• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 04 Kecamatan Tingkir Salatiga, pada Mata Pelajaran IPA dengan materi pokok Struktur Tanah dengan menggunakan metode Inquiry, siswa kelas 5 ini berjumlahkan 38 siswa.

4.1.1 Kondisi Awal

Hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 04 Kecamatan Tingkir Salatiga sebelum diadakan tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum tuntas. Dari 38 siswa yang tuntas pada mata pelajaran IPA hanya 65,78% dan yang belum tuntas 34,22% dengan nilai tertinggi 90 dah nilai terrendah 55dan mempunyai rata-rata kelas 70,26.

4.1.2 Pelakasanaan Siklus 1 1) Perencanaan

Setelah diperoleh data pada Pra Siklus, maka penulis melakukan diskusi dengan guru kelas 5 mengenai tingkat pemahaman siswa yang kemudian dilanjutkan melaksanakan Siklus I. Sebelum mengajar pada pertemuan pertama, maka penulis menyiapkan perlengkapan yang nantinya digunakan pada saat mengajar. Perlengkapan tersebut, a) menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan metode inquiryy dengan topik bahasan susunan dan jenis-jenis tanah. b) menyiapkan media yang digunakan yaitu berupa gelas aqua bekas, air, tanah vulkanik, tanah gambut, tanah humus, tanah berpasir, tanah liat. c) menyiapkan tes evaluasi pada akhir pembelajaran. d) Lembar observasi kegiatan belajar mengajar guru dan siswa dalam pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan siklus 1 ini dilakukan dengan 3 kali pertemuan, peneltian ini dilakukan di SD Kutowiangun 04 Kecamatan Tingkir Salatiga, dengan

(2)

menyesuaikan jadwal yang sudah ada di SD, penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh guru kelas sebagai pengamat atau observer. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan 3 kali pertemuan, untuk pertama dan pertemuan ke dua dilakukan untuk pemberian materi dan melakukan pembelajaran sesuai dengan metode inquiry.

Pada pertemuan pertama ini dilakukan pada hari Selasa tanggal 18 Maret 2013 di kelas 5 jam ke 5-6 dengan durasi 35 menit x dua jam pelajaran. Penulis mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Kompetensi Dasar mengidentifikasi jenis-jenis tanah, dengan indikator Menjelaskan pengertian tanah, Mengidentifikasi susunan tanah, Menyebutkan jenis-jenis tanah, Menyebutkan ciri-ciri dari jenis-jenis tanah.

Langkah – langkah pelaksanaan pembelajaran pada Kegiatan awal diantaranya adalah a). Salam pembuka, absensi, menanyakan kesiapan belajar pada anak, apersepsi dan motivasi dengan bertanya kepada anak “Siapa diantara kalian yang belum pernah bermain tanah?”, “Apakah itu tanah?”, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin disampaikan.

Kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan Inti 1.Eksplorasi:Guru menyampaikan peta konsep materi tentang susunan dan jenis-jenis tanah. Guru bertanya jawab kepada siswa tentang jenis-jenis tanah yang diketahui siswa. Guru menunjukkan dan menjelaskan alat peraga yang berupa susunan lapisan tanah. Melului alat peraga yang ditampilkan oleh guru, guru dan siswa bertanya jawab tentang susunan lapisan tanah. Kegiatan Inti 2. Elaborasi:Siswadibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri atas 4-5 siswa pada setiap kelompok Siswa dibimbing mengidentifikasikan masalah yang dituliskan di papan tulis. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, yang terdiri dari 4-5 siswa pada setiap kelompoknya.Siswa dibimbing dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidik.Siswa dibimbing dalam mengurutkan langkah-langkah percobaan.Siswa mendapatkan informasi melalui percoabaan. Siswa diberi kesempatan pada tiap kelompok untuk menyajikan hasil pengolahan data yang terkumpul. Siswa diminta untuk membuat kesipulan dan membacakan di depan kelas. Kegiatan inti 3.Konfirmasi:Guru

(3)

bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

Kegiatan pada penutup adalah Melakukan refleksi apakah kegiatan pembelajarannya menyenangkan atau tidak, dan menyampaiakan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Pada saat pembelajaran Siklus I pertemuan pertama berlangsung, peneliti meminta bantuan kepada Observer (guru kelas 5) untuk mengamati atau merekam jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Item pernyataan pada lembar observasi sejumlah 18 item dengan berdasar pada aspek penerapan metode inquiry.

Hasil dari lembar observasi tersebut (data terlampir) yang menjadi kelemahan atau kekurangan dalam pertemuan pertama diantaranya adalah kurangnya guru menghadirkan benda nyata dalam proses pembelajaran, belum optimalnya siswa dalam mengutarakan pendapat secara lisan, kurangnya siswa memberikan contoh materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari secara lisan, belum optimalnya siswa mengetahui akan manfaat pembelajaran, belum munculnya 3 siswa menyimpulkan hasil belajar yang telah dipelajari secara lisan, sedangkan yang menjadi keberhasilan dalam pertemuan pertama diantaranya adalah dalam proses pembelajaran guru sudah melakukan tanya jawab secara lisan, guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari, pemberian masukan oleh guru terhadap hasil jawaban siswa.

Setelah memperhatikan kekurangan tersebut, maka penulis dalam pertemuan berikutnya merancang tindakan guna perbaikan sebelumnya. Kegiatan tersebut diantaranya adalah guru menambah media pembelajaran dengan menghadirkan benda nyata dalam proses pembelajaran, menunjuk siswa untuk memberikan contoh materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan menyampaikan pendapat mengenai materi tersebut, guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai manfaat mempelajari materi tersebut dengan memberikan contoh, meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Upaya tersebut yang menjadi perbaikan untuk dilaksanakan pada pertemuan ke dua.

(4)

Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama Siklus I, maka peneliti merefleksi kekurangan dalam pembelajaran, dimana kekurangan tersebut akan diperbaiki dalam pertemuan berikutnya. Hasil dari refleksi tersebut, diantaranya adalah guru harus menambah media benda nyata ke dalam pembelajaran agar pemahaman siswa menjadi lebih meningkat, guru harus lebih memberikan berbagai contoh seputar kehidupan sehari-hari agar siswa berani menyampaikan pendapat dan juga dapat memberikan contoh materi pembelajaran, sehingga siswa menjadi mengerti akan manfaat mempelajari materi tersebut.

Pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama, sebelum pelaksanaan pertemuan kedua, maka peneliti terlebih dahulu merencanakan segala sesuatu yang nantinya digunakan dalam pertemuan kedua. Perencanakan tersebut diantaranya adalah mendiskusikan bersama observer untuk menentukan waktu pelaksanaan pertemuan ke dua, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, merancang kegiatan belajar yang lebih baik, dan membuat lembar observasi atau lembar pengamatan.

Pada pertemuan kedua dilakukan pada 21Maret 2013 peneliti melanjutkan materi pada pertemuan pertama yaitu mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, dengan Kompetensi Dasar yang sama. Langkah – langkah pelaksanaan pembelajaran pada Kegiatan awal diantaranya adalah dengan mengulang pembelajaran yang lalu, misalnya meminta siswa untuk menjelaskan “apakah tanah itu”?

Pada Kegiatan awal: a) Salam pembuka, Absensi, Menanyakan kesiapan belajar pada anak., Apersepsi dan motivasi dengan bertanya, “Apa warna tanah yang pernah kalian lihat?”, Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin disampaikan.

Pada kegiatan inti ini 1. Eksplorasi: Guru menyampaikan garis besar materi yang akan diajarkan. Guru meminta siswa duduk berkelompok sesuai dengan kelompok sebelumnya. 2. Elaborasi: Guru memberikan lembar kerja siswa dan masalah yang harus dipecahkan yaitu mengidentifikasi jenis-jenis tanah dan menyebutkan ciri-ciri dari masing-masing tanah. Guru menjelaskan konsep atau prinsip yang dikemukakan dengan jelas yaitu tentang jenis-jenis tanah yaitu dari

(5)

member nama pada jenis tanah, dan menyebutkan ciri-cirinya. Guru memfasilitasi alat-alat yang diperlukan untuk penemuan berupa jenis-jenis tanah. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi melakukan penemuan. Guru mengamati kegiatan penemuan dan membantu analisis dengan pertanyaan dengan mengarah pada proses penemuan. Guru memuji siswa yang aktif dalam proses penemuan. Kegiatan inti yang ke 3, Konfirmasi: Guru meminta tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas.Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

Selama penulis mengajar, observer merekam jalannya pembelajaran melalui lembar observasi yang telah disediakan. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Dari lembar observasi tersebut didapat hasil (data terlampir) diantaranya adalah kurangnya pemberian masukan oleh guru terhadap hasil jawaban siswa, minimal 5 siswa mengikuti perintah guru dalam pembelajaran, minimal 3 siswa kurang aktif pada saat praktikum, sedangkan yang menjadi keberhasilan pada pertemuan kedua diantaranya adalah siswa berani menyebutkan masalah atau kendala dari materi pelajaran, siswa mengetahui tindak lanjut dari masalah belajarnya sendiri, dan siswa berani mengutarakan pendapat secara lisan.

Dari kekurangan tersebut maka peneliti merencanakan suatu kegiatan belajar sebagai upaya mengatasi kendala selama proses belajar mengajar. Kegiatan tersebut diantaranya adalah dari setiap pembelajaran guru memberikan masukan dari hasil jawaban siswa. Upaya tersebut yang selanjutnya akan dilaksanakan pada pertemuan ke III.

Dari hasil observasi tersebut, maka peneliti merefleksi kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke dua. Hasil refleksi tersebut diantaranya adalah guru harus memberikan masukkan terhadap hasil jawaban siswa agar siswa mengetahui dimana letak kesalahannya, siswa memperagakan materi pembelajaran didepan kelas agar siswa lebih mengerti akan materi yang sedang dipelajari.

(6)

Pertemuan ketiga dilaksankan pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2013. Pada pertemuan ini hal yang dilakukan adalah mengulang kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama dan kedua. Setelah itu yaitu pemberian soal evaluasi dan setelah selesai mengerjakan siswa diajak mengoreksi bersama. Setelah hasil siklus pertama diketahui, terlihat siswa yang sudah tuntas dan yang belum tuntas, dimana siswa yang belum tuntas dilakukan remidial yaitu dengan tanya jawab materi yang telah dipelajari.

3. Hasil Tindakan

Dari evaluasi yang dilakukakan dipertemuan ke tiga siklus pertama kelas 5 dengan pokok pembahasan susunan dan jenis-jenis tanah , hasil tindakan bahwa didapati hasil sebagai berikut.

Tabel 12

Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 04 Kecamatan Tingkir Salatiga Siklus 1

No Ketuntasan Nilai Frekuensi Persentase

1 Tuntas ≥ 65 31 81,57% 2 Tidak Tuntas ≤ 65 7 19,43% Jumlah 38 100% Nilai Maksimum 95 Nilai Minimum 60 Nilai Rata-rata 76,44

Setelah melihat hasil belajar IPA pada siklus 1, rata-rata nilai siswa kelas 5 dengan berjumlah 38 anak, mengalami peningkatan yaitu 81,57% dengan jumlah siswa 31 anak yang sebelumnya ada 25 anak dibandingkan nilai rata-rata pra siklus yaitu 65,78%. Jadi pada siklus 1 siswa sudah mengalami peningkatan nilai dan manamabah jumlah siswa yang tuntas. Untuk anak yang tidak tuntas berjumlahkan 7 anak dengan persentase 19,42% hal ini ditunjukan dengan nilai tertinggi pada siklus 1 sudah mencapai nilai maksimum 95 dan terendah 60. Perolehan hasil belajar IPA kelas 5 dengan metode inquiry di SD Negeri

(7)

Kutowinangun 04 mengalami peningkatan jumlah siswa yang sudah mencapai nilai KKM ≥ 65. Hasil belajar pada siklus 1 dapat disajikan dalam bentuk diagram di bawah ini.

Gambar 2

Diagram Ketuntasan Kelas 5 sikulus 1

Dengan melihat gambar diagram di atas didapati bahwa siswa yang tuntas pada siklus 1 mencapai 81,57% dengan jumlah siswa 31 anak, sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 19,43% dengan jumlah siswa 7 anak. Hal ini terlihat bahwa ketuntasan hasil belajar siswa meningkat dibandingkan hasil belajar pada pra siklus.Dilihat dari nilai yang diperoleh dari hasil evaluasi siklus 1, hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 04 Kecamatan Tingkir Salatiga telah mengalami ketuntasan, dengan didapati jumlah ketuntasan melebihi indikator keberhasilan. Indikator keberhasilan siswa yang sudah ditentukan pada penelitian adalah peneliti menganggap berhasil apabila dari 38 siswa yang tuntas mencapai 80% atau siswa yang tuntas lebih dari 30 anak dari siswa di dalam kelas. Dari data di atas dapat diperoleh bahwa siswa yang tuntas pada siklus 1 sudah lebih dari 30 siswa, oleh karena itu penelitian dilanjutkan dengan mempersiapkan siklus 2 guna untuk mengukur tingkat ketuntasan siswa dengan materi yang berbeda dan metode yang sama.

19,43%

81,57%

Tuntas Tidak Tuntas

(8)

4) Hasil Observasi

Pada pertemuan siklus 1 kegiatan guru dalam pembelajaran menggunakan metode inquiry di amati observer. Di sini pihak yang melakukan observasi dibantu oleh guru kelas 5 sendiri sendangkan yang mengajar adalah peneliti.Pengamatan yang dilakukan menggunakan lembar observasi kegiatan guru dalam menerapakan penggunaan metode inquiry dalam pembelajaran IPA.Berikut tersaji pada tabel di bawah ini.

Tabel 13

Rekap Hasil Observasi Guru Siklus I

No Indikator Pertemuan

1 2

1 Guru menyiapkan alat dan bahan pembelajaran yang akan digunakan.

3 3 2 Guru menyampaikan salam. 3 3 3 Guru mengabsensi siswa. 3 3 4 Guru melakukan motivasi dan apersepsi kepada siswa. 3 4 5 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

disampaikan.

2 3 6 Guru menyajikan materi sebagai pengantar. 4 4 7 Guru memberi pertanyaan kepada siswa seputar materi. 3 4 8 Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil (satu

kelompok 5-6 siswa).

3 4 9 Guru memberikan lembar kerja dan alat peraga yang diperlukan

siswa.

3 3

10 Guru menjelaskan masalah yang harus dipecahkan. 3 4 11 Guru memfasilitasi alat yang akan digunakan untuk melakukan

percobaan.

2 3 12 Guru memberikan penjelasan tentang langkah-langkah

percobaan.

3 3 13 Guru mengamati kegiatan penemuan dan membantu

menganalisis dengan pertanyaan dengan mengarah proses penemuan.

3 4

14 Guru meminta perwakilan tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas

3 4 15 Guru bertanya tentang materi yang belum dipahami. 3 4 16 Guru memberi kesimpulan tentang materi dengan melibatkan

siswa.

3 3 17 Guru memberi penguatan atas materi yang telah dibahas. 3 3 18 Guru menanyakan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan. 3 4

(9)

Tabel 14

Hasil Penilaian Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Menggunakan Metode Inquiry Siklus 1

Pertemuan Materi Total Skor Nilai Persentase Kategori Siklus 1 Pertemuan 1 Susunan Tanah 53 73,61% Baik Siklus 1 Pertemuan 2 Jenis-jenis Tanah 63 87,5% Baik

Pada pertemuan pertama dengan materi susunan Tanah jumlah skor yang diperoleh adalah 51 dengan persentase sebanyak 75%.Secara umum pembelajaran pada siklul 1 kurang maksimal.Pada pertemuan pertama difokuskan pada kegiatan eksplorasi karena pada siklus 1 pembelajarannya dibagi menjadi ke dalam tiga tahap, pertemuan pertama difokuskan pada kegiatan eksplorasi, pertemuan kedua elaborasi, dan pertemuan ke tiga evaluasi.Pada petemuan ini kegiatan guru memperoleh catatan dari observer yaitu di dalam pembentukan kelompok siswa seharusnya dibagi secara hitrogen dimana siswa yang kurang pintar bisa terbantu oleh temannya yang pintar sehingga di dalam kerja kelompok ada teman sejawatnya yang bisa saling membantu. Sehingga adanya kesimbangan antar kelompok dalam mengerjakan tugas dari guru, dan siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran. Selama pembelajaran siswa masih ada yang ribut sendiri karena mereka masih ingin pembelajaran berlangsung, hal ini disebabkan rasa ingin tahu siswa yang tinggi.

Pada pertemuan kedua siklus 1 kegiatan guru dalam pembelajaran menggunakan metode inquiry dari hasil pengamatan observer mendapat skor 63 dengan persentase 87,5%. Pada saat pertemuan ini sudah mengalami kemajuan, dalam catatan observer dalam melakukan tanya jawab mereka cenderung lebih aktif, karena pada saat sesi Tanya jawab peneliti memberikan skor atau bintang bagi yang menjawab dengan benar, sehingga mereka merasa termotivasi.

(10)

Obeserver bukan hanya menilai guru saja di dalam mengajar, tetapi observer juga mengamati kegiatan siswa selama mengikuti pembelajaran menggunakan metode inquiry dengan memberikan penilain, di bawah ini telah tersaji daftar penilain kegiatan siswa berupa dalam tabel di bawah ini:

Tabel 15

Rekap Hasil Observasi Siswa Siklus I

No Indikator Pertemuan

1 2

1 Siswa menyiapkan buku pelajaran. 3 3 2 Siswa menjawab salam. 3 3 3 Siswa menjawab salam. 3 3 4 Siswa menjawab pertanyaan motivasi dan apersepsi dari guru. 3 4 5 Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan

guru.

3 3 6 Siswa menerima materi yang dijelaskan oleh guru. 3 4 7 Siswa menjawab pertanyaan dari guru. 3 4 8 Siswa melaksanakan perintah guru untuk membentuk kelompok. 3 4 9

Siswa menerima lembar kerja kelompok dan alat peraga yang diberikan oleh guru.

3 3

10 Siswa berdiskusi dengan kelompoknya menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru.

3 4 11 Siswa melakukan percobaan dengan menggunakan media yang

sudah disiapka oleh guru

4 3 12 Siswa menjalankan praktek sesuai dengan langkah-langkah yang

diberikan oleh guru

3 3 13 Siswa melakukan penelitian 4 4 14 Salah satu siswa maju ke depan kelas untuk membacakan hasil

percobaannya.

3 4 15 Siswa menjawab pertanyaan guru tentang materi yang belum

dipahami.

3 4 16 Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 3 3 17 Siswa mendengarkan penguatan guru tentang materi yang

diberikan

3 3 18 Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang refleksi

pembelajaran yang telah dilakukan.

4 4

(11)

Tabel 16

Hasil Penilaian Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan Metode inquiry1

Pertemuan Materi Total Skor Nilai Presentase Kategori Siklus 1 Pertemuan 1 Susunan Tanah 57 79,16% Baik Siklus 1 Pertemuan 2 Jenis-jenis Tanah 58 80,55% Baik

Pada tabel kegiatan siswa dalam pembelajaran menggunakan metode inquiry pada pertemuan pertama memperoleh skor 57 dengan nilai presentase 79,16%. Sedangkan pada pertemuan kedua memperoleh skor 58 dengan nilai persentase 80,55%.

5) Hasil Refleksi

Sebelum melakukan tindakan siklus 2 di adakan refleksi proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus 1. Refleksi ini bertujuan untuk mendapatkan kritik dan saran dari pengamat dalam pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti.Selain itu, refleksi dialakukan untuk mengetahui kekurangan - kekurangan pada siklus 1, agar pada siklus 2 hasil belajar siswa mecapai target indikator keberhasilan siswa yang sudah ditentukan. Hasil refleksi tersebut adalah sebagai beikut:

a. Pertemuan pertama, pembelajaran menggunakan metode inquiry kurang baik. Karena siswa masih ribut di dalam pembentukan kelompok dan menentukan siapa yang bertugas sebagai ketua dan sebagai penyaji. Selain itu di dalam penataan ruang di dalam pembentukan kelompok masih kurang rapi sehingga apabila di dalam kegiatan memantau kegiatan diskusi siswa sulit untuk berkeliling dan siswa yang mendapat tempat diskusi paling pojok belakang masih merasa kebingungan di dalam proses penemuan.

b. Pada pertemuan kedua, kegiatan pembelajaran sudah baik, tetapi belum maksimal. Sehingga pada pertemuan siklus 2 guru harus seoptimal mungkin melakukan kegiatan-kegiatan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus 1.

(12)

Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus1 yaitu 81,57% siswa yang tuntas menigkat dibandingkan pada ketuntasan hasil belajar siswa sebelum di adakan tindakan yaitu 65,78%. Nilai rata-rata siswa pra siklus 70,26 meningkat pada siklus 1 yaitu 76,44. Hasil belajar siswa siklus 1 sudah mencapai indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu siswa yang tuntas harus 80% dari jumlah siswa kelas 5, yaitu 30 siswa yang harus tuntas sedangkan yang tuntas terdapat 31 siswa.

Setelah memperhatikan hasil belajar siswa telah mengalami ketuntasan sesuai indikator keberhasilan, maka penulis dalam pertemuan berikutnya merancang tindakan dengan adanya siklus ke 2 guna untuk melihat, hasil belajar siswa dengan materi yang berbeda dan metode yang sama. Kegiatan tersebut diantaranya adalah guru menambah media pembelajaran dengan menghadirkan benda nyata dalam proses pembelajaran, menunjuk siswa untuk memberikan contoh materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan menyampaikan pendapat mengenai materi tersebut, guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai manfaat mempelajari materi tersebut dengan memberikan contoh, meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Upaya tersebut yang menjadi perbaikan untuk dilaksanakan pada pertemuan ke dua.

Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama Siklus I, maka peneliti merefleksi kekurangan dalam pembelajaran, dimana kekurangan tersebut akan diperbaiki dalam pertemuan berikutnya. Hasil dari refleksi tersebut, diantaranya adalah guru harus menambah media benda nyata ke dalam pembelajaran agar pemahaman siswa menjadi lebih meningkat, guru harus lebih memberikan berbagai contoh seputar kehidupan sehari-hari agar siswa berani menyampaikan pendapat dan juga dapat memberikan contoh materi pembelajaran, sehingga siswa menjadi mengerti akan manfaat mempelajari materi tersebut.

4.1.3 Pelakasanaan siklus 2 1) Perencanaan

Setelah memperhatikan kekurangan tersebut, maka penulis dalam pertemuan berikutnya merancang tindakan guna menguji tingkat keberhasilan siswa jika

(13)

diberi materi yang berbeda tetapi dengan metode yang sama. Kegiatan tersebut diantaranya adalah guru menambah media pembelajaran dengan menghadirkan benda nyata dalam proses pembelajaran, menunjuk siswa untuk memberikan contoh materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan menyampaikan pendapat mengenai materi tersebut, guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai manfaat mempelajari materi tersebut dengan memberikan contoh, meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Upaya tersebut yang menjadi perbaikan untuk dilaksanakan pada pertemuan ke dua.

Hasil refleksi siklus 1 merupakan pertimbangan pembelajaran siklus 2. Tindakan awal perancangan silus 2 yaitu: a) Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan metode inquiry.b)Menyiapkan media yang digunakan yaitu berupa telur rebus, tiruan matahari yang dibuat dari bola kecil. c) Menyiapkan tes evaluasi pada akhir pembelajaran. d) Lembar observasi kegiatan belajar mengajar guru dan siswa dalam pembelajaran.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan siklus 2 dilakukan selama 3 kali pertemuan.Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2013.Pada pertemuan pertama ini lebih memfokuskan pada kegiatan eksplorasi dengan menggunakan metode inquiry. Pembelajaran ini dilakukan dengan langkah-langkah: a) kegiatan awal: Salam pembuka, absensi, menanyakan kesiapan belajar pada anak, apersepsi dan motivasi dengan bertanya kepada anak “Dimanakah mahkluk hidup itu tinggal?”, “Apa saja yang ada di bumi?”, “Menurut kalian, apa bentuk daribumi?”, menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin disampaikan. b) Kegiatan Inti: 1. Eksplorasi:Guru menjelaskan peta konsep struktur bumi dan matahari. Guru menjelaskan tentang proses terjadinya bumi. Guru bertanya jawab tentang struktur bumi dan matahari. Guru membawa alat peraga tentang lapisan atmosfer dan tanya jawab tentang lapisan atmosfer. 2. Elaborasi: Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok 4-5 kelompok. Siswa dibimbing mengidentifikasikan masalah yang dituliskan di papan tulis.Siswa dibimbing dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidik.Siswa dibimbing dalam mengurutkan langkah-langkah

(14)

percobaan.Setiap kelompok diberikan sebuah telur sebagai alat peraga.Siswa diminta untuk mengupas telur satu per satu yaitu dari cangkang telur sampai ke kuning telur.Siswa mendapatkan informasi melalui percoabaan (Siswa tautentang lapisan bumi yang paling luar itu dinamakan apa dan ciri-cirinya dengan mengibaratkan cangkang telur sebagai lapisan bumi yang terluar. Begitu juga lapisan berikutnya yaitu lapisan tengah dan inti.Siswa diberi kesempatan pada tiap kelompok untuk menyajikan hasil pengolahan data yang terkumpul.Siswa diminta untuk membuat kesimpulan.3. Konfirmasi:Guru meminta tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas.Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. Sedangkan pada kegiatan penutup: melakukan refleksi apakah kegiatan pembelajarannya menyenangkan atau tidak, dan menyampaiakan kegiatan untuk pertemuan berikutnya.

Pertemuan kedua siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2013. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua ini hampir sama pada pertemuan pertama. Pada pertemuan pertamasiswa lebih cenderung ke pengenalan walaupun juga melakukan percobaan yaitu mengetahui struktur bumi dan lapisan atmosfer. Sedangkan pada pertemuan kedua, siswa melakukan penemuan yaitu membedah bola yang dibuat menyerupai matahari, sehingga siswa diminta menganilis stuktur matahari dan menyebutkan ciri-cirinya.

Pertemuan ketiga siklus dilaksankan pada tanggal 29 Maret 2013.Pada pertemuan ini hal yang dilakukan adalah mengulang kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama dan kedua.Setelah itu pemberian soal evaluasi dan ketika selesai mengerjakan siswa diajak mengoreksi bersama. Setelah hasil silkus pertama diketahui, terlihat siswa yang sudah tuntas dan yang belum tuntas, dimana siswa yang belum tuntas dilakukan remidial yaitu dengan tanya jawab materi yang telah dipelajaran.

3) Hasil Tindakan

Hasil tindakan ini dilihat dari hasil evaluasi siswa pada pertemuan siklus 2 dan hasil observasi kegiatan guru dan siswa. Hasil belajar IPA yang dilakukan

(15)

pada akhir pembelajaran pada siklus 2 pada siswa kelas 5 dengan pokok bahasan struktur bumi dan mataharitersaji pada tabel di bawah ini.

Tabel 17

Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 04 Kecamatam Tingkir Salatiga Siklus 2

No Ketuntasan Nilai Frekuensi Prosentase

1 Tuntas ≥ 65 38 100% 2 Tidak Tuntas ≤ 65 - - Jumlah 38 100% Nilai Maksimum 95 Nilai Minimum 70 Nilai Rata-rata 85

Dengan melihat hasil belajar IPA pada siklus 2, rata-rata niai siswa mengalami peningkatan yaitu 76,44 dibandingkan nilai rata-rata siklus 1 yaitu 70,26. Pada siklus 2 siswa sudah mengalami peningkatan nilai semua siswa tuntas 38 anak.Nilai tertinggi pada siklus 2 sudah mencapai nilai maksimum 95 dan terendah 70. Perolehan hasil belajar IPA kelas 5 dengan metode inquiry di SD Negeri Kutowinangun 04 Kecamatan Tingkir Salatiga mengalami peningkatan jumlah siswa yang sudah mencapai nilai KKM ≥ 65. Hasil belajar pada siklus 2 dapat disajikan dalam bentuk diagram di bawah ini.

Dengan melihat tabel di atas dapat terlihat bahwa siswa mengalami tuntas pada siklus 2 mencapai 100%. Hal ini terlihat bahwa ketuntasan hasil belajar siswa meningkat dibandingkan hasil belajar pada pra siklus dan siklus 1.Dengan ketuntasan hasil belajar yang sudah meningkat pada siklus 2 sudah mencapai standar indikator keberhasilan siswa yang sudah ditentukan pada penelitian.Indikator keberhasilan penelitian dianggap berhasil apabila jumlah ketuntasan siswa lebih dari 80% atau 30 siswa.Dari data di atas dapat diperoleh bahwa siswa yang tuntas pada siklus 2 sudah mencapai lenih dari 30 siswa dan dengan jumlah 38 siswa.

4) Hasil Observasi

Pada pertemuan siklus 1 kegiatan guru dalam pembelajaran menggunakan metode inquiry diamati observer.Di sini pihak yang melakukan observasi di bantu oleh guru sejawat sendiri sendangkan yang mengajar adalah peneliti. Pengamatan

(16)

yang dilakukan menggunakan lembar observasi kegiatan guru dalam menerapakan penggunaan metode inquiry dalam pembelajaran IPA.Berikut tersaji pada tabel di bawah ini.

Tabel 18

Rekap Hasil Observasi Guru Siklus II

No Indikator Pertemuan

1 2

1 Guru menyiapkan alat dan bahan pembelajaran yang akan digunakan.

3 4

2 Guru menyampaikan salam. 3 4

3 Guru mengabsensi siswa. 4 4

4 Guru melakukan motivasi dan apersepsi kepada siswa. 4 4 5 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

disampaikan.

4 4

6 Guru menyajikan materi sebagai pengantar. 4 4 7 Guru memberi pertanyaan kepada siswa seputar materi. 3 3 8 Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil

(satu kelompok 5-6 siswa).

3 4

9 Guru memberikan lembar kerja dan alat peraga yang diperlukan siswa

3 4

10 Guru menjelaskan masalah yang harus dipecahkan. 3 3 11 Guru memfasilitasi alat yang akan digunakan untuk

melakukan percobaan.

4 4

12 Guru memberikan penjelasan tentang langkah-langkah percobaan.

3 3

13 Guru mengamati kegiatan penemuan dan membantu menganalisis dengan pertanyaan dengan mengarah proses penemuan.

3 4

14 Guru meminta perwakilan tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas

4 4

15 Guru bertanya tentang materi yang belum dipahami. 4 4 16 Guru memberi kesimpulan tentang materi dengan

melibatkan siswa.

4 4

17 Guru memberi penguatan atas materi yang telah dibahas. 4 4 18 Guru menanyakan refleksi pembelajaran yang telah

dilakukan.

4 4

(17)

Tabel 19

Hasil Penilaian Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Menggunakan metode inqury Siklus II

Pertemuan Materi Total Skor Nilai Persentase Kriteria Siklus 2 Pertemuan 1 Struktur Bumi 64 88,88% Baik Siklus 2 Pertemuan 2 Struktur Matahari 69 95,83% Baik

Pada pertemuan pertama dengan materi struktur bumi jumlah skor yang diperoleh adalah 64 dengan persentase sebanyak 88,88%. Secara umum pembelajaran pada siklus 2 membaik dibanding dengan siklus 1. Pada siklus 2 juga dilakukan tiga kali pertemuan sama dengan siklus 1. Pada pertemuan 1, kegiatan guru sudah baik dan di dalam pertemuan pertama ini dalam proses pengamatan guru membantu menjelaskan kesulitan siswa yang terkadang kebalik tentang susunan lapisan atmosfer.

Pada pertemuan kedua siklus 2 kegiatan guru dalam pembelajaran menggunakan metodeinquiry dari hasil pengamatan observer mendapat skor 69 dengan presentase 95,83%. Pada pertemuan ini siswa sudah terbiasa dengan menggunakan metode inquiry jadi siswa sudah aktif di dalam kegiatan pembelajaran dan sudah mulai aktif bertanya.

Selian kegiatan guru dalam mengajar, kegiatan siswa juga dinilai oleh observer. Hasil penilaian kegiatan siswa selama mengikuti pembelajaran menggunakan metode inquiry pada siklus 2 tersaji dalam tabel di bawah ini.

(18)

Tabel 20

Rekap Hasil Observasi Siswa Siklus II

No Indikator Pertemuan

1 2

1 Siswa menyiapkan buku pelajaran. 3 4

2 Siswa menjawab salam. 3 4

3 Siswa menjawab salam. 3 4

4 Siswa menjawab pertanyaan motivasi dan apersepsi dari guru.

3 4

5 Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.

3 3

6 Siswa menerima materi yang dijelaskan oleh guru. 4 4

7 Siswa menjawab pertanyaan dari guru. 4 4

8 Siswa melaksanakan perintah guru untuk membentuk kelompok.

3 4

9 Siswa menerima lembar kerja kelompok dan alat peraga yang diberikan oleh guru.

3 3

10 Siswa berdiskusi dengan kelompoknya menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru.

4 4

11 Siswa melakukan percobaan dengan menggunakan media yang sudah disiapka oleh guru

4 3

12 Siswa menjalankan praktek sesuai dengan langkah-langkah yang diberikan oleh guru

3 3

13 Siswa melakukan penelitian 4 4

14 Salah satu siswa maju ke depan kelas untuk membacakan hasil percobaannya.

4 4

15 Siswa menjawab pertanyaan guru tentang materi yang belum dipahami.

4 4

16 Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 4 4 17 Siswa mendengarkan penguatan guru tentang materi yang

diberikan

4 4

18 Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang refleksi pembelajaran yang telah dilakukan.

4 4

(19)

Tabel 21

Hasil Penilaian Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan Metode Inquiry

Pertemuan Materi Total Skor Nilai Presentase Kategori Siklus 2 Pertemuan 1 Struktur Bumi 59 81,94% Baik Siklus 2 Pertemuan 2 Struktur Matahari 66 91,66% Baik

Pada tabel kegiatan siswa dalam pembelajaran menggunakan inquiry pada pertemuan pertama memperoleh skor 59 dengan nilai prosentase 81,94%. Sedangkan pada pertemuan kedua memperoleh skor 66 dengan nilai persentase 91,66%.

4.2 Hasil Analisis Data

Data yang diperoleh dari pengamatan dalam penelitian kelas 5 dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan metode Inquiry, meliputi hasil pembelajaran dan kegiatan pembelajaran siklus 1 dan siklus 2 yang dinilai dengan pengisian lembar observasi pada saat pembelajaran berlangsung.

4.2.1 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 di SD Kutowinangun 04 Kecamatan Tingkir Salatiga

Hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 04 Kecamatan Tingkir Salatiga pada pelajaran IPA diperoleh data seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 22

Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD NegeriKutowinangun 04 Kecamatan Tingkir Salatiga Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

No Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase 1 Tuntas 25 65,78% 31 81,57% 38 100% 2 Tidak Tuntas 13 34,12% 7 19,43% - - Jumlah 38 100% 38 100% 38 100% Nilai Maksiimum 90 95 95 Nilai Minimum 55 60 70 Nilai Rata-rata 70,26 76,44 100%

(20)

Dari tabel dapat dilihat bahwa ada kenaikan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 dari pra siklus sampai siklus 2. Nilai siswa yang sudah mencapai KKM ≥65 pada pra siklus sebanyak 25 siswa , nilai rata-rata dari pra siklus 70,26 dengan nilai tertinggi 90 dan terendah 55. Hasil belajar siswa meningkat pada siklus 1 sebanyak 31 siswa yaitu nilai rata-rata 76,44 dengan nilai tertinggi 95 dan terendah 60. Hasil belajar siswa meningkat lagi pada siklus 2 sebanyak 38 siswa dengan nilai rata-rata 85, nilai tertinggi 95 dan terendah 70. Berikut tersaji dalam diagram batang sebagai berikut.

Gambar 3

Tabel Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 04 Kecamatan Tingkir Salatiga Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2. Dengan melihat diagram diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari pra siklus ke siklus1 dan sampai siklus 2. Hal ini terlihat dari diagram pra siklus siswa yang tuntas sebanyak 25 siswa dan yang tidak tuntas sebanyak 13 siswa. Pada siklus 1 meningkat menjadi 31 siswa yang tuntas dan 8 siswa yang tidak tuntas.Sedakan pada siklus 2 siswa mengalami peningkatan lagi yaitu sebanyak 38 siswa yang tuntas.

13

7

38

25

31

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Tabel Ketuntasan Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2

(21)

4.2.2 Hasil Penilaian Kegiatan Guru dalam Menggunakan Metode inquiry Setelah dilakukan pengamatan oleh observer dalam kegiatan guru dalam mengajar menggunakan metode inquiry diperoleh data dalam tabel dan gambar di bawah ini.

Tabel 23

Perbandingan Kegiatan Guru Mengajar Menggunakan Metode inquiry Siklus 1 dan Siklus 2

Kegiatan Mengajar Nilai Persentase Siklus 1 pertemuan 1 73,61%

Siklus 2 pertemuan 2 87,5% Siklus 2 pertemuan 1 88,88% Siklus 2 pertemuan 2 95,83%

Dengan melihat data diatas dalam kegiatan mengajar guru dengan menggunakan metode inquiry mengalami peningkatan dalam proses mengajarnya. Pada siklus 1 pertemuan 1 hasil penilaiannya dilihat dalam persentase yaitu 73,61% meningkat pada pertemuan 2 yaitu 87,5%. Pada siklus 2 kegiatan mengajar guru meningkat lagi dari pertemuan pertama 88,88% dan pada pertemuan 2 meningkat lagi menjadi 95,83%.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitan diatas, maka dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajarn siswa kelas 5 di SD Negeri Kutowinangun 04 Kecamatan Tingkir Salatiga, terlihat ada peningkatan hasil belajar IPA setelah menggunakan metode Inquiry. Peningkatan hasil belajar IPA ini disebabkan pembelajaran yang sesuai dengan rencana pembelajaran yang diharapkan. Pada observasi awal yang telah dilakukan peneliti, terlihat bahwa siswa masih kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, siswa hanya terlihat pasif dan tidak tertarik mengikuti pembelajaran.

Upaya perbaikan pembelajaran dikelas dilakukan agar hasil belajar IPA meningkat. Upaya tersebut dengan cara menerapkan metode inquiry selama

(22)

penelitian dilakukan. Dapat terlihat bahwa hasil belajar juga IPA meningkat yaitu dari pra siklus ke siklus I kemudian siklus I ke siklus II, dimana prestasi belajar pada siklus II telah mencapai ketuntasan hingga 80% sehingga dapat dikatakan tuntas. Hasil belajar IPA membuktikan bahwa dengan penerapan penggunaan metode Inquiry dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran IPA khususnya pada materi struktur tanah. Peningkatan hasil belajar IPA pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat secara lebih jelas pada tabel 4.8

Tabel 24

Rekapitulasi Kenaikan Nilai Siswa Kelas IV SD Negeri Kutowinangun 04 Kecamatan Tingkir Salatiga Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus

II Mata Pelajaran IPA

No Kondisi Jumlah Siswa Belum Tuntas

Jumlah Siswa Yang Tuntas

1 Pra Siklus 13 25

2 Siklus I 7 31

3 Siklus II - 38

Dari tabel 18 terlihat ada peningkatan yang cukup signifikan dam setiap pemberian tindakan menggunakan metode inquiry, dalam setiap kondisi siswa yang tuntas selalu meningkat.

Berdasarkan pengamatan pada seluruh rangkaian proses penelitian ini, membuktikan bahwa dengan menerapkan metode Inquiry pada pokok bahasan struktur tanah dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Hal ini sejalan dengan yang penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anjar (2009) dan Rokmat (2009) yang menyatakan bahwa dengan menggunakan metode Inquiry dapat meningkatkan hasil belajar IPA

Menggunakan Metode Inquiry di dalam kegiatan belajar mengajar dapat membuat siswa lebih aktif di dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Hal ini sependapat dengan apa yang disampaikan oleh menurut Sagala (dalam Hardini dan Puspitasari, 2012:33) bahwa salah satu kelebihan metode inquiry adalah Secara aktif siswa menemukan informasi dan pengetahuan, ingatan menjadi

(23)

meningkatkan. Hal ini disampaikan oleh (Jones, dalam Widiarto, 2009:33). Sehingga penerapan metode inquiry dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan menyenangkan dan hal ini menjadikasn siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan hasil belajar IPA meningkat. Dengan menerapkan langkah-langkah metode Inquiry dapat mengembangakan ketrampilan siswa dan siswa lebih aktif, hal ini sependapat dengan apa yang disampaikan oleh (Jones, dalam Widiarto, 2009:33).

4.3.1 Implikasi Penerapan Metode Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Berdasarkan pada pembahasan sebelumnya diperoleh hasil bahwa hasil belajar IPA menggunakan metode inquiry pokok materi tanah dan strukturnya pada siswa kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 04 Kecamatan Tingkir Salatiga, mengalami peningkatan. Selain hasil belajar siswa yang meningkat, kemampuan guru dalam menggunakan metode ini juga menunjukkan peningkatan.

Penerpan Metode inquiry berperan besar dalam meningkatkan hasil belajar IPA, karena didalam langkah-langkah pembelajaran metode inquiry sudah tertata rapi akan bagaimana cara melakukan pembelajaran agar lebih bermakna dan siswa akan lebih kreatif didalam kegiatan belajar mengajar dimana proses pembelajaranya mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari,

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian lain menggunakan turunan isatin, yaitu N-(piperidinomethyl)-3- [(pyridylidene) amino] isatin (PPI) sebagai inhibitor organik menginhibisi korosi pada baja

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi faktor pendukung proses pengembangan sosial emosional anak kelompok A pada era new normal di TK

Insyaallah saya sering mengikuti kegiatan di Ma’had, kegiatan yang sering diikuti di sini kegiatannya itu biasanya seperti sholat berjamaah kemudian ada membaca Al-Qur’an, hadits,

Menurut wawancara yang dilakukan kepada guru biologi, hal tersebut dilakukan karena latar belakang ekonomi berbeda pada siswa yang menyebabkan tidak seluruh siswa

Praktik Pengalaman Lapangan diharapkan dapat memberi bekal kepada mahasiswa sebagai wahana pembentukan tenaga kependidikan profesional yang siap memasuki dunia

Guru membuka pertemuan dengan memberi salam dan berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas serta mengecek kehadiran peserta didik. Guru mempersilahkan peneliti untuk

Gambar 4.6 menunjukkan skor sikap mahasiswi tentang SADARI sebelum penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah yang terendah adalah 71, skor tertinggi 81 dengan

Nilai T-statistic dan P-values dari ketiga item tersebut tidak terpenuhi sehingga dapat disimpulkan bahwa keterbukaan dalam pelayanan tidak memiliki hubungan yang