Tugas Akhir
Pengujian kinerja rangkak pada balok beton sandwich dilakukan terhadap sejumlah benda uji dengan pembebanan yang bekerja arah transversal. Benda uji yang digunakan ada dua tipe yaitu balok tunggal dan balok ganda. Benda uji diletakkan secara horizontal dan vertikal untuk mengetahui pengaruh lendutan akibat pembebanan. Dalam penelitian ini, jumlah duplikasi yang digunakan untuk masing-masing tipe benda uji adalah tiga sampel.
Tugas Akhir
Tabel 4.1.Hasil Pengujian Kinerja Rangkak Balok Beton Sandwich
Berat LC (kg) Berat LC (kN) Tumpuan Berat
30 cukup besar karena pembacaan dilakukan secara otomatis setiap dua detik. Oleh karena itu, data hasil penelitian disajikan dalam bentuk grafik.
4.2 Pembahasan
Dari data yang diperoleh maka dapat digambarkan grafik hubungan lendutan terhadap waktu. Grafik yang disajikan merupakan grafik dengan dua sumbu vertikal yang berbeda, yaitu sumbu vertikal kiri dan sumbu vertikal kanan. Sumbu vertikal kiri menunjukkan lendutan yang terjadi dan sumbu vertikal kanan menunjukkan beban yang dikenakan pada benda uji. Grafik tersebut menampilkan perubahan lendutan yang terjadi pada benda uji ketika diberi beban konstan dalam waktu dua jam.
Gambar 4.1 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada benda uji RH-S01 terhadap waktu pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Lendutan yang terjadi selama dua jam dengan beban konstan 3 kN adalah antara 0,08 mm sampai dengan 2,5 mm. Setelah dua jam, beban yang dikenakan pada benda uji ditingkatkan setiap 100 N untuk mencapai beban maksimum yang mampu ditahan dan lendutan maksimum yang dialami oleh benda uji. Benda uji RH-S01 mampu menahan beban maksimum sebesar 4,50 kN dan lendutan maksimum yang dicapai adalah sebesar 2,84 mm.
31
Tugas Akhir
Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam(Cement EPS Sandwich Panel)
Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata Yohanna Ariesta – 15.B1.0093
Tugas Akhir
Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam(Cement EPS Sandwich Panel)
4.2.1 Analisis Pengujian Kinerja Rangkak Balok Tunggal
Tugas Akhir
Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam(Cement EPS Sandwich Panel)
33 Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata
Yohanna Ariesta – 15.B1.0093
Tugas Akhir
Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam(Cement EPS Sandwich Panel)
35
Gambar 4.3 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada benda uji RH-S03 terhadap waktu pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Lendutan yang terjadi selama dua jam dengan beban konstan 3 kN adalah antara 0,02 mm sampai dengan 1,94 mm. Setelah dua jam, beban yang dikenakan pada benda uji ditingkatkan setiap 100 N untuk mencapai beban maksimum yang mampu ditahan dan lendutan maksimum yang dialami oleh benda uji. Benda uji RH-S03 mampu menahan beban maksimum sebesar 4,27 kN dan lendutan maksimum yang dicapai adalah sebesar 2,14 mm.
Gambar 4.4 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada ketiga benda uji tipe balok tunggal yang diuji dalam posisi horizontal terhadap waktu pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Pada Gambar 4.4 diketahui bahwa benda uji RH-S03 mengalami perubahan lendutan yang cenderung lebih kecil dibandingkan dengan kedua benda uji lainnya sampai dengan menit ke-50. Selama beban konstan 3 kN bekerja selama 2 jam terhadap masing-masing sampel, benda uji RH-S02 menunjukkan perubahan lendutan yang cukup cepat dan cukup signifikan.
Tugas Akhir
Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam(Cement EPS Sandwich Panel)
37
Selain dibebani dalam posisi horizontal, benda uji balok tunggal juga dibebani dalam posisi vertikal. Tujuannya adalah untuk mengamati perubahan lendutan yang terjadi akibat beban konstan apabila balok beton sandwich dipasang dalam posisi vertikal pada sebuah konstruksi. Dari pengujian benda uji secara vertikal maka dapat digambarkan grafik hubungan lendutan terhadap waktu.
Gambar 4.5 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada benda uji RV-S01 terhadap waktu pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Lendutan yang terjadi selama dua jam dengan beban konstan 3 kN adalah antara 0,04 mm sampai dengan 0,4 mm.
Tugas Akhir
Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam(Cement EPS Sandwich Panel)
Tugas Akhir
Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam(Cement EPS Sandwich Panel)
39 Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata
Yohanna Ariesta – 15.B1.0093
Tugas Akhir
Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam(Cement EPS Sandwich Panel)
41
Gambar 4.6 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada benda uji RV-S02 terhadap waktu pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Lendutan yang terjadi selama dua jam dengan beban konstan 3 kN adalah antara 0,04 mm sampai dengan 0,52 mm.
Setelah dua jam, beban yang dikenakan pada benda uji ditingkatkan setiap 100 N untuk mencapai beban maksimum yang mampu ditahan dan lendutan maksimum yang dialami oleh benda uji. Benda uji RV-S02 mampu menahan beban maksimum sebesar 4,98 kN dan lendutan maksimum yang dicapai adalah sebesar 0,60 mm.
Gambar 4.7 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada benda uji RV-S03 terhadap waktu pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Lendutan yang terjadi selama dua jam dengan beban konstan 3 kN adalah antara 0,04 mm sampai dengan 0,84 mm.
Tugas Akhir
Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam(Cement EPS Sandwich Panel)
43
Tugas Akhir
Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam(Cement EPS Sandwich Panel)
Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata Yohanna Ariesta – 15.B1.0093
Gambar 4.8 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada ketiga benda uji tipe balok tunggal yang diuji dalam posisi vertikal terhadap waktu pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Pada Gambar 4.8 diketahui bahwa benda uji RV-S01 mengalami perubahan lendutan yang cenderung lebih kecil dibandingkan dengan kedua benda uji lainnya sampai dengan menit ke-65. Selama beban konstan 3 kN bekerja selama 2 jam terhadap masing-masing sampel, benda uji RV-S03 menunjukkan perubahan lendutan yang cukup cepat dan cukup signifikan.
Tugas Akhir
Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam(Cement EPS Sandwich Panel)
4.2.2 Analisis Pengujian Kinerja Rangkak Balok Ganda
45
Selain balok beton sandwich tunggal, dilakukan juga pengujian pada balok beton sandwich ganda yang merupakan dua balok tunggal yang direkatkan. Pengujian rangkak balok ganda juga dilakukan dalam posisi horizontal dan posisi vertikal. Gambar 4.9 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada benda uji RH-D01 terhadap waktu pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Lendutan yang terjadi selama dua jam dengan beban konstan 3 kN adalah antara 0,04 mm sampai dengan 0,6 mm.
Tugas Akhir
Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam(Cement EPS Sandwich Panel)
47
Gambar 4.10 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada benda uji RH-D02 terhadap waktu pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Lendutan yang terjadi selama dua jam dengan beban konstan 3 kN adalah antara 0,04 mm sampai dengan 0,8 mm.
Setelah dua jam, beban yang dikenakan pada benda uji ditingkatkan setiap 100 N untuk mencapai beban maksimum yang mampu ditahan dan lendutan maksimum yang dialami oleh benda uji. Benda uji RH-D02 mampu menahan beban maksimum sebesar 5,00 kN dan lendutan maksimum yang dicapai adalah sebesar 1,25 mm.
Gambar 4.11 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada benda uji RH-D03 terhadap waktu pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Lendutan yang terjadi selama dua jam dengan beban konstan 3 kN adalah antara 0,02 mm sampai dengan 0,92 mm.
Tugas Akhir
Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam(Cement EPS Sandwich Panel)
Tugas Akhir
Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam(Cement EPS Sandwich Panel)
49 Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata
Yohanna Ariesta – 15.B1.0093
50
Tugas Akhir
Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam(Cement EPS Sandwich Panel)
Gambar 4.12 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada ketiga benda uji tipe balok ganda yang diuji dalam posisi horizontal terhadap waktu pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Pada Gambar 4.12 diketahui bahwa ketiga benda uji mengalami perubahan lendutan yang cenderung kecil sampai dengan menit ke-50. Selama beban konstan 3 kN bekerja selama 2 jam terhadap masing-masing sampel, ketiga benda uji menunjukkan respon perubahan lendutan yang cenderung sama dalam arti bertambah terhadap waktu. Benda uji RH-D02 mengalami lendutan lebih besar dibandingkan dengan kedua benda uji lainnya selama pembebanan konstan.
Tugas Akhir
Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam(Cement EPS Sandwich Panel)
51 Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata
Yohanna Ariesta – 15.B1.0093
52
Tugas Akhir
Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam(Cement EPS Sandwich Panel)
Gambar 4.13 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada benda uji RV-D01 terhadap waktu pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Lendutan yang terjadi selama dua jam dengan beban konstan 3 kN adalah antara 0,02 mm sampai dengan 0,36 mm.
Setelah dua jam, beban yang dikenakan pada benda uji ditingkatkan setiap 100 N untuk mencapai beban maksimum yang mampu ditahan dan lendutan maksimum yang dialami oleh benda uji. Benda uji RV-D01 mampu menahan beban maksimum sebesar 8,46 kN dan lendutan maksimum yang dicapai adalah sebesar 0,91 mm.
Gambar 4.14 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada benda uji RV-D02 terhadap waktu pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Lendutan yang terjadi selama dua jam dengan beban konstan 3 kN adalah antara 0,04 mm sampai dengan 0,68 mm.
Tugas Akhir
Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam(Cement EPS Sandwich Panel)
53 Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata
Yohanna Ariesta – 15.B1.0093
Tugas Akhir
Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam(Cement EPS Sandwich Panel)
55
Tugas Akhir
Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam(Cement EPS Sandwich Panel)
Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata Yohanna Ariesta – 15.B1.0093
Gambar 4.15 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada benda uji RV-D03 terhadap waktu pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Lendutan yang terjadi selama dua jam dengan beban konstan 3 kN adalah antara 0,08 mm sampai dengan 0,54 mm.
Tugas Akhir
Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam(Cement EPS Sandwich Panel)
57
Gambar 4.16 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada ketiga benda uji tipe balok ganda yang diuji dalam posisi vertikal terhadap waktu pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Pada Gambar 4.16 diketahui bahwa ketiga benda uji mengalami perubahan lendutan yang cenderung kecil sampai dengan menit ke-25. Selama beban konstan 3 kN bekerja selama 2 jam terhadap masing-masing sampel, ketiga benda uji menunjukkan respon perubahan lendutan yang cenderung sama dalam arti bertambah terhadap waktu dan cukup besar. Benda uji RV-D02 mengalami lendutan lebih besar dibandingkan dengan kedua benda uji lainnya selama pembebanan konstan.
58
Tugas Akhir
Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam(Cement EPS Sandwich Panel)
Tabel 4.2. Persentase Perubahan Lendutan Selama Dua Jam Tanpa Penambahan Beban
59
Benda uji mengalami retak hingga patah selama proses pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini. Kerusakan masing-masing benda uji terjadi setelah mencapai beban maksimum. Benda uji tidak memiliki tulangan sehingga meskipun kerusakan ditandai dengan muncul retakan, benda uji patah secara tiba-tiba.
4.3.1 Pola Retak Balok Tunggal Horizontal
Benda uji RH-S01 mengalami patah setelah mencapai beban maksimum 4,50 kN dalam waktu pengujian selama 2 jam 3 menit 4 detik. Titik patah pada benda uji RH-S01 terletak pada 41 cm dari kiri dan 59 cm dari kanan dan ditunjukkan pada Gambar 4.17.
Gambar 4.17. Tampak Atas Benda Uji RH-S01 Setelah Pengujian
60
Tugas Akhir
Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam(Cement EPS Sandwich Panel)
4.3.2 Pola Retak Balok Tunggal Vertikal
Benda uji RV-S01 mengalami patah setelah mencapai beban maksimum 5,62 kN dalam waktu pengujian selama 2 jam 11 menit 40 detik. Titik patah pada benda uji RV-S01 terletak pada 42 cm dari kiri dan 58 cm dari kanan dan ditunjukkan pada Gambar 4.19.
Gambar 4.19. Tampak Atas Benda Uji RV-S01 Setelah Pengujian
Gambar 4.20. Patah yang Terjadi pada Benda Uji RV-S01
4.3.3 Pola Retak Balok Ganda Horizontal
61
Tugas Akhir
Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam(Cement EPS Sandwich Panel)
Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata Yohanna Ariesta – 15.B1.0093
51,5 cm dari kiri dan 48,5 cm dari kanan dan ditunjukkan pada Gambar 4.21.
Gambar 4.21. Tampak Atas Benda Uji RH-D02 Setelah Pengujian
Gambar 4.22. Patah yang Terjadi pada Benda Uji RH-D02
4.3.4 Pola Retak Balok Ganda Vertikal
62
Tugas Akhir
Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam(Cement EPS Sandwich Panel)
Gambar 4.23. Tampak Atas Benda Uji RV-D01 Setelah Pengujian
Tugas Akhir
Dari pengujian rangkak yang dilakukan terhadap seluruh benda uji, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pada balok beton sandwich tunggal, perubahan lendutan yang lebih signifikan adalah pada benda uji yang diuji dengan posisi horizontal. Pada benda uji yang diuji secara horizontal, lendutan yang dialami lebih dari 2 mm.
2. Pada balok beton sandwich ganda, tidak ada perbedaan yang signifikan dari data perubahan lendutan yang dihasilkan, baik jika diuji secara horizontal maupun diuji secara vertikal. Lendutan yang dialami oleh benda uji balok ganda yang diuji secara horizontal maupun vertikal adalah berkisar 1 mm hingga benda uji patah.
3. Pada balok beton sandwich tunggal yang diuji dalam posisi horizontal, peristiwa rangkak tampak selama dua jam pembebanan konstan sebesar 3 kN. Benda uji mengalami perubahan lendutan tanpa adanya penambahan beban. Perubahan lendutan yang paling signifikan adalah pada benda uji RH-S01 yaitu 0,08 mm sampai 2,5 mm, atau bertambah sebesar 3,23% terhadap ketebalan awal benda uji (t = 75 mm).
4. Pada balok beton sandwich tunggal yang diuji dalam posisi vertikal, peristiwa rangkak tampak selama dua jam pembebanan konstan sebesar 3 kN. Benda uji mengalami perubahan lendutan tanpa adanya penambahan beban. Perubahan lendutan yang paling signifikan adalah pada benda uji RV-S03 yaitu 0,04 mm sampai 0,84 mm, atau bertambah sebesar 0,40% terhadap ketebalan awal benda uji (t = 200 mm).
64
Tugas Akhir
Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam(Cement EPS Sandwich Panel)
penambahan beban. Perubahan lendutan yang paling signifikan adalah pada benda uji RH-D03 yaitu 0,02 mm sampai 0,92 mm, atau bertambah sebesar 0,60% terhadap ketebalan awal (t = 150 mm).
6. Pada balok beton sandwich ganda yang diuji dalam posisi vertikal, peristiwa rangkak tampak selama dua jam pembebanan konstan sebesar 3 kN. Benda uji mengalami perubahan lendutan tanpa adanya penambahan beban. Perubahan lendutan yang paling signifikan adalah pada benda uji RV-D02 yaitu 0,04 mm sampai 0,68 mm, atau bertambah sebesar 0,32% terhadap ketebalan awal (t = 200 mm).
7. Perubahan lendutan yang relatif kecil adalah pada benda uji yang diuji dalam posisi vertikal. Maka dapat dikatakan bahwa rangkak yang terjadi pada benda uji dengan posisi vertikal nilainya kecil. Dengan mempertimbangkan beban maksimum yang dapat ditahan dan lendutan maksimum yang dialami benda uji, maka benda uji balok ganda yang diuji secara vertikal memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan benda uji tipe lainnya. Benda uji balok ganda yang diuji secara vertikal mampu menahan beban lebih besar dibandingkan benda uji tipe lainnya, yaitu 5 – 8,5 kN. Dan lendutan maksimum yang terjadi, yaitu 0,75 – 0,91 mm, lebih kecil dibandingkan benda uji lainnya.
5.2 Saran
Berdasarkan pelaksanaan dan hasil yang didapatkan dari penelitian “Kinerja Rangkak pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran
Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel), beberapa saran yang dapat disampaikan bagi penelitian-penelitian rangkak pada balok di masa yang akan datang antara lain:
65
Tugas Akhir
Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam(Cement EPS Sandwich Panel)
Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata Yohanna Ariesta – 15.B1.0093
b. Diharapkan sebelum melakukan pengujian mekanis terhadap balok beton sandwich, dilakukan penelitian material-material penyusun beton
sandwich isian styrofoam.
c. Untuk pengamatan peristiwa rangkak lebih lanjut, maka beban konstan yang digunakan untuk penelitian bisa dikurangi besarnya dengan waktu pengujian yang lebih lama sehingga dapat diketahui kecenderungan perubahan lendutan dapat diamati secara lebih detil.
Tugas Akhir
Callister, W. D. (2007). Materials Science and Engineering Seventh Edition. New York: John Wiley and Sons, Inc. Diakses pada 7 November 2017 dari
https://abmpk.files.wordpress.com/2014/02/book_maretial-science-callister.pdf
Dharma Giri, I. B., Sudarsana, I. K., & Tutarani, N. M. (2008, Januari). Kuat Tekan dan Modulus Elastisitas Beton dengan Penambahan Styrofoam (Styrocon). Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, 12, 75-85. Dipetik November 7,
2017. Diakses pada 7 Juli 2017 dari
https://ojs.unud.ac.id/index.php/jits/article/view/3480
Dipohusodo, I. (1999). Struktur Beton Bertulang. Jakarta: Gramedia.
Firdaus. (2013). Perilaku Elemen Beton Sandwich Terhadap Pengujian Geser Murni. Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (hal. 39-46). Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Diakses pada 5 Mei 2017 dari
https://sipil.ft.uns.ac.id/konteks7/prosiding/036S.pdf
Hongbo Zhu, C. L. (2014). Impact Resistance of A Novel Expanded Polystrene Cement-Based Material. Journal of Wuhan University of Technology-Mater.Sci.Ed., 29, 284-290. Diakses pada 10 Juli 2017 dari
https://link.springer.com/content/pdf/10.../s11595-014-0909-4.pdf
IAIMagazine. (2009, December). Reinforced concrete - Expanded Polystrene (EPS) Sandwich Panel. Techno Konstruksi Magazine, hal. 2-5. Diakses pada 10 Juli 2017 dari http://www.b-panel.com/2009-12-reinforced-
concrete-%E2%80%93-expanded-polystyrene-eps-sandwich-panelmegatrend-energy-efficient-and-earth-quake-building-material
67
Kristiawan, S. (2002). Restrained Shrinkage Cracking of Concrete. Inggris: School of Civil Engineering PhD.
Nasser, S. N. (1975). Theory of Creep and Shrinkage In Concrete Structure : A Precis of Recent Developments. Dalam Z. P. Bazant, Theory of Creep and Shrinkage In Concrete Structure : A Precis of Recent Developments (Vol. II, hal. 1-99). Illinois: Mechanics Today. Diakses pada 6 Juli 2017 dari
Samuri. (2010). Pengaruh Rangkak terhadap Kompatibilitas Dimensional Antara Beton Normal dan Repair Material dengan Bahan Tambah Polymer.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Diakses pada 10 Juli 2017 dari
https://eprints.uns.ac.id/8729/1/132560608201007071.pdf
Straalen, I. J. (1998). Comprehensive Overview of Theories for Sandwich Panels.
Workshop on Modelling of Sandwich Structures and Adhesive Bonded Joints (hal. 71-100). Porto: TNO Bouw.
Suamita, I. W. (2012). Karakteristik Beton Ringan dengan Menggunakan Tempurung Kelapa sebagai Bahan Pengganti Agregat Kasar. Palu: