• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua dan status sekolah : survei pada siswa-siswi kelas XII SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua dan status sekolah : survei pada siswa-siswi kelas XII SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
284
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI

BELAJAR SISWA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG

TUA DAN STATUS SEKOLAH

Survei pada Siswa-Siswa Kelas XII SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Tiara Panji Suhatno NIM: 031334059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

Allah S.W.T atas segala ridho dan rahmat-Nya Kedua Orang Tuaku yang selalu mendukungku

Saudaraku Mbak Dini, Mas Heri, Adekku Reni, si imut Dodoy, Ita, dan Deika

Masku Fredy Romado yang selalu memberiku semangat Teman-temanku di Pak ‘ B 2003

(5)
(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah S.W.T atas segala berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul :“PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI

STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN STATUS SEKOLAH”.

Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi. Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, kritik, saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Bp. Y. Harsoyo, S.Pd.,M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd.,M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

4. Bapak L. Saptono. S.Pd., M.Si. Selaku dosen pembimbing, yang dengan sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat, dan dorongan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Terima kasih ya pak.

5. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd.,M.SA. dan Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd.,M.Si. Selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan menyumbangkan pemikiran kepada penulis untuk kesempurnaan skripsi ini. 6. Para dosen Program Studi Pendidikan Akuntasi Universitas Sanata Dharma

(7)

vii

7. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntasi atas segala keramahannya dalam membantu penulis selama kuliah di USD.

8. Kepala Sekolah SMA Negeri I Wonosari, SMA Negeri I Playen, SMA Negeri I Nglipar, SMA Muhammadiyah Wonosari, SMA Pembangunan 3 Ponjong dan SMA Dominikus Wonosari dan segenap guru dan karyawan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dan telah banyak membantu dalam melaksanakan penelitian dan memberikan masukan serta pengalaman yang berharga bagi penulis.

9. Bapak Bambang Suhatno dan Ibu Eni Budiastuti, yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun materiil, serta semangat kepada penulis.

10. Saudaraku Mbak Dini, Mas Heri, Adekku Reni, si imut Dodoy, Ita dan Deika yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

11. Masku Fredy Romado yang dengan sabar mendampingi penulis dalam memberikan semangat, dorongan, doa dan kasih sayangnya. Terima kasih atas pengertianmu selama ini.

12. Siska Purba kamu memang sobat terbaikku. Septi ayo nyusul aku. Mas Banu, Mas Dev, Yeni, Nia, Anes terima kasih atas bantuannya ya, dan teman-teman seperjuanganku Suster Yekti, Dwi, Ari, Wulan, Meti, Santi, Adel, Wawan, Nining, Yiska, Merli, Titis, Nungki, Uke, Wita, Tari, Dewi, Lala, Ana, Brevi, Yohana, Agus, Yudo, dan Step, terima kasih atas bantuan kalian selama kuliah dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini..

13. Buat teman-teman seperjuangan di PAK 2003, dan PAK 2002 dan khususnya Pak 2003 “B” ayo maju semua dan kompak selalu. Thanks Semuanya.

(8)

viii

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang berhubungan dengan pendidikan.

(9)

ix

ABSTRAK

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG

TUA DAN STATUS SEKOLAH

Survei pada Siswa –Siswa Kelas XII SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta

TIARA PANJI SUHATNO

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua; (2) ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua; (3) ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua; (4) ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari status sekolah siswa.

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri dan Swasta yang ada di Kabupaten Gunung Kidul. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel penelitian ini berjumlah 464 siswa. Teknik pengambilan sampel adalah

purposive sampling. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah model analisis regresi yang dikembangkan oleh Chow.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh positif dan signifikan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendapatan ayah ( 0,021 0,050)dan pada tingkat pendapatan ibu

) 050 , 0 023

, 0

(   ; (2) ada pengaruh positif dan signifikan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendidikan ayah

) 050 , 0 041

, 0

(10)

x

ABSTRACT

THE EFFECT OF EMOTIONAL INTELLIGENCE TOWARD STUDENTS LEARNING ACHIEVEMENT PERCEIVED FROM SOCIAL AND

ECONOMICAL STATUS OF PARENTS AND SCHOOL

A survey on students of the last class of State and Private Senior High School in Gunung Kidul Regency, Yogyakarta Special Province.

TIARA PANJI SUHATNO

Sanata Dharma University Yogyakarta

2007

This research is intended to investigate whether there is any effect of emotional intelligence toward the students learning achievement perceived from (1) parents social status; (2) parent’s education; (3) the parent’s occupations; and (4) students school status.

This research done in state and private high school in Gunung Kidul Regency. The population was all the last class of the state and private high schools in Gunung Kidul Regency, Yogyakarta Special Province. The techniques of taking samples were 464 students and selected by purposive sampling. The techniques of gathering the data were questionnaire and documentation. The technique of analysis the data was

Chow’s regression analysis model.

The result of this research shows that there is a positive and significant effect of emotional intelligence toward the students learning achievement perceived from (1) the their fathers’ income ( 0,021 0,050)and their mothers’ income

) 050 , 0 023

, 0

(    ; (2) their fathers’ education ( 0,041 0,050) and their mothers’ education ( 0,034 0,050); (3) their fathers’ occupations

) 050 , 0 026

, 0

(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT... x

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

(12)

xii

B. Prestasi Belajar... 11

C. Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 13

D. Status Sekolah ... 17

E. Kerangka Teoritik ... 18

F. Hipotesis... 27

BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 28

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 29

D. Populasi, Sampel dan Teknik penarikan Sampel 1. Populasi ... 29

2. Sampel ... 29

3. Teknik Penarikan Sampel ... 30

E. Operasionalisasi Variabel... 31

F. Teknik Pengumpulan Data………... 35

G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas ... 36

2. Uji Reliabilitas ... 38

H. Teknik Analisa Data 1. Analisis Deskriptif ... 40

(13)

xiii

b. Uji Linieritas ... 41

3. Pengujian Hipotesis Penelitian... . 42

BAB IV GAMBARAN UMUM A. SMA Negeri I Wonosari……… 47

B. SMA Negeri I Playen……… 52

C. SMA Negeri I Nglipar……….. 56

D. SMA Pembangunan 3 Ponjong………. 58

E. SMA Muhammadiyah Wonosari……… 62

F. SMA Dominikus Wonosari……… 67

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 72

B. Analisis Data ... 81

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 105

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 116

B. Keterbatasan Penelitian... 118

C. Saran-saran... 119

DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Nama Sekolah dan Jumlah Responden ……… 30

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Kecerdasan Emosional... 31

Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Tingkat Pendapatan... 34

Tabel 3.4 Operasionalisasi Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua... 34

Tabel 3.5 Operasionalisasi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 34

Tabel 3.6 Rangkuman Uji validitas Variabel Kecerdasan Emosional ... 37

Tabel 4.1 Data Jumlah Guru SMA Negeri I Wonosari ... 44

Tabel 4.2 Data Jumlah Karyawan SMA Negeri I Wonosari... 45

Tabel 4.3 Data Jumlah Siswa SMA Negeri I Wonosari... 45

Tabel 4.4 Data Jumlah Guru SMA Negeri I Playen... 47

Tabel 4.5 Data Jumlah Karyawan SMA Negeri I Playen ... 49

Tabel 4.6 Data Jumlah Siswa SMA Negeri I Playen ... 50

Tabel 4.7 Data Jumlah Guru SMA Pembangunan 3 Ponjong... 54

Tabel 4.8 Data Jumlah Siswa SMA Pembangunan 3 Ponjong ... 56

Tabel 4.9 Data Jumlah Guru SMA Muhammadiyah Wonosari ... 59

Tabel 4.10 Data Jumlah Karyawan SMA Muhammadiyah Wonosari... 60

Tabel 4.11 Data Jumlah Siswa SMA Muhammadiyah Wonosari... 60

Tabel 4.12 Data Jumlah Guru SMA Dominikus Wonosari ... 63

Tabel 4.13 Data Jumlah Karyawan SMA Dominikus Wonosari ... 64

(15)

xv

Tabel 5.1 Sebaran Responden Penelitian ... 72

Tabel 5.2 Jenis Kelamin Responden ... 73

Tabel 5.3 Tingkat Pendapatan Orang Tua... 73

Tabel 5.4 Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 73

Tabel 5.5 Jenis Pekerjaan Orang Tua... 77

Tabel 5.6 Asal sekolah Siswa... 78

Tabel 5.7 Kecerdasan Emosional Siswa ... 79

Tabel 5.8 Prestasi Belajar Siswa ... 80

Tabel 5.9 Hasil Pengujian Normalitas Variabel Kecerdasan Emosional ... 82

Tabel 5.10 Hasil Pengujian Normalitas Variabel Prestasi Belajar... 85

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan

Status Sekolah... 26

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Negeri I Playen... 47

Gambar 4.2 Struktur Organisasi SMA Pembangunan 3 Ponjong... 53

Gambar 4.3 Struktur Organisasi SMA Muhammadiyah Wonosari... 58

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner Penelitian ... 124

2. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 131

3. Data Induk Penelitian... 135

4. Data Induk Regresi... 164

5. Deskripsi Frekuensi dan Deskripsi Variabel Penelitian... 173

6. Perhitungan PAP tipe II ... 211

7. Uji Normalitas dan Linieritas... 213

8. Uji Regresi ... 223

9. Koefisien Determinasi... 231

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Banyak pihak mengatakan bahwa prestasi belajar siswa hanyalah hal-hal yang berhubungan dengan pencapaian prestasi akademik siswa pada setiap bidang studi di sekolah. Dengan kata lain prestasi belajar siswa di sekolah hanya dikaitkan dengan tinggi rendahnya intelligence quotient (IQ) nya. Padahal cakupan prestasi belajar dapat lebih luas dari itu yaitu hasil yang dicapai seorang siswa yang berupa perubahan/penambahan dan peningkatan kualitas perilaku yang tampak pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dicapai siswa melalui aktivitas siswa dalam proses belajar ( Mudjijana dalamhttp://www.bpkpenabur.or.id/jurnal/02/082-100.pdf. )

(19)

Dalam banyak kasus kecerdasan emosional lebih dominan menentukan kesuksesan seseorang. Sebagai contohnya adalah salah seorang siswa di Amherst College yang telah meraih lima kali nilai sempurna 800 untuk School Aptitude Test(SAT) dan tes-tes prestasi akademik lain. Walaupun kemampuan intelektualnya mengagumkan ia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk keluyuran dan bolos kuliah sehingga ia menghabiskan waktu 5 tahun lebih lama untuk lulus dibandingkan dengan temannya yang nilai IQ-nya lebih rendah (Goleman, 1999:45). Kenyataan ini menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai IQ tinggi belum tentu prestasi belajarnya tinggi. Faktor lain yang cukup menentukan adalah kecerdasan emosional. Jadi apabila seorang siswa mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi, maka secara tidak langsung ia dapat mengendalikan emosi untuk bisa tekun, konsentrasi, tenang, teliti dan sabar dalam memahami materi sehingga prestasi belajarnya baik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Diah Wulan Arum (2005: 48) dan Mudjijana (2004:10), yang menyatakan bukti bahwa semakin tinggi tingkat kecerdasan emosi maka semakin tinggi pula prestasi belajarnya, begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat kecerdasan emosi maka semakin rendah pula prestasi akademiknya.

(20)

anaknya seperti penyediaan fasilitas belajar yang memadai sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Berbeda dengan orang tua dengan tingkat pendapatan rendah dan jenis pekerjaan yang tidak tetap, mereka diduga akan muncul kesulitan dalam penyediaan fasilitas belajar anaknya, sehingga anak merasa kurang percaya diri. Dengan kata lain kecerdasan emosional anak menjadi tidak stabil. Ketidakstabilan emosi anak pada akhirnya akan menimbulkan kesulitan pada anak dalam belajar yang selanjutnya berakibat pada pencapaian prestasi belajar siswa yang rendah. Pada orang tua yang berpendidikan diduga akan lebih mudah dalam memahami kesulitan-kesulitan materi pelajaran yang dialami anak. Orang tua selanjutnya dapat membantu anak dalam belajar dan dampaknya anak termotivasi untuk belajar. Hal ini tentunya akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Berbeda pada orang tua yang berpendidikan rendah diduga orang tua akan mengalami kesulitan dalam memahami kesulitan materi pelajaran anaknya. Ketidakmampuan orang tua untuk membantu anak menyebabkan anak kurang termotivasi untuk belajar, sehingga akan berdampak pada prestasi belajarnya.

(21)

ketersediaan fasilitas dan prasarana di sekolah berstatus negeri lebih baik dari

sekolah swasta. Bobbi De Porter (2001:81 dalam

http://www.bpkpenabur.or.id/jurnal/02/082-100.pdf.) berpendapat bahwa hasil belajar siswa lebih ditentukan oleh lingkungan belajar yang menyenangkan, suasana aman dan penuh kepercayaan antara siswa dengan instruktur. Semakin seseorang berinteraksi dengan lingkungan, semakin mahir manusia mengatasi situasi yang menantang dan semakin mudah manusia mempelajari informasi baru. Dengan adanya lingkungan belajar yang seperti itu siswa mudah untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul di sekolah. Dampaknya siswa mempunyai kecerdasan emosional yang baik. Hal ini selanjutnya akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Berdasarkan permasalahan di atas penelitian ini dimaksudkan untuk menguji derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar pada siswa yang berasal dari status sosial ekonomi orang tua dan status sekolah yang berbeda. Penelitian ini selanjutnya mengambil judul “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Siswa ditinjau dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Status Sekolah”. Penelitian merupakan survei pada siswa-siswa SMA kelas XII se-Kabupaten Gunung Kidul.

B. Identifikasi Masalah

(22)

ingin menginvestasi apakah tinggi rendahnya derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar berbeda pada siswa yang berasal dari status sosial ekonomi orang tua, dan status sekolah berbeda. Status sosial orang tua pada penelitian ini difokuskan pada tingkat pendapatan orang tua, tingkat pendidikan orang tua, dan jenis pekerjaan orang tua.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua ?

2. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua ?

3. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua ?

4. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari status sekolah ?

D. Tujuan Penelitian

(23)

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.

4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari status sekolah.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sekolah untuk membantu dalam pembentukan kecerdasan emosional siswa sehingga meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Bagi Universitas

Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan yang telah ada sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswanya.

3. Bagi Peneliti

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecerdasan Emosional

1. Pengertian Kecerdasan Emosional

(25)

Dalam bahasa sehari-hari kecerdasan emosional biasanya kita sebut sebagai street smart ( pintar ) atau kemampuan khusus yang kita sebut ‘akal sehat’, terkait dengan kemampuan membaca lingkungan politik dan sosial dan menatanya kembali; kemampuan memahami dengan spontan apa yang diinginkan dan dibutuhkan orang lain, kelebihan dan kekurangan mereka; kemampuan untuk tidak terpengaruh oleh tekanan; kemampuan untuk menjadi orang yang menyenangkan, yang kehadirannya didambakan orang lain (Stein dan Book, 2000:31). Kecerdasan emosional dalam belajar berkaitan dengan kestabilan emosi untuk bisa tekun, konsentrasi, tenang, teliti dan sabar dalam memahami materi yang dipelajari (http://www.duniaguru.com).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain sehingga mampu memantau dan mengendalikan diri sendiri yang berguna untuk memadu pikiran dan tindakan.

(26)

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu untuk menanggapi lingkungan sekitar. Menurut Goleman (1999:23), faktor ini berasal dari dalam diri individu yang dipengaruhi oleh keadaan otak emosional seseorang.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu dan mempengaruhi individu untuk mengubah hidup. Pengaruh luas yang bersifat individu dapat secara perorangan, secara kelompok, antara individu mempengaruhi kelompok atau sebaliknya, juga bersifat tidak langsung yaitu perantara, misal media massa. Faktor lain dapat melalui lingkungan fisik tempat manusia berada ketika berkomunikasi dengan pihak lain, melalui lingkungan sosial dimana keberadaan manusia lain sebagai penerima komunikasi maupun hanya hadir di sana, serta melalui keikutsertaan individu dalam berbagai kegiatan seperti keaktifan di dalam mengikuti berbagai organisasi (Goleman,1997:275-279).

3. Dimensi Kecerdasan Emosional

(27)

a. Mengenali emosi

Kesadaran diri dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional. Pada tahap ini diperlukan pemantauan perasaan dari waktu ke waktu agar timbul wawasan psikologi dan pemahaman tentang diri. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan yang sesungguhnya membuat diri berada dibawah kekuasaan perasaan.

b. Mengelola emosi

Mengelola emosi berarti menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat, hal ini merupakan kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan, atau ketersinggungan, dan bangkit kembali dengan cepat dari semuanya itu.

c. Memotivasi diri

Kemampuan seseorang memotivasi diri dapat ditelusuri melalui hal-hal sebagai berikut :

1) cara mengendalikan dorongan hati

2) derajat kecemasan yang berpengaruh terhadap unjuk kerja seseorang

(28)

5) keadaan flow (mengikuti aliran), yaitu keadaan ketika perhatian seseorang sepenuhnya tercurah kedalam apa yang sedang terjadi, pekerjaannya hanya terfokus pada satu obyek

Dengan kemampuan memotivasi diri yang dimilikinya maka seseorang akan cenderung memiliki pandangan yang positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya.

d. Mengenali emosi orang lain

Mengenali emosi orang lain dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan ia akan terampil membaca perasaan orang lain. Sebaliknya, orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan emosinya sendiri dapat dipastikan tidak akan mampu menghormati perasaan orang lain. e. Membina hubungan dengan orang lain

Seni dalam membina hubungan dengan orang lain merupakan keterampilan sosial yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

(29)

Menurut Winkel (1996:59), belajar merupakan suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap, dimana perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.

Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1991:1190) adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan terhadap mata pelajaran yang dibuktikan melalui hasil tes. Prestasi belajar selalu dikaitkan dengan tes hasil belajar atau tes prestasi. Prestasi belajar dalam wujud angka-angka yang diperoleh dari hasil ulangan, ujian, tugas-tugas merupakan hasil pengkuran dari prestasi belajar. Menurut pengalaman untuk mengukur tinggi rendahnya prestasi yang dicapai siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah digunakan nilai rapor. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sumadi Suryabrata (1984:324) bahwa prestasi belajar merupakan nilai yang tercantum dalam rapor dan merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai kemajuan atau prestasi siswa selama masa tertentu. Dalam penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar adalah nilai yang tercantum dalam rapor siswa. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

(30)

a. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.

b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran.

C. Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1991:1461), status adalah kondisi atau kedudukan orang atau badan dalam hubungannya dengan masyarakat sekelilingnya. Status sosial ekonomi orang tua dapat diartikan sebagai suatu kedudukan yang dimiliki yang nantinya akan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan keluarga. Secara umum status sosial ekonomi orang tua meliputi :

1. Tingkat Pendapatan

(31)

Minimum Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2007 memutuskan bahwa upah minimum Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2007 sebesar Rp 500.000 (lima ratus ribu rupiah) per bulan.

2. Tingkat Pendidikan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1996:353), pendidikan adalah suatu proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan peralatan. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Langeveld (Tanlain dkk, 1992:65):

“Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu atau lebih tepat, “membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri”. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa; sekolah, buku, peraturan hidup sesehari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.”

Jadi pendidikan adalah bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan. Philip H. Coombs (Tanlain, 1992:43-44), membedakan bentuk pengelolaan pendidikan menjadi tiga bagian yaitu:

a. Pendidikan Informal

(32)

atau pergaulan sehari-hari. Proses pendidikan ini berlangsung seumur hidup dan secara paling wajar.

b. Pendidikan Formal

Pendidikan formal yang kita kenal dengan pendidikan sekolah ialah pendidikan yang diperoleh seseorang di sekolah secara teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat (mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi). Pendidikan di sekolah merupakan proses yang strategis bagi pemerintah dan masyarakat untuk membina warga Negara yang baik, masa depan kaum muda dan bangsa-negara.

c. Pendidikan Nonformal

Pendidikan nonformal, sering disebut pula pendidikan luar sekolah, ialah pendidikan yang diperoleh seseorang secara teratur, terarah, disengaja, tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan yang ketat. Pendidikan nonformal bersifat fungsional dan praktis yang bertujuan meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja peserta didik yang berguna bagi usaha perbaikan taraf hidup mereka.

(33)

pelajaran. Di Indonesia, jenjang pendidikan dibagi menjadi (Siagian, 1987:185):

a. Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar adalah pendidikan yng diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan.

b. Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi bagian dari organisasi masyarakat yang memiliki kemampuan untuk mengadakan hubungan timbal balik.

c. Pendidikan Tinggi

(34)

3. Jenis Pekerjaan

Menurut Biro Pengembangan Sosial Budaya, pekerjaan dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

a. Pekerjaan pokok

Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang sebagai sumber ukuran dan penghasilannya, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat pekerjaan ini adalah tetap, apabila penghasilan dari pekerjaan pokok ini tidak atau belum mencukupi untuk keperluan hidupnya, maka perlu diusahakan adanya penghasilan lain diluar penghasilan pokok. b. Pekerjaan sampingan atau tambahan

Pekerjaan sampingan atau tambahan adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan tambahan untuk memperoleh penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Sifat pekerjaan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok.

D. Status Sekolah

Sekolah merupakan lembaga formal yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 1993 pasal 1 ayat 4,5, dan 6 yaitu :

(35)

b. SMU Swasta adalah SMU yang diselenggarakan oleh masyarakat

c. Madrasah Aliyah adalah SMU yang berciri khas agama Islam yang diselenggarakan oleh Departemen Agama

Untuk menilai kelayakan suatu sekolah perlu diadakan akreditasi sekolah. Menurut Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Istimewa Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 11 Tahun 2003 menyatakan akreditasi sekolah adalah suatu kegiatan penilaian kelayakan suatu sekolah berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh Badan Akreditasi Sekolah yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk pangakuan kelayakan.

E. Kerangka Teoritik

1. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Siswa ditinjau dari Tingkat Pendapatan Orang Tua

(36)

yang optimal dapat diperoleh bila siswa mempunyai konsentrasi belajar yang tinggi, karena evaluasi belajar didasarkan pada materi pelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Juga hasil penelitian Diah Wulan Arum (2005:48) dan Mudjijana (2004:10) yang menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kecerdasan emosi maka semakin tinggi pula prestasi belajarnya, begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat kecerdasan emosi maka semakin rendah pula prestasi belajarnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tadius Sudarna (2007:92), juga menunjukkan hasil yang sama bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional seseorang, maka semakin tinggi tingkat keberhasilan seseorang dalam belajar.

(37)

memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya seperti penyediaan fasilitas belajar. Hal ini menyebabkan siswa menghadapi problem-problem finansial, sehingga siswa menjadi kurang percaya diri dan kurang termotivasi untuk belajar, tentunya dengan keadaan yang seperti ini prestasi belajar siswa menjadi tidak optimal. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yosef Haryadi Aribowo (2003:88), yang menyatakan bahwa anak yang mempunyai orang tua yang berpenghasilan tinggi akan mencapai prestasi belajar yang baik, sedangkan anak yang mempunyai orang tua yang berpenghasilan rendah akan mencapai prestasi belajar yang kurang baik.

2. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Siswa ditinjau dari Tingkat Pendidikan Orang Tua

(38)

yang tinggi, karena evaluasi belajar didasarkan pada materi pelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Juga hasil penelitian Diah Wulan Arum (2005:48) dan Mudjijana (2004:10) yang menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kecerdasan emosi maka semakin tinggi pula prestasi belajarnya, begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat kecerdasan emosi maka semakin rendah pula prestasi belajarnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tadius Sudarna (2007:92), juga menunjukkan hasil yang sama bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional seseorang, maka semakin tinggi tingkat keberhasilan seseorang dalam belajar.

(39)

ketidakmampuannya memahami materi pelajaran, tentu saja hal ini akan berdampak pada prestasi belajarnya yang tidak maksimal. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yosef Haryadi Aribowo (2003:87), yang menyatakan bahwa anak yang mampunyai orang tua yang berpendidikan tinggi akan berprestasi dengan baik, sedangkan anak yang mempunyai orang tua yang berpendidikan rendah akan berprestasi kurang baik.

3. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Siswa ditinjau dari Jenis Pekerjaan Orang Tua

(40)

tinggi tingkat kecerdasan emosi maka semakin tinggi pula prestasi belajarnya, begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat kecerdasan emosi maka semakin rendah pula prestasi belajarnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tadius Sudarna (2007:92), juga menunjukkan hasil yang sama bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional seseorang, maka semakin tinggi tingkat keberhasilan seseorang dalam belajar.

(41)

3. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Siswa ditinjau dari Status Sekolah

(42)

Kemudian peneliti juga menduga bahwa prestasi belajar tersebut juga dipengaruhi oleh status sekolah. Ada persepsi dalam masyarakat bahwa sekolah negeri adalah sekolah yang memiliki tingkat disiplin tinggi, guru yang profesioal, serta memiliki sarana dan prasarana yang lengkap juga didukung lingkungan yang nyaman untuk belajar. Dengan kondisi yang demikian sekolah diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas dsertai dengan prestasi belajar tinggi. Pandangan ini diberikan oleh masyarakat lebih didasarkan pada hal-hal yang teramati oleh masyarakat, tanpa memperhatikan aspek yang tidak tampak. Menurut Robert M.Gagne (http://www.duniaguru.com), keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa dan faktor dari luar diri siswa yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa.

Bobbi De Porter (2001:81 dalam

(43)

siswa yang semakin baik. Hal ini selanjutnya juga akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Berbeda dengan menyekolahkan anaknya di sekolah swasta. Orang tua identik menganggap sekolah swasta adalah sekolah yang kurang disiplin, sarana dan prasarana kurang lengkap dan lingkungannya kurang mendukung untuk belajar. Dengan kondisi demikian menyebabkan ketidaknyamanan siswa dalam belajar, sehingga motivasi siswa dalam belajar menjadi berkurang. Padahal kecerdasan emosional berkaitan dengan kemampuan mengontrol dan menggunakan emosi, serta mengendalikan diri, semangat, motivasi sosial, kerja sama, dan menyesuaikan diri dengan lingkungan (http://www.duniaguru.com). Apabila seorang siswa tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitar siswa, maka siswa kurang mempunyai kecerdasan emosional yang baik. Hal ini menyebabkan prestasi belajar siswa menjadi rendah.

Berdasarkan kerangka teoritik di atas, paradigma penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Prestasi Belajar Kecerdasan Emosional

Status Sosial Ekonomi Orang Tua

(44)

F. Hipotesis

Berdasarkan kerangka teoritik di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini :

1. Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua

2. Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua

3. Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua

(45)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah survei. Winarno Surakhmad (Arikunto, 2002:88) menyatakan bahwa survei merupakan cara mengumpulkan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu (atau jangka waktu) yang bersamaan dan biasanya jumlahnya cukup besar. Survei menekankan lebih pada penentuan informasi tentang variabel daripada informasi tentang individu. Survei digunakan untuk mengukur gejala-gejala yang ada tanpa menyelidiki mengapa gejala-gejala tersebut ada (Sevilla, 1993:76).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah SMA Negeri I Wonosari, SMA Negeri I Playen, SMA Negeri I Nglipar, SMA Pembangunan 3 Ponjong, SMA Dominikus Wonosari, dan SMA Muhammadiyah Wonosari

2. Waktu Penelitian

(46)

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa-siswa kelas XII SMA Negeri dan SMA Swasta di Kabupaten Gunung Kidul yaitu SMA Negeri I Wonosari, SMA Negeri I Playen, SMA Negeri I Nglipar, SMA Pembangunan 3 Ponjong, SMA Dominikus Wonosari, dan SMA Muhammadiyah Wonosari.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah kecerdasan emosional, prestasi belajar, status sosial ekonomi orang tua, dan status sekolah.

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas tiga SMA se-Kabupaten Gunung Kidul yang berjumlah 2.080 siswa.

2. Sampel

(47)

Tabel 3.1

Nama Sekolah dan Jumlah Responden

No Nama Sekolah Jumlah Responden

1 2 3 4 5 6

SMA Negeri I Wonosari SMA Negeri I Playen SMA Negeri I Nglipar

SMA Pembangunan 3 Ponjong SMA Dominikus Wonosari SMA Muhammadiyah Wonosari

211 74 25 68 67 37

Jumlah 482

3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik Penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(48)

E. Operasionalisasi Variabel

1. Variabel Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan mengontrol dan menggunakan emosi serta mengendalikan diri, semangat, motivasi, kerja sama, dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Menurut Salovey (Goleman, 1999:57-59), dimensi kecerdasan emosional mencakup mengenali emosi, mengelola emosi, motivasi diri, mengenali motivasi orang lain dan membina hubungan dengan orang lain. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi kecerdasan emosional :

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Kecerdasan Emosional

Dimensi Indikator

No. Pertanyaan Positif Negatif Mengenali

emosi

1. Mengenal emosi diri 2. Mengetahui kekuatan diri 3. Mengetahui keterbatasan diri 4. Memiliki keyakinan akan

kemampuan sendiri

1 4 5

2 3

6 Mengelola

emosi

1. Mampu menahan emosi dan dorongan negatif

2. Menjunjung norma kejujuran 3. Bertanggung jawab atas

kinerja sendiri

4. Luwes terhadap perubahan 5. Terbuka terhadap ide-ide dan

informasi

7 8 9

12

(49)

Memotivasi diri

1. Dorongan untuk menjadi lebih baik

2. Mampu menyesuaikan dengan suasana kelompok

3. Kesiapan untuk

memanfaatkan kesempatan 4. Kegigihan dalam kondisi

kegagalan dan hambatan

13 14 15 17 16 Mengenali emosi orang lain

1. Memahami perasaan orang lain

2. Tanggap kepada kebutuhan orang lain

3. Mengerti perasaan orang lain 4. Siap sedia melayani

18 19 20 22 21 Membina hubungan dengan orang lain

1. Keterampilan persuasive 2. Terbuka mendengarkan orang

lain dan memberikan pesan yang jelas

3. Kemampuan menyelesaikan tanggung jawab

4. Memiliki semangat kepemimpinan

5. Bersedia berkolaborasi dengan orang lain

6. Ada kemampuan untuk membangun tim 23 24 25 26,27 28 30 29

(50)

2. Variabel Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai kemajuan atau prestasi siswa selama masa tertentu. Variabel prestasi belajar ini didasarkan pada nilai rata-rata rapor siswa kelas X dan XI pada semester 1 sampai dengan semester 2.

3. Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua a. Tingkat Pendapatan Orang Tua

Pendapatan atau penghasilan adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa seseorang terhadap proses produksi dan dapat bersumber pada usaha sendiri, bekerja pada orang lain dan hasil dari milik (Gilarso, 1992:63). Dalam Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No.150/KEP/2006 tentang Penetapan Upah Minimum Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2007 memutuskan bahwa upah minimum Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2007 sebesar Rp 500.000 ( lima ratus ribu rupiah ) per bulan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi tingkat pendapatan orang tua

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel Tingkat Pendapatan

No Tingkat Pendidikan Skor

1 2 3

Kurang dari Rp. 500.000 Rp.500.000 – Rp. 1.000.000 Lebih dari Rp 1.000.000

(51)

b. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Tingkat pendidikan orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah laporan pendidikan formal terakhir yang diperoleh orang tua. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi tingkat pendidikan orang tua

Tabel 3.4

Operasionalisasi Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua

No Tingkat Pendidikan Skor

1 2 3 4 5

Tidak Tamat SD SD atau sederajat SMP atau sederajat SMA atau sederajat D1,D2,D3,D4,S1,S2,S3

1 2 3 4 5 c. Jenis Pekerjaan Orang Tua

Jenis pekerjaan orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pekerjaan orang tua siswa. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi jenis pekerjaan orang tua :

Tabel 3.5

Operasionalisasi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua

No Jenis Pekerjaan Skor

1 2 3 4

Pegawai negeri (pemda,guru),ABRI,POLRI Pegawai swasta, guru swasta, karyawan swasta Petani, buruh, pedagang, wiraswasta

Lain-lain

(52)

4. Variabel Status Sekolah

Status sekolah merupakan lembaga formal yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Status sekolah dapat dibedakan menjadi sekolah negeri dan sekolah swasta. Pengukuran variabel status sekolah adalah sebagai berikut : sekolah negeri diberi skor = 2 dan sekolah swasta diberi skor = 1.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh data sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Kuesioner yaitu pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden yang sebenarnya. Metode pengumpulan data ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang kecerdasan emosional, prestasi belajar, status sosial ekonomi orang tua, dan status sekolah.

(53)

G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

1. Pengujian Validitas

Pengujian validitas adalah pengujian yang digunakan untuk mengetahui sejauhmana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsinya sebagai alat ukur. Nilai validitas yang dicari dengan menggunakan rumus koefisien korelasiproduct momentdari Karl Pearson (Arikunto, 2002:146).

Rumus : rxy =

 

 

} (

}{ (

{

) )( (

)

)

2 2 2

2

Y

Y

X

X

r

N

N

Y X XY

N xy

Dimana :

xy

r : koefisien korelasi antara variabel X dan Y

x : skor total setiap item

y : skor total item n : jumlah responden

Setelah koefisien korelasi (rxy) ditemukan, selanjutnya dikonsultasikan dengan rtabel pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan (n-2). Jika nilai rxybutir pertanyaan > nilai rtabel berarti instrumen tersebut valid,

dan sebaliknya jika nilai rxy butir pertanyaan < nilai rtabel maka instrumen

tersebut tidak valid.

(54)

pernyataan kecerdasan emosional. Rangkuman uji validitas untuk kecerdasan emosional adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Rangkuman Uji Validitas Variabel Kecerdasan Emosional

Butir No Korelasi dengan Koreksi Status

1 0.6443 Valid

2 0.5997 Valid

3 0.7006 Valid

4 0.3966 Valid

5 0.6093 Valid

6 0.5558 Valid

7 0.6515 Valid

8 0.5930 Valid

9 0.3902 Valid

10 0.5976 Valid

11 0.5668 Valid

12 0.6880 Valid

13 0.6563 Valid

14 0.4803 Valid

15 0.4168 Valid

16 0.7211 Valid

17 0.7073 Valid

18 0.4346 Valid

19 0.5522 Valid

20 0.5670 Valid

21 0.6400 Valid

22 0.5552 Valid

23 0.7269 Valid

24 0.6368 Valid

25 0.5394 Valid

26 0.4029 Valid

27 0.5609 Valid

28 0.5184 Valid

29 0.6338 Valid

(55)

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel kecerdasan emosional menunjukkan bahwa sebanyak tiga puluh butir pertanyaan sahih. Pengambilan keputusan ini dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan nilai rtabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak 35 responden dan derajat keyakinan () = 5% atau 0,05 maka diperoleh nilai rtabel sebesar 0,344. Dari hasil perhitungan diperoleh

bahwa keseluruhan nilai rhitung menunjukkan angka yang lebih besar daripada nilai rtabel (rhitung>0,344). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir dalam pertanyaan kecerdasan emosional adalahvalid.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengambil data. Alat ukur dikatakan reliabel jika alat ukur tersebut mampu memberikan hasil yang tetap meskipun digunakan kapan pun. Untuk mengetahui nilai koefisien reliabilitas instrumen, maka digunakan rumus Alpha (Arikunto, 2002:171).

    

  

    

t h k

k

rtt 2

2

1

1 

(56)

Dimana :

rtt : Reliabilitas instrumen yang dicari

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

h

2

: Jumlah varians butir

t

2

 : Varians total

Untuk pengujian dilakukan dengan cara membandingkan antara koefisien nilai alpha yang berasal dari pengujian reliabilitas variabel yang diteliti dengan taraf signifikansi 5%. Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0.60, maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel atau handal. Sebaliknya, jika nilai kofisien alpha lebih kecil dari 0,60, maka kuesioner tersebut dinyatakan tidak reliabel atau handal (Nunnally, 1967 dalam Imam Ghozali, 2006:41). Hasil uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan berdasarkan rumus Alpha Cronbach dan dikerjakan menggunakan program SPSS for Windows Versi 11. Dari tiga puluh pertanyaan pada variabel kecerdasan emosional ini diperoleh nilai koefisien korelasi (rtt)

(57)

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menyajikan data variabel kecerdasan emosional, status sosial ekonomi orang tua, dan status sekolah dalam bentuk tabel. Untuk keperluan diskripsi data digunakan tabel distribusi frekuensi untuk setiap variabel Dalam analisa deskripsi ini dihitung mean, median, modus, dan standar deviasi.

2. Pengujian Normalitas dan Linieritas a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas didasarkan pada uji satu sampel dariKolmogorov-Smirnov. UjiKolmogorov-Smirnovbisa dipakai untuk uji keselarasan data yang berskala minimal ordinal (Singgih Santoso, 2005:389). Adapun rumus ujiKolmogorov-Smirnovuntuk normalitas adalah sebagai berikut: Rumus : D = Maximum F0( X ) – Sn ( X )

Dimana :

D : Deviasi maksimum

F0 : Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan Sn : Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

(58)

taraf signifikansi 5% berarti sebaran data variabel tidak normal, begitu juga sebaliknya.

b. Uji Linieritas

Uji lineritas digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, uji lineritas dilakukan dengan menggunakan persamaan garis regresi dengan menguji nilai F. Pengujian linieritas dilakukan dengan meregres masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F sebagai berikut (Sudjana, 2005:332) :

e S S F 2TC

2 

2 ) (

2

 

k TC JK

S TC dan

k n

E JK S e

 ( )

2

Dimana :

F : Harga bilangan F untuk garis regresi

TC

S2

: Varian tuna cocok

e S2

: Varian kekeliruan

JK(TC) : Jumlah kuadrat tuna cocok JK(E) : Jumlah kuadrat kekeliruan

Untuk distribusi F didasarkan pada dk pembilang (k-2) dan dk penyebut (n-k). Jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel pada taraf signifikan

(59)

besar dari Ftabel pada taraf signifikan 5%, maka hubungan variabel

bebas terhadap variabel terikat dapat dikatakan tidak linier.

3. Pengujian Hipotesis a. Rumusan Hipotesis 1

Ho : Tidak ada pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua. Ha : Ada pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi

belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua. b. Pengujian Hipotesis 1

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model persamaan regresi yang dikembangkan Chow (Gujarati,1995:512) dengan rumus : Yi =α0+β1X1+β3(X1X2) + U1

Dimana :

Yi = variabel prestasi belajar

α0 = konstanta

X1 = variabel kecerdasan emosional

X2 = variabel tingkat pendapatan orang tua

X1X2 = nilai interaksi antara variabel kecerdasan

emosional dengan variabel tingkat pendapatan orang tua

β1β2β3 = koefisien regresi (besaran pengaruh)

U1 = pengganggu regresi

Untuk mengukur tingkat signifikan koefisien regresi dari interaksi variabel X1X2 terhadap Yi, maka dilakukan perbandingan nilai

(60)

digunakan dalam penelitian ini yakni 0,05. Hipotesis penelitian ini akan diterima bila nilai koefisien regresi (β3) adalah positif dan nilai

signifikansi koefisien regrasi (β3) lebih rendah dari taraf signifikasi (α)

0,05.

c. Rumusan Hipotesis 2

Ho : Tidak ada pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua. Ha : Ada pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi

belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua. d. Pengujian Hipotesis 2

Pengujian hipotesis pnelitian ini menggunakan model persamaan regresi yang dikembangkan Chow (Gujarati,1995:512) dengan rumus : Yi =α0+β1X1+β3(X1X2) + U1

Dimana :

Yi = variabel prestasi belajar

α0 = konstanta

X1 = variabel kecerdasan emosional

X2 = variabel tingkat pendidikan orang tua

X1X2 = nilai interaksi antara variabel kecerdasan

emosional dengan variabel tingkat pendidikan orang tua

β1β2β3 = koefisien regresi (besaran pengaruh)

U1 = pengganggu regresi

Untuk mengukur tingkat signifikan koefisien regresi dari interaksi variabel X1X2 terhadap Yi, maka dilakukan perbandingan nilai

(61)

digunakan dalam penelitian ini yakni 0,05. Hipotesis penelitian ini akan diterima bila nilai koefisien regresi (β3) adalah positif dan nilai

signifikansi koefisien regrasi (β3) lebih rendah dari taraf signifikasi (α)

0,05.

e. Rumusan Hipotesis 3

Ho : Tidak ada pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua. Ha : Ada pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi

belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua f. Pengujian Hipotesis 3

Pengujian hipotesis pnelitian ini menggunakan model persamaan regresi yang dikembangkan Chow (Gujarati,1995:512) dengan rumus : Yi =α0+β1X1+β3(X1X2) + U1

Dimana :

Yi = variabel prestasi belajar

α0 = konstanta

X1 = variabel kecerdasan emosional

X2 = variabel jenis pekerjaan orang tua

X1X2 = nilai interaksi antara variabel kecerdasan

emosional dengan variabel jenis pekerjaan orang tua

β1β2β3 = koefisien regresi (besaran pengaruh)

U1 = pengganggu regresi

Untuk mengukur tingkat signifikan koefisien regresi dari interaksi variabel X1X2 terhadap Yi, maka dilakukan perbandingan nilai

(62)

digunakan dalam penelitian ini yakni 0,05. Hipotesis penelitian ini akan diterima bila nilai koefisien regresi (β3) adalah positif dan nilai

signifikansi koefisien regrasi (β3) lebih rendah dari taraf signifikasi (α)

0,05.

g. Rumusan Hipotesis 4

Ho : Tidak ada pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari status sekolah.

Ha : Ada pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari status sekolah.

h. Pengujian Hipotesis 4

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model persamaan regresi yang dikembangkan Chow (Gujarati,1995:512) dengan rumus : Yi =α0+β1X1+β3(X1X2) + U1

Dimana :

Yi = variabel prestasi belajar

α0 = konstanta

X1 = variabel kecerdasan emosional

X2 = variabel status sekolah

X1X2 = nilai interaksi antara variabel kecerdasan

emosional dengan variabel status sekolah

β1β2β3 = koefisien regresi (besaran pengaruh)

U1 = pengganggu regresi

Untuk mengukur tingkat signifikan koefisien regresi dari interaksi variabel X1X2 terhadap Yi, maka dilakukan perbandingan nilai

(63)

digunakan dalam penelitian ini yakni 0,05. Hipotesis penelitian ini akan diterima bila nilai koefisien regresi (β3) adalah positif dan nilai

signifikansi koefisien regrasi (β3) lebih rendah dari taraf signifikasi (α)

(64)

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. SMA NEGERI I WONOSARI

1. Sejarah dan Perkembangan SMA Negeri I Wonosari

Pada tahun 1962 SMA Negeri I Wonosari bernama SMA Persiapan Wonosari yang didirikan oleh tokoh-tokoh pecinta pendidikan, yang disponsori oleh guru-guru SPG Negeri Wonosari dan guru-guru SMP Wonosari. Sekarang ini SPG Negeri I Wonosari sudah tidak ada, karena tanahnya sudah digunakan untuk perkantoran BAPPEDA Gunungkidul, sedangkan SMP Wonosari namanya kemudian berubah menjadi SLTP Negeri I Wonosari.

Komandan KODIM 0730 Gunungkidul Mavoon Sumidjo memberikan pinjaman Barak yaitu bangunan semi permanen untuk kegiatan proses belajar mengajar. Bangunan Barak tersebut bertempat di Jalan Kenanga Purbosari Wonosari yang terdiri dari tiga ruang, dua ruang untuk kelas I A dan B, sedangkan satu ruang untuk kantor. Barak tersebut sekarang sudah tidak ada, karena dibongkar dan tanahnya telah didirikan Toko Serba Ada dan Koperasi Bhumi Karta.

(65)

Pemerintah mulai mengangkat guru-guru Negeri sebagai guru SMA ini. Pada tanggal 1 Maret 1964, diangkatlah guru negeri pertama kali yaitu Bapak Djoko Sardjono, B.A, menjadi Kepala Sekolah SMU Negeri I Wonosari. Dari bulan ke bulan pengangkatan guru negeri terus bertambah, sampai kebutuhan guru dan tata usaha terpenuhi.

Pada tahun 1964, barak milik KODIM 0730 diminta kembali. Bupati Gunungkidul, yaitu KRT. Djojodiningrat, BA, menugaskan kepada KRT. Wiryodiningrat yang saat itu menjadi Bupati Anom, untuk mencari tempat baru agar proses belajar mengajar SMA Negeri tidak terhambat. Akhirnya KRT. Wiryodiningrat menyewa tiga rumah penduduk Purbosari Wonosari. Tetapi hanya beberapa bulan saja rumah penduduk tersebut digunakan untuk sekolah, karena pemerintah daerah Gunungkidul memberi tanah, dan diatas tanah itu kemudian didirikan bangunan sementara (gedeg) untuk sekolahan. Dalam pembangunan gedeg ini partisipasi rakyat Gunungkidul sangat besar, karena secara sukarela bersedia membantu material, hal ini berkat jasa KRT. Wiryodiningrat yang mengajak rakyat Gunungkidul untuk berpartisipasi, karenanya beliau diangkat menjadi Ketua Persatuan Orang Tua dan Guru (POMG)

(66)

kekosongan jabatan ini diisi oleh Bp. Drs. A Sulistia. Nama SMA Filial Teladan Yogyakarta oleh Pemerintah diubah menjadi SMA NEgeri 270 Wonosari. Beberapa tahun kemudian SMA Negeri 270 Wonosari diubah menjadi SMA Negeri I Wonosari.

2. Letak Lokasi SMA Negeri I Wonosari

Terletak di pinggir jalan Wonosari, tepatnya Jalan Brigjen Katamso No. 04 Wonosari, Gunungkidul.

3. Struktur Organisasi SMA Negeri I Wonosari

Keberhasilan SMA Negeri I Wonosari dalam mengembangkan sistem pendidikannya, tidak lepas dari struktur organisasi. Struktur organisasi akan dapat berfungsi secara efektif apabila terdapat manajemen yang handal dalam mencapai sasaran dan tujuannya. Oleh sebab itu, Kepala Sekolah sebagai pimpinan paling tinggi berusaha merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan sekolah sebaik mungkin. Selain itu Kepala Sekolah juga mengupayakan iklim kerja yang baik dan hubungan antar personel yang harmonis.

(67)

4. Data Jumlah Guru dan Karyawan SMA Negeri I Wonosari

Data Jumlah Guru SMA Negeri I Wonosari adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Data Jumlah Guru SMA Negeri I Wonosari

No Nama Jabatan Tingkat

Pendidikan

Tugas Mengajar

1 Drs. Pardjono PembinaTk.1 S1 Penjaskes

2 Drs. Poriman Pembina S1 Ekonomi

3 Drs. Mulyoto Pembina S1 Adm.Pend

4 Drs. Suharyanto Pembina S1 PPKN

5 Dra. Warjiyem Pembina S1 Kimia

6 Drs. Sukdi R. Pembina S1 Fisika

7 Suratman, BA Pembina S1 Bhs. Jerman

8 Dra.Khusnul W Pembina S1 Bhs. Inggris

9 Drs.Sudarman Pembina S1 Bhs. Inggris

10 Drs. Naskah PR Pembina S1 BK

11 Drs. Sumarno Pembina S1 Kimia

12 Drs.Widarto Pembina S1 Sosiologi

13 Suharto, S.Pd Pembina S1 Ekonomi

14 Eni Sri S, S.Pd Pembina S1 Bhs.Indonesia

15 Bektiharjo, S.Pd Pembina S1 Fisika

16 Sudasmi, S.Pd Pembina S1 BK

17 Dra. Dyah P. Pembina S1 PPKN

18 Sumarno, S.Pd Pembina S1 Bhs. Inggris

19 Drs. Sutanto Pembina S1 Bhs.Indonesia

20 Taufiq S., S.Pd Pembina S1 Kimia

21 Sariyati, S.Pd Pembina S1 Biologi

22 Dra. Tusmini Pembina S1 Matematika

23 Kusrini, S.Pd Pembina S1 Bhs.Indonesia

24 Drs. Sarjono Pembina S1 Sejarah

25 Sugina, S.Pd Pembina S1 Bhs.Indonesia

26 Samsul B, S.Pd Penata S1 Bhs. Inggris

27 Drs. Mulyanto Penata S1 Penjaskes

28 Suryanto, S.Pd Penata S1 PPKN

29 Indri Astuti, S.Pd Penata S1 Sejarah 30 Triwidiastuti, S.Pd Penata S1 Matematika 31 Suprihatin Eko R. Penata D 3 Geografi

(68)

33 Budi Sulistyawati Penata D 3 Fisika 34 AgritaNunungW.S

.Si

Penata Muda D 3 Biologi

35 Supardi, MA Pembina S 2 Agama Islam

36 Dra. Sudarmi Penata Sarjana Agama Islam

Data Jumlah Karyawan Tata Usaha SMA Negeri I Wonosari adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Data Jumlah Karyawan Tata Usaha SMA Negeri I Wonosari

No Nama Jabatan Tingkat

Pendidikan Tugas 1 Sugeng Sugiyantini Penata SMEA Perpustakaan

2 Suharjanto Pnt.Mda.TK1 SMA StafPelaksana

3 Suripto Pnt.Mda.TK1 KPPA StafPelaksana

4 Sri Jawita W Pnt.Mda.TK1 KPPA StafPelaksana 5 Kusardjini Penata Muda KPPA StafPelaksana

6 Sukiyatno Penata Muda KPPA StafPelaksana

7 Tukiyat Penata Muda KPPA StafPelaksana

8 Ijo Zuraidah Pngt SMU StafPelaksana

9 Sakimin Pngt.Md.Tk1 Paket B StafPelaksana

10 Ngamijan Pngt.Md SMA StafPelaksana

11 Sajiran Juru Tk1 Paket B Pemb.Plksana

5. Data Jumlah Siswa SMA Negeri I Wonosari

Data Jumlah Siswa SMA Negeri I Wonosari adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Data Jumlah Siswa SMA Negeri I Wonosari

Kelas Pria Wanita Jumlah

X 89 152 241

XI 88 151 239

(69)

B. SMA NEGERI I PLAYEN

1. Sejarah dan Perkembangan SMA Negeri I Playen

SMA Negeri I Playen berdiri pada tanggal 25 Oktober 1984 dengan Surat Keputusan No.0558/O/1984. Pada mulanya SMA Negeri I Playen masih bertempat di SMA Negeri I Wonosari. Dan pada tahun 1986 SMA Negeri I Playen pindah menempati gedung baru yang beralamat di Desa Plembutan, Kecamatan Playen, Gunungkidul.

SMA Negeri I Playen mempunyai visi yaitu ingin menjadi sekolah yang unggul dalam mengembangkan kecerdasan intelektual dan emosional berdasarkan iman dan takwa. Untuk mewujudkan visinya, SMA Negeri I Playen melaksanakan misi sebagai berikut : 1). Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan religius 2). Menyelenggarakan proses pembelajaran yang efektif 3). Menanamkan budaya disiplin kepada seluruh warga sekolah 4). Mengembangkan bakat, minat dan potensi yang dimiliki siswa dan 5). Memberikan berbagai macam keterampilan untuk bekal berwirausaha.

2. Letak Lokasi SMA Negeri I Playen

(70)

3. Struktur Organisasi SMA Negeri I Playen

Struktur Organisasi SMA Negeri I Playen adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1

Struktur Organisasi SMA Negeri I Playen

4. Data Jumlah Guru dan Karyawan SMA Negeri I Playen

Data Jumlah Guru SMA Negeri I Playen adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Data Jumlah Guru SMA Negeri I Playen

No. Nama Jabatan Tugas Mengajar Tugas

Tambahan Kepala Sekolah

Drs. Dadyo Pranoto

Koord. Tata Usaha Sukasto

WKU Siswa Muhalli, S.Pd

WKU Kurikulum Drs. Wadimin

WKU Sarana Sugiyono,

S.Pd

WKU Humas Drs. Eko Sigit

Koordinator BK Dra. Heni Sondari

Dewan Guru

(71)

1 Drs. Dadyo Pranoto

Gr. Pembina Bhs. Indonesia Kepala Sekolah 2 Siti S.Ag. Gr. Pembina Pend.Agama

Islam

Wali Kelas XI IPS 1

3 Y. GTT Pend.Agama

Katholik Bhs. Jawa 4 Dayu Mugiyanti Gr.Mdy.TK I Pend.Agama Kristen

5 Drs. Eko WS Gr. Pembina PKn WKS. Humas

6 Drs. Hartono Gr. Pembina PKn Sosiologi

7 Elisia R,

S.Pd

Gr. Bantu PKn Wali Kelas X C

8 Muhalli, S.Pd

Gr. Dws TKI Sejarah WKS.

Kesiswaan 9 Drs. Haryadi Gr. Pembina Sejarah

Sosiologi

Wali Kelas XI IPS 3

10 Dra.Edy M Gr. Dewasa Sejarah Sosiologi

Wali Kelas X D

11 Rr.Rina,S.Pd Gr. Dewasa Bhs. Inggris Pengem.Potensi

Wali Kelas X B 12 Umi K, S.Pd Gr. Bantu Bhs. Inggris

Pengem.Potensi

Wali Kelas XI IPA

13 Tumisih,M.P d

Gr. Pembina Bhs. Inggris Wali Kelas XII IPS 3

14 Drs. Budi Gr. Mdy TK I

Penjaskes 15 Chaerudin,

BA

Gr. Pembina Goegrafi 16 Toyep M.,

S.Pd

Guru Bantu Geografi Wali Kelas X E 17 Drs. Hananto Gr. Pembina Bhs. Indonesia

18 Drs. Tukimin Gr. Pembina Bhs. Indonesia Bhs. Jawa 19 Lilis K, S.Pd Guru Bantu Bhs. Indonesia 20 Mujono,S.Pd Gr. Madya Bhs. Indonesia

Bhs. Jawa 21 Hasta

Suhatmoko

Gr. Mdy TK I

Matematika Pengem.Potensi 22 Suyati, S.Pd Gr. Dws TK

I

(72)

23 Riyadi, S.Pd Gr. Pembina Matematika 24 Muh. Saleh,

S.Pd

Gr. Dewasa Fisika TI 25 Suryanti,

S.Pd

Gr. Dws TK I

Fisika

Pengem.Potensi 26 Mujiyana,

S.Pd

Gr. Mdy TK I

Fisika TI

27 Dra. Endah GTT TI

28 Drs. Wadimin

Gr. Pembina Kimia

Pengem.Potensi

WKS Kurikulum 29 Widaya,

S.Pd

Gr. Dewasa Kimia

Pengem.Potensi 30 Sugiyana,

S.Pd

Gr. Pembina Biologi

Pengem.Potensi WKS Sar-Prasarana 31 Aqsan Wibowo, S.Pd

Gr. Mdy TK I

Biologi

Pengem.Potensi

Wali Kelas X A

32 Drs. Harjono Gr. Pembina Ekonomi 33 Drs. Yuwono

Sutanto

Gr. Mdy TK I

Ekonomi Wali Kelas XI IPS 2

34 Drs. Sri

Wahyuni P

GTT Akuntansi

35 Erni

Sumaryatun, S.Pd

Gr. Pembina Sosiologi Wali Kelas XII IPS 1

36 Drs.

Pramundarto

Gr. Mdy TK I

Pend. Kesenian Keterampilan

Wali Kelas XII IPS 2

37 Sapto Wibowo

GTT Kesenian

38 Dra Heni

Sendari

Gr. Pembina Pengembangan Potensi Diri 39 Dra. Nunuk

Dyah S

Gr. Dws.TK I

Pengembangan Potensi Diri 40 Drs. Sutikno Gr. Pembina Pengembangan

Potensi Diri 41 Drs Watono Gr. Pembina Akuntansi

Data Jumlah Karyawan SMA Negeri I Playen adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5

Data Karyawan SMA Negeri I Playen

No. Nama Bidang Tugas Keterangan

1 Sukasto Koordinator TU PNS

(73)

3 Kardiyo Pembantu Pemegang Kas PNS

4 Heru Dame Penerima Uang Sekolah PNS

5 Yusak Ismono Inventaris Barang PNS

6 Ngatidjan Persuratan PNS

7 Supardilah Perpustakaan PTT

8 Siti Nurkhayati Laboran PTT

9 Bibid Budi Yono Pengetik PTT

10 Yusaf Munandar Perpustakaan PTT

11 Tukiran Kebersihan/ Keamanan PTT

12 Sumiran Kebersihan PTT

13 Mardiman Keamanan PTT

14 Jumiran Kebersihan PTT

15 Istiyono Budi Harjanto Satpam PTT

5. Data Jumlah Siswa SMA Negeri I Playen

Data Jumlah Siswa SMA Negeri I Playen adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6

Data Jumlah Siswa SMA Negeri I Playen

Kelas Pria Wanita Jumlah

X 57 66 123

XI 49 55 104

XII 31 43 74

Jumlah 137 164 301

C. SMA NEGERI I NGLIPAR

1. Sejarah dan Perkembangan SMA Negeri I Nglipar

(74)

berasal dari satu kecamatan saja tetapi juga ada yang berasal dari kecamatan lain seperti misalnya dari kecamatan Gedangsari dan Kecamatan Ngawen.

Dari tahun ke tahun sekolah ini mengalami kekurangan siswa karena minat masyarakat sekitar berubah yaitu dari menyekolahkan anaknya di SMA berubah menjadi menyekolahkan anaknya di sekolah kejuruan atau SMK. Mereka berpendapat bahwa dengan menyekolahkan anaknya di SMK anaknya akan mempunyai pengalaman dalam hal pekerjaan tanpa harus menyekolahkan anaknya sampai ke Perguruan Tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut, maka pada tahun 2004 SMA Negeri I Nglipar dijadikan SMK Negeri Nglipar. Jadi dalam SMA Negeri I Nglipar ini terdapat 2 macam siswa yaitu siswa SMA yang merupakan kelanjutan dari siswa SMA sebelumnya dan siswa SMK.

2. Letak Lokasi SMA Negeri I Nglipar

SMA Negeri I Playen tepatnya, terletak di Jalan Ngawen-Nglipar, Desa Pilangrejo, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul.

3. Struktur Organisasi SMA Negeri I Nglipar

Struktur Organisasi SMA Negeri I Nglipar adalah sebagai berikut: Kepala Sekolah : Murdjoni Adhi, S.I.P

Kepala Tata Usaha : Hardi Wiyanto Administrasi Perkantoran : Tri S.

(75)

2. Wantoro 3. Sugiman 4. Sukarno Administrasi Ketenangan : Eni Ida, SE Administrasi Keuangan

 Rutin : Sunarno

 BP3 : Sri P

Administrasi Kesiswaan : Tri S Administrasi Perlengkap : Jasmin

Komputer : Dwi Wahono

Petugas Laboratorium : Awan R Petugas Perpustakaan : 1. Suraj

2. Dra. Mulyani Bengkel Otamotif : Widodo

D. SMA PEMBANGUNAN 3 PONJONG

1. Sejarah dan Perkembangan SMA Pembangunan 3 Ponjong

SMA Pembangunan 3 Ponjong berdiri tahun 1978 dibawah Yayasan Ma’arif Nahdatul Ulama DIY dengan akte Yayasan No.05 tertanggal 1 Juli 1989. Akte ini diubah menjadi Lembaga Pendidikan Ma’arif dengan akte No. 103 tertanggal 5 Januari 1986.

(76)

akhirnya pada tahun 2006 status sekolah SMA Pembangunan 3 Ponjong berubah lagi menjadi Terakreditasi B sampai sekarang.

2. Letak Lokasi SMA Pembangunan 3 Ponjong

SMA Pembangunan 3 Ponjong tepatnya terletak di Desa Koripan I, Kelurahan Sumbergiri, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul. 3. Struktur Organisasi SMA Pembangunan 3 Ponjong

Struktur Organisasi SMA Pembangunan 3 Ponjong adalah sebagai berikut:Gambar 4.2

Struktur Organisasi SMA Pembangunan 3 Ponjong

WKU Kesiswaan Drs. Rojak H.

WKU Kurikulum Sukaslan,S.Pd

WKU Sarana Prasarana Muchtarom,

Amd

WKU Humas Drs. Sugito Kepala Sekolah

Drs. Sagimin Komite

Sekolah Kantor Tata

Usaha

Koordinator BK Sri Handayati, BA

Wali Kelas

Guru Mata Pelajaran

(77)

4. Data Jumlah Guru dan Karyawan SMA Pembangunan 3 Ponjong

Data Jumlah Guru SMA Pembangunan 3 Ponjong adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7

Data Guru SMA Pembangunan 3 Ponjong

No Nama Tingkat

Pendidikan

Tugas Mengajar

Tugas Tambahan

1 Drs. Sagimin S1 PBB BK

2 Sukaslan, S.Pd S1 Bhs.

Indonesia Bhs. Indonesia Waka Kurikulum 3 Setyo Budisantoso,BA S1 MIPA Matematika

Matematika Wali Kelas XII IPA

4 Asijah S1 Pendidikan

Agama Islam

Pend.Agama Islam

UKS 5 Sri Widodo, S.Pd S1 PMP-Kn PKn

Sosiologi Geografi

Wali Kelas XII IPS 6 Tri Sri Sujarwanti,

S.Pd

S1 Bhs.

Inggris

Bhs. Inggris Wali Kelas XI IPS1

7 Iswahyuni, S.Pd S1 PMP-Kn PKn Sosiologi Geografi

Wali Kelas XI IPS 2

8 Yeni Setyawan, S.Pd.Si

S1 Biologi Biologi TIK

Wali Kelas XI IPA

Labotarium 9 Sri Danarti MCH,

S.Pd

S1 Bhs.

Inggris

Bhs. Inggris Wali Kelas X 2

Pusatakawan 10 Anag Friandar T,

S.Pd

S1 PMP-Kn Sejarah Ekonomi

Pemb. OSIS 11 Nugroho Susanto,

S.Pd

S1 Fisika Fisika Laboratorium 12 Drs. Rojak Harudin S1 Tarbiyah PI Waka

Kesiswaan 13 Drs. H. Sayid

Asyhari

S1 PMP-Kn KeNUan

14 Drs. Sugito S1 PMP-Kn Waka Humas

(78)

18 Aqsan Wibowo, S.Pd

S1 Biologi Biologi

19 Drs. Tayid S1 Ekonomi Ekonomi

20 Mei Nurcahyani, S.Pd

S1 Ekonomi Ekonomi 21 Maksum Fajar H,

S.Pd

S1 PMP-Kn Penjaskes 22 Alfiatun Sholihah,

S.Pd

S1 Ekonomi Ekonomi 23 Heryanti, S.Pd S1 Busana Menjahit 24 Budi Purwanto, S.Pd S1 Seni Pend.Seni

Keterampilan 25 R. Cahya Mulia,

S.Th

Unv/ Pendeta Ag. Kristen 26 Rumini, S.Pd. Si S1

Matematika

Matematika 27 Heriyanto, S.Pd S1 Bhs.

Indonesia

Bhs. Indonesia 28 Ulfa Shohihah, S.Pd S1 Kimia Kimia 29 H. Tukino, BA S1 Tarbiyah KeNUan

30 Sri Handayani, BA S1 BK BP-BK Koord. BK

Wali Kelas X1

31 Suratno, B.Sc APMD/ Pmb Bhs. Jawa TI

Lab.Komputer Pemb. OSIS 32 Muchtarom S1 Tarbiyah PI, Alquran Waka

Sar-Prasarana

33 Suhardi, Amd S1

Manajemen

Keterampilan 34 Suparjiyono S1 Penjaskes Penjaskes

35 Tarjono KeNUan

(79)

5. Data Jumlah Siswa SMA Pembangunan 3 Ponjong

Data Jumlah Siswa SMA Pembangunan 3 Ponjong adalah s

Gambar

Gambar 2.1Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar
Tabel 3.1Nama Sekolah dan Jumlah Responden
Tabel 3.3Operasionalisasi Variabel Tingkat Pendapatan
Tabel 3.4Operasionalisasi Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perihal:Penunjukan Penyedia Barang / Jasa untuk Pelaksanaan Paket Pekerjaan Pembangunan jembatan Box Cuivert Sabuhur Panyipatan. Dengan ini kami beritahukan bahwa

Aktifitas lalu lintas sendiri berarti suatu kegiatan dari sistem yang meliputi lalu lintas, jaringan lalu lintas dan angkutan.. jalan, prasarana lalu lintas dan

Berdasarkan penggunaan beberapa tumbuhan obat ini secara tradisional maka dilakukan penelitian untuk mengetahui aktivitas antihiperurisemia dengan pemberian ekstrak

yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih Pegadaian Syariah Cabang Kebun Bunga Banjarmasin.” Dimana penelitian ini meneliti tentang faktor-faktor yang

Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau.. membayar

Indikasi sticky cost dapat dilihat dari biaya yang meningkat lebih tinggi ketika volume penjualan naik daripada saat volume penjualan turun pada proporsi yang sama1. Penelitian

Pada saat kontak dengan media trickling filter , air limbah akan kontak dengan mikroorganisme yang menempel pada permukaan media, dan mikroorganisme inilah yang akan

Istilah dermatitis kontak iritan atau iritasi menunjukkan suatu reaksi yang berubah terhadap suatu bahan tertentu yang tidak melibatkan sistem imun tubuh dapat