• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan atau instansi didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses pencapa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan atau instansi didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses pencapa"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

SUCI WIGUNA. 21205194

Pengaruh Audit Operasional Terhadap Aktivitas Fungsi Personalia

Skripsi. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2009 Kata Kunci : Audit Operasional, Aktivitas Fungsi Personalia.

(xi + 98) + Lampiran

Audit operasioanal adalah penelaahan secara sistematik terhadap kegiatan operasional suatu perusahaan dan tujuannya untuk mengevaluasi termasuk kebijaksanaan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, Kegiatan audit operasional dalam suatu perusahaan merupakan kegiatan yang penting karena merupakan audit atas pelaksanaan prosedur-prosedur dan menilai apakah seluruh aktivitas perusahaan telah dilaksanakan sesuai prosedur yang ditetapkan. Pengaruh audit operasional terhadap pengelolaan personalia sangat besar dan berpengaruh positif bagi perkembangan perusahaan, hal yang perlu diperhatikan terhadap pengelolaan personalia dalam menunjang efektivitas fungsi personalia yaitu mencari cara-cara pengelolaan yang diterapkan dalam operasi perusahaan.

Penulis menggunakan metode deskriptif analisis sebagai pendekatan kuantitatif yang merupakan suatu metode yang bertujuan untuk mengetahui sifat dan hubungan yang lebih mendalam antara dua variabel dengan cara mengamati aspek-aspek tertentu secara lebih spesifik untuk memperoleh data yang sesuai dengan masalah yang dan sesuai dengan tujuan penelitian, rancangan pengujian hipotesis digunakan kolerasi dari kedua variabel yang diteliti dalam hal ini adalah kolerasi antara tahap audit operasional dan aktivitas fungsi personalia dengan menggunakan perhitungan statistic SPSS 17

Dari uji t diatas menunjukan hasil Thitung sebesar 3,209 dengan tingkat ignifikan 0,0 12 lebih kecil dari 0,05 itu berarti audit operasional yang dilakukan oleh PT. Pertamina berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap aktivitas personalia. Sehingga menunjukkan bahwa dengan semakin sering audit operasional yang dilakukan akan semakin besar motivasi yang optimal yang akan dicapai oleh PT. Pertamina khususnya pada aktivitas produktivitas.

(2)

BAB l

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu perusahaan atau instansi didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses pencapaian tujuan tersebut, diperlukan pengelolaan yang efektif dan efisien sebagai faktor produksi. Salah satu faktor produksi yang terpenting adalah tenaga kerja sebagai sumber daya manusia.

Peran pegawai sebagai sumber daya manusia mutlak diperlukan, meskipun pada masa sekarang ini banyak perusahaan menggunakan teknologi maju. Walaupun teknologi sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat tetapi dalam hal-hal tertentu, seperti membuat rencana, membuat anggaran perusahaan, membuat kebijakan, pengambilan keputusan, dan proses pelaksanaan secara keseluruhan tetap saja menj adi tugas dan tanggung jawab tenaga kerja, dan sebagai sumber daya man usia.

Berdasarkan latar belakang diatas, kemudian tertarik untuk melakukan penelitian mengenai audit operasional pada fungsi personalia, tujuan dari audit tersebut adalah untuk menilai aktivitas mengenai aspek fungsi personalia. Mempelajari aspek-aspek secara mendalam pada fungsi personalia diharapkan dapat memberikan umpan balik kepada manajer personalia dan department personalia, berdasarkan pemikiran itu kemudian tertarik untuk melakukan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul “PENGARUH AUDIT OPERASIONAL TERHADAP AKTIVITAS FUNGSI PERSONALIA PADA PT. PERTAMINA TONGKANG“

1.2 Rumusan Masalah

Agar dapat mengetahui lebih jelas mengenai audit operasional terhadap aktivitas fungsi personalia pada PT. Pertamina Tongkang, maka permasalahan pokok yang hendak dibahas adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan tahap audit operasioanal yang dilakukan oleh PT. Pertamina Tongkang?

2. Bagaimana aktivitas fungsi personalia yang dijalankan oleh PT. Pertamina Tongkang?

3. Berapa besar pengaruh tahap audit operasional terhadap aktivitas fungsi personalia pada PT. Pertamina Tongkang?

1.3 Batasan Masalah

Mengingat arti pentingnya audit operasional dalam dunia usaha dan bagi pihak manajemen sendiri. Oleh karena ruang lingkup audit operasional sangat luas, maka penulis membatasi pembahasan pada aktivitas fungsi personalia yang merupakan fungsi-fungsi penting dalam mencapai tujuan perusahaan.

1.4 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian dalam skripsi ini antara lain sebagai berikut: 1. Mengetahui dan menganalisa pelaksanaan tahap audit operasional oleh PT.

Pertamina Tongkang.

2. Mengetahui dan menganalisa aktivitas fungsi personalia yang dijalankan oleh PT. Pertamina Tongkang.

(3)

3. Mengetahui dan menganalisa Berapa besar pengaruh tahap audit operasional terhadap aktivitas fungsi personalia pada PT. Pertamina Tongkang.

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah untuk:

1. Bagi perusahaan, dimana penulis mengadakan penelitian sebagai bahan masukkan dalam mengadakan perbaikan atas kelemahan-kelemahan yang berkaitan dengan tahap audit operasional untuk menunjang aktivitas fungsi personalia dan juga penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat memperluas wawasan manajemen dengan memperoleh masukan berupa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dan dipakai untuk mengupayakan perbaikan serta peningkatan pengelolaan fungsi personalia.

2. Bagi masyarakat, terutama dilingkungan perguruan tinggi sebagai bahan pengetahuan mengenai penerapan teori yang dipelajari dibangku kuliah.

3. Bagi penulis untuk memberikan gambaran yang lebih jelas serta dapat memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman dalam praktek tentang audit operasional.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian yang diambil adalah pelaksanaan terhadap audit operasional pada PT. Pertamina Tongkang dan aktivitas fungsi personalia yang dilakukan oleh PT. Pertamina Tongkang.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Pendekatan Penelititan

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis sebagai pendekatan kuantitatif yang merupakan suatu metode yang bertujuan untuk mengetahui sifat dan hubungan yang lebih mendalam antara dua variabel dengan cara mengamati aspek-aspek tertentu secara lebih spesifik untuk memperoleh data yang sesuai dengan masalah yang dan sesuai dengan tujuan penelitian, data tersebut diolah, dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori-teori yang telah dipelajari sehingga dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan.

Hasil penelitian yang dilakukan merupakan hasil pengujian dari teori dan hipotesis melalui perhitungan statistik dengan pengukuran secara cermat serta menjelaskan hubungan kausal antar variabel, dengan hasil yang keluar berupa diterimanya atau ditolaknya hipotesis tersebut.

3.3.2 Operasional variabel

Dalam menulis skrip ini penulisan menyajikan dua buah variabel, yaitu: a. Variabel bebas (Independent variable)

adalah variabel yang mempengaruhi variabel yang tidak bebas dengan kata lain variabel tersebut fungsinya menunjukkan variabel lainnya, yang menjadi variabel bebas. Adalah “tahap audit operasional”. Adapun indikator yang mengukur variable independent adalah tahap-tahap audit operasional.

b. Variabel tidak bebas (dependent variable)

adalah varaibel yang dipengaruhi oleh variabel lain atau fungsinya diterangkan untuk variabel lainnya yang berfungsi menjadi variabel tidak bebas. Yang

(4)

menjadi varaibel tidak bebas adalah “variabel personalia”. Adapun indikator yang mengukur variabel dependent adalah:

1. Pengadaan tenga kerj a 2. Pengembangan tenaga kerj a 3. Kompensasi

4. Intregrasi

5. Mempertahankan tenaga kerja 6. Pemberhentian tenaga kerja

3.5 Analisis data Rancangan Pengujian Hipotesis

3.5.1 Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data kedalam bentuk lebih mudah dibaca, dipahami dan diimplementasikan. Data yang akan dianalisa merupakan data hasil pendekatan survey penelitian dari penelitian lapangan kepustakaan, adapun data yang dilakukan antara lain:

1. Menganalisis mengenai kegiatan terhadap audit operasional yang dilakukan PT. Pertamina Tongkang

2. Menganalisis aktivitas fungsi personalia yang dilakukan PT. Pertamina Tongkang

3. Menganalisis pengaruh terhadap tahap audit operasional terhadap aktivitas fungsi personalia PT. Pertamina Tongkang

Berdasarkan dari indikator-indikator setiap variabel (variabel X dan variabel Y), maka dibuatlah suatu daftar pertanyaan (kuesioner) yang behubungan dengan penelitian. Kuesioner tersebut ditujukan bagi para responden perusahaan. Data yang dihimpun dari penelitian akan diolah dan dilakukan perbandingan antara data lapangan dengan data kepustakaan kemudian diambil suatu kesimpulan.

Setiap item dari kuesioner tersebut memiliki lima jawaban dengan masing-masing nilainya yang berbeda, dan untuk menentukan nilai atau skor kuesioner, penelitian ini menggunakan skala likert.

Hal ini cara pengukurannya adalah dengan mendapatkan seorang responden dengan sebuah pertanyaan, dan kemudian untuk memperoleh jawaban-jawaban “sangat setuju”, “setuju”, “ragu-ragu”, “tidak setuju”, “sangat tidak setuju”. Jawaban ini diberikan skor 1 sampai skor 5.

Nilai terendah dan nilai tertinggi itu masing-masing diambil dari banyaknya pertanyaan dalam kuesioner dikalikan dengan skor terendah ( 1 ) unutk nilai terendah dan skor tertinngi ( 5 ) untuk nilai tertinggi

Untuk variabel x nilai terendahnya 20, nilai ini diperoleh dari skor terendah yaitu satu ( 1) dikalikan 20 pertanyan. Demikian pula untuk nilai tertinggi adalah 100 diperoleh dari skor nilai tertinggi yaitu lima ( 5 ) dikalikan dengan banyaknya pertanyaan 20 pertanyaan.

Perhitungan dari hasil kuesioner dilakukan setelah adanya analisa dapat teruji dan dapat diandalkan.

3.2.5 Rancangan Pengujian Hipotesa

Rancangan pengujian hipotesis digunakan kolerasi dari kedua variabel yang diteliti dalam hal ini adalah kolerasi antara tahap audit operasional dan aktivitas fungsi personalia dengan menggunakan perhitungan statistik.

(5)

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis ini dimulai dengan menetapkan hipotesis nol dan hipotesis penelitiannya, pemilihan test statistik dan perhitungan nilai statistik, penetapan nilai signifikan serta penetapan kriteria pengujian. Adapun penj elasan dari langkah-langkah tersebut sebagai berikut :

1. Penelitian hipotesis nol ( Ho) dan hipotesis penelitian ( Hi)

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kolerasi dari kedua variabel yang diteliti, penetapan hipotesis tersebut adalah sebagai berikut :

Ho = 0 (tidak terdapat pengaruh antara pelaksanaan tahap audit operasional terhadap fungsi personalia)

Hi ≠ 0 (terdapat pengaruh antara pelaksanaan tahap audit operasional terhadap fungsi personalia)

2. Pemilihan uji statistik dan perhitungan nilai statistik

Pedoman yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis jika hipotesis nol (Ho) yang diusulkan :

1. Ho diterima jika F-hitung lebih kecil dari F-tabel 2. Ho ditolak jika F-hitung lebih besar F-tabel

BAB IV

PEMBAHASAN

4.10 Analisis Pengaruh Tahap Audit Operasional Terhadap Aktivitas Fungsi Personalia Di PT Pertamina Tongkang.

Audit operasional adalah kegiatan penelaahan dari tiap prosedur dan metode kegiatan tertentu untuk mengevaluasi tingkat efisiensi dan keaktifan objek yang diperiksa. Fungsi audit operasional itu sendiri adalah perusahaan yang telah ditetapkan, membantu manajemen dalam mengevaluasi catatan, laporan-laporan dan pengendalian, serta mengindentifikasi kesempatan untuk perbaikan dan menentukan tindakan prefentif yang akan diambil.

Fungsi personalia merupakan suatu departemen dalam perusahaan yang bertugas mengelola sumber daya manusia yang merupakan salah satu bentuk harta perusahaan. Suatu sistem pengelola sumber daya manusia pada dasarnya dapat mempengaruhi tercapai atau tidaknya tujuan perusahaan secara tidak langsung.

Agar efektivitas fungsi personalia dapat tercapai maka diperlukan suatu alat atau sarana yang tepat untuk mengawasi semua kegiatan yang dilakukannya, dan hal ini dapat dipenujhi melalui kegiatan audit operasional.

Pada pelaksanaan audit operasional di PT. Pertamina Tongkang telah ditemukan beberapa hal yang bersifat positif dan yang bersifat negatif dalam pelaksanaan Fungsi Personalia oleh Divisi SDM & Umum perusahaan.

Kemudian hasil audit dibahas dalam forum yang melibatkan Kepala IA, Audiotor operasional, dan Manajer Divisi SDM & Umum. Pembahasan yang dilakukan berkisar tentang bagaimana menindak lanjuti temuan-temuan yang ada dan usaha melaksanakan saran atau rekomendasi yang diberikan.

Pada akhirnya semua pihak mempunyai kesepakatan untuk berusaha meningkatkan efetivitas dan efisiensi fungsi personalia dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sebagai kesimpulan akhir. Selanjutnya dilaksanakan tindak lanjut dan

(6)

pengawasan oleh Intenal Audit terhadap tindak lanjut yanag dilaksanakan Divisi SDM & Umum dari hasil audit opersional dengan tujuan untuk meningkatkan fungsi personalia.

Dengan adanya audit operasional atas fungsi personalia dapat diungkapkan keunggulan dan kelemahan sistem kerja fungsi personalia sehingga dapat diadakan perbaikan-perbaikan dalam cara pengelolaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan perusahaan. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa audit operasional yang dilaksanakan berperan dalam menunjang fungsi personalia.

Hasil audit opersional terhadap fungsi personalia oleh Internal Audit di PT. Pertamina Tongkang menyajikan temuan-temuan, baik yang bersifat positif maupun negatif.

a. Temuan-temuan positif :

1. Proses penerimaan dan penempatan karyawan telah dilaksanakan dengan baik dan mengikuti prosedur yang ditetapkan.

2. Pelatihan dan pengembangan karyawan telah dilakukan secara rutin dengan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengembangkan kemampuannya.

3. Pemberian kompensasi yang layak bagi karyawan telah dilaksanakan dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 4. Terdapat hubungan yang baik antara segenap karyawan dengan para

atasannya dan/atau bawahannya.

5. Pemberian kesejahteraan dan jaminan kesehatan kepada karyawan dilaksanakan dengan baik dengan adanya penggantian dari perusahaan terhadap biaya-biaya pengobatan sesuai ketentuan yang ada.

6. Adanya penerapan senksi bagi karyawan yang melanggar ketentuan atau peraturan yang berlaku.

b. Temuan-temuan negatif :

1. Adanya beberapa karyawan yang melanggar waktu kehadiran. 2. Adanya beberapa karyawan yang tidak memakai tanda pengenalnya. 3. Belum adanya prosedur dalam hal penentuan karyawan untuk progam tugas

belajar.

4. Belum dioptimalkannya program pengamanan dalam mengatasi kecelakaan kerja yang cukup parah, walaupun frekuensi terjadinya cukup kecil.

Internal audit mengemukakan beberapa rekomendasi berkaitan dengan temuan-temuan dalam aktivitas fungsi personalia, yaitu :

1. Memberikan sanksi yang tegas terhadap pelanggaran disiplin kerja.

2. Memberikan sanksi kepada karyawan yang tidak memakai tanda pengenalnya. 3. Melaksanakan perumusan ketentuan dalam hal program tugas belajar untuk

karyawan.

4. Progam pengamanan kerja karyawan lapangan oleh suatu unit kerja yang ahli lebih ditingkatkan.

4.11.1 Analisis Regresi dan Kolerasi serta pengujian Hipotesis antara Audit Operasional dengan Aktivitas Fungsi Personalia.

Berdasarkan hasil perhitungan antara upah dengan produktivitas, maka dapat terlihat hubungan antara keduanya dengan menggunakan Statictical Package Social Science (SSPS) versi 17 pada PT. Pertamina Tongkang didapat :

(7)

A. Analisis Deskriptive

Tabel 4.3

Perhitungan deskriptive antara upah dengan produktivitas

Variable Mean Std Dev Minimum Maximum N Label

Audit Operasional 78,60 8,276 67 92 10

Aktivitas Personalia 124,20 10,108 112 92 140

Dari tabel diatas dapat diketahui nilai rata-rata pelaksaan Audit Operasional sebesar 78,6 dengan data 10 didapat hasil yang ditentukan dengan kriteria memadai, standar deviasi sebesar 8,276 serta nilai minimum 67 dan nilai maximum 92 didapat hasil yang ditentukan dengan kriteria cukup baik. Dan nilai rata-rata Aktivitas Personalia sebesar 124,20 dengan data 10 didapat hasil ditentukan dengan kriteria baik, standard deviasi sebesar 10,108 serta nilai minimum 112 dan nilai maximum 140. Maka hasil pelaksanaan Audit di PT. Pertamina Tongkang tersebut termasuk kedalam kriteria memadai

B. Analisis Statistik a. Hasil (SPS)

Data Hasil dari Penelitian berikut: Y = 52,180 + 0,916 X

Dimana : Y = Aktivitas Personalia X = Audit Operasional

Dari uji Anova atau F test, didapat F hitung adalah 10,297 dengan tingkat signifikan 0,0 12. Karena probabilitas (0,0 12) jauh lebih kecil dari 0,05. maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi aktivitas personalia atau bisa dikatakan audit operasional yang dilakukan oleh PT. Pertamina Tongkang berpengaruh terhadap aktivitas personalia.

Dengan adanya audit operasional atas fungsi personalia dapat diungkapkan keunggulan dan kelemahan sistem kerja fungsi personalia sehingga dapat diadakan perbaikan-perbaikan dalam cara pengelolaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan perusahaan. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa audit operasional yang dilaksanakan berperan dalam menunjang fungsi personalia.

Hasil audit operasional terhadap fungsi personalia oleh Internal Audit di PT. Pertamina Tongkang menyajikan temuan-temuan, baik yang bersifat positif maupun negatif.

A. Temuan-temuan positif :

1. Proses penerimaan dan penempatan karyawan telah

dilaksanakan dengan baik dan mengikuti prosedur yang ditetapkan. 2. Pelatihan dan pengembangan karyawan telah dilakukan secara

rutin dengan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengembangkan kemampuannya.

3. Pemberian kompensasi yang layak bagi karyawan telah

dilaksanakan dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

4. Terdapat hubungan yang baik antara segenap karyawan dengan para atasannya dan/atau bawahannya.

(8)

5. Pemberian kesejahteraan dan jaminan kesehatan kepada karyawan dilaksanakan dengan baik dengan adanya penggantian dari perusahaan terhadap biaya-biaya pengobatan sesuai ketentuan yang ada.

6. Adanya penerapan senksi bagi karyawan yang melanggar ketentuan atau peraturan yang berlaku.

B. Temuan-temuan negatif :

1. Adanya beberapa karyawan yang melanggar waktu kehadiran. 2. Adanya beberapa karyawan yang tidak memakai tanda pengenalnya. 3. Belum adanya prosedur dalam hal penentuan karyawan untuk progam tugas

belajar.

4. Belum dioptimalkannya program pengamanan dalam mengatasi kecelakaan kerja yang cukup parah, walaupun frekuensi terjadinya cukup kecil.

Internal audit mengemukakan beberapa rekomendasi berkaitan dengan temuan-temuan dalam aktivitas fungsi personalia, yaitu :

1. Memberikan sanksi yang tegas terhadap pelanggaran disiplin kerja. 2. Memberikan sanksi kepada karyawan yang tidak memakai tanda

pengenalnya.

3. Melaksanakan perumusan ketentuan dalam hal program tugas belajar untuk karyawan.

4. Progam pengamanan kerja karyawan lapangan oleh suatu unit kerja yang ahli lebih ditingkatkan.

Jadi semakin baik pelaksanaan audit operasional akan semakin baik pula aktivitas personalia.

b. Uji t ( Uji Koefisien Regresi )

Untuk menguji signifikan koefisien regresi yaitu apakah variabel independent (X) berpengaruh secara nyata atau tidak maka akan digunakan uji t.

Hipotesis :

Ho : Audit operasional tidak berpengaruh secara nyata ( tidak signifikan) terhadap aktivtas personalia

Ha : Audit operasional berpengaruh secara nyata ( signifikan) terhadap aktivitas personalia

Pengambilan keputusan :

Dasra pengambilan keputusan adalah Jika probabilitas > 0,05 , maka Ho ditrerima Jika probabilitas < 0,05 , maka Ho ditolak - Thitung = 3,209

- Porbabilitas = 0,0 12

Dari uji t diatas menunjukan hasil Thitung sebesar 3,209 dengan tingkat signifikan 0,012 lebih kecil dari 0,05 itu berarti audit operasional yang dilakukan oleh PT. Pertamina Tongkang berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap aktivitas personalia.

Sehingga menunjukkan bahwa dengan semakin baik pelaksanaan audit operasional semakin baik pula sumber daya manusia yang dihasilkan oleh PT. Pertamina Tongkang khususnya pada keaktivitasan fungsi personalia

(9)

- Program kerj a Audit untuk pengadaan tenaga kerj a memerlukan

rumusan perencanaan tenaga kerja yang menj elaskan tentang rencana penggantian dan penambahan tenaga kerja.

- Program kerja Audit untuk pengembangan tenaga kerja dapat meningkatkan kualitas keja para karyawan yang mengikuti program pendidikan dan pelatihan (diklat). Untuk itu perlu adanya perhatian dari manajemen perusahaan untuk program dan pusat pelatihan karyawan. - Program kerja Audit untuk pemeliharaan tenaga kerja membutuhkan

kompensasi berupa skala gaji yang tegas untuk menentukan pembayaran gaji terhadap karyawan secara adil, seta program insentif dan tunjangan yang berjalan dengan baik.

- Program kerja Audit untuk pemisahan tenaga kerja diperlukan agar keluhan yang diselesaikan berbanding positif dengan yang terselesaikan.

-BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT. Pertamina Tongkang serta pembahasan yang telah dikemukakan pada Bab IV yaitu menjawab identifikasi masalah dan hipotesis atas penelitian yang diajukan pada Bab I, ditarik kesimpulan atas penelitian ini, yaitu :

1. Pelaksanaan audit operasional di PT. Pertamina Tongkang secara umum telah memadai dalam menunjang efektivitas fungsi personalia. Hal ini terbukti dari hasil penyebaran kuisioner “Audit Operasional” yang menunj ukkan bahwa audit operasional yang telah dilakukan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang optimal bagi PT. Pertamina Tongkang untuk mencapai tujuan perusahaan. Dan juga beberapa faktor yang mendukung dibawah ini, yaitu :

a. Kedudukan Internal Audit yang independen dan anggota yang kompeten dengan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.

b. Auditor pada Internal Audit telah memiliki pedoman umum pelaksanaan audit operasional yang wajib diikuti dalam melaksanakan audit agar tercapainya sasaran atau tujuan pelaksanaan audit.

c. Auditor telah melaksanakan audit secara rutin dan terarah setiap periode tertentu dalam setahun.

d. Pelaksanaan audit operasional yang dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap audit pendahuluan dan tahap audit mendalam lanj utan.

e. Adanya laporan hasil audit yang menjadi bahan masukan untuk audit periode berikutnya.

Dalam periode hasil audit dimuat temuan-temuan yang diperoleh dalam pelaksanaan audit operasional dan saran-saran atau rekomendasi untuk melaksanakan perbaikan atas masalah-masalah yang ditemukan.

f. Hasil dari audit dibahas oleh semua pihak yang berhubungan dengannya untuk menentukan langkah perbaikan yang dilakukan terhadap temuan yang bersifat negatif agar tercipta suatu pelaksanaan fungsi personalia yang berjalan secara efektif dan efisien.

(10)

g. Adanya pengawasan oleh auditor operasional terhadap tindakan perbaikan atau tindakan lanjut yang ditetapkan pada obyek yang diaudit sesuai dengan hasil kesepakatan pada pembahasan yang telah dilakukan.

2. Fungsi personalia di PT. Pertamina Tongkang secara umum telah sangat efektif. Pernyataan ini terbukti karena didukung oleh hasil penyebaran kuisioner “Aktivitas Fungsi Personalia yang menunj ukkan bahwa dengan semakin baik pelaksanaan audit operasional semakin baik pula sumber daya manusia yang dihasilkan oleh PT. Pertamina Tongkang khususnya pada keaktivitasan fungsi personalia. Dan juga oleh faktor-faktor yang mendukung dibawah ini, yaitu :

a. Dari hasil penelitian terhadap kegiatan perencanaan dan prosedur penempatan dan penerimaan karyawan membuktikan adanya pengadaan tenaga kerja yang lancar dan penempatan karyawan secara tepat.

b. Adanya pengembangan tenaga kerja yang baik di perusahaan, dengan keyakinan bahwa pendidikan dan pelatihan tenaga kerja cukup mendapat perhatian dan adanya pengembangan karier atau promosi, dan diberikan keleluasaan untuk mengembangkan diri.

c. Terbentuknya kempensasi tenaga kerj a yang efektif berdasarkan prestasi. d. Adanya integrasi tenaga kerja yang baik dalam kegiatan sehari-hari.

e. Adanya pemeliharaan tenaga kerja yang baik dengan diberikannya pelindungan dan jaminan masa depan karyawan beserta keluarganya dalam bentuk jaminan sosial tenaga kerja, jaminan kesehatan, tunjangan hari tua, dan lain-lain.

f. Terciptanya pemutusan hubungan kerja yang baik.

3. Audit operasional yang dilakukan oleh PT. Pertamina Tongkang berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap aktivitas personalia. Hal ini menunjukkan bahwa audit operasional yang telah dilakukan dapat meminimalisasikan mengeluarkan dana untuk proses pengembangan sumber daya manusia dan mengahasilkan sumber daya manusia yang optimal bagi PT. Pertamina Tongkang yang bersangkutan untuk mencapai tuj uan perusahaan.

5.2 Saran

Adapun saran yang mungkin dapat berguna sebagai dasar pertimbangan atau masukan bagi manajemen perusahaan untuk mengatasi kekurangan atau kelemahan pelaksanaan tersebut diatas, yaitu :

a. Pelaksanaan audit operasional atas fungsi personalia yang baik agar lebih ditingkatkan setidaknya dipertahankan sehingga tingkat keaktivitasan akan semakin baik lagi

b. Adanya ketentuan yang mengatur jatah beasiswa untuk tugas belajar atau sekolah secara adil kepada setiap karyawan yang dianggap berpotens

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sukirno. “Auditing: Pemeriksaan Akutan oleh Kantor Akutan Publik”. Jilid Dua. Edisi Ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2004.

Arens Alvin A., Elder, Beasly. “Auditing And Assurance Service”. Edisi kesembilan. Prentice-hall Internasional Inc, 2003.

Arens Alvin A., and James K. Loebbeck.“Auidting Pendekatan Terpadu”, Buku Saru dan Dua, Edisi Bahasa Indonesia, Penerjemah Amir Yusuf. Jakarta, 2000.

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), “Pedoman Umum Pemeriksaan Operasional Bagi SPI BUMN/BUMD

Boynton William C., Johnson, Raymond N., and Walter G. Kell, “Modern Auditing”, Jilid Dua, Edisi Ketujuh, Jakarta: Erlangga, 2003.

Guy Dan M., Alderman C Wayne., and Alan J Winter, “Auditing”, Jilid Dua, Edisi Kelima,, Jakarta: Erlangga.

Kotler Philip., dan Susanto A.B, “MAnajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis, Perencanaan, Implrmrntasi dan Pengendalian, Jilid Satu, Edisi Pertama, Jakarta: Salemba empat, 2000

Mulyadi, “ Sstem Akutansi, Edisi Ketiga, Jakarta:Penerbit Salemba Empat Widjaja Tunggal Amin, Dasar-dasar Audit Operasional, Jakarta, 2008

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menentukan adanya perbedaan antar perlakuan digunakan uji F, selanjutnya beda nyata antar sampel ditentukan dengan Duncan’s Multiples Range Test (DMRT).

24 Penelitian yang dilakukan adalah penelitian terhadap putusan hakim dalam menjatuhkan vonis terhadap pelaku tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga yang

Pengukuran luas daun menggunakan metode LAM maupun FK tidak menghasilkan nilai yang sama pada masing-masing sampel daun tanaman jagung maupun daun tanaman bayam. Hal ini

diatas, perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo tentang Penyertaan Modal Dalam Rangka Pendirian Perseroan Terbatas Jasa Keuangan Mikro Binangun

Untuk itu perencanaan tata ruang perlu mendapat perhatian bersama oleh intansi terkait, dari berbagai aktifitas tata guna lahan tersebut orang perlu melakukan perjalanan dengan

Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Matematika dengan Media Lembar Kerja Siswa Berbasis Problem Solving Pada

Peningkatan yang terjadi setelah dilakukan integrasi metode klasifikasi dan clustering untuk data numerik dengan menggunakan algoritme C4.5 dan naive bayes untuk

Para peneliti memiliki perbedaan pendapat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah tersebut, sehingga menimbulkan fenomena