Sri Nirmawaty Hasan| Program Studi Ilmu Keperawatan, FIKK, UNG 1
Jurnal yang berjudul “ PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT
TENTANG PENYAKIT ASMA DI KELURAHAN DULALOWO KECAMATAN KOTA TENGAH
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT ASMA
DI KELURAHAN DULALOWO KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO
Sri Nirmawaty Hasan
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK
Berdasarkan data awal didapatkan masalah seperti rumah yang dindingnya lembab, memiliki hewan peliharaan, anggota keluarganya perokok aktif serta jarang berolahraga. Adanya kebiasaan masyarakat membakar sampah di sekitaran rumah, dan kurangnya kesadaran masyarakat akan faktor-faktor pencetus penyakit asma. Tujuan penelitian untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Asma di Kelurahan Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo.
Desain penelitian Quasi Experiment, dengan bentuk desain Non Equivalent Control
Group. Populasi berjumlah 30 kepala rumah tangga atau yang mewakili. Jumlah
sampel 30 responden dengan menggunakan tehnik pengambilan sampel total sampling. Instrument yang digunakan yaitu kuisioner. Analisa data menggunakan Uji Wolcoxon.
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan masyarakat sebelum diberikan pendidikan kesehatan yaitu baik 0%, cukup 40%, kurang 60%, dan setelah diberikan pendidikan kesehatan menjadi baik 73,3%, cukup 26,7%, kurang 0%. Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan masyarakat dengan nilai p value
0,000 < α=0,05.
Kesimpulan penelitian ini yaitu ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit asma di Kelurahan Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo. Dan hasil penelitian ini disarankan untuk masyarakat dapat lebih memperhatikan berbagai masalah tentang penyakit asma.
Berdasarkan data WHO tahun 2006 yang dikutip oleh Fairawan (2008), sebanyak 300 juta orang menderita asma dan 255 ribu penderita meninggal karena asma di seluruh dunia. Angka kejadian asma 80% terjadi di negara berkembang akibat kemiskinan, kurangnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan fasilitas pengobatan. Angka kematian yang disebabkan oleh penyakit asma diseluruh dunia diperkirakan akan meningkat 20% untuk sepuluh tahun mendatang, jika tidak terkontrol dengan baik.
Di Indonesia asma merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian dan menduduki urutan ke-5 dari 10 penyebab kesakitan bersama-sama dengan bronkhitis kronik dan emfisema. Prevalens asma diseluruh Indonesia sebesar 13/1000, di bandingkan bronkhitis kronik 11/1000 dan obstruksi paru 2/1000 (Herry, 2011)1.
Sesuai dengan data Riskesdes tahun 2013 didapatkan bahwa secara Nasional Rumah Tangga yang bebas asma sebanyak 88,8%. Presentasi rumah tangga bebas asma tertinggi d Provinsi Lampung (95,3%) dan terendah di Provinsi Gorontalo (76,6%). Bahkan di Gorontalo terdapat 4,5% rumah tangga yang mempunyai 2 anggota keluarga menderita asma dan 0,8% rumah tangga mempunyai 3 anggota rumah tangga atau lebih menderita asma. Dengan hal ini, dapat digambarkan bahwa Gorontalo termasuk daerah yang memiliki angka kejadian asma yang cukup tinggi (Kompasiana,2015).
Asma merupakan penyakit yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya alergen, infeksi saluran nafas, iritan, aktivitas fisik, obat-obatan tertentu, faktor emosi, dan cuaca (Angela dkk, 2002)2. Selain faktor-faktor penyebab tersebut, seperti yang telah dijabarkan diatas bahwa tingginya angka kejadian asma salah satunya diakibatkan oleh kurangnya tingkat pengetahuan mengenai penyakit asma. Menurut Umar (2009) yang dikutip Yustin (2009)3 pemahaman masyarakat tentang penyakit asma belum memadai.
Saat dilakukan wawancara dengan 10 orang masyarakat, didapatkan 6 orang masyarakat belum menyadari faktor-faktor lingkungan sekitar yang sangat memicu untuk terjadinya penyakit asma dan 9 orang mengakui bahwa mereka kurang berolahraga secara teratur dengan alasan tidak adanya waktu untuk berolahraga.
Dengan banyaknya faktor pencetus, tentunya masyarakat di daerah ini merupakan masyarakat yang beresiko tinggi untuk terkena penyakit asma, mengingat penyakit asma bisa menyerang baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Untuk
1
Herry, Studi Perilaku Control Asma Pada Pasien Yang Tidak Teratur Di Rumah Sakit Persahabatan, J Respir Indo. Vol. 31. No. 3, 2011.
2
Angela dkk, Mengenal, Mencegah, Dan Mengatasi Asma Pada Anak Plus Panduan Senam Asma, Jakarta, Puspa Swara, 2002.
3
Yustin, Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Pencegahan Dini Penyakit Asma Bronkhial di RSUD dr. Moewardi, 2009.
menjaga keseimbangan kesehatan terutama dalam pencegahan penyakit asma tentunya dibutuhkan suatu pendidikan kesehatan sebagai wujud kepedulian kita sebagai perawat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit asma.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit asma di Kelurahan Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo. Metode Penelitian
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan pada setiap kepala rumah tangga atau yang mewakili setiap rumah di kelurahan dulalowo kecamatan kota tengah kota gorontalo. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 mei – 5 juni. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperiment. Penelitian dirancang dengan pendekatan Non Equivalent Control Group. Sampel pada penelitian ini sebanyak 30 sampel. Dengan menggunakan tehnik Total Sampling (sugiyono, 2011)4. Instrument yang digunakan yaitu kuisioner. Analisa data menggunakan Uji
Wolcoxon. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan tehnik analisa
data univariat dan analisa data bivariat. Hasil Penelitian dan Pembahasan
a. Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Asma Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan
Tingkat Pengetahuan Intervensi Kontrol
N % n % Baik Cukup Kurang 0 6 9 0 40 60 0 7 8 0 46.7 53.3 Total 15 100 15 100
Sumber : Data Primer, 2015
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa setelah dilakukan test awal, untuk kelompok intervensi tidak ada responden yang memiliki pengetahuan baik tentang penyakit asma. Dimana terdapat 6 (40%) responden yang memiliki pengetahuan cukup dan 9 (60%) responden memiliki pengetahuan kurang. Untuk kelompok kontrol juga tidak ada responden yang memiliki pengetahuan baik tentang penyakit asma. Dimana terdapat 7 (46.7%) responden yang memiliki pengetahuan cukup dan 8 (53.3%) responden yang memiliki pengetahuan kurang. Ini berarti pemahaman ataupun pengetahuan responden tentang penyakit asma baik pada kelompok intervensi maupun pada kelompok kontrol rata-rata masih memiliki tingkat pengetahuan cukup yang artinya pengetahuan responden tentang penyakit asma
4
cukup memadai dan memiliki pengetahuan kurang yang artinya pengetahuan responden tentang penyakit asma kurang memadai.
Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan responden yang masih terbilang rendah, dan sebagian responden memiliki pekerjaan IRT yang sehari–harinya sibuk dengan pekerjaan mengurus rumah tangga yang membuat mereka kurang berminat untuk mencari informasi tentang penyakit asma serta kurang berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan yang diadakan oleh Puskesmas Dulalowo.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Febrina Ernawati pada tahun 20125, yang mengatakan bahwa sebelum dilakukan pendidikan kesehatan terdapat responden yang memiliki pengetahuan cukup dan kurang. Tidak ada satupun responden yang memiliki pengetahuan baik. Emilia (2009)6 juga mengatakan bahwa umunya pengetahuan responden pada saat pretest masih rendah.
Menurut Notoatmodjo (2013)7, bahwa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang adalah tingkat pendidikan, informasi, budaya, pengalaman, sosial ekonomi dan simulasi.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dan teori yang telah dijabarkan di atas maka peneliti berasumsi bahwa terbukti memang rata – rata pengetahuan responden sebelum dilakukan penelitian yaitu masih memiliki tingkat pengetahuan yang cukup dan rendah, sebab kurangnya informasi yang didapatkan. Semakin banyak informasi yang didapatkan maka semakin meningkat pengetahuan seseorang tetapi semakin sedikit informasi yang didapatkan maka semakin rendah tingkat pengetahuan seseorang.
b. Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Asma Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan
Tingkat Pengetahuan Intervensi Kontrol
N % n % Baik Cukup Kurang 11 4 0 73.3 26.7 0 0 7 8 0 46.7 53.3 Total 15 100 15 100
Sumber : Data Primer, 2015
Dari hasil penelitian saat dilakukan post test didapatkan bahwa untuk kelompok intervensi terdapat peningkatan pengetahuan yang ditunjukkan melalui hasil analisis yaitu 11 (73.3%) responden memiliki pengetahuan baik, dan 4 (26.7%)
5 Febrina Ernawati, Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Tentang Diare Pada
Anak Jalanan, Semarang, Universitas Diponegoro, 2012.
6 Emilia, Pengaruh Penyuluhan Asi Eksklusif Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Di Mukim Laure-E
Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue, Medan, USU, 2009.
7
responden memiliki pengetahuan cukup, sedangkan untuk responden yang memiliki pengetahuan kurang sudah tidak ada lagi. Untuk kelompok kontrol setelah dianalisis tidak terdapat perbedaan tingkat pengetahuan saat dilakukan pre test dan post test.
Hal ini dikarenakan untuk kelompok intervensi sudah diberikan pendidikan kesehatan tentang asma sebanyak 2 kali dalam 2 minggu dan diberikan leaflet sebagai bahan bacaan yang artinya responden telah terpapar informasi mengenai penyakit asma dan dapat meningkatkan pengetahuan responden. Sedangkan untuk kelompok kontrol tidak mendapatkan pendidikan kesehatan sehingga tidak terpapar oleh informasi sehingga pengetahuan dari responden pada kelompok kontrol tidak mengalami peningkatan. Pada penelitian ini masyarakat dikategorikan berpengetahuan baik jika mampu menjawab soal dengan benar sebanyak 25 – 32 soal, dikategorikan cukup jika mampu menjawab soal dengan benar sebanyak 18 - 24 soal, dan dikategorikan rendah jika hanya mampu menjawab soal dengan benar sebanyak 1-17 soal.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Erika pada tahun 2012 yang mengatakan bahwa pada kelompok yang mendapat penyuluhan kesehatan, terjadi peningkatan pengetahuan, sikap, dan praktik yang ditunjukan dengan perubahan skor yang semakin meningkat.
Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Suryaningsih (2013)8, pengaruh tingkat pengetahuan seseorang terjadi karena adanya faktor komunikasi yang merupakan proses pengoperasian rangsangan, stimulus, dalam bentuk lambang atau simbol bahasa atau gerak.
Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang telah dijabarkan diatas, maka peneliti berasumsi bahwa rata – rata tingkat pengetahuan masyarakat pada kelompok intervensi setelah diberikan pendidikan kesehatan mengalami peningkatan karena adanya pemberian informasi melalui pendidikan kesehatan tetapi pada kelompok kontrol rata – rata pengetahuannya tidak mengalami peningkatan sebab tidak diberikan pendidikan kesehatan.
c. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit asma sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan Pengukuran Mean Rank Sum of Rank Z Hitung P value Pengetahuan masyarakat tentang
penyakit asma sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan
8.00 120.00 3.542 0.000
Sumber : Data Primer, 2015
8
suryaningsih, pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu post partum tentng asi eksklusif, Jakarta, 2013
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa terdapat perbedaan tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit asma antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Untuk kelompok intervensi pada saat sebelum diberikan pendidikan kesehatan dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan terjadi peningkatan pengetahuan, Tetapi pada kelompok kontrol tidak ada perubahan pengetahuan pada saat pre test dan post test.
Hal ini dikarenakan adanya perlakuan yang berbeda antara kedua kelompok responden. Dimana ada kelompok yang diberikan pendidikan kesehatan (intervensi) dan ada kelompok yang tidak diberikan pendidikan kesehatan (kontrol)
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suharti (2009) dalam astria (2012)9 yang mengatakan bahwa ada pengaruh yang bermakna terhadap peningkatan pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan didapatkan dari uji value (0.000). Menurut Suryaningsih (2013)10, bahwa ada perbedaan yang signifikan antara rerata pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan rerata pengetahuan sesudah diberikan pendidikan kesehatan
Menurut Nursalam (2008) dalam Suryaningsih (2013), pendidikan kesehatan adalah proses yang direncanakan dengan sadar untuk menciptakan peluang bagi individu – individu untuk senantiasa belajar memperbaiki kesadaran (literacy) serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan (life skill) demi kepentingan kesehatannya.
Berdasarkan hasil penelitian dan teori di atas, peneliti berasumsi bahwa terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit asma dengan adanya perbedaan tingkat pengetahuan masyarakat antara sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan yang dibuktikan melalui hasil analisis uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test yang menunjukkan adanya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit asma pada kelompok intervensi dengan hasil Zhitung (3,542) > Ztabel (α=0.05) dan nilai p value (0.000) < (α=0.05). Untuk semakin memperkuat hasil penelitian, maka dibandingkan dengan kelompok kontrol yang respondennya tidak diberi pendidikan kesehatan dan menghasilkan bahwa antara pre test dan post test
tidak terdapat perbedaan tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit asma yang dibuktikan dengan hasil Uji Statistik Wilcoxon Signed Rank Test yang menunjukkan bahwa Zhitung (0,000) > Ztabel (α=0.05) dan nilai p value (1.000) > (α=0.05). Maka dengan ini semakin terlihat bahwa memang sangat berpengaruh intervensi (pendidikan kesehatan) yang diberikan terhadap tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit asma.
9
astria, pengaruh pendidikn kesehatan teknik menyusui terhadap pengetahuan ibu primipara di RSIA sitti Fatimah, Makassar vol. 1 no. 1, 2012
10
suryaningsih, pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu post partum tentng asi eksklusif, Jakarta, 2013
Penutup 1. Kesimpulan
a. Pengetahuan masyarakat sebelum diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok intervensi yaitu pengetahuan baik 0%, pengetahuan cukup 40%, dan pengetahuan kurang 60%. Sedangkan pada kelompok kontrol pengetahuan baik 0%, pengetahuan cukup 46.7%, dan pengetahuan kurang 53.3%.
b. Pengetahuan masyarakat setelah diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok intervensi yaitu pengetahuan baik 73.3%, pengetahuan cukup 26.7%, dan pengetahuan kurang 0%. Sedangkan pada kelompok kontrol yaitu pengetahuan baik 0%, pengetahuan cukup 46.7%, dan pengetahuan kurang 53.3%..
c. Hasil analisis uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan adanya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit asma dengan hasil Zhitung (3,542) > Ztabel (α=0.05) dan nilai p value (0.000) < (α=0.05).
2. Saran
a. Bagi institusi pendidikan hendaknya dapat memperbanyak referensi mengenai pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit asma dan dapat mengadakan bakti sosial dengan memberi pendidikan kesehatan kepada masyarakat umum demi meningkatkan derajat kesehatan.
b. Bagi tempat penelitian diharapkan untuk dapat lebih bekerjasama dengan pihak puskesmas untuk menyampaikan informasi mengenai penyakit asma agar bisa terjadi pemerataan informasi ke seluruh masyarakat.
c. Bagi masyarakat untuk dapat lebih memperhatikan berbagai masalah tentang penyakit asma agar nantinya resiko untuk terkena penyakit asma dapat lebih bisa diminimalisir.
Daftar Pustaka
Astria, Irma. 2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Teknik Menyusui Terhadap
Pengetahuan Ibu Primipara Si RSIA Siti Fatimah Makassar. Vol. 1. Nomor. 1
Claudia S. Plottel, MD. 2010. 100 Tanya-Jawab Mengenai Asma. Edisi Kedua. Jakarta: PT Indeks
Danusantoso, Halim. 1994. Asthma. Edisi II. Jakarta: Universitas Trisakti
Dr. Hartono, bambang. SKM., M.Sc., MM. 2010. Promosi Kesehatan Di Puskesmas
& Rumah Sakit. Cetakan Pertama. Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Dr. Angela, M, dkk. 2002. Mengenal, Mencegah, Dan Mengatasi Asma Pada Anak
Plus Panduan Senam Asma. Cetakan pertama. Jakarta: Puspa Swara
Ernawati, Febrina. 2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Tentang Diare Pada Anak Jalanan Semarang. Laporan Hasil
Penelitian. Semarang : Universitas Diponegoro
Emilia, Rika. 2009. Pengaruh Penyuluhan Asi Eksklusif Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Di Mukim Laure-E Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten
Simeulue. Skripsi. Medan : USU
Jelita, Fitra. 2014. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Anak Dalam
Memelihara Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Kelas IV SDN 1 Limboto. Skripsi.
Gorontalo : UNG
Kusumawardani, Erika. 2012. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan, Sikap, Dan Praktik Ibu Dalam Pencegahan Demam Berdarah
Dengue Pada Anak. Jurnal Media Medika Muda. Semarang : Universitas
Diponegoro
Notoatmodjo, S. (2007a). Kesehatan masyarakat ilmu dan seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta
Pearce, Evelyn. 2005. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama
Pondang, Cheren. 2013. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswi Tentang Pencegahan Kanker Serviks Di SMA Negeri 1
Manado. Vol. 1. No. 1
Prasetyo, Budi. 2010. Seputar Masalah Asma. Cetakan Pertama.Jogjakarta: Diva Press
Priyanto Herry, dkk. 2011. Studi Perilaku Kontrol Asma Pada Pasien Yang Tidak
Teratur di Rumah Sakit Persahabatan. J Respir Indo. Vol. 31. No. 3.
(138-149)
Riyantini, Yanti. 2010. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Keterampilan Ibu Serta Kejadian Hiperbilirubinemia Pada Bayi
Baru Lahir Di RSAB Harapan Kita Jakarta. Tesis. Jakarta : UI
Saraswati, Lia. 2011. Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Dan Partisipasi Wanita Dalam Deteksi Dini Kanker Serviks.
Tesis. Surakarta : Universitas Sebelas Maret
Setiadi.(2013). Konsep Dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suhita, Byba. 2008. Pengaruh Health Education Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Wanita Dewasa Tentang “Sadari” Dalam Upaya Deteksi Dini Ca Mammae
Di Kediri. Tesis. Surakarta : Universitas Sebelas Maret
Suryaningsih, Chatarina. 2013. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap
Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Asi Eksklusif. Vol. 8. No. 2
Viviyawati, Tri. 2014. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pemeriksaan “Sadari” Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Terhadap Pengetahuan
Dan Sikap Remaja Putri Di SMK N 1 Karangayar. Skripsi. Surakarta :