• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN PEMUAIAN ZAT PADAT UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONARUM KLATEN DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DAN PERBEDAANNYA DENGAN METODE CERAMAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEMBELAJARAN PEMUAIAN ZAT PADAT UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONARUM KLATEN DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DAN PERBEDAANNYA DENGAN METODE CERAMAH"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

i  

PEMBELAJARAN PEMUAIAN ZAT PADAT UNTUK SISWA

KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONARUM KLATEN

DENGAN METODE KOOPERATIF

TIPE

THINK PAIR SHARE

DAN PERBEDAANNYA DENGAN

METODE CERAMAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Ambar Hari Wijaya

NIM. 061424017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv  

PERSEMBAHAN

 

Karya ini kupersembahkan untuk :

Yesus Kristus yang selalu menyertaiku

Bapak dan Ibu

Dek Heris

Teman-teman Pendidikan Fisika

Terimakasih atas Doa, Dukungan yang telah diberikan

               

(5)
(6)
(7)

vii

ABSTRAK

Wijaya, Ambar Hari. 2011. Pembelajaran Pemuaian Zat Padat untuk siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kebonarum Klaten dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) dan Perbedaannya

dengan Metode Ceramah. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2011.

Tujuan dari Penelitian ini adalah : (1) Diketahuinya peningkatan prestasi

belajar siswa pada penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe TPS, (2)

Diketahuinya perbedaan pengalaman belajar dengan metode TPS dan metode

ceramah.

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 November – 4 Desember 2010 di

SMP Negeri 1 Kebonarum Klaten. Sampel penelitian adalah kelas VII E dan VII

F. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tahap-tahap sebagai

berikut : Pretest, Pembelajaran Menggunakan tipe TPS, Posttest, dan wawancara.

Proses penerapan metode TPS dalam kelas terbagi atas pembelajaran

kelompok terdiri dari 2 siswa dan dilanjutkan dengan presentasi antar kelompok.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penerapan metode TPS

meningkatkan prestasi belajar siswa pada kelas VIII E berdasarkan perhitungan

statistik p = .000 ൏ ߙ = .05 (signifikan) (2) Pengalaman belajar dengan metode TPS lebih baik dibandingkan dengan kelas dengan metode ceramah berdasarkan

perhitungan statistik p = .004 <

α

= 0.05 (signifikan), dan kesempatan

menggunakan keterampilan kooperatif siswa dengan metode TPS lebih banyak

(8)

viii  

ABSTRACT

Wijaya, Ambar Hari. 2011. This is the study of the expansion of solid for the seventh grade students of SMP Negeri 1 Kebonarum Klaten which used cooperative learning method type TPS (Think Pair Share) and this

differentiation with lecture method. Physic Education Study Program,

Department of Mathematic and Science Education, Faculty of Teachers

Training and Education, Sanata Dharma University Yogyakarta 2011.

The aims of this research were: (1) to know the increase of students’

achievement using cooperative learning type TPS, (2) to know differentiation the

learning experience that used method and lecture method

This research was conducted on November 4th until December 4th,

2010 at SMP Negeri 1 Kebonarum Klaten. The researcher took two classes for

the sample of this research; they were class VII E and VII F. There were some

procedures to gather the data, namely: conducted pre-test, taught the students using TPS method, conducted post-test, distributed the questionnaires, and

conducted interview.

Application of TPS method in the class divided into learning groups of two

students and continued with the presentation of inter-group.

The result of this research shows that: (1) the implementation of TPS

method increased students’ achievement in class VII E based on the statistic

calculation p= .000 < α = .05 (significant) (2) learning experience that used TPS

method were better compared to the classes that used lecture method based on the

statistic calculation p= .004 < α = .05 (significant), and the chance to develop

students’ cooperative skills in the learning process were p= .000 < α = .05

(9)

ix  

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus. Terimakasih atas penyertaanmu selama ini, dan semua yang telah Engkau berikan kepadaku. Semua ini karena begitu besar melimpahkan rahmat, kasih, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi prasyarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini berjudul ‘‘ Pembelajaran Pemuaian Zat Padat untuk Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kebonarum Klaten dengan Metode Kooperatif Tipe Think Pair Share dan Perbedaanya Dengan Metode Ceramah’’. 

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat berjalan dengan dengan baik tanpa proses panjang dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis secara khusus mengucapkan terima kasih, kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim M.Ed.,Ph.D, selaku dosen pembimbing akademik dan dosen pembimbing skripsi, dengan penuh kesabaran dan perhatian telah memberikan bimbingan, pengarahan, mengoreksi, saran dan kritik selama proses penulisan skripsi ini.

2. Dosen penguji, terima kasih atas segala saran-saran dan kritik yang telah disampaikan selama pendadaran.

3. Bapak Drs. Samadi. selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 kebonarum Klaten yang telah memberikan waktu dan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian.

4. Ibu Surat Tirta,S.Pd. selaku guru mata pelajaran fisika yang telah memberi waktu, ruang, dan kesempatan kepada saya sehingga siswa-siswi kelas VIII dapat saya jadikan sebagai subyek penelitian.

(10)

x  

6. Siswa-siswi SMP Negeri 1 Kebonarum yang telah memberikan dukungan dalam perolehan data penelitian.

7. Bapak dan ibu (Bapak Ag. Sandiyono dan Ibu Marcelina Sunarti), yang telah memberikan dukungan, semangat, kasih sayang, dan doa sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Dek Heris yang telah memberikan dukungan, semangat, dan doa sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Fajar yang telah membantu peneliti selama penelitian.

10.Buat teman-teman P.Fis angkatan 2006 : Fajar, Dede, Gagan, Benny, Dion, Hendrikus, Lusi, Mella, Nurma, Ari, Suster Yuliant, Rudy, Miranda, Desi, Lia, Ratna, Enita, Nani, Nana.

11.Teman-teman: Mas Era (P.fis), Mas Wisnu (P.Fis), Mbak Rita (P.Fis), Meitha (PBI), Rita (PBI), teman PPL, KKN dan semua teman-temanku selama kuliah. Terima kasih atas bantuan dan dukungannya selama kuliah.

12.Teman-teman : Simbah (Dadang), Gendut (Dika), Doni, Pewe, Dimas, Mas Andri, dan Mas Dedik. Aku lulus bro…

13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, doa, saran, kritik, dan dukungan selama kuliah sampai penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun serta menyempurnakan tulisan ini. Akhir kata semoga penelitian ini menjadi berkat untuk setiap pembaca.

Penulis

(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT………. viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... B. Dasar Teori ... 1. Pembelajaran Kooperatif... 2. TPS (Think Pair Share)………... 3. Prestasi Belajar………. 4. Pokok Bahasan Pemuaian Zat Padat……… C. Rumusan Masalah... D. Tujuan Penelitian………. E. Manfaat Penelitian ... F. Batasan Pengertian...

(12)

xii BAB II. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... B. Waktu dan Tempat Penelitian……... C. Subjek Penelitian……… ... D. Tahap Pelaksanan Penelitian ... E. Instrument Penelitian ... F. Metode Analisis Data………

1. Pretest dan Postest………... 2. Lembar Kerja Siswa ………... 3. Kuesioner ... 4. Wawancara ...

35 35 35 35 39 44 44 45 45 46 BAB III. DATA & ANALISIS DATA

A. Data penelitian………... B. Analisis Data………... C. Pembahasan……….

48 58 72

BAB V. KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan ... B. Saran ... C. Keterbatasan Penelitian ...

79 79 80

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif... 7

Tabel 2 Koefisien berbagai jenis bahan... 30

Tabel 3 Soal pretest dan posttest berdasarkan indikator belajar... 40

Tabel 4 Pedoman penyusunan lembar kerja siswa... 41

Tabel 5 Distribusi soal angket... 42

Tabel 6 Pertanyaan wawancara... 43

Tabel 7 Pembagian materi dan metode yang digunakan... 47

Tabel 8 Jadwal dan proses pengumpulan data penelitian... 47

Tabel 9 Hasil pretest dan posttest siswa kelas VII F... 48

Tabel 10 Hasil pretest dan posttest siswa kelas VII E... 49

Tabel 11 Hasil LKS siswa kelas VII E... 50

Tabel 12 Hasil LKS siswa kelas VII F... 51

Tabel 13 Hasil Kuesioner TPS siswa kelas VII E... 52

Tabel 14 Hasil Kuesioner Ceramah siswa kelas VII F... 53

Tabel 15 Hasil wawancara siswa kelas VII E... 54

Tabel 16 Hasil wawancara siswa kelas VII F... 56

Tabel 17 Analisis pretest submateri pemuaian zat padat... 58 Tabel 18 Analisis pretest-postest submateri pemuaian zat padat dengan

pembelajaran metode TPS………... 59

Tabel 19 Analisis pretest-postest submateri pemuaian zat padat dengan pembelajaran metode Ceramah...

(14)

xiv

Tabel 20 Analisis perbandingan posttest metode TPS dan ceramah pada

submateri pemuaian zat padat... 62 Tabel 21 Analisis perbandingan lks metode TPS dan ceramah pada submateri

pemuaian zat padat ………. 64

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Perubahan voleme benda akibat perubahan suhu benda…... 28

Gambar 2 Perubahan luas benda akibat perubahan suhu benda…... 30

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) submateri

pemuaian zat padat dengan metode TPS... 84

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) submateri pemuaian zat padat dengan metode ceramah... 91

Lampiran 3 Soal pretest... 97

Lampiran 4 Soal posttest... 99

Lampiran 5 Soal LKS ……… 101

Lampiran 6 Kuesioner TPS……… 104

Lampiran 7 Kuesioner Ceramah……… 108

Lampiran 8 Pedoman jawaban pretest & posttest ……….. 112

Lampiran 9 Pedoman jawaban LKS ………... 113

Lampiran 10 Hasil wawancara siswa ……… 116

Lampiran 11 Surat permohonan ijin dari kampus ... 122

Lampiran 12 Surat keterangan penelitian ... 123

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran saat ini banyak dititik beratkan pada kemampuan siswa. Kemampuan siswa yang diutamakan tidak hanya dalam bidang pengetahuan saja tetapi juga dalam banyak hal. Hal tersebut seperti: keterampilan siswa, minat belajar siswa, keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, dan lain-lain.

Dalam suatu proses pembelajaran terdapat dua pelaku penting yaitu peserta didik (siswa) dan pendidik (guru). Keberhasilan dalam proses pembelajaran tidak hanya tergantung pada dua pelaku tersebut tetapi juga dipengaruhi faktor-faktor lain. Faktor-faktor tersebut diantaranya : gedung sekolah, sarana dan prasarana belajar, kondisi sekitar sekolah, kondisi keluarga, dan masih banyak lagi faktor yang lain.

Pendidikan dimasa lalu berjalan secara monoton, hal ini dapat dilihat dari bagaimana proses belajar itu terjadi. Pada masa lalu proses belajar tertuju pada satu titik yaitu pengajar, di mana digambarkan seorang siswa merupakan gelas kosong dan guru bertugas untuk mengisi gelas kosong tersebut dengan pengetahuan, dengan kata lain guru berperan aktif dalam pembelajaran. Seiring dengan perkembangan jaman pandangan itu berubah dimana siswa harus aktif dan guru merupakan fasilitator dalam pembelajaran.

(18)

Dengan adanya perubahan tersebut maka muncul berbagai macam metode-metode pembelajaran yang ditujukkan untuk membuat siswa lebih aktif dalam proses belajar. Metode pembelajaran juga harus dicocokkan dengan materi yang akan disampaikan karena tidak semua metode pembelajaran cocok dengan materi yang akan diajarkan. Dengan adanya berbagai macam metode yang ada maka guru dapat membuat berbagai variasi pembelajaran sehingga siswa tidak jenuh dan dapat bersemangat untuk belajar. Ada berbagai jenis metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran seperti : Debat, kuis, diskusi, inquiry, discovery, cooperatif learning, dan lain- lain.

Dengan adanya metode-metode mengajar yang baik dan menyenangkan maka akan terjadi proses belajar yang baik dan tidak membosankan bagi siswa, sehingga akan mendapatkan hasil yang maksimal.

(19)

menggunakan metode tersebut, dalam upaya melaksanakan keinginan tersebut peneliti mencari referensi terlebih dahulu tentang metode tersebut dan mencoba menerapkan metode tersebut untuk siswa SMP atau SMA.

(20)

B. Dasar Teori

Dalam perkembangannya ada beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar (Agus Suprijono, 2009 : 85-88) seperti :

 Konstruktivisme

Belajar secara konstruktivis yaitu pembelajaran dimana siswa membangun sendiri pengetahuannya melalui proses asimilasi dan akomodasi (pengintegrasian pengetahuan baru terhadap struktur kognitif yang sudah ada dan penyesuaian struktur kognitif dengan informasi baru).

 Inkuiri

Pembelajaran dibangun melalui penemuan yang menunjuk pada proses dan hasil belajar.

 Bertanya

Pembelajaran dibangun melalui dialog interaktif melalui tanya jawab oleh keseluruhan unsur yang terlibat dalam komunitas belajar.

 Masyarakat Belajar

(21)

 Pemodelan

Dalam metode ini menekankan arti pentingnya pendemostrasian terhadap hal-hal yang dipelajari peserta didik.

 Refleksi

Refleksi merupakan upaya untuk melihat kembali, menklarifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi hal-hal yang telah dipelajari.  Penilaian Autentik

Penilaian autentik merupakan upaya untuk mengumpulkan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar peserta didik.

Dari metode-metode pembelajaran di atas kita dapat memilih strategi-strategi pembelajaran yang tepat untuk mendukung metode tersebut. Strategi yang dapat dipilih yaitu sebagai berikut (Agus Suprijono, 2009 : 84) :

Relating, pembelajaran dikaitkan dengan pengalaman kehidupan yang nyata.

Experiencing, belajar merupakan kegiatan “ mengalami “ peserta

didik berproses secara aktif dengan hal-hal yang dipelajari.  Applying, belajar menekankan pada proses mendemonstrasikan

pengetahuan yang dimiliki.

Cooperating, belajar merupakan proses kolaboratif dan kooperatif

(22)

Transfering, belajar menekankan pada terwujudnya kemampuan memanfaatkan pengetahuan dalam situasi yang baru.

Dalam pembelajaran yang mengutamakan proses belajar berkelompok yang kolaboratif dan kooperatif (cooperatif learning) dapat menggunakan berbagai metode pendukung, diantaranya : Jigsaw, Think-Pair-Share, Numbered Heads Together, Group Investiation, dan lain-lain.

Metode-metode tersebut memiliki kelebihan masing-masing yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.

1. Pembelajaran Kooperatif

1.a. Pengertian pembelajaran kooperatif

(23)

Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif (Arends, 1997, dalam Yusuf, 2003:29)

Tabel 1. Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif

Fase Aktivitas Guru

Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan yang ingin dicapai pada pelajaran dan memotivasi siswa belajar

Fase 2 : Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi secara garis besar materi yang akan dipelajari

Fase 3 : Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien Fase 4 :

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka

Fase 5 : Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

Fase 6 : Memberikan

penghargaan

(24)

Dari berbagai hasil penelitian tentang pembelajaran kooperatif diketahui bahwa pembelajaran kooperatif mempunyai keunggulan dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit, dapat meningkatkan nilai siswa, dan siswa dapat belajar mengembangkan keterampilan sosial siswa dalam berinteraksi dengan anggota kelompoknya dengan berbagai latar belakang sosial yang berbeda-beda.

1.b. Tujuan Pembelajaran kooperatif

Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan pembelajaran tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Slavin, (dalam Yusuf, 2003: 1) menyatakan bahwa tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim, et al. (dalam Yusuf, 2003: 1), yaitu:

1) Hasil belajar akademik

(25)

struktur pembelajaran kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.

3) Pengembangan keterampilan sosial

(26)

1.c. Unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif

Menurut Roger dan David Johnson dalam Lie (2010: 32) ada lima unsur yang harus dipenuhi dalam pembelajaran kooperatif. Kelima unsur tersebut adalah:

1. Saling ketergantungan positif

Setiap anggota kelompok memiliki rasa ketergantungan dalam kelompok, keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh kekompakan anggota-anggota dalam kelompok tersebut.

2. Tanggung jawab perseorangan

Diperlukan tanggung jawab masing-masing anggota kelompok, kesadaran tanggung jawab masing-masing anggota kelompok dalam belajar sangat mendukung keberhasilan kelompok.

3. Tatap muka

Baik antar anggota kelompok maupun antar kelompok dapat bertatap muka langsung, sehingga akan mempermudah komunikasi antar siswa. Hal ini dapat mendorong sesama siswa untuk dapat lebih saling mengenal, menerima kelebihan dan kekurangan teman apa adanya.

4. Komunikasi antar anggota

(27)

yang selalu terjadi dalam kehidupan. Siswa saling asah, saling asih dan saling asuh.

5. Evaluasi proses kelompok

Anggota-anggota kelompok berlatih untuk mengevalusi pendapat teman, melalui adu argumentasi, belajar menerima hasil evaluasi dari teman sesama anggota kelompok, pada akhirnya dapat menumbuhkan rasa toleransi pendapat dan bergaul dalam hidup bermasyarakat.

1.d. Keterampilan kooperatif

Pada pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya mempelajari materi pelajaran saja, tetapi siswa juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk membangun hubungan kerja dan tugas kelompok. Keterampilan-keterampilan selama kooperatif tersebut antara lain sebagai berikut (Lungdren, 1994, dalam Yusuf, 2003:1).

1)Keterampilan kooperatif tingkat awal a. Membuat kesepakatan

(28)

b. Menghargai masukan atau pendapat orang lain

Menghargai berarti memperhatikan atau mengenal apa yang dapat dikatakan atau dikerjakan anggota lain. Hal ini berarti tidak harus selalu setuju dengan anggota lain, dapat saja kritik yang diberikan itu ditujukan terhadap ide dan tidak individu. c. Berbagi tugas

Pengertian ini mengandung arti bahwa setiap anggota kelompok bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugas/tanggung jawab tertentu dalam kelompok.

d. Berada dalam kelompok

Maksudnya di sini adalah setiap anggota tetap dalam kelompok kerja selama kegiatan berlangsung.

e. Berada dalam tugas

Yang dimaksud berada dalam tugas adalah meneruskan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai waktu yang dibutuhkan.

f. Mendorong partisipasi

(29)

g. Mengundang orang lain

Maksudnya adalah meminta orang lain untuk berbicara dan berpartisipasi terhadap tugas, baik itu bertanya maupun menjelaskan ide atau pendapatnya.

h. Menyelesaikan tugas dalam waktunya i. Menghormati perbedaan individu

Menghormati perbedaan individu berarti bersikap menghormati terhadap budaya, suku, ras atau pengalaman dari semua siswa atau peserta didik.

2)Keterampilan kooperatif tingkat menengah

Keterampilan tingkat menengah meliputi menunjukkan penghargaan dan simpati, mengungkapkan ketidak setujuan dengan cara dapat diterima, mendengarkan dengan arif, bertanya, membuat ringkasan, menafsirkan, dan mengorganisir.

3)Keterampilan kooperatif tingkat mahir

Keterampilan tingkat mahir meliputi memeriksa dengan cermat, menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan, dan berkompromi.

(30)

mengetahui seberapa besar kesempatan mengembangkan keterampilan kooperatif tersebut, maka dalam penelitian ini akan digunakan kuesioner keterampilan yang akan diisi oleh siswa setelah mereka mengalami proses pembelajaran.

1.e. Tipe-tipe Pembelajaran kooperatif

Macam-macam pembelajaran kooperatif :

1) Students Teams Achievement Divisions (STAD) (Pembagian Pencapaian Tim Siswa)

Dalam STAD, para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat atau lima orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etnisnya. Guru menyampaikan pelajaran lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi pelajaran secara sendiri-sendiri, dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling membantu.

(31)

termasuk presentasi yang disampaikan guru, praktik tim, dan kuis biasanya memerlukan waktu 3-5 jam pelajaran.

STAD telah digunakan dalam berbagai macam pelajaran yang ada, mulai dari matematika, bahasa, seni, sampai dengan ilmu sosial dan ilmu pengetahuan ilmiah. Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Para siswa bekerja sama setelah guru menyampaikan materi pelajaran. Mereka boleh berpasangan dan membandingkan jawaban masing-masing, saling membantu satu sama lain jika ada yang salah memahami, mendiskusikan penyelesaian masalah, mereka juga boleh saling memberikan kuis mengenai objek yang sedang mereka pelajari. Mereka bekerja dengan teman satu timnya, menilai kekuatan dan kelemahan mereka untuk membantu mereka berhasil dalam kuis.

(32)

dibuat anggotanya dibandingkan hasil yang dicapai sebelumnya (kesempatan sukses yang sama), semua siswa punya kesempatan untuk menjadi “bintang”, baik dengan memperoleh skor yang lebih tinggi dari rekor mereka sebelumnya maupun dengan membuat jawaban kuis yang sempurna.

2) Teams Games-Tournament (TGT)

(33)

dengan menambahkan turnamen tertentu pada struktur STAD yang biasanya.

3) Jigsaw

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Aronson. dkk di Universitas Texas. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.

Keunggulan kooperatif tipe jigsaw adalah meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Selain itu, juga meningkatkan kerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.

(34)

kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang. Guru harus terampil dan mengetahui latar belakang siswa agar tercipta suasana yang baik bagi setiap angota kelompok. Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

(35)

siswa harus memiliki tanggung jawab dan kerja sama yang positif dan saling ketergantungan untuk mendapatkan informasi dan memecahkan masalah yang diberikan.

4) Team Accelerated Instruction (TAI)

Dalam TAI tim belajar dibagi atas tiga sampai empat orang yang memliki kemampuan berbeda dan memberi sertifikat untuk tim dengan kinerja yang baik. TAI menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pengajaran individual yang dirancang khusus bagi siswa yang belum siap untuk menerima materi yang lebih kompleks atau mendalam.

Secara umum, anggota tim bekerja pada materi pelajaran yang berbeda. Teman satu tim saling memeriksa hasil kerja masing-masing menggunakan lembar jawaban dan saling membantu dalam menyelesaikan berbagai masalah. Pada materi tes yang terakhir akan dilakukan tanpa bantuan teman satu tim dan skornya dihitung dari tes pertama sampai tes terakhir. Tim yang berhasil melampaui kriteria skor tertentu akan mendapatkan pernghargaan.

(36)

yang sama dalam pencapaian prestasi belajar karena telah ditempatkan berdasarkan tingkat kemampuan atau pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.

5) Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC)

CIRC banyak diterapkan pada sekolah dasar dan sekolah menengah untuk mengajarkan membaca dan menulis. Guru menggunakan novel atau bahan bacaaan yang berisi latihan soal dan cerita. Para siswa ditugaskan untuk berpasangan dalam tim mereka untuk belajar dalam kegiatan yang bersifat kognitif, termasuk membacakan cerita satu sama lain, membuat prediksi mengenai bagaimana akhir dari sebuah cerita naratif, saling merangkum cerita satu sama lain, menulis tanggapan terhadap cerita, dan melatih pengucapan, dan kosa kata.

(37)

kuisnya dan membuat karangan tertulis secara mandiri tanpa dibantu teman satu timnya lagi memastikan ada tanggung jawab individu.

6) Group Investigation (Kelompok Investigasi)

Gorup Investigation dikembangkan oleh Shlomo dan

Yael Sharan di Universitas Tel Aviv, merupakan perencanaan pengaturan kelas yang umum di mana para siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan pertanyaan kooperatif, diskusi kelompok, serta perencanaan dan proyek kooperatif. Dalam metode ini, para siswa dibebaskan membentuk kelompoknya sendiri yang terdiri dari dua sampai enam orang anggota. Kelompok ini kemudian memilih topik-topik dari bab yang telah dipelajari oleh seluruh kelas, membagi topik-topik ini menjadi tugas-tugas pribadi dan melakukan kegiatan yang diperlukan untuk mempersiapkan laporan kelompok. Tiap kelompok lalu mempresentasikan atau menampilkan penemuan mereka di hadapan seluruh kelas.

7) Learning Together (Belajar Bersama)

(38)

mengerjakan lembar tugas. Kelompok-kelompok ini menerima satu lembar tugas dan menerima pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja kelompok.

8) Complex Instruction (Pengajaran Kompleks)

Elizabeth Cohen dan rekan-rekannya di Universitas Stanford telah mengembangkan dan melakukan penelitian terhadap pembelajaran kooperatif yang menekankan pada penggunaan proyek berorientasi penemuan, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan ilmiah, matematika, dan ilmu sosial. Fokus utama dari Complex Instruction adalah membangun respek terhadap semua kemampuan yang dimiliki para siswa dan guru menunjukkan bagaimana tiap siswa punya kelebihan dalam sesuatu yang akan membantu keberhasilan kelompok. Complex Instruction secara khusus telah digunakan dalam

pendidikan dengan menggunakan dua bahasa dan dalam kelas yang heterogen yang menggunakan bahasa siswa-siswa minoritas, di mana materi pelajaran sering kali disampaikan dalam bahasa Inggris maupun Spanyol.

(39)

informasi dari teks, dapat menjadi sangat efektif dalam meningkatkan pembelajaran siswa. Strategi pembelajaran berpasangan juga telah digunakan sejak lama di dalam kelas. Salah satu metode, yang disebut Classwide Peer Tutoring (penghargaan berpasangan seluruh kelas), cara kerjanya adalah dengan memilih teman kelas sebagai pengajar seperti pada prosedur pelajaran sederhana. Pengajar akan mengemukakan masalah kepada yang diajar. Jika dia bisa menjawab dengan benar maka akan mendapatkan poin. Jika tidak, si pengajar akan memberikan jawaban dan yang diajar harus menuliskan jawaban tersebut sebanyak tiga kali, membaca ulang kalimatnya dengan benar; atau bisa juga membenarkan kesalahan mereka. Tiap sepuluh menit si pengajar dan yang mengajar berganti peran. Pasangan yang mendapatkan poin paling banyak akan diberikan penghargaan.

10) Numbered Heads Together (Kepala Bernomor)

(40)

11) Think-Pair-Share (Berpikir Berpasang Berbagi)

Pembelajaran ini diawali dengan guru menyajikan pertanyaan atau isu terkait dengan materi pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. Selanjutnya guru meminta siswa berpasangan untuk melakukan diskusi. Diharapkan diskusi ini dapat memperdalam makna jawaban yang telah dipikirkanya. Kemudian hasil diskusi tiap pasang akan dibicarakan didepan kelas dan diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong pada pembangunan pengetahuan secara integratif dan peserta didik dapat menemukan struktur dari pengetahuan yang dipelajarinya.

2. TPS (Think-Pair-Shar)

(41)

sehingga dapat lebih memahami materi. (3). Meningkatkan kerjasama satu dengan yang lain dan berkembang bersama.

Adapun kekurangan dari metode ini yaitu : (1) metode ini belum banyak diterapkan disekolah, (2) sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru, waktu pembelajaran berlangsung guru melakukan intervensi secara maksimal, (3) menyusun bahan ajar setiap pertemuan dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda, (4) mengubah kebiasaan belajar siswa dari mendengarkan ceramah menjadi belajar aktif secara kelompok.

Pelaksanaan pembelajaran Think-Pair-Share mempunyai 3 tahap utama yaitu sebagai berikut :

Tahap 1 : Thingking (berpikir)

Guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang berhubungan dengan materi pelajaran. Kemudian siswa diminta untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan tersebut secara mandiri.

Tahap 2 : Pairing

Guru memasangkan siswa satu dengan yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah mereka kerjakan pada tahap pertama. Tahap 3 : Sharing (berbagi)

(42)

Langkah-langkah pembelajaran TPS a. Pendahuluan:

1)Mengucapkan salam, berkenalan dan memberi kesempatan siswa untuk mempersiapkan buku pelajaran. Guru menyampaikan kepada siswa, bahwa proses pembelajaran akan menggunakan metode Think-Pair-Share .

2)Guru menyampaikan topik yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

b. Kegiatan inti

1) Guru membagikan soal pretest kepada siswa dan siswa diminta mengerjakan soal pretest.

2) Guru mengajukan pertanyaan terkait materi yang telah dipersiapakan melalui lembar kerja siswa (LKS).

3) Siswa diminta mengerjakan LKS secara pribadi.

4) Siswa diminta berpasangan untuk mendiskusikan jawaban atau pendapat mereka mengenai pertanyaan tersebut.

5) Siswa diminta mensharingkan jawaban mereka di depan kelas. Guru hanya sebagai fasilitator.

(43)

c. Menutup pelajaran

1)Siswa didampingi guru merangkum hasil belajarnya.

2)Siswa mengerjakan soal posttest.

3)Salam penutup.

3. Prestasi Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah “penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”. Winkel (1996: 226) dalam Sunarto (2009) menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang.

(44)

4. Pokok Bahasan Pemuaian Zat Padat

PEMUAIAN

Sebagian besar zat akan memuai bila dipanaskan dan menyusut

ketika didinginkan. Bila suatu zat dipanaskan (suhunya dinaikkan) maka

molekul-molekulnya akan bergetar lebih cepat dan amplitude getaran

akan bertambah besar, akibatnya jarak antara molekul benda menjadi

lebih besar dan terjadilah pemuaian. Pemuaian adalah bertambahnya

ukuran benda akibat kenaikan suhu zat tersebut. Pemuaian dapat terjadi

pada zat padat, cair, dan gas. Besarnya pemuaian zat sangat tergantung

ukuran benda semula, kenaikan suhu dan jenis zat. Efek pemuaian zat

sangat bermanfaat dalam pengembangan berbagai teknologi.

Gambar 1. Perubahan Volume Benda Akibat Perubahan Suhu Benda

Pemuaian dibedakan menjadi 3 macam yaitu :

(45)

Pemuaian Zat Padat

Pemuaian yang terjadi pada benda, sebenarnya terjadi pada

seluruh bagian benda tersebut. Namun demikian, untuk mempermudah

pemahaman maka pemuaian zat padat dibedakan tiga macam, yaitu

pemuaian panjang, pemuaian luas, dan pemuaian volume.

1) Pemuaian Panjang

Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian panjang

berbagai jenis zat padat adalah musschenbroek. Pemuaian panjang

suatu benda dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda, besar

kenaikan suhu, dan tergantung dari jenis benda.

Besarnya pertambahan panjang zat padat untuk setiap kenaikan

1ºC pada zat sepanjang 1 m disebut koefisien muai panjang (α). Hubungan antara panjang benda, suhu, dan koefisien muai panjang

dinyatakan dengan persamaan : ΔL = L0α.Δt

L = L0(1+ α Δt)

Keterangan

L = Panjang akhir (m)

(46)

Tabel 2. Koefisien Berbagai Jenis Bahan

No Nama Bahan ) Koefisien muai panjang (/ºC) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 Intan Kuningan Tembaga Es Aluminium Baja Platina Kaca Pyrex Invar

12 x 10-5 1,9 x 10-5 1,7 x10-5 510 x 10-5 1,2 x 10-5 1,1 x 10-5 1,0 x 10-5 0,9 x 10-5 0,3 x 10-5 0,1 x 10-5

2) Pemuaian Luas

Jika yang dipanaskan adalah suatu lempeng atau plat tipis

maka plat tersebut akan mengalami pemuaian pada panjang dan

lebarnya. Dengan demikian lempeng akan mengalami pemuaian luas

atau pemuaian bidang.

Pt= panjang akhir

Lt=lebar akhir Lo= lebar mula-mula

Po =panjang mula-mula

(47)

Pertambahan luas zat padat untuk setiap kenaikan 1ºC pada zat

seluas 1 m2disebut koefisien muai luas (β).

Hubungan antara luas benda, pertambahan luas suhu, dan

koefisien muai luas suatu zat adalah

A = A0 + A

A = A0 β t A = A0(1+ β t) Keterangan:

A = Luas akhir (m2)

Δ A = Pertambahan luas (m2)

A0 = Luas mula-mula (m2) β = Koefisien muai luas zat (/º C) Δt = Kenaikan suhu (ºC)

Besarnya β dapat dinyatakan dalam persamaan berikut. β = 2 α

3) Pemuaian Volume

Jika suatu balok mula-mula memiliki panjang P0, lebar L0, dan

tinggi h0 dipanaskan hingga suhunya bertambah Δt, maka

berdasarkan pada pemikiran muai panjang dan luas diperoleh harga

volume balok tersebut sebesar :

V = V0+ Δ V Δ V = V0 . . Δ t

(48)

Dimana

γ

= 3

α

atau

γ

=

Keterangan:

V = Volume akhir (m3)

V0= Volume mula-mula (m3)

ΔV = Pertambahan volume (m3)

γ = Koefisien muai volume (/oC)

Δt = Kenaikan suhu (ºC)

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah yang muncul yaitu sebagai berikut:

1) Apakah pembelajaran fisika menggunakan meode Think-Pair-Share dapat meningkatkan prestasi belajar siswa ?

2) Apakah pembelajaran fisika meggunakan metode Think-Pair-Share dapat memberikan pengalaman belajar lebih baik dari metode ceramah?

D. Tujuan

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka penelitian ini bertujuan:

1) Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa menggunakan metode Think-Pair-Share.

(49)

E. Manfaat

1) Bagi peneliti

Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mengajar dengan berbagai macam metode dalam penyampaian materi pembelajaran fisika.

2) Bagi guru dan calon guru

Diharapkan dapat dijadikan sumbangan bagi guru dan para calon guru dalam meningkatkan kemampuan mengajar dan teknik mengajar yang sesuai.

3) Bagi Siswa

Dapat menjadikan siswa menjadi tertarik dan bersemangat untuk belajar fisika.

F. Batasan Pengertian

Berdasarkan masalah-masalah yang telah diutarakan di atas, maka peneliti akan membatasi masalah yang akan diteliti:

1) Prestasi siswa diukur dari nilai pretest (tes awal), atau posttest (tes akhir).

(50)

Keterampilan kooperatif dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu: a. Keterampilan kooperatif tingkat awal.

b. Keterampilan kooperatif tingkat menengah. c. Keterampilan kooperatif tingkat mahir.

Dalam penelitian ini hanya keterampilan kooperatif tingkat awal saja yang digunakan untuk membatasi penelitian dalam hal pengalaman belajar yang lebih baik. Sedangkan keterampilan kooperatif tingkat awal yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menggunakan kesepakatan kelompok, berbagi tugas, menghargai pendapat orang lain, mengundang orang lain, berada dalam tugas, dan mendorong partisipasi.

Ukuran yang digunakan untuk menilai hal-hal tersebut didapat dari:  Nilai LKS

(51)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif . Penelitian ini bersifat kuantitatif yaitu data-data yang deperoleh dianalisis dengan rumus-rumus statistik untuk memperoleh kesimpulan. Karena dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui suatu sampel yang akan diteliti kemudian menentukan sampel mana yang paling baik, maka pendekatan penelitian yang sesuai adalah eksperimen. Bersifat penelitian kualitatif karena dalam penelitian ingin diketahui juga tanggapan siswa dan guru.

B. Waktu dan Tempat

Penelitian akan dilaksanakan pada tanggal 4 November – 4 Desember 2010 di SMP Negeri 1 Kebonarum Klaten.

C. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 7 SMP Negeri 1 Kebonarum Klaten kelas 7E dan 7F. Pemilihan subyek penelitian telah ditetapkan oleh pihak sekolah.

D. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian ini adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share). Rancangan kegiatan meliputi :

1. Persiapan

a. Pemilihan materi pemuaian zat padat dapat diperoleh dari buku cetak, internet dan lain-lain.

b. Membuat RPP dan silabus

(52)

Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) 1) Pembelajaran pada kelas ekspereimen

a) Pendahuluan

 Penjelasan tentang metode yang akan digunakan yaitu metode Think-Pair-Share (TPS)

 Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b) Kegiatan Inti

 Siswa mengerjakan soal pretest yang telah disiapkan oleh peneliti, dengan materi pemuaian pada zat padat.

 Menunjukkan garis besar materi yang akan dipelajari.  Guru memberikan soal/pertanyaan dalam bentuk lembar

kerja siswa (LKS).

 Siswa menjawab atau memikirkan sendiri soal tersebut.  Siswa diminta memecahkan kasus secara berpasangan

berdasarkan pengetahuan yang sudah dimilikinya. (guru hanya sebagai fasilitator saja)

 Siswa diminta mengutarakan pendapat mereka didepan kelas agar siswa yang lain dapat memahaminya. Dapat juga siswa lain menambahkan hasil diskusi mereka.

c) Penutup

(53)

 Siswa diminta mengerjakan postest yang bertujuan mengetahui sejauh mana siswa memahami materi tersebut. 2) Pembelajaran pada kelas kontrol

a) Pendahuluan

 Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini.

b) Kegiatan Inti

 Siswa mengerjakan pretest mengenai pemuaian zat padat.  Guru menjelaskan materi pemuaian zat padat

menggunakan metode ceramah

 Mengerjakan latihan soal secara individu. c) Penutup

 Menarik kesimpulan dari hasil pembelajaran.

 Siswa diminta mengerjakan postest yang bertujuan mengetahui sejauh mana siswa memahami materi tersebut. c. Menetapkan kelompok

(54)

2. Proses Pelaksanaan Penelitian.

Pola penelitian ini bersifat eksperimental pada pola M-G (Matched Group Desaign) yaitu dengan mengadakan keseimbangan kondisi terhadap kedua kelompok (kelompok kontrol dan kelompok eksperimen). Pola ini menggunakan teknik perbandingan rata-rata nilai, hal ini didukung oleh pernyataan guru yang menyebutkan bahwa kedua kelas tersebut sama. Peneliti tidak diberikan daftar nilai kelas tersebut. Desain eksperimen penelitian digambarkan sebagai berikut:

Gb 3. Desain penelitian yang dikembangkan

Pretest dilakukan diawal pembelajaran, nilai dari pretest tidak mempengaruhi proses berlangsungnya pembelajaran. Dalam penelitian ini terdapat perbedaan perlakuan antara kelas kontrol (kelas VII F) dan kelas eksprimen (kelas VII E), dimana pada kelas eksperimen diajar dengan menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran dengan metode ceramah.

Selama proses pembelajaran di kelas, materi yang disampaikan sama antara kelas kontrol dan kelas eksperimen hanya model pembelajarannya saja yang berbeda. Dalam kelas eksperimen siswa belajar mandiri dan guru hanya sebagai fasilisator.

Pelaksanaan Pembelajaran

Pre t est Post t est

M odel pem belajaran Thi nk-Pair Shar e (Kelas E)

(55)

Hal ini akan mendorong siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan proses belajar-mengajar sehingga timbul komunikasi dua arah dalam kelas yaitu antara guru dan siswa.

Pada kelas kontrol guru mengajar dengan model pembelajaran kovensional seperti ceramah, model buku teks dan model penugasan. Selanjutnya kedua kelas tersebut akan diberi tes akhir untuk mengetahui hasil prestasi belajarnya.

E. Instrumen Penelitian

1. Test Tertulis

(56)

Test tertulis pada penelitian ini dilakukan dua kali yaitu : 1) Pretest

Merupakan uji awal sebelum dilakukan eksperimen pada sampel penelitian dan menjadi langkah awal dalam penyamanan kondisi antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.

2) Posttest

Merupakan uji akhir eksperiman, yaitu setelah dilaksanakannya eksperiman. Posttest dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan nilai sampel kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan berupa tidak digunakannya model pembelajaran Think-Pair-Share atau pembelajaran dengan metode ceramah untuk kelompok kontrol dan penggunaan model pembelajaran ThinkPair-Share untuk kelompok eksperimen.

Tabel 3. Soal pretest dan posttest berdasarkan indikator belajar :

Indikator Belajar Soal pretest dan posttest

Menjelaskan Pemuaian. Apakah yang dimaksud pemuaian ? Menjelaskan macam -

macam pemuaian.

Zat atau benda apa saja yang bisa mengalami pemuaian ?

Menjelaskan macam – macam pemuaian zat padat.

Pada pemuaian zat padat dapat dibedakan menjadi tiga macam, sebutkan !

Mengejakan soal – soal pemuaian zat padat.

Batang suatu logam pada suhu 10o C memiliki

panjang 100 cm. Tentukan panjang logam

(57)

Menerapakan pemuaian zat padat pada kehidupan sehari-hari.

Mengapa pada rel kereta api atau kaca jendela harus dibuat celah ? Jelaskan.

2. Lembar Kerja Siswa

Peneliti menggunakan lembar kerja siswa (LKS) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pemuaian zat padat dalam diskusi yang diadakan dalam kelas tersebut dan untuk memancing siswa agar mau mengeluarkan pendapat mereka.

Tabel 4. Pedoman penyusunan Lembar Kerja Siswa

No Tujuan penyusunan LKS Kisi-kisi LKS

1 . Mendeskripsikan Pemuaian - Pengertian Pemuaian 2 . Mengidentifikasi jenis-jenis

Pemuaian

- Jenis-jenis Pemuaian

3 . Mengidentifikasi jenis-jenis Pemuaian zat padat.

- Pemuaian zat padat dibagi menjadi tiga macam yaitu : pemuaian panjang, pemuaian luas, dan pemuaian volume beserta contoh-contohnya.

4 . Mendeskripsikan hubungan antara panjang mula-mula, panjang akhir, perubahan suhu, dan koefisien muai.

(58)

koefisien muai. - Menganalisis soal 5 . Mengaitkan konsep pemuaian dengan

kehidupan sehari-hari

- Pemuaian dalam kehidupan sehari-hari

3. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden yang ingin diketahui. Ditinjau dari segi cara menjawabnya angket dibedakan menjadi dua, yaitu angket tertutup dan angket terbuka. Angket tertutup adalah angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilihnya, sedangkan angket terbuka adalah angket yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri (Arikunto, 1984: 21).

Tabel 5. Distribusi soal angket

No. Keterampilan kooperatif

1,11 Menggunakan kesepakatan kelompok

7,8 Berbagi tugas

3,5,10 Menghargai pendapat orang lain 4,6, Mengundang orang lain

(59)

4. Wawancara

Wawancara dilaksanakan setelah pembelajaran menggunakan metode Think-Pair-Share selesai dilaksanakan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui respon atau tanggapan siswa tentang metode yang telah digunakan dalam pembelajaran yaitu metode Think-Pair-Share. Pada tahap ini peneliti hanya mengambil sampel beberapa siswa saja karena keterbasan waktu yang diberikan. Sampel yang diambil yaitu siswa yang mengalami perubahan baik yang signifikan maupun biasa saja. Wawancara yang digunakan adalah wawancara terpimpin yaitu wawancara yang dilakukan peneliti (pewawancara) kepada siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Tabel 6. Pertanyaan Wawancara

No. TPS Ceramah

1.

Apakah anda merasa senang melakukan pembelajaran dengan metode TPS? Alasannya?

Apakah anda merasa senang melakukan pembelajaran dengan metode Ceramah? Alasannya?

2.

Bagaimana tanggapan anda jika metode TPS dibandingkan dengan metode konvensional (Ceramah) ?

Apakah anda ingin mencoba metode lain dalam proses pembelajaran ?

3.

Apakah anda lebih memahami materi melalui metode TPS?

Apa kesan dan pesan anda terhadap metode ceramah.

4.

(60)

F. Metode Analisis Data

1. Pretest dan Postest

Pretest dan postest dianalisis secara tiga tahap, yaitu:

a. Pretest dan posttest menggunakan soal esay. Karena bentuk soal berupa soal esay, maka siswa dapat bebas mengeluarkan gagasannya, sehingga dapat diketahui sejauh mana siswa memahami persoalan yang diberikan. Jawaban setiap soal dinyatakan dalam skor yang telah ditentukan terlebih dahulu. Soal pretest sama dengan soal yang digunakan untuk posttest. Cara penilaian hasil pretest dan posttest yaitu dengan membagi skor yang dicapai siswa dan skor maksimal kemudian dikalikan 100%

% 100 x total

skor

diperoleh yang

skor jumlah Nilai

b. Menggunakan Test-T untuk kelompok dependen. Analisis ini digunakan untuk menyelidiki apakah metode pembelajaran kooperatif tipe TPS membantu siswa lebih mengerti.

c. Menggunakan Test-T untuk 2 group yang independen. Analisis ini digunakan untuk membandingkan apakah kelas yang diajar dengan metode TPS lebih baik dibandingkan dengan kelas yang diajar dengan metode klasikal/ceramah.

(61)

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Nilai lembar kerja siswa digunakan untuk menyelidiki apakah metode TPS lebih baik dari metode ceramah. Untuk menguji hal tersebut digunakan uji Test-T untuk 2 group yang independen. Cara penilaian hasil lembar kerja siswa yaitu dengan membagi skor yang dicapai siswa dan skor maksimal kemudian dikalikan 100%.

% 100 x total

skor

diperoleh yang

skor jumlah Nilai

3. Kuesioner

Untuk mengetahui keterampilan siswa terhadap pembelajaran dengan metode TPS, maka peneliti memberikan angket/kuesioner setelah posttest. Angket yang digunakan terdiri dari 11 angket tertutup dan 2 angket terbuka. Angket terbuka digunakan untuk mengetahui apa saja yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Tingkat keterampilan siswa diukur dengan menjumlahkan seluruh jawaban pernyataan dari angket tertutup. Angket tertutup terdiri dari 11 pernyataan tertutup dengan setiap pernyataan mempunyai skor tertinggi 4, sehingga skor totalnya adalah 44.

(62)

Cara penilaian hasil angket yaitu dengan membagi skor yang dicapai siswa dan skor maksimal kemudian dikalikan 100%

% 100 x total

skor

diperoleh yang

skor jumlah Nilai

Setelah mengetahui hasilnya maka akan diuji menggunakan uji Test-T untuk 2 group yang independen.

4. Wawancara

(63)

BAB III

DATA DAN ANALISIS DATA

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kebonarum Klaten dari tanggal 4 November 2010 – 4 Desember 2010. Berikut adalah jadwal dan proses pengumpulan data penelitian :

Tabel 7. Pembagian materi dan metode yang digunakan

No. Kelas Kompetensi Dasar Metode pembelajaran

1. VIII F Pemuaian Ceramah

2. VIII E Pemuaian TPS

Tabel 8. Jadwal dan Proses Pengumpulan Data Penelitian

Hari/Tanggal Kelas Waktu

Selasa VII F 9-11-2010

Jumat VII E 12-11-2010

Selasa VII F 16-11-2010

Jumat VII E 19-11-2010

(64)

A. Data Penelitian

Berikut ini akan dijabarkan data penelitian pretest, postest, kuesioner keterampilan siswa di kelas, dan wawancara pendapat siswa tentang metode TPS dan Ceramah yang telah dilakukan di kelas.

1. Data Pretest dan Postest Siswa Kelas VII F untuk submateri Pemuaian dengan menggunakan metode Ceramah

Tabel 9. Hasil pretest dan posttest siswa kelas VII F

No. Nama Siswa Pretest Posttest

1 Afian Wahyu. H 13.3 43.3

2 Aisyah Sinta Nur Rohmah 36.7 73.3

3 Alfin Setiawan 36.7 66.7

4 Anggoro Bayu Aji 33.3 66.7

5 Anisa Fajar. M 36.7 80.0

6 Anisa Maysaroh 33.3 63.3

7 Anisa Swaraswati 36.7 70.0

8 Atihariq Praszita 40 36.7

9 Yudha 36.7 80.0

10 Devi Putri Hartari 36.7 63.3

11 Edo Ardi Prasetyo 23.3 60.0

12 Eky Larasati 30 80.0

13 Fane Evansyach 23.3 80.0

14 Iksan Agus S 10 63.3

15 Isnan 10 80.0

16 Itok Feda 23.3 53.3

17 Latif 16.7 80.0

18 Natalia Kristianai 33.3 70.0

19 Reni 46.7 63.3

20 Ririn khuswatun Khasanah 53.3 80.0

21 Sri Darmi Nurcahyani 36.7 70.0

22 Tamara Devitasari 23.3 80.0

23 Tri Handayani 46.7 70.0

24 Windya Pratiwiningsih 36.7 60.0

25 Yunia Wahidatun M 30 80.0

(65)

2. Data Pretes, Postes Siswa Kelas VII E, untuk submateri Pemuaian dengan menggunakan metode TPS.

Tabel 10. Hasil pretest dan posttest siswa kelas VII E

No. Nama Siswa Pretest Posttes

1 A. Ayuningtyas R.I.S 33.3 100

2 Ade Sakha Itsar Mukti - 73.3

3 Adi Purnomo 13.3 100

4 Amanda Thoetik S.M 33.3 80

5 Angga Setiawan 46.7 80

6 Arsi Unita Sari 20 80

7 Danang Prasetyo 33.3 60.0

8 Dian Novita Sari 33.3 -

9 Dian Putri Rahayu 46.7 66.7

10 Dwi Prasetyo 13.3 66.7

11 Dwi Puji R - 80

12 Early Kristanti 20 73.3

13 Fernanda Febri 13.3 63.3

14 Hanung Sukendra 46.7 80.0

15 Ida Dwi Haryanti 33.3 70.0

16 Kalfika Manda Sari 33.3 80.0

17 M. Yahya Safyan F 46.7 100.0

18 Marlina Mei N 20 66.7

19 Mochamad Basir 33.3 73.3

20 Muhamad Faizal Pamungkas 13.3 46.6

21 Muhmmas Fitroh R 33.3 66.7

22 Oktavia R 36.7 86.7

23 Putri Muhita Sari 33.3 86.7

24 Reformania Widyas Tuti 13.3 66.7

25 Rian Rizky Wahyudi 46.7 100.0

26 Ina Mekar Nur Aisyah - 53.3

27 Rizki Candra Setiawan 53.3 100.0

28 Rikyanto WH 13.3 80.0

29 Rohmad Maryanto 13.3 -

30 Virit Marga Hidayat 53.3 100.0

31 Wahyu Noviyanto 46.7 80.0

32 Wahyu Ragil 46.7 73.3

33 Wiyanto 26.7 100.0

34 Yasin Yusuf 26.7 80.0

35 Yulialfah Raudatul Jannah 33.3 80.0

36 Yuliana Sara 26.7 -

(66)

3. Data lembar kerja siswa

Tabel 11. Hasil LKS TPS siswa kelas VII E

No Nama Siswa Skor

1 A. Ayuningtyas R.I.S 70 2 Ade Sakha Itsar Mukti - 3 Adi Purnomo 66 4 Amanda Thoetik S.M 66 5 Angga Setiawan 78 6 Arsi Unita Sari 90 7 Danang Prasetyo 90 8 Dian Novita Sari - 9 Dian Putri Rahayu 78 10 Dwi Prasetyo 66

11 Dwi Puji R -

12 Early Kristanti 66 13 Fernanda Febri 70 14 Hanung Sukendra 66 15 Ida Dwi Haryanti 66 16 Kalfika Manda Sari 72 17 M. Yahya Safyan F 78 18 Marlina Mei N 70 19 Mochamad Basir 72 20 Muhamad Faizal

Pamungkas

70 21 Muhmmas Fitroh R 66

22 Oktavia R 90

23 Putri Muhita Sari 78 24 Reformania Widyas Tuti 72 25 Rian Rizky Wahyudi 70 26 Ina Mekar Nur Aisyah - 27 Rizki Candra Setiawan 66 28 Rikyanto WH 66 29 Rohmad Maryanto - 30 Virit Marga Hidayat 66 31 Wahyu Noviyanto 70 32 Wahyu Ragil 66

33 Wiyanto 90

(67)

Tabel 12. Hasil LKS ceramah siswa kelas VII F

No Nama Siswa Skor

1 Afian Wahyu. H 58 2 Aisyah Sinta Nur Rohmah 50 3 Alfin Setiawan 50 4 Anggoro Bayu Aji 58 5 Anisa Fajar. M 50 6 Anisa Maysaroh 50 7 Anisa Swaraswati 50 8 Atihariq Praszita 70

9 Yudha 70

10 Devi Putri Hartari 58 11 Edo Ardi Prasetyo 52 12 Eky Larasati 50 13 Fane Evansyach 70 14 Iksan Agus S 52

15 Isnan 52

16 Itok Feda 50

17 Latif 50

18 Natalia Kristianai 60

19 Reni 52

(68)

4. Data kuesioner

Tabel 13. Hasil Kuesioner TPS siswa kelas VII E No Kode

siswa

Pertanyaan kuesioner

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 t ot al %

1 1 4 3 3 4 3 2 2 1 3 3 4 32 72.7

2 2 4 3 3 3 3 2 2 1 3 3 4 31 70.4

3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 77.3

4 4 4 3 2 2 2 3 2 3 2 2 4 29 65.9

5 5 4 3 3 4 3 2 2 1 3 3 4 32 72.7

6 6 4 3 3 3 3 2 2 1 3 3 4 31 70.4

7 7 4 4 4 3 3 3 3 1 3 4 4 36 81.8

8 8 4 3 3 4 3 2 2 1 3 3 4 32 72.7

9 9 4 3 3 4 3 2 2 1 3 3 4 32 72.7

10 10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 100

11 11 4 3 3 3 3 2 2 1 3 3 4 31 70.4

12 12 4 4 4 3 3 3 3 1 3 4 4 36 81.8

13 13 4 3 3 3 3 2 2 1 3 3 4 31 70.4

14 14 4 3 3 3 3 2 2 1 3 3 4 31 70.4

15 15 4 4 4 3 3 3 3 1 3 4 4 36 81.8

16 16 4 3 3 4 3 2 2 1 3 3 4 31 70.8

17 17 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 77.3

18 18 4 3 2 2 2 3 2 3 2 2 4 29 65.9

19 19 4 3 3 3 3 2 2 1 3 3 4 31 81.8

20 20 4 3 2 2 2 3 2 3 2 2 4 29 65.9

21 21 4 4 4 3 3 3 3 1 3 4 4 36 81.9

22 22 4 3 2 2 2 3 2 3 2 2 4 29 65.9

23 23 4 3 3 3 3 2 2 1 3 3 4 31 70.4

24 24 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 77.3

25 25 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 77.3

26 26 3 3 4 1 4 4 4 2 4 3 3 35 79.5

27 27 4 3 3 4 3 2 2 1 3 3 4 32 72.7

28 28 4 3 2 2 2 3 2 3 2 2 4 29 65.9

29 29 4 3 2 2 2 2 2 3 2 2 4 28 63.6

30 30 4 3 3 4 3 2 2 1 3 3 4 32 72.7

31 31 4 3 2 2 2 2 2 3 2 2 4 28 63.6

32 32 4 3 2 2 2 3 2 3 2 2 4 29 65.9

33 33 4 3 3 4 3 2 2 1 3 3 4 32 72.7

34 34 4 3 2 2 2 3 2 3 2 2 4 29 65.9

35 35 4 4 4 3 3 3 3 1 3 4 4 36 81.8

36 36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 100

(69)

Tabel 14. Hasil Kuesioner ceramah siswa kelas VII F

No Kode siswa

Pertanyaan kuesioner

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 t ot al %

1 1 0 4 2 2 0 0 4 2 4 4 22 55

2 2 0 4 3 4 4 4 3 3 3 3 32 77.5

3 3 0 3 3 4 4 4 3 2 3 4 30 75

4 4 0 2 4 1 4 3 3 2 2 4 25 62.5

5 5 0 2 0 0 4 2 0 2 2 4 16 40

6 6 0 1 4 0 4 0 2 2 1 4 18 45

7 7 0 4 4 0 4 2 0 2 1 4 21 52.5

8 8 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 90

9 9 0 2 4 2 3 2 3 3 3 4 26 65

10 10 0 1 4 2 4 2 2 1 4 4 24 60

11 11 0 2 4 1 4 2 2 2 0 4 21 52.5

12 12 2 4 3 4 4 4 2 2 2 4 31 77.5

13 13 0 4 4 3 4 4 3 1 3 4 30 75

14 14 1 2 4 0 4 3 2 2 1 4 23 57.5

15 15 3 2 4 2 3 3 3 2 2 3 27 67.5

16 16 0 4 4 4 4 0 1 0 1 3 21 52.5

17 17 0 4 4 3 4 4 2 2 4 4 31 77.5

18 18 0 4 4 0 2 2 4 2 4 4 26 65

19 19 0 2 2 3 4 1 4 2 0 4 22 55

20 20 0 2 3 1 4 4 1 4 3 4 26 65

21 21 0 4 3 3 2 2 2 1 4 4 25 62.5

22 22 0 2 2 0 3 3 2 0 0 2 14 35

23 23 0 4 4 1 4 1 2 1 4 4 25 62.5

24 24 0 4 0 0 4 3 1 1 4 3 20 50

25 25 0 4 3 0 4 3 0 1 4 0 19 47.5

(70)

5. Hasil Wawancara

Data hasil wawancara dengan beberapa siswa terlampir

Tabel 15. Wawancara Kelas VII E

No. Hasil Wawancara

1. Apakah anda merasa senang melakukan pembelajaran dengan metode TPS?alasannya?

Angga:

Senang mas, lebih santai tapi tetep serius

Risky:

Seneng mas, bisa Tanya temen

Ayu:

Suka, karena lebih menyenangkan saja

Okta:

Iya mas, soale bisa saling ngobrol

2.

Bagaimana tanggapan anda jika metode TPS dibandingkan dengan metode konvensional (Ceramah) ?

Angga:

Kalo yang diskusi enak mas, kalo yang ceramah sering ngantuk, apalagi pelajaran yang hitung-hitungan.

Risky:

Seneng mas, karena bisa mencoba metode lain selain metode ceramah

Ayu:

Suka dengan metode ini mas

Okta:

(71)

3. Apakah anda lebih memahami materi melalui metode TPS?

Angga:

Lebih paham mas, bisa saling bantu dengan teman

Risky:

Paham mas, bisa diskusi bareng teman

Ayu:

Lebih masuk aja mas,

Okta:

Lumayan paham

4. Apa kesan dan pesan anda terhadap metode TPS.

Angga:

Asyik mas, ditingkatkan untuk waktunya

Risky:

Lebih diatur lagi agar temen yang lain tidak mengganggu

Ayu:

Bagus mas, tapi masnya masih sedikit malu-malu

Okta:

(72)

Tabel 16. Wawancara Kelas VII F

No. Hasil Wawancara

1. Apakah anda merasa senang melakukan pembelajaran dengan metode ceramah?alasannya?

Anisa:

Senang ndak senang mas, hehehe

Itok:

Ya ada yang seneng, ada yang ndak seneng

Revi:

Lumayan seneng mas

Yusup:

Gimana ya mas?lumayanlah

2.

Apakah anda ingin mencoba metode lain dalam proses pembelajaran ?

Anisa:

Pengen mas, kalo ceramah terus jadi ngantuk

Itok:

Iya mas, bosen kalo mendengarkan terus

Revi:

Pengen coba seperti kelas sebelah mas, sepertinya seru

Yusup:

(73)

3. Apakah kesan dan pesan anda terhadap metode ceramah

Anisa:

Pengen menocoba metode lain, selain ceramah

Itok:

Ceramah terus kadang-kang membuat jadi bosan

Revi:

Ceramah bisa membuat ngantuk lho mas,,,,hehehe

Yusup:

(74)

B. Analisis Data

1. Kemampuan dasar siswa tentang materi Pemuaian zat padat

Untuk mengetahui apakah kelas VII E dan VII F memiliki kemampuan dasar yang sama, maka hasil pretest kelas VII E dan VII F dianalisis menggunakan T-Test untuk 2 kelompok independent:

Keterangan: 1 = Kelas VII E 2 = Kelas VII F

Tabel 17. Analisis pretest submateri pemuaian zaat padat

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

skor Equal variances

assumed

.422 .519 .473 54 .638 1.58795 3.35462 -5.13765 8.31355

Equal variances

not assumed

.477 53.964 .635 1.58795 3.32563 -5.07964 8.25554 Group Statistics

kode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

skor 1 30 32.1033 13.18739 2.40768

(75)

Dari data perhitungan statistik di atas maka dapat disimpulkan:

 Dari hasil analisis diperoleh nilai p = 0.638 > α = 0.05 maka tidak signifikan.

 Menunjukkan bahwa pada kelas VII E dan VII F pada awalnya tidak ada perbedaan signifikan dalam hal kemampuan awal.

2. Peningkatan prestasi belajar siswa tentang materi pemuaian zat padat

Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa, maka hasil pretest dan posttest dianalisis menggunakan T-Test untuk 2 kelompok dependent:

a. Kelas E

Tabel 18. Analisis pretest-postest submateri pemuaian zat padat

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pretest 32.1033 30 13.18739 2.40768

posttest 79.5567 30 14.13903 2.58142

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

(76)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 pretest -

posttest

-4.74533E1 17.49147 3.19349 -53.98476 -40.92191 -14.859 29 .000

Dari data perhitungan statistik di atas maka dapat disimpulkan:

 Dari hasil analisis diperoleh nilai p = 0 .000 < α = 0.05 maka ada perbedaan signifikan antara nilai pretest dan posttest.  Berarti metode pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. b. Kelas F

Tabel 19. Analisis pretest-postest submateri pemuaian zat padat

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pretest 30.5154 26 11.69768 2.29410

(77)

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pretest & postest 26 .086 .678

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 pretest -

postest

-3.76846E1 15.82822 3.10417 -44.07777 -31.29146 -12.140 25 .000

Dari data perhitungan statistik di atas maka dapat disimpulkan:

 Dari hasil analisis diperoleh nilai p = 0.000 < α = 0.05 maka ada perbedaan signifikan antara nilai pretest dan posttest.  Berarti metode pembelajaran tipe ceramah dapat meningkatkan

(78)

3. Apakah pembelajaran menggunakan metode TPS memberikan

pengalaman belajar lebih baik daripada metode Ceramah

Untuk membandingkan apakah pembelajaran dengan metode TPS memberikan pengalaman lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran dengan metode ceramah, maka hasil posttest, lembar kerja siswa, dan kuesioner dari kelas E dan F dianalisis menggunakan T-Test untuk 2 kelompok independent :

Posttest

Submateri pemuaian zat padat Keterangan: 1 = metode TPS

2 = metode Ceramah

Tabel 20. Analisis perbandingan posttest metode TPS dan ceramah pada submateri pemuaian zat padat

Group Statistics

kode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

skor 1 30 78.8900 14.26158 2.60380

(79)

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-tailed)

Mean

Gambar

Tabel 20 Analisis perbandingan posttest metode TPS dan ceramah pada
Gambar 1 Perubahan voleme benda akibat perubahan suhu benda…...
Tabel 1. Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif
Gambar 1.  Perubahan Volume Benda Akibat Perubahan Suhu Benda
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Prosedur order penjualan, fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan menambah informasi penting pada surat order dari pembelian. Fungsi penjualan kemudian membuat surat

Dalam izin lingkungan, pada umumnya terdapat kewajiban hukum yang dibebankan kepada penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan untuk mematuhi RKL-RPL, ANDAL dan

Hasil penelitian, menunjukkan bahwa: 1 Strategi pembelajaran PAI di SMPLB-C Sumber Dharma Malang adalah dengan menyusun urutan kegiatan pembelajaran langkah-langkah

Analisis Regresi Linier Berganda. Uji

Pengumpulan data sekunder diperoleh dari BPS, Bakosutranal, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Pemerintah Daerah, Asosiasi Pengusaha Kelapa

Akun Pembelajaran merupakan akun elektronik dengan domain belajar.id yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan dapat digunakan oleh peserta didik,

Kombinasi dari bahan makanan, jenis mikroba dan produk yang benar pada proses bioteknologi yang sesuai terdapat pada nomor:.. Bahan Jenis

Halite and gypsum are examples of minerals that precipitate from aqueous solutions to form chemical sedimentary rocks. Biochemical sedimentary rocks are