• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. 1 SMA Negeri 1 Sentolo terletak di desa Banguncipto, Sentolo, Kulon Progo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. 1 SMA Negeri 1 Sentolo terletak di desa Banguncipto, Sentolo, Kulon Progo."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

39 A. Lokasi Penelitian dan Subyek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Sentolo, pada ruang kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Sentolo terletak di desa Banguncipto, Sentolo, Kulon Progo. Lokasi menunjukkan pada pengertian tempat situasi sosial yang dicirikan oleh adanya tiga unsur yaitu a) tempat, b) pelaku, c) kegiatan. Dengan demikian lokasi yang dimaksud meliputi unsur a) tempat, yaitu SMA Negeri 1 Sentolo beralamat di desa Banguncipto, Sentolo, Kulon Progo, b) pelaku, yaitu guru dan siswa kelas XII IPS 1 yang terlibat dalam tindakan pembelajaran sejarah melalui penerapan permainan sepak bola verbal dalam meningkatkan hasil belajar siswa, c) kegiatan, yaitu proses pembelajaran sejarah melalui penerapan permainan sepak bola verbal yang dilakukan guru dan siswa.

Alasan pemilihan lokasi tersebut karena berdasarkan pengamatan peneliti di sekolah tersebut masih ada kendala yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran sejarah, dari hasil wawancara penulis dengan guru mata pelajaran sejarah kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Sentolo metode ceramah yang selama ini digunakan dirasa sangat membosankan sehingga kegiatan belajar menjadi pasif dan siswa kurang antusias untuk mengikuti kegiatan belajar sejarah di kelas.

(2)

2. Subyek Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XII IPS 1, jumlah siswa adalah 32 orang yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 19 orang perempuan dengan guru pata pelajaran sejarah bernama Drs. Widodo. Alasan kelas ini dijadikan sebagai subjek penelitian karena dari hasil tes sebelum dilakukan penelitian hasil belajar kelas XII IPS 1 adalah yang paling rendah dari pada kelas IPS yang lain dan masih banyak yang belum mencapai KKM. Dari hasil diskusi dengan siswa kelas XII IPS 1 sebagian besar siswa jenuh ketika sedang belajar sejarah sehingga mempengaruhi hasil belajar mereka. Di samping itu guru mata pelajaran sejarah dalam melakukan kegiatan belajar mengajar kurang menerapkan model yang menarik bagi siswa.

B. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September tahun 2012. Sasaran atau subjek penelitian ini ialah kelas XII IPS 1 yang berjumlah 32 siswa. Adapun rincian kegiatannya adalah sebagai berikut:

Proposal : Agustus 2012

Perijinan : September 2012

Pengumpulan Data : November 2012

Analisis Data : November-Desember 2012

Penulisan Laporan : Mei 2013

Ujian dan Revisi : September 2013

(3)

C. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu penelitian yang mengombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan subtansif, tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiri, atau suatu usaha untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Hopkins dalam Sutama, 2010: 5). Kemis dan Mc Tanggart (dalam Sutama, 2010: 5), menjelaskan bahwa penelitian tindakan adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, tetapi dilaksanakan secara sistematis, terencana dan dengan sikap mawas diri. Mulyasa menjelaskan bahwa PTK adalah suatu upaya yang ditujukan untuk memperbaiki proses pembelajaran atau memecahkan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran (Mulyasa, 2009: 34).

Hal penting dalam PTK adalah tindakan nyata (action) yang dilakukan praktisi pendidikan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam tugas pokok dan fungsinya. Tindakan itu harus direncanakan dengan baik dan dapat diukur tingkat keberhasilannya dalam pemecahan masalah tersebut (Sutama, 2010: 6). Tujuan umum PTK adalah untuk mengadakan perbaikan atau peningkatan mutu praktik pembelajaran di kelas. Melalui PTK guru senantiasa mempelajari praktik pembelajaran di kelas berdasarkan pengalaman-pengalaman langsung yang nyata dipandu dengan perluasan wawasan ilmu pengetahuan dan penguasaan teoritik praktis pembelajaran.

Apabila tujuan PTK dapat terlaksana, maka guru sekurang-kurangnya memperoleh empat keuntungan, yaitu dapat melakukan inovasi pembelajaran,

(4)

dapat meningkatkan kemampuan reflektifnya dan mampu memecahkan permasalahan pembelajaran yang dihadapi, terlatih untuk mengembangkan secara kreatif kurikulum sekolah, dan peningkatan kemampuan profesional guru (Sutama, 2010: 7).

D. Desain Penelitian

Penelitian ini dibuat untuk meningkatkan prestasi mata pelajaran sejarah dengan menerapkan pendekatan cooperative learning permainan Sepak Bola Verbal. Dalam penelitian ini menggunakan desain PTK model spiral dengan empat langkah yaitu, perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Untuk menjalankan siklus-siklus tersebut terdapat dua tahapan, yaitu tahap pendahuluan dan tahap pelaksanaan tindakan (Rochiati Wiriaatmadja, 2006: 66).

1. Tahap Pendahuluan

Dalam tahapan ini peneliti mulai melakukan penelitian yaitu dengan melakukan observasi lapangan dan memberikan test awal. Test awal ( pre-test) dilakukan saat akan memulai penyajian materi baru, hal ini sangat berguna bagi peniliti untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan tindakan dalam hal ini penerapan permanian Sepak Bola Verbal karena dapat digunakan sebagai bahan pembanding.

2. Tahap pelaksanaan tindakan

Penelitian tindakan kelas terdapat empat rangkaian yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi yang dilakukan tiap siklus.

(5)

Penelitian tindakan kelas minimal dilakukan tiga siklus mulai dari perencanaan sampai dengan refleksi.

a. Siklus I

1) Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti menyiapkan lembar observasi, menyusun

skenario pembelajaran, membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan, menyusun pedoman wawancara, menyiapkan media pembelajaran yang berkaitan dengan permainan Sepak Bola Verbal, membuat soal evaluasi, membagi kelas menjadi 2 tim dan membuat soal uraian atas pertimbangan guru yang bersangkutan.

2) Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan berdasarkan pada rencana pembelajaran pada saat proses pembelajaran yaitu mengacu kepada RPP yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan tindakan ini peneliti dimana disini menjadi seorang guru ikut melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dengan permanian Sepak Bola Verbal.

3) Observasi

Selama proses pembelajaran peneliti dapat melakukan pengamatan atau kegiatan observasi. Pengamatan mencakup aktivitas siswa yang dilakukan dengan lembar observasi yang telah dibuat. Tujuan observasi ini dilakukan untuk mengamati sejauh mana aktivitas

(6)

siswa dalam proses belajar dengan menggunakan permainan Sepak Bola Verbal.

4) Refleksi

Setelah dilakukan observasi dan diperoleh data dilakukan refleksi, untuk mengetahui sejauh mana tindakan yang telah dilakukan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Hasil refleksi digunakan sebagi acuan untuk merencanakan tindakan yang lebih baik pada siklus selanjutnya.

b. Siklus II

1) Perencanaan

Refleksi dalam siklus I sangat berguna sebagai acuan pembuatan perencanaan dalam siklus ini (siklus II). Perencanan dalam siklus II yaitu : menyusun skenario pembelajaran, menyiapkan lembar observasi, membuat RPP yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, menyusun pedoman wawancara, menyiapkan media pembelajaran yang berkaitan dengan permainan Sepak Bola Verbal dan membuat alat evaluasi, membagi kelas menjadi 2 tim, membuat soal evaluasi, dan membuat soal uraian atas pertimbangan guru yang bersangkutan.

2) Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan pada siklus ini intinya sama seperti siklus I dengan subyek penelitian yang sama seperti pada siklus I tetapi ada sedikit perbedaan yaitu peneliti tetap membuat media pembelajaran untuk

(7)

permanian Sepak Bola Verbal dan juga soal uraian dipadukan dengan pembuatan soal oleh siswa.

3) Observasi

Kegiatan observasi pada siklus II sama dengan observasi pada siklus I yang dilakukan untuk mengamati keaktifan siswa selama proses pembelajaran dengan permainan Sepak Bola Verbal. Selanjutnya melakukan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa serta melakukan wawancara terhadap para siswa didik (subyek penelitian).

4) Refleksi

Dengan refleksi pada siklus II kita dapat mengingat dan merenungkan kembalidari hasil yang telah berlangsung, apakah ada peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa atau tidak. Jika sudah mencapai target maka tidak perlu diadakan siklus III, akan tetapi jika belum maka perlu dilakukan siklus berikutnya.

Siklus selanjutnya mengikuti dari hasil siklus sebelumnya sebagai acuan lanjutan siklus selanjutnya, penelitian dianggap selesai jika sudah memenuhi target pencapaian keberhasilan.

(8)

Keterangan:

1. Refleksi Awal 8. Observasi II

2. Rencana Siklus I 9. Refleksi II

3. Pelaksanaan Tindakan Silkus I 10. Pencana revisi pada Siklus III

4. Observasi I 11. Pelaksaan Tindakan Siklus III

5. Refleksi I 12. Observasi III

6. Rencana Revisi Pada Siklus II 13. Refleksi III

7. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Gambar 2. Proses PTK Model Spiral oleh Kemmis dan Mc Taggart (Rochiati Wiriaatmadja 2006: 66)

E. Sumber Data

Adapun jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Narasumber yang terdiri dari pihak-pihak baik perorangan, perwakilan maupun instansi yang terkait dalam penelitian, terdiri dari:

a. Guru mata pelajaran sejarah SMA N 1 Sentolo. b. Siswa kelas XII IPS 1 SMA N 1 Sentolo.

2. Lembar observasi selama penelitian di SMA N 1 Sentolo.

3. Data yang diperoleh dari siswa tentang hasil belajar sejarah siswa kelas XII IPS 1 SMA N 1 Sentolo.

(9)

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara (interview)

Secara umum yang dimaksud dengan wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka dan dengan arah serta tujuan yang ditentukan (Anas Sudijono, 2005:82).

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumplan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti. (Sugiyono, 2006:194) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang peneliti dalam menggunakan metode interview adalah sebagai berikut:

1) Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.

2) Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.

3) Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan peneliti.

2. Observasi

Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan atau data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. (Anas Sudijono, 2005:76)

(10)

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuisioner. Kalau wawancara dan kuisioner selalu berkomunikasi dengan orang, makaobservasi tidak terbatas pada orang tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Sedangkan menurut Sugiyono (2006:203) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Menurut Nana Sudjana (1992:84) megemukakan bahwa observasi atau pengamatan sebagai alat penilai banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.

Dalam penelitian ini observasi juga dilakukan untuk mengamati kegiatan dalam proses pembelajaran siswa. Peneliti melakukan observasi didalam kelas guna mengatahui dan mengamati siswa pada saat proses pembelajaran sebagai pedoman untuk nantinya pada waktu peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas. Selain itu juga peneliti melakukan observasi fisik sekolah. Hasil observasi tersebut akan dituliskan pada sebuah lembaran kertas yang sudah dipersiapkan.

3. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa yang diberikan sebelum dan sesudah pemberian perlakuan. Perlakuan atau tindakan dalam hal ini yaitu penerapan permainan Sepak Bola Verbal dalam

(11)

proses pembelajaran sejarah. Tes merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan dan alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, bakat, sikap, minat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Menurut Ratna Sajekti Rusli (1988: 1) tes adalah alat pengukur (measurement) yang memberi informasi tentang siswa, mungkin juga orang lain, akan tetapi dalam dunia pendidikan yang menjadi pokok perhatian adalah siswa. Terdapat beberapa macam tes dan berdasarkan tes ini para pendidik memperoleh informasi tentang siswanya yang kemudian menjadi landasan untuk mengambil keputusan, keputusan yang dapat menentukan nasib siswa. Tes dilakukan pada setiap akhir materi untuk mengetahui efektifitas pembelajaran.

a. Tes Awal (Pre test)

Tes pada siswa sebelum pembelajaran dimulai atau sebelum proses pengajaran dilaksanakan. Tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dan sebagai dasar dalam pembentukan kelompok belajar pada pembelajaran dengan menggunakan penerapan

permainanSepak Bola Verbal.

b. Tes Akhir (Post test)

Tes yang diberikan setelah proses pengajaran berakhir. Tes ini diberikan pada saat akhir tindakan untuk mengukur hasil belajar sejarah dan tingkat keberhasilan tindakan pembelajaran pada setiap tindakan (Nana Sudjana, 2005: 117).

(12)

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yaitu alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya baik, lebih cermat, lengkap dan sistematis (Suharsimi Arikunto, 2002:151). Sedangkan Sugiyono (2006:307) mengemukakan bahwa dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi, wawancara dan tes.

1. Wawancara

Dalam wawancara ini yang menjadi obyek penelitian adalah guru sejarah dan siswa untuk menanyakan bagaimana proses pembelajaran setelah menggunakan model pembelajaran dengan permainan Sepak Bola Verbal. Pertanyaan-pertanyaan itu berpedoman pada pelaksanaan model pembelajaran dengan permainan Sepak Bola Verbal. Adapun kisi-kisi nya sebagai berikut:

Tabel 2 : kisi-kisi wawancara penerapan permainan Sepak Bola Verbal untuk siswa.

Aspek Indikator Butir Wawancara Jumlah

Pembelajaran sejarah

Sarana dan prasarana 18 1

- Pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Sentolo

(13)

- Pengetahuan tentang pembelajaran sejarah 1,2,8 3 Strategi pembelajaran dengan permainan Sepak Bola Verbal Strategi pembelajaran sejarah dengan permanian Sepak Bola Verbal

5,6 2

Manfaat menggunakan permainan Sepak Bola Verbal

7,20 2

Pengetahuan tentang strategi pembelajaran dengan permainan Sepak Bola Verbal

9,10 2

Pelaksanaan strategi pembelajaran dengan permainan Sepak Bola Verbal

11 1

Hasil pembelajaran dengan permainan Sepak Bola Verbal

12,13,14 3

Hambatan-hambatan dalam pembelajaran dengan dengan permainan Sepak Bola Verbal 19 1 Langkah-langkah pembelajaran dengan permainan Sepak Bola Verbal a. Guru menentukan

pokok bahasan yang akan dijelaskan.

21 1

b. Guru menyiapkan media

pembelajaran.

22 1

c. Guru memberikan materi

pelajaran baru secara singkat.

23 1

d. Guru membagi

kelompok menjadi 2 tim dan menentukan kapten tim.

24 1

e. Guru menjelaskan

aturan-aturan

permainannya kemudian memanggil kapten tim dan melempar koin untuk menentukan tim mana yang akan melakukan kick-off.

(14)

f. Tim dengan kick off menerima pertanyaan dari guru. Siapapun dapat menjawab dalam lima detik dan menjawab dengan benar, mereka mempertahankan kepemilikan bola. Gabungkan tiga pertanyaan benar (tiga kali memegang bola), adalah gol!

26 1

g. Jika tidak seseorang pun menjawab dalam lima detik, bola lepas. Jika lawan dapat menjawab dalam lima detik berikutnya, mereka memegang bola dan mulai menerima pertanyaan berikutnya.

27 1

h. Pelanggaran terjadi bila siswa meneriakkan jawaban saat bukan gilirannya, menjawab ketika tidak berhak, dan terutama berdebat dengan wasit! Wasit diminta untuk menggunakan kartu kuning atau merah. Pemenangnya adalah tim dengan gol lebih banyak di akhir pelajaran.

28 1

i. Guru mengevaluasi

materi pelajaran yang dimainkan dengan permainan Sepak Bola Verbal.

29 1

j. Guru menyuruh siswa

untuk menyimpulkan materi yang tadi dipelajari.

(15)

Hasil siswa dalam belajar siswa

Peningkatan hasil belajar siswa, kelebihan dan kendala

16,20 2

Diskusi siswa Diskusi siswa saat

menggunakan permainan Sepak Bola Verbal

15 1

Tabel 3. Kisi-kisi wawancara penerapan permainan Sepak Bola Verbal untuk guru sejarah

Aspek Indikator Butir

Wawancara Jumlah

Pembelajaran sejarah

Pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Sentolo

1,3 2

Situasi belajar siswa 2 1

Model pembelajaran dengan permainan Sepak Bola Verbal

Model pembelajaran sejarah dengan permainan Sepak Bola Verbal

4,5,6,7 4

Manfaat model pembelajaran dengan permainan Sepak Bola Verbal

12 1

Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran dengan permainan Sepak Bola Verbal

13,17 2

Kendala dalam menggunakan model pembelajaran dengan permainan Sepak Bola Verbal 14,15 2 Langkah-langkah pembelajaran dengan permainan Sepak Bola Verbal

a. Guru menentukan pokok

bahasan yang akan dijelaskan.

18 1

b. Guru menyiapkan media

pembelajaran.

19 1

c. Guru memberikan

materi pelajaran baru secara singkat.

20 1

d. Guru membagi

kelompok menjadi 2 tim dan menentukan kapten tim.

(16)

e. Guru menjelaskan aturan-aturan

permainannya kemudian memanggil kapten tim dan melempar koin untuk menentukan tim mana yang akan melakukan kick-off.

21,23 2

f. Tim dengan kick off menerima pertanyaan dari guru. Siapapun dapat menjawab dalam lima detik dan

menjawab dengan benar, mereka mempertahankan kepemilikan bola.

Gabungkan tiga pertanyaan benar (tiga kali memegang bola), adalah gol!

24 1

g. Jika tidak seseorang pun menjawab dalam lima detik, bola lepas. Jika lawan dapat menjawab dalam lima detik berikutnya, mereka memegang bola dan mulai menerima pertanyaan berikutnya.

25 1

h. Pelanggaran terjadi bila siswa meneriakkan jawaban saat bukan gilirannya, menjawab ketika tidak berhak, dan terutama berdebat dengan wasit! Wasit diminta untuk menggunakan kartu kuning atau merah. Pemenangnya adalah tim dengan gol lebih banyak di akhir pelajaran.

(17)

i. Guru mengevaluasi materi pelajaran yang dimainkan dengan permainan Sepak Bola Verbal.

27 1

j. Guru menyuruh siswa

untuk menyimpulkan materi yang tadi dipelajari.

28 1

Hasil siswa dalam belajar siswa

Peningkatan hasil belajar siswa, kelebihan dan kendala

8,11,16 3

Diskusi siswa Diskusi siswa saat proses

pembelajaran dengan menggunakan permainan Sepak Bola Verbal.

9,10 2

2. Observasi

Dalam observasi ini peneliti mengamati dan mencatat keadaan fisik sekolah, proses pembelajarn dikelas yang meliputi guru sejarah, siswa, model pembelajaran yang digunakan dan sarana yang ada. Adapun kisi-kisi observasi sebagai berikut :

Tabel 4: kisi-kisi observasi kondisi sekolah dan kelas

Komponen Indikator Butir Kendali

Observasi A. Kondisi Fisik

Sekolah

1. Ruang Kelas

2. Ruang Lab. Kimia/Biologi

3. Ruang Lab, Fisika

4. Ruang Multimedia

5. Ruang Lab. Komputer

6. Ruang Perpustakaan

7. Ruang Serba Guna

8. Ruang Kepala Sekolah

9. Ruang Bimbingan Konseling

10.Ruang UKS

11.Ruang Guru

12.Ruang Tata Usaha

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

(18)

13.Ruang Kamar Mandi/WC

14.Ruang Gudang

15.Rumah Penjaga Sekolah

16.Mushola 17.Ruang OSIS 18.Ruang Parkir 19.Ruang Agama 20.Ruang Pramuka 21.Ruang Tamu 22.Ruang Piket 23.Ruang Satpam 24.Koperasi Sekolah 25.Tempat berolahraga 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 B. Perangkat Pembelajaran dengan permainan Sepak Bola Verbal 1. KTSP 2. Silabus 3. RPP 26 27 28 C. Kondisi Siswa Di Kelas 1. Suasana di kelas

2. Keaktifan siswa dalam belajar 3. Minat siswa

4. Kerjasama siswa dalam belajar

5. Perilaku siswa di dalam kelas. 6. Perilaku siswa di luar kelas

29 30 31 32 33 34 D. Kondisi Guru Di Kelas 1. Suasana kelas 2. Penyajian materi 3. Strategi pembelajaran 4. Metode pembelajaran 5. Penggunaan bahasa 6. Penggunaan waktu 7. Teknik bertanya 8. Penggunaan media 35 36 37 38 39 40 41 42 E. Langkah-Langkah pembelajaran dengan permainan Sepak Bola Verbal

1. Guru membagi siswa menjadi 2

tim

2. Guru menentukan salah satu anggota di setiap tim untuk menjadi kapten.

3. Guru menjelaskan aturan-aturan permainannya kemudian

memanggil kapten tim dan melempar koin untuk menentukan tim mana yang akan melakukan kick-off. 4. Tim dengan kick off menerima

pertanyaan dari guru. Siapapun

43 44

45

(19)

dapat menjawab dalam lima detik dan menjawab dengan benar, mereka mempertahankan kepemilikan bola. Gabungkan tiga pertanyaan benar (tiga kali memegang bola), adalah gol! 5. Jika tidak seseorang pun

menjawab dalam lima detik, bola lepas. Jika lawan dapat menjawab dalam lima detik berikutnya, mereka memegang bola dan mulai menerima pertanyaan berikutnya.

6. Pelanggaran terjadi bila siswa meneriakkan jawaban saat bukan gilirannya, menjawab ketika tidak berhak, dan

terutama berdebat dengan wasit! Wasit diminta untuk

menggunakan kartu kuning atau merah. Pemenangnya adalah tim dengan gol lebih banyak di akhir pelajaran. 7. Penilaian. 8. Kesimpulan. 47 48 49 50 F. Kelebihan permainan Sepak Bola Verbal

1. Siswa lebih aktif

2. Peningkatan hasil belajar 3. Pembelajaran lebih menarik

51 52 53 G. Kelemahan permainan Sepak Bola Verbal

1. Kondisi kelas ramai

2. Waktu model pembelajaran

lama

54 55

3. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar ini dibuat oleh peneliti dengan terlebih dahulu dikonsultasikan kepada guru mata pelajaran sejarah, hal ini dilakukan untuk mengukur tingkat kesukaran soal yang akan diberikan kepada siswa. Adapun kisi-kisi untuk tes hasil belajar (pre-test dan post-test) penerapan

(20)

permainan sepak bola verbal untuk meningkatkan hasil belajar sejarah adalah sebagai berikut:

Tabel 5: Kisi-kisi Soal Hasil Belajar Sejarah

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator No. Soal Jml Soal 2. Menganalisis Perjuangan sejak Orde Baru sampai dengan Masa Reformasi 2.1. Menganalisis Perkembangan Pemerintah Orde Baru Siklus I Indonesia Pada Masa Orde Baru: Latar belakang kronologis lahirnya pemerintahan Orde Baru 1, 2, 3, 4, 5 5 Siklus II Berdirinya Pemerintah Orde Baru dan ciri-ciri pokok kebijakan yang dihasilkan 1, 2, 3, 4, 5 5 Siklus III Menguatnya peran negara pada masa Orde Baru dan dampaknya terhadap kehidupan sosial politik masyarakat 1, 2, 3, 4, 5 5

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruk apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berfikir seperti yang disebutkan dalam tujuan pembelajaran atau mengukur sesuatu sesuai dengan definisi yang digunakan. Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori, yaitu yang menjadi dasar penyusunan instrumen. Definisi atau konsep yang diukur berasal dari

(21)

teori yang digunakan. Oleh karena itu, harus ada pembahasan mengenai teori yang menjadi dasar penentuan konstruk suatu instrumen. Untuk menguji validitas konstruk; dapat digunakan pendapat para ahli (expert judgement). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu maka selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang (Widoyoko, 2009: 131).

H. Validitas Data

Keabsahan data dapat diketahui dengan triangulasi. Triangulasi data dilakukan dengan cara memadukan data yang diperoleh dari lembar dalam proses pembelajaran, hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa dan guru pada akhir tindakan, dokumentasi, tes hasil belajar. untuk mempermudah dalam penarikan kesimpulan. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data itu. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah (Moleong, 2002: 178):

1. Menggunakan teknik triangulasi sumber, yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informan yang berbeda dalam metode kualitatif.

2. Triangulasi metode yaitu peneliti mengumpulkan data yang sejenis dengan menggunakan teknik pengumpulan sumber data yang berbeda untuk

(22)

memperoleh data tentang partisipasi dan kompetensi profesional guru. Triangulasi dalam penelitian ini menggunakan, wawancara, observasi, tes hasil belajar, dan dokumentasi.

I. Teknik Analisis Data

1. Teknik analisis data kualitatif

Menurut Miles and Huberman dalam bukunya Sugiyono (2007 : 337) dikemukakan bahwa analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data tersebut yaitu Data Reduction, Data Display, dan Conclusion Drawing/Verification. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut :

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data itu berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan begitu data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah data display atau penyajian data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kualitatif sehingga penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.

(23)

c. Conclusion Drawing / Verification

Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi, tahap penarikan kesimpulan ini merupakan tahap terakhir dalam analisis data. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung.

Gambar 3 . Komponen dalam analisis data

Menurut Miles dan Hubberman dalam Sugiyono (2007 : 247).

2. Teknik analisis Kuantitatif

Data hasil belajar siswa dapat diketahui dengan menghitung mean (rata-rata) dari daftar nilai siswa dan menghitung daya serap siswa

Pengumpulan Data

Reduksi Data Penarikan

Kesimpulan Penyajian Data

(24)

terhadap materi. Data perhitungan mean dan daya serap yang diperoleh dengan mengacu pada pencapaian hasil belajar.

a. Mean (rata-rata nilai siswa)

Keterangan :

X : rata-rata / mean

ΣXi : Jumlah nilai semua siswa

N : Jumlah siswa

(Sutrisno Hadi, 1997 : 151)

b. Menghitung daya serap

Keterangan :

DS : Daya Serap

NE : Nilai Tujuan Keatas

S : Jumlah Siswa (BOB Hasan, 2002 : 1P42) c. Kriteria Pencapaian Hasil Belajar

Tabel 6. Kriteria Pencapaian Hasil Belajar

Kategori Nilai

Baik sekali Jika mencapai 81 - 100 %

Baik Jika mencapai 61 - 80 %

Kurang Jika mencapai 41 - 60 %

(25)

J. Indikator keberhasilan

Penelitian dapat dikatakan berhasil jika sudah mencapai target kriteria yang telah ditentukan. Target kriteria ketuntasan minimal dalam penelitian di SMA Negeri 1 Sentolo ini adalah nilai tes hasil belajar mencapai minimal ≥70. Hal ini berdasarkan KKM mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Sentolo Kulon Progo.

Gambar

Gambar 2. Proses PTK Model Spiral oleh Kemmis dan Mc Taggart  (Rochiati Wiriaatmadja 2006: 66)
Tabel 2 : kisi-kisi wawancara penerapan permainan Sepak Bola Verbal untuk  siswa.
Tabel 3. Kisi-kisi wawancara penerapan permainan Sepak Bola Verbal untuk guru  sejarah
Tabel 4: kisi-kisi observasi kondisi sekolah dan kelas
+3

Referensi

Dokumen terkait

Mu-Rho tinggi 44-76 GPa pada tubuh karbonat, secara keseluruhan nilai Lamda-Rho lebih tinggi dibandingkan dengan Mu-Rho, terdapat spot ditandai dengan elip

Masyarakat pada prinsipnya sangat menaruh harapan kepada lembaga pendidikan tradisional ini sebab secara fakta dapatlah dikatakan betapa banyak alumni- alumni dayah yang

time base yang masuk ke gerbang and berlogika 1 (high) maka keluaran gerbang and sebagai pembanding akan berlogika 1 dan membuat counter akan mencacah dan

a. Mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang bersifat abstrak atau tidak nyata. Jenis aktivitas-aktivitas abstrak ini biasanya memberi nilai dengan cara yang

Berdasarkan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat pe- ngaruh yang positif keterampilan me- takognisi terhadap keterampilan ber- komunikasi fisika siswa SMP

Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Tabanan adalah rencana yang meliputi sistem perkotaan wilayah Kabupaten Tabanan yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam

Tujuan dari perencanaan bangunan berbasis kinerja dalah agar perencana dapat menetapkan kondisi apa yang terjadi pada bangunan saat gempa maksimum terjadi.. Dengan

Hasil analisis uji satatistik terhadap rata-rata kadar pati tepung mocaf dengan perlakuan pemberian starter isolat bakteri indigenous ubi kayu dan pembanding