• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU PENANGANAN EMESIS GRAVIDARUM OLEH IBU HAMIL DI BPS NOVA HERWANA, Amd.Keb DESA JUMENENG MOJOANYAR MOJOKERTO LAILATUL FITRIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERILAKU PENANGANAN EMESIS GRAVIDARUM OLEH IBU HAMIL DI BPS NOVA HERWANA, Amd.Keb DESA JUMENENG MOJOANYAR MOJOKERTO LAILATUL FITRIAH"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU PENANGANAN EMESIS GRAVIDARUM OLEH IBU

HAMIL DI BPS NOVA HERWANA, Amd.Keb

DESA JUMENENG MOJOANYAR

MOJOKERTO

LAILATUL FITRIAH

1211010021

Subject : Perilaku, Emesis Gravidarum, Ibu Hamil DESCRIPTION :

Kehamilan bukanlah suatu peristiwa yang mudah dialami dalam awal-awal perkembangannya salah satu keluhan yang sering terjadi adalah emesis gravidarum yang terjadi sekitar 65-70%. Akibat meremehkan rasa mual dan muntah yang dirasakan wanita pada saat kehamilan terbukti berkontribusi dalam meningkatkan ketegangan emosional, stres psikologis dan keterlambatan yang tidak semestinya dalam menemukan penanganan yang tepat, terutama jika kondisi menjadi patologis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku penanganan emesis gravidarum oleh ibu hamil di BPS Nova Herwana, Amd.Keb Desa Jumeneng Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto.

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Variabel yang diteliti adalah perilaku penanganan emesis gravidarum oleh ibu hamil. Populasinya adalah seluruh ibu hamil TM I dan TM II yang mengalami emesis atau mempunyai riwayat emesis di BPS Nova Herwana, Amd.Keb Desa Jumeneng Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. Sampel berjumlah 21 orang diambil menggunakan teknik Total Sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti. Analisa data menggunakan deskriptif distribusi frekuensi.

Hasil penelitian didapatkan perilaku penanganan emesis gravidarum oleh ibu hamil sebagian besar adalah negatif yaitu sebanyak 12 responden (57,1%).Bentuk perilaku negatif tersebut banyak dilakukan seperti ibu jarang mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang seperti karbohidrat dari nasi, protein dari ikan atau daging, vitamin dari buah-buahan, ibu jarang meminum air putih dengan jumlah yang cukup, jarang mengonsumsi obat yang telah diresepkan oleh dokter atau bidan.

Responden ditempat penelitian lebih banyak menerapkan perilaku negatif pada penanganan hiperemesis gravidarum. Tenaga Kesehatan harus menerapkan fungsi sebagai pelaksana dengan selalu memberikan asuhan kebidanan yang tepat untuk penanganan emesis gravidarum. Selain itu harus meningkatkan fungsi edukasi dengan mendidik ibu hamil cara-cara menangani emesis gravidarum

(2)

ABSTRACT

Pregnancy is not an event, which is hard to handle in the early days of its development one of the complaints which often happens is morning sickness, which occurs about 65-70%. Due to the underestimation, nausea and vomiting, perceived by women during pregnancy proved to contribute in improving the emotional tension psychological stress, and undue delays in finding appropriate treatment especially if the condition becomes pathological. The purpose of this research is to determine the morning sickness threatment behavior of pregnant mother in BPS Nova Herwana, Amd.Keb, Jumeneng Mojoanyar Mojokerto.

Type of research was descriptive method. The variables studied were morning sickness treatment behavior by pregnant women. The population was all pregnant mothers of first and second trisemester who experiencing emesis or have a history of emesis, in BPS Nova Herwana, Amd.Keb, Jumeneng Mojoanyar Mojokerto. Sample was 21 people taken using total sampling technique. Data collection instruments using a questionnaire which was compiled by researchers. Data was analyzed using descriptive frequency distribution.

The result showed, the morning sickness treatmentbehavior of pregnant mathers mostly negative as many as 12 respondents (57.1%).

Forms of negative behavior aften done like mothers rarely ate the food with balanced nutrition such as carbohydrates from rice protein from fish or meat vitamins from fruits mothers rarely drink water with sufficient amounts rarely taking the medition, which have been prescribed by a doctor or midwife.

Respondents in location of research, applying more negative behavior on, the treatment of hyperemesis gravidarum. Health personnel should implement on the function as implementer by always giving appropriate midwifery care for the treatment of morning sickness. In addition they should improve educational functions by educating pregnant mothers how to treat morning sickness

,

Keywords : Behavior, morning sickness, pregnant mothers Contributor : 1. Dian Irawati, S.KM., M.Kes

2. Dhonna Anggreni,SKM

Date : 2 Juli 2015

Type Material : Laporan Penelitian

URL :

Right : Open Document

Summary :

LATAR BELAKANG

Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu, dan selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya janin sesuai usia kehamilan, pada setiap dilakukan pemeriksaan kehamilan (Muhimah, 2010:13). Kehamilan bukanlah suatu peristiwa yang mudah dialami dalam awal-awal perkembangannya salah satu keluhan yang sering terjadi adalah emesis gravidarum yang terjadi sekitar 65-70%. Emesis gravidarum disertai muntah ringan tetapi tidak mengganggu aktivitas sehari-hari (Chandranita, 2009). Emesis gravidarum merupakan keluhan umum pada kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena terdapat peningkatan hormon estrogen, progesteron, dan pengeluaran human choronic gonadotrophin plasenta.

(3)

Hormon-hormon inilah yang diduga menyebabkan emesis (Chandranita, 2009). Bagi beberapa wanita gejala dapat berlangsung sepanjang hari atau mungkin tidak terjadi sama sekali pada saat bangun tidur di pagi hari (Tiran, 2009).

Akibat meremehkan rasa mual dan muntah yang dirasakan wanita pada saat kehamilan terbukti berkontribusi dalam meningkatkan ketegangan emosional, stres psikologis dan keterlambatan yang tidak semestinya dalam menemukan penanganan yang tepat, terutama jika kondisi menjadi patologis (Tiran, 2009). Sekalipun batas antara muntah yang fisiologis dan patologis tidak jelas, tetapi muntah yang menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan dehidrasi memberi petunjuk bahwa ibu hamil tersebut memerlukan perawatan yang intensif (Chandranita, 2009).

Mual (nausea) dan muntah (emesis) merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50 – 70% wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual- mual dan 44% mengalami muntah – muntah. Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang sering terjadi pada 60 – 80% primi gravida dan 40 – 60% multi gravida (Hanifa, 2007 dalam Tarigan, 2010). Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual ini mulai dialami sejak awal kehamilan. Mual ini biasanya akan berakhir pada 14 minggu kehamilan. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan ketiga, tapi ini jarang terjadi (Suririnah, 2008)

Bagi beberapa wanita, gejala dapat berlangsung sepanjang hari, atau mungkin tidak terjadi sama sekali pada saat bangun tidur di pagi hari. Studi prospektif pada 160 wanita oleh Lacroix et al (2000) menemukan bahwa 74% melaporkan mual walaupun hanya 1,8% mengalaminya sebagai gejala yang hanya terjadi di pagi hari; pada 80% penderita, mual dapat berlangsung sepanjang hari.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di BPS Nova Herwana, Amd.Keb Desa Jumeneng Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto tanggal 23 Maret 2014 pada 5 ibu yang mengalami emesis gravidarum menunjukkan bahwa mereka sering kali muntah-muntah ketika bangun tidur.Selain itu mereka jarang minum air putih, dalam hal makanan mereka jarang mengonsumsi buah-buahan. Perilaku mereka kurang tepat dan dapat memicu muntah-muntah menjadi lebih parah.

Emesis gravidarum diakibatkan karena perubahan fisiologi, psikologis pada kehamilan. Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik antara keinginan, penolakan, kebanggaan yang ditimbulkan dari norma-norma sosial kultur dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri dapat merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan hingga ke tingkat gangguan jiwa yang berat. Faktor yang dapat diharapkan memberikan kontribusi dalam kehamilan faktor yang mempengaruhi emesis gravidarum itu sendiri adalah faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, molahidatidosa dan kehamilan ganda, faktor masuknya vili khorialis, alergi, psikologik dan juga sosial ekonomi (Kormiano, 2008). Jika kondisi emesis gravidarum diabaikan maka akan meningkatkan ketegangan emosional, stres psikologis dan keterlambatan yang tidak semestinya dalam menemukan penanganan yang tepat, terutama jika kondisi menjadi patologis atau menjadi hiperemesis gravidarum (Tiran, 2009).

Cara mengatasi emesis gravidarum banyak hal yang harus dilakukan dari mulai makan, minum, pengobatan dan tindakan. perilaku makanan diharapkan ibu mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, yaitu makanan yang mengandung karbohidrat, emak, protein, vitamin, dan mineral. Kekurangan zat-zat gizi ini dapat memperparah kondisi ibu (Anggraini dan Subakti 2013) Hindari makanan yang beraroma tajam. Makanan dengan bahan terasi, oncom, dan sebagainya tidak dianjurkan karena berbau tajam dan memicu mual. Makanan yang direbus, dibakar, dikukus, atau disangrai biasanya tidak berbau tajam

(4)

(Anggraini dan Subakti, 2013). Perilaku minum ibu diharapkan minum air putih dalam jumlah cukup. Cara minumnya adalah sedikit-sedikit, tetapi sering dan airnya tidak terlalu dingin (Anggraini dan Subakti 2013). Hindari minuman yang mengandung kafein karena akan memperburuk rasa mual (Suririnah, 2008). Pada perilaku ibu diharapkan sewaktu bangun tidur di pagi hari, jangan langsung terburu-buru terbangun. Cobalah duduk sebentar dan baru perlahan berdiri bangun. Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi, siapkan camilan atau biskuit di dekat tempat tidur, dan Anda dapat memakannya dahulu sebelum mencoba bangun (Suririnah, 2008).

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik meneliti lebih lanjut tentang “perilaku penanganan emesis gravidarum oleh ibu hamil di BPS Nova Herwana, Amd.Keb Desa Jumeneng Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu survei yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi dalam suatu populasi tertentu. Sedangkan rancang bangun penelitian menggunakan survei pendapat umum (public opinion survey) yaitu survei yang digunakan untuk menggali pendapat masyarakat publik tentang pelayanan kesehatan dan maalah-masalah yang lain. Penelitian ini variabel yang diteliti adalah perilaku penanganan emesis gravidarum oleh ibu hamil di BPS Nova Herwana, Amd.Keb Desa Jumeneng Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melakukan kunjungan hamil TM I dan TM II yang mengalami emesis atau mempunyai riwayat emesis di BPS Nova Herwana, Amd.Keb Desa Jumeneng Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto berjumlah 21 responden pada bulan Mei-Juni 2015. Penelitian ini menggunakan teknik non probabilty sampling dengan teknik pengambilan sampel secara Total Sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan memasukkan semua anggota populasi untuk menjadi sampel. Cara ini digunakan bila populasi penelitian dianggap kecil. Instrument yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner ini berbentuk multiple choise yaitu pertanyaan yang menyediakan beberapa jawaban atau alternatif dan responden hanya memilih satu diantaranya yang sesuai dengan pendapatnya. Kuesioner ini disusun sendiri oleh peneliti yang berisi tentang perilaku penanganan emesis gravidarum pada ibu hamil yang berjumlah 16 soal berskala likert dan akan diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisa data menggunakan Tabel distribusi frekuensi yang di gunakan untuk mengetahui presentasi prilaku dari responden.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan tabel Distribusi frekuensi responden berdasarkan perilaku penanganan emesis gravidarum oleh ibu hamil di BPS Nova Herwana, Amd.Keb Desa Jumeneng Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto pada bulan Juni 2015 menunjukkan bahwa perilaku penanganan emesis gravidarum oleh ibu hamil lebih dari 50% adalah negatif yaitu sebanyak 12 responden (57,1%).

Emesis gravidarum merupakan keluhan umum pada kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena terdapat peningkatan hormon estrogen, progesteron, dan pengeluaran human choronic gonadotrophin plasenta. Hormon-hormon inilah yang diduga menyebabkan emesis. Akibat meremehkan rasa mual dan muntah pada saat hamil terbukti berkontribusi dalam meningkatkan ketegangan emosional, stres psikologis, terutama jika kondisi menjadi patologis (Tiran, 2009).Batas antara muntah yang fisiologis dan patologis tidak jelas, muntah yang menimbulkan gangguan

(5)

aktivitas sehari-hari dan dehidrasi memberi petunjuk bahwa ibu hamil tersebut memerlukan perawatan yang intensif (Chandranita, 2009).

Perilaku negatif pada penanganan hiperemesis gravidarum lebih banyak diterapkan oleh responden ditempat penelitian. Bentuk perilaku negatif tersebut banyak dilakukan seperti ibu jarang mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang seperti karbohidrat dari nasi, protein dari ikan atau daging, vitamin dari buah-buahan. Bentuk perilaku makan yang terjadi ditempat penelitian adalah ibu jarang mengonsumsi buah-buahan sebagai sumber vitamin. Nasi biasanya mereka makan sebagai sumber energi dan protein yang didapat dari makanan sehari-hari seperti tempe, tahun dan ikan. Namun untuk buah-buahan mereka jarang mengonsumsinya.

Perilaku minuman yang paling sering dilakukan oleh ibu adalah ibu jarang meminum air putih dengan jumlah yang cukup ketika mengalami mual mual selama hamil. Menurut mereka jika minum air putih mereka akan merasa mual sehingga mereka biasa minum-minuman manis kegemaran mereka yang menurut mereka tidak menyebabkan mual. Biasanya yang mereka minum adalah minuman seperti sirup dengan aroma yang mereka sukai. Perilaku mereka kurang tepat karena jika harus minum yang ada rasanya ibu harus mengonsumsi jus buah segar untuk menghilangkan mual mual.

Perilaku penanganan dalam bentuk farmakologis didapatkan ibu jarang mengonsumsi obat yang telah diresepkan oleh dokter atau bidan karena ibu menganggap mual saat hamil adalah hal biasa. Ketika melihat obat-obatan ibu merasa malas untuk mengonsumsinya dan pengakuan dari beberapa responden juga menyatakan jika mereka melihat obat saja sudah mual apalagi mengonsumsinya. Kebiasaan mengonsumsi obat jika sudah dipaksa oleh suami atau orang tua mereka, mereka juga jarang memeriksakan ke dokter atau bidan jika merasa mual-mual, mereka menganggap hal tersebut adalah wajar, jika mereka sudah mual agak parah baru mereka memeriksakan kedokter atau bidan. Tindakan mereka dalam penanganan emesis gravidarum dapat dilihat dari kebiasaan bangun tidur sehari-hari. Responden menyatakan sering mengalami rasa mual dan pusing ketika bangun tidur, jarang menenangkan diri terlebih dahulu dengan duduk. Hal tersebut mereka lakukan karena ingin cepat-cepat melakukan aktivitas.

Banyaknya responden yang berperilaku negatif dalam penanganan emesis gravidurum dapat disebabkan oleh banyak hal. Namun berdasarkan data penelitian perilaku penganan ibu dapat ditinjau dari segi usia, pendidikan, pekerjaan dan informasi. Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 20-35 tahun yaitu sebanyak 16 orang (76,2%). Usia terkait dengan kemampuan seseorang.

Menurut Sunaryo (2004) inteligensi sangat berpengaruh terhadap perilaku individu. Kita kenal ada individu yang inteligen, yaitu individu yang dalam mengambil keputusan dapat bertindak tepat, cepat, dan mudah.

Responden ditempat penelitian yang banyak melakukan perilaku penanganan yang negatif adalah responden yang berusia muda. Hal tersebut dikarenakan mereka kurang pengalaman dalam kehamilan dan kondisi kejiwaan mereka juga belum sepenuhnya matang sehingga sering melanggar nasihat dari bidan atau dokter.

Tabel menunjukkan bahwa sebagian besar responden lulusan pendidikan menengah (SMA) yaitu sebanyak 16 orang (76,2%). Menurut Sunaryo (2004) Proses dan kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah perilaku individu maupun kelompok. Ditempat penelitian memang rata-rata sudah berpendidikan SMA, walaupun sudah pendidikan tingkat SMA terlihat mereka masih belum mampu mencerna informasi yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan dengan baik sehingga banyak dari mereka yang masih berperilaku negatif. Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai buruh di sektor UKM (swasta) yaitu sebanyak 14 responden (66,7%).Perilaku individu karena lingkungan merupakan lahan untuk perkembangan perilaku. Pekerjaan

(6)

responden sebagian besar hanya duduk seharian sehingga hal tersebut membuat mereka kurang bergerak sehingga mereka juga sering mengalami mual-mual.

TabelDistribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di BPS Nova Herwana, Amd.Keb Desa Jumeneng Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto pada bulan Juni 2015 menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendapatkan informasi tentang penanganan emesis gravidarum dari petugas kesehatan (bidan) yaitu sebanyak 14 responden (66,7%). Informasi dapat mempengaruhi intelegensi seseorang yang berpengaruh terhadap perilaku individu, individu yang inteligen, yaitu individu yang dalam mengambil keputusan dapat bertindak tepat, cepat, dan mudah.

Bidan ditempat penelitian memang sudah memberikan masukan pada ibu-ibu tentang cara menangani emesis gravidarum, namun kebanyakan dari mereka lupa dengan nasihat atau saran dari tenaga kesehatan, selain itu mereka juga sering melanggar terutama dalam hal makanan sehingga menyebabkan mereka sering mengalami emesis gravi

Tabel Distribusi frekuensi responden berdasarkan sumber informasi di BPS Nova Herwana, Amd.Keb Desa Jumeneng Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto pada bulan Juni 2015 menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah ibu primigravida yaitu sebanyak 14 responden (66,7%). Jumlah kehamilan atau gravida membentuk pengalaman seseorang.

Menurut Notoatmodjo (2010) perilaku merupakan hasil pengalaman dan proses interaksi dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan sikap, tindakan sehingga diperoleh keadaan seimbang antara kekuatan pendorong dan kekuatan penahan.

Responden penelitian yang merupakan ibu primipara cenderung mempunyai perilaku negatif (Ibu tidak mau mengkonsumi obat dari bidan,tidak teratur minum air putih ,tidak memperhatikan asupan makan seperti : sayuran dan buah-buahan). karena pengalamannya belum terlalu banyak dalam menghadapi perubahan kehamilan.

SIMPULAN

Ibu hamil ditempat penelitian harus selalu memonitor kehamilannya sesering mungkin dan mengikuti anjuran-anjuran dan tenaga kesehatan dalam menangani mual muntah dalam kehamilan supaya tidak bertambah parah menjadi hiperemesis gravidarum.

REKOMENDASI

Ibu hamil ditempat penelitian harus selalu memonitor kehamilannya sesering mungkin dan mengikuti anjuran-anjuran dan tenaga kesehatan dalam menangani mual muntah dalam kehamilan supaya tidak bertambah parah menjadi hiperemesis gravidarum

Tenaga Kesehatan harus menerapkan fungsi sebagai pelaksana dengan selalu memberikan asuhan kebidanan yang tepat untuk penanganan emesis gravidarum. Meningkatkan fungsi edukasi dengan mendidik ibu hamil trimester I cara menangani emesis gravidarum

Data dasar untuk mengembangkan penelitian berikutnya. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang perilaku penanganan emesis gravidarum berupa referensi-referensi terbaru yang terdapat dalam penelitian ini

Alamat correspondensi : Desa Kademangan, Rt 03/005, Kecamatan Jabon, Sidoarjo (lailatulfitriah66@gmail.com)

Referensi

Dokumen terkait

DPMPTSP DKI Jakarta diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta pada tanggal 5 Januari 2015 dengan payung hukum Peraturan Gubernur Nomor 57 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Pada struktur flat slab cara untuk memperbesar tahanan pelat terhadap punching shear adalah dengan penggunaan drop panel , tulangan geser, atau memperbesar

Pengembangan media dengan multimedia berbasis heritage ini menggunakan Model IDI (institute development instructional). Model IDI diaplikasikan dengan prosedur dari siklus Borg

Abstrak: Hubungan kota dan des mengaitkan keduanya, salah sa berjalannya aktivitas tersebut, faktor yang paling dominan ter dalam melayani orang-orang ko hari

Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi luas dan distribusi penggunaan lahan dan RTH eksisting di Kota Yogyakarta, menganalisis kecukupan RTH berdasarkan luas

Jenis film bercerita pendek sering dihasilkan oleh para mahasiswa jurusan film atau kelompok yang me- nyukai dunia film dan berlatih untuk membuat sebuah film dengan baik...

Hipotesis yang menyatakan merek, label dan kemasan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian kacang Garuda di Kota Langsa,

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh oleh Yuniar (2009) bahwa jenis kontrasepsi berhubungan dengan kejadian kanker servik, yang ditunjukkan dengan nilai