• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN BELAJAR PADA Tn. M DI RUANG DAHLIA RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN BELAJAR PADA Tn. M DI RUANG DAHLIA RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

i

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

BELAJAR PADA Tn. M DI RUANG DAHLIA RSUD Dr.

SOEDIRMAN KEBUMEN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan

Pendidikan Ahli Madya Keperawatan

Disusun Oleh :

Nofidon Laela

A01301795

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

(2)

Sabtu, 30 Juli 2016

(3)
(4)

iv Program DIII Keperawatan

SekolahTinggiIlmuKeperawatanMuhammadiyahGombong KTI, Agustus 2016

Nofidon Laela1, Ike Mardiati Agustin 2, M.Kep.Sp.Kep. J

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN BELAJAR PADA TN.M DI RUANG DAHLIA

RSUD Dr SUDIRMAN KEBUMEN

LatarBelakang: Hiperglikemi mengalami peningkatan yang sangat pesat karena kurangnya menjaga pola makan dan pola hidup yang kurang sehat sehingga hiperglikemi yang berkepanjangan akan mengakibatkan diabetes militus. Faktor yang paling sering terjadi pada klien hiperglikemi adalah karena faktor kurangnya pengetahuan terhadap perawatan penderita hiperglikemi.

TujuanAsuhanKeperawatan :Untuk memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan dengan masalah pemenuhan kebutuhuan belajar pada klien dengan Hiperglikemi.

Asuhan Keperawatan : Asuhan keperawatan pada Tn.M yang dilakukan selama 3 hari mulai tanggal 9 juni- 11 juni 2016 diruang Dahlia RSUD Kebumen, klien mengatakan kurang paham tentang apa itu penyakitnya, penyebab, dan makanan yang dianjurkannya. Sehingga muncul masalah keperawatan Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, intervensi dan implementasi yang sudah dilakukan adalah melakukan pendidikan kesehatan. Evaluasi dari tindakan tersebut yakni klien mampu mengetahui tentang cara perawatan hiperglikemi.

Analisa Tindakan : Untuk mempermudah kebutuhan belajar inovasi tindakan keperawatan yang direkomendasikan menggunakan alat bantu media food model dan filp chart ( lembar balik).

(5)

v Diploma III of Nursing Program

Muhammadiyah Gombong School of Health Science Nursing Care Report, August 2016

Nofidon Laela1, Ike Mardiati Agustin 2, M.Kep.Sp.Kep. J

ABSTRACT

NURSING CARE OF MEETING THE NEEDS LEARNING

FOR TN.M IN THE REGIONAL GENERAL HOSPITAL DAHLIA DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

Background : Hyperglycemia has increased very rapidly because of the lack maintain diet and unhealthy lifestyle that prolonged hyperglycemis leads to diabetes militus. The factors that most often occurs on the client hyperglycemia is due to lack of knowledge on the treatment of patients with hyperglycemia.

Destination nursing care : to give an idea of nursing care to meet the needs of learning problems in clients with hyperglycemia.

Nursing Care : Nursing care at Tn.M conducted over three days starting on 9 june to 11 june 2016 in the hospital dahlia kebumen, client says do not understand whatit was disease, the causes and the food advocate, so it appears the problem of nursing knowledge deficiency associated with cognitive limitations, intervention and implementation has been done is to conduct health education. Evalution of the actions that the client is able to know about the treatment of hyperglycemia.

Analysis of the action : to facilitate the learning needs innovative nursing actions recommended using tools and models food filp chart.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rakhmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Hasil Uji Komprehensif ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Belajar Pada Tn.M Di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen. Adapun maksud penulis membuat laporan ini adalah untuk melaporkan hasil ujian komprehensif dalam rangka tahap akhir jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong. Terwujudnya Laporan Hasil Uji Komprehensif ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya dan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak M. Madkhan Anis, S. Kep. Ners, selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammmadiyah Gombong.

2. Bapak Sawiji, S.Kep.Ns, M.Sc selaku Ketua Prodi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong. 3. Ibu Ike Mardiati Agustin.M,Kep.Sp.Kep.J, selaku Dosen pembimbing

KTI.

4. Direktur RSUD Dr. SOEDIRMAN Kebumen yang telah memberikan tempat dan kerjasama dalam melaksanakan studi kasus.

5. Ibu kepala dan seluruh staf serta tim kesehatan Ruang Dahlia Ibu Eni Sulistyowati, S. Kep, Ns yang telah memberikan bimbingan dan kerja sama dalam melaksanakan studi kasus.

(7)

vii

7. Kedua bapak ibu saya tercinta yang selalu memberikan dukungan semangat, kasih sayang, canda dan tawa dan banyak hal yang tidak mungkin bisa di sebutkan satu persatu.

8. Klien dan Keluarga klien yang telah mengizinkan saya untuk memberikan Asuhan Keperawatan selama 3 hari sehingga Karya tulis Ilmiah ini bisa terselsaikan.

9. Seluruh saudara keluarga dekat, kaka dan adik yang telah memberikan motifasi dan dukungan untuk tetap semangat.

10.Teman teman 3B, Arinda setia susilo Prasetyono, Herlina Yulianti Kulsum, Feny Fitriyani, Leny Octaviani P.R, Linda ristianingsih, nina

wanda kartika, Nur Istiqomah, Nur za”adah, Nurul Istiqomah, Jehan

Pristya, Imas susanti yang telah memberikan saya dukungan dan semangat dan teman-teman seperjuanganku yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini.

Penulis sangat mengharapkan partisipasi dari pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan dikemudian hari. Akhir kata penulis berharap agar apa yang telah tertulis dalam laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Gombong, 30 Juli 2016

(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING……….. ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI……… iii

ABSTRAK ……….. iv

ABSTRACT……… v

KATA PENGANTAR………. vi

DAFTAR ISI……….... viii

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang………. . 1

B. Tujuan Penulisan………. . 5

a. TujuanUmum……….. 5

b. TujuanKhusus……….. 5

c. Manfaat Penulisan... 6

BAB II KONSEP DASAR A. Proses Belajar Dalam Pendidikan Kesehatan……… 7

B. Diagnosa Keperawatan Kurang Pengetahuan... 12

C. Inovasi Tindakan Keperawtan………... 13

BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian……… 15

B. Analisa Data……….... 17

(9)

ix BAB IV PEMBAHASAN

A. Asuhan Keperawatan……… 25 B. Analisa Tindakan……….. 35

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN... 37 B. SARAN... 38

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Fenomena penyakit gula darah tinggi atau Hiperglikemi mengalami peningkatan yang sangat pesat karena kurangnya menjaga pola makan dan pola hidup yang kurang sehat sehingga hiperglikemi yang berkepanjangan akan mengakibatkan diabetes militus dan apabila tidak ditangani secepat mungkin penyakit ini akan terus meningkat. Hiperglikemia itu sendiri bisa menyerang masyarakat dari segala lapisan umur dan lapisan sosial ekonomi (Wicaksono T, 2013).

Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun (2011) dari Dinas Kesehatan Profinsi Jawa tengah didapatkan data bahwa dari seluruh Rumah Sakit yang ada di Jawa Tengah angka kejadian DM paling tinggi adalah di kota Semarang, yaitu sebesar 59.877 kasus yang terdiri atas 14.326 kasus diabetes tergantung insulin dan 45.551 kasus diabetes non insulin. Kejadian diabetes mellitus type II di ruang rawat inap RSUD Tugurejo pada tahun 2011 mencapai 317 pasien,sedangkan pada bulan januari sampai oktober 2012 terdapat 293 pasien (Rekam Medik RSUD Tugurejo, 2012). Salah satu penelitian dari studi global pada tahun (2012) di dunia didapatkan data bahwa jumlah penderita Diabetes Melitus telah mencapai 366 juta orang. Jika tidak ada tindakan dalam penanganan penyakit ini diperkirakan jumlahnya akan semakin meningkat.

(11)

2

Karbohidrat adalah sumber glukosa yang menghasilkan kalori utama yang tinggi saat ini di negara berkembang maupun negara maju. Penderita kritis/critically patients yang dirawat di instalasi rawat ICU cenderung mengalami hiperglikemia, yang disebut stress diabetes atau newly diabetes. Hal itu terjadi karena disebabkan oleh lepasnya hormon-hormon anti regulasi seperti efinefrin, nor-efinefrin, katekolamin dan glucagon (Made Wiryana, 2008).

Hiperglikemi kronik pada tingkat diatas normal atau tinggi dapat menghasilkan berbagai ragam komplikasi yang serius selama bertahun-tahun, komplikasi tersebut meliputi adanya kerusakan pada ginjalnya, saraf, jantung, dan retina. Hiperglikemi yang berkepanjangan terus menerus yang menyebabkan diabetes militus terjadi karena ketiadaan absolute insulin atau penurunan relatife insentivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009).

Penyebab munculnya hiperglikemi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, diantaranya faktor tingkat pengetahuan, faktor pendidikan, faktor ekonomi, faktor usia, dan faktor lingkungan. Salah satu dari faktor yang sudah di sebutkan diatas yang paling sering terjadi pada klien hiperglikemi adalah karena faktor kurangnya pengetahuan dan faktor pendidikan (Notoatmodjo, 2007). Sehingga dapat disimpulkan bahwa cara untuk mengatasai faktor pengetahuan adalah dengan cara pendidikan kesehatan, karena suatu pendidikan sangat berpengaruh pada pemahaman dan pengetahuan seseorang individu.

(12)

3

cetak dan elektronik yang biasa kita temui. Semakin banyak informasi yang didapatkan oleh seorang individu, keluarga dan kelompok masyarakat maka semakin banyak atau semakin tinggi pengetahuan yang didapatkan (Blasis, 2006). Tingkat pengetahuan yang rendah akan mempengaruhi pola makan, pola hidup yang salah dan akhirnya akan mengakibatkan hiperglikemi dan jika hiperglikemi itu berkepanjangan akan mengakibatkan diabetes mellitus.

Kegiatan intelektual, psikologi dan sosial merupakan proses pendidikan kesehatan yang berupa kegiatan yang diperlukan untuk meningkatkan atau mengembangkan kemampuan seorang individu, keluarga ataupun kelompok masyarakat, dalam mengambil sebuah keputusan secara sadar dan itu dapat mempengaruhi kesejahteraan hidup individu, keluarga dan masyarakat (Maulana, 2009).

Menurut Notoatmodjo(2007), Salah satu peranan dalam suatu pendidikan kesehatan adalah untuk melakukan rencana faktor perilaku individu, keluarga, dan kelompok masyarakat sesuai dengan nilai kesehatan. Konsep pendidikan individu, keluarga dan masyarakat merupakan proses belajar dalam mengetahui tentang nilai-nilai kesehatan dan dalam mengatasi suatu masalah kesehatan (Notoatmodjo, 2007). Pengadaan suatu pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan penderita hiperglikemi. Dasar utama keberhasilannya suatu pengobatan seorang individu, keluarga dan kelompok masyarakat dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang dimilikinya( Maemun 2010, hlm. 2).

(13)

4

oleh seorang individu, keluarga dan kelompok masyarakat itu dapat memberikan suatu kesadaran untuk mengurangi berbagai resiko penyakit dengan cara memelihara lingkungan (Notoatmodjo, 2007).

Manfaat pengetahuan bagi klien dan keluarga antara lain: keluarga dan klien akan mendapatkan informasi mengenai penyakit Hiperglikemi, tanda gejala hiperglikemi, penyebab hiperglikemi, cara perawatan orang hiperglikemi, mengetahui komplikasi Hiperglikemi, diit hiperglikemi, untuk mengatasi diagnosa keperawatan yang muncul pada klien. Cara untuk mengatasi kurang pengetahuan klien dan keluarga tentang hiperglikemi salah satunya memberikan kebutuhan belajar pada klien dan keluarga. Kebutuhan belajar merupakan kesenjangan yang dapat diukur antara hasil belajar dan kemampuan yang ada sekarang dan hasil belajar atau kemampuan yang diiinginkan dengan tingkat pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dimiliki pada suatu saat yang bisa dirubah hanya dengan proses belajar (Sudjana, 2010). Kebutuhan belajar menjadi sangat penting guna meminimalisir kekambuhan, komplikasi pada klien Hiperglikemi.

Pendidikan dan belajar merupakan dasar utama untuk pengobatan dan pencegahan agar penyakit yang diderita klien tidak kambuh lagi. Pengetahuan yang minim tentang penyakit akan lebih cepat menjurus kearah timbulnya komplikasi dari hiperglikemia dan hal ini merupakan beban bagi keluarga dan masyarakat. Berdasarkan konsep diatas untuk mengurangi masalah kurangnya pengetahuan pada klien dan keluarga dilakukan pendidikan kesehatan, yang dipaparkan melalui Asuhan Keperawatan pada klien dan keluarga.

(14)

5

“Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Belajar pada Tn.M di Ruang

Dahlia RSU Dr. Soedirman Kebumen”.

B. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memberikan gambaran hasil Asuhan Keperawatan pada Tn.M di Ruang Dahlia RSU Dr.Soedirman Kebumen dengan Pemenuhan Kebutuhan belajar.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk :

a. Mahasiswa mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada klien dengan pemenuhan kebutuhan belajar pada Tn.M di ruang Dahlia RSU Dr.Soedirman Kebumen

b. Mahasiswa mampu mendeskripsikan masalah keperawatan yang muncul pada klien Tn.M di ruang Dahlia RSU Dr.Soedirman Kebumen

c. Mahasiswa mampu mendeskripsikan prioritas masalah yang muncul pada Klien Tn.M di ruang Dahlia RSU Dr.Soedirman Kebumen

d. Mahasiswa mampu mendeskripsikan intervensi keperawatan untuk memecahkan masalah yang muncul pada Klien Tn.M di ruang Dahlia RSU Dr. Soedirman Kebumen

e. Mahasiswa mampu mendeskripsikan implementasi untuk memecahkan masalah yang muncul pada Klien Tn.M di ruang Dahlia RSU Dr. Soedirman

(15)

6

g. Mahasiswa mampu mendeskripsikan analisa tindakan keperawatan dengan Pemenuhan Kebutuhan Belajar pada Klien Tn.M di ruang Dahlia RSU Dr.Soedirman Kebumen.

3. MANFAAT PENULISAN a. Manfaat Keilmuan

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan menjadi referensi bagi institusi keperawatan dalam mengembangkan asuhan keperawatan agar para mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan dan dalam melakukan intervensi pendidikan kesehatan pada klien dengan pemenuhan kebutuhan belajar.

b. Manfaat Aplikatif

1) Manfaat bagi Rumah Sakit

Di harapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat praktis dalam keperawatan yaitu sebagai panduan perawat serta bisa menjadi salah satu inovasi keperawatan dalam melakukan pendidikan kesehatan serta bisa sebagai bahan masukan khususnya tentang efektifitas pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga.

2) Manfaat bagi klien dan keluarga

(16)

Daftar Pustaka

Dhuangga,Wandha Paramitha dan Misrawati. (2012). Efektifitas Pendidikan Kesehatan Tentang Hygiene Kewanitaan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Dalam Menangani Keputihan. Jurnal Ners Indonesia, v0l. 2, No 2, Maret 2012.

Herdman,T.Heather. (2012). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta:EGC.

Herdman,T.Heather. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta:EGC

Karim, Aditya K, Eprilurahman,Rury, Fitria Laksmindara, dan Kawatu Paul.J. (2013). Senyawa Bioktif Herpetofauna Pada Penderita Diabetes Mellitus Dan Hipertensi: Tinjauan Secara Patofisiologi. Jurnal Biologi Papua 5(1): 37-45.

Kusuma, Rizan Perdana,Kristiyawati Puguh Sri,&Purnomo .Ch Eko.S.(2013). Efektifitas Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing dan Terapi Musik Terhadap Penurunan Gangguan Tidur Pada Lansia Di Panti Werda Pelkris Pengayoman Semarang.Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 1,No 4 (2013): Desember.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehtan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :PT Rineka Cipta, hal 38-49,56-65.

Pramukti, Loviana Anissa, Kristiyawati, Puguh Sri dan Purnomo,S.Eko Ch. (2013). Efektifitas Peraga Food Model dan Flip Chart Dalam Pendidikan Kesehatan Pasien Diabetes Mellitus Type II Di RSUD Tugurejo Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 1, No 3 (2013): Juni 2013.

Rampengan, Stania F.Y, Rondowunu Rolly,dan Onibala Franly. (2014). Pengaruh Teknik Relaksasi Dan Teknik Distraksi Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Di Ruang Irina A Atas RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Jurnal Keperawatan Vol 2, No 2 (2014) : E- Jurnal Keperawatan.

Santi,Mayu satria, Sabrian Febrina, dan Darwin Karim. (2014). Efektifitas Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Audovisual Terhadap Perilaku Pencegahan Filarisis. Jom PSIK Vol. 1 No 2, Oktober 2014. Sudjana, Nana. (2010). Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran. Jakarta: Bumi

(17)

Tribowo,Cecep, dan Pusphandani,mitha Erlisya. (2015). Pengantar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika. Hal 36.

Wilkinson, Judith.M. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dasar Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC.

Wirayan, Made. (2008). Peranan Terapi Insulin Intensif Terhadap Interleukin-6 (IL-6) Dan Luaran Klinik Pada Penderita Kritis Dengan Hiperglikemia, J Peny Dalam, Volume 9Nomer 2 Mei 2008.

Yeni, Rahma Suri, Rahmalia Siti, Hasanah Oswati. (2014). Efektifitas Pendidikan Kesehatan Menggunakan Metode Pendidikan Individual Tentang Pengetahuan Pola Makan Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Harapan Raya. Jom PSIK Vol. 1.2 Oktober 2014.

(18)

1

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERGLIKEMIA

Disusun Oleh :

Nofidon Laela

A01301795

Program Studi DIII Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

(19)

2

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian

Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah daripada rentang kadar puasa normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa sekitar 140 – 160 mg /100 ml darah (syok hiperglikemia). (Nabyl, 2009)

Hiperglikemia, hiperglikemia, atau gula darah tinggi adalah suatu kondisi di mana jumlah yang berlebihan glukosa beredar dalam plasma darah. Ini umumnya merupakan tingkat glukosa darah 10 + mmol / l (180 mg / dl), tetapi gejala mungkin tidak memulai untuk menjadi terlihat sampai nomor kemudian seperti 15-20 + mmol / l (270-360 mg / dl) atau 15,2 -32,6 mmol / l. Namun, tingkat kronis melebihi 125 mg / dl dapat menghasilkan kerusakan organ.

Kadar glukosa bervariasi sebelum dan sesudah makan, dan pada berbagai waktu hari, definisi "normal" bervariasi di kalangan profesional medis. Secara umum, batas normal bagi kebanyakan orang (dewasa puasa) adalah sekitar 80 sampai 110 mg / dl atau 4 sampai 6 mmol / l. Sebuah subjek dengan rentang yang konsisten di atas 126 mg / dl atau 7 mmol / l umumnya diadakan untuk memiliki hiperglikemia, sedangkan kisaran yang konsisten di bawah 70 mg / dl atau 4 mmol / l dianggap hipoglikemik. Dalam puasa orang dewasa, darah glukosa plasma tidak boleh melebihi 126 mg / dl atau 7 mmol / l. Berkelanjutan tingkat yang lebih tinggi menyebabkan kerusakan gula darah ke pembuluh darah dan ke organ-organ mereka suplai, yang mengarah ke komplikasi diabetes.

B. Etiologi

Penyebab tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui kekurangan insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang memegang peranan penting.

(20)

3

antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap sebagai jaringan asing.

Adapun penyebab Hiperglikemia yaitu :

1. Diabetes melitus

Pada diabetes mellitus, gula darah tinggi biasanya disebabkan oleh rendahnya tingkat insulin (Diabetes mellitus tipe 1) dan / atau resistensi terhadap insulin pada tingkat sel (Diabetes mellitus tipe 2), tergantung pada jenis dan keadaan penyakit. Tingkat insulin rendah dan / atau resistensi insulin mencegah tubuh dari mengkonversi glukosa menjadi glikogen (sumber pati seperti energi yang tersimpan sebagian besar di hati), yang pada gilirannya membuat sulit atau tidak dapat untuk menghilangkan kelebihan glukosa dari darah. Dengan kadar glukosa normal, jumlah total glukosa dalam darah pada saat tertentu hanya cukup untuk memberikan energi untuk tubuh selama 20-30 menit, sehingga kadar glukosa harus tepat dikelola oleh mekanisme kontrol internal tubuh. Ketika mekanisme gagal dengan cara yang memungkinkan glukosa untuk naik ke tingkat normal, gula darah tinggi adalah hasilnya.

2. Obat obatan

Obat-obat tertentu meningkatkan risiko penyakit gula darah tinggi, termasuk kortikosteroid, octreotide, beta blocker, epinefrin, diuretik thiazide, niacin, pentamidin, inhibitor protease, L-asparaginase, dan beberapa obat antipsikotik. Administrasi akut stimulan seperti amfetamin biasanya menghasilkan gula darah tinggi; Penggunaan kronis, bagaimanapun, menghasilkan hipoglikemia. Beberapa obat psikotropika baru, seperti Zyprexa (Olanzapine) dan Cymbalta (Duloxetine), juga dapat menyebabkan gula darah tinggi yang signifikan.

3. Penyakit kritis

(21)

4

(Mungkin stroke atau serangan jantung disebabkan oleh akibat gula darah tinggi dan diabetes terdiagnosis.) Hasil penelitian manusia dan hewan menunjukkan bahwa hal ini bukan jinak, dan akibat stres hiperglikemia dikaitkan dengan risiko kematian yang tinggi setelah stroke dan serangan jantung.

Kondisi berikut juga mungkin merupakan penyebab gula darah tinggi tanpa adanya diabetes.

1) Disfungsi tiroid, adrenal, dan hipofisis kelenjar. 2) Berbagai penyakit pankreas.

3) Peningkatan glukosa darah berat dapat dilihat pada sepsis dan infeksi tertentu.

4) penyakit intrakranial (sering diabaikan) juga dapat menyebabkan gula darah tinggi. Ensefalitis, tumor otak (terutama yang terletak di dekat kelenjar hipofisis), otak berdarah, dan meningitis adalah contoh utama.

C. Tanda Dan Gejla Hiperglikemia

Sementara hiperglikemia umumnya jinak dan tanpa timbul gejala. Kadar glukosa darah dapat meningkat jauh di atas normal untuk periode yang signifikan tanpa menghasilkan efek permanen atau gejala. Namun, hiperglikemia kronik pada tingkat lebih dari sedikit di atas normal dapat menghasilkan yang sangat beragam komplikasi serius selama bertahun-tahun, termasuk kerusakan ginjal, kerusakan saraf, kerusakan jantung, kerusakan retina atau kerusakan kaki. Neuropati diabetes mungkin merupakan akibat gula darah tinggi jangka panjang. .(Ester, 2006:).

(22)

5

Hiperglikemia akut melibatkan kadar glukosa yang sangat tinggi adalah keadaan darurat medis dan dapat dengan cepat menghasilkan komplikasi serius (seperti kehilangan cairan melalui diuresis osmotik). Hal ini paling sering terlihat pada orang yang menderita diabetes tergantung insulin yang tidak terkontrol. (Mansjoer A, 2006).

Di kutip dari Karen Bruke 2008 ada beberapa tanda gejala atau hiperglikemia akut atau kronis, dengan tiga susun triad hiperglikemia klasik:

a. Polifagia - sering kelaparan

b. Polidipsia - sering haus, terutama haus yang berlebihan c. Poliuria - peningkatan volume buang air kecil

d. Penglihatan kabur

e. Kelelahan (kantuk) [klarifikasi diperlukan] f. Berat badan

g. Penyembuhan luka yang buruk (luka, goresan, dll) h. Mulut kering

i. Kulit kering atau gatal j. Kesemutan di kaki atau tumit k. Disfungsi ereksi

l. Infeksi berulang, infeksi telinga luar m. Aritmia jantung

n. Pingsan o. Koma p. Kejang

(23)

6

mengakibatkan muncul respon kelaparan. Rasa lapar ini biasanya tidak jelas seperti dalam diabetes tipe I, tapi membuat resep obat hipoglikemik oral sulit untuk mengendalikannya.

Polidipsia dan poliuria terjadi ketika kadar glukosa darah meningkat cukup tinggi untuk menghasilkan ekskresi kelebihan glukosa melalui ginjal, yang mengarah ke adanya glukosa dalam urin. Hal ini menghasilkan diuresis osmotik.

Tanda dan gejala ketoasidosis diabetikum bisa meliputi: a) Ketoasidosis

b) Kussmaul hiperventilasi: bernafas cepat

c) Kebingungan atau menurunnya tingkat kesadaran d) Dehidrasi karena glikosuria dan diuresis osmotik e) Kelaparan akut dan / atau kehausan

f) Bau nafas

g) Penurunan fungsi kognitif, bersama dengan peningkatan perasaan sedih dan kecemasan

D. Patofisiologi

(24)

7

Tingginya kadar glukosa serum akan dikeluarkan melalui ginjal, sehingga timbul glycosuria yang dapat mengakibatkan diuresis osmotik secara berlebihan ( poliuria ). Dampak dari poliuria akan menyebabkan kehilangan cairan berlebihan dan diikuti hilangnya potasium, sodium dan phospat.

Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi glikogen sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. Ginjal tidak dapat menahan hiperglikemi ini, karena ambang batas untuk gula darah adalah 180 mg% sehingga apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal

tidak bisa menyaring dan mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan dengan sifat gula yang menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan bersama urine yang disebut glukosuria. Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urine yang disebut poliuria. Poliuria mengakibatkan dehidrasi intra selluler, hal ini akan merangsang pusat haus sehingga pasien akan merasakan haus terus menerus sehingga pasien akan minum terus yang disebut polidipsi. Perfusi ginjal menurun mengakibatkan sekresi hormon lebih meningkat lagi dan timbul hiperosmolar hiperglikemik.

Produksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya transport glukosa ke sel-sel sehingga sel-sel kekurangan makanan dan simpanan karbohidrat, lemak dan protein menjadi menipis. Karena digunakan untuk melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien akan merasa lapar sehingga menyebabkan banyak makan yang disebut poliphagia.

(25)

8

(26)

9

F. Penatalaksaan Hiperglikemia

Tujuan utama terapi hiperglikemia adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropati.

Ada 4 komponen dalam penatalaksanaan hiperglikemia : 1. Diet

a. Komposisi makanan : Karbohidrat = 60 % – 70 % Protein = 10 % – 15 % Lemak = 20 % – 25 %

b. Jumlah kalori perhari 1) Antara 1100 -2300 kkal 2) Kebutuhan kalori basal :

laki – laki : 30 kkal / kg BB bekerja biasa adalah :

Kurus : BB x 40 – 60 kalori/hari Normal (ideal) : BB x 30 kalori/hari Gemuk : BB x 20 kalori/hari

(27)

10 2. Latihan jasmani

Manfaat latihan jasmani :

a. Menurunkan kadar glukosa darah mengurangi resitensi insulin, meningkatkan sensitivitas insulin).

b. Menurunkan berat badan. c. Mencgah kegemukan.

d. Mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi aterogenik, gangguan lipid darah, peningkatan tekanan darah, hiperkoagulasi darah.

3. Penyuluhan

Dilakukan pada kelompok resiko tinggi : a. Umur diatas 45 tahun.

b. Kegemukan lebih dari 120 % BB idaman atau IMT > 27 kg/m. c. Hipertensi > 140 / 90 mmHg.

d. Riwayat keluarga DM.

e. Dislipidemia, HDL 250 mg/dl.

f. Parah TGT atau GPPT ( TGT : > 140 mg/dl – 2200 mg/dl), glukosa plasma puasa derange / GPPT : > 100 mg/dl dan < 126 mg/dl) 4. Medis (obat hipoglikemi)

a. Obat hipoglikemi oral :

a) Sulfoniluria : Glibenglamida, glikosit, gliguidon, glimeperide, glipizid.

b) Biguanid ( metformin )

c) Hon su insulin secretagogue ( repakglinide, natliglinide ) d) Inhibitor glucosidase

5. Tiosolidinedlones a. Insulin

(28)

11

selama 1 sampai 3 jam dalam aliran darah penderita, dan segera menghilang setelah 6 sampai 8 jam kemudian.

b) Insulin reaksi panjang, merupakan jenis yang mulai bekerja 1 sampai 2 jam setelah disuntikan kedalam tubuh seseorang. Tetapi obat ini tidak memiliki reaksi puncak, sehingga ia bekerja secara stabil dalam waktu yang lama yaitu 24 sampai 36 jam didalam tubuh penderita, contohnya lavemir dan lantus c) Jenis insulin reaksi menengah adalah insulin yang mulai efektif

bekerja menurunkan kadar gula darah sejak 1 sampai 2 jam setelah disuntikan kedalam tubuh. Obat ini bekerja secara maksimal selama 6 sampai 10 jam, dan berakhir setelah 10 sampai 16 jam setelahnya. Contohnya humulin m3, hypurin, dan insuman.

d) Insulin reaksi cepat yang bekerja 5 sampai 15 menit setelah masuk kedalam tubuh. Ia memiliki tingkat reaksi maksimal selama 30 sampai 90 menit, dan pengaruhnya akan segera menghilanhg setelah 3 sampai 5 jam setelahnya, contohnya lispro, actrapid, novorapid dan velosulin.

G. Fokus Pengkajian Hiperglikemi

H. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan yang dilakukan sebagai penunjang diagnostik medis antara lain: 1. Pemeriksaan gula darah

(29)

12 2. Pemeriksaan dengan Hb

Dilakukan untuk pengontrolan DM jangka lama yang merupakan Hb minor sebagai hasil dari glikolisis normal.

3. Pemeriksaan Urine

Pemeriksaan urine dikombinasikan dengan pemeriksaan glukosa darah untuk memantau kadar glukosa darah pada periode waktu diantara pemeriksaan darah.

I. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang mungkin timbul pada pasien DM:

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit diabetus mellitus seperti pengertian, penyebab, tanda dan gejala.

b. Resiko terjadi komplikasi lebih lanjut pada klien berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

(30)

13

J. Intervensi

DP Tujuan Intervensi Rasional

Ketidak mampuan komplikasi lebih lanjut pada klien berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

Setelah dilakuakan tindakan keperawatan selama I Minggu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan yang terjadi pada klien dan keluarga mampu : keluarga juga mampu :

1. Menyebutkan

 Kaji pengetahuan keluarga tentang

 Kaji pengetahuan keluarga tentang

(31)

14 keperawatan selama I Minggu keluarga mampu memelihara lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan, keluarga juga mampu :

1. Menyebutkan arti rumah sehat.

2. Menyebutkan ciri rumah sehat.

3. Memodifikasi dan memelihara

 Berikesempatan pada keluarga untuk mengungkapkan.  Beri reiforcement

positif pada keluarga atas jawaban yang benar.

(32)

15

DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth. (2006). Text book of Medical-Surgical Nursing. EGC. Jakarta.

Doengoes Merillynn. (2008) (Rencana Asuhan Keperawatan). Nursing care plans. Guidelines for planing and documenting patient care. Alih bahasa : I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati. EGC. Jakarta.

Prince A Sylvia. (2007). (patofisiologi). Clinical Concept. Alih bahasa : Peter Anugrah EGC. Jakarta.

Carpenito, L.J. (2008). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Sjaifoellah, N. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Smeltzer, S. (2006). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

(33)

16

Sel kelaparan

Hilang prot. tubuh Prod. energi metabolisme Respon perd. darah lambat Kelelahan

E. Path Ways

Penuaan, keturunan, infeksi, gaya hidup: Diit, kehamilan, obesitas Sel beta pancreas rusak/terganggu

Produksi insulin

(34)

1

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENNYAKIT HIPERGLIKEMI

Disusun Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester

Disusun Oleh : Novidon Laela

(A01301795)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

(35)

2

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Diagnosa keperawatan :Kurang Pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif

Pokok Bahasan : Penyakit Hiperglikemia

Sub Pokok Bahasan : Mengetahui pengertian, penyebab manifesstasi klinis, Diit Hiperglikemi

Sasaran : Tn.M Waktu : 30 Menit Pertemuan Ke- : 3 ( Ketiga )

Hari/ Tanggal Pelaksanaan : Sabtu, 11 Juni 2016 Tempat : Ruang Dahlia

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan tentang Hiperglikemia selama 30 menit diharapkan Tn M dan keluarga. mampu mengetahui pengertian, Penyebab manifestasi klinis, dan Diit Hiperglikemia

B. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan tindakan keperawatan / pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit keluarga Tn.M Mampu:

1. Mengerti pengertian Hiperglikemia 2. Mengerti penyebab Hiperglikemia

3. Mengerti manifestasi klinik Hiperglikemia 4. Mengerti Diit Hiperglikemia

C. Pokok Materi

1. Pengertian hiperglikemia 2. Penyebab hiperglikemia

(36)

3

D. Metode

1. Ceramah 2. Tanya jawab

E. Media

1. Materi SAP 2. Lembarbalik

F. Kegiatan Pembelajaran

No. Kegiatan Waktu Metode Media Evaluasi 1 Mempersiapkan materi,

media, tempat,kontrak waktu.

5 menit

2 Pembukaan :

Membuka pembelajaran, memberi salam, memperkenalkan diri, menjelaskan pokok bahasan, menjelaskan tujuan

(37)

4

c. Manifestasi klinis hiperglikemia

d. Diit Hiperglikemia

10 menit Ceramah Leaflet Menyimak dan men-dengarkan

4 Evaluasi :

Memberi kesempatan kepada klien untuk bertanya dan memberi kesempatan kepada klien untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan

7 menit Ceramah,tanya jawab kasih atas kesematanya dan mengucapkan salam.

3 menit Ceramah Menjawab

(38)

5

G. Sumber

(Nabyl, 2009). Koma Hiperglikemia. 2010. Askep Hiperglikemia.

Mansjoer, Arif. 2005. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius FKUI

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika

Joanne C. McCloskey. 2005. Nursing Intervention Classification (NIC). Mosby-Year Book

Judith M. Wilkinson. 2005. Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook with NIC

H. Evaluasi

Prosedur : Post test

Jenis tes : Pertanyaan secara lisan Butir soal : 4 soal

1. Evaluasi Struktural

a. Satuan Acara Pembelajaran sudah siap sesuai dengan masalah keperawatan.

b. Kontak waktu sudah tepat dengan pasien dan keluarganya. c. Media sudah disiapkan yaitu leaflet dan lembar balik. 2. Evaluasi Proses

a. Media dapat digunakan dengan baik.

b. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu kontrak. c. Peserta dapat mengikuti sampai selesai.

3. Evaluasi Hasil

a. Pasien dapat menyebutkan penjelasan Hiperglikemia. b. Pasien dapat menyebutkan penyebab hiperglikemia

c. Pasien dapat menyebutan manifestasi klinis hiperglikemia d. Pasien dapat menyebutkan Diit hiperglikemia

I. Materi dan Media

(39)

6

Lampiran Materi

HIPERGLIKEMIA

A. Pengertian

Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah daripada rentang kadar puasa normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa sekitar 140 – 160 mg /100 ml darah (syok hiperglikemia). (Nabyl, 2009)

Hiperglikemia, hiperglikemia, atau gula darah tinggi adalah suatu kondisi di mana jumlah yang berlebihan glukosa beredar dalam plasma darah. Ini umumnya merupakan tingkat glukosa darah 10 + mmol / l (180 mg / dl), tetapi gejala mungkin tidak memulai untuk menjadi terlihat sampai nomor kemudian seperti 15-20 + mmol / l (270-360 mg / dl) atau 15,2 -32,6 mmol / l. Namun, tingkat kronis melebihi 125 mg / dl dapat menghasilkan kerusakan organ.

Kadar glukosa bervariasi sebelum dan sesudah makan, dan pada berbagai waktu hari, definisi "normal" bervariasi di kalangan profesional medis. Secara umum, batas normal bagi kebanyakan orang (dewasa puasa) adalah sekitar 80 sampai 110 mg / dl atau 4 sampai 6 mmol / l. Sebuah subjek dengan rentang yang konsisten di atas 126 mg / dl atau 7 mmol / l umumnya diadakan untuk memiliki hiperglikemia, sedangkan kisaran yang konsisten di bawah 70 mg / dl atau 4 mmol / l dianggap hipoglikemik. Dalam puasa orang dewasa, darah glukosa plasma tidak boleh melebihi 126 mg / dl atau 7 mmol / l. Berkelanjutan tingkat yang lebih tinggi menyebabkan kerusakan gula darah ke pembuluh darah dan ke organ-organ mereka suplai, yang mengarah ke komplikasi diabetes.

B. Penyebab

(40)

7

Yang lain akibat pengangkatan pancreas, pengrusakan secara kimiawi sel beta pulau langerhans. Faktor predisposisi herediter, obesitas. Faktor imunologi; pada penderita hiperglikemia khususnya DM terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Respon ini merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap sebagai jaringan asing.

Adapun penyebab Hiperglikemia yaitu :

1. Diabetes melitus

Pada diabetes mellitus, gula darah tinggi biasanya disebabkan oleh rendahnya tingkat insulin (Diabetes mellitus tipe 1) dan / atau resistensi terhadap insulin pada tingkat sel (Diabetes mellitus tipe 2), tergantung pada jenis dan keadaan penyakit. Tingkat insulin rendah dan / atau resistensi insulin mencegah tubuh dari mengkonversi glukosa menjadi glikogen (sumber pati seperti energi yang tersimpan sebagian besar di hati), yang pada gilirannya membuat sulit atau tidak dapat untuk menghilangkan kelebihan glukosa dari darah. Dengan kadar glukosa normal, jumlah total glukosa dalam darah pada saat tertentu hanya cukup untuk memberikan energi untuk tubuh selama 20-30 menit, sehingga kadar glukosa harus tepat dikelola oleh mekanisme kontrol internal tubuh. Ketika mekanisme gagal dengan cara yang memungkinkan glukosa untuk naik ke tingkat normal, gula darah tinggi adalah hasilnya.

2. Obat obatan

Obat-obat tertentu meningkatkan risiko penyakit gula darah tinggi, termasuk kortikosteroid, octreotide, beta blocker, epinefrin, diuretik thiazide, niacin, pentamidin, inhibitor protease, L-asparaginase, dan beberapa obat antipsikotik. Administrasi akut stimulan seperti amfetamin biasanya menghasilkan gula darah tinggi; Penggunaan kronis, bagaimanapun, menghasilkan hipoglikemia. Beberapa obat psikotropika baru, seperti Zyprexa (Olanzapine) dan Cymbalta (Duloxetine), juga dapat menyebabkan gula darah tinggi yang signifikan.

(41)

8

Sebagian besar dari pasien yang menderita stres akut seperti stroke atau serangan jantung dapat mengembangkan hiperglikemia atau tanda-tanda gula darah tinggi, bahkan tanpa adanya diagnosis diabetes. (Mungkin stroke atau serangan jantung disebabkan oleh akibat gula darah tinggi dan diabetes terdiagnosis.) Hasil penelitian manusia dan hewan menunjukkan bahwa hal ini bukan jinak, dan akibat stres hiperglikemia dikaitkan dengan risiko kematian yang tinggi setelah stroke dan serangan jantung.

Kondisi berikut juga mungkin merupakan penyebab gula darah tinggi tanpa adanya diabetes.

1) Disfungsi tiroid, adrenal, dan hipofisis kelenjar. 2) Berbagai penyakit pankreas.

3) Peningkatan glukosa darah berat dapat dilihat pada sepsis dan infeksi tertentu.

4) penyakit intrakranial (sering diabaikan) juga dapat menyebabkan gula darah tinggi. Ensefalitis, tumor otak (terutama yang terletak di dekat kelenjar hipofisis), otak berdarah, dan meningitis adalah contoh utama.

C. Manifestasi Klinis

Di kutip dari Karen Bruke 2006 ada beberapa tanda gejala atau hiperglikemia akut atau kronis, dengan tiga susun triad hiperglikemia klasik:

a. Polifagia - sering kelaparan

b. Polidipsia - sering haus, terutama haus yang berlebihan c. Poliuria - peningkatan volume buang air kecil

d. Penglihatan kabur

e. Kelelahan (kantuk) [klarifikasi diperlukan] f. Berat badan

g. Penyembuhan luka yang buruk (luka, goresan, dll) h. Mulut kering

(42)

9

j. Kesemutan di kaki atau tumit k. Disfungsi ereksi

l. Infeksi berulang, infeksi telinga luar m. Aritmia jantung

n. Pingsan o. Koma p. Kejang Gejala Hipoglikemi

a. Kelaparan b. Kegoyahan c. Kegugupan d. Berkeringat e. Pusing f. Kantuk g. Kebingungan h. Kesulitan berbicara i. Kegelisahan,

j. Kelemahan.

D. Diit Pada Diabetes Melitus ( HIPERGLIKEMI )

a. Diit pada Dm adalah:

Tinggi karbohidrat, tinggi serat, rendah lemak, rendah protein b. Tujuan Pemberian Diit pada DM:

a) Mempertahankan kadar gula agar normal b) Mempertahankan BB yang seimbang c) Mencegah Komplikasi akut dan kronik c. Makanan yang harus dihindari

(43)

10

b) Susu c) Madu

d. Makanan yang boleh di makan

a) Makanan yang mengandung karbohidrat yang boleh dimakan seperti : Nasi, Kentang, Roti, Singkong

b) Bahan makanan yang mengandung protein hewani yang boleh dimakan, seperti:

Ikan segar, Ayam, Telur Ayam, Udang

c) Bahan makanan yang mengandung protein nabati yang boleh dimakan, seperti:

Tahu, Tempe, Kacang tanah, Kacang hijau, Kacang merah d) Sayuran yang bebas dimakan

Kangkung, Tomat, Terong, Ketimun, Kol, Sawi, Gambas e) Sayuran yang boleh dimakan tapi dibatasi:

Buncis, Daun singkong, Kacang panjang, Kembang Kol, Bayam f) Buah yang bebas dimakan tanpa dibatasi

Jambu air, Jambu biji, Pepaya

g) Buah yang boleh dimakan tapi dibatasi

Pisang, kecuali pisang ambon dan pisang hijau, Jeruk, Mangga, Nanas h) Buah yang tidak boleh dimakan, seperti;

(44)

HIPERGLIKEMI

Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah daripada rentang kadar puasa normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non biasanya disebabkan oleh rendahnya tingkat insulin (Diabetes mellitus tipe

Obat-obat tertentu meningkatkan risiko penyakit gula darah tinggi,

c. Penyakit kritis

Sebagian besar dari pasien yang menderita stres akut seperti stroke atau serangan jantung.

(45)

C.TandadanGejala

A.Hiperglikemia

Sering kelaparan, Sering haus terutama haus yang berlebihan, Sering kencing , Penglihatan kabur, Kelelahan , Mulut kering, Kulit kering atau gatal, Kesemutan di kaki atau tumit, Pingsan, Koma, Kejang.

B. Hipoglikemia

Kelaparan, kegoyahan, kegugupan, berkeringat, pusing, kantuk, kebingungan, kesulitan berbicara, kegelisahan, kelemahan.

C. DiitUntukHiperglikemi

a. Makanan yang mengandung karbohidrat yang boleh dimakan seperti:

Nasi, Kentang, Roti, Singkong

a. Bahan makanan yang mengandung protein hewani yang boleh dimakan, seperti: Ikan segar, Ayam, Telur Ayam, Udang b. Bahan makanan yang mengandung protein

nabati yang boleh dimakan, seperti:

Tahu, Tempe, Kacang tanah, Kacang hijau, Kacang merah

c. Sayuran yang bebas dimakan

Kangkung, Tomat, Terong, Ketimun, Kol, Sawi, Gambas

d. Sayuran yang boleh dimakan tapi dibatasi: Buncis, Daun singkong, Kacang panjang, Kembang Kol, Bayam

e. Buah yang bebas dimakan tanpa dibatasi Jambu air, Jambu biji, Pepaya

f. Buah yang boleh dimakan tapi dibatasi Pisang, kecuali pisang ambon dan pisang hijau, Jeruk, Mangga, Nanas

g.

Buah

yang

tidak

boleh

g. Buah yang boleh dimakan tapi dibatasi Pisang, kecuali pisang ambon dan pisang hijau, Jeruk, Mangga, Nanas

(46)

HIPERGLIKEMI

Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah daripada rentang kadar puasa normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non biasanya disebabkan oleh rendahnya tingkat insulin (Diabetes mellitus tipe

Obat-obat tertentu meningkatkan risiko penyakit gula darah tinggi,

c. Penyakit kritis

Sebagian besar dari pasien yang menderita stres akut seperti stroke atau serangan jantung.

(47)

C.TandadanGejala

A.Hiperglikemia

Sering kelaparan, Sering haus terutama haus yang berlebihan, Sering kencing , Penglihatan kabur, Kelelahan , Mulut kering, Kulit kering atau gatal, Kesemutan di kaki atau tumit, Pingsan, Koma, Kejang.

B. Hipoglikemia

Kelaparan, kegoyahan, kegugupan, berkeringat, pusing, kantuk, kebingungan, kesulitan berbicara, kegelisahan, kelemahan.

C. DiitUntukHiperglikemi

a. Makanan yang mengandung karbohidrat yang boleh dimakan seperti:

Nasi, Kentang, Roti, Singkong

a. Bahan makanan yang mengandung protein hewani yang boleh dimakan, seperti: Ikan segar, Ayam, Telur Ayam, Udang b. Bahan makanan yang mengandung protein

nabati yang boleh dimakan, seperti:

Tahu, Tempe, Kacang tanah, Kacang hijau, Kacang merah

c. Sayuran yang bebas dimakan

Kangkung, Tomat, Terong, Ketimun, Kol, Sawi, Gambas

d. Sayuran yang boleh dimakan tapi dibatasi: Buncis, Daun singkong, Kacang panjang, Kembang Kol, Bayam

e. Buah yang bebas dimakan tanpa dibatasi Jambu air, Jambu biji, Pepaya

f. Buah yang boleh dimakan tapi dibatasi Pisang, kecuali pisang ambon dan pisang hijau, Jeruk, Mangga, Nanas

g.

Buah

yang

tidak

boleh

g. Buah yang boleh dimakan tapi dibatasi Pisang, kecuali pisang ambon dan pisang hijau, Jeruk, Mangga, Nanas

(48)

HIPerglikemia

Disusun Oleh :

NOFIDON LAELA

A01301795

PRODI D III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

(49)

APA SIH

HIPerglikemia itu???

Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan

glukosa

darah

daripada

rentang

kadar

puasa

normal 80

90 mg / dl darah, atau rentang non

puasa sekitar 140

160 mg /100 ml darah (syok

(50)

APA SIH HIPERGLIKEMIA ITU????

(51)

Ini dia penyebab hiperglikemi??

1.

Diabetes melitus

Pada diabetes mellitus, gula darah tinggi biasanya disebabkan oleh rendahnya tingkat

insulin (Diabetes mellitus tipe 1) dan / atau resistensi terhadap insulin pada tingkat sel

(Diabetes mellitus tipe 2), tergantung pada jenis dan keadaan penyakit

2.

Obat obatan

Obat-obat tertentu meningkatkan risiko

penyakit gula darah tinggi

, termasuk kortikosteroid,

octreotide, beta blocker, epinefrin, diuretik thiazide, niacin, pentamidin, inhibitor protease,

L-asparaginase, dan beberapa obat antipsikotik.

3.

Penyakit kritis

Sebagian besar dari pasien yang menderita stres akut seperti stroke atau serangan jantung dapat

mengembangkan hiperglikemia atau

tanda-tanda gula darah tinggi

, bahkan tanpa adanya diagnosis

(52)

INI DIA PENYEBAB HIPERGLIKEMI..

(53)

Tanda dan gejala hipERGLIKEMI

sering kelaparan , sering haus, terutama haus yang berlebihan , peningkatan volume buang air kecil

Penglihatan kabur , Kelelahan (kantuk), Mulut kerning, Kulit kering atau gatal , Kesemutan di kaki atau

tumit , Infeksi berulang, infeksi telinga luar , Pingsan, Koma, Kejang.

Tanda Dan Gejala Hipoglikemia

Kelaparan, kegoyahan, kegugupan, berkeringat, pusing, kantuk, kebingungan, kesulitan berbicara,

(54)

TANDA DAN GEJALA HIPERGLIKEmi

Sering lapar

Haus berlebihan

Sering kencing

(55)

DIIT untuk HIPERGLIKEMI

a)

Makanan yang mengandung karbohidrat yang boleh dimakan seperti :

Nasi, Kentang, Roti, Singkong

b)

Bahan makanan yang mengandung protein hewani yang boleh dimakan, seperti:

Ikan segar, Ayam, Telur Ayam, Udang

c)

Bahan makanan yang mengandung protein nabati yang boleh dimakan, seperti:

Tahu, Tempe, Kacang tanah, Kacang hijau, Kacang merah

d)

Sayuran yang bebas dimakan

Kangkung, Tomat, Terong, Ketimun, Kol, Sawi, Gambas

e)

Sayuran yang boleh dimakan tapi dibatasi:

Buncis, Daun singkong, Kacang panjang, Kembang Kol, Bayam

f)

Buah yang bebas dimakan tanpa dibatasi

Jambu air, Jambu biji, Pepaya

g)

Buah yang boleh dimakan tapi dibatasi

Pisang, kecuali pisang ambon dan pisang hijau, Jeruk, Mangga, Nanas

h)

Buah yang tidak boleh dimakan, seperti;

(56)

DIIT untuk HIPERGLIKEMI

Karbohidrat

Protein Hewani

Sayur

sayuran

(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)

Referensi

Dokumen terkait

Kami mohon bantuan Bapak/Ibu/Saudara untuk memberikan jawaban dengan sungguh-sungguh ( benar dan jujur ), sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.. Kesediaan tersebut

Dari hasil penelitian, pasien skizofrenia melakukan perilaku agresif baik dalam bentuk verbal (bahasa) dan non verbal (fisik) yang lebih dominan dilakukan oleh pasien

(2) Implementasi Sistem Pre Order Pada Online Shop VIE_DIE Production Perspektif Ekonomi Syari’ah sebagai berikut: a) Praktik pada online shop VIE_DIE Production yang

30 Dalam proses pembelajaran Bapak / Ibu guru menggunakan berita / kejadian yang up to date sebagai awalan untuk menarik keingintahuan kalian terhadap materi yang

Puji syukur kepada Tuhan, karena tesis yang berjudul ” Pengaruh Satisfaction, Brand Trust dan Brand Loyalty Terhadap Brand Equity (Studi Kasus Pada Pengguna Sepeda Motor Honda

Sedangkan sinyal polar adalah elemen sinyal dimana salah satu logic statenya diwakili oleh level tegangan positif dan yang lainnya oleh level.

Yaitu program yang digunakan untuk menerjemahkan instruksi-instruksi yang ditulis dalam bahasa pemrograman ke dalam bahasa mesin agar dapat dimengerti komputer.. Perangkat

Fasilitas yang dapat diperoleh dari sistem ini antara lain pendaftaran penduduk, pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) baru bagi masyarakat yang belum memiliki KTP, perpanjangan