• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca kemoterapi pada pasien kanker payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca kemoterapi pada pasien kanker payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 - USD Repository"

Copied!
171
0
0

Teks penuh

(1)

DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

TAHUN 2005

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Lintang Antyaning Listuhayu

NIM : 038114089

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

TAHUN 2005

Oleh :

Lintang Antyaning Listuhayu

NIM : 038114089

Skripsi ini telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing

Tanggal 28 Maret 2007

Rita Suhadi, M.Si., Apt

(3)
(4)

A PESIMIST SEES A DIFFICULTY

IN EVERY OPPORTUNITY,

AN OPTIMIST SEES AN OPPORTUNITY

IN EVERY DIFFICULTY

(SIR WINSTON CHURCHIL)

Kupersembahkan karya ini untuk

Allah SWT yang memberkati langkahku,

Papa dan Mamaku terkasih,

yang selalu mendukung dan mendoakanku

Mas Nanda dan Mas Dika tersayang,

yang selalu membantuku dan memberikan

semangat

Lambang tercinta,

yang selalu menemaniku dan mencintaiku

Sahabatku Rani,

Yang selalu mendukungku

Teman-teman angkatan 2003

dan Almamaterku

(5)

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT karena telah

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Evaluasi Penatalaksanaan Kelainan

Hematologi Pasca Kemoterapi Pada Pasien Kanker Payudara di RSUP DR.

Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu

syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan Strata Satu (S1) Sarjana Farmasi pada

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat dukungan dari

berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan

dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1.

Ibu dr. Siti Sundari, SpM., M.Kes selaku Direktur SDM dan Pendidikan

RSUP DR. Sardjito Yogyakarta yang berkenan memberikan ijin penelitian

kepada penulis di Instalasi Catatan Medis RSUP DR. Sardjito Yogyakarta

2.

Bapak Dr. Osman Sianipar, DMM, M.Sc,.Sp.PK(K) selaku Kepala Bagian

Pendidikan dan Penelitian yang berkenan memberikan ijin penelitian kepada

penulis

3.

Ibu Siti Aminah, APP, SPd selaku Kepala Bagian Pendidikan dan Penelitian

Sub Bagian Keperawatan dan Non Medis yang berkenan memberikan ijin

penelitian kepada penulis

4.

Ibu Sri Sukardiyatmi atas bimbingan dan bantuan dalam memperoleh ijin

penelitian kepada penulis

5.

Ibu Endang Suparniati, M.Kes selaku Kepala Instalasi Catatan Medis yang

berkenan mengijinkan penulis mengambil data

6.

Ibu Budi Kuswandari dan Bapak Sumardi yang telah membantu penulis

selama proses pengambilan data

7.

Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta sekaligus dosen pembimbing dan penguji yang

telah memberikan bimbingan, saran dan motivasi dalam penyusunan skripsi

ini

(6)

9.

Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes., Apt selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan dan kritik dalam penyusunan skripsi ini.

10.

Bapak Abu Seri yang telah memberikan informasi dan bimbingan kepada

penulis selama penyusunan skripsi

11.

Papa dan mama terkasih, atas doa dan bimbingan serta dukungannya kepada

penulis, semoga kita selalu dalam lindungan-Nya

12.

Kakak-kakakku tersayang, Mas Nanda dan Mas Dika yang selalu memdoakan

dan memberiku semangat dalam menyelesaikan skripsi ini

13.

Keluarga besar Roemesam Soemopanitro, atas segala doa dan dorongan

semangatnya

14.

Kekasihku tercinta, Ary Lambang Kusuma yang selalu menemaniku dan

memberiku perhatian dan kesabaran

15.

Teman-temanku Rani, Reni, Cosmas, Sefi, Dina, Sovi, Diah, Mbak Ella, Mas

Wawan yang telah memberikan semangat dan membantuku

16.

Teman-teman Farmasi angkatan 2003 atas kebersamaannya selama ini

17.

Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini banyak kekurangannya

namun penulis berharap skripsi ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat

bagi masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Penulis

(7)

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat

karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan

daftas pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Maret 2007

Penulis

Lintang Antyaning Listuhayu

NIM : 038114089

(8)

HALAMAN JUDUL ...

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PRAKATA ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

INTISARI ...xvii

ABSTRACT ...xviii

BAB I PENGANTAR ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

1. Rumusan Masalah ... 3

2. Keaslian Penelitian ... 4

3. Manfaat Penelitian ... 5

B. Tujuan Penelitian ... 5

1. Tujuan Umum ... 5

2. Tujuan Khusus ... 5

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ... 7

A.

Kanker Payudara ... 7

1. Definisi ... 7

2. Anatomi dan Fisiologi Payudara ... 8

3. Epidemiologi ... 8

4. Etiologi ... 9

5. Patofisiologi... 9

6. Tanda dan Gejala ... 9

(9)

9. Prognosis ... 11

10.Standar Terapi ... 12

B.

Kemoterapi dan Efek Samping Kemoterapi... 14

C.

Anemia ... 15

1. Definisi ... 15

2. Epidemiologi dan Etiologi... 15

3. Terapi... 16

D.

Netropenia ... 16

1. Definisi ... 16

2. Epidemiologi dan Etiologi... 17

3. Terapi... 17

E.

Trombositopenia... 18

1. Definisi ... 18

2. Epidemiologi dan Etiologi... 18

3. Terapi... 18

F.

Lekositosis ... 19

G.

Trombositosis ... 20

H.

Drug Related Problem’s (DRP) ... 21

1. Tidak perlu terapi obat... 21

2. Pilihan Obat tidak tepat ... 21

3. Dosis terlalu rendah ... 21

4. Adverse Drug Reaction... 21

5. Dosis terlalu tinggi ... 21

6. Ketidakpatuhan pasien... 22

7. Butuh tambahan terapi obat... 22

I.

Keterangan Empiris ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23

A.

Jenis dan Rancangan Penelitian ... 23

(10)

D.

Lokasi Penelitian ... 26

E.

Tata Cara Pengumpulan Data ... 26

1. Tahap penelusuran pustaka ... 26

2. Tahap pengumpulan informasi dan analisis situasi ... 26

3. Tahap pengumpulan data ... 27

4. Tahap analisis data... 28

F.

Analisis Hasil ... 28

G.

Kesulitan Penelitian ... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

A.

Profil Pasien Kanker Payudara ... 31

1. Prosentase jumlah pasien kanker payudara berdasar interval umur . 31

2. Prosentase jumlah pasien kanker payudara berdasarkan stadium .... 32

3. Prosentase jumlah pasien kanker payudara berdasarkan kombinasi

terapi ... 34

4. Jenis dan jumlah penyakit penyerta pasien kanker payudara ... 35

B.

Profil Pengobatan Kanker Payudara... 35

C.

Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca kemoterapi

Pada pasien kanker payudara... 46

D.

Drug Related Problems (DRP)... 50

E.

Dampak Pasien Kanker Payudara Pasca Kemoterapi ... 61

F.

Rangkuman Pembahasan... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

A.

Kesimpulan ... 67

B.

Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

LAMPIRAN ... 72

BIOGRAFI PENULIS ...154

(11)

Tabel I

Klasifikasi kanker payudara berdasarkan TNM... 10

Tabel II

Stadium klinis kanker payudara ... 11

Tabel III

Level pada netropenia (NCCN, 2006) ... 17

Tabel IV

Grade Tokisisitas Simptom pada Pasien Kanker WHO... 20

Tabel V

Jenis dan jumlah penyakit penyerta pasien kanker payudara

Di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ... 35

Tabel VI

Golongan dan jenis obat susunan saraf pada pasien kanker

payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ... 38

Tabel VII

Golongan dan jenis obat kardiovaskuler pada pasien kanker

payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ... 38

Tabel VIII

Golongan dan jenis obat saluran nafas pada pasien kanker

payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ... 39

Tabel IX

Golongan dan jenis obat saluran cerna pada pasien kanker

payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ... 39

Tabel X

Golongan dan jenis obat ginjal dan saluran kemih pada

pasien kanker payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta

tahun

2005...

40

Tabel XI

Golongan dan jenis cairan untuk keseimbangan elektrolit,

dialisis dan nutrisi pada pasien kanker payudara di RSUP

DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ... 40

Tabel XII

Golongan dan jenis anti diabetik pada pasien kanker payudara

di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005... 41

Tabel XIII

Golongan dan jenis vitamin, mineral dan metabolitropikum

pada pasien kanker payudara di RSUP DR. Sardjito

Yogyakarta

tahun

2005 ...

41

Tabel XIV

Golongan dan jenis anti infeksi pada pasien kanker payudara

di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005... 42

Tabel XV

Golongan dan jenis imunosupresan dan imunodulator pada

pasien kanker payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta

(12)

payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ... 43

Tabel XVII

Golongan dan jenis obat yang mempengaruhi darah pada

pasien kanker payudara di RSUP DR. Sardjito

Yogyakarta tahun 2005 ... 44

Tabel XVIII

Golongan dan jenis anti emetik pada pasien kanker payudara

di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005... 45

Tabel XIX

Golongan dan jenis sediaan tambahan pada pasien kanker

payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ... 45

Tabel XX

Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca

kemoterapi pada kasus I di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta

tahun

2005...

50

Tabel XXI

Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca

kemoterapi pada kasus II di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta

tahun

2005...

51

Tabel XXII

Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca

kemoterapi pada kasus III di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta

tahun

2005...

51

Tabel XXIII

Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca

kemoterapi pada kasus IV di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta

tahun

2005...

52

Tabel XXIV

Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca

kemoterapi pada kasus V di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta

tahun

2005...

52

Tabel XXV

Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca

kemoterapi pada kasus VI di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta

tahun

2005...

53

Tabel XXVI

Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca

kemoterapi pada kasus VII di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta

tahun 2005... 53

(13)

tahun

2005...

54

Tabel XXVIII Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca

kemoterapi pada kasus IX di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta

tahun

2005...

54

Tabel XXIX

Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca

kemoterapi pada kasus X di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta

tahun

2005...

55

Tabel XXX

Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca

kemoterapi pada kasus XI di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta

tahun

2005...

55

Tabel XXXI

Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca

kemoterapi pada kasus XII di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta

tahun

2005...

56

Tabel XXXII

Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca

kemoterapi pada kasus XIII di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta

tahun

2005...

56

Tabel XXXIII Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca

kemoterapi pada kasus XIV di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta

tahun

2005...

57

Tabel XXXIV Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca

kemoterapi pada kasus XV di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta

tahun

2005...

57

Tabel XXXV

Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca

kemoterapi pada kasus XVI di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta

tahun

2005...

58

Tabel XXXVI Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca

kemoterapi pada kasus XVII di RSUP DR. Sardjito

Yogyakarta

tahun

2005 ...

58

(14)

Yogyakarta

tahun

2005 ...

59

Tabel XXXVIII Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca

kemoterapi pada kasus XIX di RSUP DR. SardjitoYogyakarta

tahun

2005...

59

Tabel XXXIX Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca

kemoterapi pada kasus XX di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta

tahun

2005...

60

Tabel XL

Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca

kemoterapi pada kasus XXI di RSUP DR. Sardjito

Yogyakarta

TAHUN

2005 ...

60

Tabel XLI

DRPs, Pilihan obat tidak tepat pada pasien kanker payudara

pasca kemoterapi di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta

tahun

2005...

64

Tabel XLII

DRPs, Adverse drug reaction pada pasien kanker payudara

pasca kemoterapi di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta

tahun

2005...

64

Tabel XLIII

DRPs, Ketidakpatuhan pasien pada pasien kanker payudara

pasca kemoterapi di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta

tahun

2005...

64

Tabel XLIV

DRPs, Butuh tambahan terapi obat pada pasien kanker payudara

pasca kemoterapi di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta

tahun

2005...

65

(15)

Gambar 1 Carcinoma mamae ...

8

Gambar 2

Prosentase interval umur pasien kanker payudara di RSUP DR.

Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ...

32

Gambar 3

Prosentase stadium kanker payudara di RSUP DR. Sardjito

Yogyakarta

tahun

2005 ...

33

Gambar 4

Prosentase kombinasi terapi pasien kanker payudara di RSUP

DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ...

34

Gambar 5

Prosentase kelas terapi pasien kanker payudara di RSUP DR.

Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ...

36

Gambar 6 Angka kejadian kelainan hematologi pasien kanker payudara

pasca kemoterapi di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 46

Gambar 7 Prosentase dampak pasien kanker payudara pasca kemoterapi

di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005...

61

(16)

Lampiran 1.

Surat ijin penelitian dari RSUP DR. Sardjito Yogyakarta ....

72

Lampiran 2.

Data pasien kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP

DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ...

73

Lampiran 3.

Daftar Obat yang digunakan pasien kanker payudara pasca

kemoterapi di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005.. 147

Lampiran 4.

Daftar komposisi obat yang digunakan pasien kanker

payudara pasca kemoterapi di RSUP DR. Sardjito

Yogyakarta

tahun

2005

...

152

(17)

Kanker payudara menempati urutan pertama di dunia yang paling banyak

menyerang wanita dan dapat menyebabkan kematian. Salah satu pengobatan

kanker payudara dilakukan dengan kemoterapi. Penatalaksanaan kemoterapi dapat

menimbulkan berbagai efek samping diantaranya kelainan hemalotogi seperti

anemia, netropenia, trombositopenia, lekositosis dan trombositosis.

Terkait dengan hal tersebut, akan diteliti mengenai profil pasien kanker

payudara, profil obat, persentase kasus kelainan hematologi, strategi

penatalaksanaan, identifikasi Drug Related Problem’s (DRP) serta mengetahui

dampak terapi kelainan hematologi pasien kanker payudara pasca kemoterapi di

RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005.

Jenis penelitian ini termasuk penelitian non-eksperimental dengan rancangan

deskriptif yang bersifat retrospektif dengan menggunakan data rekam medik

pasien kanker payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Analisis

data dilakukan secara kualitatif dengan metode statistik deskriptif.

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa dari 72 pasien kanker payudara pasca

kemoterapi, paling banyak pada usia 45-51 tahun (30%), pada stadium IV (38%)

dan kombinasi terapi berupa operasi dan kemoterapi (67%), serta hipertensi (7

kasus) sebagai penyakit penyerta. Dari 72 pasien diperoleh 21 pasien mengalami

kelainan hematologi dengan 21 kasus yaitu 16 kasus anemia, 8 kasus

lekopenia/netropenia, 1 kasus trombositopenia ringan, 7 kasus lekositosis, 4 kasus

trombositosis, 4 kasus potensial lekopenia/netropenia dan 3 kasus potensial

trombositopenia. Dari hasil DRP diperoleh 7 kasus pilihan obat tidak tepat, 3

kasus Adverse Drug Reaction, 1 kasus ketidakpatuhan pasien, dan 17 kasus butuh

tambahan terapi obat. Dari hasil penelitian juga diperoleh persentase dampak

pasien dalam keadaan sembuh 14%, membaik 53%, dan belum sembuh 33%.

Kata kunci: kanker payudara, kemoterapi, kelainan hematologi, Drug Related

Problem’s (DRP), dampak

(18)

The breast cancer occupies the first rank disease in the world which

attack woman and can cause death. One of the breast cancer medicinal treatments

is chemotherapy. Chemotherapy treatment can cause many side effects such as

hematology disorder like anemia, netropenia, thrombocytopenia, leucocytosis, and

thrombocytosis.

Interrelated with that, it will be analyzed about the profile of the breast

cancer patient, medicine profile, hematology disorder case percentage, the

management strategy, Drug Relation Problem (DRP) identification, and to know

the breast cancer patient’s hematology disorder therapy outcome

post-chemotherapy in RSUP DR. Sardjito in 2005.

The type of this research is a non experimental research with

retrospective descriptive design which uses breast cancer medical record in RSUP

DR. Sardjito Yogyakarta in 2005. The data analysis is done qualitatively with

descriptive statistical method.

According to the research result, it is found that from 72 breast cancer

chemotherapy patients, most of them is in the age of 45-51 years old (30 %), in

the stage IV (38%), and therapy combination which is most done is surgery and

chemotherapy (67%), and hypertension (7 cases) as accompanying disease. From

72 patients, it can be obtained 21 patients which have hematology disorder with

21 cases which consist of 16 anemia cases, 8 leucopenia/ netropenia cases, 1 mild

thrombocytopenia cases, 7 leucocytosis cases, 4 thrombocytosis cases, 4 acute

leucopenia/netropenia potential cases, 3 thrombocytopenia potential cases. From

the result of DRP, it is found 7 wrong drug cases, 3 adverse drug reaction cases, 1

cases of inappropriate compliance, and 17 cases of need for additional drug

therapy. From the research result, the percentage of the outcome is that 14 %

patient is secured, 53 % becomes better, and 33 % is not yet secured.

Key words: breast cancer, chemotherapy, hematology disorder, Drug Related

Problem (DRP), outcome

(19)

A.

Latar Belakang

Kanker payudara menempati urutan pertama di dunia dengan jumlah

penderita yang diperkirakan sekitar 1.178.562 orang sedangkan di Indonesia

sekitar 114.649 orang penderita (Anonim, 2005a). Menurut Tjahjadi (cit., Pane,

2002), kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens relatif

tinggi, yaitu 20% dari seluruh keganasan. Hampir dua per tiga penderita kanker

didunia berada di negara berkembang. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO), setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar 7 juta.

Survei yang terakhir di dunia menunjukkan tiap 3 menit ditemukan penderita

kanker payudara dan setiap 11 menit ditemukan seorang wanita meninggal akibat

kanker payudara. Jumlah kasus yang banyak ditemui sekitar 70% penderita

kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut (Moningkey, 2000).

Kanker Payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma

yang ganas yang berasal dari parenchyma (Pane, 2002). Kanker payudara muncul

sebagai akibat sel-sel yang abnormal terbentuk pada payudara dengan kecepatan

tidak terkontrol dan tidak beraturan. Sel-sel tersebut merupakan hasil mutasi gen

dengan perubahan-perubahan bentuk, ukuran maupun fungsinya (Anonim, 2005).

Pengobatan kanker payudara ini biasanya memang memanfaatkan beberapa

kombinasi terapi yaitu misalnya dengan operasi, kemoterapi, radioterapi, antibodi

monoklonal, dan terapi hormonal (Pane, 2002). Tingginya angka kekambuhan,

sesudah terapi dan masalah metastatis serta meningkatnya jumlah penderita setiap

(20)

waktu merupakan bukti bahwa penanganan kanker payudara masih perlu

ditingkatkan secara rasional (Soffah, 2005). Pemberian kemoterapi sebagai

pengobatan dengan menggunakan obat-obat antikanker dapat mengurangi masa

tumor dan meningkatkan kelangsungan hidup serta memperbaiki kualitas hidup

(Sutarni, 2003). Tetapi dengan pemberian kemoterapi ini belum mampu

menurunkan angka kematian meskipun terbukti dapat menurunkan angka

kekambuhan (Soffah, 2005).

(21)

Cukup tingginya angka kejadian penyakit kanker payudara dan efek

samping yang ditimbulkan oleh obat kemoterapi maka kondisi ini cukup menarik

untuk diteliti sehingga penelitian ini lebih ditekankan pada penatalaksanaan

kelainan hematologi pasca kemoterapi. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul

“Evaluasi Penatalaksanaan Kelainan Hematologi Pasca Kemoterapi Pada Pasien

Kanker Payudara di Rumah Sakit Dokter Sardjito Yogyakarta Tahun 2005”.

Penelitian pasca kemoterapi pada pasien kanker payudara ini mengambil tempat

di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta. RSUP DR. Sardjito Yogyakarta ini menjadi

pusat unggulan dalam bidang pelayanan, pendidikan dan penelitian di kawasan

Asia Tenggara pada tahun 2010 serta sebagai rumah sakit rujukan dari rumah

sakit lain sehingga kemungkinan akan lebih banyak kasus yang terjadi. Mengingat

salah satu misi dari RSUP DR. Sardjito Yogyakarta adalah menyelenggarakan

penelitian dan pengembangan IPTEKDOK yang berwawasan global dan

humanistik (Anonim, 2004). Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan

penetian ini di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta.

1.

Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya dapat

dirumuskan dalam beberapa masalah mengenai evaluasi penatalaksanaan kelainan

hematologi pasca kemoterapi pada pasien kanker payudara di RSUP DR. Sardjito

Yogyakarta tahun 2005 sebagai berikut ini:

(22)

b.

Seperti apakah profil pengobatan yang meliputi: golongan obat dan jenis obat?

c.

Seperti apakah strategi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca

kemoterapi?

d.

Apakah terjadi Drug Related Problem’s (DRPs), yang meliputi: tidak perlu

terapi obat, pilihan obat tidak tepat, dosis terlalu rendah, adverse drug

reaction, dosis terlalu tinggi, ketidakpatuhan pasien, butuh tambahan terapi

obat?

e.

Seperti apakah gambaran dampak terapi kelainan hematologi pasien kanker

payudara pasca kemoterapi meliputi sembuh, belum sembuh dan membaik?

2.

Keaslian penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian asli hasil karya penulis sendiri

sehingga bukan merupakan plagiat dari hasil penelitian orang lain. Ada beberapa

penelitian mengenai penatalaksanaan netropenia dan anemia pasca kemoterapi

pada kanker payudara yang salah satunya pernah dilakukan oleh Setyowati

(2005). Penelitian yang dilakukan oleh Setyowati adalah Evaluasi

Penatalaksanaan Netropenia dan Anemia Pasca Kemoterapi Pada Kasus Kanker

Payudara di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2004. Selain itu juga

laporan penelitian oleh Suhadi (2006) yang berjudul Evaluasi Penatalaksanaan

Kelainan Hematologi Pasca Kemoterapi Pada Pasien Kanker Wanita Di Rumah

Sakit X Yogyakarta periode 2004.

(23)

kemoterapi tetapi juga pada kelainan hematologi lainnya seperti trombositopenia,

lekositosis dan trombositosis serta dampak dari pasien kanker payudara itu sendiri

pasca kemoterapi. Evaluasi ini dilakukan identifikasi Drug Related Problem’s

(DRPs) dengan metode evaluasi klinik.

3.

Manfaat penelitian

a.

Manfaat teoritis

Dapat bermanfaat dalam menambah referensi serta sebagai sumber

informasi dalam penatalaksanaan kelainan hematologi pasca kemoterapi pada

pasien kanker payudara.

b.

Manfaat praktis

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan dalam

penyusunan standar terapi pasca kemoterapi di RSUP DR. Sardjito

Yogyakarta dan sebagai dasar untuk meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan bagi pasien kanker payudara pasca kemoterapi.

B.

Tujuan Penelitian

1.

Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi

penatalaksanaan kelainan hematologi pasca kemoterapi pada kanker payudara di

RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005.

2.

Tujuan Khusus

(24)

b.

Mengetahui profil pengobatan yang meliputi golongan obat dan jenis obat

c.

Mengetahui strategi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca kemoterapi

d.

Mengetahui terjadinya Drug Related Problem’s (DRPs), yang meliputi: tidak

perlu terapi obat, pilihan obat tidak tepat, dosis terlalu rendah, adverse drug

reaction, dosis terlalu tinggi, ketidakpatuhan pasien, butuh tambahan terapi

obat

(25)

PENELAAHAN PUSTAKA

A.

Kanker Payudara

1.

Definisi

Kanker secara umum merupakan penyakit yang berbeda dengan penyakit

lainnya yang ditandai dengan adanya pertumbuhan sel yang tidak terkontrol,

penyerbuan jaringan lokal dan menyebar ke jaringan lain di tubuh (Dipiro, 1997).

Kanker merupakan jenis tumor ganas yang sangat berbahaya. Kanker payudara

(Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal

dari

parenchyma (Pane, 2002). Kanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel

yang abnormal terbentuk pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan

tidak beraturan. Sel-sel tersebut merupakan hasil mutasi gen dengan

perubahan-perubahan bentuk, ukuran maupun fungsinya (Anonim, 2005b).

Hampir semua kanker membentuk benjolan (tumor) tetapi tidak semua

benjolan bersifat kanker atau ganas, sebagian besar bersifat jinak (tidak

berbahaya). Kanker dapat menyebar ke lokasi yang letaknya jauh dan

mengembangkan pembentukan abnormal kedua yang disebut metastatis (Anonim,

2000a). Kanker payudara akan memperlihatkan kekhasannya dalam menyerang

penderitanya. Keganasan kanker ini ditunjukkan dengan menyerang sel-sel

normal sekitarnya terutama sel-sel yang lemah. Sel kanker akan tumbuh pesat

sekali sehingga payudara penderita akan membesar tidak seperti biasanya

(Anonim, 2005b).

(26)

2.

Anatomi dan Fisiologi Payudara

KETERANGAN :

A.Duktus B.Lobules C.Bagian duktus yang dilatasi untuk menahan susu

D.Puting susu E.Jaringan lemak F.Otot Pektoralis mayor G. Dinding dada,Tulang rusuk

Pembesaran : A.Sel-sel duktus normal B.Membran dasar C. Lumen (Pusat duktus)

Gambar 1

. Carcinoma Mamae

Payudara (mammae) adalah kelenjar kulit yang didalam hidup ini

mengambil posisi begitu penting. Dibuat di kulit seperti kelenjar keringat yang

tidak terlihat, kelenjar ini tumbuh besar sebagai kelenjar susu (Jong, 2004).

Setiap payudara terdiri dari 12 sampai 20 kelenjar yang masing-masing

tumbuh besar, unit-unit yang bersama-sama membentuk struktur kelenjar

payudara dan semuanya bermuara pada puting (Jong, 2004).

3.

Epidemiologi Kanker Payudara

(27)

4.

Etiologi Kanker Payudara

Banyak faktor yang berhubungan dengan terjadinya kanker payudara

tetapi sampai sekarang belum dapat diketahui penyebab pasti dari kanker

payudara (Pane, 2002). Riwayat keluarga, reproduksi, dan riwayat sebelumnya

menjadi faktor penyebab timbulnya kanker. Riwayat sebelumnya berupa biopsi

atau operasi payudara atau tempat lain dan pemakaian obat-obatan, hormon,

termasuk pil dan lama pemakaiannya. Riwayat reproduksi dapat dilihat dari umur

menstruasi pertama, frekuensi menstruasi, lama, teratur atau tidak, jumlah

kehamilan, riwayat menyusui dan umur menopause (Anonim, 2000b).

5.

Patofisiologi

Secara patofisiologi dari kanker payudara dibagi menjadi 2 yaitu invasive

dan

non-invasive. Dua bentuk pada non invasive carsinoma adalah ductal

carcinoma insitu dan lobular carcinoma insitu, sedangkan invasive carcinoma

dikategorikan pada histologikal yang berbeda tetapi pemberian namanya tidak

selalu berasal tumor yang timbul dari tempat itu (Underwood, 2001). Ductal

carcinoma insitu biasanya terdapat masa yang terdeteksi dengan mammografi,

sedangkan pada lobular carcinoma insitu tidak ada lesi yang teraba saat

mammografi justru ditemukan secara tidak sengaja saat biosi payudara.

6.

Tanda dan Gejala

(28)

dibawah ketiak; keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu; kulit

payudara mengerut seperti kulit jeruk; bentuk atau arah puting berubah misalnya

puting susu tertekan ke dalam dan rasa nyeri yang luar biasa (Anonim, 2005b).

Tanda dan gejala yang timbul tergantung dari tingkat stadium yang dideritanya.

Keluhan yang timbul jika terjadi metastase adalah sakit tulang, sakit punggung,

batuk, sesak nafas, dan kelainan umum (Anonim, 2000b)

7.

Klasifikasi dan Stadium Kanker Payudara

Klasifikasi stadium klinik pada kanker payudara yang digunakan di

seluruh pusat ilmu kedokteran adalah klasifikasi TNM yang ditemukan oleh

Denoix pada tahun 1962 (Pane, 2002).

Tabel I.

Klasifikasi kanker payudara berdasarkan TNM

Tumor Primer

Tx

To

Tis

T1

Tmic

T1a

T1b

T1c

T2

T3

T4

T4a

T4b

T4c

T4d

Kebut. min. untuk menilai tumor primer tidak ditemukan

Tanpa bukti tumor primer

Carsinoma insitu

Diameter tumor terbesar < 2 cm

Diameter tumor terbesar < 0,1 cm

Diameter tumor terbesar > 0,1 cm dan < 0,5 cm

Diameter tumor terbesar > 0,5 cm dan < 1 cm

Diameter tumor terbesar > 1 cm dan < 2 cm

Diameter tumor terbesar > 2 cm dan < 5 cm

Diameter tumor terbesar > 5 cm

Tumor dengan perluasan langsung ke dinding dada atau kulit

Fiksasi ke dinding dada

Edema (peau d’orange), ulserasi kulit atau nodul satelit

T4a dan T4b

Inflammatory carcinoma

Status limfonodi

Nx

No

N1

N2

N3

Kebut. min. untuk menilai lymph regional tidak dapat ditemui

Tidak ada metastase ke Inn. Axillaris ipsilateral

Metastase ke lnn. Axillaris ipsilateral yang masih mobil

Metastase ke lnn. Axillaris ipsilateral yang sudah fixed

Metastase ke lnn. Supraclavicularis atau infraclavicularis

ipsilateral atau edema lengan

Metastase jauh

Mx

Mo

M1

Kebut. min. untuk menilai metastase tidak ditemui

Tidak ada bukti metastase jauh

(29)

Tabel II.

Stadium klinis kanker payudara

Stadium 0

Tis

N0

M0

Stadium I

T1

N0

M0

Stadium IIA

T0

T1

T2

N1

N1

N0

M0

M0

M0

Stadium IIB

T2

T3

N1

N0

M0

M0

Stadium IIIA

T0

T1

T2

T3

T3

N2

N2

N2

N1

N2

M0

M0

M0

M0

M0

Stadium IIIB

T4

Tiap T

Tiap N

N3

M0

M0

Stadium IV

Tiap T

Tiap N

M1

8.

Diagnosis Kanker Payudara

Adanya perbedaan dalam penanganan tumor payudara yang jinak dengan

yang ganas sehingga diagnosis yang akurat dalam menentukan terapi sangatlah

penting. Diagnosis dini digunakan untuk mengetahui adanya kanker payudara

(Pane, 2002). Banyak pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu dengan Periksa

Payudara Sendiri (SADARI), foto toraks, mamografi kedua payudara,

laboratorium rutin, reseptor estrogen dan progesteron (ER&PR) apabila

memungkinkan, dan pemeriksaan lain atas indikasi berupa USG hepar, bone

survey,

bone scanning. Selain itu pemeriksaan lain untuk memberikan diagnosis

yang lebih pasti yaitu dengan pemeriksaan histopatologi yaitu biopsi eksisi/insisi

dan potong beku, serta dengan triple

diagnosis berupa klinis, mammografi dan

AJH/FNAB. (Anonim, 2000b)

9.

Prognosis

(30)

skin oedema, jenis patologi, metastase, terapi dan reseptor estrogen serta umur dan

besar payudara (Pane, 2002).

10.

Standar Terapi

Tujuan dari terapi kanker pada stadium dini (stadium I, II, IIIA) adalah

untuk menghilangkan sel kanker dan mencegah kekambuhan yang mungkin

terjadi sedangkan pada stadium lanjut (stadium IIIB dan IV) lebih ke arah

pengobatan paliatif yaitu untuk memperbaiki kondisi pasien agar dapat bertahan

lebih lama. Pendekatan terapi berdasarkan stadiumnya, sebagai berikut:

a.

Stadium dini/ operal

Pada stadium ini terapi yang dapat dilakukan adalah operasi, radiasi dan

adjuvant terapi. Operasi ini dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu mastektomi

radikal modifikasi dan Breast Conversing Treatment (BCT). Radiasi digunakan

untuk mencegah kekambuhan dan dikerjakan apabila radikalitas diragukan (pada

tumor bed dan KGB regional). Adjuvant terapi diberikan kemoterapi 6 siklus

(CMF) atau hormonal terapi tergantung status menstruasi, diberi jika KGB aksilla

positif.

b.

Stadium lanjut

(31)

Pada stadium IV, penderita dibagi 3 group yaitu:

1)

Pre menopause : ooforektomi bilateral. Jika respon (+) tunggu relaps

kemudian diberikan tamoxifen atu lainnya. Jika (-) kemoterapi CMF/CAF

2)

1-2 tahun menopause : diperiksa efek estrogen. Jika efek (+) sesuai dengan

yang diatas yaitu diberikan tamoxifen atau lainnya. Jika (-) diberikan

obat-obatan hormonal additif/inhibitif.

3)

Post menopause : obat-obatan hormonal additif/inhibitif. Apabila gagal

diberikan kemoterapi. Kemoterapi diberikan apabila keadaan umum

memungkinkan (CAF/CEF)

c.

Keadaan khusus

1)

Metastase otak, jika penderita simptomatik, diberikan radiasi otak total dengan

kombinasi kortikosteroid

2)

Karsinomatosis meningeal, pilihan terapi adalah instilasi MTX intratekal

berulang

3)

Kompresi medulla spinalis, laminektomi dilanjutkan radiasi

4)

Hiperkalsemia, karena destruksi tulang bisa spontan atau akibat hormonal

terapi

5)

Anemia myeloptisic, pada penderita post menopause, reseptor estrogen positif

harus dicoba hormonal terapi. Penderita memerlukan kombinasi kemoterapi

atau perawatan suportif lain.

6)

Metastase terlokalisir, diberikan radioterapi likoregional

(32)

8)

Fraktur yang mengancam biasanya dikerjakan fiksasi bedah dengan

radioterapi

9)

Terapi kanker payudara dengan kehamilan memerlukan konsultasi khusus.

B.

Kemoterapi dan Efek Samping Kemoterapi

Kemoterapi adalah pemberian obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker

dengan menggunakan satu jenis obat atau kombinasi obat dan dapat dimasukkan

ke dalam tubuh melalui pembuluh darah, suntikan maupun secara oral dalam

bentuk pil (Anonim, 2006a). Setiap obat memiliki cara kerja yang berbeda dan

akan efektif pada waktu tertentu dalam siklus hidup sel yang menjadi targetnya.

Ada beberapa obat kemoterapi yang akan bekerja dengan merusak DNA,

mencegah sel agar tidak membelah, dan mengacaukan metabolisme sel atau

fungsi penting lainnya (Anonim, 2006a). Kemoterapi dapat diberikan secara

tunggal maupun kombinasi (Prayogo, 2003).

Kemoterapi bertujuan sebagai pengobatan, mengurangi masa tumor selain

dengan pembedahan atau radiasi, dan meningkatkan kelangsungan hidup dan

memperbaiki kualitas hidup (Sutarni, 2003). Pelaksanaan obat kemoterapi dapat

berlangsung dalam beberapa menit hingga beberapa jam tergantung dari obat yang

diberikan. Evaluasi sebelum pemberian dosis berikutnya sangat perlu dilakukan

karena pasien mempunyai toleransi terhadap dosis yang diberikan. Pemberian

kombinasi dalam beberapa jenis obat dapat memberikan respon yang baik.

(33)

mempengaruhi jaringan atau organ tubuh yang normal yang tidak dipengaruhi

oleh kanker. Efek samping dari pengobatan ini akan menyebabkan

ketidaknyamanan bagi pasien. Efek kemoterapi yang paling lazim terjadi adalah

jumlah sel darah rendah, nausea, muntah dan rambut rontok (Anonim, 2006a).

C.

Anemia

1.

Definisi

Anemia merupakan suplai sel darah merah yang tidak mencukupi

sehingga mengakibatkan penurunan kemampuan darah dalam membawa oksigen

(Anonim, 2006). Sel darah merah terdiri dari hemoglobin dan hematokrit. Kadar

Hemoblobin (Hb) normal 12 - 16 g/dl dan hematokrit sebesar 37%-48% untuk

wanita, sedangkan untuk pria kadar hemoglobin (Hb) normal 13-18 g/dl dan

hematokrit sebesar 42%-52% (Tietze, 2004). Produksi sel darah merah di dalam

sumsum tulang disebut dengan eritropoesis. Ketika sel ginjal mendeteksi

penurunan oksigen di dalam jaringan maka erithropoetin yang dihasilkannya akan

dilepaskan dalam peredaran darah sehingga hasilnya akan terjadi peningkatan

produksi sel darah merah pada sumsum tulang.

2.

Epidemiologi dan Etiologi

(34)

3.

Terapi

Salah satu penanganan anemia dapat dilakukan dengan memonitor CBC,

khususnya hemoglobin dan hematokrit sebelum dan setelah kemoterapi (Berkery,

Cleri, Skarin, 2003). Dari hasil tersebut jika level hemoglobin yang rendah maka

dapat ditingkatkan dengan cara transfusi darah atau dengan injeksi eritropoetin.

Untuk mendukung eritropoesis dilakukan terapi zat besi tambahan. Saat ini,

terdapat dua bentuk eritropoetin yaitu epoetin alfa dan darbepoetin alfa.

Eritropoetin secara efektif dapat meningkatkan hematokrit, menurunkan

kebutuhan transfusi darah, menghilangkan rasa lelah, dan meningkatkan

kesehatan secara umum (Anonim, 2006a).

D.

Netropenia

1.

Definisi

Sel darah putih (WBC) terbagi menjadi dua kategori utama yaitu

granulosit dan agranulosit. Granulosit, khususnya neutrofil memberikan

pertahanan tubuh yang sangat penting untuk melawan infeksi dan merupakan tipe

penyusun WBC terbesar (Anonim, 2003). Jika jumlah neutrofil yang terdapat

didalam darah dibawah normal, maka kondisi ini disebut dengan netropenia

(Anonim, 2006a).

(35)

1998). ANC normal antara 2500-6000 sel/mm

3

(Anonim, 2003). Ketika ANC

kurang dari 1000 maka resiko infeksi akan meningkat dan ketika neutrofil

menurun sampai di bawah 500, bahkan sampai di bawah 100 maka frekuensi dari

infeksi ini dapat menyebabkan kematian. Kondisi inilah yang dinamakan

netropenia (Anonim, 2006a).

Tabel III.

Level pada netropenia (Anonim, 2006c)

ANC (sel/ mm

3

)

Risk for infection

1500 – 2000

No significant risk

1000 – 1500

Minimal risk

500 – 1000

Moderate risk

Less than

500

Severe risk

2.

Epidemiologi dan Etiologi

Salah satu efek samping dari kemoterapi adalah netropenia. Netropenia ini

dapat menyebabkan terjadinya peningkatan risiko dari infeksi sehingga

menyebabkan kematian dan mengacaukan jalannya terapi kanker sehingga terjadi

perubahan dosis dan lamanya terapi. Kematian akibat netropenia pada pasien

kanker meningkat dari 10% menjadi 19%-28% (Anonim, 2006a).

3.

Terapi

(36)

E.

Trombositopenia

1.

Definisi

Trombositopenia adalah adanya level platelet yang rendah (abnormal)

dalam sirkulasi darah. Platelet atau trombosit adalah suatu jenis sel darah yang

mencegah terjadinya pendarahan (Anonim, 2006a). Trombositopenia terjadi

ketika jumlah platelet di bawah 20.000-50.000 sel/

μ

l atau 10.000-20.000 sel/

μ

l

dan kurang dari 10.000 sel/

μ

l maka frekuensi pendarahan yang mengancam hidup

akan meningkat dari kira-kira 5-6% menjadi 20-40% (Anonim, 2006a).

2.

Epidemiologi dan Etiologi

Trombositopenia akan memperbesar resiko pendarahan dan besarnya

resiko sangat terkait dengan keparahan dan durasi trombositopenia (Anonim,

2006). Kerusakan platelet secara umum menyertai trombositopenia, melepaskan

substansi ke dalam aliran darah dan dapat menyebabkan komplikasi. Dalam

beberapa kasus anemia megaloblastik (kondisi anemia yang biasanya mengalami

kegagalan mekanisme dimana tubuh tidak mampu mensintesis jumlah DNA

normal secara cukup), bersamaan dengan lekopenia dan trombositopenia,

menggambarkan perkembangan yang abnormal dari sel darah putih dan platelet.

Anemia chronic disease (ACD) seringkali menyertai atau dapat menyebabkan

trombositopenia dan lekopenia. Kondisi ini ditemukan pada pasien yang

mengalami infeksi kronis, inflamasi non infeksi dan neoplasma

.

3.

Terapi

(37)

mengandung 200 mg alkylgliserol per kapsul. Minyak hati ikan hiu dapat

menambah produksi platelet darah dan juga dapat meningkatkan kemampuan

imun. Batas maksimum konsumsi minyak hati hiu adalah selama 30 hari untuk

mencegah produksi platelet yang berlebih. Terapi lain yang dapat dilakukan

adalah dengan terapi melatonin. Dosis melatonin 10-40 mg tiap malam dapat

melindungi dan memperbaiki produksi sel darah normal yang disebabkan oleh

toksisitas selama kemoterapi. Frekuensi trombositopenia akan turun secara

signifikan pada pasien yang menerima melatonin.

Terapi lain adalah dengan terapi CSF yang telah disetujui oleh Food and

Drug Administration. Terapi CSF ini dapat membantu sumsum tulang untuk

memproduksi platelet lebih banyak sebelum kemoterapi sehingga dapat

menurunkan kebutuhan transfusi platelet (Anonim, 2006a).

F.

Lekositosis

(38)

G.

Trombositosis

Trombositosis adalah peningkatan jumlah platelet dalam darah dari batas

normal 150000-450000/mm

3

. Platelet adalah pertahanan tubuh pertama untuk

melawan pendarahan. Ketika tubuh terluka maka akan mulai mengeluarkan darah,

dan platelet akan membentuk suatu sumbatan yang merupakan awal dari

pembekuan atau pengumpalan untuk menghentikan pendarahan. Platelet dibentuk

oleh megakaryosit pada sumsum tulang dan akan masuk dalam aliran darah Jika

terjadi trombositosis dapat mengakibatkan terjadinya penggumpalan darah. Pada

tahun 1997, badan makanan dan obat Amerika Serikat (FDA) menyetujui

penggunaan anagrelide HCl (Agrylin) untuk mengurangi jumlah platelet yang

berlebihan dan menurunkan resiko pembentukan pengumpalan. Jika terapi obat

tidak dapat menurunkan jumlah platelet hingga pada level normal, mungkin dapat

dilakukan dengan plateletpheresis yaitu pengambilan darah dari tubuh pasien,

menghilangkan platelet dari darah, dan mengembalikan daerah yang memiliki

platelet yang normal pada tubuh pasien (Anonim, 2001).

Tabel IV.

Grade Tokisitas Simptom pada Pasien Kanker WHO

(cit. Suhadi, 2006)

GRADES 0 1

2

3

4

Hemoglobin

(g/dl)

> 11,0

9,5-10,9

8,0-9,4

6,5-7,9

< 6,5

Lekosit (10

3

/ul)

> 4,0

3,0-3,9

2,0-2,9

1,0-1,9

< 1,0

Netrofil (10

3

/ul)

> 2,0

1,5-1,9

1,0-1,4

0,5-0,9

< 0,5

Platelet (10

3

/ul)

> 100

79-99

50-74

25-49

< 25

Pendarahan Tidak Petekie

Kehilangan

darah ringan

Kehilangan

darah berat

Kehilangan

darah yang

membahayakan

Demam Tidak

<

38

0

C 38

0

C-40

0

C >

40

0

C

Demam dengan

hipotensi

Mual dan

muntah

Tidak mual

Muntah

kadang-kadang

Muntah

yang perlu

terapi

(39)

H.

Drug Related Problem’s (DRPs)

Drug Related Problem’s (DRPs) adalah suatu permasalahan atau kejadian

yang tidak diharapkan selama proses terapi yang dialami oleh pasien akibat

pemakaian obat dan potensial timbul bersamaan dengan dampak yang diharapkan.

Masalah-masalah dalam kajian DRPs antara lain:

1.

Tidak perlu terapi obat, meliputi: kondisi pasien yang tidak ada indikasi

keadaan saat itu, menelan obat dengan jumlah yang toksis, kondisi akibat drug

abuse, lebih baik dapat disembuhkan dengan non drug terapi, pemakaian

multiple drug padahal cukup dengan single drug terapi, minum obat untuk

mencegah efek samping obat lain yang seharusnya dapat dihindarkan.

2.

Pilihan obat tidak tepat, meliputi: kondisi yang menyebabkan obat menjadi

tidak efektif, alergi terhadap obat tertentu, obat yang diberikan bukan yang

paling efektif untuk indikasi, faktor resiko yang kontraindikasi dengan obat,

efektif tetapi bukan obat yang paling murah dan aman, antibiotika yang

diberikan resisten terhadap infeksi pasien, kombinasi obat yang tidak perlu.

3.

Dosis terlalu rendah, meliputi: kondisi dimana dosis yang terlalu rendah untuk

memberikan efek, konsentrasi obat yang diberikan di bawah therapeutic

range, pemberian obat yang salah, jangka waktu dan penyimpanan yang salah,

dosis dan interval yang tidak cukup.

4.

Adverse drug reaction, meliputi: obat yang terlalu tinggi kecepatannya, alergi,

interaksi obat/makanan, dan hasil laboratorium yang berubah akibat obat.

5.

Dosis terlalu tinggi, meliputi: kondisi dimana dosis obat yang terlalu tinggi di

(40)

terlalu cepat dinaikkan, terjadinya akumulasi obat karena penyakit kronis,

pemakaian obat yang terlalu lama.

6.

Ketidakpatuhan pasien, meliputi: kondisi pasien yang tidak dapat menerima

obat yang sesuai dengan regimen karena terjadi medication error, tidak taat

instruksi, harga obat yang terlalu mahal, tidak memahami cara pemakaian,

keyakinan terhadap obat yang didapat, dan tidak dapat menelan.

7.

Butuh tambahan terapi obat, meliputi: kondisi pasien dimana membutuhkan

terapi obat yang baru, penyakit yang kronis, kondisi yang membutuhkan

kombinasi obat, dan kondisi dengan resiko dan butuh terapi untuk

mencegahnya. (Cipolle, Strand dan Morley, 1998).

I.

Keterangan Empiris

(41)

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian tentang evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca

kemoterapi pada pasien kanker payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun

2005 ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan

deskriptif yang bersifat retrospektif. Penelitian ini termasuk jenis non

eksperimental karena tidak ada perlakuan terhadap subyek uji. Rancangan

penelitian deskriptif karena penelitian ini hanya bertujuan melakukan eksplorasi

deskriptif terhadap fenomena yang terjadi. Penelitian ini dilakukan evaluasi, tanpa

mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut terjadi.

Penelitian ini juga bersifat retrospektif karena data yang digunakan dalam

penelitian ini diambil dengan melakukan penelusuran terhadap dokumen

terdahulu yaitu data rekam medik pasien. (Pratiknya, 2001)

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap fenomena

kesehatan yang terjadi melalui data rekam medik yang nantinya akan dievaluasi

sesuai dengan standar yang berlaku. Dalam hal ini, akan dilihat apakah terjadi

kesesuaian antara penatalaksanaan kelainan hematologi pada pasien kanker

payudara pasca kemoterapi di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 dengan

standar yang ada yaitu antara lain NCCN Clicinal Practice Guidlines in Oncology

(2006), Formularium RSUP DR. Sardjito Yogyakarta (2006), Informatorium Obat

Nasional Indonesia (IONI 2000) dan MIMS (2006), yang kemudian akan

diidentifikasi ke dalam Drug Related Problem’s (DRPs)

(42)

B.

Definisi Operasional

1.

Pasien adalah pasien yang didiagnosis menderita kanker payudara yang di

rawat inap di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 untuk kemoterapi.

2.

Rekam medik adalah catatan dokter, apoteker, dan perawat yang berisi data

klinik pasien rawat inap yang meliputi nomor rekam medik, bangsal, nama,

umur, jenis kelamin, diagnosa, komplikasi, jenis obat dan aturan pakai.

3.

Drug Related Problem’s (DRPs) ini berupa suatu keadaan yang tidak

diinginkan yang dialami oleh pasien berkaitan dengan proses terapi yang

diperolehnya meliputi tidak perlu terapi obat, pilihan obat tidak tepat, dosis

terlalu rendah, adverse drug reaction, dosis terlalu tinggi, ketidakpatuhan

pasien dan butuh tambahan terapi obat.

4.

Tidak perlu terapi obat jika tidak ada indikasi keadaan saat itu, minum obat

untuk mencegah efek samping obat lain yang seharusnya dapat dihindarkan.

5.

Dikatakan pilihan obat tidak tepat jika obat yang diberikan tidak efektif untuk

indikasi atau kombinasi obat yang seharusnya tidak perlu diberikan.

6.

Dosis terlalu rendah jika dosis yang terlalu rendah untuk menimbulkan efek,

atau konsentrasi obat yang diberikan di bawah therapeutic range.

7.

Adverse drug reaction terjadi jika terdapat interaksi antar obat-obat yang

diberikan, dan munculnya efek yang tidak diinginkan dari terapi obat.

8.

Dosis terlalu tinggi jika dosis obat untuk menimbulkan efek terlalu tinggi atau

dosis terlalu cepat dinaikkan.

(43)

10.

Butuh tambahan terapi obat jika pasien membutuhkan tambahan terapi obat

untuk memperbaiki keadaanya akibat efek samping yang timbul.

11.

Dampak terapi pasien kanker payudara pasca kemoterapi berupa keadaan

sembuh, belum sembuh dan membaik.

12.

Kelainan hematologi terjadi jika jumlah sel darah yang mengalami

peningkatan maupun pengurangan dari batas normal misalnya seperti anemia,

lekopenia/netropenia, trombositopenia, trombositosis dan lekositosis.

13.

Anemia kondisi dimana suplai sel darah merah yang tidak mencukupi

sehingga mengakibatkan penurunan kemampuan darah dalam membawa

oksigen. (Hemoglobin normal menurut WHO grade 0 > 11 g/dl).

14.

Lekopenia adalah suatu kondisi yang dapat diketahui dari penurunan jumlah

lekosit yang terdapat didalam darah (Lekosit normal menurut WHO grade 0 >

4,0.10

3

/UL).

15.

Netropenia adalah suatu kondisi yang dapat diketahui dari penurunan jumlah

neutrofil yang terdapat didalam darah (Netrofil normal menurut WHO grade 0

> 2,0.10

3

/UL).

16.

Potensial lekopenia/netropenia adalah suatu kondisi dimana jumlah lekosit dan

netrofilnya mengalami penurunan akibat kontraindikasi dengan obat.

17.

Trombositopenia adalah kondisi saat jumlah trombosit/platelet yang rendah

(abnormal) di dalam sirkulasi darah yang dapat mengakibatkan pendarahan

(platelet normal menurut WHO grade 0 > 100.10

3

/UL)

(44)

19.

Lekositosis adalah peningkatan jumlah lekosit dalam darah dari batas normal

4000-11000/mm

3

.

20.

Trombositosis adalah peningkatan jumlah platelet dalam darah dari batas

normal 150000-450000/mm

3

.

C.

Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang digunakan adalah seluruh pasien rawat inap kanker

payudara pasca kemoterapi berdasarkan rekam medik di RSUP DR. Sardjito

Yogyakarta tahun 2005.

D.

Lokasi Penelitian

Tempat penelitian mengenai Evaluasi Penatalaksanaan Kelaninan

Hematologi Pasca Kemoterapi Pada Pasien Kanker Payudara di RSUP DR.

Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ini dilakukan di unit rekam medik RSUP DR.

Sardjito Yogyakarta ini berlokasi di Jalan Kesehatan 01 Sekip Yogyakarta 58733.

E.

Tata Cara Penelitian

1.

Tahap penelusuran pustaka

Tahap ini dilakukan pencarian pustaka yang mendukung permasalahan

yang akan diteliti yaitu tentang kelainan hematologi pasca kemoterapi pada pasien

kanker payudara sehingga diperoleh gambaran jelas terhadap permasalahan itu.

2.

Tahap pengumpulan informasi dan analisis situasi

(45)

Yogyakarta selama tahun 2005 berdasarkan rekam medik sehingga dapat

diketahui angka kejadian kasus penderita kanker payudara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kejadian penderita kanker

payudara pada tahun 2005 yaitu sebanyak 253 pasien. Dari 253 pasien kanker

payudara hanya diambil pasien yang menjalani kemoterapi sehingga jumlah

kejadian penderita kanker payudara pasca kemoterapi pada tahun 2005 yaitu

sebanyak 72 pasien. Selain itu, efek samping yang ditimbulkan pasca kemoterapi

kanker payudara seperti anemia, lekopenia/netropenia dan trombositopenia

bahkan lekositosis dan trombositosis juga sering terjadi.

3.

Tahap pengumpulan data

a.

Berdasarkan laporan data di unit rekam medik RSUP DR. Sardjito Yogyakarta

dilakukan penelusuran data pasien kanker payudara pada tahun 2005. Tahap

ini dilakukan dengan cara mencatat nomor rekam medik, tanggal masuk,

tanggal keluar pasien pada lembar peminjaman dokumen rekam medik.

Nomor rekam medik ini digunakan sebagai dasar dalam penelusuran dokumen

rekam medik pada ruang penyimpanan dokumen.

(46)

c.

Data rekam medik yang digunakan dan kemudian dicatat yaitu nomor rekam

medik, umur, tanggal masuk rumah sakit, tanggal keluar rumah sakit,

diagnosis utama, riwayat penyakit, riwayat pengobatan yang meliputi jenis

obat, jumlah obat, dosis dan cara pemakaian obat serta data laboratorium dan

non laboratorium. Data yang diambil setiap pasien dari proses kemoterapi

pertama hingga terakhir selama tahun 2005.

4.

Tahap analisis data

Dari data tersebut di atas dapat diperoleh data kualitatif. Data

dikelompokkan berdasarkan umur pasien, stadium, jenis terapi, dan penggolongan

obat. Data tersebut dianalisis secara deskriptif dan kemudian hasilnya disajikan

dalam bentuk tabel dan gambar dengan penjelasannya. Selanjutnya, dilakukan

evaluasi berdasarkan DRPs untuk mengidentifikasi setiap kasus yang muncul dari

penatalaksanaan kelainan hematologi yang terjadi pada pasien kanker payudara

yang mendapatkan kemoterapi. Data DRPs ini disajikan dalam bentuk tabel yang

berisi subjektif, objektif, nilai normal, penatalaksanaannya, dan identifikasi DRPs

yang berisi assessment dan recomendation.

F.

Analisis Hasil

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif yang disajikan dalam bentuk

tabel dan atau gambar.

1.

Umur pasien, meliputi interval umur 24-30 tahun, 31-37 tahun, 38-44 tahun,

45-51 tahun, 52-58 tahun, 59-65 tahun dan 66-72 tahun (Hadi, 1984).

(47)

mengenai penatalaksanaan kelainan hematologi yang terjadi pasca kemoterapi

sebanyak 21 pasien dengan jumlah kasus sebanyak 21 kasus.

2.

Stadium kanker payudara, meliputi stadium I, II, III, IV, lain-lain.

Persentase stadium kanker payudara dihitung dengan cara menghitung jumlah

pasien setiap stadiumnya kemudian dibagi dengan jumlah keseluruhan pasien

kanker payudara dikalikan 100%

3.

Kombinasi terapi yang dilakukan meliputi kemoterapi; operasi dan

kemoterapi; operasi, kemoterapi dan alternatif; radioterapi dan kemoterapi;

operasi, kemoterapi dan radioterapi.

Persentase kombinasi terapi dihitung dengan cara menghitung jumlah pasien

setiap kombinasi terapi yang dilakukan berdasarkan data riwayat penyakit

kemudian dibagi dengan jumlah keseluruhan pasien kanker payudara

dikalikan 100%.

4.

Kelas terapi obat yang digunakan mengikuti pembagian kelas terapi obat

menurut Formularium RSUP DR. Sardjito Yogyakarta (2006), Informatorium

Obat Nasional Indonesia (IONI 2000) dan MIMS (2006).

Persentase kelas terapi kanker payudara dihitung dengan cara jumlah

keseluruhan kelas terapi obat yang digunakan kemudian dibagi jumlah

keseluruhan pasien kanker payudara dikalikan 100%. Jika pasien

menggunakan golongan obat lebih dari satu dalam kelas terapi yang sama

dianggap menggunakan satu golongan obat.

(48)

Persentase golongan obat dihitung dari jumlah pasien yang menggunakan

jenis obat tertentu dibagi jumlah seluruh pasien kanker payudara dikali 100%

6.

Jenis obat disajikan menurut tiap golongan obat dan dihitung berdasarkan

jumlah jenis obat yang digunakan dibagi jumlah seluruh pasien kanker

payudara dikalikan 100%.

7.

Mengevaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca kemoterapi pada

pasien kanker payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 dengan

mengidentifikasi

Drug Related Problem’s (DRPs) yang terkait dengan

penggunaan obat kemoterapi.

G.

Kesulitan Penelitian

(49)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca kemoterapi pada pasien

kanker payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 secara umum

dibahas menjadi 4 bagian. Bagian pertama adalah profil pasien kanker payudara

yang berisi persentase interval umur, stadium kanker payudara, kombinasi terapi

dan jenis penyakit penyerta. Bagian kedua berisi tentang pola pengobatan kanker

payudara. Bagian ketiga berisi evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi

pasca kemoterapi pada pasien kanker payudara dan bagian keempat adalah

dampak terapi kelainan hematologi pasien kanker payudara pasca kemoterapi.

A.

Profil Pasien Kanker Payudara

Profil pasien kanker payudara disajikan menjadi 4 bagian. Bagian pertama

tentang persentase jumlah pasien kanker payudara berdasarkan interval umur.

Bagian kedua berisi persentase jumlah pasien kanker payudara berdasarkan

stadiumnya dan bagian ketiga adalah persentase jumlah pasien kanker payudara

berdasarkan kombinasi terapinya. Bagian keempat adalah jenis dan persentase

jumlah penyakit penyerta pada pasien kanker payudara pasca kemoterapi.

1.

Persentase jumlah pasien kanker payudara berdasarkan interval umur

Umur merupakan salah satu yang hal yang penting dalam pemilihan

jenis obat, dosis, jumlah, bentuk sediaan obat, misalnya pada neonatus yang

fungsi tubuhnya belum sempurna dan pemberian obat pada lansia karena pada

umur tersebut fungsi tubuh sudah mengalami penurunan.

(50)

Berikut ini disajikan persentase interval umur pasien kanker payudara di

RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 pada gambar 2.

PERSENTASE INTERVAL UMUR

3%

6%

29%

30%

21%

4%

7%

24 - 30 tahun

31 - 37 tahun

38 - 44 tahun

45 - 51 tahun

52 - 58 tahun

59 - 65 tahun

66 - 72 tahun

Gambar 2.

Persentase interval umur pasien kanker payudara di RSUP DR.

Sardjito Yogyakarta tahun 2005

Dari grafik tersebut tampak bahwa pasien kanker payudara paling

banyak terjadi pada interval umur 45-51 tahun sebanyak 30%. Menurut Yuliani

(2000) kanker payudara banyak menyerang wanita yang berumur 35-50 tahun

dimana banyak faktor yang berhubungan dengan terjadinya kanker payudara.

Berdasarkan data yang diperoleh 32% pasien di atas umur 51 tahun masih

mengalami kanker payudara. Hal ini mungkin disebabkan oleh riwayat

reproduksi. Akan tetapi dalam penelitian ini pasien di bawah umur 35 tahun juga

masih ditemukan sekitar 7%. Hal ini kemungkinan terjadi karena riwayat keluarga

atau riwayat sebelumnya.

2.

Persentase jumlah pasien kanker payudara berdasarkan stadium

Stadium kanker payudara dapat ditentukan dengan pemeriksaan riwayat

(51)

bedah. Penentuan stadium sangat berpengaruh terhadap terapi yang akan

dilakukan pada penderita kanker.

Dari data yang diperoleh selama penelitian di RSUP DR. Sardjito

Yogyakarta tahun 2005, persentase jumlah pasien kanker payudara berdasarkan

stadiumnya dapat dilihat pada gambar 3.

PERSENTASE STADIUM KANKER PAYUDARA

1%

7%

33%

45%

14%

Stadium 1

Stadium 2

Stadium 3

Stadium 4

Lain-lain

Gambar 3.

Persentase stadium kanker payudara di RSUP DR. Sardjito

Yogyakarta tahun 2005

Data tersebut menunjukkan bahwa pada umumnya pasien datang ke

RSUP DR. Sardjito Yogyakarta pada stadium IV dengan kondisi yang tingkat

keparahannya tinggi. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat akan

pentingnya diagnosis dini dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI) atau dengan pemeriksaan mamografi. Padahal tingkat stadium yang

dideritanya akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kesembuhan pasien dimana

semakin cepat pasien datang ke rumah sakit untuk ditangani maka semakin besar

tingkat kesembuhannya. Selain itu, RSUP DR. Sardjito merupakan rumah sakit

(52)

3.

Persentase jumlah pasien kanker payudara berdasarkan kombinasi

terapi

Dalam menentukan tindakan terapi, dokter akan menentukan tujuan

terapi dan strategi terapi yang dapat dilakukan. Terapi yang biasanya diberikan

pada pasien kanker payudara adalah kemoterapi, operasi, radiasi, dan hormonal.

Kombinasi terapi dapat diberikan tergantung dengan tingkat stadiumnya. Berikut

ini adalah kombinasi terapi yang diberikan di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta

tahun 2005 dan dapat dilihat pada gambar 4.

PERSENTASE KOMBINASI TERAPI PASIEN

KANKER PAYUDARA

21%

6%

67%

3% 3%

Kemoterapi Radioterapi + Kemoterapi

Operasi + Kemoterapi Operasi + Kemoterapi + Radioterapi

Operasi + Kemoterapi + Alternatif

Gambar 4.

Persentase kombinasi terapi pasien kanker payudara di RSUP DR.

Sardjito Yogyakarta tahun 2005

Hal ini menunjukkan bahwa pasien kanker payudara di RSUP DR.

Sardjito Yogyakarta paling banyak menjalani kombinasi terapi berupa operasi dan

kemoterapi. Jika dilihat dari banyaknya jumlah pasien di RSUP DR. Sardjito

Yogyakarta berada pada stadium IV, maka jenis terapi yang paling tepat diberikan

(53)

terdapat keadaan khusus seperti terjadi metastase akan diberikan beberapa terapi

tambahan menurut jenis metastase sesuai dengan stadar terapinya. Berdasarkan

data yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar populasi sudah

mendapatkan kombinasi terapi tepat.

4.

Jenis dan jumlah penyakit penyerta pasien kanker payudara

Berdasarkan rekam medik di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun

2005, pasien kanker payudara pasca kemoterapi juga ditemukan penyakit lain

yang menyertai penyakit kanker payudara dan sudah diderita oleh pasien pada saat

masuk dan didiagnosis kanker payudara. Oleh karena itu adanya penyakit

penyerta ini menyebabkan diperlukannya obat lain selain obat antikanker. Berikut

ini adalah jenis dan jumlah penyakit penyerta pada pasien kanker payudara pasca

kemoterapi di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 dan dapat dilihat dalam

tabel 5

Tabel V.

Jenis dan jumlah penyakit penyerta pasien kanker payudara pasca

kemoterapi di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005

No

Jenis penyakit

Jumlah

1

Otitis media krobik benigna

1

2 Hipertensi

7

3 Diabetes

1

4

Asma presisten ringan

1

5 Dislipidemia

1

6 Hiperglikemi

1

7 AMI

1

B.

Profil Pengobatan Kanker Payudara

Keberhasilan pengobatan yaitu tercapainya efek terapeutik yang diinginkan

dan efek samping yang akan ditimbulkan harus seminimal mungkin. Hal-hal yang

(54)

ketepatan dalam pemilihan obat, ketepatan dosis dan cara penggunaan serta

ketaatan pasien dalam mengkonsumsinya. Oleh karena itu, penegakan diagnosis

penyakit sangat berperan dalam pemberian suatu obat. Pemeriksaan klinis dan

laboratorium serta riwayat pengobatan merupakan data yang dapat mendukung

dalam suatu penegakan diagonsis penyakit. Profil pengobatan pasien kanker

payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 merupakan gambaran

penggunaan obat-obatan untuk kasus kanker payudara di RSUP DR. Sardjito

Yogyakarta tahun 2005 dan secara khusus dapat dilihat berdasarkan parameter

berupa kelas terapi, golongan obat, jenis obat yang digunakan pada pasien kanker

payudara. Persentase distribusi kelas terapi pasien kanker payudara yang dapat

dilihat pada gambar 5.

34.7

19.4

5.5

48.6

1

4

3

63.8

26.3

11

100

12.5

65.3

13.8

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

(%)

1

GOLONGAN OBAT

KELAS TERAPI

Obat susunan saraf obat kardiovaskuler

obat saluran nafas

obat saluran cerna

obat ginjal dan saluran kemih

cairan untuk keseimbangan air elektrolit, dialisis dan nutrisi antidiabetik

vitamin, mineral, dan metabolitropikum anti infeksi

imunosupresan dan imunodulator

antineoplastik

obat yang mempengaruhi darah

anti emetik

sediaan tambahan

Gambar 5.

Persentase kelas terapi pada pasien kanker payudara di RSUP DR.

(55)

Dari grafik tersebut menunjukkan bahwa obat-obat yang diterima oleh

pasien kanker payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 dapat

dikelompokkan dalam beberapa kelas terapi yaitu obat susunan saraf, obat

kardiovaskuler, obat saluran nafas, obat saluran cerna, obat ginjal dan saluran

Gambar

Gambar 1  Carcinoma mamae .....................................................................
Tabel I. Klasifikasi kanker payudara berdasarkan TNM
Tabel II. Stadium klinis kanker payudara
Tabel III.  Level pada netropenia (Anonim, 2006c)
+7

Referensi

Dokumen terkait

sewa menyewa kandang ayam potong, realisasi akad sewa menyewa kandang ayam potong, faktor yang melatarbelakangi penyewa kandang ayam potong tidak menyimpan slip

Pada penelitian ini, tingkat pengetahuan warga meningkat secara bermakna setelah diberikan penyuluhan yang berarti penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan warga Desa Bayah

satu dengan cara dicampur dalam skala penuh dan dihampar di lapangan serta dipadatkan dengan mesin gilas roda tiga.. 3) Menetapkan rancangan campuran aspal dingin dengan filler

Sesuai dengan peraturan Rektor UNNES nomor 22 tahun 2008, Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan intra kurikuler yang wajib diikuti oleh mahasiswa

ADALAH RINGKASAN RAMALAN KERJA YANG AKAN DILAKUKAN MANAKALA PROYEK SELESAI, BIASANYA RAMALAN KERJA DIPERSIAPKAN SECARA LENGKAP DAN TERPERINCI OLEH PIHAK YANG AHLI DAN

bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 05 Tahun 1999 sebagaimana diubah

1) Sekurang-kurangnya berpendidikan D-3 (Kehutanan, Pertanian, Biologi, Sosiologi, Antropologi, atau Sosial Ekonomi) atau S-1 lainnya dengan pengalaman bekerja di bidang

Javna ustanova za upravljanje zaštićenim prirodnim vrijednostima na području Varaždinske županije provodi dodatna istraživanja vrsta i staništa u područjima ekološke