• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Pelita Indonesia Page 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Pelita Indonesia Page 1"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Pelita Indonesia - 2012 Page 1 Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Pemberian Beasiswa Dengan

Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (Ahp) Dan Pemrograman Berorientasi Objek Pada STIKOM Pelita Indonesia

Teddy Chandra1, Dwi Oktarina2

SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER (STIKOM “PELITA INDONESIA”) Jl. Ahmad Yani No 88 Telp. 0761-24418 Fax 0761-35508

Abstrak

STIKOM Pelita Indonesia adalah salah satu perguruan tinggi yang menyediakan beberapa program beasiswa. Pelaksanaan seleksi pemberian beasiswa STIKOM Pelita Indonesia masih dilakukan secara manual serta tidak terkomputerisasi dengan baik dan bagian kemahasiswaan sering mengalami kesulitan dalam menentukan mahasiswa yang lebih berhak menerima beasiswa. Untuk itu diperlukan suatu Sistem Pendukung Keputusan (SPK) terstruktur yang dapat memperhitungkan segala kriteria yang mendukung pengambilan keputusan guna membantu, mempercepat dan mempermudah proses pengambilan keputusan. Metode yang

dipakai adalah Analytical Hierarchy Process (AHP). Sistem ini di bangun dengan

menggunakan bahasa pemrograman berorientasi objek Borland Delphi 6.0 dan database SQL 2000 Server.

Kata Kunci :Sistem Pendukung Keputusan, Analytical Hierarchy Process(AHP),

Pemrograman Berorientasi Objek Borland Delphi 6.0, Database SQL 2000 Server.

Abstrack

STIKOM Pelita Indonesia is one of the colleges that provide some scholarship programs, Mekanism of selection the scholarships to students STIKOM PI still done manually and not computerized and the student STIKOM often have difficulty in determining a student eligible to receive scholarships. It required a Decision Support System (DSS) is structured to take into account all the criteria that support decision-making in order to assist, accelerate and simplify the decision decision-making process and make decisions automatically eligible recipients quickly and precisely.The method used is Analytical Hierarchy Process (AHP). the built using Object-Oriented Programming Borland Delphi 6.0 and Databases Server SQL 2000.

Keywords : Decision Support System (DSS), Analytical Hierarchy Process(AHP),

Object-Oriented Programming , Borland Delphi 6.0, Database SQL 2000 Server.

I. Latar Belakang Penelitian

Beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang diberikan kepada perorangan, yang bertujuan untuk digunakan demi keberlangsungan pendidikan yang

ditempuh. Pemberian Beasiswa

merupakan program kerja yang ada di setiap universitas atau perguruan tinggi. Program beasiswa diadakan

untuk meringankan beban

mahasiswa dalam menempuh masa studi khususnya dalam masalah biaya. Pemberian beasiswa kepada

mahasiswa dilakukan secara selektif sesuai dengan jenis beasiswa yang diadakan.

STIKOM Pelita Indonesia adalah salah satu perguruan tinggi yang menyediakan beberapa program

beasiswa, seperti Beasiswa

Peningkatan Prestasi Akademik

(PPA) dan Beasiswa Bantuan Belajar

Mahasiswa (BBM). Beasiswa-

beasiswa tersebut diberikan oleh Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) wilayah X. Pada dasarnya

(2)

Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Pelita Indonesia - 2012 Page 2

kriteria untuk kedua jenis beasiswa

tersebut memiliki perbedaan

mendasar. Beasiswa peningkatan Prestasi Akademik (PPA) ditujukan pada mahasiswa diatas semester tiga yang memiliki Indeks Prestasi

Komulatif (IPK) >= 3.00,

sedangkan beasiswa Bantuan

Belajar Mahasiswa (BBM) ditujukan pada mahasiswa kurang mampu yang memiliki Indeks Prestasi Komulatif (IPK) >= 2.50.

Pada program ini tidak semua yang mendaftarkan diri sebagai calon penerima beasiswa akan diterima, hanya yang memenuhi

kriteria-kriteria yang telah

ditentukan oleh beasiswa tersebut. Kriteria- kriteria yang terdapat pada

pemberian beasiswa tersebut

adalah Nilai IPK (Indek Komulatif Keseluruhan), Pekerjaan Orang tua, Penghasilan Orang tua, Jumlah

saudara kandung, Jumlah

tanggungan orang tua, Status orangtua laki-laki, Status orangtua

perempuan, Status beasiswa,

Semester. Bagian kemahasiswaan STIKOM Pelita Indonesia sering

mengalami kesulitan dalam

menentukan mahasiswa yang lebih berhak menerima beasiswa. Hal ini disebabkan oleh jumlah pendaftar penerima PPA dan BBM yang terus meningkat. Sistem seleksi penerima beasiswa dilakukan dengan cara manual yaitu dengan melihat berkas

yang masuk ke bagian

kemahasiswaan.

Bagian kemahasiswaan juga kesulitan untuk mengingat berapa kali mahasiswa tersebut telah ikut program beasiswa ini. Hal ini

penting mengingat antrian

mahasiswa yang juga ingin

mendapatkan beasiswa.

Untuk itu diperlukan suatu Sistem

Pendukung Keputusan (SPK)

terstruktur yang dapat

memperhitungkan segala kriteria

yang mendukung pengambilan

keputusan guna membantu,

mempercepat dan mempermudah proses pengambilan keputusan.

Metode yang dipakai dalam

pengambilan keputusan seleksi

beasiswa adalah Analytical

Hierarchy Process (AHP). Metode tersebut dipilih karena merupakan suatu bentuk model pendukung

keputusan yang peralatan

utamanya adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia, yakni orang yang ahli dalam masalah beasiswa atau orang yang mengerti permasalahan

beasiswa. Metode Analytical

Hierarchy Process (AHP) akan membantu membandingkan antar kriteria- kriteria penerima beasiswa berdasarkan nilai bobot sehingga diperoleh suatu urutan nilai yang

menunjukkan mahasiswa-

mahasiswa yang berhak atau lebih layak menerima beasiswa.

II. Analytical Hierarchy Process (AHP)

AHP adalah sebuah metode

memecah permasalahan yang

komplek/ rumit dalam situasi yang tidak terstruktur menjadi

bagian-bagian komponen. Pada dasarnya

langkah langkah dalam metode ahp meliputi :

1. Menyusun hirarki dari

permasalahan yang dihadapi.

Persoalan yang akan

diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hierarki.

(3)

Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Pelita Indonesia - 2012 Page 3 TUJUAN Kriteria 1 Pilhan 1 Kriteria n Kriteria 3 Kriteria 2 Pilhan 3 Pilhan n Pilihan 2

Gambar Diagram Model AHP

2. Penilaian kriteria dan alternatif

Kriteria dan alternatif dinilai

melalui perbandingan

berpasangan. Untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam

mengekspresikan pendapat.

Nilai dan definisi pendapat

kualitatif dari skala

perbandingan dapat dilihat

pada Tabel dibawah ini.

Tabel Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan

Intensitas

Kepentingan Keterangan

1 Kedua elemen sama pentingnya

3

Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya

5

Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya

7

Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya 9

Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya

2,4,6,8

Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan

Selanjutnya adalah membuat tabel

perbandingan prioritas setiap

elemen dengan membandingkan masing - masing elemen menjadi :

Tabel Matriks Perbandingan

A B C

A 1 3 5

B 0,333 1 2

C 0,2 0,5 1

JLH 1,533 4,5 8

Aturan pengisian tabel

adalah dengan menganalisa

prioritas antara baris dibandingkan

dengan kolom. Kemudian

menganalisa prioritas elemen lain dengan menggunakan persamaan matematika yang menyebutkan jika A:B = X, maka B:A = 1/X. Jika prioritas A (baris) : B (kolom) = 3, maka prioritas B (baris) : A (kolom) = 1/3 atau 0,333.

Langkah berikutnya adalah menentukan bobot tiap elemen

dimana nilai bobot tersebut

berkisar 0 – 1 dan total bobot untuk setiap kolom adalah 1. Cara menentukan bobot tiap elemen adalah nilai prioritas pada tiap kotak dibagi dengan penjumlahan keseluruhan angka yang ada dalam kolom yang sama. Misalnya : bobot dari (A,A) = 1 / 1,533 = 0,652. Dengan perhitungan yang sama bobot prioritas tabel di atas menjadi :

Tabel Perhitungan Bobot

A B C

A 0,652 0,667 0,625

B 0,217 0,222 0,250

C 0,130 0,111 0,125

Selanjutnya adalah mencari nilai bobot untuk masing-masing

elemen dengan melakukan

penjumlahan setiap nilai bobot prioritas pada setiap baris tabel dibagi dengan jumlah elemen. Berikut adalah bobot masing-masing elemen.

A = (0,652+0.667+ 0,625)/3=0,648 B = (0,217+0,222+0,250)/3=0,230 C = (0,130+0,111+0,125) /3=0,122

(4)

Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Pelita Indonesia - 2012 Page 4

Untuk setiap kriteria dan

alternatif, perlu melakukan

perbandingan berpasangan

(pairwise comparison). Nilai-nilai perbandingan relatif dari seluruh alternatif dan kriteria bisa disesuaikan dengan aturan yang

telah ditentukan untuk

menghasilkan bobot dan

prioritas. Bobot dan prioritas dihitung dengan memanipulasi

matriks atau melalui

penyelesaian persamaan

matematika.

4. Konsistensi logis

Konsistensi meliputi objek-objek yang serupa bisa dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan

relevansi dan menyangkut

tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.

III.Proses Pengambilan Keputusan Seleksi pemberian beasiswa pada STIKOM PI

Proses pengambilan keputusan

berawal dari kegiatan

mengidentifikasi suatu masalah,

menetapkan prosedur yang

dibutuhkan dari suatu kebutuhan, menganalisis dan memilih alternatif yang dapat memecahkan masalah itu, serta melaksanakan alternatif

itu, dan berakhir dengan

mengevaluasi efektivitas keputusan tersebut. Adapun tahapan yang dilalui dalam proses pengambilan keputusan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Penetapan Tujuan (kebutuhan).

Perancangan sistem pendukung keputusan berawal dari adanya

suatu masalah atau adanya

kesenjangan keadaan nyata

dengan keadaan yang dikehendaki. Sebelum dilakukan perancangan sistem pendukung keputusan pada STIKOM Pelita Indonesia, harus ditentukan terlebih dahulu masalah apa yang sedang dihadapi dan tujuan apa yang dicapai oleh perusahaan atau instansi tersebut. Pada STIKOM Pelita Indonesia, masalah yang dihadapi adalah bagaimana prosedur penyaluran seleksi peserta calon yang berhak mendapatkan beasiswa tersebut layak diberikan kepada mahasiswa. Setelah diketahui permasalahan

yang dihadapi, ditetapkanlah

tujuan yang ingin dicapai. Tujuan

yang ingin dicapai dari

permasalahan yang dihadapi pada STIKOM Pelita Indonesia ini adalah untuk menghasilkan keputusan yang tepat sasaran.

2. Mengidentifikasi Kriteria

Keputusan

Berdasarkan identifikasi masalah

yang dilakukan maka perlu

dilakukan identifikasi serangkaian

kriteria keputusan. Kriteria

keputusan yang di cari adalah apa

yang menjadi dasar dalam

pengambilan keputusan. Adapun kriteria yang menjadi dasar dalam

pengambilan keputusan untuk

pemberian beasiswa pada STIKOM Pelita Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Nilai IPK (X1)

2. Pekerjaan Orangtua (X2)

3. Penghasilan Orangtua (X3)

4. Jumlah Saudara Kandung (X4)

5. Jumlah Tanggungan Orangtua (X5)

6. Status Orangtua Laki-laki (X6)

7. Status Orangtua Perempuan (X7)

8. Status Beasiswa (X8)

9. Semester (X9)

3. Memberi Bobot Pada Kriteria

Keputusan

Pemberian bobot pada setiap kriteria keputusan bertujuan untuk menentukan bagaimana prosedur

pemberian beasiswa tersebut.

Perhitungannya berdasarkan bobot nilai calon penerima beasiswa pada

(5)

Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Pelita Indonesia - 2012 Page 5

tiap – tiap kriteria. Pada masalah yang tersebut diatas terdiri dari dua nilai keputusan yaitu lulus dan tidak lulus mahasiswa tersebut mendapatkan beasiswa.

Berikut ini adalah ukuran yang ditetapkan untuk menilai suatu kriteria :

Tabel Intensitas Kepentingan Kriteria

Parameter ukuran Bobot

Sangat penting 4

Penting 3

Cukup penting 2

Kurang penting 1

Berikut ini adalah aturan yang akan diberikan untuk menghitung nilai dari masing masing calon penerima beasiswa :

1. Kriteria IPK (X1)

Tabel Bobot Kriteria IPK

Kriteria Subkriteria Nilai IPK (X1) 2.50 – 2.99 3.00 - 3.24 3.25 – 3.49 3.50 – 4.00

2. Kriteria Pekerjaan Orangtua

(X2)

Tabel Bobot Kriteria Pekerjaan Orangtua Kriteria Subkriteria Pekerjaan (X2) PNS/ TNI/ Instansi Pemerintah Pegawai swasta Petani

Pensiunan atau tidak bekerja

3. Kriteria Penghasilan Orangtua

(X3)

Tabel Bobot Kriteria Penghasilan Orangtua Kriteria Subkriteria Penghasilan (X3) < Rp. 1000.000 Rp. 1000.000 – Rp. 2.999.000 Rp. 3.000.000 – Rp. 3.999.000 >Rp. 4000.000

4. Kriteria Jumlah Tanggungan

Orangtua (X4)

Tabel Bobot Kriteria Jumlah

Tanggungan Orangtua Kriteria Subkriteria Tanggungan (X4) 1 anak 2 anak 3 anak ≥4 anak

5. Kriteria Jumlah Saudara

Kandung (X5)

Tabel Bobot Kriteria Jumlah Saudara Kandung Kriteria Subkriteria Jumlah saudara(X6) 1 anak 2 anak 3 anak ≥4 anak

6. Kriteria Status Orangtua

Laki-Laki (X6)

Tabel Bobot Kriteria Status Orangtua Laki-Laki

Kriteria Subkriteria

Status orangtua Laki-laki (X6)

Masih hidup Meninggal

7. Kriteria Status Orangtua

Perempuan(X7)

Tabel Bobot Kriteria Status Orangtua Perempuan Kriteria Subkriteria Status Orangtua Perempuan (X7) Masih hidup Meninggal

(6)

Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Pelita Indonesia - 2012 Page 6

8. Kriteria Status Beasiswa (X8)

Tabel Bobot Kriteria Status Beasiswa Kriteria Subkriteria Status beasiswa (X8) Baru Perpanjang 9. Kriteria Semester ( X9)

Tabel Bobot Kriteria Semester

Kriteria Subkriteria Semester (X9) Semester 4 Semester 5 Semester 6 Semester 7

4. Menyusun dan Mengembangkan

Alternatif

Dari kriteria diatas, maka perlu disusun beberapa alternatif yang menentukan seorang mahasiswa dapat dinyatakan lulus atau tidak lulus. Tetapi sebelumnya perlu

diketahui data dari calon

mahasiswa yang mendaftarkan diri untuk mendapatkan beasiswa akan

mengikuti seleksi pemberian

beasiswa yang nantinya berhak mendapatkan beasiswa tersebut. Data – data tersebut seperti nim mahasiswa, nama, tempat /tanggal

lahir, jenis kelamin,

agama,alamat,telepon,prodi.

5. Mengevaluasi Alternatif

Setelah menentukan dan

menyusun alternatif, maka

alternatif tersebut di evaluasi,

apakah alternatif tersebut

memenuhi nilai lebih besar atau

sama (≥) dengan standar

minimum dari serangkaian

keputusan lulus dan tidak lulus yang telah ditetapkan.

6. Memilih Alternatif

Berdasarkan hasil dari evaluasi alternatif, yang akan dipilih adalah penetapan calon mahasiswa yang

berhak mendapatkan beasiswa

tersebut yang sesuai dengan kriteria keputusan yang telah

ditetapkan sehingga layak

dinyatakan lulus sebagai penerima beasiswa pada STIKOM Pelita Indonesia.

7. Mengimplementasikan Alternatif

Pilihan

Walaupun proses pemilihan

alternatif yang terbaik telah

selesai, keputusan tersebut masih

memiliki kemungkinan untuk

mengalami kegagalan jika

keputusan itu tidak sesuai dengan semestinya. Oleh karena itu, langkah ke tujuh ini digunakan untuk melaksanakan keputusan

menjadi tindakan nyata.

Bagaimana pihak instansi STIKOM Pelita Indonesia dapat menentukan daftar nama perserta yang berhak menerima beasiswa yang sesuai dengan kriteria keputusan yang sudah ditetapkan.

8. Mengevaluasi Efektivitas

Keputusan

Dan langkah yang terakhir

dalam proses pengambilan

keputusan adalah menilai hasil

keputusan tersebut untuk

mengetahui apakah masalah yang dihadapi untuk seleksi pemberian beasiswa pada STIKOM Pelita Indonesia telah terpecahkan atau belum. Apakah keputusan yang dipilih dalam pemilihan peserta seleksi dan pengimplementasian alternatif sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Apabila pengambilan keputusan yang telah

dilakukan belum dapat

memberikan manfaat maksimum bagi pihak instansi, maka perlu

ditinjau kembali proses

pengambilan keputusan mulai dari awal dan mencari alternatif yang lain.

(7)

Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Pelita Indonesia - 2012 Page 7 1. Perbandingan Matriks Berpasangan antar kriteria

Kriteria- kriteria yang akan

dilakukan perbandingan adalah

IPK, pekerjaan orangtua,

penghasilan orangtua, jumlah

tanggungan orangtua, jumlah

saudara kandung, status orangtua

laki-laki, status orangtua

perempuan, status beasiswa,

semester. Misalkan x1 = IPK, x2 = pekerjaan orang tua, x3 = penghasilan orang tua, x4 = jumlah tanggungan orang tua, x5 = jumlah saudara kandung, x6 = status orangtua laki-laki, x7 = status orangtua perempuan, x8 =

status beasiswa dan x9 =

semester.

Tabel Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Goal X1 X2 X3 X4 X9 X1 1 2 2 3 4 X2 0.5 1 2 2 2 X3 0.5 0.5 1 4 4 X4 0.333 0.5 0.25 1 3 X5 0.25 0.333 0.333 2 3 X6 0.333 0.5 0.25 0.5 2 X7 0.25 0.333 0.25 0.5 2 X8 0.25 0.5 0.333 0.333 2 X9 0.25 0.5 0.25 0.333 1 total 3.667 6.167 6.667 13.667 23 Goal X1 X2 X3 X4 X9 EV X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 λ maks=(0.244 x 3.667 )+ (0.160 x 6.167 ) +(0.185 x 6.667 )+(0.093 x 13.667) + (0.101 x 13.167 ) + ( 0.062x 17 ) +(0.048 x 20.5) + (0.068 x 17.5 ) + ( 0.040 x 23 ) =9.851 CI= (λ maks -n) / (n-1) =(9.851 – 9) / (9-1) = 0.106 CR=CI/ IR =0.106/1 =0.073<0.1, matriks konsisten. 2. Perangkingan

Adapun urutan calon penerima beasiswa dari nilai tertinggi hingga terendah adalah sebagai berikut

No BEASISWA PENERIMA Alternatif Total Nilai skor 1 YULIA FITRI A-04 0.134

2 SISWANDI A-03 0.127 3 FERIANTO A-08 0.124 4 RUDOL A-02 0.116 5 RENTA A-05 0.106 6 RITA YOHANA A-01 0.105 7 SURI A-06 0.102 8 HARI A-09 0.100

(8)

Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Pelita Indonesia - 2012 Page 8 9 FAKHRUL A-07 0.084

Berdasarkan total nilai

skor yang diperoleh di atas, dapat disimpulkan bahwa calon penerima

beasiswa yang memperoleh

beasiswa adalah lima teratas yang mempunyai nilai tertinggi dari

sembilan alternatif yang

dibandingkan, sehingga calon

penerima beasiswa yang berhak

menerima beasiswa adalah Yulia Fitri, Siswandi, Ferianto, Rudol Agita, dan Renta Roma Uli.

IV. Rancangan Proses

Pada sistem ini digunakan perancangan proses Menggunakan Unified modelling Languange (UML)

1. Activity Diagram Sistem Program aktif Menampilkan box login Membaca password & username Bandingkan dengan Tabel User Menampilkan Menu Utama Menampilkan Form Input Alternatif & Bobot

Menampilkan proses AHP benar Menampilkan form Admin Menampilkan Form Input Kriteria Membandingkan bobot alternatif Menghitung normalisasi, Ev, CI,CR Menampilkan ev kriteria, Ev alternatif Menghitung ev kriteria Dan ev alternatif Menghitung Normalisasi, EV Kriteria,λ maks,CI,CR Membandingkan Entitas Kepentingan Kriteria Menyimpan EV Kriteria Menyimpan rangking alternatif Display Menu Pilihan Laporan Menampilkan Form pilihan Laporan Menampilkan form

Ganti password

Keluar dari menu

salah exit Ganti password CR>0,1 CR<0,1 Display Menu Pilihan AHP klik klik klik klik Menampilkan laporan Sesuai pilihan Activity Diagram

memberikan gambaran bagaimana sistem akan mencapai tujuannya. Pada gambar 3.4 merupakan

diagram activity dari SPK

Pemberian beasiswa yang akan

dirancang terlihat beberapa

aktifitas. Aktifitas diawali dengan

simbol start point berupa simbol

lingkaran kecil dengan arsiran penuh. Aktifitas dimulai dengan aktivasi dan username dan mencocokkan dengan tabel user, jika salah maka aktifitas berakhir,

jika benar maka akan

menampilkan menu utama, pada tampilan utama terdapat tiga

pilihan aktifitas yaitu menampilkan menu admin, menampilkan menu pilihan AHP dan tampilan menu pilhan laporan.

Pada menu admin

menampilkan pilihan ganti

password dan keluar. Sedangkan

pada menu pilihan AHP

menampilkan form input alternatif & bobot ,form input kriteria dan tampilan menu pilihan laporan. Ketika mengklik tampilan form input kriteria,aktifitas selanjutnya

akan membandingkan entitas

kepentingan kriteria, kemudian

menghitung normalisasi,Eigen

vektor, serta cek kekonsistenan,

aktifitas selanjutnya akan

menyimpan eigen vektor kriteria. Pada saat mengklik form input alternatif dan bobot akan menampilkan proses AHP, aktifitas selanjutnya akan membandingkan

bobot alternatif,menghitung

normalisasi,Eigen Vektor,CI,CR,

menampilkan eigen vektor kriteria dan alternatif, aktifitas selanjutnya akan menghitung perkalian eigen vektor kriteria dengan eigen vektor

alternatif,sehingga menghasilkan

aktifitas menyimpan rangking

alternatif. Saat mengklik aktifitas display menu pilihan laporan akan menampilkan form pilihan laporan

dan aktifitas selanjutnya

menampilkan laporan sesuai

pilihan dan aktifitas diakhiri dengan end point.

(9)

Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Pelita Indonesia - 2012 Page 9

Berdasarkan aktifitas tersebut

dapat disimpulkan hasil

perangkingan alternatif. Urutan aktifitas tersebut diakhiri dengan

end point yaitu simbol lingkaran

kecil yang diarsir penuh lalu diberi lingkaran luar.

V. Pengujian Sistem

Laporan Data Penerima

Beasiswa akan menampilkan

informasi mengenai mahasiswa yang direkomendasikan sebagai penerima beasiswa pada STIKOM Pelita Indonesia. Secara lengkap rancangan laporan data Penerima Beasiswa tersaji pada gambar berikut ini.

SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER ( STIKOM) PELITA INDONESIA - PEKANBARU REKOMENDASI PENERIMA BEASISWA DENGAN

MENGGUNAKAN PERHITUNGAN AHP PADA STIKOM PELITA INDONESIA Jl. Ahmad Yani no. 78-88 Pekanbaru Telp/Fax : (0761)24418/ 35508

NO NIMNAMA MAHASISWAKODE ALTERNATIFJENIS KELAMIN PROGRAM STUDINILAI BOBOT/ PERENGKINGAN

XX XX XXXX XX XX XXX XX XX XX XXXX XX XX XXX XX XX XX XXXX XX XX XXX XX XX XX XXXX XX XX XXX XX XX XX XXXX XX XX XXX XX XX XX XXXX XX XX XXX XX XX XX XXXX XX XX XXX XX PEKANBARU, XX XX XXXX BAAK STIKOM PI IV. Penutup

Berdasarkan penelitian dan

pembahasan yang telah dilakukan

sebelumnya, maka kesimpulan

yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

1. Sistem pendukung keputusan

dengan menggunakan metode

AHP dan pemrograman

berorientasi objek akan

mempermudah dan

membantu bagian

kemahasiswaan menghasilkan keputusan yang tepat sasaran

dalam penentuan calon

penerima beasiswa.

2. Sistem Pendukung Keputusan

ini akan menghasilkan sebuah

keputusan mengenai calon

penerima beasiswa yang lebih

layak menerima beasiswa.

Hasil keputusan ini dapat

digunakan sebagai

rekomendasi bagi bagian

kemahasiswaan dalam memilih

penerima beasiswa pada

STIKOM Pelita Indonesia.

(10)

Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Pelita Indonesia - 2012 Page 10

Abdul Kadir. 2009. Dasar

perancangan &

implementasi database

relasional. Penerbit ANDI. Yogyakarta.

Andi Sunyoto. 2007. Pemrograman

database dengan visual

basic dan microsoft SQL. Penerbit ANDI. Yogyakarta. http://gudangilmukomputer.blogsp

ot.com/2008/06/pengertian-

teknologi-informasi.html?m=1 Halaman ini di akses pada tanggal 26 Juni 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/dosen

Halaman ini di akses pada tanggal 1 September 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Keputu san Halaman ini di akses pada 27 Agustus 2011.

Gambar

Gambar Diagram  Model AHP  2.  Penilaian kriteria dan alternatif
Tabel Matriks Perbandingan  Berpasangan Kriteria  Goal  X1  X2  X3  X4  X9  X1  1  2  2  3  4  X2  0.5  1  2  2  2  X3  0.5  0.5  1  4  4  X4  0.333  0.5  0.25  1  3  X5  0.25  0.333  0.333  2  3  X6  0.333  0.5  0.25  0.5  2  X7  0.25  0.333  0.25  0.5  2

Referensi

Dokumen terkait

MUHAMMAD INDRA. Pengaruh Migrasi Sirkuler Terhadap Kondisi Sosial Rumah Tangga Petani. Di bawah bimbingan EKAWATI SRI WAHYUNI. Penelitian ini bertujuan untuk

Tim Pemicuan STBM Puskesmas yang akan dilatih terdiri empat orang terdiri dari staf kantor kecamatan (1 orang), dan puskesmas 3 orang (sanitarian, Tenaga Pengelola Gizi, dan

Sedangkan persamaan Jepin Lembut desa Sekura kecamatan Teluk Keramat dan Mensere kecamatan Tebas pada tema non literer, alat musik yang digunakan, tidak

Proses mendapatkan informasi proyek merupakan bagian dari proses marketing Badan Usaha, pihak yang terkait dengan marketing tersebut harus dianalisis sedemikian rupa,

Penyelia dan Penilai akan menilai pembentangan akhir dan hasil projek pelajar. Wajaran markah adalah

a. Hasil observasi implementasi RPP untuk aktifitas siswa pada kelas eksperimen Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada saat melakukan penelitian di kelas

Berdasarkan hasil kajian penelitian, faktor­faktor yang menyebabkan implementasi kebijakan KMS di bidang pendidikan oleh Pemkot Yogyakarta belum efektif mampu mencapai

diperbaiki dengan tepat/akurat atau secara terus-menerus, misalnya daya hidup anak (lamb survival) dimana seleksi terhadap tingkah laku keindukan (maternal) bisa