• Tidak ada hasil yang ditemukan

DBNGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, 2. Undang-Undang...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DBNGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, 2. Undang-Undang..."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR Oo3 TAHUN 2OL4

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PBNANGANAN PENGADUAN (WHISTLEBLOWER SYSTEM)TINDAK PIDANA KORUPSI DI LINGKUNGAN

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

DBNGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: OB IM.PAN-RB/ 06l2OL2 tentang Sistem Penanganan Pengaduan (Whisleblower Sgstem) Tindak Pidana Korupsi di lingkungan Kementertanflembaga dan Pemerintah Daerah maka perlu ditetapkan Peraturan .kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang Petunjuk Pelaksanaan Sistem Penanganan Pengaduan (Whistleblower System) Tindak Pidana Korupsi di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi berdasarkan Penetapan ini;

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); Mengingat :

(2)

2 . Undang-Undang Nomor 31 Tahun lggg tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Iembaran Negara Republik Indonesia Tatrun 1999 Nomor L4O, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

38741 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 200l(Iembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a150); Undang-Undang Nomor 13 Tatrun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban (Lembaran ' Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a635); Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Irmbaran Negara Republik Indonesia Nomor aSaQ; Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2Ot4 Tentang Aparatur Sipil Negara (t embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OL4 Nomor 6, Tambahan Iembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5a9al

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2OL0 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Iembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3r761;

Peraturan Pemerintah Nomor 7 | Tahun 2OO0 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan

Pemberantasan... 3 . 4 . 5 . 5 . 6 .

(3)

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor II4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3ee5);

Keputusan Presiden Nomor 144{M Tahun 2008;

Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2OI4 tentang Aksi Pecegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2AL4; Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor L7O /Kp /B?PT /lV /2006 tentang Organisasi dan Tata Keda Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologq

Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: O8/M.PAN-RB I 06 / 2Ot2 tentang Sistem Penanganan Pengaduan (Whisleblower System) Tindak Pidana Korupsi di lingkungan Kementenan/ Lembaga dan Pemerintalr Daerah.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENANGANAN PENGADUAN WHISTLEBLOWER SYSTEM) TINDAK PIDANA KORUPSI DI LINGKUNGAN BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

Pasal 1

Dalam Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini yang dimaksud dengan: 7 . 8 . 9 . 9 . 1.Pengaduarr..-.

(4)

( 1 )

Pengaduan eksternal (masyarakaQ adalah bentuk penerapan dari pengawasan masyarakat yang disampaikan oleh masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung kepada Aparatur Pemerintah terkait keluhan/pengaduan yang berindikasi tindak pidana korupsi di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT);

Pengaduan internal (uthistleblower) adalah bentuk penerapan dari pengawasan yang disampaikan oleh Pejabat/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan BPPT, baik secara langsung maupun tidak langsung kepada TimPenanganan Pengaduan Masyarakat (Ek;sternal) dan Whistleblower (Intemal) terkait keluhan /pengaduan yang berndikasi tindak pidana korupsi di lingkungan BPPT;

Pengaduan adatah informasi yang disampaikan oleh Masyarakat @kstenal) dan Whistleblower (Intemal) sehubungan dengan adanya perbuatan yang berindikasi tindak pidana korupsi;

Pejabat yang benvenang menjatuhkan hukuman disiplin adalah pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Saluran Pengaduan adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan pengaduan perbuatan yang berindikasi korupsi.

Unit Tertentu adalah unit ke{a setingkat Eselon II di Lingkungan Unit Eselon I yaitu Biro Umum dan Humas untuk meneriffi&, mengelola, dan menindaklanjuti Pengaduan Masyarakat.

Pasal 2 Setiap pejabat /pegawar di lingkungan mengetahui adanya tindak pidana korupsi, Inspektorat

BPPT yang melihat atau wajib melaporkannya kepada

(5)

(21

Masyarakat yang melihat atau mengetatrui adanya Pelanggaran dan/atau merasa tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh pejabat/pegawai di lingkungan BPPT, dapat melaporkannya kepada Biro Umum dan Humas dan/atau Inspektorat.

Pasal 3

Biro Umum dan Humas bertindak sebagai unit yang menerima, mengelola, dan menindaklanjuti Pengaduan Masyarakat.

Inspektorat bertindak sebagai unit kerja yang meneriffia, mengelola, dan menindaklanjuti Whisfleblower dan sebagai koordinator yang mengawasi pelaksanaan pengelolaan Pengaduan pada Biro Umum dan Humas.

Pasal 4

I"aporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 merupakan Pengaduan yang dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung kepada Biro Umum dan Humas dan/atau Inspektorat.

Penyampaian laporan secara langsung dapat dilakukan melalui Saluran Pengaduan yang berupa trcIp deskyang wajib disediakan oleh Biro Umum dan Humas, danf atau Inspektorat.

Penyampaian laporan secara tidak langsung dapat dilakukan melalui Saluran Pengaduan berupa telepon, faksimili, layanan pesan singkat (SMS), kotak pengaduan, surat elektronik (emaitl, dan PO BOX, yang wajib disediakan oleh Biro Umum dan Humas, danf atau Inspektorat. Biro Umum dan Humas wajib mempublikasikan Saluran Pengaduan yang dimiliki BPPT sebagaimana dimaksud pada ayat (21 dan ayat (3) paling kurang pada papan pengumuman resmi kantor secara terus-menerus dan media massa cetak secara berkala 2 (dua) kali dalam setahun.

Biro Umum dan Humas wajib mencar:ltumkan Saluran Pengaduan yang dimiliki BPPT berupa nomor telepon, faksimili, nomor tujuan SMS, kota pengaduarr, dan alamat email pada amplop dan map kantor.

( 1 )

(21

( 1 )

(21

(3) (4)

(s)

Pasal

(6)

5...-Pasal 5

(1) Dalam pengelolaan Pengaduan, Biro Umum dan Humas mempunyai kewajiban sebagai berikut:

a. mengadministrasikan Pengadua.n;

b. menganalisis Pengaduan untuk menentukan dapat atau tidaknya suatu Pengaduan ditindaklanjuti ke Inspektorat;

(21 Dalam pengelolaan Pengaduan Inspektorat mempunyai kewajiban sebagai berikut:

a. mengadministrasikan Pengaduan;

b. menganalisis Pengaduan untuk menentukan dapat atau tidaknya suatu Pengaduan ditindaklanjuti ke pemeriksaan;

c. melakukan pemeriksaan dan memberikan rekomendasi; dan

(3) Biro Umum dan Humas, dan Inspektorat membuat laporan pengelolaan Pengaduan, pemeriksaan, dan tindak lanjut atas rekomendasi.

(4) Dalam hal ditemukan indikasi pelanggaran disiplin berat, Biro Umum dan Humas meneruskan proses Pengaduan kepada Biro Sumber Daya Manusia & Organisasi untuk ditindaktanjuti.

Pasal 6

(1) Inspektorat dengan pertimbangan tertentu dapat melimpahkan tindak lanjut penyelesaian Pengaduan kepada Biro Sumber Daya Manusia & Organisasi selaku pembina kepegawaian yang berwenang menindaklanjuti.

(21 Biro Sumber Daya Manusia & Organsiasi yang mendapatkan pelimpahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menindaklanjuti penyelesaian Pengaduan dan melaporkan hasilnya kepada Inspektorat sebagai pihak yang memberikan pelimpahan.

(7)

Pasal 7

Rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf c dapat berupa:

a. penjatuhan hukuman disiplin; b. pengembalian kerugian negara;

c. penyampaian hasil pemeriksaan kepada Kepolisian;

d. penyampaian hasil pemeriksaan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi; e. Penyampaian hasil pemeriksaan kepada kmbaga Kebijakan Pengadaan

Barang dan Jasa Pemerintah.

Pasal 8

(U Rekomendasi berupa penjatuhan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a wajib disampaikan kepada Pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin.

(21 Pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin wajib melaksanakan rekomendasi hasil pemeriksaan paling lambat 3 (tiga) bulan sejak diterimanya rekomendasi hasil pemeriksaan tersebut oleh Biro Sumber Daya Manusia & Organisasi.

(3) Pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin sebagaima.na dimaksud pada ayat (21 wajib menyampaikan tembusan Surat Keputusan penjatuhan hukuman disiplin kepada Inspektur.

(4) Pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (21 dikenakan sanksi hukuman disiplin berat atas usul Inspektur kepada Pimpinan Unit Eselon I atau Kepala BPPT.

(8)

tu

(21

Pasal 9

Rekomendasi berupa pengembalian kerugian negara sebagaimana dimaksud, dalam Pasal 7 huruf b wajib disampaikan kepada Pejabat yang berwenang menindaklanjuti.

Pasal 10

Rekomendasi berupa penyampaian hasil pemeriksaan kepada Kepolisian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c dilakukan dalam hal hasil pemeriksaan berindikasi tindak pidana umum.

Rekomendasi berupa penyampaian hasil pemeriksaan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf d dilakukan dalam hal hasil pemeriksaan berindikasi tindak pidana korupsi di atas 1 Milyar.

Rekomendasi berupa penyampaian hasil pemeriksaan kepada L,embaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf e dilakukan dalam pengaduan yang terkait dengan pelanggaran pengadaan barang dan jasa pemerintah. Penyampaian hasil pemeriksaan sebagaim€ura dimaksud pada ayat (1),

ayat (2), dan ayat (3) dilakukan melalui Inspektorat.

Pasal 1 1

Dalam hal terdapat dugaan kesalahan atau kekeliruan atas suatu putusan penjatuhan hukuman disiplin oleh Pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (21, Inspektur benvenang melakukan eksaminasi.

Hasil...

(3)

(4)

(9)

(21 Hasil eksaminasi sebagaimana dimaksud pada ayat (U menjadi bahan pertimbangan bagr Pimpinan Unit Eselon I atau Kepala BPPT untuk meninjau, meralat, dxr/atau mengubah putusan penjatuhan hukum disipiin.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara melakukan eksaminasi diatur dengan Peraturan Inspektur.

Pasal 12

(1) Biro Umum dan Humas, dan Inspektorat wajib memberikan perlindungan kepada Pelapor Pengaduan Masyarakat dan Whistleblower.

(21 Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (U dilakukan dengan menjaga kerahasiaan identitas Pelapor Pendaduan Masyarakat dan Whistleblower.

(3) Biro Umum dan Humas hanya dapat mengungkapkan identitas Pelapor Pelanggaran kepada Inspektorat.

(4) Inspektorat hanya dapat mengungkapkan identitas Pelapor Pelanggaran untuk keperluan penyidikan dan persidangan.

Pasal 13

(1) Biro Umum dan Humas wajib melaporkan pelaksanaan pengelolaan Pengaduan Masyarakat secara bulanan kepada Kepala BPPT dengan tembusan kepada Inspektur.

(21 Inspektorat wajib memonitor dan mengevaluasi tindak lanjut penyelesaian Pengaduan yang dilakukan oleh Biro Umum dan Humas. (3) Inspektorat wajib melaporkan pelaksanaan pengelolaan Pengad.uan

secara semester atau sewaktu-waktu kepada Kepala BPPT.

(10)

( 1 )

(21

Pasal 14

Kewenangan untuk memublikasikan hasil pengelolaan Pengaduan di lingkungan BPPT berada pada Inspektur.

Dalam memublikasikan hasil pengelolaan Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Inspektorat wajib bekoordinasi dengan Biro Umum dan Hubungan Masyarakat dan Pusat Data, Informasi dan Standardisasi selaku Kepala R.rsat Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi (PPID) dalam rangka akuntabilitas dan keterbukaan informasi.

Pasal L5

Bentuk dan ta;ta, cara publikasi pengelolaan Pengaduan sebagaimalla dimaksud dalam Pasal 14 ditetapkan dengan ketentuan tersendiri.

Pasal 16

Dalam hal Pelapor Pelanggaran meminta penjelasan mengenai perkembangan tindak lanjut atas laporan yang disampaikan, Inspektorat wajib memberi penjelasan mengenai hal dimaksud kepada Pelapor Pelanggaran tersebut.

Pasal 17

Pegawai yang menduduki Jabatan Administrasi; Jabatan Fungsional; dan/atau Jabatan Pirnpinan Tinggr yang mengetahui atau patut diduga mengetahui terjadinya tindak pidana korupsi dan tidak melaporkan maka dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Inspektorat setelah mendapatkan laporan bahwa diduga atau patut diduga terjadi tindak pidana korupsi maka wajib menindaklanjuti sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Inspektorat...

( 1 )

(11)

(3) Inspektorat setelah mendapatkan laporan bahwa diduga atau patut diduga tery'adi tindak pidana korupsi, tetapi tidak menindaklanjutinya maka dapat dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pejabatlpegawai yang tidak melaksanakan ketentuan peraturan ini, dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4)

Pasal 18

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 30 April 2AL4

KEPALA BADAN PENGKA"IIAN DAN PENERAPAN TEKNOI,OGI,

Referensi

Dokumen terkait

20 Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm KeuDa, Perangkat Daerah, Kepegawaian. Unit Organisasi

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pada penelitian di bidang analisa model bisnis pada industri yang terdapat di dalam sharing economy dengan

Keterangan mengenai marjin diuraikan dalam Lampiran I Perjanjian ini yang merupakan bahagian yang tidak dapat dipisahjkan satu sama lainnya ; Pihak Pertama melakukan transfer hak

manusia maka penulis berpendapat bahwa sumber daya manusia adalah bagian penting yang harus diperhatikan oleh pihak manajemen dalam pengelolaanya sebagai salah

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa performa obesitas pada monyet ekor panjang yang diberi pakan berenergi tinggi ditemukan berpengaruh nyata (P<0,01) terhadap

Ketentuan Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya, menetapkan bahwa benda cagar budaya bergerak atau benda cagar budaya tertentu yang dimiliki oleh

Pada siswa madrasah aliyah (MA) program keagamaan Husnul Khotimah Islamic Boarding School Kuningan dapat terlihat ketika mereka menganggap bahwa melanjutkan

Penggunaan bambu apus yang relatif mudah ditemukan dan murah, menghasilkan karakteristik suara yang khas. Kontrol kualitas pada angklung bambu apus harus selalu