• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kinerja Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada AUTO 2000 Gatot Subroto Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Kinerja Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada AUTO 2000 Gatot Subroto Medan"

Copied!
199
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KINERJA KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

KEPUASAN PELANGGAN PADA AUTO 2000

GATOT SUBROTO MEDAN

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

RINI HALILA NST

050403056

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan draft laporan Tugas Sarjana ini.

Penelitian untuk tugas sarjana ini dilakukan di PT. Astra International -

TSO yang merupakan salah satu syarat akademis yang harus dipenuhi untuk dapat

memperoleh gelar Sarjana Teknik di Departemen Teknik Industri, Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul dalam Tugas Sarjana ini adalah “Analisis Kinerja Kualitas

Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada AUTO 2000 Gatot Subroto

Medan”. Penulis mengangkat judul penelitian ini adalah untuk menilai kinerja dari

pelayanan yang diberikan AUTO 2000 Gatot Subroto dan mengetahui atribut

pelayanan apa saja yang perlu ditingkatkan untuk upaya peningkatan kepuasan

pelanggan.

Penulis menyadari bahwa tugas sarjana ini belum sepenuhnya sempurna

dan masih memiliki kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan

pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan

saran dari pembaca untuk dapat menyempurnakan Tugas Sarjana ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga tugas sarjana

ini bermanfaat bagi seluruh pembaca dan kita semua.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, MEDAN PENULIS,

(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam menyelesaikan Tugas Sarjana ini, penulis banyak mendapat

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih terutama kepada :

1. Bapak Ir. Harmein Nasution, MSIE., selaku Dosen Pembimbing I atas

bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan dalam penyelesaian

Tugas Sarjana ini.

2. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT., selaku Dosen Pembimbing II atas

bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan dalam penyelesaian

Tugas Sarjana ini.

3. Bapak Drs. Burhanuddin Lubis, SE, MM selaku Kepala Administrasi PT.

Astra International-TSO Cabang Medan Gatsu yang telah memberikan izin

kepada penulis dalam melakukan penelitian di AUTO 2000.

4. Ibu Rima Eva Yani selaku CRC dan Bapak Syaiful selaku PGA PT. Astra

International-TSO Cabang Medan Gatsu yang telah banyak membantu

penulis dalam memperoleh data sekunder dari perusahaan.

5. Mbak Wiwid selaku Karyawan Bagian Ruang Tunggu Service PT. Astra

International-TSO Cabang Medan Gatsu, yang telah membantu penulis

dalam pengambilan data di lapangan.

6. Velino Aszukra selaku teman seangkatan penulis yang telah memberikan

bantuan kepada penulis dalam mempelajari software yang digunakan dalam

(6)

ABSTRAK

Pada era globalisasi saat ini, industri yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa mengalami persaingan yang semakin tajam. Untuk menghadapi persaingan, setiap perusahaan terus berupaya meningkatkan kinerja yang dihasilkan dengan menempatkan orientasi pada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama. Oleh karena itu, AUTO 2000 harus terus melakukan perbaikan (continual improvement) dalam memenuhi tuntutan dari pelanggan untuk mendapatkan kualitas pelayanan yang terbaik. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi atas kinerja/kualitas pelayanan yang diberikan dalam meningkatkan kepuasan pelanggannya. Evaluasi tersebut dilakukan terhadap berbagai atribut pelayanan yang diberikan berdasarkan lima dimensi kualitas jasa yaitu tangible,

reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty.

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui indikator/atribut pelayanan dari lima dimensi kualitas jasa tersebut yang dapat memberikan kepuasan pelanggan sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan. Dalam penelitian ini digunakan kuesioner tingkat kepentingan dan kepuasan pelanggan dan dianalisis dengan menggunakan metode

importance-performance analysis.

(7)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1

1.2. Rumusan Permasalahan . ... I-2

1.3. Tujuan Penelitian ... I-2

1.4. Manfaat Penelitian ... I-3

1.5. Pembatasan Masalah dan Asumsi ... I-3

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-3

II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1

(8)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

2.3. Organisasi dan Manajemen ... II-3

2.3.1. Struktur Organisasi ... II-3

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-5

2.3.3. Jumlah Tenaga Kerja Perusahaan ... II-9

2.4. Proses Service (Production) ... II-11

2.4.1. Bahan... II-11

2.4.2. Jenis Service ... II-11

2.4.3. Uraian Proses Service Berkala dan Express Service ... II-12

2.5. Standar Pelayanan ... II-14

III. LANDASAN TEORI

3.1. Kualitas Jasa/Pelayanan ... III-1

3.1.1. Pengertian Jasa... III-1

3.1.2. Karakteristik Jasa ... III-2

3.1.3. Pengertian Kinerja Kualitas Jasa/Pelayanan ... III-3

3.1.4. Model Kualitas Jasa ... III-5

3.1.5. Dimensi Kualitas Jasa ... III-8

3.1.6. Penilaian Dimensi Kualitas Jasa ... III-10

3.2. Kepuasan Pelanggan ... III-19

3.2.1. Pengertian dan Konsep Kepuasan Pelanggan ... III-19

(9)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

3.3. Diagram Kartesius ... III-25

3.4. Teknik Pengambilan Sampel ... III-29

3.4.1. Probability Sampling ... III-29

3.4.2. Nonprobability Sampling ... III-32

3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas ... III-34

3.5.1. Uji Validitas ... III-34

3.5.2. Uji Reliabilitas ... III-38

3.6. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... III-41

IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian ... IV-1

4.2. Langkah-langkah Penelitian . ... IV-1

4.3. Objek Penelitian ... IV-4

4.4. Metode Pengumpulan Data ... IV-4

4.4.1. Sumber Data ... IV-4

4.4.2. Teknik Pengumpulan Data ... IV-4

4.4.3. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian ... IV-7

4.5. Pengolahan Data ... IV-9

4.6. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-11

(10)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Survei Pendahuluan ... V-1

5.2. Uji Validitas dan Reliabilitas ... V-2

5.2.1. Uji Validitas Data Kinerja ... V-2

5.2.2. Uji Validitas Data Harapan ... V-4

5.2.3. Uji Reliabilitas ... V-6

5.3. Kuesioner Penelitian ... V-9

5.4. Spesifikasi Responden ... V-10

5.5. Hasil Pengolahan Menggunakan Metode

Importance-Performance Analysis ... V-14

5.6. Perhitungan Gap (Kesenjangan) ... V-20

VI. ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Pembahasan Importance-Performance Analysis ... VI-1

6.1.1. Pembahasan Dimensi Tangibles ... VI-1

6.1.2. Pembahasan Dimensi Reliability ... VI-\4

6.1.3. Pembahasan Dimensi Responsiveness ... VI-8

6.1.4. Pembahasan Dimensi Assurance ... VI-10

6.1.5. Pembahasan Dimensi Empathy... VI-13

6.2. Pembahasan Analisis Gap (Kesenjangan) ... VI-15

(11)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... VII-1

7.2. Saran ... VII-3

DAFTAR PUSTAKA

(12)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja AUTO 2000 Gatsu Medan ... II-9

5.1. Hasil Uji Validitas Kinerja ... V-3

5.2. Hasil Uji Validitas Harapan ... V-5

5.3. Perhitungan Varians ... V-7

5.4. Spesifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... V-10

5.5. Spesifikasi Responden Berdasarkan Usia ... V-10

5.6. Spesifikasi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... V-11

5.7. Spesifikasi Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan ... V-12

5.8. Spesifikasi Responden Berdasarkan Penggunaan Pelayanan Booking ... V-12

5.9. Alasan Responden Tidak Booking ... V-13

5.10. Kinerja Pelayanan Booking... V-13

5.11. Tingkat Kesesuaian ... V-14

5.12. Nilai Rata-rata Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Pelanggan ... V-16

5.13. Rata-rata Skor Atribut ... V-17

(13)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi AUTO 2000 Gatsu Medan ... II-15

3.1. Konsep Kepuasan Pelanggan ... III-21

3.2. Pembagian Kuadran Importance Performance Analysis ... III-29

4.1. Tahapan Penelitian ... IV-3

4.2. Diagram Kartesius... IV-10

4.3. Flow Chart Pengolahan Data... IV-11

5.1. Diagram Kartesius... V-18

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Kuisioner ... L-1

2. Data Kinerja pada Survei Pendahuluan ... L-8

3. Data Harapan pada Survei Pendahuluan ... L-9

4. Uji Validitas Kinerja ... L-10

5. Hasil Perhitungan Uji Validitas Kinerja (SPSS)... L-26

6. Uji Validitas Harapan ... L-29

7. Hasil Perhitungan Uji Validitas Harapan (SPSS) ... L-45

8. Perhitungan Reliabilitas ... L-48

9. Hasil Perhitungan Nilai Alpha Cronbach (SPSS) ... L-51

10.Data Kinerja Perusahaan ... L-52

(15)

ABSTRAK

Pada era globalisasi saat ini, industri yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa mengalami persaingan yang semakin tajam. Untuk menghadapi persaingan, setiap perusahaan terus berupaya meningkatkan kinerja yang dihasilkan dengan menempatkan orientasi pada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama. Oleh karena itu, AUTO 2000 harus terus melakukan perbaikan (continual improvement) dalam memenuhi tuntutan dari pelanggan untuk mendapatkan kualitas pelayanan yang terbaik. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi atas kinerja/kualitas pelayanan yang diberikan dalam meningkatkan kepuasan pelanggannya. Evaluasi tersebut dilakukan terhadap berbagai atribut pelayanan yang diberikan berdasarkan lima dimensi kualitas jasa yaitu tangible,

reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty.

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui indikator/atribut pelayanan dari lima dimensi kualitas jasa tersebut yang dapat memberikan kepuasan pelanggan sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan. Dalam penelitian ini digunakan kuesioner tingkat kepentingan dan kepuasan pelanggan dan dianalisis dengan menggunakan metode

importance-performance analysis.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Seiring dengan semakin banyaknya kendaraan beroda empat dengan

beragam merek, jenis, maupun model menimbulkan persaingan yang ketat di

antara para pengusaha di bidang jasa otomotif untuk mendapatkan perhatian yang

lebih dari para konsumen dan berusaha untuk saling merebut pasar yang ada.

PT. Astra International - TSO (AUTO 2000) merupakan salah satu

perusahaan yang bergerak di bidang otomotif sebagai penyalur tunggal kendaraan

roda empat merek Toyota (seperti Avanza, Kijang Innova, Rush, Yaris, dan

sebagainya) dan juga sekaligus sebagai service resmi Toyota. Salah satu jasa yang

ditawarkan AUTO 2000 yaitu jasa service resmi kendaraan Toyota.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan, dapat dilihat bahwa saat

ini banyaknya jumlah kendaraan Toyota semakin meningkat. Dengan

meningkatnya jumlah kendaraan Toyota juga mengakibatkan peningkatan jumlah

konsumen yang melakukan service di AUTO 2000. Dalam pengamatan tersebut,

terdapat bahwa pada saat-saat tertentu dimana pada saat jumlah kendaraan yang

diservis banyak menyebabkan antrian servis yang panjang (padat).

Meskipun antrian jumlah kendaraan yang diservis banyak, namun

perusahaan harus tetap memberikan kualitas pelayanan yang memuaskan bagi

(17)

(continual improvement) dalam upaya memenuhi kepuasan pelanggan untuk

mendapatkan pelayanan yang terbaik. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi

atas kinerja pelayanan yang diberikan AUTO 2000 dalam meningkatkan kepuasan

pelanggannya. Evaluasi tersebut dilakukan terhadap berbagai atribut pelayanan

yang diberikan berdasarkan lima dimensi kualitas jasa yaitu tangible, reliability,

responsiveness, assurance, dan emphaty.

1.2. Rumusan Permasalahan

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah perlunya dilakukan evaluasi

terhadap kualitas pelayanan AUTO 2000 dalam memenuhi kepuasan pelanggan

berdasarkan atribut pelayanan dari lima dimensi kualitas jasa tangible, reliability,

responsiveness, assurance, dan emphaty.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menilai kinerja dari pelayanan yang diberikan AUTO 2000 kepada

pelanggan.

2. Untuk mengetahui atribut pelayanan apa saja yang perlu ditingkatkan untuk

(18)

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan masukan dan informasi

kepada perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi

pengambilan keputusan dalam peningkatan kinerja/kualitas pelayanan yang

diberikan.

1.5. Pembatasan Masalah dan Asumsi

Dalam penelitian ini, dilakukan batasan masalah yaitu :

1. Penelitian dilakukan pada bagian pelayanan service kendaraan (after sales

service).

Sedangkan asumsi yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain :

1. Proses produksi (service) tidak mengalami perubahan dan berjalan dengan

normal.

2. Kondisi perusahaan tidak berubah selama penelitian.

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Agar lebih mudah untuk dipahami dan ditelusuri maka sistematika

penulisan tugas sarjana ini akan disajikan dalam beberapa bab sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang

permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

(19)

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini merupakan uraian gambaran umum perusahaan yang berisi

tentang sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang usaha, serta

organisasi dan manajemen, tugas dan tanggung jawab, tenaga

kerja, sistem pengupahan dan fasilitas yang digunakan, dan uraian

proses service.

BAB III : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini diuraikan teori-teori yang relevan dengan

pemecahan masalah atau pencapaian tujuan dari penelitian.

BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi metodologi yang digunakan untuk mencapai tujuan

penelitian meliputi tahapan-tahapan penelitian dan penjelasan tiap

tahapan secara ringkas disertai diagram alirnya.

BAB V : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini memuat data-data hasil penelitian yang diperoleh dari

perusahaan sebagai bahan untuk melakukan pengolahan data yang

digunakan sebagai dasar pada pemecahan masalah.

BAB VI : ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

Bab ini memuat pembahasan hasil dari pengolahan data dan

(20)

BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari

hasil penelitian ini serta rekomendasi saran-saran yang perlu bagi

(21)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Astra International, Tbk Toyota Sales Operation adalah perusahaan

swasta Nasional yang berfungsi sebagai dealer kendaraan merk Toyota,

yang berdiri pada tanggal 20 Februari 1957 di Bandung dan dikelola serta

dipimpin oleh William Soeryadjaja, Tjian Kian Tie dan Liem Peng Hong. Pada

tahun 1965, PT.Astra International, Tbk Toyota Sales Operation memusatkan

kantor pusatnya di Jakarta, dan kantor Bandung dijadikan sebagai cabang

pertama.

Untuk memperlancar jalannya distribusi maka dibentuk beberapa cabang,

perwakilan dan pengangkatan dealer di kota-kota yang dianggap penting. Sejalan

dengan semakin berkembangnya perekonomian dan pembangunan di Indonesia,

yang tadinya memasarkan beraneka ragam produk, satu demi satu melepaskan

diri dan berkembang menjadi perusahaan baru yang mempunyai Cabang di

berbagai kota.

Pada tanggal 1 Juli 1969, PT. Astra International, Tbk Toyota Sales

Operation mendapat pengakuan resmi dari Pemerintah Indonesia sebagai agen

tunggal kendaraan bermotor merek Toyota untuk seluruh Indonesia. Pada tahun

(22)

Division yang khusus menangani distribusi dan pemasaran kendaraan

merek Toyota.

Sesuai dengan perkembangan pemasaran kendaraan merek Toyota yang

semakin baik maka pada tanggal 1 Januari 1976 didirikan PT. Astra Motor Sales

yang bertindak sebagai salah satu penyalur utama kendaraan merek Toyota. Pada

tanggal 1 September 1989 PT. Astra Motor Sales kembali berganti nama

menjadi AUTO 2000 PT. Astra International, Tbk Toyota Sales Operation.

Kemudian mulai tanggal 1 Januari 2000 nama AUTO 2000 tidak digunakan lagi,

sehingga nama perusahaan menjadi PT. Astra International, Tbk Toyota

Sales Operation. Kantor Pusat perusahaan berkedudukan di Jakarta dan saat

ini mempunyai cabang dan dealer yang tersebar di kota-kota besar di

Indonesia. Salah satu cabang perusahaan adalah PT. Astra International, Tbk

Toyota Sales Operation (AUTO 2000) cabang Gatsu Medan (disingkat menjadi

PT. AI – TSO Cabang Medan Gatsu), yang berlokasi di Jend. Gatot Subroto No.

220 Medan.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan adalah :

1. Penjualan produk kendaraan merk Toyota seperti Avanza, Kijang Innova,

(23)

2. Penjualan jasa bengkel (after sales service).

Penjualan jasa bengkel merupakan salah satu aktivitas utama pada

perusahaan ini, untuk memberikan kepuasan kepada pelanggannya. Dalam

memberikan pelayanan after sales service, dibagi menjadi dua bagian yaitu :

a. Pelayanan after sales perbaikan umum yang disebut dengan general

repair.

b. Pelayanan after sales perbaikan body yang disebut body and paint service.

3. Penjualan suku cadang atau sparepart merk Toyota.

Selain penjualan mobil dan pelayanan servis, juga tersedia penjualan suku

cadang (sparepart) resmi dari Toyota, sehingga keaslian dari suku cadang

yang ada dijamin oleh Toyota.

2.3. Organisasi dan Manajemen

2.3.1. Struktur Organisasi

Pihak-pihak yang mengelola perusahaan diatur sedemikian rupa dalam suatu

struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan suatu kerangka dasar tertentu

yang menunjukkan hubungan satuan organisasi dan individu-individu yang berada

didalam suatu organisasi tersebut. Melalui struktur organisasi maka tugas-tugas,

wewenang dan tanggung jawab setiap pejabat dapat diketahui dengan jelas

dan tegas, sehingga diharapkan setiap satuan-satuan organisasi dapat bekerja

bersama-sama secara harmonis. Dengan adanya struktur organisasi yang baik,

(24)

perusahaan, sehingga usaha-usaha yang dilakukan dapat berjalan secara efisien

dan efektif.

PT. Astra International Tbk Toyota Sales Operation Cabang Medan Gatsu

dipimpin oleh seorang kepala cabang (Branch Manager). Kepala cabang

tersebut bertanggung jawab kepada pimpinan di kantor pusat Jakarta. Dalam

melaksanakan tugasnya, kepala cabang dibantu oleh tiga kepala departemen,

yaitu Kepala Penjualan, Kepala Bengkel dan Kepala Administrasi. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Berdasarkan struktur tersebut, maka struktur organisasi yang dibentuk

adalah struktur lini fungsional. Struktur organisasi bentuk lini dapat dilihat dilihat

dengan adanya pelimpahan tugas, wewenang dan tanggung jawab yang bergerak

vertikal ke bawah dari pimpinan tertinggi (atasan) kepada unit-unit organisasi

yang berada di bawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu secara langsung.

Sedangkan struktur fungsional dapat dilihat dengan adanya pembagian tugas

yang dilakukan menurut fungsi-fungsinya sehingga terlihat dengan jelas tanggung

jawab tiap bagian yang akan memudahkan tiap bagian untuk melaksanakan

tugasnya masing-masing. Dalam hal ini dapat dilihat adanya pembagian

departemen yaitu departemen penjualan, bengkel dan administrasi yang

(25)

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Organisasi yang baik adalah organisasi yang jelas dan teratur sehingga

dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya setiap pemangku jabatan

memiliki gambaran serta batasan tugas dan tanggung jawab.

Berikut ini merupakan pembagian tugas dan tanggung jawab

masing-masing departemen yang diuraikan sebagai berikut :

1. Kepala Cabang (Branch Manager)

Kepala cabang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam melakukan

kegiatan pengelolaan cabang dalam bidang penjualan, bengkel, dan

administrasi serta mengoptimalkan sumber daya yang ada dalam usaha

pencapaian target,meningkatkan produktivitas/performance cabang

serta kepuasan pelanggan dan membuat perencanaan strategis,

kebijakan, arah dan target cabang dengan guideline dari pusat.

2. Departemen Penjualan

Departemen penjualan dipimpin oleh seorang Kepala Penjualan yang dalam

melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Cabang.

Tugas Kepala Penjualan adalah :

a. Meningkatkan jumlah unit kendaraan yang dijual.

b. Membina hubungan baik dengan perusahaan pengangkutan (ekspedisi).

c. Menganalisa pasar.

d. Membuat ramalan penjualan.

e. Merencanakan kegiatan promosi produk perusahaan melaui media

(26)

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Penjualan dibantu oleh Supervisor

Penjualan dan para Wiraniaga (Salesman dan Counter Sales).

Tugas dari Supervisor penjualan adalah :

a. Meningkatkan jumlah unit kendaraan yang dijual.

b. Membina hubungan baik dengan perusahaan pengangkutan (Ekspedisi).

c. Menganalisa pasar.

d. Memberikan arahan dan motivasi para wiraniaga.

Tugas dari Wiraniaga (Salesman) adalah :

a. Membina hubungan baik dengan pelanggan.

b. Menjual kendaraan kepada pelanggan diluar lingkungan kantor PT.

AI-TSO Cabang Medan Gatsu sesuai dengan terget yang telah

ditetapkan oleh Kepala Cabang.

Tugas dari Wiraniaga (Counter Sales) adalah :

a. Menjual kendaraan kepada pelanggan diluar lingkungan kantor PT.

Al-TSO Cabang Medan Gatsu sesuai dengan target yang telah

ditetapkan oleh kepala Cabang.

b. Membina hubungan baik dengan pelanggan.

c. Departemen administrasi

3. Departemen administrasi dipimpin oleh seorang Kepala Administrasi, yang

dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Cabang,

Tugas dari Kepala Administrasi adalah :

a. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kegiatan administrasi.

(27)

c. Mengatur masalah keuangan dan pembayaran gaji para karyawan.

d. Merencanakan dana promosi.

e. Mengadakan peralatan kantor.

f. Mengadakan pemeliharaan gedung dan aktiva lainnya.

g. Menilai prestasi kerja karyawan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Administrasi dibantu oleh Supervisor

Administrasi, Administrasi Unit/penjualan, ADM. STNK/BPKB, ADM.

Gudang Unit, Adm. Indirect, Billing Service, Service, ADM. Part dan Kasir.

4. Departemen Bengkel

Bengkel PT. Al-TSO Cabang Medan Gatsu didirikan untuk mendukung

penjualan kendaraan merek Toyota perusahaan, dengan memberikan

pelayanan perbaikan kendaraan pelanggan dan juga menyediakan suku

cadang yang diperlukan oleh pelanggan. Departemen bengkel dipimpin oleh

seorang Kepala Bengkel, yang dalam menjalankan tugasnya bertanggung

jawab kepada Kepala cabang.

Tugas dan tanggung jawab dari Kepala Bengkel adalah :

a. Mengatur kebijaksanaan perusahaan di bidang service.

b. Meningkatkan mutu servis.

c. Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan servis secara umum.

d. Merencanakan pengadaan suku cadang.

Dalam menjalankan tugasnya, kepala bengkel dibantu oleh Supervisor

(28)

THS, Mekanik THS, PDC, lubbing, washing, valet service, service plus,

partman dan part counter.

Tugas dari Instruktur adalah mengembangkan technical skill dari mekanik,

foreman, dan service advisor melalui pelaksanaan training di bengkel sesuai

dengan perencanaan dan kebutuhan yang ada untuk meningkatkan mutu

pelayanan bengkel.

Tugas dari Foreman adalah mengkoordinir dan mengoptimalkan jalannya

kerja mekanik dalam menangani Perintah Kerja Bengkel (PKB)/ Work

Order (WO) dan sesuai dengan standar yang berlaku.

Mekanik bertugas melakukan service kendaraan meliputi perawatan dan

perbaikan sesuai Perintah Kerja Bengkel (PKB)/ Work Order (WO).

Service advisor bertanggung jawab melayani kebutuhan pelanggan yang

datang dan keluar bengkel dengan mendengarkan, menganalisa, dan

menjelaskan tentang kerusakan kendaraan,membuat PKB dan estimasi

waktu serta biaya untuk mencapai kepuasan pelanggan, serta menjaga

kerapian data kendaraan pelanggan.

Tugas dari valet meliputi bagian penerimaan dan persiapan penyerahan

kendaraan, mulai dari memindahkan kendaraan di stall, menulis lokasi

parkir pada gantungan kunci, dan meletakkan kunci di box kunci.

Service plus bertugas memastikan semua kendaraan dibersihkan

ekteriornya, memeriksa ruang mesin, membersihkan bagian interior, bagasi,

(29)

2.3.3. Jumlah Tenaga Kerja Perusahaan

Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan berjumlah 142 karyawan yang

terdiri dari 114 orang berstatus NRP (karyawan tetap) dan 28 orang berstatus Non

NRP (karyawan kontrak). Adapun perincian jumlah tenaga kerja yang ada dapat

dilihat pada Tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja AUTO 2000 Gatsu Medan

No. Jabatan Jumlah (orang)

1 Kepala cabang 1

2 Kepala penjualan 1

3 Kepala administrasi 1

4 Kepala bengkel 1

5 Kepala parts 1

6 CRC 1

7 Kepala security 1

8 Anggota security 11

9 Operator 1

10 Sales supervisor 2

11 Supervisor administrasi 1

12 Instruktur 1

13 Counter sales 3

14 Salesman 36

15 Koordinator administrasi 1

16 Booking 1

17 Koord. Foreman/PTM 1

(30)
[image:30.595.154.473.139.671.2]

Tabel 2.1. Lanjutan

No. Jabatan Jumlah (orang)

19 PDI/PDC 4

20 Material/bahan 1

21 Foreman 5

22 Mekanik 27

23 Koord. THS 1

24 Mekanik THS 4

25 Sales part 5

26 Partman 2

27 Kasir 1

28 PGA 1

29 Adm. Unit, STNK, & BPKB 1

30 Adm. Unit 1

31 Adm. Kasir bengkel 1

32 Adm. Part Indirect 1

33 Adm. Bengkel 2

34 Adm. Unit, A/R 1

35 Adm. Bahan 1

36 Adm. Unit, PDC 1

37 Collector 2

38 Lubbing 1

39 Vallet 2

40 Washing 2

41 Service plus 2

Total 142

(31)

2.4. Proses Service (Production)

2.4.1. Bahan

Bahan yang digunakan oleh PT. ASTRA AUTO 2000 Cabang Medan

Gatsu berupa oli, bensin, minyak rem, air baterai, dan busi. Seluruh bahan tersebut

merupakan bahan habis, karena langsung dipergunakan kepada mobil yang akan

diservis.

2.4.2. Jenis Service

Adapun jenis service yang diberikan oleh AUTO 2000 Cab. Gatsu Medan

berupa :

1. Service Berkala dan Express Service

Layanan ini berupa perawatan dan servis kendaraan mulai dari service berkala

1000 km, 10.000 km, 20.000 km dan seterusnya berdasarkan kelipatannya.

2. General Repair

Dengan peralatan yang lengkap dan modern, AUTO 2000 siap memperbaiki

kerusakan kendaraan mulai dari kerusakan ringan hingga kerusakan parah yang

membutuhkan reparasi khusus.

3. Service Plus

Setiap kendaraan yang diservis di bengkel AUTO 2000 secara otomatis akan

mendapatkan fasilitas service plus yaitu servis tambahan berupa pengecekan

seluruh bagian kendaraan secara gratis. Hal-hal yang dilakukan dalam service

(32)

a. Memeriksa bagian eksterior kendaraan.

b. Memriksa ruang mesin.

c. Membersihkan bagian interior.

d. Membersihkan bagasi.

e. Membersihkan seluruh eksterior.

f. Membersihkan kendaraan dengan seksama dan komplit.

4. Toyota Home Service

Layanan Toyota Home Service (THS) ini disediakan bagi pelanggan yang tidak

sempat datang ke bengkel. Tanpa biaya tambahan, layanan THS ini bisa untuk

di rumah ataupun di kantor.

2.4.3. Uraian Proses Service Berkala dan Express Service

PT. ASTRA AUTO 2000 Cabang Medan Gatsu memiliki pelayanan jasa

berupa pelayanan service (after sales service) kendaraan merk Toyota. Adapun

uraian proses yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Penerimaan kendaraan

Pada bagian penerimaan kendaraan, mobil yang dibawa pelanggan akan

diterima oleh petugas bagian penerimaan dengan memarkirkan mobil tersebut

pada area parkir service yang disediakan.

2. Pemberian nomor antrian

Setelah mobil diparkirkan, kemudian petugas memberikan nomor antrian yang

(33)

antrian, lalu pelanggan dipersilahkan menunggu di ruang tunggu penerimaan

service.

3. Penerimaan service oleh service advisor

Pelanggan yang dipanggil nomor antrian oleh service advisor (SA), kemudian

akan dilayani oleh SA tersebut untuk melakukan diagnosis ke kendaraan,

mencatat kondisi mobil dan ditanyakan mengenai keluhan lainnya. Selanjutnya,

SA akan membuat surat perintah kerja dan melakukan estimasi biaya dan

waktu pengerjaan service serta menginformasikan fasilitas waiting room

kepada pelanggan.

4. Proses service

Selanjutnya mobil akan memasuki lokasi bengkel untuk diservis berdasarkan

petunjuk service resmi yang ditetapkan oleh Toyota. Sementara pelanggan

yang menunggu kendaraan selesai diservis dipersilahkan menunggu di ruang

tunggu service yang telah disediakan.

5. Test drive

Setelah selesai diservis, mobil akan dites oleh mekanik untuk melihat hasil dari

service yang dilakukan serta untuk memastikan bahwa keluhan pelanggan telah

diatasi.

6. Washing

Setelah selesai maka dilakukan pencucian mobil. Proses ini merupakan bagian

(34)

7. Penyerahan kendaraan

Setelah mobil dinyatakan selesai dan bersih, maka SA akan memberitahukan

kepada pelanggan bahwa kendaraan telah selesai diservis. Selanjutnya, SA

akan menjelaskan kondisi mobil dan perbaikan apa saja yang telah dilakukan

serta menjelaskan biaya yang harus dibayar. Setelah pelanggan melakukan

pembayaran di kasir, maka SA menyerahkan kendaraan kepada pelanggan.

2.5. Standar Pelayanan

Dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan, AUTO 2000 memiliki

standar pelayanan untuk karyawan AUTO 2000 yang harus diberikan pada setiap

interaksi dengan pelanggan yang disebut dengan AUTO 2000 Service

Architecture (ASA). ASA ini mencakup seluruh standar pelayanan service mulai

dari customer service spirit, service business process, serta hal-hal apa saja yang

harus dilakukan oleh masing-masing karyawan pelayanan mulai dari penerimaan

(35)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Kualitas Jasa/Pelayanan

3.1.1. Pengertian Jasa

Jasa yang sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata jasa

itu sendiri mempunyai banyak arti, dari mulai pelayanan personal sampai jasa

sebagai suatu produk. Sejauh ini sudah banyak pakar pemasaran jasa yang telah

berusaha mendefinisikan pengertian jasa.

Menurut Kotler (1988) yang dikutip Nasution 1

Sedangkan Valarie A. Zethaml dan Marry Jo Bitner (1996) yang dikutip

Nasution

, jasa merupakan setiap

tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak

lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak

menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa bisa berhubungan dengan

produk fisik maupun tidak.

2

1

M. Nur Nasution, Manajemen Jasa Terpadu, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2004), hal 5

menyatakan bahwa pada dasarnya semua aktivitas ekonomi yang

hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang

biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan

memberikan nilai tambah (seperti kenyamanan, hiburan, kesenangan atau

(36)

Berdasarkan berbagai definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa jasa

merupakan suatu aktivitas atau tindakan yang tidak berwujud yang menyebabkan

adanya interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa.

3.1.2. Karakteristik Jasa

Ada 4 karakteristik pokok pada jasa yang membedakannya dengan barang.

Keempat karakteristik tersebut meliputi 3

1. Intangibility (Tidak Berwujud)

:

Jasa bersifat intangibility, yang artinya tidak dapat dilihat, disentuh dan dirasa

serta tidak mudah didefinisikan atau dipahami sercara rohaniah. Seseorang

tidak dapat menilai hasil dari jasa sebelum menikmatinya sendiri.

2. Inseparability (Tidak Terpisahkan)

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa

biasanya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi

secara bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan

cirri khusu dalam pemasaran jasa. Keduanya mempengaruhi hasil (outcome)

dari jasa tersebut.

3. Variability (Keanekaragaman)

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan nonstandardized output, artinya

banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan

(37)

4. Perishability (Tidak Tahan Lama)

Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Dengan

demikian bila suatu jasa tidak digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu

begitu saja.

3.1.3. Pengertian Kinerja/Kualitas Pelayanan

Crosby (1979) menyatakan bahwa kualitas adalah conformance to

requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu

produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah

ditentukan. Sedangkan Deming (1982) mendefinisikan kualitas sebagai

kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen4

Definisi kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan

keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi

harapan pelanggan. Menurut Wyckof (1983) yang dikutip Tjiptono .

5

Dengan kata lain, ada 2 faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa

yaitu expected service dan perceived service. Apabila jasa yang diterima atau

dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa

dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima melampaui harapan

pelanggan,maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal.

Sebaliknya, jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka , kualitas jasa

adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat

keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.

4

(38)

kualitas jasa dipersepsikan buruk. Dengan demikian, baik tidaknya kualitas jasa

tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan

pelanggannya secara konsisten6

Bernardin dan Russel (1993) yang dikutip Mulyadi .

Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan.

Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan

hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini

memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan

serta kebutuhan mereka.

Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan

dimana perusahaan harus memaksimumkan pengalaman pelanggan yang

menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman pelanggan

yang kurang menyenangkan. Pada gilirannya kepuasan pelanggan dapat

menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada perusahaan yang

memberikan kualitas memuaskan.

7

6

M. Nur Nasution, op.cit., hal 47

7

Mulyadi, Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, Edisi 3, (Jakarta : Salemba memberikan definisi

tentang performance (kinerja) sebagai berikut :

“performance is defined as the record of outcome produced on a specified

job function or activity during a specified time period”

(Prestasi kerja didefinisikan sebagai catatan dari hasil-hasil yang diperoleh

melalui fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama tempo waktu

(39)

Sedangkan menurut Helfert (1996) yang dikutip Mulyadi8

3.1.4. Model Kualitas Jasa

bahwa kinerja

adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu

tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional

perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

kinerja kualitas jasa merupakan suatu tingkatan kinerja (hasil) ataupun prestasi

yang dihasilkan dalam memberikan kualitas pelayanan sesuai dengan harapan

pelanggan.

Ada banyak model yang dapat digunakan untuk menganalisis kualitas jasa.

Pemilihan terhadap suatu model tergantung pada tujuan, analisis, jenis

perusahaan, dan situasi pasar.

Tiga peneliti Amerika, Leonard L. Berry, A. Parasuraman, dan Valerie A.

Zeithaml (1985) melakukan penelitian mengenai customer-perceived quality pada

empat industri jasa, yaitu retail banking, credit card, securities brokerage, dan

product repair and maintenance.

Dalam penelitian tersebut, diidentifikasi 5 gap yang menyebabkan

kegagalan penyampaian jasa. Kelima gap tersebut adalah9

1. Gap antara harapan konsumen dan persepsi manajemen

:

Pada kenyataannya pihak manajemen suatu perusahaan tidak selalu dapat

merasakan atau memahami apa yang diinginkan para pelanggan secara tepat.

8

(40)

Akibatnya manajemen tidak mengetahui bagaimana suatu jasa seharusnya

didesain, dan jasa-jasa pendukung/sekunder apa saja yang diinginkan

konsumen. Contohnya, pengelola catering mungkin mengira para

pelanggannya lebih mengutamakan ketepatan waktu pengantaran makanannya,

padahal para pelanggan tersebut mungkin lebih memperhatikan variasi menu

yang disajikan.

2. Gap antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dan spesifikasi

kualitas jasa

Kadangkala manajemen mampu memahami secara tepat apa yang diinginkan

oleh pelanggan, tetapi manajemen tidak menyusun suatu standar kinerja

tertentu yang jelas. Sebagai contoh, manajemen suatu bank meminta para

stafnya agar memberikan pelayanan secara cepat tanpa menentukan standar

atau ukuran waktu pelayanan yang dapat dikategorikan cepat.

3. Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa

Ada beberapa penyebab terjadinya gap ini, misalnya karyawan kurang terlatih

(belum menguasai tugasnya), beban kerja melampaui batas, tidak dapat atau

bahkan tidak mau memenuhi standar kinerja yang ditetapkan. Selain itu,

mungkin pula karyawan dihadapkan pada standar yang bertentangan, misalnya

para juru rawat diharuskan meluangkan waktunya untuk mendengarkan

keluhan atau masalah pasien, tetapi di sisi lain mereka juga harus melayani

(41)

4. Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal

Seringkali harapan pelanggan dipengaruhi oleh iklan dan pernyataan atau janji

yang dibuat oleh perusahaan. Risiko yang dihadapi perusahaan adalah apabila

janji yang diberikan ternyata tidak dapat dipenuhi. Misalnya, brosur suatu

lembaga pendidikan menyatakan bahwa lembaganya merupakan yang terbaik,

memiliki saran kuliah, praktikum, dan perpustakaan yang lengkap, dan staf

pengajarnya professional. Akan tetapi, saat pelanggan datang dan merasakan

bahwa ternyata fasilitas praktikum dan perpustakaannya biasa-biasa saja, maka

sebenarnya komunikasi eksternal yang dilakukan lembaga pendidikan tersebut

telah mendistorsi harapan konsumen dan menyebabkan terjadinya persepsi

negatif terhadap kualitas jasa lembaga tersebut.

5. Gap antara jasa yang dialami dan jasa yang diharapkan

Gap ini terjadi apabila pelanggan mengukur kinerja/prestasi perusahaan dengan

cara yang berlainan, atau bisa juga keliru mempersepsikan kualitas jasa

tersebut. Misalnya, seorang dokter bisa saja terus mengunjungi pasiennya

untuk menunjukkan perhatiannya. Akan tetapi pasien dapat

menginterpretasikannya sebagai suatu indikasi bahwa ada yang tidak beres

berkenaan dengan penyakit yang dideritanya.

3.1.5. Dimensi Kualitas Jasa

Beberapa pakar pemasaran seperti Parasuraman, Zeithaml, dan Berry

(42)

mengidentifikasi sepuluh faktor utama yang menentukan kualitas jasa. Kesepuluh

faktor tersebut10

1. Reliability, mencakup dua hal pokok, yaitu konsistensi kerja (performance)

dan kemampuan untuk dipercaya (dependability). Hal ini berarti perusahaan

memberikan jasanya secara tepat semenjak saat pertama (right the first).

Selain itu juga berarti bahwa perusahaan yang bersangkutan memenuhi

janjinya, misalnya menyampaikan jasanya sesuai dengan jadwal yang

disepakati. :

2. Responsiveness, yaitu kemauan atau kesiapan para karyawan untuk

memberikan jasa yang dibutuhkan pelanggan.

3. Competence, artinya setiap orang dalam suatu perusahaan memiliki

keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat memberikan jasa

tertentu.

4. Access, meliputi kemudahan untuk dihubungi dan ditemui. Hal ini berarti

lokasi fasilitas jasa yang mudah dijangkau, waktu menunggu yang tidak terlalu

lama, saluran komunikasi perusahaan mudah dihubungi, dan lain-lain.

5. Courtesy, meliputi sikap sopan santun, respek, perhatian, dan keramahan yang

dimiliki para contact personnel (seperti resepsionis, operator telepon, dan

lain-lain).

6. Communication, artinya memberikan informasi kepada pelanggan dalam

bahasa yang dapat dipahami, serta selalu mendengarkan saran dan keluhan

(43)

7. Credibility, yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya. Kredibilitas mencakup nama

perusahaan, reputasi perusahaan, karakteristik pribadi contact personnel, dan

interaksi dengan pelanggan.

8. Security, yaitu aman dari bahaya, risiko, atau keragu-raguan. Aspek ini

meliputi keamanan secara fisik (physical safety), keamanan finansial

(financial security), dan kerahasaiaan (confidentially).

9. Understanding/Knowing the Customer, yaitu usaha untuk memahami

kebutuhan pelanggan.

10.Tangibles, yaitu bukti fisik dari jasa, bisa berupa fasilitas fisik, peralatan yang

digunakan, representasi fisik dari jasa (misalnya kartru kredit plastik).

Dalam perkembangan selanjutnya, yaitu pada tahun 1988, Parasuraman

dan kawan-kawan (dalam Zeithaml dan Bitner, 1996) menemukan bahwa sepuluh

dimensi yang ada dapat dirangkum menjadi hanya lima dimensi pokok. Kelima

dimensi kualitas jasa tersebut meliputi :

1. Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan pegawai, dan

sarana komunikasi.

2. Keandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang

dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.

3. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk membantu

para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

4. Jaminan (assurance), mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat

dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, risiko, atau

(44)

5. Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang

baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan.

Meskipun banyak sekali pendapat yang dikemukakan, namun pendapat

yang paling sering digunakan dalam penilaian jasa adalah yang dikemukakan

Parasuraman, Zeithaml, dan Berry yang menyatakan bahwa ada lima dimensi

kualitas jasa yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty.

Mengukur kualitas jasa berarti mengevaluasi/membandingkan kinerja

suatu jasa dengan seperangkat standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Untuk model pengukuran Parasuraman dan kawan-kawan, telah dibuat sebuah

skala multi-item yang diberi nama SERVQUAL. Alat ini dimaksudkan untuk

mengukur harapan dan persepsi pelanggan, dan kesenjangan (gap) yang ada di

model kualitas jasa. Pengukuran dapat dilakukan dengan skala Likert maupun

semantik diferensial, dimana responden tinggal memilih derajat

kesetujuan/ketidaksetujuannya atas pernyataan mengenai penyampaian kualitas

jasa.

3.1.6. Penilaian Dimensi Kualitas Jasa

Zeithaml et.al (1996) yang dikutip Nasution11

1. Tangibles, meliputi : fasilitas reparasi, ruang tunggu, peralatan, dan seragam.

mengemukakan contoh cara

pelanggan menilai lima dimensi kualitas jasa reparasi mobil, yaitu :

2. Reliability, meliputi : masalah diatasi dengan cepat dan selesai pada waktu

(45)

3. Responsiveness, meliputi : dapat diakses, tidak lama menunggu, dan respon

terhadap permintaan.

4. Assurance, meliputi : mekanik yang berpengetahuan luas.

5. Empathy, meliputi : mengenal nama pelanggan, mengingat masalah dan

preferensi pelanggan sebelumnya.

Sebagai contoh lainnya, pada bengkel sepeda motor Honda “AHASS”

diidentifikasi atribut kelima dimensi kualitas tersebut yaitu12

1. Tangibles, meliputi :

:

a. Peralatan yang lengkap dan tidak mudah rusak.

b. Ruang tunggu yang nyaman dan bersih.

c. Sistem sirkulasi udara yang baik.

d. Bengkel memiliki karyawan yang berpenampilan rapi dan menarik.

e. Bengkel menyediakan media promosi dalam memberikan pelayanan.

2. Reliability, meliputi :

a. Bengkel memiliki suku cadang yang berkualitas dan harga terjangkau.

b. Bengkel harus dapat merealisasikan apa yang telah dijanjikan kepada

pelanggan.

c. Penghindaran terjadinya kesalahan oleh pelanggan.

d. Bengkel memiliki mekanik yang ahli dan berpengalaman.

3. Responsiveness, meliputi :

a. Pelayanan yang cepat dan baik.

b. Kesediaan karyawan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan.

12

(46)

c. Karyawan yang komunikatif.

d. Ketanggapan dan keseriusan terhadap keluhan.

4. Assurance, meliputi :

a. Keadilan karyawan dalam memberikan pelayanan.

b. Keamanan pelanggan selama di bengkel.

c. Kesopanan dan keramahan karyawan dalam melayani pelanggan.

5. Empathy, meliputi :

a. Pengetahuan karyawan akan produk/jasa yang dijual.

b. Kemudahan dalam menyampaikan keluhan dan saran.

c. Kemudahan dalam pendaftaran dan pembayaran.

Adapun pada bengkel PT. Wicaksono Berlian Motor (Mitsubishi) diidentifikasi

atribut kelima dimensi kualitas tersebut yaitu13

1. Lokasi bengkel mudah untuk ditemukan.

:

2. Ruang kerja perawatan/perbaikan kendaraan terlihat bersih.

3. Ruang tunggu terasa nyaman.

4. Jam buka/tutup bengkel sesuai dengan yang dijanjikan.

5. Prosedurnya mudah dalam pembuatan janji untuk melakukan

perawatan/perbaikan mobil.

6. Waktu penyelesaian pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah dijanjikan.

7. Penyelesaian pekerjaan diselesaikan dengan cepat.

8. Ketersediaan suku cadang lengkap.

9. Hasil dari pekerjaan memuaskan.

13

(47)

10.Adanya garansi apabila terjadi ketidaksesuaian berhubungan dengan pekerjaan

yang telah dikerjakan.

11.Adanya pemeriksaan ulang yang dilakukan oleh petugas beberapa waktu

setelah perbaikan.

12.Proses pembayaran mudah.

13.Pegawai bengkel ramah dan sopan dalam melayani pelanggan.

14.Penampilan pegawai bengkel terlihat rapi dan terampil.

15.Pegawai bengkel cepat tanggap dan cermat dalam merespon keluhan.

16.Penjelasan pegawai bengkel mengenai perawatan/perbaikan yang dilakukan

serta perkiraan biayanya dimengerti dan dipahami oleh konsumen.

Sedangkan pada bengkel mobil Bintang Timur Cirebon diidentifikasi

atribut kelima dimensi kualitas tersebut yaitu14

1. Tangibles, meliputi : kelengkapan peralatan dan kelengkapan fasilitas.

:

2. Reliability, meliputi : keterampilan mekanik dan pengetahuan perawatan.

3. Responsiveness, meliputi : tingkat kecepatan pelayanan dan tingkat ketepatan

menangani keluhan.

4. Assurance, meliputi : tingkat keramahan dan kesopanan dan tingkat

keterampilan petugas pelayanan.

5. Empathy, meliputi : perhatian karyawan terhadap pelanggan dan kecepatan

dalam menanggapi keluhan konsumen.

14

(48)

Berdasarkan pembahasan di atas dan studi literatur yang dilakukan, maka

atribut kualitas jasa di AUTO2000 yang diukur melalui lima dimensi kualitas jasa

sebagai berikut :

1. Tangibles, meliputi :

a. Lokasi bengkel yang mudah dijangkau

Lokasi bengkel yang mudah dijangkau dapat memberikan kemudahan

kepada pelanggan untuk melakukan perawatan/perbaikan ke bengkel

tersebut.

b. Ruang tunggu yang nyaman dan bersih

Pada saat pelanggan menunggu service kendaraan, AUTO2000

menyediakan ruang tunggu untuk pelanggan tersebut. Oleh karena itu,

kenyamanan dan kebersihan ruang tunggu perlu diperhatikan sehingga

pelanggan merasa nyaman dan tenang pada saat menunggu serta

menimbulkan loyalitas pelanggan.

c. Penampilan staf/karyawan yang rapi

Untuk menarik pelanggan, maka karyawan harus memiliki penampilan

yang rapi dalam melayani pelanggan.

d. Peralatan bengkel dan ketersediaan suku cadang yang lengkap

Dengan tersedianya peralatan dan suku cadang yang lengkap yang dimiliki

(49)

e. Penataan/layout ruang kerja perawatan/perbaikan kendaraan yang rapi dan

bersih

Layout ruang kerja perawatan/perbaikan kendaraan harus ditata dengan

rapi dan dalam keadaan bersih sehingga menarik di mata pelanggan.

2. Reliability, meliputi :

a. Ketepatan waktu dalam pelayanan service kendaraan sesuai dengan yang

telah dijanjikan

Dalam memberikan pelayanan service kendaraan harus diselesaikan tepat

waktu sesuai dengan yang telah dijanjikan kepada pelanggan agar

pelanggan tidak merasa kecewa dengan pelayanan bengkel tersebut.

b. Kemudahan prosedur pelayanan dan tidak berbelit-belit

Untuk menyampaikan jasa secara efektif dapat dilakukan dengan

memberikan prosedur yang memudahkan dan tidak berbelit-belit kepada

pelanggan.

c. Penyelesaian pekerjaan yang dilakukan dengan cepat

Lamanya penyelesaian pekerjaan yang dilakukan dengan cepat juga

merupakan salah satu atribut kualitas pelayanan. Dimana lamanya servis

menunjukkan keandalan (kemampuan) perusahaan dalam memberikan

kepuasan kepada pelanggan.

d. Bengkel memiliki mekanik yang ahli dan berpengalaman

Dalam perawatan/perbaikan kendaraan harus dilakukan oleh mekanik yang

ahli dan berpengalaman sehingga pelanggan merasa puas dengan

(50)

3. Responsiveness, meliputi :

a. Kesediaan karyawan dalam memberikan bantuan kepada pelanggan

Karyawan harus selalu siap sedia dalam memberikan bantuan kepada

pelanggan yang datang ke bengkel.

b. Kecepatan dan ketanggapan karyawan dalam menangani keluhan

pelanggan

Dalam memberikan pelayanan yang baik, karyawan juga harus cepat

tanggap dalam menangani keluhan yang dialami pelanggan.

c. Cepat dan tanggap dalam melayani pelanggan

Karyawan harus cepat tanggap dalam melayani pelanggan yang datang ke

bengkel sehingga pelanggan merasa puas dengan pelayanan yang

diberikan.

d. Tanggap terhadap kebutuhan pelanggan

Karyawan juga harus tanggap terhadap apa saja yang dibutuhkan

pelanggan.

e. Tanggap terhadap pertanyaan pelanggan

Karyawan juga harus tanggap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan

pelanggan.

4. Assurance, meliputi :

a. Keramahan dan kesopanan karyawan

Keramahan dan kesopanan karyawan merupakan kunci utama untuk

mendapatkan pelanggan yang setia (loyalitas pelanggan). Oleh karena itu,

(51)

b. Karyawan mampu memberikan penjelasan/berkomunikasi dengan baik

mengenai perawatan dan perbaikan kendaraan

Komunikasi yang baik dan kemampuan karyawan dalam memberikan

penjelasan kepada pelanggan haruslah dilakukan dengan baik untuk

menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan.

c. Keamanan pelanggan selama di bengkel

Dengan memberikan rasa aman kepada pelanggan dalam melakukan

perawatan/perbaikan mobil maka dapat meningkatkan rasa percaya

pelangan.

d. Kepastian dan kewajaran biaya service

Adanya kepastian dalam penentuan biaya service dapat menumbuhkan

kepercayaan pelanggan disertai dengan kewajaran atas biaya tersebut

sehingga perusahaan dapat mempertahankan kesetiaan pelanggan.

e. Kemudahan dalam mendapatkan informasi

Dengan adanya kemudahan yang diperoleh pelanggan dalam mendapatkan

informasi juga akan menumbuhkan kepercayaan pelanggan.

5. Empathy, meliputi :

a. Keadilan dalam pelayanan (tidak membeda-bedakan pelanggan)

Salah satu perhatian yang dapat diberikan perusahaan adalah memberikan

pelayanan yang adil kepada semua pelanggan dan tanpa

membeda-bedakan pelanggan yang satu dengan lainnya.

(52)

Memberikan perhatian yang tulus dan sepenuh hati kepada pelanggan

secara individual merupakan bentuk perhatian yang harus diberikan

perusahaan.

c. Memahami kebutuhan pelanggan

Perusahaan juga harus memahami apa saja yang menjadi kebutuhan

pelanggan sehingga pelanggan merasa diperhatikan dan dipahami serta

dapat meningkatkan kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan.

d. Adanya garansi apabila terjadi ketidaksesuaian berhubungan dengan

pekerjaan yang telah dikerjakan

Setelah perawatan/perbaikan mobil selesai dikerjakan dan telah diserahkan

kepada pelanggan, maka pelanggan diberi garansi apabila terjadi

ketidaksesuaian atau masih ada masalah yang berhubungan dengan

pekerjaan yang telah dikerjakan. Hal ini merupakan salah satu bentuk

perhatian yang diberikan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang

terbaik kepada pelanggannya.

e. Memberi pelayanan tambahan berupa makanan dan minuman ringan

secara gratis kepada pelanggan yang sedang menunggu service kendaraan

Dengan adanya pelayanan tambahan kepada pelanggan akan membuat

pelanggan merasa diperhatikan. Misalnya, pada saat pelanggan menunggu

kendaraannya selesai diperbaiki perusahaan menyediakan makanan dan

minuman ringan yang diberikan secara gratis kepada pelanggan. Hal ini

merupakan salah satu bentuk perhatian yang diberikan perusahaan kepada

(53)

3.2. Kepuasan Pelanggan

3.2.1. Pengertian dan Konsep Kepuasan Pelanggan

Tjiptono15

Pada beberapa definisi di atas, terdapat kesamaan yaitu menyangkut

komponen kepuasan pelanggan (harapan dan kinerja/hasil yang dirasakan). menjelaskan bahwa sebenarnya konsep kepuasan pelanggan

masih bersifat abstrak. Pencapaian kepuasan dapat merupakan proses yang

sederhana, maupun kompleks dan rumit. Dalam hal ini peranan setiap individu

dalam service encounter sangatlah penting dan berpengaruh terhadap kepuasan

yang dibentuk. Untuk dapat mengetahui tingkat kepuasan pelanggan secara lebih

baik, maka perlu dipahami pula seba-sebab kepuasan.

Banyak pakar yang memberikan definisi mengenai kepuasan pelanggan.

Day (dalam Tse dan Wilton, 1988) menyatakan bahwa kepuasan atau

ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi

ketidaksesuaian/diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan

kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya. Engel, et al. (1990)

mengungkapkan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli

dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil (outcome)

sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul

apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan. Sedangkan

pakar pemasaran Kotler (1994) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah

tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan

(54)

Zeithaml (1993) mendefinisikan harapan pelanggan pada umumnya merupakan

perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya bila ia

membeli atau mengkonsumsi suatu barang atau jasa. Sedangkan kinerja yang

dirasakan adalah persepsi pelanggan terhadap apa yang ia terima setelah

mengkonsumsi produk yang dibeli. Secara konseptual, kepuasan pelanggan dapat

digambarkan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 3.1.

Tujuan Perusahaan

Harapan Pelanggan Terhadap Produk

Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan

Tingkat Kepuasan Pelanggan Nilai Produk bagi

[image:54.595.175.452.302.548.2]

Pelanggan Produk

Gambar 3.1. Konsep Kepuasan Pelanggan

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa kepuasan pelanggan merupakan tingkat perasaan seseorang

setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan dengan harapannya.

Apabila hasil yang dirasakan dibawah harapan, maka pelanggan akan kecewa,

(55)

pelanggan akan puas dan bila kinerja melebihi harapan, pelanggan akan sangat

puas.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan setiap perusahaan untuk

mengukur dan memantau kepuasan pelanggannya (juga pelanggan perusahaan

pesaing). Kotler (1994) mengemukakan 4 metode untuk mengukur kepuasan

pelanggan, yaitu :

1. Sistem keluhan dan saran

Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan perlu memberikan

kesempatan seluas-luasnya bagi para pelanggannya untuk menyampaikan

saran, pendapat, dan keluhan mereka. Media yang bisa digunakan meliputi

kotak saran yang diletakkan di tempat-tempat strategis (yang mudah dijangkau

atau sering dilewati pelanggan), menyediakan kartu komentar (yang bisa diisi

langsung ataupun yang bisa dikirimkan via pos kepada perusahaan),

menyediakan saluran telepon khusus (customer hot lines), dan lain-lain.

2. Survei kepuasan pelanggan

Umumnya banyak penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan

menggunakan metode survei, baik melalui pos, telepon, maupun wawancara

pribadi (McNeal dan Lamb dalam Peterson dan Wilson, 1992). Melalui survei,

perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari

pelanggan sekaligus juga memberikan tanda (signal) positif bahwa perusahaan

menaruh perhatian terhadap para pelanggannya. Pengukuran kepuasan

pelanggan melalui metode ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, di

(56)

a. Directly reported satisfaction

Pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaan, seperti

“Ungkapkan seberapa puas Saudara terhadap pelayanan PT. Phirus Jaya

pada skala sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, dan sangat puas”.

b. Derived dissatisfacatin

Pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal utama, yaitu besarnya

harapan pelanggan terhadap atribut tertentu dan besarnya kinerja yang

mereka rasakan.

c. Problem analysis

Pelanggan yang dijadikan responden diminta untuk mengungkapkan dua hal

pokok. Pertama, masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan

penawaran dari perusahaan. Kedua, saran-saran untuk melakukan perbaikan.

d. Importance-performance analysis

Cara ini diungkapkan oleh Martilla dan James dalam artikel yang dimuat di

Journal of Marketing bulan Januari 1977 yang berjudul

“Importance-Performance Analysis”. Dalam teknik ini, responden dimintai untuk

meranking berbagai elemen (atribut) dari penawaran berdasarkan derajat

pentingnya setiap elemen tersebut. Selain itu responden juga diminta

merangking seberapa baik kinerja perusahaan dalam masing-masing

elemen/atribut tersebut.

3. Ghost shopping

Metode ini dilaksanakan dengan cara memperkerjakan beberapa orang (ghost

(57)

produk perusahaan dan pesaing. Lalu ghost shopper tersebut menyampaikan

temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan

pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk

tersebut. Selain itu para ghost shopper juga dapat mengamati atau menilai cara

perusahaan dan pesaingnya menjawab pertanyaan pelanggan dan menangani

setiap keluhan.

4. Lost customer analysis

Metode ini sedikit unik. Perusahaan menghubungi para pelanggannya yang

telah berhenti membeli atau yang telah beralih pemasok. Yang diharapkan

adalah akan diperolehnya informasi penyebab terjadinya hal tersebut. Informasi

ini sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk mengambil kebijakan selanjutnya

dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan.

3.2.2. Pentingnya Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di

pasar domestik maupun global. Untuk memenangkan persaingan, perusahaan

harus mampu memberikan kepuasan kepada para pelanggannya, misalnnya

dengan memberikan produk yang mutunya lebih baik, harganya lebih murah,

penyerahan produk yang lebih cepat dan pelayanan yang lebih baik daripada para

pesaingnya. Produk dengan mutu jelek, harga yang mahal, penyerahan produk

yang lambat bisa membuat pelanggan tidak puas, walaupun dengan tingkatan

(58)

Pelanggan memang harus dipuaskan, sebab kalau mereka tidak puas akan

meninggalkan perusahaan dan menjadi pelanggan pesaing, hal ini akan

menyebabkan penurunan penjualan dan pada gilirannya akan menurunkan laba

dan bahkan kerugian. Maka dari itu, pimpinan perusahaan harus berusaha

melakukan pengukuran tingkat kepuasan pelanggan agar segera mengetahui

atribut apa dari suatu produk yang bisa membuat pelanggan tidak puas.

Tingkat kepuasan pelanggan sangat tergantung pada mutu suatu produk,

baik berupa barang ataupun jasa. Montgomery dalam Supranto16

1. Mengetahui dengan baik bagaimana jalannya atau bekerjanya proses bisnis.

menyatakan

suatu produk dikatakan bermutu bagi seseorang kalau produk tersebut dapat

memenuhi kebutuhannya. Aspek mutu ini bisa diukur. Pengukuran tingkat

kepuasan erat hubungannya dengan mutu produk (barang atau jasa). Pengukuran

aspek mutu bermanfaat bagi pimpinan bisnis yaitu :

2. Mengetahui dimana harus melakukan perubahan dalam upaya melakukan

perbaikan secara terus-menerus untuk memuaskan pelanggan, terutama untuk

hal-hal yang dianggap penting oleh para pelanggan.

3. Menetukan apakah perubahan yang dilakukan mengarah ke perbaikan

(improvement).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan

merupakan fokus penting pada suatu perusahaan dalam memenangkan persaingan

di dunia industri. Dan pengukuran terhadap tingkat kepuasan konsumen atas

16

(59)

kualitas pelayanan yang diberikan sangat penting untuk diperhatikan agar

pelanggan merasa puas dan tetap setia (loyal) kepada perusahaan.

3.3. Diagram Kartesius

Nasution17 menjelaskan penggunaan diagram kartesius dalam

menganalisis kualitas pelayanan yang diberikan. Dalam menganalisis kualitas

pelayanan tersebut dapat digunakan metode deskriptif kualitatif-kuantitatif, yaitu

dengan menggunakan importance-performance analysis yang diperkenalkan oleh

Martila dan James pada tahun 1997. Metode ini mempunyai fungsi utama untuk

menampilkan informasi berkaitan dengan faktor-faktor pelayanan yang menurut

konsumen sangat mempengaruhi kepuasan dan loyalitas mereka, dan faktor-faktor

pelayanan yang menurut konsumen perlu ditingkatkan karena kondisi saat ini belum

memuaskan.

Jasa akan menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat apabila didasarkan pada

kepentingan pelanggan dan kinerjanya bagi perusahaan. Artinya, perusahaan

seharusnya mencurahkan perhatiannya pada hal-hal yang memang dianggap

penting oleh para pelanggan. Dalam hal ini digunakan skala Likert untuk menilai

tingkat kepentingan pelanggan, yang terdiri dari sangat penting, penting, cukup

penting, kurang penting, dan tidak penting. Kelima penilaian tersebut diberikan

bobot sebagai berikut, jawaban sangat penting diberi bobot 5, jawaban penting

diberi bobot 4, jawaban cukup penting diberi bobot 3, jawaban kurang penting

(60)

Untuk kinerja/penampilan diberikan lima penilaian dengan bobot sebagai

berikut. Jawaban sangat baik diberi bobot 5 berarti pelanggan sangat puas,

jawaban baik diberi bobot 4 berarti pelanggan puas, jawaban cukup baik diberi 3

berarti pelanggan cukup puas, jawaban kurang baik diberi bobot 2 berarti

pelanggan kurang puas, dan jawaban tidak baik diberi bobot 1 berarti pelanggan

tidak puas.

Berdasarkan hasil penilaian tingkat kepentingan dan hasil penilaian

kinerja, maka akan dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian

antara tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaannya oleh perusahaan.

Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan skor kinerja pelaksanaan

dengan skor kepentingan. Tingkat kesesuaian inilah yang akan menentukan urutan

prioritas faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Dalam hal ini

terdapat 2 buah variabel yang diwakilkan oleh huruf X dan Y, dimana X

merupakan tingkat kinerja perusahaan yang dapat memberikan kepuasan para

pelanggan, sedangkan Y merupakan tingkat kepentingan pelanggan.

Rumus yang digunakan adalah :

Dimana :

Tki = Tingkat kesesuaian responden

Xi = Skor penilaian kinerja perusahaan

Yi = Skor penilaian kepentingan pelanggan

Selanjutnya, sumbu mendatar (X) akan diisi oleh skor tingkat kinerja,

(61)

menyederhanakan rumus, maka untuk setiap faktor yang mempengaruhi kepuasan

pelanggan dengan :

Dimana :

= Skor rata-rata tingkat kepuasan/kinerja perusahaan

= Skor rata-rata tingkat kepentingan

n = Jumlah responden

Importance-performance analysis menggabungkan pengukuran faktor

tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan/kinerja dalam grafik dua dimensi yang

memudahkan penjelasan data dan mendapatkan usulan praktis. Interpretasi grafik

importance-performance analysis sangat mudah, dimana grafik tersebut dibagi

menjadi empat buah kuadran berdasarkan hasil pengukuran importance-performance,

yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik (X,Y), X

merupakan rata-rata skor tingkat kepuasan pelanggan seluruh faktor atau atribut, dan

Y adalah rata-rata skor tingkat kepentingan seluruh faktor yang mempengaruhi

kepuasan pelanggan.

(62)<

Gambar

Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja AUTO 2000 Gatsu Medan
Tabel 2.1. Lanjutan
Gambar 3.1. Konsep Kepuasan Pelanggan
Gambar 3.2. Pembagian Kuadran Importance Performance Analysis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan pelanggan terhadap pelayanan Asuransi Jiwa Bumiputra Syariah Surakarta, dilihat dari lima dimensi kualitas jasa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kualitas pelayanan, citra dan kepuasan konsumen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan dan

pelanggan dengan atribut kualitas pelayanan “akar café” Bogor dan (3) Menganalisis tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang.. diberikan oleh

Pelanggan Pengguna Jasa Lapangan Futsal (Studi Kasus Pada IFI Futsal Bandung)”. Bandung: Fakultas Ekonomi

Atribut dari dimensi Responsiveness yang menjadi indikator prioritas tinggi untuk perbaikan adalah karyawan apotek sigap dalam menanggapi permintaan konsumen

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan jasa pada asuransi AJB Bumiputera 1912 cabang Solo Gladag berdasarkan dimensi

Dimensi kepuasan pelanggan dilihat dari kinerja kualitas pelayanan yang diterima selama ini dan dilihat dari tingkat kepentingan (harapan) kelima dimensi kualitas

Hasil analisis dimensi kualitas jasa menunjukan bahwa kepuasan pelanggan dapat dipengaruhi dengan adanya lima indikator dimensi pada kualitas jasa yaitu reliability,