ANALISIS PERENCANAAN DAN REALISASI
ANALISIS PERENCANAAN DAN REALISASI
PENERIMAAN PAJAK BUMI dan BANGUNAN
(PBB) DI KOTA DEPOK
SEMINAR PENULISAN ILMIAH Diajukan guna melengkapi syarat syarat Diajukan guna melengkapi syarat - syarat
untuk mencapai
gelar setara Sarjana Muda Jurusan Akuntansi Jenjang Strata Satu
Nama : Merci Ariandini
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
Nama : Merci Ariandini
NPM : 26209417
Jurusan : Akuntansi
Pembimbing : Rudi Sahara, SE,. ME
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
Latar Belakang
Iuran dan pungutan timbul karena adanya suatu pertanyaan mengenai siapa yang akan membiayai segala kepentingan dan kebutuhan bersama. Dalam suatu lingkungan peradaban, manusia pasti mempunyai kepentingan dan kebutuhan yang sama, misalnya kepentingan akan rumah peribadatan, kebersihan lingkungan, keamanan dan fasilitas-fasilitas umum lainnya. Karena itu di antara mereka timbulah pertanyaan-pertanyaan fasilitas umum lainnya. Karena itu di antara mereka timbulah pertanyaan pertanyaan seperti siapa yang akan membiayai seluruh kepentingan diatas, dari mana dana pembangunannya diperoleh, dan siapa yang akan mengiris itu semua? Semakin besar dan semakin banyak kebutuhan bersama yang diinginkan, maka semakin kompleks juga
li ik
cara merealisasikannya.
Pemerintah dihadapkan pada pilihan untuk menggali sumber-sumber penerimaan dalam negeri yang potensial, salah satunya sektor pajak yaitu Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) PBB sebagai salah satu pengisi kas daerah tentunya harus dapat Bangunan (PBB). PBB sebagai salah satu pengisi kas daerah, tentunya harus dapat dikelola dengan sebaik-baiknya sehingga penerimaan PBB tersebut meningkat setiap periodenya. Dalam rangka merealisir penerimaan PBB diperlukan perencanaan sebagai langkah awal mencapai tujuan perencanaan atau rencana penerimaan, ini akan sangat
i d l li ik i d h penting dalam merealisasikan penerimaan daerah.
Dan uraian diatas, penulis tertarik untuk membahasnya lebih lanjut dalam suatu bentuk tulisan penelitian ilmiah yang diberi judul “Analisis Perencanaan dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kota Depok”
RUMUSAN MASALAH
Mengingat Pajak Bumi dan Bangunan sebagai salah satu sumber penerimaan daerah yang Mengingat Pajak Bumi dan Bangunan sebagai salah satu sumber penerimaan daerah yang sangat potensial, maka berbagai faktor yang akan menentukan keberhasilan pemungutan perlu diperhatikan dan dianalisis, salah satu faktor tersebut adalah rencana penerimaan PBB. Sehubungan dengan rencana penerimaan PBB merupakan salah satu faktor penentu dan langkah awal dalam merealisasikan penerimaan PBB maka masalah yang akan diangkat yakni :
awal dalam merealisasikan penerimaan PBB, maka masalah yang akan diangkat yakni :
• Apakah rencana penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan yang telah disusun di Kota Depok dapat terealisasi sesuai target?
• Bagaimana konsep perencanaan Pajak Bumi dan Bangunan serta realisasi penerimaan di Kota Depok?
• Bagaimana pengaruh antara perencanaan dan wajib pajak terhadap realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Depok?
TUJUAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
• Untuk mengetahui kesesuaian target realisasi penerimaan PBB di Kota Depok terhadap rencana penerimaannya.
• Untuk mengetahui konsep perencanaan Pajak Bumi dan Bangunan serta realisasi penerimaan di Kota Depok.
• Untuk mengetahui pengaruh antara perencanaan dan wajib pajak terhadap realisasi penerimaanUntuk mengetahui pengaruh antara perencanaan dan wajib pajak terhadap realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Depok.
Data dan Profil Objek Penelitian
K t D k k d h b t i d b k b k j k b i d
Kota Depok merupakan daerah yang berpotensi dengan banyaknya subyek pajak bumi dan bangunan. Yang mana daerah ini meliputi dari berbagai sektor yakni sektor perkotaan, perkebunan dan pertanian yang luas sehingga berpotensi terhadap peningkatan penerimaan daerah yang berasal dari penghasilan PBB.
P k b K t t k k PBB di K t D k d t dilih t d t b l dib h i i Perkembangan Ketetapan pokok PBB di Kota Depok dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Jumlah Wajib Pajak dan Pokok Ketetapan PBB di Kota Depok Tahun anggaran 2006/2007 - 2010/2011gg
Tahun Wajib Pajak
Pokok Ketetapan
Laju Pertumbuhan
Wajib Pajak Pokok
PBB j j Ketetapan 2007 319.699 36.911.211.690 ‐ ‐ 2008 400 927 46 195 459 294 25 40 % 25 15 % 2008 400.927 46.195.459.294 25,40 % 25,15 % 2009 438.711 48.417.972.453 9,42 % 4,81 % 2010 451.000 51.879.221.593 2,80 % 7,14 % 2011 485.723 57.690.381.960 7,69 % 11,20 %
Potensi Perencanaan dan Realisasi Penerimaan PBB di Kota Depok
Rencana dan Realisasi Penerimaan PBB di Kota Depok Per Tahun Anggaran 2006/2007 – 2010/2011
Tahun Rencana Realisasi
2007 36.401.967.528 22.868.572.651 2008 40.189.516.041 23.033.459.779 2009 43.883.217.780 28.931.296.371 2010 49.369.744.927 27.405.357.890 2011 47.989.562.791 31.075.003.452 Jumlah 217 834 009 067 133 313 690 143 Jumlah 217.834.009.067 133.313.690.143
Kesesuaian = x 100% (dengan batas toleransi 5 %) Tahun 2007 : x 100% = 159,17 % (tidak sesuai)( ) Tahun 2008 : x 100% = 174 48 % (tidak sesuai) x 100% = 174,48 % (tidak sesuai) Tahun 2009 x 100% = 151,68 % (tidak sesuai) Tahun 2010 x 100% = 180,14 % (tidak sesuai) Tahun 2011 x 100% = 154,43 % (tidak sesuai)
Besar Hubungan Antara Variabel Realisasi dengan Variabel Rencana dan Wajib Pajak Nilai Koefisien regresi, t-hitung, t-tabel, R2, F-hitung, F-tabel,
Analisis Realisasi Penerimaan PBB di Kota Depok Analisis Realisasi Penerimaan PBB di Kota Depok
No. Variabel Koefisien Standart T(DF=2)
Regresi Error ( )
1. Rencana (X1) 0,046 0,597 0,077
2. Wajib Pajak (X2) 0,0465 0,0507 0,916
2. Wajib Pajak (X2) 0,0465 0,0507 0,916
3. Konstanta 5,139
4. Variabel Terikat Realisasi (Y)
5. R2 = 0,767
6. F‐ratio = 3,287
7 F ( 5 %) 19 00
7. F‐tabel(α = 5 %) = 19,00
8. t‐tabel(α = 5 %) = 4,303 (uji dua arah)
Rangkuman Hasil Penelitian
Kesesuaian, Peningkaan Rencana dan Realisasi Penerimaan PBB Kesesuaian, Peningkaan Rencana dan Realisasi Penerimaan PBB
di Kota Depok
Ketidaksesuaian
Tahun Rencana Realisasi
(5%) Laju pertumbuhan 2007 36.401.967.528 22.868.572.651 54,17 % - -2008 40.189.516.041 23.033.459.779 69,48 % 10,40 % 0,72 % 2009 43.883.217.780 28.931.296.371 46,68 % 9,19 % 25,60 % 2010 49 369 744 927 27 405 357 890 75 14 % 12 50 % 5 27 % 2010 49.369.744.927 27.405.357.890 75,14 % 12,50 % -5,27 % 2011 47.989.562.791 31.075.003.452 49,43 % -2,79 % 13,39 %
• Perbandingan Antara Rencana Penerimaan dengan Pokok Ketetapan PBB di Kota Depok
Tahun Pokok Ketetapan
PBB Rencana Persentase 2007 36 911 211 690 36 401 967 528 98 62 % 2007 36.911.211.690 36.401.967.528 98,62 % 2008 46.195.459.294 40.189.516.041 86,99 % 2009 48.417.972.453 43.883.217.780 90,53 %, 2010 51.879.221.593 49.369.744.927 95,16 % 2011 57.690.381.960 47.989.562.791 83,18 %
Kesimpulan
• Dari kelima tahun anggaran 2007 –2011 ternyata rencana penerimaan PBB di Kota Depok secara keseluruhan tidak dapat direalisasikan
Depok secara keseluruhan tidak dapat direalisasikan.
• Penentuan rencana penerimaan yang ingin dicapai didasarkan pada pokok ketetapan tahun berjalan ditambah dengan tunggakan-tunggakan tahun lalu, serta ketentuan lainnya yang mengatur Dan Rencana yang ditetapkan selalu lebih rendah dari pokok lainnya yang mengatur. Dan Rencana yang ditetapkan selalu lebih rendah dari pokok ketetapan PBB.
• Secara terpisah variabel wajib pajak tidak signifikan dalam mempengaruhi realisasi penerimaan PBB di Kota Depok. Begitu juga dengan variabel rencana yang tidak signifikan dalam mempengaruhi realisasi penerimaan PBB di Kota Depok. Dan secara serentak variabel wajib pajak dan variabel rencana tidak signifikan dalam mempengaruhi realisasi penerimaan PBB di Kota Depok.
Saran
• Diharapkan kepada para Notaris sebagai Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT) agar dapat aktif dalam membantu meningkatkan penerimaan PBB khususnya di Kota Depok dengan cara meminta kepada yang akan mengalihkan tanah / bangunan untuk melampirkan Surat Tanda Terima Setoran (STTS) PBB tahun berjalan guna mengetahui pemilik tanah / bangunan yang baru.
• Diharapkan kepada Kepala Kantor Pelayanan PBB Kota Depok untuk melaksanakanp p p y p sanksi hukum kepada para wajib pajak yang selama ini tidak menghiraukan surat panggilan PBB.
• Demikian juga kepada instansi terkait untuk dapat membantu penerimaan PBB melaluiDemikian juga kepada instansi terkait untuk dapat membantu penerimaan PBB melalui kewenangan yang ada dalam upaya pemberhasilan penerimaan PBB.