• Tidak ada hasil yang ditemukan

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS LATIHAN SKJ 2004 DENGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA

SISWA SMP NEGERI 2 BARRU KABUPATEN BARRU

OLEH : HASYIM )*

ABSTRAK

SKJ 2004 berkembang secara pesat dan menjadi agenda rutin setiap jum’at dilaksanakan oleh para karyawan dan pegawai dari berbagai instansi sampai saat ini. Namun dari perjalanan aktivitas senam kesegaran jasmani 2004, lahir pula jenis tarian yang bernama sajojo, kemudian terakhir muncul tarian poco-poco dengan irama lagu yang sangat menarik dan dinamis. Mencermati perjalanan di atas, maka semakin memperkuat penulis untuk menelusuri persoalan persoalan yang dianggap belum terpecahkan melalui suatu penelitian tentang kesegaran jasmani 2004 yang sekaligus diprediksi dapat menjawab keberadaan aktivitas sajojo dan poco-poco nantinya. Berdasarkan hasil pengamatan saat ini, SKJ 2004 yang teragenda setiap hari jum’at dilakukan para karyawan dan pegawai negeri dan swasta, secara kondisional belum dapat memberikan resppon terhadap peningkatan kesegaran jasmani seseorang. Hal ini disebabkan karena umumnya frekuensi aktivitas SKJ 2004 hanya dilaksanakan satu kali perminggu, dan intensitas pelaksanaannya tidak terukur sehingga membutuhkan suatu kajian secara ilmiah. Dengan mengkombinasikan antar intensitas latihan pada SKJ 2004 terhadap tingkat kesegaran jasmani seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas latihan SKJ 2004 dengan tingkat kesegaran jasmani. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 2 Barru Kabupaten Barru dengan jumlah sampel penelitian 30 orang siswa putra yang dipilih secara random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis korelasi dan regresi dengan menggunakan sistem SPSS Versi 15.00 pada taraf signifikan 95% atau  0,05. Bertolak dari hasil analisis data, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa: Ada hubungan antara intensitas latihan SKJ 2004 dengan tingkat kesegaran jasmani, terbukti nilai Ro = 0,878 (P <  0,05).

Kata Kunci : Intensitas Latihan SKJ 2004, Tingkat Kesegaran Jasmani

ABSTRACT

SKJ 2004 developed rapidly and become a regular agenda every Friday carried out by employees and officials from various agencies to date. But from the way

(2)

physical fitness gymnastic activities, 2004, birth is also kind of dance called Sajojo, and last appeared poco-poco dance to the rhythm of the song is very interesting and dynamic. Observing the way over, it further strengthens the writer to explore issues that are considered unresolved issues through an examination of the 2004 physical fitness can answer once predicted the existence and activity of poco-poco Sajojo later. Based on current observations, SKJ, 2004 teragenda every day Friday made its employees and civil servants and private, conditionally can not give resppon to improving one's physical fitness. This is because generally the frequency of activity SKJ 2004 only held once per week, and the intensity can be measured, thus requiring the implementation of a scientific study. By combining cross-intensity exercise on SKJ 2004 on the level of a person's physical fitness. This study aimed to determine the relationship of exercise intensity SKJ 2004 with a level of physical fitness. This research includes descriptive research. The study population was all students of SMP Negeri 2 Barru Barru with sample number 30 persons elected by boys random sampling. The data analysis technique used is the correlation and regression analysis techniques using SPSS system version 15:00 on 95% significance level or  0.05. Departing from the results of the data analysis, the study concluded that: There is a relationship between exercise intensity SKJ 2004 with a degree of physical fitness, proved the value of Ro = 0.878 (P < 0.05).

Keyword : Exercise intensity SKJ, 2004, The Physical Fitness

PENDAHULUAN

Senam Kesegaran Jasmani 2004 (SKJ 2004) merupakan kesegar-an jasmkesegar-ani ykesegar-ang sampai saat ini masih bertahan dan rutin dilakukan oleh berbagai instansi pemerintah dan swasta, dari tingkat sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi, serta kalangan masyarakat lainnya. Secara historis bahwa sebelum senam ke-segaran jasmani 2004 lahir, beberapa kali terjadi perubahan atau direposisi gerakan-gerakan senam yang di-anggap seusai dengan kebutuhan masyarakat saat itu. Misalnya senam pagi Indonedia (SPI) dengan variasi gerakannya dapat dimassalkan pada umumnya di tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah umum, dan nampaknya aktivitas senam pagi Indonesia ini sangat semarak di

lakukan dengan penuh antusias oleh murid-murid sekolah dasar. Kegiatan senam pagi Indonesia ini tidak bertahan lama, kemudian berubah menjadi senam pagi pelajar tahun 2000 dan pada akhuirnya senam kesegaran jasmani 2004.

Senam kesegaran jasmani 2004 berkembang secara pesat dan menjadi agenda rutin setiap jum’at dilaksanakan oleh para karyawan dan pegawani dari berbagai instansi sampai saat ini. Namun dari per-jalanan aktivitas senam kesegaran jasmani 2004, lahir pula jenis tarian yang bernama sajojo, kemudian ter-akhir muncul tarian poco-poco dengan irama lagu yang sangat menarik dan dinamis.

Mencermati perjalanan di atas, maka semakin memperkuat penulis

(3)

untuk menelusuri persoalan persoalan yang dianggap belum terpecahkan melalui suatu penelitian tentang senam kesegaran jasmani 2004 yang sekaligus diprediksi dapat menjawab keberadaan aktivitas sajojo dan poco-poco nantinya.

Berdasarkan hasil pengamatan saat ini, senam kesegaran jasmani 2004 yang teragenda setiap hari jum’at dilakukan para karyawan dan pegawai negeri dan swasta, secara kondisional belum dapat memberikan resppon terhadap peningkatan ke-segaran jasmani seseorang. Hal ini di-sebabkan karena umumnya frekuensi aktivitas senam kesegaran jasmani 2004 hanya dilaksanakan satu kali perminggu, dan intensitas pelaksa-naannya tidak terukur sehingga mem-butuhkan suatu kajian secara ilmiah. Dengan mengkomparasikan antar in-tensitas latihan pada senam kese-garan jasmani 2004 terhadap tingkat kesegaran jasmani seseorang.

Didalam penelitian akan diuji cobakan berbagai jenis intensitas latihan seperti intesitas latihan empat kali putaran, tiga kali putaran, dan intensitas dua kali putaran. Oleh karena pelaksanaan penelitian ini di-fokuskan pada siswa sekolah me-nengah pertama, tepatnya pada SMP Negeri 2 Barru Kabupaten Barru, untuk memudahkan mengontrol pelak-sanaan penelitian tentunya harapan kelancaran kegiatan tersebut tercapai.

Pemilihan SMP Negeri 2 Barru Kabupaten Barru sebagai tempat penelitian atas dasar potensi dan motivasi siswa-siswa yang cukup besar dalam mengikuti senam kesegaran jasmani 2004 selama ini. Di samping itu siswa-siswa tersebut melaksanakan senam kesegaran jasmani 2004 secara rutin.

Hakekat SKJ 2004

Senam kesegaran jasmani 2004 merupakan rangkaian gerakan yang bertujuan untuk meningkatkan, membina dan memelihara kesegaran jasmani seseoarang. Rangkaian ge-rakan senam kesegaran jasmani 2004 merupakan peningkatan dan pengem-bangan dari senam kesegaran jas-mani terdahulu yang telah diperkenal-kan. Dengan berhasil disusunnya rangkaian gerakan senam kesegaran jasmani 2004 diharapakan dapat me-ningkatkan pelaksanaan jam krida olahraga dan memberi alternatif masyarakat secara bervariasi untuk melaksanakan senam agar dapat me-ningkat kesegaran jasmaninya.

Senam kesegaran jasmani 2004 mempunyai ciri khusus yang telah dikemukakan, namun perlu ditambahkan lagi bahwa disamping yang telah disebutkan masih ada ciri lain senam kesegaran jasmani 2004 sebagai berikut: (1) Gerakan pemanasan di bagi dalam 8 kelompok, gerakan latihan yang terdiri dari 23 gerakan, (2) Gerakan inti yang terdiri dari 5 kelompok, dan terdiri dari 12 gerakan, dan (3) Gerakan pendinginan yang terdiri dari 4 kelompok, dan terdiri dari 9 gerakan. Tujuan diciptakan senam kesegaran jasmani 2004 adalah untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat serta meningkatkan dan membina senam kesegaran jasmani.

Melakukan latihan SKJ pada dasarnya telah melakukan latihan jasmani, gerakan–gerakan yang di lakukan dalam senam kesegaran jasmani adalah mengutamakan respon fisik. Latihan senam kesegaran jasmani juga disebut latihan olahraga karena aktivitas utamanya adalah mengolah keadaan raga, agar per-tumbuhan dan perkembangan jasmani berlangsung dengan baik, dinamis,

(4)

dan tidak selalu mengalami kekakuan dan hambatan yang berhubungan dengan fungsi peredaran darah, per-nafasan dan gerak sendi otot. Jadi untuk mendapatkan hasil yang mak-simal mengalami kesegaran yang baik, maka kegiatan olahraga di-lakukan berulang-ulang agar badan selalu terbiasa sampai tidak menim-bulkan kekauan.

Pelaksanaan senam kesegaran jasmani 2004 tentunya erat pada konteks tujuan-tujuan yang ingin di capai yaitu peningkatan kesegaran jasmani seseoran atau individu dengan tetap pada penekanan karak-ter keolahragaan yaitu memiliki pema-nasan, inti dan penenangan. Dari karakter tersebut dapat dipahami secara jelas yang dimaksud dengan senam kesegaran jasmani 2004 (SKJ 2004). Agar pengaruh latiha senam kesegaran jasmani 2004 lebih jelas, maka perlu digambarkan intesitas latihan mana yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap derajat kesegaran jasmani seseorang.

Intensitas Latihan

Intensitas latihan memegang kunci sangat penting untuk me-ningkatkan kualitas fisik. Kualifikasi intensitas dapat dinyatakan dalam bentuk persentase atau kategori. Suharno (1993) yaitu: “tingkat kece-patan lari, takaran berat badan dalam angkat besi, jarak lempar, tinggi lompat, dan lain-lain.” Selanjutnya Radioputra (1973) mengemukakan bahwa: “bila intesitas latihan terlalu rendah, pegaruh pada peningkatan sangat kecil, tetapi bila intensitas terlalu tinggi, resiko timbulnya cedera sangat besar.” Tabel 1 Intensitas latihan Angka %Tingkat Intensitas Kaegori Intensitas Denyut nadi Permenit 30-50% 50-60 % 60-75% 75%-85% 85-100% Ringan Mudah Sedang Sub Maksimal Maksimal 103-140 140-150 150-165 165-180 180 ke atas Sumber: Nossek (1982)

Berdasarkan penjelasan tentang intensitas latihan tersebut di atas, maka dapat dismpulkan bahwa intensitas latihan adalah suatu dosis (jatah) latihan yang harus dilakukan seorang atlet, menurut program latihan yang ditentukan. Oleh karena intensitas latihantidak selamanya dalambentuk persentase, maka dalam penelitian ini akan dikemas suatu latihan dengan penekanan pada intensitas yang bukan berbentuk persentase, tetapi mengacu pada perhitungan berapa kali putaran.

Pengertian kesegaran jasmani

Perkataan kesegaran jamsani lazim dikenal dengan istilah asing phisical fitness. Physicas berarti badan atau tubuh sedangkan fitness berarti segar. Jadi yang dimaksud dengan kesegaran jasmani yaitu badan yang sehat dan bugar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengertian kesegaran jasmani di pandang sebagai suatu konsep yang mempunyai ruang lingkup yang cukup luas. Oleh sebab itu para ahli men-definisikan sesuai dengan sudut pandang keahlian. Misalnya, dari segi kedokteran lebih menitik beratkan pada kemampuan jantung dan paru-paru. Di bidang olahraga lebih menitik beratkan pada keberhasilan melakukan aktivitas fisik tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Soedarminto SP. (1990) mengatakan bahwa: “se-seorang memiliki kesegaran jasmani yang baik akan mampu memenuhi

(5)

tuntutan fisik tertentu.” selanjutnya dikatakan pula : “seseorang dikatakan fit untuk sesuatu tugas aktifitas apa-bila ia mampu menyelesaikan tugas tersebut cukup efesien dan tanpa kelelahan yang berlebihan dan dapat pulih kembali.” (Soedarminto SP, 1990). Pendapat lain yang lebih menitik beratkan pada kemampuan tubuh untuk beradaptasi, yaitu : Kesegaran jasmani adalah kesang-gupan dan kemampuan tubuh dalam melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya dari kerja yang dilakukan sehari-hari tanpa menim-bulkan kelelahan yang berlebihan (Dangsina Moeloek, 1984).

Perbedaan definisi kesegaran jasmani nampaknya tidak cukup berarti, namun ada kesamaan yang sangat esensial yaitu pentingnya kesegaran jasmani yang diperlukan tiap individu tidak perlu sama dantidak akan sama, ini tergantung dari jenis kelamin, usia, bear tubuh (tinggi dan berat badan), pekerjaan, lingkungan, cuaca, emosi, dan lain-lain. Sehu-bungan dengan hal tersebut. Anwar pasau (1995) menga-takan: Namun demikian tentu saja makin tinggi tingkat kesegaran jasmani seseorang, makin baik, berarti lebih sehat dan lebih baik dibandingkan dengan seseorang yang tingkat kesegaran jasmaninya lebih rendah.

Penjelasan tentang pengertian di atas menandakan bahwa perlu ada usaha-usaha untuk meningkatkan segaran jasmani. Perkembangan ke-segaran jasmani di masyarakat mem-buka pemikiran para ahli untuk se-pakat memberikan penjelasan yang lebih terarah terhadap kesegaran jasmani. Kini masih merupakan ke-sepakatan sementara bahwa untuk mengetahui kesegaran jasmani sese-orang maka yang perlu diukur adalah hal-hal yang menyangkut kesegaran

kardiovaskuler, kesegaran kekuatan otot, kesegaran keseimbangan tubuh dan kesegaran kelentukan.

Berdasarkan faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kesegaran jasmani seseorang maka dapat dibedakan atas kebutuhan ke-segaran jasmani dan keterampilan yang menunjang kesegaran. Kesegar-an jasmKesegar-ani dapat dinilai melalui kesegaran kardiovaskuler, kesegaran kekuatan, kesegaran keseimbangan tubuh, kesegaran kelentukan. Sesuai dengan pendapat Sajoto (1992) bahwa: “Keterampilan dapat dinilia melalui komponen-komponen fisik lainnya seperti kelincahan, kecepatan, ketepatan, koordinasi.”

Kesegaran kardiovaskuler ber-kaitan dengan kesegaran jasntung dimana mampun bekerja mengatasi beban kerja selama waktu tertentu. kesegaran ini disebut juga kesegaran aerobik, dimana melibatkan juga organ lainnya seperti paru-paru dan peredaran darah dengan jumlah kerja maksimal yang dapat dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan kelompok otot-otot besar. Kemampuan kerja dari kesegaran kardiovaskuler ditandai dengan kemampuan meng-gunakan oksigen secara efesien. Untuk mengetahui kebutuhan tersebut jantung harus memompa darah ke-seluruh tubuh dengan baik. Kesegaran kekuatan (strength fitness) adalah kemampuan otot untuk melakukan kerja dengan menahan beban. Otot yang tidak terlatih akan menjadi lemah karena serabutnya menjadi kecil, sehingga sulit untuk melakukan kerja dengan bebas kerja yang berat. Di-samping itu dalam masalah kesegaran kekuatan otot ada hal yang perlu diketahui yaitu suatu kemampuan dalam melakukan kerja terus menerus dan berulang kali dengan kekuatan maksimal dalam waktu yang lama.

(6)

Kesegaran keseimbangan berat badan (body composition/body weight fitness) merupakan tuntutan kesegaran jasmani. Hal ini disebabkan karena perkem-bangan dan perbaikan faktor ekonomi dalam keluarga menyebabkan adanya makanan yang berlebihan sehingga kalori yang masuk lebih besar dari yang dikeluarkan, keadaan yang demikian bila dibiarkan maka terjadi penimbunan lemak, berat badan tidak terkontrol dan terjadi kegemukan. Ke-segaran kelentukan (flexibility fitness) menyangkut kemampuan persendian, ligamne dan tendon sekitar per-sendian guna melaksanakan gerak seluas-luasnya. Kelentukan ini sangat penting karena apabila seseorang mengalami kurang luas gerak dalam persendiannya dapat menimbulkan gangguan kurang gerak dan mudah cedera.

Berdasarkan pandangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih memiliki tenaga cadangan untuk melaksana-kan kegiatan yang lain. Di samping itu dapat dikatakan kesegaran jasmani cukup kompleks karena mencakup berbagai aspek kehidupan manusia.

METODE PENELITIAN

Metode yang di pergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Adapun variabel penelitian yang ingin diteliti dalam penelitian ini terdiri atas: variabel bebas yaitu Intensitas latihan SKJ 2004 dan variabel terikat yaitu Tingkat kesegaran jasmani. Desain penelitian atau rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa SMP Negeri 2 Barru Kabupaten Barru,

maka sampel yang diambil atau di-gunakan dalam penelitian ini ber-jumlah 30 orang Siswa SMP Negeri 2 Barru Kabupaten Barru. Data yang terkumpul tersebut perlu dianalisis secara statistik deskriptif, maupun inferensial untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian, dengan taraf signifikan 95% atau  = 0,05.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ada hubungan intensitas latihan SKJ 2004 dengan tingkat kesegaran jasmani siswa SMP Negeri 2 Barru.

Hipotesis statistik : Ho : 1 = 0 H1 : 1 ≠ 0 Hasil pengujian :

Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi data antara intensitas latihan SKJ 2004 tingkat kesegar-an jasmkesegar-ani. Diperoleh nilai regresi ( R0 ) 0,878 dengan tingkat proba-bilitas (0,000) <  0,05, untuk nilai R Square (koefesien determinasi) = 0,771. Hal ini berarti 77,1% tingkat kesegaran jasmani di-jelaskan oleh intensitas latihan SKJ 2004. Sedangkan sisanya (100% - 77,1% = 22,9%) dijelas-kan oleh sebab-sebab yang lain. Dari uji Anova atau F test, didapat F hitung adalah 94,055 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari  0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi tingkat kesegaran jasmani (dapat diberlakukan untuk populasi dimana sampel diambil). Dari uji t diperoleh 9,698 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari  0,05. Maka Ho ditolak dan H1 diterima atau koefesien regresi signifikan, atau

(7)

intensitas latihan SKJ 2004 benar-benar berpengaruh secara signi-fikan dengan tingkat kesegaran jasmani. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara intensitas latihan SKJ 2004 dengan tingkat kesegaran jasmani. Pada dasar-nya bahwa aktifitas atau kegiatan yang dilakukan seseorang tentu akan membawa sebuah perubah-an dari hasil aktifitas tersebut. Demikian juga dengan latihan intensitas SKJ 2004 yang di-lakukan oleh siswa SMP Negeri 2 Barru yang memiliki hubungan tingkat kesegaran jasmani. Latihan intensitas SKJ 2004 memiliki hubungan yang tinggi dengan tingkat persentase 77,1% dari hasil tingkat kesegaran jasmani. Ini membuktikan bahwa senam kesegaran jasmani 2004 dengan intensitas latihan lebih baik di-laksanakan. Sebab adanya titik jenuh atau kebosanan yang terjadi pada siswa pada saat proses gerakan serta siswa juga memiliki rasa keterpaksaan untuk mela-kukan gerakan tersebut, sehingga tidak ada kesungguhan dengan gerakan-gerakan yang dilakukan dan tingkat kelelahan yang dimiliki bagi setiap siswa. Untuk itu proses pelaksanaan senam kesegaran jasmani 2004 maupun yang se-jenisnya cukup maksimal dilak-sanakan dengan 2 kali putaran, agar supaya proses gerakan ter-sebut dapat dilaksanakan dengan baik dan tidak menimbulkan rasa kejenuhan dan letih.

PENUTUP

Sesuai dari hasil analisis pengujian hipotesis dengan berdasar pada masalah yang diajukan, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Ada hubungan yang signifikan intensitas latihan senam kesegaran jasmani 2004 dengan tingkat kesegaran jasmani siswa SMP Negeri 2 Barru.

Agar hasil penelitian dapat di manfaatkan untuk meningkatkan ke-bugaran atau kesegaran bagi siswa, maka saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Guru olahraga diharapkan dapat melaksanakan SKJ 2004 atau sejenisnya di sekolah minimal 1 kali seminggu dengan tidak me-lampaui batas kejenuhan pada proses pelaksanaan atau cukup 1 atau 2 kali putaran dalam per-gerakan guna mencapai kesegar-an jasmkesegar-ani untuk dapat melaku-kan aktifitas di sekolah dengan baik.

2. Hendaknya disetiap sekolah me-laksanakan senam kesegaran jasmani sekali sepekannya guna meningkatkan kesegaran jasmani setiap siswa guna pencapaian hasil belajar yang lebih maksimal. 3. Diharapkan adanya penelitian

lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar pada penelitian yang relevan agar hasil penelitian ini dapat dikembangkan untuk mem-perkaya khasanah disiplin ilmu keolahragaan, khususnya dalam upaya meningkatkan kesegaran jasmani.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 1999. Petunjuk Pelaksa-naan Senam Kesegaran Jasmani 2000. Kantor Menteri Negara dan Olahraga, Proyek Pembinaan Olahraga.

Fox. 1984. The physicological Basic of Physical Education and Atheletic. Toronto: Sounders College Publishing.

(8)

ICSFT. 1977. Penilaian Kesegaran Jasmani dengan Tes A.C. SP. F.T. Untuk Mahasiswa dan Taruna. Depdikbud, Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi.

Nossek. 1982. General Theory of Training. Penerbit PAN African Press Ltd Longus.

Pasau, M. Anwar. 1988. Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik, Proyek

Peningkatan dan

Pengembangan Perguruan Tinggi IKIP Ujung Pandang. Said, Hasnah. 1992. Kesegaran

Jasmani Bangsa. Proyek Pendidikan Olahraga: Jakarta. Sajoto Moch. 1988. Pembinaan

Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikti. Sudarno, S.P. 1992. Pendidikan

Kesehatah Jasmani. Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan: Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

3 SIFAT PENTING PENDIDIKAN PENDIDIKAN MENGANDUNG NILAI PENDIDIKAN BERSIFAT SOSIAL PENDIDIKAN DIDUKUNG OLEH LINGKUNGAN Diarahkan pada pengembangan pribadi sesuai dengan nilai

Membantu petugas kesehatan untuk melindungi tangan dari kontak dengan darah, semua jenis cairan tubuh, secret, ekskreta, kulit yang tidak utuh, selaput lendir

Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area).Pada umumnya sistem drainase mayor

12 Oleh karena itu, maka banyak laporan yang dilakukan oleh kompetitor kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha karena PT Pelindo II (Persero) dianggap telah melakukan

Teman Mahasiswa Teknik Industri Universitas Mercu Buana Jakarta yang selalu motivasi dan bekerjasamanya serta kekompakan yang terjalin sehingga penulis dapat

Setelah pengembangan game engine, pengujian unit, dan pengujian sistem dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa XGate2D memudahkan pengembangan game 2D, karena

Yūsuf al-Qarḍawīy menggabungkan antara mengharamkan dan membolehkan masuk parlemen yaitu bahwa hukum dasar dalam masalah ini ialah larangan bagi orang Muslim untuk bergabung

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Ada perbedaan yang bermakna antara kesehatan pribadi siswa sekolah full day (SDIT Utsman Bin Affan) dan siswa