• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPOSISI FITOPLANKTON DI BATANG KANDIS KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMPOSISI FITOPLANKTON DI BATANG KANDIS KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

KOMPOSISI FITOPLANKTON DI BATANG KANDIS KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG

Anisa Eriska Yusada1, Abizar2, Elza Safitri2

1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2

Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

anisaeriskayusada@gmail.com

ABSTRACT

Phytoplankton is a living micro-organism such floating in the water and capable of photosynthesis. In the process of photosynthesis phytoplankton requires light of the sun. Phytoplankton can be as bioindikator of water quality. Batang kandis is a river in Koto Tangah districh padang city. A round Batang Kandis river there is a rubber company, where the rubbish of production rest which throwed to the river. The rubbish of the rubber in cluded ammonia, nitrate and nitrite. If the rubbish throwed to the river, will influence phytoplankton that life in the river. This study aims to determine the genus and composition of phytoplankton which contained in Batang Kandis Kecamatan Koto Tangah Padang City. This research has been conducted in June 2017 in Batang Kandis Kecamatan Koto Tangah Padang City. This research was conducted by descriptive survey method. Sampling technique that in this research used is purposive sampling based on condition of each different station. Station I was located in forest area and station II on rubber throwed, station III disposal house and agricultural waste. The results showed the composition of phytoplankton found as many as 30 genus that include to 4 divisio, 10 order and 14 familia. Phytoplankton are classified into 4 divisio namely Chlorophyta, Chrysophyta, Cyanophyta, Euglenophyta. The highest density found at station I was 71.01 ind / l. The lowest density at station II is 49.51 ind / l. The highest frequency was found in station III that was 16,66 and the lowest frequency was found at station I that is 11. The highest diversity index was found in station II that was 2,1833 and the lowest was at station I that was 1.6435 which was included in the criteria of mildly polluted water. The highest similarity index was found at stations II and III of 80 % and the lowest at stations I and II of 57,9 % which was a structure and habitat that can be said to be similar. The physical chemical condition of Kandis Water was still in optimal range for phytoplankton life

Keywords: Phytoplankton, Batang Kandis

PENDAHULUAN

Sungai merupakan sumber daya alam yang dibutuhkan bagi kehidupan makhluk

hidup untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya. Menurut Sanim (2011) Sungai merupakan suatu badan air yang mengalir kesatu arah dan menjadi habitat bagi biota akuantik. Organisme yang terdapat di sungai di antaranya tumbuhan air, ikan, perifiton, bentos, nekton, neuston dan plankton. Plankton

merupakan organisme yang terapung atau melayang di dalam air, kemampuan geraknya sangat terbatas hingga organisme tersebut mudah dibawah oleh arus. Plankton dapat dibagi menjadi dua golongan utama yakni fitoplankton dan zooplankton (Nontji, 1993). Fitoplankton mempunyai peranan penting dalam ekosistem perairan dan menjadi produsen primer. Keberadaan fitoplankon sebagai bioindikator yaitu adanya perubahan

(2)

2 lingkungan perairan yang disebabkan ketidak seimbangan suatu ekosistem akibat pencemaran.

Batang Kandis merupakan sungai yang terletak di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Pada aliran Batang Kandis terdapatnya industri karet, dimana limbah hasil sisa pengolahan yang telah dilakukan di buang ke aliran sungai. Limbah karet merupakan hasil pencucian karet dan sebagai pendingin mesin. Limbah karet mengandung Amoniak, nitrat dan nitrit sehingga mempengaruhi kualitas air tersebut (Zulkifli dan Anwar, 1994 dalam Fadil, 2013). Amoniak merupakan kandungan limbah cair karet yang bersifat toksik di perairan. Jika kadar amoniak lebih dari 0,2 mg/liter maka akan bersifat toksik terhadap biota akuantik (Effendi, 2013). Keadaan tersebut berpeluang untuk terjadinya perubahan kondisi fisika kimia air Batang Kandis menjadi keruh dan berwarna. Akibat dari aktifitas tersebut, proses fotosintesis yang terjadi di dalam air akan terganggu dan jumlah oksigen terlarut dalam air juga akan berkurang.

Berdasarkan latar belakang maka tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Genus fitoplankton yang terdapat di Batang Kandis Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

2. Komposisi fitoplankton yang terdapat di Batang Kandis Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

3. Kondisi fisika kimia air di Batang Kandis Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juni 2017 di Batang Kandis Kecamatan Koto Tangah. Identifikasi sampel dilakukan di Laboratorium STKIP PGRI Sumatera Barat dan pengukuran kondisi fisika kimia air dilakukan di lapangan dan di laboratorium UPTD Balai Kesehatan Gunung Pangilun Padang. Penelitian ini dilakukan dengan survey deskriptif dengan menggunkan teknik purposive sampling dengan menetapkan tiga stasiun penelitian.

Pegambilan sampel fitoplankton dilakukan pada pukul 09-00 WIB sampai 14.00 WIB dengan menetapkan 3 stasiun. Pada masing-masing stasiun diambil 3 titik pengambilan sampel. Dengan cara pengambilan air sebanyak 100 liter dengan menggunakan ember bervolume 10 liter sebanyak 10 kali pengulangan, kemudian air disaring dengan menggunakan net plankton nomor 25. Selanjutnya sampel air yang tersaring diambil sebanyak 25 ml dan dimasukan ke dalam botol sampel ukuran 30 ml dan di teteskan sebanyak 3-5 tetes larutan formalin 4 %, kemudian ditutup dan diberi isolasi serta label sesuai dengan titik pengambilan sampel. Setelah itu sampel tersebut dibawa ke laboratorium Botani STKIP PGRI Sumatera Barat untuk di identifikasi. Fitoplankton yang telah

(3)

3 ditemukan langsung dikelompokan sampai tingkat genus dengan berpedoman kepada buku acuan dengan membandingkan deskripsi atau ciri-ciri sampel dengan gambar yang ada di dalam buku acuan sebagai berikut: Planktonologi (Sachlan,1974), Algae of the Western Great Lakes Area (Prescott,1975) dan Watanabe (1977), Watanabe dan Usman (1987), Krammer and Lange-Bertalot (1988, 1991), Round (1990), Kehidupan dalam setetes air dan beberapa parasit pada manusia (Djuhanda, 1980).

Parameter

Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah:

1. Menghitung kerapatan (K), kerapatan relatif (KR), frekuensi (F), frekuensi

relatif (FR), indeks diversitas dan indeks similaritas.

2. Pengukuran suhu, kecepatan arus, pH, DO, CO2 bebas, TSS dan Amoniak.

Analisis Data

Kerapatan dihitung dengan rumus (Micheal, 1994), Kerapatan relatif, frekuensi dan frekuensi relatif menggunakan rumus (Suin, 2002), indeks similaritas menggunakan rumus (Odum, 1998) dan indeks diversitas menggunakan rumus (Fachrul, 2007).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari penelitian yang telah dilakukan tentang Komposisi Fitoplankton di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang di dapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 2. Komposisi Fitoplankton Yang Ditemukan di Batang Kandis Kecamatan Koto Tangah Kota Padang

No. Divisi dan Genus

Stasiun I Stasiun II Stasiun III

K KR F FR Pi lnPi K KR F FR Pi lnPi K KR F FR Pi lnPi

Chlorophyta 1. Desmidium 1,67 2,35% 1 9,09% -0,0878 1 2,02% 1 6,67% -0,0788 4,17 6,09% 1 6,82% -0,1704 2. Closterium 0,42 0,59% 1 9,09% -0,0298 0,58 1,17% 0,67 4,47% -0,0516 0,58 0,85% 1 6,82% -0,0405 3. Spirogyra 14,25 20,06% 1 9,09% -0,3223 0,5 1,01% 0,67 4,47% -0,0464 0 0 0 0 0 4. Pandorina 0 0 0 0 0 2,67 5,39% 1 6,67% -0,1572 12,58 18,39% 1 6,82% -0,3114 5. Pediastrum 0 0 0 0 0 0,42 0,84% 0,67 4,47% -0,0401 9,42 13,77% 1 6,82% -0,2729 6. Scenedesmus 0 0 0 0 0 3,83 7,74% 1 6,67% 0,198 9,58 14,00% 1 6,82% -0,2752 7. Actinastrum 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,08 0,12% 0,33 2,25% -0,008 8. Staurodesmus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,17 0,25% 0,33 2,25% -0,0144 9. Staurastrum 0 0 0 0 0 0,08 0,16% 0,33 2,20% -0,0103 0,08 0,12% 0,33 2,25% -0,008 10. Tetraedron 0 0 0 0 0 0,08 0,16% 0,33 2,20% -0,0103 0,25 0,37% 0,33 2,25% -0,0202 11. Euastrum 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,92 1,34% 0,67 4,57% -0,0577 12. Cosmarium 0,08 0,11% 0,33 3% -0,0074 0 0 0 0 0 0,08 0,12% 0,33 2,25% -0,008 13. Xanthidium 0 0 0 0 0 1 2,02% 0,67 4,47% -0,0788 1,58 2,31% 1 6,82% -0,087 14. Gloeocytis 0 0 0 0 0 0,42 0,85% 0,67 4,47% -0,0401 0 0 0 0 0 15 Coelastrum 0 0 0 0 0 1,42 2,87% 0,67 4,47% -0,1016 0,33 0,48% 0,67 4,57% -0,0256 Chrysophyta 16. Navicula 9,75 13,73% 1 9,09% -0,2726 12,0 8 24,39% 1 6,67% -0,3442 7,25 10,59% 1 6.82 % -0,2377 17. Surirella 0,75 1,06% 1 9,09% -0,0478 0,18 0,36% 0,33 2,20% -0,0188 0,25 0,37% 0,67 4,57% -0,0202 18. Fragilaria 16,92 23,82% 1 9,09% -0,3417 0,18 0,36% 0,33 2,20% -0,0188 0,58 0,85% 0,67 4,57% -0,0405 19. Synedra 24,08 33,91% 1 9,09% -0,3367 1,33 2,69% 1 2,20% -0,0972 0,33 0,48% 0,67 4,57% -0,0256 20. Cymbella 1,58 2,22% 0,67 6,09% -0,0845 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21. Frustullia 0,18 0,25% 0,33 3% -0,0139 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 22. Gyrosigma 0 0 0 0 0 0,5 1,01% 0,33 2,20% -0,0464 0 0 0 0 0 23. Melosira 0 0 0 0 0 0,08 0,16% 0,33 2,20% -0,0103 0 0 0 0 0 24 Neidium 0,42 0,59% 0,67 6,09% -0,0298 0,67 1,35% 0,33 2,20% -0,0577 0,25 0,37% 0,33 2,25% -0,0202 Cyanophyta 25. Oscillatoria 0,25 0,35% 0,67 6,09% -0,0197 4,25 8,58% 1 6,67% -0,2107 0,75 1,09% 1 6,82% -0,0492 26. Spirulina 0,08 0,11% 0,33 3% -0,0074 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 27. Stigonema 0 0 0 0 0 0,08 0,16% 0,33 2,20% -0,0103 0 0 0 0 0 28 Microcytis 0 0 0 0 0 1,25 2,52% 0,67 4,47% -0,0927 1,5 2,19% 0,33 2,25% -0,0836 Euglenophyta 29 Euglena 0,08 0,11% 0,33 3% -0,0074 4,33 8,75% 1 6,67% -0,2131 0,67 0,98% 1 6,82% -0,0449 30. Phacus 0,5 0,70% 0,67 6,09 % -0,0347 12,5 8 25,41% 1 6,67% -0,2499 17 24,85% 1 6,82% -0,3459

(4)

4 Jumlah 71,01 99,96% 11 99,99 % -1,6435 49,5 1 99,97% 15,3 3 97,78% -2,1833 68,4 99,98% 15,6 6 99,98% -2,1671

Indeks diversitas (H’) -∑ Pi lnpi = 1,6435 -∑ Pi lnpi = 2,1833 -∑ Pi lnpi = 2,1671

Dari tabel 2. Diatas dapat dilihat komposisi fitoplankton yang terdapat di Batang Kandis Kecamatan Koto Tangah Kota Padang yaitu ditermukan 30 genus yang terdiri dari 4 divisio, 10 ordo dan 14 familia. Divisio yang paling mendominasi adalah Chlorophyta sebanyak 15 genus sedangkan genus yang paling sedikit ditemukan pada Euglenophyta 2 genus.

Divisio Chlorophyta merupakan plankton yang dapat bertahan pada berbagai kondisi perairan, sehingga dia mampu beradaptasi pada perairan yang tercemar. Menurut Prescott (1975) Chlorophyta merupakan salah satu kelompok alga yang terbesar dengan keanekaragaman jenis yang tinggi, kelimpahan besar, serta distribusi luas dan ditemui diperairan dengan berbagai kondisi perairan mulai dari perairan tawar sampai peraiaran laut, memiliki kandungan pigmen yang terdiri dari khlorofil a dan b, dan memiliki pigmen tambahan karotin serta sejumlah santofil.

Genus paling sedikit ditemukan pada divisio Euglenophyta sebanyak 2 genus yaitu Euglena dan Phacus dikarenakan banyaknya aktivitas masyarakat pada aliran sungai, dimana sungai digunakan sebagai tempat pembuangan limbah olahan dari industri karet dan limbah rumah potong. Menurut Sachlan (1974)

Euglenophyta merupakan fitoplankton yang lebih kurang 90 % hidup di dalam air tawar, dalam kolam dan tempat-tempat yang berlumpur dan terdapat sebagai organik matter.

Kerapatan plankton tertinggi ditemukan pada stasiun I sebanyak 71,01 ind/l. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang kaya unsur hara yang mendukung pertumbuhan fitoplankton. Hal ini diperkuat oleh kondisi fisika perairan yaitu DO perairan yang berkisar 7,56 mg/l. Hal ini disebabkan oleh proses fotosintesis yang dilakukan oleh fitoplankton, serta dipengaruhi oleh suhu lingkungan 23oC. Menurut Effendi (2003) Kelimpahan relatif tinggi menunjukan bahwa spesies jenis tersebut mampu menyesuaikan diri dengan lingkunganya ditandai perkembangbiakan dan pertumbuhan yang relatif cepat, kisaran suhu optimum bagi pertumbuhan fitoplankton diperairan adalah 20-30 oC. Kerapatan terendah terdapat pada stasiun II sebanyak 49,51 ind/l. Hal ini diduga dipengaruhi oleh rendahnya kadar DO berkisar 4,03 mg/l yang berarti air tercemar bahan organik yang lebih tinggi. Menurut Nita (2015) Penurunan oksigen terlarut dapat mengurangi efisiensi pengambilan oksigen bagi biota perairan

(5)

5 sehingga menurunkan kemampuannya untuk hidup normal.

Genus yang memiliki kerapatan yang paling tinggi ditemukan pada genus

Synedra yaitu besebesar 24,08 % ind/l.

Genus Synedra termasuk dalam divisio Chrysophyta yang hidup berbagai kondisi lingkungan. Menurut Sachlan (1974)

Synedra termasuk kelompok Classis

Bacillarophyceae lebih mudah beradaptasi dengan lingkungannya dan merupakan kelompok fitoplankton yang disenangi oleh ikan dan larva udang. Genus yang kerapatan yang terendah ditemukan pada genus Cosmarium, sebanyak 0,08 ind/l.

Cosmarium termasuk dalam divisio

Chlorophyta dimana dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang bersih dan tercemar.

Kerapatan relatif tertinggi ditemukan pada genus Synedra berkisar 33,91 %. Synedra merupakan diatom dominan di perairan tawar baik lotik maupun lentik. Menurut Soeprobowati (2010) dalam Samudra (2013). Synedra termasuk spesies toleran dan banyak di jumpai ekosistem sungai maupun danau dengan kandungan bahan organik yang tinggi.

Kerapatan relatif terendah ditemukan pada genus Cosmarium, Spirulina dan

Euglena berkisar 0,11 %. Genus

Cosmarium merupakan kelompok divisio

Chlorophyta yang hidup diperairan tawar

dan lebih menyukai perairan yang bersifat asam. Menurut Sachlan (1974) pH kecil dari 7 banyak terdapat pada familia Desmidaceae. Sedangkan Spirulina memiliki daya adaptasi tinggi yang mampu tumbuh dalam berbagai kondisi perairan misalnya dapat ditemukan diperairan dengan pH basa. Menurut Isnansetyo (1995) dalam Robi (2014) pH baik untuk pertumbuhan Spirulina berkisar antara 7,2-9,5.

Komposisi fitoplankton dapat dilihat dari indeks diversitas (H’) yang di dapatkan pada ketiga stasiun berbeda. Indeks diversitas fitoplankton berkisar 1,6435-2,1833. Hal ini di tandai bahwa Batang Kandis di kriteria air tercemar ringan. Indeks diversitas tertinggi dapat dijumpai pada stasiun II yaitu 2,1833. Menurut Odum (1998) semakin besar indeks keanekaragaman menunjukan kelimpahan yang hampir seragam dan merata antar spesies.

Tabel 4. Indeks Similaritas Komposisi Fitoplankton Di Batang Kandis Kecamatan Koto Tangah

Indeks Similaritas

Sorresen

Stasiun I Stasiun II Stasiun III

Stasiun I - - -

Stasiun II 57,9 % - -

Stasiun III 59,5 % 80 % -

Pada Tabel 4. Dapat dilihat dari hasil Indeks Similaritas fitoplankton di Batang Kandis Kecamatan Koto Tangah Kota Padang berkisar antara 57- 80 %.

(6)

6 Indeks Similaritas pada stasiun I dan II yaitu berkisar 57,9 % antara stasiun I-III yaitu berkisar 59,5 % Sedangkan pada stasiun II dan III yaitu berkisar 80 %. Hal ini menunjukan kondisi habitat serta strukturnya bisa dikatakan sama atau mirip. Menurut Djufri (2003) dalam Asmayannur (2012) kemiripan sangat tinggi bila IS > 75 %, kemiripan tinggi bila IS > 50-75 %, kemiripan rendah bila IS > 25-50 %, kemiripan sangat rendah bila IS > 25 %.

Penutup

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Batang Kandis Kecamatan Koto Tangah Kota Padang dapat disimpulkan bahwa :

1. Komposisi fitoplankton yang ditemukan di Batang Kandis yaitu sebanayak 30 genus yang terdiri dari 4 divisio, 10 ordo dan 14 familia.

2. Kerapatan tertinggi ditemukan pada stasiun I yaitu 71,01 ind /l. Kerapatan terendah pada stasiun II yaitu 49,51 ind/l. Frekuensi tertinggi ditemukan pada stasiun III yaitu 16,66 dan frekuensi terendah ditemukan pada stasiun I yaitu 11. Indeks divsersitas tertinggi terdapat pada stasiun II yaitu 2,1833 dan terendah terdapat pada stasiun I yaitu 1,6435 Untuk Indeks similaritas stasiun I dan II yaitu 57,9 %

Stasiun I dan III yaitu 59,5 % sedangkan stasun II dan III yaitu 80 %. 3. Kondisi fisika dan kimia di Batang

Kandis masih berada pada kisaran optimal untuk kehidupan fitoplankton.

DAFTAR PUSTAKA

Asmayannur. 2012. Analisis Vegetasi Dasar di Bawah Tengakan Jati Emas (Tectona gradis L.) dan jati Putih (Gmelina arbore Roxb.) di Kampus Universitas Andalas.

Jurnal Biologi Universitas

Andalas. 1 (2): 172-177

Djuhanda, T. 1980. Kehidupan Dalam Setetes Air dan Beberapa Parasit

Pada Manusia. ITB Bandung

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumber Daya

Alam dan Lingkungan Perairan.

Yogyakarta : Karnisius.

Fachrul, M.F. 2007. Metode Sampling

Biologi. Jakarata : Bumi Aksara.

Fadil,M.S.2013. Biokimia Darah Ikan Sapu (Liposarcus pardalis, Linn.) Di Perairan Sekitar Buangan Limbah Pabrik Karet Sungai Batang Arau. Prosiding Semirata

(7)

7 Kramer and Lange-Bertalot. 1988.

Bacillariophyceae: Naviculaceae,

Epithemiaceae and Surirellacea.

VEB. Gustav Fischer. Jera. II.

Michael, P. 1994. Metode Ekologi Untuk

Penyelidikan Ladang dan

Laboratorium. Jakarta : UI Press.

Nita. 2015. Struktur Komunitas Fitoplankton Di Danau OPI Jakabaring Kota Palembang.

Jurnal. 12 (1):56-66.

Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Jakarta : Djambatan.

Odum, Eugene, P .1998. Dasar-Dasar

Ekologi. Yogyakarta: Gajahmada

University Press.

Prescott, G.W. 1975. Algae of the western

great lakes area. WCM. Brown

Company Publisher. Dubugue, Iowa

Robi, N.H. 2014. Pemanfaatan Ektrak Tauge Hijau (Phaseolus radiatus) Sebagai Pupuk Untuk Meningkatkan Populasi Sprirulina sp. Skripsi. Fakultas Perikanan Dan Kelautan. Universitas Airlangga.

Round, F.E., R.M. Crawford and D.G Mann. 1990. The Diatoms, Biology and Marphology of the Geneta.

Cambrige University Press. Sydney.

Sachlan, M. 1974. Planktonologi. Jakarta : Corespondesni Cours Center.

Samudra. 2013. Komposisi Kemelimpahan dan Keanekaragaman Fitoplankton Danau Rawa Pening Kabupaten Semarang. Jurnal Bioma. 15 (1) : 6-13.

Sanim, Bunasor. 2011. Sumberdaya Air

Dan Kesejateraan Publik. Bogor:

IPB Press.

Suin, N.M. 2002. Metode Ekologi.

Padang : Univesritas Andalas.

Watanabe, T. 1977. Water Pollution of Kanzaki-gawa River in Osaka Prefecture and the Diatom Flora of the Bottom Mud on the River Bed. Hidrobiol.

Watanabe, T. And R. Usman. 1987. Epilitik Freshwater Diatom in Central Sumatera. The Japanese

Gambar

Tabel 2. Komposisi Fitoplankton Yang Ditemukan di Batang Kandis Kecamatan Koto Tangah Kota Padang

Referensi

Dokumen terkait

Suplier.. BMS memesan barang yang telah dipesan nasabah kepada supplier. Bank menjual asset ke nasabah, harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika

R encana Penarikan Dana dan Perkiraan Penerim aan yang te rca ntu m dalam H alam an III D IPA diisi sesuai dengan rencana pelaksanaan

Tujuan : faktor ini mengukur tanggungjawab secara langsung pada pemegang jabatan untuk mengawasi, mengkoordinasikan atau mengatur pekerja, atau posisi lainnnya yang sama. Lingkari

Pada prinsipnya nomor tsb mewakili spesifikasi motor tsb, sehingga tidak harus menulis semua spesifikasi secala lengkap, Nomor katalog sebuah pabrikan tidak sama dengan pabrikan

Terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing dan motivasi belajar secara sendiri-sendiri terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Kota

Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kerjo Kabupaten Karanganyar adalah salah satu instansi pemerintah dan merupakan Sekolah Berstandar Nasional ( SSN ) yang dianjurkan oleh

lingkungan,misalnya; pembangunan yang berkelanjutan, proses daur ulang dan efisiensi penggunaan sumber daya. Sedangkan manfaat audit lingkungan hidup adalah: 20 1.

Tujuan  dari  penelitian  ini  adalah  untuk  menaganalisis  keuntungan  terbesar  sistem  pemasaran dari  bunga  potong