• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Jeni Sumirat, 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31 BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peran sangat penting dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan kelas adalah suatu upaya yang dilakukan oleh guru dalam memecahkan masalah yang terjadi di dalam kelas dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan kepada peserta didik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar peserta didik.

Penelitian tindakan ini dilakukan dengan melibatkan peneliti dann guru kelas untuk mengkaji bersama-sama tentang kelemahan dan dukungan prosedur, metode serta model dan media yang digunkaan selama ini dan selanjutnya mendapatkan metode dan model baru yang dipandang paling efisien lalu diujicobakan, dievaluasi secara terus-menerus dalam pelaksanaannya sehingga sampai ditemukan metode yang paling efisien untuk dilaksanakan.

Pelaksanaan penelitian ini menggunakan model penelitian daur siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Model ini mencakup empat komponen, yaitu:

1. Tahap rencana (planning), 2. Tahap tindakan (action),

3. Tahap observasi (observation), dan 4. Tahap refleksi (reflection).

Keempat langkah tersebut merupakan satu siklus atau putaran, artinya sesudah langkah ke-4, lalu kembali ke-1 dan seterusnya. Meskipun sifatnya berbeda, langkah ke-2 dan ke-3 dilakukan secara bersamaan jika pelaksana dan pengamat berbeda. Jiga pelaksana juga pengamat, mungkin pengamatan

(2)

Jeni Sumirat, 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan sesudah pelaksanaan, dengan cara mengingat-ingat apa yang sudah terjadi. Dengan kata lain objek pengamatan sudah lampau terjadi. (Arikunto, 2006, hlm. 97)

Untuk melihat dengan jelas seperti apa metode penelitian yang digunakan berdasarkan daur siklus, berikut ini merupakan gambar dari siklus penelitian tindakan kelas :

Bagan 3.1

Model Siklus PTK dari Kemmis dan Taggart (Arikunto, 2008, hlm. 16)

Menurut Arikunto (2008, hlm. 17-20), Secara utuh, tindakan yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas seperti digambarkan dalam bagan, melalui tahapan sebagai berikut:

1. Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan dan dikenal dengan perencanaan (Planning).

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak

Perencanaan SIKLUS I Pelaksanaan Refleksi Pengamatan Perencanaan SIKLUS II Pelaksanaan Refleksi Pengamatan Hasil Penelitian

(3)

Jeni Sumirat, 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan (observer).

2. Tahap 2: Pelaksanaan tindakan (Action),

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasiatau penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan pelaksanaan pembelajaran, tetapi harus pula berlaku wajar dan tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan maksud semula.

3. Tahap 3: Pengamatan (Observing),

Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh observer. sebetulnya sedikit kurang tepat jika pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan, karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan pelaksanaan pembelajaran sedang dilakukan. Sehingga, keduanya bisa dilakukan secara bersamaan.

4. Tahap 4: Refleksi (Reflection).

Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yaitu pemantulan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru sudah selesai melakukan tindakan pelaksanaan pembelajaran, kemudian berhadapan dengan observer untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Istilah refleksi disini sama dengan “memantul, seperti halnya memancar dan menatap kaca.” Dalam hal ini guru pelaksana kegiatan pembelajaran sedang memantulkan pengalamannya pada observer yang baru saja mengamati kegiatan dalam tindakan pembelajaran di dalam kelas. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru mengatakan kepada observer tentang hal-hal yang dirasa sudah berjalan dengan baik dan hal-hal yang belum berjalan dengan baik. Dengan kata lain, guru sedang melakukan evaluasi diri.

(4)

Jeni Sumirat, 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut merupakan satu siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Apabila dikaitkan dengan contoh tindakan perbaikan catatan sebagaimana dikemukakan dalam bagian terdahulu, maka yang dimaksud dengan bentuk tindakan adalah pengumpulan catatan mengoreksi, dan memberikan petunjuk kepada siswa bagaimana cara membuat catatan yang baik.

Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang baru selesai dilaksanakan dalam satu siklus, guru pelaksana (bersama peneliti pengamat)menentukan rancangan untuk siklus kedua. Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, maka guru dapat melanjutkan dengan tahap 2, 3, dan 4, seperti yang terjadi dalam siklus pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan guru belum merasa puas, dapat melanjutkan dengan siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus terdahulu.

A. Partisipan dan Tempat Penelitian

Partisipan penelitian ini yaitu siswa kelas III SD di kecamatan Sukasari kota Bandung tahun pelajaran 2015/ 2016 dengan jumlah partisipan sebanyak 36 orang.

Partisipan penelitian mempunyai karakteristik berbeda-beda dimulai dari sifat, keterampilan, kemampuan bersosial sampai kemampuan intelektualnya. Beberapa partisipan aktif dikelas sering kali mendominasi dari pada partisipan yang kurang aktif, baik dalam kegiatan pembelajaran maupun di luar kegiatan pembelajaran. Sebanyak 80% siswa tidak suka apabila belajar secara berkelompok dan 20% siswa suka belajar kelompok asal bersama orang-orang tertentu saja, sehingga pada saat kegiatan pembelajaran mereka kesulitan untuk bekerja sama. 2 orang partisipan terlihat pendiam dan cenderung kurang bersosialisasi dengan teman yang lain di kelasnya. 1 orang partisipan tinggal kelas dan belum lancar saat membaca.

Jumlah kelas yang terdapat di SD ini yaitu berjumlah 18 kelas dengan dengan satu rombel berjumlah 3 kelas, dengan jumlah tenaga pendidik

(5)

Jeni Sumirat, 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebanyak 34 orang yang terdiri dari 26 dan 8 guru honorer temasuk TU, selain itu ada juga seorang TU/operator dan seorang penjaga sekolah.. Waktu belajar kelas III yaitu pagi, dimulai dari pukul 07.30 sampai 11.40. Lokasi SD terletak di kecamatan Sukasari kota Bandung. Kondisi belajar disekolah cukup nyaman dengan suasana sekolah yang bersih dan fasilitas sekolah yang cukup memadai. Dilengkapi dengan mushola dan WC guru.

B. Prosedur Administratif Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam beberapa siklus hingga pembelajaran yang dialami siswa efektif. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Kunandar (2012, hlm. 76) bahwa “Apakah masalah itu selesai teratasi atau tidak. Jika teratasi, berapa persen yang teratasi dan berapa persen yang belum. Jika belum teratasi, apakah perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya atau tidak”.

Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, peneliti melakukan studi pendahuluan untuk mengidentifikasi, menentukan fokus dan menganalisis masalah yang akan diteliti. Hasil studi kasus pendahuluan, direfleksi oleh peneliti agar dapat menentukan strategi pemecahannya.

Tahap tindakan penelitian yang akan dilaksanakan dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Tahap Prapenelitian

a. Permintaan izin dari Kepala Sekolah di sekolah dasar yang akan menjadi tempat penelitian.

b. Observasi dan wawancara

Kegiatan observasi dan wawancara dilakukan sebagai studi pendahuluan mengenai pelaksanaan pembelajaran untuk menentukan masalah yang akan dikaji terutama masalah yang terdapat pada siswa kelas III sekolah dasar yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian.

c. Identifikasi permasalahan

Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul dan dilihat masalah yang paling menonjol dan mendasar.

(6)

Jeni Sumirat, 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Melakukan observasi.

e. Melakukan pengamatan untuk memperoleh dukungan teori mengenai strategi yang sesuai untuk memecahkan masalah.

f. Menentukan pendekatan, metode atau model yang relevan dengan karakteristik siswa, bahan ajar dan proses belajar mengajar di kelas III sekolah dasar.

g. Melakukan studi kurikulum mengenai pokok bahasan yang akan dijadikan penelitian.

h. Kegiatan ini merupakan kegiatan melakukan kajian terhadap Kurikulum 2013, buku panduan guru dan buku panduan siswa Kurikulum 2013. i. Menyusun proposal penelitian tindakan kelas (PTK)

b) Tahap Perencanaan Penelitian

Setelah melakukan studi pendahuluan atau pra penelitian dan langkah-langkah yang terdapat pada pra penelitian, peneliti merancang perencanaan tindakan untuk pelaksanaan tindakan. Di bawah ini dijelaskan langkah perencanaan yang dilakukan untuk pelaksanaan tindakan sebagai beriku:

a. Siklus I

Perencanaan pembelajaran yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus I disusun dalam upaya meningkatkan kemampuan kerja sama siswa kelas III di salah satu sekolah dasar yang ada di kota Bandung. Perencanaan pembelajaran pada tindakan siklus I adalah sebagai berikut:

1) Rencana

Pada tahap ini peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan Kurikulum 2013 (Kurtilas) yang berlaku disekolah. Langkah pertama yang dilakukan peneliti yaitu menentukan subtema, pembelajaran, kompetensi dasar dan menentukan indikator pencapaian kompetensi serta tujuan pembelajaran.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan Permendikbud No. 81A/2013 yang di dalamnya terdiri dari komponen indentitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD) dan indikator, tujuan pembelajaran, materi

(7)

Jeni Sumirat, 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran, media/ alat, bahan dan sumber belajar, metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan terakhir penilaian.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini disusun berdasarkan pendekatan saintifik pada buku tema 8 yaitu “Bumi dan Alam Semesta” pada subtema 2 pembelajaran ke 5 dengan materi bentuk muka bumi di dasar laut. Adapun model pembelajaran yang digunakan adalah model kooperatif tipe question students have dan metode yang digunakan adalah Tanya jawab, diskusi, dan ceramah. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran question students have untuk meningkatkan kerja sama siswa.

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran question students have.

2) Menyiapkan bahan ajar berupa materi tentang bentuk rupa bumi di dasar laut serta video pembelajaran.

3) Mengelompokan siswa seacara heterogen agar mempermudah prosesp pembelajaran kooperatif tipe question students have.

4) Menyiapkan Lembar Kerja Kelompok dan lembar evaluasi.

5) Menyiapkan lembar observasi bagi observer yaitu berupa RPP, lembar observasi guru dan lembar kerja sama siswa.

6) Menyiapkan alat dokumentasi. 2) Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian siklus I dilaksanakan pada tanggal 28 April 2016, pembelajaran dilaksanakan pada pukul 07.30-11.40 WIB di kelas IIIA dengan jumlah siswa sebnyak 36 orang namun dikarenakan pada 4 orang yang tidak hadir, maka terfokus pada 32 orang siswa saja secara berkelompok 3-4 orang dalam satu kelompok.

Perencanaan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I disusun dalam upaya meningkatkan kerja sama siswa kelas III A disalah satu sekolah dasar yang ada di Kecamatan Sarijadi. Penelitian ini melibatkan 3 orang observer yang bertugas untuk mengobservasi aktivitas guru dan siswa dalam

(8)

Jeni Sumirat, 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran. Ketiga observer ini terdiri dari praktikan satu angkatan dengan peneliti. Tugas dari ketiga observer yaitu untuk mengobservasi aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pada pelaksanaan siklus satu ini berisi kegiatan dengan tema “Bumi dan Alam Semesta” dengan menggunakan metode question students have. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan dalam tiga tahap kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Untuk lebih jelas berikut ini deskripsi langkah-langkah spesifik kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode question students have. b. Siklus II

Perencanaan pembelajaran yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi siklus I. perencanaan pembelajaran yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan siklus II adalah sebagai berikut:

a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran pada siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi siklus I. perencanaan pembelajaran dalam siklus II ini tidak jauh berbeda dengan perencanaan pada siklus I. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dipakai masih berdasarkan Permendikbud No. 81A/2013 yang di dalamnya terdiri dari komponen indentitas rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD) dan indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, media/ alat, bahan dan sumber belajar, metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan terakhir penilaian.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini disusun berdasarkan buku tema 8 yaitu “Bumi dan Alam Semesta” pada subtema 3 pembelajaran ke 1 dengan materi perubahan rupa bumi. Adapun model pembelajaran yang digunakan adalah model kooperatif tipe question students have dan metode yang digunakan adalah tanya jawab, diskusi, dan ceramah. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran question

(9)

Jeni Sumirat, 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

students have untuk meningkatkan kerja sama siswa, peneliti membuat perencanaan pembelajaran yang meliputi:

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran question students have.

2) Menyiapkan bahan ajar berupa materi tentang perubahan rupa bumi serta video pembelajaran.

3) Mengelompokan siswa seacara heterogen agar mempermudah proses pembelajaran kooperatif tipe question students have.

4) Menyiapkan Lembar Kerja Kelompok dan lembar evaluasi.

5) Menyiapkan lembar observasi bagi observer yaitu berupa RPP, lembar observasi guru dan lembar kerja sama siswa.

6) Menyiapkan alat dokumentasi. b. Siklus I

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah model kooperatif tipe question students have pada siklus I adalah sebagai berikut:

a) Pembagian selembar kertas.

1. Guru membagikan selembar kertas.

2. Selembar kertas tersebut dilengkapi dengan petunjuk model question students have

b) Guru mengarahkan siswa untuk menulis delapan pertanyaan.

1. Guru menjelaskan materi tentang ketampakan rupa bumi di dasar laut. 2. Guru meminta siswa untuk menuliskan delapan pertanyaan secara

berkelompok mengenai materi tentang ketampakan rupa bumi di dasar laut.

c) Memutarkan pertanyaan pada kelompok selanjutnya.

1. Guru membimbing siswa untuk memutarkan pertanyaan pada kelompok selanjutnya

2. Guru melakukan aba-aba sebelum pemutaran kertas pertanyaan.

d) Menjawab satu pertanyaan dan memberikan tanda centang pada pertanyaan yang dianggap pertanyaan yang paling baik..

(10)

Jeni Sumirat, 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Guru mengintruksikan siswa untuk memilih dan menjawab hanya satu pertanyaan saja

2. Guru meminta siswa untuk mencentang pertanyaan yang dianggap pertanyaan paling baik.

e) Kertas kembali pada setiap kelompoknya , kumpulkan pada guru dan bacakan di depan kelas oleh perwakilan kelompok.

1. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan kertas yang telah kembali pada kelompoknya

2. Guru menunjuk perwakilan siswa untuk membacakan hasil pertanyaannya di depan kelas

3. Guru meminta siswa untuk menghitung jumlah ceklis yang telah diperolehnya

f) Bacakan pertanyaan yang tidak mendapatkan tanda centang

1. Guru hanya meminta siswa untuk membacakan semua pertanyaan yang telah ditulisnya

g) Jika waktu habis bahas di waktu yang akan datang

1. Guru tidak membahas pertanyaan yang tiak mendapatkan tanda centang. c. Siklus II

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah model kooperatif tipe question students have pada siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil regfleksi siklus I. dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Pembagian selembar kertas.

1. Guru membagikan selembar kertas.

2. Selembar kertas tersebut dilengkapi dengan petunjuk model question students have.

3. Guru menjelaskan tentang petunjuk tersebut sebelum model question studnts have dimulai.

4. Guru mengarahkan siswa untuk menulis delapan pertanyaan. 5. Guru menjelaskan materi tentang perubahan rupa bumi.

(11)

Jeni Sumirat, 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Guru meminta siswa untuk menuliskan delapan pertanyaan secara berkelompok mengenai materi tentang ketampakan rupa bumi di dasar laut.

b) Memutarkan pertanyaan pada kelompok selanjutnya.

1. Guru membimbing siswa untuk memutarkan pertanyaan pada kelompok selanjutnya.

2. Guru melakukan aba-aba sebelum pemutaran kertas pertanyaan.

c) Menjawab satu pertanyaan dan memberikan tanda centang pada pertanyaan yang dianggap pertanyaan yang paling baik.

1. Guru mengintruksikan siswa untuk memilih dan menjawab hanya satu pertanyaan saja.

2. Guru meminta siswa untuk mencentang pertanyaan yang dianggap pertanyaan paling baik.

d) Kertas kembali pada setiap kelompoknya , kumpulkan pada guru dan bacakan di depan kelas oleh perwakilan kelompok.

1. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan kertas yang telah kembali pada kelompoknya.

2. Guru menunjuk perwakilan siswa untuk membacakan hasil pertanyaannya di depan kelas.

3. Guru meminta siswa untuk menghitung jumlah ceklis yang telah diperolehnya

e) Bacakan pertanyaan yang tidak mendapatkan tanda centang

1. Guru meminta siswa secara spesifik membacakan pertanyaan yang tidak mendapatkan tanda centang agar mengetahui penyebab tidak mendapatkanya tanda centang tersebut.

f) Jika waktu habis bahas di waktu yang akan datang

1. Guru sudah membahas pertanyaan yang tidak mendapatkan tanda centang. Dang mengetahui penyabab tidak adanya tanda centang adalah ketidaksesuaian pertanyaan dengan materi perubahan bentuk rupa bumi.

C. Prosedur Substantif Penelitian

Setiap tahapan penelitian pada pelaksanaan tindakan siklus I, dan II menggunakan instrumen sebagai alat pengungkap data. Sebelum dan sesudah

(12)

Jeni Sumirat, 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelaksanaan tindakan dilakukan pengumpulan data yang nantinya akan diolah dan dianalisis untuk mengetahui pencapaian kemampuan kerja sama siswa kelas III SD dengan menggunakan model kooperatif tipe question students have. Pemaparan mengenai pengumpulan data dan pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk mengumpulkan seluruh data ketika pelaksanaan tindakan penelitian. Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1) Observasi

Observasi/pengamatan merupakan pengambilan data untuk mengetahui seberapa jauh tindakan telah mencapai sasaran. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh observer yang bertugas mengamati setiap tahapan pelaksanaan tindakan aktivitas guru, aktivitas siswa dan kemampuan kerja sama siswa dengan menggunakan alat instrumen aktivitas guru, aktivitas siswa dan lembar kemampuan kerja sama siswa sebagai alat pengumpul data. Observer merekam kegiatan yang berlangsung dan mencatat temuan data selama proses pembelajaran. Hasil observasi ini juga dilakukan untuk melihat kemampuan kerja sama dengan menggunakan model kooperatif tipe question students have pada tema Bumi dan Alam Semesta. 2) Catatan lapangan

Selain lembar observasi aktivitas guru, siswa dan lembar kemampuan kerja sama siswa observer juga menuliskan temuan yang ada pada saat pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar catatan lapangan untuk memperoleh seluruh data mengenai aktivitas pembelajaran baik positif maupun negatif yang berhubungan dengan penerapan model kooperatif tipe question students have. 3) Dokumentasi

(13)

Jeni Sumirat, 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dokumentasi yaitu pengumpulan foto dan video pelaksanaan tindakan penelitian pada setiap siklus baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe question students have.

2. Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan alat pengungkap data berupa instrumen aktivitas guru, aktivitas siswa, lembar kemampuan kerja sama siswa serta catatan lapangan dalam setiap siklus yang dilakukan secara kolaboratif oleh peneliti dan observer, sedangkan data kuantitatif diperoleh menggunakan statistik sederhana. Pengolahan data secara kuantitatif dijelaskan sebagai berikut:

a. Penyekoran hasil kerja sama

Lembar yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur kemampuan kerja sama siswa terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek penilaian kemampuan kerja sama dengan menggunakan indikator kerja sama yaitu menggunakan kesepakatan, menghargai kontribusi, mengambil giliran dan berbagi tugas, berada dalam kelompok, berada dalam tugas, mendorong partisipasi, mengundang orang lain, menyelesaikan tugas tepat waktu dan menghargai perbedaan individu. Untuk lebih jelas format penilaian kemampuan kerja sama dengan menggunakan model kooperatif tipe question students have dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

Format Penilaian Kemampuan Kerja sama

No Aspek yang dinilai

Skala Penilaian

1 2 3 4

(14)

Jeni Sumirat, 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kesepakatan

2 Menghargai Kontribusi

3 Mengambil giliran dan berbagi tugas

4 Berada dalam kelompok

5 Berada dalam tugas 6 Mendorong partisipasi 7 Mengunang orang lian 8 Menyelesaikan tugas

tepat waktu

9 Menghargai perbedaan individu

Skor Total

Diadaptasi dari Nursetiawati (2015 dengan modifikasi penulis)

Setiap aspek penilaian kemampuan kerja sama tersebut disesuaikan dengan kapasitas kemampuan siswa kelas III sekolah dasar. Dengan melihat latar belakang permasalahan dan untuk meningkatkan kerja sama siswa, maka digunakan indikator menggunakan kesepakatan, menghargai kontribusi, mengambil giliran dan berbagi tugas, berada dalam kelompok, berada dalam tugas, mendorong partisipasi, mengundang orang lain, menyelesaikan tugas tepat waktu dan menghormati perbedaaan individu.

(15)

Jeni Sumirat, 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Hake (dalam Rohaenitasari. 2013, hlm. 41) penilaian kerja sama dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Memberikan skor : skor 4 jika siswa melaksanakan dengan sangat baik, 3 jika siswa melaksanakan dengan baik, 2 jika siswa melaksanakan dengan cukup baik, 1 jika siswa melaksanakan dengan kurang baik.

b. Menjumlahkan skor yang diperoleh. c. Merata-ratakan skor yang diperoleh.

d. Merubah rata-rata skor ke bentuk presentase dengan rumus

e. Memberikan kategori penilaian : sangat baik, baik, cukup, dan kurang.

Tabel 3.2 Bobot Presentase Kategori

Kriteria Bobot

75-100% Sangat Baik

50-74% Baik

25-49% Cukup

0-24% Kurang

2. Pengolahan nilai persentase kelas.

Rumusan perhitungan persentase yang digunakan menurut Sudjana (2013, hlm. 8) diantaranya sebagai berikut:

(16)

Jeni Sumirat, 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar

Tabel 3.2 Bobot Presentase Kategori

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian pada kategori spiritualitas sedang sebanyak 20 lansia (47,6%) dan pada kategori lansia dengan spiritualitas kurang sebanyak 15 (35,7%).Hasil penelitian

Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur di dalam Anggaran Dasar Masjid dan Anggaran Rumah Tangga Masjid ditetapkan lebih lanjut oleh Dewan Ta’mir Masjid, sepanjang

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek Nomor :188.45/ 2747.b /406.024/2014 tanggal 22 Juli 2014 tentang Pembentukan Tim Penyusun

Sedangkan untuk dikeluarkannya surat keputusan dari dinas kesehatan sendiri sampai saat ini belum dilakukan karena berdasarkan wawancara dengan Kepala Dinas Kesehatan,

Dia mengimbau kepada masyarakat Kabu- paten Serang bagi yang sudah terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap atau DPT, warga yang belum terdaftar sebagai pemilih, baru beru- sia 17

GPS dapat memberikan informasi posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai dengan puluhan meter. Beberapa kemampuan GPS antara

Perencanaan balok dilakukan dengan melakukan preliminary design dan pemodelan struktur pada SAP2000 pada struktur trestle, pivot , dan loading platform yang dapat

Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan dan atau bahan tambahan lainnya