MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN SISWA MELALUI STRATEGI MODELING TEMAN SEBAYA ( TUTOR SEBAYA) DALAM PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 26 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial
Oleh
Faisal Qorni
NIM 1105767
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN SISWA MELALUI STRATEGI MODELING TEMAN SEBAYA (TUTOR SEBAYA) DALAM
PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 26 Bandung)
Oleh
Faisal Qorni
NIM 1105767
Skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial
©Faisal Qorni 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak
Faisal Qorni, 2015
MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI MODELING TEMAN SEBAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii
MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI MODELING TEMAN SEBAYA
(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-E SMPN 26 Bandung) Faisal Qorni
1105767 ABSTRAK
baik. Hal ini dapat dilihat dari kepercayaan diri siswa, keberanian dalam memberikan solusi alternatif maupun gagasan-gagasannya, kemampuan mengajar dan memotivasi siswa agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Kata kunci: Kepemimpinan dan Strategi Modeling Teman Sebaya (Tutor Sebaya). IMPROVING STUDENTS LEADERSHIP IN SOCIAL STUDIES (IPS)
LEARNING BY USING SAME-AGE TUTOR MODEL (A research on VIII-E students of SMPN 26 Bandung)
Faisal Qorni 1105767 ABSTRACT
Faisal Qorni, 2015
MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI MODELING TEMAN SEBAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iv
ideas, their teaching abilities and at the same time it could motivate them to reach their goals.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN i
ABSTRAK ii
ABSTRACK iii
KATA PENGANTAR iv
UCAPAN TERIMA KASIH v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR GRAFIK xii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH 1
B. RUMUSAN MASALAH 3
C. TUJUAN PENELITIAN 4
D. MANFAAT PENELITIAN 4
E. SISTEMATIKA PENULISAN 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. KEPEMIMPINAN 7
1. Pengertian Kepemimpinan 7
2. Teori-teori Kepemimpinan 10
3. Gaya Kepemimpinan 13
a. Gaya Kepemimpinan Situasional 14
b. Gaya Kepemimpinan Demokratis 15
4. Sifat-sifat dan Indikator Kepemimpinan 17
B. Strategi Modeling Teman Sebaya (Tutor Sebaya) 20
1. Pengertian Strategi Pembelajaran 20
2. Pengertian Modeling Teman Sebaya (Tutor Sebaya) 21
3. Prosedur Penyelenggaraan Tutor Sebaya 23
a. Menentukan Seorang Tutor 23
Faisal Qorni, 2015
MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI MODELING TEMAN SEBAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii
4. Kekurangan dan Kelebihan Tutor Sebaya 26
5. Tutor Sebaya Sebagai Salah Satu Pengembangan Kepemimpinan 27
C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial 28
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial 28
2. Tujuan Pembelajaran IPS 31
3. Ruang Lingku Mata Pelajaran IPS 32
4. Keterkaitan IPS dengan Kepemimpinan 33
5. Keterkaitan IPS dengan Modeling Teman Sebaya (Tutor Sebaya) 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 37
B. Metode Penelitian 38
C. Desain Penelitian 39
D. Definisi Istilah 41
E. Instrumen Penelitian 44
F. Uji Validitas Data 54
G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 54
1. Teknik Pengumpulan Data 54
2. Teknik Analisis Data 56
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian 61
1. Deskripsi Sekolah Penelitian 61
2. Deskripsi Kelas Penelitian 61
B. Deskripsi Pra Penelitian Tindakan Kelas 62
1. Identifikasi Masalah 62
2. Studi pendahuluan 63
C. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus 63
1. Pelaksaan Pembelajaran Siklus Ke-1 63
a. Perencanaan Tindakan ( Planning) 63
b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus ke-1 64
1) Tindakan 1 64
c. Observasi Tindakan (Observe) Siklus ke-1 67
d. Deskripsi Hasil Penilaian Kepemimpinan Siswa dalam Pembelajaran
IPS kelas VIII E Pada Siklus ke-1 82
e. Deskripsi Data Angket Siswa Siklus ke-1 89
f. Refleksi Siklus ke-1 99
2. Pelaksaan Pembelajaran Siklus Ke-2 100
a. Perencanaan Tindakan ( Planning) 100
b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus ke-2 100
1) Tindakan 1 101
2) Tindakan 2 102
c. Observasi Tindakan (Observe) Siklus ke-2 104
d. Deskripsi Hasil Penilaian Kepemimpinan Siswa dalam Pembelajaran
IPS kelas VIII E Pada Siklus ke-2 119
e. Deskripsi Data Angket Siswa Siklus ke-2 121
f. Refleksi Siklus ke-2 129
3. Pelaksaan Pembelajaran Siklus Ke-3 130
a. Perencanaan Tindakan ( Planning) 130
b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus ke-3 131
1) Tindakan 1 131
2) Tindakan 2 133
c. Observasi Tindakan (Observe) Siklus ke-3 135
d. Deskripsi Hasil Penilaian Kepemimpinan Siswa dalam Pembelajaran
IPS Kelas VIII E Pada Siklus ke-3 150
e. Deskripsi Data Angket Siswa Siklus ke-3 152
f. Refleksi Siklus ke-3 159
D. Deskripsi Hasil Wawancara 159
1. Deskripsi Hasil Wawancara Guru Mitra 159
E. Analisis Hasil Pengolahan Data Penelitian Meningkatkan Kepemimpinan Siswa
dalam Pembelajaran IPS Melalui Modeling Teman Sebaya (Tutor Sebaya) 162
1. Perencanaan pembelajaran IPS untuk menumbuhkan kepemimpinan siswa
Faisal Qorni, 2015
MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI MODELING TEMAN SEBAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
2. Pelaksanaan pembelajaran meningkatkan kepemimpinan siswa dalam
Pembelajaran IPS melalui strategi modeling teman sebaya (tutor sebaya) 169
3. Pelaksanaan kegiatan penerapan strategi tutor sebaya oleh siswa meningkatkan
kepemimpinan siswa dalam pembelajaran IPS 178
4. Kendala dan solusi dalam meningkatkan kepemimpinan siswa dalam
Pembelajaran IPS melalui strategi modeling teman sebaya (tutor sebaya) 183
5. Peningkatan kepemimpinan siswa dalam pembelajaran IPS melalui strategi
modeling teman sebaya (tutor sebaya) 185
a. Deskripsi data hasil observasi kegiatan pembelajaran 185
b. Deskripsi hasil analisis kepemimpinan siswa dala pembelajara IPS melalui
strategi tutor sebaya pada kegiatan pembelajaran 191
c. Deskripsi data hasil penilaian kepemimpinan siswa dalam pembelajaran
IPS melalui strategi tutor sebaya secara individu 194
d. Pembahasan hasil penelitian 195
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 199
B. Saran 201
DAFTAR PUSTAKA 203
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini peneliti memaparkan mengenai perihal latar belakang
masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian
serta sistematika penulisan.
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian ini berangkat dari hasil observasi awal serta pengalaman
mengajar selama kurang lebih 8 pertemuan di kelas VIII E SMPN 26 Bandung,
siswa kurang memiliki rasa kepemimpinan hal ini terlihat ketika proses
pembelajaran berlangsung yaitu:
1. Kurangnya rasa percaya diri siswa dalam kelompok belajar, hal ini terbukti
pada saat pembelajaran siswa cenderung enggan untuk menjadi ketua
kelompok dalam kelompoknya masing-masing;
2. Kurangnya rasa ingin tahu terhadap pembelajaran IPS siswa cenderung
pasif;
3. Rendahnya kemampuan komunikasi secara verbal;
4. Sekalipun metode pembelajaran dilakukan dengan cara berdiskusi namun
hal tersebut kurang efektif karena guru kurang mampu mengorganisasikan
kemampuan siswa yang memiliki kemampuan akedemik diatas rata-rata
siswa lainnya untuk disebar kedalam masing-masing kelompok. Sehingga
kelas hanya didominasi oleh segelintir siswa.
Sikap kepemimpinan sangat penting dalam dunia pendidikan hal ini
dikarenakan siswa sebagai “Agent Of Change” harus dapat memberikan
perubahan di dalam masyarakat. Pendidikan merupakan salah satu sumber
kebudayaan yang harus terus digali dan dikembangkan dan hal ini akan sangat
optimal jika para siswanya mempunyai jiwa kepemimpinan yang kuat serta
berkarakter karena dengan sikap seperti itu siswa akan terus mempunyai sikap
tidak mudah putus asa, berfikir kritis, mampu mengungkapkan pendapat dalam
2
Faisal Qorni, 2015
MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI MODELING TEMAN SEBAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Kartono (2010, hlm. 33-34) “pemimpin itu harus disiapkan,
dididik, dan dibentuk, tidak terlahir begitu saja. Setiap orang bisa menjadi
pemimpin, melalui usaha penyiapan dan pendidikan, serta didorong oleh kemauan
sendiri”. Maka dari itu peran pendidikan sangat penting untuk membangun
kepemimpinan siswa. Pemimpin mampu mengantisipasi perubahan yang tiba-tiba,
dapat mengoreksi kelemahan-kelemahan, dan mampu membawa organisasi
kepada sasaran dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan, didunia modern dan
kehidupan demokratis di negara-negara demokrasi menstimilir setiap individu
berpartisipasi aktif dalam semua kegiatan berorganisasi dan aktifitas hidup, dan
ikut memikul tanggung jawab sosial yang lebih besar, Setiap orang dapat
memikirkan, menerapkan dan menilai kembali kontribusi sosial masing-masing
dalam kehidupan bersama.
Menurut Edgar Wesley (dalam sapriya 2008, hlm. 3) “the social studies
are the sciencies simple for pedagogical purpose”. Makna dari definisi tersebut
IPS adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan
tentunya memiliki porsi yang begitu besar peranannya dalam hal ini. hal tersebut
terumuskan jelas didalam tujuan pembelajaran IPS sebagai berikut:
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya;
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial;
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan;
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi
dalam masyarakat yang majemuk baik di tingkat lokal, nasional maupun
global.
Walaupun pada prinsipnya urusan sikap dan moral merupakan tanggung
jawab seluruh mata pelajaran, akan tetapi mata pelajaran IPS memiliki porsi serta
peranan yang cukup besar dalam hal meningkatkan kesadaran siswa terhadap
nilai-nilai sosial maupun karakter kepemimpinan yang sangat dibutuhkan sebagai
Strategi pembelajaran yang berkembang dilapangan cenderung masih
berorientasi kepada guru, hal ini tentunya menyebabkan kurangnya kemampuan
siswa untuk belajar secara mandiri dan kurang rasa percaya diri siswa untuk
mengemukakan pendapat secara langsung maupun dalam menyampaikan
gagasanya.
Ada beberapa strategi pembelajaran yang beroriemtasi kepada siswa serta
diharapkan menciptakan lingkungan belajar siswa secara aktif, yaitu dengan
menggunakan strategi pembelajaran modeling teman sebaya (tutor sebaya).
Menurut Arikunto (1986, hlm. 77) bahwa tutor sebaya adalah seseorang atau
beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru sebagai pembantu guru dalam
melakukan bimbingan terhadap kawan sekelas. Untuk menentukan seorang tutor
ada beberapa kriteria yang harus dimiliki siswa yaitu siswa yang dipilih nilai
prestasi belajarnya lebih besar atau sama dengan delapan, dapat memberikan
bimbingan dan penjelasan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar
dan memiliki kesabaran serta kemamapuan memotivasi siswa dalam belajar.
Modeling teman sebaya (tutor sebaya) memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mampu meningkatkan kepemimpinan, hal ini dikerenakan didalam
prosedur pelakasanaan pembelajaranya diawali dengan memberikan bantuan
kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang
dipelajarinya. Seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru, untuk
membantu guru dalam melakukan bimbingan terhadap kawan sekelas.
Dari harapan dan kenyataan diatas peneliti ingin mencoba membahas dan
meneliti melalui judul “Meningkatkan Kepemimpinan Siswa Melalui Strategi
Modeling Teman Sebaya Dalam Pembelajaran IPS ”.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang penelitian diatas, identifikasi permasalahan
penelitian adalah “Bagaimana Meningkatkan Kepemimpinan Siswa Melalui Strategi Modeling Teman Sebaya Dalam Pembelajaran IPS?”.
Secara operasional, perumusan masalah pokok penelitian dirumuskan
4
Faisal Qorni, 2015
MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI MODELING TEMAN SEBAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPS untuk meningkatkan
kepemimpinan siswa melalui strategi modeling teman sebaya dalam
pembelajaran IPS dikelas VIII E SMPN 26 Bandung?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan kepemimpinan
siswa melalui strategi modeling teman sebaya dalam pembelajaran IPS
dikelas VIII E SMPN 26 Bandung?
3. Bagaimana Kendala dan solusi dalam meningkatkan kepemimpinan siswa
melalui strategi modeling teman sebaya dalam pembelajaran IPS dikelas
VIII E SMPN 26 Bandung?
4. Apakah terdapat peningkatan kepemimpinan siswa melalui strategi
modeling teman sebaya (tutor sebaya) dikelas VIII E SMPN 26 Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan
yang dikemukakan diatas, maka tujuan secara umum dari penelitian ini adalah:
menguji apakah dengan menggunakan strategi modeling teman sebaya (tutor
sebaya) dalam meningkatkan kepemimpinan siswa di SMPN 26 Bandung kelas
VIII E. Adapun tujuan penelitian yang dijabarkan secara khusus sebagai berikut:
1. Mengembangkan perencanaan pembelajaran IPS untuk meningkatkan
kepemimpinan siswa melalui strategi modeling teman sebaya (tutor
sebaya) di kelas VIII E SMPN 26 Bandung;
2. Mempraktekan pembelajaran untuk meningkatkan kepemimpinan siswa
melalui strategi modeling teman sebaya (tutor sebaya) di kelas VIII E
SMPN 26 Bandung;
3. Memecahkan kendala dan solusi dalam meningkatkan kepemimpinan
siswa melalui strategi modeling teman sebaya (tutor sebaya) di kelas VIII
E SMPN 26 Bandung;
4. Menganalisis peningkatan kepemimpinan siswa melalui strategi modeling
teman sebaya (tutor sebaya) di kelas VIII E SMPN 26 Bandung;
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis
pengembangan teori-teori pembelajaran IPS, khususnya yang menyangkut
model dan strategi pembelajaran.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1) Bagi peneliti
a. Menambah khasanah baru dalam pembelajaran IPS dengan
menggunakan strategi modeling teman sebaya (tutor sebaya) dan
lebih termotivasi dalam menerapkan metode pembelajaran yang
lebih bervariatif untuk menciptakan pembelajaran yang lebih
menarik sehingga peserta didik tidak bosan.
b. Dapat memberikan solusi untuk mengatasi kendala dalam
pembelajaran IPS.
c. Memberikan manfaat dalam memperbaiki sistem pembelajaran IPS
2) Bagi siswa
a. Dengan strategi modeling teman sebaya (tutor sebaya) dapat
meningkatkan interaksi siswa dalam kelompok, meningkatkan
kemampuan menyampaikan pendapat dalam forum diskusi,
berlatih berpikir kritis, meningkatkan rasa kepemimpinan siswa
untuk hidup dan berkomunikasi, bergilir, respek, dan sensitif
terhadap hak orang lain dan berbagi ide serta pengalaman dengan
orang lain.
b. Meningkatkan Kepemimpinan Siswa Melalui Strategi Modeling
Teman Sebaya Dalam Pembelajaran IPS.
c. Meningkatkan antusias siswa dalam kegiatan pembelajaran IPS di
kelas.
3) Bagi guru
a. Untuk memberikan gambaran pembelajaran IPS dengan strategi
modeling teman sebaya (tutor sebaya) dan dapat menjadikan
pertimbangan untuk menerapkan pembelajaran ini sebagai salah
satu alternatif dalam perbaikan proses belajar mengajar sebagai
6
Faisal Qorni, 2015
MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI MODELING TEMAN SEBAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Mengembangkan dan meningkatkan profesinya sebagai guru
profesional dalam meningkatkan pembelajaran IPS dengan
mengunakan strategi modeling teman sebaya (tutor sebaya).
c. Meningkatkan kualitas pembelajaran IPS dengan strategi modeling
teman sebaya (tutor sebaya).
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini akan dipaparkan
melalui penjelasan berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini peneliti memaparkan mengenai perihal latar belakang masalah
penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta
sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai pemaparan konsep-konsep dan teori-teori
pendukung penelitian ini. Konsep dan teori yang dipaparkan yaitu tentang
strategi modeling teman sebaya (tutor sebaya) dalam rangka meningkatkan
kepemimpinan siswa. Kajian pustaka yamg diambil dari berbagai literature,
mulai dari buku, skripsi, tesis, disertasi, jurnal, artikel, dan pustaka-pustaka lain
yang dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan akurasimya
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan tahap-tahap penelitian yang dilakukan peneliti dalam
upaya menyelesaikan penelitiannya. Tahap yang dijelaskan pada bab ini yaitu
dimulai dari metode penelitian yang digunakan, tahap persiapan, prosedur
pelaksanaan, analisis data yang mencangkup sumber data, teknik pengumpulan
data dan alat pengumpulan data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai hasil penelitian yang didasarkan pada data, fakta,
dan informasi yang dikolaborasikan dengan berbagai literatur yang ada.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
saran yang akan diajukan oleh peneliti kepada peneliti lainnya agar tidak
Faisal Qorni, 2015
MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI MODELING TEMAN SEBAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37 BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai metode yang digunakan
dalam penelitian. Metode yang digunakan disesuaikan dengan permasalahan yang
ditemui di kelas VIII-E SMPN 26 Bandung. Adapun dasar dari pemilihan metode
ini adalah untuk menjawab masalah yang ada, sehingga tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menjawab masalah yang ada, sehingga tujuan dari penelitian dapat
tercapai dengan baik. Selain itu, pemilihan metode yang tepat akan membantu
penulis sebagi pedoman dalam pelaksanaan penelitian berjalan dengan baik dan
sesuai dengan harapan.
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di SMPN 26 Bandung, jalan Sarimanah blok 23
Sarijadi, (022) 2012277 Bandung 40164. Pemilihan sekolah tersebut menjadi
objek penelitian dikarenakan penulis merasa sangat cocok dengan adanya
dukungan dari pihak sekolah, baik tenaga pendidiknya maupun dari segi sarana
prasarana yang dimiliki oleh sekolah.
Pada observasi awal dan pada saat melakukan Program Latihan Profesi
(PPL) yang difasilitasi oleh Universitas Pendidikan Indonesia, penulis melakukan
observasi dan praktik mengajar selama enam bulan dibeberapa kelas, hal ini
dijadikan sebagai pertimbangan untuk pemilihan kelas yang akan dijadikan subjek
penelitian dan penulis menentukan kelas VIII E sebagai subjek penelitian.
Pemilihan kelas tersebut sebagai subjek penelitian tidak terlepas dari kondisi
peserta didik yang memiliki permasalahan yang menonjol, sehingga guru
berkeinginan untuk dapat memperbaiki permasalahan tersebut.
Dalam hal ini diperlukan untuk pengembangan khususnya dalam
meningkatkan kepemimpinan siswa dalam kelompok. Situasi yang muncul
mencerminkan kurangnya kemampuan siswa untuk dapat meningkatkan jiwa
Faisal Qorni, 2015
cenderung pasif saat pembelajaran dan kurangnya percaya diri siswa untuk
menjadi ketua kelompok dalam kegiatan belajar. Penulis ingin mengubah sebuah
anggapan bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang bersifat hapalan serta
membosankan, sehingga siswa mampu memecahkan permasalahan yang
dihadapinya dengan baik.
B. Metode Penelitian
Melihat permasalahan yang akan diteliti terkait dengan proses
pembelajaran dikelas VIII-E SMPN 26 Bandung, sehingga penulis memilih
metode PTK (Penelitian Tindakan Kelas) sebagai metode yang digunakan untuk
memecahkan masalah. Pada dasarnya penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan
penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan
substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha
seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah
proses perbaikan dan perubahan.
Menurut Kemmis (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 12) menjelaskan bahwa penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.
PTK bukan sekedar mengajar, PTK mempunyai makna sadar dan kritis
terhadap mengajar, dan menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri
untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan proses pembelajaran. PTK
mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir kritis dalam
mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri, dan bertanggung jawab
mengenai pelaksanaan tugasnya secara profesional. Sehingga dalam hal ini PTK
sangat diperlukan untuk memperbaiki proses pembelajaran sehingga tercipta
suasana pembelajaran yang lebih kondusif.
Pada proses penelitian peserta didik akan dilibatkan secara aktif, adapun
39
Faisal Qorni, 2015
MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI MODELING TEMAN SEBAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
agar proses penelitian berjalan secara objektif. Secara umum penelitian tindakan
kelas bertujuan untuk:
1. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi serta kualitas
pembelajaran.
2. Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran,
khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima.
3. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan
tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan
sasarannya.
4. Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian secara
bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukannya sehingga
tercipta perbaikan yang berkesinambungan.
5. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, jujur dalam
pembelajaran.
Melalui PTK, guru akan lebih banyak memperoleh pengalaman tentang
praktik pembelajaran secara efektif, dan bukan ditujukan untuk memperoleh ilmu
baru dari penelitian tindakan yang dilakukannya. Selain memiliki tujuan yang
terarah, PTK sangat bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman guru terhadap
pembelajaran yang menjadi tugas utamanya. Manfaat penelitian tindakan kelas
antara lain dapat mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran sehingga
pembelajaran yang dilakukan senantiasa tampak baru dikalangan peserta didik,
serta Meningkatkan profesionalisme guru melalui upaya penelitian yang
dilakukannya, sehingga pemahaman guru senantiasa meningkat, baik berkaitan
dengan metode maupun isi pembelajaran.
C. Desain Penelitian
Ada beberapa ahli yang mengemukakan mengenai model penelitian
tindakan dengan bagan yang berbeda. Tiap-tiap model penelitian mempunya
kelemahan dan kelebihannya masing-masing. Namun secara garis besar terdapat
Faisal Qorni, 2015
dan refleksi. Adapun model yang digunakan oleh peneliti untuk melengkapi
proses penelitian ini adalah model spiral dari Kemmis dan Taggart (1988). Model
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1
Model penelitian tindakan kelas Kemmis dan Taggart
Dalam pelaksanaan penelitian yang menggunakan model spiral dari
Kemmis dan Tagart tersebut, dapat dijelaskan langkah-langkah yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
a) Perencanaan (Plan) Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa,
mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut
dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara
41
Faisal Qorni, 2015
MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI MODELING TEMAN SEBAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian
kolaborasi. Dalam tahap menyusun rancangan tindakan (planning) ini peneliti
menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapat perhatian khusus
untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk
membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.
b) Tindakan (act) Tahap ke 2 dari penelitian tindakan kelas ini adalah
pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan,
yaitu mengenakan tindakan kelas. Hal yang perlu diingat dalam tahap ini
adalah bahwa pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang
sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar dan tidak
di buat-buat.
c) Pengamatan (observing) Pada tahapan ini peneliti melakukan kegiatan
pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan yang sedang dilakukan. Kegiatan
pengamatan dan pelaksanaan tindakan berlangsung dalam waktu yang sama.
Oleh karena itu, baik guru maupun peneliti melalukan pengamatan balik
terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Peneliti juga dapat
mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang
akurat untuk perbaikan siklus selanjutnya.
d) Refleksi (reflecting) Tahap selanjutnya adalah kegiatan untuk mengemukakan
kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat
dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian
berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan
tindakan. Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka
dalam refleksi terakhir peneliti menyampaikan rencana yang disarankan
kepada peneliti lain apabila dia menghentikan kegiatannya, atau kepada diri
sendiri apabila akan melanjutkan dalam kesempatan lain. catatan-catatan
penting yang dibuat sebaiknya rinci sehingga siapa pun yang akan
melaksanakan dalam kesempatan lain tidak akan menjumpai kesulitan.
Faisal Qorni, 2015
Untuk menghindari kemungkinan terjadi kesalah pahaman terhadap
istilah-istilah yang dipergunakan dalam judul penelitian ini maka perlu kiranya
penulis menyampaikan tafsiran yang jelas terhadap istilah-istilah yang digunakan.
Secara konsep istilah-istilah tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut:
1. Kepemimpinan
Kepemimpinan dalam penelitian ini adalah keberanian siswa untuk
menjadi ketua kelompok dalam pembelajaran baik itu untuk memengaruhi siswa
lainnya ataupun untuk dirinya sendiri supaya siswa dapat mencapai tujuan dan
keinginan mereka untuk mendapatkan nilai yang maksimal. Berdasarkan
permasalahan yang ada didalam kelas siswa dilatih agar mampu meningkatkan
keterampilan kepemimpinannya dalam mencapai tujuan secara maksimal.
Robbins (2003, hlm. 163) mengatakan bahwa Kepemimpinan adalah
kemampuan mempengaruhi suatu kelompok ke arah pencapaian (tujuan).
Pendapat ini memandang semua anggota kelompok atau organisasi sebagai satu
kesatuan, sehingga kepemimpinan diberi makna sebagai kemampuan
mempengaruhi semua anggota kelompok atau organisasi agar bersedia melakukan
kegiatan maupun bekerja untuk mencapai tujuan kelompok atau organisasi.
Sejalan dengan penjelasan diatas Rivai (2004, hlm. 2) bahwa
kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi dalam menentukan organisasi,
memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk
memperbaiki kelompok dan budayanya. Berdasarkan pendapat tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan seni mempengaruhi atau
memotivasi suatu orang maupun kelompok (organisasi) untuk bersedia melakukan
kegiatan demi tercapainya tujuan bersama-sama.
Menurut Ordway Tead dan George R. Terry (dalam kartono, hlm. 43-49)
indikator atau sifat yang harus dimiliki setiap pemimpin, yaitu:
a. Antusiasme (enthusiasm; semangat, kegairahan, kegembiraan yang besar).
Pekerjaan yang dilakukan dan tujuan yang akan dicapai itu harus sehat,
43
Faisal Qorni, 2015
MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI MODELING TEMAN SEBAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
de cops. Semua ini membangkitkan antusiasme, optimisme, dan semangat
besar pada pribadi pemimpin maupun para anggota kelompok.
b. Ketegasan dalam mengambil keputusan (decisiveness). Pemimpin yang
berhaasil itu pasti dapat mengambil keputusan secara tepat, tegas dan cepat,
sebagai hasil dari kearifan dan pengalamannya. Selanjutnya dia mampu
meyakinkan para anggotanya akan kebenaran keputusannya. Ia berusaha agar
para pengikutnya bersedia mendukung kebijakan yang telah diambilnya. Dia
harus menampilkan ketetapan hati dan tanggung jawab, agar ia selalu dipatuhi
oleh bawahanya.
c. Kecerdasan (intelligence). Kecerdasan yang perlu dimiliki oleh setiap
pemimpin itu merupakan kemampuan untuk melihat dan memahami dengan
baik, mengerti sebab dan akibat kejadian menemukan hal-hal yang krusial
dan cepat menemukan cara penyelesaiannya dalam waktu singkat. Maka
orang yang cerdas akan mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam
waktu yang jauh lebih pendek dan dengan cara yang lebih efektif daripada
orang yang kurang cerdas.
d. Kepercayaan (faith). Keberhasilan pemimpin itu pada umumnya selalu
didukung oleh kepercayaan anak buahnya. Yaitu kepercayaan bahwa para
anggota pasti dipimpin dengan baik, dipengaruhi secara positif, dan diarahkan
pada sasaran-sasaran yang benar. Ada kepercayaan bahwa pemimpin
bersama-sama dengan anggota-anggota kelompoknya secara bersama-sama
rela berjuang untuk mencapai tujuan yang bernilai.
e. Kejujuran. Pemimpin yang baik itu harus memiliki kejujuran yang tinggi
yaitu jujur pada diri sendiri dan pada ornag lain (terutama bawahanya). Dia
selalu menepati janji, tidak selingkuh atau munafik, dapat dipercaya dan
berlaku adil terhadap semua orang.
f. Keterampilan brkomunikasi. Pemimpin diharapkan mahir menulis dan
berbicara; mudah menangkap maksud orang lain, cepat menangkap esensi
pertanyaan orang luar dan mudah memahami maksud para anggotanya. Juga
Faisal Qorni, 2015
mahir mengintegrasikan berbagai opierta aliran yang berbeda-beda untuk
mencapai kerukunan dan keseimbangan.
g. Kemampuan mengajar. Pemimpin yang baik itu diharapkan juga menjadi
guru yang baik. Mengajar adalah membawa siswa (orang yang belajar) secara
sistematis dan intensional pada sasaran-sasaran tertentu, guna
mengembangkan pengetahuan, keterampilan atau kemahiran teknis tertentu,
dan menambah pengalaman mereka. Yang dituju ialah agar para pengikunya
bisa mandiri, mau memberikan loyalitas dan partisipasinya.
2. Modeling teman sebaya (tutor sebaya).
Menurut Benard (1990, hlm. 82) bahwa tutor sebaya merupakan salah
satu strategi pembelajaran dimana seorang siswa yang berkompeten dengan
diberikan pelatihan minimal dan bimbingan guru, membantu satu atau lebih siswa
ditingkat kelas yang sama dalam belajar mengenai keterampilan atau konsep.
Pengertian diatas senada dengan yang dikemukakan oleh Arikunto (1992,
hlm. 77) bahwa tutor sebaya adalah seseorang atau beberapa orang siswa yang
ditunjuk oleh guru sebagai pembantu guru dalam melakukan bimbingan terhadap
teman sekelas. Untuk menentukan seorang tutor ada beberapa kriteria yang harus
dimiliki oleh seorang siswa yaitu siswa yang dipilih memiliki nilai prestasi belajar
yang lebih baik, dapat memberikan bimbingan dan penjelasan kepada siswa yang
mengalami kesulitan dalam belajar dan memiliki kesabaran serta kemampuan
memotivasi siswa dalam belajar. Tutor sebaya dipilih karena kebanyakan siswa
lebih muda menerima bantuan atau pengajaran dari teman-temanya dari pada
menerima bantuan atau pengajaran dari gurunya, meskipun guru sudah memiliki
metode mengajar yang lebih sesuai bagi siswa-siswanya.Siswa tersebut lebih
memilih bertanya dan meminta bantuan kepada teman-temanya sendiri.
E. Instrumen Penelitian
Salah satu kegiatan dalam penelitian adalah mengumpulkan data. Data
didalam penelitian merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu
45
Faisal Qorni, 2015
MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI MODELING TEMAN SEBAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ada. Oleh karena itu, untuk mengumpulkan data dilapangan peneliti harus
merumuskan alat pengumpul data sesuai dengan masalah yang diteliti atau
instrumen penelitian. Adapun dalam penelitian ini, digunakan beberapa instrumen
penelitian untuk mengumpulkan data dilapangan. Instrumen penelitian yang
digunakan antara lain:
1. Pedoman Observasi
Pedoman observasi merupakan alat penilai yang banyak digunakan oleh
peneliti untuk mengetahui atau mengukur tingkah laku individual atau proses
terjadinya suatu kegiatan yang diamati. Pedoman observasi ini diperlukan agar
peneliti dapat langsung mencatat hal-hal yang diamati secara langsung.
2. Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara ialah alat penelitian yang digunakan untuk
mengetahui pendapat yang di sampaikan oleh narasumber sehingga wawancara
digunakan untuk mengungkapkan data yang diungkapkan secara lisan oleh
sumbernya. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk memperoleh informasi yang
semaksimal mungkin dari responden.
3. Lembar Tes
Lembar tes merupakan alat pengumpul data yang digunakan untuk
mengetahui serta mengukur tingkat pemahaman peserta didik terhadap kegiatan
pembelajaran yang dilakukan.
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mengetahui hal-hal yang ditemukan
peneliti selama kegiatan atau proses pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan
ini merupakan alat yang sangat penting dalam penelitian kualitatif yang dicatat
oleh penelitidalam sebuah penelitian etnografi dilapangan. Catatan tersebut dapat
bersifat deskriptif (sesuai yang diamati) atau reflektif (mengandung penafsiran
peneliti)
5. Lembar Angket
Menurut Suherman (2003, hlm. 56) angket adalah sebuah daftar
Faisal Qorni, 2015
(responden), angket berfungsi sebagai pengumpul data. Data tersebut dapat berupa
keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap, pendapat, mengenai
suatu hal. Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran pendidikan IPS dengan strategi modeling sebaya (tutor sebaya).
6. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi digunakan untuk pengumpulan informasi yang
digunakan dalam penelitian ini sebagai sumber data yang berkaitan dengan
kondisi yang ada dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung dan penelitian
tindakan kelas dilaksanakan.
Instrumen-instrumen tersebut dikembangkan oleh peneliti bedasarkan
kisi-kisi instrumen yang telah dibuat dan sesuai dengan indikator yang ada.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Rumusan
masalah Indikator Pertanyaan pengumpulan Teknik
data 1. Bagaimana
perencanaan pembelajara n IPS untuk meningkatka n kepemimpin an siswa melalui strategi modeling teman sebaya dalam pembelajara n IPS dikelas VIII E SMPN 26 Bandung?
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam menuyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk pengembangan strategi pembelajaran modeling teman sebaya (tutor sebaya)
1. Merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan SK dan KD
2. Menentukan metode pembelajaran yang relevan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai 3. Menentukan
langkah-langkah pembelajaran secara rinci dan berorientasi kepada peserta didik
47
Faisal Qorni, 2015
MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI MODELING TEMAN SEBAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Bahan pengajaran yang dipilih sesuai dengan SK/KD 6. Menentukan alokasi
pengunaan waktu belajar mengajar secara lengkap dan terperinci
7. Menentukan cara pengorganisasian peserta didik agar terlibat secara aktif dalam KBM 8. Menentukan media
pengajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran
9. Menentukan sumber pengajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran
10.Mencantumkan bermacam-macam bentuk dan prosedur penilaian sesuai dengan tujuan pembelajaran
11.Membuat alat
penilaian hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Observasi
Observasi
Observasi
Observasi
Observasi
Observasi
Faisal Qorni, 2015 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajara n untuk meningkatka n kepemimpin an siswa melalui strategi modeling teman sebaya dalam pembelajara n IPS dikelas VIII E SMPN 26 Bandung? 1. Guru memiliki kompetensi pedagogik dalam melaksanaka n pembelajaran di kelas 2. Pembelajaran IPS menuntut siswa untuk memiliki keterampilan kepemimpina n melalui modeling teman sebaya
1. Guru membuka
pelajaran dengan baik.
2. Melakukan apersepsi
terkait masalah sosial yang
berhubungan dengan materi yang akan disampaikan.
3. Guru melakukan
motivasi kepada peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran 4. Guru mengkondisikan kelas sebelum pelajaran dimulai
5. Guru menjelaskan
materi dengan baik yang dapat
dimengerti oleh siswa
6. Guru mampu
mengelola kelas dengan baik
7. Guru menguasai
bahan ajar dengan seksama dan mengedentifikasi bagian-bagian yang sulit dari isi bahan ajar kemudian menyusun strategi untuk membantu siswa menghadapi kesulitan agar bisa mempelajari bagian yang sulit.
8. Guru menyajikan
49
Faisal Qorni, 2015
MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI MODELING TEMAN SEBAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
contoh-contoh penyelesaian soal atau LKS 9. Guru mengidentifikasi siswa yang menghadapi kesulitan dalam memahami bahan ajar yang diberikan dan sulit dipahami serta melaksanakan tutorial dengan menggunakan bahan dan langkah-langkah yang telah disiapkan.
10. Guru melakukan
tanya jawab untuk meyakinkan bahwa siswa tersebut telah mengatasi kesulitan belajarnya dan memahami materi yang sedang dipelajari dan memberikan tugas mandiri.
11. Guru membimbing
siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya. (diskusi kelompok) 12. Guru dapat
memanfaatkan waktu dengan baik sesuai situasi yang direncanakan.
13. Guru bersama
peserta didik memberikan
kesimpulan terhadap materi yang
diberikan
14. Guru memberikan
Faisal Qorni, 2015
kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum
dipahami
15. Tutor mampu
memberikan motivasi belajar yang baik kepada anggota
kelomponya. 16. Tutor dapat
menceritakan pengalaman terbaiknya untuk memotivasi anggota kelompoknya.
17. Tutor mampu
melihat dan
memahami masalah yang dialami para anggotannya.
18. Tutor mampu
memberikan penjalasan lebih lanjut terkait materi yang sudah
diberikan oleh guru dengan jelas kepada anggota
kelompoknya.
19. Tutor mampu
memahami pertanyaan yang diajuklan oleh anggota kelompoknya.
20. Tutor memiliki sikap dapat dipercaya oleh anggota
kelompoknya.
21. Tutor mampu
mengintegrasikan berbagai opini serta
Observasi
Observasi
Observasi
Observasi
51
Faisal Qorni, 2015
MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI MODELING TEMAN SEBAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
aliran yang berbeda -beda untuk mencapai kerukunan dan keseimbangan.
22. Antusiasme
(enthusiasm)
a. Siswa memiliki
semangat dalam belajar.
b. Siswa terlibat aktif selama proses
pembelajaran berlangsung
c. Siswa memiliki
sikap optimis untuk menjadi pribadi seorang pemimpin.
23. Ketegasan dalam
mengambil keputusan
(decisiveness).
a. Siswa dapat mengambil keputusan secara tepat, tegas dan cepat
b. Siswa mampu
bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya.
24. Kecerdasan
(intelligence)
a. siswa mampu
dengan mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru maupun oleh tutornya.
b. Siswa mampu
memecahkan
Observasi
Observasi
Faisal Qorni, 2015
masalah yang dihadapinya
c. Siswa mampu
memberikan solusi alternatif pemecahan masalah yang beragam
25. Kejujuran
(rectitude)
a. Siswa memiliki
sikap jujur dalam setiap
tindakannya.
b. Siswa memiliki
sikap dapat dipercaya oleh teman-temannya.
c. Siswa mampu
menepati janji untuk
mengumpulkan tugas tepat waktu
26. Kepercayaan (faith)
a. Siswa dapat menumbuhkan rasa saling percaya terhadap temannya.
b. Siswa mampu
memberikan pengaruh yang positif selama proses
pembelajaran berlangsung
c. Siswa mampu
bekerja sama selama kegiatan diskusi
berlangsung guna mendapat nilai yang baik.
27. Keterampilan
Observasi
Observasi
53
Faisal Qorni, 2015
MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI MODELING TEMAN SEBAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu berkomunikasi
a. Siswa memiliki
rasa percaya diri dalam
mengemukakan pendapat maupun argumentasi secara lisan.
b. Siswa memiliki
rasa percaya diri dalam
mengajukan pertanyaan.
c. Siswa mampu
mengintegrasikan berbagai opini serta aliran yang berbeda-beda untuk mencapai kerukunan dan keseimbangan.
28. Kemampuan
mengajar (teach
ability)
a. Siswa mampu
menambah pengetahuan baru bagi teman -temannya.
b. Siswa mampu
memberikan contoh perilaku yang baik bagi teman-temanya.
29. Guru memberikan
tugas kepada peserta didik untuk
dikerjakan baik disekolah maupun dirumah secara individu maupun kelompok.
Faisal Qorni, 2015 pembelajaran dengan salam 3. Bagaimana Kendala dan solusi dalam meningkatk an kepemimpi nan siswa melalui strategi modeling teman sebaya dalam pembelajar an IPS dikelas VIII E SMPN 26 Bandung?
1. Guru kurang
mengenal strategi pembelajaran modeling teman sebaya (tutor sebaya) 1. Metode pembelajaran apa yang sering ibu terapkan dalam pembelajaran didalam kelas?
2. Bagaimana kondisi
atau situasi kelas pada saat
pembelajaran
melalui metode yang diterapkan ibu didalam kelas?
3. Apakah ibu pernah
menggunakan strategi pembelajaran modeling teman sebaya (tutor sebaya) didalam kelas dan bagaimana ibu mengembangkan strategi tersebut?
4. Bagaimana menurut
55
Faisal Qorni, 2015
MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI MODELING TEMAN SEBAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Bagaimana menurut
ibu kekurangan dari strategi
pembelajaran modeling teman sebaya (tutor sebaya)?
6. Apa solusi yang ibu
berikan untuk mengatasi kendala dalam menerapkan stategi modeling teman sebaya (tutor sebaya) 4. Apakah terdapat peningkata n kepemimpi nan siswa melalui strategi modeling teman sebaya (tutor sebaya) dikelas VIII E SMPN 26 Bandung? 1. Peningkatan keterampilan kepemimpina n siswa melalui strategi modeling teman sebaya (tutor sebaya)
7. Bagaimana menurut
ibu mengenai penerapan strategi pembelajaran modeling teman sebaya (tutor sebaya) didalam kelas?
8. Apakah melalui
strategi pembelajaran modeling teman sebaya (tutor sebaya) dapat meningkatkan kepemimpinan siswa?
Wawancara
Wawancara
F. Uji Validitas Data
Menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja 2012, hlm.168) untuk menguji
derajat keterpercayaan atau derajat kebenaran penelitian, ada beberapa bentuk
validasi yang dapat dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu :
a. Member Chek dilakukan untuk meninjau kembali keterangan-keterangan atau
Faisal Qorni, 2015
narasumber tentang kebenaran data penelitian. Dalam kegiatan ini peneliti
menginformasikan penemuan yang diperoleh baik kepada guru, maupun
siswa pada setiap akhir kegiatan pembelajaran.
b. Triangulasi yaitu kegiatan untuk memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk
atau analisis yang diperoleh peneliti dengan menggunakan sumber lain yakni
dengan membandingkan kebenaran data dengan sumber lain atau hasil
peneliti lain.
c. Audit Trail dilakukan dengan cara mendiskusikan kebenaran data beserta
prosedur pengumpulannya dengan guru untuk memperoleh data dengan
validasi yang tinggi.
d. Expert Opinion dilakukan dengan cara pengecekan data terakhir terhadap
kesahihan temuan peneliti kepada pakar profesional. Dalam kegiatan ini
peneliti mengkonsultasikan temuan-temuannya kepada pembimbing sehingga
validasi data temuan yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik pengumpulan data
a. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpul data yang dilakukan dengan
mengamati langsung mengenai permasalahan yang yang diamati dan mencatatkan
apa yang terjadi di lapangan. Untuk memaksimalkan hasil observasi, biasanya
peneliti akan menggunakan alat bantu yang sesuai dengan kondisi lapangan.
Diantara alat bantu tersebut seperti, buku catatan dan chek list yang berisi objek
yang perlu diamati.
b. Catatan lapangan
Catatan lapangan dalam suatu penelitian dilkukan pada saat peneliti berada
pada tahap pengumpulan data. Catatan lapangan ini dibutuhkan oleh peneliti
untuk mengetahui hal-hal yang diamati dalam kegiatan penelitian yang telah
dicatat pada saat melakukan penelitian. Catatan lapangan yang peneliti gunakan
57
Faisal Qorni, 2015
MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI MODELING TEMAN SEBAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sedang dilaksanakan yang dicatat dalam catatan lapangan ini adalah deskripsi
kegiatan yang terjadi pada saat sedang melakukan penelitian beserta komentar
terhadap kejadian yang sedang berlangsung. Catatan ini disusun secara sistematis
berdasarkan urutan waktu dan kejadian yang diamati.
c. Wawancara
Wawancara menurut Dezim (dalam Wiriiatmadja, 2012, hlm. 117)
wawancara adalah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada
orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal
yang dipandang perlu. Untuk memperkuat data yang diperoleh dalam penelitian
kali ini, penulis akan mewawancarai guru IPS dan peserta didik kelas VIII E yang
menjadi subjek pada penelitian kali ini.
d. Tes
Dalam kegiatan pengumpulan data tes sangat diperlukan pada penelitian ini.
Tes digunakan peneliti untuk memperoleh data mengenai tingkat keberhasilan
peserta didik terhadap materi yang diberikan. Tes yang dilakukan pada penelitian
kali ini berupa tes tertulis berkaitan dengan materi yang diajarkan. Melalui tes ini
peneliti dapat mengetahui sejauh mana ketercapaian peserta didik terhadap
kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
e. Angket
Pengertian metode angket menurut Arikunto (2006, hlm. 151) adalah
pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui. Sedangkan
menurut Sugiyono (2011, hlm. 199) angket atau kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau peryataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Angket digunakan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
strategi yang diterapkan berhasil secara langsung dari pendapat siswa. Angket
juga ditunjukan untuk melihat perkembangan perhitungan kepemimpinan siswa
yang dilihat dari opsi atau jawaban dalam angket yang dipilih siswa. Angket yang
Faisal Qorni, 2015
menghasilkan data yang dapat diperbandingkan dan untuk mengetahui
perkembangannya.
f. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data lainnya dalam penelitian ini adalah
dokumentasi. Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini bukan hanya
berupa foto-foto saja, melainkan berupa dokumen tertulis yang dibutuhkan oleh
peneliti. Salah satu contoh dokumentasi yang digunakan penulis yaitu, dokumen
hasil belajar peserta didik, dokumen resmi dari pihak-pihak yang terkait dan
sebagainya yang dibutuhkan dalam kegiatan penelitian ini serta dokumentasi
berupa foto-foto saat proses pembelajaran berlangsung. Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk melengkapi teknik pengumpulan data lainnya dalam penelitian
ini. Dokumen ini dapat memberikan gambaran mengenai kesesuaian dengan data
yang diperoleh.
2. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2011, hlm. 89) analisi data adalah:
“Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, observasi, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun dalam pola memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami diri sendiri dan orang lain. Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu analisi data berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya dikembangkan hipotensis”.
Pada penelitian ini, data yang akan dianalisis mulai dari data yang
dihasilkan pada tahap orientasi sampai pada tahap berakhirnya seluruh program
tindakan sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Analisis ini akan
dilakukan pada setiap siklus penelitian tindakan kelas guna untuk menilai tiap
tindakan yang diterapkan yang berakhir pada tindakan memutuskan perencanaan
dalam pelaksanaan siklus berikutnya. Teknik analisi data. Menurut Miles &
59
Faisal Qorni, 2015
MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI MODELING TEMAN SEBAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yaitu teknik analisis data kualitatif dan teknik analisis kuantitatif. teknik-teknik
tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.
a. Teknik analisis data kuantitatif
Analisis data kuantitatif dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
aspek kepemimpinan siswa terhadap kelompok maupun individu yang dilihat dari
hasil angket yang telah diisi siswa, analisis hasil observasi aktivitas guru, serta
analisis hasil observasi aktivitas siswa baik dalam pengerjaan tugas-tugas dan
penilaian aktivitas siswa yang berdasarkan pengamatan observer. Kemudian, data
hasil analisis tersebut dilakukan proses kaji perbandingan antara hasil pengisian
angket oleh siswa dan lembar observasi siswa Dibawah ini adalah pemaparan
prosedur perhitungan analisis data kuantitatif berdasarkan bentuk instrumennya.
a) Menganalisis angket
Angket digunakan peneliti untuk mengumpulkan data khususnya
mengenai ketercapaian indikator-indikator penerapan strategi modeling teman
sebaya (tutor sebaya). Selebihnya turut juga digunakan untuk mengetahui
perkembangan kepemimpinan siswa. Pemaparan data kuantitatif dalam penelitian
ini merupakan hasil dari perhitungan statistik yang sederhana yakni menampilkan
peningkatan kepemimpinan siswa melalui strategi modeling teman sebaya dari
pelaksanaan siklus pertama sampai hasil dari siklus terakhir. Proses
penganalisasian data kuntitatif hasil penelitian dilakukan dengan mengikuti
prosedur-prosedur pengolahan data sebagai berikut:
a. Menghitung penandaan check-list pada setiap jawaban angket yang diisi
oleh siswa.
b. Menghitung presentase jawaban siswa dalam angket untuk setiap jawaban
yang diberikan dengan menggunakan rumus sebagai berikut Subjana (2001,
Faisal Qorni, 2015
P = F X 100%
N
P = frekuensi jawaban seluruh siswa
F = frekuensi jawaban
N = frekuensi responden
c. Rentang klasifikasi pengisian peryataan-peryataan dalam angket penilaian
kepemimpinan siswa melalui strategi modeling teman sebaya dalam proses
pembelajaran IPS adalah sebagai berikut.
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
b)Hasil observasi aktivitas guru berdasarkan pengamatan observer
Analisis data aktivitas guru berdasarkan pengamatan observer dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Presentase aktivitas guru = Perolehan skor x 100 Seluruhan aktivitas
Setelah dihitung kemudian hasilnya diklasifikasi sesuai dengan klasifikasi,
[image:41.595.156.465.533.626.2]klasifikasi tersebut sebagai berikut (Komalasari, 2011, hlm. 156).
Tabel 3.2
Klasifikasi pembobotan aktivitas guru
Kategori Rentang Nilai
Kurang 0-1
Cukup 2-2,4
Baik 2,5-3,2
Sangat Baik 3,3-4
Sumber: diolah oleh peneliti
b. Teknik analisis data kualitatif
Suatu penelitian tentunya akan menghasilkan sebuah data, karena syarat
61
Faisal Qorni, 2015
MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI MODELING TEMAN SEBAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dapat diukur agar mampu memudahkan melihat hasil dari sebuah penelitian.
Analisis data yang diperoleh dalam sebuah penelitian dapat memecahkan masalah
penelitian dan mencapai tujuan akhir penulisan. Data yang diperoleh dalam
penelitian ini dianalisis menggunakan analisis data kualitatif. Pada dasarnya
analisis data kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data.
Analisis data tersebut terdiri atas beberapa komponen kegiatan yang saling terkait
satu sama lain yaitu:
a) Reduksi data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, perumusan perhatian, dan
penyederhanaan serta pengubahan bentuk data mentah yang ditemukan peneliti
dilapangan. Proses reduksi data ini dilakukan mulai dari penelitain awal hingga
akhir. Dalam proses ini dilakukan penajaman, pemfokusan, penyisihan data yang
kurang bermakna dan menatanya sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir
dapat ditarik dan diverifikasi. Setelah penulis mendapatkan kebenaran dari data
yang diperoleh kemudian akan di cek ulang dengan informan lain yang lebih
memahami dari data tersebut.
b) Penyajian data
Proses penyajian data merupakan kumpulan informasi yang tersusun
sehingga memungkinkan penulis untuk menarik kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.
Penyajian data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan
teks yang bersifat naratif secara rinci dan mendalam. Dalam tahapan ini juga
penulis melakukan penyajian data yang disusun secara sistematis agar lebih
mudah untuk dipahami berdasarkan data yang diperoleh sehingga akan
membentuk suatu bagian yang utuh.
c) Kesimpulan dan verifikasi
Penarikan kesimpulan dalam tahapan ini merupakan salah satu bagian
yang utuh dari kegiatan anlisis data kualitatif. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
Faisal Qorni, 2015
dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan dari subjek penelitian
dengan makna yang terkandung bersama konsep-konsep dasar dalam penelitian
tersebut. Sedangkan verifikasi data dimaksudkan agar penilaian tentang keseuaian
data dengan maksud yang terkandung dalam konsep-konsep dasar dalam
penelitian tersebut lebih tepat dan objektif.
Untuk memperkuat analisis data kualitatif, penulis melakukan perhitungan
secara sederhana yaitu, dengan menggunakan rata-rata (presentase) seperti yang
dituliskan oleh Komalasari (2011, hlm. 156) dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Presentase aktivitas = Perolehan skor x 100
Seluruhan aktivitas
Kemudian untuk keperluan mengklasifikasikan meningkatkan
kepemimpinan siswa melalui strategi modeling teman sebaya (tutor sebaya) dan
penerapan strategi modeling teman sebaya oleh siswa, maka penulis
mengelompokan kedalam empat kategori yaitu sangat baik, cukup dan kurang
[image:43.595.144.479.462.550.2]dengan skala presentase rentang skor sebagai berikut:
Tabel 3.3 Presentase aktivitas Observasi
Kategori Skor presentase
Kurang 0 - 33,3 %
Cukup 33,4 % - 66,6 %
Baik 68,9 % - 78,9%
Sangat Baik 79,9 % - 100%
Sumber: diolah oleh peneliti
Selanjutnya pada tabel dibawah ini adalah hasil penilaian siswa yang
sudah dipresentasikan.
Tabel 3.4 Presentase hasil nilai siswa
Kategori Skor presentase
Kurang 0 - 33,3 %
Cukup 33,4 % - 66,6 %
[image:43.595.142.477.626.696.2]63
Faisal Qorni, 2015
MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI MODELING TEMAN SEBAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sangat Baik 76,9 % - 100%
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini akan menyampaikan hasil akhir dari penelitian yang telah
dilakukan serta saran yang diajukan oleh penulis kepada pihak-pihak yang terkait
dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil pengamatan dari pelaksanaan kegiatan
pembelajaran di kelas VIII E SMPN 26 Bandung yang telah dilakukan pada siklus 1, 2, dan siklus 3 mengenai “Meningkatkan Kepemimpinan Siswa dalam Pembelajaran IPS melalui Strategi Modeling Teman Sebaya (Tutor Sebaya)”
penulis mengambil kesimpulan secara umum dan khusus.
A.Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan bahwa melalui penerapan strategi modeling teman sebaya (tutor sebaya)
dapat meningkatkan kepemimpinan siswa dalam pembelajaran IPS. Hal ini
disebabkan karena pada penerapan strategi tutor sebaya dengan melakukan
bimbingan kepada siswa yang kurang semangat untuk mengikuti pembelajaran
IPS agar siswa yang diberikan bimbingan tersebut dapat meningkatkan
kepemimpinannya dengan cara menyajikan permasalahan yang berkaitan dengan
kepemimpinan agar siswa mampu memberikan gagasan maupun solusi alternatif
dalam memecahkan masalah tersebut serta siswa semakin bersamngat dalam
mengikuti pembelajaran IPS. Adapun kesimpulan secara khusus dapat penulis
kemukakan sebagai berikut
1. Perencanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi modeling
teman sebaya (tutor sebaya) untuk meningkatkan kepemimpinan siswa dalam
pembelajaran IPS yang telah dilaksanakan dengan sangat baik. Guru
melakukan perencanaan sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan. Hal ini
bertujuan agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan apa yang
dibuat dalam rencana pembelajaran yang sudah dibuat sebelumnya. Selain
menyiapkan RPP yang berorientasi pada siswa (student centered), guru juga
200
Faisal Qorni, 2015
MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI MODELING TEMAN SEBAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kepemimpinan terkait materi yang akan dibahas dan mempersiapkan
perencanaan media pembelajaran yang menarik dengan tujuan agar siswa
termotivasi dalam kegiatan pembelajaran. Sebagai peneliti, guru juga
mempersiapkan lember observasi guru dan siswa catatan lapangan, lembar
wawancara guru, angket siswa serta studi dokumentasi yang akan digunakan
untuk penelitian.
2. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kepemimpinan
siswa dalam pembelajaran IPS melalui tutor sebaya yang dilakukan oleh guru
sudah dilaksanakan dengan baik pada setiap siklusnya. Kegiatan
pembelajaran ini dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu, kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pelaksanaan
ini guru berusaha untuk mengembangkan kepemimpinan siswa dalam
pembelajaran IPS dan memberikan motivasi agar siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran dengan memberikan skor berbintang sebagai apresiasi kepada
siswa yang aktif didalam kelas serta guru menggunakan media visual maupun
audio visual untuk menarik perhatian siswa. Kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan kepemimpinan siswa dalam pembelajaran IPS adalah dengan
memberikan tes uraian yang bersifat kontekstual terkait masalah
kepemimpinan yang harus dipecahkan atau dicarikan solusi alternatifnya oleh
siswa maupun berupa tugas yang di sajikan berupa bentuk mading dan power
point disertai gambar yang berkaitan dengan masalahnya. Guru juga
memeberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan gagasanya
didepan kelas.
3. Kendala dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk
meningkatkan kepemimpinan siswa dalam pembelajaran IPS yang dilakukan
oleh guru secara umum lebih menekankan pada waktu dengan cakupan materi
yang cukup luas. Selain itu, kendala lain yang dihadapi adalah kegiatan
pembelajaran menggunakan strategi tutor sebaya dengan menggunakan
SK/KD ini sebelumnya belum pernah dilakukan oleh guru sehingga siswa
perlu beradaptasi. Hal ini terlihat
4. pada siklus pertama, peserta didik masih terlihat kebingungan untuk
menuangkan hasil analisis mereka terhadap suatu permasalahan yang
disajikan oleh guru. Namun, dalam kegiatan refleksi yang dilakukan oleh
penulis bersama guru mitra selalu mengupayakan perbaikan serta mencari
solusi atas kendala-kendala tersebut. Hal ini dilakukan agar pada
pembelajaran berikutnya dapat lebih baik lagi. Beberapa upaya yang
dilakukan oleh guru adalah membuat rencana pelaksanaan dengan lebih
matang sehingga ketika proses pembelajaran berlangsung agar siswa mampu
memahami apa yang disampaikan oleh guru. Selain itu guru juga berupaya
untuk mengembangkan media pembelajaran maupun dalam memberikan
tugas yang dikemas semenarik mungkin dan mengangkat masalah-masalah
kepemimpinan yang ada di Indonesia yang sangat beragram maupun
permasalahan kepemimpinan yang dekat dengan lingkungan siswa dan
melatih siswa menjadi pemecah masalah yang baik maupun memberikan
solusi alternatif yang bermanfaat bagi semua orang termasuk untuk diri
sendiri dengan begitu pembelajaran IPS dapat lebih bernilai, bermakna dan
kaya akan manfaat bagi siswa.
5. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan strategi tutor sebaya ini mampu
meningkatkan kepemimpinan siswa dalam pembelajaran IPS. Hal ini terlihat
pada peningkatan presentase yang di peroleh pada setiap siklunya terlebih
pada siklus kedua dan ketiga. Siswa terlihat sangat percaya dari dan berani
mengungkapkan gagasan-gagasanya yang mereka miliki. Hasil penilaian
yang dilakukan oleh guru juga menunjukan adanya peningkatan