• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi dan Waktu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi dan Waktu"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENELITIAN

Desain, Lokasi dan Waktu

Desain

Penelitian ini menggunakan disain survei, suatu disain non-experimental dengan metode cross-sectional karena penelitian ini berhubungan dengan fenomena-fenomena sebagaimana adanya mereka. Pengambilan data dilakukan hanya sekali yang dimaksudkan untuk menjelaskan beberapa karakteristik yang ada pada responden yang diambil dari suatu populasi, mengidentifikasi perbedaan-perbedaan yang ada pada sub-sub kelompok dan juga menilai hubungan yang ada di antara peubah-peubah yang digunakan (Touliatos dan Compton 1988).

Lokasi

Penelitian dilakukan di dua lokasi yang berada di dua kabupaten berbeda, yaitu di Kecamatan Jepara (Kabupaten Jepara) dan Kecamatan Purwodadi (Ka-bupaten Grobogan) yang keduanya terletak di Propinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi didasarkan pada kebutuhan untuk melihat adanya pengaruh kondisi geografis yang berbeda yaitu kondisi wilayah pesisir dan wilayah pedalaman dalam kaitannya dengan perilaku anak makan ikan laut. Berdasarkan kebutuhan penelitian, maka ditentukan Kabupaten Jepara sebagai wilayah pesisir dan Kabupaten Grobogan sebagai wilayah pedalaman.

Lebih khususnya penelitian ini dilakukan terhadap siswa sekolah dasar yang tinggal di beberapa desa/kelurahan pesisir di Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara dan yang tinggal di beberapa desa/kelurahan di Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan. Kedua kecamatan yang diambil merupakan lokasi ibukota dari masing-masing Kabupaten Jepara dan Kabupaten Grobogan. Waktu

Penelitian dimulai dari persiapan proposal, pembuatan dan uji coba kuesioner, penentuan lokasi dan responden pengambilan data di lapangan selama sepuluh bulan, yaitu dari bulan November 2006 hingga bulan Agustus 2007.

(2)

Teknik Penarikan Sampel

Unit analisis dari penelitian adalah anak (siswa sekolah dasar) sedang unit pengamatannya adalah anak dan ibunya. Sejalan dengan tujuan penelitian, responden diambil dari populasi siswa yang masih memiliki ibu dan tinggal di kecamatan yang dimaksud (kecamatan dimana ibukota kabupaten berada dan untuk wilayah pesisir haruslah tinggal di kecamatan pesisir). Mempertimbangkan keterbatasan waktu, biaya penelitian dan alasan teknis pengambilan data melalui pemberian kuesioner yang dipandu dan wawancara, maka sampel yang dipergunakan adalah siswa kelas 5 dan kelas 6 yang diharapkan dapat memahami komunikasi tertulis dan lisan secara lebih baik.

Secara resmi, Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di kedua kabu-paten tidak mengeluarkan daftar nama sekolah dasar dimana orangtua siswa termasuk peringkat sosial ekonomi tinggi, menengah atau rendah. Selama ini yang dipakai sebagai panduan mutu sekolah UPTD Pendidikan Dasar Keca-matan Purwodadi dan Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jepara adalah besarnya animo masyarakat menyekolahkan anak di sekolah tersebut dan keluaran dari sekolah itu (Anonim 2006). Pada umumnya para pejabat pemerintahan dan mereka yang tergolong berstatus sosial ekonomi tinggi (seperti pengusaha) yang tinggal di ibukota suatu kabupaten memasukkan anaknya ke sekolah-sekolah “favorit”, istilah yang dipergunakan untuk menunjukkan sekolah yang menerima animo besar dari masyarakat untuk menyekolahkan anaknya dan memiliki keluaran bagus.

Berdasarkan penilaian tersebut, maka dilakukan pengelompokkan terhadap sekolah-sekolah dasar yang ada, yaitu kelompok sekolah favorit (golongan ekonomi atas), kelompok sekolah golongan ekonomi menengah dan kelompok sekolah golongan ekonomi bawah. Yang termasuk sekolah favorit di Kecamatan Purwodadi adalah 3 SD Negeri dan 1 SD Swasta, yaitu SDN Purwodadi 3, 4 dan 12 serta SDS Kristen 1. Sekolah SDN Purwodadi 12 dipilih karena lokasinya berada di tengah kota Purwodadi dibandingkan dengan tiga sekolah SD lainnya. Sedangkan di Kecamatan Jepara, yang termasuk sekolah favorit adalah 4 SD Negeri dan 1 SD Swasta, yaitu SDN Panggang 01, 02, 04 dan 09 serta SDS Kanisius. Sekolah SDS Kanisius dipilih karena lokasinya terletak di kelurahan pesisir.

(3)

Selain dari sekolah yang telah disebutkan di atas, di wilayah Kecamatan Jepara terdapat 38 SD (negeri dan swasta). Dari 38 SD tersebut dipilih untuk peringkat menengah adalah SDN Demaan dan untuk peringkat bawah dipilih SDN Kauman dan SDN Kampus Jobokuto (SDN 2, SDN 3 dan SDN 4) yang semuanya terletak di kelurahan/ desa pesisir. Sedang di wilayah Kecamatan Purwodadi terdapat 70 SD (negeri dan swasta). Dari 70 SD dipilih untuk peringkat menengah adalah SDN Kampus Kuripan (SDN 1, SDN 2, SDN 4 dan SDN 7) dan SDN Kampus Danyang (SDN 1 dan SDN 2) sebagai peringkat bawah. Kerangka sampling lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Kerangka sampling lokasi penelitian yang digunakan

No Populasi Sampel

1 Lokasi Wilayah Pesisir (Kabu-paten Jepara)

16 kecamatan

43 SD (negeri dan swasta) - 5 SD golongan atas

- 15 SD golongan menengah - 23 SD golongan bawah

1 kecamatan, dengan kriteria: - Terletak di wilayah pesisir - Terletak di ibukota kabupaten

6 SD, dengan kriteria:

- Pengelompokan sekolah berdasar- kan golongan ekonomi orangtua siswa menurut UPTD Pendidikan

Dasar Kecamatan Jepara 2 Lokasi Wilayah Pedalaman

(Kabupaten Grobogan) 19 kecamatan

74 SD (negeri dan swasta) - 4 SD golongan atas

- 44 SD golongan menengah - 26 SD golongan bawah

1 kecamatan, dengan kriteria: - Terletak di ibukota kabupaten

7 SD, dengan kriteria:

- Pengelompokan sekolah berdasar- kan golongan ekonomi orangtua siswa menurut Kantor Dinas dan Pendidikan Kabupaten Grobogan Mempertimbangkan kebutuhan minimal analisis statistik yaitu 30 respon-den per kelompok, maka pada masing-masing sekolah direncanakan diambil 40 siswa. Sehingga secara keseluruhan direncanakan penelitian ini menggunakan 280 siswa.

(4)

Pengambilan sampel

Persyaratan yang diberlakukan dalam penarikan sampel adalah siswa kelas 5 dan kelas 6 yang masih memiliki ibu dan bertempat tinggal di desa/ kelurahan lokasi sekolahnya. Dari tujuh lokasi sekolah, hanya tiga lokasi yang memberiikan ijin menggunakan siswa di dua kelas, kelas 5 dan kelas 6, yaitu SDS Kanisius, SDN Demaan dan SDN Kauman yang semuanya terletak di Kecamatan Jepara. Empat lokasi SD lainnya hanya memberiikan ijin untuk menggunakan siswa kelas 5 saja dengan alasan bahwa pada saat pengambilan data para siswa kelas 6 akan mempersiapkan diri untuk ujian atau sedang mengikuti ulangan.

Namun pada waktu pelaksanaan pengambilan data, ternyata siswa kelas 6 SDS Kanisius dan SDN Kauman sedang mengikuti ulangan untuk persiapan ujian akhir, sehingga sekolah tidak mengijinkan penggunaan siswa kelas 6 dan hanya mengijinkan pengambilan data siswa kelas 5 saja. Kedua sekolah tersebut hanya memiliki satu lokal kelas 5 yang masing-masing berisi 28 siswa (SDS Kanisius) dan 35 siswa (SDN Kauman) (Tabel 6). Akibatnya di kedua sekolah tersebut penarikan sampel tidak dilakukan secara acak sederhana, melainkan diambil semuanya.

Sedang pengambilan sampel di sekolah-sekolah lainnya dilakukan dengan cara acak sederhana. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggu-nakan daftar hadir siswa yang kemudian diambil secara sistematik acak, yaitu cara memilih anggota sampel yang hanya diperbolehkan melalui peluang.

Tabel 6 Jumlah siswa sekolah sampel berdasarkan jenis kelamin

Jumlah siswa Sampel

Perempuan Laki-laki Total

Diambil Dipakai Kelas 1-6 Kelas 1-6 Kelas 1-6 Kelas 5

SDS Kanisius 86 81 167 28 28 25 SDN Demaan 205 246 451 155* 40 40 SDN Jobokuto (2, 3 dan 4) 132 143 275 54 40 30 SDN Kauman 109 126 235 35 35 20 SDN Purwodadi 12 285 283 568 92 40 40 SDN Kuripan (1, 2, 4 dan 7) 403 435 835 141 60 53 SDN Danyang (1 dan 2) 239 238 477 78 40 40 Jumlah 3011 583 283 248

(5)

Di dalam pelaksanaan pengambilan data, beberapa siswa tidak selalu dapat hadir pada waktu pengambilan data. Dengan demikian data mereka kurang lengkap. Kepada mereka telah diberikan waktu tambahan untuk meleng-kapi data, namun sampai batas waktu yang ditentukan mereka tidak dapat melengkapi datanya. Untuk menambah kekurangan data, dilakukan pengambilan data di salah satu SD yang masih dapat memberi waktu pengambilan data, yaitu SDN Kuripan. Pada akhirnya jumlah data lengkap di tujuh lokasi sekolah yang dapat dipakai adalah 248 dengan perincian 115 dari wilayah pesisir dan 133 dari wilayah pedalaman.

Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data dasar yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer meliputi peubah-peubah 1) Karakteristik keluarga, mencakup: tingkat pendidikan dan pekerjaan orangtua, jumlah anggota keluarga, pendapatan/ kapita dan pengeluaran/kapita untuk ikan laut, 2) Karakteristik ibu, mencakup: persepsi dan sikap ibu terhadap ikan laut serta ketidakpercayaan ibu terhadap mitos tentang makan ikan laut, 3) Pola asuh makan keluarga, 4) Karakteristik anak, diantaranya mencakup: sikap terhadap makan ikan, kecenderungan untuk makan ikan dan perilaku makan ikan laut (Tabel 7). Kuesioner untuk pengambilan data primer merupakan modifikasi dari kuesioner yang digunakan dalam penelitian Verbeke dan Vackier (2005) tentang ”Individual determinant of

fish consumption: Application of the Theory of Planned Behavior”.

Perilaku anak makan ikan laut diukur melalui frekuensi makan ikan laut per minggu, konsumsi ikan (gr/hari) dan ragam produk yang dimakan selama satu bulan terakhir. Frekuensi makan ikan laut diperoleh dari lembar food

frequency questionnaire (FFQ) untuk Indonesia yang telah dimodifikasi, dimana

pada wilayah pesisir terdapat 31 macam produk ikan laut dan pada wilayah pedalaman terdapat 23 macam produk (Lampiran 2 dan 3). FFQ digunakan untuk memperkirakan konsumsi ikan laut dengan cara pada saat pengambilan data beberapa anak dikelompokkan dengan didampingi salah satu ibunya. Kepada mereka diminta mengisi FFQ selama satu bulan terakhir yang telah dikategorikan kedalam kategori 0 kali, 1-3 kali/bulan, 1-5 kali/ minggu dan 1-3 kali/hari mengonsumsi ikan laut. Data-data kemudian diubah menjadi frekuensi/ minggu.

(6)

Data konsumsi ikan laut (gram/hari) diperoleh dari lembar food recall

2X24 hours (Lampiran 4), dimana anak diminta untuk menuliskan produk ikan

laut yang dimakan dan jumlah serta ukurannya selama dua hari terakhir yang diselang 3 hari. Dengan bantuan Daftar Kebutuhan Bahan Makanan diperoleh total perkiraan berat produk dan total volume ikan laut yang kemudian dibagi dua hari sehingga diperoleh konsumsi ikan laut gr/hari. Ragam produk yang dimakan selama satu bulan diperoleh dari lembar FFQ. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi data profil kabupaten dan kecamatan yang diperoleh dari BPS Kabupaten Jepara dan Kabupaten Grobogan.

Tabel 7 Peubah, alat dan cara pengumpulan data serta skala pengukuran yang digunakan

No Peubah Alat & Cara

pengumpulan Skala data Data Primer dengan sampel Ibu

1 Karakteristik keluarga • Pendidikan orangtua • Pekerjaan orangtua • Jumlah anggota keluarga • Pendapatan

• Pengeluaran untuk ikan laut • Jenis kelamin anak

Wawancara langsung

dipandu kuesioner • Ordinal • Nominal • Rasio • Rasio • Rasio • Nominal 2 Karakteristik ibu

• Persepsi tentang ikan laut • Sikap terhadap ikan laut

• Kepercayaan thd mitos ttg makan ikan laut

Wawancara langsung

dipandu kuesioner • Ordinal • Ordinal • Ordinal 3 Pola asuh makan keluarga

• Pola makan keluarga • Peraturan makan keluarga

Wawancara langsung

dipandu kuesioner • Ordinal • Ordinal Data Primer dengan sampel Anak

4 Karakteristik anak • Pola asuh makan keluarga

• Pola makan keluarga • Peraturan makan keluarga • Sikap terhadap makan ikan laut • Norma subyektif untuk makan ikan laut • Kontrol thd perilaku makan ikan laut • Kecenderungan makan ikan laut • Perilaku makan ikan laut

• Frekuensi makan ikan laut per minggu • Konsumsi ikan (gramam/hari) • Ragam produk yang dimakan

Wawancara langsung dipandu kuesioner • Ordinal • Ordinal • Ordinal • Ordinal • Ordinal • Ordinal • Rasio • Rasio • Rasio Data Sekunder dengan staf setempat

5 Profil desa dan kecamatan Wawancara dan telaah dokumen

(7)

Kontrol Kualitas Data

Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data berupa kuesioner. Sebelum dipergunakan, untuk menjamin akurasi data, maka dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas pada instrumen yang dipakai.

Pre-test instrumen

Sebelum pengumpulan data di lapangan, terlebih dahulu dilakukan peran-cangan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data. Kemudian dilakukan uji coba kepada para siswa dan ibunya yang diperkirakan sepadan dengan sampel penelitian. Untuk keperluan itu digunakan 15 siswa SD kelas 4, 5 dan 6 serta ibunya yang tinggal di Kelurahan Gunung Batu, Bogor. Dari hasil pengujian terhadap 15 sampel siswa SD dan ibunya diperoleh beberapa masukan, yaitu beberapa kalimat dalam kuesioner kurang dapat dipahami oleh responden yang kemudian dilakukan perbaikan. Setelah perbaikan, kuesioner dicobakan ke lima siswa SD dan ibunya di Kecamatan Tlogosari, Kotamadya Semarang Jawa Tengah untuk mengetahui pemahaman para siswa di daerah yang dekat dengan lokasi penelitian.

Daftar nama produk ikan laut diperoleh dari FFQ untuk Indonesia yang kemudian disampaikan kepada yang termasuk orang-orang kunci di masing-masing wilayah, yaitu dua orang guru SMTP Pertanian Jepara dan seorang guru SD Purwodadi untuk memeriksa dan bila diperlukan memperbaiki daftar nama produk ikan laut yang terdapat dan dikenal secara baik oleh masyarakat di wilayah masing-masing. Ketiga orang kunci tersebut selain bekerja sebagai guru juga telah tinggal selama puluhan tahun di masing-masing wilayah. Setelah daftar diperbaiki, kemudian dibuatkan daftar nama produk ikan laut untuk masing-masing wilayah. Daftar nama produk ikan laut untuk wilayah Jepara (pesisir) berisi 31 macam produk ikan laut sedang untuk wilayah Purwodadi (pedalaman) berisi 23 macam produk ikan laut (Lampiran 2 dan Lampiran 3). Selain nama-nama produk ikan laut, kepada ketiga orang kunci juga dimintakan informasi tentang mitos-mitos makan ikan laut yang dikenal di masing-masing wilayah. Dari mereka diperoleh delapan item mitos makan ikan laut yang sama-sama dikenal di kedua wilayah.

(8)

Reliabilitas dan Validitas Instrumen

Reliabilitas dan validitas instrumen merupakan issue sentral di dalam semua pengukuran yang digunakan dalam suatu penelitian. Setiap peneliti sosial berharap bahwa pengukuran yang digunakan untuk pengambilan data bersifat reliabel dan valid.

Reliabilitas. Reliabilitas adalah konsistensi suatu alat pengukur yang terjadi pada pengukuran berulang tentang hal yang sama di bawah kondisi yang relatif sama (Neuman 2000). Reliabilitas suatu alat ukur menunjukkan sejauh mana alat pengukur tersebut dapat diandalkan atau dipercaya. Hasil pengukuran dapat diandalkan bila pada beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama selama aspek yang diukur tidak berubah.

Penelitian ini menggunakan pengukuran realibilitas internal konsistensi, dimana diasumsikan bahwa item-item pertanyaan di masing-masing peubah mengukur konsep yang sama (Babbie 1989). Oleh karena itu digunakan metode Cronbach Alpha berdasarkan skala 0 sampai dengan 1. Ukuran kemantapan alpha dapat diinterpretasikan sebagai berikut (Triton 2005):

• Nilai Koefisien Alpha berkisar 0,00-0,20 berarti kurang reliabel • Nilai Koefisien Alpha berkisar 0,21-0,40 berarti agak reliabel • Nilai Koefisien Alpha berkisar 0,41-0,60 berarti cukup reliabel • Nilai Koefisien Alpha berkisar 0,61-0,80 berarti reliabel

• Nilai Koefisien Alpha berkisar 0,81-1,00 berarti sangat reliabel

Suatu instrumen dianggap reliabel, bila memiliki nilai koefisien α 0,60 (Babbie 1989). Hasil uji coba instrumen yang digunakan mengindikasikan bahwa nilai reliabilitas untuk 19 peubah yang digunakan berkisar antara 0,412 hingga 0,870 (Tabel 8). Enam peubah diantaranya memiliki nilai reliabilitas <0,600 (cukup reliabel), 10 lainnya >0,600 (reliabel) dan 3 peubah sisanya >0,800 (sangat reliabel).

Validitas. Validitas atau kesahihan suatu alat ukur menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Validitas menyangkut ketepatan dalam penggunaan alat ukur. Suatu alat ukur dikatakan sahih bila alat ukur tersebut dapat digunakan untuk mengukur secara tepat konsep yang sebenarnya mau diukur (Singarimbun dan Effendi 1995). Validitas instrumen diperlukan untuk memberikan keyakinan tentang ketepatan perangkat

(9)

pengukuran yang digunakan, sehingga memperoleh data sesuai dengan tujuan penelitian. Pada penelitian ini, uji validitas instrumen dilakukan dengan menggu-nakan uji validitas butir dengan cara menyusun indikator pengukuran operasional berdasarkan kerangka teori dari konsep yang akan diukur. Validitas isi ditentukan dengan cara mengkorelasikan skor masing-masing item (indikator) dengan skor total seluruh indikator. Bila diperoleh koefisien korelasi (r) positif dan lebih besar dari 0,3 (r>0,3), maka instrumen tersebut valid (Babbie 1989). Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan teknik korelasi Rank Spearman, diperoleh koefisien korelasi (r) semua item (Tabel 8) lebih besar dari 0,300 (antara 0,309 – 0,836).

Tabel 8 Hasil analisis uji reliabilitas dan validitas instrumen

Peubah item Kisaran Skor Reliabilitas (Cronbach α) Validitas r (Rank Spearman)

Pola makan keluarga,persepsi

anak 5 0-10 0,5132 0,424**-0,662**

Peraturan makan, persepsi anak 3 0-6 0,4124 0,596**-0,727** Pola ibu menyediakan masakan

ikan laut di rumah 4 0-8 0,4372 0,657**-0,689**

Sikap kognitif anak 5 0-5 0,5339 0,326**-0,695** Sikap afektif anak 6 0-12 0,6606 0,465**-0,669**

Tekanan internal 5 0-10 0,8308 0,718**-0,798**

Tekanan eksternal 3 0-6 0,5302 0,595**-0,713**

Kondisi yang memfasilitasi 4 0-8 0,4700 0,552**-0,663** Pengalaman masa lalu 6 0-12 0,6074 0,378**-0,699** Kecenderungan makan 5 0-10 0,7694 0,684**-0,755** Pola makan keluarga,persepsi ibu 7 0-14 0,6877 0,339**-0,737** Peraturan makan, persepsi ibu 3 0-6 0,6887 0,358**-0,808** Persepsi ibu tentang ketersediaan 3 0-6 0,7740 0,807**-0,836** Persepsi ibu tentang harga 2 0-4 0,3477 0,686**-0,813** Persepsi ibu tentang kemudahan

mendapatkan ragam produk 5 0-10 0,5842 0,491**-0,741** Persepsi ibu tentang kemudahan

mengolah 6 0-12 0,7307 0,452**-0,731**

Sikap kognitif ibu 9 0-9 0,7291 0,309**-0,716**

Sikap afektif ibu 9 0-27 0,8533 0,399**-0,753**

Mitos tentang makan ikan laut 8 0-16 0,8698 0,609**-0,706**

Pengukuran Peubah

Peubah-peubah yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan ke dalam tiga kelompok karakteristik, yaitu kelompok karakteristik keluarga, kelompok karakteristik ibu dan kelompok karakteristik anak. Tabel 9 memuat masing-masing peubah di dalam kelompok karakteristik dan skala penilaian serta katagori skornya.

(10)

Tabel 9 Peubah-peubah dalam penelitian dan pengukurannya

No Peubah ΣΣΣΣ

item

Skala penilaian Kategori skor

Karakteristik Keluarga

1 Usia ibu dan ayah (tahun) 1 30 31 – 40 41 – 50 51 – 60 >60

---

2 Pendidikan ibu dan ayah 1 Hingga tamat SD Hingga tamat SLTP Hingga tamat SLTA Hingga tamat S2

Pendidikan dasar Pemdidikan SLTP Pendidikan SLTA Pendidikan tinggi

3 Pekerjaan ayah 1 Pegawai

Pedagang Buruh

Nelayan/petani Tidak bekerja

---

4 Pekerjaan ibu 1 Ibu rumah tangga (IRT)

Pegawai Pedagang Buruh Petani

---

5 Jumlah anak (jiwa) 1 4

5-6 ≥ 7

---

6 Besar keluarga (jiwa) 1 ≤ 4 5-6 ≥ 7 --- 7 Pendapatan/kap/bln (dalam rupiah) 1 < 150 000 150 000 – 450 000 450 001 – 1 000 000 >1 000 000 --- 8 Pengeluaran ikan/kap/bln (dalam rupiah) 1 < 20 000 20 000 – 49 999 > 50 000 --- Karakteristik Ibu

1 Pola makan keluarga, per-sepsi ibu 7 0=Jarang terjadi 1=Kadang-kadang 2=Sering terjadi Kurang baik = <60 Cukup baik = 60-80 Baik= >80

2 Peraturan makan keluarga, persepsi ibu 3 0=Jarang terjadi 1=Kadang-kadang 2=Sering terjadi Kurang baik = <60 Cukup baik = 60-80 Baik= >80

3 Persepsi ibu tentang keter-sediaan ikan laut

3 0=Sedikit 1=Agak banyak 2=Banyak Kurang baik = <60 Cukup baik = 60-80 Baik= >80

4 Persepsi ibu tentang harga ikan laut 2 0=Kurang variasi/terjangkau 1=Agak variasi/terjangkau 2=Bervariasi/terjangkau Kurang baik = <60 Cukup baik = 60-80 Baik= >80

5 Persepsi ibu tentang kemu-dahan mendapatkan ragam ikan laut 5 0=Sulit 1=Agak mudah 2=Mudah Kurang baik = <60 Cukup baik = 60-80 Baik= >80

6 Sikap kognitif ibu terhadap ikan laut

9 0=Salah/ Tidak tahu 1=Betul

Negatif = <60 Cukup positif = 60-80 Positif= >80

7 Sikap afektif ibu terhadap ikan laut 9 0=Tidak suka 1=Kurang suka 2=Agak suka 3=Suka Negatif = <60 Cukup positif = 60-80 Positif= >80 8 Ketidakpercayaan ibu

terhadap mitos makan ikan laut 0=Percaya/Tidal tahu 1=Tidak percaya Rendah = <60 Cukup tinggi = 60-80 Tinggi= >80

(11)

Tabel 9 Peubah-peubah dalam penelitian dan pengukurannya (lanjutan) Karakteristik Anak

1 Pola makan keluarga, persepsi anak 5 0=Jarang terjadi 1=Kadang-kadang 2=Sering terjadi Kurang baik = <60 Cukup baik = 60-80 Baik= >80

2 Peraturan makan keluar-ga, persepsi anak 3 0=Jarang terjadi 1=Kadang-kadang 2=Sering terjadi Kurang baik = <60 Cukup baik = 60-80 Baik= >80

3 Sikap kognitif anak thd makan ikan laut

5 0=Salah/ Tidak tahu 1=Betul

Negatif = <60 Cukup positif = 60-80 Positif= >80

4 Sikap afektif anak thd makan ikan laut 6 0=Tidak suka 1=Kurang suka 2=Agak suka 3=Suka Negatif = <60 Cukup positif = 60-80 Positif= >80

5 Norma subyektif internal yang anak rasakan untuk makan ikan laut 5 0=Jarang terjadi 1=Kadang-kadang 2=Sering terjadi Krg mendukung = <60 Cukup = 60-80 Mendukung= >80 6 Norma subyektif eksternal

yang anak rasakan untuk makan ikan 3 0=Jarang terjadi 1=Kadang-kadang 2=Sering terjadi Krg mendukung = <60 Cukup = 60-80 Mendukung= >80 7 Kondisi yang memfasilitasi

anak untuk makan ikan laut

4 0=Jarang terjadi 1=Kadang-kadang 2=Sering terjadi Krg mendukung = <60 Cukup = 60-80 Mendukung= >80 8 Pengalaman anak

mengon-sumsi ikan laut

6 0=Jarang terjadi 1=Kadang-kadang 2=Sering terjadi Krg mendukung = <60 Cukup = 60-80 Mendukung= >80 9 Kecenderungan anak makan

ikan laut 5 0=Tidak ingin 1=Kadang-kadang 2=Besar keinginan Kurang kuat = <60 Cukup kuat = 60-80 Kuat= >80

10 Frekuensi anak mengonsumsi ikan laut per minggu

--- Frekuensi mengonsumsi ikan laut per minggu

Kurang < 3 Cukup= 3-4 Banyak 5 11 Konsumsi ikan laut (gr/hari) --- Rataan data 48 hour

recall per hari

Sedikit <73 Cukup= 73-146 Banyak≥147 12 Ragam produk ikan laut yang

dikonsumsi selama sebulan terakhir

---

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dibagi menjadi dua yaitu statistika deskriptif dan statis-tika inferensial dengan menggunakan Microsoft Excell dan SPSS serta LISREL

8.80. Statistika deskriptif mencakup: rataan, simpangan baku, nilai maksimum

dan minimum dari semua data kuantitatif di masing-masing wilayah dan total. Statistika inferensial merupakan suatu proses menarik kesimpulan tentang kea-daan populasi berdasarkan sampel yang digunakan dengan menggunakan meto-de tertentu. Proporsi digunakan untuk data kualitatif. Penyajian hasil pengolahan data dilakukan dalam bentuk tabel.

(12)

Pengolahan data dilakukan secara bertahap, mencakup:

1. Penyusunan code-book sebagai panduan entri dan pengolahan data

2. Setelah entri data, dilakukan cleaning data untuk memastikan tidak ada kesa-lahan memasukkan data. Realibilitas dan validitas data dicek dengan menyajikan statistik deskriptif

3. Skoring terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian 4. Kategorisasi terhadap data skor hasil transformasi 5. Analisis deskriptif dan tabulasi silang

6. Analisis korelasi, analisis regresi berganda dan analisis jalur. Beberapa analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Statistik dasar mencakup: rataan dan simpangan baku untuk semua data kuantitatif serta proporsi untuk data kualitatif

2. Transformasi skor dalam bentuk skala 0 -100 dengan rumus sebagai berikut: X – Nilai minimum X

Y= x 100 Nilai maksimum X – Nilai minimum X Keterangan:

Y = skor dalam persen

X = skor yang diperoleh dari setiap contoh

3. Untuk mengetahui kecenderungan hubungan antar peubah-peubah penelitian digunakan analisis korelasi Pearson

4. Untuk menganalisis perbedaan masing-masing peubah berdasarkan wilayah (pesisir dan pedalaman) digunakan analisis uji t

5. Analisis regresi linier berganda untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sikap ibu dengan rumus sebagai berikut:

Υ =α + β1Χ1 + β2Χ2 + β3Χ3 + β4Χ4 + β5Χ5 + β6Χ6 + β7Χ7 + β8Χ8 + β9Χ9 + β10Χ10 + γ1D1+ε

Keterangan:

Y = Indeks sikap ibu terhadap ikan laut α = Konstanta

Β1-10 = Koefisien regresi X1 = Tingkat pendidikan ibu X2 = Tingkat pendidikan ayah X3 = Status kerja ibu

X4 = Penghasilan keluarga/kapita/bulan X5 = Usia ibu

X6 = Persepsi ibu tentang harga ikan laut

X7 = Persepsi ibu tentang ketersediaan ikan laut di tempat biasa membeli X8 = Persepsi ibu tentang kemudahan memperoleh ikan laut

X9 = Persepsi ibu tentang kemudahan mengolah ikan laut X10

= Ketidakpercayaan ibu terhadap mitos tentang makan ikan laut γ1 = Koefisien dummy variable

D1 = Wilayah tempat tinggal (0= wilayah pesisir dan 1= wilayah pedalaman) ε = Error

(13)

6. Analisis jalur (Supranto 2004, Sarwono 2007) digunakan untuk menganalisis sejumlah peubah bebas yang berpengaruh, baik secara langsung maupun secara tidak langsungterhadap peubah terikat, mencakup

(1) Pengaruh wilayah, besar keluarga, pendapatan/kap, pendidikan ibu, pola asuh makan, persepsi tentang ikan laut, sikap dan ketidakpercayaan ibu pada mitos makan ikan laut terhadap perilaku ibu menyediakan ikan laut dalam menu keluarga

(2) Pengaruh wilayah, besar keluarga, pendidikan ibu, persepsi dan sikap ibu terhadap ikan laut, ketidakpercayaan ibu terhadap mitos makan ikan laut, perilaku ibu menyediakan ikan laut dalam menu keluarga, pola asuh makan terhadap sikap anak makan ikan laut

(3) Pengaruh wilayah, usia anak, besar keluarga, pendidikan ibu, sikap ibu, perilaku ibu menyediakan ikan laut dalam menu keluarga, sikap anak, norma subyektif dan kontrol terhadap perilaku makan ikan laut terhadap kecenderungan anak makan ikan laut

(4) Pengaruh peubah-peubah bebas, untuk mengetahui kontribusi total pe-ubah bebas ke pepe-ubah terikat, yaitu perilaku anak makan ikan laut (frekuensi konsumsi ikan laut/minggu dan konsumsi ikan laut/hari).

Definisi Operasional

1. Usia orangtua adalah banyaknya tahun kehidupan yang telah dijalani

2. Tingkat pendidikan orangtua adalah tingkatan pendidikan tertinggi yang pernah dikenyam orangtua, terbagi ke dalam tingkat pendidikan SD, SLTP, SLTA dan pendidikan tinggi (pendidikan program Diploma, S1, S2)

3. Pekerjaan orangtua adalah jenis kegiatan pokok atau sambilan yang menda-tangkan pendapatan. Pekerjaan ayah dikelompokkan ke dalam: pegawai, pedagang, buruh, nelayan/petani dan tidak bekerja, sedang kelompok pekerjaan ibu adalah: ibu rumah tangga, pegawai, pedagang, buruh, petani 4. Jumlah anak dalam keluarga adalah jumlah anak kandung, anak angkat atau

(14)

5. Besar keluarga adalah keseluruhan anggota yang tinggal di dalam satu rumah seperti ibu, ayah, anak, nenek, kakek dan anggota keluarga lainnya yang mempunyai pengelolaan keuangan yang sama.

6. Pendapatan keluarga per kapita per bulan adalah keseluruhan hasil dari me-lakukan pekerjaan per bulan yang dime-lakukan oleh para anggota keluarga dibagi besar keluarga

7. Pengeluaran untuk ikan laut per kapita per bulan adalah alokasi dana yang dikeluarkan untuk pembelian ikan laut untuk konsumsi seluruh anggota keluarga per bulan dibagi besar keluarga

8. Produk ikan laut yang digunakan dalam penelitian ini adalah produk bahan pangan berupa ikan laut yang masih dalam bentuk aslinya, yaitu ikan segar, ikan pindang, ikan asap/panggang, ikan asin dan ikan kaleng.

9. Jenis olahan ikan laut adalah digoreng, dibakar, dipepes, dan dimasak kuah (dengan atau tanpa santan)

10. Usia anak adalah banyaknya bulan kehidupan yang dijalani anak

11. Persepsi ibu tentang ikan laut adalah tanggapan ibu tentang: ketersediaan ikan laut, ragam dan keterjangkauan harga di tempat yang biasa dia beli, kemudahan mendapatkan dan kemudahan mengolah ikan laut

12. Sikap ibu terhadap ikan laut adalah penilaian ibu terhadap ikan laut, terdiri atas dua komponen yaitu sikap kognitif atau keyakinan ibu terhadap pengeta-huannya tentang gizi ikan laut dan sikap afektif atau kesukaan ibu terhadap ikan laut

13. Sikap anak terhadap makan ikan laut adalah penilaian anak terhadap kegiat-an makkegiat-an ikkegiat-an laut, terdiri atas dua komponen yaitu sikap kognitif atau keyakinan anak terhadap pengetahuannya tentang makan ikan laut dan sikap afektif atau kesukaan anak terhadap makan ikan laut

14. Ketidakpercayaan ibu terhadap mitos tentang makan ikan laut adalah ketidakpercayaan ibu terhadap adanya dampak negatif makan ikan laut yang berkembang dan dipercaya masyarakat sekitar yang tidak mendasar

15. Pola asuh makan keluarga adalah adalah praktik-praktik pengasuhan yang diterapkan orangtua kepada anak dan menjadi kebiasaan dalam keluarga berkaitan dengan situasi, cara dan aturan dalam kegiatan makan di keluarga

(15)

16. Norma subyektif untuk makan ikan laut adalah dukungan sosial yang anak rasakan bila makan atau tidak makan ikan laut, terdiri atas dua komponen yaitu dukungan internal yang dirasakan yang berasal dari orangtua dan keluarga serta dukungan eksternal yang dirasakan yang berasal dari guru dan teman-teman sebayanya

17. Kontrol terhadap perilaku makan ikan laut adalah keyakinan yang anak rasakan atas kemampuannya untuk makan ikan laut yang terdiri atas dua komponen yaitu kondisi yang memfasilitasi anak untuk makan ikan laut dan pengalaman anak makan ikan laut

18. Kecenderungan makan ikan laut adalah tingkat kekuatan motivasi anak untuk makan ikan laut di hari-hari mendatang

19. Perilaku makan ikan laut berupa kegiatan anak yang berkaitan dengan mengonsumsi ikan laut yang dinyatakan dalam bentuk:

(a) Frekuensi makan ikan laut per minggu didapat dari daftar FFQ yang diisi oleh anak didampingi ibunya dengan panduan peneliti. Frekuensi makan yang dicatat adalah frekuensi makan selama satu bulan terakhir.

(b) Konsumsi ikan laut per hari (gr/hari) yang dihitung dari rataan data 2x24

hour fish recall. Fish recall pertama dilakukan untuk konsumsi ikan laut sehari

sebelumnya dan fish recall kedua dilakukan selang 3 hari kemudian. Fish

recall yang diisikan dalam daftar memuat ikan laut yang dikonsumsi dan

bobotnya (ukuran sendok makan, potongan, besaran). Besaran atau potongan yang dimaksud kemudian dilakukan pengecekan di lokasi penjualan untuk mengetahui berat sebenarnya.

(c) Ragam produk ikan laut yang dikonsumsi selama satu bulan terakhir, berasal dari data FFQ, yang dihitung dari banyaknya jenis produk ikan laut yang telah dikonsumsi selama satu bulan terakhir.

20. Pengaruh ibu dijabarkan ke atribut-atribut ibu yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu usia, pendidikan, persepsi tentang ikan laut, sikap afektif dan kognitif terhadap ikan laut, ketidakpercayaan terhadap mitos dan perilaku menyediakan ikan laut dalam menu keluarga yang diperkirakan memberikan pengaruh terhadap peubah-peubah terikat dalam penelitian ini.

(16)

Keterbatasan Penelitian

1. Atribut ayah yang dipakai dalam penelitian ini terbatas pada usia dan tingkat pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ayah tidak mempunyai pengaruh pada sikap ibu, sikap dan perilaku anak untuk makan ikan laut. Berbeda dengan ibu, melalui beberapa atribut ibu yang digunakan dalam penelitian ini seperti tingkat pendidikan, persepsi dan sikap afektif ibu terhadap ikan laut, serta perilaku ibu menyediakan ikan laut dalam menu keluarga memberikan kontribusi nyata pada peubah-peubah terikat baik pada ibu dan anak. Padahal pendidikan ayah dan ibu merupakan dua peubah bebas yang memiliki nilai korelasi tinggi dan signifikan (r=0.732**). Namun dalam pengolahan data untuk mencari penentu peubah-peubah terikat, yang mana menggunakan pendidikan ayah dengan melepas pendidikan ibu, ternyata pendidikan ayah tidak memberikan kontribusi nyata.

2. Lokasi penelitian tempat responden tinggal terbatas pada kota-kota kecil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh ibu secara nyata ke sikap dan perilaku anak makan ikan laut dengan usia rata-rata anak 11 tahun 4 bulan. Dari pengamatan sewaktu wawancara ke para ibu responden di rumahnya, terlihat bahwa anak-anak masih meminta ijin dan uang dari ibunya untuk membeli jajanan. Hal itu mengindikasikan bahwa pengaruh ibu dalam perilaku konsumsi anak masih besar. Anak belum memiliki “power” atau tidak bebas menentukan perilaku konsumsinya karena masih tergantung pada ibunya.

3. Besarnya pendapatan keluarga per kapita per bulan menunjukkan sebagian besar keluarga responden termasuk golongan ekonomi menengah ke bawah, terutama keluarga responden wilayah pesisir. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat keterbatasan terhadap pilihan bahan pangan yang dapat diakomodasi keluarga responden. Hal ini memungkinkan terfokusnya pilihan pada ikan laut sebagai bahan pangan untuk lauk terutama pada keluarga responden di wilayah pesisir. Selain masalah keterbatasan daya beli, khususnya untuk keluarga responden di wilayah pesisir, jalur transportasi di wilayah pesisir tergolong tertutup yang memperkecil kemungkinan pendistribusian berbagai bahan pangan untuk lauk selain ikan laut masuk ke wilayah pesisir. Kondisi ini semakin memfokuskan keluarga di wilayah pesisir dengan bahan pangan untuk lauk yaitu ikan laut.

Gambar

Tabel 5   Kerangka sampling lokasi penelitian yang digunakan
Tabel 6    Jumlah siswa sekolah sampel berdasarkan jenis kelamin
Tabel 8    Hasil analisis uji reliabilitas dan validitas instrumen
Tabel 9   Peubah-peubah dalam penelitian dan pengukurannya
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengertian di atas dapatlah diketahui bahwa tenaga kerja yaitu meliputi penduduk yang berusia 10 tahun keatas, baik yang sudah bekerja maupun yang

Metode ini merupakan strategi penentuan lokasi dengan mengambil keputusan berdasarkan bobot-bobot tertentu yang dapat memeringkatkan beberapa alternatif lokasi, dalam hal

dinding luar rumah dengan produk yang handal dan warna yang indah.. Buku warna inijuga menyajikan petunjuk

Kemudian yang terakhir adalah tugas empat yaitu dilakukan pengukuran tegangan AC dan pengukuran frekuensi, pada pengukuran tegangan AC diperoleh nilai Vpp trafo

 Perhatian utamanya adalah hubungan antar berbagai agama dunia dengan perkembangan sistem ekonomi kapitalis yang hanya terjadi di Barat..  Weber tertarik pada sistem gagasan

Apa yang diharapkan muncul dibenak konsumen saat pertama kali suatu merek itu diberikan dapat membentuk gambaran produk tersebut dalam benak pelanggannya dan jika seorang

Pembahasan studi ini menjelaskan, permohonan hak cipta atas kekayaan intelektual secara elektronik dapat dilakukan secara elektronik dengan terlebih dahulu

sebagaimana fungsinya, media sebagai suatu alat unuk menyampaikan pesan- pesan komunikasi (informasi). Kegiatan ini dilakukan oleh komunikator untuk diampaikan kepada