UJI EFEK ANTIHIP Hedyotis corymbosa
JANTA
Dia Mem
U
IPERKOLESTEROLEMIA SEDIAAN KA mbosa(L.) Lamk.PRODUK “X”PADA TIK
TAN GALUR WISTAR HIPERLIPIDEMIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Denny Andreas Purnomo NIM : 088114170
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2012
APSUL HERBA IKUS PUTIH
IA
i mbosa(L.) Lamk.PRODUK “X”PADA TIK
TAN GALUR WISTAR HIPERLIPIDEMIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
iv
Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar
biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah
dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah dan
takkan ada yang mustahil bagimu (Matius 17:20).
Dengan penuh puji syukur kupersembahkan Skripsi ini untuk :
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Papah dan mamah,Kakak dan adikku
semua saudara dan saudariku
Sahabat-sahabat yang kukasihi
Dan Almamaterku
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar
biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah
dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah dan
takkan ada yang mustahil bagimu (Matius 17:20).
Dengan penuh puji syukur kupersembahkan Skripsi ini untuk :
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Papah dan mamah,Kakak dan adikku
semua saudara dan saudariku
Sahabat-sahabat yang kukasihi
Dan Almamaterku
iv
Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar
biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah
dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah dan
takkan ada yang mustahil bagimu (Matius 17:20).
Dengan penuh puji syukur kupersembahkan Skripsi ini untuk :
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Papah dan mamah,Kakak dan adikku
semua saudara dan saudariku
Sahabat-sahabat yang kukasihi
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini,
maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Yogyakarta, Juni 2012
Penulis
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universita Sanata Dharma:
Nama : Denny Andreas Purnomo
NIM : 088114170
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“UJI EFEK ANTIHIPERKOLESTEROLEMIA SEDIAAN KAPSUL
HERBA Hedyotis corymbosa (L.) Lamk. PRODUK “X” PADA TIKUS
PUTIH JANTAN GALUR WISTAR HIPERLIPIDEMIA”
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 18 Juli 2012
Yang menyatakan,
vii PRAKATA
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, penyertaan dan
hikmat yang melimpah sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Uji Efek Antihiperkolesterolemia Kapsul Herba Rumput
Mutiara (Hedyotis corymbosa (L.) lamk) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar
Hiperlipidemia” sebagai tugas akhir untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi (S.
Farm) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, tentunya penulis tidak lepas dari banyak
kesulitan yang dihadapi. Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan lancar jika
tidak ada bantuan dan dukungan dari banyak pihak,. Dengan penuh kerendahan
hati, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing
dan memberikan saran selama pembuatan tugas akhir ini, sabar, dan bijaksana
dalam membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
3. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan saran dan kritik dalam penyusunan skripsi ini
4. Prof. Dr. C.J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Penguji dan atas kesediaannya
meluangkan waktu untuk menjadi penguji.
5. Mas Ratijo, dr Ari, Mas Parjiman, Mas Heru, Pak Mus, Mas Kayat, selaku
viii
6. Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan bimbingan selama menimba ilmu
di bangku kuliah.
7. Seluruh karyawan Fakultas Farmasi Sanata Dharma yang telah menyediakan
sarana untuk terselesainya semua kegiatan akademik dengan lancar.
8. Benny Setyawan, Fransiskus Bravo, Aspianto, Peffley Lukito, Hendry
Budianto sahabat penulis yang berjuang bersama dalam menyelesaikan skripsi
ini
9. Elisa Aster Nugroho yang selalu mendengarkan cerita keluh kesah,
memberikan perhatian, semangat, dan doa yang tidak pernah putus
10. Semua teman-teman kelas FKK B 2008 The Philosophers, terimakasih untuk
kebersamaannya dan semangatnya selama perkuliahan
11. Semua pihak yang telah membantu penulis dan tidak dapat disebutkan satu per
satu, terima kasih atas bantuan yang diberikan.
Penulis berharap agar karya ini bisa bermanfaat bagi mahasiswa angkatan
berikutnya agar bisa mengembangkan ilmu kefarmasian dengan lebih baik lagi.
Tentunya penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari semua pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... vi
PRAKATA... vii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
INTISARI... xvi
ABSTRACT... xvii
BAB I PENGANTAR ... 1
A. Latar Belakang ... 1
1. Permasalahan... 3
2. Keaslian penelitian ... 4
3. Manfaat penelitian... 5
B. Tujuan Penelitian ... 5
1. Tujuan umum ... 5
x
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA... 7
A. Obat Tradisional ... 7
B. Tumbuhan Rumput Mutiara ... 7
1. Taksonomi rumput mutiara ... 7
2. Morfologi ... 8
3. Nama daerah... 8
4. Kandungan kimia ... 9
C. Lipida... 9
1. Klasifikasi lipida ... 9
2. Pencernaan dan metabolisme lipida ... 11
D. Kolesterol... 13
1. Definisi dan sifat fisikokimia kolesterol ... 13
2. Pembentukkan kolesterol ... 14
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi plasma ... 14
4. Manfaat khusus kolesterol dalam tubuh... 16
E. Hiperlipidemia ... 17
F. Landasan Teori ... 18
G. Hipotesis ... 19
BAB III METODE PENELITIAN... 20
A. Jenis dan Rancangan Penelitian... 20
B. Variabel Penelitian ... 20
C. Definisi Operasional ... 21
xi
E. Tata Cara Penelitian... 23
F. Tata Cara Analisis Hasil ... 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27
A. Orientasi Pakan Hiperlipidemik ... 27
B. Uji Kapsul Herba Rumput Mutiara ... 28
1. Pertambahan berat badan tikus ... 29
2. Jumlah konsumsi pakan tikus ... 32
3. Penetapan kadar kolesterol total ... 35
BAB V KESIMPULAN ... 40
A. Kesimpulan ... 40
B. Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 41
LAMPIRAN ... 44
xii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Data rata-rata kolesterol total orientasi ...27
Tabel II. Hasil uji statistik ANOVA penambahan berat badan
hari ke-7 sampai hari ke-14 ... 31
Tabel III. Hasil uji statistik Post Hoc penambahan berat badan
hari ke-7 sampai hari ke-14 ... 32
Tabel IV. Hasil uji statistik ANOVA pakan kumulatif... 35
Tabel V. Data penurunan kadar kolesterol total hari ke-7
sampai hari ke-14 ... 36
Tabel VI. Hasil uji statistik ANOVA selisih penurunan kadar
Kolesterol total hari ke-7 sampai hari ke-14 ... 37
Tabel VII. Hasil uji Post Hoc selisih kadar kolesterol total
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Proses pencernaan triasilgliserol pada usus ... 11
Gambar 2. Transpor dan metabolisme lipid... 13
Gambar 3. Kurva penambahan berat badan ... 30
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil uji statistik orientasi pakan hiperlipidemia...40
Lampiran 2. Data pertambahan berat badan setiap kelompok
tikus selama perlakuan setelah dikurangkan berat
badan mula-mula... 43
Lampiran 3. Hasil uji statistik penambahan berat badan
semua kelompok dari hari ke-0 sampai
dengan hari ke-14... 45
Lampiran 4. Hasil uji statistik penambahan berat badan
hari ke-7 sampai dengan hari ke-14 ... 51
Lampiran 5. Data konsumsi pakan kumulatif hiperlipidemia
setiap kelompok tikus selama perlakuan... 53
Lampiran 6. Data konsumsi pakan kumulatif tikus setelah
diberikan kapsul herbaHedyotis corymbosa(L.) Lamk
dalam larutan ... 55
Lampiran 7. Hasil uji statistik konsumsi pakan kumulatif
selama 14 hari ... 57
Lampiran 8. Data hasil pengukuran kadar kolesterol total
sebelum dan sesudah perlakuan ... 58
Lampiran 9. Hasil analisis data kadar kolesterol total
dengan ANOVA satu arah ... 62
xv INTISARI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efekkapsul herbaHedyotis corymbosa(L.) Lamk. produk “X” terhadap berat badan dan kadar kolesterol total dalam darah tikus jantan galur Wistar yang diinduksi pakan hiperlipidemia.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Pada penelitian ini digunakan 25 ekor tikus yang dibagi acak menjadi 5 kelompok dengan perlakuan yang berbeda. Kelompok I merupakan kelompok kontrol negatif yang diberi CMC 1% sedangkan kelompok II, III, IV dan V merupakan kelompok perlakuan produk jamu dengan 4 peringkat dosis yaitu 0,054, 0,108, 0,216, 0,432 g /kgBB. Pada minggu pertama semua kelompok tikus diberi diet tinggi lemak dan kolesterol selama satu minggu kemudian pada satu minggu berikutnya diberi diet standar disertai dengan pemberian perlakuan sesuai dengan kelompok masing-masing. Berat badan tikus dan jumlah konsumsi pakan ditimbang setiap hari. Pengukuran kadar kolesterol total dilakukan pada hari ke-0, setelah pemberian diet tinggi lemak dan kolesterol pada hari ke-7 dan setelah dilakukan terapi pada hari ke-14.
Hasil uji ANOVA satu arah menunjukkan bahwa kapsul herba Hedyotis corymbosa (L.) Lamk. produk “X” dapat memberikan penurunan kadar kolesterol total
dalam darah dengan perbedaan bermakna yang dibandingkan dengan kontrol negatif pada dosis kapsul0,108 g/kgBB dan 0,216 g/kgBB. Dengan demikian, dosis yang dapat memberikan efek Antihiperkolesterolemia adalah pada dosis tersebut .
xvi ABTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of herbal capsules Hedyotis corymbosa(L.) Lamk. product "X" on body weight and total cholesterol levels in the blood of male Wistar rats that were previously food-induced hyperlipidemia.
This study is a purely experimental study with a complete randomized block design in the direction of the pattern. In this study used 25 rats were divided into 5 groups with different treatments. Group I is the negative control group were given 1% CMC, while group II, III, IV and V is the group treated with 4 rating medicinal products dose is 0.054, 0.108, 0.216, 0.432 g/kgBB. In the first week all groups of rats fed a diet high in fat and cholesterol for one week then next week on a standard diet were accompanied by administering treatment in accordance with their respective groups. Rat body weight and amount of feed intake was weighed every day. Measurement of total cholesterol carried in the day-0, after administration of a diet high in fat and cholesterol at day 7 and after treatment on day 14.
One-way ANOVA test results showed that the capsules herb Hedyotis corymbosa (L.) Lamk. product “X” can provide a redustion in total cholesterol levels in the blood with a significant difference compared with negative control at doses of 2 and 3 the dose of 0.1080 g/kgBB and 0.2160 g/kgBB. Thus, the effective dose an anti-cholesterol capsule lies in the dose range
1 BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang
Dewasa ini banyak orang yang mengalami masalah akibat tingginya
kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah. Hal ini menyebabkan keresahan
tersendiri di dalam masyarakat karena tidak hanya menyebabkan kerusakan
fungsional organ dari manusia sendiri tetapi juga dapat sampai pada kematian.
Sekitar separuh kolesterol tubuh berasal dari proses sintesis (sekitar 700 mg/hari)
dan sisanya diperoleh dari makanan. Hati dan usus masing-masing menghasilkan
sekitar 10% dari sintesis total pada manusia. Hampir semua jaringan yang
mengandung sel berinti mampu membentuk kolesterol, yang berlangsung di
retikulum endoplasma dan sitosol (Murray, Granner dan Rodwell, 2006).
Peningkatan kadar kolesterol dalam darah merupakan penyebab utama
terjadinya aterosklerosis. Penurunan kadar kolesterol dapat dilakukan dengan diet,
olahraga, maupun dengan obat-obatan hipolipidemia. Harga obat-obatan
hipolipidemia yang mahal, menyebabkan tidak semua orang dapat
menjangkaunya. Pemakaian obat sintesis sering menimbulkan efek samping dan
adanya kontra indikasi terhadap penyakit tertentu yang juga diderita oleh
penderita aterosklerosis, sehingga tidak semua orang dapat menggunakanya(
Dachriyanus, Katrin, Oktarina, Suhatri dan Mukhtar 2007)
Herba tanaman rumput mutiara (Hedyotis corymbosa (L.) Lamk.)
khasiat yang ada di dalamnya. Tumbuhan rumput mutiara mengandung beberapa
kandungan kimia yaitu : stigmasterol, asam ursolat, asam oleanat, β sitosterol, dan
glikosida flavonoid (Wijayakesuma, 1992). Liu (1995) melaporkan bahwa
antiartherosklerosis dan antihiperlipidemia dari triterpenoid seperti asam ursolat
dan glycram pertama kali dilaporkan oleh para ilmuwan Uni Soviet pada
tahun1979. Asam ursolat diinduksikan pada kelinci dan tikus dan dapat mencegah
arterosklerosis eksperimental, dan menurunkan kolesterol darah (44%) dan tingkat
lipoprotein beta (50%). Du dan Chen (2008) melaporkan bahwa asam ursolat
memiliki titik lebur 289-290˚C dan titik lebur dari asam oleanolat adalah 310˚C.
Jamu merupakan salah satu obat tradisional yang banyak dikenal di
masyarakat. Jamu juga merupakan salah satu alternatif pengobatan tradisional,
yang dipercaya bisa menyembuhkan segala penyakit dari yang kronis sampai yang
akut sekalipun. Jamu herba rumput mutiara ini belum banyak dikenal di
masyarakat sebagai obat antihiperkolesterolemia. Dari sebab itulah, maka
penelitian ini akan membuktikan ada atau tidaknya efek yang bisa ditimbulkan
oleh jamu herba rumput mutiara sebagai penurun kadar kolesterol total.
Banyak yang belum mengetahui bahwa di dalam rumput mutiara terdapat
asam ursolat dan asam oleanolat yang seperti sudah dikemukakan bahwa asam
ursolat dan oleanolat terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Dari
sebab itulah maka penilitian ini akan membuktikan ada atau tidaknya efek
antihiperkolesterolemia pada tikus putih galur Wistar yang sebelumnya sudah
Kapsul rumput mutiara pada produk “X” ini digunakan untuk
hepatoprotektif. Menurut teori yang ada, jalur metabolisme lipid adalah melalui
hati. Didalam hati terdapat reseptor LDL, kerusakan atau tidak adanya reseptor
LDL menyebabkan kadar LDL dalam plasma yang tinggi dan hiperkolesterolemia
familial (Brown and Goldstein, 1986). Hati mengekspresikan sejumlah besar
komplemen reseptor LDL dan membersihkan 75% dari seluruh LDL dari plasma
(Dietschy et al., 1993). Dari sebab itu maka pemeliharaan fungsi hati untuk
menjaga kadar kolesterol dalam darah juga diperlukan untuk menjaga
keseimbangan kadar kolesterol dalam hal ini adalah LDL di dalam plasma.
Metode diet tinggi lemak telah dilakukan pada percobaan sebelumnya
dan menghasilkan suatu kesimpulan bahwa pemberian komposisi pakan diet
tinggi lemak (kuning telur 100 g dan lemak babi 50 g) pada tikus mampu
memberikan kenaikan kadar kolesterol total sebesar 91% mulai hari ke-14 dan
menaikkan kadar trigliserida sebesar 87% mulai hari ke-30 (Hendra, Wijoyo,
Fenty, Dwiastuti 2011)
1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan pada penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah sediaan kapsul herba Hedyotis corymbosa(L.) Lamk.) produk
2. Berapakah dosis kapsul Hedyotis corymbosa (L.) Lamk produk “X”
yang memberikan efek terhadap kadar kolesterol total tikus jantan
hiperlipidemia?
2. Keaslian penelitian
Sudarsono (1999) melaporkan bahwa herba Hedyotis corymbosa (L.)
Lamk. tidak mengandung kofein. Herba Hedyotis corymbosa (L.) Lamk
mengandung paling sedikit enam macam senyawa iridoid, satu diantaranya adalah
Asperulosid.
Handani (2003) melaporkan bahwa air rebusan katepan (rumput mutiara)
memiliki efek antiinflamasi. Dari penelitian menunjukkan bahwa air rebusan
herba katepan dengan dosis 1,0144 ; 1,4969 ; 2,2088 ; dan 4,4175 g/kgBB
berpengaruh dalam mereduksi inflamasi yang terjadi pada kaki mencit betina dan
presentase efek antiinflamasi air rebusan herba katepan dari masing-masing dosis
berturut-turut 46,709%; 60,510%;-38,06%; dan 45,011%. Dari pengujian secara
kromatografi lapis tipis diperoleh hasil bahwa herba katepan memiliki kandungan
glikosida flavonoid.
Penentuan Asam oleanolat dan Asam Ursolat pada Diffusa Hedyotis
corymbosa (L.) Lamk. dan Senyawa Penggantinya dengan Menggunakan
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi pernah dilakukan juga oleh Liang (2008).
Penelitian Ekstrak Etanol Rumput Mutiara Sebagai Antihepatotoksik Pada Tikus
Sejauh pengamatan penulis, penelitian tentang efek antihiperlipidemia
infusa herbaHedyotis corymbosa (L.) Lamk. pada tikus jantan galur Wistar belum
pernah dilakukan.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat metodologis. Menambah indikasi efek antihiperkolesterolemia
sediaan kapsul herba Hedyotis corymbosa (L.) Lamk. produk “X”pada tikus
jantan galur wistar yang sebelumnya sudah dilakukan optimasi lama
pemberian dan komposisi formulasi sediaan diet tinggi lemak yang efektif
yang dapat meningkatkan berat badan, trigliserida dan kolesterol total pada
tikus jantan galur Wistar.
b. Manfaat praktis. Diharapkan hasil penelitian ini memberikan informasi
tambahan pada sediaan herba Hedyotis corymbosa (L.) Lamk. produk “X”
yang dapat memberikan efek menurunkan kadar kolesterol total pada tikus
jantan galur Wistar yang sebelumnya sudah diberikan formulasi sediaan diet
tinggi lemak yang sudah dilakukan optimasi sebelumnya.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk menambah daftar indikasi dari kapsulHedyotis corymbsa(L.) Lamk.
sebagai antihiperkolesterolemia selain indikasinya untuk memelihara
2. Tujuan khusus
a. Membuktikan adanya efek antihiperkolesterolemia dari kapsulHedyotis
corymbosa(L.) Lamk pada tikus putih galurWistar
b. Mengetahui dosis yang dapat menimbulkan efek
antihiperkolesterolemia dari tiap dosis yang digunakan dari kapsul
7 BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Obat Tradisional
Obat tradisional biasanya terdiri dari bahan alami, secara tunggal ataupun
sebagai ramuan dari berbagai macam bahan. Obat tradisional dengan formula
yang sama ternyata dapat digunakan untuk pengobatan bermacam penyakit yang
berbeda oleh satu daerah dengan daerah yang lain. Hal ini disebabkan karena
dalam satu tanaman terdapat berbagai senyawa kimia yang mempunyai khasiat
yang berbeda sehingga dapat dipakai untuk berbagi indikasi. Obat-obat tradisional
mengandung sedemikian banyak bahan lain disamping zat aktif sebagai obat. Zat
yang berkhasiat sebagai obat dalam ramuan obat tradisional seringkali tidak
diketahui secara pasti (Husin, 1983).
B. Tumbuhan Rumput Mutiara
1. Taksonomi rumput mutiara
Kingdom :Plantae
Divisio :Spermatophyta
Subdivisio :Angiospermae
Kelas :Dicotyledoneae
Subkelas :Sympetalae
Ordo :Rubiales
Famili :Rubiaceae
Spesies :Hedyotis corymbosa(L.) Lamk.
(Backer dan Bakhuizen van den Brink, 1965).
2. Morfologi dari tumbuhan rumput mutiara :
Tumbuhan ini merupakan rumput yang tumbuh rindang berserak, agak
lemah,tinggi 15-35 cm, tumbuh subur pada tanah yang lembab, mempunyai
banyak percabangan. Batang bersegi, daun berhadapan bersilang, tangkai daun
pendek/hamper duduk, panjang daun 2-3,5 cm, ujung runcing, tulang daun
ditengah. Ujung daun mempunyai rambut yang pendek. Bunga keluar dari ketiak
daun, bentuknya seperti paying berwarna putih, berupa bunga majemuk 2-5,
tangkai bunga (induk) keras, panjangnya 5-10 mm, Buah bulat, ujungnya
pecah-pecah (Wijayakesuma, 1992). Buahnya bulat kukuh dan dihiasi oleh 4 helai daun
kelopak (de Voogd, 1950). Bagian dari rumput mutiara yang dapat digunakan
dalam pengobatan adalah seluruh bagian tanaman baik dalam keadaan segar atau
yang telah dikeringkan
3. Nama daerah
Rumput mutiara memiliki nama lokal yaitu rumput siku-siku, bunga telor
belungkas (Indonesia); daun mutiara (Jakarta); katepan, urek-urek polo (Jawa);
4. Kandungan kimia
Herba rumput mutiara mempunyai kandungan kimia antara lain :
stigmasterol, asam ursolat, asam oleanolat, β sitosterol, dn glikosida flavonoid
(Wijayakesuma, 1992).
C. Lipida
Golongan biologis lipid yang penting adalah lemak netral, lipid majemuk,
dan sterol. Pada manusia, lemak netral tersusun dari asam lemak yang membentuk
ester dan gliserol. Jaringan lemak mengandung simpanan trigliserida yang
merupakan cadangan lipid yang segera dapat digunakan pada hewan (Kresno,
1995).
Istilah lipida meliputi senyawa-senyawa heterogen, termasuk lemak dan
minyak yang umum dikenal di dalam makanan, malam, fosfolipida, sterol, dan
ikatan lain sejenis yang terdapat di dalam makanan dan tubuh manusia. Lipida
mempunyai sifat yang sama, yaitu larut dalam pelarut nonpolar, seperti etanol,
kloroform, dan benzena.
1. Klasifikasi lipida
Klasifikasi lipida yang penting dalam ilmu gizi menurut komposisi kimia
dapat dilakukan sebagai berikut :
a) Lipida sederhana
1) Lemak netral
Monogliserida, digliserida dan trigliserida (ester asam lemak
2) Ester asam lemak dengan alkohol berberat molekul tinggi
a. Malam
b. Ester sterol
c. Ester nonsterol
d. Ester vitamin A dan ester vitamin D
b) Lipida majemuk
1) Fosfolipida
2) Lipoprotein
c) Lipida turunan
1) Asam lemak
2) Sterol :
a. Kolesterol dan ergosterol
b. Hormon steroida
c. Vitamin D
d. Garam empedu
d) Lain-lain
1) Karotenoid dan vitami A
2) Vitamin E
3) Vitamin K
2. Pencernaan dan metabolisme lipida
Pencernaan lipid dilakukan dalam usus halus oleh reaksi enzim-enzim
hidrolisis yang disebut lipase dan fosfolipase, yang bekerja pada triasilgliserol dan
fosfolipid dari makanan (Ngili, 2009).
Enzim hidrolisis bekerja pada lipid yang menolak air. Enzim ini perlu
untuk bekerja pada antar muka air-lipid. Lipase pencernaan yang disekresikan ke
dalam lumen pada usus halus bergabung dengan permukaan tetesan lemak dan
lisofosfogliserida, yang merupakan detergen kuat. Molekul-molekul ini
mempercepat proses pencernaan karena keduanya memecah tetesan lemak besar
menjadi banyak sekali tetesan kecil. Konsentrasi asam lemak meningkat dan
2-monogliserol dihasilkan, yang keduanya ke dalam micelle garam empedu.
Monogliserol juga meningkatkan reaksi detergen garam empedu, sehingga
memudahkan emulsifikasi triasilgliserol dan vitamin yang larut dalam lipid.
Micellecampuran ini bermigrasi dalam jumlah besar menuju permukaan sel epitel
usus di mana asam lemak, vitamin yang larut dalam lipid, dan 2-monoasilgliserol
dilepaskan darimicelletersebut (Gambar 1)
Gambar 1. Proses pencernaan triasilgliserol pada usus
(Ngili, 2009).
Asam lemak dengan rantai karbon yang panjangnya sama atau lebih dari
ini memasuki sel dengan menuruni suatu gradien konsentrasi karena konsentrasi
asam lemak bebas dalam micelle campuran adalah tinggi, sedangkan
konsentrasinya dalam sel adalah rendah. Membran sel bukanlah penghalang bagi
asam lemak lipofilik. Masuknya asam lemak ke dalam sel segera diikuti dengan
pengikatan pada suatu protein pengikat yang mempunyai afinitas tinggi untuk
asam lemak rantai panjang. Dengan serempak, 2-monoasilgliserol secara pasif
berdifusi ke dalam sel epitel dan bersama dengan asam lemak kemudian diubah
dengan cepat menjadi triasilgliserol (Ngili, 2009).
Triasilgliserol yang baru disintesis kemudian masuk ke dalam kilomikron
(suatu jenis lipoprotein) yang disekresikan oleh sel epitel usus ke dalam lacteal,
yakni saluran getah bening dalamvilliusus halus. Lalu, kilomikron tersebut lewat
dari kandungan getah bening menuju saluran thoraks, lalu memasuki darah dan
berperan untuk transpor bahan bakar lipid menuju berbagai jaringan. Dalam
metabolisme kilomikron, senyawa tersebut mampu mengantarkan bahan bakar
lipid kepada jaringan-jaringan ekstrahepatik (gambar 2) (Ngili, 2009).
Gambar 2. Transpor dan metabolisme lipid
D. Kolesterol 1. Definisi dan sifat fisikokimia kolesterol
Kolesterol adalah salah satu lemak tubuh yang berada dalam bentuk
bebas dan ester dengan asam lemak. Karbohidrat dan lemak di dalam tubuh akan
diproses menjadi suatu senyawa yang disebut asetil koenzim A. bahan ini akan
membentuk beberapa zat penting seperti asam lemak, trigliserida, fosfolipid dan
kolesterol. Bila tubuh terlalu banyak asupan makanan, yakni melebihi kebutuhan,
maka jumlah trigliserida dan kolesterol akan meningkat (Kasim, Yeti dan Novik,
2006).
Kolesterol tidak sepenuhnya merupakan racun dalam tubuh karena
kolesterol merupakan undur penting dalam tubuh yang diperlukan untuk mengatur
proses kimiawi di dalam tubuh, tetapi kolesterol dalam jumlah tinggi bisa
menyebabkan terjadinya arterosklerosis yang akhirnya akan berdampak pada
penyakit jantung koroner. Terdapat korelasi yang jelas antara penyakit
arterosklerosis arteria koroner dengan kadar kolesterol total dalam darah, yang
terutama mencerminkan kandungan kolesterol pada LDL. Terdapat pula korelasi
negatif yang lebih kuat antara penyakit arterosklerosis arteria koroner dengan
kandungan kolesterol pada fraksi HDL. Orang yang kadar LDL-nya tinggi lebih
mudah menderita penyakit jantung, sedangkan kadar HDL-nya tinggi jarang
2. Pembentukan kolesterol
Selain kolesterol yang diabsorbsi setiap hari dari saluran pencernaan,
yang disebut kolesterol eksogen, suatu jumlah yang bahkan lebih besar dibentuk
dalam sel tubuh, disebut kolesterol endogen. Pada dasarnya semua kolesterol
endogen yang beredar dalam lipoprotein plasma dibentuk oleh hati, tetapi semua
sel tubuh lain setidaknya membentuk sedikit kolesterol, yang sesuai dengan
kenyataan bahwa banyak struktur membran dari seluruh sel, sebagian disusun dari
zat ini (Murray dkk., 1990).
Struktur dasar kolesterol adalah inti sterol. Sterol adalah steroid yang
memiliki satu atau lebih gugus hidroksil. Contohnya antara lain kolesterol, yakni
komponen dari membran sitoplasma dalam sel hewan; testosteron, suatu hormon;
dan asam kolat suatu konstituen daam empedu. (Ngili, 2009)
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi kolesterol plasma
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi kolesterol plasma adalah
sebagai berikut :
a. Peningkatan jumlah kolesterol yang dicerna setiap hari sedikit
meningkatkan konsentrasi plasma. Akan tetapi, bila kolesterol
dicernakan, peningkatan konsentrasi kolseterol menghambat enzim
terpenting untuk pembentukan kolesterol endogen,
3-hidroksi-3-metilglutaril KoA reduktase, sehingga tersedia suatu sistem kontrol
umpan balik intrinsik untuk mencegah peningkatan konsentrasi
kolesterol plasma yang berlebihan. Akibatnya, kosentrasi kolesterol
dengan mengubah jumlah kolesterol dalam diet, walaupun respon
individu sangat berbeda-beda.
b. Diet lemak yang sangat jenuh meningkatkan konsentrasi kolseterol
darah 15 sampai 25 persen. Keadaan ini akibat peningkatan
penimbunan lemak dalam hati, yang kemudian menyebabkan
peningkatan jumlah asetil KoA didalam sel hati untuk menghasilkan
koleseterol. Oleh karena itu, untuk menurunkan konsentrasi kolesterol
darah, mempertahankan diet rendah kolesterol.
c. Pencernaan lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh yang
tinggi biasanya menekan konsentrasi kolesterol darah dari jumlah
sedikit sampai sedang. Mekanisme dari efek ini tidak diketahui,
walaupun penelitian mengenai efek tersebut adalah dasar dari
sebagian besar pencernaan diet saat ini.
d. Kekurangan insulin atau hormon tiroid meningkatkan konsentrasi
kolesterol darah, sedangkan kelebihan hormon tiroid menurunkan
konsentrasinya. Efek ini kemungkinan disebabkan terutama oleh
perubahan derajat akivitas enzim-enzim khusus yang bertanggung
jawab terhadap metabolisme zat lipid
(Murray dkk., 1990).
4. Manfaat khusus kolesterol dalam tubuh
Sejauh ini manfaat kolesterol yang terbanyak dalam tubuh selain
membentuk membran adalah untuk membentuk kolat di hati. Sebanyak 80 persen
untuk membentuk garam empedu, yang akan meningkatkan pencernaan dan
absorpsi lemak
Sejumlah kecil kolesterol dipakai oleh :
a) Kelenjar adrenal untuk membentuk hormon adrenokortikal
b) Ovarium untuk membentuk progesteron dan esterogen, dan
c) Testis untuk membentuk testosteron
Kelenjar-kelenjar ini juga dapat membentuk sterol sendiri dan kemudian
membentuk hormon dari sterol tersebut.
(Murray dkk., 1990).
E. Hiperlipidemia
Lipid plasma, yaitu kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak
bebas berasal dari sumber makanan eksogen dan sintesis lemak endogen.
Kolesterol dan trigliserida adalah dua jenis lipid yang relative mempunyai makna
klinis yang penting sehubungan dengan aterogenesis. Hubungan antara
peningkatan kolesterol serum dan peningkatan prematuritas serta derajat
arterosklerosis sudah diketahui dengan jelas. Hubungan antara trigliserida dan
penyakit koroner masih merupakan dugaan tetapi tidak meyakinkan. Makin tinggi
kadar kolesterol yang melebihi 250 mg per 100 ml akan meningkatkan risiko
koroner sampai tiga kali lipat dibandingkan dengan kadar sebesar 194 mg per 100
ml. Hubungan antara peningkatan kolesterol serum dan risiko koroner sangat kuat
Peningkatan kadar lipoprotein berperan pada pembentukan plak-plak
aterosklerosis dan pada beberapa kasus pankreattis. Penurunan kadar lipoprotein
serum secara farmakologik menekan perkembangan aterosklerosis. Aterosklerosis
adalah terbentuknya plak di dinding arteri besar sehingga mempersempit lumen
pembuluh (sehingga aliran darah terganggu) dan menurunkan elastisitas pembuluh
darah tersebut. Plak terdiri dari sel otot polos. Jaringan ikat, lemak, kotoran yang
tertimbun di intima dinding arteri. Ciri-ciri aterosklerosis adalah pembentukan lesi
jaringan ikat-lemak dalam intima, disebut bercak aterosklerosis yang
menyempitkan lumen pembuluh disertai perubahan degenerasi lapis media dan
adventisia. Beberapa di antaranya sebagai bercak fibrosis besar, lainnya berlemak
lunak yang mudah mengalami kompikasi yang memperburuk penyempitan lumen
atau bahkan mengakibatkan sumbatan total. Pusat bagian bercak tersebut
mengandung gumpalan debris kaya lemak sebagai kolesterol dan ester kolesterol
yang mengilhami istilah aterosklerosis (bercak dengan inti besar berlemak banyak
disebut ateroma. Arteri koroner yang terkena ateroma melatarbelakangi bentuk
penyakit jantung sebagai penyakit jantung koroner yang juga dikenal sebagai
penyakit jantung iskemia dngan manifestasi terpenting di antaranya ialah infark
miokardium dan kematian mendadak (Robbins dan Kumar 1995)..
Kelainan metabolisme lemak genetika, seperti hiperkolesterolemia
familial, menyebabkan penderitaan aterosklerosis pada umur beberapa dekade
pertama dan sering berakibat kematian karena penyakit jantung koroner sebelum
F. Landasan Teori
Pada penelitian ini digunakan kapsul herba Hedyotis corymbosa (L.)
Lamk. (rumputmutiara) produk “X” yang mempunyai kandungan setara dengan 2
gram simplisia Hedyotis corymbosa (L.) Lamk. Rumput mutiara ini mempunyai
kandungan kimia di antaranya , yaitu : stigmasterol, asam ursolat, asam oleanolat,
β-sitosterol, dan glikosida flavonoid (Wijayakesuma, 1992)
Asam ursolat merupakan suatu asam triterpen pentasiklik yang tidak
hanya ditemukan di tumbuhan rumput mutiara. Asam ursolat dapat ditemukan di
daun, bunga, buah dan tanaman obat seperti Calluna vulgaris, Eriobotrya
japonica, Eugenia jumbolana, Glechoma hederaceae, Ocimum sanctum, dan
Rosemarinus officinalis dalam bentuk asam bebas ataupun bentuk aglikon
triterpenoid saponin. Asam ursolat diketahui berperan sebagai antiinflamasi,
hepatoprotektif, antiulcer, antiateroskerosis, hipolipidemi, dan antitumor
(Yamaguchi, Noshita, Kidachi, Umetsu, Hayashi, Komiyama dkk 2008).
Menurut Liu (2008) apabila asam ursolat diinduksikan pada kelinci dan
tikus dan dapat mencegah arterosklerosis eksperimental, dan menurunkan
kolesterol darah (44%) dan tingkat lipoprotein beta (50%). Asam oleanolat tidak
mempengaruhi kadar lipoprotein darah pada kelinci normal, tetapi menurunkan
kadar kolesterol darah dan mencegah pengendapan lemak di pembuluh darah dan
organ utama kelinci uji yang mengalami hiperlipidemia. Konsentrasi serum
lipoprotein densitas tinggi menurun setelah pengobatan dengan menggunakan
G. Hipotesis
Pemberian kapsul herba Hedyotis corymbosa (L.) Lamk. produk “X”
20 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian yng dilakukan termasuk jenis penelitian eksperimental murni
dengan menggunakan rancangan acak lengkap pola searah. Penelitian ini
dilakukan di Laboratorium Imono Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
B. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian
a. Variabel utama
1) Variabel bebas
Variabel bebas dari penelitian ini adalah dosis sediaan kapsul herba
Hedyotis corymbosa(L.) Lamk.Produk “X”
2) Variabel tergantung
Variabel tergantung pada penelitian ini adalah kadar kolesterol pada
tikus
b. Variabel Pengacau
1. Variabel pengacau terkendali
Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah jenis
kelamin hewan uji, galur hewan uji, umur, berat badan dari hewan
uji. Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan galur
jalur pemberian jamu dilakukan secara peroral, jalur pemberian
rangsang kenaikan kolesterol melalui pakan diet tinggi lemak.
2. Variabel pengacau tak terkendali
Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah
keadaan patofisiologis hewan uji yang digunakan, kemampuan
hewan uji untuk mengabsorbsi jamuHedyotis corymbosa(L.) Lamk.
serta kemampuan hewan untuk beradaptasi dengan hiperlipidemia.
C. Definisi Operasional
1. KapsulHedyotis corymbosa(L.) Lamk yang diberikan adalah kapsul dari
produk “X” yangdikeluarkan isinya (tanpa cangkang kapsul).
2. Komposisi pakan diet tinggi lemak yang digunakan aladah komposisi
utama AD II, lemak babi, kuning telur (1:1:2) yang dibuat dalam bentuk
pelet
3. Kondisi hiperlipidemia adalah kondisi saat kadar kolesterol total tikus
memiliki perbedaan bermakna secara statistik dibandingkan dengan
D. Bahan dan Alat Penelitian 1. Bahan penelitian
a. Hewan uji
Hewan uji yang digunakan berupa tikus jantan galur Wistar dengan umur
1-2 bulan dan berat badan 100-200 g yang diperoleh dari Laboratorium
Imono Fakultas Farmasi Universitas Sanata DharmaYogyakarta.
b. Bahan uji
Sediaan kapsul herba Hedyotis corymbosa (L.) Lamk. yang diperoleh
dari Toko Herbal Al-Manna Jalan Raya Magelang-Jogja km 13 Batikan
Pabelan Magelang
c. Pakan tinggi lemak
Pakan Tinggi Lemak dengan komposisi AD II: minyak babi: kuning telur
(1:2:1).
d. Lain- lain
1) Aquadest sebagai cairan pelarut untuk pembuatan sediaan uji yang
diperoleh dari Laboratorium Farmakologi Toksikologi Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma.
2) CMC yang digunakan diperoleh dari Laboratorium Biofarmasetika
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
3)
2. Alat atau instrumen penelitian
1) Seperangkat alat gelas ( Beaker glass, labu takar, gelas ukur, pengaduk)
2) Jarum suntik (injeksi peroral) yaitu jarum suntik yang ujungnya diberi
bulatan kecil dengan lubang ditengahnya agar tidak melukai hewan uji.
3) Alat timbang elektrik (Mettler Toledo AB 204,Switzerland)
4) Oven
5) MetabolitCase
6) Cawan porselin
E. Tata Cara Penelitian 1. Pengumpulan bahan
Sediaan kapsul herba Hedyotis corymbosa (L.) Lamk. yang digunakan
dalam penelitian ini diperoleh dari Toko Herbal Al-Manna Jalan Raya
Magelang-Jogja km 13 Batikan Pabelan Mgelang
2. Pembuatan pakan
Pakan yang dibuat komposisi utamanya adalah minyak babi, kuning
telur, dan AD II dimana komposisi kuning telurnnya 100 g dan minyak babi
sebanyak 50 g. Semua bahan dicampur lalu dicetak menggunakan mesin pelet
dan dikeringkan menggunakan oven.
3. Orientasi lama waktu pemberian pakan tinggi kolesterol
Lama pemberian makan tinggi kolesterol dilakukan orientasi selama 14
hari. dan pemeriksaan terhadap kadar kolesterol total dilakukan pada hari ke 7
secara statistik antara kadar kolesterol pre-test hari 0 dan post-test (hari
ke-7 atau hari ke-14)
4. Uji Keseragaman bobot kapsul
Tetapkan bobot neto isi tiap kapsul sebagai berikut. Timbang saksama
10 kapsul utuh satu persatu untuk memperoleh bobot kapsul, beri identitas
tiap kapsul. Kemudian buka kapsul dengan alat pemotong bersih dan kering
yang sesuai seperti gunting atau pisau yang tajam, dan keluarkan isi dan cuci
dengan pelarut yang sesuai. Biarkan sisa pelarut menguap dari cangkang
kapsul pada suhu kamar dalam waktu lebih kurang 30 menit, lakukan
pencegahan terhadap penarikan atau kehilangan lembab. Timbang cangkang
kapsul, dan hitung bobot netto isi kapsul.
(Dirjen POM, 1995).
5. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji
Hewan uji yang digunakan adalah tikus jantan galus Wistardengan umur
1-2 bulan dan berat badan 100-200 g sebanyak 35 ekor untuk lima kelompok
perlakuan yang diberikan yakni kelompok kontrol negatif, jamu dosis I, jamu
dosis II, jamu dosis III, jamu dosis IV. Setelah waktu orientasi pakan diet
tinggi lemak (7 hari), dimulai pemberian empat peringkat dosis jamu dan
kontrol negatif selama 7 hari. Pakan diet tinggi lemakpun diganti dengan
pakan BR II biasa saat perlakuan berjalan. Pengukuran kadar kolesterol
6. Perhitungan dosisKapsulHedyotis corymbosa(L.) Lamk100% (b/v)
Dosis ekstrakHedyotis corymbosa(L.) Lamk didapat dari perhitungan rumus
:
D x BB = C x V
Keterangan : D = Dosis (mg/g) BB = Berat badan (g) C = Kadar obat (mg/ml) V = Volume pemberian (ml)
Digunakan acuan pemakaian dosis 3 x sehari 3 kapsul. Berat rata-rata isi 1
kapsul sekitar 0,4 g. Maka untuk jumlah gram sekali minum untuk manusia 70
kg adalah sekitar 1,2 g. Kemudian dikalikan faktor konversi dosis dari manusia
70 kg ke tikus 200 g. Didapatkan hasil 0,0216 g/200gBB sebagai dosis terapi
pada tikus 200 gram. Kemudian dibuat peringkat 4 dosis sebagai berikut
dengan faktor konversi 2 :
Dosis I : 0,0540 g/kgBB
Dosis II : 0,1080 g/kgBB
Dosis III : 0,2160 g/kgBB
Dosis IV : 0,4320 g/kgBB
F. Tata Cara Analisis Hasil
Dari kadar kolesterol total darah dilakukan uji distribusi menggunakan
uji Kolmogorov Smirnov kemudian jika distribusinya normal dan homogen
dilanjutkan dengan analisis Anova One Way dan post hoc tests LSD dengan
tingkat kepercayaan 95%. Jika nilai kadar kolesterol total darah mempunyai
distribusi data yang tidak normal dan tidak homogen maka dilakukan uji
non-parametrik yaituKruskal Wallisdan dilanjutkan ujiMann Whitneydengan tingkat
26 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Orientasi Pakan Hiperlipidemik
Pada penelitian ini pertama kali dilakukan orientasi pakan diet tinggi
lemak dengan bahan lemak babi, kuning telur, dan AD II dengan perbandingan 1 :
2 :1. Orientasi ini bertujuan untuk melihat pada hari ke berapa diet tinggi lemak
ini akan memberikan kenaikan kolesterol total pada tikus dengan menunjukkan
perbedaan bermakna yang diolah menggunakan statistik.
Dari uji statistik hasil orientasi awal, dapat dilihat dari tabel di bawah ini
bahwa terjadi kenaikan kolesterol total rata-rata pada tikus yang diinduksi pakan
hiperlipidemik selama 7 hari:
Tabel I. Data rata-rata kolesterol total orientasi
Pengukuran Kadar kolesterol rata-rata ± SD
Hari ke-0 96,5 ± 5,8
Hari ke-7 114,2 ± 11,9
Hari kie-14 118,5±16,7
Selanjutnya dilakukan uji statistik dan didapatkan hasil berbeda
bermakna pada uji normalitas yang dapat dilihat dari lampiran 1 (hasil uji statistik
orientasi pakan hiperlipidemik). Dengan demikian uji statistik dapat dinyatakan
tidak terdistribusi dengan normal. Kemudian uji statistik dilanjutkan dengan uji
Non-Parametric Test Kruskarwallis dengan didapat hasil pada lampiran 1 bahwa
nilai p < 0,05 sehingga dapat dikatakan adanya perbedaan bermakna antar
kelompok. Selanjutnya uji statistik dilanjutkan dengan uji Mann Whitney dengan
terlihat pada lampiran 1. Dengan menggunakan uji Mann Whitney pada hari ke-7
ternyata sudah memberikan perbedaan bermakna dibandingkan dengan hari ke-0.
Lalu orientasi dilanjutkan dengan pengukuran pada hari ke-14 dan mendapatkan
hasil bahwa pada hari ke-14 memiliki perbedaan signifikan juga jika
dibandingkan dengan hari ke-0. Setelah dibandingkan antara hari ke-7 dengan hari
ke-14, ternyata uji statistik mengatakan bahwa pada hari tersebut didapati
perbedaan tidak bermakna untuk kelompok tikus yang sedang diinduksi pakan
hiperlipidemia ini. Dengan demikian,maka dipilihlah hari ke-7 sebagai hari efektif
dimana terjadi kenaikan kolesterol pada tikus yang diinduksi pakan hiperlipidemia
B. Uji Kapsul Herba Rumput Mutiara
Penelitian kapsul herba Hedyotis corymbosa(L.) Lamk. Produk “X” ini
dilakukan dengan menggunakan hewan uji tikus putih galur Wistar yang berumur
1 sampai 2 bulan. Mula-mula berdasarkan orientasi awal yang sudah dilakukan,
hewan uji ini diberi pakan diet tinggi lemak selama 7 hari dan supaya tikus
mengalami hiperlipidemia setelah hari ke-7 pemberian pakan. Kemudian, tikus
diberikan kapsul herba Hedyotis corymbosa(L.) Lamk.Produk “X” selama 7 hari
dan diamati perubahan berat badan dan konsumsi pakan pada tikus. Sebelum dan
sesudah diberikan kapsul herba Hedyotis corymbosa (L.) Lamk. Produk “X”
,sampel darah tikus diambil untuk ditetapkan kadar kolesterol totalnya dalam
plasma dengan membandingkan pada hari ke-7 dan hari ke-14 setelah diberikan
1. Pertambahan berat badan tikus
Pada penelitian ini selama 7 hari tikus diberi pakan diet tinggi lemak dan
pada 7 hari berikutnya tikus diberi pakan AD II disertai dengan kapsul herba
Hedyotis corymbosa (L.) Lamk. Produk “X” yang sudah dilarutkan dalam CMC
1% sesuai dengan peringkat dosis yang sudah dihitung.
Setiap hari berat badan tikus diamati dengan cara ditimbang dengan
menggunakan neraca analitik. Hal ini dilakukan agar penambahan berat badan
tikus setiap harinya dapat dilihat dengan jelas. Pada penelitian akan dilihat
bagaimana kurva kenaikan berat badan dari awal saat diberi pakan hiperlipidemik,
sampai pada akhirnya setelah pakan diganti dengan pakan biasa dan diberi kapsul
herba rumput mutiara di dalam larutan. Dengan demikian, dapat dilihat sejauh
mana efek yang ditimbulkan saat sebelum dan sesudah diberikan kapsul herba
rumput mutiara dalam mempengaruhi berat badan tikus dari hari ke-0 sampai hari
ke-14. Dari pengamatan yang dilakukan dan hasil rata-rata dari berat badan tikus
didapatkan kurva pada gambar 3.
Pada kurva dapat dilihat bahwa pada hari ke-0 sampai hari ke-7 terjadi
peningkatan berat badan, yaitu pada saat tikus diberi pakan diet tinggi lemak.
Selama 7 hari ini kenaikan berat badan berjalan dengan stabil. Namun memasuki
pada hari ke-8, berat badan tikus kelompok III mulai mengalami penurunan yang
cukup signifikan sampai hari ke 14. Untuk konsumsi pakan sendiri yang terlihat
pada gambar 4 yaitu tidak terjadi penurunan konsumsi pakan. Hal ini
mengindikasikan bahwa untuk pemberian kapsul sendiri pada dosis II tidak
turun yang berarti ada penurunan berat badan yang disebabkan oleh pemberian
kapsul tersebut.
Gambar 3. Kurva penambahan berat badan
Keterangan :
Kelompok I : kontrol negatif, diberi CMC 1% Kelompok II : dosis I /0,0540 g/kgBB
Kelompok III : dosis II / dosis0,1080 g/kgBB
Kelompok IV : dosis III /0,2160 g/kgBB
Kelompok V : dosis IV /0,4320 g/kgBB
Untuk mengetahui adanya efek yang ditimbulkan oleh larutan tersebut
terhadap berat badan tikus selama perlakuan maka dilakukan analisis ANOVA
(analisis variansi) satu arah pada pertambahan berat badan pada hari ke-7 sampai
hari ke-14. Langkah awal yang dilakukan untuk melakukan uji statistik
uji normalitas dan homogenitas. Setelah itu,dilakukan uji ANOVA. Dari data hasil
uji normalitas dan homogenitas,untuk selisih berat badan hari 7 sampai hari
ke-14,sudah lolos uji normalitas dan homogenitas yang dapat dilihat pada lampiran 3
Berdasarkan uji ANOVA diperoleh bahwa terdapat perbedaan bermakna dari data
yang ditunjukan.
Tabel II. Hasil Uji statistik ANOVA penambahan berat badan hari ke-7 sampai hari-14
Berat_Badan
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 3432,430 4 858,108 2,774 ,055
Within Groups 6187,616 20 309,381
Total 9620,046 24
Dari tabel,dapat dilihat bahwa nilai Sig.(Signifikan) pada tabel
menghasilkan angka 0,055 yang berarti > 0,05. Dari sebab itu, pengujian
menggunakan statistik dilanjutkan ke uji LSD pada Post Hoc test. Data yang
dihasilkan adalah sebagai berikut :
Tabel III. Hasil Uji statistikPost Hocpenambahan berat badan hari ke-7 sampai hari ke-14
Kontrol Negtif
Dosis I Dosis II Dosis III Dosis IV
Kontrol
Dari data uji statistik di atas, dapat dilihat bahwa pada data kelompok 2
Perbedaan bermakna tersebut terjadi pada hari antara hari ke-7 sampai hari ke-14
dimana tikus yang digunakan diberi pakan diet standar disertai dengan pemberian
larutan yang mengandung isi kapsul herba rumput mutiara. Dari uji statistik yang
sudah dilakukan dapat dianalisis bahwa tikus mengalami penurunan berat badan
pada hari ke7 sampai pada hari ke-14 dengan melihat kurva di atas dan dengan
melihat adanya perbedaan signifikan untuk kontrol negatif, dosis I, dan dosis II.
2. Jumlah konsumsi pakan tikus
Pengukuran jumlah pakan tikus yang dikonsumsi ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pemberian kapsul herba Hedyotis corymbosa (L.) Lamk.
Produk “X” terhadap jumlah pakan yang dikonsumsi tikus pada tiap harinya serta
pengaruhnya terhadap berat badan tikus dan kadar kolesterol total dalam plasma.
Pemberian pakan tikus selama 14 hari dibagi menjadi 2 kelompok yakni
pada hari ke-0 hingga hari ke-7 tikus diberi pakan diet tinggi lemak sebanyak 20
gram dengan ditimbang secara seksama dan ditimbang sisanya setiap harinya.
Pada hari ke-7 sampai hari ke-14 pakan diganti dengan pakan diet standar,
ditimbang sebanyak 20 gram dan ditimbang sisanya setiap harinya juga. Pada
gambar 4, terlihat bahwa setiap kelompok tikus mengalami peningkatan nafsu
makan yang linear untuk setiap perlakuan. Konsumsi pakan dan berat badan tikus
berbanding lurus pada hari ke-0 sampai pada hari ke-7. Pada kurva dapat dilihat
bahwa pada hari ke-7 sampai hari ke-14, konsumsi pakan kumulatif tikus
menunjukkan hasil bahwa pakan yang dikonsumsi naik secara konstan. Namun
demikian, dapat dilihat pada gambar 3, bahwa pada perlakuan dosis 0,108 g/kgBB
adanya pengaruh pada penurunan berat badan yang ditunjukkan setelah tikus
diberikan kapsul herba Hedyotis corymbosa (L.) Lamk. Produk “X” dalam
larutan.
Gambar 4. Kurva jumlah pakan kumulatif hari ke-0 sampai hari ke-14
Keterangan :
Kelompok I : kontrol negatif, diberi CMC 1% Kelompok II : dosis I /0,0540 g/kgBB
Kelompok III : dosis II / dosis0,1080 g/kgBB
Kelompok IV : dosis III /0,2160 g/kgBB
Kelompok V : dosis IV /0,4320 g/kgBB
Pada gambar 4 menunjukkan bahwa jumlah konsumsi pakan kumulatif.
Perolehan hasil data konsumsi kumulatif ini didapat dengan menambahkan jumlah
pakan yang dikonsumsi setiap harinya. Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa
konsumsi pakan kumulatif sebelum dan selama diberikan kapsul herba Hedyotis
corymbosa (L.) Lamk. Produk “X” dalam larutan saling berhimpitan dan
menunjukkan kenaikan yang linear. Dari deskripsi tersebut dapat dianalisis bahwa
Untuk mengetahui adanya perbedaan bermakna atau tidak bermakna dari
masing-masing kelompok, maka pengujian dilakukan dengan analisis data dengan
ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%. Dari hasil pengujian, didapatkan tabel
hasil sebagai berikut :
Tabel IV. Hasil uji statistik ANOVA pakan kumulatif
Konsumsi
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 5239,927 4 1309,982 ,360 ,836
Within Groups 236505,345 65 3638,544
Total 241745,272 69
Dari hasil analisis tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara
kelompok kontrol dan perlakuan. Hal ini berarti dapat menjadi suatu hubungan
bahwa pemberian kapsul herba Hedyotis corymbosa (L.) Lamk. Produk “X”
dalam larutan tidak berpengaruh terhadap nafsu makan tikus sehingga didapatkan
perbedaan tidak bermakna antar kelompok.
3. Penetapan kadar kolesterol total
Dalam penetapan kadar kolesterol total sampel darah yang digunakan
diambil dari mata tikus. Pengukuran sampel darah tikus dilakukan untuk
membandingkan antara hari ke-7 dengan hari ke-14 apakah kapsul herba
Hedyotis corymbosa (L.) Lamk. Produk “X” dalam larutan memiliki efek
menurunkan kadar kolesterol total dalam serum darah tikus jantan galur wistar
yang mengalami hiperlipidemia.
Pengukuran dilakukan pada laboratorium klinik dan kelompok sampel
darah dibagi menjadi ke dalam lima kelompok sesuai dengan pembagian
tikus dipuasakan selama 12 jam dan hasil yang didapat adalah normalitas dengan
nilai > 0,05 sehingga data yang didapat adalah berbeda tidak bermakna, sesuai
yang diharapkan. Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya penurunan kadar
kolesterol total, maka dibandingkan hasil antara data hari ke-7 dan hari ke-14.
Tabel V ini menunjukkan rata-rata penurunan kadar kolesterol total pada tikus
jantan galur Wistar :
Tabel V. Data rata-rata kadar kolesterol total ± SD hari ke-7 sampai hari ke-14
Perlakuan Hari ke-0 (mg/dL) Hari ke-7 (mg/dL) Hari ke-14(mg/dL)
Kontrol negatif (CMC
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa adanya perbedaan rata-rata dari kelima
kelompok perlakuan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kapsul herba
Hedyotis corymbosa (L.) Lamk. Produk “X” dalam larutan berhasil memberikan
efek untuk 4 kelompok perlakuan yakni kelompok 2 hingga kelompok 5.
Untuk mengetahui lebih lanjut efek kapsul herba Hedyotis corymbosa
(L.) Lamk. Produk “X” dalam larutan, maka dilakukan uji statistik dengan
ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%. Dari analisis data,didapatkan tabel
Tabel VI. Hasil uji statistik ANOVA selisih kadar kolesterol total hari ke-7 sampai hari ke-14
Kolesterol
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1951,440 4 487,860 3,231 ,034
Within Groups 3019,600 20 150,980
Total 4971,040 24
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai sig. Berada pada 0,034 yang
berarti < 0,05. Dengan demikian untuk uji penetapan kadar kolesterol, maka
didapatkan hasil perbedaan bermakana pada data. Dengan demikian, lalu uji
statistik dilanjutkan pada uji Post Hoc untuk melihat perbedaan yang lebih rinci
lagi pada kelompok perlakuan. Berikut merupakan tabel hasil uji Post Hocuntuk
perbedaan selisih kadar kolesterol hari ke-7 dan hari ke-14 :
Tabel VII. Hasil ujiPost Hocselisih kadar kolesterol total hari ke-7 dan hari ke-14
Kontrol negatif /
TB = Tidar Berbeda Bermakna BB = Berbeda Bermakna
Dari tabel di atas dapat diartikan bahwa dosis II dan dosis III memiliki
perbedaan bermakna jika dibandingkan dengan kontrol negatif. Dengan demikian
dosis II dan dosis III dapat ditetapkan sebagai dosis yang dapat memberikan efek
dari kapsul herba Hedyotis corymbosa (L.) Lamk. Produk “X” dalam
menurunkan kadar kolesterol di dalam darah. Pada dosis I belum dapat
memberikan suatu efek farmakologis, sehingga tidak ada penurunan kadar
kolesterol pada hari ke 14. Begitu juga pada dosis IV, efek yang ditimbulkan
sebagai penurun kadar kolesterol juga tidak tampak pada dosis IV, karena bisa
dimungkinkan reseptor obat yang digunakan untuk mencapai suatu efek
farmakologis sudah habis. Suatu obat agar dapat mencapai efek farmakologis
harus berikatan dengan reseptor, reseptor ini jumlahnya terbatas dan dalam jumlah
tertentu. Jika obat yang dimasukkan pada suatu makhluk hidup itu berlebihan,
bisa jadi akan terjadi overdosis atau kemungkinan yang lain adalah obat tersebut
tidak mencapai efek farmakologis yang diinginkan.
Pada intinya, pada penelitian ini digunakan metode menaikkan kadar
kolesterol dalam darah tikus, lalu pada proses berikutnya diberikan suatu obat
yang belum teruji efek penurun kolesterolnya. Jadi penurunan yang terjadi bukan
karena penghambatan absorbsi, melainkan bisa jadi karena penghambatan
pembentukan kolesterol atau penaikkan konsentrasi HDL yang dapat menurunkan
LDL. Seperti yang dikemukakan pada jurnal penelitian Ma (1986), pemberian
perlakuan asam oleanolat pada kelinci uji akan menaikkan konsentrasi HDL dan
menurunkan LDL dalam serum. Tetapi pada penelitian kali ini belum dikaji lebih
lanjut tentang peningkatan kadar HDL di dalam darah sehingga dapat menurunkan
konsentrasi LDL yang saling berbanding terbalik.
Dari tabel di atas dan dari uji statistik yang dilakukan,dapat dinyatakan
bahwa kapsul herba Hedyotis corymbosa (L.) Lamk. Produk “X” memiliki
aktifitas menurunkan kolesterol total di dalam darah pada dosis II dan dosis III.
kapsul ini dimanfaatkan sebagai obat untuk hati atau hepatoprotektif, maka kapsul
ini ternyata dapat menurunkan kadar kolesterol total di dalam darah. Efek
penurunan kadar kolesterol tersebut terdapat pada kisaran dosis antara 0,1080
38 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Kapsul herba Hedyotis corymbosa (L.) Lamk. Produk “X” memiliki
aktifitas menurunkan kolesterol total.
2. Dosis yang paling efektif dari kapsul herba Hedyotis corymbosa (L.)
Lamk.Produk “X”adalah 0,108 g/kgBB
B. Saran
Dari kesimpulan penelitian ini, maka dapat disarankan :
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai herba rumput mutiara
sebagai penurun kadar LDL
2. Perlu dilakukan penelitian dengan membandingkan efek rumput mutiara
sebagai penurun kadar kolesterol dengan kontrol positif
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai mekanisme rumput
mutiara dalam menurunkan kadar kolesterol total dalam darah
4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dosis yang paling tepat
untuk mencapai efek terapi yang maksimal dari rumput mutiara sebagai
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S., 2002,Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia Pusaka Utama, Jakarta, hal : 51
Backer, C.A. and van den Brink, R.C.B., 1965, Flora of Java, Volume 11, N.V.P Noordhoof-Groningen-The Netherlands Published under The Auspices of The Rijksher Barium, Leyden.
BPOM, 2004, Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, Nomor: HK.00.05.4.2411.
http://www.pom.go.id/public/hukum_perundangan/pdf/Penandaan_OAI.pdf, diakses tanggal 24 Mei 2012.
Brown, M.S., and Goldstein, J.L., A receptor-mediated pathway for cholesterol homeostasis.Science, 1986, 232: 34-47
Dachriyanus, Katrin., D.O., Oktarina, R., Ernas, O., Suhatri, dan Mukhtar, M.H., 2007,
Uji Efek A-Mangostin terhadap Kadar Kolesterol Total, Trigliserida, Kolesterol HDL, dan Klesterol LDL Darah Mencit putih Jantan serta Penentuan Lethal Dosis 50(LD50), http://ffarmasi.unand.ac.id/pub/jstf_v12_2_07_deri.pdf, diakses tanggal 29
April 2011.
Dirjen POM, 1995,Farmakope Indonesia IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 999.
Dietschy, J.M., Turley, S.D., and Spady, D.K. Role of liver in the maintenance of cholesterol and low density lipoprotein homeostasis in different animal species, including humans.J. Lipid Res., 1993, 34: 1637-1659
De Voogd, C.N.A., 1950, diterjemahkan oleh Soetan Sanif, Tanaman Apakah Ini Gerangan, penerbit N.V. Uitgeverij W. Van Hoeve, 212, Bandung.
Du, H., and Chen, X.Q., 2008,A Comparative Study of the Separation of Oleanolic Acid and Ursolic Acid in Prunella vulgaris by High-Performance Liquid Chromatography and Cyclodextrin-Modified Micellar Electrokinetic Chromatography, Cellege of Chemistry and Chemical Engineering, Central South University, Changsha, P.R. China.
Handani, S., Efek Antiinflamasi Air Rebusan Herba Katepan (Hedyotis corymbosa (L.) Lamk.) Pada Mencit Betina, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Hendra, P., Wijoyo, Y., Fenty, Dwiastuti, R., 2010, Optimasi Lama Pemberian dan Komposisi Formulasi Sediaan Diet Tinggi Lemak Pada Tikus Betina, Laporan PenelitianFakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Husin, M., 1983, Peranan Farmakologi dalam Pengembangan Obat Tradisional dalam
Risalah Simposium Penelitian Tumbuhan Obat III, 1-5, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Kasim, E., Yeti, K., dan Novik, N., 2006,Pemanfaatan isolate local monascuh purpureus untuk menurunkan kolesterol darah pada tikus putih galur Sprague Dawley, LIPI, Bogor, 7 (2), hal. 123-126.
Kresno, S.B., 1995, Tinjauan klinis atas hasil pemeriksaan laboratorium, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Liang, Z.,Determination of Oleonolic Acid and Ursolic Acid in Oldenlandia diffusa and Its Substitue Using High Performance Liquid Chromatography, School of Chinese Medicine, Hogkong.
Liu., J, 1995, Pharmacology of oleanolic acid and ursolic acid, Department of Pharmacology, Toxicology and Theapeutics, University of Kansas Medical Center, Kansas City, USA.
Ma, B.L. (1986) Hypolipidemic effects of oleanolic acid. Traditional Medicine and pharmacology2, pp. 28-29.
Mc Gilvery, Robert W dan Gerald W. Goldstein. 1996.Biokimia. Jakarta: Airlangga University Press.
Murray, R.K., Granner, D.K., and Rodwell, V.W.,2006, Harper’s Illustrated
Biochemistry, 27thEd, alih bahasa oleh dr. Brahm U. Pendit, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Ngili, Y., 2009,Biokimia ; Metabolisme dan Bioenergetika, hal 146-148. EGC. Jakarta
Price, S.S., and Wilson, L.M., 1985, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit
Volume I edisi 6, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Robbins, S.L. dan Kumar, V. 1995.Buku Ajar Patologi II, Edisi 4. EGC. Jakarta. Hal: 2.
Sudarsono, 1999, Asperulosid, Senyawa Iridoid Hedyotis corymbosa (L.) Lamk. (Oldenlandia corymbosa Linn.), Suku Rubiaceae, Majalah Farmasi Indonesia, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Hasil uji statistik orientasi pakan hiperlipidemik
Kruskal-Wallis Test
Test Statisticsa,b
Kadar Kolesterol
Chi-Square 7.565
df 2
Asymp. Sig. .023
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Hari
Ke-Mann-Whitney Test
Ranks
Hari Ke- N Mean Rank
Kadar Kolesterol Hari Ke-0 4 2.50
Hari Ke-7 4 8.00
Hari Ke-14 4 9.00
Total 12
Tests of Normality
Hari
Ke-Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kadar Kolesterol Hari Ke-0 .352 4 . .820 4 .143
Hari Ke-7 .421 4 . .698 4 .011
Hari Ke-14 .262 4 . .902 4 .442
Test Statisticsa,b
Kadar Kolesterol
Chi-Square 7.565
df 2
Asymp. Sig. .023
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Hari
Ke-Ranks
Hari Ke- N Mean Rank Sum of Ranks
Kadar Kolesterol Hari Ke-0 4 2.50 10.00
Hari Ke-14 4 6.50 26.00
Total 8
Test Statisticsb
Kadar Kolesterol
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 10.000
Z -2.309
Asymp. Sig. (2-tailed) .021
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Hari
Ke-Ranks
Hari Ke- N Mean Rank Sum of Ranks
Kadar Kolesterol Hari Ke-7 4 4.00 16.00
Hari Ke-14 4 5.00 20.00
Test Statisticsb
Kadar Kolesterol
Mann-Whitney U 6.000
Wilcoxon W 16.000
Z -.581
Asymp. Sig. (2-tailed) .561
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .686a
a. Not corrected for ties.