i
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
BELAJAR PADA Tn. M DI RUANG DAHLIA RSUD Dr.
SOEDIRMAN KEBUMEN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan
Pendidikan Ahli Madya Keperawatan
Disusun Oleh :
Nofidon Laela
A01301795
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
Sabtu, 30 Juli 2016
iv Program DIII Keperawatan
SekolahTinggiIlmuKeperawatanMuhammadiyahGombong KTI, Agustus 2016
Nofidon Laela1, Ike Mardiati Agustin 2, M.Kep.Sp.Kep. J
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN BELAJAR PADA TN.M DI RUANG DAHLIA
RSUD Dr SUDIRMAN KEBUMEN
LatarBelakang: Hiperglikemi mengalami peningkatan yang sangat pesat karena kurangnya menjaga pola makan dan pola hidup yang kurang sehat sehingga hiperglikemi yang berkepanjangan akan mengakibatkan diabetes militus. Faktor yang paling sering terjadi pada klien hiperglikemi adalah karena faktor kurangnya pengetahuan terhadap perawatan penderita hiperglikemi.
TujuanAsuhanKeperawatan :Untuk memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan dengan masalah pemenuhan kebutuhuan belajar pada klien dengan Hiperglikemi.
Asuhan Keperawatan : Asuhan keperawatan pada Tn.M yang dilakukan selama 3 hari mulai tanggal 9 juni- 11 juni 2016 diruang Dahlia RSUD Kebumen, klien mengatakan kurang paham tentang apa itu penyakitnya, penyebab, dan makanan yang dianjurkannya. Sehingga muncul masalah keperawatan Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, intervensi dan implementasi yang sudah dilakukan adalah melakukan pendidikan kesehatan. Evaluasi dari tindakan tersebut yakni klien mampu mengetahui tentang cara perawatan hiperglikemi.
Analisa Tindakan : Untuk mempermudah kebutuhan belajar inovasi tindakan keperawatan yang direkomendasikan menggunakan alat bantu media food model dan filp chart ( lembar balik).
v Diploma III of Nursing Program
Muhammadiyah Gombong School of Health Science Nursing Care Report, August 2016
Nofidon Laela1, Ike Mardiati Agustin 2, M.Kep.Sp.Kep. J
ABSTRACT
NURSING CARE OF MEETING THE NEEDS LEARNING
FOR TN.M IN THE REGIONAL GENERAL HOSPITAL DAHLIA DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
Background : Hyperglycemia has increased very rapidly because of the lack maintain diet and unhealthy lifestyle that prolonged hyperglycemis leads to diabetes militus. The factors that most often occurs on the client hyperglycemia is due to lack of knowledge on the treatment of patients with hyperglycemia.
Destination nursing care : to give an idea of nursing care to meet the needs of learning problems in clients with hyperglycemia.
Nursing Care : Nursing care at Tn.M conducted over three days starting on 9 june to 11 june 2016 in the hospital dahlia kebumen, client says do not understand whatit was disease, the causes and the food advocate, so it appears the problem of nursing knowledge deficiency associated with cognitive limitations, intervention and implementation has been done is to conduct health education. Evalution of the actions that the client is able to know about the treatment of hyperglycemia.
Analysis of the action : to facilitate the learning needs innovative nursing actions recommended using tools and models food filp chart.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rakhmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Hasil Uji Komprehensif ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Belajar Pada Tn.M Di Ruang Dahlia RSUD Dr. Soedirman Kebumen. Adapun maksud penulis membuat laporan ini adalah untuk melaporkan hasil ujian komprehensif dalam rangka tahap akhir jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong. Terwujudnya Laporan Hasil Uji Komprehensif ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya dan ucapan terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak M. Madkhan Anis, S. Kep. Ners, selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammmadiyah Gombong.
2. Bapak Sawiji, S.Kep.Ns, M.Sc selaku Ketua Prodi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong. 3. Ibu Ike Mardiati Agustin.M,Kep.Sp.Kep.J, selaku Dosen pembimbing
KTI.
4. Direktur RSUD Dr. SOEDIRMAN Kebumen yang telah memberikan tempat dan kerjasama dalam melaksanakan studi kasus.
5. Ibu kepala dan seluruh staf serta tim kesehatan Ruang Dahlia Ibu Eni Sulistyowati, S. Kep, Ns yang telah memberikan bimbingan dan kerja sama dalam melaksanakan studi kasus.
vii
7. Kedua bapak ibu saya tercinta yang selalu memberikan dukungan semangat, kasih sayang, canda dan tawa dan banyak hal yang tidak mungkin bisa di sebutkan satu persatu.
8. Klien dan Keluarga klien yang telah mengizinkan saya untuk memberikan Asuhan Keperawatan selama 3 hari sehingga Karya tulis Ilmiah ini bisa terselsaikan.
9. Seluruh saudara keluarga dekat, kaka dan adik yang telah memberikan motifasi dan dukungan untuk tetap semangat.
10.Teman teman 3B, Arinda setia susilo Prasetyono, Herlina Yulianti Kulsum, Feny Fitriyani, Leny Octaviani P.R, Linda ristianingsih, nina
wanda kartika, Nur Istiqomah, Nur za”adah, Nurul Istiqomah, Jehan
Pristya, Imas susanti yang telah memberikan saya dukungan dan semangat dan teman-teman seperjuanganku yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini.
Penulis sangat mengharapkan partisipasi dari pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan dikemudian hari. Akhir kata penulis berharap agar apa yang telah tertulis dalam laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Gombong, 30 Juli 2016
viii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING……….. ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI……… iii
ABSTRAK ……….. iv
ABSTRACT……… v
KATA PENGANTAR………. vi
DAFTAR ISI……….... viii
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang………. . 1
B. Tujuan Penulisan………. . 5
a. TujuanUmum……….. 5
b. TujuanKhusus……….. 5
c. Manfaat Penulisan... 6
BAB II KONSEP DASAR A. Proses Belajar Dalam Pendidikan Kesehatan……… 7
B. Diagnosa Keperawatan Kurang Pengetahuan... 12
C. Inovasi Tindakan Keperawtan………... 13
BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian……… 15
B. Analisa Data……….... 17
ix BAB IV PEMBAHASAN
A. Asuhan Keperawatan……… 25 B. Analisa Tindakan……….. 35
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN... 37 B. SARAN... 38
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Fenomena penyakit gula darah tinggi atau Hiperglikemi mengalami peningkatan yang sangat pesat karena kurangnya menjaga pola makan dan pola hidup yang kurang sehat sehingga hiperglikemi yang berkepanjangan akan mengakibatkan diabetes militus dan apabila tidak ditangani secepat mungkin penyakit ini akan terus meningkat. Hiperglikemia itu sendiri bisa menyerang masyarakat dari segala lapisan umur dan lapisan sosial ekonomi (Wicaksono T, 2013).
Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun (2011) dari Dinas Kesehatan Profinsi Jawa tengah didapatkan data bahwa dari seluruh Rumah Sakit yang ada di Jawa Tengah angka kejadian DM paling tinggi adalah di kota Semarang, yaitu sebesar 59.877 kasus yang terdiri atas 14.326 kasus diabetes tergantung insulin dan 45.551 kasus diabetes non insulin. Kejadian diabetes mellitus type II di ruang rawat inap RSUD Tugurejo pada tahun 2011 mencapai 317 pasien,sedangkan pada bulan januari sampai oktober 2012 terdapat 293 pasien (Rekam Medik RSUD Tugurejo, 2012). Salah satu penelitian dari studi global pada tahun (2012) di dunia didapatkan data bahwa jumlah penderita Diabetes Melitus telah mencapai 366 juta orang. Jika tidak ada tindakan dalam penanganan penyakit ini diperkirakan jumlahnya akan semakin meningkat.
2
Karbohidrat adalah sumber glukosa yang menghasilkan kalori utama yang tinggi saat ini di negara berkembang maupun negara maju. Penderita kritis/critically patients yang dirawat di instalasi rawat ICU cenderung mengalami hiperglikemia, yang disebut stress diabetes atau newly diabetes. Hal itu terjadi karena disebabkan oleh lepasnya hormon-hormon anti regulasi seperti efinefrin, nor-efinefrin, katekolamin dan glucagon (Made Wiryana, 2008).
Hiperglikemi kronik pada tingkat diatas normal atau tinggi dapat menghasilkan berbagai ragam komplikasi yang serius selama bertahun-tahun, komplikasi tersebut meliputi adanya kerusakan pada ginjalnya, saraf, jantung, dan retina. Hiperglikemi yang berkepanjangan terus menerus yang menyebabkan diabetes militus terjadi karena ketiadaan absolute insulin atau penurunan relatife insentivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009).
Penyebab munculnya hiperglikemi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, diantaranya faktor tingkat pengetahuan, faktor pendidikan, faktor ekonomi, faktor usia, dan faktor lingkungan. Salah satu dari faktor yang sudah di sebutkan diatas yang paling sering terjadi pada klien hiperglikemi adalah karena faktor kurangnya pengetahuan dan faktor pendidikan (Notoatmodjo, 2007). Sehingga dapat disimpulkan bahwa cara untuk mengatasai faktor pengetahuan adalah dengan cara pendidikan kesehatan, karena suatu pendidikan sangat berpengaruh pada pemahaman dan pengetahuan seseorang individu.
3
cetak dan elektronik yang biasa kita temui. Semakin banyak informasi yang didapatkan oleh seorang individu, keluarga dan kelompok masyarakat maka semakin banyak atau semakin tinggi pengetahuan yang didapatkan (Blasis, 2006). Tingkat pengetahuan yang rendah akan mempengaruhi pola makan, pola hidup yang salah dan akhirnya akan mengakibatkan hiperglikemi dan jika hiperglikemi itu berkepanjangan akan mengakibatkan diabetes mellitus.
Kegiatan intelektual, psikologi dan sosial merupakan proses pendidikan kesehatan yang berupa kegiatan yang diperlukan untuk meningkatkan atau mengembangkan kemampuan seorang individu, keluarga ataupun kelompok masyarakat, dalam mengambil sebuah keputusan secara sadar dan itu dapat mempengaruhi kesejahteraan hidup individu, keluarga dan masyarakat (Maulana, 2009).
Menurut Notoatmodjo(2007), Salah satu peranan dalam suatu pendidikan kesehatan adalah untuk melakukan rencana faktor perilaku individu, keluarga, dan kelompok masyarakat sesuai dengan nilai kesehatan. Konsep pendidikan individu, keluarga dan masyarakat merupakan proses belajar dalam mengetahui tentang nilai-nilai kesehatan dan dalam mengatasi suatu masalah kesehatan (Notoatmodjo, 2007). Pengadaan suatu pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan penderita hiperglikemi. Dasar utama keberhasilannya suatu pengobatan seorang individu, keluarga dan kelompok masyarakat dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang dimilikinya( Maemun 2010, hlm. 2).
4
oleh seorang individu, keluarga dan kelompok masyarakat itu dapat memberikan suatu kesadaran untuk mengurangi berbagai resiko penyakit dengan cara memelihara lingkungan (Notoatmodjo, 2007).
Manfaat pengetahuan bagi klien dan keluarga antara lain: keluarga dan klien akan mendapatkan informasi mengenai penyakit Hiperglikemi, tanda gejala hiperglikemi, penyebab hiperglikemi, cara perawatan orang hiperglikemi, mengetahui komplikasi Hiperglikemi, diit hiperglikemi, untuk mengatasi diagnosa keperawatan yang muncul pada klien. Cara untuk mengatasi kurang pengetahuan klien dan keluarga tentang hiperglikemi salah satunya memberikan kebutuhan belajar pada klien dan keluarga. Kebutuhan belajar merupakan kesenjangan yang dapat diukur antara hasil belajar dan kemampuan yang ada sekarang dan hasil belajar atau kemampuan yang diiinginkan dengan tingkat pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dimiliki pada suatu saat yang bisa dirubah hanya dengan proses belajar (Sudjana, 2010). Kebutuhan belajar menjadi sangat penting guna meminimalisir kekambuhan, komplikasi pada klien Hiperglikemi.
Pendidikan dan belajar merupakan dasar utama untuk pengobatan dan pencegahan agar penyakit yang diderita klien tidak kambuh lagi. Pengetahuan yang minim tentang penyakit akan lebih cepat menjurus kearah timbulnya komplikasi dari hiperglikemia dan hal ini merupakan beban bagi keluarga dan masyarakat. Berdasarkan konsep diatas untuk mengurangi masalah kurangnya pengetahuan pada klien dan keluarga dilakukan pendidikan kesehatan, yang dipaparkan melalui Asuhan Keperawatan pada klien dan keluarga.
5
“Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Belajar pada Tn.M di Ruang
Dahlia RSU Dr. Soedirman Kebumen”.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan gambaran hasil Asuhan Keperawatan pada Tn.M di Ruang Dahlia RSU Dr.Soedirman Kebumen dengan Pemenuhan Kebutuhan belajar.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk :
a. Mahasiswa mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada klien dengan pemenuhan kebutuhan belajar pada Tn.M di ruang Dahlia RSU Dr.Soedirman Kebumen
b. Mahasiswa mampu mendeskripsikan masalah keperawatan yang muncul pada klien Tn.M di ruang Dahlia RSU Dr.Soedirman Kebumen
c. Mahasiswa mampu mendeskripsikan prioritas masalah yang muncul pada Klien Tn.M di ruang Dahlia RSU Dr.Soedirman Kebumen
d. Mahasiswa mampu mendeskripsikan intervensi keperawatan untuk memecahkan masalah yang muncul pada Klien Tn.M di ruang Dahlia RSU Dr. Soedirman Kebumen
e. Mahasiswa mampu mendeskripsikan implementasi untuk memecahkan masalah yang muncul pada Klien Tn.M di ruang Dahlia RSU Dr. Soedirman
6
g. Mahasiswa mampu mendeskripsikan analisa tindakan keperawatan dengan Pemenuhan Kebutuhan Belajar pada Klien Tn.M di ruang Dahlia RSU Dr.Soedirman Kebumen.
3. MANFAAT PENULISAN a. Manfaat Keilmuan
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan menjadi referensi bagi institusi keperawatan dalam mengembangkan asuhan keperawatan agar para mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan dan dalam melakukan intervensi pendidikan kesehatan pada klien dengan pemenuhan kebutuhan belajar.
b. Manfaat Aplikatif
1) Manfaat bagi Rumah Sakit
Di harapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat praktis dalam keperawatan yaitu sebagai panduan perawat serta bisa menjadi salah satu inovasi keperawatan dalam melakukan pendidikan kesehatan serta bisa sebagai bahan masukan khususnya tentang efektifitas pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga.
2) Manfaat bagi klien dan keluarga
Daftar Pustaka
Dhuangga,Wandha Paramitha dan Misrawati. (2012). Efektifitas Pendidikan Kesehatan Tentang Hygiene Kewanitaan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Dalam Menangani Keputihan. Jurnal Ners Indonesia, v0l. 2, No 2, Maret 2012.
Herdman,T.Heather. (2012). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta:EGC.
Herdman,T.Heather. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta:EGC
Karim, Aditya K, Eprilurahman,Rury, Fitria Laksmindara, dan Kawatu Paul.J. (2013). Senyawa Bioktif Herpetofauna Pada Penderita Diabetes Mellitus Dan Hipertensi: Tinjauan Secara Patofisiologi. Jurnal Biologi Papua 5(1): 37-45.
Kusuma, Rizan Perdana,Kristiyawati Puguh Sri,&Purnomo .Ch Eko.S.(2013). Efektifitas Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing dan Terapi Musik Terhadap Penurunan Gangguan Tidur Pada Lansia Di Panti Werda Pelkris Pengayoman Semarang.Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 1,No 4 (2013): Desember.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehtan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :PT Rineka Cipta, hal 38-49,56-65.
Pramukti, Loviana Anissa, Kristiyawati, Puguh Sri dan Purnomo,S.Eko Ch. (2013). Efektifitas Peraga Food Model dan Flip Chart Dalam Pendidikan Kesehatan Pasien Diabetes Mellitus Type II Di RSUD Tugurejo Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 1, No 3 (2013): Juni 2013.
Rampengan, Stania F.Y, Rondowunu Rolly,dan Onibala Franly. (2014). Pengaruh Teknik Relaksasi Dan Teknik Distraksi Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Di Ruang Irina A Atas RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Jurnal Keperawatan Vol 2, No 2 (2014) : E- Jurnal Keperawatan.
Santi,Mayu satria, Sabrian Febrina, dan Darwin Karim. (2014). Efektifitas Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Audovisual Terhadap Perilaku Pencegahan Filarisis. Jom PSIK Vol. 1 No 2, Oktober 2014. Sudjana, Nana. (2010). Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Tribowo,Cecep, dan Pusphandani,mitha Erlisya. (2015). Pengantar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika. Hal 36.
Wilkinson, Judith.M. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dasar Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC.
Wirayan, Made. (2008). Peranan Terapi Insulin Intensif Terhadap Interleukin-6 (IL-6) Dan Luaran Klinik Pada Penderita Kritis Dengan Hiperglikemia, J Peny Dalam, Volume 9Nomer 2 Mei 2008.
Yeni, Rahma Suri, Rahmalia Siti, Hasanah Oswati. (2014). Efektifitas Pendidikan Kesehatan Menggunakan Metode Pendidikan Individual Tentang Pengetahuan Pola Makan Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Harapan Raya. Jom PSIK Vol. 1.2 Oktober 2014.
1
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERGLIKEMIA
Disusun Oleh :
Nofidon Laela
A01301795
Program Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
2
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah daripada rentang kadar puasa normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa sekitar 140 – 160 mg /100 ml darah (syok hiperglikemia). (Nabyl, 2009)
Hiperglikemia, hiperglikemia, atau gula darah tinggi adalah suatu kondisi di mana jumlah yang berlebihan glukosa beredar dalam plasma darah. Ini umumnya merupakan tingkat glukosa darah 10 + mmol / l (180 mg / dl), tetapi gejala mungkin tidak memulai untuk menjadi terlihat sampai nomor kemudian seperti 15-20 + mmol / l (270-360 mg / dl) atau 15,2 -32,6 mmol / l. Namun, tingkat kronis melebihi 125 mg / dl dapat menghasilkan kerusakan organ.
Kadar glukosa bervariasi sebelum dan sesudah makan, dan pada berbagai waktu hari, definisi "normal" bervariasi di kalangan profesional medis. Secara umum, batas normal bagi kebanyakan orang (dewasa puasa) adalah sekitar 80 sampai 110 mg / dl atau 4 sampai 6 mmol / l. Sebuah subjek dengan rentang yang konsisten di atas 126 mg / dl atau 7 mmol / l umumnya diadakan untuk memiliki hiperglikemia, sedangkan kisaran yang konsisten di bawah 70 mg / dl atau 4 mmol / l dianggap hipoglikemik. Dalam puasa orang dewasa, darah glukosa plasma tidak boleh melebihi 126 mg / dl atau 7 mmol / l. Berkelanjutan tingkat yang lebih tinggi menyebabkan kerusakan gula darah ke pembuluh darah dan ke organ-organ mereka suplai, yang mengarah ke komplikasi diabetes.
B. Etiologi
Penyebab tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui kekurangan insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang memegang peranan penting.
3
antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap sebagai jaringan asing.
Adapun penyebab Hiperglikemia yaitu :
1. Diabetes melitus
Pada diabetes mellitus, gula darah tinggi biasanya disebabkan oleh rendahnya tingkat insulin (Diabetes mellitus tipe 1) dan / atau resistensi terhadap insulin pada tingkat sel (Diabetes mellitus tipe 2), tergantung pada jenis dan keadaan penyakit. Tingkat insulin rendah dan / atau resistensi insulin mencegah tubuh dari mengkonversi glukosa menjadi glikogen (sumber pati seperti energi yang tersimpan sebagian besar di hati), yang pada gilirannya membuat sulit atau tidak dapat untuk menghilangkan kelebihan glukosa dari darah. Dengan kadar glukosa normal, jumlah total glukosa dalam darah pada saat tertentu hanya cukup untuk memberikan energi untuk tubuh selama 20-30 menit, sehingga kadar glukosa harus tepat dikelola oleh mekanisme kontrol internal tubuh. Ketika mekanisme gagal dengan cara yang memungkinkan glukosa untuk naik ke tingkat normal, gula darah tinggi adalah hasilnya.
2. Obat obatan
Obat-obat tertentu meningkatkan risiko penyakit gula darah tinggi, termasuk kortikosteroid, octreotide, beta blocker, epinefrin, diuretik thiazide, niacin, pentamidin, inhibitor protease, L-asparaginase, dan beberapa obat antipsikotik. Administrasi akut stimulan seperti amfetamin biasanya menghasilkan gula darah tinggi; Penggunaan kronis, bagaimanapun, menghasilkan hipoglikemia. Beberapa obat psikotropika baru, seperti Zyprexa (Olanzapine) dan Cymbalta (Duloxetine), juga dapat menyebabkan gula darah tinggi yang signifikan.
3. Penyakit kritis
4
(Mungkin stroke atau serangan jantung disebabkan oleh akibat gula darah tinggi dan diabetes terdiagnosis.) Hasil penelitian manusia dan hewan menunjukkan bahwa hal ini bukan jinak, dan akibat stres hiperglikemia dikaitkan dengan risiko kematian yang tinggi setelah stroke dan serangan jantung.
Kondisi berikut juga mungkin merupakan penyebab gula darah tinggi tanpa adanya diabetes.
1) Disfungsi tiroid, adrenal, dan hipofisis kelenjar. 2) Berbagai penyakit pankreas.
3) Peningkatan glukosa darah berat dapat dilihat pada sepsis dan infeksi tertentu.
4) penyakit intrakranial (sering diabaikan) juga dapat menyebabkan gula darah tinggi. Ensefalitis, tumor otak (terutama yang terletak di dekat kelenjar hipofisis), otak berdarah, dan meningitis adalah contoh utama.
C. Tanda Dan Gejla Hiperglikemia
Sementara hiperglikemia umumnya jinak dan tanpa timbul gejala. Kadar glukosa darah dapat meningkat jauh di atas normal untuk periode yang signifikan tanpa menghasilkan efek permanen atau gejala. Namun, hiperglikemia kronik pada tingkat lebih dari sedikit di atas normal dapat menghasilkan yang sangat beragam komplikasi serius selama bertahun-tahun, termasuk kerusakan ginjal, kerusakan saraf, kerusakan jantung, kerusakan retina atau kerusakan kaki. Neuropati diabetes mungkin merupakan akibat gula darah tinggi jangka panjang. .(Ester, 2006:).
5
Hiperglikemia akut melibatkan kadar glukosa yang sangat tinggi adalah keadaan darurat medis dan dapat dengan cepat menghasilkan komplikasi serius (seperti kehilangan cairan melalui diuresis osmotik). Hal ini paling sering terlihat pada orang yang menderita diabetes tergantung insulin yang tidak terkontrol. (Mansjoer A, 2006).
Di kutip dari Karen Bruke 2008 ada beberapa tanda gejala atau hiperglikemia akut atau kronis, dengan tiga susun triad hiperglikemia klasik:
a. Polifagia - sering kelaparan
b. Polidipsia - sering haus, terutama haus yang berlebihan c. Poliuria - peningkatan volume buang air kecil
d. Penglihatan kabur
e. Kelelahan (kantuk) [klarifikasi diperlukan] f. Berat badan
g. Penyembuhan luka yang buruk (luka, goresan, dll) h. Mulut kering
i. Kulit kering atau gatal j. Kesemutan di kaki atau tumit k. Disfungsi ereksi
l. Infeksi berulang, infeksi telinga luar m. Aritmia jantung
n. Pingsan o. Koma p. Kejang
6
mengakibatkan muncul respon kelaparan. Rasa lapar ini biasanya tidak jelas seperti dalam diabetes tipe I, tapi membuat resep obat hipoglikemik oral sulit untuk mengendalikannya.
Polidipsia dan poliuria terjadi ketika kadar glukosa darah meningkat cukup tinggi untuk menghasilkan ekskresi kelebihan glukosa melalui ginjal, yang mengarah ke adanya glukosa dalam urin. Hal ini menghasilkan diuresis osmotik.
Tanda dan gejala ketoasidosis diabetikum bisa meliputi: a) Ketoasidosis
b) Kussmaul hiperventilasi: bernafas cepat
c) Kebingungan atau menurunnya tingkat kesadaran d) Dehidrasi karena glikosuria dan diuresis osmotik e) Kelaparan akut dan / atau kehausan
f) Bau nafas
g) Penurunan fungsi kognitif, bersama dengan peningkatan perasaan sedih dan kecemasan
D. Patofisiologi
7
Tingginya kadar glukosa serum akan dikeluarkan melalui ginjal, sehingga timbul glycosuria yang dapat mengakibatkan diuresis osmotik secara berlebihan ( poliuria ). Dampak dari poliuria akan menyebabkan kehilangan cairan berlebihan dan diikuti hilangnya potasium, sodium dan phospat.
Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi glikogen sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. Ginjal tidak dapat menahan hiperglikemi ini, karena ambang batas untuk gula darah adalah 180 mg% sehingga apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal
tidak bisa menyaring dan mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan dengan sifat gula yang menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan bersama urine yang disebut glukosuria. Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urine yang disebut poliuria. Poliuria mengakibatkan dehidrasi intra selluler, hal ini akan merangsang pusat haus sehingga pasien akan merasakan haus terus menerus sehingga pasien akan minum terus yang disebut polidipsi. Perfusi ginjal menurun mengakibatkan sekresi hormon lebih meningkat lagi dan timbul hiperosmolar hiperglikemik.
Produksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya transport glukosa ke sel-sel sehingga sel-sel kekurangan makanan dan simpanan karbohidrat, lemak dan protein menjadi menipis. Karena digunakan untuk melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien akan merasa lapar sehingga menyebabkan banyak makan yang disebut poliphagia.
8
9
F. Penatalaksaan Hiperglikemia
Tujuan utama terapi hiperglikemia adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropati.
Ada 4 komponen dalam penatalaksanaan hiperglikemia : 1. Diet
a. Komposisi makanan : Karbohidrat = 60 % – 70 % Protein = 10 % – 15 % Lemak = 20 % – 25 %
b. Jumlah kalori perhari 1) Antara 1100 -2300 kkal 2) Kebutuhan kalori basal :
laki – laki : 30 kkal / kg BB bekerja biasa adalah :
Kurus : BB x 40 – 60 kalori/hari Normal (ideal) : BB x 30 kalori/hari Gemuk : BB x 20 kalori/hari
10 2. Latihan jasmani
Manfaat latihan jasmani :
a. Menurunkan kadar glukosa darah mengurangi resitensi insulin, meningkatkan sensitivitas insulin).
b. Menurunkan berat badan. c. Mencgah kegemukan.
d. Mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi aterogenik, gangguan lipid darah, peningkatan tekanan darah, hiperkoagulasi darah.
3. Penyuluhan
Dilakukan pada kelompok resiko tinggi : a. Umur diatas 45 tahun.
b. Kegemukan lebih dari 120 % BB idaman atau IMT > 27 kg/m. c. Hipertensi > 140 / 90 mmHg.
d. Riwayat keluarga DM.
e. Dislipidemia, HDL 250 mg/dl.
f. Parah TGT atau GPPT ( TGT : > 140 mg/dl – 2200 mg/dl), glukosa plasma puasa derange / GPPT : > 100 mg/dl dan < 126 mg/dl) 4. Medis (obat hipoglikemi)
a. Obat hipoglikemi oral :
a) Sulfoniluria : Glibenglamida, glikosit, gliguidon, glimeperide, glipizid.
b) Biguanid ( metformin )
c) Hon su insulin secretagogue ( repakglinide, natliglinide ) d) Inhibitor glucosidase
5. Tiosolidinedlones a. Insulin
11
selama 1 sampai 3 jam dalam aliran darah penderita, dan segera menghilang setelah 6 sampai 8 jam kemudian.
b) Insulin reaksi panjang, merupakan jenis yang mulai bekerja 1 sampai 2 jam setelah disuntikan kedalam tubuh seseorang. Tetapi obat ini tidak memiliki reaksi puncak, sehingga ia bekerja secara stabil dalam waktu yang lama yaitu 24 sampai 36 jam didalam tubuh penderita, contohnya lavemir dan lantus c) Jenis insulin reaksi menengah adalah insulin yang mulai efektif
bekerja menurunkan kadar gula darah sejak 1 sampai 2 jam setelah disuntikan kedalam tubuh. Obat ini bekerja secara maksimal selama 6 sampai 10 jam, dan berakhir setelah 10 sampai 16 jam setelahnya. Contohnya humulin m3, hypurin, dan insuman.
d) Insulin reaksi cepat yang bekerja 5 sampai 15 menit setelah masuk kedalam tubuh. Ia memiliki tingkat reaksi maksimal selama 30 sampai 90 menit, dan pengaruhnya akan segera menghilanhg setelah 3 sampai 5 jam setelahnya, contohnya lispro, actrapid, novorapid dan velosulin.
G. Fokus Pengkajian Hiperglikemi
H. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang dilakukan sebagai penunjang diagnostik medis antara lain: 1. Pemeriksaan gula darah
12 2. Pemeriksaan dengan Hb
Dilakukan untuk pengontrolan DM jangka lama yang merupakan Hb minor sebagai hasil dari glikolisis normal.
3. Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan urine dikombinasikan dengan pemeriksaan glukosa darah untuk memantau kadar glukosa darah pada periode waktu diantara pemeriksaan darah.
I. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin timbul pada pasien DM:
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit diabetus mellitus seperti pengertian, penyebab, tanda dan gejala.
b. Resiko terjadi komplikasi lebih lanjut pada klien berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
13
J. Intervensi
DP Tujuan Intervensi Rasional
Ketidak mampuan komplikasi lebih lanjut pada klien berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
Setelah dilakuakan tindakan keperawatan selama I Minggu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan yang terjadi pada klien dan keluarga mampu : keluarga juga mampu :
1. Menyebutkan
Kaji pengetahuan keluarga tentang
Kaji pengetahuan keluarga tentang
14 keperawatan selama I Minggu keluarga mampu memelihara lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan, keluarga juga mampu :
1. Menyebutkan arti rumah sehat.
2. Menyebutkan ciri rumah sehat.
3. Memodifikasi dan memelihara
Berikesempatan pada keluarga untuk mengungkapkan. Beri reiforcement
positif pada keluarga atas jawaban yang benar.
15
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. (2006). Text book of Medical-Surgical Nursing. EGC. Jakarta.
Doengoes Merillynn. (2008) (Rencana Asuhan Keperawatan). Nursing care plans. Guidelines for planing and documenting patient care. Alih bahasa : I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati. EGC. Jakarta.
Prince A Sylvia. (2007). (patofisiologi). Clinical Concept. Alih bahasa : Peter Anugrah EGC. Jakarta.
Carpenito, L.J. (2008). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Sjaifoellah, N. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Smeltzer, S. (2006). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
16
Sel kelaparan
Hilang prot. tubuh Prod. energi metabolisme Respon perd. darah lambat Kelelahan
E. Path Ways
Penuaan, keturunan, infeksi, gaya hidup: Diit, kehamilan, obesitas Sel beta pancreas rusak/terganggu
Produksi insulin
1
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENNYAKIT HIPERGLIKEMI
Disusun Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester
Disusun Oleh : Novidon Laela
(A01301795)
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
2
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
Diagnosa keperawatan :Kurang Pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
Pokok Bahasan : Penyakit Hiperglikemia
Sub Pokok Bahasan : Mengetahui pengertian, penyebab manifesstasi klinis, Diit Hiperglikemi
Sasaran : Tn.M Waktu : 30 Menit Pertemuan Ke- : 3 ( Ketiga )
Hari/ Tanggal Pelaksanaan : Sabtu, 11 Juni 2016 Tempat : Ruang Dahlia
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan tentang Hiperglikemia selama 30 menit diharapkan Tn M dan keluarga. mampu mengetahui pengertian, Penyebab manifestasi klinis, dan Diit Hiperglikemia
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan / pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit keluarga Tn.M Mampu:
1. Mengerti pengertian Hiperglikemia 2. Mengerti penyebab Hiperglikemia
3. Mengerti manifestasi klinik Hiperglikemia 4. Mengerti Diit Hiperglikemia
C. Pokok Materi
1. Pengertian hiperglikemia 2. Penyebab hiperglikemia
3
D. Metode
1. Ceramah 2. Tanya jawab
E. Media
1. Materi SAP 2. Lembarbalik
F. Kegiatan Pembelajaran
No. Kegiatan Waktu Metode Media Evaluasi 1 Mempersiapkan materi,
media, tempat,kontrak waktu.
5 menit
2 Pembukaan :
Membuka pembelajaran, memberi salam, memperkenalkan diri, menjelaskan pokok bahasan, menjelaskan tujuan
4
c. Manifestasi klinis hiperglikemia
d. Diit Hiperglikemia
10 menit Ceramah Leaflet Menyimak dan men-dengarkan
4 Evaluasi :
Memberi kesempatan kepada klien untuk bertanya dan memberi kesempatan kepada klien untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan
7 menit Ceramah,tanya jawab kasih atas kesematanya dan mengucapkan salam.
3 menit Ceramah Menjawab
5
G. Sumber
(Nabyl, 2009). Koma Hiperglikemia. 2010. Askep Hiperglikemia.
Mansjoer, Arif. 2005. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius FKUI
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika
Joanne C. McCloskey. 2005. Nursing Intervention Classification (NIC). Mosby-Year Book
Judith M. Wilkinson. 2005. Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook with NIC
H. Evaluasi
Prosedur : Post test
Jenis tes : Pertanyaan secara lisan Butir soal : 4 soal
1. Evaluasi Struktural
a. Satuan Acara Pembelajaran sudah siap sesuai dengan masalah keperawatan.
b. Kontak waktu sudah tepat dengan pasien dan keluarganya. c. Media sudah disiapkan yaitu leaflet dan lembar balik. 2. Evaluasi Proses
a. Media dapat digunakan dengan baik.
b. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu kontrak. c. Peserta dapat mengikuti sampai selesai.
3. Evaluasi Hasil
a. Pasien dapat menyebutkan penjelasan Hiperglikemia. b. Pasien dapat menyebutkan penyebab hiperglikemia
c. Pasien dapat menyebutan manifestasi klinis hiperglikemia d. Pasien dapat menyebutkan Diit hiperglikemia
I. Materi dan Media
6
Lampiran Materi
HIPERGLIKEMIA
A. Pengertian
Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah daripada rentang kadar puasa normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa sekitar 140 – 160 mg /100 ml darah (syok hiperglikemia). (Nabyl, 2009)
Hiperglikemia, hiperglikemia, atau gula darah tinggi adalah suatu kondisi di mana jumlah yang berlebihan glukosa beredar dalam plasma darah. Ini umumnya merupakan tingkat glukosa darah 10 + mmol / l (180 mg / dl), tetapi gejala mungkin tidak memulai untuk menjadi terlihat sampai nomor kemudian seperti 15-20 + mmol / l (270-360 mg / dl) atau 15,2 -32,6 mmol / l. Namun, tingkat kronis melebihi 125 mg / dl dapat menghasilkan kerusakan organ.
Kadar glukosa bervariasi sebelum dan sesudah makan, dan pada berbagai waktu hari, definisi "normal" bervariasi di kalangan profesional medis. Secara umum, batas normal bagi kebanyakan orang (dewasa puasa) adalah sekitar 80 sampai 110 mg / dl atau 4 sampai 6 mmol / l. Sebuah subjek dengan rentang yang konsisten di atas 126 mg / dl atau 7 mmol / l umumnya diadakan untuk memiliki hiperglikemia, sedangkan kisaran yang konsisten di bawah 70 mg / dl atau 4 mmol / l dianggap hipoglikemik. Dalam puasa orang dewasa, darah glukosa plasma tidak boleh melebihi 126 mg / dl atau 7 mmol / l. Berkelanjutan tingkat yang lebih tinggi menyebabkan kerusakan gula darah ke pembuluh darah dan ke organ-organ mereka suplai, yang mengarah ke komplikasi diabetes.
B. Penyebab
7
Yang lain akibat pengangkatan pancreas, pengrusakan secara kimiawi sel beta pulau langerhans. Faktor predisposisi herediter, obesitas. Faktor imunologi; pada penderita hiperglikemia khususnya DM terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Respon ini merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap sebagai jaringan asing.
Adapun penyebab Hiperglikemia yaitu :
1. Diabetes melitus
Pada diabetes mellitus, gula darah tinggi biasanya disebabkan oleh rendahnya tingkat insulin (Diabetes mellitus tipe 1) dan / atau resistensi terhadap insulin pada tingkat sel (Diabetes mellitus tipe 2), tergantung pada jenis dan keadaan penyakit. Tingkat insulin rendah dan / atau resistensi insulin mencegah tubuh dari mengkonversi glukosa menjadi glikogen (sumber pati seperti energi yang tersimpan sebagian besar di hati), yang pada gilirannya membuat sulit atau tidak dapat untuk menghilangkan kelebihan glukosa dari darah. Dengan kadar glukosa normal, jumlah total glukosa dalam darah pada saat tertentu hanya cukup untuk memberikan energi untuk tubuh selama 20-30 menit, sehingga kadar glukosa harus tepat dikelola oleh mekanisme kontrol internal tubuh. Ketika mekanisme gagal dengan cara yang memungkinkan glukosa untuk naik ke tingkat normal, gula darah tinggi adalah hasilnya.
2. Obat obatan
Obat-obat tertentu meningkatkan risiko penyakit gula darah tinggi, termasuk kortikosteroid, octreotide, beta blocker, epinefrin, diuretik thiazide, niacin, pentamidin, inhibitor protease, L-asparaginase, dan beberapa obat antipsikotik. Administrasi akut stimulan seperti amfetamin biasanya menghasilkan gula darah tinggi; Penggunaan kronis, bagaimanapun, menghasilkan hipoglikemia. Beberapa obat psikotropika baru, seperti Zyprexa (Olanzapine) dan Cymbalta (Duloxetine), juga dapat menyebabkan gula darah tinggi yang signifikan.
8
Sebagian besar dari pasien yang menderita stres akut seperti stroke atau serangan jantung dapat mengembangkan hiperglikemia atau tanda-tanda gula darah tinggi, bahkan tanpa adanya diagnosis diabetes. (Mungkin stroke atau serangan jantung disebabkan oleh akibat gula darah tinggi dan diabetes terdiagnosis.) Hasil penelitian manusia dan hewan menunjukkan bahwa hal ini bukan jinak, dan akibat stres hiperglikemia dikaitkan dengan risiko kematian yang tinggi setelah stroke dan serangan jantung.
Kondisi berikut juga mungkin merupakan penyebab gula darah tinggi tanpa adanya diabetes.
1) Disfungsi tiroid, adrenal, dan hipofisis kelenjar. 2) Berbagai penyakit pankreas.
3) Peningkatan glukosa darah berat dapat dilihat pada sepsis dan infeksi tertentu.
4) penyakit intrakranial (sering diabaikan) juga dapat menyebabkan gula darah tinggi. Ensefalitis, tumor otak (terutama yang terletak di dekat kelenjar hipofisis), otak berdarah, dan meningitis adalah contoh utama.
C. Manifestasi Klinis
Di kutip dari Karen Bruke 2006 ada beberapa tanda gejala atau hiperglikemia akut atau kronis, dengan tiga susun triad hiperglikemia klasik:
a. Polifagia - sering kelaparan
b. Polidipsia - sering haus, terutama haus yang berlebihan c. Poliuria - peningkatan volume buang air kecil
d. Penglihatan kabur
e. Kelelahan (kantuk) [klarifikasi diperlukan] f. Berat badan
g. Penyembuhan luka yang buruk (luka, goresan, dll) h. Mulut kering
9
j. Kesemutan di kaki atau tumit k. Disfungsi ereksi
l. Infeksi berulang, infeksi telinga luar m. Aritmia jantung
n. Pingsan o. Koma p. Kejang Gejala Hipoglikemi
a. Kelaparan b. Kegoyahan c. Kegugupan d. Berkeringat e. Pusing f. Kantuk g. Kebingungan h. Kesulitan berbicara i. Kegelisahan,
j. Kelemahan.
D. Diit Pada Diabetes Melitus ( HIPERGLIKEMI )
a. Diit pada Dm adalah:
Tinggi karbohidrat, tinggi serat, rendah lemak, rendah protein b. Tujuan Pemberian Diit pada DM:
a) Mempertahankan kadar gula agar normal b) Mempertahankan BB yang seimbang c) Mencegah Komplikasi akut dan kronik c. Makanan yang harus dihindari
10
b) Susu c) Madu
d. Makanan yang boleh di makan
a) Makanan yang mengandung karbohidrat yang boleh dimakan seperti : Nasi, Kentang, Roti, Singkong
b) Bahan makanan yang mengandung protein hewani yang boleh dimakan, seperti:
Ikan segar, Ayam, Telur Ayam, Udang
c) Bahan makanan yang mengandung protein nabati yang boleh dimakan, seperti:
Tahu, Tempe, Kacang tanah, Kacang hijau, Kacang merah d) Sayuran yang bebas dimakan
Kangkung, Tomat, Terong, Ketimun, Kol, Sawi, Gambas e) Sayuran yang boleh dimakan tapi dibatasi:
Buncis, Daun singkong, Kacang panjang, Kembang Kol, Bayam f) Buah yang bebas dimakan tanpa dibatasi
Jambu air, Jambu biji, Pepaya
g) Buah yang boleh dimakan tapi dibatasi
Pisang, kecuali pisang ambon dan pisang hijau, Jeruk, Mangga, Nanas h) Buah yang tidak boleh dimakan, seperti;
HIPERGLIKEMI
Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah daripada rentang kadar puasa normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non biasanya disebabkan oleh rendahnya tingkat insulin (Diabetes mellitus tipe
Obat-obat tertentu meningkatkan risiko penyakit gula darah tinggi,
c. Penyakit kritis
Sebagian besar dari pasien yang menderita stres akut seperti stroke atau serangan jantung.
C.TandadanGejala
A.Hiperglikemia
Sering kelaparan, Sering haus terutama haus yang berlebihan, Sering kencing , Penglihatan kabur, Kelelahan , Mulut kering, Kulit kering atau gatal, Kesemutan di kaki atau tumit, Pingsan, Koma, Kejang.
B. Hipoglikemia
Kelaparan, kegoyahan, kegugupan, berkeringat, pusing, kantuk, kebingungan, kesulitan berbicara, kegelisahan, kelemahan.
C. DiitUntukHiperglikemi
a. Makanan yang mengandung karbohidrat yang boleh dimakan seperti:
Nasi, Kentang, Roti, Singkong
a. Bahan makanan yang mengandung protein hewani yang boleh dimakan, seperti: Ikan segar, Ayam, Telur Ayam, Udang b. Bahan makanan yang mengandung protein
nabati yang boleh dimakan, seperti:
Tahu, Tempe, Kacang tanah, Kacang hijau, Kacang merah
c. Sayuran yang bebas dimakan
Kangkung, Tomat, Terong, Ketimun, Kol, Sawi, Gambas
d. Sayuran yang boleh dimakan tapi dibatasi: Buncis, Daun singkong, Kacang panjang, Kembang Kol, Bayam
e. Buah yang bebas dimakan tanpa dibatasi Jambu air, Jambu biji, Pepaya
f. Buah yang boleh dimakan tapi dibatasi Pisang, kecuali pisang ambon dan pisang hijau, Jeruk, Mangga, Nanas
g.
Buah
yang
tidak
boleh
g. Buah yang boleh dimakan tapi dibatasi Pisang, kecuali pisang ambon dan pisang hijau, Jeruk, Mangga, Nanas
HIPERGLIKEMI
Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah daripada rentang kadar puasa normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non biasanya disebabkan oleh rendahnya tingkat insulin (Diabetes mellitus tipe
Obat-obat tertentu meningkatkan risiko penyakit gula darah tinggi,
c. Penyakit kritis
Sebagian besar dari pasien yang menderita stres akut seperti stroke atau serangan jantung.
C.TandadanGejala
A.Hiperglikemia
Sering kelaparan, Sering haus terutama haus yang berlebihan, Sering kencing , Penglihatan kabur, Kelelahan , Mulut kering, Kulit kering atau gatal, Kesemutan di kaki atau tumit, Pingsan, Koma, Kejang.
B. Hipoglikemia
Kelaparan, kegoyahan, kegugupan, berkeringat, pusing, kantuk, kebingungan, kesulitan berbicara, kegelisahan, kelemahan.
C. DiitUntukHiperglikemi
a. Makanan yang mengandung karbohidrat yang boleh dimakan seperti:
Nasi, Kentang, Roti, Singkong
a. Bahan makanan yang mengandung protein hewani yang boleh dimakan, seperti: Ikan segar, Ayam, Telur Ayam, Udang b. Bahan makanan yang mengandung protein
nabati yang boleh dimakan, seperti:
Tahu, Tempe, Kacang tanah, Kacang hijau, Kacang merah
c. Sayuran yang bebas dimakan
Kangkung, Tomat, Terong, Ketimun, Kol, Sawi, Gambas
d. Sayuran yang boleh dimakan tapi dibatasi: Buncis, Daun singkong, Kacang panjang, Kembang Kol, Bayam
e. Buah yang bebas dimakan tanpa dibatasi Jambu air, Jambu biji, Pepaya
f. Buah yang boleh dimakan tapi dibatasi Pisang, kecuali pisang ambon dan pisang hijau, Jeruk, Mangga, Nanas
g.
Buah
yang
tidak
boleh
g. Buah yang boleh dimakan tapi dibatasi Pisang, kecuali pisang ambon dan pisang hijau, Jeruk, Mangga, Nanas
HIPerglikemia
Disusun Oleh :
NOFIDON LAELA
A01301795
PRODI D III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
APA SIH
HIPerglikemia itu???
Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan
glukosa
darah
daripada
rentang
kadar
puasa
normal 80
–
90 mg / dl darah, atau rentang non
puasa sekitar 140
–
160 mg /100 ml darah (syok
APA SIH HIPERGLIKEMIA ITU????
Ini dia penyebab hiperglikemi??
1.
Diabetes melitus
Pada diabetes mellitus, gula darah tinggi biasanya disebabkan oleh rendahnya tingkat
insulin (Diabetes mellitus tipe 1) dan / atau resistensi terhadap insulin pada tingkat sel
(Diabetes mellitus tipe 2), tergantung pada jenis dan keadaan penyakit
2.
Obat obatan
Obat-obat tertentu meningkatkan risiko
penyakit gula darah tinggi
, termasuk kortikosteroid,
octreotide, beta blocker, epinefrin, diuretik thiazide, niacin, pentamidin, inhibitor protease,
L-asparaginase, dan beberapa obat antipsikotik.
3.
Penyakit kritis
Sebagian besar dari pasien yang menderita stres akut seperti stroke atau serangan jantung dapat
mengembangkan hiperglikemia atau
tanda-tanda gula darah tinggi
, bahkan tanpa adanya diagnosis
INI DIA PENYEBAB HIPERGLIKEMI..
Tanda dan gejala hipERGLIKEMI
sering kelaparan , sering haus, terutama haus yang berlebihan , peningkatan volume buang air kecil
Penglihatan kabur , Kelelahan (kantuk), Mulut kerning, Kulit kering atau gatal , Kesemutan di kaki atau
tumit , Infeksi berulang, infeksi telinga luar , Pingsan, Koma, Kejang.
Tanda Dan Gejala Hipoglikemia
Kelaparan, kegoyahan, kegugupan, berkeringat, pusing, kantuk, kebingungan, kesulitan berbicara,
TANDA DAN GEJALA HIPERGLIKEmi
Sering lapar
Haus berlebihan
Sering kencing