BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Saat ini pelayanan publik di bidang kesehatan masih menjadi salah satu perhatian serius dari pemerintah Indonesia. Hal ini disebabkan karena pelayanan publik menyangkut orang banyak dan berhubungan langsung dengan aspek sosial kemanusiaan. Menurut Wikipedia Indonesia “Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan”. Menurut Ombudsman RI dalam www.republika.co.id (2014) dari segi kualitas, pelayanan publik di Indonesia memang bukan yang terburuk di ASEAN. Indonesia sedikit lebih baik dari Myanmar, Filipina, Laos, dan Kamboja. Akan tetapi, Indonesia masih kalah jauh dari Singapura, Vietnam, dan Malaysia. Di tingkat global, pelayanan publik di Indonesia berada di peringkat 126 dari 180 negara yang diobservasi.
kesehatan keberadaan puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan dasar masyarakat masih banyak yang kekurangan personel dokter dan perawat. Selain itu juga kelengkapan alat kesehatan (alkes) di puskesmas-puskesmas se Indonesia belum seragam.”
Saat ini bentuk pelayanan publik kesehatan di Indonesia tergolong lemah disebabkan karena keadaan keuangan ekonomi serta banyaknya penduduk di Indonesia menjadi kendala tersendiri untuk pelayanan kesehatan di Indonesia, selain itu belum pula memenuhi standar pelayanan publik yang baik dari segi fasilitas dan tenaga kesehatannya.
Di masa depan menurut Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa Kemenkes menyelenggarakan Program Indonesia Sehat, terdiri atas Paradigma Sehat, Penguatan Pelayanan Kesehatan, Jaminan Kesehatan Nasional termasuk pula adanya Kartu Indonesia Sehat (KIS), Pertemuan Antar Menteri, Nusantara Sehat (NS). Kementerian Kesehatan juga akan melakukan penguatan pelayanan kesehatan untuk tahun 2015-2019, meliputi kesiapan 6.000 Puskesmas di 6 regional, terbentuknya 14 Rumah Sakit Rujukan Nasional, serta terbentuknya 184 Rumah Sakit Rujukan regional sumber www.depkes.co.id (2015).
Salah satu lembaga pemerintahan yang berwenang melaksanakan urusan daerah di bidang kesehatan adalah Dinas Kesehatan. Salah satu contohnya Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara yang memiliki jumlah pegawai yang
pelaksanaan tugas Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara mempunyai
alternatif-alternatif untuk melaksanakan tugas pegawainya. Salah satu prestasi
yang pernah diraih adalah mendapatkan penghargaan dalam iklan promosi
berupa pembuatan film se-Jawa Tengah untuk tahun 2015. Dengan banyaknya
Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang tersebar diseluruh daerah Dinas Kesehatan
telah memiliki koordinasi dan unjuk kerja yang bagus dibuktikan dengan
adanya aplikasi yang disebut SIMPUS (Sistem Manajemen Puskesmas) yang
memudahkan untuk pegawai dalam pelaporan tiap puskesmas yang tersebar
diseluruh daerah. Selain prestasi tersebut, salah satu puskesmas di Kabupaten
Banjanegara yaitu Puskesmas 1 Wanadadi juga telah mendapatkan
penghargaan ditingkat Nasional menjadi puskesmas percontohan untuk
puskesmas lainnya pada tahun 2015 dan pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Banjarnegara ini memiliki program penanaman implementasi sanitasi dasar
yang telah dilakukan dibeberapa sekolah sejak awal tahun 2016.
melakukan upaya program pemerintah dalam penurunan angka kematian ibu dan anak serta gizi buruk, serta program terbaru adalah promosi kesehatan.
Upaya untuk ikut serta dalam mensukseskan program pemerintah tentu dinas perlu mempersiapkan pegawai yang berkinerja tinggi, karena kinerja pegawai akan mempengaruhi kinerja instansi. Menurut Rivai (2005) “Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan
selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti: standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama”.
Beberapa penelitian membahas variabel yang signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas Kesehatan dan Sosial diantaranya variabel Kompensasi dan Kompetensi (Widyatmini dan Luqman, 2008); Penempatan Pegawai (Ayu, 2013); Iklim Organisasi, (Jufri, 2015).
Maksud penelitian ini adalah melanjutkan hasil penelitian-penelitian terdahulu dengan mempertimbangkan aspek internal pegawai berupa kompetensi, aspek eksternal pegawai berupa kompensasi dan iklim organisasi serta aspek kebijakan manajemen sumber daya manusia berupa penempatan pegawai.
mengimplementasikan ilmu dan ketrampilannya dalam kehidupan sehari-hari (Kadek dan Ayu, 2016).
Dari aspek ekternal yaitu kompensasi dan iklim organisasi. Dalam konteks perusahaan menurut Kadarisman (2014) “Kompensasi merupakan pemberian balas jasa secara langsung berupa uang (finasial) maupun tidak langsung berupa penghargaan (non-finansial)”. Kompensasi adalah seluruh imbalan yang diterima atau diperoleh oleh seorang pegawai atas hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai tersebut yang mencakup semua jenis pembayaran baik secara langsung maupun tidak langsung, berbentuk materil atau uang maupun penghargaan yang diberikan perusahaan kepada pekerja atau buruhnya.
Sedangkan iklim organisasi seperti yang dinyatakan Muniaty dan Absah (2016) “….lingkungan kerja dapat menunjang terhadap kinerja para
anggotanya. Suasana lingkungan kerja yang dirasakan oleh masing-masing individu dalam sebuah instansi sering disebut sebagai iklim organisasi”. Iklim organisasi adalah serangkaian dari karakteristik instansi yang membedakan sebuah instansi dengan instansi lainnya. Iklim organisasi tersebut sangat mempengaruhi kinerja pegawai yaitu dengan menciptakan iklim organisasi yang sehat dalam perusahaan.
bagi instansi”. Jadi, dapat dikatakan kurangnya kinerja yang baik dalam sebuah
instansi dapat terkait dengan penempatan pegawai yang kurang tepat.
Berdasarkan uraian diatas penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Kompetensi, Kompensasi, Iklim organisasi Dan Penempatan Pegawai
Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh Kompetensi, Kompensasi, Iklim organisasi terhadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara?
2. Adakah pengaruh Kompetensi terhadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara?
3. Adakah pengaruh Kompensasi terhadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara?
4. Adakah pengaruh Iklim Organisasi terhadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara?
5. Adakah pengaruh Penempatan Pegawai terhadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Untuk mengetahui pengaruh Kompetensi, Kompensasi, Iklim Organisasi dan Penempatan Pegawai secara simultan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara. b. Untuk mengetahui pengaruh Kompetensi secara parsial terhadap
kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara. c. Untuk mengetahui pengaruh Kompensasi secara parsial terhadap
kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara. d. Untuk mengetahui pengaruh Iklim Organisasi secara parsial terhadap
kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara. e. Untuk mengetahui pengaruh Penempatan Pegawai secara parsial
terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara.
2. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini: a. Manfaat bagi Instansi
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan peningkatan kinerja pegawai bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara dalam pengembangan instansi dan pengambilan keputusan khususnya dalam bidang pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam pencapaian tujuan instansi.
b. Manfaat bagi Pegawai
c. Manfaat bagi Peneliti