• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PENJAMINAN INFRASTRUKTUR DALAM PELAKSANAAN KPBU BIDANG PUPR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN PENJAMINAN INFRASTRUKTUR DALAM PELAKSANAAN KPBU BIDANG PUPR"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN

PENJAMINAN INFRASTRUKTUR

DALAM PELAKSANAAN KPBU

BIDANG PUPR

DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

(2)

PEDOMAN

PENJAMINAN INFRASTRUKTUR

DALAM PELAKSANAAN KPBU

BIDANG PUPR

DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

(3)

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Pedoman ini dirancang untuk memberikan informasi tentang ruang lingkup Penjaminan Infrastruktur dalam Pelaksanaan KPBU Bidang PUPR saja. Informasi yang diberikan tidak bermaksud untuk memberikan saran profesional, legal atau lainnya. Dalam hal membutuhkan keahlian semacam itu, berkonsultasilah kepada profesional yang sesuai. Pedoman ini bukanlah informasi lengkap tentang masalah tersebut diatas dan hanya berfungsi sebagai panduan umum atau materi pendukung, bukan sebagai sumber utama informasi subjek. Pedoman ini diterbitkan pada bulan Agustus 2017 dimaksudkan hanya untuk tujuan publikasi pada saat dicetak. Tim Penyusun tidak bertanggungjawab terhadap perubahan informasi yang diterbitkan kemudian.

(4)

Daftar Isi

4

│Daftar Isi

6

Glossary

9

│Daftar Singkatan

11

│Sambutan Direktur Jenderal Bina Konstruksi

12

│Sambutan Direktur Bina Investasi Infrastruktur

13

│Pengantar Tim Penyusun

15

│ I.

Konsepsi Penjaminan Infrastruktur

15

│ A. Definisi

17

│ B. Bentuk dan Periodisasi

17

│ C. Cakupan Penjaminan Terhadap Risiko Infrastruktur

19

│ D. Manfaat

21

│ II. Mekanisme Penjaminan Infrastruktur

21

│ A. Pihak-pihak yang Terlibat

22

│ B. Perjanjian Kerjasama, Penjaminan dan Regres

22

│ 1. Perjanjian Kerjasama

23

│ 2. Perjanjian Penjaminan

23

│ 3. Perjanjian Regres

24

│ C. Imbal Jasa Penjaminan

25

│ D. Proses Klaim Penjaminan dan Proses Regres

25

│ 1. Proses Klaim atas Penjaminan PII

25

│ 2. Proses Klaim atas Penjaminan Pemerintah

26

│ 3. Proses Regres atas Penjaminan PII

27

│ 4. Proses Regres atas Penjaminan Pemerintah

27

│ 5. Proses Klaim dan Regres atas Penjaminan Bersama

(5)

Daftar Isi

29

│ III. Proses Penjaminan Infrastruktur

29

│ A. Proses Penjaminan Infrastruktur pada Proses Pengadaan BU

30

│ B. Proses Penjaminan Infrastruktur

31

│ 1. Konsultasi dan Bimbingan (

Consultation & Guidance

)

31

│ 2. Penyaringan (

Screening

)

33

│ 3. Evaluasi (

Appraisal

)

34

│ 4. Penstrukturan (

Structuring

)

35

│ 5. Pemantauan (

Monitoring

)

35

│ C. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

36

│ D. Proyek Bidang PUPR yang Telah Diberikan Penjaminan

36

│ 1. Nilai Proyek dan Sebaran Geografis

37

│ 2. Cakupan Penjaminan

38

│ 3.

Time Line

Klaim Penjaminan

41

│ Lampiran

41

│ - Matriks Regulasi Penjaminan Infrastruktur

43

│ -

Form

Terkait Proses Penjaminan Infrastruktur

(6)

Glossary

Alokasi Risiko Distribusi Risiko Infrastruktur kepada pihak yang paling mampu mengelola, mengendalikan atau mencegah terjadinya Risiko Infrastruktur atau menyerap Risiko Infrastruktur.

AMDAL Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia.

AP Availability Payment

Usaha Pelaksana atas tersedianya layanan infrastruktur yang sesuai dengan kualitas dan/atau kriteria sebagaimana ditentukan dalam perjanjian KPBU.

APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Rencana keuangan tahunan Pemerintah Negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

Beta Ukuran terhadap risiko relatif suatu perusahaan terhadap pasar secara keseluruhan.

BOT Build Operate Transfer

Suatu kontrak KPBU dimana pihak swasta bertanggung jawab terhadap desain, konstruksi dan operasi suatu fasilitas infrastruktur, termasuk pengalihan kepemilikan setelah kontrak tersebut berakhir dari pihak swasta ke pihak Pemerintah.

BU Badan Usaha

Mitra PJPK dalam proyek KPBU, terdiri dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), badan usaha swasta yang berbentuk Perseroan Terbatas, badan hukum asing, atau koperasi.

BUMD Badan Usaha Milik Daerah

Perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah daerah.

BUMN Badan Usaha Milik Negara

Badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.

Cakupan Penjaminan Merupakan risiko pemerintah yang dijamin dan dituangkan dalam Perjanjian Penjaminan.

Co-Guarantor Penjamin yang ikut menjamin proyek bersama PII.

Cost of Debt Tingkat pengembalian yang harus dibayarkan oleh perusahaan terhadap utang-utang yang dimiliki untuk melakukan pendanaan suatu proyek.

Cost of Equity tingkat pengembalian yang diharapkan oleh para investor terhadap dana yang diinvestasikan terhadap perusahaan tersebut.

CTP Confirmation To Proceed (lihat Konfirmasi Kelanjutan Proses).

Debt Dana untuk penyediaan infrastruktur yang berasal dari kredit yang diberikan secara bersama oleh lebih dari satu bank atau lembaga lain.

Equity Dana untuk penyediaan infrastruktur yang disediakan sendiri oleh Badan Usaha. Equity dapat berasal dari satu atau sekumpulan pemilik modal (joint venture).

Expected Market Rate of Return Tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor pada suatu pasar. Pada umumnya mengacu kepada indeks harga saham gabungan.

Evaluasi Tahap dari proses penjaminan yang menentukan layak atau tidaknya suatu proyek KPBU untuk diberikan penjaminan.

Financial Close Suatu tanggal dimana semua perjanjian dan dokumentas finansial proyek ditandatangani para pihak, dan prasyarat (conditions precedent) untuk penarikan pinjaman telah dipenuhi.

IRR Internal Rate of Return

Tingkat diskonto yang didapatkan dengan menyamakan Present Value (PV) dari arus kas masuk proyek dengan PV dari biaya proyek tersebut.

IPA In-Principle Approval (lihat Pernyataan Kesediaan).

(7)

Glossary

KKP

Konsesi Penuh

Konfirmasi Kelanjutan Proses

PII menyatakan bahwa proyek KPBU memenuhi kualifikasi untuk mendapatkan penjaminan dan dapat diteruskan ke tahap selanjutnya dari proses penjaminan.

Suatu kontrak KPBU dimana pihak swasta bertanggung jawab terhadap desain, konstruksi dan operasi suatu fasilitas infrastruktur dan pihak pelanggan retail/pengguna akhir membayar layanan infrastruktur secara langsung kepada BU yang telah diberikan izin pengusahaan selama jangka waktu tertentu oleh PJPK.

Konsultasi dan Bimbingan Tahapan awal dari proses penjaminan yang memberikan informasi rinci tentang penjaminan oleh PII.

KPBU Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha

Penyediaan Infrastruktur yang dilakukan melalui perjanjian kerjasama atau pemberian Izin Pengusahaan antara Menteri/Kepala Lembaga/ Kepala Daerah atau BUMN/ BUMD dalam hal, berdasarkan peraturan perundang-undangan, penyediaan infrastruktur diselenggarakan atau dilaksanakan oleh BUMN/BUMD dengan Badan Usaha, yang meliputi pekerjaan konstruksi untuk membangun atau meningkatkan kemampuan infrastruktur dan/atau kegiatan pengelolaan infrastruktur dan/atau pemeliharaan infrastruktur dalam rangka meningkatkan kemanfaatan infrastruktur. Juga dikenal sebagai

Public-Private Partnership (PPP).

Lembar Penyaringan Merupakan sebuah form yang digunakan pada tahap penyaringan untuk menentukan kualifikasi proyek atau eligibilitas dalam memperoleh jaminan.

LoI Letter of Intent (lihat pernyataan kesediaan).

LoR Letter of Refusal (lihat pernyataan menolak).

NPV Net Present Value

Selisih antara pengeluaran awal (Initial Outlay/IO) dari suatu investasi proyek dan nilai sekarang dari perkiraan arus kas masuk yang didapat dari proyek tersebut.

Obligor Pihak yang mempunyai kewajiban yang harus dilaksanakan.

O&M Operation and Maintenance

Suatu kontrak KPBU dimana pihak swasta hanya bertanggung jawab operasi dan pemeliharaan suatu fasilitas infrastruktur. Sumber pendapatan BU dapat berasal dari pembayaran/sebagian pembayaran pihak pengguna atau dari pembayaran PJPK sesuai dengan perjanjian yang disepakati.

Pemantauan Bagian akhir dari proses penjaminan yang dilakukan setelah penjaminan telah efektif yang dilakukan secara bersama oleh PJPK, PII dan BU.

Pengadaan Badan Usaha Rangkaian kegiatan pemilihan Badan Usaha untuk mendapatkan mitra kerja sama bagi PJPK untuk melaksanakan Proyek KPBU.

Penjaminan Infrastruktur Pemberian jaminan atas Kewajiban Finansial PJPK yang dilaksanakan berdasarkan Perjanjian Penjaminan.

Penjaminan Bersama Penjaminan yang diberikan oleh PII dan Pemerintah.

Penjaminan Pemerintah Penjaminan yang diberikan oleh Pemerintah.

Penjaminan PII Penjaminan yang diberikan oleh PII.

Penstrukturan Tahapan dari proses penjaminan yang menentukan diberikan atau tidaknya penjaminan kepada proyek KPBU.

Penyaringan Tahap dari proses penjaminan yang menentukan kualifikasi proyek atau eligibilitas dalam memperoleh jaminan.

Perjanjian Kerjasama Kesepakatan tertulis yang berisi hak dan kewajiban antara PJPK dan Badan Usaha dalam rangka melaksanakan Proyek Kerja Sama.

Perjanjian Penjaminan Kesepakatan tertulis yang memuat hak dan kewajiban antara Penjamin dan Penerima Jaminan dalam rangka Penjaminan Infrastruktur.

Perjanjian Regres Kesepakatan tertulis antara penjamin dan PJPK yang memuat syarat dan ketentuan pemenuhan Regres.

Permen PPN 4/2015 Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 4 Tahun 2010 tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur.

Perpres 78/2010 Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2010 tentang Penjaminan Infrastruktur dalam Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha yang Dilakukan Melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur.

(8)

Glossary

Perpres 38/2015 Peraturan Presiden nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur.

PII PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

Suatu entitas berbentuk BUMN yang berdasarkan regulasi bertanggung jawab dalam penyediaan penjaminan infrastruktur.

PJPK Penanggung Jawab Proyek Kerja sama

Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah, atau BUMN/BUMD dalam hal berdasarkan peraturan perundang-undangan, penyediaan infrastruktur diselenggarakan atau dilaksanakan oleh BUMN/BUMD. Dikenal juga sebagai Contracting Agency (CA) atau Public Authority (PA) atau Implementing Agency (IA).

PK Pernyataan Kesediaan

PII, berdasarkan hasil pada tahap penstrukturan, menyatakan kesediaan untuk memberikan penjaminan kepada suatu proyek.

PM Pernyataan Minat

PII menyatakan bahwa berdasarkan evaluasi proyek KPBU memenuhi kriteria kelayakan dan dapat diteruskan ke tahap proses penjaminan berikutnya.

PMK 260/2010 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 260 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penjaminan Infrastruktur dalam Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha.

PMK 08/2016 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 08 Tahun 2016 tentang Perubahan atas PMK 260/2010.

PQ Pre-Qualification

Proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari peserta untuk mengikuti proses pemilihan.

Pre-FS Prastudi Kelayakan

Kajian yang dilakukan untuk menilai kelayakan KPBU dengan mempertimbangkan sekurang-kurangnya aspek hukum, teknis, ekonomi,keuangan, pengelolaan risiko, lingkungan, dan sosial.

Proses Penjaminan Proses yang harus dilalui PJPK untuk mendapatkan penjaminan, yang terdiri dari: konsultasi dan bimbingan, penyaringan, evaluasi dan penstrukturan. Setelah mendapatkan penjaminan, dilakukan pemantauan.

PT Pernyataan Menolak

PII menyatakan bahwa berdasarkan evaluasi proyek KPBU tidak memenuhi kriteria kelayakan dan tidak dapat diteruskan ke tahap proses penjaminan berikutnya.

Regres Hak Penjamin untuk menagih PJPK atas apa yang telah dibayarkannya kepada Penerima Jaminan dalam rangka memenuhi Kewajiban Finansial PJPK dengan memperhitungkan nilai waktu dari uang yang dibayarkan tersebut (time value of money)

Request for Proposal Dokumen permintaan proposal, merupakan bagian dari dokumen pengadaan.

Risiko Infrastruktur Peristiwa-peristiwa yang mungkin terjadi pada Proyek Kerja Sama selama berlakunya Perjanjian Kerja Sama yang dapat mempengaruhi secara negatif investasi Badan Usaha, yang meliputi ekuitas dan pinjaman dari pihak ketiga

RPJMD Rencana Pemerintah Jangka Menengah Daerah

Dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun. RPJMD tersebut kemudian dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah(RKPD) setiap tahunnya.

RPJMN Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional

Dokumen perencanaan nasional untuk periode 5 (lima) tahun. RPJMN tersebut kemudian dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahunnya.

UP Usulan Penjaminan

Dokumen yang diserahkan oleh PJPK kepada PII untuk dievaluasi dimana hasil evaluasi tersebut merupakan dasar untuk menyatakan Pernyataan Minat atau Pernyataan Menolak.

WACC Weighted Average Cost of Capital

Tingkat pengembalian minimum yang diharapkan oleh para pihak yang turut terlibat dalam struktur pendanaan suatu investasi, seperti kreditor, investor dan pemilik proyek.

(9)

Daftar Singkatan

AMDAL Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

AP Availability Payment

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

β Beta

BOT Build Operate Transfer

BPJT Badan Pengatur Jalan Tol

BU Badan Usaha

BUMD Badan Usaha Milik Daerah

BUMN Badan Usaha Milik Negara

CTP Confirmation To Proceed

D Debt

DJPPR Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko - Kemenkeu

E Equity

IPA In-Principle Approval

K/L Kementerian/ Lembaga

Kemenkeu Kementerian Keuangan

KKP Konfirmasi Kelanjutan Proses

KPBU Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha

LoI Letter of Intent

LoR Letter of Refusal

NPV Net Present Value

O&M Operation and Maintenance

PDPPI Direktorat Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur - DJPPR - Kemenkeu

Pemda Pemerintah Daerah

Permen Peraturan Menteri

Perpres Peraturan Presiden

PII PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

(10)

Daftar Singkatan

PK Pernyataan Kesediaan

PKS Perjanjian Kerja Sama

PM Pernyataan Minat

PMK Peraturan Menteri Keuangan

PPJT Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol

PQ Pre-Qualification

Pre-FS Pre-Feasbility Study

PT Pernyataan Menolak

PUPR Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

rd Cost of Debt

re Cost of Equity

Renstra Rencana Strategis

rf Risk Free Rate of Return

RfP Request for Proposal

rm Expected Market Rate of Return

RMR Rencana Mitigasi Risiko

RPJMD Rencana Pemerintah Jangka Menengah Daerah

RPJMN Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional

RTRW Rencana Tata Ruang Wilayah

UKL/UPL Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

UP Usulan Penjaminan

WACC Weighted Average Cost of Capital

(11)

Sambutan

Direktur Jenderal Bina Konstruksi

Pemerintah terus mendorong pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah di Indonesia demi meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, pembangunan infrastruktur membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dengan dana Pemerintah yang terbatas, diperlukan keterlibatan swasta dalam pembangunan infrastruktur, antara lain melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Untuk meningkatkan partisipasi swasta terhadap pembangunan infrastruktur dengan skema KPBU, Pemerintah telah mengeluarkan berbagai fasilitas fiskal, yang salah satu di antaranya adalah penjaminan infrastruktur. Penjaminan infrastruktur memiliki manfaat strategis, baik bagi Pemerintah maupun swasta. Penjaminan infrastruktur diharapkan dapat menarik minat investor dan merupakan bentuk pengelolaan risiko fiskal yang sistematis, terukur, dan akuntabel. Selain itu, penjaminan infrastruktur diharapkan dapat meningkatkan kelayakan kredit (bankability) proyek KPBU dan merupakan sarana mitigasi risiko yang tidak dicakup pasar.

Saya menyambut gembira terbitnya buku “Pedoman Penjaminan Infrastruktur Dalam Pelaksanaan KPBU Bidang PUPR”. Semoga pedoman ini dapat direspons dengan baik oleh investor dan masyarakat

sehingga makin banyak pihak yang berinvestasi pada infrastruktur Bidang PUPR.

Jakarta, Oktober 2017

Direktur Jenderal Bina Konstruksi

(12)

Sambutan

Direktur Bina Investasi Infrastruktur

Dalam rangka memenuhi kebutuhan infrastruktur yang sangat besar, Pemerintah sedang berupaya keras untuk mendorong pembangunan infrastruktur diberbagai wilayah. Pemerintah telah mengambil kebijakan untuk memungkinkan adanya penjaminan infrastruktur yang bertujuan meningkatkan

bankability dari proyek-proyek infrastruktur, sebagai bagian dari upaya mendorong partisipasi swasta dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Penjaminan infrastruktur dapat diberikan kepada proyek infrastruktur yang dilaksanakan sesuai skema KPBU.

Penjaminan infrastruktur diharapkan dapat memberikan kenyamanan berinvestasi bagi badan usaha dan pemberi pinjaman, sehingga dapat mempercepat pelaksanaan proyek KPBU di Indonesia. Direktorat Bina Investasi Infrastruktur berinisiatif untuk menerbitkan buku Pedoman Penjaminan Infrastruktur Dalam Pelaksanaan KPBU Bidang PUPR yang dapat digunakan semua pihak dalam mendorong partisipasi sektor swasta dalam penyediaan infrastruktur di Indonesia.

Saya menyambut baik terbitnya buku “Pedoman Penjaminan Infrastruktur Dalam pelaksanaan KPBU Bidang PUPR”. Semoga buku pedoman ini dapat menjadi rujukan bagi para investor dan membantu

lembaga-lembaga Pemerintah sebagai PJPK dalam menyiapkan proyek-proyek KPBU Bidang PUPR.

Jakarta, Oktober 2017

Direktur Bina Investasi Infrastruktur

Dr. Ir. H. Masrianto, MT

(13)

Pengantar

Tim Penyusun

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga Pedoman Penjaminan Infrastruktur Dalam Pelaksanaan KPBU Bidang PUPR dapat terselesaikan pada TA 2017. Buku pedoman ini merupakan perwujudan dari tugas yang diamanatkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat kepada Direktorat Jenderal Bina Konstruksi.

Buku pedoman ini menyajikan informasi tentang ruang lingkup proses dan mekanisme penjaminan terhadap proyek infrastruktur dengan skema KPBU Bidang PUPR yang dihimpun dari berbagai sumber, baik dari unit kerja di lingkungan Kementerian PUPR maupun dari Kementerian/Lembaga terkait.

Penyusun menyadari buku pedoman ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mohon maaf apabila terdapat kekurangan dan kesalahan baik dari segi substansi maupun redaksional. Kritik dan saran yang membangun akan sangat berguna untuk perbaikan selanjutnya.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua narasumber yang telah memberikan kontribusi pemikiran dan kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam menyusun buku ini. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Jakarta, Agustus 2017

(14)

I. KONSEPSI

PENJAMINAN

INFRASTRUKTUR

(15)

I. Konsepsi Penjaminan Infrastruktur

A. Definisi

(16)

Penjaminan infrastruktur diberikan terhadap risiko infrastruktur yang:

1. Terjadinya diakibatkan oleh tindakan atau tiadanya tindakan PJPK atau Pemerintah selain PJPK. 2. Diakibatkan oleh kebijakan PJPK atau Pemerintah selain PJPK.

3. Diakibatkan oleh keputusan sepihak dari PJPK atau Pemerintah selain PJPK. 4. Diakibatkan oleh breach of contract oleh PJPK.

Jenis infrastruktur yang dapat diberikan penjaminan meliputi:

Infrastruktur Bidang PUPR meliputi sektor Perumahan Rakyat, Jalan, Sumber Daya Air & Irigasi, Air Minum, Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat & Setempat, dan Sistem Pengelolaan Persampahan.

(17)

B. Bentuk dan Periodisasi

Bentuk penjaminan infrastruktur dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Penjaminan Pemerintah

Penjaminan Infrastruktur yang dilakukan oleh Menteri Keuangan setelah menerima penerusan Usulan Penjaminan dari PII. 2. Penjaminan PII

Penjaminan Infrastruktur yang dilakukan oleh PII.

3. Penjaminan Bersama

Penjaminan Infrastruktur yang dilakukan bersama oleh Pemerintah dan PII.

Penjaminan infrastruktur dapat diberikan sesuai dengan kebutuhan proyek, sebagai berikut: 1. Sepanjang/sebagian Masa Persiapan Pelaksanaan Proyek;

2. Sepanjang/sebagian Masa Konstruksi Proyek; dan/atau 3. Sepanjang/sebagian Masa Operasional Proyek.

C. Cakupan Penjaminan Terhadap Risiko Infrastruktur

Jenis risiko infrastruktur yang akan dialokasikan antara Pemerintah dengan BU meliputi:

* Informasi tentang sub-sub risiko infrastruktur dapat dilihat dalam Acuan Alokasi Risiko KPBU yang diterbitkan tiap tahun oleh PII sesuai amanat PMK 260 Tahun 2010 pasal 11 dan dapat di-download

melalui www.iigf.co.id.

▪ Risiko infrastruktur di atas merupakan obyek alokasi risiko antara Pemerintah dan Badan Usaha.

▪ Masing-masing jenis risiko infrastruktur memiliki sub-sub risiko.*

▪ Alokasi risiko final bergantung kepada kondisi spesifik dari setiap proyek.

▪ Cakupan penjaminan hanya meliputi risiko Pemerintah.

▪ Besaran risiko suatu proyek berbanding lurus dengan nilai investasi.

Default risiko dapat dikompensasikan ke dalam bentuk lain, misalnya perpanjangan masa konsesi.

▪ PJPK perlu menyusun Rencana Mitigasi Risiko secara matang untuk menghindari adanya perubahan cakupan penjaminan akibat terjadinya peristiwa yang mendadak dan bernilai besar.

(18)

Sebagai ilustrasi, berikut ini adalah ilustrasi alokasi risiko antara Pemerintah dan BU pada proyek jalan tol dengan skema BOT:

Cakupan penjaminan pada proyek jalan tol skema BOT dapat digambarkan sebagai berikut:

Penjaminan atas risiko Pemerintah berlangsung sampai dengan berakhirnya perjanjian.

▪ Diasumsikan bahwa pada

proyek tersebut terdapat risiko-risiko sebagaimana di uraikan pada tabel di atas.

▪ Risiko proyek terdiri dari risiko Pemerintah, risiko BU dan risiko bersama.

▪ Selain risiko Pemerintah, yang dapat dijamin adalah

risiko bersama (karena

terdapat risiko Pemerintah di dalamnya).

(19)

D. Manfaat

▪ PII memberikan penjaminan apabila proyek tersebut layak, memiliki alokasi risiko yang optimal dan rencana mitigasi risiko yang jelas, yang akan pantau sampai dengan akhir masa penjaminan.

▪ Dengan adanya penjaminan, diharapkan proyek yang feasible akan menjadi bankable.

▪ Dengan adanya proyek yang bankable, diharapkan agar para investor tertarik untuk mengikuti proses pengadaan BU.

▪ Dengan semakin banyak jumlah BU yang mengikuti proses pengadaan tersebut, diharapkan terjadi kompetisi yang sehat dan dapat menghasilkan BU yang credibel dan harga yang paling wajar.

▪ Di sisi negara, penjaminan akan dapat meminimalkan risiko sudden shock APBN dan menjadikan pengelolaan risiko fiskal lebih sistematis dan akuntabel.

▪ Nilai tambah penjaminan yang diberikan oleh PII:

o PII terlibat dari awal proyek hingga akhir masa operasi proyek.

o Biaya penjaminan yang relatif lebih murah dibandingkan penyedia lainnya. SAFEGUARD

BANKABILITY

TRANSPARANCY

RISK AND ACCOUNTABILITY

(20)

II. MEKANISME

PENJAMINAN

INFRASTRUKTUR

(21)

II. Mekanisme Penjaminan Infrastruktur

A. Pihak-pihak yang Terlibat

▪ Selain sebagai co-guarantor, Kemenkeu adalah regulator penjaminan dan pemilik modal PII.

▪ Agar dapat memperoleh penjaminan, PJPK selaku first obligor harus memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban finansial.

▪ Kewajiban pembayaran regres oleh PJPK kepada PII timbul ketika terdapat pembayaran klaim oleh PII kepada BU. Pembayaran regres tidak perlu dicadangkan sebelumnya. Hubungan antara PJPK, BU danl PII Pihak-pihak yang terlibat

(22)

B. Perjanjian Kerjasama, Penjaminan dan Regres

1. Perjanjian Kerjasama

a. Perjanjian Kerjasama merupakan kesepakatan tertulis yang berisi hak dan kewajiban antara PJPK dan Badan Usaha dalam rangka melaksanakan Proyek Kerja Sama.

b. Berlaku efektif setelah semua persyaratan pendahuluan yang ditetapkan dalam Perjanjian KPBU telah dipenuhi. c. Perjanjian Kerjasama mengatur paling kurang:

1) Lingkup pekerjaan; 2) Jangka waktu;

3) Jaminan pelaksanaan;

4) Tarif dan mekanisme penyesuaiannya; 5) Hak dan kewajiban termasuk alokasi resiko; 6) Standar kinerja pelayanan;

7) Pengalihan saham sebelum KPBU beroperasi secara komersial;

8) Sanksi;

9) Pemutusan atau pengakhiran perjanjian; 10)Status kepemilikan aset;

11)Mekanisme penyelesaian sengketa;

12)Mekanisme pengawasan kinerja pelaksanaan pengadaan oleh Badan Usaha;

13)Mekanisme perubahan pekerjaan dan/atau layanan; 14)Mekanisme hak pengambilalihan oleh Pemerintah dan

pemberi pinjaman;

15)Penggunaan & kepemilikan aset Infrastruktur dan/atau pengelolaanya kepada PJPK;

16)Pengembalian aset Infrastruktur dan/atau pengelolaannya kepada PJPK;

17)Keadaan memaksa (force majeure);

18)Pernyataan dan jaminan para pihak bahwa perjanjian KPBU sah dan mengikat;

19)Penggunaan bahasa dalam Perjanjian, yaitu Bahasa Indonesia;

20)Manajemen pelaksanaan perjanjian KPBU; dan 21)Hukum yang berlaku, yaitu hukum Indonesia.

(23)

2. Perjanjian Penjaminan

a. Perjanjian Penjaminan adalah kesepakatan tertulis yang memuat hak dan kewajiban antara Penjamin dan Penerima Jaminan dalam rangka Penjaminan Infrastruktur.

b. Ditandatangani PII sebagai Penjamin dengan Badan Usaha sebagai Penerima Jaminan, pada saat yang bersamaan dengan atau setelah penandatanganan Perjanjian Kerja Sama.

c. Perjanjian Penjaminan paling kurang memuat ketentuan mengenai:

1) Cakupan penjaminan;

2) Tata cara pelaksanaan kewajiban Penjamin terhadap Penerima Jaminan; 3) Tata cara penyelesaian sengketa yang mungkin timbul;

4) Hukum yang berlaku adalah hukum Indonesia.

3. Perjanjian Regres

a. Regres adalah hak Penjamin untuk menagih PJPK atas apa yang telah dibayarkannya kepada Penerima Jaminan dalam rangka memenuhi Kewajiban Finansial PJPK dengan memperhitungkan nilai waktu dari uang yang dibayarkan tersebut (time value of money).

b. Perjanjian Regres adalah Kesepakatan tertulis antara penjamin dan PJPK yang memuat syarat dan ketentuan pemenuhan Regres. Perjanjian Regres mengatur paling kurang:

1) Syarat dan ketentuan mengenai penyelesaian Regres; 2) Prosedur penyelesaian sengketa yang mungkin timbul.

c. Mekanisme pemenuhan Regres mengikuti mekanisme sebagai berikut:

1) Menteri/Kepala Lembaga dilakukan melalui mekanisme APBN; 2) Kepala Daerah dilakukan melalui mekanisme APBD;

3) BUMN/BUMD dilakukan melalui mekanisme korporasi;

(24)

C. Imbal Jasa Penjaminan

1. Dalam menentukan nilai imbal jasa penjaminan infrastruktur yang akan dikenakan, PII dapat mempertimbangkan: a. Nilai kompensasi finansial dari jenis Risiko Infrastruktur yang akan dijamin;

b. Biaya yang dikeluarkan untuk memberikan jaminan; c. Margin keuntungan yang wajar.

2. Nilai imbal jasa penjaminan indikatif atas penjaminan yang dberikan untuk proyek KPBU, disampaikan oleh PII pada saat one on one meeting

kepada calon peserta pengadaan BU.

3. Jenis risiko yang dijamin dan besaran indikatif imbal jasa penjaminan dapat bervariasi sesuai dengan struktur penjaminan dan transaksi setiap proyek.

4. Besaran nilai imbal jasa dituangkan ke dalam Surat Imbal Jasa Penjaminan yang dibuat berdasarkan Perjanjian Penjaminan. 5. Imbal jasa penjaminan terdiri dari:

a. Up-front fee, dibayarkan sekali pada saat penandatangan Perjanjian Penjaminan. b. Recurring fee, dibayarkan secara periodik sampai dengan akhir masa penjaminan.

6. Berdasarkan data Proyek SPAM Umbulan dan Proyek Palapa Ring, imbal jasa yang harus dibayarkan oleh BU nilainya bervariasi, sebagai berikut: a. Up-front fee: 0,09% - 0,60% dari nilai investasi.

b. Recurring fee: 0,08% - 0,12% dari nilai investasi.

(25)

D. Proses Klaim dan Proses Regres

1. Proses Klaim atas Penjaminan PII

(26)

3. Proses Regres atas Penjaminan PII

Proses Pengalokasian Dana Regres untuk K/L

Kementerian/Lembaga dapat mengajukan permohonan pengalokasian dana pembayaran regres kepada Kemenkeu berdasarkan: 1. Surat pemberitahuan pelaksanaan regres.

2. Perjanjian penyelesaian regres.

3. Tidak sanggup memenuhi langkah-langkah penyelesaian sengketa. Proses Penyelesaian Kewajiban Regres untuk Pemda/BUMN/D

PII dapat mengajukan pengambilan hak tagih kepada Kemenkeu berdasarkan: 1. Perjanjian penyelesaian regres.

2. Ketika langkah-langkah penyelesaian sengketa tidak dipenuhi.

(27)

4. Proses Regres atas Penjaminan Pemerintah

5. Proses Klaim dan Regres atas Penjaminan Bersama

Proses klaim dan regres untuk Penjaminan Bersama mengikuti prosedur sebagai berikut: a. Proses Klaim

▪ Proses klaim yang timbul berdasarkan Perjanjian Penjaminan PII mengikuti proses klaim Penjaminan PII.

▪ Proses klaim yang timbul berdasarkan Perjanjian Penjaminan Pemerintah mengikuti proses klaim Penjaminan Pemerintah. b. Proses Regres

▪ Proses regres yang timbul berdasarkan klaim Penjaminan PII mengikuti proses regres penjaminan PII.

(28)

III. PROSES

PENJAMINAN

INFRASTRUKTUR

(29)

III. Proses Penjaminan Infrastruktur

A. Proses Penjaminan Infrastruktur pada Proses Pengadaan BU

Secara umum, proses penjaminan infrastruktur berlaku untuk seluruh jenis infrastruktur. Pembeda di antara masing-masing proyek adalah PJPK dan detail dokumen yang disampaikan kepada PII. Berikut adalah PJPK untuk infrastruktur bidang PUPR:

Sektor PJPK Sektor PJPK

Jalan Tol/Non Tol Kepala BPJT/ Dirjen Bina Marga Air Limbah Pemerintah Daerah

Air Minum Direksi BUMN/D Perumahan Rakyat Dirjen Penyediaan Perumahan

Persampahan Pemerintah Daerah Sumber Daya Air Dirjen Sumber Daya Air

Proses untuk memberikan penjaminan infrastruktur oleh PII memiliki kaitan dengan proses pengadaan BU oleh PJPK. Agar memperoleh penjaminan dalam waktu sesuai dengan yang direncanakan, sudah seharusnya PJPK menyusun time line dari kedua proses tersebut secara cermat dan mempersiapkan data/dokumen yang terkait.

(30)

* Berdasarkan data rencana pengadaan BU Proyek Jalan Tol Manado-Bitung

** Proyek Palapa Ring bukan merupakan Proyek Bidang PUPR, namun diuraikan pada pedoman ini dengan tujuan untuk memperkaya ilustrasi.

B. Proses Penjaminan Infrastruktur

Proses untuk mendapatkan penjaminan infrastruktur terdiri empat tahapan, yaitu:

▪ Konsultasi dan Bimbingan (Consultation and Guidance)

▪ Penyaringan (Screening)

▪ Evaluasi (Appraisal)

▪ Penstrukturan (Structuring)

Setelah penjaminan diberikan akan dilakukan pemantauan terhadap risiko Pemerintah yang dijamin.

Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proses dari PQ sampai penandatangan perjanjian bervariasi pada setiap proyek KPBU, sebagai berikut:

Proyek SPAM Umbulan: 4 tahun 9 bulan

Proyek Jalan Tol Manado-Bitung: 8 bulan*

Proyek Palapa Ring: 7 bulan**

(31)

Tahapan proses penjaminan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Konsultasi dan Bimbingan (Consultation & Guidance)

(32)

32 Pedoman Penjaminan Infrastruktur Dalam Pelaksanaan KPBU Bidang PUPR

(33)
(34)

4. Penstrukturan (Structuring)

(35)

5. Pemantauan (Monitoring)

Kegiatan pemantauan (monitoring) dilakukan oleh Komite Pemantauan Proyek (Joint Monitoring Committee) terhadap:

a. Perkembangan proyek

b. Setiap kemungkinan terjadinya risiko infrastruktur yang dijamin

c. Setiap upaya mitigasi yang dilakukan oleh PJPK untuk mengurangi dampak jika risiko terjadi d. Hal-hal material yang dapat mempengaruhi kinerja PJPK atau Badan Usaha

e. Potensi pelanggaran oleh Badan Usaha atau PJPK.

C. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

1. Komitmen PJPK untuk menjalankan Proyek KPBU

▪ Yaitu komitmen PJPK dalam mempersiapkan dokumentasi, menjalankan proses lelang, maupun melaksanakan kewajiban selama masa konsesi sebagaimana tercantum di dalam PKS.

2. Tim yang didedikasikan khusus untuk memantau proses lelang dan proses penjaminan

▪ Sebagaimana tercantum dalam Permen Bappenas no. 4/2015, untuk Proyek KPBU diperlukan ada simpul KPBU maupun tim KPBU.

▪ Proses lelang yang cukup panjang sampai pemenang lelang terpilih menuntut adanya tim KPBU yang di dedikasikan khusus untuk memantau proses tersebut.

3. Jangka waktu lelang yang memadai

▪ Perlu waktu yang cukup untuk PJPK dapat menyiapkan dokumen lelang yang baik sehingga lelang dapat menjaring investor lebih bervariasi.

4. Dokumen lelang yang relevant dan reliable

▪ Dokumen Feasibility Study yang memuat informasi terkait kelayakan Proyek (keuangan, teknis, lingkungan, hukum, dan lain-lain) termasuk bankability dari proyek tersebut.

▪ Dokumen pendukung lainnya (Amdal, Penetapan Lokasi, Ijin Lingkungan, dan lain-lain) diharapakan tersedia yang update.

5. Alokasi risiko yang sesuai kepada pihak-pihak (Pemerintah dan Badan Usaha) yang dapat menanggulangi risiko dengan baik

▪ Risiko terkait Regulasi,Pengadaan Tanah, dan lain-lain dialokasikan kepada Pemerintah karena dapat dikendalikan oleh Pemerintah.

▪ Risiko yang tidak dapat dikendalikan oleh Pemerintah dialokasikan kepada investor seperti: risiko pendapatan, risiko design proyek, dan lain-lain.

(36)

D. Proyek Bidang PUPR yang Telah Diberikan Penjaminan

1. Nilai Proyek dan Sebaran Geografis

Peran penjaminan terhadap percepatan pembangunan jalan tol:

▪ Total nilai investasi yang akan terlaksana atas dukungan penjaminan mencapai Rp 74,4 T atau % 33% dari estimasi total invetasi jalan tol 2015-2019 sebesar Rp 224 T.

▪ Total panjang jalan tol yang akan terlaksana atas dukungan penjaminan mencapai 470 km atau 25% dari target pembangunan jalan tol 2015-2019 sepanjang 1.851 km.

(37)

2. Cakupan Penjaminan

a. Proyek Jalan Tol dan SPAM Umbulan

▪ Risiko pemerintah yang dijamin oleh PII bervariasi pada masing-masing proyek sesuai dengan hasil evaluasi yang dilakukan PII.

▪ Pada penjaminan bersama untuk proyek dengan kotak berwarna kuning, yang dijamin pemerintah adalah risiko-risiko yang mengakibatkan terjadinya pengakhiran/terminasi

(38)

b. Proyek Palapa Ring*

* Proyek Palapa Ring bukan merupakan Proyek Bidang PUPR, namun diuraikan pada pedoman ini dengan tujuan untuk memperkaya ilustrasi sehingga memudahkan pembaca dalam memahami penjaminan infrastruktur.

3. Time Line Klaim Penjaminan a. Proyek SPAM Umbulan

(39)

b. Proyek Palapa Ring

Time line klaim penjaminan untuk AP Time line klaim penjaminan untuk terminasi

(40)
(41)

Matrik Regulasi

(42)
(43)

Form Terkait

Proses Penjaminan Infrastruktur

A. Lembar Penyaringan

(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)

B. Usulan Penjaminan

1. Check List Usulan Penjaminan

▪ Pada dasarnya, beberapa dokumen Usulan Penjaminan (UP) di atas yaitu dokumen no. 3, 4, 6, 9, dan 11 merupakan bagian dari Prastudi Kelayakan yang diatur dalam Lampiran Permen PPN 4 tahun 2015. Dengan demikian, jika PJPK telah menyusun Prastudi Kelayakan sesuai lampiran Permen PPN 4 tahun 2015 tersebut, maka dokumen UP terdiri dari dokumen no. 1, 5, 7,8, dan 10.

▪ Penyusunan daftar dokumen sebagaimana terdapat pada gambar di atas bertujuan untuk memberikan penekanan terhadap arti penting ketersediaan dokumen tersebut terhadap keberhasilan PJPK dalam mendapatkan penjaminan.

▪ Dokumen no. 8 berupa softcopy spreadsheet yang merupakan kertas kerja dari kesimpulan kelayakan finansial yang terdapat pada Prastudi Kelayakan.

▪ Untuk memberikan gambaran bagi pembaca pedoman ini, berikut disajikan beberapa contoh/ilustrasi dari dokumen yang merupakan bagian dari UP. Namun, tidak semua dokumen disajikan karena adanya keterbatasan referensi.Untuk mengatasi hal tersebut, PJPK dapat meminta contoh dokumen yang belum tersedia kepada PII pada tahap Konsultasi dan Bimbingan dan/atau Penyaringan dan/atau Evaluasi.

(52)

2. Ilustrasi Surat Usulan Penjaminan a. Proyek Jalan Tol Manado-Bitung

(53)
(54)

3. Outline Prastudi Kelayakan

Informasi detail tentang Prastudi Kelayakan terdapat di Lampiran Permen PPN 4 tahun 2015

(55)

Berikut ini diuraikan ilustrasi analisis biaya investasi pada Proyek SPAM Bandar Lampung yang telah dijamin oleh PT.PII:

Perbedaan komposisi Biaya Investasi di atas disebabkan oleh:

1. Perubahan lokasi reservoir

2. Adanya penambahan JDL dalam perhitungan appraisal

(56)

4. Ilustrasi Struktur KPBU Bidang PUPR

Struktur KPBU merupakan bagian dari dokumen Usulan Penjaminan yang disampaikan oleh PJPK kepada PII sebagai bahan untuk melakukan evaluasi terhadap kelayakan proyek KPBU untuk diberikan penjaminan.

Struktur KPBU tersebut menggambarkan secara ringkas keterkaitan antara beberapa pihak yang berpartisipasi pada suatu proyek KPBU (bisnis model), seperti:

a. Perikatan perjanjian antara PJPK, Badan Usaha, dan PII.

b. Pihak yang bertanggungjawab untuk mengerjakan konstruksi/melakukan O&M.

c. Sumber pendanaan yang digunakan oleh Badan Usaha

d. Output proyek KPBU

e. Sumber pendapatan Badan Usaha.

Penentuan skema yang tepat untuk proyek KPBU dapat dilakukan melalui pendekatan sebagai berikut:

Berikut ini disajikan beberapa contoh struktur KPBU Bidang PUPR yang disusun berdasarkan Acuan Alokasi Risiko KPBU di Indonesia tahun 2017 dengan penyesuaian dan penambahan narasi. Pada bagian akhir disajikan contoh struktur KPBU dari Proyek SPAM Umbulan dan Proyek Palapa Ring.

(57)

a. Konsesi Penuh (BOT) Jalan Tol

b. O&M Jalan Tol

PJPK dan BU mengikat kontrak KPBU dengan skema Konsesi Penuh. Di sisi lain, PJPK dan BU mengikat perjanjian regres dan penjaminan dengan PII. BU dan rekanan BU mengikat kontrak pembangunan konstruksi dan operasi infrastruktur. Pembiayaan konstruksi tersebut berasal dari pembiayaan ekuitas dan pinjaman. Pembangunan konstruksi dimulai ketika pembiayaan pinjaman sudah mencapai financial close.

BU memberikan pelayanan kepada

pengguna dan memperoleh

pembayaran dari pengguna sesuai dengan tarif yang berlaku.

1

2&3

4

PJPK dan BU mengikat kontrak KPBU untuk pengelolaan operasi dan pemeliharaan jalan tol. Di sisi lain, PJPK dan BU mengikat perjanjian regres dan penjaminan dengan PII.

PJPK dan rekanan PJPK mengikat kontrak penyusunan desain dan pembangunan konstruksi.

BU dan rekanan BU mengikat kontrak operasi dan pemeliharaan jalan tol. Pembiayaan kegiatan tersebut berasal dari pembiayaan ekuitas dan pinjaman dan dimulai ketika pembiayaan pinjaman sudah mencapai financial close.

BU memberikan pelayanan kepada pengguna dan mengumpulkan pendapatan yang dibayarkan oleh pengguna sesuai dengan tarif yang berlaku. Sesuai dengan kontrak yang disepakati, sebagian pendapatan tersebut kemudian diambil oleh BU sebagai kompensasi atas layanan yang diberikan dan sisanya didistribusikan kepada PJPK.

1

2 3&4

(58)

c. Kombinasi Konsesi Penuh dan O&M Jalan Tol

d. AP Jalan Tol

PJPK dan BU mengikat kontrak KPBU untuk membangun sebagian konstruksi dan pengelolaan operasi dan pemeliharaan seluruh jalan tol. Di sisi lain, PJPK dan BU mengikat perjanjian regres dan penjaminan dengan PII.

PJPK dan rekanan PJPK mengikat kontrak penyusunan desain dan pembangunan konstruksi untuk seksi yang telah disepakati. BU dan rekanan BU mengikat kontrak kontrak penyusunan desain dan pembangunan konstruksi untuk seksi yang telah disepakati dan operasi & pemeliharaan seluruh ruas jalan tol. Pembiayaan kegiatan tersebut berasal dari pembiayaan ekuitas dan pinjaman dan dimulai ketika pembiayaan pinjaman sudah mencapai

financial close.

BU memberikan pelayanan kepada pengguna dan menerima pendapatan dari pembayaran oleh pengguna sesuai dengan tarif yang belaku.

1

2 3&4

5

PJPK dan BU mengikat kontrak KPBU dengan skema AP. Di sisi lain, PJPK dan BU mengikat perjanjian regres dan penjaminan dengan PII.

PJPK menetapkan apakah pendapatan dari penggguna akan disalurkan langsung ke Kas Negara atau dikelola oleh UPT BLU. BU dan rekanan BU mengikat kontrak pembangunan konstruksi dan operasi infrastruktur. Pembiayaan konstruksi tersebut berasal dari pembiayaan ekuitas dan pinjaman. Pembangunan konstruksi dimulai ketika pembiayaan pinjaman sudah mencapai financial close.

BU memberikan pelayanan kepada pengguna jalan dan mengumpulkan pembayaran dari pengguna. Dan memperoleh pembayaran AP dari PJPK. Pembayaran dari pengguna pada no.6 kemudian disalurkan langsung ke Kas Negara atau dikelola oleh UPT BLU. 1

2 3&4

5&6

7

(59)

e. AP Jalan Non Tol

f. BOT Air Minum

PJPK dan BU mengikat kontrak KPBU dengan skema AP. Di sisi lain, PJPK dan BU mengikat perjanjian regres dan penjaminan dengan PII.

BU merancang desain, membangun konstruksi, dan melakukan pemeliharaan jalan. Pembiayaan konstruksi tersebut berasal dari pembiayaan ekuitas dan pinjaman. Pembangunan konstruksi dimulai ketika pembiayaan pinjaman sudah mencapai financial close. BU memberikan pelayanan kepada pengguna jalan dan memperoleh pembayaran AP dari PJPK.

1

2&3

4&5

PJPK dan BU mengikat kontrak KPBU untuk menyediakan air olahan dengan skema BOT. Di sisi lain, PJPK dan BU mengikat perjanjian regres dan penjaminan dengan PII.

BU dan rekanan BU mengikat kontrak pembangunan konstruksi dan operasi infrastruktur. Pembiayaan konstruksi tersebut berasal dari pembiayaan ekuitas dan pinjaman. Pembangunan konstruksi dimulai ketika pembiayaan pinjaman sudah mencapai financial close. BU menyalurkan air olahan kepada pelanggan dan menerima pembayaran sesuai dengan harga yang disepakati. PJPK menyalurkan air olahan kepada pelanggan dan menerima pembayaran sesuai dengan tarif yang berlaku. 1

2&3

4&5

(60)

g. BOT Persampahan

h. AP Persampahan

PJPK dan BU mengikat kontrak KPBU dengan skema BOT. Di sisi lain, PJPK dan BU mengikat perjanjian regres dan penjaminan dengan PII.

PJPK menunjuk UPT untuk pengambilan sampah.

BU dan rekanan BU mengikat kontrak pembangunan konstruksi dan operasi infrastruktur. Pembiayaan konstruksi tersebut berasal dari pembiayaan ekuitas dan pinjaman. Pembangunan konstruksi dimulai ketika pembiayaan pinjaman sudah mencapai financial close. UPT mengutip retribusi dari konsumen residensial/industri.

UPT mengirimkan sampah dan membayarkan tipping fee kepada BU. BU menyalurkan output hasil pengolahan sampah kepada pengguna dan memperoleh pembayaran dari pengguna sesuai kontrak yang disepakati. 1 2 3&4 5 6 7

PJPK dan BU mengikat kontrak KPBU dengan skema AP. Di sisi lain, PJPK dan BU mengikat perjanjian regres dan penjaminan dengan PII. PJPK menunjuk UPT untuk pengambilan sampah.

BU dan rekanan BU mengikat kontrak pembangunan konstruksi dan operasi infrastruktur. Pembiayaan konstruksi tersebut berasal dari pembiayaan ekuitas dan pinjaman. Pembangunan konstruksi dimulai ketika pembiayaan pinjaman sudah mencapai

financial close.

UPT untuk melakukan pengambilan sampah dan mengutip retribusi dari konsumen residensial/industri.

UPT mengirimkan sampah dan membayarkan

tipping fee kepada BU.

BU menyalurkan output hasil pengolahan sampah kepada pengguna dan memperoleh pembayaran AP dari PJPK.

Pengguna membayarkan output yang disalurkan BU kepada UPT. 1 2 3&4 5 6 7&8 9

(61)

i. BOT Pengelolaan Air Limbah (Terpusat atau Setempat)

j. BOT Perumahan Rakyat

PJPK dan BU mengikat kontrak KPBU dengan skema BOT. Di sisi lain, PJPK dan BU mengikat perjanjian regres dan penjaminan dengan PII.

PJPK menunjuk UPT untuk pengumpulan limbah.

BU dan rekanan BU mengikat kontrak pembangunan konstruksi dan operasi infrastruktur. Pembiayaan konstruksi tersebut berasal dari pembiayaan ekuitas dan pinjaman. Pembangunan konstruksi dimulai ketika pembiayaan pinjaman sudah mencapai financial close. UPT mengumpulkan limbah dan mengutip retribusi dari konsumen residensial/industri.

UPT mengirimkan limbah ke BU untuk diolah.

BU melakukan pengelolaan air limbah dan memperoleh pembayaran PJPK. 1 2 3&4 5&6 6 7

PJPK dan BU mengikat kontrak KPBU dengan skema BOT. Di sisi lain, PJPK dan BU mengikat perjanjian regres dan penjaminan.

BU dan rekanan BU mengikat kontrak pembangunan konstruksi dan operasi infrastruktur. Pembiayaan konstruksi tersebut berasal dari pembiayaan ekuitas dan pinjaman. Pembangunan konstruksi dimulai ketika pembiayaan pinjaman sudah mencapai financial close.

BU memberikan pelayanan kepada

pengguna dan memperoleh

pembayaran dari pengguna sesuai dengan tarif yang berlaku.

1

2&3

(62)

k. AP Perumahan Rakyat

l. Proyek SPAM Umbulan

PJPK dan BU mengikat kontrak KPBU dengan skema AP. Di sisi lain, PJPK dan BU mengikat perjanjian regres dan penjaminan.

PJPK menunjuk Unit Pengelola Teknis sebagai pengelola dana pembayaran dari pengguna.

BU dan rekanan BU mengikat kontrak pembangunan konstruksi dan operasi infrastruktur. Pembiayaan konstruksi tersebut berasal dari pembiayaan ekuitas dan pinjaman. Pembangunan konstruksi dimulai ketika pembiayaan pinjaman sudah mencapai financial close.

BU memberikan pelayanan kepada pengguna dan memperoleh pembayaran AP dari PJPK sesuai dengan pelayanan yang diberikan. Pengguna membayar pelayanan kepada UPT sesuai dengan tarif yang berlaku. 1 2 3&4 5&6 7

(63)

m. Proyek Jalan Tol (BOT)

(64)

5. Ilustrasi Rencana Mitigasi Risiko pada Proyek Jalan Tol

6. Ilustrasi Kebutuhan Dukungan Pengguna pada Proyek SPAM Umbulan

(65)

7. lustrasi Permintaan Cakupan Penjaminan pada Proyek Palapa Ring

▪ Penentuan permintaan cakupan penjaminan PJPK oleh PII ditentukan berdasarkan pada hasil evaluasi dan penstrukturan.

▪ Permintaan cakupan penjaminan dapat merupakan bagian dari dokumen 1 maupun Lembar Penyaringan. Permintaan

(66)

8. Ilustrasi Model Finansial

Model finansial merupakan kertas kerja dari kesimpulan kelayakan finansial yang terdapat pada Prastudi Kelayakan, yang memuat informasi detail tentang hal-hal sebagai berikut:

▪Kelayakan Proyek, misalnya ditentukan menggunakan nilai IRR dan NPV.

▪Proyeksi atas laporan laba rugi, arus kas dan neraca selama operasi.

▪Analisa sensitivitas atas proyeksi keuangan.

▪Asumsi: estimasi pendapatan dan biaya, discount rate, tingkat inflasi, dan lain-lain.

(67)

9. Ilustrasi Pengadaan Badan Usaha

a. Pengadaan Badan Usaha pada Proyek Jalan Tol Manado-Bitung

(68)

c. Pengadaan Badan Usaha pada Proyek SPAM Umbulan

Berikut disajikan time line dan serangkaian kegiatan terkait Proyek SPAM Umbulan pada tahun 2015-2016::

(69)
(70)

Referensi

Adlan, Mustafa. “Palapa Ring: Proses dan Tahapan Penjaminan.” Presentasi disampaikan pada FGD Penjaminan Infrastruktur Direktorat

Bina Investasi Infrastruktur Kementerian PUPR, Tangerang Selatan, Agustus 2017.

Balai Penyedia & Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika. “Screening Form Palapa Ring .” 2017.

__________________________________________________. “Surat Usulan Penjaminan Palapa Ring.” 2017.

Badan Pengatur Jalan Tol. “Penjaminan Pemerintah Dalam Proyek KPBU Jalan Tol” Materi presentasi untuk disampaikan pada FGD Penjaminan Infrastruktur Direktorat Bina Investasi Infrastruktur Kementerian PUPR, Tangerang Selatan, Agustus 2017.

_____________________. “Surat Usulan Penjaminan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda Dan Manado-Bitung.” 2017.

_____________________. “Tabel Risk Mitigation Plan Manado-Bitung.” 2017.

Barmawi, Muhammad Manar. “Analisis Kelayakan Finansial Proyek.” Materi disampaikan pada pelatihan LPEM Universitas Indonesia, Jakarta, Mei 2017 .

Indonesia. Peraturan Menteri Keuangan Tentang Perubahan PMK No. 260/PMK.011/2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penjaminan Infrastruktur dalam Proyek Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha. PMK No.8/PMK.08/2016.

________. Peraturan Menteri Keuangan Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penjaminan Infrastruktur Dalam Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha. PMK No. 260/PMK.011/2016.

________. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Tentang Petunjuk Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur. Permen PPN/Kepala Bappenas No.4 Tahun 2015.

________. Peraturan Presiden Tentang Penjaminan Infrastruktur Dalam Proyek Kerja Sama Pemerintah Dengan Badan Usaha Yang Dilakukan Melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur. Perpres No. 78 Tahun 2010.

________. Peraturan Presiden Tentang Proyek Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur. Perpres No. 38 Tahun 2015.

(71)

Referensi

PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero). Acuan Alokasi Risiko Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha di Indonesia. Jakarta: PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero), 2017.

PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero). FAQ. Jakarta: PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero), 2014.

PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero). Panduan Penyediaan Penjaminan Infrastruktur Kerjasama Pemerintah Swasta di Indonesia. Jakarta: PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero), 2012.

Roesly, Sinthya. “Pengelolaan Risiko Dalam Penyelenggaraan Infrastruktur Berkelanjutan.” http://investasiinfrastruktur.net/file/1328010335Pengelolaan%20Risiko%20Dalam%20Penyelenggaraan%20Infrastruktur%20Berkela njutan.pdf. Diunduh 22 Mei 2017.

Satria, Salusra.”Pedoman Pelaksanaan Penjaminan – Proyek KPBU Bidang PUPR.” Presentasi disampaikan pada FGD Penjaminan

Infrastruktur Direktorat Bina Investasi Infrastruktur Kementerian PUPR, Bogor, Juli 2017.

Singawinata, Indra P. “Penjaminan Pemerintah Pada Proyek KPBU.” http://jatinangor.itb.ac.id/wp-content/uploads/sites/17/2016/11/Materi-PT-PII-KPBU-Mekanisme-Penjaminan-Bandung.pdf. Diunduh 22 Mei 2017.

Triono, Joko. “Proyek KPBU SPAM Umbulan” Presentasi disampaikan pada FGD Penjaminan Infrastruktur Direktorat Bina Investasi

Infrastruktur Kementerian PUPR, Tangerang Selatan, Agustus 2017.

Wibowo, Arianto. “Penjaminan Investasi Proyek Kerjsama Pemerintah Badan Usaha.” http://www.csidui.org/file/2.pdf. Diunduh 22 Mei 2017.

(72)

TIM PENYUSUN Putut Marhayudi Merty Kristina Bastari

Dendy Rahadian Denik Haryani Erna Verawati Hutagalung

Gigih Adikusuma Sintha Dailila Bambang Wijananto Muhammad Manar Barmawi

(73)

DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Gedung Utama Lt. 13 Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru Jakarta 12110. Telp/Faks. 021-7226356

Referensi

Dokumen terkait

Dalam bentuk ini, perusahan penerbit Reksa Dana menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut diinvestasikan pada

Laporan ini menyajikan mengenai data statistik perikanan tangkap laut yang mencakup data operasional, produksi ikan, nilai produksi, produksi dan nilai produksi menurut jenis

Sesuai dengan peraturan ini Deputi Bidang Investigasi melaksanakan tugas membantu Kepala di bidang pelaksanaan pengawasan kelancaran pembangunan termasuk program lintas

Bila dibandingkan dengan kondisi saat puncak krisis ekonomi tahun 1999 yang prevalensinya adalah 18.9% (sekitar 38.6 juta jiwa), maka baik prevalensi maupun jumlah

Proses penempelan primer pada utas DNA yang sudah terbuka memerlukan suhu optimum, sebab suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan amplifikasi tidak terjadi

Hasil penelitian tentang keanekaragaman paku-pakuan yang dilakukan di lima bukit di Hutan Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo, menunjukkan bahwa pada lokasi

Untuk mewujudkan hal tersebut di perlukan adanya orientasi bagi karyawan baru seluruh staf baik klinis maupun non klinis pada unit kerja atau unit

kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan (Pasal 54 ayat 1). d) Pelaksana penempatan TKI swasta wajib memberangkatkan TKI ke luar negeri yang telah