• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas dan Kuantitas Sinar X makalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kualitas dan Kuantitas Sinar X makalah"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

KUALITAS DAN KUANTITAS SINAR-X

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika Radiodiagnostik

Dosen Pengampu : Sri Mulyati, S.Si., MT

Disusun oleh :

KELOMPOK 4, REGULER 2B

Alit Nur Cahyani (P17430113051) Aziza Ayu Lestari (P17430113054) Dwi Yulian Purwandani (P17430113057) Hanik Neily Rizqiyah (P17430113060) Indah Nur Azizah (P17430113064)

Lailatul Badriyah (P17430113069) Muhammad Sofyan Mubarok (P17430113073)

Nur Wahid Abdurrohman (P17430113077) Sani Nafi’a (P17430113082) Zulfa Sofiana (P17430113086)

PRODI D III TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah Fisika Radiodiagnostik mengenai Kualitas dan Kuantitas Sinar-X sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika

radiodiagnostik Semester IV, Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi

Politeknik Kesehatan Semarang.

Selama penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan,

bantuan serta motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Sugiyanto, S.Pd., M.App.Sc., selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementrian Kesehatan Semarang.

2. Ibu Rini Indrati, S.Si.,M.Kes., selaku Ketua Jurusan Teknik Radiodiagnostik

dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.

3. Bapak Ardi Soesilo Wibowo, ST. MSi selaku Ketua Program Studi DIII

Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Semarang.

4. Ibu Sri Mulyati, S.Si., MT selaku dosen pembimbing mata kuliah fisika

radiodiagnostik Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Semarang.

5. Seluruh keluarga kami, khususnya kedua orangtua yang selalu meberikan

semangat dan dukungan baik moril maupun materil.

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

(3)

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam

penyusunan makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari semua pihak untuk memperbaiki makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat

pada khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Semarang, Maret 2015

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG ... 1

B. RUMUSAN MASALAH ... 2

C. TUJUAN PENULISAN ... 2

BAB II TINJAUN PUSTAKA ... 3

A. KUALITAS SINAR-X ... 3

1. BEDA POTENSIAL TABUNG ... 3

2. FILTRASI ... 4

B. KUANTITAS SINAR-X ... 8

1. KUAT ARUS ... 8

2. BEDA POTENSIAL ... 12

3. JARAK PEMOTRETAN ... 18

4. FILTRASI ... 19

BAB III KESIMPULAN ... 21

A. KESIMPULAN ... 21

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada pembentukan sinar-X dibutuhkan energy untuk menghasilkan

sinar-X. energy yang dibutuhkan oleh tabung sinar-X cukup besar terutama pada

beda potensial yang diberikan diantara katoda dengan anoda yaitu berorde 103

volt atau ribuan volt. Energy lain yang diperlukan untuk menghasilkan sinar-X

adalah kuat arus yang dikalikan dengan waktu yang diberikan filament yang

berada di katoda.untuk perkalian antara arus dan waktu ini, energy yang

diberikan nilainya sangat kecil yaitu berorde 10-3 ampere second atau mili

ampere second. Kedua kombinasi energy ini sangat mempengaruhi kualitas dan

kuantitas sinar-X yang keluar dari tabung sinar-X.

Berdasarkan keterangan di atas, beda potensial dan perkalian kuat arus

dengan waktu dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas sinar-X, ada faktor lain

yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas sinar-X yang sampai ke film.

Faktor tersebut adalah jarak yang digunakan pada pemeriksaan sinar-X.

perbedaan jarak antara yang satu dengan yang lain akan menyebabkan perbedaan

pada kualitas dan kuantitas sinar-X yang sampai ke film meskipun kualitas dan

kuantitas sinar-X sinar-X yang keluar dari tabung sinar-X sama apabila beda

potensial dan perkalian kuat arus dengan waktu yang sama.

Hal-hal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas sinar-X baik itu

yang keluar dari tabung sinar-X ataupun yang sampai ke film disebut dengan

faktor eksposi. Berdasarkan keterangan di atas, faktor eksposi terbagi atas beda

potensial atau tegangan tabung yang dinyatakan dalam kilovolt (kV), perkalian

kuat arus dengan waktu yang dinyakan dengan mili ampere second (mAs), dan

jarak pemotretan (FFD) yang dinyakan dalam cm. Selain faktor eksposi, ada

(6)

Hal ini berkaitan dengan dosis radiasi yang diterima pasien saat pemeriksaan

berlangsung, dosis radiasi yang tepat tidak akan menimbulkan efek negatif pada

pasien, agar dosis radiasi yang tepat dapat diberikan maka diperlukan filtrasi

yang cukup untuk mengabsorbsi sinar-X ber energi rendah. (Nova Rahman,

2009)

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan kualitas sinar-X dan faktor apa saja yang

mempengaruhinya ?

2. Apakah yang dimaksud dengan kuantitas sinar-X dan faktor apa saja yang

mempengaruhinya ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari kualitas sinar-X dan faktor apa saja yang

mempengaruhinya

2. Untuk mengetahui pengertian dari kuantitas sinar-X dan faktor apa saja yang

(7)

BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

A. KUALITAS SINAR-X

Kualitas sinar-X adalah pengukuran kemampuan berkas sinar-X untuk

menembus obyek. Daya tembus digambarkan sebagai jarak berkas sinar-X

melewati obyek atau materi. Satuan kualitas sinar-X disebut Half-value layer

(HVL). HVL dari berkas sinar-X adalah ketebalan bahan penyerap yang

digunakan untuk mereduksi intensitas (kuantitas) sinar-X menjadi setengah dari

nilai sebenarnya. Faktor yang berpengaruh langsung adalah kVp dan filter.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas sinar juga akan mempengaruhi

kontras radiografi.

1. Beda Potensial Tabung (kVp, kiloVolt peak)

Tegangan tabung adalah memindahkan satu satuan muatan. Menarik

elektron dari filamen ke permukaan target yang tertanam di anoda. Beda

potensial akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas sinar-x karena

perubahannya mempengaruhi panjang gelombang yang dihasilkan. Semakin

tinggi nilai kVp semakin pendek panjang gelombang, semakin baik kualitas

sinar-x. Pada kenyataannya kVp yg digunakan antara 40-150 kVp. Secara

teori jika intensitas x-ray dinaikkan 2x lipat maka akan menaikkan kVp

sebesar 40%.

Ketika kVp dinaikkan sedangkan mAs diturunkan dengan OD (Optical

Density) tetap maka dosis yang diterima pasien akan turun secara signifikan

mengurangi kontras.

Beda potensial tabung sinar-X (kVp) dapat berpengaruh pada intensitas

sinar-X yang dihasilkan dimana akan berpengaruh pula terhadap citra

radiograf yang dihasilkan pada suatu objek. Selain itu, kVp juga berperan

(8)

atau objek terutama terhadap objek yang tebal. Semakin tebal suatu objek

maka semakin tinggi pula kVp yang kita atur dalam melakukan eksposi. Hal

tersebut mempengaruhi intensitas sinar-X yang keluar dari tabung sinar-X.

Peranan kVp sangat penting ketika peristiwa Anode Heel Effect dimana

apabila ketebalan suatu objek tidak merata maka penggunakan kVp yang

tepat sangatlah mempengaruhi citra radiografi yang dihasilkan. Dimana

ketika melakukan positioning sebaiknya kita meletakkan objek yang tebal

pada sisi katoda sedangkan objek yang tipis (tidak begitu tebal) diletakkan

tepat pada sisi anoda. Hal ini dikarenakan agar intenstas sinar-X yang

diterima oleh objek sama rata.

2. Filtrasi

Pengertian filter adalah suatu bahan yg dapat meningkatkan

kehomogenitasan energi radiasi yg dipancarkan oleh anoda tabung tanpa

absorpsi. Menentukan kualitas berkas dan intensitas Bahan filter yg

digunakan berfungsi utk mengurangi dosis radiasi yg diterima pasien dan

meningkatkan kualitas radiasi.

Berikut adalah jenis – jenis filter.

a. Inherent Filter

Inherent filter adalah material yang terletak di jalan foton sinar-x dari

focal spot (target) untuk membentuk pancaran yang dikeluarkan dari

tabung. Inherent filter terdiri dari glass tabung yg membungkus anoda dan

katoda, oli pada sistem pendingin tabung dan window pada tabung Setara

antara 0,5 – 1 mm Al. Filter ini sudah ada dalam tabung sinar x atau

bawaan dari pabrik.

b. Additional Filter

Additional filter adalah peletakan cakram aluminium di tempat jalannya

sinar-x antara collimator dan tubehead seal. Cakram ini mempunyai

(9)

berenergi rendah, panjang gelombang lebih panjang, dan tidak berguna

dalam proses diagnosis serta berbahaya bagi pasien. Hasilnya adalah

pancaran foton dengan panjang gelombang lebih rendah, berenergi tinggi,

dan mempunyai tingkat penetrasi lebih tinggi pula untuk proses diagnosis.

HVL (Half Value Layer)

HVL adalah nilai ketebalan suatu bahan yg dapat menyerap 50 % intensitas

berkas sinar-X yang mengenainya. Tiap – tiap jenis bahan memiliki HVL

masing-masing. Misalnya HVL untuk diagnostik biasanya dalam rentang 3

– 5 mm Al atau 3 – 6 cm untuk jaringan lunak. Atenuasi adalah reduksi

kualitas x-ray yg dihasilkan melalui absorbsi dan hamburan. Dalam

radiografi, kualitas x-ray diukur dgn HVL. HVL adalah ketebalan bahan

penyerap untuk mengurangi intensitas x-ray menjadi setengah dari nilai

intensitas semula.

Disamping itu, istilah lain yang dikenal dari HVL yaitu QVL (Quarter Value

Layer) dimana merupakan ketebalan bahan (Al) yang mengakibatkan

pengurangan intensitas menjadi ¼ Io.

Istilah lain adalah TVL (tenth value layer) yaitu tebal bahan (Al) yang dapat

menyerap 90% intensitas mula-mula atau intensitas yang diteruskan tinggal

sepersepuluh (10%) nya. Nilai HVL dan TVL suatu bahan ditentukan dari

koefisien serap linier () nya dengan persamaan berikut :

Nilai utk  dan HVL bergantung pada :

Jenis bahan perisai radiasi

(10)

Konsep HVL ini berguna untuk menghitung secara cepat tebal perisai radiasi

yang diperlukan hingga level tertentu.

Perhitungan intensitas radiasi yang masih diteruskan setelah melalui suatu

bahan penyerap (penahan radiasi) lebih mudah bila menggunakan konsep

HVL dan TVL.

Dimana n adalah jumlah HVL (x / HVL) sedangkan m adalah jumlah TVL (x

/ TVL).

Penambahan HVL dapat etrjadi pada penambahan HVL yang kedua dan

yang ketiga. Penambahan HVL yang kedua disebut dengan 2nd HVL yang

merupakan penambahan ketebalan bahan (Al) pada HVL yang dihasilkan

oleh Io dari ½ Io menjadi ¼ Io. Sedangakan penambahan HVL yang ketiga

disebut dengan 3rd yang merupakan penambahan ketebalan bahan (Al) yang

menghasilkan intensitas sinar radiasi dari ¼ menjadi ½ dari intensitas

mula-mula.

(11)

Tegangan Tabung

Jenis bahan filter

Tabel 2. Jenis bahan filter untuk variasi tegangan tabung

Tegangan Tabung

Additional filter HVL

80 kV

(12)

B. KUANTITAS SINAR-X

Kuantitas sinar-X adalah pengukuran jumlah photon sinar-X dalam berkas

utama. Kadang disebut juga output sinar-X, intensitas atau exposure. Satuan dari

kuantitas sinar-X adalah Roentgen (R). Faktor yang berpengaruh secara langsung

adalah mAs, kV, jarak dan filtrasi. Pengaruh dari masing-masing faktor adalah

sebagai berikut : (Nova Rahman, 2009)

1. Kuat Arus (miliampere second, mAs)

Ampere adalah satuan dari kuat arus. Penambahan kata mili menandakan

bahwa kuat arus yang digunakan berorde 10-3. Ini berarti kuat arus yang

digunakan pada raadiografi sangat kecil.

Electron yang akan menumbuk anoda dihasilkan di katoda tepatnya di

filament. Filament ini kan menghasilkan electron ketika dipanaskan.

Pemanasan filament ini dapat terjadi apabila tabung sinar-X diberi arus

listrik. Semakin besar arus yang diberikan pada tabung sinar-X, maka akan

semakin banyak electron yang dihasilkan oleh filament. Semakin banyak

electron yang dihasilkan oleh filament, maka akan semakin banyak electron

yang menumbuk anoda dan itu berarti semakin banyak foton sinar-X yang

dihasilkan. Karena penambahan arus berhubungan dengan banyaknya foton

sinar-X yang dihasilkan, maka dapat disimpulkan bahwa mAs berhubungan

dengan kuantitas sinar-X. mAs (arus tabung) tidak mempengaruhi kualitas

sinar-X karena panjang gelombang tidak ikut berubah seiring dengan

berubahnya nilai mA.

Kuat arus yang diberikan pada tabung sinar-X ini harus dikombinasikan

dengan waktu eksposi yang dinyatakan dalam second (s). Kombinasi antara

kuat arus dengan waktu yang diberikan ke tabung sinar-X yang kemudian

disebut dengan mAs.

Dalam radiografi, pembentukan gambar dihasilkan dari nilai mAs. Maka

(13)

yang tinggi dan nilai s yang rendah atau dengan kata lain digunakan waktu

eksposi yang sesingkat mungkin. Perhatikan contoh berikut.

Nilai mAs mA (mili Ampere) s (second)

20 400 0,05

20 200 0,01

20 100 0,2

Gambar 5. Contoh kombinasi nilai mA dan s untuk mAs yang sama

Penggunaan waktu eksposi yang singkat akan memberikan keuntungan

sebagai berikut.

1. Mengurangi kekaburan gambar akibat pergerakan oasien (movement

unsharpness).

2. Mengurangi dosis radiasi yang diterima pasien berdasarkan prinsip

proteksi radiasi yang menganjurkan menggunakan waktu eksposi yang

sesingkat mungkin.

Perkalian kuat arus dengan waktu mempengaruhi kuantitas sinar-X yang

dikeluarkan tabung serta berpengaruh juga terhadap kenaikan kV.

1. Hubungan mAs terhadap kuantitas sinar-X

Kenaikan mAs akan diikuti dengan banyaknya jumlah electron yang

dihasilkan dan mempengaruhi banyaknya foton sinar-X yang dihasilkan

atau dengan kata lain mAs berhubungan dengan kuantitas atau intensitas

sinar-X yang dihasilkan. Kuantitas sinar-X akan mempengaruhi densitas

(derajat kehitaman) gambaran pada film yang dihasilkan. Semakin tinggi

(14)

dihasilkan. Hubungan mAs terhadap kuantitas sinar-X dapat dirumuskan

sebagai berikut. (Bushong, 1988)

Dimana :

I adalah intensitas sinar-X (watt/m2)

mAs adalah perkalian kuat arus tabung dengan waktu (mAs)

Gambar 1. Grafik spektrum energi foton

berdasarkan waktu

2 1

2 1

mAs

mAs

I

I

(15)

Gambar 2. Grafik spektrum energi foton berdasarkan nilai mA

2. Hubungan mAs terhadap kenaikan kV

Kenaikan mAs akan mengikuti kenaikan kV yang digunakan untuk

menghasilkan sebuah gambaran pada film. Apabila pada objek yang lebih

tebal, agar sinar-X dapat menembus objek tersebut dengan baik, maka

akan digunakan kV yang lebih tinggi. Karena kV yang digunakan lebih

tinggi makan untuk mengimbanginya digunakan juga mAs yang lebih

tinggi. (Ball and Price, 1990)

Pada kisaran kV tertentu antara 60 – 80 kV, terdapat kecenderungan

semakin tinggi kV yang digunakan akan semakin menurun mAs nya. Hal

ini didasarkan pada aturan 10 kV (10 kV’s rule). Aturan 10 kV

menyebutkan bahwa apabila kV naik 10 kV, maka mAs akan turun 50%

dari semula dan apabila kV turun 10 kV, maka mAs akan naik 50% dari

semula. Untuk penggunaan kV yang tinggi atau biasa disebut dengan

teknik kV tinggi (high kV technique) dengan kisaran kV mulai dari 100

kV ke atas, mAs cenderung menjadi sangat rendah. Hal ini didasarkan

pada rumus hubungan antara mAs dengan kV sebagai berikut.

(kV1)4 x mAs1 = (kV2)4 x mAs2

Dimana :

kV1 = kV awal sebelum diubah

mAs1 = mAs awal sebelum diubah

kV2 = kV sesudah diubah

(16)

Aturan 10 kV dan penggunaan teknik kV tinggi yang kemudian

menggunakan mAs yang lebih rendah sebenarnya dapat dijelaskan

dengan menggunakan prinsip kenaikan kV. Kenaikan kV akan

menimbulkan radiasi hambur yang akan menghitamkan gambaran, artinya

jika dibandingkan antara dua kV, tentunya kV yang lebih tinggi yang

akan menghasilkan densitas yang lebih tinggi dibandingkan dnegan yang

lebih rendah. Kemudian mAs berpengaruh terhadap densitas film, dimana

semakin tinggi mAs yang diberikan, semakin tinggi densitas yang

dihasilkan pada film. Oleh karena itu, apabila diberikan kV tinggi, maka

sebaiknya diberikan mAs tang rendah supaya densitas pada film tetap

stabill, tidak bertambah.

2. Beda Potensial (kilovolt, kV)

Volt merupakan satuan dari beda potensial atau tegangan dari tabung

sinar-X. penambahan kata kilo di depannya berarti volt yang digunakan

mempunyai orde 103. Ini berarti tegangan yang digunakan untuk

pemeriksaan radiografi dimulai dari ribuan volt. Bahkan dalam beberapa

literature disebutkan bahwa sinar-X baru dapat dihasilkan pada tegangan 40

kV.

Sinar-X baru akan dihasilkan apabila tumbukan electron di anoda

tepatnya di target, sangat cepat dan seketika itu juga dihentikan mendadak.

Hal ini biasa disebut dnegan sinar-X bremstrahlung. Electron yang

dihasilkan di katoda tidak akan bisa bergerak dengan sangat cepat jika diberi

beda potensial atau tegangan yang sangat tinggi diantara katoda dan anoda.

Electron yang dihasilkan pada anoda bermuatan negative sementara anoda

tempat electron menumbuk bermuatan positif. Secara alami electron yang

bermuatan negative akan tertarik ke anoda yang bermuatan positif. Supaya

electron ini dapat bergerak dengan sangat cepat, maka diberi beda potensial

(17)

bertambah besar yang secara alami akan menarik electron dengan kekuatan

yang lebih besar, inilah yang menyebabkan electron bergerak sangat cepat

menuju anoda. (Nova Rahman, 2009)

Beda potensial mempengari kuantitas sinar-X (intensitas sinar-X) yang

dikeluarkan tabung, berpengaruh pula pada ketebalan objek yang dilaluinya,

peristiwa anode heel effect serta pada gambaran yang dihasilkan. (Nova

Rahman, 2009)

1. Pengaruh kV terhadap Kuantitas Sinar-X

Semakin tinggi kV yang diberikan diantara katoda dan anoda, maka

electron akan bergerak semakin cepat. Semakin cepat electron menumbuk

anoda pada target, maka akan semakin cepat sinar-X terbentuk dan

semakin kuat daya tembus dari sinar-X yang dihasilkan tersebut. (Nova

Rahman, 2009)

Beda potensial akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas sinar-X karena

perubahannya mempengaruhi panjang gelombang yang dihasilkan.

Semakin tinggi nilai kVp semakin pendek panjang gelombang, semakin

baik kualitas sinar-X. (Bushong, 1998)

Kemampuan foton untuk menembus benda tergantung pada energinya.

Foton sinar-X berenergi tinggi mempunyai kemampuan menembus benda

padat lebih tinggi daripada foton sinar-X yang berenergi lebih rendah.

Oleh karena itu, semakin tinggi kVp dan energi rerata pancaran sinar,

semakin tinggi kemampuan penetrasi sinar terhadap benda padat.

(18)

Gambar 3. Grafik Spektrum Energi Foton Berdasarkan Nilai kVp

Hal ini bisa disimpulkan dari sebuah rumus yang menyatakan hubungan

antara intensiatas isnar-x dengan kV yaitu

ࡵ૚

ࡵ૛ൌ

ሺ࢑ࢂ૚ሻ૛

ሺ࢑ࢂ૛ሻ૛

Dimana :

I adalah intensitas sinar-X (watt/m2)

V adalah beda potensial (kV)

Dari rumus di atas, dapat dilihat bahwa intensitas sinar-X yang dihasilkan

berbanding lurus dengan kuadrat dari kV yang digunakan pada saat

pemeriksaan radiografi. Ini berarti semakin tinggi v yang digunakan,

maka semakin tinggi pula intensitas sinar-X yang dihasilkan dimana akan

dihasilkan panjang gelombang yang lebih pendek sehingga daya

(19)

2. Pengaruh kV terhadap Ketebalan Objek

Meningkatnya intensitas sinar-X akan meningkatkan pula daya tembus

sinar-X terhadap objek yang dieksposi. Jadi pada objek yang lebih tebal

harus digunakan kV yang lebih tinggi supaya sinar-X dapat menembus

objek dan cukup untuk membentuk gambaran pada film. (Nova Rahman,

2009)

Penambahan kV terhadap objek dilakukan berdasarkan ketentuan bukan

dilakukan berdasarkan perasaan. Ketentuan tersebut adalah sebagai

berikut.

a) Ketentuan kV berdasarkan kenaikan ketebalan

Setiap kenaikan ketebalan sebesar 1 cm maka :

 kV ditambah 2 kV, apabila faktoreksposi yang digunakan sampai dengan 80 kV

 kV ditambah 3 kV, apabila faktoreksposi yang digunakan diantara 80 – 100 kV

 kV ditambah 4 kV, apabila faktoreksposi yang digunakan di atas 100 kV

b) kV ditentukan berdasarkan ketebalan objek

menurut Rhinehart dan Mc Lean, penentuan kV berdasarkan :  pada pasien dewasa, kV = (d x 2) + 22

 pada pasien anak-anak, kV = (d x 2) + 17

dimana d adalah ketebalan objek yang dinyatakan dalam cm

Meskipun kedua ketentuan di atas dapat digunakan pada pemeriksaan

sehari-hari, namun kedua ketentuan di atas mempunyai kelemahan

masing-masing yaitu (Nova Rahman, 2009) :

i. Pada ketentuan (a), harus diketahui dengan benar berapa kV yang

(20)

Dimana masalahnya adalah tidak semua pesawat sinar-X memiliki

standar yang sama untuk faktor eksposi.

ii. Pada ketentuan (b), ketebalan pasien tidak berarti tubuh pasien itu

padat. Bisa saja pasien misalnya abdomen pasien yang lebih tebal

hanya berisi udara yang terperangkap di dalam usus, sehingga

sebenarnya tidak diperlukan kenaikan kV karena hanya udara saja.

3. Peristiwa Anode Heel Effect

Sebagaimana diketahui bahwa kenaikan kV akan mempengaruhi

kenaikan intensitas sinar-x. Namun ternyata kemampuan sinar-x yang

dikeluarkan oleh anoda kekuatannya berbeda-beda. Perubahan intenstas

ini selain karena perubahan kV, juga diakibatkan oleh sudut sinar-x yang

dibentuk anoda. Perbedaan sinar-x akibat perbedaan sudut pada anoda

disebut dengan Anoda Heel Effect.

Intensitas sinar-x bernilai 100% apabila berada pada garis central ray atau

pusat sinar. Kebanyakan orang mungkin memahami bahwa kekuatan

penuh dimiliki oleh pusat keluarnya energy. Namun pada peristiwa anoda

heel effect, itensitas sinar-x akan mengalami kenaikan justru ketika arah

sinar bergeser menuju arah katoda. Peristiwa kenaikan intensitas sinar-x

pada arah katda ini dapat dijelasakan dengan melihat anoda sebagai

tempat menumbuknya electron. Anoda sebagai tempata menumbuknya

electron arahnya tidak lurus namun memiliki sebuah sudut. Sudut ini

dibentuk dengan tujuan agar sinar-x yang dihasilkan keluar menuju

window pada tabung sinar-x dan jatuh tegak lurus dengan kaset. Sesuai

dengan tujuannya, sudut yang dibentuk akan mengarah ke katoda. Karena

sudut anoda yang mengarah ke katoda inilah maka intensitas sinar-x akan

meningkat lebih daripada di pusat sinar. Namun meningkatnya intensitas

(21)

setelah menjauhi pusat sinar, intensitas sinar-x jufa akan semakin

menurun.

Anode heel effect ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan pemeriksaan

pada objek yang panjang tetapi memiliki ketebalan yang tidak sama,

sementara harus menghasilkan densitas yang sama. Biasanya anode heel

effect ini dimanfaatkan untuk pemeriksaan femur.

4. Pengaruh kV terhadap Gambaran

Untuk mendapatkan gambaran yang baik, dibutuhkan penggunaan faktor

eksposi yang tepat termasuk kV. Pada pasien yang gemuk cenderung

digunakan kV yang lebih tinggi dengan alasan supaya sinar-X dapat

menmbus tubuh pasien dan membentuk gambaran pada film. Apabila

penggunaan kV tidak tepat maka akan terjadi pembentukan gambaran

yang bisa dianggap salah yaitu over expose atau gambaran dengan

densitas yang tinggi akibat penggunaan faktor eksposi yang terlalu tinggi

dan under espose atau gambaran dengan densitas yang rendah akibat

penggunaan faktor eksposi yang terlalu rendah. (Nova Rahman, 2009)

Penggunaan kV tinggi akan menyebbakan radisi hambur (scatter

radiation). Hal ini dikarenakan sinar-X yang dihasilkan dari kV yang

tinggi akan memiliki intensitas yang tinggi pula. Saat berinteraksi dengan

objek, sinar-X dengan intensitas tinggi ini ada yang diteruskan dan ada

pula yang dipantulkan. Sinar-X yang memantul ini karena masih memliki

intensitas yang tinggi maka masih sanggup untuk menghitamkan film.

Karena hal ini, gambaran yang dihasilkan, densitasnya akan lebih tinggi

dari biasanya. Untuk mencegah terjadinya hal ini, maka digunakan gris

yang merupakan suatu alat berbentuk lempengan yang dipasang di atas

kaset yang dieksposi, terbuat dari aluminium yang disusun perbaris,

(22)

hambur, sehingga sinar-X yang masuk ke kaset dan mengenai film hanya

sinar-X yang memiliki kualitas bagus. (Nova Rahman, 2009)

3. Jarak Pemotretan

Pengaruh jarak terhadap penyinaran pada image reseptor adalah berbanding

terbalik dengan kuadratnya. FFD turut berperan terhadap intensitas yang

diteruskan sampai dengan ke image reseptor tetapi tidak berpengaruh

terhadap kualitas radiasi sinar-X yang dipancarkan. (Bushong, 1998)

1. Jarak Pemotretan

Jarak pemotretan yang ada pada radiografi terbagi menjadi tiga macam

yaitu (Nova Rahman, 2009) :

a) FFD (Focus Film Distance) atau SID (Source Image Distance)

Istilah ini diberikan untuk jarak dari focus yang berada pada window

di tube sampai ke film dimana bayangan atau image tersebut dicatat.

b) FOD (Focus Objek Distance) atau SOD (Source Object Distance)

Istilah ini diberikan untuk jarak dari focus yang berada pada window

di tube sampai ke objek yang diinginkan.

c) OFD (Object Film Distance)

Istilah ini diberikan untuk jarak dari objek yang diinginkan sampai ke

permukaan film.

2. Pengaruh Jarak Pemotretan terhadap Kuantitas Sinar-X

Perubahan jarak akan mengakibatkan perubahan pada intensitas : “Jika

jarak meningkat maka kuantitas akan menurun atau dengan kata lain

peningkatan jarak akan mengurangi kuantitas sinar-X” (Bushong, 1998)

Meningkatnya jarak pemotretan terutama FFD akan menyebabkan

intensitas sinar-X yang sampai ke film akan berkurang. Hal ini sesuai

dengan rumus inverse square law yang menyatakan hubungan antara

(23)

Pada umumnya tabung pesawat sinar-X diagnostik menggunakan filter

inherent dan biasanya di tambah dengan filter tambahan berupa aluminium

yang kalau di disatukan setara dengan 2 mm Al. Filter ini berfungsi

menyaring radiasi yang lemah. Sedangkan pada pemotretan yang

menggunakan tegangan yang rendah seperti pada teknik pemotretan

mammografi, filter tambahan tidak diperlukan akan tetapi pada pemotretan

tegangan tinggi. Filter tambahan perlu diperhitungkan.

Pancaran sinar-X mempunyai spektrum energi foton yang berbeda-beda,

hanya foton dengan energi tertentu yang dapat menembus struktur anatomis

lalu bertabrakan dengan film. Foton dengan energi yang lebih rendah

(panjang gelombang yang panjang) berperan serta dalam pencahayaan

namun tidak mempunyai energi yang cukup untuk menyentuh film. Oleh

karena itu, untuk mengurangi dosis radiasi pasien, foton dengan kemampuan

penetrasi lebih rendah harus dihilangkan. Hal ini dapat dilakukan dengan

meletakkan filter aluminium pada garis laluan sinar. Aluminium digunakan

karena dapat menyerap foton berenergi rendah dengan sedikit efek pada

foton berenergi tinggi yang dapat berpenetrasi sampai ke film.

Filtrasi, filter logam, biasanya terbuat dari alumunium atau tembaga, yang

(24)

dipancarkan oleh sinar-X dapat diserap sebelum mencapai pasien (Bushong,

(25)

BAB III

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai

berikut.

1. Kualitas sinar-X merupakan pengukuran kemampuan berkas sinar-X untuk

menembus obyek. Daya tembus digambarkan sebagai jarak berkas sinar-X

melewati obyek atau materi. Faktor yang mempengaruhinya antara lain kV

(beda potensial tabung) dan filtrasi.

2. Kuantitas sinar-X merupakan pengukuran jumlah photon sinar-X dalam

berkas utama. Kadang disebut juga output sinar-X, intensitas atau exposure.

Satuan dari kuantitas sinar-X adalah Roentgen (R). Faktor yang berpengaruh

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Ball, J and Price, T. 1990. Chesney’s Radiographic Imaging. Blackwell Scientific

Publication : Oxford London.

Rahman, Nova. 2009. Radiofotografi. Padang : Universitas Baiturrahmah.

Bushong, Steward C. 1988. Radologic Science for Technologists. United State of

America : CV. Mosby Company.

Gambar

Tabel 1. Daftar HVL untuk tegangan puncak tabung tertentu
Tabel 2. Jenis bahan filter untuk variasi tegangan tabung
Gambar 5. Contoh kombinasi nilai mA dan s untuk mAs yang sama
Gambar 1. Grafik spektrum energi foton
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian ketepatan keluaran tabung sinar-X bertujuan agar pesawat sinar-X dapat memproduksi sinar-X yang sesuai dengan faktor eksposi yang diatur pada panel pengontrol, serta

Electron dari katoda yang bergerak dengan percepatan yg cukup tinggi, dapat mengenai electron dari atom target (anoda) sehingga menyebabkan electron tereksitasi dari

anoda pada tempat yang berbeda sehingga dapat mengurangi panas yang timbul pada anoda akibatnya sumber sinar-x jenis ini menghasilkan berkas sinar-sinar x berdaya besar.4.

Komponen utama pesawat sinar-X adalah sistem kontrol, tegangan tinggi Dan tabung sinar-X Sistem kontrol berfungsi untuk mengatur parameter pesawat sinar-X, sedangkan tegangan

Kenaikan mAs akan diikuti dengan banyaknya jumlah elektron yang dihasilkan dan mempengaruhi banyaknya foton sinar-x yang dihasilkan atau dengan kata lain mAs berhubungan

Perubahan arus tabung dan faktor waktu eksposi dapat memberikan rentang densitas yang berbeda pada film serta berpengaruh pada intensitas sinar-X yang dikeluarkan, juga dosis

Tegangan tinggi bolak balik disearahkan, kemudian sebagai tegangan kerja pada tabung penghasil sinar-X Tegangan ini di dalam tabung akan mempercepat gerak elektron yang dihasilkan

Emisi sinar-X dapat dihasilkan oleh tembakan-tembakan radiasi foton berupa sinar gamma atau sinar-X dan dapat juga tembakan-tembakan pada sampel menggunakan partikel