• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan model Pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan model Pembelajaran"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

66 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan model Pembelajaran Generatif dalam mata pembelajaran Perawatan Perbaikan Mekanik Otomotif (PPMO). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2015. Materi yang dipelajari adalah “Kepala Silinder dan Blok Sepeda Motor (Bagian-bagin Sepeda Motor)”. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan yaitu dengan sub materi Kepala Silinder. Pada siklus II dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan yaitu dengan sub materi piston dan blok sepeda motor. Pada setiap awal dan akhir proses penerapan model Pembelajaran Generatif dari masing-masing siklus diadakan tes tertulis

(pretest-posttest). Penjabaran hasil penelitian dan pembahasan tiap siklus adalah sebagai berikut:

1. Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 17 November 2015 dengan alokasi waktu 3 x 45 menit, dan di akhir pertemuan diadakan tes siklus (posttest). Pada siklus I, tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari:

(2)

67 1) Peta kompetensi

Peta kompetensi merupakan pemetaan yang menganalisis Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pembelajaran, dan materi pembelajaran dari suatu tema pembelajaran. Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah “kepala silinder” yang di dalamnya mencakup bagian-bagian kepala silinder, mekanisme katup pada motor 4 tak.

2) Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada tema pelajaran yang mencakup SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.

3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan penjabaran dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa. RPP dalam penelitian ini mencakup 5 tahap pembelajaran termasuk evaluasi di akhir pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah model Pembelajaran Generatif, yaitu tahap eksplorasi, tahap pemfokusan, tahap tantangan, tahap penerapan dan evaluasi. 4) Modul pembelajaran

Modul pembelajaran ini berisi materi-materi yang akan dipelajari selama proses pembelajaran.

(3)

68 5) Lembar Evaluasi (posttest)

Lembar evaluasi (Posttest) merupakan lembaran-lembaran berisi soal-soal yang harus dikerjakan oleh siswa disetiap akhir siklus penelitian.

Penyusunan perangkat pembelajaran ini disesuaikan dengan langkah-langkah model Pembelajaran Generatif dengan pertimbangan dari dosen pembimbing dan guru pengampu mata pelajaran Perawatan Perbaikan Mekanik Otomotif (PPMO) kelas XI SM B, hal ini dilakukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Tahap berikutnya adalah menyiapkan instrumen pengambilan data. Instrumen pengambilan data sebagai berikut:

1) Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran PPMO dengan penerapan model Pembelajaran Generatif.

2) Kisi-kisi dan butir soal tes tertulis bentuk pilihan ganda.

Dengan demikian, tahap persiapan pada siklus I telah selesai dan dilanjutkan ke tahap pelaksanaan tindakan.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan pada hari selasa 17 November 2015 mulai pukul 09.15 WIB sampai dengan 11.45 WIB. Materi yang diajarkan pada siklus ini adalah Kepala Silinder dan bagian-bagiannya. Peneliti sebagai guru dalam kegiatan pembelajaran. Dalam penelitian ini melibatkan pengamat untuk membantu peneliti memperoleh data penelitian. Pengamat berjumlah 2 orang sebagai

(4)

69

pengamat keterlaksanaan pembelajaran, kedua pengamat tersebut berasal dari mahasiswa pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (PT. OTOMOTIF FT UNY) dan guru pengampu mata pelajaran PPMO. Sebelum pelaksanaan tindakan penelitian, peneliti melakukan koordinasi dengan para pengamat tentang tata cara yang harus dikerjakan pada saat observasi. Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam satu kali pertemuan pada siklus I, dengan rincian pertemuan yaitu pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan tahap Pembelajaran Generatif. Sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan pada Siklus I, dilakukan tes selama 20 menit dengan butir soal pilihan ganda dan uraian. Tes dilakukan dengan tujuan untuk mengukur atau mengetahui sejauh mana pemahaman konsep siswa terhadap materi pembelajaran yang diberikan. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan model Pembelajaran Generatif pada pembelajaran PPMO siklus I adalah sebagai berikut:

1) Tahap Eksplorasi

Pada tahap ini sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru membuka dengan salam dan mengecek kehadiran siswa.. Kemudian guru menyampaikan apersepsi kepada siswa untuk mengecek kesiapan belajar siswa dengan menunjukkan gambar dan video kerja motor 2 tak dan 4 tak. Setelah itu guru memberikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan ”apa yang anda ketahui mengenai prinsip kerja dan perbedaan dari video dan gambar yang

(5)

70

dipaparkan?”. Kemudian setelah siswa menjawab dengan jawaban yang mereka ketahui siswa diajak berdiskusi mengenai prinsip kerja dan kompenen yang ada. Selanjutnya guru memberikan motivasi kepada siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, Kemudian guru menyampaikan tema dan sub materi yang akan dipelajari, yaitu kepala silinder dan bagian-bagianya. Guru membimbing siswa untuk mendeskripsikan pengertian kepala silinder dan mekanisme katup pada motor 4 tak. Secara umum keterlaksanaan tahap eksplorasi masalah telah dilaksanakan dengan baik.

2) Tahap pemfokusan

Kelas dibagi menjadi 4 kelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah 4-5 siswa dengan tetap berada ditempat duduk masing-masing. Pembagian kelompok secara heterogen berdasarkan tingkat kecerdasan siswa. Guru mengarahkan untuk membagi tugas setiap anggota dalam kelompok agar tugas kelompok dapat selesai tepat waktu. Guru menyampaikan tugas yang harus dikerjakan oleh masing-masing kelompok, yaitu: a) Setiap kelompok melakukan identifikasi dari permasalahan yang diberikan dengan menjawab pertanyaan pada setiap permasalahan; b) Setiap kelompok berdiskusi tentang prinsip kerja motor 2 tak dan 4 tak; c) Setiap kelompok menuliskan pada selembar karton yang telah diberikan tentang apa yang mereka ketahui dan hasil dari diskusi dengan

(6)

71

kelompoknya. Secara umum, keterlaksanaan tahap pemfokusan telah dilaksanakan dengan baik meskipun beberapa saat ketika pembentukan kelompok terjadi kegaduhan di dalam kelas dan siswa belum terarah untuk berdiskusi dan menuliskan hasilnya pada media yang diberikan oleh guru.

3) Tahap Tantangan

Pada tahap ini guru membimbing siswa untuk mengolah berbagai informasi dan mencari solusi dari permasalahan yang ada. Permasalahan yang diberikan terdiri dari apa yang dipaparkan diawal pembelajaran. Guru membimbing siswa untuk dapat mengidentifikasi serta memberikan alternatif solusi dari permasalahan yang terdapat pada gambar maupun wacana yang ada. Selanjutnya, guru mengarahkan dan menfasilitasi agar terjadi pertukaran ide antarsiswa. menjamin semua ide siswa dipertimbangkan. Siswa melakukan diskusi untuk menentukan komponen yang ada pada kepala silinder dan mengidentifikasi prinsip serta mekanisme kerja katup pada motor 4 tak. Siswa berdiskusi dalam kelompok dan memaparkan gagasannya pada media yang telah diberikan, siswa juga melakukan pembagian tugas dalam kelompok dengan baik. Ketika kegiatan diskusi dalam kelompok dimulai, suasana kelas menjadi sedikit ramai karena siswa saling memberikan pendapat, bertanya jawab, dan melakukan pembagian tugas. Guru berusaha mengkondisikan kelas sebaik

(7)

72

mungkin serta melakukan pengecekan dan bimbingan kepada masing-masing kelompok. Secara keseluruhan masing-masing kelompok aktif dalam mencari informasi dan mengemukakan ide.

Guru melakukan monitoring dan kontroling kepada semua kelompok ketika siswa melakukan investigasi. Guru memberikan alokasi waktu 30 menit untuk siswa melakukan investigasi dalam memecahkan masalah berkaitan dengan materi pelajaran. selanjutnya untuk melakukan presentasi hasil diskusi kelompok. 4) Tahap Penerapan

Pada tahap ini guru memandu jalannya kegiatan presentasi. Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Kegiatan presentasi dilaksanakan di depan kelas. Kegiatan presentasi dimulai secara urut dari kelompok 1 sampai kelompok 4. Setiap kelompok maju untuk presentasi dengan menunjuk anggota perwakilan kelompok, sedangkan anggota kelompok yang lain mempersiapkan jawaban apabila ada pertanyaan dari kelompok lain atau menambahkan ketika anggota kelompoknya kurang tepat saat menyampaikan. Anggota dari perwakilan kelompok membacakan hasil investigasi dari dua jenis masalah yang diberikan berdasarkan diskusi kelompok, sedangkan satu orang perwakilan yang lain menuliskan hasil identifikasi mengenai komponen serta prinsip kerja pada motor 2 tak dan 4 tak.

(8)

73

Pada setiap akhir presentasi dari satu kelompok selesai, guru meminta siswa yang lain untuk menanggapi atau memberikan pertanyaan. Siswa terlihat bingung untuk memberikan pertanyaan, hal ini terlihat selama presentasi dari kelompok 1 sampai 4 hanya 2-3 siswa saja yang berani menanggapi dan memberikan pertanyaan. Secara umum tahap penyajian hasil diskusi berjalan dengan tertib meskipun hanya sedikit siswa yang aktif dalam menanggapi dan memberikan pertanyaan yang diberikan kepada presentator dari kelompok lain dan siswa yang lain kurang memperhatikan ketika kelompok lain mempresentasikan.

Setelah proses presentasi selesai, guru memaparkan presentasi mengenai pokok bahasan yang disampaikan. Kemudian dibandingkan dengan gagasan dari masing-masing kelompok yang telah dipresentasikan. Sehingga mereka bisa menerima stimulus dan konsep baru yang benar tanpa memulai dari awal lagi karena mereka yang secara tidak langsung sudah membangun konsep itu dari awal. 5) Evaluasi

Pada tahap ini, guru menilai kembali kerangka berfikir siswa. Dimulai dengan apa yang dipaparkan dari siswa kemudian apa yang telah guru presentasikan. Setelah itu guru memberikan lembar posttest yang berisi 10 pertanyan pilihan ganda dan 2 soal uraian untuk dikerjakan oleh siswa sebagai bahan evaluasi kegiatan penelitian siklus 1. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru kembali

(9)

74

mengingatkan siswa untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya, dan guru mengakhiri pelajaran dengan salam.

c. Observasi

1) Data Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran PPMO dengan Model Pembelajaran Generatif

Pelaksanaan pembelajaran PPMO dengan menerapkan model Pembelajaran Generatif berjalan dengan baik. Guru telah melaksanaan RPP dengan baik meskipun masih banyak kekurangan. Observasi keterlaksanaan pembelajaran dilakukan oleh seorang pengamat selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh observer dengan panduan pedoman lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan dan pencatatan oleh observer terhadap keterlaksanaan penerapan model Pembelajaran Generatif dalam pembelajaran PPMO, persentase keterlaksanaan pada siklus I sebesar 100% oleh observer 1 dan 75% untuk observer 2 .

Tabel 12. keterlaksanaan Model Pembelajaran Generatif Siklus I NO Langkah Persentase (%) Observer 1 Observer 2 1. Tahap Eksplorasi 8.33 25 2. Tahap Pemfokusan 25 25 3. Tahap Tantangan 16.67 16,67 4. Tahap Penerapan 8,33 16,66 5. Evaluasi 16.67 16,67 Total 75% 100%

(10)

75

Berdasarkan hasil pengamatan dan pencatatan oleh observer terhadap keterlaksanaan penerapan model Pembelajaran Generatif dalam pembelajaran PPMO, persentase keterlaksanaan pada siklus I sebesar 87,5% karena terdapat kriteria yang masih kurang baik pada beberapa tahap pembelajaran seperti penyampaian tema pembelajaran dan penyimpulan dari proses belajar. Hasil deskripsi pengamatan keterlaksanan penerapan model Pembelajaran Generatif dalam pembelajaran PPMO sebagai berikut:

a) Secara umum proses pembelajaran dapat dikatakan berjalan dengan lancar. Guru sudah menerapkan model Pembelajaran Generatif meskipun indikator-indikator keterlaksanaan pembelajaran model Pembelajaran Generatif belum terlaksana dengan baik secara keseluruhan.

b) Pada tahap eksplorasi, guru kurang menyampaikan tema pembelajaran dan tidak menyampaikan tujuan pembelajaran. c) Guru telah mendampingi dan membantu siswa selama proses

pembelajaran dengan menerapkan model Pembelajaran Generatif.

d) Siswa telah mendiskusikan apa yang yang menjadi masalah, bagaimana menyelesaikan masalah, melakukan investigasi dan mengkaji berbagai informasi untuk menjawab pertanyaan diskusi.

(11)

76

e) Siswa melakukan pembagian tugas dalam kelompok dengan baik, meskipun ada beberapa siswa yang tidak aktif dalam kelompoknya.

f) Siswa mempresentasikan hasil dari diskusi di depan kelas. g) Pada tahap penyajian hasil diskusi berjalan dengan lancar, tetapi

siswa masih kurang aktif dalam memberikan tanggapan dan pertanyaan, selama kegiatan presentasi berlangsung hanya 2-3 siswa saja yang menanggapi dan memberikan pertanyaan. masih banyak siswa yang kurang memperhatikan ketika ada kelompok lain mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

2) Data Hasil Tes Hasil Belajar Siswa

Pretest dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran pada siklus I berlangsung dan posttest dilakukan di akhir kegiatan pembelajaran pada siklus I. Hasil tes tertulis pretest dan posttest

disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13. Hasil Tes Tertulis pada Siklus I

ASPEK Skor Minimum Skor Maksimum Rerata Standar Deviasi Pretest 30 70 53,53 12,22 Posttest 40 90 67,06 14,90 Ketercapaian KKM (%) 50,00%

Data hasil pretest dan posttest siklus I yang disajikan pada Tabel 13 menunjukkan adanya peningkatan rerata pretest dan

(12)

77

50,00 % dengan rincian nilai 9 dari 18 siswa belum tuntas, sehingga dapat dikatakan persentase KKM pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan dalam penelitian ini. Indikator keberhasilan penelitian yang ditetapkan sebesar ≥75%, maka perlu adanya perbaikan pada siklus selanjutnya.

Perolehan gain score ternormalisasi siswa diperoleh dari hasil pretest dan posttest. Distribusi perolehan gain score siswa disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14. Distribusi Gain Score Siswa pada Siklus I

No Nilai gain

ternormalisasi <g> Interpretasi Frekuensi

Persentase (%) 1 g ≥ 0,7 Tinggi 2 11,12 2 0,7 > g ≥ 0,3 Sedang 7 38,88 3 g < 0,3 Rendah 9 50,00 Total 18 100 Rerata 0,29

Data perolehan gain score siswa yang disajikan pada Tabel 14 menunjukkan masih rendahnya perolehan gain score siswa. Rerata gain score sebesar 0,29 dikategorikan peningkatan pemahaman konsep siswa masih rendah. Berdasarkan data perolehan gain score pada silklus I yang menyatakan bahwa kategori

gain score siswa masih rendah, maka dapat disimpulkan bahwa indikator keberhasilan penelitian belum tercapai. Indikator

(13)

78

keberhasilan penelitian yaitu kategori gain score pemahaman konsep siswa pada kategori sedang, maka perlu adanya perbaikan pada silklus II.

3) Data Hasil Pemahaman Siswa

Data hasil pemahaman siswa ini diperoleh dengan memberikan soal tes berupa soal uraian yang berjumlah dua soal. Setiap jawaban benar akan diberikan nilai 1 dan jawaban salah akan diberikan nilai 0 sedangkan untuk jawaban yang tidak sepenuhnya benar akan diberikan nilai 0,5. Setelah diolah, pada siklus I hasil tes hasil pemahaman siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 15. Data Hasil Tes Uraian Siswa Siklus I

No Kategori Hasil Pretest Posttest 1 Rata-rata Nilai 0,91 1,302 2 Skor Minimal 0 0,5 3 Skor Maksimal 2 2 4 Presentase ketercapaian 45,59% 66,18% Sesuai dengan tabel pencapaian untuk aspek pemahaman siswa , data hasil tes uraian siswa pada siklus I diatas menunjukan kemampuan pemahaman siswa pada kategori sedang dengan persentase pencapaian 66,18%.

d. Refleksi

Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan model Pembelajaran Generatif pada siklus I, selanjutnya dilaksanakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Secara umum, pelaksanaan

(14)

79

pembelajaran PPMO telah sesuai dengan RPP yang telah disusun. Namun demikian, masih terdapat beberapa hambatan yang muncul saat pelaksanaan yang perlu dilakukan perbaikan.

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, terdapat beberapa aspek keberhasilan dan kelemahan. Aspek keberhasilan dan kelemahan pada siklus I digunakan sebagai informasi untuk melakukan perbaikan pada pelaksanaan siklus berikutnya. Aspek keberhasilan dan kekurangan sebagai berikut:

1) Aspek Keberhasilan

a) Model Pembelajar Generatif telah melatih siswa untuk belajar secara mandiri dan kelompok untuk memecahkan masalah berdasarkan materi yang dipelajari.

b) Siswa berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran berlangsung.

c) Hasil test tertulis dari pretest dan posttest mengalami peningkatan

2) Aspek Kekurangan

a) Instruksi yang diberikan oleh guru kurang dapat dipahami oleh siswa

b) Siswa sering menggunakan kesempatan diskusi untuk bercanda dengan teman, dan menggunakan handphone sehingga beberapa kali terjadi kegaduhan di dalam kelas selama diskusi berlangsung.

(15)

80

c) Siswa belum dapat melakukan pembagian tugas dalam kelompok secara maksimal.

d) Penataan meja dan kursi masih kurang pada saat pembagian kelompok diskusi

e) Siswa kurang memperhatikan kelompok lain ketika tahap penyajian hasil diskusi.

f) Hanya 2-3 siswa yang bertanya kepada kelompok lain yang mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

3) Revisi dan Rencana Siklus Berikutnya

Berdasarkan aspek kelebihan dan kekurangan tindakan dari siklus I, langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut:

a) Penataan kursi dan meja antar kelompok diatur agar tidak terlalu berdekatan, sehingga siswa lebih fokus dalam diskusi dengan kelompok masing-masing.

b) Penyajian hasil diskusi dilakukan dengan sistem panel, sehingga diharapkan semua kelompok dapat lebih memperhatikan pada saat penyajian hasil diskusi. Selain itu, guru juga meningkatkan monitoring dan kontroling kepada siswa pada tahap penyajian hasil diskusi.

c) Masing-masing kelompok diwajibkan untuk memberikan pertanyaan kepada presentator.

(16)

81

d) Guru lebih menekankan agar siswa saling bekerjasama dan membagi tugas antar anggota kelompok, sehingga tugas selesai tepat pada waktunya.

e) Guru lebih jelas dalam menyampaikan instruksi tentang tugas kelompok kepada siswa.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Siklus II dilaksanakan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan pada siklus I. Berdasarkan refleksi siklus I, hal-hal yang perlu dilakukan pada siklus II, yaitu mengatur kursi dan meja antar kelompok agar tidak terlalu berdekatan dan tidak terlalu kedepan, penyajian hasil diskusi dilakukan dengan sistem panel, guru meningkatkan monitoring dan kontroling pada saat proses berlangsung, masing-masing kelompok wajib memberikan pertanyaan kepada kelompok yang sedang presentasi, guru lebih menekankan agar siswa saling bekerjasama dan membagi tugas antar anggota kelompok, guru lebih jelas dalam menyampaikan instruksi tentang tugas kelompok kepada siswa.

Pada tahap perencanaan tindakan siklus II, peneliti menyusun perangkat pembelajaran, yaitu RPP . Pada siklus II membelajarkan sub materi blok sepeda motor dengan menerapkan model Pembelajaran Generatif. Alokasi waktu yang dibutuhkan yaitu 3 x 45 menit. Tahap berikutnya menyiapkan instrumen pengambilan data. Instrumen pengambilan data masih sama sebagaimana pada siklus I, yang berbeda

(17)

82

hanya pada butir soal dan adanya angket respon siswa terhadap pembelajaran PPMO dengan model Pembelajaran Generatif.

b. Pelaksanaan

Siklus II dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan, pada hari Selasa tanggal 24 November 2015 mulai pukul 09.15 WIB sampai pukul 11.45 WIB. Secara keseluruhan tahap pelaksanaan tindakan dilakukan sebagaimana tahapan siklus I hanya materi dan soal tes yang berbeda. Sebagaimana pada siklus I, pada siklus II peneliti juga sebagai guru dalam kegiatan pembelajaran. Dalam siklus II juga melibatkan pengamat untuk membantu peneliti memperoleh data penelitian. Sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan pada Siklus II, dilakukan tes selama 20 menit dengan butir soal pilihan ganda dan uraian.

Adapun deskripsi pelaksanaan pembelajaran pada siklus II berdasarkan langkah-langkah keterlaksanaan pembelajaran PPMO dengan menerapkan model Pembelajaran Generatif, sebagai berikut: 1) Tahap Eksplorasi

Pada tahap ini sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru membuka dengan salam dan mengecek kehadiran siswa. Kemudian guru menyampaikan apersepsi kepada siswa untuk mengecek kesiapan belajar siswa dengan menunjukkan gambar dan video kerja dilihat dari dalam mesin. Setelah itu guru memberikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan ”apa yang anda ketahui dari video dan gambar yang di paparkan?”. Kemudian setelah siswa menjawab

(18)

83

“ruang bakar dan piston pak” dan kemudian ada beberapa siswa yang juga ikut menjawab. Dengan jawaban yang mereka ketahui siswa diajak berdiskusi menenai prinsip kerja ruang bakar, blok sepeda motor. Selanjutnya guru memberikan motivasi kepada siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, Kemudian guru menyampaikan tema dan sub materi yang akan dipelajari, yaitu blok sepeda motor dan piston. 2) Tahap Pemfokusan

Kelas dibagi menjadi 4 kelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah 4-5 siswa dengan tetap berada ditempat duduk masing-masing. Pembagian pada siklus II ini sama dengan siklus I, hal ini dilakukan agar siswa dapat memperbaiki kerjasama antar kelompok selama proses pembelajaran. Setelah itu diadakan penataan tempat duduk agar jarak masing-masing kelompok jelas dan siswa lebih nyaman dalam berdiskusi.

Guru menyampaikan tugas yang harus dikerjakan oleh masing-masing kelompok, yaitu: a) Setiap kelompok melakukan identifikasi dari permasalahan yang diberikan; b) Setiap kelompok berdiskusi tentang prinsip kerja blok slinder, komponen-komponennya termasuk bagian piston; c) Setiap kelompok menuliskan pada selembar karton yang telah diberikan tentang apa yang mereka ketahui dan hasil dari diskusi dengan kelompoknya.

(19)

84

Secara umum, keterlaksanaan tahap pemfokusan siswa lebih tertib dan lebih terarah saat berjalannya pengelompokan.

3) Tahap Tantangan

Pada tahap ini perlakuan yang terjadi hampir sama dengan siklus I guru membimbing siswa untuk mengolah berbagai informasi dan mencari solusi dari permasalahan yang ada. Permasalahan yang diberikan terdiri dari apa yang dipaparkan diawal pembelajaran. Guru membimbing siswa untuk dapat mengidentifikasi serta memberikan alternatif solusi dari permasalahan yang terdapat pada gambar maupun wacana yang ada. Selanjutnya, guru mengarahkan dan memfasilitasi agar terjadi pertukaran ide antarsiswa. Menjamin semua ide siswa dipertimbangkan. Siswa melakukan diskusi untuk menentukan komponen yang ada pada blok sepeda moor serta komponen-komponen yang menunjang termasuk piston dan bagian-bagian piston. Siswa berdiskusi dalam kelompok dan memaparkan gagasannya pada media yang telah diberikan, siswa juga melakukan pembagian tugas dalam kelompok dengan baik. Secara keseluruhan masing-masing kelompok aktif dalam mencari informasi dan mengemukakan ide.

4) Tahap Penerapan

Pada tahap ini guru memandu jalannya kegiatan presentasi. Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok

(20)

85

untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Kegiatan presentasi dilaksanakan di depan kelas. Kegiatan presentasi dimulai secara acak dimulai dari kelompok 3, kelompok 2, kelompok 4 dan kelompok 1. Setiap kelompok maju untuk presentasi dengan pembagian tugas saat presentasi dilakukan oleh siswa itu sendiri. Anggota dari perwakilan kelompok membacakan hasil investigasi dari dua jenis masalah yang diberikan berdasarkan diskusi kelompok, sedangkan satu orang perwakilan yang lain menuliskan hasil identifikasi mengenai komponen serta prinsip kerja dari blok dan piston sepeda motor. Pada setiap akhir presentasi dari satu kelompok selesai, guru meminta siswa yang lain untuk menanggapi atau memberikan pertanyaan.

Setelah proses presentasi selesai, guru memaparkan presentasi mengenai pokok bahasan yang disampaikan. Kemudian dibandingkan dengan gagasan dari masing-masing kelompok yang telah dipresentasikan. Sehingga mereka bisa menerima stimulus dan konsep baru yang benar tanpa memulai dari awal lagi karena mereka yang secara tidak langsung sudah membangun konsep itu dari awal. 5) Evaluasi

Pada tahap ini, guru menilai kembali kerangka berfikir siswa. Dimulai dengan apa yang dipaparkan dari siswa kemudian apa yang telah guru presentasikan secara singkat. Sama dengan proses siklus I guru memberikan lembar posttest yang berisi 10

(21)

86

pertanyan pilihan ganda dan 2 soal uraian untuk untuk mengukur pemahaman konsep siswa terhadap materi pembelajaran.

Sebelum mengakhiri pelajaran, guru membagikan angket respon siswa terhadap proses pembelajaran PPMO dengan menggunakan model Pembelajaran Generatif, dan guru mengakhiri pelajaran dengan salam.

c. Observasi

1) Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran PPMO dengan Model Pembelajaran Generatif

Pelaksanaan pembelajaran PPMO dengan menerapkan model Pembelajaran Generatif berjalan dengan baik guru telah melaksanakan rencana pembelajaran dengan baik. Berdasarkan hasil pengamatan dan pencatatan oleh observer, keterlaksanaan model Pembelajaran Generatif sebesar 100% terlaksana dengan baik.

Tabel 16. keterlaksanaan Model Pembelajaran Generatif siklus II NO Langkah Persentase (%) Observer I Observer 2 1. Tahap Eksplorasi 25 25 2. Tahap Pemfokusan 25 25 3. Tahap Tantangan 16,67 16,67 4. Tahap Penerapan 16,66 16,66 5. Evaluasi 16,67 16,67 Total 100% 100%

Deskripsi hasil pengamatan keterlaksanaan model Pembelajaran Generatif dalam pembalajaran PPMO sebagai berikut:

(22)

87

a) Secara umum proses pembelajaran PPMO dengan model Pembelajaran Generatif dapat dikatakan berjalan dengan baik. b) Pada tahap eksplorasi, siswa aktif dan bersemangat dalam

menjawab pertanyaan dari guru.

c) Guru senantiasa membimbing dan melakukan pengawasan pada siswa selama kegiatan diskusi kelompok.

d) Siswa melakukan pembagian tugas dalam kelompok dengan baik, sehingga tugas dapat selesai tepat waktu.

e) Siswa menentukan perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. f) Siswa berpartisipasi aktif untuk memberikan pertanyaan dan

tanggapan terhadap kelompok lain yang presentasi. 2) Data Hasil Tes Tertulis (pretest dan posttest)

Pretest dilakukan sebalum kegiatan pembelajran berlangsung dan posttest dilakukan di akhir pembelajaran. Pretest

dan posttest masing-masing diberikan alokasi waktu 20 menit. Hasil tes tertulis pretest dan posttest pada siklus II disajikan pada Tabel 17.

Tabel 17. Hasil Tes Tertulis pada Siklus II

ASPEK Skor Minimum Skor Maksimum Rerata Standar Deviasi Pretest 20 60 45,00 12,00 Posttest 60 100 70,00 9,07 Ketercapaian KKM (%) 77,78%

(23)

88

Data hasil tes tertulis pretest dan posttest siklus II yang disajikan pada Tabel 17 menunjukkan adanya peningkatan rerata

pretest dan posttest. Rerata pretest sebesar 45,00, pada posttest

mengalami peningkatan menjadi 70,00. Selain itu, ketercapaian KKM sebesar 77,78%. Peningkatan ketercapaian pada siklus II dapat dikatakan telah mencapai indikator keberhasilan.

Perolehan gain score ternormalisasi siswa diperoleh dari hasil pretest dan posttest, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria gain score ternormalisasi. Interpretasi perolehan gain skor siswa disajikan pada Tabel 18.

Tabel 18. Distribusi Gain Score Siswa pada Siklus II

No Nilai gain

ternormalisasi <g> Interpretasi Frekuensi

Persentase (%) 1 g ≥ 0,7 Tinggi 2 11,12 2 0,7 > g ≥ 0,3 Sedang 12 66,66 3 g < 0,3 Rendah 4 22,22 Total 18 100 Rerata 0,44

Data perolehan rerata gain skor siswa yang disajikan pada Tabel 18 sebesar 0,44, maka kategori siswa memiliki gain score yang sedang. Gain score siswa pada siklus II mengalami peningkatan dibanding pada siklus I, yaitu dari kategori gain score

(24)

89

yang rendah menjadi sedang. Berdasarkan data perolehan rerata

gain score siswa pada silklus II sebesar 0,44 dengan kategori sedang, maka dapat disimpulkan bahwa indikator keberhasilan penelitian telah tercapai pada siklus II.

3) Data Hasil Pemahaman Siswa

sebagaimana data hasil pemahaman siswa pada siklus I, data hasil pemahaman ini diperoleh dengan memberikan soal tes berupa soal uraian yang berjumlah dua soal. Setiap jawaban benar akan diberikan nilai 1 dan jawaban salah akan diberikan nilai 0 sedangkan untuk jawaban yang tidak sepenuhnya benar akan diberikan nilai 0,5. Setelah diolah, pada siklus II hasil tes hasil pemahaman siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 19. Data Hasil Tes Uraian Siswa pada Siklus II

No Kategori Hasil Pretest Posttest 1 Rata-rata Nilai 1,13 1,61 2 Skor Minimal 0,5 1 3 Skor Maksimal 2 2 4 Presentase ketercapaian 56,94 80,56

Sesuai dengan tabel pencapaian untuk aspek pemahaman siswa, data hasil tes uraian siswa pada siklus II diatas menunjukan kemampuan tentang pemahaman siswa pada kategori tinggi dengan persentase pencapaian 80,56%.

(25)

90 4) Data Hasil Angket Respon Siswa

Setelah dilakukan tindakan pada siklus II, siswa diminta untuk mengisi lembar angket respon model Pembelajaran Generatif di akhir kegiatan pembelajaran. Hasil analisis data angket respon siswa terhadap penerapan model Pembelajarn Generatif dalam pembelajaran PPMO disajikan pada Tabel 20.

Tabel 20. Distribusi Hasil Angket Respon Siswa

No Skor Kategori Frekuensi Persentase

1 x ≥ 60 Sangat positif 17 94,44%

2 60 > x ≥ 50 Positif 1 5,56%

3 50 > x ≥ 40 Negatif 0 0,00%

4 x < 40 Sangat negatif 0 0,00%

Total 18 100%

Berdasarkan pada Tabel 20 menunjukkan siswa memberikan respon yang positif terhadap penerapan model Pembelajaran Generatif dalam pembelajaran PPMO. Hal ini berdasarkan persentase sebesar 94,44% siswa merespon sangat positif dan sebesar 5,56 % siswa merespon positif. Selain itu interpretasi hasil angket respon siswa tehadap model Pembelajaran Generatif disajikan pada tabel 21.

Tabel 21. Interpretasi Angket Respon Siswa

No Skor Kategori Frekuensi Persentase

1 (0 + 1.SBx) ≤ x Sangat tinggi 5 27,78%

2 0 ≤ x < (0 + 1.SBx) Tinggi 4 22,22%

3 (0 - 1.SBx) ≤ x < 0 Rendah 8 44,44%

4 x < (0 - 1.SBx) Sangat rendah 1 5,56%

(26)

91 d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, menunjukkan bahwa secara umum pembelajaran yang dilaksanakan pada silus II telah berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II terdapat beberapa aspek keberhasilan dan kelemahan. Aspek keberhasilan dan kekurangan pada siklus II sebagai berikut:

1) Aspek Keberhasilan

a) Model Pembelajaran Generatif melatih siswa untuk belajar secara mandiri dan kelompok dalam memahami konsep pada pelajaran PPMO.

b) Kegiatan diskusi kelompok berjalan dengan baik.

c) Proses pendampingan dan bimbingan pada setiap kelompok berjalan dengan baik.

d) Siswa berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran berlangsung.

e) Ketercapaian KKM pada tes tertulis siklus II mencapai 77,78%. 2) Aspek Kekurangan

Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik, namun masih ada beberapa siswa yang kurang aktif ketika diskusi dan kegiatan presentasi.

(27)

92

3) Revisi dan Rencana Siklus Selanjutnya

Berdasarkan data pelaksanaan tindakan siklus II dalam upaya peningkatan hasil belajar pemahaman siswa yang disajikan pada Tabel 17, 18 dan 19 menunjukkan pencapaian yang optimal dengan tercapainya indikator keberhasilan penelitian. Berdasarkan karakteristik penelitian tindakan kelas, apabila telah tercapai keadaan yang lebih baik setelah dilakukan tindakan maka penelitian dapat dihentikan sehingga penelitian ini diberhentikan pada siklus II.

B. Pembahasan

Berdasarkan data di kelas XI SM B SMK PIRI Sleman yang dilakukan oleh peneliti ketika melaksanakan KKN-PPL tahun 2012 pada bulan Juli sampai dengan September, ditemukan adanya beberapa permasalahan dalam prose pembelajaran PPMO. Permasalahan yang ditemukan yaitu hasil belajar dan pemahaman konsep siswa masih rendah.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi dari Model Pembelajaran Generatif terhadap hasil belajar siswa. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti melakukan analisis terhadap hasil belajar yang telah diperoleh dari kegiatan penelitian dan pengambilan data. Tindakan yang dilakukan peneliti yaitu menerapkan model Pembelajaran Generatif

dalam pembelajaran PPMO. Pelaksanaan tindakan dilakukan pada bulan November tahun 2015 dalam beberapa siklus hingga menunjukkan adanya

(28)

93

peningkatan keterlaksanaan implementasi model Pembelajaran Generatif dalam pembelajaran PPMO.

Penelitian ini diterapkan pada kelas XI SM dengan materi pokok bagian-bagian utama sepeda motor (kepala silinder dan blok sepeda motor), sehingga populasi penelitian adalah seluruh kelas XI SM mulai dari kelas XI SM A sampai kelas XI SM B dengan total siswa sebanyak 33 siswa. Dari dua kelas tersebut kemudian diambil satu kelas sebagai sampel penelitian. Berdasarkan analisis terhadap kondisi awal populasi, yakni melalui analisis data ulangan akhir semester gasal diperoleh hasil bahwa populasi penelitian berdistribusi normal dan memiliki homogenitas yang sama. Untuk itu, pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik cluster random sampling, yakni pengambilan sampel secara acak berdasarkan kelas (Sugiyono, 2010:121).

Berdasarkan teknik cluster random sampling, peneliti menentukan kelas XI SM B sebagai kelas yang mendapat Penelitian Tindakan Kelas yang mendapatkan model Pembelajaran Generatif. Data hasil penelitian yang diperoleh kemudian diolah meggunakan data kuantitatif dan analisis deskriptif. Hasil pelaksanaan tindakan berupa penerapan model Pembelajaran Generatif dalam pembelajaran PPMO yang dilakukan peneliti, menunjukkan adanya peningkatan, hasil belajar dan pemahaman siswa. Hasil pelaksanaan tindakan dengan penerapan model Pembelajaran Generatif, sebagai berikut:

(29)

94

1. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Generatif dalam Pembelajaran PPMO

Menurut pendapat Sutarman dan Swasono, sebagaimana di kutip oleh Wena (2014:183), secara garis besar ada tiga langkah yang dikerjakan guru dalam pembelajaran yaitu: a) guru perlu melakukan identifikasi pendapat siswa tentang pelajaran yang dipelajari; b) siswa perlu mengeksplorasi konsep dari pengalaman dari situasi kehidupan sehari-hari kemudian menguji pendapatnya; c)lingkungan kelas harus nyaman dan kondusif sehingga siswa dapat mengutarakan pendapatnya tanpa rasa takut dan ejekan, dan kritikan dari temannya, dalam hal ini guru perlu menciptakan suasana kelas yang menyenangkan bagi semua siswa.

Pada tahap eksplorasi, peneliti (guru) sebagai fasilitator mendorong siswa untuk mengamati gejala atau fakta yang disajikan melalui gambar atau video yang disajikan. Melalui cara seperti ini siswa mendapatkan pengalaman yang sama, sehingga tidak terjadi perbedaan konsepsi awal. Siswa juga memperoleh pemahaman yang lebih baik ketika mendapatkan visualisasi melalui multimedia learning. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Denis Rahayu Yuna Pratama(2013) bahwa siswa yang menggunakan video kontekstual mempunyai pemahaman yang lebih baik dibandingkan kelompok siswa yang tidak menggunakannya.

Selama pembelajaran berlangsung, muncul pertanyaan-pertanyaan dari siswa tetapi pertanyaan tersebut tidak dijawab secara langsung oleh guru melainkan guru memberikan umpan balik yang mengarahkan siswa

(30)

95

untuk menggali konsep awal yang telah dimiliki siswa sebelumnya, sehingga pada akhirnya jawaban yang mereka kehendaki dari guru terjawab dengan sendirinya oleh mereka. Cara ini merupakan salah satu usaha untuk melibatkan siswa secara optimal dalam membangun pengetahuan. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Wittrock, sebagaimana dikutip oleh Grabowski (2007:2) bahwa dalam pembelajaran siswa tidak dipandang sebagai seseorang yang pasif melainkan individu yang aktif dalam membangun informasi yang mereka peroleh sehingga menjadi pengetahuan yang bermakna.

Pada tahap pemfokusan, siswa melakukan pengujian terhadap hipotesis yang telah mereka bangun. Kegiatan ini sejalan dengan dengan teori konstruktivisme, sebagaimana yang diungkapkan oleh Osborne & Wittrock (1985:61) bahwa teori konstruktivisme memandang siswa sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip tersebut apabila dianggap sudah tidak cocok lagi.

Pada tahap tantangan, guru tidak perlu menunggu sampai semua kelompok selesai mengerjakan tugas baru kemudian melakukan sharing idea. Guru cukup melakukan pengamatan, maka mereka dapat menunjuk wakil untuk menuliskan hasil kerja mereka di media yang telah diberikan dan dipresentasikan. Disini siswa dilatih untuk berani menyampikan gagasan dan pendapatnya. Kelompok lain kemudian diminta untuk

(31)

96

menanggapi hasil kerja tersebut, mulai dari bertanya atau memberikan pendapat lain dari yang jawaban telah dikemukakan.

Pada tahap penerapan, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan pemahaman konseptual yang baru diperolehnya kedalam konteks lain. Pada tahap ini, siswa menguji keabsahan konsep yang diterapkan dan memodifikasi kembali bila diperlukan. Tahap penerapan juga digunakan oleh peneliti (guru) sebagai evaluasi proses pembelajaran yang dilakukan, dari tahap ini dapat dilihat apakah siswa sudah mencapai tujuan pembelajaran atau belum. Untuk itu, supaya tahap ini lebih efektif guru memfasilitasi siswa dengan pemberian tugas secara individu, yang berfungsi sebagai lembar evaluasi.

Hasil observasi secara kuantitatif dengan menerapkan model Pembelajaran Generatif yang diperoleh dari data persentase keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I dan II yang disajikan pada Tabel 22.

Tabel 22. Persentase Keterlaksanaan Penerapan Model Pembelajaran Generatif dalam Pembelajaran PPMO

No Siklus

Persentase Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran (%)

Terlaksana Tidak terlaksana Baik Kurang

1 I 87,5 12,5 0

2 II 100 0 0

Pada Tabel 22 menunjukkan peningkatan keterlaksanaan model Pembelajaran Generatif pada siklus I dan II. Data persentase

(32)

97

keterlaksanaan penerapan model Pembelajarn Generatif pada silus I dan II disajikan dalam bentuk diagram dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Persentase Keterlaksanaan Model Pembelajarn Generatif dalam

Pembelajaran PPMO pada Siklus I dan II

Berdasarkan pada Gambar 5 menunjukkan adanya peningkatan keterlaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model Pembelajaran Generatif pada siklus I dan II. Pada siklus I, persentase keterlaksanaan model Pembelajaran Generatif sebesar 87,50% terlaksana dengan baik, namun pada beberapa aspek sebesar 12,5% masih kurang terlaksana dengan baik.

Pada siklus II persentase keterlaksanaan model Pembelajaran Generatif mengalami peningkatan yang sangat baik yaitu pelaksanaan pembelajaran sebesar 100% terlaksana dengan baik. Secara umum tahap-tahapan model Pembelajaran Generatif terlaksana dengan baik. Hal ini dikarenakan refleksi pada silklus I dilaksanakan dengan baik oleh guru, sehingga memberikan hasil yang positif.

Baik 87,5% Kurang 12,50% Tidak terlaksana 0% SIKLUS I Baik 100% Kurang 0% Tidak terlaksana 0% SIKLUS II

(33)

98 2. Hasil Belajar Siswa

Penerapan model Pembelajaran Generatif dalam pembelajaran PPMO dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai pretest dan posttest pada siklus I dan II. Perolehan besarnya rerata nilai posttest lebih tinggi dibandingkan perolehan besarnya nilai rerata pretest pada siklus I dan II. Perolehan besarnya rata-rata nilai pretest dan posttest disajikan pada Tabel 23.

Tabel 23. Analisis Hasil Tes Tertulis Siklus I dan II

No Siklus

Rerata Perolehan Nilai

Ketercapaian KKM (%)

Rerata

Hasil Belajar Siswa Gain

Score

Pretest Posttest

1. I 53,53 67,06 50,00 0,29

2. II 45,00 70,00 77,78 0,44

Data rata-rata nilai tes tertulis disajikan dalam bentuk diagram dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Rerata Nilai Tes Tertulis pada Siklus I dan II

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 Siklus I Siklus II Pretest 53,53 45,00 Posttest 67,06 70,00 R e rata n ilai

(34)

99

Gambar 6 menunjukkan rerata nilai tes yang dilakukan pada siklus I dan II diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah dilakukan tindakan berupa penerapan model Pembelajaran Generatif, hal ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai

pretest dan postest siswa pada siklus I dan II.

Selain itu ketercapaian KKM siswa juga menglami peningkatan. Persentase ketercapaian KKM siswa disajikan dalam bentuk diagram dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Persentase Hasil Ketercapaian KKM Siswa pada Tes Siklus I dan II

Berdasarkan diagram persentase hasil ketercapaian KKM siswa pada tes siklus I, menunjukkan belum tercapainya hasil belajar yang diharapkan oleh peneliti. Hal ini berdasarkan jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 50,00%.

Pada siklus II, hasil tes tertulis mengalami peningkatan dan menunjukkan pencapaian KKM sesuai yang diharapkan. Hal ini jumlah

TUNTAS 50,00% BELUM TUNTAS 50,00% SIKLUS I TUNTAS 77,78% BELUM TUNTAS 22,22% SIKLUS II

(35)

100

siswa yang mencapai KKM sebesar 77,78%. Pada hasil siklus II telah mencapai indikator keberhasilan penelitian yang ditetapkan sebesar ≥75.

Analisis gainscore bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Data rerata gain score siswa pada siklus I sebesar 0,29. Perolehan gain score sebesar 0,29 dikategorikan rendah. Sebagaian besar siswa mengalami peningkatan hasil pretest dan posttest meskipun peningkatan yang dialami tidak signifikan.

Rerata gain skor pada siklus II yaitu sebesar 0,44. Perolehan gain score sebesar 0,44 dikategorikan sedang. Sebagian besar siswa mengalami peningkatan hasil pretest dan postest. Data perolehan rerata gain score

siswa pada siklus I dan II disajikan dalam bentuk diagram pada Gambar 8.

Gambar 8. Rerata Gain Score Siswa pada Siklus I dan II 3. Hasil Pemahaman Siswa

Data kemampuan berpikir kritis siswa didapatkan dengan memberikan tes tertulis berbentuk soal uraian yang berjumlah dua soal pada masing-masing siklus.

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 Siklus I Siklus II 0,29 0,44 Gai n Sc o re

(36)

101

Tabel 24. Persentase Skor Aspek Kemampuan Pemahaman Siswa Siklus Ke- Aspek Kemampuan Pemahaman Siswa Persentase Rerata Skor (%) I Menjelaskan 67,47 Menafsirkan 59 II Menjelaskan 76,77 Menafsirkan 84

Tabel diatas menggambarkan data kemampuan pemahaman siswa pada siklus pertama dan kedua untuk masing-masing aspek, dapat dilihat bahwa pada siklus pertama besarnya siswa yang menjawab pertanyaan dengan benar untuk soal uraian dengan aspek menjelaskan sebesar 67,47% sedangkan untuk aspek menafsirkan sebesar 59%. Pada siklus kedua banyaknya siswa yang menjawab dengan benar untuk soal uraian dengan aspek menjelaskan adalah sebesar 76,77% sedangkan untuk aspek menafsirkan adalah sebesar 84%

Jika digabungkan untuk kedua aspek kemampuan pemahaman siswa yang digunakan dalam penelitian ini maka pada siklus I rerata hasil posttest mencapai 1,32 dan pada siklus II rerata hasil posttest

mengalami peningkatan sehingga rerata skor posttest siswa mancapai 1,61. Diagram perolehan rerata skor posttest kemampuan berpikir kritis siswa disajikan pada gambar 9.

(37)

102

Gambar 9. Rerata Skor Kemampuan Pemahaman Siswa pada Siklus I dan II

Gambar diatas menunjukan adanya peningkatan rerata nilai

posttest siswa dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I persentase nilai siswa untuk tes kemampuan pemahaman sebesar 66,18% sehingga jika diinterpretasikan dalam tabel pencapaian termasuk dalam kategori sedang. Pada siklus II besarnya persentase nilai tes kemampuan pemahaman siswa meningkat dan memperoleh persentase sebesar 80,56% sehingga ketika diinterpretasikan dalam tabel pencapaian termasuk dalam kategori tinggi.

4. Respon Siswa terhadap Penerapan Model Pembelajaran Generatif dalam Pembelajaran PPMO

Angket respon siswa diberikan pada akhir kegiatan pembelajaran pada siklus I dan II. Guru memberikan penjelasan mengenai cara pengisian lembar angket. Angket pembelajaran bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tanggapan siswa terhadap model pembelajaran yang diterapkan. Melalui analisis ini dapat diketahui aspek yang menjadi kelebihan dan

0 0,5 1 1,5 2 siklus I siklus II

(38)

103

kekurangan dari Model Pembelajaran Generatif, sehingga peneliti dapat melakukan perbaikan untuk hasil yang lebih baik kedepannya. Hasil analisis angket pembelajaran disajikan pada Tabel 25.

Tabel 25. Hasil Analisis Angket Respon Siswa

NO Indikator SS S TS STS

1 Tujuan pembelajaran diungkapkan dengan jelas 6 12 2 Proses kerja motor yang dipelajari berkaitan dengan

benda/fenomena sekitar 4 14

3 Pembelajaran menarik dan menyenangkan 5 9 4

4 Pembelajaran melibatkan semua faktor yang

mempengaruhi KBM 3 13 2

5 Pembelajaran melatih mengaitkan pengetahuan yang

diperoleh 5 12 1

6 Pelaksanaan pembelajaran membuat lebih mudah

memahami materi 4 13 1

7 Pelaksanaan pembelajaran membuat lebih mudah

mengingat suatu konsep pembelajaran 2 15 1

8 Pelaksanaan pembelajaran meningkatkan rasa ingin tahu 6 12 9 Pelaksanaan pembelajaran sesuai untuk materi yang

sedang berlangsung 5 13

10 Pelaksanaan pembelajaran perlu diaplikasikan untuk

materi yang lain 6 11 1

11 Pelaksanaan pembelajaran membuat bersemangat dalam

belajar PPMO 5 13

12 Pelaksanaan pembelajaran mempermudah belajar di luar

kelas 3 15

13 Pelaksanaan pembelajaran meningkatkan kerjasama

dengan teman 9 9

14 Pelaksanaan pembelajaran membuat tertarik untuk

memperdalam pelajaran PPMO Sepeda Motor 2 16 15

Pelaksanaan pembelajaran mempermudah dalam menganalisis dan

menarik kesimpulan

4 13 1

16 Kesimpulan yang diperoleh berguna 6 12

17 Pelaksanaan pembelajaran mempermudah dalam

mengerjakan soal 4 12 2

18 Pelaksanaan pembelajaran membuat lebih berani bertanya 5 11 2 19 Pelaksanaan pembelajaran membuat lebih berani

mengkomunikasikan masalah 3 15

20 Refleksi yang diberikan membantu saat belajar di luar

(39)

104

Angket memiliki tingkatan respon mulai dari sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Angket diberikan pada pertemuan terakhir setelah kegiatan posttest dilakukan. Hasil angket tanggapan dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar10. Analisi Hasil Anget Respon Siswa

Hasil angket menyatakan bahwa sebagian siswa memilih setuju sedangkan sisanya memilih sangat setuju untuk pernyataan proses pembelajaran berlangsung dengan menarik dan menyenangkan. Proses pembelajaran yang menyenangkan kemudian memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan siswa dalam memahami materi ajar. Dari hasil penyebaran angket diketahui sejumlah 13 dari 18 siswa memilih setuju terhadap pernyataan bahwa siswa merasa lebih mudah memahami materi pelajaran PPMO dengan menggunakan Model Pembelajaran Generatif.

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

(40)

105

Model Pembelajaran Generatif mendorong siswa untuk memperoleh pengetahuan yang bermakna, sebanyak satu siswa tidak setuju dengan penerapan Model Pembelajaran Generatif. Hasil analisis angket menunjukkan jumlah siswa yang memilih tidak setuju hanya sedikit, namun hal ini menjadi kritik yang membangun bagi peneliti untuk meningkatkan kualitas Model Pembelajaran Generatif sehingga nantinya dapat menjadi strategi pembelajaran yang berkualitas bagi siswa.

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Generatif pada proses pembelajaran PPMO dapat meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa dibandingkan pembelajaran menggunakan model yang biasa diterapkan oleh guru, yakni ceramah. Namun demikian, terdapat beberapa kelemahan dalam pelaksanan tindakan kelas dengan menerapkan model Pembelajaran Generatif. Kelemahan pelaksanaan pembelajaran Model Pembelajaran Generatif diantaranya adalah: (1) Guru harus memiliki keterampilan untuk menerima gagasan siswa kemudian mengarahkan ke arah konsep yang benar, (2) Diperlukan pengelolaan kelas yang baik dari guru, utamanya dalam manajemen waktu sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal, guru juga harus paham betul mengenai prinsip dari proses pembelajaran dengan Model Pembelajaran Generatif. Sehingga dalam proses pembelajaran guru dapat mendorong partisipasi aktif siswa.

Gambar

Tabel 12. keterlaksanaan Model Pembelajaran Generatif  Siklus I  NO  Langkah  Persentase (%)  Observer 1  Observer 2  1
Tabel 13. Hasil Tes Tertulis pada Siklus I
Tabel 14. Distribusi Gain Score Siswa pada Siklus I  No  Nilai gain
Tabel 15. Data Hasil Tes Uraian Siswa Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Senin tanggal Dua Puluh Enam bulan Mei tahun Dua Ribu Empat Belas, kami Pokja III Unit Layanan Pengadaan Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara telah melaksanakan

 Kew irausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara

Kegiatan bimbingan Konseling dan Karir merupakan kegiatan yang membantu/menolong mahasiswa dari berbagai permasalahan termasuk membantu pengembangan karir bagi

Reality is single; it can be broken down and parts studied..

Table 1. Tahapan ini dilakukan untuk mendapatkan data curah hujan dasarian wilayah penelitian; 2) Memplotkan kedua jenis data dalam sebuah grafik. Tahapan ini

Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pikiran  –  – pikiran atau informasi dari seseorang kepada pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu

Perjanjian tertulis yang dibuat dibawah tangan adalah suatu perjanjian yang dibuat oleh para pihak dalam bentuk tulisan yang disepakati oleh dua pihak yang sepakat untuk

Pada proses perancangan arsitektur, disamping faktor manusia dan kebutuhan akan material bangunan, faktor iklim juga memiliki pengaruh yang besar terhadap suatu