• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepatuhan penggunaan antibiotik empiris pada pasien dengan tandasepsis berat dan syok septik diunit gawat darurat(ruang resusitasi dan ruang observasi intensif) RSUD Dr. Soetomo Surabaya Periode Oktober-November 2015 Repository - UNAIR REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Kepatuhan penggunaan antibiotik empiris pada pasien dengan tandasepsis berat dan syok septik diunit gawat darurat(ruang resusitasi dan ruang observasi intensif) RSUD Dr. Soetomo Surabaya Periode Oktober-November 2015 Repository - UNAIR REPOSITORY"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENELITIAN

Kepatuhan penggunaan antibiotik empiris pada pasien dengan tandasepsis berat dan syok septik diunit gawat darurat (ruang resusitasi dan ruang

observasi intensif) RSUD Dr. Soetomo Surabaya Periode Oktober-November 2015

OLEH : dr. Nahyani

PEMBIMBING : dr. Hardiono, SpAn KIC KAKV dr. Bambang Pujo Semedi, SpAn KIC

DEPARTEMEN/SMF ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMOSURABAYA

(2)

Kepatuhan penggunaan antibiotik empiris pada pasien dengan tanda sepsis berat dan syok septik di unit gawat darurat (ruang resusitasi dan ruang observasi intensif) RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode Oktober-November

2015

Nahyani1, Hardiono2, Bambang Pujo Semedi2 1

Residen, Departemen Anestesiologi dan Reanimasi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, RS.DR.Soetomo Surabaya, Indonesia

2

ABSTRAK

Konsultan, Departemen Anestesiologi dan Reanimasi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, RS.DR.Soetomo Surabaya, Indonesia

Latar Belakang : Sepsis adalah penyebab utama kematian pada pasien sakit kritis. Di RSUD Dr.Soetomo Surabaya sejak tahun 2011-2014 sepsis merupakan diagnosa terbanyak. Antibiotik merupakan terapi utama untuk infeksi bakteri. Sayangnya sejumlah besar antibiotik digunakan atas indikasi yang tidak tepat. Komite Surviving Sepsis Campaign tahun 2012 menerbitkan petunjuk penanganan sepsis berat dan syok septik termasuk di dalamnya mengenai petunjuk penggunaan antibiotik empiris pada pasien sepsis berat dan syok septik.

Tujuan : menganalisis kepatuhan penggunaan antibiotik empiris pada pasien sepsis berat dan syok septik yang dirawat di ruang resusitasi dan ruang observasi intensif RSUD Dr.Soetomo Surabaya mengacu pada Surviving Sepsis Campaign

2012.

Metode Penelitian : pasien dengan tanda sepsis berat dan syok septik yang dirawat di ruang resusitasi dan ruang observasi intensf RSUD Dr.Soetomo Surabaya diikutkan dalam penelitian dan dianalisa kepatuhan penggunaan antibiotik empiris nya mengacu pada Surviving Sepsis Campaign 2012.

Hasil Penelitian : jumlah sampel penelitian 36 orang (23 laki-laki dan 13 perempuan). Sepsis berat 27 pasien dan syok septik 9 pasien. Sumber infeksi paling banyak dari abdomen. Kepatuhan penggunaan antibiotik empiris sangat rendah. Hanya 2 pasien yang diberikan antibiotik empiris < 1 jam. Pemilihan antibiotik empiris tidak tepat pada 77% pasien karena berdasarkan kultur antibiotik yang diberikan pada pasien tersebut sudah resisten. Durasi antibiotik empiris > 5 hari dan tidak ada pasien yang dilakukan deeskalasi. Kepatuhan terhadap pengambilan kultur juga sangat rendah. Hanya 27 dari 36 pasien yang diambil kultur dan 16 kultur diambil sesudah antibiotik empiris diberikan. Mortalitas pasien sepsis berat 40,7% dan 100% pada pasien syok septik.

Diskusi : kepatuhan pemberian antibiotik empiris pada pasien sepsis berat dan syok septik sangat rendah, padahal keterlambatan pemberian dan pemilihan jenis antibiotik yang tidak tepat dapat meningkatkan mortalitas.

(3)

Compliance of empirical antibiotic use in patients with signs of severe sepsis and septic shock in emergency unit (the resuscitation and intensive observation room) Dr.Soetomo hospital Surabaya October-November 2015

Nahyani1, Hardiono2, Bambang Pujo Semedi2

1

Resident, Department of Anaesthesiology and Reanimation, Faculty of Medicine Airlangga University, Dr.Soetomo Hospital Surabaya, Indonesia

2

ABSTRACT

Consultant, Department of Anaesthesiology and Reanimation, Faculty of Medicine Airlangga University, Dr.Soetomo Hospital Surabaya, Indonesia

Background : Sepsis is the leading cause of death in critically ill patients. Since 2011-2014 in Dr.Soetomo Hospital Surabaya sepsis is the highest diagnoses. Antibiotics are the main treatment for bacterial infections. Unfortunately a large number of antibiotics are used inappropriately. Surviving Sepsis Campaign Committee 2012 published guidelines for handling severe sepsis and septic shock

Objective : to analyze the compliance of empirical antibiotic use in patients with severe sepsis and septic shock in resuscitation room and intensive observation room Dr.Soetomo hospital Surabaya according to Surviving Sepsis Campaign 2012.

Methods : severe sepsis and septic shock patients who were treated in the resuscitation and intensive observation room were included in the study and the compliance of its empirical antibiotic usage were analyzed refers to Surviving Sepsis Campaign 2012.

Results :The number of sample were 36 patients (23 men and 13 women). 27 patients with severe sepsis and 9 patients with septic shock. The main source of sepsis were abdomen. The compliance of empirical antibiotic use were very low. Only 2 patients were given empirical antibiotic in less than 1 hour. Empirical antibiotic treatment were not appropriate in 77% patients because based on culture results antibiotics given to the patients were resistant. Empirical antibiotic duration > 5 days and no patients were deescalated. Adherence to culture taking is also very low. On 27 of the 36 patients were taken culture and in 16 patients culture were taken after empirical antibiotic were given. Mortality of severe sepsis patients is 40,7% and 100% in septic shock patients.

Discussion : compliance of empirical antibiotic use in severe sepsis and septic shock patients were very low, whereas delayed administration and inappropriate selection of antibiotic may increase mortality.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan ridhaNya

sehingga sampai detik ini kita diberika nafas untuk tetap berkarya dan bermanfaat

bagi sesama.

Karya tulis akhir dengan judul Kepatuhan penggunaan antibiotik empiris pada pasien dengan tanda sepsis berat dan syok septik di unit gawat darurat (ruang resusitasi dan ruang observasi intensif) RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode Oktober-November 2015 merupakan salah satu wujud penghargaan saya atas kesempatan yang telah diberikan untuk mengikuti proses

pendidikan di departemen Anestesiologi dan Reanimasi RS Dr.Soetomo ini.

Alhamdulillah sujud syukur kepada Allah SWT karena apa yang telah saya

peroleh selama ini atas izin-Nya. Shalawat serta salam tercurah selalu kepada

Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan

pengikut-pengikutnya.

Terimakasih, penghargaan serta rasa hormat saya sampaikan kepada

semua pihak, pribadi dan institusi atas kerelaan hati, pikiran dan materi untuk

mendukung saya selama ini dalam proses pendidikan.

Rasa hormat kepada Direktur RSU Dr.Soetomo dan Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, atas kepercayaan yang diberikan

sehingga saya bisa menjadi peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis I bidang

Anestesiologi dan Reanimasi.

Rasa kagum, hormat dan terimakasih tak terhingga untuk para guru di

SMF Anestesiologi dan Reanimasi atas segala bantuan, bimbingan dan nasehat

selama pendidikan. Dr.Puger Rahardjo, Sp.An KIC (Kepala Departemen

Anestesiologi dan Reanimasi) dan DR.dr.Arie Utariani SP.An KAP sebagai Ketua

Program Studi atas kesempatan yang diberikan kepada saya menimba ilmu di

Anestesiologi dan Reanimasi.

Ucapan terimakasih kepada seluruh guru-guru saya : Prof.Sri

(5)

Saleh Sp.An KIC KNA, almarhum Prof.Koeshartono Sp.An KIC PGD Pall.Med

(ECU), Prof. DR.dr.Eddy Rahardjo Sp.An KIC, Prof. DR.dr.Nancy Margarita

Rehatta Sp.An KIC KNA, dr. Hardiono SP.An KIC KAKV dan dr.Bambang

Pudjo Semedi sebagai pembimbing penelitian saya, Dr. dr. Elizeus Hanindito

Sp.An KIC KAP, dr.Bambang Wahyu P, Sp.An KIC, dr. Bambang Hariyono,

Sp.An KIC, dr.Philia Setiawan Sp.An KIC KAKV, dr.Herdy Sulistyono Sp.An

KIC PGD Pall Med (ECU), dr. Teguh Sylvaranto, Sp.AN KIC, dr.hari Anggoro D

Sp.AN KIC, dr. Gatut P SP.An, dr.Christrijogo Sp.An, dr. Hamzah Sp.An, dr.

Sellina K SP.An KIC, dr. April P, Sp.An, dr.Mariza Sp.An, dr.Airlangga Sp.An

KIC, dr. Agustina Salinding Sp.An KIC, dr. Pesta Sp.An, dr.Maulidya Sp.An

KIC, dr.Edward Sp.An KIC beserta seluruh staf bagian Anestesiologi dan

Reanimasi. Demikian juga ucapan terimakasih kepada Prof. Kuntaman Sp.MK

dan dr.Boediono.

Kepada segenap teman sejawat PPDS 1 RSU Dr.Soetomo Surabaya

khususnya Anestesiologi dan Reanimasi dan seluruh paramedis terimakasih saya

ucapkan. Kepada orang tua kami Bapak Ir.Muhammad Rum dan Ibu Ir.Baji M

terimakasih atas cinta kasih dan jerih payahnya tak terkira untuk menghantar saya

mengarungi kehidupan. Kepada suami tercinta dr.Riko Hyang Wicaksono dan

anak saya Asya Ibnu Wicaksono haturan maaf dan terimakasih atas kesabaran,

doa dan cinta kasih yang selalu tercurah beserta seluruh saudara-saudara saya

tersayang.

Akhir kata permohonan maaf kepada semua pihak atas segala kekhilafan

baik yang disengaja ataupun tidak. Semoga hasil karya tangan saya ini dapat

berguna bagi pengembangan ilmu dan merangsang penelitian-penelitian yang

baru. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan nikmat-Nya kepada kita semua.

Amin.

Surabaya, Desember 2011

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

2.1 Insidensi pemakaian antibiotika yang tidak tepat ... 5

2.2 Akibat penggunaan antibiotika yang tidak tepat ... 8

2.3. Mekanisme resistensi terhadap antimikroba ... 9

2.4. Terapi antibiotika ... 10

2.4.1 Terapi empiris ... 10

2.4.2. Antibiotika bakterisidal dan bakteriostatik ... 11

2.4.3. Efikasi antibiotika ... 12

2.4.4. Spektrum antibiotika ... 12

2.4.5. Waktu pemberian terapi antibiotika... 13

2.4.6. Rute pemberian antibiotika ... 13

2.4.7. Durasi terapi... 14

2.4.8. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan antibiotika 14 2.4.9. Kelas antibiotika ... 15

2.5. Interpretasi hasil tes kepekaan antimikroba ... 19

2.6. Sepsis ... 20

2.6.1. Definisi ... 20

2.6.2. Patofisiologi sepsis ... 22

2.6.3. Terapi antimikroba pada sepsis berat dan syok septik... 24

(7)

2.7.1. Antibiotika empiris pada urosepsis ... 30

2.7.2. Antibiotika empiris pada pneumonia ... 30

2.7.3. Antibiotika empiris pada infeksi intra abdominal ... 33

2.7.4. Antibiotika empiris pada meningitis ... 35

2.7.5. Antibiotika empiris pada infeksi kulit dan jaringan lunak... 36

BAB 3. KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN ... 37

BAB 4. METODE PENELITIAN... 39

4.1 Disain penelitian ... 39

4.2 Tempat dan waktu penelitian ... 39

4.3 Populasi dan sampel penelitian ... 39

4.4 Besar sampel penelitian ... 40

4.5 Teknik pengambilan sampel ... 40

4.6 Variabel penelitian ... 41

4.7 Alur Penelitian ... 42

4.8 Cara kerja ... 43

4.9 Definisi operasional ... 44

4.10 Instrumen penelitian ... 46

4.11 Pengolahan dan analisa data ... 46

BAB 5. HASIL PENELITIAN ... 47

5.1 Karakteristik subyek ... 47

5.2 Deskripsi penggunaan antibiotik empiris pada sampel ... 49

5.3 Kepatuhan penggunaan antibiotik empiris berdasarkan Surviving Sepsis Campaign ... 56

BAB 6. PEMBAHASAN ... 58

BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

7.1 Kesimpulan ... 66

7.2 Saran ... 66

BAB 8. DAFTAR PUSTAKA ... 68

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Patofisiologi sepsis ... 24

Gambar 2.2 Inisiasi antimikroba yang efektif sejak onset hipotensi pada syok

septik dan hubungannya dengan survival ... 25

Gambar 2.3 Risiko kematian (dinyatakan dalam odds ratio kematian) dan

hubungannya dengan penundaan pemberian antimikroba yang

efektif ... 25

Gambar 2.4 Angka mortalitas pasien antara yang dilakukan deeskalasi dan tidak

dideeskalasi ... 27

Gambar 2.5 Contoh deeskalasi pada kecurigaan pneumonia rumah sakit ... 28

Gambar 5.1 Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin ... 48

Gambar 5.2 Sumber sepsis ... 49

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Lima diagnosa terbanyak pada pasien rawat inap RSUD Dr.Soetomo

Surabaya tahun 2011-2014 ... 5

Tabel 2.2 Mekanisme resistensi bakteri terhadap antimikroba ... 9

Tabel 2.3 Klasifikasi antibiotika berdasarkan mekanisme kerjanya ... 19

Tabel 2.4 Kriteria diagnostik sepsis ... 21

Tabel 2.5 Kriteria sepsis berat ... 22

Tabel 2.6. Angka kematian pada monoterapi antibiotika dibandingkan kombinasi ... 29

Tabel 2.7 Antibiotika empiris pada urosepsis... 30

Tabel 2.8. . Antibiotika empiris pada pneumonia rumah sakit/pneumonia ventilator onset awal ... 31

Tabel 2.9 Antibiotika empiris pada pneumonia rumah sakit/ventilator onset lambat ... 32

Tabel 2.10 Dosis antibiotika empiris pada pneumonia rumah sakit/ventilator onset lambat ... 32

Tabel 2.11Antibiotika empiris pada peritonitis primer ... 33

Tabel 2.12 Antibiotika empiris pada peritonitis sekunder ... 34

Tabel 2.13 Antibiotika empiris pada peritonitis tersier ... 35

Tabel 2.14 Antibiotika empiris pada meningitis ... 35

Tabel 2.15 Antibiotika empiris pada infeksi kulit dan jaringan lunak ... 36

Tabel 5.1 Karakteristik subyek berdasarkan usia ... 47

Tabel 5.2 Karakteristik subyek berdasarkan jenis kelamin. ... 47

Tabel 5.3 Karakteristik subyek berdasarkan sumber sepsis dan derajat sepsis 48 Tabel 5.4 Jumlah disfungsi organ pada pasien sepsis berat ... 49

Tabel 5.5 Jenis antibiotik yang digunakan pada pasien ... 50

Tabel 5.6 Interval dan dosis antibiotik empiris pada pasien sepsis berat dan syok septik ... 51

Tabel 5.7 Saat pemberian antibiotik empiris... 52

Tabel 5.8 Distribusi hasil positif dan negatif dari berbagai spesimen ... 54

(10)

Tabel 5.10 Antibiogram bakteri gram positif ... 55

Tabel 5.11 Antibiogram bakteri gram negatif ... 55

Tabel 5.12 Kesesuaian antibiotik empiris yang diberikan dengan hasil kultur 56

Tabel 5.13 Komponen kepatuhan ... 57

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lembar pengumpulan data ... 75

Penjelasan untuk mendapat persetujuan... 77

Pernyataan persetujuan... 78

Lampiran Data Pasien ... 80

Gambar

Gambar 2.1 Patofisiologi sepsis ..................................................................
Tabel 6.1 Jumlah botol darah yang dikirim ke laboratorium mikrobiologi .....

Referensi