• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) - BAB II OKTIVIANA ANGGRAENI PGSD'16

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) - BAB II OKTIVIANA ANGGRAENI PGSD'16"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Salah satu mata pelajaran pokok di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah IPA. Susanto (2015: 167) memberikan pengertian tentang sains atau IPA yaitu usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Pendapat serupa disampaikan oleh Aly dan Rahma (2010:18) bahwa IPA merupakan suatu ilmu teoretis, tetapi teori tersebut didasarkan pada pengamatan, percobaan-percobaan terhadap gejala-gejala alam. Pengertian IPA disampaikan lebih luas oleh Trianto (2011: 136) yaitu sekumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir, dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.

▸ Baca selengkapnya: gambar yang meniru objek gambar nyata realis di alam atau benda buatan disebut

(2)

sikap seorang ilmuwan seperti sikap ingin tahu, percaya diri, jujur, tidak tergesa-gesa dan objektif. (Susanto, 2015)

Berdasarkan pendapat para ahli tentang pengertian IPA maka dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu teori yang dihasilkan melalui prosedur sistematis. Prosedur sistematis tersebut didasarkan dengan sikap ilmiah yaitu pengamatan, percobaan, dan penalaran terhadap alam semesta sehingga menghasilkan kesimpulan.

Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran berdasarkan pada prinsip-prinsip, proses yang mana dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep IPA. Pembelajaran IPA di sekolah dasar dilakukan dengan penyelidikan sederhana dan bukan hafalan terhadap kumpulan konsep-konsep IPA. Pengalaman langsung dalam pembelajar-an dapat diperoleh melalui pengamatpembelajar-an, diskusi, dpembelajar-an penyelidikpembelajar-an seder-hana. Pembelajaran yang demikian dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa yang diindikasikan dengan merumuskan masalah, menarik kesim-pulan, sehingga mampu berpikir kritis melalui pembelajaran IPA. (Susanto, 2015: 170-171)

(3)

melalui pengalaman langsung agar peserta didik mampu menemukan dan membangun pengetahuan sendiri.

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kehidupan tidak pernah lepas dari kegiatan komunikasi.Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari pemberi pesan atau komunikator kepada penerima pesan atau komunikan. Kegiatan komunikasi membutuhkan media.

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar. Sanjaya (2012: 57) menyatakan bahwa media adalah perantara dari sumber informasi ke penerima informasi, contohnya video, televisi, komputer, dan lain sebagainya. Susilana dan Cepi (2011:4) berpendapat bahwa media merupakan bagian dari proses komunikasi. Baik buruknya sebuah komunikasi ditunjang oleh penggunaan saluran dalam komunikasi tersebut. Saluran/channel yang dimaksud di atas adalah media.

(4)

Pembelajaran sebagai proses komunikasi juga memiliki perantara pesan yang disebut media pembelajaran.

Pengertian media pembelajaran menurut Anitah (2008: 1) adalah sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan. Susilana dan Cepi (2011: 7) mengemukakan pengertian tentang media pembelajaran yang serupa, bahwa adalah wadah dari pesan, materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai ialah proses pembelajaran. Pengertian media pembelajaran diperkuat oleh Sanjaya (2012:58), bahwa alat apapun itu asal berisi tentang pesan-pesan pendidikan termasuk ke dalam media pendidikan atau media pembelajaran. Simpulan pengertian media pembelajaran dari pendapat para ahli yang telah disebutkan adalah perantara penyampai pesan-pesan pendidikan dari penyampai pesan kepada penerima pesan.

b. Kegunaan Media Pembelajaran

Media pembelajaran dibutuhkan agar pesan-pesan pendidikan seperti materi pembelajaran dapat tersampaikan kepada peserta didik dengan baik. Susilana dan Cepi (2011: 9) mengemukakan secara umum media mempunyai kegunaan:

1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indera. 3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara

murid dengan sumber belajar.

(5)

5) Memberi rangsangan sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

Arsyad (2007: 25-27) juga menyampaikan manfaat praktis dari pengagunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:

1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkunganya, dan kemunginan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu;

a) Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio, atau model.

b) Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar.

c) Kejadian langka yang terjadi masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide disamping secara verbal.

d) Objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, atau simulasi komputer.

e) Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video.

f) Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman seperti time-lapse untuk film, video, slide, atau simulasi komputer.

(6)

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kegunaan media adalah sebagai berikut:

1) Memperjelas informasi agar terjadi kesamaan persepsi oleh peserta didik.

2) Meningkatkan minat dan motivasi belajar pada peserta didik. 3) Mengatasi kesulitan akibat ruang, waktu dan daya indera

4) Memungkinkan peserta didik belajar sesuai karakteristik belajar berdasarkan penglihatan, pendengaran, dan gerak.

c. Fungsi Media

Pembelajaran tidak lepas dari media karena peran fungsi-fungsinya yang penting dalam pembelajaran. Kaitannya dengan fungsi media, Susilana dan Cepi (2011: 10) menekankan beberapa hal berikut ini:

1) Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif. 2) Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan

proses pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.

3) Media pembelajaran dalam penggunaan harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai dan isi pemebalajaran itu sendiri.Fungsi ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalam pembelajaran harus selalu melihat kepada kompetensi dan bahan ajar.

4) Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan, dengan demikian tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekedar untuk permainan atau memancing perhatian siswa semata.

5) Media pembelajaran bukan berfungsi mempercepat proses belajar.Fungsi ini mengandung arti bahwa dengan media pembelajaran siswa dapat mengangkap tujuan ajar lebih mudah dan lebih cepat.

(7)

mengendap sehingga kualitas pembelajaran memiliki nilai yang tinggi.

7) Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme.

d. Prinsip-Prinsip Penggunaan Media

Penggunaan media pembelajaran tentu harus memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan media. Sanjaya (2012: 75-77) menyebutkan prinsip-prinsip penggunaan media dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut:

1) Media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami materi pembelajaran.

2) Media yang akan digunakan oleh guru harus diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

3) Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. 4) Media pembelajaran harus sesuai minat, kebutuhan, dan kondisi

siswa.

5) Media yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisiensi.

6) Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya.

3. Media Pembelajaran Tiga Dimensi Berbentuk Model

(8)

Media tiga dimensi ada bermacam-macam. Sudjana dan Rivai (2013: 156) berpendapat bahwa media tiga dimensi yang sering digunakan dalam pengajaran adalah model dan boneka. Model adalah tiruan tiga dimensional dari beberapa objek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang atau terlalu ruwet untuk dibawa ke dalam kelas dan dipelajari siswa dalam bentuk aslinya. Pendapat serupa disampaikan oleh Hernawan dkk (2007:31) bahwa media model adalah media tiga dimensi merupakan tiruan dari beberapa objek yang terlalu besar, objek yang terlalu jauh, objek yang terlalu kecil, objek yang terlalu mahal, objek yang jarang ditemukan, atau objek terlalu rumit untu dibawa ke dalam kelas dan sulit dipelajari siswa wujud aslinya. Anitah (2008: 25) menjelaskan bahwa model merupakan tiruan yang mewakili benda yang sebenarnya.Susilana dan Cepi (2011: 23) memperjelas tentang pengertian model merupakan sebuah reproduksi yang kelihatannya sama, tapi biasanya diperkecil atau diperbesar dalam skala tertentu.

Berdasarkan pendapat para ahli tentang pengertian model yang telah disampaikan, maka dapat disimpulkan bahwa model adalah tiruan yang dihasilkan melalui proses pembuatan dengan perbandingan skala tertentu.Tiruan tersebut dapat menggambarkan benda yang sebenarnya dalam ukuran diperkecil, diperbesar, atau sama.

(9)

difokuskan pada bagian yang penting-penting saja, dapat mempertunjukkan struktur dalam suatu objek, siswa memperoleh pengalaman yang konkret. 4. Buku Pop Up

Buku pop up merupakan salah satu buku yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Pengertian buku pop up menurut Taylor dan Bluemel dalam Setyawan,dkk (2013 [online]) adalah mechanical, movable books, that unfold and rise from the page to our surprise and delight.

Pengertian lain tentang buku pop up disampaikan oleh Suhr (1999 [online]) yaitu a special category of children´s books,which contain different types of paper constructions. Berdasarkan pendapat para ahli maka disimpulkan bahwa buku pop up merupakan buku yang menyajikan visualisasi yang memiliki unsur tiga dimensi, gambar berwujud tiga dimensi atau dua dimensi akan muncul secara vertikal setelah lembaran buku dibuka.

Pembuatan buku pop up membutuhkan mekanis kertas. Hal tersebut selaras denganpendapat Ives (2009: 7) bahwa dasar dari buku pop up adalah mekanis kertas. Mekanis kertas dapat menciptakan kertas timbul dan membentuk tiga dimensi.

Manfaat buku dan mainan yang dapat digerakkan disampaikan oleh Roxane Holmes dkk (Glaister, 2012 [online]) adalah sebagai berikut:

a. Menjembatani kesenjangan antara hal abstrak dengan objek sebenarnya. b. Melibatkan aktivitas anak-anak secara langsung.

c. Disukai oleh anak-anak termasuk bagi yang malas membaca.

d. Media yang bagus untuk meningkatkan pemahaman dalam pembelajaran. e. Mempromosikan motto belajar "I hear and I forget, I see and I

remember, I do and Iunderstand".

(10)

Roxane Holmes dkk juga menyebutkan kekurangan buku yang dapat digerakkan (Glaister, 2012 [online]) yaitu menyediakan penjelasan yang sedikit. Pengutamaan pada bagian pop up mengurangi konten teks atau cerita.

Simpulan dari pendapat dari Roxane Holmes dkk adalah buku yang dapat digerakkan bermanfaat dalam pembelajaran karena menarik dan disukai oleh peserta didik. Kekurangan dari buku yang dapat digerakkan adalah keterbatasan materi yang dicantumkan karena fokus buku terletak pada gambar yang timbul.

5. Materi Struktur Bumi dan Matahari

Materi pokok tentang struktur bumi dan matahari memiliki beberapa sub pokok materi. Sub pokok materi tersebut adalah proses terbentuknya bumi, bentuk permukaan bumi, struktur bumi, dan struktur matahari. Standar kompetensi yang digunakan adalah memahami perubahan yang terjadi dialamdan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam, sementara kompetensi dasarnya adalah mendeskripsikan struktur bumi.

Azmiyawati dkk (2008: 138-141) memberikan uraian tentang proses terbentuknya bumi yang digambarkan pada gambar di bawah ini:

(11)

Penjelasan tentang gambar a, b, dan c adalah sebagai berikut:

a. Awan tersusun atas gas dan debu. Pada awalnya, awan itu terbentang sampai ratusan juta kilometer. Adanya kekuatan gaya tarik menyebabkan awan berbentuk seperti roda pipih yang besar. Roda tersebut selalu berputar. Akibat gerakan itu, sebagian besar gas terkumpul di tengah awan.

b. Awan tersebut kemudian membentuk gumpalan yang membesar. Gaya tariknya pun juga besar sehingga menarik lebih banyak gas. Kekuatan gayatarik ke semua arah sama besar menyebabkan gumpalan tersebut merapat membentuk bola bulat. Gumpalan tersebut kemudian membentuk matahari. Gas atau debu yang letaknya sangat jauh dari matahari juga berputar mengelilinginya. Gas dan debu ini kemudian membentuk bola-bola bulat yang lebih kecil dibandingkan matahari. c. Bola-bola tersebut merupakan awal dari pembentukan bumi dan

planet-planet lain dikarenakangaya tarik bumi semakin banyak mengumpulkan gas dan debu sehingga semakin lama semakin padat. Keadaan ini menyebabkan bola bumi menjadi semakin panas. Butir-butir debu yang ada di dalamnya kemudian meleleh. Sebagian besar debu-debu yang meleleh itu terdiri atas batuan dan logam. Selanjutnya, bagian luar bumi mengalami pendinginan. Batuan dan logam yang meleleh itu kemudian menjadi bagian yang keras.

(12)

Lapisan-lapisan atmosfer ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.2 Lapisan-Lapisan Atmosfer (Azmiyawati dkk, 2008: 140) Bumi tidak hanya berbentuk bulatan saja, tetapi juga tersusun atas beberapa lapisan. Lapisan-lapisan bumi ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.3 Lapisan Bumi (Azmiyawati dkk, 2008: 141)

(13)

oleh tenaga dari dalam bumi dan luar bumi. Tenaga dari luar bumi dapat menyebabkan terbentuknya lembah dan daratan.

Uraian materi tentang struktur matahari dijelaskan oleh Sulistyanto dan Wiyono (2008: 154). Matahari merupakan salah satu sumber cahaya yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Beberapa makhluk hidup menggunakan cahaya matahari untuk membuat makanan pada proses fotosintesis. Sama halnya dengan bumi, matahari juga tersusun atas beberapa lapisan. Perbedaannya adalah pada bahan penyusunnya. Sebagian besar lapisan yang ada pada matahari tersusun atas beberapa gas. Lapisan-lapisan penyusun matahari ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.4 Struktur Matahari (Sulistyanto dan Wiyono, 2008: 154)

6. Penelitian yang Revelan

(14)

pop up book dengan 3D pop up book. Perbedaannya adalah AR pop up book

menampilkan pop up book secara hologram dengan tampilan dua dimensi atau tiga dimensi pada layar komputer melalui kamera yang dipasangkan dengan aplikasi Radio Frequency Identification (RFID) sehingga peserta didik seolah-olah melihat tampilan dengan sebenarnya, sementara pop up book ditampilkan apa adanya tidak dalam bentuk hologram. Subjek

penelitian adalah peserta didik kelas III SD di Bangkok, Thailand. Materi yang digunakan adalah the seed shooting game. Hasil penelitian adalah kedua presentasi menggunakan AR dan 3D pop up book sama baiknya untuk peserta didik kelas III SD. Alasan kedua media tersebut baik adalah karena keduanya memiliki inovasi yang sesuai dengan usia peserta didik sehingga menarik minat dan motivasi untuk belajar.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Scolastika Mariani, Wardono, danElyn Diah Kusumawardani (2014 [online]) dengan judul The Effectiveness of Learning by PBL Assisted Mathematics Pop Up Book

Againts The Spatial Ability in Grade VIII on Geometry Subject Matter.

(15)

Mathematic Pop Up Book juga dapat mengembangkan kemampuan spasial

peserta didik sehingga produk tersebut efektif digunakan dalam pembelajaran.

Penelitian yang relevan dalam mata pelajaran biologi adalah penelitian Yulisna Hawarya dan Agus Wasisto Dwi Doso Warso (2014[online]) dengan judul Pengembangan Pop Up Module Pembelajaran Biologi pada Materi Pencemaran dan Pelestarian Lingkungan untuk Siswa SMA Kelas X. Penelitian tersebut dilakukan kepada peserta didik kelas X di SMA Negeri 1 Sentolo, Kulon Progo, Yogyakarta. Produk yang dikembangkan adalah pop up module pembelajaran biologi pada materi pencemaran dan pelestarian lingkungan untuk siswa SMA kelas X. Produk dibuat dari hasil daur ulang kertas bekas yang dikemas secara menarik.Berdasarkan penilaian dan tanggapan dari validator dan peserta didik, pop up module layak digunakan dan dikembangkan guna membantu peserta didik dalam memahami materi pencemaran dan pelestarian lingkungan.

(16)

Perbedaan penelitian-penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan adalah penggunaan buku pop up pada ketiga penelitian digunakan sebagai bahan ajar, sementara pada penelitian yang dilakukan sebagai media pembelajaran. Buku pop up sebagai media pembelajaran yang dikembangkan juga memuat penjelasan materi, tetapi tidak sebanyak pada buku pop up sebagai bahan ajar.Buku pop up sebagai media menampilkan lebih banyak ilustrasi tentang materi.

B. Kerangka Berpikir

Pendidikan merupakan proses yang dilakukan secara sistematis dan disengaja untuk mengubah tingkah laku seseorang.Tujuan pendidikan menurut UU No.20 Tahun 2003 adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Faktor penentu tercapainya tujuan pendidikan diantaranya ditentukan oleh kurikulum, guru, peserta didik, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi.

Tujuan pendidikan kemudian diturunkan pada tingkat yang paling kecil yakni tujuan pembelajaran.Tujuan pembelajaran akan dapat dicapai jika kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Karakteristik peserta didik usia sekolah dasar diantaranya adalah memiliki kemampuan berpikir tahap operasional konkret dan masih suka bermain.

(17)

operasional konkret terhambat oleh keterbatasan waktu dan media pembelajaran. Ketidakefektifan pembelajaran membuat prestasi belajar peserta didik Indonesia jelek.

Media pembelajaran buku pop up yang dirancang dengan memperhatikan karakteristik peserta didik akan membantu dalam mengembangkan pemahaman terhadap materi secara lebih mendalam.Pemahaman akan materi dibutuhkan oleh peserta didik sebagai bekal untuk beradaptasi dalam kehidupan sehari-hari.Meningkatnya pemahaman peserta didik maka akan meningkat pula hasil belajarnya.

Alur berpikir pengembangan media pembelajaran buku pop up dapat digambarkan melalui bagan di bawah ini:

Gambar 2.5 Kerangka Berpikir Penelitian

Media pembelajaran buku pop up berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik Karakteristik

peserta didik

Tujuan pendidikan Kebutuhan peserta didik

Pengembangan media pembelajaran bukupop up yang sesuai dengan SK, KD, dan KTSP

(18)

C. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Kondisi faktual media pembelajaran pada materi struktur bumi dan matahari kelas V sekolah dasar belum optimal.

2. Menghasilkan media pembelajaran berupa buku pop up bumidan matahari pada materi struktur bumi dan matahari kelas V sekolah dasar.

3. Penilaian pakar terhadap kelayakan media pembelajaran buku pop up bumi dan matahari pada materi struktur bumi dan matahari

kelas V sekolah dasar adalah valid.

4. Media pembelajaran buku pop up bumi dan matahari pada materi struktur bumi dan matahari kelas V sekolah dasar berpengaruh terhadap pembelajaran.

5. Penilaian guru terhadap media pembelajaran buku pop up bumi dan matahari pada materi struktur bumi dan matahari kelas V sekolah dasar baik.

Gambar

Gambar 2.1 Proses Terbentuknya Alam Semesta
Gambar 2.2 Lapisan-Lapisan Atmosfer (Azmiyawati dkk, 2008: 140)
Gambar 2.4 Struktur Matahari (Sulistyanto dan Wiyono, 2008: 154)
Gambar 2.5 Kerangka Berpikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil diskusi dengan pengelola dan penelusuran lapangan, ditemukan bahwa sangat sulit bagi lembaga untuk menggalang dana masyarakat secara besar-besaran karena beberapa factor,

Memulai sebuah usaha, entah itu besar atau kecil memang gampang-gampang susah. Apalagi bagi kita yang belum pernah atau belum berpengalaman dalam bisnis. Sehingga

Tingkat kemudahan pembacaan simbol pada peta multiskala cetak dan web diperoleh hasil sebesar 74% responden memilih web cartography sebagai bentuk penyajian peta multiskala yang

Penelitian Pengaruh Diferensiasi Produk Dan Soul Marketing Terhadap Kepercayaan Shohibul Qurban Pada Produk Superqurban Rumah Zakat Semarang belum banyak dilakukan

Tata Usaha pada UPTD Tindak Darurat Dinas Cipta Karya dan Tata Kota Samarinda Eselon

belum mematuhi standar operasional prosedur (SOP) yang dibuat untuk memperlancar penyelesaian pelayanan. selain itu badan Lingkungan Hidup Kota Semarang belum dalam

Pemeriksaan data dilakukan dengan cara trianggulasi data dan trianggulasi metode, dengan model evaluasi yang digunakan adalah evaluasi model Context, Input, Process, Product

Cikal bakal penyakit latah adalah ketidakmampuan seseorang dalam mengatasi rasa kaget pada masa lalu, dan juga karena seseorang mengikuti kebiasaan orang lain, sehingga latah