelasi produk moment dapat digunakan untuk mengukur reliabilitas adalah sebagai berikut :

( )– ( )

√ ( ( ) )( ( ) )

Atau dapat juga digunakan dengan rumus :

(46)

Tabel 3.3

Skor Nilai Perhitungan Jawaban

Jawaban Skala

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Cukup Setuju (CS) 3

Kurang Setuju (KS) 2

Tidak Setuju 1

Sumber : Sugiono, 2003, hal. 87

Data yang telah ada akan penulis ukur dan diolah juga dianalisis dengan menggunakan alat bantu statistic yaitu Analisis Korelasi Rank Sperman dan Analisis Koefisien Determinan.

Analisis Korelasi Rank Sperman

Digunakan mencari hubungan atau untuk menguji signifikasi hipotesis bila variabel (X) dan variabel (Y) dihubungkan dan berbentuk ordinal menurut Sugiono (2003:282). Adapun rumusan yang digunakan adalah :

Untuk mengetahui hubungan komunikasi interpersonal dengan motivasi kerja dan untuk data yang tidak memiliki rank yang sama :

(47)

12

Sedangkan bila terdapat angka atau yang sama, maka perhitungannya :

√( ) ( )

Dimana :

∑X² = N³ - N - ∑Tₓ

12

∑Y² = N³ - N - ∑Tʸ ∑Tₓ = ∑Tʸ = t² - t

12 Keterangan :

r = koefisien korelasi rank Spearman

di = selisih ranking data variabel X dan variabel Y n = jumlah anggota sampel

t = jumlah rank kembar dari sampel penelitian T = faktor korelasi

N = banyaknya pasangan data

∑x² = jumlah kuadrat variabel X

∑Y² = jumlah kuadrat variabel Y

∑Tₓ = faktor korelasi jumlah kuadrat variabel X sebagai akibat adanya ranking yang sama.

(48)

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap korelasi koefisien yang ditemukan tersebut besar atau kecil maka dapat berpedoman pada ketentuan menurut Sugiono (2003:183) yang tertera pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.4

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiono, 2003, hal. 183

Analisis Koefisien Determinan (kd)

Untuk mengetahui beberapa presentase besarannya perubahan variabel X terhadap variabel Y dan apakah terdapat pengaruhnya dapat dihitung dengan rumus koefisien determinasi.

Kd = r₈² x 100%

Dimana :

(49)

3.4 Pengujian Hipotesis

Suatu korelasi haruslah mempunyai nilai yang berarti (signifikan) untuk menguji keberartian koefisien korelasi maka langkah yang ditempuh adalah :

- Menentukan Hipotesis (Hο dan Hı)

Menurut Sugiono (2003:51) mengemukakan tentang hipotesis yaitu jawaban sementara mengenai masalah penelitian yang kebenarannya masih harus di uji secara empiris dari pengumpulan data, dengan pengujian tersebut akan terlihat suatu keputusan apakah menolak atau menerima hipotesis tersebut.

Hο : rs ≤ 0, artinya komunikasi interpersonal tidak mempunyai

hubungan terhadap kinerja kerja karyawan atau berpengaruh egatif

Hı : rs > 0, artinya komunikasi interpersonal mempunyai

hubungan terhadap kinerja karyawan atau berpengaruh positif.

- Menentukan taraf signifikan

Dalam hal ini penulis menggunakan kepercayaan sebesar 95% sehingga tingkat kesalahan sebesar 5% atau = 0,05

- Untuk menguji t, seperti yang dikemukakan oleh Sugiono (2003:292) penulis menentukan dengan rumus :

(50)

Dimana :

rs = koefisien korelasi rank sperman r₈² = koefisien determinasi

n = banyaknya responden

Apabila thitung positif, maka ttabel dibandingkan dengan thitung dengan kriteria :

- thitung ≤ ttabel, maka Hο diterima dan Hı ditolak

- thitung > ttabel, maka Hı diterima dan Hο ditolak

3.5 Lokasi Penelitian

Penelitian mengenai “Peranan Komunikasi Interpesonal untuk

(51)

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Sinar Niaga Sejahtera adalah perusahaan swasta yang berbentuk perseroan terbatas, yang bergerak di bidang distribusi barang-barang konsumer. Perusahaan ini adalah anak dari perusahaan GarudaFood, yang memproduksi kacang Garuda, Okky Jelly, Biscuit Gery, Leo, Mountea, dan Chocholatos. Keberadaan perusahaan distribusi dianggap perlu untuk memperlancar arus perputaran barang yang diproduksi. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Sudamek, pada tanggal 11 November 1992, dengan akte notaris Tang Eng Kiam, SH No. 4, yang berkedudukan di Jl. Kelenteng No. 8 Jakarta.

(52)

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan susunan yang menggambarkan hubungan fungsi-fungsi, wewenang dan tanggung jawab diantara setiap pimpinan, baik dari pimpinan atas sampai pada bawahan yang ada di dalam perusahaan tersebut. Suatu perusahaan sangat membutuhkan struktur organisasi dalam mencapai tujuan melalui pelaksanaan aktivitas usahanya, mengatur hubungan antara fungsi-fungsi dalam perusahaan karena struktur organisasi yang baik, akan dapat menunjang keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan dan akan membantu sistem pengawasan pada perusahaan tersebut.

Tugas dan tanggungjawab masing-masing bagian dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Branch Manager (Kepala

Cabang)

Tugas dan tanggungjawabnya : mewakili pusat ditingkat cabang dalam hal pengangkatan dan pemberhentian karyawan bagian penjual, serta pencapaian target penjualan cabang.

2. Finance and Administration Manager (FAM)

(53)

3. Sales Supervisor

Tugas dan tanggungjawabnya : memimpin dan mengkoordinir salesman dan sales promotion yang dibawahinya dalam melaksanakan penjualan produk sesuai target wilayah yang telah ditargetkan oleh Kepala Cabang, terlaksananya pembinaan dan pengembangan salesman/sales promotion menjadi tanggung jawabnya.

4. Sales

Administration

Tugas utamanya: mengelola dan mengendalikan seluruh aktivitas administrasi penjualan kantor cabang sesuai dengan kebijakan penjualan yang telah digariskan perusahaan.

Tanggung jawabnya :

1. Terlaksananya penyampaian informasi kebenaran dan ketersediaan produk pada Kepala Cabang dan Tim Penjualan secara akurat.

2. Terlaksananya aktivitas administrasi penjualan kantor cabang secara tertib dan tepat waktu.

3. Terlaksananya monitoring buku ekspedisi surat pengantar barang (SPB) dan fatur / invoice secara benar dan rapi.

5. Finance and Accounting Supervisor (FAS)

(54)

Tanggung jawabnya :

Terlaksananya pengelolaan data keuangan sesuai sistem dan kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan dan penyimpanan laporan keuangan dan perpajakan kantor cabang secara benar dan tepat waktu. Terlaksananya pembinaan dan pengembangan staff accounting, inkaso, dan sales administration, yang menjadi tanggungjawabnya.

6. Inkaso / Pengendalian Piutang

Tugas utamanya : mengelola seluruh aktivitas penagihan piutang kantor cabang.

Tanggung jawabnya :

Terlaksananya pencapaian target tagihan kantor cabang dengan tepat waktu serta terlaksananya administrasi penagihan piutang secara tertib dan rapi.

7. Kepala Gudang

Tugas utamanya: mengelola seluruh aktivitas penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan dan pengeluaran serta pengiriman barang persediaan secara baik dan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan perusahaan. Tanggung jawabnya :

 Terlaksananya mutasi penerimaan dan pengeluaran persediaan barang di

(55)

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan Visi:

Menjadi salah satu perusahaan terbaik di industri makanan dan minuman di Indonesia dalam aspek profitabilitas, penjualan dan kepuasan konsumen melalui karya yang kreatif dan inovatif dari seluruh karyawan yang kompeten.

Misi:

a. Memuaskan konsumen dengan menyediakan:

1. Produk-produk makanan dan minuman berkualitas.

2. Produk-produk konsumsi dan layanan berkualitas yang bukan berasal dari bahan-bahan yang merupakan hasil pengorbanan hewan atas kehendak langsung perusahaan.

b. Membentuk komunitas karyawan untuk tumbuh bersama dan mengembangkan kualitas kehidupan, lingkungan kerja dan pekerjaan para karyawan.

c. Menciptakan kemanfataan jangka panjang yang berkesinambungan dengan hubungan antara perusahaan dengan seluruh mitra usahanya. d. Meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham dengan

menjalankan etika bisnis dan pengelolaan perusahaan yang baik.

4.2 PENGUJIAN PERSYARATAN STATISTIK 4.2.1 Uji Validitas Instrument

(56)

apabila nilai koefisien korelasi product moment tersebut dapatdi lihat dari hasil pengolahan data dengan program SPSS versi 19.

Dalam penelitian ini, diketahui ada 16 pertanyaan di dalam skala pengukuran, maka 16 korelasi product moment yang dilakukan, yaitu dari variabel X dan variabel Y, hasilnya adalah sebagai berikut. Pengujian validitas yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir, dan syarat minimum untuk dianggap valid yaitu bila r = 0,3 berdasarkan data yang terkumpul dari variabel bebas (Persepsi Karyawan) dan variabel terikat (Pola Komunikasi Manager) maka terdapat hasil yang ditunjukkan pada tabel berikut ini.

4.2.2 Karakteristik Responden

Sebagai awal proses analisis dalam hasil penelitian ini, dilakukan analisis terhadap karakteristik responden yang dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, unit kerja / divisi dan tingkat pendidikan.

4.2.2.1 Jenis Kelamin

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah %

Laki – laki 39 78%

Perempuan 11 22%

Jumlah 50 100

(57)

Berdasarkan tabel 4.1 di atas diperoleh data, dari 50 orang jumlah responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 78% atau 39 orang. Sedangkan responden perempuan sebanyak 22% atau 11 orang. Ini berarti dalam penelitian ini responden laki-laki lebih banyak jumlahnya dari pada responden perempuan. Di karnakan para karyawan yang terdapat di perusahaan PT. Sinar Niaga Sejahtera (Garuda food) kebayakan adalah karyawan berjenis laki-laki, jadi maka dari itu respondent yang menjawab pertanyaan table di atas kebanyakan laki-laki.

4.2.2.2 Unit Kerja/ Divisi

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Unit Kerja / Divisi

Unit kerja/divisi Jumlah %

Menejer Cabang 1 2 %

FAM 5 10 %

Sales Supervisor 3 6 %

Sales Administrasion 15 30 %

FAS 10 20 %

Pengendalian Piutang 10 20 %

Petugas Gudang 6 12 %

Jumlah 50 100

Sumber : Data Diolah, Koesioner, 2014

(58)

atau 5 orang, administrasi 6% atau 3 orang dan tentu saja setiap kantor cabang hanya dipimpin oleh satu orang selaku manajer cabang.

4.2.2.3 Tingkat Pendidikan

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah %

SMA / Sederajat 20 40

Sarjana muda / diploma 15 30

Sarjana (S1) 11 22

Pasca sarjana (S2) 4 8

Jumlah 50 100

Sumber : Data Diolah, Koesioner, 2014

Tabel 4.3 menunjukkan tingkat pendidikan responden dan dari 50 orang total responden 40% atau 20 orang yang berpendidikan SMA/Sederajat, 30% atau 15 orang Sarjana Muda/Diploma, 22% atau 11 orang Sarjana (S1) dan 8% atau 4 orang Pasca Sarjana (S2).

4.2.3 Deskripsi Variabel X Persepsi Karyawan

(59)

Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Variabel Persepsi Karyawan X

STS TS N S SS Total

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 2 4,0 9 18,0 29 58,0 10 20,0 50 100 2 0 0 3 6,0 2 4,0 25 50,0 20 40,0 50 100 3 0 0 0 0 16 32,0 19 38,0 15 30,0 50 100 4 0 0 5 10,0 2 4,0 23 46,0 20 40,0 50 100 5 0 0 2 4,0 9 18,0 29 58,0 10 20,0 50 100 6 0 0 3 6,0 2 4,0 25 50,0 20 40,0 50 100 7 0 0 0 0 16 32,0 19 38,0 15 30,0 50 100 8 0 0 5 10,0 2 4,0 23 46,0 20 40,0 50 100 9 0 0 2 4,0 9 18,0 29 58,0 10 20,0 50 100 10 0 0 3 6,0 2 4,0 25 50,0 20 40,0 50 100 11 0 0 0 0 16 32,0 19 38,0 15 30,0 50 100 12 0 0 5 10,0 2 4,0 23 46,0 20 40,0 50 100 13 0 0 2 4,0 9 18,0 29 58,0 10 20,0 50 100 14 0 0 3 6,0 2 4,0 25 50,0 20 40,0 50 100 15 0 0 0 0 16 32,0 19 38,0 15 30,0 50 100 16 0 0 5 10,0 2 4,0 23 46,0 20 40,0 50 100 17 0 0 2 4,0 9 18,0 29 58,0 10 20,0 50 100

(60)

1. Apakah pimpinan anda mempunyai sikap yang menyenangkan. Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan pernyataan setuju yaitu sebesar 58% atau 29 orang, pada bagaian sangat setuju yaitu 20% atau 10 orang, dan pada bagian netral ada 18% atau 9 orang. Menurut responden pimpinan mempunyai sikap yang menyenangkan. Responden tidak setuju terdapat 4% atau 2 orang.

2. Apakah pimpinan anda mempunyai sikap yang bersahabat. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak memberikan pernyataan setuju yaitu 50% atau 25 orang dan pada bagian sangat setuju ada 40% atau 20 orang. Hal ini menunjukkan bahwa responden banyak yang memberikan tanggapan yang positif. Sisanya responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 6% atau 3 orang.

3. Apakah pimpinan anda suka menerima masukan dari karyawannya. Berdasarkan tabel diatas responden terbanyak menyatakan setuju yaitu 38% atau 19 orang, netral 32% atau berjumlah 16 orang dan sangat setuju sebanyak 30% atau 15 orang. Hal ini menandakan bahwa atasan/manager suka menerima saran ataupun kritikan yang tujuannya membangun kea rah yang lebih baik.

(61)

5. Apakah pimpinan anda menjaga jarak dengan karyawan. Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan pernyataan setuju yaitu sebesar 58% atau 29 orang, pada bagian sangat setuju yaitu 20% atau 10 orang, dan pada bagian netral ada 18% atau 9 orang. Menurut responden pimpinan mempunyai sikap yang baik karna sangat tidak menjaga jarak dengan para karyawannya. Responden tidak setuju terdapat 4% atau 2 orang.

6. Apakah pimpinan bersikap hangat terhadap karyawan. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak memberikan pernyataan setuju yaitu 50% atau 25 orang dan pada bagian sangat setuju ada 40% atau 20 orang. Hal ini menunjukkan bahwa responden banyak yang memberikan tanggapan yang positif terhadap sikap managernya. Sisanya responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 6% atau 3 orang.

7. Apakah pimpinan mendukung apa yang dilakukan karyawan. Berdasarkan tabel diatas responden terbanyak menyatakan setuju yaitu 38% atau 19 orang, netral 32% atau berjumlah 16 orang dan sangat setuju sebanyak 30% atau 15 orang.

Hal ini menandakan bahwa atasan/manager sangat mendukung hal-hal yang positif yang dapat dilakukan para karyawan.

(62)

orang. Hal ini berarti pimpinan selalu memeperlihatkan sikap yang baik di hadapan para karyawannya Namun ada pula responden yang menyatakan netral yaitu 4% atau 2 orang dan tidak setuju sebanyak 10% atau 5 orang.

9. Apakah pimpinan berkepribadian yang menarik. Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan pernyataan setuju yaitu sebesar 58% atau 29 orang, pada bagaian sangat setuju yaitu 20% atau 10 orang, dan pada bagian netral ada 18% atau 9 orang. Menurut responden pimpinan mempunyai sikap yang menyenangkan. Responden tidak setuju terdapat 4% atau 2 orang.

10. Apakah pimpinan mempunyai hubungan yang harmonis dengan karyawan. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak memberikan pernyataan setuju yaitu 50% atau 25 orang dan pada bagian sangat setuju ada 40% atau 20 orang. Hal ini menunjukkan bahwa responden banyak yang memberikan tanggapan yang positif. Sisanya responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 6% atau 3 orang.

(63)

Hal ini menandakan bahwa atasan/manager suka menerima saran ataupun kritikan yang tujuannya membangun kea rah yang lebih baik.

12. Apakah pimpinan selalu terbuka dengan karyawannya. Berdasarkan tabel di atas responden terbanyak menyatakan setuju yaitu sebesar 46% atau 23 orang, pada bagian sangat setuju yaitu 40% atau 20 orang. Hal ini berarti pimpinan selalu dapat menjadi pendengar bagi para karyawannya Namun ada pula responden yang menyatakan netral yaitu 4% atau 2 orang dan tidak setuju sebanyak 10% atau 5 orang.

13. Apakah pimpinan mempunyai kesetiaan terhadap perusahaan. Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan pernyataan setuju yaitu sebesar 58% atau 29 orang, pada bagaian sangat setuju yaitu 20% atau 10 orang, dan pada bagian netral ada 18% atau 9 orang. Menurut responden pimpinan mempunyai sikap yang baik untuk perusahaan. Responden tidak setuju terdapat 4% atau 2 orang.

(64)

15. Apakah pimpinan mempunyai kepedulian yang tinggi pada karyawan. Berdasarkan tabel diatas responden terbanyak menyatakan setuju yaitu 38% atau 19 orang, netral 32% atau berjumlah 16 orang dan sangat setuju sebanyak 30% atau 15 orang. Hal ini menandakan bahwa atasan/manager mempunyai jiwa social yang tinggi.

16. Apakah pimpinan mempunyai kecocokan dengan karyawannya. Berdasarkan tabel di atas responden terbanyak menyatakan setuju yaitu sebesar 46% atau 23 orang, pada bagian sangat setuju yaitu 40% atau 20 orang. Hal ini berarti pimpinan mempunyai visi dan misi yang sama sepemikiran dengan para karyawannya Namun ada pula responden yang menyatakan netral yaitu 4% atau 2 orang dan tidak setuju sebanyak 10% atau 5 orang.

17. Apakah pimpinan selalu murah hati. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak memberikan pernyataan setuju yaitu 50% atau 25 orang dan pada bagian sangat setuju ada 40% atau 20 orang. Hal ini menunjukkan bahwa responden banyak yang memberikan tanggapan yang positif. Sisanya responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 6% atau 3 orang.

(65)

4.2.4 Deskripsi Variabel Y Pola Komunikasi Manager

Distribusi jawaban responden mengenai variabel pola komunikasi manager dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Table4.5

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Variabel Komunikasi Manager Y

STS TS N S SS Total

F % F % F % F % F % F %

(66)

34 1 2,0 1 2,0 2 4,0 24 48,0 22 44,0 50 100 35 1 2,0 4 8,0 13 26,0 24 48,0 8 16,0 50 100 36 0 0 0 0 13 26,0 24 48,0 13 26,0 50 100 37 0 0 0 0 13 26,0 26 52,0 11 22,0 50 100 38 1 2,0 1 2,0 2 4,0 24 48,0 22 44,0 50 100

Sumber : Data diolah, Koesioner, 2014

18.Apabila menemukan masalah, responden diberikan kesempatan untuk

mengemukakan pendapat. Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan pernyataan setuju yaitu sebesar 48% atau 24 orang, pada bagaian sangat setuju yaitu 44% atau 22 orang, dan pada bagian netral ada 4% atau 2 orang. Menurut responden komunikasi manager yang digunakan sudah tepat dan membantu mereka memahami apa yang disampaikan oleh manager. Responden tidak setuju terdapat 2% atau 1 orang.

19.Dalam melaksanakan pekerjaan, responden diberikan kesempatan

seluas- luasnya oleh atasan/manager untuk berinisiatif mengkaji dan

menyelesaikan sendiri pekerjaan sesuai dengan pandangan Bapak/Ibu

dan peraturan yang berlaku. Berdasarkan tabel diatas responden terbanyak menyatakan setuju yaitu 48% atau 24 orang dan sangat setuju sebanyak 26 % atau 13 orang. Hal ini menandakan bahwa

Atasan/managjer memberikan pengarahan kebijakan-kebijakan,

prosedur, petunjuk, maupun peraturan, publikasi atau sosialisasi saran

Gambar

Tabel Skala Interval untuk Komunikasi Interpesonal
Tabel Skala Interval untuk Kinerja karyawan
Tabel 3.3
Tabel 3.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

8 Saya merasa biasa saja walaupun tas yang saya pakai tidak terkenal merknya.. 9 Saya menyukai barang-barang yang orang lain

1 Sangat penting bagi saya, suatu website menyediakan informasi produk yang sangat lengkap. 2 Bagi saya, reputasi website sangat penting 3 Harga produk yang disediakan

hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Biji Kola ( Cola acuminata ) terhadap Kadar Glukosa

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk merancang, membuat dan menganalisa serta menguji generator ozon dari elektroda strip bidang dan koaksial yang

Functional decentralization is not possible without regional or territorial decentraliza- tion, as the former creates a special adminis- trative system that is autonomous

Perencanaan Football Training Club merupakan alternatif sarana hiburan sekaligus sarana olahraga bagi Kota Batu... Ide

1) Jaringan ikat longgar (loose connection tissue) berfungsi sebagai bahan pengemas, yang menjaga agar organ tetap berada di tempatnya. 2) Jaringan adiposa (adipose

[r]