• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kunjungan Wisatawan Gembira Loka Zoo Th Tahun Jumlah Wisatawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kunjungan Wisatawan Gembira Loka Zoo Th Tahun Jumlah Wisatawan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1Latar Belakang

Kebun Binatang Gembira Loka atau Gembira Loka Zoo adalah salah satu daya tarik wisata di Yogyakarta dengan jumlah kunjungan yang meningkat di setiap tahun, berikut adalah data kunjungan wisatawan Gembira Loka Zoo setiap tahunnya, yaitu:

Tabel 1. Data Kunjungan Wisatawan Gembira Loka Zoo Th. 2010 - 2014 Tahun Jumlah Wisatawan

2010 885.376

2011 1.198.900 2012 1.440.816 2013 1.547.516 2014 1.796.865

Sumber : Manajemen Pemasaran GLZoo (2014)

Tingkat kunjungan tersebut berawal dari datangnya wisatawan ke Yogyakarta sebagai sebuah kota wisata dengan destinasi wisata yang beragam dan mampu mendatangkan jumlah wisatawan yang tidak sedikit.

Gembira Loka Zoo atau yang lebih akrab disebut GLZoo merupakan satu-satunya destinasi wisata dengan objek kebun binatang di Yogyakarta.1

1

(2)

Destinasi ini berbeda dengan destinasi atau daya tarik wisata lainnya yang dimiliki Kota Yogyakarta, seperti destinasi dengan objek wisata budaya, wisata alam, wisata konvensi atau MICE (Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition) ataupun wisata minat khusus. Menurut Marsono (2008), kebun binatang dapat digolongkan dalam wisata fauna yang termasuk ke dalam jenis wisata alam, namun GLZoo berbeda dengan kebun binatang lainnya. Konsep kebun raya kebun binatang (KRKB) ini menjadikan GLZoo sebagai tempat wisata yang menarik.

GLZoo menawarkan objek kebun raya kebun binatang yang dapat menjadi tempat rekreasi berwawasan lingkungan yang kreatif, menarik, dan edukatif. Selain itu, GLZoo melakukan pelestarian tumbuhan dan satwa dengan menyesuaikan satwa dan habitatnya. GLZoo juga sering digunakan sebagai pusat penelitian dan sarana pendidikan tentang satwa kepada para wisatawan. Atraksi wisata yang berbeda dengan destinasi lainnya membuat GLZoo banyak dikunjungi wisatawan.

Selain atraksi wisata yang berbeda dengan destinasi lainnya, tingkat kunjungan GLZoo yang meningkat merupakan hasil dari upaya manajemen GLZoo dalam mempromosikan destinasi wisatanya. GLZoo sempat mengalami krisis dan kunjungan wisatawan menurun di tahun 2008. Namun manajemen GLZoo kini telah memiliki strategi promosi untuk mendatangkan wisatawan, berbagai promosi pun telah dilakukan oleh pihak manajemen. Salah satu bentuk promosi yang dilakukan GLZoo adalah melalui media iklan.

(3)

Media iklan bisa dikatakan sebagai bentuk promosi yang paling meminimalkan sumber daya manusia (SDM) dalam prosesnya. GLZoo menggunakan iklan sebagai bentuk komunikasi kepada wisatawan secara tidakangsung. Hal ini dilakuan agar dapat menjangkau seluruh masyarakat yang ada meskipun dengan tenaga SDM pemasaran GLZoo yang terbatas. Selain melalui taksi, media iklan juga dilakukan melalui internet baik website ataupun media sosial, surat kabar harian hingga pembuatan baliho, brosur, dan leaflet.

Keberagaman media iklan untuk memperkenalkan GLZoo ke masyarakat luas adalah sebagai bentuk usaha pengembangan destinasi wisata ini yang merupakan daerah tujuan pariwisata. Dengan media iklan yang tepat diharapkan mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang datang. Tingkat kunjungan yang meningkat atau menurun merupakan gambaran keberhasilan suatu destinasi wisatasebagai gambaran dari hasil pengembangan suatu destinasi wisata dan juga dapat didasari dari media iklan yang telah dilakukan oleh suatu destinasi wisata. Untuk mengetahui sejauh apakah keberhasilan media iklan di mata wisatawan, dapat dilihat melalui pandangan atau persepsi wisatawan.

Berdasarkan persepsi tersebut akan dapat dilihat bagaimana tingkat efektivitas media iklan dalam memperkenalkan GLZoo kepada wisatawan. Apakah pemilihan suatu media iklan yang informatif dan persuasif, mampu mendatangkan wisatawan, atau media iklan tersebut tidak terlalu membawa dampak yang signifikan.

(4)

1.2Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini akan dirumuskan beberapa masalah, meliputi : 1. Apa saja bentuk media iklan yang dilakukan oleh Gembira Loka Zoo? 2. Bagaimana persepsi wisatawan terhadap media promosi khususnya iklan

di Gembira Loka Zoo?

1.3Batasan Masalah

Penelitian ini akan dibatasi lingkup permasalahannya yaitu meneliti bagaimana tingkat efektivitas media iklan yang dilakukan oleh manajemen GLZoo dengan melibatkan responden yaitu para wisatawan domestik. Selain itu, batasan penilaian efektivitas media iklan hanya pada penilaian menurut persepsi wisatawan bukan termasuk efektivitas biaya media iklan GLZoo.

1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dari penelitian ini, maka terbentuk beberapa tujuan dari penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimana bentuk media iklan yang telah dilakukan oleh pihak GLZoo.

2. Untuk mengetahui tingkat efektivitas media iklan GLZoo menurut persepsi wisatawan.

(5)

1.5Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi ilmu pariwisata khususnya pada bidang pemasaran pariwisata.

2. Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi ilmu pariwisata dalam lingkup psikologi wisatawan.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Penelitian ini akan menjadi bahan acuan keberhasilan manajemen pemasaran GLZoo dalam mempromosikan destinasinya melalui iklan dan menjadi pandangan perencanaan strategi pemasaran untuk kedepannya.

2. Penelitian ini akan menjadi bahan pertimbangan bagi manajemen pemasaran GLZoo mengenai persepsi wisatawan terhadap media iklan yang telah dilaksanakan selama ini.

1.6Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa penelitian acuan sebagai tinjauan pustaka dan penelitian sebelumnya memiliki relevansi dengan judul yang diangkat, yaitu “Menilai Efektivitas Media Iklan

Gembira Loka Zoo melalui Persepsi Para Wisatawan”.

Penelitian yang berkaitan dengan nilai efektivitas media promosi adalah “Kajian Efektivitas Strategi Pemasaran Hotel Melia Purosani”

(6)

merupakan bauran pemasaran mampu menarik konsumen untuk mengambil keputusan menginap di hotel. Strategi promosi yang dilakukan manajemen hotel berhasil memberikan informasi yang persuasif dan telah efektif dilihat dari tingkat hunian yang melampaui target sebesar 50%. Selain strategi promosi yang efektif, faktor pendukung lainnya adalah strategi penetapan harga, produk, dan lokasi yang memberi kemudahan.

Salah satu penelitian mengenai strategi pemasaran juga dilakukan dengan judul “Strategi Pemasaran untuk meningkatkan Jumlah Kunjungan

pada Objek Wisata Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka di Kota Yogyakarta” (Fitryana, 2014). Penelitian ini berkesimpulan bahwa objek

penelitian berada dalam situasi yang memiliki peluang dan kekuatan. Kekuatan dilihat dari kualitas produk, penyediaan fasilitas, efektivitas promosi, hingga permodalan. Jumlah kunjungan yang meningkat pada objek wisata tersebut diduga salah satunya dipengaruhi oleh strategi pemasaran yang dilakukan oleh pihak manajemen.

Penelitian lain yang berkaitan dengan nilai efektivitas media promosi destinasi berdasarkan persepsi wisatawan adalah “Persepsi Wisatawan

Domestik terhadap Efektivitas Strategi Promosi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta” (Fatikha, 2014). Penelitian ini berkesimpulan bahwa strategi

promosi yang dilakukan oleh pihak Museum Benteng Vredeburg menurut persepsi wisatawan lokal sudah cukup efektif dan target kunjungan wisatawan lokal pada tahun 2013 sudah melampaui target. Hal ini bukan disebabkan oleh strategi promosi yang dilakukan, melainkan karena citra destinasi yang dapat

(7)

diterima masyarakat secara luas. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data melalui kuesioner dan hasil menunjukkan 31 orang dari 100 responden mengetahui destinasi tersebut melalui informasi dari teman, serta informasi yang didapat sudah sesuai dengan produk wisata yang ada baik daya tarik, fasilitas, ataupun pelayanan.

Tim Puslitbang Kepariwisataan, Badan Pengembangan Sumber Daya Budaya Pariwisata, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata juga meneliti tentang persepsi wisatawan, dengan judul “Persepsi Wisatawan terhadap Rasa Aman Berkunjung ke Indonesia”. Penelitian ini menggunakan metode survey

dengan menyebar kuesioner dan melakukan wawancara mendalam kepada para wisatawan. Penelitian ini merumuskan lima permasalahan, salah satunya adalah persepsi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia selama tahun 2006. Hasil dari responden adalah persepsi yang cukup positif, tingkat rasa aman yang relatif berbeda-beda dari satu daerah ke daerah lain dan satu situasi ke situasi lainnya. Mereka tetap mengunjungi Indonesia meskipun pemerintahan negara asalnya mengeluarkan travel warning. Penelitian tersebut juga memberi rekomendasi tentang keamanan yang disebabkan gangguan pedagang dan masyarakat lapisan bawah.

1.7Landasan Teori

Promosi adalah suatu proses bagaimana suatu perusahaan menyampaikan informasi kepada target pasar tentang hal-hal yang berhubungan dengan produknya seperti harga, secara persuasif supaya target

(8)

pasar melakukan pembelian (Yoeti, 2003: 34). Promosi bertanggungjawab untuk meningkatkan kepuasan dan berusaha untuk mendapatkan sebanyak mungkin orang yang mencoba produk tersebut sehingga merasa puas dan juga sebagai salah satu teknik yang berhasil menerobos selera dan keinginan seseorang sehingga ia terpengaruh (Wahab, 1989: 155).

Promosi sebagai salah satu unsur dalam bauran pemasaran atau lebih dikenal dengan sebutan marketing mix. Menurut Borden (via Yoeti, 2003: 31), bauran pemasaran merupakan penggabungan unsur-unsur yang dianggap perlu sehingga dapat menarik calon pelanggan untuk melakukan pembelian, meliputi Four P’s yaitu product, price, place, dan promotion. Tujuan dari promosi adalah :

1. Memperkenalkan jasa dan produk yang dihasilkan industri pariwisata, 2. Memberi kesan daya tarik yang kuat dengan harapan orang akan

banyak datang untuk bekunjung dan membeli,

3. Menyampaikan pesan yang menarik dan jujur untuk menciptakan harapan yang tinggi (Yoeti, 1996: 52)

Dalam Mill dan Morrison (1995) disebutkan bahwa bauran promosi meliputi iklan, penjualan tatap muka, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan merchandising (barang dagangan). Berikut adalah kegiatan dan contoh alat promosi yang penulis simpulkan menjadi:

(9)

Tabel 2. Kegiatan dan Contoh Alat Bauran Promosi

Jenis Promosi Kegiatan dan Contoh Alat promosi

Advertising (Iklan)

Media cetak (contoh: koran, majalah) Media Elektronik (contoh: televisi, radio) Luar Ruang Personal Selling (Penjualan Tatap Muka) Surat Telepon

Katalog ditujukan untuk pelanggan

Sales Promotion (Promosi Penjualan) Produk Sampel Kupon Bingkisan

Penghargaan atas kesetiaan

Peragaan di tempat penjualan (contoh: pameran, demo) Kontes Undian Permainan Public Relations (Hubungan Masyarakat) Hubungan Pers

Publisitas Produk (contoh: festival) Surat Berita Perusahaan

Pelobian Penyuluhan Merchandising (Barang Dagangan) Foto Poster

Barang yang dipamerkan

Sumber : Mill dan Morrison (2009) dan Kotler (2002)

Penelitian ini akan membahas media iklan GLZoo. Iklan (advertising) adalah salah satu strategi pemasaran untuk mempengaruhi atau membujuk supaya calon pelanggan ingin membeli produk yang ditawarkan. Fungsinya dalam promosi adalah memberitahu calon konsumen tentang produk

(informative promotion), mengajak untuk membeli (persuasive promotion),

(10)

(Mill dan Morrison, 2009: 200). Iklan memiliki pesan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Berikut adalah beberapa petunjuk bagaimana cara menyampaikan pesan dalam iklan, yaitu:

1. Jangan sampai membingungkan orang yang membaca iklan tersebut seperti menggunakan istilah yang tidak dimengerti orang banyak. Penggunaan bahasa keseharian akan lebih baik,

2. Iklan mempergunakan pernyataan atau slogan popular yang membuat pembaca tertarik seperti menampilkan logo yang eye catching (menarik untuk dilihat),

3. Pesan yang tidak overload (berlebihan) (Yoeti, 1996: 291).

Iklan mampu mendatangkan wisatawan sehingga dapat dinilai tingkat efektivitasnya. Efektivitas adalah komunikasi yang dilancarkan sehingga menimbulkan efek pada komunikan atau penerima pesan, sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai (Effendy, 1989: 113). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, efektivitas berkata dasar efektif dengan arti, ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); manjur atau mujarab (obat); dapat membawa hasil; berhasil guna (usaha, tindakan); mangkus; mulai berlaku (undang-undang, peraturan).2

Penilaian tingkat efektivitas media periklanan GLZoo akan diketahui melalui persepsi wisatawan yang datang. Persepsi adalah suatu hasil dari sebuah proses kognitif yang menghasilkan suatu gambaran unik tentang kenyataan dan dapat berbeda dengan kenyataan sebenarnya (Krecht, 1992 via

2

(11)

Tim Pusat Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan 2006: 31). Dalam hal ini, wisatawan akan memberikan pandangannya mengenai media periklanan GLZoo dan mereka dapat mempunyai gambaran mengenai suatu citra daerah tujuan wisata sekalipun belum pernah mengunjungi daerah tersebut karena mereka memperoleh banyak informasi dari berbagai promosi yang disebarkan. Persepsi wisatawan sebelum datang ke destinasi tujuan dapat terlihat cukup baik dan persepsi tersebut bertambah baik setelah melihat sendiri keadaan dari daya tarik wisatanya (Pearce 1982, 1988 via Tim Pusat Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan 2006: 104).

Melalui persepsi wisatawan akan diketahui apakah media iklan tersebut dapat dikatakan suatu hal yang informatif, pesan dari media tersebut dapat tersampaikan, dan apakah sudah mengajak mereka yang melihat media promosi tersebut untuk mengunjungi GLZoo atau tidak. Pada dasarnya, seorang wisatawan memilih suatu DTW (Daya Tarik Wisata) sebagai tempat berlibur karena didorong oleh sejumlah harapan (Pitana, 2005: 76). Ketika harapan sesuai dengan kenyataan akan didapatkan kunjungan berulang dari wisatawan. Kunjungan ulang akan memberi rasa yakin dalam diri wisatawan terhadap suatu DTW karena sudah memiliki pengalaman sebelumnya dan bukan sekedar pengetahuan saja (Tim Pusat Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan 2006: 104).

(12)

1.8Metode Penelitian

1.8.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini dibutuhkan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan dan diolah secara langsung dari sumbernya oleh peneliti dan data sekunder adalah data yang didapatkan dari data yang telah diolah pihak lain (Kusmayadi, 2004: 72). Data sekunder diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada seperti buku, jurnal, laporan, artikel, ataupun website. Data yang diperlukan dari GLZoo seperti profil, macam DTW, sistem pemasaran GLZoo, media promosi yang telah diterapkan, hingga jumlah sumber daya manusia (SDM) dan kunjungan wisatawan sebagai pelengkap data.

Teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yaitu: a. Observasi

Observasi sebagai kegiatan pengamatan dimana peneliti terjun langsung ke lapangan. Lokasi dilakukannya observasi adalah GLZoo yang merupakan objek penelitian ini. Hal yang diamati seperti produk wisata yang ditawarkan, fasilitas pendukung, hingga aktivitas wisatawan di GLZoo. Observasi ini dilakukan beberapa hari untuk melihat perbedaan situasi dan kondisi antara satu hari dengan hari lainnya. Pengamatan dilakukan berulang untuk mendapatkan data yang lebih beragam.

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya

(13)

atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang disebut interview guide (panduan wawancara) (Nazir, 1989: 193-194). Panduan wawancara ini digunakan peneliti agar memudahkannya dalam bertanya dengan para responden.

Responden yang dipilih adalah para pelaku wisata seperti para pegawai GLZoo dan para wisatawan. Secara garis besar, pertanyaan yang akan ditanyakan kepada majemen pemasaran selaku pegawai GLZoo seperti bentuk media promosi yang telah dilakukan serta sasaran dan target dari pihak GLZoo tentang kunjungan wisatawan. Data mengenai kepegawaian atau sumber daya manusia yang berperan di GLZoo juga akan menjadi pelengkap data dalam penelitian ini. Wisatawan juga dijadikan responden dengan pertanyaan lebih informal guna pelengkap data dari penelitian ini.

c. Survey

Dalam teknik pengambilan data dengan metode survey, peneliti akan menggunakan kuesioner yang ditujukan untuk wisatawan GLZoo. Penulis akan menyebarkan kuesioner kepada para pengunjung yang sedang dan atau pernah mengunjungi GLZoo. Kuesioner adalah suatu daftar pertanyaan yang dirangkai dengan membahas sesuatu permasalahan yang akan diteliti (Narbuco dan Achmadi, 2003: 76). Para wisatawan akan menjawab pertanyaan mengenai efektivitas media iklan GLZoo dan mereka akan memberikan pandangan atau persepsinya. Persepsi tersebutlah yang akan dijadikan dasar untuk menilai apakah media iklan tersebut efektif atau tidak.

(14)

Menurut prosedurnya, penelitian ini menggunakan angket langsung yaitu angket yang ditujukan kepada dan dijawab oleh responden. Sedangkan menurut jenis penyusunan itemnya, peneliti akan menggunakan angket tipe isian yaitu angket tertutup. Angket tertutup yaitu angket yang mewajibkan responden memilih jawaban yang telah disediakan oleh peneliti (Narbuco dan Achmadi, 2003: 25). Responden akan diberikan beberapa pernyataan dan mereka diminta memilih jawaban secara objektif dengan pilihan yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, atau sangat setuju.

Dalam metode survey akan ada komponen populasi dan sampel. Populasi adalah keseluruhan wisatawan yang telah datang di GLZoo baik itu perorangan ataupun rombongan. Sedangkan sampel adalah sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian. Individu yang akan dijadikan objek penelitian ini yaitu para wisatawan GLZoo. Sampel yang baik adalah sampel yang mewakili populasi atau bersifat representatif sehingga dapat menggambarkan keadaan populasi secara maksimal (Narbuco dan Achmadi, 2003: 107).

Penelitian ini akan menggunakan teknik Nonprobability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini menggunakan jenis purposive sampling yaitu pemilihan sampel dengan didasari pertimbangan para peneliti. Pertimbangan pemilihan sampel yaitu berdasarkan kriteria seperti:

(15)

1. Wisatawan yang sedang mengunjungi GLZoo dalam kurun waktu peneliti menyebar kuesioner yaitu selama 6 hari

2. Wisatawan perorangan (individu) tanpa terlibat dalam suatu rombongan 3. Beberapa wisatawan yang mewakili suatu rombongan. Hal ini

dipertimbangkan untuk menghindari keseragaman jawaban dari kuesioner yang peneliti sebar.

Jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat ditetapkan dengan menggunakan formula yang telah dikembangkan oleh Slovin (Kusmayadi, 2000: 74) sebagai berikut :

2 ) e ( N 1 N n  

n = ukuran sampel yang dibutuhkan N = ukuran populasinya

E = margin error yang diperkenankan (5%-10%)

Ukuran populasi yang digunakan peneliti adalah jumlah kunjungan wisatawan tahun 2013 sebesar 1.547.516 orang. Margin error yang digunakan peneliti adalah 10% dan akan didapat jumlah ukuran sampel yang dibutuhkan sebesar :

2 %) 10 ( 516 . 547 . 1 1 516 . 547 . 1 n   2 ) 1 , 0 ( 516 . 547 . 1 1 516 . 547 . 1   ) 01 , 0 ( 516 . 547 . 1 1 516 . 547 . 1   16 , 476 . 15 516 . 547 . 1 

(16)

= 99,99

= 100

Berdasarkan perhitungan dibutuhkan minimal 100 sampel dalam penelitian ini sehingga akan pula digunakan kuesioner sebesar jumlah yang sama.

Peneliti akan menyebar kuesioner sebesar 150 lembar melebihi jumlah minimal sampel yang dihitung berdasarkan rumus Slovin. Jumlah kuesioner yang melebihi perhitungan dipergunakan sebagai bentuk antisipasi peneliti dari rusak atau kesalahan pengisian kuesioner oleh responden. Kuesioner disebar selama 6 hari dalam waktu kurang lebih 2,5 jam perharinya dengan mempertimbangkan keterbatasan peneliti.

d. Studi Pustaka

Studi pustaka digunakan oleh peneliti sebagai referensi bacaan untuk membuat dan menulis sebuah penelitian. Referensi diperoleh dari buku-buku yang berhubungan dengan kepariwisataan dan memiliki keterkaitan dengan tema penelitian, seperti buku panduan mengenai industri pariwisata, pemasaran, promosi, media iklan, dan sosiologi pariwisata yang digunakan sebagai landasan teori dalam penelitian. Selain itu, referensi dan data didapat dari pihak kedua atau disebut data sekunder. Data sekunder pada penelitian ini seperti data kunjungan wisatawan dan data kepegawaian GLZoo. Data sekunder lainnya juga didapat dari laman internet seperti website resmi dan situs media sosial GLZoo. Selain itu, data berupa desain media iklan dan kliping yang dilakukan manajemen GLZoo juga dapat disebut data sekunder.

(17)

1.8.2 Metode Analisis Data

Metode penelitian ini akan menggunakan penelitian deskriptif-kuantitatif. Penelitian deskriptif akan menggambarkan lengkap keadaan GLZoo seperti sejarah, fasilitas, produk wisata yang ditawarkan hingga harga tiket masuk destinasi. Penelitian ini juga akan mendeskripsikan sejumlah informasi mengenai pemasaran dan media promosi yang telah dilakukan pihak manajemen, termasuk periklanan mengenai GLZoo. Data diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara pada pihak manajemen.

Penelitian kuantitatif digunakan agar menemukan angka yang dominan dari data yang ditemukan. Data berasal dari sampel orang yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan dan pernyataan didalam kuesioner yang telah peneliti sebar. Kuesioner tersebut terdiri atas dua buah pertanyaan mengenai media iklan GLZoo, para wisatawan diminta menjawab dan akan ditemukan data yang paling dominan. Data yang dominan merupakan media promosi yang paling banyak dipilih oleh wisatawan. Selain itu, ada tujuh buah pernyataan yang harus wisatawan pilih dengan jawaban antara sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, ataupun sangat tidak setuju. Jawaban tersebut menggunakan skala Likert yang mempunyai gradasi skor dari sangat positif sampai sangat negatif dan peneliti memberi skor pada setiap jawaban, yaitu:

5 = sangat setuju 4 = setuju

3 = ragu-ragu 2 = tidak setuju

(18)

1 = sangat tidak setuju

Sebelum kuesioner disebar, dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap pertanyaan pada kuesioner. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner sedangkan uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan memiliki hubungan dengan apa yang akan diteliti dan dapat dilihat dari jawaban setiap responden dalam setiap variabel. Kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban responden dapat stabil dalam setiap variabel meskipun dilakukan penelitian di waktu yang berbeda. Penghitungan data dalam penelitian ini akan menggunakan software SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha (α) > 0,70 (Nunnally, 1994 via Ghozali, 2011: 47-48).

Setelah kuesioner disebar, peneliti akan mendapatkan total skor dari setiap jawaban responden, langkah selanjutnya adalah mengolahan data yang dilakukan dalam tiga tahap, yaitu:

1. Pengujian asumsi dengan tes run, apakah sampel yang dipilih peneliti merupakan suatu sampel yang acak atau tidak meskipun dikarenakan keterbatasan peneliti dalam proses pengambilan data maka pemilihan sampel ditetapkan berdasarkan kriteria sampel yang telah peneliti tentukan sebelumnya. Asumsi merupakan kondisi parametris yang memungkinkan hasil pengolahan data digeneralisir pada populasinya (Purwanto, 2011: 141).

(19)

2. Pengujian asumsi selanjutnya adalah uji normalitas data. Setelah sampel dinyatakan bersifat acak, dilakukan pengujian normalitas data dengan uji Chi kuadrat (χ2

) untuk mengetahui sampel dapat digeneralisasikan atas populasi atau tidak.

3. Pengujian terakhir adalah uji hipotesis penelitian deskriptif yang dilakukan setelah mengetahui sampel dapat digeneralisasikan atas populasi atau tidak. Jika hasil uji asumsi terpenuhi, berdasarkan tes run dan uji normalitas data, maka uji hipotesis menggunakan statistika parametrik atau statistik yang dapat diperluas kesimpulannya untuk populasi karena sampel menunjukkan sifat yang sama dengan populasi. Begitu sebaliknya, jika hasil uji asumsi tidak terpenuhi dan sampel tidak dapat digeneralisasikan maka akan digunakan uji hipotesis menggunakan statistika nonparametrik yang tidak dapat diperluas kesimpulannya untuk populasi dan akan berlaku untuk sampel yang terpilih saja (Purwanto, 2011:

7-8).

Gambar 1. Alur Pengolahan Data Kuesioner

Data Kuesioner Uji Reliabilita s Data Tes Run Uji Validitas Data Uji Hipotesis Uji Normalitas Data(Chi Kuadrat) Hasil Uji Asumsi

(20)

1.9Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran menggambarkan pemikiran penulis tentang permasalahan yang ingin diungkapkan dalam penelitian ini. Sebagaimana dengan tujuan awal, penelitian ini dimaksukan untuk mengetahui efektivitas media iklan GLZoo melalui persepsi para wisatawan.

Manajemen GLZoo membagi jenis promosinya menjadi tiga media, yaitu offline, online, dan relationship. Hal tersebut menjadi bauran promosi bagi GLZoo dan peneliti melakukan pembahasan dimulai dari penjabaran apa saja yang termasuk media iklan dari bauran promosi tersebut berdasarkan landasan teori yang telah ditentukan, yaitu media iklan yang meliputi media cetak, media elektronik, dan luar ruang. Analisis pada setiap media iklan GLZoo dilakukan apakah suatu media yang cukup informatif atau tidak, cukup menarik atau tidak, dan sebagainya.

Langkah selanjutnya adalah analisis identitas responden dan dua pertanyaan pada kuesioner yaitu tentang media iklan GLZoo yang diketahui oleh wisatawan dan media iklan yang paling membuat wisatawan tertarik mengunjungi GLZoo. Analisis tersebut dilihat berdasarkan jawaban responden yang disimpulkan. Langkah terakhir adalah menilai efektivitas media iklan yang paling membuat wisatawan tertarik mengunjungi GLZoo berdasarkan pilihan terbanyak dari responden. Selain itu, peneliti menilai efektivitas media iklan yang paling reliabel dan valid berdasarkan pernyataan di kuesioner.

(21)

Kesimpulan penelitian ini akan menilai efektivitas dari dua media iklan GLZoo yang terpilih berdasarkan pengolahan data sebelumnya.

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

Aplikasi teori bauran promosi

1.10 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan akhir ini dikemukakan dalam bentuk bab masing-masing, yaitu sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Gambaran umum mengenai Gembira Loka Zoo, seperti sejarah, profil PT BAT, SDM GLZoo, produk industri pariwisata GLZoo, harga tiket dan media promosiGLZoo.

Jenis Media

Promosi GLZoo

online Offline Relationship

Bauran Promosi Periklanan Hubungan Masyarakat Pemasaran Langsung Promosi Penjualan Kuesioner Pengolahan Data Efektif/ tidak Merchandising

(22)

Bab III : Pembahasan mengenai media iklan Gembira Loka Zoo dan efektivitas media iklan tersebut menurut persepsi wisatawan.

Gambar

Tabel 1. Data Kunjungan Wisatawan Gembira Loka Zoo Th. 2010 - 2014
Tabel 2. Kegiatan dan Contoh Alat Bauran Promosi
Gambar 1. Alur Pengolahan Data Kuesioner
Gambar 2. Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

event tersebut, sebagai Duta wisata kita dituntut untuk dapat memperkenalkan potensi wisata kota Palembang secara langsung kepada calon wisatawan?. Dan reaksi yang

Untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan maka Pemerintah Kabupaten Mojokerto perlu memperbanyak aktivitas- aktivitas di obyek-obyek wisata yang dapat menambah

Berdasarkan dari hasil analisis Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan, Obyek Wisata, dan Pendapatan Perkapita tehadap Penerimaan Sektor Pariwisata di Kabupaten Kudus diketahui

Tidak jauh be da dengan penelitia n yang di atas, pe nelitian yang ditulis ole h Noviar (2000) dengan judul “E valua si Strategi Pem asaran Hotel Jaya karta

Skripsi ini disusun untuk memperoleh temuan mengenai gambaran pengembangan produk wisata dan tingkat kunjungan wisatawan di destinasi pariwisata Pantai Pangandaran,

Artinya semua dimensi pada komponen destinasi wisata secara silmutan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap variabel Y (Minat kunjungan wisatawan) dan hasil

Berdasarkan dari hasil analisis Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan, Obyek Wisata, dan Pendapatan Perkapita tehadap Penerimaan Sektor Pariwisata di Kabupaten Kudus diketahui

Definisi wisata minat khusus sendiri menurut Read (1980) dalam laporan akhir Studi Wisata Dirgantara (2014) adalah suatu bentuk perjalanan wisata yang dilakukan atas dasar minat