I''R::'IDEN
I?EPUt"]LIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2OO9
TENTANG
PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN BERUPA BUNGA OBLIGASI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
I
a.Mengingat
b.
bahwa
dengan
dilakukan
perubahan
terhadap Undang-Undang Nomor7
Tahun 1983 tentang Pajakpenghaiilan sebagaimana telah beberapa
kali
diubahterakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2OOB
tentang
Perubahan Keempatatas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, perludilakukan
penyesuaianterhadap ketentuan
Pajak Penghasilan atas penghasilan berupa bunga obligasi;bahwa
berclasarkan
pertimbangan
sebagaimanadimaksud dalam
huruf
a
dan untuk
melaksanakanketentuan Pasal
4
ayat (2) huruf a dan Pasal 17 ayat (71 Undang-UndangNomor
36
'l'ahun 2008
tentang Perubahan Keempatatas
Undang-Undang Nomor 7Tahun
1983
tentang
Pajak
Penghasilan, perlumenetapkan
Peraturan
Pemerintahtentang
Pajak Penghasiian atas Penghasilan Berupa Bunga Obligasi; pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun t945;Undang-Undang Nomor
7
Tahun 1983 tentang Pajakpenghasilan (Lembaran Negara Repubiik Indonesia
Tahun
1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3263) sebagaimana telah beberapa
kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2OO8 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Und.ang Nomor7
Tahun 1983 tentang Pajakpenghaiilan
(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2008 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a8931;
:
1.2.
Menetapkan :
.dr{i+-\l
$r&v
\ frtl - /4.... ? <€\r \tF -*e-.\:.'5 t\ ITR ESID E N RfPUE]LIK INDONESiA -2-MEMUTUSKAN:PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN BERUPA BUNGA OBLIGASI'
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan:
1.
obligasi adalah surat utang dan surat utang negara, yangberjangkawaktulebihdari12(duabelas)bulan.2.
Bunga obligasi adalah imbalan yang diterima d,anlatau dipeioieh pe-egang Obligasidalam bentuk
bungadanlatau diskonto. Pasal 2
(1)
Atas
penghasilan yangditerima danlatau
diperolehwajib.ealat<berupaBungaobligasidikenai
pemotongan Pajak Penghasilan yang bersifat final'
(2)
Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidakberlaku apabiia penerima penghasilan berupa Bunga
Obligasi adalah:
a.WajibPajakdanapensiunyangpendirianatau
pembentukannyatelahdisahkancllehMenteri
Keuangan dan
memenuhi
persyaratansebagaimanadiaturdalamPasai4ayat(3)hurufh
Undang-Undang
Nomor
7
Tahun
1983 tentangPajakPenghasilansebagaimanatelahbeberapa
kali
diubah terakhir
dengan
Undang-UndangNomor
36
Tahun
2008
tentang
PerubahanKeempat atas Undang-Undang Nomor
7
Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan; danb.
wajib Pajak bank yang didirit<an di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia'W
,)[iL.i'lDEl\
l:.lE-l-ri.,ll iL ll\. INDONESIA
-3-Pasal 3
Besarnya Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) adaiah:
a.
bunga dari Obligasi dengan kupon sebesar:1)
E%
(lima belas persen) bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetaP; dan2\
2O%o (dua puluh persen) atau sesuai dengan tarifberdasarkan persetujuan
penghindaran pajak berganda bagi wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetaP,dari
jumlah bruto
bunga sesuai
dengan
masakepemilikan Obligasi;
b. diskonto dari Obligasi dengan kupon sebesar:
1)
ISoh (lima belas persen) bagi Wajib Pajak daiam negeri dan bentuk usaha tetaP; dan2|20%(duapuluhpersen)atausesuaidengantarif
berdasarkan
persetujuan
penghindaran
pajakberganda bagi wajib Pajak lua.r negeri selain bentuk usaha tetaP,
dari selisih lebih harga
jual
atau nilai nominal di atasharga
perolehan Obligasi,tidak
termasuk
bunga berjalan;c.
diskonto dari Obligasi tanpa bunga sebesar:1) L1o/o (lima belas persen) bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetaP; dan
21 2oo/o (dua puluh persen) atau sesuai dengan tarif
berdasarkan
persetujuan
penghindaran
pajakberganda bagi wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetaP,
dari selisih lebih harga
jual
atau nilai nominal di atas harga perolehan Obligasi; dand.
bunga dan/atau diskonto dari obligasi yang diterimadan/atau
diperolehWajib Pajak
reksadana yang terdaftarpada
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sebesar:1) O% (nol persen)
untuk
tahun 2OO9 sampai dengantahun 2OIO;
W
i rilL.:-IDEN
tiLf.rr lr lLlf( INDoNESIA
-4-5% (lima persen) untuk tahun
2otl
sampai dengantahun 2013; dan
l5%
(lima belas persen)untuk
tahun
2OI4 dan seterusnya.Pasal 4
pemotongan Pajak Penghasiian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilakukan oleh:
a. penerbit Obligasi
atau
kustodian
selaku
agenpembayaran
yang ditunjuk, atas
bunga
dan/atau diskontoyang
diterima pemegang Obiigasi dengan kupon pada saatjatuh
tempo Bunga Obligasi, dan diskonto yang diterima pemegang Obligasi tanpa bunga pada saat jatuh tempo Obligasi; dan/ataub.
perusahaan efek, dealer, atau bank, seiaku pedagangperantara danlatau pembeli, atas bunga dan diskonto yang diterima penjuai Obligasi pada saat f-ransaksi'
Pasal 5
Ketentuan lebih
lanjut
mengenai tata cara pemotongan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Penghasilan atas Bunga Obligasidiatur
denganatau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.Pasal 6
Pada
saat
Peraturan Pemerintahini mulai
berlaku, Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2OO2 tentang PajakPenghasilan
atas
Bungadan
Diskonto Obligasi yang Diperdagangkan dan/atau Dilaporkan Perdagangannya diBursa
Efek
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO2 Nomor 11, Tambaha.n Letnbaran Negara RepublikIndonesia
Nomor
4175), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.Pasal 7
Peraturan Pemerintah
ini
mulai berlaku pada tanggal 1Januari 2OO9. 2)
3)
W
PRESIDEN
REPUBL.IK II.IDONESIA
-c-Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Pemerintah ini
denganpenempatannya
dalam
Lembaran Negara
Republik Indonesia.Ditetapka.n di Jakarta
pada tanggal 9 Februart 2OO9
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 9 Februart2OO9
MEI'ITERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
ttd
ANDI MATTALATTA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2OO9 NOMOR 33
Salinan sesuai dengan aslinYa
SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA
W
I.
UMUMDengan diund,angkannya undang-Undang Nomor 36 -Tahun 2008
tentang Perubahan Keempat atas undang-undang Nomor 7 Tahun 1983
tentang Pajak Penghasilan terdapat perubahan materi sehingga perlu
dilakukan
penyeiuaian terhadap ketentuan mengerlai
PajakPenghasitan atas penghasilan berupa Bunga obligasi yanq sebeiumnya
diatur
dengan Peraturan Pemerintah Nomor6
Tahun 2OO2 tentangPajak
Penghasilanatas
Bunga
dan_Diskonto obligasi
yang Diperdag.rrik.n d,an I atau Dilaporkan Perdagangannya di Bursa Efek' Berdasarkanketentuan
Pasal4
ayat (2)huruf
a
Undang-Undang Nomor36 Tahun
2OOg tentang Pelubahan Keempat atasundang-Undang Nomor
7
Tahun 1983lentang
Pajak Penghasilan, terhadappenghasilan berupa Bunga obligasi dapat dikenai Pajak Penghasilan
i""E
bersifatnn*
yangdiatur
dengan atau berdasarkan PeraturanPemerintah'
Ketentuan Pasal
17
ayat (7) Undang-Undang Nomor 36- Tahun 2008tentang Perubahan Keempat'atas Undang-Und'ang Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak
Penghasiian menyatakanbahwa
dengan PeraturanPemerintah dapat ditetapkan
tarif
pajak tersendiri atas penghasilan beruPa Bunga Obligasi'Materi pokok yang
diatur
dalam Peraturan Pemerintahini
mengenaipengenaar p":"r. P"enghasilan yang bersifat final dan penetapan besaran iarif"paj ak teriradap pinghasilan berupa Bunga Obligasi.
Tujuan pengaturan
ini
adalah untuk memberikan kemudahan kepadaWajib Pajak, meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengenaan pajak'
serta
untuk
mendorong berkembangnya perdaganganobligasi
diIndonesia.
l.)Ri:SIDEN
F.] LPi,II.]L I'( IND f NESIA
PENJELASAN ATAS
PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2OO9
TENTANG
PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN BERUPA BUNGA OBLIGASI
,r#_Fi-\,
$
v
" -)d\-v'9t?13rfl
,\rFlU -<-,.t-Ltt f t\ rrR[:!'IDENl.lE Pl ll iL-ll( INDONESIA
-2-II.
PASAL DEMI PASALPasal 1 CukuP jelas. Pasal 2 CukuP jelas. Pasal 3 Huruf a
Yang dimaksud. d.engan
"obiigasi
dengankupon"
dikenal dengan istilah interest beanng debt seqtrities'Yang dimaksud dengan "masa kepemilikan" dikenal dengan
istilah holding Period.
Huruf b
Yang d.imaksud dengan "bunga berjalan" dikenal dengan
istilah accrued interest.
Huruf c
Yang dimaksud, dengan "obligasi tanpa b.unga" dikenai dengan
i stilah non-intere st b e aring debt s ecuritie s'
Huruf d CukuP Jelas. Pasal 4 CukuP jelas. Pasal 5 CukuP jelas' Pasal 6 CukuP jelas. Pasal 7 CukuP jelas.