• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Definisi Minuman Ringan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Definisi Minuman Ringan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

IV. GAMBARAN UMUM

4.1. Definisi Minuman Ringan

Minuman ringan termasuk dakam kategori pangan. Adapun pengertian pangan menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004 pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku tambahan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan pengolahan dan atau pembuatan makanan dan minuman. Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan dan atau bahan tambahan lainnya baik alami maupun sintetik yang dikemas dalam kemasan siap untuk dikonsumsi. Minuman ringan diperoleh tanpa melalui proses fermentasi dengan atau tanpa pengenceran sebelum diminum, tetapi tidak termasuk air, sari buah, susu, teh, kopi, cokelat, produk telur, produk daging, ekstrak sayur, sup, sari sayur dan minuman beralkohol.

Minuman ringan terdiri dari dua jenis, yaitu: minuman ringan dengan karbonasi (carbonated soft drink) dan minuman ringan tanpa karbonasi. Minuman ringan dengan karbonasi adalah minuman yang dibuat dengan mengabsorpsi karbondioksida ke dalam air minum, sedangkan minuman ringan tanpa karbonasi adalah minuman ringan selain minuman ringan dengan karbonasi. Fungsi minuman ringan yaitu sebagai minuman untuk melepas dahaga sedangkan dari segi harga, ternyata minuman ringan karbonasi relatif lebih mahal dibandingkan minuman non karbonasi. Hal ini disebabkan karena teknologi yang digunakan dalam proses dan kemasan lebih khas. Kemasan minuman ringan dibagi dua sesuai dengan jenis minuman ringan. Minuman berkarbonasi umumnya dikemas dalam botol (gelas/plastik) atau kaleng, sedangkan minuman tanpa karbonasi dikemas dalam kotak kardus sesuai dengan persyaratan umum sebagai berikut: a. Mempunyai kekuatan mekanis sehingga dapat menjaga mutu, penampilan

dan kandungan produk,

(2)

c. Steril pada setiap pemakaian,

d. Mudah dalam pengisian dan penyegelan.

Kemudian masing-masing jenis kemasan mempunyai kelebihan dan kekurangan yaitu:

a. Botol gelas dapat digunakan ulang (reuse) tanpa mengalami pengolahan atau perubahan bentuk, akan tetapi harus melalui proses pencucian dan strerilisasi dengan menggunakan detergen dan soda kaustik.

b. Botol plastik dapat didaur ulang (recycle) dengan pengolahan fisik atau kimiawi untuk mendapatkan produk sama atau produk yang lain.

c. Kaleng dapat melindungi produk dari cahaya, mencegah kandungan produk yang mudah teroksidasi karena cahaya maupun udara dalam kaleng, akan tetapi relatif lebih mahal karena dibuat dari bahan tahan korosi misalnya dari palt baja dengan lapisan timah atau dari aluminium.

d. Kotak kardus kekuatan mekanisnya relatif lebuh rendah, umur produk singkat.

4.2. Komposisi Minuman Ringan

Minuman ringan memiliki komposisi dasar yaitu air 90 persen dan selebihnya merupakan bahan tambahan seperti zat pewarna, zat pemanis, gas CO2

dan zat pengawet. Adapun rincian komposisi minuman ringan berkarbonasi secara umum dapat diuraikan sebagi berikut:

a. Air berkarbonasi merupakan kandungan terbesar didalam carbonated soft drink. Air yang digunakan harus mempunyai kualitas tinggi yaitu jernih, tidak berbau, tidak berwarna, bebas dari organisme yang hidup dalam air, alkalinitasnya kurang dari 50 ppm, total padatan terlarut kurang dari 500 ppm dan kandungan logam besi dan mangan kurang dari 0,1 ppm. Sederet proses dilakukan untuk mendapatkan kualitas air yang diinginkan, antara lain, klorinasi, penambahan kapur, koagulasi, sedimentasi, filtrasi pasir, penyaringan dengan karbon aktif, dan demineralisasi dengan ion exchanger. Karbondioksida yang digunakan juga harus murni dan tidak berbau. Air berkarbonasi harus dibuat dengan cara melewatkan es kering (dry ice) ke dalam air es.

(3)

b. Bahan pemanis yang digunakan dalam minuman ringan terbagi menjadi dua kategori yaitu:

• Bahan pemanis natural (nutritive) yang terdiri dari gula pasir, gula cair, gula invert cair, sirup jagung dengan kadar fruktosa tinggi dan dekstrosa. • Bahan pemanis sintetik (non nutritive), satu-satunya bahan pemanis

sintetik yang direkomendasikan oleh FDA (Food and Drugs Administration Standard, Amerika Serikat) adalah sakarin.

c. Zat asam (acidulants) biasanya ditambahkan dalam minuman ringan berkarbonasi dengan tujuan untuk memberikan rasa asam, memodifikasi manisnya gula dalam sirup atau minuman. Acidulant yang digunakan adalah asam sitrat, asam fosfat, asam malat, asam tartarat, asam fumarat, asam adipat dan lain-lain.

d. Pemberi aroma disiapkan oleh industri yang berkaitan dengan industri minuman dengan formula khusus, kadang-kadang telah ditambah dengan asam dan pewarna dalam bentuk:

• Ekstrak alkoholik (menyaring bahan kering dengan larutan alkoholik), misalnya jahe, anggur, lemon lime dan lai-lain.

• Larutan alkoholik (melarutkan bahan dengan larutan air-alkohol), misalnya strawbery, cherry, cream soda dan lain-lain.

• Emulsi (mencampur essential oil dengan bahan pengemulsi), misalnya vegetable gum, citrus flavor, rootbeer dan cola.

• Fruit juices, misalnya orange, grapefruit, lemon, lime dan grape. • Kafein, sebagai pemberi rasa pahit (bukan sebagai stimulant) • Ekstrak biji kola

• Sintetik flavor, misalnya ethyl acetate/amyl butyrate yang memberikan aroma grape.

e. Zat pewarna untuk meningkatkan daya tarik minuman terdiri dari:

• Zat pewarna natural, misalnya dari strawbery, cherry, grape dan lain-lain.

(4)

• Zat pewarna sintetik, hanya 5 zat pewarna sintetik dari 8 jenis pewarna yang diperkenankan oleh FDA yang digunakan sebagai pewarna dalam minuman ringan.

f. Zat pengawet, misalnya asam sitrat untuk mencegah fermentasi dan sodium benzonat.

4.3. Perkembangan Industri Minuman Ringan Indonesia

Industri minuman yang awalnya menghasilkan produk minuman penghilang rasa haus kemudian berkembang dan muncul dengan berbagai inovasi dan konsep baru tentang minuman. Konsep awal minuman dimodifikasi bukan hanya sebagai penghilang rasa haus namun juga menawarkan fitur fungsi lainnya seperti penambahan rasa dan warna, penambahan kandungan minuman seperti vitamin, mineral dan lain sebagainya, minuman yang mengandung karbon, minuman sari buah dan lain-lain. Perkembangan konsep tersebut berdampak pada berkembangnya minuman ringan yang memadukan fungsi dasar minuman. Selain itu industri minuman ringan juga menambahkan fungsi kepraktisan dalam berkonsumsi dengan cara mengemas berbagai produk minuman tersebut kedalam kemasan-kemasan yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Terjadinya krisis moneter pada tahun 1998 yang berkelanjutan menjadi krisis ekonomi, berdampak negatif terhadap hampir semua sektor perekonomian, termasuk pada sektor industri. Hal ini berakibat pula pada pertumbuhan produksi sektor industri semakin menurun. Menurut BPS (2012), pada tahun 1999 pertumbuhan produksi mengalami titik terendah, kemudian sejak tahun 2000 sampai 2008 mulai menunjukan indikasi kearah perbaikan. Namun pada tahun 2009 pertumbuhan produksi industri minuman ringan mengalami penurunan hal tersebut disebabkan kembali oleh krisis moneter yang memengaruhi nilai pertumbuhan industri minuman ringan. Peningkatan produksi dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan produk industri terutama permintaan dari dalam negeri yang diduga menjadi penyebab kenaikan usaha industri. Peningkatan tersebut menandakan ada optimisme yang cukup baik bagi dunia industri di Indonesia untuk pembangunan nasional. Pada tahun 2009 nilai pertumbuhan menurun. Hal

(5)

ini disebabkan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak pada tahun 2009 yang menyebabkan angka pertumbuhan menurun menjadi 13,28.

Sumber: BPS, 1995-2009 (diolah)

Gambar 4.1. Pertumbuhan Nilai Produksi Industri Minuman Ringan Indonesia Tahun 1995-2009

Industri minuman ringan Indonesia dikategorikan sebagai industri skala besar dan menengah. Perkembangan jumlah perusahaan minuman ringan Indonesia tersebut mengalami perubahan setiap tahunnya.

Tahun Jumlah Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja

2005 263 29646 2006 332 32717 2007 340 35109 2008 302 33147 2009 303 37179 Sumber: BPS (2012)

Tabel 4.1. Perkembangan Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri Minuman Ringan di Indonesia

Berdasarkan data pada Tabel 4.1. pada tahun 2008 jumlah perusahaan minuman ringan di Indonesia mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2007. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2008 terjadi krisis moneter karena meningkatnya harga minyak.

‐20 ‐10 0 10 20 30 40 50 Persen Growth

(6)

4.4. Profil Beberapa Perusahaan Industri Minuman Ringan

Industri minuman ringan terdiri dari beberapa perusahaan yang memproduksi berbagai merek dan jenis minuman ringan. Tiga diantara perusahaan produsen minuman ringan adalah PT Aqua Golden Mississipi, PT Coca-Cola Bottling Indonesia yang menguasai pangsa pasar minuman ringan dengan spesifikasi minuman berkarbon dan PT Sinar Sosro yang menguasai pangsa pasar minuman ringan berjenis teh kemasan.

a. PT Aqua Golden Mississippi

PT. AQUA Golden Mississippi didirikan pada tahun 1973 oleh Bapak Tirto Utomo, sebagai produsen pelopor air minum dalam kemasan di Indonesia. Pabrik pertama didirikan di Bekasi. Setelah beroperasi selama 30 tahun, kini AQUA memiliki 14 pabrik di seluruh Indonesia. Pada tahun 1998, AQUA (yang berada di bawah naungan PT Tirta Investama) melakukan langkah strategis untuk bergabung dengan Group DANONE, yang merupakan salah satu kelompok perusahaan air minum dalam kemasan terbesar di dunia dan ahli dalam nutrisi. Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas produk, market share, dan penerapan teknologi pengemasan air terkini. Di bawah bendera DANONE-AQUA, kini AQUA memiliki lebih dari 1.000.000 titik distribusi yang dapat diakses oleh pelanggannya di seluruh Indonesia.

Serangkaian penghargaan internasional yang telah diterima Aqua. Pabrik Aqua merupakan yang pertama kali di kawasan Asia yang mendapatkan sertifikan ISO 9002. Selanjutnya survey pembaca Readers Digest di Singapura menempatkan Aqua sebagai Super Brand tahun 1999 dan 2000. Aqua merupakan perusahaan pertama yang mendorong perkembangan proses daur ulang botol-botol bekas.

b. PT Coca-Cola Bottling

Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan salah satu produsen dan distributor minuman ringan terkemuka di Indonesia. Coca-cola Bottling memproduksi dan mendistribusikan produk-produk berlisensi dari The Coca-Cola Company. Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan nama dagang yang terdiri

(7)

dari perusahaan patungan (joint venture) antara perusahaan-perusahaan lokal yang dimiliki oleh pengusaha-pengusaha independen dan Coca-Cola Amatil Limited, yang merupakan salah satu produsen dan distributor terbesar produk-produk Coca-Cola di dunia. Coca-Cola Amatil pertama kali berinvestasi di Indonesia pada tahun 1992. Mitra usaha Coca-Cola saat ini merupakan pengusaha Indonesia yang juga adalah mitra usaha saat perusahaan ini memulai kegiatan usahanya di Indonesia. Produksi pertama Coca-Cola di Indonesia dimulai pada tahun 1932 di satu pabrik yang berlokasi di Jakarta. Produksi tahunan pada saat tersebut hanya sekitar 10.000 krat dengan memperkerjakan 25 karyawan. Sejak tahun 1932 hingga tahun 1980-an, telah berdiri 11 perusahaan independen di seluruh Indonesia untuk memproduksi dan mendistribusikan produk-produk The Coca-Cola Company. Pada awal tahun 1990-an, beberapa diantara perusahaan-perusahaan tersebut mulai bergabung menjadi satu. Tepat pada tanggal 1 Januari 2000, sepuluh dari perusahaan-perusahaan tersebut bergabung dalam perusahaan-perusahaan yang kini dikenal sebagai Coca-Cola Bottling Indonesia.

Cola Bottling Indonesia memproduksi merek-merek inti seperti Coca-Cola, Sprite, Fanta, dan Frestea di dalam pabrik-pabriknya yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk menjaga agar mutu minuman yang dihasilkan sesuai dengan standar, maka PT Coca-cola Bottling menerapkan dengan ketat proses produksi yang diakui secara internasional. Pemberian kode-kode pada setiap produk merupakan bagian terpenting dari keseluruhan proses. Dengan pemberian kode-kode tersebut bertujuan untuk menjaga agar para pelanggan mendapatkan minuman dengan rasa yang terbaik.

c. PT Sinar Sosro

PT. Sinar Sosro adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang teh. PT Sinar Sosro berdiri pada tahun 1974 merupakan perusahaan minuman teh siap minum dalam kemasan botol yang pertama di Indonesia dan di dunia. Perusahaan ini memproduksi minuman teh dalam botol yang bernama Teh Botol, Fruit Tea, Joy Tea dan lain-lain. Keterangan untuk produk-produk tersebut adalah sebagai berikut:

(8)

a. Teh botol Sosro menggunakan bahan baku: air, gula industri dan teh hijau yang dicampur dengan bunga melati dan bunga gambir (dikenal dengan teh wangi).

b. Fruit Tea menggunakan bahan baku yakni: air, gula industri, teh hitam dan konsentrat sari buah asli.

Gambar

Tabel 4.1. Perkembangan Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri    Minuman Ringan di Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Ketaren, S., 1998, Penentuan Komponen Utama Minyak Atsiri Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), Tesis, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(ODGJ ) Orang dengan gangguan jiwa: Seseorang yang mengalami gangguan prilaku, pikiran, perasaan yang menifestasi dalam sekumpulan gejala/ perubahan prilaku yang bermakna yang

Exccess Processing Las Terjadi defect pada mantel Terjadi keropos 20-75% pada mantel Terjadi kesalahan ketika proses pengecoran Material tercanpur dengan bahan non bahan

Untuk listing yang lebih panjang (verbose) dari sembarang query gunakan opsi ”-v” (verbose) yang menunjukkan semua field pada paket reply dan merupakan titik temu yang

sendiri masih tetap bertahan tanpa bantuan dana dari pemerintah. Oleh karena itu, cukup alasan untuk melihat perbankan Syariah sebagai lembaga keuangan

1) Untuk konsep desain neo-vernakular yang saya tawarkan telah melalui proses analisa keadaan eksisting dan kemungkinan di masa depan, dikarenakan masih adanya

Seperti Data Tindak Pidana di Bidang Perikanan Tahun 2015, Putusan Pengadilan Negeri Kandangan terkait tindak pidana perikanan, Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai

Yang menjadi permasalahan dari penelitian ini adalah bagaimanakah bentuk dan faktor-faktor timbulnya Conflict of Interest tidak langsung oleh direktur terhadap eksistensi Perseroan