Draft Jurnal
HUBUNGAN RIWAYAT KELUARGA, OBESITAS DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS TIPE II
Siti Novianti, Nur Lina
RINGKASAN
Diabetes Melitus (DM) Tipe 2 merupakan penyakit tidak menular yang trendnya terus meningkat dari tahun ke tahun termasuk di negara berkembang. Peningkatan DM tersebut lebih banyak diakibatkan oleh adanya perubahan gaya hidup dan pola makan masyarakat. Penelitian ini ingin mengetahui riwayat keluarga, obesitas dan kebiasaan merokok dengan Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya. Desain penelitian menggunakan Kasus Kontrol dengan populasi penelitian adalah pasien rawat jalan Klinik Penyakit Dalam. Jumlah sampel sebanya 99 responden kelompok kasus DM dan 99 responden tidak DM/Non DM. Analisis bivariat menggunakan uji statistik chi square pada derajat kepercayaan 95%.
Hasil Uji Statistik Chi Square didapatkan bahwa riwayat keluarga dengan DM (p =0,200) dan Obesitas (p=0.728) tidak ada hubungan dengan kejadian DM. Dan variabel kebiasaan merokok (p=0.016) berhubungan dengan kejadian Diabetes Melitus dengan nilai OR 2.087 artinya responden yang mempunyai kebiasaan merokok mempunyai risiko 2.087 kali lebih besar untuk menderita Diabetes Melitus dibandingkan dengan yang tidak memiliki kebiasaan merokok.
Kata kunci : riwayat keluarga, obesitas, merokok, DM
I. Latar Belakang
Peningkatan jumlah penderita DM yang sebagian besar DM tipe 2, berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah, faktor risiko yang dapat diubah dan faktor lain. Menurut American Diabetes Association (ADA) bahwa DM berkaitan dengan faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi riwayat keluarga dengan DM (first degree relative), umur ≥45 tahun, etnik, riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi >4000 gram atau riwayat pernah menderita DM gestasional dan riwayat lahir dengan berat badan rendah (<2,5 kg). Faktor risiko yang dapat diubah meliputi obesitas berdasarkan IMT ≥25 kg/m2 atau lingkar perut ≥80 cm pada wanita dan ≥90 cm pada laki-laki, kurangnya aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemi dan diet tidak sehat (ADA, 2013).
WHO pada September 2012 menjelaskan bahwa jumlah penderita DM di dunia mencapai 347 juta orang dan lebih dari 80% kematian akibat DM terjadi pada negara
miskin dan berkembang. Sedangkan dalam Diabetes Atlas 2000 (International Diabetes Federation) diperkirakan pada tahun 2020 nanti akan ada sejumlah 178 juta penduduk Indonesia berusia diatas 20 tahun dengan asumsi prevalensi DM sebesar 4,6% akan didapatkan 8,2 juta pasien menderita DM. Ditambah lagi hasil penelitian yang dilakukan oleh Litbang Depkes 2008 di seluruh provinsi menunjukkan bahwa prevalensi nasional untuk toleransi glukosa tertanggu (TGT) adalah sebesar 10,25% dan untuk DM adalah sebesar 5,7%.2,3. Prevalensi nasional DM berdasarkan pemeriksaan gula darah pada penduduk usia >15 tahun di perkotaan 5,7%, prevalensi kurang makan buah dan sayur sebesar 93,6%, dan prevalensi kurang aktifitas fisik pada penduduk >10 tahun sebesar 48,2% disebutkan pula bahwa prevalensi merokok setiap hari pada penduduk >10 tahun sebesar 23,7% (Depkes, 2008). Berdasarkan data RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya, proporsi pasien DM di Klinik Penyakit Dalam dari tahun 2014 terus meningkat jumlahnya dan termasuk tiga besar penyakit tidak menular.
II. Metode Penelitian
Variabel bebas adalah riwayat keluarga, obesitas dan kebiasaan merokok. Variabel terikat adalah kejadian Diabetes Melitus Tipe II. Penelitian ini menggunakan metode kasus kontrol dengan jumlah kasus sebanyak 99 dan kontrol 99. Sampel adalah pasien Klinik Penyakit Dalam di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan uji statistik chi square pada derajat kepercayaan 95%.
III. Hasil Penelitian dan Pembahasan 3.1 Analisis Univariat
A. Karakteristik Responden 1. Usia
Usia rata- rata responden 54 tahun dengan umur paling muda 38 tahun dan paling tua 77 tahun.
Tabel 3.1
Data Statistik Responden Berdasarkan Usia di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2017
Data Statistik Nilai
Usia rata rata (Mean) 54,18
Nilai median 52,00
Standar deviasi 9,14
Usia paling muda 38
2. Jenis Kelamin
Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan (60, 6%) sedangkan sisanya berjenis kelamin laki-laki (39,4%).
Tabel 3.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2017
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki laki 78 39.4
Perempuan 120 60.6
Jumlah 198 100.0
3. Jenis Pekerjaan
Sebagian besar responden mempunyai jenis pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) yaitu sebanyak 41.9%. Sebanyak 32.3% bekerja sebagai PNS sedangkan sisanya bekerja sebagai wiraswasta dan buruh.
Tabel 3.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2017
Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase
IRT 83 41.9 Wiraswasta 17 8.6 PNS 64 32.3 Buruh 34 17.2 Jumlah 198 100.0 4. Tingkat Pendidikan
Sebagian besar responden mempunyai tingkatan pendidikan dasar yaitu SD (44.4%) dan SMP 23.7%. Responden yang berpendidikan menengah 8,6% dan yang berpendidikan tinggi sebanyak 23.2%.
Tabel 3.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2017
Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase
SD 88 44.4
SMP 47 23.7
SMA 17 8.6
PT 46 23.2
5. Tinggi Badan
Rata-rata tinggi badan responden 157 cm, Respoden paling tinggi mempunyai ukuran tinggi badan 172 cm, sedangkan paling pendek mempunyai ukuran tinggi badan 145 cm.
Tabel 3.5
Data Statistik Responden Berdasarkan Tinggi Badan di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2017
Data Statistik Nilai
Tinggi badan rata rata (Mean) 157.45
Median 158.00
Modus 150
Standar deviasi 6.882
Tinggi badan paling rendah 145
Tinggi badan paling tinggi 172
6. Berat Badan
Rata-rata berat badan responden 56.92 cm, respoden paling berat mempunyai ukuran berat badan 92 kg sedangkan paling ringan mempunyai berat badan 38 kg.
Tabel 3.6
Data Statistik Responden Berdasarkan Berat Badan di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2017
Data Statistik Nilai
Berat badan rata rata (Mean) 56.92
Median 56.00
Modus 50
Standar deviasi 8.228
Berat badan paling rendah 38
Badan badan paling tinggi 92
7. Indeks Massa Tubuh (IMT)
Rata-rata Indeks Massa Tubuh (IMT) responden adalah 22.94, dengan IMT paling tinggi 34 dan IMT paling rendah 17.
Tabel 3.7
Data Statistik Responden Berdasarkan Indek Masa Tubuh di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2017
Data Statistik Nilai
IMT rata rata (Mean) 22.94
Median 22.90
Modus 23
Standar deviasi 2.732
IMT paling rendah 17
IMT paling tinggi 34
8. Kebiasaan Merokok
Sekitar setengah responden (50.5%) responden mempunyai kebiasaan merokok, 15, 7 % dulunya adalah perokok namun pada saat penelitian sudah berhenti merokok.
Tabel 3.8
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2017
Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase
Perokok 67 33.8 Bukan perokok 100 50.5 Sudah berhenti merokok 31 15.7 Jumlah 198 100.0 3.2 Analisis Univariat
a. Lama menderita Diabetes Mellitus
Pada responden dengan kasus Diabetes Melitus rata-rata sudah menderita Diabetes Mellitus selama 4.5 tahun, dengan rentang waktu menderita Diabetes Mellitus dari 1 tahun sampai dengan 30 tahun.
Tabel 3.9
Data Statistik Responden Berdasarkan Lama Menderita DM di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2017
Data Statistik Nilai
Lama DM rata rata (Mean) 4.560
Median 3.000
Modus 2.0
Standar deviasi 5.3567
Lama DM paling rendah .1
b. Riwayat Keluarga Menderita Diabetes Mellitus
Sebagian besar responden tidak mempuanyai riwayat keluarga menderita Diabetes mellitus (53%) sedangkan sisanya tidak memiliki riwayat keluarga menderita Diabetes Mellitus (47%).
Tabel 3.10
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat Keluarga Menderita Diabetes Melitus di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2017
Riwayat Keluarga DM Frekuensi Persentase Ada 93 47.0 Tidak ada 105 53.0 Jumlah 198 100.0
Anggota keluarga yang menderita DM sebagain besar adalah ayah (18.2%), ibu (7.6%) sisanya kakak dan paman.
Tabel 3.11
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat Anggota Keluarga yang Menderita Diabetes Mellitus di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun
2017 Riwayat Keluarga DM Frekuensi Persentase Adik 2 1.0 Anak 1 .5 Ayah 36 18.2 Bibi 5 2.5 Ibu 15 7.6 Kakak 7 3.5 Kakek 13 6.6 Nenek 3 1.5 Paman 11 5.6 Total 198 100.0 c. Obesitas
Hasil pengukuran didapatkan sebesar 21.2% responden mengalami kegemukan (obese) sedangkan sisanya (21.2%) tidak menderita kegemukan (tidak obese).
Tabel 3.12
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Obesitas di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2017
Obesitas Frekuensi Persentase
Obese 42 21.2
Tidak obese 156 78.8
d. Kebiasaan Merokok
Sebanyak 49.5% responden mempunyai kebiasaan merokok (pernah/ saat ini sedang merokok). Responden yang tidak merokok sebanyak 50.5%.
Tabel 3.13
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2017
Status Merokok Frekuensi Persentase
Merokok/pernah 98 49.5
tidak merokok 100 50.5
Jumlah 198 100.0
3.3 Analisis Bivariat
a. Hubungan antara riwayat keluarga dan kejadian Diabetes Melitus di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya
Tabel 3.14
Tabel Silang Hubungan Antara Riwayat Keluarga Menderita Hipertensi dengan Kejadian Diabetes Mellitus di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2017
Riwayat Keluarga DM
DM(%) Non DM (%) Jumlah (%) P value
Ada 51 (54.83) 42 (45,16) 93(100) 0,200
Tidak Ada 48 (45,71) 57(54.29) 105(100)
Total 99(50%) 99(50%) 198(100)
Kejadian DM lebih banyak didapatkan pada responden yang mempunyai riwayat keluarga menderita DM (54.83%) dibandingakan dengan responden yang tidak ada/ tidak memiliki riwayat keluarga DM (45.71%). Responden yang tidak menderita Diabetes Melitus lebih banyak yang tidak memiliki riwayat keluarga DM (54.29%) dibandingkan yang memiliki riwayat DM (45.16) namun hasil Uji statistic Chi square didapatkan nilai P value 0, 200, artinya tidak ada hubungan antara riwayat keluarga DM dengan kejadian DM di RSUD Dr Soekarjo.
b. Hubungan antara Obesitas dan Kejadian Diabetes Melitus di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya
Tabel 3.15
Tabel Silang Hubungan Antara Obesitas dengan Kejadian Diabetes Mellitus di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2017
Obesitas DM(%) Non DM (%) Jumlah (%) P value
obese 22 (52.38) 20(47.62) 42(100) 0.862
Tidak obese 77(49.36) 79(50.60) 156(100)
Total 99(50%) 99(50%) 198(100)
Diabetes mellitus lebih banyak didapatkan pada responden yang obese (52.38%) dibandingkan dengan yang tidak obese (49.36%). Responden yang tidak DM (non DM ) lebih banyak didapatkan pada responden yang tidak obese (50.60%) dibandingkan yang obese (47.62%). Hasil Uji statistik chi square didapatkan nilai p =0.728, artinya tidak ada hubungan antara obesitas dengan kejadian Diabetes melitus.
c. Hubungan antara Kebiasaan Merokok dan kejadian Diabetes Melitus di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya
Tabel 5.15
Tabel Silang Hubungan Antara Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Diabetes Melitus di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2017
Kebiasaan Merokok DM(%) Non DM (%) Jumlah (%) P value OR (95%CI Merokok 58(59.18) 40(40.82) 98(100) 0.016 2.087(1.18-3.67) Tidak Merokok 41(41.00) 59(59.00) 100(100) Total 99(50%) 99(50%) 198(100)
Diabetes melitus lebih banyak didapatkan pada responden yang mempunyai kebiasaan merokok (59.18%) dibandingkan dengan yang tidak merokok (41.00%). Responden yang tidak DM (non DM ) lebih banyak didapatkan pada responden yang tidak merokok (59%) dibandingkan yang merokok (40.82%). Hasil Uji statistik chi square didapatkan nilai p =0.016 artinya ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian Diabetes mellitus dengan nilai OR 2.087 artinya responden yang mempunyai kebiasaan merokok mempunyai risiko 2.087 kali lebih besar untuk menderita Diabetes Melitus dibandingkan dengan yang tidak memiliki kebiasaan merokok.
IV. SIMPULAN
A. Riwayat keluarga tidak berhubungan dengan DM (p =0,200) dan B. Obesitas tidak ada hubungan dengan kejadian DM (p=0.728).
C. Kebiasaan merokok (p=0.016) berhubungan dengan kejadian Diabetes Melitus dengan nilai OR 2.087 artinya responden yang mempunyai kebiasaan merokok mempunyai risiko 2.087 kali lebih besar untuk menderita Diabetes Melitus dibandingkan dengan yang tidak memiliki kebiasaan merokok
RUJUKAN
American Diabetes Association (ADA). Classification and Diagnosis. Diabetes Care 2013; 36(Suppl.1): S13.
Barclay L. Diabetes Diagnosis & Screening Criteria Reviewed. 2010. Available from : http://www. medscape.com. diakses pada 20 Januari 2017
Guo-li Du, Yin-xia Su, Hua Yao, Jun Zhu, et al. Metabolic Risk Factors of Type 2 Diabetes Mellitus and Correlated Glycemic Control/ Complications: A Cross-Sectional Study between Rural and Urban Uygur Residentsin Xinjiang Uygur Autonomous Region. PLOS ONE DOI:10.1371/journal.pone.0162611 September 13, 2016.
International Diabetes Federation. 2011. One Adult In Ten Will Have Diabetes By 2030. [http://www.idf.org/mediaevents/press-releases/2011/diabetes-atlas-8th-edition.
Diakses pada 31 Januari 2017
Perkeni, 2010. Konsensus Pengelolaan Diabetes Mellitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta, Perkeni
Soegondo S. Diagnosis dan Kalsifikasi Diabetes Mellitus Terkini. Dalam Soegondo S dkk (eds), Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Penerbit FKUI. Jakarta. 2005.
Suyono S. Patofisiologi Diabetes Mellitus. Dalam Soegondo S dkk (eds), Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Penerbit FKUI. Jakarta. 2005.
Shara Kurnia Trisnawati , Soedijono Setyorogo. Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II Di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1); Jan 2013
Waldemar Karnafel, Barbara Możejko-Pastewka, 2015, Obesity And Risk Of Type 2 DM And Certain Types Of Cancer, Diabetologia Kliniczna 2015, tom 4, 4, 163–171 DOI: 10.5603/DK.2015.0018 Received: 05.08.2015
Anna Maria Sirait, Eva Sulistiowati, Marice Sihombing, Aria Kusuma, Sri Idayani, 2015, Insiden Dan Faktor Risiko Diabetes Melitus Pada Orang Dewasa Di Kota Bogor. Studi Kohor Prospektif Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular, Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 18 No. 2 April 2015: 151–160.