DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
TAHUN 2005
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Lintang Antyaning Listuhayu
NIM : 038114089
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
TAHUN 2005
Oleh :
Lintang Antyaning Listuhayu
NIM : 038114089
Skripsi ini telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
Tanggal 28 Maret 2007
Rita Suhadi, M.Si., Apt
A PESIMIST SEES A DIFFICULTY
IN EVERY OPPORTUNITY,
AN OPTIMIST SEES AN OPPORTUNITY
IN EVERY DIFFICULTY
(SIR WINSTON CHURCHIL)
Kupersembahkan karya ini untuk
Allah SWT yang memberkati langkahku,
Papa dan Mamaku terkasih,
yang selalu mendukung dan mendoakanku
Mas Nanda dan Mas Dika tersayang,
yang selalu membantuku dan memberikan
semangat
Lambang tercinta,
yang selalu menemaniku dan mencintaiku
Sahabatku Rani,
Yang selalu mendukungku
Teman-teman angkatan 2003
dan Almamaterku
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT karena telah
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Evaluasi Penatalaksanaan Kelainan
Hematologi Pasca Kemoterapi Pada Pasien Kanker Payudara di RSUP DR.
Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan Strata Satu (S1) Sarjana Farmasi pada
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat dukungan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan
dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1.
Ibu dr. Siti Sundari, SpM., M.Kes selaku Direktur SDM dan Pendidikan
RSUP DR. Sardjito Yogyakarta yang berkenan memberikan ijin penelitian
kepada penulis di Instalasi Catatan Medis RSUP DR. Sardjito Yogyakarta
2.
Bapak Dr. Osman Sianipar, DMM, M.Sc,.Sp.PK(K) selaku Kepala Bagian
Pendidikan dan Penelitian yang berkenan memberikan ijin penelitian kepada
penulis
3.
Ibu Siti Aminah, APP, SPd selaku Kepala Bagian Pendidikan dan Penelitian
Sub Bagian Keperawatan dan Non Medis yang berkenan memberikan ijin
penelitian kepada penulis
4.
Ibu Sri Sukardiyatmi atas bimbingan dan bantuan dalam memperoleh ijin
penelitian kepada penulis
5.
Ibu Endang Suparniati, M.Kes selaku Kepala Instalasi Catatan Medis yang
berkenan mengijinkan penulis mengambil data
6.
Ibu Budi Kuswandari dan Bapak Sumardi yang telah membantu penulis
selama proses pengambilan data
7.
Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta sekaligus dosen pembimbing dan penguji yang
telah memberikan bimbingan, saran dan motivasi dalam penyusunan skripsi
ini
9.
Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes., Apt selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan kritik dalam penyusunan skripsi ini.
10.
Bapak Abu Seri yang telah memberikan informasi dan bimbingan kepada
penulis selama penyusunan skripsi
11.
Papa dan mama terkasih, atas doa dan bimbingan serta dukungannya kepada
penulis, semoga kita selalu dalam lindungan-Nya
12.
Kakak-kakakku tersayang, Mas Nanda dan Mas Dika yang selalu memdoakan
dan memberiku semangat dalam menyelesaikan skripsi ini
13.
Keluarga besar Roemesam Soemopanitro, atas segala doa dan dorongan
semangatnya
14.
Kekasihku tercinta, Ary Lambang Kusuma yang selalu menemaniku dan
memberiku perhatian dan kesabaran
15.
Teman-temanku Rani, Reni, Cosmas, Sefi, Dina, Sovi, Diah, Mbak Ella, Mas
Wawan yang telah memberikan semangat dan membantuku
16.
Teman-teman Farmasi angkatan 2003 atas kebersamaannya selama ini
17.
Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini banyak kekurangannya
namun penulis berharap skripsi ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat
bagi masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat
karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan
daftas pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 28 Maret 2007
Penulis
Lintang Antyaning Listuhayu
NIM : 038114089
HALAMAN JUDUL ...
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PRAKATA ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
INTISARI ...xvii
ABSTRACT ...xviii
BAB I PENGANTAR ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
1. Rumusan Masalah ... 3
2. Keaslian Penelitian ... 4
3. Manfaat Penelitian ... 5
B. Tujuan Penelitian ... 5
1. Tujuan Umum ... 5
2. Tujuan Khusus ... 5
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ... 7
A.
Kanker Payudara ... 7
1. Definisi ... 7
2. Anatomi dan Fisiologi Payudara ... 8
3. Epidemiologi ... 8
4. Etiologi ... 9
5. Patofisiologi... 9
6. Tanda dan Gejala ... 9
9. Prognosis ... 11
10.Standar Terapi ... 12
B.
Kemoterapi dan Efek Samping Kemoterapi... 14
C.
Anemia ... 15
1. Definisi ... 15
2. Epidemiologi dan Etiologi... 15
3. Terapi... 16
D.
Netropenia ... 16
1. Definisi ... 16
2. Epidemiologi dan Etiologi... 17
3. Terapi... 17
E.
Trombositopenia... 18
1. Definisi ... 18
2. Epidemiologi dan Etiologi... 18
3. Terapi... 18
F.
Lekositosis ... 19
G.
Trombositosis ... 20
H.
Drug Related Problem’s (DRP) ... 21
1. Tidak perlu terapi obat... 21
2. Pilihan Obat tidak tepat ... 21
3. Dosis terlalu rendah ... 21
4. Adverse Drug Reaction... 21
5. Dosis terlalu tinggi ... 21
6. Ketidakpatuhan pasien... 22
7. Butuh tambahan terapi obat... 22
I.
Keterangan Empiris ... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23
A.
Jenis dan Rancangan Penelitian ... 23
D.
Lokasi Penelitian ... 26
E.
Tata Cara Pengumpulan Data ... 26
1. Tahap penelusuran pustaka ... 26
2. Tahap pengumpulan informasi dan analisis situasi ... 26
3. Tahap pengumpulan data ... 27
4. Tahap analisis data... 28
F.
Analisis Hasil ... 28
G.
Kesulitan Penelitian ... 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31
A.
Profil Pasien Kanker Payudara ... 31
1. Prosentase jumlah pasien kanker payudara berdasar interval umur . 31
2. Prosentase jumlah pasien kanker payudara berdasarkan stadium .... 32
3. Prosentase jumlah pasien kanker payudara berdasarkan kombinasi
terapi ... 34
4. Jenis dan jumlah penyakit penyerta pasien kanker payudara ... 35
B.
Profil Pengobatan Kanker Payudara... 35
C.
Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca kemoterapi
Pada pasien kanker payudara... 46
D.
Drug Related Problems (DRP)... 50
E.
Dampak Pasien Kanker Payudara Pasca Kemoterapi ... 61
F.
Rangkuman Pembahasan... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67
A.
Kesimpulan ... 67
B.
Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 69
LAMPIRAN ... 72
BIOGRAFI PENULIS ...154
Tabel I
Klasifikasi kanker payudara berdasarkan TNM... 10
Tabel II
Stadium klinis kanker payudara ... 11
Tabel III
Level pada netropenia (NCCN, 2006) ... 17
Tabel IV
Grade Tokisisitas Simptom pada Pasien Kanker WHO... 20
Tabel V
Jenis dan jumlah penyakit penyerta pasien kanker payudara
Di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ... 35
Tabel VI
Golongan dan jenis obat susunan saraf pada pasien kanker
payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ... 38
Tabel VII
Golongan dan jenis obat kardiovaskuler pada pasien kanker
payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ... 38
Tabel VIII
Golongan dan jenis obat saluran nafas pada pasien kanker
payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ... 39
Tabel IX
Golongan dan jenis obat saluran cerna pada pasien kanker
payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ... 39
Tabel X
Golongan dan jenis obat ginjal dan saluran kemih pada
pasien kanker payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta
tahun
2005...
40
Tabel XI
Golongan dan jenis cairan untuk keseimbangan elektrolit,
dialisis dan nutrisi pada pasien kanker payudara di RSUP
DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ... 40
Tabel XII
Golongan dan jenis anti diabetik pada pasien kanker payudara
di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005... 41
Tabel XIII
Golongan dan jenis vitamin, mineral dan metabolitropikum
pada pasien kanker payudara di RSUP DR. Sardjito
Yogyakarta
tahun
2005 ...
41
Tabel XIV
Golongan dan jenis anti infeksi pada pasien kanker payudara
di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005... 42
Tabel XV
Golongan dan jenis imunosupresan dan imunodulator pada
pasien kanker payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta
payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ... 43
Tabel XVII
Golongan dan jenis obat yang mempengaruhi darah pada
pasien kanker payudara di RSUP DR. Sardjito
Yogyakarta tahun 2005 ... 44
Tabel XVIII
Golongan dan jenis anti emetik pada pasien kanker payudara
di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005... 45
Tabel XIX
Golongan dan jenis sediaan tambahan pada pasien kanker
payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ... 45
Tabel XX
Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca
kemoterapi pada kasus I di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta
tahun
2005...
50
Tabel XXI
Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca
kemoterapi pada kasus II di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta
tahun
2005...
51
Tabel XXII
Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca
kemoterapi pada kasus III di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta
tahun
2005...
51
Tabel XXIII
Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca
kemoterapi pada kasus IV di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta
tahun
2005...
52
Tabel XXIV
Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca
kemoterapi pada kasus V di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta
tahun
2005...
52
Tabel XXV
Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca
kemoterapi pada kasus VI di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta
tahun
2005...
53
Tabel XXVI
Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca
kemoterapi pada kasus VII di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta
tahun 2005... 53
tahun
2005...
54
Tabel XXVIII Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca
kemoterapi pada kasus IX di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta
tahun
2005...
54
Tabel XXIX
Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca
kemoterapi pada kasus X di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta
tahun
2005...
55
Tabel XXX
Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca
kemoterapi pada kasus XI di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta
tahun
2005...
55
Tabel XXXI
Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca
kemoterapi pada kasus XII di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta
tahun
2005...
56
Tabel XXXII
Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca
kemoterapi pada kasus XIII di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta
tahun
2005...
56
Tabel XXXIII Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca
kemoterapi pada kasus XIV di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta
tahun
2005...
57
Tabel XXXIV Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca
kemoterapi pada kasus XV di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta
tahun
2005...
57
Tabel XXXV
Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca
kemoterapi pada kasus XVI di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta
tahun
2005...
58
Tabel XXXVI Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca
kemoterapi pada kasus XVII di RSUP DR. Sardjito
Yogyakarta
tahun
2005 ...
58
Yogyakarta
tahun
2005 ...
59
Tabel XXXVIII Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca
kemoterapi pada kasus XIX di RSUP DR. SardjitoYogyakarta
tahun
2005...
59
Tabel XXXIX Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca
kemoterapi pada kasus XX di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta
tahun
2005...
60
Tabel XL
Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca
kemoterapi pada kasus XXI di RSUP DR. Sardjito
Yogyakarta
TAHUN
2005 ...
60
Tabel XLI
DRPs, Pilihan obat tidak tepat pada pasien kanker payudara
pasca kemoterapi di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta
tahun
2005...
64
Tabel XLII
DRPs, Adverse drug reaction pada pasien kanker payudara
pasca kemoterapi di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta
tahun
2005...
64
Tabel XLIII
DRPs, Ketidakpatuhan pasien pada pasien kanker payudara
pasca kemoterapi di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta
tahun
2005...
64
Tabel XLIV
DRPs, Butuh tambahan terapi obat pada pasien kanker payudara
pasca kemoterapi di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta
tahun
2005...
65
Gambar 1 Carcinoma mamae ...
8
Gambar 2
Prosentase interval umur pasien kanker payudara di RSUP DR.
Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ...
32
Gambar 3
Prosentase stadium kanker payudara di RSUP DR. Sardjito
Yogyakarta
tahun
2005 ...
33
Gambar 4
Prosentase kombinasi terapi pasien kanker payudara di RSUP
DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ...
34
Gambar 5
Prosentase kelas terapi pasien kanker payudara di RSUP DR.
Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ...
36
Gambar 6 Angka kejadian kelainan hematologi pasien kanker payudara
pasca kemoterapi di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 46
Gambar 7 Prosentase dampak pasien kanker payudara pasca kemoterapi
di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005...
61
Lampiran 1.
Surat ijin penelitian dari RSUP DR. Sardjito Yogyakarta ....
72
Lampiran 2.
Data pasien kanker payudara pasca kemoterapi di RSUP
DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ...
73
Lampiran 3.
Daftar Obat yang digunakan pasien kanker payudara pasca
kemoterapi di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005.. 147
Lampiran 4.
Daftar komposisi obat yang digunakan pasien kanker
payudara pasca kemoterapi di RSUP DR. Sardjito
Yogyakarta
tahun
2005
...
152
Kanker payudara menempati urutan pertama di dunia yang paling banyak
menyerang wanita dan dapat menyebabkan kematian. Salah satu pengobatan
kanker payudara dilakukan dengan kemoterapi. Penatalaksanaan kemoterapi dapat
menimbulkan berbagai efek samping diantaranya kelainan hemalotogi seperti
anemia, netropenia, trombositopenia, lekositosis dan trombositosis.
Terkait dengan hal tersebut, akan diteliti mengenai profil pasien kanker
payudara, profil obat, persentase kasus kelainan hematologi, strategi
penatalaksanaan, identifikasi Drug Related Problem’s (DRP) serta mengetahui
dampak terapi kelainan hematologi pasien kanker payudara pasca kemoterapi di
RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005.
Jenis penelitian ini termasuk penelitian non-eksperimental dengan rancangan
deskriptif yang bersifat retrospektif dengan menggunakan data rekam medik
pasien kanker payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Analisis
data dilakukan secara kualitatif dengan metode statistik deskriptif.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa dari 72 pasien kanker payudara pasca
kemoterapi, paling banyak pada usia 45-51 tahun (30%), pada stadium IV (38%)
dan kombinasi terapi berupa operasi dan kemoterapi (67%), serta hipertensi (7
kasus) sebagai penyakit penyerta. Dari 72 pasien diperoleh 21 pasien mengalami
kelainan hematologi dengan 21 kasus yaitu 16 kasus anemia, 8 kasus
lekopenia/netropenia, 1 kasus trombositopenia ringan, 7 kasus lekositosis, 4 kasus
trombositosis, 4 kasus potensial lekopenia/netropenia dan 3 kasus potensial
trombositopenia. Dari hasil DRP diperoleh 7 kasus pilihan obat tidak tepat, 3
kasus Adverse Drug Reaction, 1 kasus ketidakpatuhan pasien, dan 17 kasus butuh
tambahan terapi obat. Dari hasil penelitian juga diperoleh persentase dampak
pasien dalam keadaan sembuh 14%, membaik 53%, dan belum sembuh 33%.
Kata kunci: kanker payudara, kemoterapi, kelainan hematologi, Drug Related
Problem’s (DRP), dampak
The breast cancer occupies the first rank disease in the world which
attack woman and can cause death. One of the breast cancer medicinal treatments
is chemotherapy. Chemotherapy treatment can cause many side effects such as
hematology disorder like anemia, netropenia, thrombocytopenia, leucocytosis, and
thrombocytosis.
Interrelated with that, it will be analyzed about the profile of the breast
cancer patient, medicine profile, hematology disorder case percentage, the
management strategy, Drug Relation Problem (DRP) identification, and to know
the breast cancer patient’s hematology disorder therapy outcome
post-chemotherapy in RSUP DR. Sardjito in 2005.
The type of this research is a non experimental research with
retrospective descriptive design which uses breast cancer medical record in RSUP
DR. Sardjito Yogyakarta in 2005. The data analysis is done qualitatively with
descriptive statistical method.
According to the research result, it is found that from 72 breast cancer
chemotherapy patients, most of them is in the age of 45-51 years old (30 %), in
the stage IV (38%), and therapy combination which is most done is surgery and
chemotherapy (67%), and hypertension (7 cases) as accompanying disease. From
72 patients, it can be obtained 21 patients which have hematology disorder with
21 cases which consist of 16 anemia cases, 8 leucopenia/ netropenia cases, 1 mild
thrombocytopenia cases, 7 leucocytosis cases, 4 thrombocytosis cases, 4 acute
leucopenia/netropenia potential cases, 3 thrombocytopenia potential cases. From
the result of DRP, it is found 7 wrong drug cases, 3 adverse drug reaction cases, 1
cases of inappropriate compliance, and 17 cases of need for additional drug
therapy. From the research result, the percentage of the outcome is that 14 %
patient is secured, 53 % becomes better, and 33 % is not yet secured.
Key words: breast cancer, chemotherapy, hematology disorder, Drug Related
Problem (DRP), outcome
A.
Latar Belakang
Kanker payudara menempati urutan pertama di dunia dengan jumlah
penderita yang diperkirakan sekitar 1.178.562 orang sedangkan di Indonesia
sekitar 114.649 orang penderita (Anonim, 2005a). Menurut Tjahjadi (cit., Pane,
2002), kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens relatif
tinggi, yaitu 20% dari seluruh keganasan. Hampir dua per tiga penderita kanker
didunia berada di negara berkembang. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO), setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar 7 juta.
Survei yang terakhir di dunia menunjukkan tiap 3 menit ditemukan penderita
kanker payudara dan setiap 11 menit ditemukan seorang wanita meninggal akibat
kanker payudara. Jumlah kasus yang banyak ditemui sekitar 70% penderita
kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut (Moningkey, 2000).
Kanker Payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma
yang ganas yang berasal dari parenchyma (Pane, 2002). Kanker payudara muncul
sebagai akibat sel-sel yang abnormal terbentuk pada payudara dengan kecepatan
tidak terkontrol dan tidak beraturan. Sel-sel tersebut merupakan hasil mutasi gen
dengan perubahan-perubahan bentuk, ukuran maupun fungsinya (Anonim, 2005).
Pengobatan kanker payudara ini biasanya memang memanfaatkan beberapa
kombinasi terapi yaitu misalnya dengan operasi, kemoterapi, radioterapi, antibodi
monoklonal, dan terapi hormonal (Pane, 2002). Tingginya angka kekambuhan,
sesudah terapi dan masalah metastatis serta meningkatnya jumlah penderita setiap
waktu merupakan bukti bahwa penanganan kanker payudara masih perlu
ditingkatkan secara rasional (Soffah, 2005). Pemberian kemoterapi sebagai
pengobatan dengan menggunakan obat-obat antikanker dapat mengurangi masa
tumor dan meningkatkan kelangsungan hidup serta memperbaiki kualitas hidup
(Sutarni, 2003). Tetapi dengan pemberian kemoterapi ini belum mampu
menurunkan angka kematian meskipun terbukti dapat menurunkan angka
kekambuhan (Soffah, 2005).
Cukup tingginya angka kejadian penyakit kanker payudara dan efek
samping yang ditimbulkan oleh obat kemoterapi maka kondisi ini cukup menarik
untuk diteliti sehingga penelitian ini lebih ditekankan pada penatalaksanaan
kelainan hematologi pasca kemoterapi. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul
“Evaluasi Penatalaksanaan Kelainan Hematologi Pasca Kemoterapi Pada Pasien
Kanker Payudara di Rumah Sakit Dokter Sardjito Yogyakarta Tahun 2005”.
Penelitian pasca kemoterapi pada pasien kanker payudara ini mengambil tempat
di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta. RSUP DR. Sardjito Yogyakarta ini menjadi
pusat unggulan dalam bidang pelayanan, pendidikan dan penelitian di kawasan
Asia Tenggara pada tahun 2010 serta sebagai rumah sakit rujukan dari rumah
sakit lain sehingga kemungkinan akan lebih banyak kasus yang terjadi. Mengingat
salah satu misi dari RSUP DR. Sardjito Yogyakarta adalah menyelenggarakan
penelitian dan pengembangan IPTEKDOK yang berwawasan global dan
humanistik (Anonim, 2004). Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan
penetian ini di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta.
1.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya dapat
dirumuskan dalam beberapa masalah mengenai evaluasi penatalaksanaan kelainan
hematologi pasca kemoterapi pada pasien kanker payudara di RSUP DR. Sardjito
Yogyakarta tahun 2005 sebagai berikut ini:
b.
Seperti apakah profil pengobatan yang meliputi: golongan obat dan jenis obat?
c.
Seperti apakah strategi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca
kemoterapi?
d.
Apakah terjadi Drug Related Problem’s (DRPs), yang meliputi: tidak perlu
terapi obat, pilihan obat tidak tepat, dosis terlalu rendah, adverse drug
reaction, dosis terlalu tinggi, ketidakpatuhan pasien, butuh tambahan terapi
obat?
e.
Seperti apakah gambaran dampak terapi kelainan hematologi pasien kanker
payudara pasca kemoterapi meliputi sembuh, belum sembuh dan membaik?
2.
Keaslian penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian asli hasil karya penulis sendiri
sehingga bukan merupakan plagiat dari hasil penelitian orang lain. Ada beberapa
penelitian mengenai penatalaksanaan netropenia dan anemia pasca kemoterapi
pada kanker payudara yang salah satunya pernah dilakukan oleh Setyowati
(2005). Penelitian yang dilakukan oleh Setyowati adalah Evaluasi
Penatalaksanaan Netropenia dan Anemia Pasca Kemoterapi Pada Kasus Kanker
Payudara di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2004. Selain itu juga
laporan penelitian oleh Suhadi (2006) yang berjudul Evaluasi Penatalaksanaan
Kelainan Hematologi Pasca Kemoterapi Pada Pasien Kanker Wanita Di Rumah
Sakit X Yogyakarta periode 2004.
kemoterapi tetapi juga pada kelainan hematologi lainnya seperti trombositopenia,
lekositosis dan trombositosis serta dampak dari pasien kanker payudara itu sendiri
pasca kemoterapi. Evaluasi ini dilakukan identifikasi Drug Related Problem’s
(DRPs) dengan metode evaluasi klinik.
3.
Manfaat penelitian
a.
Manfaat teoritis
Dapat bermanfaat dalam menambah referensi serta sebagai sumber
informasi dalam penatalaksanaan kelainan hematologi pasca kemoterapi pada
pasien kanker payudara.
b.
Manfaat praktis
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan dalam
penyusunan standar terapi pasca kemoterapi di RSUP DR. Sardjito
Yogyakarta dan sebagai dasar untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan bagi pasien kanker payudara pasca kemoterapi.
B.
Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi
penatalaksanaan kelainan hematologi pasca kemoterapi pada kanker payudara di
RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005.
2.
Tujuan Khusus
b.
Mengetahui profil pengobatan yang meliputi golongan obat dan jenis obat
c.
Mengetahui strategi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca kemoterapi
d.
Mengetahui terjadinya Drug Related Problem’s (DRPs), yang meliputi: tidak
perlu terapi obat, pilihan obat tidak tepat, dosis terlalu rendah, adverse drug
reaction, dosis terlalu tinggi, ketidakpatuhan pasien, butuh tambahan terapi
obat
PENELAAHAN PUSTAKA
A.
Kanker Payudara
1.
Definisi
Kanker secara umum merupakan penyakit yang berbeda dengan penyakit
lainnya yang ditandai dengan adanya pertumbuhan sel yang tidak terkontrol,
penyerbuan jaringan lokal dan menyebar ke jaringan lain di tubuh (Dipiro, 1997).
Kanker merupakan jenis tumor ganas yang sangat berbahaya. Kanker payudara
(Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal
dari
parenchyma (Pane, 2002). Kanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel
yang abnormal terbentuk pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan
tidak beraturan. Sel-sel tersebut merupakan hasil mutasi gen dengan
perubahan-perubahan bentuk, ukuran maupun fungsinya (Anonim, 2005b).
Hampir semua kanker membentuk benjolan (tumor) tetapi tidak semua
benjolan bersifat kanker atau ganas, sebagian besar bersifat jinak (tidak
berbahaya). Kanker dapat menyebar ke lokasi yang letaknya jauh dan
mengembangkan pembentukan abnormal kedua yang disebut metastatis (Anonim,
2000a). Kanker payudara akan memperlihatkan kekhasannya dalam menyerang
penderitanya. Keganasan kanker ini ditunjukkan dengan menyerang sel-sel
normal sekitarnya terutama sel-sel yang lemah. Sel kanker akan tumbuh pesat
sekali sehingga payudara penderita akan membesar tidak seperti biasanya
(Anonim, 2005b).
2.
Anatomi dan Fisiologi Payudara
KETERANGAN :
A.Duktus B.Lobules C.Bagian duktus yang dilatasi untuk menahan susu
D.Puting susu E.Jaringan lemak F.Otot Pektoralis mayor G. Dinding dada,Tulang rusuk
Pembesaran : A.Sel-sel duktus normal B.Membran dasar C. Lumen (Pusat duktus)
Gambar 1
. Carcinoma Mamae
Payudara (mammae) adalah kelenjar kulit yang didalam hidup ini
mengambil posisi begitu penting. Dibuat di kulit seperti kelenjar keringat yang
tidak terlihat, kelenjar ini tumbuh besar sebagai kelenjar susu (Jong, 2004).
Setiap payudara terdiri dari 12 sampai 20 kelenjar yang masing-masing
tumbuh besar, unit-unit yang bersama-sama membentuk struktur kelenjar
payudara dan semuanya bermuara pada puting (Jong, 2004).
3.
Epidemiologi Kanker Payudara
4.
Etiologi Kanker Payudara
Banyak faktor yang berhubungan dengan terjadinya kanker payudara
tetapi sampai sekarang belum dapat diketahui penyebab pasti dari kanker
payudara (Pane, 2002). Riwayat keluarga, reproduksi, dan riwayat sebelumnya
menjadi faktor penyebab timbulnya kanker. Riwayat sebelumnya berupa biopsi
atau operasi payudara atau tempat lain dan pemakaian obat-obatan, hormon,
termasuk pil dan lama pemakaiannya. Riwayat reproduksi dapat dilihat dari umur
menstruasi pertama, frekuensi menstruasi, lama, teratur atau tidak, jumlah
kehamilan, riwayat menyusui dan umur menopause (Anonim, 2000b).
5.
Patofisiologi
Secara patofisiologi dari kanker payudara dibagi menjadi 2 yaitu invasive
dan
non-invasive. Dua bentuk pada non invasive carsinoma adalah ductal
carcinoma insitu dan lobular carcinoma insitu, sedangkan invasive carcinoma
dikategorikan pada histologikal yang berbeda tetapi pemberian namanya tidak
selalu berasal tumor yang timbul dari tempat itu (Underwood, 2001). Ductal
carcinoma insitu biasanya terdapat masa yang terdeteksi dengan mammografi,
sedangkan pada lobular carcinoma insitu tidak ada lesi yang teraba saat
mammografi justru ditemukan secara tidak sengaja saat biosi payudara.
6.
Tanda dan Gejala
dibawah ketiak; keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu; kulit
payudara mengerut seperti kulit jeruk; bentuk atau arah puting berubah misalnya
puting susu tertekan ke dalam dan rasa nyeri yang luar biasa (Anonim, 2005b).
Tanda dan gejala yang timbul tergantung dari tingkat stadium yang dideritanya.
Keluhan yang timbul jika terjadi metastase adalah sakit tulang, sakit punggung,
batuk, sesak nafas, dan kelainan umum (Anonim, 2000b)
7.
Klasifikasi dan Stadium Kanker Payudara
Klasifikasi stadium klinik pada kanker payudara yang digunakan di
seluruh pusat ilmu kedokteran adalah klasifikasi TNM yang ditemukan oleh
Denoix pada tahun 1962 (Pane, 2002).
Tabel I.
Klasifikasi kanker payudara berdasarkan TNM
Tumor Primer
Tx
To
Tis
T1
Tmic
T1a
T1b
T1c
T2
T3
T4
T4a
T4b
T4c
T4d
Kebut. min. untuk menilai tumor primer tidak ditemukan
Tanpa bukti tumor primer
Carsinoma insitu
Diameter tumor terbesar < 2 cm
Diameter tumor terbesar < 0,1 cm
Diameter tumor terbesar > 0,1 cm dan < 0,5 cm
Diameter tumor terbesar > 0,5 cm dan < 1 cm
Diameter tumor terbesar > 1 cm dan < 2 cm
Diameter tumor terbesar > 2 cm dan < 5 cm
Diameter tumor terbesar > 5 cm
Tumor dengan perluasan langsung ke dinding dada atau kulit
Fiksasi ke dinding dada
Edema (peau d’orange), ulserasi kulit atau nodul satelit
T4a dan T4b
Inflammatory carcinoma
Status limfonodi
Nx
No
N1
N2
N3
Kebut. min. untuk menilai lymph regional tidak dapat ditemui
Tidak ada metastase ke Inn. Axillaris ipsilateral
Metastase ke lnn. Axillaris ipsilateral yang masih mobil
Metastase ke lnn. Axillaris ipsilateral yang sudah fixed
Metastase ke lnn. Supraclavicularis atau infraclavicularis
ipsilateral atau edema lengan
Metastase jauh
Mx
Mo
M1
Kebut. min. untuk menilai metastase tidak ditemui
Tidak ada bukti metastase jauh
Tabel II.
Stadium klinis kanker payudara
Stadium 0
Tis
N0
M0
Stadium I
T1
N0
M0
Stadium IIA
T0
T1
T2
N1
N1
N0
M0
M0
M0
Stadium IIB
T2
T3
N1
N0
M0
M0
Stadium IIIA
T0
T1
T2
T3
T3
N2
N2
N2
N1
N2
M0
M0
M0
M0
M0
Stadium IIIB
T4
Tiap T
Tiap N
N3
M0
M0
Stadium IV
Tiap T
Tiap N
M1
8.
Diagnosis Kanker Payudara
Adanya perbedaan dalam penanganan tumor payudara yang jinak dengan
yang ganas sehingga diagnosis yang akurat dalam menentukan terapi sangatlah
penting. Diagnosis dini digunakan untuk mengetahui adanya kanker payudara
(Pane, 2002). Banyak pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu dengan Periksa
Payudara Sendiri (SADARI), foto toraks, mamografi kedua payudara,
laboratorium rutin, reseptor estrogen dan progesteron (ER&PR) apabila
memungkinkan, dan pemeriksaan lain atas indikasi berupa USG hepar, bone
survey,
bone scanning. Selain itu pemeriksaan lain untuk memberikan diagnosis
yang lebih pasti yaitu dengan pemeriksaan histopatologi yaitu biopsi eksisi/insisi
dan potong beku, serta dengan triple
diagnosis berupa klinis, mammografi dan
AJH/FNAB. (Anonim, 2000b)
9.
Prognosis
skin oedema, jenis patologi, metastase, terapi dan reseptor estrogen serta umur dan
besar payudara (Pane, 2002).
10.
Standar Terapi
Tujuan dari terapi kanker pada stadium dini (stadium I, II, IIIA) adalah
untuk menghilangkan sel kanker dan mencegah kekambuhan yang mungkin
terjadi sedangkan pada stadium lanjut (stadium IIIB dan IV) lebih ke arah
pengobatan paliatif yaitu untuk memperbaiki kondisi pasien agar dapat bertahan
lebih lama. Pendekatan terapi berdasarkan stadiumnya, sebagai berikut:
a.
Stadium dini/ operal
Pada stadium ini terapi yang dapat dilakukan adalah operasi, radiasi dan
adjuvant terapi. Operasi ini dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu mastektomi
radikal modifikasi dan Breast Conversing Treatment (BCT). Radiasi digunakan
untuk mencegah kekambuhan dan dikerjakan apabila radikalitas diragukan (pada
tumor bed dan KGB regional). Adjuvant terapi diberikan kemoterapi 6 siklus
(CMF) atau hormonal terapi tergantung status menstruasi, diberi jika KGB aksilla
positif.
b.
Stadium lanjut
Pada stadium IV, penderita dibagi 3 group yaitu:
1)
Pre menopause : ooforektomi bilateral. Jika respon (+) tunggu relaps
kemudian diberikan tamoxifen atu lainnya. Jika (-) kemoterapi CMF/CAF
2)
1-2 tahun menopause : diperiksa efek estrogen. Jika efek (+) sesuai dengan
yang diatas yaitu diberikan tamoxifen atau lainnya. Jika (-) diberikan
obat-obatan hormonal additif/inhibitif.
3)
Post menopause : obat-obatan hormonal additif/inhibitif. Apabila gagal
diberikan kemoterapi. Kemoterapi diberikan apabila keadaan umum
memungkinkan (CAF/CEF)
c.
Keadaan khusus
1)
Metastase otak, jika penderita simptomatik, diberikan radiasi otak total dengan
kombinasi kortikosteroid
2)
Karsinomatosis meningeal, pilihan terapi adalah instilasi MTX intratekal
berulang
3)
Kompresi medulla spinalis, laminektomi dilanjutkan radiasi
4)
Hiperkalsemia, karena destruksi tulang bisa spontan atau akibat hormonal
terapi
5)
Anemia myeloptisic, pada penderita post menopause, reseptor estrogen positif
harus dicoba hormonal terapi. Penderita memerlukan kombinasi kemoterapi
atau perawatan suportif lain.
6)
Metastase terlokalisir, diberikan radioterapi likoregional
8)
Fraktur yang mengancam biasanya dikerjakan fiksasi bedah dengan
radioterapi
9)
Terapi kanker payudara dengan kehamilan memerlukan konsultasi khusus.
B.
Kemoterapi dan Efek Samping Kemoterapi
Kemoterapi adalah pemberian obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker
dengan menggunakan satu jenis obat atau kombinasi obat dan dapat dimasukkan
ke dalam tubuh melalui pembuluh darah, suntikan maupun secara oral dalam
bentuk pil (Anonim, 2006a). Setiap obat memiliki cara kerja yang berbeda dan
akan efektif pada waktu tertentu dalam siklus hidup sel yang menjadi targetnya.
Ada beberapa obat kemoterapi yang akan bekerja dengan merusak DNA,
mencegah sel agar tidak membelah, dan mengacaukan metabolisme sel atau
fungsi penting lainnya (Anonim, 2006a). Kemoterapi dapat diberikan secara
tunggal maupun kombinasi (Prayogo, 2003).
Kemoterapi bertujuan sebagai pengobatan, mengurangi masa tumor selain
dengan pembedahan atau radiasi, dan meningkatkan kelangsungan hidup dan
memperbaiki kualitas hidup (Sutarni, 2003). Pelaksanaan obat kemoterapi dapat
berlangsung dalam beberapa menit hingga beberapa jam tergantung dari obat yang
diberikan. Evaluasi sebelum pemberian dosis berikutnya sangat perlu dilakukan
karena pasien mempunyai toleransi terhadap dosis yang diberikan. Pemberian
kombinasi dalam beberapa jenis obat dapat memberikan respon yang baik.
mempengaruhi jaringan atau organ tubuh yang normal yang tidak dipengaruhi
oleh kanker. Efek samping dari pengobatan ini akan menyebabkan
ketidaknyamanan bagi pasien. Efek kemoterapi yang paling lazim terjadi adalah
jumlah sel darah rendah, nausea, muntah dan rambut rontok (Anonim, 2006a).
C.
Anemia
1.
Definisi
Anemia merupakan suplai sel darah merah yang tidak mencukupi
sehingga mengakibatkan penurunan kemampuan darah dalam membawa oksigen
(Anonim, 2006). Sel darah merah terdiri dari hemoglobin dan hematokrit. Kadar
Hemoblobin (Hb) normal 12 - 16 g/dl dan hematokrit sebesar 37%-48% untuk
wanita, sedangkan untuk pria kadar hemoglobin (Hb) normal 13-18 g/dl dan
hematokrit sebesar 42%-52% (Tietze, 2004). Produksi sel darah merah di dalam
sumsum tulang disebut dengan eritropoesis. Ketika sel ginjal mendeteksi
penurunan oksigen di dalam jaringan maka erithropoetin yang dihasilkannya akan
dilepaskan dalam peredaran darah sehingga hasilnya akan terjadi peningkatan
produksi sel darah merah pada sumsum tulang.
2.
Epidemiologi dan Etiologi
3.
Terapi
Salah satu penanganan anemia dapat dilakukan dengan memonitor CBC,
khususnya hemoglobin dan hematokrit sebelum dan setelah kemoterapi (Berkery,
Cleri, Skarin, 2003). Dari hasil tersebut jika level hemoglobin yang rendah maka
dapat ditingkatkan dengan cara transfusi darah atau dengan injeksi eritropoetin.
Untuk mendukung eritropoesis dilakukan terapi zat besi tambahan. Saat ini,
terdapat dua bentuk eritropoetin yaitu epoetin alfa dan darbepoetin alfa.
Eritropoetin secara efektif dapat meningkatkan hematokrit, menurunkan
kebutuhan transfusi darah, menghilangkan rasa lelah, dan meningkatkan
kesehatan secara umum (Anonim, 2006a).
D.
Netropenia
1.
Definisi
Sel darah putih (WBC) terbagi menjadi dua kategori utama yaitu
granulosit dan agranulosit. Granulosit, khususnya neutrofil memberikan
pertahanan tubuh yang sangat penting untuk melawan infeksi dan merupakan tipe
penyusun WBC terbesar (Anonim, 2003). Jika jumlah neutrofil yang terdapat
didalam darah dibawah normal, maka kondisi ini disebut dengan netropenia
(Anonim, 2006a).
1998). ANC normal antara 2500-6000 sel/mm
3(Anonim, 2003). Ketika ANC
kurang dari 1000 maka resiko infeksi akan meningkat dan ketika neutrofil
menurun sampai di bawah 500, bahkan sampai di bawah 100 maka frekuensi dari
infeksi ini dapat menyebabkan kematian. Kondisi inilah yang dinamakan
netropenia (Anonim, 2006a).
Tabel III.
Level pada netropenia (Anonim, 2006c)
ANC (sel/ mm
3)
Risk for infection
1500 – 2000
No significant risk
1000 – 1500
Minimal risk
500 – 1000
Moderate risk
Less than
500
Severe risk
2.
Epidemiologi dan Etiologi
Salah satu efek samping dari kemoterapi adalah netropenia. Netropenia ini
dapat menyebabkan terjadinya peningkatan risiko dari infeksi sehingga
menyebabkan kematian dan mengacaukan jalannya terapi kanker sehingga terjadi
perubahan dosis dan lamanya terapi. Kematian akibat netropenia pada pasien
kanker meningkat dari 10% menjadi 19%-28% (Anonim, 2006a).
3.
Terapi
E.
Trombositopenia
1.
Definisi
Trombositopenia adalah adanya level platelet yang rendah (abnormal)
dalam sirkulasi darah. Platelet atau trombosit adalah suatu jenis sel darah yang
mencegah terjadinya pendarahan (Anonim, 2006a). Trombositopenia terjadi
ketika jumlah platelet di bawah 20.000-50.000 sel/
μ
l atau 10.000-20.000 sel/
μ
l
dan kurang dari 10.000 sel/
μ
l maka frekuensi pendarahan yang mengancam hidup
akan meningkat dari kira-kira 5-6% menjadi 20-40% (Anonim, 2006a).
2.
Epidemiologi dan Etiologi
Trombositopenia akan memperbesar resiko pendarahan dan besarnya
resiko sangat terkait dengan keparahan dan durasi trombositopenia (Anonim,
2006). Kerusakan platelet secara umum menyertai trombositopenia, melepaskan
substansi ke dalam aliran darah dan dapat menyebabkan komplikasi. Dalam
beberapa kasus anemia megaloblastik (kondisi anemia yang biasanya mengalami
kegagalan mekanisme dimana tubuh tidak mampu mensintesis jumlah DNA
normal secara cukup), bersamaan dengan lekopenia dan trombositopenia,
menggambarkan perkembangan yang abnormal dari sel darah putih dan platelet.
Anemia chronic disease (ACD) seringkali menyertai atau dapat menyebabkan
trombositopenia dan lekopenia. Kondisi ini ditemukan pada pasien yang
mengalami infeksi kronis, inflamasi non infeksi dan neoplasma
.
3.
Terapi
mengandung 200 mg alkylgliserol per kapsul. Minyak hati ikan hiu dapat
menambah produksi platelet darah dan juga dapat meningkatkan kemampuan
imun. Batas maksimum konsumsi minyak hati hiu adalah selama 30 hari untuk
mencegah produksi platelet yang berlebih. Terapi lain yang dapat dilakukan
adalah dengan terapi melatonin. Dosis melatonin 10-40 mg tiap malam dapat
melindungi dan memperbaiki produksi sel darah normal yang disebabkan oleh
toksisitas selama kemoterapi. Frekuensi trombositopenia akan turun secara
signifikan pada pasien yang menerima melatonin.
Terapi lain adalah dengan terapi CSF yang telah disetujui oleh Food and
Drug Administration. Terapi CSF ini dapat membantu sumsum tulang untuk
memproduksi platelet lebih banyak sebelum kemoterapi sehingga dapat
menurunkan kebutuhan transfusi platelet (Anonim, 2006a).
F.
Lekositosis
G.
Trombositosis
Trombositosis adalah peningkatan jumlah platelet dalam darah dari batas
normal 150000-450000/mm
3. Platelet adalah pertahanan tubuh pertama untuk
melawan pendarahan. Ketika tubuh terluka maka akan mulai mengeluarkan darah,
dan platelet akan membentuk suatu sumbatan yang merupakan awal dari
pembekuan atau pengumpalan untuk menghentikan pendarahan. Platelet dibentuk
oleh megakaryosit pada sumsum tulang dan akan masuk dalam aliran darah Jika
terjadi trombositosis dapat mengakibatkan terjadinya penggumpalan darah. Pada
tahun 1997, badan makanan dan obat Amerika Serikat (FDA) menyetujui
penggunaan anagrelide HCl (Agrylin) untuk mengurangi jumlah platelet yang
berlebihan dan menurunkan resiko pembentukan pengumpalan. Jika terapi obat
tidak dapat menurunkan jumlah platelet hingga pada level normal, mungkin dapat
dilakukan dengan plateletpheresis yaitu pengambilan darah dari tubuh pasien,
menghilangkan platelet dari darah, dan mengembalikan daerah yang memiliki
platelet yang normal pada tubuh pasien (Anonim, 2001).
Tabel IV.
Grade Tokisitas Simptom pada Pasien Kanker WHO
(cit. Suhadi, 2006)
GRADES 0 1
2
3
4
Hemoglobin
(g/dl)
> 11,0
9,5-10,9
8,0-9,4
6,5-7,9
< 6,5
Lekosit (10
3/ul)
> 4,0
3,0-3,9
2,0-2,9
1,0-1,9
< 1,0
Netrofil (10
3/ul)
> 2,0
1,5-1,9
1,0-1,4
0,5-0,9
< 0,5
Platelet (10
3/ul)
> 100
79-99
50-74
25-49
< 25
Pendarahan Tidak Petekie
Kehilangan
darah ringan
Kehilangan
darah berat
Kehilangan
darah yang
membahayakan
Demam Tidak
<
38
0C 38
0C-40
0C >
40
0C
Demam dengan
hipotensi
Mual dan
muntah
Tidak mual
Muntah
kadang-kadang
Muntah
yang perlu
terapi
H.
Drug Related Problem’s (DRPs)
Drug Related Problem’s (DRPs) adalah suatu permasalahan atau kejadian
yang tidak diharapkan selama proses terapi yang dialami oleh pasien akibat
pemakaian obat dan potensial timbul bersamaan dengan dampak yang diharapkan.
Masalah-masalah dalam kajian DRPs antara lain:
1.
Tidak perlu terapi obat, meliputi: kondisi pasien yang tidak ada indikasi
keadaan saat itu, menelan obat dengan jumlah yang toksis, kondisi akibat drug
abuse, lebih baik dapat disembuhkan dengan non drug terapi, pemakaian
multiple drug padahal cukup dengan single drug terapi, minum obat untuk
mencegah efek samping obat lain yang seharusnya dapat dihindarkan.
2.
Pilihan obat tidak tepat, meliputi: kondisi yang menyebabkan obat menjadi
tidak efektif, alergi terhadap obat tertentu, obat yang diberikan bukan yang
paling efektif untuk indikasi, faktor resiko yang kontraindikasi dengan obat,
efektif tetapi bukan obat yang paling murah dan aman, antibiotika yang
diberikan resisten terhadap infeksi pasien, kombinasi obat yang tidak perlu.
3.
Dosis terlalu rendah, meliputi: kondisi dimana dosis yang terlalu rendah untuk
memberikan efek, konsentrasi obat yang diberikan di bawah therapeutic
range, pemberian obat yang salah, jangka waktu dan penyimpanan yang salah,
dosis dan interval yang tidak cukup.
4.
Adverse drug reaction, meliputi: obat yang terlalu tinggi kecepatannya, alergi,
interaksi obat/makanan, dan hasil laboratorium yang berubah akibat obat.
5.
Dosis terlalu tinggi, meliputi: kondisi dimana dosis obat yang terlalu tinggi di
terlalu cepat dinaikkan, terjadinya akumulasi obat karena penyakit kronis,
pemakaian obat yang terlalu lama.
6.
Ketidakpatuhan pasien, meliputi: kondisi pasien yang tidak dapat menerima
obat yang sesuai dengan regimen karena terjadi medication error, tidak taat
instruksi, harga obat yang terlalu mahal, tidak memahami cara pemakaian,
keyakinan terhadap obat yang didapat, dan tidak dapat menelan.
7.
Butuh tambahan terapi obat, meliputi: kondisi pasien dimana membutuhkan
terapi obat yang baru, penyakit yang kronis, kondisi yang membutuhkan
kombinasi obat, dan kondisi dengan resiko dan butuh terapi untuk
mencegahnya. (Cipolle, Strand dan Morley, 1998).
I.
Keterangan Empiris
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian tentang evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca
kemoterapi pada pasien kanker payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun
2005 ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan
deskriptif yang bersifat retrospektif. Penelitian ini termasuk jenis non
eksperimental karena tidak ada perlakuan terhadap subyek uji. Rancangan
penelitian deskriptif karena penelitian ini hanya bertujuan melakukan eksplorasi
deskriptif terhadap fenomena yang terjadi. Penelitian ini dilakukan evaluasi, tanpa
mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut terjadi.
Penelitian ini juga bersifat retrospektif karena data yang digunakan dalam
penelitian ini diambil dengan melakukan penelusuran terhadap dokumen
terdahulu yaitu data rekam medik pasien. (Pratiknya, 2001)
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap fenomena
kesehatan yang terjadi melalui data rekam medik yang nantinya akan dievaluasi
sesuai dengan standar yang berlaku. Dalam hal ini, akan dilihat apakah terjadi
kesesuaian antara penatalaksanaan kelainan hematologi pada pasien kanker
payudara pasca kemoterapi di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 dengan
standar yang ada yaitu antara lain NCCN Clicinal Practice Guidlines in Oncology
(2006), Formularium RSUP DR. Sardjito Yogyakarta (2006), Informatorium Obat
Nasional Indonesia (IONI 2000) dan MIMS (2006), yang kemudian akan
diidentifikasi ke dalam Drug Related Problem’s (DRPs)
B.
Definisi Operasional
1.
Pasien adalah pasien yang didiagnosis menderita kanker payudara yang di
rawat inap di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 untuk kemoterapi.
2.
Rekam medik adalah catatan dokter, apoteker, dan perawat yang berisi data
klinik pasien rawat inap yang meliputi nomor rekam medik, bangsal, nama,
umur, jenis kelamin, diagnosa, komplikasi, jenis obat dan aturan pakai.
3.
Drug Related Problem’s (DRPs) ini berupa suatu keadaan yang tidak
diinginkan yang dialami oleh pasien berkaitan dengan proses terapi yang
diperolehnya meliputi tidak perlu terapi obat, pilihan obat tidak tepat, dosis
terlalu rendah, adverse drug reaction, dosis terlalu tinggi, ketidakpatuhan
pasien dan butuh tambahan terapi obat.
4.
Tidak perlu terapi obat jika tidak ada indikasi keadaan saat itu, minum obat
untuk mencegah efek samping obat lain yang seharusnya dapat dihindarkan.
5.
Dikatakan pilihan obat tidak tepat jika obat yang diberikan tidak efektif untuk
indikasi atau kombinasi obat yang seharusnya tidak perlu diberikan.
6.
Dosis terlalu rendah jika dosis yang terlalu rendah untuk menimbulkan efek,
atau konsentrasi obat yang diberikan di bawah therapeutic range.
7.
Adverse drug reaction terjadi jika terdapat interaksi antar obat-obat yang
diberikan, dan munculnya efek yang tidak diinginkan dari terapi obat.
8.
Dosis terlalu tinggi jika dosis obat untuk menimbulkan efek terlalu tinggi atau
dosis terlalu cepat dinaikkan.
10.
Butuh tambahan terapi obat jika pasien membutuhkan tambahan terapi obat
untuk memperbaiki keadaanya akibat efek samping yang timbul.
11.
Dampak terapi pasien kanker payudara pasca kemoterapi berupa keadaan
sembuh, belum sembuh dan membaik.
12.
Kelainan hematologi terjadi jika jumlah sel darah yang mengalami
peningkatan maupun pengurangan dari batas normal misalnya seperti anemia,
lekopenia/netropenia, trombositopenia, trombositosis dan lekositosis.
13.
Anemia kondisi dimana suplai sel darah merah yang tidak mencukupi
sehingga mengakibatkan penurunan kemampuan darah dalam membawa
oksigen. (Hemoglobin normal menurut WHO grade 0 > 11 g/dl).
14.
Lekopenia adalah suatu kondisi yang dapat diketahui dari penurunan jumlah
lekosit yang terdapat didalam darah (Lekosit normal menurut WHO grade 0 >
4,0.10
3/UL).
15.
Netropenia adalah suatu kondisi yang dapat diketahui dari penurunan jumlah
neutrofil yang terdapat didalam darah (Netrofil normal menurut WHO grade 0
> 2,0.10
3/UL).
16.
Potensial lekopenia/netropenia adalah suatu kondisi dimana jumlah lekosit dan
netrofilnya mengalami penurunan akibat kontraindikasi dengan obat.
17.
Trombositopenia adalah kondisi saat jumlah trombosit/platelet yang rendah
(abnormal) di dalam sirkulasi darah yang dapat mengakibatkan pendarahan
(platelet normal menurut WHO grade 0 > 100.10
3/UL)
19.
Lekositosis adalah peningkatan jumlah lekosit dalam darah dari batas normal
4000-11000/mm
3.
20.
Trombositosis adalah peningkatan jumlah platelet dalam darah dari batas
normal 150000-450000/mm
3.
C.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian yang digunakan adalah seluruh pasien rawat inap kanker
payudara pasca kemoterapi berdasarkan rekam medik di RSUP DR. Sardjito
Yogyakarta tahun 2005.
D.
Lokasi Penelitian
Tempat penelitian mengenai Evaluasi Penatalaksanaan Kelaninan
Hematologi Pasca Kemoterapi Pada Pasien Kanker Payudara di RSUP DR.
Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ini dilakukan di unit rekam medik RSUP DR.
Sardjito Yogyakarta ini berlokasi di Jalan Kesehatan 01 Sekip Yogyakarta 58733.
E.
Tata Cara Penelitian
1.
Tahap penelusuran pustaka
Tahap ini dilakukan pencarian pustaka yang mendukung permasalahan
yang akan diteliti yaitu tentang kelainan hematologi pasca kemoterapi pada pasien
kanker payudara sehingga diperoleh gambaran jelas terhadap permasalahan itu.
2.
Tahap pengumpulan informasi dan analisis situasi
Yogyakarta selama tahun 2005 berdasarkan rekam medik sehingga dapat
diketahui angka kejadian kasus penderita kanker payudara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kejadian penderita kanker
payudara pada tahun 2005 yaitu sebanyak 253 pasien. Dari 253 pasien kanker
payudara hanya diambil pasien yang menjalani kemoterapi sehingga jumlah
kejadian penderita kanker payudara pasca kemoterapi pada tahun 2005 yaitu
sebanyak 72 pasien. Selain itu, efek samping yang ditimbulkan pasca kemoterapi
kanker payudara seperti anemia, lekopenia/netropenia dan trombositopenia
bahkan lekositosis dan trombositosis juga sering terjadi.
3.
Tahap pengumpulan data
a.
Berdasarkan laporan data di unit rekam medik RSUP DR. Sardjito Yogyakarta
dilakukan penelusuran data pasien kanker payudara pada tahun 2005. Tahap
ini dilakukan dengan cara mencatat nomor rekam medik, tanggal masuk,
tanggal keluar pasien pada lembar peminjaman dokumen rekam medik.
Nomor rekam medik ini digunakan sebagai dasar dalam penelusuran dokumen
rekam medik pada ruang penyimpanan dokumen.
c.
Data rekam medik yang digunakan dan kemudian dicatat yaitu nomor rekam
medik, umur, tanggal masuk rumah sakit, tanggal keluar rumah sakit,
diagnosis utama, riwayat penyakit, riwayat pengobatan yang meliputi jenis
obat, jumlah obat, dosis dan cara pemakaian obat serta data laboratorium dan
non laboratorium. Data yang diambil setiap pasien dari proses kemoterapi
pertama hingga terakhir selama tahun 2005.
4.
Tahap analisis data
Dari data tersebut di atas dapat diperoleh data kualitatif. Data
dikelompokkan berdasarkan umur pasien, stadium, jenis terapi, dan penggolongan
obat. Data tersebut dianalisis secara deskriptif dan kemudian hasilnya disajikan
dalam bentuk tabel dan gambar dengan penjelasannya. Selanjutnya, dilakukan
evaluasi berdasarkan DRPs untuk mengidentifikasi setiap kasus yang muncul dari
penatalaksanaan kelainan hematologi yang terjadi pada pasien kanker payudara
yang mendapatkan kemoterapi. Data DRPs ini disajikan dalam bentuk tabel yang
berisi subjektif, objektif, nilai normal, penatalaksanaannya, dan identifikasi DRPs
yang berisi assessment dan recomendation.
F.
Analisis Hasil
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif yang disajikan dalam bentuk
tabel dan atau gambar.
1.
Umur pasien, meliputi interval umur 24-30 tahun, 31-37 tahun, 38-44 tahun,
45-51 tahun, 52-58 tahun, 59-65 tahun dan 66-72 tahun (Hadi, 1984).
mengenai penatalaksanaan kelainan hematologi yang terjadi pasca kemoterapi
sebanyak 21 pasien dengan jumlah kasus sebanyak 21 kasus.
2.
Stadium kanker payudara, meliputi stadium I, II, III, IV, lain-lain.
Persentase stadium kanker payudara dihitung dengan cara menghitung jumlah
pasien setiap stadiumnya kemudian dibagi dengan jumlah keseluruhan pasien
kanker payudara dikalikan 100%
3.
Kombinasi terapi yang dilakukan meliputi kemoterapi; operasi dan
kemoterapi; operasi, kemoterapi dan alternatif; radioterapi dan kemoterapi;
operasi, kemoterapi dan radioterapi.
Persentase kombinasi terapi dihitung dengan cara menghitung jumlah pasien
setiap kombinasi terapi yang dilakukan berdasarkan data riwayat penyakit
kemudian dibagi dengan jumlah keseluruhan pasien kanker payudara
dikalikan 100%.
4.
Kelas terapi obat yang digunakan mengikuti pembagian kelas terapi obat
menurut Formularium RSUP DR. Sardjito Yogyakarta (2006), Informatorium
Obat Nasional Indonesia (IONI 2000) dan MIMS (2006).
Persentase kelas terapi kanker payudara dihitung dengan cara jumlah
keseluruhan kelas terapi obat yang digunakan kemudian dibagi jumlah
keseluruhan pasien kanker payudara dikalikan 100%. Jika pasien
menggunakan golongan obat lebih dari satu dalam kelas terapi yang sama
dianggap menggunakan satu golongan obat.
Persentase golongan obat dihitung dari jumlah pasien yang menggunakan
jenis obat tertentu dibagi jumlah seluruh pasien kanker payudara dikali 100%
6.
Jenis obat disajikan menurut tiap golongan obat dan dihitung berdasarkan
jumlah jenis obat yang digunakan dibagi jumlah seluruh pasien kanker
payudara dikalikan 100%.
7.
Mengevaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca kemoterapi pada
pasien kanker payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 dengan
mengidentifikasi
Drug Related Problem’s (DRPs) yang terkait dengan
penggunaan obat kemoterapi.
G.
Kesulitan Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi pasca kemoterapi pada pasien
kanker payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 secara umum
dibahas menjadi 4 bagian. Bagian pertama adalah profil pasien kanker payudara
yang berisi persentase interval umur, stadium kanker payudara, kombinasi terapi
dan jenis penyakit penyerta. Bagian kedua berisi tentang pola pengobatan kanker
payudara. Bagian ketiga berisi evaluasi penatalaksanaan kelainan hematologi
pasca kemoterapi pada pasien kanker payudara dan bagian keempat adalah
dampak terapi kelainan hematologi pasien kanker payudara pasca kemoterapi.
A.
Profil Pasien Kanker Payudara
Profil pasien kanker payudara disajikan menjadi 4 bagian. Bagian pertama
tentang persentase jumlah pasien kanker payudara berdasarkan interval umur.
Bagian kedua berisi persentase jumlah pasien kanker payudara berdasarkan
stadiumnya dan bagian ketiga adalah persentase jumlah pasien kanker payudara
berdasarkan kombinasi terapinya. Bagian keempat adalah jenis dan persentase
jumlah penyakit penyerta pada pasien kanker payudara pasca kemoterapi.
1.
Persentase jumlah pasien kanker payudara berdasarkan interval umur
Umur merupakan salah satu yang hal yang penting dalam pemilihan
jenis obat, dosis, jumlah, bentuk sediaan obat, misalnya pada neonatus yang
fungsi tubuhnya belum sempurna dan pemberian obat pada lansia karena pada
umur tersebut fungsi tubuh sudah mengalami penurunan.
Berikut ini disajikan persentase interval umur pasien kanker payudara di
RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 pada gambar 2.
PERSENTASE INTERVAL UMUR
3%
6%
29%
30%
21%
4%
7%
24 - 30 tahun
31 - 37 tahun
38 - 44 tahun
45 - 51 tahun
52 - 58 tahun
59 - 65 tahun
66 - 72 tahun
Gambar 2.
Persentase interval umur pasien kanker payudara di RSUP DR.
Sardjito Yogyakarta tahun 2005
Dari grafik tersebut tampak bahwa pasien kanker payudara paling
banyak terjadi pada interval umur 45-51 tahun sebanyak 30%. Menurut Yuliani
(2000) kanker payudara banyak menyerang wanita yang berumur 35-50 tahun
dimana banyak faktor yang berhubungan dengan terjadinya kanker payudara.
Berdasarkan data yang diperoleh 32% pasien di atas umur 51 tahun masih
mengalami kanker payudara. Hal ini mungkin disebabkan oleh riwayat
reproduksi. Akan tetapi dalam penelitian ini pasien di bawah umur 35 tahun juga
masih ditemukan sekitar 7%. Hal ini kemungkinan terjadi karena riwayat keluarga
atau riwayat sebelumnya.
2.
Persentase jumlah pasien kanker payudara berdasarkan stadium
Stadium kanker payudara dapat ditentukan dengan pemeriksaan riwayat
bedah. Penentuan stadium sangat berpengaruh terhadap terapi yang akan
dilakukan pada penderita kanker.
Dari data yang diperoleh selama penelitian di RSUP DR. Sardjito
Yogyakarta tahun 2005, persentase jumlah pasien kanker payudara berdasarkan
stadiumnya dapat dilihat pada gambar 3.
PERSENTASE STADIUM KANKER PAYUDARA
1%
7%
33%
45%
14%
Stadium 1
Stadium 2
Stadium 3
Stadium 4
Lain-lain
Gambar 3.
Persentase stadium kanker payudara di RSUP DR. Sardjito
Yogyakarta tahun 2005
Data tersebut menunjukkan bahwa pada umumnya pasien datang ke
RSUP DR. Sardjito Yogyakarta pada stadium IV dengan kondisi yang tingkat
keparahannya tinggi. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya diagnosis dini dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) atau dengan pemeriksaan mamografi. Padahal tingkat stadium yang
dideritanya akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kesembuhan pasien dimana
semakin cepat pasien datang ke rumah sakit untuk ditangani maka semakin besar
tingkat kesembuhannya. Selain itu, RSUP DR. Sardjito merupakan rumah sakit
3.
Persentase jumlah pasien kanker payudara berdasarkan kombinasi
terapi
Dalam menentukan tindakan terapi, dokter akan menentukan tujuan
terapi dan strategi terapi yang dapat dilakukan. Terapi yang biasanya diberikan
pada pasien kanker payudara adalah kemoterapi, operasi, radiasi, dan hormonal.
Kombinasi terapi dapat diberikan tergantung dengan tingkat stadiumnya. Berikut
ini adalah kombinasi terapi yang diberikan di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta
tahun 2005 dan dapat dilihat pada gambar 4.
PERSENTASE KOMBINASI TERAPI PASIEN
KANKER PAYUDARA
21%
6%
67%
3% 3%
Kemoterapi Radioterapi + Kemoterapi
Operasi + Kemoterapi Operasi + Kemoterapi + Radioterapi
Operasi + Kemoterapi + Alternatif
Gambar 4.
Persentase kombinasi terapi pasien kanker payudara di RSUP DR.
Sardjito Yogyakarta tahun 2005
Hal ini menunjukkan bahwa pasien kanker payudara di RSUP DR.
Sardjito Yogyakarta paling banyak menjalani kombinasi terapi berupa operasi dan
kemoterapi. Jika dilihat dari banyaknya jumlah pasien di RSUP DR. Sardjito
Yogyakarta berada pada stadium IV, maka jenis terapi yang paling tepat diberikan
terdapat keadaan khusus seperti terjadi metastase akan diberikan beberapa terapi
tambahan menurut jenis metastase sesuai dengan stadar terapinya. Berdasarkan
data yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar populasi sudah
mendapatkan kombinasi terapi tepat.
4.
Jenis dan jumlah penyakit penyerta pasien kanker payudara
Berdasarkan rekam medik di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun
2005, pasien kanker payudara pasca kemoterapi juga ditemukan penyakit lain
yang menyertai penyakit kanker payudara dan sudah diderita oleh pasien pada saat
masuk dan didiagnosis kanker payudara. Oleh karena itu adanya penyakit
penyerta ini menyebabkan diperlukannya obat lain selain obat antikanker. Berikut
ini adalah jenis dan jumlah penyakit penyerta pada pasien kanker payudara pasca
kemoterapi di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 dan dapat dilihat dalam
tabel 5
Tabel V.
Jenis dan jumlah penyakit penyerta pasien kanker payudara pasca
kemoterapi di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005
No
Jenis penyakit
Jumlah
1
Otitis media krobik benigna
1
2 Hipertensi
7
3 Diabetes
1
4
Asma presisten ringan
1
5 Dislipidemia
1
6 Hiperglikemi
1
7 AMI
1
B.
Profil Pengobatan Kanker Payudara
Keberhasilan pengobatan yaitu tercapainya efek terapeutik yang diinginkan
dan efek samping yang akan ditimbulkan harus seminimal mungkin. Hal-hal yang
ketepatan dalam pemilihan obat, ketepatan dosis dan cara penggunaan serta
ketaatan pasien dalam mengkonsumsinya. Oleh karena itu, penegakan diagnosis
penyakit sangat berperan dalam pemberian suatu obat. Pemeriksaan klinis dan
laboratorium serta riwayat pengobatan merupakan data yang dapat mendukung
dalam suatu penegakan diagonsis penyakit. Profil pengobatan pasien kanker
payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 merupakan gambaran
penggunaan obat-obatan untuk kasus kanker payudara di RSUP DR. Sardjito
Yogyakarta tahun 2005 dan secara khusus dapat dilihat berdasarkan parameter
berupa kelas terapi, golongan obat, jenis obat yang digunakan pada pasien kanker
payudara. Persentase distribusi kelas terapi pasien kanker payudara yang dapat
dilihat pada gambar 5.
34.7
19.4
5.5
48.6
1
4
3
63.8
26.3
11
100
12.5
65.3
13.8
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
(%)
1
GOLONGAN OBAT
KELAS TERAPI
Obat susunan saraf obat kardiovaskulerobat saluran nafas
obat saluran cerna
obat ginjal dan saluran kemih
cairan untuk keseimbangan air elektrolit, dialisis dan nutrisi antidiabetik
vitamin, mineral, dan metabolitropikum anti infeksi
imunosupresan dan imunodulator
antineoplastik
obat yang mempengaruhi darah
anti emetik
sediaan tambahan
Gambar 5.
Persentase kelas terapi pada pasien kanker payudara di RSUP DR.
Dari grafik tersebut menunjukkan bahwa obat-obat yang diterima oleh
pasien kanker payudara di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 dapat
dikelompokkan dalam beberapa kelas terapi yaitu obat susunan saraf, obat