i
KATA PENGANTAR
Peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan, dan efisien menuju meningkatnya kesejahteraan hidup rakyat, kemandirian, keluhuran budi pekerti, karakter yang kuat, dan daya saing bangsa merupakan program prioritas pemerintah untuk pembangunan pendidikan di Indonesia. Sejak diberlakukannya undang-undang otonomi daerah, pembangunan pendidikan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat melalui mekanisme pemberian bantuan yang beberapa diantaranya diberikan langsung ke sekolah. Mekanisme ini dirasakan efektif ketika jumlah dana yang disalurkan menjangkau semua sekolah. Sehubungan dengan kesanggupan penyediaan dana oleh pemerintah yang semakin meningkat tajam mendekati angka 20% dari APBN, maka mekanisme pemberian program bantuan ke sekolah harus disesuaikan. Salah satu dari tahapan proses mekanisme verifikasi yang semula dilaksanakan pada setiap sekolah yang akan menerima program bantuan, kini menjadi tidak relevan lagi, dan sebagai penyesuaian perubahan adalah ”Verifikasi Wilayah”.
Petunjuk pelaksanaan Verifikasi Wilayah yang tersusun ini telah dilengkapi dengan strategi dan prosedur pelaksanaan. Petunjuk pelaksanaan Verifikasi Wilayah ini tentu masih memerlukan penyempurnaan lebih lanjut berdasarkan pengalaman lapangan dan masukan dari berbagai pihak. Dengan diterbitkannya Petunjuk pelaksanaan Verifikasi Wilayah ini diharapkan pelaksanaan di lapangan akan menjadi lebih baik dan terarah sehingga hasil kerja petugas verifikasi wilayah lebih efektif, efisien, akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang berpartisipasi dalam penyempurnaan Petunjuk pelaksanaan Verifikasi Wilayah ini.
Jakarta, Tim Verifikasi Wilayah
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan ... 2 C. Dasar Hukum ... 3BAB II PELAKSANAAN VERIFIKASI WILAYAH ... 4
A. Pelaksanaan ... 4
B. Tugas dan Tanggungjawab ... 4
BAB III DESKRIPSI INSTRUMEN VERIFIKASI WILAYAH ... 5
A. Data Dasar ... 5
B. Instrumen Peralatan ... 16
BAB IV MEKANISME PEMBARUAN DATA ONLINE ... 20
A. Sekolah ... 20
B. Ketua MKKS ... 23
C. Dinas Pendidikan Provinsi ... 27
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan pengembangan pendidikan kejuruan merupakan hal substansial yang harus dilaksanakan secara efektif, efisien, dan akuntabel. Menyikapi tuntutan tersebut, Direktorat pembinaan SMK melakukan pengembangan mekanisme pelaksanaan verifikasi wilayah SMK calon penerima program bantuan yang sumber dananya berasal dari APBN.
Verifikasi yang semula dilakukan pada setiap program bantuan, diubah menjadi verifikasi wilayah yang mencakup keseluruhan bantuan yang berbasis data SMK di Provinsi. Verifikasi Wilayah adalah kegiatan pembaharuan, pemeriksaan, dan validasi data/usulan kebutuhan SMK yang dilaksanakan secara terpadu untuk semua jenis program bantuan yang disalurkan oleh Direktorat Pembinaan SMK. Pembaharuan data dilaksanakan di Dinas Pendidikan Provinsi dengan melibatkan seluruh SMK, sedangkan pemeriksaan dan pembuktian kebenaran data dilakukan dengan mengambil sampel secara acak pada beberapa SMK.
Hasil verifikasi wilayah akan dipergunakan sebagai salah satu dasar penyusunan dan pelaksanaan program pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan pendistribusian bantuan peningkatan dan pengembangan SMK.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan pelaksanaan verifikasi wilayah, antara lain:
1. Verifikasi perlu dilakukan secara komprehensif-terintegrasi sehingga verifikasi terhadap SMK calon penerima program bantuan Direktorat Pembinaan SMK dapat dilakukan lebih efisien.
2. Kebutuhan data untuk perencanaan anggaran 1 (satu) tahun berikutnya (perencanaan T-1) akan tersedia secara terus menerus
2
dan tepat waktu karena instrumen verifikasi wilayah yang digunakan memuat aspek-aspek utama kebutuhan yang dipersyaratkan pada setiap program bantuan. Aspek utama setiap program bantuan yang diverifikasi ke lapangan akan dimanfaatkan untuk memetakan SMK berdasarkan kebutuhan program bantuan. Dengan demikian seluruh SMK yang akan menjadi calon penerima program bantuan untuk 1 (satu) tahun ke depan sudah dapat dipetakan pada tahun yang sedang berjalan.
3. Berdasarkan data dari sejumlah SMK dan beberapa petugas verifikasi tingkat pusat, diketahui bahwa 1 (satu) lokasi SMK bisa didatangi lebih dari 1 (satu) petugas verifikasi pusat untuk program bantuan berbeda. Hal ini sering terjadi karena setiap petugas verifikasi hanya dipersiapkan untuk memverifikasi 1 (satu) program bantuan yang melekat pada tugas dan fungsi Subdit. Oleh karena itu, penerapan konsep verifikasi wilayah diharapkan dapat mencegah terjadinya pengulangan verifikasi pada lokasi yang sama, karena 1 (satu) kali verifikasi telah menjangkau untuk seluruh program bantuan.
Verifikasi wilayah harus disikapi secara positif oleh semua pihak dengan berpartisipasi aktif demi perbaikan verifikasi wilayah ke depan.
B. Tujuan
Petunjuk pelaksanaan Verifikasi Wilayah yang tersusun dalam rangka pelaksanaan pemberian program bantuan untuk pengembangan SMK, bertujuan untuk:
1. Meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas pelaksanaan verifikasi;
2. Menyediakan materi dan informasi kepada para pihak sehubungan kebijakan pelaksanaan verifikasi wilayah untuk menggantikan pendekatan verifikasi sebelumnya;
3
3. Membangun sistem verifikasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK);
C. Dasar Hukum
Ketentuan hukum yang menjadi pijakan dan menaungi pelaksanaan konsep Verifikasi Wilayah agar para pihak memiliki kepastian langkah dalam melaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang RI Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan;
5. Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;
6. Peraturan Presiden RI Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).
4 BAB II
PELAKSANAAN VERIFIKASI WILAYAH
A. Pelaksanaan
Verifikasi wilayah dilaksanakan di region yang telah ditentukan oleh Direktorat Pembinaan SMK. Pembagian setiap region tempat pelaksanaan Verifikasi Wilayah memperhatikan antara lain:
1. Jumlah SMK: Jumlah SMK yang mengikuti Verifikasi Wilayah tidak boleh melebihi 200 SMK.
2. Region ditentukan berdasarkan wilayah yang belum melakukan update Verifikasi Wilayah sehingga keterbacaan data yang dihasilkan tidak maksimal.
B. Tugas dan Tanggungjawab 1. Dinas Pendidikan Provinsi
a) Mengkoordinasikan pelaksanaan verifikasi wilayah dengan petugas verifikasi Direktorat Pembinaan SMK dan Ketua MKKS; b) Melakukan validasi data dan usulan sekolah, melalui aplikasi
verifikasi wilayah. 2. Ketua MKKS
a) Mengkoordinasikan pelaksanaan verifikasi wilayah dengan Dinas Pendidikan Provinsi;
b) Mengkoordinasikan pelaksanaan verifikasi wilayah dengan SMK yang ada dalam satu Region;
c) Mengunggah data/usulan kebutuhan seluruh SMK di Kabupaten/Kota ke dalam aplikasi verifikasi wilayah.
3. Kepala sekolah
a) Melakukan pembaruan data/usulan sekolah pada aplikasi verifikasi wilayah.
b) Menyetujui hasil pembaharuan data/usulan dan disampaikan ke ketua MKKS.
5
BAB III
DESKRIPSI INSTRUMEN VERIFIKASI WILAYAH
A. Data Dasar SMK
Instrumen Usulan terbagi ke dalam 2 (dua) jenis data, yaitu: Data Dasar SMK dan Data Usulan Bantuan. Data Dasar SMK merupakan data kondisi SMK sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebutuhan jenis bantuan. Pada bagian ini akan dijelaskan penjelasan petunjuk pengisian dan pembaruan dari setiap data. Data Dasar SMK terdiri dari:
1. Nomor
Diisi dengan nomor sesuai urutan sekolah.
2. Nama SMK
SMK Negeri/Swasta/SMK yang telah mendapat ijin operasional dan memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) di Kabupaten/Kota. Nama SMK ditampilkan sesuai Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah (Dapodikdasmen).
3. Kategori Sekolah
Diisi sesuai dengan Kategori SMK: Potensi Rujukan/ Reguler/ Aliansi/ Konsorsium/ Pesantren/ USB. Bisa diisi lebih dari 1 (satu) kategori 8 Rujukan : Sekolah yang memiliki siswa lebih dari 1.000
siswa.
Reguler : Sekolah rata-rata pada umumnya yang memiliki siswa 601 – 1.000 siswa.
Aliansi : Sekolah yang memiliki jumlah siswa 201 – 600 Siswa.
Konsorsium : Sekolah yang memiliki jumlah siswa di bawah 200 Siswa.
6
Pesantren/Komunitas : SMK yang menerapkan pembelajaran karakter berbasis Pesantren/komunitas dan menerapkan pola asrama.
Contoh Pengisian:
Pesantren, Reguler jika sekolah tersebut termasuk dalam kategori SMK di pesantren dan merupakan sekolah reguler.
4. Jumlah Siswa Mendaftar
Jumlah pendaftar ke SMK pada tahun ajaran 2017/2018. Contoh pengisian :
200 artinya jumlah siswa adalah 200
5. Jumlah Siswa Diterima
Jumlah siswa diterima di SMK pada tahun ajaran 2017/2018. Contoh pengisian :
100 artinya jumlah siswa adalah 100
6. Jumlah Siswa
Jumlah siswa (Kelas X, XI, XII, dan/atau XIII) pada sekolah dan ditampilkan sesuai dengan Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah (Dapodikdasmen).
7. Jumlah Santri yang Mondok
Diisi dengan jumlah siswa yang tinggal di asrama pesantren. Contoh Pengisian:
7 8. Daftar Paket Keahlian
Daftar paket keahlian/kompetensi keahlian (Kelas X, XI, XII, dan/atau XIII) pada SMK, ditampilkan sesuai Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah (Dapodikdasmen).
9. Paket Keahlian/Kompetensi Keahlian dengan Siswa Terbanyak
Diisi sesuai paket Keahlian/Kompetensi Keahlian dengan siswa terbanyak pada tahun ajaran 2017/2018. Apabila terdapat dua paket keahlian dengan siswa sama banyaknya, maka boleh diisikan lebih dari dua. Contoh pengisian :
Teknik Sepeda Motor, Teknik Pemesinan apabila paket keahlian dengan siswa terbanyak adalah paket keahlian Teknik Sepeda Motor dan Teknik Pemesianan
10. Jumlah Rombel
Rombongan Belajar adalah kelompok peserta didik yang terdaftar pada satuan kelas dalam satu SMK. Data ditampilkan sesuai Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah (Dapodikdasmen).
11. Jumlah Guru Produktif PNS
Guru Produktif adalah guru yang mengampu mata pelajaran produktif pada suatu SMK yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Contoh Pengisian:
17 jika guru pengajar berstatus PNS yang mengajar di sekolah tersebut berjumlah 17 (tujuh belas) orang.
8 12. Jumlah Guru Produktif Non PNS
Guru Produktif adalah guru yang mengampu mata pelajaran produktif pada suatu SMK yang berstatus Non Pegawai Negeri Sipil (PNS). Contoh Pengisian:
10 jika guru pengajar berstatus Non PNS yang mengajar di sekolah tersebut berjumlah 10 (tujuh belas) orang.
13. Jumlah Guru Mapel Umum (PNS)
Guru mapel umum (PNS) adalah guru yang mengajar mata pelajaran normatif/adaptif yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Contoh Pengisian :
17 jika terdapat guru mapel normatif/adaptif yang berstatus PNS yang mengajar di sekolah tersebut berjumlah 17 (tujuh belas) orang.
14. Jumlah Guru Mapel Umum (Non PNS)
Guru mapel umum (Non PNS) adalah guru yang mengajar mata pelajaran normatif/adaptif yang berstatus Non Pegawai Negeri Sipil (Non PNS) Contoh Pengisian :
17 jika terdapat guru mapel normatif/adaptif yang berstatus Non PNS yang mengajar di sekolah tersebut berjumlah 17 (tujuh belas) orang.
15. Jumlah Ruang Teori
Ruang Teori adalah ruang pembelajaran teori yang dimiliki suatu SMK. Jumlah ruang teori ditampilkan sesuai Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah (Dapodikdasmen).
16. Jumlah Ruang Praktik Siswa (RPS)
Ruang Praktik Siswa (RPS) adalah tempat pelaksanaan kegiatan praktik, perawatan, dan perbaikan peralatan. Jumlah Ruang Praktek Siswa (RPS)
9
ditampilkan sesuai Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah (Dapodikdasmen).
17. Lahan Pertanian(A)/ Peternakan(B)/ Kolam(C)/ KJA(D)
Lahan praktik adalah sebidang lahan untuk melaksanakan kegiatan praktik. Secara khusus, Lahan Pertanian/Peternakan/ olam/Keramba Jaring Apung (KJA) adalah sebidang tanah untuk melaksanakan kegiatan praktik pada paket-paket keahlian pada bidang pertanian/perikanan. Pembaruan data pada instrumen verifikasi wilayah dilakukan dengan mengisi jumlah Lahan Pertanian/Peternakan/Kolam/Keramba Jaring Apung (KJA) yang dimiliki Sekolah.
Contoh pengisian:
2A, 5B Jika satu sekolah memiliki 2 (dua) lahan pertanian dan 5 (lima) lahan peternakan.
18. Ruang Hotel Bisnis
Ruang Hotel Bisnis adalah ruang yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya bisnis bidang perhotelan yang dikelola sekolah seperti lobi, resepsionis, restoran, kamar hotel, ruang pertemuan, dan lain-lain. Contoh pengisian:
20 jika satu sekolah memiliki 20 ruang yang digunakan sekolah untuk menjalankan bisnis perhotelan.
19. Laboratorium Mata Pelajaran Adaptif
Ruang Laboratorium adalah ruang untuk pembelajaran secara praktik yang memerlukan peralatan khusus. Dalam hal ini dikhususkan untuk mata pelajaran adaptif yaitu: Laboratorium Fisika, Kimia, Biologi, IPA, Bahasa, Komputer, multimedia, dan lain-lain. Jumlah Laboratorium ditampilkan sesuai Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah (Dapodikdasmen).
10 20. Perpustakaan
Ruang perpustakaan adalah ruang untuk menyimpan dan memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka. Jumlah Perpustakaan ditampilkan sesuai Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah (Dapodikdasmen).
21. Kapasitas Asrama ( Boarding School )
Diisi dengan daya tampung siswa yang tinggal di asrama. Apabila jumlah siswa yang tinggal di asrama kurang atau lebih dari daya tampung maka data yang diisikan adalah sesuai daya tampungnya.
Contoh pengisian :
50 / 75 Jika daya tampung ideal asrama adalah 50 siswa, sedangkan jumlah siswa SMK yang tinggal di asrama adalah sebanyak 75 siswa
Jumlah siswa yang tinggal di asrama sekarang
Daya tampung ideal siswa
22. Jumlah Ruang yang Rusak (Sedang/Berat)
Jumlah ruang belajar yang rusak adalah jumlah ruang yang rusak sedang dan rusak berat. Untuk rusak ringan dapat menggunakan dana BOS. Penentuan tingkat kerusakan adalah berdasarkan perhitungan analisis kerusakan dari dinas Pekerjaan Umum (PU) daerah setempat.
Contoh pengisian:
12 jika terdapat 12 (dua belas) ruang yang rusak
23. Total Luas Lahan SMK
Luas lahan yang dimiliki oleh SMK ditampilkan sesuai Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah (Dapodikdasmen).
11 24. Lahan Kosong Siap Bangun
Diisi luas lahan/area kosong yang siap bangun. Satuan lahan dalam meter persegi (m2). Lahan/area siap bangun adalah lahan yang diperuntukkan untuk pembangunan ruang belajar dan bukan lahan pertanian, taman, lapangan upacara, ruang terbuka, atau lahan antar bangunan.
Contoh pengisian:
100 jika satu sekolah memiliki lahan kosong siap bangun seluas 100 meter persegi.
25. Lahan Cor/Dak
Diisi luas lahan cor/dak beton di lantai dua yang siap bangun. Satuan lahan dalam meter persegi (m2).
Contoh pengisian:
96 jika satu sekolah memiliki lahan cor/dak beton siap bangun seluas 96 meter persegi.
26. Bukti Kepemilikan Lahan
Diisi dengan Bukti kepemilikan lahan yang menerangkan bahwa lahan tersebut atas nama Pemerintah Daerah/Yayasan, atau Pribadi.
Contoh pengisian:
Pemerintah jika kepemilikan lahan atas nama pemerintah Yayasan jika kepemilikan lahan atas nama yayasan
Pribadi jika kepemilikan lahan masih atas nama perorangan Lainnya jika kepemilikan lahan seperti Girik, Hak Guna
Bangunan, dll. 27. Listrik
Daya listrik yang dimiliki sekolah untuk menunjang proses pembelajaran di sekolah tersebut ditampilkan sesuai Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah (Dapodikdasmen).
12 28. Internet
Diisi dengan kecepatan internet di suatu sekolah untuk mendukung pembelajaran dan proses pembaharuan Data Pokok Pendidikan. Satuan dalam Mbps.
(catatan: 1 Mbps = 1.024 Kbps; 0,5 Mbps = 512 Kbps; dan seterusnya) Contoh Pengisian:
2 jika satu sekolah memiliki kecepatan internet sebesar 2 Mbps
29. Jumlah Alat (set per Ruang Praktik yang Ada)
Perhitungan Peralatan pada suatu sekolah berdasarkan pada jumlah set alat praktik yang dimiliki di setiap ruang praktik. Sebagai catatan jika dalam satu ruang praktik terdapat alat praktisi utama yang cukup untuk digunakan sepertiga jumlah siswa dalam satu rombel, sudah bisa disebut 1 (satu) set.
Contoh pengisian:
10 jika satu sekolah memiliki 10 (sepuluh) set peralatan praktik
30. Jumlah Industri yang Membuka Kelas Khusus
Jumlah industri yang membuka kelas khusus di SMK yang sesuai dengan Kompetensi Keahlian.
Contoh Pengisian :
2 Apabila SMK memiliki kelas Industri (Kompetensi Keahlian Pemasaran dengan Alfamart/Indomaret, Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor dengan Ahas Honda Motor/Yamaha)
31. Memiliki BKK yang terdaftar di Disnaker
SMK memiliki BKK yang sudah terdaftar di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten/Kota.
13 Contoh pengisian :
Ada Jika sekolah memiliki BKK yang sudah terdaftar di Disnaker Kab/Kota
Tidak ada Jika sekolah belum memiliki BKK yang sudah terdaftar di Disnaker Kab/Kota
32. Jumlah Unit Produksi
Diisi dengan jumlah jenis unit produksi yang dimiliki sekolah (misal: suatu sekolah memiliki unit produksi pembuatan kerajinan kulit, pembuatan peralatan permesinan, pembuatan pagar, minimarket, dll).
Contoh pengisian :
2 Apabila sekolah memiliki 2 unit produksi
33. Jumlah Jenis Produk Hasil Unit Produksi
Diisi dengan banyaknya jenis produk yang dihasilkan oleh unit produksi pada SMK. Misal suatu SMK memiliki unit produksi pada bidang tata boga dan jenis produk yang dihasilkan adalah makanan dan unit produksi pada bidang tata busana jenis produk yang dihasilkan adalah pakaian. Contoh pengisian :
2 SMK memiliki 2 jenis produk hasil unit produksi
34. Jumlah Kawasan Industri/Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Sekolah Diisikan dengan jumlah industri di Kawasan Industri / Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan ketentuan SMK sudah bekerjasama dengan pengelola di Kawasan Industri / Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) tersebut.
Misal : SMK di Kota Malang memiliki kerjasama dengan pengelola industri di Kawasan Industri / Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Surabaya.
14 Contoh pengisian :
50 Jika jumlah industri yang dimiliki pengelola Kawasan Industri/Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) tersebut yang sudah bekerjasama dengan SMK adalah 50 industri dan selaras dengan kompetensi keahlian di SMK.
35. Jumlah Industri Pasangan
Diisi jumlah banyaknya industri pasangan yang sudah bekerjasama dengan sekolah.
Contoh pengisian :
5 Jika satu sekolah memiliki industri pasangan sebanyak 5 industri
36. Teaching Factory (Ada/Tidak)
Teaching Factory adalah konsep pembelajaran berbasis industri (produk dan jasa) melalui sinergi sekolah dengan industri untuk menghasilkan lulusan yang kompeten sesuai dengan kebutuhan pasar. Suatu sekolah disebut telah memiliki Teaching Factory jika sekolah tersebut sudah memiliki kemampuan untuk membuat produk berbasis kompetensi keahlian dan memiliki nilai ekonomi atau daya jual dan diterima oleh pasar.
Contoh pengisian:
Ada Jika SMK memiliki Teaching Factory Tidak jika SMK tidak memiliki Teaching Factory
37. Technopark (Ada/Tidak)
Technopark pada satu SMK adalah sekolah yang menjadi pusat inovasi produksi, showroom/tempat penawaran untuk kumpulan/hasil dari Teaching Factory.
Contoh pengisian:
Ada Jika suatu sekolah merupakan Technopark Tidak jika suatu sekolah bukan merupakan Technopark
15
38. Jumlah Siswa Berprestasi Nasional(A) / Internasional (B) / Nasional dan Internasional (C)
Diisi dengan jumlah siswa yang memiliki prestasi tingkat nasional, internasional, dan nasional internasional.
Contoh pengisian :
3A, 2B Apabila SMK memiliki 3 siswa berprestasi Nasional dan 2 siswa berprestasi Internasional
39. Jumlah Siswa Layak PIP (Yatim)
Diisi dengan jumlah siswa yatim yang layak mendapatkan PIP pada tahun ajaran 2017/2018.
Contoh pengisian :
10 Jika di sekolah terdapat 10 siswa yatim yang layak mendapatkan PIP
40. Jumlah Siswa Layak PIP (Miskin)
Diisi dengan jumlah siswa miskin yang layak mendapatkan PIP pada tahun ajaran 2017/2018.
Contoh pengisian :
10 Jika di sekolah terdapat 10 siswa miskin yang layak mendapatkan PIP
16
B. USULAN
BANTUANData usulan bantuan merupakan data kebutuhan sarana dan prasarana setiap SMK, disesuaikan dengan isian pembaharuan dari data dasar. Pada bagian ini akan dijelaskan penjelasan petunjuk pengisian dan pembaruan dari setiap data. Data Usulan meliputi:
41. RKB
Diisi dengan jumlah kekurangan RKB. RKB adalah pembangunan ruang kelas baru (RKB) dimulai dari semula tanah kosong, selanjutnya didirikan menjadi bangunan Ruang Kelas Baru (RKB) dan/atau dapat dibangun di lantai kedua yang sudah dipersiapkan dak beton. Jumlah Ruang Kelas yang dibutuhkan dihitung sebesar minimal 70% dari Rombel yang ada. Bantuan RKB Reguler diberikan kepada SMK yang masih memiliki sisa lahan/area siap bangun.
(catatan: Jumlah RKB yang dibutuhkan dihitung sebesar 70% dari jumlah rombel yang ditetapkan).
Contoh pengisian:
6 jika sekolah mengusulkan bantuan RKB reguler sebanyak 6 (enam) ruang
42. Rehabilitasi
Diisi dengan usulan jumlah ruang yang memerlukan rehabilitasi berat/sedang.
Contoh pengisian:
5 jika sekolah mengusulkan rehabilitasi ruang belajar sebanyak 5 (lima) ruang.
17 43. RPS
Diisi dengan usulan jumlah kekurangan RPS dihitung dengan mempertimbangkan bahwa setiap Paket Keahlian minimal memerlukan 1 (satu) jenis RPS dan selanjutnya kebutuhan RPS dalam suatu paket keahlian tertentu dihitung dengan proporsi tiga rombongan belajar memerlukan 1 (satu) RPS. Bantuan RPS diberikan kepada SMK yang masih memiliki sisa lahan/area siap bangun.
Contoh pengisian:
5 jika sekolah mengusulkan bantuan pembangunan RPS sebanyak 5 (lima) ruang.
44. Lahan Pertanian(A) / Peternakan(B) / Kolam(C) / KJA(D)
Diisi dengan usulan jumlah kekurangan/usulan Ruang Praktik Pertanian/ Peternakan/ Kolam/ KJA. Bantuan akan diberikan kepada SMK yang masih memiliki sisa lahan/area siap bangun.
Contoh pengisian:
3A, 5B Jika sekolah tersebut kekurangan dan mengusulkan 3 (tiga) lahan pertanian dan 5 (lima) lahan peternakan.
45. Ruang Hotel Bisnis
Diisi dengan usulan jumlah usulan ruang praktik perhotelan yang akan digunakan sebagai hotel bisnis. Bantuan akan diberikan kepada SMK yang masih memiliki sisa lahan/area siap bangun.
Contoh pengisian:
10 jika sekolah mengusulkan bantuan pembangunan Ruang Hotel Bisnis sebanyak 10 (ruang) ruang.
18 46. Perpustakaan (Ruang)
Diisi dengan usulan jumlah kekurangan Perpustakaan, dengan perhitungan bahwa dalam satu sekolah minimal memerlukan satu perpustakaan. Bantuan akan diberikan kepada SMK yang masih memiliki sisa lahan/area siap bangun.
Contoh pengisian:
1 jika sekolah mengusulkan bantuan pembangunan Ruang Perpustakaan sebanyak satu ruang.
47. SMK Berbasis Industri Keunggulan Wilayah
Diisi dengan usulan SMK Berbasis Industri Keunggulan Wilayah dengan prioritas di bidang bahan baku yang diolah menjadi produk keunggulan/seni/geografis/sejarah.
Contoh pengisian:
Ya Jika mengusulkan Tidak Jika tidak mengusulkan
48. SMK di Kawasan Industri / Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Diisi dengan usulan di Kawasan Industri / Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Contoh pengisian:
Ya Jika mengusulkan Tidak Jika tidak mengusulkan
49. SMK yang melaksanakan Kelas Industri
Diisi dengan usulan SMK yang melaksanakan Kelas Industri. Contoh pengisian:
Ya Jika mengusulkan Tidak Jika tidak mengusulkan
19 50. Peralatan Praktik (Set)
Diisi dengan usulan jumlah kekurangan Peralatan Praktik. (catatan: satu RPS dihitung memerlukan satu set peralatan. Kekurangan Peralatan Praktik dihitung berdasarkan jumlah RPS yang ada, ditambah Kekurangan/Usulan RPS, kemudian dikurangi dengan Set Peralatan yang telah ada).
Contoh pengisian:
12 jika sekolah mengusulkan bantuan Peralatan Praktik sebanyak 12 (dua belas) set.
51. Kehadiran
Diisi dengan kehadiran sekolah pada saat pelaksanaan Verifikasi Wilayah. Apabila hadir ditulis angka 1 dan tidak hadir angka 0, ditambah dengan hasil pengecekan data yang ditampilkan, apabila data update (A) sedangkan data belum update (B)
Contoh pengisian:
- Diisi 1A jika sekolah hadir dan data update - Diisi 1B jika sekolah hadir dan data tidak update - Diisi 0A jika sekolah tidak hadir dan data update - Diisi 0B jika sekolah tidak hadir dan data tidak update
52. Paraf Sekolah
20
BAB IV
MEKANISME PEMBARUAN DATA ONLINE
Untuk mempermudah proses pembaruan data verifikasi wilayah, selanjutnya pembaruan/update data verifikasi wilayah akan dilaksanakan secara online. Pembaruan data dilakukan oleh sekolah dengan memperbarui data pada instrumen verifikasi wilayah, kemudian instrumen verifikasi wilayah akan diunggah ke aplikasi verifikasi wilayah online oleh pengelola verifikasi wilayah di Dinas Pendidikan Provinsi.
Urutan proses pengisian data verifikasi wilayah dapat mengikuti panduan urutan berikut :
A. SEKOLAH
1. Sekolah login ke dalam aplikasi verifikasi wilayah online melalui laman di
http://psmk.kemdikbud.go.id/verwil dengan menggunakan akses
username dan password yang sudah terdaftar di jaringan akses DAPODIK.
2. Setelah masuk ke aplikasi, silahkan membuka menu 3.1 Data Master yang terdapat pada kolom menu pada bagian sebelah kiri.
21
3. Jika nama sekolah sudah ditampilkan, selanjutnya klik dua kali pada data sekolah anda untuk memperbarui data atau centang pada data sekolah anda kemudian klik tombol ubah.
Pada form pengisian data verifikasi wilayah dibagi kedalam 3 tabular, yaitu :
1) Data Dasar
Berisi data dasar sekolah yang meliputi data jumlah siswa,jumlah guru dll.
2) Data Usulan
Berisi seluruh data usulan kebutuhan sekolah yang meliputi usulan RKB, RPS dll.
22 3) Dokumen Terkait
Tabular ini digunakan apabila sekolah ingin melampirkan dokumen gambar yang berkaitan dengan kondisi sekolah maupun yang berkaitan dengan data kebutuhan yang di usulan.
4. Sampai pada tahap ini berarti data Verifikasi Wilayah untuk sekolah anda telah selesai di perbarui.
Tahap selanjutnya adalah tugas dari Ketua MKKS untuk login ke dalam aplikasi verifikasi wilayah dan membuat pengajuan pengesahan online kepada Dinas Pendidikan Provinsi.
23 B. KETUA MKKS
Ketua MKKS login ke dalam aplikasi Verifikasi Wilayah Online dengan akses khusus yang di terima dari pengelola aplikasi Verifikasi Wilayah di Direktorat Pembinaan SMK. Tugas utama ketua MKKS adalah membuat pengesahan data verifikasi wilayah kepada Dinas Pendidikan Provinsi secara online melalui aplikasi. Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Login kedalam aplikasi verifikasi wilayah online melalui laman di http://psmk.kemdikbud.go.id/verwil dengan akses username dan password yang diterima khusus untuk ketua MKKS dari Ditpsmk.
2. Buka menu 3.1 Data Master dan kemudian klik pada tombol “Instrumen verwil” untuk mengunduh file rekap data Verifikasi Wilayah seluruh sekolah di wilayah anda.
24
3. Setelah mengunduh file excel yang berisi data rekap seluruh sekolah, maka ketua MKKS harus mencetak data tersebut kemudian melengkapi paraf semua kepala sekolah untuk setiap data sekolah dan memberikan tanda tangan ketua mkks pada bagian bawah kiri.
25
Jika ketua MKKS di kab/kota berbeda antara Sekolah Negeri dan Sekolah Swasta, maka cetak datanya hanya tetap satu, tetapi pada tanda tangan ketua MKKS di buat dua.
4. Setelah paraf masing-masing kepala sekolah dan tanda tangan ketua MKKS terisi secara lengkap, maka cetakan tersebut harus di scan dan disimpan dalam bentuk file pdf untuk selanjutnya di lampirkan di pengajuan pengesahan ke Dinas Pendidikan Provinsi.
5. Untuk membuat pengajuan pengesahan ke Dinas Pendidikan Provinsi, Buka Menu 3.3 Pengesahan Data, kemudian klik tombol “Buat Baru” yang terdapat pada bagian atas.
26
Klik pada icon seperti yang diberi tanda kota merah pada gambar atas, kemudian pilihkan file scan PDF yang sudah berisi paraf dan tanda tangan Ketua MKKS. Jika sudah memilih scan file PDF, klik tombol “simpan”. Sehingga tampilan akan menjadi seperti pada gambar di bawah ini:
Setelah proses ini selesai, segera menghubungi Dinas Pendidikan Provinsi untuk melakukan review ulang data dan meminta Dinas Pendidikan Provinsi untuk memberikan persetujuan secara online.
27 C. DINAS PENDIDIKAN PROVINSI
1. Login ke aplikasi verifikasi wilayah melalui alamat http://psmk.kemdikbud.go.id/verwil dengan menggunakan username dan password khusus Dinas Pendidikan Provinsi.
2. Kemudian buka menu 3.3 pengesahan data, Jika Ketua MKKS telah selesai membuat pengajuan pengesahan data Verifikasi Wilayah,maka akan muncul seperti pada gambar dibawah ini.
28
3. Selanjutnya Dinas Pendidikan Provinsi mengunduh lembar pengesahan dengan cara klik pada link “(Lembar Pengesahan)” kemudian periksa kembali apakah data yang dilampirkan pada proses pengajuan ini sudah sesuai dengan data yang terdapat pada menu 3.1 Data Master. Jika sudah sesuai,maka cetak lembar pengesahan tersebut kemudian lengkapi dengan tanda tangan Kepala Dinas atau KABID SMK pada kolom tanda tangan Dinas Provinsi.
pengajuan tersebut bisa disetujui dengan cara klik pada tombol “Pengajuan Disetujui” seperti yang sudah diberi tanda kotak merah pada gambar diatas dan melampirkan cetakan lampiran pengesahan yang sudah dilengkapi dengan tanda tangan Kepala Dinas atau KABID SMK.
29
BAB V
PENUTUP
Dengan disusunnya Petunjuk pelaksanaan Verifikasi Wilayah ini, diharapkan verifikasi wilayah berjalan dengan baik sesuai dengan konsep dan tujuan verifikasi wilayah. Saran dan kritik sangat dibutuhkan untuk perbaikan petunjuk pelaksanaan Verifikasi Wilayah.