• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MATERI AKHLAK TERCELA DENGAN METODE “NUMBERED HEADTOGETHER” PADA SISWA KELAS X1 MA AL IMAN DESA BULUS KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MATERI AKHLAK TERCELA DENGAN METODE “NUMBERED HEADTOGETHER” PADA SISWA KELAS X1 MA AL IMAN DESA BULUS KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK

MATERI AKHLAK TERCELA DENGAN METODE

“NUMBERED HEAD

TOGETHER”

PADA SISWA KELAS X1

MA AL IMAN DESA BULUS KECAMATAN GEBANG

KABUPATEN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

Setyaning Surya Utami NIM 11114291

(2)
(3)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK

MATERI AKHLAK TERCELA DENGAN METODE

“NUMBERED HEAD

TOGETHER”

PADA SISWA KELAS X1

MA AL IMAN DESA BULUS KECAMATAN GEBANG

KABUPATEN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

Setyaning Surya Utami NIM 11114291

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

ََل

َِطاَُّنَاٍََْيَبٍَحَلاْصِاَْوَاٍَفْوُشْعَيَْوَاٍَتَقََذَصِبَشَيَاَ ٍَْيَّلِاَْىُهىْجَََّ ٍِّْيٍشْيِثَكَْيِفَشْيَخ

َ:ءاسُنا(َاًًْيِظَعًَاشْجَأَِهيِتْؤََُ َفْىَسَفَِ َّ ِالِلَِّةاَضْشَيََءاَغِتْباََكِنََرَْمَعْفَّيَ ٍَْيَو

111

(

Artinya: Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi

sedekah, atau berbuat ma’ruf atau mengadakan perdamaian di antara

(8)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi ini penulis persembahkan untuk :

1. Ayahku dan ibundaku tersayang, Amat Jawari, S.E dan Muflati Maroah yang selalu membimbingku, memberikan doa, kasih sayang, dan motivasi dalam kehidupanku.

2. Saudara kandungku adik Eva Nur Haeda, atas motivasi yang tak ada hentinya kepada ku sehingga proses penempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai.

3. Sahabat dan Teman dekatku Muhammad Salim Al Murtadho, Riska Dewi, Lailatul Asfufah, Vivi Wulandari, Luthfiyatus Saidah, Tri Ismawati, Nurul Fajriyah, Arifah Nur Azizah, Dwi Nuryanti, Sri Wahyuni, Desi Nur Baiti yang selalu memberikan motivasi kepadaku dan membantu menyelesaikan skripsi ini.

4. Keluarga besar dan santri Pondok Pesantren Nurul Asna Pulutan Salatiga khususnya Bapak KH. Drs. Nasafi, M.Pd.I dan Ibu Nyai. Hj. Asfiyah yang mendidik penulis menjadi pribadi yang baik.

(9)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim

Puji sykur alhamdulillahi robbil‟alamin, penulis panjatkan kepada Allah Swt yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Aqidah Akhlak Materi Akhlak Tercela dengan Metode

“Numbered Head Together” Pada Siswa Kelas XI Al Iman Desa Bulus Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Tahun Pelajaran 2017/2018.

Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya untuk manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam.

Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Rektor IAIN Salatiga,Bp. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. 2. Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga, Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag.

(10)

4. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.

Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khusunya, serta para pembaca pada umumnya. Amin.

Salatiga, 05 Juni 2018

(11)

ABSTRAK

Utami, Setyaning Surya. 2014. Peningkatan Hasil Belajar Akidah Ahklak Materi Ahklak Tercela dengan Metode Numbered Head Together pada Siswa Kelas XI MA Al Iman Des. Bulus Kec. Gebang Kab. Purworejo Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr.H. Mansur, M.Ag.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar peserta didik MA Al Iman pada pelajaran Aqidah Ahklak. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik adalah pendidik masih menggunakan metode konvensional dan kurangnya variasi metode pembelajaran. Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah Apakah penggunaan Metode Numbered Head Together

(NHT) dapat meningkatkan hasil belajar aqidah akhlak materi akhlak tercela pada Peserta didik Kelas XI Agama 1 MA Al Iman Desa Bulus Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Tahun 2017/2018?.

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebanyak dua siklus yang masing-masing terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dengan menggunakan metode Numbered Head Together. Subjek penelitian ini adalah pendidik Peserta didik kelas XI Agama 1 MA Al Iman Bulus yang terdiri dari 23 peserta didik. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara.

Hasil penelitian tindakan kelas pada pra siklus yang mencapai KKM sebanyak 9 peserta didik atau 39,1%, siklus 1 yang mencapai KKM sebanyak 15 peserta didik atau 65,2% . Sedangkan siklus II yang mencapai KKM sebanyak 21 peserta didik atau 91,3%. Peningkatan keaktifan peserta didik juga terlihat pada antusias peserta didik mengikuti kerja kelompok. Melalui kerja kelompok peserta didik dapat menigkatkan rasa tanggung jawab, bekerjasama dan percaya diri dalam mengajukan pertanyaan. Kesimpulan penelitian ini adalah pembelajaran dengan menerapkan metode Numbered Head Together dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah Ahklak materi Ahklak Tercela pada kelas XI MA Al Iman Desa Bulus Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Tahun Pelajaran 2017/2018.

(12)

ABSTRACT

Utami, Setyaning Surya. 2014. The Increase of Learning Outcomes Akidah

Akhlak of „Akhlak Tercela‟ Material by Using Numbered Head Together

for The Eleventh Grade Students of MA Al Iman Bulus Kab. Purworejo in Academic Years 2017/2018. A Graduating Paper. Islamic Education Department of Teacher Training and Education Faculty State Institute for Islamic Studies (IAIN) Salatiga. Counselor: Prof. Dr. H. Mansur, M. Ag.

This research is motivated by the low learning outcomes of MA Al Iman students in the Aqidah Ahklak lesson. One of thecauses of the low learning outcomes of students methods and lack of variation in learning methods. The formulation of the problem studied in this study is whether he use of Numbered

Head Together (NHT) method can improve the learning outcomes of morality of

despicable moral material on students in class XI religion 1 MA Al Iman Bulus village, Gebang District, Purworejo Regency Academic Year 2017/2018 ?

This study uses Classroom Action Research (CAR) as much as two cycles, each of which cosists of four stages, namely planning, implementing, observasi, and reflecting using the Numbered Head Together method. The subject of this research is the educator of students in class XI religion 1 MA Al Iman consisting of 23 students. Data collection techniques use observation, documentation and interviews.

The results of classroom action research in the pre-cycle which reached KKM as many as 9 students or 39,1%, cycle 1 the students that can reach KKM as many as 15 students or 65,2%, and cycle 2 the students that can reach KKM as many as 21 students or 91,3%. Increasing student activity is also seen in group work. Through group work, students can improve their sense of responsibility, cooperate and be confident is asking questions. The conclusion of this study is that learning by applying Numbered Head Together method can improve learning outcomes of Aqidah Ahklak material on the Ahklak Tercela in class XI MA Al Iman Bulus Village, Gebang District, Purworejo Regency, Academic Year 2017/2018.

(13)

DAFTAR ISI

Sampul……….... i

Lembar Berlogo……….. ii

Judul………iii

Persetujuan Pembimbing………...iv

Pengesahana Kelulusan………v

Lembar Deklarasi………vi

Motto………. vii

Persembahan……….viii

Kata Pengantar………... ix

Abstrak……….. xi

Daftar Isi………....xii

Daftar Tabel………..xiii

Daftar Gambar………...xvi

Daftar Lampiran……….. xvii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

(14)

BAB II ... 18

KAJIAN PUSTAKA ... 18

A. Hasil Belajar ... 18

B. Akidah Akhlak ... 29

C. Ahklak Tercela ... 31

D. Numbered Head Together ... 35

E. Tinjauan Pustaka ... 38

BAB III ... 41

PELAKSANAAN PENELITIAN ... 41

A. Deskripsi Siklus 1 ... 41

B. Deskripsi Siklus II ... 45

BAB IV ... 49

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Hasil Penelitian ... 49

B. Pembahasan ... 60

BAB V ... 63

PENUTUP ... 63

A. Kesimpulan ... 63

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1: Hasil Evaluasi Siklus 1……….49

Tabel 3.2: Hasil Pengamatan Pendidik Siklus 1………51

Tabel 3.3: Hasil Evaluasi Siklus II……….55

Tabel 3.4: Hasil Pengamatan Pendidik Siklus II………58

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1: Kegiatan Penyampaian Metode Numbered Head Together

Gambar 2.1: Kegiatan Diskusi Peserta Didik

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus 1

Lampiran 2: Lembar soal dan jawaban tes siklus 1

Lampiran 3: Lembar pengamatan pendidik siklus 1

Lampiran 4: Lembar pengamatan peserta didik siklus 1

Lampiran 5: Hasil nilai tes siklus 1

Lampiran 6: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II

Lampiran 7: Lembar soal dan jawaban tes siklus II

Lampiran 8: Lembar pengamatan pendidik siklus II

Lampiran 9: Lembar pengamatan peserta didik siklus II

Lampiran 10: Hasil nilai tes siklus II

Lampiran 11: Foto kegiatan belajar

Lampiran 12: Lembar konsultasi Skripsi

Lampiran 13: Surat permohonan ijin penelitian

Lampiran 14: Nilai SKK Mahasiswa

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dalam

memberikan atau mentransfer ilmu kepada peserta didik dengan melibatkan berbagai aspek pembelajaran (Dimyati, 2002: 8). Dalam hal ini, peran pendidik sangat diharapkan agar proses pembelajaran yang disampaikan pendidik dapat merangsang minat belajar siswa dan memberikan pemahaman yang baik, kreatifitas,dan kecerdasan serta perubahan perilaku yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pendidik diharapkan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan yaitu dengan menerapkan berbagai metode-metode pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran sehingga memberikan kreatifitas siswa untuk mampu belajar dengan kemampuan yang dimilikinya.

(19)

Aqidah Akhlak. Sebagai pendidik perlu mengetahui berbagai macam metode yang ada, agar dapat menerapkan metode yang sesuai dengan

tujuan pembelajaran. Berbagai macam metode tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan antara metode yang satu dengan metode yang lainnya. Dengan mengetahui karakteristik dari suatu metode, kita dapat menggabungkan beberapa metode sekaligus untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

Permasalahan yang ada dalam pembelajaran adalah cara menyampaikan pelajaran. Selama ini banyak dilihat dari kenyataan di lapangan banyak sekolah-sekolah yang belum menggunakan metode-metode pembelajaran dalam pengajarannya didalam kelas secara maksimal dan kurang bervariasi, kebanyakan sekolah-sekolah tersebut hanya menggunakan metode ceramah dan cenderung konvensional, sehingga dengan penggunaan metode ceramah secara terus menerus dapat menghambat kreatifitas dan kebosanan dalam diri peserta didik untuk menerima sebuah pelajaran

(20)

sama antara peserta didik yang satu dengan yang lain dengan demikian tujuan dari pembelajaran akan tercapai.

. Salah satu metode yang digunakan untuk pembelajaran mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Akhlak Tercela adalah dengan menerapkan metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT).

Numbered Head Together (NHT) atau kepala bernomor adalah jenis

pembelajaran yang dirancang untuk menekankan peserta didik saling bekerjasama, saling berbagi ide atau gagasan serta bertanggung jawab terhadap hasil kerjanya. Metode ini juga dapat mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban sebagai pengetahuan yang utuh. (Suprijono,2011: 92).

Peneliti memilih metode pembelajaran ini karena mempunyai keunggulan diantaranya dapat menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan, mengembangkan pemahaman peserta didik terhadap pelajaran, terjadinya interaksi antara peserta didik melalui diskusi kelompok dalam menyelesaikan masalah sehingga mampu meningkatkan motivasi, inovasi, kreatifitas, keberanian berpendapat, percaya diri dan perolehan hasil belajar yang optimal.

(21)

judul: “PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK

MATERI AKHLAK TERCELA DENGAN METODE “NUMBERED HEAD TOGETHER” PADA SISWA KELAS XI MA AL IMAN DESA BULUS KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2017/2018.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan di

atas, maka dapat diambil rumusan masalah yaitu “Apakah penggunaan

Metode Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar akidah akhlak materi akhlak tercela pada Peserta didik Kelas XI Agama 1 MA Al Iman Desa Bulus Kecamatan Gebang Kabupaten

Purworejo Tahun 2017/2018?”.

C. Tujuan Penelitian

(22)

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2008: 64).

Hipotesis dalam penelitian ini terkait dengan rumusan masalah penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah Penggunaan metode Numbered Head Together pada materi Akhlak Tercela dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak pada siswa kelas XI MA Al Iman Desa Bulus Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo tahun pelajaran 2017/2018.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan metode Numbered Head Together (NHT) dapat dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Adapun Indikator dirumuskan adalah sebagai berikut:

a. Terdapat peningkatan hasil belajar secara berkelanjutan dari pra siklus, siklus pertama ke siklus dua dan seterusnya.

(23)

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan perbaikan dalam proses kegiatan pembelajaran dan menghasilkan pengetahuan yang dapat dijadikan bahan acuan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk perbaikan proses pembelajaran Aqidah Akhlak dan meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan mengaplikasikan metode Numbered

Head Together (NHT).

b. Bagi Peserta Didik

Melalui pembelajaran dengan metode Numbered Head

Together dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dalam

memahami pelajaran Aqidah Akhlak dan menumbuhkan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga peserta didik menjadi aktif dalam proses pembelajaran.

c. Bagi Sekolah

(24)

d. Bagi Peneliti

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan inspirasi dan referensi bagi peneliti lain dalam menerapkan metode Numbered

Head Together dalam proses pembelajaran yang menarik bagi

peserta didik.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap judul ini, maka penulis akan menjelaskasn beberapa istilah dalam penulisan penelitian ini. Istilah-istilah yang di maksud adalah sebagai berikut :

1. Hasil Belajar

Hasil Belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan-ketrampilan (Suprijono, 2011: 5). Pada dasarnya hasil belajar adalah suatu kemampuan yang berupa ketrampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang di peroleh (Hartiny, 2005: 33). Menurut Bloom hasil belajar mencakup kemaampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik (Suprijono, 2011: 6).

(25)

2. Akidah Akhlak

Akidah secara etimologi berarti ikatan, sangkutan, keyakinan. Aqidah secara teknis juga berarti keyakinan atau imam. Dengan demikian aqidah merupakan asas tempat mendirikan seluruh bangunan (ajaran) islam dan menjadi sangkutan semua ajaran dalam islam. Aqidah juga merupakan sistem keyakinan islam yang mendasari seluruh aktivitas umat islam dalam kehidupannya. Aqidah atau sistem keyakinan Islam dibangun atas dasar enam keyakinan atau yang biasa disebut rukun iman yang enam. Menurut Al-Ghazali ahklak sebagai suatu sifat yang tetap pada jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak membutuhkan pikiran (Marzuki, 2009: 8).

Jadi Aqidah Akhlak merupakan salah satu mata pelajaran yang mengajarkan tentang asas ajaran agama islam dan mengajarkan tentang bertingkah laku yang sesuai adab islami. Sehingga peserta didik dapat mengenal, menghayati dan mengamalkan akhlakul karimah melalui pembiasaan contoh-contoh perilaku yang baik.

3. Akhlak Tercela

(26)

perlu adanya pembelajaran mengenai pelajaran ahklak tercela agar dapat mengetahui dan tidak mudah melakukan perbuatan buruk tersebut (Usman, 2015: 110).

Jadi Akhlak Tercela merupakan suatu kebiasaan sikap dan perbuatan yang tidak selaras dengan aturan-aturan yang dilarang oleh Allah SWT yang tidak sesuai dengan syari‟at ajaran agama.

4. Numbered Head Together

Numbered Head Together atau penomoran berpikir

bersama merupakan jenis pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak peserta didik dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut (Trianto, 2009: 82).

G. Metode penelitian

1. Rancangan Penelitian

(27)

tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suyadi, 2010: 17-18).

Menurut McNiff dalam buku Arikunto (2014: 102) bahwa PTK adalah bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya.

Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dasar pemikiran dan kepantasan dari praktik-praktik belajar-mengajar, memperbaiki pemahaman praktik belajar-mengajar, dan memperbaiki situasi atau lembaga tempat praktik tersebut dilakukan, serta memperbaiki berbagai aspek pembelajaran, memperbaiki profesinya sebagai guru, sehingga hasil belajar peserta didik terus meningkat (Suyadi, 2010: 22).

(28)

SIKLUS I

\

Gambar 1.1

Siklus Penelitian Tindakan Kelas 2. Subjek penelitian

Subjek yang diteliti oleh peneliti yaitu peserta didik kelas XI Agama 1 di MA Al Iman Desa Bulus Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 23 peserta didik yang terdiri 28 perempuan 15 dan 8 laki-laki.

3. Langkah-langkah penelitian a. Perencanaan

1) Peneliti mengadakan observasi awal kelas yang akan diteliti, sehingga peneliti dapat mengetahui permasalahan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas, seperti hasil belajar peserta

Perencanaan

Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

(29)

didik maupun keaktifan peserta didik. Dengan hal seperti itu, maka peneliti dapat merencanakan suatu tindakan di dalam penelitiannya.

2) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Aqidah Akhlak dengan menggunakan metode Numbered Head Together.

b. Pelaksanaan tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan rencana pembelajaran sesuai yang telah tertulis di RPP Aqidah Akhlak yang terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

c. Pengamatan

Pada bagian pengamatan ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Melalaui lembar observasi.bertujuan untuk mengamati aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran. Selain itu peneliti juga melakukan pemotretan kegiatan pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

(30)

Numbered Head Together sehingga dapat diketahui apakah terjadi peningkatan hasil belajar.

4. Instrumen penelitian a. Tes Tertulis

Tes ini dilakukan untuk mengukur dan mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik setelah pembelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak tercela menggunakan metode

Numbered Head Together.

b. Lembar observasi

Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati proses kegiatan pembelajaran dan aktivitas peserta didik di kelas dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan metode Numbered Head Together.

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RPP adalah Rencana yang mengambarkan prosedur dan menejemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus.

d. Silabus

(31)

e. Materi Pembelajaran

Materi Pembelajaran adalah bahan yang diperlukan untuk pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.

5. Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas peneliti menggunakan metode sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi merupakan proses pengamatan dan pencatatan yang dilakukan secara sengaja terhadap situasi atau kejadian yang diteliti. Dalam metode ini, observasi digunakan untuk mengamati aktivitas peserta didik, kegiatan guru dalam pengelolaan kelas serta proses belajar mengajar menggunakan metode Numbered Head Together dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran yakni hasil belajar Aqidah Akhlak.

b. Dokumentasi

(32)

c. Wawancara

Wawancara digunakan untuk menggumpulkan informasi atau data untuk melengkapi hasil observasi dan mengacu pada tujuan penelitian yang dilakukan.

6. Analisis data

Sesuai dengan rancangan penelitian pelaksanaan tindakan kelas yang digunakan maka langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Mengumpulkan hasil data pengamatan dan tes.

b. Menentukan kriteria nilai (75-100 tuntas dan 0-74 tidak tuntas) c. Data keaktifan peserta didik diambil dari keaktifan peserta didik,

ketika pembelajaran,kemudian dianalisis dan dicari rata-rata menggunakan rumus.

d. Hasil belajar dianalisis dengan membandingkan tes antar siklus.Nilai per tes untuk mengetahui seberapa efektif penggunaan metode Numbered Head Together dalam prmbelajaran aqidah akhlak. Untuk mengetahui presentase ketuntasan per siswa ditentukan dengan rumus di bawah ini:

1) Mencari nilai rata-rata (mean)

Untuk mencari nilai rata-rata, maka dirumuskan: M =

(33)

∑x= jumlah semua nilai peserta didik.

N= jumlah peserta didik. (Djamarah, 2006: 64)

2) Sedangkan untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut:

P = x 100% Keterangan :

P : Nilai dalam persen F : Frekuensi

N : Jumlah Keseluruhan. (Djamarah, 2006: 255-256)

e. Setelah diketahui hasil presentase kemudian mengambilkan kesimpulan dalam bentuk narasi kalimat.

H. Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini penulis membagi lima bab yang saling berkaitan,yang dapat dijelskan sebagai berikut :

Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

(34)

BAB II : Kajian Pustaka

Dalam bab ini penulis menguraikan studi kepustakaan yaitu tinjauan pustaka landasan teori dan Kerangka Berfikir yang penulis gunakan terkait teori dan penerapan metode pembelajaran Numbered Head Together.

BAB III :Paparan Hasil Penelitian

Berisi Deskripsi pelaksanaan penelitian siklus I, dan Deskripsi pelaksanaan penelitian siklus II.

BAB IV :Analisis Hasil Penelitian

Berisi uraian hasil penelitian dan pembahasan yang mencakup analisis hasil siklus I, dan analisis hasil siklus II dan pembahasan.

BAB V : Penutup

(35)

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Agus, 2011: 5). Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau

pengalaman yang diperoleh (Sam‟s, 2010: 33). Menurut Dimyati

(2002: 3) Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

Menurut NanaSudjana dalam Sopiatin (2011:63-64), bahwa hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hal ini dipengaruhi pula oleh guru sebagai perancang belajar mengajar. Secara umum, belajar dapat diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap dan terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau tingkah laku.

(36)

maupun jenisnya karena itu sudah tentu setiap perubahan dalam diri individu merupakan perubahan dalam belajar (Slameto, 1991: 2).

Hasil belajar pada diri seseorang sering tidak langsung tampak tanpa seseorang itu melakukan tindakan untuk memperlihatkan kemampuan yang diperolehnya melalui belajar. Hasil belajar merupakan perubahan yang mengakibatkan orang berubah dalam

perilaku, sikap dan kemampuannya (Sam‟s, 2010: 34-35).

Jadi hasil belajar adalah suatu perbuatan, tindakan atau kemampuan yang diperoleh peserta didik dari proses pembelajaran yang diberikan pendidik. Dampak yang diperoleh dari proses belajar mengajar mampu memberikan perubahan baik cara berfikir maupun cara bertindak peserta didik tersebut.

2. Macam-macam hasil belajar

Menurut Buyamin Bloom, hasil belajar mencakup 3 ranah yakni kognitif, afektif dan psikomotorik.

a. Ranah kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,analisis,sintesis dan evaluasi. Keenam aspek tersebut yaitu sebagai berikut :

(37)

2) Pemahaman, yaitu kemampuan mengangkat makna dari yang dipelajari.

3) Aplikasi, yaitu kemampuan untuk menggunakan hal yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru yang konkret.

4) Analisis, yaitu kemampuan untuk memerinci hal yang dipelajari ke dalam unsur-unsurnya, supaya struktur organisasinya dimengerti.

5) Sintesis, yaitu kemampuan untuk mengumpulkan bagian-bagian untuk membentuk suatu kesatuan yang baru.

6) Evaluasi, yaitu kemampuan untuk menentukan nilai sesuatu yang dipelajari untuk sesuatu tujuan tertentu.

b. Ranah afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada beberapa jenis kategori dalam ranah afektif sebagai hasilbelajar. Kategorinya di mulai dari tingkat yang dasar sampai tingkat yang kompleks.

1) Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima

rangsangan dari luar yang datang kepada siswa dalam konteks situasi dan gejala.

2) Resposding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulus yang datangnya dari luar.

3) Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dan

(38)

4) Organisasi, yakni pengembangan atas nilai keadaan satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.

5) Karakteristik nilai atauinternalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki dan mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku seseorang.

c. Ranah psikomotorik

Hasil belajar psikomotorik tampak dalam keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada lima tingkat keterampilan, yakni :

1) Gerakan reflek (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar). 2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.

3) Keterampilan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris dan lain-lain.

4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan sampai pada keterampilan yang kompleks.

5) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive, seperti gerakan ekspresif dan interpretatif (Sopiatin, 2011: 67-68).

(39)

3. Prinsip-prinsip Belajar

Salah satu tugas pendidik adalah mengajar. Dalam kegiatan mengajar tentunya tidak dapat dilakukan sembarangan, akan tetapi harus menggunakan prinsip-prinsip belajar tertentu dapat membantu pendidik dalam memilih tindakan yang tepat. Pendidik dapat terhindar dari tindakan-tindakan yang kelihatannya baik tetapi nyatanya tidak berhasil meningkatkan proses belajar peserta didik. Dari berbagai prinsip-prinsip belajar terdapat beberapa prinsip belajar yang dapat digunakan sebagai dasar dalam upaya meningkatkan pembelajaran, yaitu :

1) Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk memperlajarinya.

(40)

Peran pendidik sangat diperlukan di dalam meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pelajaran yang sedang diikutinya, jadi peserta didik dituntut untuk memberikan seluruh perhatiannya terhadap pelajaran yang di sampaikan oleh pendidik, agar proses belajar dapat tercapai sesuai tujuan pembelajaran.

2) Keaktifan

Thorndike mengemukakan keaktifan peserta didik dalam belajar dengan hukum”law of exercise” –nya yang menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan-latihan. Dalam setiap proses belajar, peserta didik selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah diamati seperti membaca, mendengarkan, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Sedangkan kegiatan psikis yang susah diamati seperti menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain, menyimpulkan hasil percobaan, dan kegiatan psikis yang lain (Dimyati, 2002: 44).

(41)

3) Keterlibatan langsung

Keterlibatan langsung dalam belajar di kemukakan oleh John Dewey dengan “learning by doing” –nya. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh peserta didik secara aktif, baik individual maupun kelompok, dengan cara memecahkan masalah (problem solving). Pendidik bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator (Dimyati, 2002: 44).

Suatu pembelajaran jika dilakukan langsung atau melibatkan peserta didik akan mudah diterimanya. Dengan keterlibatan langsung maka peserta didik dapat memperoleh pengalaman, misalnya peserta didik memerankan sebuah tokoh dalam drama, peserta didik membaca pidato di depan kelas, peserta didik berdiskusi untuk membuat laporan, dan lain sebagainya.

4) Pengulangan

Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan yang dikemukakan oleh teori Psikologi Daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat. Menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya, Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang (Dimyati, 2002: 46).

(42)

peserta didik lebih kuat. Bentuk-bentuk pengulangan diantaranya: menghafal macam-macam hukum bacaan Al- Qur‟an, mengerjakan latihan-latihan soal atau menghafal silsilah keluarga nabi.

5) Tantangan

Teori Medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar peserta didik menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu memperlajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut (Dimyati, 2002: 47). Tantangan yang dihadapi di dalam proses pembelajaran akan meningkatkan semangat belajar. Jika peserta didik diberikan materi baru dan banyak memuat masalah-masalah yang harus diselesaikan membuat peserta didik tertantang untuk memperlajarinya.

6) Balikan dan Penguatan

(43)

tidak hanya penguatan yang menyenangkan saja akan tetapi juga yang tidak menyenangkan (Dimyati, 2002: 48).

Peserta didik yang melakukan proses pembelajaran dengan baik dan mendapatkan hasil yang baik akan lebih terdorong untuk lebih giat belajar. Sebaliknya jika peserta didik tidak sungguh-sungguh mengikuti proses belajar mengajar dan mendapatkan hasil yang jelek. Hal tersebut juga dapat mempengaruhi cara berfikir peserta didik bagaimana cara mendapatkan hasil yang baik, tentunya peserta didik akan lebih serius dalam mengikuti pelajaran dan lebih terdorong untuk belajar.

7) Perbedaan Individu

Peserta didik merupakan individu yang unik artinya tidak ada dua orang peserta didik yang sama persis. Setiap peserta didik memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian, dan sifat-sifatnya. Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar peserta didik. Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh pendidik dalam upaya pembelajaran (Dimyati, 2002: 49).

(44)

Sehingga dengan memperhatikan perbedaan individu tersebut proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai rencana.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Pencapaian hasil belajar yang baik merupakan usaha yang tidak mudah, karena hasil belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dalam pendidikan formal, pendidik harus dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik tersebut. Karena sangat penting untuk dapat membantu peserta didik dalam rangka pencapian hasil belajar yang diharapkan (Fathurrohman, 2012: 120). Adapun faktor-faktor yang mepengaruhi hasil belajar yaitu :

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik. Faktor ini dibagi menjadi tiga, yaitu: faktor jasmani, faktor psikologis dan faktor kelelahan.

1) Faktor Jasmani

Di antara faktor jasmani yaitu faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh.

a) Faktor kesehatan

(45)

b) Faktor Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Jika hal ini terjadi, hendaklah ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau di usahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.

2) Faktor Psikologis

Setiap aspek kejiwaan tidak berdiri sendiri, masing-masing aspek membentuk hubungan interaktif, saling pengaruh mempengaruhi. Aktivitas kejiwaan yang terlibat dalam proses belajar yaitu:

a. Persepsi relative tidak absolute. Manusia tidak bisa menyerap persis sama dengan keadaan sesuatu, melainkan sama. Dengan demikian juga dengan peserta didik, tidak mungkin menyerap keseluruhan materi yang dijelaskan guru (Lilik, 2011: 96). Jadi setiap peserta didik dalam menerima materi pelajaran tidak sama persis dengan apa saja yang disampaikan oleh pendidik. b. Persepsi bersifat selektif. Tidak semua rangsangan yang masuk

(46)

B. Akidah Akhlak

1. Pengertian Akidah Ahklak

Akidah secara etimologi berarti ikatan, sangkutan, keyakinan. Akidah secara teknis juga berarti keyakinan atau imam. Dengan demikian akidah merupakan asas tempat mendirikan seluruh bangunan (ajaran) Islam dan menjadi sangkutan semua ajaran dalam Islam. Aqidah juga merupakan sistem keyakinan Islam yang mendasari seluruh aktivitas umat Islam dalam kehidupannya. Akidah atau sistem keyakinan Islam dibangun atas dasar enam keyakinan atau yang biasa disebut rukun iman yang enam (Marzuki, 2009: 4). Semua yang terkait dengan rukun iman disebutkan dalam Al-Qur‟an surah al-Baqarah ayat 285: kepadanya dari Tuhannya, demikian pada orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya.(mereka mengatakan): Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya, dan mereka mengatakan: Kami denger dan Kami taat. (mereka berdoa): Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali Q.S.Al-Baqoroh:285 (Kemenag, 2011 : 50).

(47)

keyakinan kepada hakikat yang nyata yang tidak menerima keraguan dan bantahan. Jadi aqidah itu harus kuat dan tidak ada kelemahan yang membuka celah untuk dibantah (Abdurrohim, 2014: 4). Menurut Al-Ghazali ahklak sebagai suatu sifat yang tetap pada jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak membutuhkan pikiran (Marzuki, 2009: 8).

Pada hakikatnya akhlak merupakan suatu keadaan yang melekat di dalam jiwa, maka perbuatan baru disebut akhlak jika terpenuhi beberapa syarat, yaitu:

a) Perbuatan itu dilakukan berulang-ulang. Jika perbuatan itu dilakukan hanya sesekali saja, maka tidak dapat di katakan akhlak. b) Perbuatan itu timbul mudah tanpa dipikirkan atau diteliti terlebih

dahulu sehingga benar-benar merupakan kebiasaan. Jika perbuatan itu timbul karena terpaksa atau setelah dipikirkan dan dipertimbangkan secara matang tidak disebut akhlak.

Akhlak menepati posisi yang sangat penting dalam Islam, sehingga setiap aspek dari ajaran agama ini selalu berorientasi pada pembentukan dan pembinaan akhlak yang mulia yang disebut

al-akhlak al-karimah (Abdurrohim, 2014: 32).Untuk memudahkan umat

(48)

berperilaku, dan bertutur kata. Keteladanan rasulullah di tegaskan oleh Allah Swt dalam firman-Nya:

ََن

mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah Q.S.Al-Ahzzab: 21 (Kemenag, 2011: 429).

Dapat diuraikan bahwa, aqidah akhlak adalah Suatu keyakinan yang tertanam dalam hati dan jiwa manusia untuk melakukan perbuatan atau tingkah laku yang baik sesuai ajaran agama Islam. Akidah dan Akhlak adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Jadi akidah akhlak sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, maka sejak dini orang tua wajib menanamkan nilai-nilai aqidah ahklak yang baik kepada anak-anaknya, karena semakin baik aqidah seseorang, tentu semakin baik pula akhlak yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya semakin buruk keyakinan aqidah seseorang, maka sebanding juga dengan akhlak yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

C. Ahklak Tercela

(49)

melakukan perbuatan tercela. Sehingga perlu adanya pembelajaran mengenai pelajaran ahklak tercela agar dapat mengetahui dan tidak mudah melakukan perbuatan buruk tersebut.

1. Materi Pelajaran Akidah Akhlak Kelas XI BAB Akhlak Tercela

Ada beberapa pembagian akhlak tercela yang termuat di dalam materi madrasah kelas XI semester genap, sebagai berikut:

a) Israf

Kata israf berasal dari bahasa Arab asrafa-yusrifu-israfan

(50)

batas (berlebihan) itu mengancam masa depan umat manusia, terutama kalangan generasi muda (Hamzah, 2015: 66).

Jadi israf merupakan suatu perilaku yang menuruti keinginan nafsu terhadap segala sesuatu. Misalnya membeli makanan atau minuman serta menggunakan harta atau materi secara berlebihan. Jika diri sendiri tidak dapat mencegah perilaku israf secara moral dapat merusak ahklak seseorang.

b) Tabzir

Tabzir atau pemborosan dalam bahasa Arab berasal dari kata badzara-yubadzdziru-tabziiron yaitu pengeluaran yang bukan haq. Kata tabzir berarti menggunakan atau membelanjakan harta kepada hal yang tidak perlu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, boros diartikan berlebih-lebihan atau menghambur-hamburkan dalam pemakaian uang ataupun barang (Usman, 2015: 113).

(51)

aturan syariat. Contohnya membeli alat untuk melakukan kejahatan, atau membelanjakan harta untuk sesuatu yang sama sekali tidak ada manfaatnya secara agama, maka termasuk mubazir. Dengan hal seperti itu, bukanlah termasuk perbuatan tabzir tindakan membelanjakan harta sebanyak apapun jumlahnya untu kebaikan yang disyariatkan agama (Hamzah, 2015: 67).

Dapat diuraikan bahwa tabzir adalah sifat boros artinya mempergunakan segala sesuatu secara berlebihan dan tidak ada manfaatnya. Hal seperti itu dilarang oleh agama karena dapat menumbuhkan sikap rakus dan juga dapat mendatangkan segala penyakit akibat makan atau minum secara berlebihan.

c) Bakhil

(52)

Perilaku bakhil itu muncul karena terlalu cinta kepada dunia. Ia menyakini harta bendanyalah yang akan menyelamatkan di dunia maupun di akhirat. Padahal harta yang sesungguhnya adalah harta yang ia sedekahkan kepada orang lain. Harta yang hanya dinikmati sendiri akan lenyap seiring dengan hilangnya kenikmtan di dunia. Sedangkan harta yang disedekahkan akan kekal nikmatnya kelak diakhirat (Hamzah, 2015: 64).

Jadi bakhil termasuk sifat tercela, karena menahan memberikan atau mengeluarkan harta. Misalnya enggan mengeluarkan zakat padahal ia mampu untuk berzakat, enggan untuk bersedekah atau memberikan sebagian hartanya untuk orang yang lebih membutuhkan. Sehingga seseorang yang bersifat bakhil tidak ada pada dirinya rasa kasih sayang terhadap sesama.

D. Numbered Head Together

1. Pengertian Numbered Head Together (NHT)

(53)

merupakan varian dari diskusi kelompok. Tujuan dari metode

Numbered Head Together adalah memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk saling berbagi gagasan dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat (Huda, 2014: 203).

Jadi dapat diuraikan bahwa metode Numbered Head Together

merupakan jenis pembelajaran dengan kepala bernomor untuk berfikir bersama, saling bekerjasama antar kelompok dan mengemukakan gagasan atau ide hasil diskusi serta mempertanggung jawabkan hasil jawabannya. Dengan melibatkan keaktifan peserta didik di dalam kelas dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi yang sedang dipelajari.

Ada beberapa Langkah-langkah di dalam metode Numbered Head Together, Diantaranya yaitu:

a) Peserta didik dibagi dalam kelompok dan setiap peserta didik dalam setiap kelompok mendapat nomor.

b) Pendidik memberikan tugas dan tiap-tiap kelompok disuruh untuk mengerjakkannya.

c) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikkan bahwa setiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.

(54)

e) Peserta didik lain diminta untuk memberi tanggapan, kemudian pendidik menunjuk nomor lain.

f) Kesimpulan.

2. Kelebihan dan kekurangan metode Numbered Head Together

a) Kelebihan metode ini adalah:

1. Setiap peserta didik menjadi siap semua

2. Peserta didik dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.

3. Peserta didik yang pandai dapat mengajari peserta didik yang kurang pandai.

b) Kekurangan metode ini adalah:

1. Kemungkinan nomor yang dipanggil, akan dipanggil lagi oleh pendidik.

2. Tidak semua anggota kelompok dipanggil pendidik (Hamdani, 2011: 90).

3. Fase-fase Numbered Head Together

Pendidik dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks Numbered Head Together (Trianto, 2012: 83), yaitu:

a. Fase 1: Penomoran

(55)

b. Fase 2: Mengajukan Pertanyaan

Pendidik mengajukan sebuah pertanyaan kepada peserta didik. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat speesifik

dan dalam kalimat tanya. Misalnya, “Sebutkan macam-macam

akhlak tercela? “ atau berbentuk arahan, misalnya “Patikan setiap

orang mengetahui 3 macam akhlak tercela beserta

contoh-contohnya.”

c. Fase 3: Berpikir Bersama

Peserta didik menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.

d. Fase 4: Menjawab

Pendidik memanggil suatu nomor tertentu, kemudian peserta didik yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

E. Tinjauan Pustaka

Terdapat beberapa penelitian terdahulu sebagai acuan pada kerangka berpikir dan sebagai sumber informasi penelitian yang pernah dilakukan. Beberapa penelitian terdahulu tersebut diantaranya adalah :

Ulifah (2011) dalam skripsinya yang berjudul “Upaya

(56)

Together (NHT) pada Kelas IV MI Brangsong Kendal Tahun Pelajaran

2010/2011”. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK)

yang dilakukan melalui 2 siklus. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran tipe Numbered Head Together dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran aqidah akhlak materi pokok kalimat thayyibah di MI Brangsong Kendal. Prestasi tersebut terlihat secara klasikal tiap siklus. Pada siklus 1 nilai rata-rata peserta didik adalah 71,76 dengan ketuntasan belajar sebesar 80,95% dan pada siklus II nilai rata-rata peserta didik meningkat menjadi 78,48 dengan ketuntasan belajar mencapai 95,24%.

Nafsiyah (2010) dalam skripsnya yang berjudul “Meningkatkan

Pemahaman Materi Zakat dengan Menggunakan Metode Numbered Heads

Together Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Klero 01 Kec.Tengaran

Kab.Semarang Tahun 2010”. Penelitian ini termasuk penelitian tindakan

kelas (PTK) yang dilakukan melalui 3 siklus. Hasil dari penelitiannya membahas tentang bagaimana upaya meningkatkan pemahaman materi zakat pada kelas VI SD Negeri Klero 01 dengan metode pembelajaran

Numbered Heads Together. Metode tersebut dapat meningkatkan prestasi

hasil belajar siswa yang dilihat dari nilai rata-rata kelas yang semakin meningkat daro siklus I hingga siklus III berturut turut adalah 63,6875, 67,375 dan 72,625.

Fadlan (2013) dalam skripsinya yang berjudul “Upaya

(57)

Kebonagung Imogiri Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered Head Together (NHT) 2013. Penelitian ini merupakan

penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan melalui2 siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Matematika melalui model Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) , dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukan nilai rata-rata hasil evaluasi pada pra tindakan sebesar 74, siklus I sebesar 88,5 sedangkan pada siklus II sebesar 91.

(58)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Siklus 1

Siklus pertama dilaksanakan pada hari senin 19 Maret 2018, pelaksanaan siklus 1 dilaksanakan melalui empat tahapan, yaitu :

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merencanakan:

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang memuat serangkaian proses kegiatan pembelajaran yang menggunakan strategi

Numbered Head Together.

b. Menyusun alat evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui hasil pesera didik pada siklus 1.

c. Membuat lembar observasi peserta didik selama kegiatan belajar mengajar.

d. Membuat lembar observasi pendidik untuk mengetahui perkembangan pendidik dalam proses pembelajaran.

2. Pelaksanaan

(59)

a. Kegiatan Pendahuluan

1) Pendidik mengucapkan salam dan meminta salah satu peserta didik memimpin doa.

2) Pendidik memperkenalkan diri dan membacakan absensi kehadiran peserta didik.

3) Pendidik mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan dengan materi menghindari ahklak tercela.

4) Pendidik menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti

1) Mengamati

a. Pesera didik bersama-sama mengamati gambar terkait materi israf, tabzir dan bakhil.

b. Pendidik memberikan penjelasan tentang materi israf, tabzir dan bakhil 2) Menanya

a. Peserta didik menanyakan hal yang kurang jelas tentang israf, tabzir dan bakhil.

b. Pendidik menanggapi pertanyaan peserta didik.

(60)

a. Pendidik membagi peserta didik menjadi 5 kelompok untuk mendiskusikan tentang materi akhlak tercela (israf, tabzir dan bakhil) dengan menggunakan metode Numbered Head Together.

4) Mengasosiasi

a. Peserta didik membuat kesimpulan hasil diskusi tentang ahklak tercela (israf, tabzir dan bakhil).

5) Mengkomunikasikan

a. Peserta didik menyampaikan hasil kesimpulan diskusi tentang ahklak tercela (israf, tabzir dan bakhil).

b. Pendidik memberikan kesimpulan dari hasil diskusi dan materi yang telah di sampaikan.

c. Kegiatan Penutup

1) Pendidik memberikan tugas mengerjakan soal essay dan dikumpulkan 2) Pendidik memberikan motivasi kepada peserta didik agar semangat belajar 3) Pendidik menutup atau mengakhiri pelajaran dengan membaca Hamdallah

atau doa bersama.

3. Observasi

(61)

kegiatan kelompok peserta didik masih terbilang kurang berkerjasama antar kelompoknya.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil belajar siklus 1 diketahui jumlah peserta didik yang mengalami ketuntasan belajar semakin meningkat. Setelah pendidik menggunakan metode Numbered Head Together dalam kegiatan pembelajaran pemahaman peserta didik menjadi meningkat dan peningkatan pemahaman ini karena antusias peserta didik.

Pada tahap refleksi ini terdapat beberapa hal yang menghambat kegiatan pembelajaran pada siklus 1, yaitu pendidik belum sepenuhnya dapat mengkondisikan peserta didik, pendidik belum cukup baik dalam menciptakan kelas yang menyenangkan dan peserta didik dalam menyimpulkan hasil belajar belum optimal.

(62)

B. Deskripsi Siklus II

Siklus kedua dilaksanakan pada hari senin 02 April 2018, pelaksanaan siklus II dilaksanakan melalui empat tahapan, yaitu:

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merencanakan:

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang memuat serangkaian proses kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode

Numbered Head Together.

b. Menyusun alat evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui hasil pesera didik pada siklus II.

c. Membuat lembar observasi peserta didik selama kegiatan belajar mengajar.

d. Membuat lembar observasi pendidik untuk mengetahui perkembangan pendidik dalam proses pembelajaran.

2. Pelaksanaan

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 02 April 2018 dengan materi

menghindari ahklak tercela, pelaksaan pembelajaran pada siklus II ini mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan. Tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut:

(63)

1) Pendidik mengucapkan salam dan meminta salah satu peserta didik memimpin doa.

2) Pendidik membacakan absensi kehadiran peserta didik.

3) Pendidik memberikan semangat belajar dengan permainan ice breaking

4) Pendidik mengulang pembelajaran yang lalu.

5) Pendidik menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti

1) Mengamati

a. Pesera didik bersama-sama mengamati gambar terkait materi israf, tabzir dan bakhil.

b. Pendidik memberikan penjelasan tentang materi israf, tabzir dan bakhil 2) Menanya

a. Peserta didik menanyakan hal yang kurang jelas tentang israf, tabzir dan bakhil.

b. Pendidik menanggapi pertanyaan peserta didik.

(64)

a. Pendidik membagi peserta didik menjadi 5 kelompok untuk mendiskusikan tentang materi akhlak tercela (israf, tabzir dan bakhil) dengan menggunakan metode Numbered Head Together.

4) Mengasosiasi

a. Peserta didik membuat kesimpulan hasil diskusi tentang ahklak tercela (israf, tabzir dan bakhil).

5) Mengkomunikasikan

a. Peserta didik menyampaikan hasil kesimpulan diskusi tentang ahklak tercela (israf, tabzir dan bakhil).

b. Pendidik memberikan kesimpulan dari hasil diskusi dan materi yang telah di sampaikan.

c. Kegiatan Penutup

1) Pendidik memberikan kesempatan bertanya peserta didik mengenai materi yang belum jelas.

2) Pendidik memberikan tugas evaluasi mengerjakan soal essay dan dikumpulkan

3) Pendidik memberikan motivasi kepada peserta didik agar semangat belajar

4) Pendidik menutup atau mengakhiri pelajaran dengan membaca

(65)

3. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah menggunakan metode Numbered Head Together pada pembelajaran Aqidah Ahklak materi ahklak tercela. Berdasarkan data observasi pendidik dan peserta didik selama proses pembelajaran dapat diketahui bahwa peserta didik sangat antusias mengikuti pelajaran pada siklus II dan hasil belajar peserta didik telah mencapai target yang ingin dicapai peneliti. Selain itu pendidik sudah sangat baik dalam mengkondisikan peserta didik dan menciptakan suasana kelas yang menyenangkan untuk proses belajar mengajar.

4. Refleksi

(66)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Siklus 1

a. Hasil Evaluasi Pembelajaran Siklus 1

Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus 1 diperoleh data peserta didik yang tuntas pada siklus 1 berjumlah 15 peserta didik dari 23 peserta didik atau 65,2% sedangkan peserta didik yang tidak tuntas pada siklus 1 berjumlah 8 peserta didik dengan rata-rata 73,91.

Berikut hasil evaluasi yang dilakukan pada siklus 1. Tabel 3.1

Hasil Evaluasi Siklus 1

No Nama KKM Nilai Ket

(67)

8. Tri Haryanto 75 70 Tidak Tuntas 9. Ajeng Rosita 75 75 Tuntas 10. Anittabi Millata Hanifa 75 65 Tidak Tuntas 11. Arifah Qothrunnada 75 75 Tuntas 12. Choirun Nisa 75 80 Tuntas 13. Churil Mawasova.NS 75 80 Tuntas 14. Dewi Suryani 75 85 Tuntas 15. Ela Laelatul.Q 75 75 Tuntas 16. Ika Suprapti 75 80 Tuntas

17. Khusnia Nafi‟atun.N 75 80 Tuntas

18. Lailatul Maghfiroh 75 85 Tuntas 19. Maulida Jawahhrul.M 75 85 Tuntas 20. Nensi Tri Wahyuni 75 80 Tuntas 21. Nurwahidah 75 75 Tuntas 22. Salma Ifadatul Asna 75 65 Tidak Tuntas 23. Siti Fitrotun 75 75 Tuntas

Jumlah 1700

1)Nilai rata-rata post test siklus 1

(68)

M= 73,91

2) Presentase pencapaian KKM post test pra siklus

P = x 100% P =

x100%

P = 65,2%

b. Hasil Pengamatan Pendidik Siklus 1

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus 1 dapat diketahui sebagai berikut:

Tabel 3.2

Hasil Pengamatan Pendidik Siklus 1

No. Aspek yang diamati Penilaian pengamatan 1 2 3 4 1. Persiapan pendidik dalam mengajar

a. Menyiapkan RPP b. Menyiapkan absensi

c. Menyiapkan lembar observasi d. Penguasaan Materi

2. Kemampuan pendidik dalam apresiasi a. Salam pembuka

b. Memberikan motivasi 

(69)

c. Menarik perhatian peserta didik

d. Mengaitkan awal pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari

3. Kemampuan pendidik dalam penguasaan kelas a. Mampu membuat peserta didik menjadi

4. Ketepatan pendidik dalam menggunakan metode pembelajaran Numbered Head Together

a. Pendidik mempunyai keterampilan dalam membelajarkan metode pembelajaran Numbered Head Together

b. Pendidik mampu menerapkan metode pembelajaran Numbered Head Together

(70)

Keterangan

1 = Kurang

2 = Cukup

3 = Baik

4 = Sangat Baik

Berdasarkan hasil lembar pengamatan pendidik selama kegiatan proses belajar mengajar dengan menerapakan metode Numbered Head Together pada kelas XI Agama 1 MA Al Iman dikategorikan cukup baik karena pendidik menggunakan metode pembelajaran yang belum pernah di terapkan di kelas tersebut.

b. Hasil Pengamatan Peserta Didik Siklus 1

(71)

d. Refleksi

Berdasarkan hasil dalam kegiatan refleksi, peneliti menggunakan hasil data berupa nilai dan hambatan-hambatan dalam proses pembelajaran mata pelajaran Aqidah Ahklak materi Ahklak tercela dengan menggunakan metode Numbered Head Together dapat diketahui bahwa terdapat hambatan-hambatan yaitu peserta didik kurang antusias mengikuti kegiatan pembelajaran, peserta didik masih asyik berbicara dengan temannya, kondisi saat bekerja kelompok kurang optimal, pendidik belum mampu meningkatkan minat belajar peserta didik, pendidik kurang maksimal dalam menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan pendidik kurang mampu dalam mengkondisikan kelas secara baik. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus 1 belum terlihat adanya peningkatan aktivitas peserta didik, Jadi peneliti perlu melakukan penelitian tindakan kelas siklus II.

2. Siklus II

a. Hasil Evaluasi Pembelajaran Siklus II

(72)

Tabel 3.3

Hasil Evaluasi Siklus II

No Nama KKM Nilai Ket

1. Ahmad Ismail 75 85 Tuntas 2. Akhmad Lutfi Mubarok 75 70 Tidak Tuntas 3. Dawam Nur Afif 75 80 Tuntas 4. Luqman Hakim 75 85 Tuntas 5. M.Yasir Mubarok 75 90 Tuntas 6. Saad Lutfi 75 75 Tuntas 7. Said Lutfi 75 85 Tuntas 8. Tri Haryanto 75 90 Tuntas 9. Ajeng Rosita 75 95 Tuntas 10. Anittabi Millata Hanifa 75 70 Tidak Tuntas 11. Arifah Qothrunnada 75 85 Tuntas 12. Choirun Nisa 75 95 Tuntas 13. Churil Mawasova.NS 75 85 Tuntas 14. Dewi Suryani 75 100 Tuntas 15. Ela Laelatul.Q 75 90 Tuntas 16. Ika Suprapti 75 95 Tuntas

(73)

18. Lailatul Maghfiroh 75 95 Tuntas 19. Maulida Jawahhrul.M 75 100 Tuntas 20. Nensi Tri Wahyuni 75 90 Tuntas 21. Nurwahidah 75 80 Tuntas 22. Salma Ifadatul Asna 75 80 Tuntas 23. Siti Fitrotun 75 85 Tuntas

Jumlah 1995

1) Nilai rata-rata post test siklus II

M =

M =

M = 86,73

2) Presentase pencapaian KKM post test siklus II

P = x 100%

P =

x100%

P = 91,3%

(74)

Tabel 3.4

Hasil Pengamatan Pendidik Siklus II

No. Aspek yang diamati Penilaian pengamatan 1 2 3 4 1. Persiapan pendidik dalam mengajar

a. Menyiapkan RPP b. Menyiapkan absensi

c. Menyiapkan lembar observasi d. Penguasaan Materi

2. Kemampuan pendidik dalam apresiasi a. Salam pembuka

b. Memberikan motivasi

c. Menarik perhatian peserta didik

d. Mengaitkan awal pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari

(75)

4. Ketepatan pendidik dalam menggunakan metode pembelajaran Numbered Head Together

a. Pendidik mempunyai keterampilan dalam membelajarkan metode pembelajaran Numbered Head Together

b. Pendidik mampu menerapkan metode pembelajaran Numbered Head Together

5. Kemampuan pendidik dalam menutup pelajaran a. Menyimpulkan pelajaran

b. Melakukan evaluasi c. Salam penutup

Keterangan:

1 = Kurang

2 = Cukup

3 = Baik

4 = Sangat Baik

(76)

Al Iman dikategorikan sangat baik sesuai yang diharapkan peneliti. Oleh karena itu metode Numbered Head Together sangat cocok di terapkan pada pembelajaran mata pelajaran Aqidah Ahklak materi Ahklak tercela.

c. Hasil Pengamatan Peserta Didik Siklus II

Hasil pengamatan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus II dapat diketahui melalui hasil lembar pengamatan peserta didik selama kegiatan proses belajar mengajar peserta didik sudah sangat baik dalam bekerja kelompok, keberaniaan mengutarakan pendapat dan pertanyaan. Oleh karena itu metode Numbered Head Together sangat cocok di terapkan pada pembelajaran mata pelajaran Aqidah Ahklak materi Ahklak tercela.

d. Refleksi

(77)

B. Pembahasan

1. Hasil Rekapitulasi

Dari hasil penelitian tersebut dapat kita lihat dalam rekapitulasi berikut ini:

Tabel 3.5

Rekapitulasi Hasil Evaluasi Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus II

No Nama Siklus 1 Siklus II Keterangan 1. Ahmad Ismail 75 85 Tuntas 2. Akhmad Lutfi.M 60 70 Tidak Tuntas 3 Dawam Nur Afif 70 80 Tuntas 4 Luqman Hakim 65 85 Tuntas 5. M.Yasir

Mubarok

75 90 Tuntas

(78)

13. Churil M.N.S 80 85 Tuntas 14. Dewi Suryani 85 100 Tuntas 15. Ela Laelatul.Q 75 90 Tuntas 16. Ika Suprapti 80 95 Tuntas 17. Khusnia N.N 80 90 Tuntas 18. Lailatul M. 85 95 Tuntas 19. Maulida J.M 85 100 Tuntas 20. Nensi Tri W. 80 90 Tuntas 21. Nurwahidah 75 80 Tuntas 22. Salma Ifadatul

A.

65 80 Tuntas

23. Siti Fitrotun 75 85 Tuntas Jumlah 1.700 1995

Rata-rata 73,91 86,73

(79)

Together yang pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak peserta didik dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut (Trianto, 2012: 82).

Meningkatnya hasil belajar peserta didik melalui metode Numbered Head Together jugasejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulifah yang menyimpulkan bahwa metode Numbered Head Together dapat meningkatkan hasil belajar Akidah Ahklak materi Pokok Kalimat Thayyibah pada peserta didik kelas IV MI Brangsong Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.

Hasil penelitian ini terbukti bahwa metode Numbered Head Together

(80)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar mata pelajaran Aqidah Ahklak materi Ahklak Tercela pada kelas XI Agama 1 MA Al Iman Desa Bulus Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo dapat meningkatkan dengan penerapan metode

Numbered Head Together dari mulai siklus 1 yang mencapai KKM sebanyak 15 peserta didik atau 65,2%. Sedangkan siklus II yang mencapai KKM sebanyak 21 peserta didik atau 91,3%. Hal tersebut dipengaruhi karena peserta didik sangat antusias dan aktif dalam pembelajaran, selain itu pendidik sangat tepat dalam mengkondisikan kelas dan juga menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dengan menerapkan metode Numbered Head Together pada mata pelajaran Aqidah Ahklak materi Ahklak Tercela.

B. Saran

1. Bagi Pendidik

a. Sebagai bahan masukan kepada pedidik untuk lebih kreatif dalam memilih metode yang akan di terapkan dalam proses belajar mengajar, agar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

(81)

dahulu kepada peserta diidik supaya peserta didik dapat memperoleh penguasaan materi secara mudah dan menyenangkan.

c. Pendidik sebaiknya lebih meningkatkan motivasi belajar peserta didik, dan juga pendidik dalam proses belajar mengajar lebih aktif dalam melibatkan peserta didik, agar peserta didik tidak menjadi pasif di dalam mengikuti pembelajaran.

2. Bagi Peserta Didik

a. Sebagai bahan masukan kepada peserta didik untuk lebih antusias dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar serta dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.

b. Hendaknya peserta didik termotivasi untuk mengaitkan materi ajar dalam kehidupan sehari-hari.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Pendidik Siklus 1
Tabel 3.3 Hasil Evaluasi Siklus II
Tabel 3.4
+4

Referensi

Dokumen terkait

DAERAH IRIGASI AIR GEGAS KIRI SELUAS 2.300 HA KABUPATEN MUSI RAWAS PROVINSI SUMATERA SELATAN..

dikonsumsi, semakin banyak barang dan jasa yang terjual, dengan demikian produsen akan semakin banyak memproduksi barang dan jasa, karena produsen melihat adanya

Pengaruh Firm Size, Winner/Loser Stock, dan Debt To Equity Ratio Terhadap Perataan Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia).. Jurnal

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelsaikan skripsi ini dengan judul Pengaruh

Untuk mengatasi masalah tersebut, Dr.Vu Nang Dung, Ketua Asosiasi Ilmu Tanah Vietnam mengatakan bahwa untuk memiliki strategi penggunaan tanah

Selain kemampuan wajib pajak, adanya perbedaan persepsi mengenai kemanfaatan, persepsi mengenai kemudahan penggunaan dan kepuasan pengguna terhadap e-filing juga

Setelah melakukan tindak pengujian terhadap semua unit (menu pilihan) yang terdapat pada Sistem Informasi Rental Mobil ini, dapat disimpulkan bahwa hasil keluaran

Dengan ini kami menyatakan bahwa dalam laporan praktik kerja yang berjudul “Perencanaan Detail Engineering Design Penyediaan Air Baku Wosusokas (Konsentrasi : Analisis