HUBUNGAN BIMBINGAN GURU DI KELAS,
MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR
DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA
Studi Kasus : Siswi kelas XI SMA STELLA DUCE 2
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Fransiskus Ardhi Eka Siwi NIM : 061334001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
KARYAKU INI AKAN
KUPERSEMBAHKAN KEPADA:
TUHAN YESUS KRISTUS dan KELUARGA KUDUS
ATAS BERKAT DAN RAHMATNYA KEPADAKU
AYAH DAN IBU
ATAS PENGORBANAN DAN KASIH SAYANG
TERHADAPKU
ORANG YANG AKU KASIHI
DARI KEBERSAMAAN,DAN DUKUNGAN
YANG DIBERIKAN
ALMAMATERKU
v
MOTTO
”JANGANLAH MENUNTUT SAJA,
AKAN TETAPI BERSYUKURLAH JUGA
DENGAN SEGALA YANG TELAH DIBERIKAN
BAIK MAUPUN BURUK PEMBERIAN ITU.”
viii
ABSTRAK
HUBUNGAN BIMBINGAN GURU DI KELAS, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
SISWA
Studi Kasus: Siswi kelas XI SMA STELLA DUCE 2 Program Studi Pendidikan Akuntansi
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Fransiskus Ardhi Eka Siwi 061334001
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar akuntansi siswa; (2) hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi siswa; (3)hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi siswa.
Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juli 2010. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi kelas XI SMA STELLA DUCE 2 berjumlah 84 siswa dengan menggunakan teknik random sampling, diambil sampel 54 siswa. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi serta dianalisis dengan korelasiproduct moment pearson.
ix
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP OF TEACHERS’ GUIDANCE AT CLASSROOM, STUDENTS’ LEARNING INTEREST, AND STUDENTS’ LEARNING
MOTIVATION AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT ON LEARNING ACCOUNTING
A Case Study on the Eleventh Grade Students of STELLA DUCE 2 SENIOR HIGH SCHOOL
Accounting Department
Teachers Training and Education Faculty Sanata Dharma University
Fransiskus Ardhi Eka Siwi 061334001
This research aims to know: (1) the relationship between teachers’ guidance at classroom and students’ achievement on learning accounting; (2) the relationship between students’ learning interest and students’ achievement on learning accounting; (3) the relationship between students’ learning motivation and students’ achievement on learning accounting.
The research was carried out from April to July 2010. The population of this research was 84 eleventh grade students of STELLA DUCE 2 Senior High School. Random sampling technique as the samples was applied to take 54 students. Data were collected by applying a questionnaire and documentation and analyzed byproduct moment pearsonanalysis.
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN………...….. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN……… iv
HALAMAN MOTTO……… v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……….. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……….. vii
ABSTRAK...viii A. Latar Belakang Masalah……… 1
B. Batasan Masalah……… 4
C. Rumusan Masalah ………. 5
D. Tujuan Masalah………. 5
E. Manfaat Penelitian ……… 5
F. Sistematika Penelitian ……….. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Akuntansi ……… 8
B. Motivasi Belajar Akuntansi ……….. 14
C. Minat Belajar Akuntansi……… 16
D. Bimbingan Guru……… 20
E. Kerangka Teoritik ……… 22
F. Hipotesis Penelitian ……….. 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ……… 25
B. Jadwal Penelitian ………. 25
C. Subyek dan Obyek Penelitian ……….. 26
D. Populasi dan Sampel ………. 26
E. Metoda Pengumpulan Data ……….. 27
F. Data yang Diperlukan……… 28
G. Variabel Penelitian dan Pengukurannya……….... 28
H. Pengujian Kuesioner ……… 30
xiv
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskrisi Data….……… 39
B. Teknik Analisis Data………. 42
C. Pembahasan………..………... 46
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 52
B. Keterbatasan Penelitian………. 53
C. Saran……….. 53
DAFTAR PUSTAKA……….. 55
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Bimbingan Guru Di Kelas………. 28
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Minat Belajar………. 29
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar……… 29
Tabel 3.4 Skala Likert……… 29
Tabel 3.5 Output Validitas Variabel Bimbingan Guru Di Kelas………. 32
Tabel 3.6 Output Validitas Variabel Minat Belajar……… 32
Tabel 3.7 Output Validitas Variabel Motivasi Belajar ……….. 33
Tabel 3.8 Reliabilitas……….. 34
Tabel 3.9 Output Reliabilitas Variabel Bimbingan Guru Di Kelas……… 35
Tabel 4.0 Output Reliabilitas Variabel Minat Belajar……… 35
Tabel 4.1 Output Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar……… 35
Tabel 4.2 Output Normalitas ………. 36
Tabel 4.3 Pedoman untuk Memberikan Intepretasi r….………. 38
Tabel 4.4 Deskripsi Prestasi Belajar ……… 39
Tabel 4.5 Deskripsi Bimbingan Guru ……… 40
Tabel 4.6 Deskripsi Minat Belajar Siswa ……… 41
Tabel 4.7 Deskripsi Motivasi Belajar………. 42
xvi
Tabel 4.9 Output Hasil Uji Hipotesis Minat Belajar dengan Prestasi Belajar
Akuntansi Siswa ……… 44 Tabel 5.0 Output Hasil Uji Hipotesis Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner penelitian ..………. 57
Lampiran 2 Data Induk Penelitian ……….. 63
Lampiran 3 Data Distribusi Penelitian……… 76
Lampiran 4 Uji Validitas Dan Reliabilitas ………. 80
Lampiran 5 Uji Normalitas ………..………. 85
Lampiran 6 Uji Product Moment Pearson………..…….…86
Lampiran 7 Tabel ProductMoment……….……….88
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan yang mutlak bagi pembangunan
masyarakat suatu Negara. Pendidikan merupakan dasar bagi
perkembangan pembangunan nasional harus didukung oleh manusia
cerdas, terampil, berbudi pekerti dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peranan penting
bagi pembinaan generasi muda untuk berpartisipasi dalam proses
terjadinya perubahan tertentu dengan cara bertindak yang tepat dan selaras
dengan situasi yang dihadapinya. Proses perubahan tersebut mengalami
perbuatan belajar. Proses perbuatan belajar ini banyak sekali
aspek-aspeknya, seperti latar belakang timbulnya belajar, jenis dan
bentuk-bentuk belajar, dan faktor yang mempengaruhi perbuatan belajar yang
efisien. Belajar membawa suatu perubahan terhadap individu yang
melakukannya, perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan
melainkan juga berbentuk percakapan, sikap, pengertian, pengharapan,
minat, penyesuaian diri, pendeknya mengenal aspek-aspek organisasi
pribadi seseorang.
Dalam pendidikan, seseorang belajar dengan berusaha
mengembangkan dirinya agar dapat berdiri sendiri dan mandiri dalam
berbagai pengalaman tersebut. Sebagai contoh masalah yang dihadapi
pencapaian prestasi belajar ada dua faktor yaitu faktor dari luar dan faktor
dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor dari dalam adalah segala sesuatu
yang mempengaruhi individu dalam mencapai prestasi belajar, sebagai
contoh adalah kondisi fisik, minat dan motivasi. Maksud dari kondisi fisik
di sini adalah jika seseorang mengalami cepat lelah ataupun sedang sakit
maka dia tidak dapat berkonsentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran
dan mengakibatkan prestasi belajarnya menjadi kurang baik. Selain itu
minat dan motivasi pun juga berpengaruh karena tanpa minat seseorang
tidak akan menikmati proses pembelajaran dengan nyaman sehingga
prestasinya pun menjadi kurang baik atau maksimal. Sedangkan faktor
yang berasal dari luar adalah segala sesuatu yang berasal dari luar individu
siswa, sebagai contoh adalah lingkungan yang bersifat sosial. Oleh karena
kita hidup dalam suatu komunitas dan lingkungan baik di lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat maka pengaruh positif maupun
negatif dari lingkungan di sekitar kita, dapat berpengaruh terhadap
pencapaian prestasi belajar.
Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan belajar,
karena suatu prestasi yang meningkatkan itu merupakan bukti keberhasilan
proses belajar para siswa. Semakin optimal para siswa dalam belajar maka
akan meningkat prestasi belajarnya. Usaha belajar dapat berhasil dan
mencapai tujuannya apabila peserta didik mendapat dukungan dengan
Agar prestasi siswa meningkat, maka siswa harus belajar dengan giat
serta mendapat bimbingan dari guru untuk mengembangkan minat yang
ada pada dirinya, dengan minat tersebut maka siswa akan termotivasi
untuk belajar. Dengan bimbingan guru, minat belajar dan motivasi belajar,
siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik dalam kelas, ikut aktif dalam
kegiatan belajar mengajar. Semakin banyak siswa yang aktif dalam kelas,
semakin tinggi kemungkinan prestasi belajar yang dicapainya.
Akan tetapi bimbingan dari guru belum tentu dapat mengembangkan
minat belajar dan motivasi belajar. Hal ini bisa terjadi jika guru dalam
pemberian bimbingan hanya menggunakan metode ceramah dan kurang
memperhatikan perkembangan siswa dalam mengikuti pelajaran. Siswa
yang mulanya berminat mengikuti pelajaran menjadi kurang antusias
dalam pembelajaran sehingga hal ini bisa mempengaruhi prestasi belajar
siswa. Maka dari itu pengaruh bimbingan guru di kelas, minat belajar dan
motivasi dipilih untuk diteliti pengaruhnya terhadap prestasi belajar. Oleh
karena merupakan bagian dari faktor-faktor yang menentukan keberhasilan
siswa dalam belajar. Keberhasilan belajar akan nampak dalam prestasi
belajar yang diraih. Sebagai alat untuk melihat prestasi belajar siswa,
biasanya digunakan evaluasi atau tes belajar. Dengan evaluasi atau tes
dapat mengukur kemampuan siswa sampai dimana siswa itu telah
menguasai suatu pelajaran.
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa
seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya
untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar
mengajar berlangsung. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang
tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
Prestasi belajar akuntansi kurang baik karena kurangnya bimbingan
guru di kelas, minat belajar dan motivasi belajar siswa dalam mempelajari
akuntansi. Berdasarkan pada uraian latar belakang tersebut maka penulis
mengambil judul “HUBUNGAN BIMBINGAN GURU DI KELAS,
MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI
BELAJAR AKUNTANSI SISWA”
B. Batasan Masalah
Dalam skripsi ini penulis mengambil studi kasus di SMA STELLA
DUCE 2 karena SMA STELLA DUCE 2 telah mendapatkan gelar juara
dalam berbagai lomba yang berhubungan dengan mata pelajaran
akuntansi. Nilai ujian nasional SMA STELLA DUCE 2 pun tidak pernah
kurang dari nilai B.
Melihat prestasi tersebut, penulis ingin menggali faktor-faktor apa
saja yang berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi siswa. Penulis
membatasi masalah pada hubungan bimbingan guru di kelas, minat belajar
dan motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi permasalahan pada latar belakang di atas maka
dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut.
1. Apakah ada hubungan antara bimbingan guru di kelas dengan
prestasi belajar akuntansi siswa?
2. Apakah ada hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar
akuntansi siswa?
3. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi
belajar akuntansi siswa?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Mendapatkan informasi tentang ada tidaknya hubungan bimbingan
guru di kelas dengan prestasi belajar akuntansi siswa.
2. Mendapatkan informasi tentang ada tidaknya hubungan minat
belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa.
3. Mendapatkan informasi tentang ada tidaknya hubungan motivasi
belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
Untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh bimbingan
guru di kelas, minat belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi
belajar akuntansi siswa sehingga hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai masukkan.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini dapat menambah perbendaharaan bacaan
khusus mengenai pendidikan.
3. Bagi Penulis
Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan dan dapat
menerapkan teori yang diperoleh di bangku kuliah.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan ini, sistematika yang digunakan sebagai berikut .
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan sitematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini diuraikan tentang hal-hal yang berhubungan dengan
permasalahan yang diangkat oleh peneliti, serta kerangka teoritik dan
hipotesis penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan tentang jenis penelitian, jadwal penelitian,
pengukuran variabel penelitian, pengujian kuesioner, teknik analisis data
dan sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan tentang deskripsi data, teknik analisis data, dan
pembahasan.
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN
SARAN
Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian,
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar Akuntansi
1. Prestasi
Menurut Dewa Ketut (1988:51) bahwa “prestasi merupakan suatu bukti keberhasilan usaha yang dicapai. Sedangkan tes prestasi adalah tes yang mengukur prestasi yang dimaksudkan adalah sebagai alat untuk mengungkapkan kemampuan aktual sebagai hasil belajar.” Jadi dalam usaha mengetahui suatu hasil belajar sangat ditentukan oleh adanya evaluasi suatu hasil belajar yang dicapai oleh siswa, evaluasi ini yang dimaksudkan untuk melihat sejauh mana proses belajar tercapai.
2. Belajar
Winkel (1983:150) menyebutkan belajar adalah suatu proses mental yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan/skill, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang merupakan hasil dari belajar.
a. Ilmu jiwa daya
Manusia terdiri dari berbagai daya upaya seperti daya pikir, mengingat, dan mengenal. Belajar disini dapat diartikan usaha melatih daya-daya itu agar berkembang.
b. Ilmu jiwa asosiasi
Manusia terdiri dari asosiasi dari berbagai tanggapan yang masuk ke dalam jiwa kita. Jadi belajar di sini artinya membentuk hubungan stimulus respon dan melatih hubungan-hubungan itu agar bertalian erat.
c. Ilmu jiwa gestalt atau organisme
Jiwa manusia terdiri dari satu keseluruhan yang bulat dan berstruktur sehingga manusia beraktivitas, berinteraksi dengan lingkungan. Jadi belajar di sini artinya mengalami, berbuat, bereaksi, berpikir secara kritis.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.
Menurut Roestiyah (1982:159), terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu :
a. Faktor Internal
Fakor internal adalah faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri. Diantaranya sebagai berikut.
1. Tujuan belajar siswa.
Tujuan yang samar-samar tidak realistis akan menjadi penghalang atas kemajuan belajarnya. Bukan kemajuan yang akan diperolehnya melainkan kegagalan atau kekecewaan yang akan didapat.
2. Minat terhadap bahan pelajaran.
3. Kesehatan
Badan yang sehat akan lebih menguntungkan bagi setiap orang dan merupakan faktor pendukung belajar.
4. Kecakapan mengikuti pelajaran
Cakap mengikuti pelajaran apabila siswa mengerti hal yang diajarkan oleh guru.
b. Faktor Eksternal
Kemajuan belajar siswa juga dipengaruhi lingkungan yang ada disekitarnya. Faktor eksternal dapat dikelompokan menjadi beberapa hal sebagai berikut.
1. Yang datang dari sekolah
Faktor yang mempengaruhi kemajuan belajar tidak saja bersumber dari diri sendiri dan dari keluarga akan tetapi dapat juga bersumber dari sekolah antara lain; menciptakan kondisi belajar, cara memberi pelajaran dan perpustakaan sekolah. 2. Yang datang dari lingkungan keluarga
Beberapa aspek dalam kehidupan masyarakat yang dapat mengganggu kelancaran belajar antara lain; cara hidup lingkungan, teman bergaul dan media massa.
3. Akuntansi
Kata “Accounting” berasal dari kata kerjato accountyang artinya “memperhitungkan” atau “mempertanggungjawabkan”. Ada beberapa definisi akuntansi yang diberikan secara sederhana, secara sedang, dan ada pula yang secara luas. Menurut Moechtar (1989:2) definisi yang telah luas pemakaiannya adalah yang diberikan oleh The American Accounting Association (AAA) adalah “Accounting is the process of identifying, measuring, and communicating information.” Yang artinya akuntansi adalah proses pengidentifikasi, pengukuran, pengkomunikasian informasi ekonomi untuk memungkinkan memperoleh pertimbangan-pertimbangan dan keputusan-keputusan yang tepat bagi para pemakai informasi itu.
Menurut Hadibroto (1978:2) definisi akuntansi yang diberikan Paul Grady dalam penelitian yang dilakukan oleh American Institut Of Certified Public Accountant adalah “Accounting is the body of knowledge and function with systematic originating, authenticating,
recording, classifying, summarizing, analyzing, interpreting supplying
of dependable and significant information covering transactions and
which are in part at least, of financial character, required for the
submitted, there on to meet fudiciary and other responsibilities.” Yang artinya akuntansi adalah akuntansi keseluruhan pengetahuan dan fungsi yang berhubungan dengan penciptaan, pengesahan, pencatatan, pengelompokan, pengolahan, penyimpulan, penganalisisan, penafsiran, dan penyajian informasi yang dapat dipercaya dan penting artinya, secara sistematik mengenai transaksi-transaksi yang sedikit-dikitnya bersifat finansiil dan yang diperlukan oleh pimpinan operasi suatu badan untuk laporan-laporan yang harus diajukan mengenai hal tadi guna memenuhi pertanggungjawaban yang bersifat keuangan atau lainnya.
Dilihat dari ketiga definisi tersebut maka prestasi belajar akuntansi adalah suatu hasil yang diperoleh siswa sebagai akibat belajar akuntansi. Dalam usaha untuk memperoleh suatu hasil belajar sangat ditentukan oleh adanya evaluasi terhadap pelajaran akuntansi. Agar prestasi belajar akuntansi mengalami kenaikan dapat didukung oleh situasi proses pembelajaran yang baik, dalam hal ini kemampuan seorang guru dalam menciptakan suasana belajar yang baik sangat diperlukan.
meningkat. Namun bukan hanya hal itu saja, mata pelajaran akuntansi merupakan mata pelajaran yang menuntut seorang siswa untuk lebih berpartisipatif aktif dalam proses pendidikan, karena dalam pembelajaran tidak hanya guru saja yang harus aktif.
B. Motivasi Belajar Akuntansi
Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi belajar yaitu keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar-mengajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi tercapainya suatu tujuan. (Winkel, 1989:92)
Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberi gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Maka dari itu motivasi belajar penting bagi guru dan siswa. (Dimyati, 1994: 85). Bila motivasi disadari oleh siswa, maka sesuatu pekerjaan, dalam hal ini tugas belajar akan terselesaikan dengan baik. Guru juga mempunyai tugas untuk mengubah siswa tak berminat menjadi bersemangat belajar. Mengubah siswa cerdas yang acuh menjadi bersemangat.
2. Motivasi intrinsik : bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajarnya di mulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Siswa yang memiliki motivasi ini akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Jadi motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial bukan sekedar symbol atau seremonial.
Selain itu ada beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar. Menurut Dimyati (1994:97) unsur-unsur motivasi belajar tersebut adalah :
1. cita-cita/aspirasi siswa; 2. kemampuan siswa; 3. kondisi siswa;
4. kondisi lingkungan siswa;
5. unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran; 6. upaya guru dalam membelajarkan siswa.
C. Minat Belajar Akuntansi
Minat secara sederhana berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu hal. Minat dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Menurut Hornby (1974:45), Wayan (1981:124), Kartini Kartono(1980:109) minat pada hakekatnya merupakan perhatian, keinginan, rasa suka dan rasa terikat dengan sesuatu obyek walaupun tidak ada yang menyuruh. Minat mengandung unsur keinginan, baik keinginan untuk memiliki maupun keinginan untuk mengetahui obyek yang diingini (Walgito, 1982:133). Keinginan merupakan usaha aktif menuju pelaksanaan suatu tujuan. Minat juga mengandung unsur rasa suka atau rasa senang terhadap suatu obyek. Sebagai contoh seseorang yang suka akan pelajaran akuntansi maka orang itu akan merasa senang membaca dan mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan akuntansi. Menurut Winkel (1989:105) diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi/pokok bahasan tertentu dan senang mempelajari materi tersebut.
Sukardi (1988:63) ada tiga cara yang digunakan untuk menentukan minat.
1. Minat yang diekspresikan/ekspressed interest yaitu seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata tertentu. Contoh : Seseorang mengatakan bahwa dirinya suka belajar akuntansi.
2. Minat yang diwujudkan/manifest interest yaitu seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam suatu aktivitas tertentu. Contoh : Siswa yang aktif dalam kegiatan drama. 3. Minat yang diinvestariskan/inventoried interest yaitu seseorang
dapat diukur minatnya dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu.
Menurut Winkel (1989:105) faktor-faktor pendorong minat sebagai berikut:
1. drive determinant, dorongan untuk mempertahankan hidup;
2. dorongan keadaan, yang mana keadaan itu ditimbulkan oleh dorongan determinant di atas;
4. mengendurnya dorongan karena tujuan telah tercapai, serta keinginan dan kebutuhan telah tercapai;
5. efek mengendurnya dorongan semula karena munculnya dorongan lain yang baru, menghendaki pemuasnya.
Kemampuan komponen itu bekerja berhubungan atau berkelanjutan dari yang pertama hingga yang terakhir, sebagai landasan tumbuhnya minat seseorang untuk bertindak atau memusatkan perhatiannya kedalam suatu hal. (Sukardi, 1988:183)
Minat berhubungan dengan kecenderungan individu untuk memusatkan perhatian dan meningkatkan aktivitas mental dan kegiatan kepada suatu obyek. Minat selalu berhubungan dengan kemampuan, kebutuhan, pengalaman pada diri individu. Jadi minat bertujuan kepada suatu obyek yang banyak sangkut pautnya dengan individu.
Minat seseorang dapat diukur melalui kegiatan-kegiatan yang sering dilakukan dan melalui pernyataan senang atau tidak senang terhadap suatu obyek. Super dan Crites yang dikutip Wilis (1989:33) mengemukakan bahwa ada 4 cara untuk mengetahui minat seseorang, yaitu :
1. melalui pertanyaan-pertanyaan mengenai hal-hal yang disenangi dan yang tidak disenangi;
2. melalui pengamatan mengenai hal-hal yang sering dilakukan. 3. melalui test obyektif;
Menurut Nurkancana (1983:225) ada pun keberhasilan atau kegagalan dalam belajar sangat dipengaruhi oleh faktor minat. Faktor-faktor minat itu meliputi :
1. Perkembangan fisik dan mental, minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental pada waktu mencapai kematangan minat stabil.
2. Kesempatan belajar, minat tumbuh dari rumah namun karena luasnya lingkup sosial, anak menjadi tertarik pada minat orang di luar rumah.
3. Pengaruh orang tua, orang tua mempengaruhi sikap anak. 4. Hubungan guru dengan murid.
5. Penerimaan kelompok oleh teman sebaya. 6. Keberhasilan akademis.
7. Lingkungan sosial.
1. membangkitkan adanya suatu kebutuhan tentang mata pelajaran akuntansi;
2. menghubungkan dengan persoalan yang ada;
3. memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik; 4. menggunakan berbagai macam bentuk mengajar yang membuat
siswa tetap semangat.
Dengan minat belajar akuntansi yang tinggi akan didapatkan prestasi belajar yang baik dan memuaskan. Dengan demikian yang dimaksud minat dalam penelitian ini adalah perhatian, keinginan, rasa suka dan rasa tertarik siswa terhadap mata pelajaran akuntansi.
D. Bimbingan Guru
Dengan bimbingan di kelas diartikan suatu proses bantuan kepada anak didik yang dilaksanakan secara terus-menerus supaya anak didik dapat menemukan cara belajar yang efisien dan efektif.
Selain itu belajar merupakan suatu kegiatan pengajaran di sekolah, maka wajiblah para siswa dibimbing agar mencapai tujuan belajar. Tujuan bimbingan belajar secara umum adalah membantu siswa agar mendapat penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar, sehingga setiap siswa dapat belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, dan mencapai perkembangan yang optimal.
Tujuan bimbingan belajar secara terperinci menurut Dewa Ketut (1983:79) adalah sebagai berikut:
1. mencarikan cara-cara yang efisisen dan afektif bagi anak didik; 2. menunjukan cara-cara mempelajari sesuatu dan menggunakan
buku pelajaran;
3. menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi. Dengan bimbingan belajar diharapkan para siswa dapat melakukan penyesuaian yang baik dalam situasi belajar yang optimal sesuai potensi, bakat, minat, motivasi serta kemampuan yang ada.
mengikuti prestasi belajar yang telah dicapai siswa. Guru sebagai pembimbing dituntut untuk memberikan pendekatan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam setiap proses pembelajaran berlangsung.
Bimbingan yang dimaksud disini adalah bimbingan yang diberikan oleh seorang guru yang menjadi seorang pendidik sekaligus menjadi pembimbing. Bimbingan dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun anak didik belajar, serta membantu anak didik dalam mengatasi masalah, sebagai contoh bimbingan dalam menemukan cara belajar yang tepat. Bimbingan dalam penelitian ini adalah bimbingan yang dilakukan guru dalam membantu siswa untuk lebih mendalami suatu materi khususnya akuntansi. Bimbingan itu sendiri bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa bagi yang kurang mampu dalam menguasai bidang studi akuntansi.
E. Kerangka Teoritik
1. Hubungan bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar
akuntansi siswa.
mengajar. Dengan bimbingan dari guru siswa menjadi berminat dalam belajar, sehingga prestasi siswa dapat baik. Hal ini dapat membuktikan adanya pengaruh bimbingan guru di kelas terhadap prestasi belajar akuntansi.
2. Hubungan minat belajar dengan prestasi belajar akuntansi.
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap suatu hal. Dalam hal ini keinginan untuk belajar akuntansi. Teori tersebut menunjukkan adanya minat belajar pada diri siswa, maka siswa dapat berprestasi. Sedangkan prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Hal ini membuktikan ada pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa.
3. Hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi
siswa.
informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Hal ini membuktikan adanya pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa.
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan penelitian, hipotesis dinyatakan dalam bentuk pernyataan yang mengandung dua variabel. Berdasarkan kajian teori di atas maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut.
1. Ada hubungan antara bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar akuntansi siswa.
2. Ada hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi siswa.
25 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini ditinjau dari segi tujuan termasuk penelitian terapan
karena dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji dan mengevaluasi
kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan
masalah-masalah praktis. (Sugiyono, 1999:5)
Ditinjau menurut metodenya,penelitian ini termasuk penelitian survey
karena penelitian ini dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi
data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil populasi
tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan
hubungan-hubungan antar variabel. (Sugiyono, 1997:7)
Ditinjau dari tingkat penjelasannya, penelitian ini termasuk penelitian
asosiatif karena bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
atau lebih. (Sugiyono, 1999:11) Sedangkan dilihat dari jenis data,
penelitian ini termasuk data kuantitatif karena data berupa angka atau data
kualitatif yang diangkakan. (Sugiyono, 1999:14)
B. Jadwal Penelitian
Waktu : Bulan April 2010 – Juli 2010
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian adalah orang yang akan diteliti atau orang yang
akan menjadi subyek informasi. Disini yang akan menjadi subyek dari
penelitian ini adalah siswi kelas XI SMA STELLA DUCE 2.
2. Obyek Penelitian adalah sasaran yang ingin diteliti yang berkaitan
dengan subyek penelitian.
Obyek penelitian yang diperlukan adalah bimbingan guru di kelas,
minat belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi
siswa.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas XI SMA
STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA tahun ajaran 2009/2010.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.(Arikunto,
2006:131). Dalam penelitian ini digunakan sampel karena akan lebih
efisien (dalam arti uang, waktu dan tenaga). Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan sampel sebanyak 54 siswa. Jumlah sampel ini
sudah memenuhi syarat yaitu seluruh jumlah populasi.
3. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah random sampling atau pengambilan sampel secara acak.
“mencampur” subyek-subyek di dalam populasi sehingga semua
subyek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi hak
yang sama kepada setiap untuk memperoleh kesempatan menjadi
sampel. Apabila subyeknya kurang dari 100 maka diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, sedangkan bila
subyeknya lebih dari 100 maka diambil 10-15% atau 20-25%.
E. Metoda Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian digunakan alat pengumpul data. Alat
pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Kuesioner
Kuesioner menurut Suharsimi (2006:151) adalah “sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia
ketahui.” Kuesioner dalam penelitian ini untuk mengungkapkan data
tentang bimbingan guru di kelas, minat belajar, dan motivasi belajar
akuntansi siswa.
2. Dokumentasi
Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti mengumpulkan
data berdasarkan data yang sudah ada di SMA STELLA DUCE 2. Data
jumlah siswa, jumlah guru, fasilitas siswa, dan prestasi belajar akuntansi
siswa.
F. Data Yang Diperlukan
Data Primer adalah yang diperoleh dari responden melalui daftar
pertanyaan yang meliputi data tentang:
1. data pribadi siswa;
2. bimbingan guru di kelas;
3. minat belajar siswa;
4. motivasi belajar siswa;
5. prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI semester II.
G. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
“Variabel adalah obyek peneliti atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian”(Arikunto,1993:91). Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Bimbingan guru di kelas
Tabel 3.1
a. Pemberian bimbingan oleh guru 1,2,5,8,9 3 b. Perilaku guru pada saat memberikan
bimbingan
6,14 4,7,12,15
c. Perilaku siswa terhadap bimbingan guru
2. Minat belajar siswa
a. Keinginan siswa dalam belajar 22,24,27 29 b. Sikap siswa dalam mengikuti
pelajaran
16,18,20 17,19,21
c. Suasana pelajaran 23 25,26,28
3. Motivasi belajar siswa b. Dorongan untuk lebih baik 32,34,36,37,42,44
c. Memenuhi kewajiban 38,45 39,41
d. Hukuman 35
Untuk mengukur bimbingan guru di kelas, minat belajar dan
motivasi belajar akuntansi siswa digunakan skala Likert. Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang.
Skala pengukuran yang digunakan berkisar pada pilihan jawaban
sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju.
Pemberian skor dalam skala likert ini digunakan pengukuran sebagai
berikut.
Tabel 3.4 Skala Likert
Tidak Setuju (TS)
SangatTidak Setuju(STS)
2 1
4 5
4. Prestasi belajar akuntansi siswa dapat diperoleh dari dokumentasi
yang ada di sekolah siswa kelas XI semester II.
H. Pengujian Kuesioner
Untuk mengetahui apakah kuesioner ini valid dan reliabel atau tidak,
maka perlu diadakan pengujian validitas dan reliabilitas.
1. Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai
validitas yang tinggi atau instrument dikatakan valid apabila
instrument itu mengukur apa yang diinginkan dan dapat
mengungkapkan data variabel yang diteliti secara tepat. Dalam
penelitian ini, besar koefisien validitas yang digunakan dalam
menganalisis soal menggunakan rumus product – moment pearson
(Arikunto, 1996:254)
rxy =
Keterangan :
N = jumlah responden
∑Y = jumlah skor dalam sebaran y
∑X2 = jumlah skor yang dikuadratkan dalam x
∑Y2 = jumlah skor yang dikuadratkan dalam y
∑XY = jumlah dari koefisien x dan y
r
xy = jumlah perkalian x dan ySetelah koefisien korelasi (rxy) ditemukan, perlu diuji dengan rtb pada taraf signifikan 5%. Jika rxy> rtbberarti alat ukur tersebut valid.
Pelaksanaan analisis uji coba validitas penelitian ini diberikan
kepada siswa kelas XI SMA STELLA DUCE 2, dengan jumlah
responden 30 siswa. Dari hasil uji coba diketahui harga kriteria
product moment tabel (rtb) sebesar 0,361 yang berasal dari n = 30 pada taraf signifikan 5%. Berdasarkan bantuan program SPSS
diperoleh nilai r hitung seperti yang terdapat pada output validitas
pada kolomCorrected item-Total Correlation.
Hasil pengujian variabel ini memperlihatkan bahwa r hitung > r
tabel sehingga seluruh kuesioner dinyatakan valid. Berikut output
Tabel 3.5
Output Vailiditas Variabel Bimbingan Guru Di Kelas
Item-Total Statistics
53.33 35.402 .642 .826 .800
53.43 33.771 .644 .862 .793
53.30 35.734 .461 .689 .805
53.43 33.495 .466 .687 .802
53.60 33.903 .492 .532 .800
54.83 32.420 .381 .749 .814
53.83 33.385 .400 .642 .808
53.50 35.362 .523 .640 .802
53.63 34.654 .390 .715 .807
54.13 30.878 .495 .863 .803
54.03 34.516 .383 .463 .808
53.83 34.626 .393 .489 .807
53.90 34.093 .442 .635 .804
53.47 36.120 .373 .746 .809
53.67 36.299 .405 .753 .808
item1
Output Validitas Variabel Minat Belajar
Item-Total Statistics
48.23 53.151 .517 .609 .860
48.73 53.720 .567 .606 .859
48.43 53.771 .555 .516 .859
49.10 52.576 .498 .540 .861
48.13 54.878 .373 .430 .867
48.50 52.466 .419 .419 .867
48.80 56.028 .431 .675 .865
48.20 55.131 .493 .494 .862
48.27 51.926 .651 .753 .854
48.43 49.082 .749 .818 .847
48.90 52.714 .555 .594 .858
48.50 55.224 .405 .630 .865
49.03 45.482 .759 .798 .846
48.47 53.775 .364 .645 .869
49.20 53.200 .467 .537 .863
Tabel 3.7
Output Validitas Variabel Motivasi Belajar Item-Total Statistics
49.00 43.862 .538 .770 .830 49.00 43.655 .419 .494 .838 49.20 44.372 .579 .675 .830 49.70 44.079 .452 .723 .835 48.40 45.076 .376 .678 .839 48.80 44.303 .634 .873 .828 48.90 45.197 .541 .631 .832 48.37 38.585 .525 .649 .837 48.13 45.016 .564 .599 .831 48.37 44.171 .590 .712 .829 48.57 41.840 .374 .481 .848 48.70 44.079 .601 .745 .828 48.87 44.878 .519 .738 .832 48.60 45.283 .432 .768 .836 48.67 45.954 .428 .595 .837 item31
Suatu tes dipandang reliabilitas kalau tes tersebut mengukur
secara akurat dan konsisten dari waktu ke waktu. Reliabilitas juga
menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi. Pengujian reliabilitas
skor-skor dikelompokkan menjadi dua berdasarkan bagian belahan
soal. Hasil dari dua belahan tersebut yakni skor-skor yang berasal dari
item-item yang bernomor ganjil dan genap diperbandingkan dengan
menggunakan teknik Product Moment Pearson dan untuk mencari
2 x rgg rtt =
1 + rgg
Keterangan : rtt= koefisien reliabilitas
rgg= koefisien ganjil
Koefisien reliabilitas dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien
antara 1 sampai dengan -1. Untuk memberi arti terhadap koefisien
reliabilitas yang diperoleh digunakan koefisien korelasi dalam taraf
signifikan 5%.
Berdasarkan bantuan program SPSS, pengujian reliabilitas
cukup dilihat dari alpha cronbach pada laporan output validitas dan
realibilitas. Menurut Natalina (2008:24), jika alpha cronbach > dari
0.6 maka dikatakan kuesioner tersebut reliabel. Dari output setiap
variabel diketahui nilainya sebagai berikut.
Tabel 3.8 Reliabilitas Variabel Bebas Nilai Alpha
Cronbach
Kesimpulan
Bimbingan Guru di kelas
0.815 Reliabel
Minat belajar siswa 0.869 Reliabel Motivasi belajar
siswa
Tabel 3.9
Output Reliabilitas Variabel Bimbingan Guru Di Kelas Reliability Statistics
Output Reliabilitas Variabel Minat Belajar Reliability Statistics
Output Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar Reliability Statistics
Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan persamaan korelasi
product moment pearson. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam
1. Pengujian Normalitas
“Pengujian normalitas data yang digunakan untuk mengetahui
apakah skor-skor dalam sampel dapat masuk akal dianggap berasal
dari suatu populasi dengan distribusi teoritis” (Siegel, 1997:59). Dalam
pengujian normalitas, peneliti menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov
karena uji ini dapat digunakan pada sampel besar atau kecil. Untuk
sebaran data normal jika Probabilitas Asimptot > 0.05 berarti sebaran
data normal.
Hasil pengujian normalitas residual variabel bebas bimbingan
guru di kelas, minat belajar, dan motivasi belajar dengan variabel
terikat prestasi belajar akuntansi siswa menunjukkan bahwa nilai
probabilitas (ρ) 0.119. Oleh karena nilai probabilitas tersebut lebih dari
0.05 berarti distribusi ketiga variabel bebas masuk terhadap variabel
terikat. Hasil pengujian dengan menggunakan program SPSS versi 12
2. Pengujian Hipotesis Penelitian a. Pengujian Hipotesis I
Ho1: Tidak ada hubungan bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi.
Ha1: Ada hubungan bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi.
b. Pengujian Hipotesis II
Ho2: Tidak ada hubungan minat belajar dengan prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi.
Ha2: Ada hubungan minat belajar dengan prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi.
c. Pengujian Hipotesis III
Ho3: Tidak ada hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi.
Ha3: Ada hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi.
Untuk menguji hipotesis pertama, kedua dan ketiga tentang hubungan
bimbingan guru di kelas, minat belajar, dan motivasi belajar terhadap
prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi menggunakan statistik
non parametrik korelasi product moment pearson. Koefisien korelasi
berkisar dari -1 sampai dengan 1. Apabila koefisien korelasi mendekati
1 dan -1 menunjukkan hubungan yang semakin kuat. Sebaliknya
positif dan negatif menunjukkan arah hubungan dua variabel apakah
positif atau negatif.
Untuk dapat memberikan penafsiran hubungan antara variabel maka
dapat berpedoman pada kriteria r yang tertera pada tabel dibawah ini
(Syafaruddin, 2004:187):
Tabel 4.3
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi r Interval Koefisien Interpretasi
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Tinggi
39
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Pada sub pokok bahasan ini akan diuraikan tentang masukkan data dari
masing-masing variabel. Data dikumpulkan dengan cara membagikan
instrument penelitian pada 54 responden sebaran, nilai keempat variabel
selengkapnya sebagai berikut.
1. Variabel prestasi belajar akuntansi
Berdasarkan data hasil penelitian, nilai tertinggi dari variabel
prestasi belajar adalah 81 dan nilai terendah adalah 63. Berikut ini
disajikan tabel distribusi frekuensi berdasarkan Penilaian Acuan
Patokan II sebagai berikut:
Tabel 4.4
Deskripsi Prestasi Belajar
Nilai Prestasi Belajar Jumlah Kategori
Frek %
78 - 100 2 3.7% Sangat Tinggi
75 - 77 3 5.6% Tinggi
73 - 74 1 1.8% Cukup
71 - 72 7 13% Rendah
< 70.99 41 75.9% Sangat rendah
Jumlah 54 100%
Dari tabel dapat diketahui bahwa sebagian besar jumlah siswa
yang memiliki nilai kategori sangat rendah yaitu 41 siswa (75.9%);
sangat tinggi 2 siswa (3.7%); dan kategori cukup 1 siswa (1.8%). Dari
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa
dikategorikan sangat rendah.
2. Variabel bimbingan guru di kelas
Berdasarkan data hasil penelitian, nilai tertinggi dari variabel
prestasi belajar adalah 67 dan nilai terendah adalah 45. Berikut ini
disajikan tabel distribusi frekuensi berdasarkan Penilaian Acuan
Patokan II sebagai berikut:
Tabel 4.5
Deskripsi Bimbingan Guru
Nilai Prestasi Belajar Jumlah Kategori
Frek %
63 - 100 8 14.8% Sangat Tinggi
60 - 62 9 16.7% Tinggi
58 - 59 10 18.5% Cukup
55 - 57 13 24% Rendah
< 54.99 14 26% Sangat rendah
Jumlah 54 100%
Dari tabel dapat diketahui bahwa sebagian besar jumlah siswa
yang memiliki nilai kategori sangat rendah yaitu 14 siswa (26%);
kategori rendah 13 siswa (24%); kategori cukup 10 siswa (18.5%);
kategori tinggi 9 siswa (16.7%); dan kategori sangat tinggi 8 siswa
(14.8%). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan guru
3. Variabel minat belajar siswa
Berdasarkan data hasil penelitian, nilai tertinggi dari variabel
prestasi belajar adalah 65 dan nilai terendah adalah 40. Berikut ini
disajikan tabel distribusi frekuensi berdasarkan Penilaian Acuan
Patokan II sebagai berikut:
Tabel 4.6
Deskripsi Minat Belajar Siswa
Nilai Prestasi Belajar Jumlah Kategori
Frek %
61 - 100 5 9,3% Sangat Tinggi
57 - 60 8 14.8% Tinggi
55 - 56 7 13% Cukup
52 - 54 11 20.3% Rendah
< 51.99 23 42.6% Sangat rendah
Jumlah 54 100%
Dari tabel dapat diketahui bahwa sebagian beasr jumlah siswa
yang memiliki nilai kategori sangat rendah yaitu 23 siswa (42.6%);
kategori rendah 11 siswa (20.3%); kategori tinggi 8 siswa (14.8%);
kategori cukup 7 siswa (13%); dan kategori sangat tinggi 5 siswa
(9.3%). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa minat belajar
siswa dikategorikan sangat rendah.
4. Variabel motivasi belajar siswa
Berdasarkan data hasil penelitian, nilai tertinggi dari variabel
disajikan tabel distribusi frekuensi berdasarkan Penilaian Acuan
Patokan II sebagai berikut:
Tabel 4.7
Deskripsi Motivasi Belajar Siswa
Nilai Prestasi Belajar Jumlah Kategori
Frek %
64 - 100 3 5.5% Sangat Tinggi
60 - 63 4 7.4% Tinggi
57 - 59 3 5.5% Cukup
54 - 56 14 26% Rendah
< 53.99 30 55.6% Sangat rendah
Jumlah 54 100%
Dari tabel dapat diketahui bahwa sebagian besar jumlah siswa
yang memiliki nilai kategori sangat rendah yaitu 30 siswa (55.6%);
kategori rendah 14 siswa (26%); kategori tinggi 4 siswa (7.4%); dan
kategori sangat tinggi berimbang dengan kategori cukup sebesar 3
siswa (5.5%). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar siswa dikategorikan sangat rendah.
B. Teknik Analisis Data
Pengujian Hipotesis
1.Hubungan Bimbingan Guru Di Kelas dengan Prestasi Belajar
Akuntansi Siswa.
a. Rumusan Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian:
Ho = Tidak ada hubungan bimbingan guru di kelas dengan prestasi
Ha = Ada hubungan bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar
akuntansi siswa.
b. Pengujian Hipotesis
Tabel 4.8
Output Hasil Uji Hipotesis Bimbingan Guru Di Kelas dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa
Berdasarkan hasil pengujian statistik tabel 4.8 tampak bahwa nilai
coefficient correlation Pearson = 0.019. Koefisien korelasi tersebut
menunjukkan bahwa derajat hubungan bimbingan guru di kelas
dengan prestasi belajar akuntansi siswa adalah sangat rendah, sedang
tanda negatif (-) menunjukkan bahwa semakin tinggi bimbingan guru
di kelas semakin rendah prestasi belajar akuntansi siswa. Nilai
probabilitas (ρ) hasil pengujian menunjukkan Sig.(1-tailed)= 0.446 >
α = 0,05. Dengan demikian disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
2.Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa.
a. Rumusan Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian:
Ho = Tidak ada hubungan minat belajar dengan prestasi belajar
akuntansi siswa.
Ha = Ada hubungan minat belajar dengan prestasi belajar akuntansi
siswa.
b. Pengujian Hipotesis
Tabel 4.9
Output Hasil Uji Hipotesis Minat Belajar dengan Prestasi Belajar
Akuntansi Siswa
Berdasarkan hasil pengujian statistik tabel 4.9 tampak bahwa nilai
coefficient correlation Pearson = 0.086. Koefisien korelasi tersebut
menunjukkan bahwa derajat hubungan minat belajar dengan prestasi
belajar akuntansi siswa adalah sangat rendah. Nilai probabilitas (ρ)
hasil pengujian menunjukkan Sig.(1-tailed) = 0.269 > α = 0,05.
Dengan demikian disimpulkan bahwa tidak ada hubungan minat
3. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa.
a. Rumusan Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian:
Ho = Tidak ada hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar
akuntansi siswa.
Ha = Ada hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar
akuntansi siswa.
b. Pengujian Hipotesis
Tabel 5.0
Output Hasil Uji Hipotesis Motivasi Belajar dengan Prestasi
Belajar Akuntansi Siswa
Berdasarkan hasil pengujian statistik tabel 5.0 tampak bahwa nilai
coefficient correlation Pearson = 0.177. Koefisien korelasi tersebut
menunjukkan bahwa derajat hubungan motivasi belajar dengan
prestasi belajar akuntansi siswa adalah sangat rendah, sedang tanda
negatif (-) menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi belajar
semakin rendah prestasi belajar akuntansi siswa. Nilai probabilitas (ρ)
Dengan demikian disimpulkan bahwa tidak ada hubungan motivasi
belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa.
C. Pembahasan
1. Hubungan Bimbingan Guru Di Kelas Dengan Prestasi Belajar
Akuntansi Siswa
Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada hubungan
bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar akuntansi siswa. Hal ini
didukung oleh perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa nilai
probabilitas (ρ) sebesar 0.446 lebih besar dari taraf signifikan sebesar
0.05. Dan juga dapat dilihat pada deskripsi bimbingan guru di kelas
yang dikategorikan cukup rendah (14 responden atau 26%).
Deskripsi prestasi belajar akuntansi siswa menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa dikategorikan memiliki nilai prestasi yang sangat
rendah (41 responden atau 75.9%). Prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran dan lazimnya
ditunjukkan oleh nilai test atau berupa angka yang diberikan oleh guru.
Prestasi belajar selalu dikaitkan dengan test hasil belajar atau test
prestasi (Masidjo, 1995:102-103). Keberhasilan dalam kegiatan yang
disebut belajar akan tampak dalam prestasi belajar yang diraihnya.
Penilaian prestasi belajar akademik di sekolah dinyatakan dalam nilai
rapor.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bimbingan guru di kelas
Menurut dugaan peneliti hasil penelitian ini disebabkan karena adanya
faktor-faktor lain yang lebih dominan dalam mempengaruhi prestasi
belajar akuntansi siswa. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari
dalam diri siswa itu sendiri diantaranya tujuan belajar siswa, minat
terhadap bahan pelajaran, kesehatan dan kecakapan mengikuti
pelajaran. Faktor eksternal yaitu faktor eksternal seorang individu yang
dikelompokan menjadi tiga hal, yakni yang datang dari sekolah, dari
lingkungan keluarga dan dari masyarakat.
Dengan ditemukan bukti bahwa bimbingan guru di kelas tidak
mempunyai hubungan dengan prestasi belajar akuntansi siswa, maka
hal ini memberikan masukan bagi para guru SMA STELLA DUCE 2
untuk senantiasa lebih membimbing siswi dalam belajar tanpa
mengenal lelah demi meningkatkan prestasi belajar tanpa mengenal
lelah demi meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa. Pihak
sekolah juga hendaknya memberi kesempatan kepada para guru untuk
meningkatkan kualitasnya sebagai pendidik yang melakukan rekayasa
pembelajaran. Rekayasa pembelajaran tersebut dilakukan berdasarkan
kurikulum yang berlaku yaitu dengan membuat desain instruksional,
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran, dan mengevaluasi hasil
pembelajaran yang berupa dampak pembelajaran sehingga para guru
berguna dalam membimbing siswa dan akhirnya siswa menjadi utuh
dan mandiri.
2. Hubungan Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa
Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada hubungan minat
belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa. Hal ini didukung oleh
perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa nilai probabilitas (ρ)
sebesar 0.269 lebih besar dari taraf signifikan sebesar 0.05. Dan juga
dapat dilihat pada deskripsi minat belajar yang dikategorikan rendah
(23 responden atau 42.6%).
Deskripsi prestasi belajar akuntansi siswa menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa dikategorikan memiliki nilai prestasi yang sangat
rendah (41 responden atau 75.9%). Prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran dan lazimnya
ditunjukkan oleh nilai test atau berupa angka yang diberikan oleh guru.
Prestasi belajar selalu dikaitkan dengan test hasil belajar atau test
prestasi (Masidjo, 1995:102-103). Keberhasilan dalam kegiatan yang
disebut belajar akan tampak dalam prestasi belajar yang diraihnya.
Penilaian prestasi belajar akademik di sekolah dinyatakan dalam nilai
rapor.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat belajar ternyata
tidak berhubungan dengan prestasi belajar akuntansi siswa. Menurut
faktor-faktor lain yang lebih dominan dalam mempengaruhi prestasi belajar
akuntansi siswa. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam
diri siswa itu sendiri diantaranya tujuan belajar siswa, minat terhadap
bahan pelajaran, kesehatan dan kecakapan mengikuti pelajaran. Faktor
eksternal yaitu faktor eksternal seorang individu yang dikelompokan
menjadi tiga hal, yakni yang datang dari sekolah, dari lingkungan
keluarga dan dari masyarakat.
Dengan ditemukan bukti bahwa minat belajar tidak mempunyai
hubungan terhadap prestasi belajar akuntansi siswa, maka hal ini
memberikan masukan bagi para guru untuk dapat membangkitkan
minat belajar siswa dengan jalan membangkitkan adanya suatu
kebutuhan tentang pelajaran akuntansi, menghubungkan dengan
persoalan yang ada, memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil
yang baik, dan menggunakan berbagai macam bentuk mengajar yang
membuat siswa tetap bersemangat sehingga dapat meningkatkan
prestasi belajar akuntansi siswa.
3. Hubungan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Akuntansi
Siswa
Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada hubungan
motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa. Hal ini
probabilitas koefisien regresi (ρ) sebesar 0.100 lebih besar dari taraf
signifikan sebesar 0.05. Dan juga dapat dilihat pada deskripsi motivasi
belajar yang dikategorikan rendah (30 responden atau 55.6%).
Deskripsi prestasi belajar akuntansi siswa menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa dikategorikan memiliki nilai prestasi yang sangat
rendah (41 responden atau 75.9%). Prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran dan lazimnya
ditunjukkan oleh nilai test atau berupa angka yang diberikan oleh guru.
Prestasi belajar selalu dikaitkan dengan test hasil belajar atau test
prestasi (Masidjo, 1995:102-103). Keberhasilan dalam kegiatan yang
disebut belajar akan tampak dalam prestasi belajar yang diraihnya.
Penilaian prestasi belajar akademik di sekolah dinyatakan dalam nilai
rapor.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar ternyata
tidak berhubungan dengan prestasi belajar akuntansi siswa. Menurut
dugaan peneliti hasil penelitian ini disebabkan karena adanya
faktor-faktor lain yang lebih dominan dalam mempengaruhi prestasi belajar
akuntansi siswa. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam
diri siswa itu sendiri diantaranya tujuan belajar siswa, minat terhadap
bahan pelajaran, kesehatan dan kecakapan mengikuti pelajaran. Faktor
menjadi tiga hal, yakni yang datang dari sekolah, dari lingkungan
keluarga dan dari masyarakat.
Dengan ditemukan bukti bahwa motivasi belajar tidak
mempunyai hubungan dengan prestasi belajar akuntansi siswa, maka
hal ini memberikan masukan bagi para siswa untuk senantiasa
termotivasi dalam belajar. Dengan cara menyadarkan kedudukan pada
awal belajar, proses dan akhir; membesarkan semangat belajar; dan
mengarahkan kegiatan belajar sabagai ilustrasi bahwa dengan belajar
serius akan dapat meningkatkan prestasi belajarnya, bila motivasi
disadari oleh siswa, maka sesuatu pekerjaan dalam hal ini belajar akan
terselesaikan dengan baik. Sedangkan bagi guru memberi masukkan
untuk membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat siswa
untuk belajar sehingga prestasi belajar siswa akan meningkat. Selain itu
untuk agar termotivasi belajar siswa kuat, perlu diciptakan suasana
belajar yang menggembirakan, misalnya kondisi gedung, tata ruang
kelas, alat-alat belajar mempengaruhi pada kegiatan pembelajaran
disamping kondisi fisik tersebut suasana pergaulan di sekolah juga
52
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan di bab sebelumnya, hubungan
bimbingan guru di kelas,minat belajar dan motivasi belajar dengan prestasi
belajar akuntansi siswa di SMA Stella Duce 2, maka dapat ditarik kesimpulan:
1. Tidak ada hubungan bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar
akuntansi siswa. Hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa nilai
probabilitasi (ρ) sebesar 0.446 lebih besar dari taraf signifikan (α) sebesar
0.05. Artinya bimbingan guru di kelas tidak memperkuat prestasi belajar
akuntansi siswa.
2. Tidak ada hubungan minat belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa.
Hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa nilai probabilitas koefisien
regresi (ρ) sebesar 0.269 lebih besar dari taraf signifikan (α) sebesar 0.05.
Artinya minat belajar tidak memperkuat prestasi belajar akuntansi siswa.
3. Tidak ada hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi
siswa. Hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa nilai probabilitas
koefisien regresi (ρ) sebesar 0.100 lebih besar dari taraf signifikan (α)
sebesar 0.05. Artinya motivasi belajar tidak memperkuat prestasi belajar
B. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa dalam melakukan penelitian dan penyajian hasil
penelitian memiliki keterbatasan. Beberapa keterbatasan penulis sebagai berikut :
1. Semua data penelitian tersebut diperoleh dari kuesioner yang telah diisi
oleh para siswa yang bersangkutan sehingga kebenaran penelitian ini
tergantung dari keseriusan siswa dalam mengisi kuesioner. Penulis tidak
bisa melacak kebenaran data yang diperoleh dari responden. Apabila
responden dalam menjawab kuesioner tidak secara jujur maka hasil
penelitian ini tentu tidak berlaku secara penuh.
2. Penulis menyadari adanya keterbatasan dalam penelitian ini menyangkut
masalah biaya, kemampuan, waktu sehingga peneliti hanya dapat meneliti
pengaruh bimbingan guru di kelas, minat belajar dan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar akuntansi siswa padahal masih banyak faktor lain
yang mempengaruhi prestasi belajar akuntansi siswa. Maka penelitian ini
masih perlu untuk disempurnakan.
C. Saran
1. Bagi SMA Stella Duce 2 untuk senantiasa mempertahankan dan terus
meningkatkan kondisi suasana belajar misalnya kondisi gedung sekolah,
tata ruang kelas, alat-alat belajar, media dan sumber belajar atau
aturan-aturan yang dapat membuat siswa untuk disiplin.
2. Bagi guru hendaknya dapat memberi bimbingan dalam kelas,
Selain itu guru dapat menemukan masalah-masalah belajar yang dihadapi
siswa dengan langkah-langkah pengamatan perilaku belajar, analisis hasil
belajar, tes hasil belajar. Dengan langkah-langkah itu guru memperoleh
peluang menghimpun data siswa berkenaan dengan proses belajar mengajar
dan hasil belajar. Dan juga para guru hendaknya terus berusaha
meningkatkan kualitasnya sebagai pendidik, dengan cara diadakannya
rekoleksi antar guru, mengikuti seminar-seminar ataupun ada beasiswa dari
sekolah untuk melanjutkan sekolah sehingga pengalaman dalam
membimbing para siswa terus berkembang.
3. Bagi siswa sendiri, diharapkan dengan bimbingan guru di kelas, minat
belajar dan motivasi belajar yang ada mampu meningkatkan prestasi
belajarnya dan juga hendaknya mematuhi peraturan yang ada di sekolah.
Para siswa hendaknya juga memperhatikan dan menanggapi minat yang
ada pada dirinya, dan selalu termotivasi untuk belajar, karena dengan itu
55
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1984.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bina
Aksara.
_________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Brataningrum, Natalina Premastuti. 2008. Modul Pengolahan Data Elektronik I
(PDE I).Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma
Dimyati, dkk. 1994.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 1989. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Dalam Belajar.
Bandung : Tarsito
Hadibroto. 1980.Dasar-Dasar Akuntansi. Jakarta : LP3ES
Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius
Roestiyah, N.K. 1982.Masalah-Masalah Ilmu Keguruan. Jakarta : Bina Aksara.
Siegel, Sidney. 1997. Statistik Nonparametik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Siregar, Syafaruddin. 2004. Statistik Terapan untuk Penelitian. Yogyakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sudjana. 1992.Metode Satistika. Bandung: PT Transito.
Sugiyono. 1999.Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alphabeta.
________. 2000. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alphabeta.
Trihendradi, Cornelius. 2005. Step by Step Analisis Data Statistik. Yogyakarta :
Andi
Wayan, N. dkk. 1983. Evaluasi Pendidikan. Surabaya : Usaha Pendidikan.
Winkel. 1983.Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : PT. Gramedia.
______. 1989.Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia.
http://agustiawan99-spss.blogspot.com/2011/03/10.html
www.undiksha.ac.id/e-learning/staff/dsnmateri/4/1-45.pdf
LAMPIRAN 1
57
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH BIMBINGAN GURU DI KELAS, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
SISWA
(Studi Kasus pada SMA Stella Duce 2 Kelas XI IPS)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA