• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN INTENSITAS MENGIKUTI SHOLAT DHUHA BERJAMA’AH DENGAN KEDISIPLINAN MENTAATI TATA TERTIB SEKOLAH PADA KELAS IX MTS NU SALATIGA TAHUN AJARAN 2017/2018 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN INTENSITAS MENGIKUTI SHOLAT DHUHA BERJAMA’AH DENGAN KEDISIPLINAN MENTAATI TATA TERTIB SEKOLAH PADA KELAS IX MTS NU SALATIGA TAHUN AJARAN 2017/2018 - Test Repository"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN INTENSITAS MENGIKUTI SHOLAT DHUHA

BERJAMA’AH DENGAN KEDISIPLINAN MENTAATI TATA

TERTIB SEKOLAH PADA KELAS IX MTs NU SALATIGA

TAHUN AJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh : OKTAVITA SARI

NIM: 111 14 240

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

ِرْكِذِب لاَأ َِّللَّا ِرْكِذِب ْمُهُ بوُلُ ق ُّنِئَمْطَتَو اوُنَمآ َنيِذَّلا

ُبوُلُقْلا ُّنِئَمْطَت َِّللَّا

(6)

PERSEMBAHAN

Atas Rahmat dan Ridho Allah SWT, karya skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Ayahku Tommy Bhilly Sinaga dan ibuku Harnita yang selalu memberikan do’a, mencurahkan kasih sayang, perhatian, motivasi dan materi yang tulus

kepada penulis, hormat dan baktiku kan selalu tertuju untukmu;

2. Bapak Kyai Muhsoni beserta ibu Nyai Mir’atul Munawaroh yang selalu kami nanti-nantikan nasihat, ridho dan do’a yang tulus kepada seluruh santrinya, ta’dzim dan baktiku menjadi kewajiban selain ucapan terimakasih;

3. Almamater tercinta Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negri Salatiga;

4. Kampung Damai PPM Bina Insani beserta para ‘alim ulama’, dewan asatidz -asatidzah, staf karyawan dan santri putra-santri putri yang senantiasa menumbuhkan motivasi dalam diri penulis;

5. Sahabat seperjuangan jurusan PAI angkatan 2014, dikhususkan kepada; Sa’idatun I’in Maghfiroh, Afra Fadlilah, Vega Febriani Sawitri yang

senantiasa memberikan energi positif, dukungan dan kritik yang membangun kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini;

6. Keluarga ‘empat puluh lima hari’ KKN IAIN Salatiga posko 37 Mejing, Kec. Candimulyo yang kami namai ‘pasukan Gudjar’, yang berhasil membuat

(7)

7. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada seluruh saudara, teman-teman yang senantiasa mendo’akan kebaikan kepada penulis yang tidak semua dapat

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan keada Allah Swt. Yang telah memberikan rahmat, taufik, nikmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada beliau inspirator terbaik sepanjang masa Baginda Nabi Agung Muhammad Saw, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqomah dijalan-Nya.

Skripsi dengan judul Hubungan Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha Berjama’ah Dengan Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah (Studi Kasus Di

Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga Pada Kelas IX Tahun Ajaran 2017), tidak dapat penulis selesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Banyak orang disekitar penulis yang ikut andil membatu, memberikan dorongan, motivasi serta bimbingan dari berbagai pihak yang terkait. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih sebebanyak-banyaknya atas terselesaikannya skripsi ini kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga;

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga;

(9)

4. Bapak Dr. Winarno, S.Si , M.Pd selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan memberikan bimbingan serta meluangkan waktu dan perhatian dalam penulisan skripsi ini;

5. Bapak ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman dengan penuh kesungguhan dan kesabaran, serta bagian akademik IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada peneliti;

6. Bapak Drs. Muh Syamsul, M.PdI selaku Kepala Sekolah MTs NU Salatiga yang telah memberikan izin dalam proses penelitian sehingga penelitian ini dapat terselesaikan;

7. Bapak ibu guru dan seluruh staf MTs NU Salatiga yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini;

(10)
(11)

ABSTRAK

Sari, Oktavita. 11114240. Hubungan Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha Berjama’ah Dengan Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah Pada Kelas IX MTs NU Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018. Pembimbing: Dr. Winarno, S.Si , M.Pd.

Kata kunci: Intensitas Sholat Dhuha Berjama’ah, Tata Tertib Sekolah

Masalah pokok dalam penelitian ini adalah sulitnya membiasakan mentaati tata tertib sekolah yaitu datang tepat waktu, terutama pada kelas IX saat kegiatan sholat dhuha berjama’ah berlangsung, setelah dicari tahu ketidak disiplinannya adalah faktor dari masing-masing siswa yang masih mengabaikan peraturan tata tertib yang berlaku di sekolah.

Kemudian penelitian ini mengacu pada permasalahan pokok, bagaimana hubungan intensitas melaksanakan sholat dhuha berjama’ah dengan kedisiplinan siswa dalam mentaati tata tertib sekolah pada kelas IX MTs NU Salatiga tahun ajaran 2017/2018, oleh karena itu tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui ada hubungan positif dan signifikan antara intensitas melaksanakan sholat dhuha berjama’ah dengan kedisiplinan siswa dalam mentaati tata tertib sekolah pada kelas IX MTs NU Salatiga tahun ajaran 2017/2018

Dari hasil penelitian, setelah data dianalisis dengan tabel korelasi product moment, hasil rhitung adalah (0,265) berada di bawah tabel korelasi product moment

dan nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 untuk N= 32 dan tingkat signifikansi 0,05 = 0,349 dan untuk tingkat signifikan 0,01 = 0,449 sehingga 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Maka, bisa disimpulkan dari penelitian ini bahwa tidak ada hubungan signifikan antara

variabel X yakni Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha Berjama’ah dan variabel Y yakni

Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah. Jadi, semakin tinggi Intensitas Mengikuti Sholat

Dhuha Berjama’ah tidak memiliki hubungan dengan semakin tingginya Kedisiplinan

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ... ...iv

MOTTO………...……….….v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Tinjauan Pustaka ... 6

F. Hipotesis...8

G. Definisi Operasional ...9

H. Metode Penelitian... 11

I. Metode Pengumpulan Data ... 15

J. Analisis Data ... 16

(13)

A. Sholat Dhuha ... 20

1. Pengertian Sholat Dhuha ... 20

2. Dasar Hukum Melaksanakan Sholat Dhuha ... 22

3. Dasar Dan Tujuan Melaksanakan Sholat Berjama’ah .... ……….24

4. Keutamaan Sholat Dhuha ... 25

B. Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah ... 31

1. Pengertian Kedisiplinan ... 31

2. Pengertian Tata Tertib ... 33

3. Macam-macam Disiplin ... 34

4. Unsur-unsur Peraturan dan Tata Tertib Sekolah ... ……….36

BAB III HASIL PENELITIAN A. Keadaan Umum Daerah Penelitian ... 39

1. Profil Madrasah ... 39

2. Profil Kepala Sekolah ... 40

3. Sejarah Singkat Berdiri dan Perkembangannya ... 41

4. Letak Geografis ... 42

5. Visi dan Misi ... 43

6. Keadaan Ketenaga Kerjaan dan Keadaan Siswa ... 46

7. Sarana dan Prasarana ... 48

B. Analisis Data Penilitian ... 48

1. Nama Data Penelitian (Responden) ... 48

2. Hasil Mentah Angket ... 50

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Deskripsi ... 55

B. Analisis Hipotesis ... 67

(14)

BAB V PENUTUP

(15)

Daftar Tabel

Tabel 1.1 Data Siswa Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga Tahun 2017... 13

Tabel 3.1 Profil Madrasah ... 39

Tabel 3.2 Profil Kepala Sekolah ... 40

Tabel 3.3 Daftar Tenaga Guru Dan Pegawai MTs NU Salatiga ... 47

Tabel 3.4 Daftar Jumlah Siswa MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018 ... 48

Tabel 3.5 Daftar Nama Responden ... 49

Tabel 3.6 Data Hasil Angket Intensitas Sholat Dhuha ... 51

Tabel 3.7 Data Hasil Angket Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah ... 53

Tabel 4.1Skor Jawaban Angket Tentang Intensitas Sholat Dhuha ... 55

Tabel 4.2 Interval, Kategori Skor Dan Frekuensi Responden Variabel X ... 58

Tabel 4.3 Hasil analisis jawaban angket Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha Berjama’ah Pada Kelas IX MTs NU Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018... 60

Tabel 4.4 Skor Data Hasil Jawaban Angket Tentang Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah ... 61

Tabel 4.5 Interval, Kategori Skor Dan Frekuensi Responden Variabel Y ... 64

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Disiplin merupakan masalah yang paling urgent di sekolah, karena disiplin merupakan salah satu cerminan sekolah atau pencitraan yang sangat publikatif terhadap baik tidaknya sebuah lembaga sekolah dimata publik.

Dalam Kamus Administrasi, The Liang Gie merumuskan pengertian disiplin sebagai berikut: “disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang bergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati”. Dari pengertian diatas

apabila kita terapkan di kelas atau disekolah, maka pengertian disiplin kelas atau disiplin sekolah dapat dirumuskan sebagai berikut: “disiplin

kelas/sekolah ialah keadaan tertib dimana guru, staf sekolah dan siswa yang tergabung dalam kelas/sekolah, tunduk kepada peraturan-peraturan yang ditetapkan dengan senang hati”. (Rugaiyah & Atiek Sismiati, 2011: 56)

(17)

Menurut penelitian ternyata bila dibandingkan dengan anak tidak nakal, maka umumnya anak nakal nampak terbelakang dalam pendidikan sekolahnya. Secara kuantitatif anak nakal tercatat sekitar 18% tidak sekolah, terlambat sekolah sekitar 54% dan secara kualitatif anak nakal terdapat sering membolos, kurang kesungguhan belajar, lebih berani menyontek dan sebagainya. Terdapat kecenderungan yang khas, bahwa anak nakal kurang ingin melanjutkan sekolah/studi ke jenjang yang lebih tinggi dibanding dengan anak yang tidak nakal. Kebanyakan anak nakal ingin cepat bekerja dan mendapatkan nafkah (Gunawan, 2011: 17).

Sebagaimana untuk membentuk suatu kegiatan pembiasaan yang diharapkan bisa menjadi disiplin dalam lingkungan sekolah, serta bisa menjadi salah satu program unggulan yang rutin dilaksanakan maka banyak sekolah-sekolah yang menjual produk kegiatan rutinan sebagai salah satu keunggulan di dalamnya.

(18)

Boleh jadi, sebagian umat Islam tidak menyadari bahwa sholat dhuha dapat mendahsyatkan segala potensi yang ada di otak. Artinya, orang yang melakukan sholat dhuha bisa menjelma menjadi pribadi yang cerdas, kreatif, kuat daya ingatnya, produktif, dan mendapatkan berbagai macam potensi otak lainnya (Waid, 2012: 111).

Tujuan dilaksanakannya sholat dhuha adalah disamping sebagai ibadah sunnah juga bertujuan untuk memotivasi siswa. Sholat dhuha dapat dijadikan motivasi, hal ini karena sholat Dhuha dilaksanakan pada waktu produktif, yaitu pagi hari. Pada waktu produktif ini, manusia sedang dalam keadaan semangat untuk beraktivitas (Anas, 2011: 19).

Demikian pula di Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga yang mana mewajibkan seluruh siswa untuk dapat mengikuti segala bidang pendidikan serta pengajaran baik itu kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler. Para siswa juga diharuskan mengikuti kegiatan pembiasaan sholat dhuha berjama’ah agar dapat menjadi adat yang positif dan lebih tertib untuk datang

ke sekolah tepat waktu. Untuk mencapai tujuan itu Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga menerapkan sholat dhuha berjama’ah.

(19)

terprogram sedangkan membiasakan datang tepat waktu termasuk dalam kegiatan keteladanan.

Pada dasarnya kegiatan sholat dhuha berjama’ah merupakan langkah awal sebagai salah satu upaya dalam menyiapkan generasi Islam sejak dini yang giat untuk mengikuti jama’ah serta mentaati peraturan sekolah dalam membiasakan datang tepat waktu. Kedisiplinan mentaati tata tertib sekolah tidak hanya mampu membiasakan siswa untuk datang tepat waktu tetapi juga dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri siswa sehingga menghasilkan siswa dengan tingkat kesadaran yang tinggi akan pentingnya mentaati tata tertib yang berlaku disekolah dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Persoalan itu menjadi sesuatu yang mahal yang masih diupayakan oleh kebanyakan lembaga sekolah untuk menerapkannya pada sistem yang berlaku, tidak memungkiri pada kelas IX yang tingkatan kelasnya lebih tinggi pada satuan Sekolah Menengah Pertama maupun sederajat, salah satunya di MTs NU Salatiga. Sehingga penulis berpendapat semakin tinggi tingkatan kelas semakin rendah tingkat kedisiplinannya.

(20)

KBM, sehingga siswa maupun guru dan staf karyawan seharusnya datang lebih awal atau diperkirakan sampai di sekolah sekitar pukul 06.45 wib dan selambat-lambatnya pukul 07.00 wib, tetapi setelah di lihat dari hasil observasi ternyata kebanyakan siswa yang datang tidak tepat waktu dan datang lebih dari pukul 07.00 wib saat kegiatan sholat dhuha berjama’ah berlangsung yaitu kelas IX. Sehingga itu adalah salah satu faktor yang membuat atau terlihat bahwa sholat dhuha berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa untuk mentaati tata tertib sekolah.

Dari latar belakang masalah tersebut maka penulis menyusun judul skripsi ini “Hubungan Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha Berjama’ah Dengan Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah Pada Kelas IX MTs NU Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana intensitas melaksanakan sholat dhuha berjama’ah pada kelas IX MTs NU Salatiga tahun ajaran 2017/2018?

2. Bagaimana intensitas kedisiplinan siswa dalam mentaati tata tertib sekolah pada kelas IX MTs NU Salatiga tahun ajaran 2017/2018?

(21)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui intensitas melaksanakan sholat dhuha berjama’ah pada kelas IX MTs NU Salatiga tahun ajaran 2017/2018.

2. Untuk mengetahui intensitas kedisiplinan siswa dalam mentaati tata tertib sekolah pada kelas IX MTs NU Salatiga tahun ajaran 2017/2018.

3. Untuk mengetahui hubungan intensitas melaksanakan sholat dhuha berjama’ah dengan kedisiplinan siswa dalam mentaati tata tertib sekolah pada kelas IX MTs NU Salatiga tahun ajaran 2017/2018.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritik, dengan hasil penelitian ini, diharapkan dapat menyebarkan agama Islam kepada manusia sebagai individu dan masyarakat sebagai Islam yang Rahmatan lil’alamin.

2. Manfaat praktis, dalam kegiatan sholat dhuha berjama’ah dapat meningkatkan motivasi, karena sholat dhuha dilaksanakan pada waktu produktif, yaitu pagi hari. Pada waktu produktif ini, manusia sedang dalam keadaan semangat untuk beraktivitas serta pelaksanaan sholat dhuha berjama’ah agar dapat menjadi adat yang positif dan lebih tertib

untuk datang ke sekolah tepat waktu. E. Tinjauan Pustaka

Sebagai bahan tela’ah pustaka dalam penelitian ini, penulis mengambil

(22)

penelitian-penelitian terdahulu. Maka penulis memaparkan beberapa penelitian-penelitian yang berkaitan, diantaranya adalah:

Pertama: “Hubungan antara intensitas sholat dhuha dengan motivasi belajar siswa madrasah Tsanawiyah (MTs) Plus al-Madinah Cabean

Mangunsari Sidomukti Salatiga tahun 2015” penelitian ini dilakukan oleh Ristani (2016). Hasil penelitian ini menyimpulkan, tidak ada hubungan intensitas melaksanakan sholat dhuha dengan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Plus Al-Madinah Cabean Mangunsari Sidomukti Salatiga Tahun 2015. Hal ini berarti semakin tinggi intensitas sholat dhuha tidak menandai pada semakin tingginya motivasi belajar. Meretas anggapan masyarakat tentang tidak ada hubungan antara sholat dhuha dengan motivasi belajar meskipun teori sudah menujukkan demikian. Sholat dhuha memiliki hubungan yang secara tidak langsung dapat membangun motivasi belajar misalnya ketenangan.

Kedua: “Pengaruh Intensitas Melaksanakan Shalat Dhuhur Dan Dhuha

Secara Berjama’ah Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri 3 Salatiga Tahun 2012” penelitian ini dilakukan oleh

Fitriyani Widyayanti (2012). Hasil penelitian ini menyimpulkan, semakin tinggi sholat dhuhur dan dhuha secara berjama’ah maka semakin baik pula

perilaku sosial siswa.

(23)

penelitian ini dilakukan oleh M. Taufikhurohman (2016). Hasil penelitian ini menyimpulkan, ada hubungan positif dan signifikan antara intensitas mengikuti kegiatan pembinaan mental dengan disiplin kerja TNI KODIM/0174 Salatiga Tahun 2016. Kegiatan pembinaan mental dengan disiplin kerja TNI AD dapat mewujudkan prajurit yang berperilaku sesuai syariat yang telah dianjurkan oleh agama, serta dapat menjaga persatuan dan kesatuan antar prajurit.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti belum pernah menjumpai karya ilmiah dan penelitian-penelitian seperti yang peneliti lakukan. Maka skripsi dengan judul “Hubungan Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha Berjama’ah Dengan Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah Pada Kelas IX MTs NU Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018” adalah penelitian ini lebih memfokuskan pada Kedisiplinan Siswa Mentaati Tata Tertib Sekolah dengan diadakannya kegiatan Sholat Dhuha Berjama’ah di Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga Pada Kelas IX, sehingga ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. F. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban terhadap permasalahan yang dibedakan atas dua hal sesuai dengan taraf pencapaiannya yaitu:

1. Jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf teoritik, dicapai melalui membaca.

(24)

Sehubungan dengan pembatasan pengertian tersebut maka hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2013: 110).

Hipotesis peneliti adalah ada hubungan antara intensitas sholat dhuha berjama’ah dengan kedisiplinan mentaati tata tertib sekolah pada kelas IX MTs NU Salatiga tahun ajaran 2017/2018”.

G. Definisi Operasional

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah dan untuk mempermudah kajian teoritisnya, berikut akan diuraikan penegasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sholat Dhuha Berjama’ah

Sholat dhuha merupakan sholat sunnah yang tidak asing bagi seluruh umat muslim. Namun tidak semua umat muslim bisa meluangkan waktunya sejenak untuk melaksanakan sholat sunnah ini. Sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dilakukan ketika waktu dhuha. Waktu dhuha adalah ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul 07.00) hingga waktu dzuhur. Adapun jumlah rakaat sholat dhuha ialah minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat sekali semalam.

(25)

yang melakukan sholat dhuha bisa menjelma menjadi pribadi yang cerdas, kreatif, kuat daya ingatnya, produktif, dan mendapatkan berbagai macam potensi otak lainnya (Waid, 2012: 111).

Yang dimaksud dengan sholat berjama’ah adalah sholat yang

dilakukan secara bersama-sama dengan dipimpin seorang imam. Dengan dilaksanakan secara berjama’ah, maka ikatan sesama muslim semakin

kuat. Sebab dalam jama’ah itu ada nilai-nilai kehidupan diantaranya terdapat ikatan antara imam dengan makmum, dan makmum dengan makmum yang lain (Rahman, 2006: 294).

Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa sholat dhuha berjama’ah adalah sholat sunnah yang dikerjakan minimal 2 rakaat

dan maksimal 12 rakaat dalam sekali semalam yang dilakukan secara bersama-sama dengan dipimpin oleh seorang imam.

2. Tata Tertib Sekolah

Tata tertib adalah semua yang diberlakukan di lingkungan sekolah baik itu siswa yang berdomisili dan terdaftar di sekolah tersebut dengan prosedur tertentu untuk dibimbing, diasuh, dan dididik sesuai dengan visi dan misi sekolah.

(26)

Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa tata tertib adalah semua yang diberlakukan untuk warga sekolah baik siswa maupun guru yang berdomisili dan terdaftar disekolah tersebut dengan prosedur tertentu sesuai dengan visi dan misinya.

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

a. Pendekatan penelitian ini merupakan penerapan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistik. Penerapan pendekatan kuantitatif dengan jenis pertimbangan korelasional dalam penelitian ini dengan pertimbangan untuk menunjukan hubungan antar variabel intensitas sholat dhuha berjama’ah dengan kedisiplinan mentaati tata tertib sekolah pada siswa kelas IX di Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga tahun 2017/2018.

b. Rancangan Lapangan, rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah field research dengan variabel intensitas sholat dhuha berjama’ah dengan kedisiplinan mentaati tata tertib, untuk mengetahui hubungan intensitas sholat Dhuha berjama’ah dengan kedisiplinan mentaati tata tertib.

(27)

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga. Alasan memilih tempat ini karena lokasi tersebut adanya variasi intensitas shalat Dhuha berjama’ah dengan kedisiplinan mentaati tata tertib.

2) Waktu

Penelitian dilaksanakan pada bulan 4 Januari 2018 S.d 15 Maret 2018

d. Populasi dan Sampel 1) Populasi

Menurut Arikunto (2013:173) yaitu Keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada di dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Sedangkan menurut Sugiyono (2005:90) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

(28)

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi di Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga Tahun 2017/2018 yang berjumlah 127 siswa. Berikut ini adalah sebaran sub populasi pada setiap kelas:

Tabel 1.1

Data Siswa Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga Tahun 2017

Sumber: Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga

2) Sampel dan Teknik Sampling

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2013: 174).

Sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Soekidjo, 2005: 79).

Sampel yang diambil oleh populasi harus representatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik random sampling. Random sampling adalah setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Eriyanto: 2007, 73).

No. Kelas Populasi

1. IX A 32 Siswa

2. IX B 32 Siswa

3. IX C 32 Siswa

4. IX D 31 Siswa

(29)

Menurut Arikunto (2006: 112) mengatakan bahwa “apabila subjeknya kurang dari seratus lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan populasi. Tetapi, jika jumlah subjek besar, dapat diambil antara 10-15% atau 15-25% atau lebih.” Peneliti mengambil sampel 25% dari populasi yang berjumlah 127 siswa, jadi sampel yang diambil yaitu 32 responden.

3) Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2013: 161) Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu:

a) Variabel bebas (independen variabel) yaitu merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2009: 39). Penelitian menjadikan intensitas shalat Dhuha sebagai variabel bebas yang diberi notasi (symbol) X. Indikator penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Selalu mengerjakan sholat Dhuha pada waktu yang efektif; 2. Jumlah rakaat melaksanakan sholat;

3. Selalu mengikuti sholat Dhuha berjama’ah; dan 4. Melaksanakan sholat Dhuha dengan kesadaran hati

(30)

bebas. Dalam penelitian ini adalah mentaati tata tertib sekolah berfungsi sebagai variabel terikat yang diberi symbol Y. Sedangkan indikator mentaati tata tertib adalah:

1. Datang ke sekolah tepat waktu; 2. Berani bertanggung jawab; 3. Menunjukkan semangat; dan

4. Tidak mudah mengulangi kesalahan yang sama. I. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dan sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Metode Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari reponden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2013:194).

(31)

Instrument (Angket) yang peneliti susun mengacu pada variabel-variabel dibawah ini:

a. Variabel bebas (independent variabel) yaitu merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2009:39). Penelitian menjadikan intensitas shalat Dhuha sebagai variabel bebas yang diberi notasi (symbol) X.

b. Variabel terikat (dependent variabel) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini adalah mentaati tata tertib berfungsi sebagai variabel terikat yang diberi symbol Y.

2. Metode Dokumentasi

Dokumen adalah mencari data berupa catatan dan arsip (Arikunto, 2010: 231). Metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan informasi atau data mengenai keadaan sekolah, guru, dan siswa Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga dan hal lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Teknik pengambilan data dengan dokumentasi ini adalah dengan copy file arsip tentang sejarah berdiri sekolah, keadaan guru, murid, dan struktur organisasi sekolah.

J. Analisis Data

(32)

kedisiplinan mentaati tata tertib, dengan rumus presentasi yang diteorikan oleh Arikunto (2010: 318):

P =𝑁𝐹 x 100 % Keterangan:

P : Angka Persentase

F : Frekuensi

N : Jumlah Responden

100% : Bilangan konstan

Untuk mengetahui hubungan intensitas sholat Dhuha dengan kedisiplinan

mentaati tata tertib sekolah, dengan rumus product moment dengan rumus:

𝑟𝑥𝑦= NΣXY − (ΣX)(ΣY)

√[𝑁𝛴𝑋2− (ΣX)2][NΣY2− (ΣY)2]

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y

XY : Jumlah perkalian untuk X dan Y

X2 : Variabel I (Intensitas Sholat Dhuha) kuadrat

Y2 : Variabel II (kedisiplinan mentaati tata tertib) kuadrat N : Jumlah sampel yang dimiliki

Σ : Sigma atau jumlah (Winarno, 2010: 149).

(33)

atau mengumpulkan data deskriptif serta data aktual. Maka dalam pengolahan data peneliti menganalisis isinya (Sumadi, 1995: 65-66).

K. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN, Memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, memuat: (1) pendekatan dan jenis penelitian, (2) lokasi dan waktu penelitian, (3) populasi dan sample, (4) instrumen penelitian, (5) metode pengumpulan data, (6) analisis data, sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI, Membahas tentang shalat dhuha (pengertian shalat dhuha, dasar hukum shalat dhuha, dasar dan tujuan sholat berjama’ah, keutamaan sholat dhuha, manfaat

sholat dhuha. Kedisiplinan mentaati tata tertib sekolah (pengertian kedisiplinan, pengertian tata tertib, macam-macam disiplin, bentuk-bentuk tata tertib di sekolah).

(34)

BAB IV ANALISIS DATA, Membahas tentang analisis data penelitian intensitas sholat Dhuha, analisis data kedisiplinan mentaati tata tertib, dan diuji hipotesis hubungan antara intensitas sholat Dhuha dengan kedisiplinan mentaati tata tertib sekolah pada siswa kelas IX di Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga .

(35)

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sholat Dhuha

1. Pengertian Sholat Dhuha

Menurut Siti Komariyah (2013: 5) menerangkan bahwa sholat dhuha merupakan sholat nafilah (disunnahkan) dan dianjurkan (recommended). Terkait dengan waktu dhuha, Rasulullah saw bersabda sebagaimana disebutkan dalam Shahih Muslim:

“Sholat al-Awwabin hina tarmadh al-Fashal.”

Kata “Tarmadh” bermakna menyengat dengan panasya matahari,

sedangkan “al-Fashal” sesuatu yang menghentikan penyusuan unta. Ini

bermakna bahwa dhuha itu adalah waktu dimana unta meyapih susuan anaknya dimana panas sudah mulai menyengat. Dengan kata, dhuha adalah waktu pertengahan antara terbit dan tergelincir matahari. Sedangkan pengertian sholat dhuha menurut beberapa pendapat adalah sebagai berikut:

a. Fatkhur Rahman

(36)

b. Maliha Fauziah

“Sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dilakukan setelah terbit matahari sampai menjelang waktu sholat dzuhur. Namun, sholat dhuha lebih utama dilakukan pada pagi hari saat matahari sedang naik sekitar pukul 09.00” (Fauziah, 2013: 67).

c. Sayyid Sabiq

”Sholat dhuha adalah ibadah yang disunnatkan diwaktu matahari

sudah naik kira-kira sepenggalah dan berakhir di waktu matahari lingsir, paling sedikit dua rakaat dan paling banyak dua belas rakaat”

(Sabiq, 1994: 68). d. Fatkhul Anas

“Sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dilakukan ketika matahari

terbit hingga sepenggal naik. Artinya sebelum matahari berada di tengah-tengah belahan bumi, hingga condong ke ufuk barat” (Anas, 2011: 57).

(37)

2. Dasar Hukum Melaksanakan Sholat Dhuha a. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata,:

(38)

c. Abu Hurairah ra meriwayatkan dari nabi Muhammad saw., beliau bersabda (Muhammad, 2013 : 96);

َع

(sering bertaubat) . Itulah sholat ‘Awwabiin’. (sholatnya orang-orang yang suka bertaubat).” (Mustadrak al-Hakim no. 1182, Shahih al-Jami’ no. 7628, dan ash,-Shahih no. 703-Shahih)

d. Dari Anas r.a. bahwa Rasulullah bersabda;

َو َع

diriwayatkan oleh At-Tirmidzi. Kitab Bulughul Maram (Five In One: teks hadits, terjemah, kosakata, abstraksi, kesimpulan hadits). Diterjemahkan dari Bulughul Maram min Adillatil Ahkam. Disadar dari kitab Ibanatul Ahkam dan Subulus Salam. Bab: Sholat sunah, hadits No. 304.

e. Dalam Riwayat lain, dari Uqbah bin Amir r.a bahwasannya

(39)

mencukupi kalian pada akhir hari kalian.” (HR Ahmad no. 17828 dan Shahih al-Jami’ no. 1913-Shahih). Kitab Fadhailul A’mal, bab: sholat sunnah.

3. Dasar Dan Tujuan Melaksanakan Sholat Berjama’ah a. Dasar melaksanakan sholat secara berjama’ah

( َيِعِكاَّرلا َعَم اوُعَكْراَو َةاَكَّزلا اوُتآَو َةلَّصلا اوُميِقَأَو

٣٤

)

“Dan dirikanlah olehmu akan sholat, dan keluarkanlah olehmu akan zakat, dan ruku’lah kamu beserta orang-orang yang ruku’.” (QS. Al-janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Ali-Imron: 103)

Pada ayat diatas kita diperintahkan untuk melaksanakan sholat secara bersama-sama dengan berjama’ah. Karena selain mendapatkan pahala disisi Allah sebesar 27 derajat dibandingkan sholat sendiri yaitu 1 derajat, sholat jama’ah juga dapat mempererat tali silaturahim antar sesama manusia, dan

(40)

Ada sebuah pertanyaan yang pernah diajukan pada Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin rahimallah mengenai hukum mengerjakan sholat nafilah (sholat sunnah) dengan berjama’ah. Syaikh rahimallah menjawab,

“Apabila seseorang melaksanakan sholat sunah terus menerus secara berjama’ah, maka ini adalah sesuatu yang tidak di syari’atkan. Adapun jika melaksanakan sholat sunnah tersebut kadang-kadang secara berjama’ah, maka tidaklah mengapa karena terdapat petunjuk dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai hal ini seperti sholat malam yang beliau lakukan sholat bersama Anas bin Malik radhiyallhu ‘anhu dan anak yatim di rumah Ummu Sulaim, dan masih ada contoh semisal itu.”

Namun, kalau sholat sunnah secara berjama’ah dilakukan dalam rangka

pengajaran, maka ini diperbolehkan karena ada maslahat. Ibnu Hajar ketika menjelaskan sholat Anas bersama anak yatim di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamsecara berjama’ah, beliau mengatakan,

“Shalat sunnah yang utama adalah dilakukan secara munfarid (sendirian) jika memang disana tidak ada maslahat seperti untuk mengajarkan orang

lain. Namun dapat dikatakan bahwa jika sholat sunnah secara berjama’ah

dilakukan dalam rangka pengajaran, maka ini dinilai lebih utama, lebih-lebih lagi pada diri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (yang bertugas untuk member contoh pada umatnya)” (Siti Komariyah, 2013: 62-63).

4. Keutamaan Sholat Dhuha

(41)

Dhuha mengandung banyak fadhilah (keutamaan). Adapun keutamaan tersebut antara lain:

a. Sholat Dhuha Sebagai Shadaqah

Dzar al-Ghifaari ra meriwayatkan dari Rasulullah saw., beliau bersabda:

:َلاَق ُهَّنَأ َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُالل ىَلَص ِبَّنلا ْنَع ْرََ ِبَأ ْنَع

ْمُكِدَحَأ ْنِم ىَمَلُس ِ لُك ىَلَع ُحِبْصُي

ْكَت ُّلُكَو ًةَقَدَص ةَليِلْهَ ت ُّلُكَو ًةَقَدَص ةَديِمَْتَ ُّلُكَو ٌةَقَدَص ةَحيِبْسَت ُّلُكَف ٌةَقَدَص

َرْ يِب

ٌةَقَدَص ة

َو

ُّضلا َنِم اَمُهُعَك ْرَ ي ِناَتَعْكَر َكِلََ ْنِم ُئِزُْيَُو ٌةَقَدَص ِرَكْنُمْلا ِنَع ٌيْهَ نَو ٌةَقَدَص ِفْوُرْعَمْلِبٌِرْمَأ

ىَح

)ملسم هاور(

”Pada setiap pagi, setiap sendi tubuh Bani Adam harus bersedekah. Setiap tasbih bisa menjadi sedekah. Setiap tahmid bisa menjadi sedekah. Setiap tahlil bisa menjadi sedekah. Setiap takbir bisa menjadi sedekah. Setiap amar ma’ruf nahi munkar bisa menjadi sedekah. Semua itu dapat digatikan dengan dua rakaat yang dilakukan pada waktu Dhuha.” (HR Muslim( (Shohih Muslim) kitab Sholat al-Musafirin wa Qashruha, Bab: Istihbab sholat ad-Dhuha, hadits No. 720.

Shadaqah merupakan kerelaan dari sifat mau memberi kepada seseorang, yang didasarkan pada empati dan merasakan rasa syukur di dalam hati. Dengan demikian, shadaqah adalah nilai dari sifat orang yang mulia hatinya.

(42)

orang tersebut tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, akan tetapi berbagi dengan media shadaqah.

Shadaqah yang dimaksud disini adalah shadaqah bagi diri sendiri atau bagi orang yang melakukan shalat dhuha. Artinya, seseorang yang melakukan sholat dhuha sekaligus bershadaqah bagi dirinya sendiri, baik secara lahir maupun batin (Siti Komariyah, 2013: 5).

Secara lahir, orang yang melakukan sholat dhuha akan sehat. Sedangkan secara batin (jiwa), ia bergairah serta dalam kondisi yang selalu tenang dan bahagia, karena senantiasa tumbuh rasa bersyukur kepada Allah Swt., dan itu merupakan dasar untuk mendapatkan kebahagiaan. Di sinilah makna shadaqah yang dilakukan oleh seseorang untuk dirinya sendiri saat melaksanakan sholat dhuha. b. Sholat Dhuha Mendatangkan Keuntungan Yang Besar

Abdullah bin Amr bin ‘Ash Ra. Berkata,

(43)

“Rasulullah Saw., mengirim sebuah pasukan perang. Beliau berucap kepada mereka, ‘Dapatkan keuntungan (ghanimah), dan cepatlah kembali!’ mereka saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya keuntungan (ghanimah) yang akan diperoleh serta cepat kembali (karena dekat jaraknya). Lalu, Rasulullah Saw. bersabda, ‘Maukah kalian kutunjukkan kepada tujuan yang paling dekat dari musuh yang akan diperangi, yang lebih banyak keuntungan (ghanimah)nya dan cepat kembalinya?’ Mereka menjawab, ‘iya’. Beliau berujar, ‘Barang siapa berwudhu’, kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan sholat Dhuha, ia adalah orang yang paling dekat tujuannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimah-nya, dan lebih cepat kembalinya” (HR Ahmad no. 6638; At-targhib wat-Tarhib no. 668-Hasan Shahih). Kitab Fadhailul A’mal, bab: sholat sunnah.

Dalam kehidupan nyata, keuntungan selalu menjadi hal yang paling diharapkan oleh setiap orang. Berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan keuntungan, namun dalam hal ini, kebanyakan orang mencari nilai keuntungan dari segi materi/harta saja, yang penting didapatkan dengan cara yang halal dan baik (Ibrahim, 2006: 63-64).

Nah, sholat sunnah dhuha ternyata merupakan sebuah keuntungan yang tidak ternilai harganya, bahkan lebih besar nilainya daripada berbagai keuntungan yang sifatnya materi.

(44)

c. Mendapatkan Bagian Rumah Di Surga

َْتَ نْ ثِإ ىَحُّضلا ىَّلَص ْنَم َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُالل ىَلَص ِالل ُلْوُسَر َلاَق ،َلاَق ُهْنَع ُالل َيِضَر سَنَأ ْنَعَو

َرْشَع

)ُهَبَرْغَ تْساَو ُّيِذِمِْ تلا ُهاَوَر( .ِةَّنَْْا ِف اًرْصَق ُهَل ُالل َنَ ب ًةَعْكَر َة

“Orang yang menunaikan sholat dhuha dua belas rakaat niscaya Allah membangunkan sebuah istana untuknya di surga.” Hadits ini gharib diriwayatkan oleh At-Tirmidzi. Kitab Bulughul Maram (Five In One: teks hadits, terjemah, kosakata, abstraksi, kesimpulan hadits). Diterjemahkan dari Bulughul Maram min Adillatil Ahkam. Disadar dari kitab Ibanatul Ahkam dan Subulus Salam. Bab: Sholat sunah, hadits No. 304.

Akhirat merupakan tempat kembali bagi semua orang. Amal yang telah dilakukan mereka selama di dunia sepenuhnya menjadi tanggung jawab mereka setelah menuju rumah terakhir.

Dengan demikian, setiap orang harus mempersiapkan bekal sebanyak-banyaknya untuk menyongsong hal tersebut. Nah, bagi orang yang rajin mengerjakan sholat dhuha, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga.

(45)

menurut hadits tersebut akan mempunyai dan mendapatkan surga dalam hidupnya (Komariyah, 2013: 18).

Tentunya nilai surga itu berbeda antara satu orang dengan lainnya. Akan tetapi, secara umum, orang yang menunaikan sholat dhuha secara konsisten akan mendapatkan surga dalam hidupnya, yang berupa kebahagiaan yang sangat nikmat dan menyenangkan. Inilah makna dan rahasia yang belum pernah terpikirkan oleh kebanyakan orang, sehingga belum semangat dalam mengerjakan sholat dhuha. d. Memperoleh Ganjaran Hingga Sore Hari

Dari Uqbah bin Amir ra, bahwasannya Rasulullah saw bersabda:

َأ :ْمُكُّبَر َلاَق :َلاَق َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُالل ىَلَص ِالل َلْوُسَر َّنَأ ُهْنَع ُالل َيِضَر رِماَع ِنْب َةَبْقُع ْنَع

ُزَجْعَ ت

.َكِمْوَ يَرَِآ َّنِِب َكِفْكَأ تاَعَكَر ِعَبْرَِب ِراَهَّ نلا َلَّوَأ َيِ لَصُت ْنَأ َمَدآ َنْباَيّ

“Tuhanmu berkalam, ‘Wahai anak Adam, apakah kamu tidak mampu menunaikan sholat empat rakaat di pagi hari? Dengannya Aku akan mencukupi kalian pada akhir hari kalian.” (HR Ahmad no. 17828 dan Shahih al-Jami’ no. 1913-Shahih). Kitab Fadhailul A’mal, bab: sholat sunnah.

Tak ada seorang pun yang tidak membutuhkan Allah Swt. Dalam hidupnya. Tidak sedetik pun manusia bisa lepas dari Allah Swt. Hal ini menunjukkan bahwa manusia sangat lemah dan tidak berdaya di hadapan-Nya Yang Maha Perkasa.

(46)

selain itu, kata “mencukupimu” pada hadits itu mengisyaratkan betapa

besar sesuatu yang didapatkan oleh orang yang melakukan sholat dhuha, sehingga Allah Swt. Berkenan memberikan pertolongan dan mencukupi segala sesuatunya hingga sore tiba.

e. Kecerdasan meningkat dan lebih kreatif

Sholat dhuha sejatinya mempengaruhi perkembangan kecerdasan seseorang terutama kecerdasan emosional, spiritual dan intelektual. Hal ini karena waktu pelaksanaan sholat dhuha yang berada di awal, atau di saat awal-awal manusia beraktivitas mencari rezeki atau urusan duniawi ini, memiliki beragam manfaat yang salah satunya berupa meningkatnya kecerdasan.

Dengan pelaksanaannya yang istiqomah, diharapkan kita memiliki optimisme tinggi karena bersandar kepada Allah atas setiap aktivitas yang kita lakukan. Begitupula kita berharap keuntungan rezeki yang diperoleh begitu signifikan. Ini tentu saja akan menumbuhkan etos kerja dan optimisme kita dalam mencari rezeki Allah (Firdaus: 2014, 120-121).

B. Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah 1. Pengertian Kedisiplinan

(47)

Menurut kamus, kata “disiplin” memiliki beberapa makna di

antaranya, menghukum, melatih dan mengembangkan kontrol diri sang anak.

Menurut beberapa ahli pendidikan mendefinisikan berbagai pengertian disiplin ditinjau dari segi terminologi adalah sebagai berikut:

a. The Liang Gie (1972)

Disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati.”

b. Good’s (1959)

dalam Dictionary of Education mengartikan disiplin sebagai berikut.

1) Proses atau hasil pengarahan atau pengendalikan keinginan, dorongan atau kepentingan guna mencapai maksud atau untuk mencapai tindakan yang lebih efektif.

2) Mencari tindakan terpilih dengan ulet, aktif dan diarahkan sendiri, meski menghadapi rintangan.

3) Pengendalian perilaku secara langsung dan otoriter dengan hukuman atau hadiah.

(48)

c. Nizar

Disiplin dapat membentuk kejiwaan pada anak untuk memahami peraturan sehingga ia pun mengerti kapan saat yang tepat untuk melaksanakan peraturan, dan kapan pula harus mengesampingkan (Imam Ahmad Ibnu Nizar, 2009: 22).

Adapun pengertian disiplin peserta didik adalah salah satu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki oleh peserta didik di sekolah, tanpa ada pelanggaran-pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap peserta didik sendiri dan terhadap sekolah secara keseluruhan.

2. Pengertian Tata Tertib

Tata tertib adalah kaidah, tata cara, atau sistem tertentu dengan tujuan agar kehidupan menjadi lebih tertata, berjalan lancar, sesuai dengan yang diinginkan dan menjadikan manusia sadar bahwa ia membutuhkan aturan.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan juga memberlakukan tata tertib untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar. Tata tertib sekolah disusun agar pola tingkah laku sumber daya manusia yang ada didalamnya sesuai dengan visi dan misi sekolah. Tata tertib disusun untuk menjunjung tata nilai yang relevan dengan norma-norma dunia pendidikan.

(49)

sekolah yang tertib, disiplin, adil dan kondusif untuk beraktifitas. Sebagai contoh, sekolah menerapkan peraturan jam pelajaran untuk membantu siswa berkonsentrasi dalam belajar. Jika banyak siswa yang terlambat, kegiatan belajar menjadi terganggu.

Mematuhi tata tertib menjadi bagian penting proses pendewasaan diri, pengendalian diri dan kesadaran diri siswa. Dengan tata tertib sekolah, siswa diharapkan memahami arti penting menghormati system yang berlaku dalam kehidupan.

3. Macam-macam Disiplin

Disiplin menurut Oteng Sutrisno berdasarkan sifatnya dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Disiplin Positif

(50)

maksud untuk melukai, akan tetapi yang sesuai dengan prinsip disiplin positif, hukuman tersebut diberikan untuk memperbaiki dan membetulkan.

Disiplin seperti ini sesuai dengan konsepsi pendidikan modern bahwa agar anak-anak lambat laun dapat mengatur diri dan belajar bertanggung jawab atas segala perbuatannya dalam mengerjakan sesuatu. Atau dengan kata lain disiplin positif ini memberikan suatu pandangan bahwa kebebasan yang mengandung konsekuensi yaitu kebebasan harus sejalan dengan tanggung jawab.

b. Disiplin Negatif

Yang dimaksud disiplin negatif di sini adalah suatu keadaan disiplin yang menggunakan hukuman atau ancaman untuk membuat orang-orang mematuhi perintah dan mengikuti peraturan hukuman. Pendekatan pada disiplin negative ini adalah menggunakan hukuman pada pelanggaran peraturan untuk menggerakkan dan menakuti orang-orang atau siswa sehigga mereka tidak akan berbuat kesalahan yang sama.

(51)

dilakukan oleh siswa,tidak ada pilihan lain selai tunduk pada kemauan guru. Dengan demikian hukuman merupakan ancaman bagi siswa.

Meskipun disiplin negatif ini mempunyai banyak kekurangan akan tetapi pada waktu-waktu tertentu tetap tetap diperlukan pula sikap kekuatan dan kekuasaan apabila memang hanya inilah cara satu-satunya jawaban yang perlu dilakukan agar tujuan tercapai serta tata tertib berjalan dengan lancar.

4. Unsur-unsur Peraturan dan Tata Tertib Sekolah

Menurut Arikunto (1999: 123-124) unsur-unsur peraturan tata tertib di sekolah adalah sebagai berikut:

a. Perbuatan atau perilaku yang diharuskan dan yang dilarang;

b. Akibat atau sanksi yang menjadi tanggung jawab pelaku atau pelanggar peraturan.

c. Cara dan prosedur untuk menyampaikan peraturan kepada subyek yang dikenai peraturan tersebut;

(52)

TATA TERTIB GURU

1. Berpakaian seragam dengan rapi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan; 2. Bersikap dan berperilaku sebagai pendidik;

3. Berkewajiban menyiapkan administrasi pengajaran, alat-alat, bahan pelajaran dan mengadakan ulangan secara tertulis;

4. Wajib hadir di sekolah 5 (lima) menit sebelum pelajaran dimulai;

5. Wajib mengikuti upacara bendera setiap hari senin pagi bagi guru yang mengajar jam pertama (Guru PNS, Guru Tetap, Guru Tidak Tetap, dan Pegawai/ karyawan);

6. Wajib mengikuti rapat-rapat dan kegiatan yang diselenggarakan madrasah; 7. Wajib melaporkan pada guru piket jika terlambat;

8. Wajib memberitahukan/ijin kepada kepala madrasah atau guru piket jika berhalangan hadir dan memberikan tugas bahan pelajaran untuk siswa;

9. Wajib menandatangani daftar hadir dan mengisi agenda kelas; 10.Mengkoordinasikan/menertibakn siswa saat akan belajar;

11.Wajib melapor atau ijin kepala kepala madrasah dan guru piket jika akan melaksanakan kegiatan diluar sekolah;

12.Selain mengajar juga memperlihatkan situasi kelas mengenai 8K dan membantu menegakkan tata tertib siswa;

(53)

14.Tidak diperbolehkan memulangkan siswa lebih awal tanpa seijin kepala madrasah dan guru piket;

15.Tidak diperbolehkan menggunakan waktu istirahat untuk ulangan atau kegiatan lain dikelas;

16.Memberikan sanksi kepada siswa yang melanggar tata tertib yang bersifat mendidik dan menghindari hukuman fisik yang berlebihan;

17.Tidak boleh merokok didalam kelas;

18.Menggunakan tatap muka minimal 15 menit untuk melakukan pembinaan akhlak terhadap siswa;

19.Wajib menjaga kerahasiaan jabatan;

20.Wajib menjaga citra dan kehormatan Guru, Madrasah dan Tenaga Kependidikan;

Salatiga, 15 Maret 2018

(54)

BAB III

HASIL PENELITIAN A. Keadaan Umum Daerah Penelitian

1. Profil Madrasah

Sesuai tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Profil Madrasah

No. Identitas Keterangan

1. Nama Sekolah MTs NU Salatiga

2. NPSN 21364819

3. NSS 212337301001

4. Akreditasi B

5. Alamat Jl. Kartini No. 2

6. Kode Pos 50714

7. Nomor Telepon (0298) 324255

8. Nomor Faks -

9. E-mail mtsnusalatiga@live.com

(55)

2.

sumber: dokumentasi MTs NU Salatiga Tabel 3.2

Profil Kepala Sekolah

S u

m b e r :

Dokumen: MTs NU Salatiga

11. Status Swasta

12. Lintang -7.335908

13. Bujur 110.50392199999999

14. Ketinggian 601

15. Waktu belajar Sekolah Pagi dan Siang

16. Lokasi MTs NU Salatiga, Kelurahan Sidorejo Lor, Kecamatan Sidorejo, Provinsi Jawa Tengah, Kota Salatiga, 50714

No. Identitas Keterangan

1. Nama Drs. Muh. Syamsul, M.PdI

2. Alamat PERUM Dliko Indah, rt. 03/ rw. 05, Blotongan, Salatiga

3. Tempat, Tanggal Lahir Kab. Semarang, 01 Juli 1967

4. Status DPK

5. NIP 196707012006041015

6. Nomor Hp 0856-270-3232

(56)

3. Sejarah Singkat Berdiri dan Perkembangannya

MTs NU Salatiga merupakan sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Imroatul Wal Madaris (YAIMAM). MTs NU Salatiga berdiri pada tahun 1959 dengan NSS 212337301001 dan berdiri pada tanah hak milik seluas 4697 m2.MTs NU Salatiga didirikan oleh tokoh agama yaitu K.H. Khumaidi yang dibantu oleh tokoh-tokoh Islam pada waktu itu antara lain:

a. K.H. Zubair

b. K.H. Badrudin Honggowongso c. K.H. Ghufron

d. K.H. Kasmuni e. K.H. Zainudin

Hingga tahun 1964, MTs NU Salatiga belum memiliki gedung sendiri, sehingga pelaksanaan belajar mengajar dilaksanakan di rumah bapak K.H. Badrudin Honggowongso yaitu di jalan Taman Makam Pahlawan No. 02 Salatiga.

(57)

Mula-mula MTs NU Salatiga kurang bisa berjalan dengan baik disebabkan oleh kurangnya tenaga pengajar, sarana dan prasarana. Namun, perlahan-lahan kebutuhan MTs NU Salatiga mulai terpenuhi berkat bantuan dari para tokoh agama dan masyarakat. Selain itu, MTs NU Salatiga juga mendapatkan bantuan dari Departemen Agama Kota Madya Salatiga sehingga perkembangan lembaga pendidikan ini mulai membaik dari segi kualitas tenaga pengajar dan jumlah input siswanya.

Pada tanggal 30 Juni 1993 Kanwil Depag Propinsi Jawa Tengah memberikan pengakuan akreditasi dari sekedar terdaftar menjadi diakui dengan S.K.No.WK/5C/PP.CO.5/1390/1993. Sejak itulah lembaga pendidikan ini mengalami kemajuan pesat.

Sesuai penerapan kurikulum baru tingkat satuan pendidikan MTs NU Salatiga sebagai lembaga pendidikan formal berkomitmen menyelenggarakan pendidikan serta latihan sebagai pemenuhan kebutuhan pasar kerja dengan membentuk sumber manusia yang unggul, berdaya sekaligus mandiri dan berwawasan ke depan.

4. Letak geografis

(58)

Kecamatan Sidorejo. Madrasah ini berdiri di atas tanah seluas 4697 m2, dengan luas gedung sebesar 1214 m2, halaman/taman

186 m2, lapangan olahraga 400 m2, kebun 600 m2 dan untuk lain-lain 2297 m2.

Sedangkan batas wilayahnya sebagai berikut: a. Sebelah utara berbatasan dengan Jalan Kartini.

b. Sebelah timur berbatasan dengan Toko Besi Maju Jaya. c. Sebelah selatan berbatasan dengan Hotel Palapa. d. Sebelah barat berbatasan dengan Jalan Osamaliki.

Jika dilihat dari letaknya yang strategis, MTs NU Slatiga memiliki banyak kelebihan. Keutungan tersebut yaitu dapat dijangkau dari arah mana saj. Di samping kelebihan, tentunya juga memiliki kekurangan yaitu proses belajar mengajar kurang kondusif karena dekat dengan keramaian dan suara bising jalan raya.

5. Visi dan Misi a. Visi

Raih prestasi melalui pembelajaran yang Edukatif, Kreatif, Selektif, Inovatif, dan Santun (EKSIS).

b. Misi

(59)

2) Membentuk pribadi yang berpendidikan.

3) Menyiapakan siswa ke jenjang yang lebih tinggi.

4) Membina dan mengembangkan minat dan bakat siswa dalam bidang olahraga, keterampilan, seni dan teknologi. c. Dasar Pengembangan

1) Meningkatkan mutu hasil pembelajaran minimal belajar dengan SMP di Salatiga.

2) Penataan bangunan yang kurang teratur.

3) Salatiga sebagai pusat pengembangan agama Kristen di Asia Tenggara dengan lembaga-lembaga pendidikannya yang sudah sangat maju apabila dibandingkan dengan lembaga pendidikan Islam termasuk madrasah.

d. Arah Pengembangan

1) Mempersiapkan anak didik untuk mampu bersaing masuk ke sekolah-sekolah favorit. Hal ini secara umum masih dipandang sebagai ukuran bermutu atau tidaknya madrasah atau sekolah.

2) Mempersiapkan siswa

a) Melanjutkan ke SMU atau MAN favorit. b) Mengantarkan siswa bisa hidup mandiri.

(60)

ilmu-ilmu keagamaan, terampil dan praktek pengalaman ibadahnya sebagai cirri khusus madrasahnya.

d) Memberdayakan serta meningkatkan kemampuan guru dalam terampil melaksanakan kegiatan belajar mengajar serta penguasaan materi pelajaran dengan wawasan yang luas.

e) Melengkapi sarana prasarana pendidikan secara optimal mungkin (buku-buku/ perpustakaan, laboratorium/praktek sarana ibadah, seni budaya, computer, sarana olahraga, pramuka dan sebagainya). f) Menanamkan minat baca pada siswa sejak dini untuk

menambah wawasan siswa.

e. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan MTs NU Salatiga

1) Menghimpun peserta didik yang memiliki bakat khusus dan kemampuan luar biasa untuk dapat dikembangkan secara optimal.

(61)

3) Mengupayakan peserta didik yang mempunyai tingkat keberhasilan ilmiah yang tinggi baik di tingkat nasional maupun internasional.

4) Mengupayakan peserta didik yang memiliki kemampuan dan keterampilan berbahasa Arab yang memadai.

5) Hasil yang diharapkan dari kegiatan KBM:

a) Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa secara mantab.

b) Nasionalisme dan patriotisme dan berkepribadian pancasila.

c) Motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mencapai prestasi dan keunggulan.

d) Wawasan IPTEK yang mendalam.

e) Kepekaan sosial sifat kepemimpinan yang baik. f) Disiplin yang tinggi.

g) Kodisi fisik yang prima. h) Gemar membaca dan menulis.

i) Mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. 6. Keadaan Ketenaga Kerjaan & Keadaan Siswa

a. Ketenaga Kerjaan MTs NU Salatiga

(62)

Tabel 3.3

Daftar tenaga guru dan pegawai MTs NU Salatiga

No. Nama Keterangan

1. Drs. Muh Syamsul, M.PdI. Kepala Sekolah

2. Kadarwati, S.Pd. Waka Kurikulum

3. Rudiyanto, S.Pd. Waka Kesiswaan

4. M. Nur Fadlkuromad, S.PdI. Waka Humas

5. Arzukoh, S.Ag. Bimbingan Konseling

6. Aprilia Nugraha, S.Pd. Guru

7. Muntamah, S.PdI. Guru

8. M. Nasirudin, S.PdI Guru

9. Ekasari Prastia, S.Pd. Guru

10. M. Maksum, S.Pd. Guru

11. Madlkur Rohman, S.PdI. Guru

12. Mega Ristina, S.Pd. Guru

13. Fajar Kurniawan, S.Pd. Guru 14. Uswatun Hasanah, S.PdI. Guru

15. Ahmad Setiaji, S.Pd. Guru

16. Hj. Siti Fatimah, S.Pd. Guru

17. Suudi Guru

(63)

19. Iin Tenaga Administrasi 20. Ristani, S.Pd. Tenaga Administrasi

b. Keadaan Siswa MTs NU Salatiga Tabel 3.4

Daftar Jumlah Siswa MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018

No. Kelas Jumlah

LK PR Jumlah

1. IX A 14 18 32

2. IX B 16 16 32

3. IX C 16 16 32

4. IX D 19 12 31

Jumlah 65 62 127

Sumber: Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga 7. Sarana Prasarana

Bangunan sekolah memiliki ruang-ruang antara lain 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang BP, 13 ruang kelas, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang serba guna, satu ruang UKS, 1 ruang tata usaha, 1 ruang OSIS dan DP, 5 kamar mandi.

B. Analisis Data Penelitian

1. Nama Data Penelitian (Responden)

(64)

Penelitian mengambil sampel MTs NU Salatiga tahun 2018 5. Della Setyaningrum

IX A 6. Enita Rahmawati

IX A 7. Fadhila Anggraeni

IX A 8. Fathasya Aulya Wibowo

IX A 9. Gilang Ramadhan

IX A 10. Heri Bagas Prasetya

IX A 11. Herlina Yuanti

IX A 12. Jelita Maysella F

IX A 13. Kholisna

IX A 14. Laila Ariyanti

IX A 15. M. Ammar Faiz Yunsar

IX A 16. M. Reezada Jovan Gumilang

(65)

17. Mohammad Ali Mashar

IX A 18. Muhammad Ariyansah

IX A 19. Muhammad Awrul Rofiq

IX A 20. Muhammad Robby Rizhaldy

IX A 21. Nadila Wulan Anggraini

IX A 22. Nurul Istiqomah

IX A 23. Putri Diah Wardani

IX A 24. Ramadhan Bastistusta

IX A 25. Rhomerico Pamulung

IX A 26. Ricky Gilang Saputra

IX A 27. Shelia Ayu Fathika

IX A 28. Siti Afifatul Alvoyana

IX A 29. Triani Perwita Sari

IX A 30. Tri Rahayu Puspita Dewi

IX A 31. Widhy Bintang Ramadhan

IX A 32. Yuri Miftakhul Huda Siregar

IX A Sumber: Dokumen MTs NU Salatiga

2. Hasil Mentah Angket

(66)

Dengan Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah (Studi Kasus Di MTs NU Salatiga) Pada Kelas IX Tahun Ajaran 2017/2018. a. Data pertama: Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha Berjama’ah

Data pertama adalah data tentang keaktifan mengikuti kegiatan pembiasaan rutin yaitu sholat dhuha berjama’ah; diperoleh

dengan menyebarkan angket yang terdiri dari 20 peryataan. Masing-masing pernyataan terdiri dari 4 alternatif jawaban dengan menggunakan kode A, B, C dan D. Hasil data mentah angket antara intensitas sholat dhuha berjama’ah siswa di MTs

NU Salatiga pada kelas IX tahun ajaran 2017/2018. Tabel 3.6

Data Hasil Angket Intensitas Sholat Dhuha No.

Responden

Jawaban Skor

Jumlah

A B C D 4 3 2 1

1. 0 2 2 16 0 6 4 16 26

2. 6 5 5 4 24 15 10 4 53

3. 3 0 10 7 12 0 20 7 39

4. 0 0 15 5 0 0 30 5 35

5. 5 0 7 8 20 0 14 8 42

6. 5 0 7 8 20 0 14 8 42

7. 3 0 9 8 12 0 18 8 38

(67)

9. 0 0 17 3 0 0 34 3 37

10. 7 2 7 4 28 6 14 4 52

11. 7 1 6 6 28 3 12 6 49

12. 1 5 10 4 4 15 20 4 43

13. 1 0 13 6 4 0 26 6 36

14. 2 0 9 9 8 0 18 9 35

15. 1 0 15 4 4 0 30 4 38

16. 1 0 18 1 4 0 36 4 44

17. 3 3 11 3 12 6 22 3 43

18. 1 0 9 10 4 0 18 4 26

19. 0 0 7 13 0 0 14 13 27

20. 0 7 5 8 0 14 10 8 32

21. 1 0 13 6 4 0 26 6 36

22. 7 0 7 6 24 0 14 6 44

23. 9 1 0 10 36 3 0 10 49

24. 0 2 13 5 0 6 26 5 37

25. 1 0 12 7 4 0 24 7 35

26. 8 0 2 10 32 0 4 10 46

27. 1 0 13 6 4 0 26 6 36

28. 1 0 13 6 4 0 26 6 36

(68)

30. 3 0 9 8 12 0 18 8 38

31 0 0 17 3 0 0 34 3 37

32. 8 0 6 6 32 0 12 6 50

b. Data kedua: Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah Data yang kedua adalah data tentang kedisiplinan mentaati tata tertib sekolah, diperoleh dengan cara menyebarkan angket terdiri dari 20 pernyataan terdiri dari 4 alternatif jawaban dengan menggunakan kode A, B, C dan D. Data hasil jawaban angket dan skor data tentang Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah (Studi Kasus Di MTs NU Salatiga Pada Kelas IX Tahun Ajaran 2017/2018).

Tabel 3.7

(69)

14. 9 3 6 2 36 9 12 2 59

15. 8 2 9 1 32 6 18 1 57

16. 0 0 20 0 0 0 40 0 40

17. 1 2 16 1 4 6 32 1 43

18. 7 6 3 4 28 18 6 4 56

19. 2 0 14 4 8 0 28 4 40

20. 3 6 3 8 12 18 6 8 44

21. 13 0 3 4 52 0 9 4 65

22. 5 6 7 2 20 18 14 2 54

23. 7 0 7 6 28 0 14 6 48

24. 6 4 9 1 24 12 18 1 55

25. 7 2 6 5 28 6 12 5 51

26. 10 6 6 8 40 18 12 8 78

27. 13 0 3 4 52 0 6 4 62

28. 7 2 8 3 28 6 16 3 53

29. 10 5 2 3 40 15 4 3 62

30. 0 0 16 4 0 0 32 4 36

31. 3 1 14 2 12 3 28 2 45

(70)

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Deskripsi

Analisis deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana “Hubungan Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha Berjama’ah Dengan Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah Pada Kelas IX MTs NU Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018”.

1. Variabel pertama

Mengawali analisis pendahuluan, penulis menyajikan skor jawaban angket mengenai “Hubungan Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha Berjama’ah Dengan Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah Pada Kelas IX MTs NU Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018” pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Skor Jawaban Angket Tentang Intensitas Sholat Dhuha

No. Nama Jumlah skor Keterangan

1. Siswa 1 26 D

2. Siswa 2 53 A

3. Siswa 3 39 C

4. Siswa 4 35 C

5. Siswa 5 42 D

(71)

7. Siswa 7 38 C

8. Siswa 8 34 C

9. Siswa 9 37 C

10. Siswa 10 52 A

11. Siswa 12 49 A

12. Siswa 12 43 C

13. Siswa 13 36 C

14. Siswa 14 35 C

15. Siswa 15 38 C

16. Siswa 16 44 C

17. Siswa 17 43 C

18. Siswa 18 26 D

19. Siswa 19 27 D

20. Siswa 20 32 D

21. Siswa 21 36 C

22. Siswa 22 44 D

23. Siswa 23 49 D

24. Siswa 24 37 C

25. Siswa 25 35 C

26. Siswa 26 46 D

(72)

28. Siswa 28 36 C

29. Siswa 29 44 D

30. Siswa 30 38 C

31. Siswa 31 37 C

32. Siswa 32 50 A

Keterangan:

1. Kategori selalu (A) : 4 siswa 2. Kategori Sering (B) : 0 siswa 3. Kategori Kadang-kadang (C) : 18 siswa 4. Kategori Tidak Pernah (D) : 10 siswa

Pedoman penskoran pada tabel diatas, maka diperoleh skor untuk variabel X dari 32 responden, skor tertinggi dan terendah pada variabel X berturut-turut adalah 53 dan 26.

a. Menentukan Panjang Interval

(73)

tinggi, rendah dan sangat rendah. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan interval adalah:

Panjang interval: 𝑛 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖𝑥𝑡𝑖−𝑥𝑟𝑖 + 1

Keterangan:

Panjang interval : panjang interval yang digunakan

xti : nilai tertinggi 53 dari jumlah soal kali option xri : nilai terendah 26 dari jumlah soal angket n kategori : jumlah kategori yang digunakan

Maka diperoleh : panjang interval= 𝑛 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖𝑥𝑡𝑖−𝑥𝑟𝑖 + 1

= 53−264 + 1

= 274 + 1

= 7

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka interval yang peneliti gunakan interval 20-80. Maka, diperoleh data interval sebagai berikut:

Tabel 4.2

Interval, Kategori Skor Dan Frekuensi Responden Variabel X No. Interval Kategori Skor Frekuensi

1. 20-34 Rendah 10

2. 35-49 Sedang 18

3. 50-64 Tinggi 0

4. 65-80 Sangat tinggi 4

(74)

Hasil interval kategori selalu (sangat tinggi) = 4 siswa, kategori sering (tinggi) = 0 siswa, kategori kadang-kadang (sedang) = 18 siswa, kategori tidak pernah (rendah) = 10 siswa.

b. Menentukan hasil persentase

Menentukan persentase variabel X (intensitas sholat dhuha berjama’ah) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P = persentase angka yang dicari F = frekuensi jawaban yang dipilih N = jumlah responden

1) Kategori sangat tinggi P = 𝑁𝐹𝑋 100%

P = 324 𝑋 100%

P = 12,5%

2) Kategori tinggi P = 𝑁𝐹𝑋 100%

P = 320 100%

P = 0%

3) Kategori sedang P = 𝑁𝐹𝑋 100%

(75)

P = 56,25%

4) Kategori rendah P = 𝑁𝐹𝑋 100%

P = 1032𝑋 100%

P = 31,25%

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, peneliti akan menyajikan tabel hasil analisis jawaban angket Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha Berjama’ah Pada Kelas IX MTs NU Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018, sebagai berikut:

Tabel 4.3

Hasil analisis jawaban angket Intensitas Mengikuti Sholat Dhuha Berjama’ah Pada Kelas IX MTs NU Salatiga Tahun

Ajaran 2017/2018

No. Kategori Interval Frekuensi Presentase

1. Rendah 20-34 10 32,25%

2. Sedang 35-49 18 56,25%

3. Tinggi 50-64 0 0%

4. Sangat tinggi 65-80 4 12,5%

Jumlah responden 32 100%

Sumber: peneliti

(76)

Mengikuti Sholat Dhuha Berjama’ah Pada Kelas IX MTs NU Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018 tergolong kategori sedang yaitu sebanyak 18 orang dan atau 56,25% responden berada dalam rentang interval 35-49.

2. Variabel Kedua

Analisis kedua, data tentang skor jawaban angket Kedisiplinan mentaati Tata Tertib Sekolah Pada Kelas IX MTs NU Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Skor Data Hasil Jawaban Angket Tentang Kedisiplinan Mentaati Tata Tertib Sekolah

No. Nama Jumlah skor Keterangan

1. Siswa 1 36 D

2. Siswa 2 56 B

3. Siswa 3 53 C

4. Siswa 4 45 C

5. Siswa 5 46 C

6. Siswa 6 50 C

7. Siswa 7 50 C

8. Siswa 8 51 C

9. Siswa 9 42 C

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel  3.3 Daftar tenaga guru dan pegawai MTs NU Salatiga
Tabel 3.4  Daftar Jumlah Siswa MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ketiga parameter yang digunakan Cook, yaitu, morfometri (kerapatan alur), kemiringan lereng, dan tekstur tanah merupakan parameter yang sulit untuk berubah dalam

Produser: Dimas Al Kausar Kameramen: Bagus Tri Wibowo Kameramen insert: Yunita Septiarti Audioman: Arifudin Voice Over: Vanti Istanti Penulis Naskah: Herlina Nur Hidayah

Hal ini membuktikan bahwa perbedaan rerata ( mean ) kemampuan menulis puisi siswa yang mempunyai penguasaan diksi tinggi dengan siswa yang mempunyai penguasaan diksi rendah

Penelitian Tugas Akhir ini dititikberatkan pada analisis kecenderungan suatu batuan untuk menghasilkan asam tambang berdasarkan analisis geokimia batuan untuk

Untuk mempermudah proses pembaruan data verifikasi wilayah, selanjutnya pembaruan/update data verifikasi wilayah akan dilaksanakan secara online. Pembaruan data dilakukan oleh

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pretest dengan posttest keterampilan berpikir kritis siswa yang membentuk persamaan Y = 1.397x + 17.315

Definisi sistem informasi dalam buku yang berjudul Analisis Sistem Informasi, yaitu : “Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan