24 BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Penelitian eksperimen semu adalah penelitian yang mencari hubungan sebab akibat nyata, dimana pengendalian perubahan sulit atau tidak mungkin dilakukan (Masyhuri dan Zainuddin, 2008 :37). Penelitian ini menyelidiki ada tidaknya pengaruh dengan cara memberikan perlakuan (treatment) kepada kelompok eksperimen dan membandingkan dengan kelompok yang tidak dikenai perlakuan (kelompok kontrol).
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi 2 kategori, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang keberadaannya tidak tergantung (independent) pada variabel lain, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang keberadannya tergantung (dependent) pada variabel lain (Gulo, 2005: 47). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode inkuiri serta variabel teriketnya adalah kreativitas dan hasil belajar.
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Metode inkuiri
Metode inkuiri adalah proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara kritis, logis dan sistematis. Metode inkuiri diterapkan dalam proses pembelajaran pokok bahasan lingkaran pada kelompok eksperimen.
2. Kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik
dalam bentuk ciri–ciri aptitude maupun non–aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal–hal yang sudah ada.
Kreativitas yang diukur dalam penelitian ini yaitu kreativitas belajar matematika siswa kelas VIII A dan kelas VIII B, SMP Negeri 7 Salatiga. Pengukuran kreativitas ini dilaksanakan dengan menggunakan angket kreativitas terhadap pelajaran matematika yang disusun oleh penulis berdasarkan variabel–variabel kreativitas yaitu variabel kelancaran (fluency), variabel keluwesan (flexibility), variabel keaslian (originality) dan variabel penguraian (elaboration). Kreativitas dalam penelitian ini dapat diketahui dari skor yang diperoleh, bila skor yang diperoleh tinggi, maka kreativitas terhadap pelajaran matematika pada siswa juga tinggi, sebaliknya jika skor yang diperoleh rendah maka kreativitas terhadap pelajaran matematika juga rendah.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil belajar kognitif yang dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran matematika pokok bahasan lingkaran.
Hasil belajar siswa yang diukur dalam penelitian ini yaitu hasil belajar kognitif siswa kelas VIII A dan kelas VIII B, SMP Negeri 7 Salatiga. Pengukuran hasil belajar siswa dilaksanakan dengan menggunakan tes bentuk essay pada pokok bahasan lingkaran. Tes tidak standart buatan guru dengan bantuan kisi–kisi yang disesuaikan dengan kurikulum Sekolah Menengah Pertama tahun 2006, dengan berorientasi pada kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus mata pelajaran Matematika Sekolah Menengah Pertama kelas VIII semester 2.
D. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Salatiga pada semester II tahun ajaran 2011/2012. Jumlah siswa 189 yang terbagi dalam tujuh kelas. Pengambilan sampel menggunakan probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2009 :63).
Pengambilan sampel ini menggunakan analisis varian satu jalur (One Way ANOVA) dari hasil analisis berbantuan program SPSS for Windows Version 19.0 diperoleh kelas VIII A sebagai kelompok eksperimen yang mempunyai rata–rata 55,38 dan kelas VIII B sebagai kelompok kontrol yang mempunyai rata–rata 55,08. Subyek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII A berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki–laki dan 14 siswa perempuan, serta semua siswa kelas VIII B berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki–laki dan 13 siswa perempuan.
E. Desain Penelitian
Desain dalam penelitian ini adalah pretest–posttest control group design (Sugiyono, 2009 :76), dapat dilihat pada Tabel 3.1 dibawah ini:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Keterangan :
O1 : Nilai Hasil Pretest untuk Kelompok Eksperimen. O3 : Nilai Hasil Pretest untuk Kelompok Kontrol. X : Perlakuan menggunakan metode Inkuiri.
- : Tidak dikenai perlakuan
O2 : Nilai Hasil Posttest untuk Kelompok Eksperimen O4 : Nilai Hasil Posttest untuk Kelompok Kontrol.
Menurut pola tersebut terapannya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memilih 2 kelas yang homogen dari segi kemampuan, untuk itu dilakukan pengukuran dahulu dengan kriteria tertentu, sehingga kemampuan kedua kelas itu mendekati kesamaan. 2. Dari dua kelas tersebut, satu kelas ditetapkan sebagai kelompok
eksperimen (kelas A), dan satu kelas yang lain sebagai kelompok kontrol (kelas B).
3. Kelas A diberi pembelajaran menggunakan metode inkuiri, sedangkan kelas B diberi pembelajaran dengan metode ceramah. 4. Setelah tiga kali pertemuan, diadakan tes dan pengisian angket,
kemudian hasilnya diukur untuk mengetahui hubungan kedua Group Pretest Perlakuan Posttest Kelompok Eksperimen O1 X O2
kelompok tersebut, pembelajaran mana yang lebih tinggi daya serapnya.
5. Apabila rata–rata kelompok eksperimen menunjukkan hasil lebih tinggi dan berbeda secara nyata dari hasil yang diperoleh kelompok kontrol, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode inkuiri lebih efektif dan mempunyai pengaruh positif terhadap kreativitas dan hasil belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah.
F. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2012 sampai 14 April 2012 di SMP Negeri 7 Salatiga. Sampel yang diambil adalah siswa kelas VIIIA sebagai kelompok eksperimen dan kelas VIIIB sebagai kelompok kontrol. Kegiatan pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dilaksanakan melalui 3 tahap kegiatan yaitu pretest, pembelajaran dan postest. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 4 kali pertemuan. Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan dasar siswa sebelum diadakan pembelajaran sedangkan posttest digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran. Perbedaan yang mendasar dari kedua kelompok yaitu dalam metode pembelajarannya. Pada kelompok eksperimen metode pembelajaran yang digunakan adalah metode inkuiri, sedangkan pada kelompok kontrol proses pembelajarannya dengan menggunakan metode ceramah. Waktu yang digunakan dalam pembelajaran dari kedua kelompok relatif sama yaitu 4 kali pertemuan atau 8 jam pelajaran. Setiap 1 jam pelajaran dengan alokasi waktu 40 menit.
Proses pembelajaran yang dilaksanakan adalah pada awal pembelajaran, Siswa bersama guru bertanya jawab tentang lingkaran terkait dengan jari–jari, diameter, keliling lingkaran dan phi. Guru memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan. Informasi yang disampaikan ini supaya siswa mempunyai arah tujuan yang jelas dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada tahap selanjutnya sebelum memasuki inti pembelajaran guru membagi siswa dalam 7 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Siswa mengerjakan tugas kelompok
terkait dengan menemukan pendekatan nilai phi (𝜋) dan keliling lingkaran, siswa berdiskusi dalam kelompoknya. Kegiatan belajar yang dilakukan secara kelompok serta berdiskusi ini diharapkan dapat memberikan keleluasaan untuk menanamkan konsep atau pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari.
Guru menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya, dengan cara ini guru dapat mengetahui apa yang belum dipahami oleh siswa, sehingga guru dapat memberikan penjelasan agar setiap siswa mempunyai persepsi yang benar tentang materi yang disampaikan. Diskusi ini dilakukan juga pada pertemuan kedua dan ketiga dengan materi yang berbeda. Pada pertemuan terakhir diadakan posttest untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang telah diajarkan. Angket kreativitas belajar matematika diberikan sesudah proses pembelajaran selesai. Kegiatan proses pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 3.2 Dibawah ini :
Tabel 3.2
Jadwal Pertemuan Kelompok Eksperimen
Pertemuan Hari/Tanggal Waktu Materi
I Rabu,
14 Maret 2011 11.30 – 12.50
Menemukan pendekatan nilai phi dan menentukan rumus keliling lingkaran. II Kamis,
15 Maret 2012 11.30 – 12.50
Menentukan rumus luas lingkaran.
III Jumat,
16 Maret 2012 09.15 – 10.35
Mengitung keliling dan luas lingkaran.
IV Kamis,
5 April 2012 11.30 – 12.50 Posttest.
V Jumat,
13 April 2012 09.15 – 10.00
Angket kreativitas belajar matematika.
G. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan tiga metode dalam pengumpulan data yaitu metode dokumentasi sebagai metode pendukung, metode tes dan metode angket sebagai metode pokok.
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah catatan tertulis tentang pengumpulan bukti-bukti dan keterangan-keterangan (Gulo,2005:123). Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh keterangan berupa catatan penting yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti. Metode ini
digunakan untuk memperoleh daftar nama siswa, nilai tes matematika (nilai ulangan).
Dokumen yang berupa daftar nama siswa, nilai hasil ulangan siswa pada mata pelajaran matematika digunakan untuk kepentingan analisa kemampuan dasar dan untuk menyamakan kondisi awal siswa di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
2. Metode Tes
Metode Tes adalah sekumpulan butir yang merupakan sampel dari populasi butir yang mengukur perilaku tertentu baik berupa keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, bakat dan sebagainya dimana dalam penyelenggaraan siswa didorong untuk memberikan penampilan maksimalnya (Purwanto, 2011 :65). Tes dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang pencapaian hasil belajar kognitif siswa.
a. Pretest
Hasil tes ini diperoleh dari guru mata pelajaran matematika yang telah melakukan sebelumnya tes ulangan pada pokok bahasan teorema Pythagoras. Hasil tes ini digunakan untuk kepentingan analisa kemampuan dasar dan untuk menyamakan kondisi awal siswa di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
b. Posttest
Tes ini dilakukan setelah siswa mengikuti pembelajaran yang telah ditetapkan sehingga ruang lingkup materi evaluasi dibatasi pada materi yang telah diajarkan. Soal tes yang dipergunakan untuk memperoleh data dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu berbentuk tes essay. Tes tidak standart buatan guru dengan bantuan kisi–kisi yang disesuaikan dengan kurikulum Sekolah Menengah Pertama tahun 2006, dengan berorientasi pada kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus mata pelajaran Matematika Sekolah Menengah Pertama kelas VIII semester 2.
Instrumen yang digunakan dalam metode tes ini adalah soal essay. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel 3.3 dibawah ini.
Tabel 3.3
Sebaran Item Soal Tes Hasil Belajar
No. Indikator Jumlah Item
1. Menemukan nilai phi (𝜋) 1, 2 2. Menentukan keliling dan luas lingkaran 3, 4 3. Menghitung keliling dan luas lingkaran 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
12, 13, 14,15
3. Metode Angket
Metode angket merupakan pertanyaan yang disusun dengan kalimat pernyataan dengan opsi jawaban yang tersedia (Gulo, 2005 :122). Cara pengambilan data dengan menggunakan angket adalah dengan meminta subyek penelitian untuk mengisi daftar pernyataan yang dibuat berdasarkan pada indikator– indikator kreativitas.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, dimana responden memilih salah satu jawaban yang tersedia. Angket dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolaknya melalui rentangan nilai tertentu yang disusun berdasarkan model likert (Sudjana, 2005 :80). Model ini memberikan kemudahan bagi responden untuk memberikan jawaban karena hanya dengan memberikan tanda chek/ silang.
Pernyataan dalam angket kreativitas disusun sendiri dengan mengacu pada indikator–indikator kreativitas. Indiator– indikator kreativitas adalah sebagai berikut:
a. Variabel kelancaran (fluency)
Indikatornya meliputi : keterampilan berfikir lancar. b. Variabel kelenturan (fleksibility)
Indikatornya meliputi : keterampilan berfikir luwes. c. Variabel keaslian (originality)
Indikatornya meliputi : keterampilan berfikir rasional. d. Variabel penguraian (elaboration)
Indikatornya meliputi : kemampuan memperinci atau mengelaborasi.
Angket disusun berdasarkan skala Likert dimana pernyataan–pernyataan yang diajukan dinilai oleh subjek dengan sangat setuju, setuju, tidak punya pendapat, tidak setuju, sangat
tidak setuju (Sudjana, 2005 :80). Skala yang dipergunakan dalam angket ini adalah skala Likert dengan modifikasi penghilangan jawaban tengah. Modifikasi ini dilakukan dengan alasan untuk mengatasi kecenderungan subyek memilih jawaban aman, yaitu jawaban sedang/tidak punya pendapat, terutama bagi mereka yang ragu–ragu. Selain itu, menurut Azwar (2000 :34) mengatakan bahwa bila pilihan tengah disediakan maka responden akan cenderung memilihnya sehingga data mengenai perbedaan diantara responden menjadi kurang informatif.
Skala ini menggunakan empat kategori jawaban, yaitu : a) Sangat Sesuai (SS); b) Sesuai (S); c) Tidak Sesuai (TS); d) Sangat Tidak Sesuai (STS). Dari tiap indikator yang ada dibuat pernyataan– pernyataan dalam dua bentuk yaitu bentuk favourabel dan unfavourabel. Item pernyataan yang favourabel adalah item yang mendukung dan bentuk pernyataan positif. Item pernyataan yang unfavourabel adalah item pernyataan yang tidak mendukung dan berbentuk pernyataan negatif.
Skoring untuk item yang favourabel dan item yang unfavourabel dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini :
Tabel 3.4
Skoring untuk Item Favourabel dan Unfavourabel Kategori Jawaban Skoring Favourabel Unfavourabel SS 4 1 S 3 2 TS 2 3 STS 1 4
Subyek yang memiliki skor yang tinggi memiliki kreativitas yang tinggi dan subyek yang memiliki skor yang rendah memiliki kreativitas yang rendah.
Sebaran item kreativitas belajar matematika dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini:
Tabel 3.5
Blue Print Kreativitas belajar terhadap pelajaran matematika N
o.
Aspek Kreativitas
Belajar
Indikator Indikator Empiris
Jumlah Item Total Favour abel Unfavo urabel 1. kelancaran (fluency) keterampilan berfikir lancar
(21) Saya lebih mudah menjawab soal
matematika dengan cara saya sendiri.
N o.
Aspek Kreativitas
Belajar
Indikator Indikator Empiris
Jumlah Item Total Favour abel Unfavo urabel 1. kelancaran (fluency) keterampilan berfikir lancar
(12) Saya sulit berdiskusi dengan teman untuk mendapatkan gagasan baru.
√ (2) Saya suka mengikuti
perlombaan diskusi atau kegiatan yang
berhubungan dengan matematika karena ada hal–hal baru yang bisa saya temukan.
√
(9) Saya jarang bertanya kepada guru tentang cara berbeda dari yang diberikan guru.
√ (4) Saya sering
mengerjakan soal – soal matematika meskipun tidak ada tugas dari guru.
√ (1) Saya memperhatikan
dengan serius setiap guru menjelaskan materi pelajaran matematika. √ Jumlah 3 3 6 2. kelenturan (fleksibility ) keterampilan berfikir luwes. (5) Saya senang
menggunakan cara – cara baru untuk melakukan sesuatu dari pada menggunakan cara – cara lama.
√
(16) Saya tidak dapat mengerjakan soal dengan cara berbeda dari cara yang diberikan guru.
√ (3) Saya biasa menemukan
cara lain dari cara yang diberikan guru.
√ (20) Meskipun soal yang
diberikan guru berbeda dengan contohnya, tetapi saya mampu
mengerjakannya.
N o.
Aspek Kreativitas
Belajar
Indikator Indikator Empiris
Jumlah Item Total Favour abel Unfavo urabel (8) Saya tidak membuat
catatan– catatan kecil (poin – poin) pelajaran matematika untuk mempermudah dalam belajar.
√
(10) Saya sulit memberikan pertimbangan terhadap masalah yang sama dari yang diberikan teman.
√ Jumlah 3 3 6 3. Keaslian (originality ) Keterampilan berfikir rasional (7) Saya dapat mengerjakan soal
matematika lebih dari satu cara.
√ (6) Saya malas
mengemukakan ide baru. √ (15) Saya tidak
mengemukakan pendapat/ gagasan yang berbeda dari teman lain didalam kelas.
√ (17) Saya sering
menggunakan kata – kata baru yang belum dipakai teman lain.
√ (18) Setelah membaca atau
mendengarkan gagasan dari guru, saya selalu menemukan cara baru.
√ (19) Dalam menyelesaikan
soal – soal matematika, saya berusaha mencari cara penyelesaian yang lebih singkat. √ Jumlah 3 3 6 4. Penguraian (elaboratio n) keterampilan memperinci atau mengelabora si. (11) Setiap saya memberikan penjelaskan kepada teman, pasti teman jelas dan tidak ada
pertanyaan lagi. √ (14) Saya dapat mengembangkan/ menambahkan pendapat teman lain. √
N o.
Aspek Kreativitas
Belajar
Indikator Indikator Empiris
Jumlah Item Total Favour abel Unfavo urabel (24) Saya sulit memberikan
penafsiran terhadap gambar/cerita/masalah yang dikemukakan oleh guru.
√
(13) Saya berusaha mengerjakan soal
matematika dengan cepat dan benar.
√ (22) Saya tidak yakin kalau
eksperimen yang dilakukan teman itu benar, kalau saya tidak melihat dan membuktikan sendiri.
√
(23) Saya berusaha menyelesaikan tugas matematika dengan hasil yang baik meskipun saya mengorbankan waktu dan tenaga yang banyak.
√
Jumlah 3 3 6
5. Jumlah Keseluruhan 12 12 24
H. Validitas dan Reliabilitas
Suatu tes dikatakan baik apabila pada tes itu benar–benar memenuhi beberapa syarat, yaitu valid dan reliabel. Jika tes memenuhi kedua syarat itu, maka tes tersebut akan konsisten atau ajeg bila digunakan pada lain waktu. Sebuah instrumen dikatakan valid berarti menunjuk alat ukur yang dipergunakan dapat mengukur dengan tepat keadaan yang seharusnya di ukur, sedangkan reliabel adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya (Purwanto, 2011 :144-154). Uji instrumen yang dimaksud adalah validitas dan reliabilitas. Masing-masing uji instrumen tersebut dijelaskan sebagian berikut :
1. Validitas Alat Ukur
Validitas berhubungan dengan kemampuan untuk mengukur secara tepat sesuatu yang ingin diukur (Purwanto, 2011 :114). Validitas diukur dengan menggunakan koefisien korelasi product moment dari
pearson dengan mengkorelasikan hasil setiap item dengan total nilai item dengan Tujuan melukiskan hubungan variable yang sama (Priyatno, 2009 :119). Rumus korelasinya adalah sebagai berikut :
𝒓𝑿𝒀=
𝑵 𝑿𝒀 − 𝑿 ( 𝒀)
𝑵 𝑿𝟐− ( 𝑿)𝟐 {𝑵 𝒀𝟐− ( 𝒀)𝟐} Keterangan :
𝑟𝑋𝑌 = Koefisien korelasi Product Moment variable X dan Y 𝑋𝑌 = Jumlah Perkalian antara skor variabel X dan skor variabel Y 𝑋 = Skor butir belahan ganjil
𝑌 = Skor butir belahan genap 𝑁 = Jumlah responden
Menurut Azwar (2000 :103), suatu item dinyatakan valid jika nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 0,30.
2. Reliabilitas Alat Ukur
Keandalan atau reliabilitas adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Alat ukur yang reliabel akan memberikan hasil pengukuran yang relatif stabil dan konsisten karena pengukurannya menghasilkan galat yang minimal (Purwanto, 2011 :154). Reliabel juga digunakan untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut akan mendapatkan pengukuran yang tetap konsisten jika pengukuran diulang kembali (Priyatno, 2009 :167).
Teknik uji reliabilitas dalam penelitian ini adalah menggunakan Alpha Cronbanch yang dirumuskan sebagai berikut (Sugiyono, 2009 :365): 𝒓𝒊 = 𝒌 (𝒌 − 𝟏){𝟏 − 𝑺𝒊𝟐 𝒔𝒕𝟐 } Dimana : 𝑟𝑖 = reliabilitas.
k = mean kuadrat antara subyek. 𝑠𝑖2 = mean kuadrat kesalahan. 𝑠𝑡2 = varians total.
Standar reliabilitas yang dikemukakan Sugiyono dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut ini :
Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas
Kriteria Koefisien Reliabilitas Sangat Reliabel 0.9 ≤ 𝛼
Reliabel 0.8 ≤ 𝛼 ≤ 0.9
Cukup Reliabel 0.7 ≤ 𝛼 ≤ 0.8 Tidak Reliabel 𝛼 < 0.6
I. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kualitas instrumen sehingga dapat mengungkap data yang benar– benar dibutuhkan.
1. Kreativitas
Uji coba alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode try out terpakai, yaitu penyebaran angket dilaksanakan sekali dan data yang diperoleh langsung digunakan untuk kepentingan penelitian.
2. Hasil Belajar
Uji coba alat ukur dalam penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII F SMP Negeri 3 Salatiga, sedangkan penelitian diadakan di kelas VIII A dan kelas VIII B SMP Negeri 7 Salatiga. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kerahasiaan soal, sehingga hasil tes siswa tidak terpengaruh oleh hasil try out.
Uji instrumen yang dimaksud adalah validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Masing-masing uji instrumen tersebut dijelaskan sebagian berikut :
a. Validitas Soal
Perhitungan validitas mengikuti kaidah yang dikemukakan oleh Azwar (2000:103) yang menyatakan bahwa suatu item dinyatakan valid jika nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 0,30. Berdasarkan hasil analisis menggunakan program SPSS for Windows Version 19.0 dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut ini:
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Instrumen Test Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Ket
item1 45.67 132.580 .195 .863 Tidak Valid item2 46.08 130.949 .306 .856 Valid
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Ket item3 43.46 118.781 .547 .845 Valid item4 43.54 126.346 .301 .860 Valid item5 43.04 128.216 .655 .846 Valid item6 43.29 121.694 .599 .843 Valid item7 44.71 117.694 .615 .841 Valid item8 44.21 112.433 .751 .832 Valid item9 44.88 115.505 .637 .839 Valid item10 42.83 131.623 .424 .852 Valid item11 43.33 117.014 .739 .835 Valid item12 45.96 130.563 .328 .855 Valid item13 45.79 124.868 .458 .850 Valid item14 44.54 114.781 .607 .841 Valid item15 46.00 128.087 .353 .855 Valid
Berdasarkan Tabel 3.7 terlihat bahwa dari 15 item terdapat 14 item yang valid dan 1 item yang tidak valid atau dinyatakan gugur. Nomor item yang tidak valid tersebut yaitu item nomor 1.
b. Reliabilitas Soal
Pengukuran reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbanch dengan menggunakan SPSS for Windows Version 19.0 dari hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 3.8 dibawah ini:
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Soal
Cronbach's Alpha N of Items
.863 14
Berdasarkan Tabel 3.8 terlihat bahwa jumlah item soal adalah 14 dan nilai Alpha 0,863. Berdasar pada standar yang dikemukakan Sugiyono dapat dikatakan bahwa pengukuran hasil belajar matematika pokok bahasan lingkaran mempunyai reliabilitas dengan kategori reliabel.
c. Daya Beda
Menganalisa daya beda artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesanggupan tersebut dalam membedakan siswa yang termasuk ke dalam kategori tinggi dan rendah hasil
belajarnya. Rumus yang digunakan untuk menghitung daya beda soal adalah sebagai berikut :
𝐷𝐵 = 𝑇𝐵 𝑇 − 𝑅𝐵 𝑅 Keterangan : DB = Daya Beda.
𝑇𝐵 = Jumlah Peserta yang Menjawab Benar pada Kelompok Siswa yang Mempunyai Kemampuan Tinggi.
𝑇 = Jumlah Kelompok Siswa yang Mempunyai Kemampuan Tinggi.
𝑅𝐵 = Jumlah Peserta yang Menjawab Benar pada Kelompok Siswa yang Mempunyai Kemampuan Rendah.
𝑅 = Jumlah Kelompok Siswa yang Mempunyai Kemampuan Rendah.
Klasifikasi daya beda soal yang dikemukakan Purwanto (2011 :102) dapat dilihat pada Tabel 3.9 dibawah ini :
Tabel 3.9
Klasifikasi Daya Beda Soal Rentang DB Kategori
0,00 – 0,32 Kurang 0,33 – 0,66 Cukup 0,67 – 1,00 Baik
Hasil penghitungan daya beda soal, diperoleh 7 butir soal yaitu 5, 6, 7, 8, 9, 11, 14 yang mempunyai kriteria cukup dan 7 butir soal yaitu 1, 2, 3, 4, 10, 12, 13, 14 yang mempunyai kriteria kurang. Soal yang mempunyai kriteria kurang perlu diperbaiki untuk dapat digunakan sebagai tes hasil belajar. d. Tingkat Kesukaran
Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang dan sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran tes digunakan rumus sebagai berikut :
𝑇𝐾 = 𝐵 𝑃 Keterangan :
TK = Tingkat Kesukaran.
𝐵 = Jumlah Siswa yang Menjawab Benar. 𝑃 = Jumlah Siswa Peserta Tes.
Klasifikasi indeks kesukaran soal yang dikemukakan Purwanto (2011 :99-100) dapat dilihat pada Tabel 3.10 dibawah ini :
Tabel 3.10
Indeks Kesukaran Soal Rentang DB Kategori
0,00 – 0,32 Sukar 0,33 – 0,66 Sedang 0,67 – 1,00 Mudah
Hasil penghitungan tingkat kesukaan soal, diperoleh 7 butir soal yaitu 1, 2, 7, 9, 12, 13, 15 yang mempunyai criteria sukar, 2 butir soal yaitu 8, 14 yang mempunyai kriteria sedang dan 6 butir soal yaitu 3, 4, 5, 6, 10, 11 yang mempunyai kriteria mudah.
J. Metode Analisis Data
Suryabrata (1990) menyatakan bahwa analisis data merupakan suatu langkah yang paling kritis dalam penelitian, karena peneliti harus memastikan pada analisis yang tepat. Analisis data sangat menentukan dalam suatu penelitian karena analisis data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian. Analisis data dilakukan melalui tahap-tahap berikut :
1. Tahap Awal
Pada tahap awal data yang dianalisis adalah angket kreativitas belajar matematika dan nilai tes hasil belajar matematika pokok bahasan lingkaran semester II tahun pelajaran 2011/2012. Analisis angket dan tes yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran data yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan program SPSS. Kaidah yang digunakan yaitu jika p > 0,05 maka data tersebut normal, sedangkan jika p < 0,05 maka sebaran data tersebut tidak normal.
b. Uji Homogenitas
Uji yang telah dilakukan diketahui bahwa kedua kelompok berdistribusi normal kemudian dilakukan uji F untuk mengetahui apakah kedua kelompok mempunyai varians yang sama ataukah tidak. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil dari equal variances assumed jika varians sama dan equal variances not assumed jika varians tidak sama dengan menggunakan program SPSS. Kaidah yang digunakan yaitu jika p > 0,05 maka data yang diperoleh homogen, sedangkan jika p < 0,05 maka data yang diperoleh tersebut tidak homogen.
2. Tahap Akhir
Uji normalitas dan uji kesamaan dua varians setelah dilakukan maka langkah selanjutnya adalah dilakukan uji perbedaan dua rata-rata. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh metode inkuiri terhadap kreativitas dan hasil belajar adalah teknik analisa Uji–t (Sugiyono, 2009 :138),
a. Varians kedua kelompok sama
Jika varians kedua kelompok sama, rumus yang digunakan sebagai berikut :
𝒕 = 𝑿 − 𝑿𝟏 𝟐 𝒏𝟏− 𝒏𝟐 𝒔𝟏𝟐+ 𝒏𝟐− 𝟏 𝒔𝟐𝟐 𝒏𝟏+ 𝒏𝟐− 𝟐 ( 𝟏 𝒏𝟏+ 𝟏 𝒏𝟐) b. Varians kedua kelompok berbeda
Jika varians kedua kelompok berbeda, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
𝒕 = 𝑿 − 𝑿𝟏 𝟐 𝒔𝟏𝟐 𝒏𝟏+
𝒔𝟐𝟐 𝒏𝟐
Keterangan : t = nilai t hitung 𝑋1
= nilai rata – rata kelompok 1 𝑋2
= nilai rata – rata kelompok 2 𝑠12 = standar deviasi kelompok 1 𝑠22 = standar deviasi kelompok 2 𝑛1 = jumlah subyek kelompok 1 𝑛2 = jumlah subyek kelompok 2
Kriteria pengujiannya adalah jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak ada pengaruh metode inkuiri terhadap kreativitas dan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 7 salatiga, sebaliknya jika nilai signifikansi < 0,05 maka ada pengaruh metode inkuiri terhadap kreativitas dan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 7 salatiga.