• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Pengertian manajemen proyek adalah implementasi ilmu pengetahuan, keterampilan, dan keahlian, serta teknik yang terbaik dan berkualitas yang dijalankan secara bersamaan untuk mencapai target yang sebelumnya telah direncanakan. Dengan dukungan sumber daya, sangat diharapkan bahwa semua rangkaian kegiatan ini dapat menghasilkan output yang optimal, terutama output yang berkaitan dengan kinerja, kualitas, waktu, dan keselamatan kerja. Dalam dunia manajemen proyek, setiap perusahaaan memerlukan sistem pengelolaan yang terkonsep karena suatu proyek pastinya memiliki keterbatasan sehingga goal akhir proyek tersebut bisa terselesaikan. Terdapat beberapa hal yang perlu dikelola dalam bidang manajemen proyek, yaitu waktu, kualitas, biaya, keselamatan kerja, kesehatan karyawan, lingkungan, sumber daya, sistem informasi, dan risiko.

Terdapat 3 tahap yang merupakan pokok dari proses pekerjaan suatu proyek, antara lain :

2.1.1 Tahap Perencanaan

Perencanaan merupakan salah satu fungsi vital dalam kegiatan dalam kegiatan managemen proyek. Perencanaan dikatakan baik apabila seluruh proses kegiatan yang ada didalamnya dapat diimplementasikan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dengan tingkat penyimpangan minimal serta hasil akhir yang maksimal.

(2)

Secara umum perencanaan adalah suatu tahapan dalam managemen proyek yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan segala program teknik dan administratif agar dapat diimplementasikan dalam kehidupan nyata.

Tujuan perencanaan adalah melakukan suatu usaha yang dapat memenuhi persyaratan pekerjaan proyek yang ditentukan oleh 3 elemen yang saling bertolak belakang yaitu biaya, mutu, dan waktu.

Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).

Ada juga beberapa filosofi yang harus diperhatikan dalam melaksanakan proses perencanaan yakni keamanan, efektivitas, efisiensi, dan juga mutu daripada spesifikasi perencanaan.

2.1.2 Tahap Penjadwalan

Penjadwalan adalah bentuk implementasi tahap perencanaan di mana penjadwalan ini memuat informasi tentang waktu pelaksanaan proyek dan kemajuan proyek yang meliputi progres waktu, durasi, dan sumber daya (tenaga kerja, material, peralatan, dan biaya). Proses updating dan monitoring wajib dilakukan agar penyelenggara memiliki jadwal yang realistis sehingga pengerjaan proyek dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan waktu penyelesaian yang telah ditargetkan.

(3)

Berikut merupakan beberapa manfaat diadakannya penjadwalan konstruksi, yaitu :

1. Memberikan pedoman untuk pelaksanaan kegiatan dan untuk memberikan prioritas perhatian dalam pengawasan dan pengendalian, agar proyek dapar diselesaikan seusai rencana, terhindar dari keterlambatan, kenaikan biaya, dan perselisihan kontraktual.

2. Dipakai sebagai dasar penentuan progress pembayaran, penyusunan cash flow proyek dan pembuatan strategi pendaan proyek.

3. Merupakan dasar atau pedoman untuk pengendalian, baik yang berkaitan dengan waktu maupun biaya proyek.

4. Memberikan pedoman kepada sub-ordinate unit mengenai batas-batas waktu bagi mulainya dan berakhirnya tugas masing-masing.

5. Menghindari pengelolaan pelaksanaan proyek yang hanya mengandalkan naluri saja.

6. Menghindari pemakaian sumber daya dengan intensitas yang tinggi sejak awal proyek, dengan harapan dapat diselesaikan secepatnya.

7. Memberikan kepastian waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan proyek. 8. Dapat dipakai mengevaluasi dampak akibat adanya perubahan-perubahan

pelaksanaan proyek, baik yang berkaitan dengan waktu penyelesaian proyek, maupun biaya proyek.

9. Apabila diperbaharui secara teratur, selain untuk tindakan koreksi, berfungsi pula sebagai dokumentasi adanya perubahan-perubahan didalam pelaksanaan pekerjaan, keterlambatan yang tidak diharapkan, perubahan

(4)

waktu penyelesaian kegiatan dan adanya charge order, maka pendokumentasian jadwal awal berikut perubahan-perubahannya dapat dipakai sebagai dokumen historis proyek ataupun perusahaan.

10.Memberikan dukungan yang sangat berharga dalam komunikasi diantara pihak-pihak yang terlibat atau berkepentingan dalam penyelenggaraan proyek.

Terdapat beberapa metode pengelolaan penjadwalan suatu proyek, yaitu : 2.1.2.1Kurva S (Hannum Curve)

Kurva S adalah sebuah grafik yang dikembangkan oleh Warren T.Hanumm atas dasar pengamatan terhadap sejumlah besar proyek sejak awal hingga akhir. Kurva S dapat menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang direpresentasikan sebagai persentase kumulatif dari seluruh kegiatan proyek. Visualisasi kurva S dapat memberi informasi mengenai kemajuan proyek dengan membandingkannya terhadap jadwal rencana. Dari sinilah diketahui apakah ada keterlambatan atau percepatan jadwal proyek. Indikasi tersebut dapat menjadi informasi awal guna melakukan tindakan koreksi dalam proses pengendalian jadwal. Tetapi informasi tersebut tidak detail dan hanya terbatas untuk menilai kemajuan proyek.

(5)

Sumber : google.com

Gambar 2.1 Bentuk kurva s (Hannum Curve)

2.1.2.2Penjadwalan Linear (Diagram Vektor)

Metode ini biasanya sangat efektif dipakai untuk proyek dengan jumlah kegiatan relatif sedikit dan banyak digunakan untuk penjadwalan dengan kegiatan yang berulang seperti pada proyek konstruksi jalan raya, runway bandar udara, terowongan / tunnel atau proyek industri manufaktur. Metode ini sangat memuaskan untuk diterapkan pada proyek – proyek tersebut karena menggunakan sumber daya manusia yang relatif lebih kecil dan variasi keterampilan pada suatu pekerjaan/kegiatan tidak sebanyak pada proyek yang lain. Metode ini juga cukup efektif untuk digunakan pada proyek bangunan gedung bertingkat dengan keragaman masing – masing tingkat bangunan relatif sama. Pada proyek yang cukup besar, metode ini membantu memonitor progres beberapa kegiatan tertentu yang berada dalam suatu penjadwalan keseluruhan proyek. Hal ini dapat dilakukan bila metode ini dikombinasikan dengan metode network, karena metode penjadwalan linier dapat memberikan informasi tentang kemajuan proyek yang tidak dapat di tampilkan oleh metode network.

(6)

2.1.2.3Barchart atau Gantt Chart

Barchart ditemukan oleh Gantt dan Fredick W. Taylor dalam bentuk bagan balok, dengan panjang balok sebagai representasi durasi setiap kegiatan. Format bagan balok informatif, mudah dibaca dan efektif untuk komunikasi, serta dapat dibuat dengan mudah dan sederhana. Kekurangannya, penyajian informasi bagan balok agak terbatas, hubungan antar kegiatan tidak jelas, dan lintasan kritis kegiatan proyek tidak dapat diketahui. Maka bila terjadi keterlambatan proyek, prioritas kegiatan yang akan dikoreksi menjadi sukar dilakukan.

Sumber : google.com

Gambar 2.2 Bentuk BarChart atau Gantt Chart

2.1.2.4Network Planning

Metode ini biasanya sangat efektif dipakai untuk proyek dengan jumlah kegiatan relatif sedikit dan banyak digunakan untuk penjadwalan dengan kegiatan yang berulang seperti pada proyek konstruksi jalan raya, runway bandar udara,

(7)

terowongan / tunnel atau proyek industri manufaktur. Metode ini sangat memuaskan untuk diterapkan pada proyek – proyek tersebut karena menggunakan sumber daya manusia yang relatif lebih kecil dan variasi keterampilan pada suatu pekerjaan/kegiatan tidak sebanyak pada proyek yang lain. Metode ini juga cukup efektif untuk digunakan pada proyek bangunan gedung bertingkat dengan keragaman masing – masing tingkat bangunan relatif sama. Pada proyek yang cukup besar, metode ini membantu memonitor progres beberapa kegiatan tertentu yang berada dalam suatu penjadwalan keseluruhan proyek. Hal ini dapat dilakukan bila metode ini dikombinasikan dengan metode network, karena metode penjadwalan linier dapat memberikan informasi tentang kemajuan proyek yang tidak dapat di tampilkan oleh metode network.

Sumber : google.com

Gambar 2.3 Bentuk Network Planning

2.1.3 Tahap Pengawasan dan Pengendalian Proyek

Pengawasan (supervising) adalah suatu proses pengevaluasian atau perbaikan terhadap pelaksanaan kegiatan dengan pedoman pada standar dan peraturan yang berlaku dengan tujuan agar hasil dari kegiatan tersebut sesuai

(8)

dengan perencanaan proyek. Pengendalian (controlling) adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standart yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standart, menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standart, kemungkinan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran. Bertitik tolak pada definisi-definisi tersebut, maka proses pengawasan dan pengendalian proyek dapat diuraikan menjadi langkah-langkah berikut :

1. Menentukan sasaran.

2. Menentukan standart dan kriteria sebagai acuan dalam rangka mencapai sasaran.

3. Merancang atau menyusun sistem informasi, pemantauan, dan laporan hasil pelaksanaan pekerjaan.

4. Mengumpulkan data dan informasi dari hasil implementasi. 5. Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan perencanaan.

6. Mengkaji dan menganalisa hasil pekerjaan dengan standart, kriteria, dan sasaran yang telah ditentukan.

Berikut merupakan unsur-unsur yang merupakan sasaran dari tahap pengawasan dan pengendalian proyek, yaitu :

2.1.3.1Manajemen Biaya

Pengelolaan biaya meliputi segala kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan dan pemakaian dana proyek, mulai dari proses memperkirakan jumlah

(9)

keperluan dana, mencari dam memilih sumber dan macam pembiayaan, perencanaan serta pengendaloan alokasi pemakaian biaya sampai pada akuntansi dan administrasi pinjaman atau keuangan.

2.1.3.2Manajemen Waktu

Waktu atau jadwal merupakan salah satu sasaran utama proyek. Keterlambatan akan mengakibatkan berbagai bentuk kerugian, misalnya penambahan biaya, kehilangan kesempatan produk memasuki pasaran dan lainnya. Pengelolaan waktu mempunyai tujuan utama agar proyek dapat diselesaikan sesuai atau lebih cepat dari rencana dengan memperhatikan batasan biaya, mutu dan lingkup proyek.

2.1.3.3Manajemen Mutu

Pengelolaan mutu meliputi kegiatan-kegiatan yang diperlukan agar hasil proyek memenuhi persyaratan, kriteria dan spesifikasi yang telah ditentukan. Agar suatu produk atau jasa hasil proyek memenuhi hasil syarat penggunaan, diperlukan suatu peoses yang panjang dan kompleks, mulai dari mengakaji syarat yang dihendaki oleh pemilik proyek ata pemesan produk, menyusun program mutu, dan akhirnya merencanakan dan mengendalikan aspek mutu pada tahap implementasi atau produksi.

(10)

2.2 Plat Lantai

Plat merupakan salah satu elemen dari struktur yang mempunyai ketebalan yang relatif kecil jika dibandingkan dengan lebar dan panjangnya. Didalam konstruksi beton, plat digunakan untuk mendapatkan bidang atau permukaan yang rata. Pada umumnya bidang atau permukaan atas dan bawah daripada suatu plat adalah sejajar atau hampir sejajar.

Plat lantai harus direncanakan dengan kaku, rata, lurus dan waterpass (mempunyai ketinggian yang sama dan tidak miring) agar terasa nyaman bagi pemilik ataupun pengguna.

Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak langsung diatas tanah. Plat didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom bangunan. Adapun fungsi plat lantai adalah sebagai berikut :

1. Memisahkan ruang bawah dan ruang atas.

2. Tempat bergantungnya kabel listrik dan lampu pada bagian bawah plat lantai.

3. Mencegah perambatan suara dan meredam pantulan suara. 4. Menambah kekakuan struktur bangunan pada arah horizontal.

Adapun persyaratan teknik dan ekonomis yang harus dipenuhi oleh lantai, antara lain :

1. Lantai harus memiliki kekuatan yang cukup untuk memikul beban kerja yang ada diatasnya.

(11)

2. Tumpuan pada dinding/balok harus mencukupo untuk menyalurkan beban sehingga sekaligus dapat memperkaku struktur bangunan.

3. Lantai harus dijangkarkan pada dinding sedemikian rupa sehingga dapat mencegah terjadi lenturan pada plat lantai atau balok.

4. Lantai harus memiliki massa yang cukup untuk dapat meredam gema suara.

5. Porositas lantai sekaligus harus memberikan isolasi yang baik terhadap hawa dingin dan hawa panas.

6. Lantai harus memiliki kualitas yang baik dan harus dapat dipasang dengan cara cepat.

7. Konstruksi lantai harus sedemikian rupa sehingga setelah umur pemakaian yang cukup panjang tidak kehilangan kekuatan.

Dalam penelitian ini ada 2 macam plat lantai yang akan dibandingkan yaitu plat lantai konvensional dan plat komposit bondek.

2.2.1 Plat Lantai Konvensional

Plat lantai konvensional adalah plat lantai beton yang umumnya dilengkapi dengan tulangan positif maupun negatif dan dicor secara langsung dilokasi, bersama dengan balok penumpu. Plat lantai konvensional ini dipasangkan tulangan baja pada kedua arahnya, dan tulangan silang untuk menahan momen tarik dan juga lenturan. Plat lantai konvensional ini banyak digunakan pada bangunan sipil, baik sebagai lantai bangunan, lantai atap, lantai jembatan maupun lantai dermaga.

(12)

Plat lantai menerima beban yang bekerja tegak lurus terhadap permukaan plat. Berdasarkan kemampuannya untuk menyalurkan gaya akibat beban, pelat dibedakan menjadi :

1. Pelat satu arah ini akan dijumpai jika pelat beton lebih dominan menahan beban yang berupa momen lentur pada bentang satu arah saja. Contoh pelat satu arah adalah pelat kantilever dan pelat yang ditumpu 2 tumpuan sejajar.

2. Pelat dua arah akan dijumpai jika pelat beton lebih dominan menahan beban yang berupa momen lentur pada bentang dua arah. Contoh pelat dua arah adalah pelat yang ditumpu oleh 4 (empat) sisi yang sejajar.

Perencanaan dan perhitungan plat lantai dari beton bertulang harus mengikuti persyaratan yang tercantum dalam buku SNI Beton 1991, antara lain :

1. Plat lantai harus mempunyai ketebalan sekurang-kurangnya 12cm, sedangkan untuk plat atap sekurang-kurangnya 7cm.

2. Harus diberi tulangan silang dengan diameter minimum 8mm dari baja lunak atau baja sedang.

3. Pada plat lantai yang tebalnya lebih dari 25cm harus dipasang tulangan rangkap atas bawah.

4. Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2.5cm dan tidak lebih dari 20cm atau dua kali tebal plat, dipilih yang terkecil.

5. Semua tulangan plat harus terbungkus lapisan beton setebal minimum 1 cm, untuk melindungi baja dari karat, korosi, atau kebakaran.

(13)

6. Bahan beton untuk plat harus dibuat dari campuran 1pc:2psr:3kr + air, bila untuk lapis kedap air dibuat dari campuran 1pc:1.5psr:2.5kr + air secukupnya.

Adapun keunggulan dari beton konvensional, antara lain : 1. Mudah dan umum dalam mengerjakan dilapangan. 2. Mudah dibentuk sesuai dengan keinginan dan keperluan. 3. Perhitungan relatif mudah dan umum.

4. Sambungan blaok, kolom dan plat lantai bersifat monolit (terikat penuh).

Kelemahan dari plat lantai konvensional, antara lain :

1. Diperlukan tenaga kerja yang lebih banyak, relatif lebih mahal. 2. Pemakaian bekisting relatif lebih banyak.

3. Pekerjaan dalam banguan agak lama karena pengerjaannya berurutan saling bergantungan dengan pekerjaan lain.

4. Terpengaruh oleh cuaca, apabila hujan pengerjaan pengecoran tidak dapat dilakukan.

Sumber : Gambar Kerja

(14)

2.2.2 Plat Komposit Bondek

Plat komposit bondek adalah plat lantai kombinasi yang menggunakan steel deck yang biasanya disebut bondek sebagai pengganti tulangan momen positif (tulangan bawah), dimana bondek ini juga sekaligus sudah berfungsi sebagai bekisting plat dan lantai kerja, sedangkan untuk tulangan momen negative (tulangan atas) bias menggunakan baja tulangan biasa atau menggunakan wiremesh. Bondek merupakan bahan penulangan positif satu arah pada plat lantai beton bangunan bertingkat. Lembaran galvanis berbentuk plat gelombang ini terbuat dari baja structural dengan ketebalan 0.70 – 1.20mm. Bondek atau plat baja bergelombang jika dikombinasikan dengan campuran beton akan membentuk suatu sistem plat lantai komposit yang sempurna.

Bondek juga berfungsi sebagai bekisting tetap dan langit-langit ruangan bangunan. Dapat dipesan sesuai dengan panjang yang dibutuhkan dan untuk memudahkan dalam pemasangan dan pengangkutan dianjurkan panjang maksimal 12 meter.

Adapun keunggulan-keunggulan dari penggunaan plat komposit bondek, yaitu :

1. Mudah dan cepat dalam pemasangan. Plat komposit beton langsung berfungsi sebagai bekisting permanen yang siap dicor dalam waktu singkat. Efisiensi waktu dan kemajuan pekerjaan dapat dipercepat karena waktu untuk pembuatan dan pembongkaran bekisting sudah tidak diperlukan. Pekerjaan pembesian dibagian yang mengalami tarik, dapat

(15)

direduksi atau bahkan dihilangkan karena telah digantikan fungsinya oleh plat galvanis bondek.

2. Mengurangi pemakaian perancah dan tiang-tiang penyangga sehingga lebih menghemat biaya dalam pelaksanaanya.

3. Plat komposit bondek dapat secara langsung digunakan sebagai plafond. 4. Ketahanannya terhadap kebakaran lebih baik dan lolos uji kelenturan serta

pembebanan.

5. Dapat dipesan sesuai kebutuhan dan memberikan platform kerja yang aman.

6. Dapat dipasang pada konstruksi baja maupun beton.

Teknologi bondek pun memiliki kelemahan-kelemahan yang dapat fatal di dalam segi struktural. Penggunaan floordeck dapat memperlemah kekuatan inersia yang ada karena floordeck sudah termasuk material komposite, dimana dalam segi defleksi/lendutan akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan pelat konvensional biasa. Sehingga dalam segi kenyamanan akan berkurang. Ketika dalam proses konstruksi berlangsung, getaran akibat floordeck dengan tebal 12-14 cm yang terjadi akan besar dan mudah membuat orang awam cukup panik ketika berada di atasnya.

Sumber : google.com

(16)

2.3 Aspek-Aspek Analisa

2.3.1 Aspek Pembiayaan ( Rencana Anggaran Biaya )

Perkiraan biaya adalah memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas informasi yang tersedia (Iman Soeharto, 2007). Perkiraan biaya memegang peranan penting dalam penyelenggaran proyek. Pada taraf pertama dipergunakan untuk mengetahui berapa besar biaya yang diperlukan untuk membangun proyek. Selanjutnya, perkiraan biaya memiliki fungsi dengan spektrum yang amat luas yaitu merencanakan dan mengendalikan sumber daya seperti material, tenaga kerja, pelayanan, maupun waktu. Meskipun kegunaanya sama, namun penekananya berbeda-beda untuk masing-masing organisasi peserta proyek. Bagi pemilik, angka yang menunjukkan jumlah perkiraan biaya akan menjadi salah satu patokan untuk menentukan kelayakan investasi. Bagi kontraktor, keuntungan finansial yang akan diperoleh tergantung pada seberapa jauh kecakapan membuat perkiraan biaya. Bila penawaran harga yang diajukan didal proses lelang terlalu tinggi, kemungkinan besar kontraktor yang bersangkutan akan mengalami kekalahan. Sebaiknya bila memenangkan lelang dengan harga terlalu rendah, kontraktor akan mengalami kesulitan di kemudian hari. Sedangkan bagi konsultan, angka tersebut diajukan kepada pemilik sebagai usulan jumlah biaya terbaik untuk berbagai kegunaan sesuai perkembangan proyek.

Biaya langsung (direct cost) adalah semua biaya yang berhubungan langsung dengan pekerjaan konstruksi di lapangan. Biaya langsung dapat diperoleh dengan mengalikan volume/kuantitas suatu pekerjaan dengan harga

(17)

satuan (unit cost) pekerjaan tersebut. Harga satuan pekerjaan ini terdiri atas harga bahan, upah buruh dan biaya peralatan.

Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah semua biaya proyek yang secara tidak langsung berhubungan dengan konnstruksi di lapangan tetapi harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari proyek tersebut. Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya tidak langsung adalah biaya overhead dan biaya tak terduga.

Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang dikeluarkan secara periodik dan besarnya selalu konstan atau tetap, tidak terpengaruh oleh besar kecilnya volume kegiatan yang terjadi pada periode tersebut. Biaya tetap juga bisa disebut sebagai biaya operasional.

Biaya variable (variabel cost) adalah biaya yang besarnya selalu berubah, tergantung pada volume kegiatan yang dilakukan. Biaya variabel juga dapat disebut sebagai biaya produksi perunit produk.

Berikut merupakan beberapa jenis biaya yang ditinjau dalam perhitungan rencana anggaran biaya, yakni :

1. Biaya material.

Pada biaya material penulis menggunakan biaya material yang berlaku di Kota Batam.

2. Biaya tenaga kerja.

Pada biaya tenaga kerja penulis menggunakan biaya tenaga kerja dengan tinjauan gaji harian yang berlaku di Kota Batam.

(18)

2.3.1.1Volume Pekerjaan

Volume suatu pekerjaan adalah menghitung jumlah banyaknya volume pekerjaan dalam satu satuan. Volume juga bisa disebut sebagai kubikasi pekeraan jadi volume (kubikasi) suatu pekerjaan bukalah merupakan volume (isi sesungguhnya) melainkan jumlah volume bagian pekerjaan dalam satu satuan.

Beberapa contoh, sebagai berikut :

- Volume bondek = 60 m2 (Satuan Luas) - Volume Readymix = 50 m3 (Satuan Ruang) - Volume Lisplank = 6 m (Satuan panjang)

Masing-masing daripada jenis volume dapat diperhitungkan dari rumus sebagai berikut :

- Satuan Luas

- Satuan Ruang

Ataupun

2.3.1.2Harga Analisa

Harga analisa merupakan suatu harga yang merupakan hasil perpaduan daripada biaya sumber daya manusia (secara langsung dan tidak langsung), biaya material, biaya pengadaan peralatan pekerjaan (alat ringan ataupun alat berat).

Satuan Luas (m2) = Satuan Panjang(m) x Satuan Panjang(m)

Satuan Ruang (m3) = Satuan Panjang(m) x Satuan Panjang(m) x Satuan Panjang(m)

(19)

Berikut merupakan rumus perhitungan dari harga analisa :

2.3.2 Aspek Sumber Daya Manusia

Tenaga kerja sangatlah berperan dalam proses jalannya sebuah proyek atau setiap jenis pekerjaan, tenaga kerja adalah sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan keahlian yang berbeda-beda sesuai dengan bidang dan keahliannya. Adapun kemampuan tenaga kerja meliputi jenis dan macam-macam tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan (Iman Suharto, 1995).

Penyediaan tenaga kerja pada umumnya meliputi tenaga kerja biasa, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja ahli. Untuk setiap pekerjaan memerlukan tenaga kerja tertentu baik mengenai jumlah maupun keahlian dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Secara teoritis keperluan rata-rata jumlah tenaga kerja dapat dihitung dari total lingkup kerja proyek yang dinyatakan dalam jam-orang atau bulan dibagi dengan kurun waktu perencanaan. Metode perhitungan tersebut, tentu tidak sesuai dengan kenyataan yang sesunguhnya, karena akan timbul pemborosan dengan mendatangkan sekaligus banyak tenaga kerja pada awal proyek,mengingat pada saat awal belum cukup pekerjaan tersedia untuk mereka. Pekerjaan konstruksi menunggu material hasil kegiatan pembelian, sedangkan pembelian baru akan dimulai bila paket disiapkan oleh ahli engineering telah selesai.

(20)

Oleh karena itu, untuk merencanakan tenaga kerja proyek yang realistis perlu diperhatikan bermacam-macam factor, diantaranya yang terpenting adalah :

1. Produktifitas tenaga kerja

2. Tenaga kerja periode puncak (peak) 3. Jumlah tenaga kerja kantor

4. Perkiraan jumlah tenaga kerja di lapangan

5. Meratakan jumlah tenaga kerja guna mencegah gejolak (fluctuation) yang tajam.

Macam atau jenis tenaga kerja berdasarkan keahlian/kemampuan yaitu : 1. Tenaga kerja terdidik/ tenaga ahli/ tenaga mahir

Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang mendapatkan suatu keahlian atau kemahiran pada suatu bidang karena sekolah atau pendidikan formal dan non formal. Contohnya seperti sarjana ekonomi, insinyur, sarjana muda, doktor, master, dan lain sebagainya.

2. Tenaga kerja terlatih

Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu yang didapat melalui pengalaman kerja. Keahlian terlatih ini tidak memerlukan pendidikan karena yang dibutuhkan latihan dan melakukannya berulang-ulang sampai bisa dan menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya adalah supir, pelayan toko, tukang masak, montir, pelukis,dan lain-lain.

(21)

3. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih

Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh tenaga kerja model ini seperti kuli,buruh angkat, buruh pabrik, pembantu, tukang becak, dan masih banyak lagi contoh lainnya.

Pada analisa banyak jumlah tenaga kerja yang akan digunakan pada pekerjaan plat lantai konvensional ataupun pada pekerjaan plat komposit bondek akan digunakan “ SNI 7394:2008 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan Rumah” sebagai acuan perhitungan.

2.3.3 Aspek Waktu Pelaksanaan

Manajemen waktu proyek merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang manajer proyek. Manajemen waktu proyek dibutuhkan manajer proyek untuk memantau dan mengendalikan waktu yang dihabiskan dalam menyelesaikan sebuah proyek. Dengan menerapkan manajemen waktu proyek, seorang manajer proyek dapat mengontrol jumlah waktu yang dibutuhkan oleh tim proyek untuk membangun deliverables proyek sehingga memperbesar kemungkinan sebuah proyek dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Terdapat beberapa proses yang perlu dilakukankan seorang manajer proyek dalam mengendalikan waktu proyek yaitu :

(22)

1. Mendefinisikan aktivitas proyek

Merupakan sebuah proses untuk mendefinisikan setiap aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan proyek.

2. Urutan aktivitas proyek

Proses ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan hubungan antara tiap-tiap aktivitas proyek.

3. Estimasi aktivitas sumber daya proyek

Estimasi aktivitas sumber daya proyek bertujuan untuk melakukan estimasi terhadap penggunaan sumber daya proyek.

4. Estimasi durasi kegiatan proyek

Proses ini diperlukan untuk menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan proyek.

5. Membuat jadwal proyek

Setelah seluruh aktivitas, waktu dan sumber daya proyek terdefinisi

dengan jelas, maka seorang manager proyek akan membuat jadwal proyek. Jadwal proyek ini nantinya dapat digunakan untu menggambarkan secara rinci mengenai seluruh aktivitas proyek dari awal pengerjaan proyek hingga proyek diselesaikan.

6. Mengontrol dan mengendalikan jadwal proyek

Saat kegiatan proyek mulai berjalan, maka pengendalian dan pengontrolan jadwal proyek perlu dilakukan. Hal ini diperlukan untuk memastikan apakah kegiatan proyek berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan atau tidak.

(23)

Pada aspek waktu pelaksanaan ini penulis akan menjabarkan tahapan-tahapan daripada pekerjaan plat lantai konvensional maupun plat komposit bondek dan juga akan menghitungkan seberapa lamakah jangka waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan dari masing-masing jenis plat lantai dengan menggunakan Metode Gantt Chart.

2.4 Penelitian Terdahulu

1. Tistogondo, Julistyana. Efisiensi Biaya Plat Beton Komposit Baja Bergelombang Pada Proyek Pasar Baru Bratang, Surabaya.

Kesimpulan : Plat Komposit Bondek lebih murah 19,04% daripada menggunakan Plat Konvensional Beton di Kota Surabaya khususnya Proyek Pasar Baru Brutang.

2. Pasaribu I.R. dan Tarigan J. Desain dan Analisa Harga Pelat Satu Arah dengan Menggunakan Pelat Komposit Dibandingkan dengan Pelat Beton Biasa pada Bangunan Bertingkat.

Kesimpulan : Plat Komposit Bondek lebih mahal 8.94% daripada menggunakan Plat Konvensional Beton di Kota Medan.

3. Fastaria R dan Putri Y.E. Analisa Perbandingan Metode Halfslab dan Plat Komposit Bondek Pekerjaan Struktur Plat Lantai Proyek Pembangunan Apartement De Papilio Tamansari, Surabaya.

Kesimpulan : Plat Komposit Bondek lebih murah 30.26% daripada menggunakan Plat Konvensional Beton di Kota Surabaya khususnya pada Proyek Pembangunan Apartemen De Papilio Tamansari Surabaya.

(24)

4. Uji, Andi Tenri. Perbandingan Biaya Pelaksanaan Pelat Beton Menggunakan Boundeck dan Pelat Konvensional Pada Gedung Graha Suraco.

Kesimpulan : Plat Komposit Bondek lebih mahal 28.12% daripada menggunakan Plat Konvensional Beton di Kota Makassar khususnya pada Proyek Pembangunan Gedung Graha Suraco Makassar.

5. Widhiawati, Rai. Analisa Biaya Pelaksanaan Pelat Konvensional dan Sistem Pelat Menggunakan Metal Deck.

Kesimpulan : Plat Komposit Bondek lebih murah 7.51% daripada menggunakan Plat Konvensional Beton di Kota Denpasar.

6. Yuliana, Candra. Perbandingan Pengunaan Deking Baja dan Metode Konvensional untuk Plat Lantai Diperhitungkan Terhadap Biaya, Waktu, dan Metode Pelaksanaan.

Kesimpulan : Plat Komposit Bondek lebih murah 13.89% daripada menggunakan Plat Konvensional Beton di Kota Banjarmasin.

7. K Aiman, Naufal. Studi Perbandingan Penggunanaan Teknologi Pelat Beton Konvensional dan Pelat Beton Bondek Gedung Ballroom Universitas Muhammadiyah Makassar.

Kesimpulan : Plat Komposit Bondek lebih murah 6.58% daripada menggunakan Plat Konvensional Beton di Kota Makassar khususnya pada Proyek Pembangunan Gedung Ballroom Universitas Muhammadiyah Makassar.

(25)

8. Panjaitan MR dan Alfiandri MR. Analisis Perbandingan Rencana Anggaran Biaya Struktur Pelat Lantai Sistem Konvensional dengan Sistem Floordeck pada Proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Fakultas MIPA UNIMED.

Kesimpulan : Plat Komposit Bondek lebih murah 9.56% daripada menggunakan Plat Konvensional Beton di Kota Medan khususnya pada Proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Fakultas MIPA UNIMED.

9. Sitohang BRS dan Hasugian CN. Analisis Perbandingan Biaya Struktur Pelat Lantai Cara Konvensional dan Floordeck pada Pembangunan Siloam Hospital Medan.

Kesimpulan : Plat Komposit Bondek lebih murah 11.72% daripada menggunakan Plat Konvensional Beton di Kota Medan khususnya pada Proyek Pembangunan Siloam Hospital Medan.

10.Sari, Dwi Anita. Studi Perbandingan Pembangunan Rusanawa dengan Beberapa Alternatif Metode Pelaksanaan (Struktur Kovensional, Pracetak, Floordeck).

Kesimpulan : Plat Komposit Bondek lebih murah 13.62% daripada menggunakan Plat Konvensional Beton di Kota Malang.

Gambar

Gambar 2.1 Bentuk kurva s (Hannum Curve)
Gambar 2.2 Bentuk BarChart atau Gantt Chart
Gambar 2.3 Bentuk Network Planning
Gambar 2.4 Potongan plat lantai konvensional
+2

Referensi

Dokumen terkait

pokok) pada saat harga mahal dan menimbunnya dengan tujuan untuk menjual kembali pada saat harganya lebih mahal. 7) Taghrir, yaitu upaya mempengaruhi orang lain, baik

Besarnya dosis serapan merupakan konsep fisika yang sangat berguna, tetapi dalam sistem biologi tidak dapat diterapkan karena dalam sistem biologi derajat kerusakan yang sama

Peraturan Menteri Agama Nomor 68 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Rektor dan Ketua pada Perguruan Tinggi Keagamaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah (Berita

Fonem yang muncul pada morfem terikat memiliki kesamaan tipe (homorgan) dengan fonem awal dalam morfem dasar. Perubahan morfofonemik semacam ini menimbulkan

Orang-orang martir menjadi dorongan bagi perluasan Injil pada masa itu, hal ini juga mendorong dengan munculnya orang-orang besar yang berjuang seperti para Apostolic

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan terhadap stabilitas fisik dan kandungan flavonoid lotion penumbuh rambut ekstrak biji kemiri sehingga

Jakarta - Ketua Pengadilan Negeri Bandung sudah menanyakan kepada majelis yang menyidangkan kasus Walikota Bekasi nonaktif, Mochtar Mohammad mengenai putusan bebas yang

Seminar proposal maupun hasil penelitian dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan dimana peneliti wajib menyeminarkan proposalnya untuk