• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODIFIKASI SURVEYMETER DENGAN PENAMBAHAN FASILITAS PESAN SINGKAT (SMS).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODIFIKASI SURVEYMETER DENGAN PENAMBAHAN FASILITAS PESAN SINGKAT (SMS)."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MODIFIKASI

SURVEYMETER

DENGAN PENAMBAHAN

FASILITAS PESAN SINGKAT (SMS)

Adi Abimanyu

1

, Djiwo Harsono

2

, Ridho FA

2

, Jumari

1

, Wagirin

1

, Dwi Yuliansari

1

,

Nurhidayat S

1

1Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan 2Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir BATAN

Jalan Babarsari PO BOX 6101, Yogyakarta 55281 Email untuk korespondensi: adi.abimanyu@batan.go.id

ABSTRAK

MODIFIKASI SURVEYMETER DENGAN PENAMBAHAN FASILITAS PESAN SINGKAT (SMS). Pemantauan laju paparan radiasi umumnya dilakukan menggunakan surveymeter. Pada daerah radiasi dengan paparan tinggi perlu yang memerlukan pemantauan secara terus-menerus maka pengukuran laju paparan radiasi dilakukan menggunakan sistem pemantau radiasi jarak jauh dengan kabel melalui fasilitas komunikasi serial. Tetapi akan timbul suatu masalah seandainya jarak sistem monitor radiasi dengan pusat data terlalu jauh sehingga komunikasi serial menggunakan kabel tidak mungkin dilakukan. Layanan sms dikenal mudah dalam hal penggunaan dan tidak terbatas pada jarak sehingga layanan sms dapat digunakan sebagai pengganti jalur komunikasi serial yang menggunakan kabel sehingga jarak tidak menjadi masalah. Penelitian ini bertujuan mengkombinasikan surveymeter yang memiliki sinyal output audio dengan modem gsm (global system for mobile communication) dan mikrokontroler atmega8 menjadi suatu sistem monitor radiasi dengan fasilitas pesan singkat, untuk melakukan pemantauan radiasi secara otomatis sekaligus pengiriman data ke komputer untuk diolah lebih lanjut. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian rangkaian pembentuk pulsa, pengujian jangkauan pengukuran, pengujian kalibrasi dan pengujian seluruh sistem. Dari hasil pengujian didapatkan sebuah surveymeter dengan penambahan fasilitas pesan singkat (sms) untuk melakukan pemantauan radiasi secara otomatis sekaligus pengiriman data ke komputer untuk diolah lebih lanjut, dengan jangkauan frekuensi pencacahan 1 – 65.536 hz, faktor konversi caunt per second ke mr/jam sebesar 0,06227, data keluaran berupa logbook dan grafik yang ditampilkan pada komputer. Kata kunci: Surveymeter, SMS, mikrokontroler

ABSTRACT

MODIFICATION OF SURVEYMETER WITH ADDITIONAL FACILITY OF SHORT MESSSAGE SERVICE (SMS). Generally monitoring radiation exposure rate uses surveymeter. In the area with high radiation exposure rate that requires continuous monitoring, its required radiation monitoring system remotely through a serial communication cable. But there will be a problem if the distance from the radiation monitoring system to data center far enough, so its not possible to use a serial communication cable. SMS service is known for its ease in use and is not limited to the distance that the SMS service can be used instead of the serial communication line using a cable so the distance is not a problem. This research aims is to combine Surveymeter that has audio output signal with GSM modem (Global System for Mobile Communication) and ATmega8 microcontroller into a radiation monitor system with short message facility, to perform automatic radiation monitoring as well as sending data to a computer for further processing. Testing was conducted on the pulse-shaping circuit testing, testing the reach of measurement, calibration testing and testing the entire system. From the test results obtained a Surveymeter with the addition of facility short messages service (SMS) to perform automatic radiation monitoring as well as sending data to a computer for further processing, with a counting frequency range of 1-65536 Hz, caunt per second conversion factor to mR /hr at 0,06227, output data in the form of logbook and charts are displayed on the computer.

(2)

PENDAHULUAN

Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang terpancar dalam bentuk partikel atau gelombang[4]. Radiasi tidak dapat dirasakan secara langsung oleh indera manusia. Oleh karena itu perlu dilakukan pemantauan radiasi. Salah satu cara memonitor radiasi adalah menggunakan Surveymeter. Pemantauan radiasi dimaksudkan untuk mengetahui secara langsung laju paparan radiasi pada suatu daerah kerja. Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja yang hendak melaksanakan pekerjaan dilakukan pemantauan rutin terhadap dosis radiasi sebagai informasi bagi pekerja yang akan bekerja di daerah radiasi tersebut, sesuai dengan prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achievable)[5].

Pada daerah radiasi dengan paparan tinggi perlu yang memerlukan pemantauan secara terus-menerus maka pengukuran laju paparan radiasi dapat dilakukan dengan menggunakan sistem monitor radiasi dengan pengiriman data dapat dilakukan secara komunikasi serial yang disebut sistem pemantau radiasi jarak jauh.Tetapi akan timbul suatu masalah seandainya jarak sistem monitor radiasi dengan pusat data terlalu jauh.

Layanan SMS dikenal mudah dalam hal penggunaan dan tidak terbatas pada jarak sehingga layanan SMS dapat digunakan sebagai pengganti jalur komunikasi serial yang menggunakan kabel sehingga jarak tidak menjadi masalah.

Adanya kebutuhan sistem pemantau jarak jauh memunculkan ide untuk mengkombinasikan Surveymeter yang memiliki sinyal output audio dengan modem GSM (Global System for Mobile Communication) dan mikrokontroler ATmega8 menjadi suatu sistem monitor radiasi dengan fasilitas pesan singkat, untuk melakukan pemantauan radiasi secara otomatis sekaligus pengiriman data ke komputer untuk diolah lebih lanjut. Sehingga kegiatan pemantauan lebih mudah dan lebih aman untuk dilakukan.

TEORI

Surveymeter

Salah satu instrumen yang dibutuhkan dalam sistem proteksi radiasi adalah Surveymeter yang berfungsi untuk memonitor laju paparan radiasi dari suatu lokasi yang diperkirakan ada benda atau zat yang mengandung radioaktif. Zat radioaktif didefinisikan sebagai zat yang mengandung inti atom tidak stabil, atau setiap zat yang memancarkan radiasi pengion dengan aktivitas jenis lebih besar dari 70kBq/kg[3]. Surveymeter radiasi digunakan untuk mengukur tingkat radiasi dan biasanya

memberikan data hasil pengukuran dalam laju dosis (dosis radiasi per satuan waktu), misal dalam mrem/jam atau μSv/jam. Surveymeter terdiri dari detektor dan peralatan penunjang elektronik lainnya, seperti pada Gambar 1 sehingga dapat memberikan informasi laju dosis (mrem/jam atau μSv/jam) pada suatu tempat[6].

Detektor GM Inverter Pulse Shaping

Signal Processing

Display

High Voltage DC

Gambar 1. Blok Diagram Surveymeter

Modem Wavecom

Modem Wavecom Fastrack cukup dikenal di Indonesia pada industri rumahan sampai sekala besar, mulai dari fungsi untuk SMS (Short Message Service) massal hingga penggerak perangkat elektronik[2]. Keuntungan menggunakan modem Wavecom Fastrack daripada Modem lain atau HP: 1. Support AT-Command, bisa cek sisa pulsa, cek

point, cek pemakaian terakhir dll

2. Tidak semua Modem GSM atau HP support AT-Command

3. Tidak memakai baterai sehingga lebih praktis digunakan

Modem Wavecom M1306B serial ditunjukkan pada Gambar 2, memiliki fasilitas komunikasi serial RS-232 dengan kabel konverter DB15 ke DB9 dan power supply 8 V dari adaptor yang tersedia. Sehingga modem dapat dikomunikasikan dengan komputer maupun mikrokontroler.

Gambar 2. Modem wavecom, adaptor, kabel konverter

Konfigurasi pin untuk menghubungkan modem Wavecom dengan mikrokontroler ATmega8 dapat dilihat pada Tabel 1.

(3)

Tabel 1. Tabel Konfigurasi Pin Modem Wavecom ke Mikrokontroler ATmega8 Modem (DB15) IC Max 232 dari Modem IC Max 232 ke mikrokontroler Mikrokontroler ATMega8 Pin 2 (Tx) Pin 8 (R2IN) Pin 9 (ROUT) Pin 3 (Rx) Pin 6 (Rx) Pin 7 (T2OUT) Pin 10 (T2IN) Pin 2 (Tx) Pin 9 (GND) Pin 15 (GND) Pin 15 (GND) Pin 8(GND)

AT Command

AT Command merupakan perintah standar yang dapat diterima oleh modem. AT Command dapat dipakai untuk memerintahkan modem mengirim dan menerima pesan SMS. Selain itu AT Command juga dapat dipakai untuk mengetahui model modem yang dipakai, nomor IMEI (International Mobile Station Equipment Identity), kekuatan sinyal, nama operator, lokasi dan informasi-informasi lainnya yang berhubungan dengan modem tersebut.

Perintah-perintah AT Command dikirimkan ke modem dalam bentuk string (teks). Untuk mengirimkan perintah AT Command ke modem dari mikrokontroler, teks perintah AT Command dapat dikirimkan melalui komunikasi serial RS-232. Beberapa AT Command yang penting untuk SMS yaitu :

1. AT+CMGS : untuk mengirim SMS. Dengan format AT+CMGS=”No Tujuan” <enter> Isi Pesan <ctrl+z>

2. AT+CMGR : untuk membaca SMS. Dengan format AT+CMGR=X dimana X adalah indeks pesan.

3. AT+CMGD : untuk menghapus SMS. Dengan format AT+CMGD=X dimana X adalah indeks pesan atau AT+CMGD=1,4 untuk menghapus semua pesan

Labview

Labview adalah sebuah software pemograman yang diproduksi oleh National Instruments dengan bahasa pemrograman berbasis grafis atau blok diagram.

Virtual Instrument mempunyai user interface yang keduanya saling mempengaruhi dan mempunyai source code yang sama, serta dapat dimasukkan data pada keduanya. Suatu Virtual Instruments (VI’s) terdiri dari tiga bagian utama, yaitu front panel, block diagram, dan icon atau connector[1].

METODE PENELITIAN

Blok diagram komputerisasi monitoring radiasi melalui SMS ditunjukkan oleh Gambar 3.

Survey Meter Pembentuk

Pulsa Sistem Minimum ATMega8 Modem Transmitter Catu Daya LCD SMS SMS Modem Transmitter Komputer Catu Daya Sinyal audio Sinyal kotak Pusat Data Pemantauan di lapangan 1. Bagian ini dirancang bangun

2. Bagian ini dirancang bangun menggunakan

Labview

Gambar 3. Blok diagram komputerisasi monitoring radiasi melalui SMS Prinsip kerja dari sistem ini adalah hasil

pembacaan paparan radiasi oleh Surveymeter (mR/jam) berupa sinyal analog yang diambil dari

jackphone masuk ke dalam rangkaian pembentuk pulsa agar dihasilkan pulsa kotak. Pulsa kotak keluaran dari pembentuk pulsa masuk ke dalam pin

(4)

timer1 pada ATMega8 yang kemudian dihitung (cacah). Hasil pencacahan tersebut kemudian diolah oleh ATMega8 sehingga menghasilkan data berupa laju paparan radiasi (mR/jam) yang ditampilkan pada LCD kemudian dikirimkan melalui SMS menggunakan modem transmitter. Data tersebut

diterima oleh modem receiver kemudian dibaca, diolah, ditampilkan, dan didokumentasikan oleh komputer menggunakan software LabView. Hasil perancangan perangkat keras sistem ditunjukkan pada Gambar 4 dan Gambar 5

Gambar 4. Hasil perancangan pembentuk pulsa

Gambar 5. Hasil perancangan pengolah sinyal Pengujian yang dilakukan dalam penelitian

terdiri dari empat tahap yaitu

1. Pengujian rangkaian pembentuk pulsa untuk mengetahui karakteristik pulsa input dan output dari pembentuk pulsa.

2. Pengujian jangkauan pengukuran rangkaian pengolah sinyal menggunakan function generator, untuk mengatahui jangkauan pengukuran dari rangkaian pengolah sinyal yang dibuat.

3. Pengujian kalibrasi menggunakan Surveymeter digital Ludlum 2241-31 sebagai alat standar untuk mengetahui faktor konversi alat yang dirancangbangun dengan alat standar terkalibrasi.

4. Pengujian seluruh sistem mulai dari pengukuran radiasi sampai dengan GUI untuk mengetahui unjuk kerja alat secara keseluruhan. Sumber yang digunakan pada pengujian adalah Co-60.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengujian rangkaian pembentuk pulsa

Pada Gambar 6 terlihat bahwa pulsa output dari pembentuk pulsa (Vo) memiliki amplitudo lebih besar yaitu sekitar 5 V sementara pulsa input (Vi) hanya sekitar 3,8 V. Amplitudo pulsa output tersebut telah dapat dibaca oleh timer1 mikrokontroler.

(5)

Gambar 6. Perbandingan pulsa input dan output pembentuk pulsa

Hasil pengujian jangkauan pengukuran

rangkaian pengolah sinyal menggunakan

function generator

Hasil pengujian jangkauan pengukuran menggunakan function generator disajikan pada

Tabel 2 terlihat bahwa jangkauan pengukuran rangkaian pengolah sinyal adalah 1 – 65.536 Hz, dengan persen kesalahan 0 -0,06%, sedangkan untuk frekuensi di atas 65.536 Hz dihasilkan pembacaan frekuensi yang salah.

Tabel 2. Pengujian Menggunakan Function Generator No Function Generator (Hz) Osiloskop (Hz) Pembacaan Alat (Hz) Persen Kesalahan (%) 1 1 1 1 0,00 2 10 10 10 0,00 3 100 100 100 0,00 4 1000 1000 1000 0,00 5 10000 10000 10005 0,05 6 20000 20000 20011 0,06 7 30000 30000 30016 0,05 8 40000 40000 40022 0,06 9 50000 50000 50027 0,05 10 60000 60000 60033 0,06 11 65000 65000 65036 0,06 12 66000 66000 500 99,24

Hasil

hasil

pengujian

kalibrasi

alat

menggunakan

Surveymeter

digital.

Surveymeter digital yang digunakan adalah Ludlum 2241-31 dengan faktor kalibrasi 0,99 serta tanggal kalibrasi 18 Juli 2012. Hasil pengujian disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil pengujian kalibrasi No Surveymeter (mR/Jam) Pembacaan alat (cps) 1 3,48 64 2 3,47 63 3 3,8 65 4 3,87 64 5 4,45 62 6 4,03 61 7 3,81 61 8 4 62 9 3,95 61 10 3,88 61 Rata-rata 3,874 62,4

Dari hasil yang disajikan pada Tabel 4 dapat dihasilkan faktor konversi dengan cara membagi rata-rata pembacaan Surveymeter dengan rata-rata pembacaan alat yaitu sebesar 0,062227. Sehingga agar pembacaan alat menghasilkan nilai mR/jam sesuai dengan pembacaan alat standar harus dikalikan dengan faktor konversi sebesar 0,062227. Jika faktor konversi dikalikan dengan hasil pengujian pertama maka alat yang dibuat memiliki jangkauan pengukuran dari (0,06 – 4078,11) mR/jam.

Setelah dilakukan proses konversi, alat yang dibuat tidak perlu dikalibrasi lagi karena pada saat dilakukan proses konversi alat telah otomatis dikalibrasi. Sehingga setelah pembacaan alat dikonversi menjadi mR/jam, maka alat yang dibuat telah menampilkan hasil pembacaan yang sesuai dengan alat standar. Oleh karena itu faktor kalibrasi alat yang telah melalui proses konversi adalah 1.

Pengujian kalibrasi yang telah dilakukan menghasilkan faktor konversi sebesar 0,062227 dan faktor kalibrasi sebesar 1. Alat yang dibuat telah

(6)

memenuhi batas jangkauan faktor kalibrasi yaitu dari 0,8 sampai 1,2.

Hasil Pengujian Komputeriasi

Monitoring

Radiasi Melalui SMS

Perangkat keras komputerisasi monitoring radiasi melalui SMS dapat dilihat pada Gambar 7, dimana sebelah gambar kiri merupakan Transmitter dan sebelah kanan merupakan Receiver.

Gambar 7. Perangkat Keras Komputerisasi Monitoring Radiasi Melalui SMS

Tampilan awal dan data pengamatan pada GUI ditampilkan pada Gambar 8 dan Gambar 9.

Gambar 8. Tampilan Awal GUI

Gambar 9. Tampilan Data Pengamatan GUI Pengujian dilakukan dengan menggunakan sumber Co-60 sebagai sumber radiasi. Data yang diambil pada pengujian ini sebanyak 10 buah data pembacaan perangkat keras dan data yang ditampilkan GUI. Pengiriman data dilakukan setiap 30 detik. Dan setelah dilakukan pengujian didapatkan hasil yang disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil pengujian seluruh sistem

N o Perangkat keras (mR/Jam) Hasil GUI (mR/jam) 1 8,91 8,91 2 8,94 8,94 3 7,68 7,68 4 8,7 8,7 5 9,69 9,69 6 12,94 12,94 7 9,29 9,29 8 9,87 9,87 9 9,34 9,34 10 9,05 9,05

Dari hasil yang disajikan pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa hasil yang ditampilkan oleh GUI telah sesuai dengan data pembacaan perangkat keras. Dari hasil yang didapatkan pada pengujian komputerisasi monitoring radiasi melalui SMS dapat diketahui bahwa seluruh sistem dapat berfungsi dengan baik.

KESIMPULAN

Telah berhasil dimodifikasi Surveymeter dengan penambahan fasilitas pesan singkat (SMS) untuk melakukan pemantauan radiasi secara otomatis sekaligus pengiriman data ke komputer untuk diolah lebih lanjut, dengan jangkauan frekuensi pencacahan 1 – 65.536 Hz, faktor konversi caunt per second ke mR/jam sebesar 0,06227, data keluaran berupa logbook dan grafik yang ditampilkan pada komputer.

DAFTAR PUSTAKA

1. FAUZI, M. I., 2006, Pengukuran Temperatur Kontinyu Berbasis Labview V.8 dan NI-DAQ SCXI 1600 [Online]. Depok Jakarta: Politeknik Negeri Jakarta. Available: http://www.doc-stoc.com/docs/80912882/TA-Temperature - measurement-LabVIEW-By-Irwan-and-Endang-W [Accessed 12 September 2013].

2. ILINA & KHISAN, 2011, Konsep Rancangan Pendeteksi Banjir Jarak Jauh Memanfaatkan Fasilitas Pesan Singkat (SMS). Semarang: Teknik Elektro Universitas Diponegoro.

3. INDONESIA P. R., 1997, Undang Undang Ketenaganukliran No 10/1997 Tentang Kete-naganukliran Pasal 1 Ayat 9. Jakarta.

4. PUSDIKLAT, Proteksi Radiasi [Online]. Jakarta: Pusdiklat Batan. Available: http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/prot eksiradiasi/pengenalan_radiasi/1-1.htm [Accessed 12 September 2013].

5. RIFAI A., BUKIT B., ROMADHON, 2011, Rancang Bangun Sistem Monitoring Radiasi Lingkungan PLTN. Pertemuan Ilmiah Rakyasa

(7)

Perangkat Nuklir, 2011 Serpong, Tangerang. Serpong, Tangerang: PRPN-BATAN, 307-316. 6. SANYOTO N. T., ROMLI M., TRIKASJONO

T., 2009, Rancang Bangun Surveymeter Digital Menggunakan Pancake Detector. SDM Teknologi Nuklir V, Yogyakarta. Yogyakarta: STTN BATAN, 151-159.

TANYA JAWAB

Pertanyaan

1. Apa yang dimaksud dengan Modifikasi Surveymeter Dengan Penambahan SMS? Bagaimana sinyal audio dikonversi menjadi pengukuran radiasi?

Apa fungsi max232 pada WSN? (Refa Martatiana.)

2. Data apa yang ditampilkan pada komputer (dalam bentuk apa)? (Nugroho S.)

3. Apakah ada kemungkinan sending fail atau pending seperti yang kita alami dengan HP bila komputer tidak nyala.

Apakah komputer dapat request? (Dewita)

Jawaban

1. Modifikasi Surveymeter analog melalui output audio untuk dikonversi kedalam satuan laju paparan radiasi yang kemudian dikirimkan melalui SMS.

Melalui rangkaian switching transistor, output dibaca oleh mikrokontroler.

Mengubah level tegangan TTL output mikrokontroler ke level RS-232.

2. Data lju paparan radiasi ditampilkan dalam bentuk grafik dan tabel.

3. Sending Fail terjadi dari waktu notifikasi pada SMSC, karena SMS memiliki kemampuan store dan forward.

Komputer pada sistem ini hanya sebagai receiver tetapi dapat di tambahkan fitur request.

Gambar

Gambar 1.  Blok Diagram Surveymeter
Gambar 3. Blok diagram komputerisasi monitoring radiasi melalui SMS
Gambar 5. Hasil perancangan pengolah sinyal
Tabel  2  terlihat  bahwa  jangkauan  pengukuran  rangkaian  pengolah  sinyal  adalah  1  –  65.536  Hz,  dengan persen kesalahan 0 -0,06%, sedangkan untuk  frekuensi  di  atas  65.536  Hz  dihasilkan  pembacaan  frekuensi yang salah
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dilakukan, gaya kepemimpinan yang umum diterapkan oleh kontak tani di Desa Babakan adalah partisipatif yang terlihat dari keterlibatan anggota di dalam

Interpretasi Nasional (atau cara paralel yang diakui oleh RSPO) sebaiknya mencakup, sewajarnya: detil-detil kebijakan atau hukum nasional yang relevan, daftar jenis-jenis

Persepsi wisatawan termasuk dalam perilaku wisatawan, menurut Kotler (2009: 190) definisi dari perilaku wisatawan adalah, “Consumer behavior is study of how

Dalam bab ini berisi tentang ciri-ciri hukum administrasi negara, asas-asas umum pemerintahan yang baik, transparansi dan akuntabilitas, asas transparansi, asas akuntabilitas,

Jenis gaya kepemimpinan ini dalam mempengaruhi anggotanya menggunakan cara dan pola pendekatan melalui peningkatan kepedulian terhadap pentingnya nilai, sebagai acuan

Dengan penggunaan metode Attribute Extraction dalam perilaku perancangan produk tempat tidur pasien, maka hasil keluaran yang dapat diperoleh menjadi lebih lengkap

Berdasarkan tahapan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat iambil kesimpulan Blueprint (data, aplikasi, dan teknologi) yang merupakan

Dengan permohonan maaf sebesar-besarnya karena tidak me- mungkinkan bagi saya untuk menyebutkan nama satu-per-satu, saya menyampaikan terima kasih kepada: (1) para