35 4.1 Gambaran Umum BKKBN 4.1.1 Sejarah Kantor BKKBN
Tahun 2011 merupakan tahun yang istimewa bagi BKKBN. Pertama sebagai pelaksanaan amanat undang-undang No. 52 tahun 2009, BKKBN bukan lagi Badan Koordinasi Keuarga Berencana Nasional. Hal ini menandai semakin luasnya peran dan tanggung jawab yang berimplikasi pada semakin beratnya beban yang dipikul oleh seluruh jajaran organisasi BKKBN. Sebagai konsekuensi dari penempatan ulang personil dan aparatur. Tahun 2011 merupakan tahun menentukan dalam persiapan reformsi birokrasi di lingkungan BKKBN, karena sesuai dengan grand - desain reformasi birokrasi Nasional, mulai tahun 2012 BKKBN termasuk di antara unit kerja pemerintah yang harus melaksanakan reformasi birokrasi.
Menghadapi situasi itu, di perlukan kesiapan SDM aparatur, khususnya baik yang ada di pusat maupun di Provinsi. Diperlukan SDM yang memiliki kualitas dann kompetensi baik, SDM yang berorientasi kedepan, profesional, memiliki wawasan luas dan mampu mengemban tugas, peran dan tanggung jawab penyeleggaraan program kependudukan dan KB. Karenna itu, diperlukn adanya penyiapan dan pengembangan SDM secara sistematis dan komprehensif sesuai dengan
kebutuhan organisasi. Kantor BKKBN terletak di Jln. Prof.Dr. Aloei Saboe, Desa Toto Selatan Kec. Kabila Kab. Bone Bolango.
4.1.2 Aktivitas (Operasional) Perusahaan/Instansi
Uraian tugas dari masing-masing bidang di lingkungan BKKBN Provinsi Gorontalo
1. Bidang Advokasi,Penggerakan, dan Informasi (ADPIN)
Kepala Bidang
Melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan criteria (NSPK), serta pemantauan dan evaluasi di bidang advokasi, penggerakan, dan informasi.
Subbidang Advokasi dan KIE
Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang advokasi, komunikasi, informasi, dan edukasi.
Subbidang Hubungan Antar Lembaga Dan Bina Lini Lapangan Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang hubungan antar lembaga dan bina lini lapangan, serta penyiapan fasilitasi pembentukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah.
Subbidang Data dan Informasi
Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang data dan informasi.
2. Bidang Keluarga Sejahtera/Pemberdayaan Keluarga (KS/PK)
Kepala Bidang
Melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga.
Subbidang Bina Keluarga Balita,Anak,dan Ketahanan Keluarga Lansia
Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang pembinaan keluarga balita dan anak, serta ketahanan keluarga lanjut usia dan rentan.
Subbidang bidang ketahanan remaja
Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang pembinaan ketahanan remaja.
Subbidang Pemberdayaan Ekonomi Keluarga
Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang pemberdayaan ekonomi keluarga.
3. Bidang Pengendalian Penduduk (DALDUK)
Kepala Bidang
Melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk.
Subbidang Analisis Dampak Kependudukan
Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang analisis dampak kependudukan.
Subbidang Kerjasama Pendidikan Kependudukan
Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang kerjasama pendidikan kependudukan
Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang penyusunan parameter pengendalian penduduk.
4. Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
Kepala Bidang
Melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
Subbidang Bina Kesertaan KB Jalur Pemerintah dan Swasta Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan pembinaan kesertaan keluarga berencana jalur pemerintah dan swasta di provinsi.
Sub Bidang Bina Kesertaan Kb Jalur Wilayah Dan Sasaran Khusus Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang pembinaan kesertaan keluarga berencana jalur wilayah dan sasaran khusus.
Subbidang Kesehatan Reproduksi
Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur,
dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di bidang kesehatan reproduksi.
5. Bidang Balai Pelatihan dan Pengembangan (LATBANG)
Kepala Bidang
Melaksanakan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan.
Subbidang Penyelenggaraan dan Evaluasi
Melakukan penyiapan penyelenggaraan dan evaluasi, serta penyusunan laporan pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan program pengendalian penduduk, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, serta keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga.
Subbidang Program dan Kerjasama
Melakukan penyusunan program dan kerja sama pendidikan, pelatihan, dan penelitian, serta pengembangan program pengendalian penduduk, keluarga berencana, kesehatan reproduksi, serta keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga.
Subbidang Tata Operasional
Melakukan pelayanan operasional penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan.
6. Bidang Sekretariat
Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi.
Subbagian Administrasi dan Pengawasan
Melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunan rencana dan program kerja pengawasan, inventarisasi hasil pengawasan, tindak lanjut hasil pengawasan, dan penyusunan laporan hasil evaluasi pengawasan.
Subbagian Kepegawaian dan Hukum
Melakukan pengelolaan administrasi kepegawaian, administrasi jabatan fungsional, pemberian pertimbangan dan bantuan hukum, serta pengelolaan tatalaksana.
Subbagian Perencanaan
Melakukan koordinasi, penyusunan rencana program dan anggaran di lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi.
Subagian Umum dan Humas
Melakukan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kerumahtanggaan, arsip, dokumentasi, dan hubungan masyarakat.
Subbidang Keuangan Dan Barang Milik Negara
Melakukan administrasi keuangan, pengelolaan barang milik/ kekayaan negara dan sarana program.
4.2 Deskripsi Variabel
4.2.1 Deskripsi Variabel Kepemimpinan
Kepemimpian merupakan perilaku untuk mempengaruhi individu atau kelompok untuk melakukan sesuatu dalam rangka tercapainya tujuan organisasi. Berikut adalah tanggapan responden mengenai kepemimpinan.
Tabel 4.1
Tanggapan Responden Mengenai Kepemimpinan
Nilai Responden Menurut Item Pertanyaan
NO PERSEPSI
ST S
TS BS S SS
1 Pimpinan Bapak/Ibu selalu memberikan pengarahan tentang apa yang harus dikerjakan. 0 1 2 22 37 2 Pimpinan Bapak/Ibu mengajak bersama-sama merumuskan tujuan pekerjaan. 1 3 2 28 28 3 Piminan Bapak/Ibu
melakukan supervisi pada mengenai pekerjaan yang akan dilakukan
0 1 8 28 25
4 Pimpinan Bapak/Ibu memberi petunjuk tentang apa dan harus bagaimana cara mengerjakan suatu pekerjaan.
0 3 8 34 17
5 Pimpinan Bapak/Ibu turut serta memberi contoh dan latihan atas kerja atau tugas yang baru.
0 5 10 33 14
6 Pimpinan Bapak/Ibu melakukan sosialisasi program kerja yang akan dilakukan.
7 Pemimpin Bapak/Ibu memberikan perhatian dan mendukung atas hasil kerja yang dilakukan.
0 4 9 35 14
8 Pimpinan Bapak/Ibu peduli terhadap pekerjaan yang ditugaskan.
0 5 10 32 15
9 Pimpinan Bapak/Ibu memberi penghargaan atas hasil kerja yang telah dilakukan.
0 5 9 40 8 10 Pimpinan Bapak/Ibu mempercayakan tugas-tugas secara berjenjang. 0 6 11 32 13 11 Pimpinan Bapak/Ibu
memberikan tanggung jawab yang penuh atas tugas yang akan dikerjakan.
0 4 5 30 23
12 Pimpinan Bapak/Ibu mberikan tugas dan tanggung jawab sesuai bidang dan kemampuan anggota. 0 6 11 35 10 Jumlah 1 48 90 386 219 Rata-rata 0,0 8 4,00 7,50 32,1 7 18,25
Dari Tabel 4.1 menunjukan sebagian besar responden memberikan tanggapan yang tinggi terhadap indikator kepemimpinan, tanggapan setuju berjumlah 386 atau rata-rata 32,17 dan tanggapan sangat setuju berjumlah 219 atau rata-rata 18,25 artinya responden menilai kepemimpinan menjadi salah satu tolak ukur dalam pengembangan dan kinerja pegawai. Pemimpin yang baik, akan menghasilkan suasana atau atmosfer yang nyaman bagi pegawai untuk menjalankan tugas dan fungsi pegawai.
4.2.1 Deskripsi Variabel Kinerja Pegawai
Kinerja merupakanpencpaian tujuan organisasi yang akan berjalan sesuai yang diorganisasikan apabila terjadi kerjasama yang baik antara pemimpin dan bawahannya. Berikut adalah tanggapan responden mengenai kinerja pegawai.
Tabel 4.2
Tanggapan Responden Mengenai Kinerja Pegawai
Nilai Responden Menurut Item Pertanyaan
NO PERSEPSI
STS TS BS S SS
1 Pimpinan Bapak/Ibu selalu memberikan pengarahan tentang apa yang harus dikerjakan.
0 2 6 38 16 2 Pimpinan Bapak/Ibu mengajak bersama-sama merumuskan tujuan pekerjaan. 0 1 4 46 11 3 Piminan Bapak/Ibu melakukan supervisi pada mengenai pekerjaan yang akan dilakukan
0 2 11 36 13
4 Pimpinan Bapak/Ibu memberi petunjuk tentang apa dan harus bagaimana cara
mengerjakan suatu pekerjaan.
0 7 13 28 14
5 Pimpinan Bapak/Ibu turut serta memberi contoh dan latihan atas kerja atau tugas yang baru.
0 5 5 37 15
6 Pimpinan Bapak/Ibu melakukan sosialisasi program kerja yang akan dilakukan.
0 4 9 35 14
7 Pemimpin Bapak/Ibu
dan mendukung atas hasil kerja yang dilakukan. 8 Pimpinan Bapak/Ibu peduli terhadap pekerjaan yang ditugaskan. 0 5 9 39 9 9 Pimpinan Bapak/Ibu memberi penghargaan atas hasil kerja yang telah dilakukan.
0 4 15 30 13
Jumlah 0 35 83 320 120
Rata-rata 0,00 3,89 9,22 35,56 13,33
Dari Tabel 4.2. Menunjukan sebagian besar responden memberikan tanggapan yang tinggi terhadap indikator kinerja pegawai, tanggapan setuju berjumlah 320 atau rata-rata 35,56 dan tanggapan sangat setuju berjumlah 120 atau rata-rata 13,33 artinya responden menilai bahwa kinerja pegawai di BKKBN Provinsi Gorontalo sangat tinggi. Kinerja pegawai yang sangat baik, dilihat dari kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu pekerjaan yang mampu memberikan hal yang positif bagi perusahaan. Oleh sebab itu pegawai sebagai responden harus mampu meningkatkan kinerja untuk kelangsungan hidup perusahaan.
4.3 Analisis Data
4.3.1 Pengujian Instrument
4.3.1.1 Pengujian Validitas Dan Reliabilitas
Menurut Sukadji (2000) Reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang diukur.
Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefesien. Koefesien tinggi berarti reliabilitas tinggi.
Sebelum masuk pada penyebaran ke 62 responden, uji validitas dan reliabiltas dilakukan dan diujikan pada 20 responden, hasil selengkapnya pengujian validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3. Uji Validitas Dan Reliabilitas
Variabel Kepemimpinan (X) dan Kinerja Pegawai (Y)
Variabel Item
Validitas Ket Reliabilitas Ket Korelasi (r) r - Kritis Alpa Cronbach Kepemimpinan (X) P1 .516 0,444 Valid 0.815 Reliabel P2 .478 Valid P3 .540 Valid P4 .454 Valid P5 .553 Valid P6 .582 Valid P7 .503 Valid P8 .541 Valid P9 .446 Valid P10 .516 Valid P11 .478 P12 .540
Kinerja Pegawai (Y) P1 .620 0,444 Valid 0.884 Reliabel P2 .529 Valid P3 .425 Valid P4 .565 Valid P5 .575 Valid P6 .669 Valid P7 .539 Valid P8 .707 Valid P9 .701 Valid
Pada tabel 4.3 menunjukan hasil pengujian Validitas untuk item-item pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel Kepemimpinan dan kinerja pegawai menunjukan dari seluruh item atau pertanyaan yang digunakan, semuanya telah mempunyai nilai korelasi yang lebih besar dari nilai r-kritis yang dirtentukan yakni 0,444 atau rhitung > rtabel. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh item pertanyaan yang digunakan tersebut telah menunjukan tingkat ketepatan yang cukup baik dan dapat digunakan untuk mengukur kedua variabel tersebut. Selanjutnya penyebaran indikator variabel pada kuesioner bisa diteruskan sampai pada 62 responden dan dianalisis dalam model regresi sederhana.
4.3.2 Uji Normalitas
Salah satu asumsi yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis regresi linier baik sederhana maupun berganda adalah data variabel
dependen (terikat) harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk itu sebelum diolah lebih lanjut, dilakukan pengujian asumsi normalitas, pengujian normalitas dilakukan terhadap residual regresi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan grafik P-P Plot, data yang normal adalah data yang membentuk titik-titik yang menyebar tidak jauh dari garis diagonal. Hasil analisis regresi linear dengan grafik normal P-P Plot terhadap residual error model regresi diperoleh sudah menunjukan adanya pola grafik yang normal yaitu adanya sebaran titik yang berada tidak jauh dari garis diagonal. Seperti terlihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Pengujian Normalitas
Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
Pada Gambar 4.1 Menunjukan hasil pengujian tersebut bahwa titik-titik berada tidak jauh dari garis diagonal, hal ini berarti bahwa model regresi tersebut sudah berdistribusi normal.
Uji regresi untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh kepemimpinana terhadap kinerja pegawai. Dengan rumus sebagai berikut :
Tabel 4.4 Hasil Analisa Regresi Linear Sederhana Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 4.753 1.945 2.444 .017 Kepemimpin an .615 .053 .833 11.678 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
Dari Tabel 4.4. Diatas menunjukan hasil persamaan regresi sederhana sebagai berikut : Y = a + βX
= 4,753 + 0,615
Dari persamaan regresi di atas dapat diartikan bahwa:
Constant sebesar 4.753 menyatakan bahwa jika tidak ada kepemimpinan yang baik maka kinerja pegawai adalah sebesar 4.753. Terdapat pengaruh signifikan dari kepemimpinan terhadap kinerja
pegawai. Semakin banyak perhatian dan perlakuan yang positif serta pergaulan dari pimpinan terhadap pegawai maka kinerja pegawai mereka juga akan semakin meningkat. Setiap peningkatan kepemimpinan sebesar satu satuan akan meningkatkan kinerja pegawai sebesar 0,615.
4.4 Pengujian Hipotesis 4.4.1 Pengujian t-test
Pengujian t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (Kepemimpinan) terhadap variabel dependen (Kinerja Pegawai). Signifikan pengaruh positif dapat diestimasi dengan membandingkan Pvalue dan α = 0,05 atau nilai ttabel dan thitung. Berikut ini perhitungan coeffisien statistik uji t dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Pengujian t-test Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 4.753 1.945 2.444 .017 Kepemimpin an .615 .053 .833 11.678 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
Hasil pengujian t untuk variabel X (Kepemimpinan) diperoleh nilai thitung = 11.678, dengan menggunakan batas signifikan α = 0,05 didapat ttabel (95% ; 62-1) sebesar 1,670. Dari hasil tersebut maka kriteria pengujian yaitu thitung > ttabel atau Pvalue < α yang artinya Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian hipotesis uji t variabel kepemimpinan secara signifikan dapat diterima, artinya kepemimpinan memiliki pengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai. Dapat disimpulkan bahwa indikator kepemimpinan yang semakin baik akan meningkatkan kinerja pegawai.
4.4.2 Pengujian Koefesien Korelasi dan Determinasi
Untuk menyatakan besar kecilnya keeratan hubungan variabel X dengan variabel Y dapat ditentukan dengan rumus koofesien determinan sebagai berikut (Riduwan dan Sunarto, 2010:81), berikut ini akan dijelaskan hasil pengujian Determinasi R2 pada Model Summary Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Koefesien Korelasi dan Determinasi Model Summaryb Mode l R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate d i m e n s i o n 0 1 .833a .694 .689 2.54534
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Tabel 4.6. Menunjukan Hasil Regresi linier Sederhana Model Summary nilai koefisien korelasi R yang menunjukan tingkat hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen yaitu 0,833 atau mendekati 1 artinya terdapat hubungan yang agak kuat, dan R square atau koefisien determinasi R2 menunjukan besarnya kontribusi 0,694 atau 69,4% dari kepemimpinan terhadap kinerja pegawai sementara sisanya
0,306 atau 30,6% berupa kontribusi dari faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
4.5 Pembahasan
Hasil temuan dari penelitian ini mengenai deskripsi variabel kepemimpinan dan kinerja pegawai dimana responden menilai bahwa semua indikator setuju dan sangat setuju. Hasil pengujian instrumen validitas dan reliabilitas tentang kedua variabel berada diatas rtabel yaitu 0,444 artinya sah atau valid dan untuk pengujian relibilitas berada di antara 0,6 sampai dengan 0,80 artinya reliabel, kesimpulannya dari kuesioner tersebut bisa mengungkapkan hasil instrumen yang baik, dari hasil tersebut selanjutnya diperoleh variabel independen yaitu kepemimpinan yang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai di kantor BKKBN Provinsi Gorontalo. Penjelasan lebih lengkap, dijelaskan sebagai berikut :
Data deskripsi penelitian menunjukan bahwa kepemimpinan dinilai oleh responden memiliki pengaruh dan dapat meningkatkan kinerja pegawai,yang artinya semakin baik hubungan pimpinan dengan pegawai maka akan meningkatkan kinerja pegawai. Hasil dari regresi kepemimpinan memiliki nilai 0,615 maka kinerja pegawai akan meningkat sebesar 0,615. Hal ini dipertegas oleh pengujian t dengan nilai thitung 11.678 dan ttabel (95% ; 62-1) sebesar 1,670, dari hasil tersebut maka kriteria pengujiannya yaitu thitung > ttabel artinya Ho ditolak dan H1 diterima.
Kesimpulannya bahwa kepemimpinan berpengaruh positif terhadap Kinerja Pegawai.
Pengujian regresi dan hipotesis menunjukan adanya pengaruh positif dan signifikan antara variabel kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai di kantor BKKBN Provinsi Gorontalo. Hasil ini menunjukan bahwa penilaian yang baik mengenai indikator kepemimpinan yang sesuai dan tepat akan mendorong kinerja pegawai di kantor BKKBN Provinsi Gorontalo.
Kepemimpian merupakan perilaku untuk mempengaruhi individu atau kelompok untuk melakukan sesuatu dalam rangka tercapainya tujuan organisasi. Secara sederhana dapat dibedakan antara kepemimpinan dan manajemen yaitu pemimpin mengajarkan sesuatu dengan benar (Asrin, 2011:79 ).
Cardoso (2003:142) mengatakan bahwa kinerja adalah catatan hasil produksi pada fungsi pekerjaan yang spesifik atau aktivitas selama periode waktu tertentu.
Engkoswara (dalam Sinambela,1992:39-40) mengungkapkan bahwa kinerja pegawai haruslah terencana secara berkesinambungan, sebab peningkatan kinerja pegawai bukan merupakan peristiwa seketika tetapi memerlukan suatu perencanaan dan tindakan yang tertata dengan baik untuk kurun waktu tertentu.
Dan lagi Menurut Engkoswara (dalam Sinambela:2012:10), kinerja pegawai haruslah terencana secara berkesinambungan sebab
peningkatan kinerja pegawai bukan merupakan peristiwa seketika tetapi memerlukan suatu perencanaan dan tindakan yang tertata dengan baik untuk kurun waktu tertentu. Lebih lanjut dikatakan bahwa kinerja pegawai perlu dan mutlak ditingkatkan sesuai dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat indonesia yang membangun menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila sehingga dapat sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia. Kepuasan kerja, adalah salah satu faktor yang dapat meningktakan kinerja di samping faktor lainnya seperti hasil yang dicapai dan motivasi kerja.