• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN DALAM PERSPEKT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN DALAM PERSPEKT"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

By : Lailatul Mahmudah, Khuliqat Nur NM, Laida Nudiana.

Pendidikan anak dan remaja adalah tanggung jawab semua kalangan dan memerlukan kerja sama semua individu dan lembaga yang terkait. Jika semua kalangan melaksanakan kewajibannya maka akan tercipta lahan yang kondusif untuk berlangsungnya pendidikan yang baik dan program-program pendidikan pun akan bergerak maju. Namun, jika tidak ada kerja sama di antara semua kalangan dapat dipastikan program-program pendidikan tidak dapat terlaksana dengan baik.

Dalam perspektif pendidikan Islam, tujuan hidup seorang muslim pada hakikatnya adalah mengabdi kepada Allah. Pengabdian kepada Allah ialah sebagai realisasi dari keimanan yang diwujudkan dalam amalan dan kepribadian yang dicita-citakan oleh pendidikan islam. Sedangkan tujuan pendidikan islam adalah terbentuknya insan yang memiliki dimensi religius, berakhlaqul karimah, dan insan kamil. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian anak baik di luar dan di dalam sekolah dan berlangsung seumur hidup. Dan pengertian tersurat suatu pernyataan bahwa pendidikan berlangsung di luar dan di dalam sekolah. Pendidikan di luar sekolah dapat terjadi dalam keluarga dan di dalam masyarakat. Jadi pendidikan itu berlangsung seumur hidup dimulai dari keluarga kemudian diteruskan dalam lingkungan sekolah dan masyarakat.

Manusia sebagai makhluk hidup selalu ingin berkembang. Keinginan ini secara manusia tidak terbatas, akan tetapi kemampuan manusialah yang membatasi keinginan tersebut. Oleh karena itu keinginan untuk berkembang berlangsung mulai dan lahir sampai meninggal dunia. Untuk mengembangkan diri itu manusia memerlukan bantuan yakni pendidikan. Karena keinginan untuk perkembangan itu berlangsung mulai lahir sampai meninggal, maka kebutuhan untuk mendapatkan pendidikan itu juga harus berlangsung seumur hidup.

(2)

dan sejenisnya. Mereka perlu mendidik peserta didik sehingga memiliki keterampilan yang memadai. Dan penanggung jawab pendidikan formal adalah sekolah dan perguruan tinggi. Peranan dan tanggung jawab pendidikan formal, informal dan nonformal ini sangatlah penting, ketiganya saling berkaitan dan harus saling menunjang demi terwujudnya tujuan pendidikan Islam dan tujuan pendidikan Indonesia.

A. Pengertian Tanggung jawab

Tanggung jawab menurut kamus besar Bahasa Indonesia W.J.S. Poerwadarminta adalah

keadaan wajib menanggung segala sesuatunya artinya jika ada sesuatu hal, boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dan sebagainya. Tanggung jawab ini pula memiliki arti yang lebih jauh bila memakai imbuhan ber-, bertanggung jawab dalam kamus tersebut diartikan dengan “suatu sikap seseorang yang secara sadar dan berani mau mengakui apa yang dilakukan, kemudian ia berani memikul segala resikonya”.

Tanggung jawab untuk mengantarkan peserta didik ke arah tujuan tersebut yaitu dengan menjadikan sifat-sifat Allah sebagai bagian dari karakteristik kepribadiannya. Tanggung jawab tersebut mestinya sangat mudah untuk dimengerti oleh setiap orang. Tetapi jika diminta untuk melakukannya sesuai dengan definisi tanggung jawab tadi maka seringkali masih terasa sulit, merasa keberatan bahkan banyak orang merasa tidak sanggup jika diberikan suatu tanggung jawab. Tak jarang banyak orang yang sangat senang dengan melempar tanggung jawabnya, dengan kata lain suka mencari “kambing hitam” untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari perbuatannya yang merugikan orang lain. Dari Ibn Umar ra. Berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:“Semua kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya atas orang yang dipimpinnya. Seorang penguasa adalah pemimpin dan penanggung jawab rakyatnya.Seorang laki-laki adalah pemimpin dan penanggung jawab keluarganya.Dan seorang wanita adalah pemimpin dan penanggung jawab rumah dan anak-anak suaminya.”

Imam Ja`far Shadiq as berkata, “Ada tiga hak yang dimiliki anak atas ayahnya: Memilihkan ibu yang baik, memberi nama yang baik, dan bersungguh-sungguh dalam mendidiknya.”

(3)

1. Orang tua/ Keluarga

1.1 Pengertian Keluarga

Keluarga mempunyai pengertian suatu sistem kehidupan masyarakat yang terkecil dan dibatasi oleh adanya keturunan (nasab) atau disebut juga ummah. Pengertian ini dapat terbukti pada kehidupan sehari-hari umat Islam. Umpamanya dalam hukum waris yang menunjukkan bahwa hubungan persaudaraan atau keluarga dalam pengertian keturunan tidak terbatas hanya kepada ayah, ibu, dan anak saja, tetapi lebih jauh dari itu, bahwa kakek, nenek, saudara ayah, saudara ibu, saudara kandung, saudara sepupu, anak, cucu, semuanya termasuk kepada saudara atau keluarga yang mempunyai hak untuk mendapatkan warisan. Begitu pula dengan hal pendidikan hendaknya menjadi tanggung jawab seluruh anggota keluarga tidak hanya dibebankan kepada orang tua seorang anak semata.

1.2 Peran dan tanggung jawab Keluarga dalam pendidikan

Keluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan, baik dalam lingkungan masyarakat Islam maupun non-Islam. Karena keluarga merupakan tempat pertumbuhan anak yang pertama di mana dia mendapatkan pengaruh dari anggota-anggotanya pada masa yang amat penting dan paling kritis dalam pendidikan anak, yaitu tahun-tahun pertama dalam kehidupannya (usia pra-sekolah). Sebab pada masa tersebut apa yang ditanamkan dalam diri anak akan sangat membekas, sehingga tak mudah hilang atau berubah sesudahnya. Dari sini, keluarga mempunyai peranan besar dalam pembangunan masyarakat. Karena keluarga merupakan batu pondasi bangunan masyarakat dan tempat pembinaan pertama untuk mencetak dan mempersiapkan personil-personilnya.

Secara psiko-sosiologi keluarga berfungsi sebagai:

1. Pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya 2. Member pemenuhan kebutuhan baik fisik maupun psikis 3. Sumber kasih sayang dan penerimaan

4. Model pola perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi anggota masyarakat yang baik

5. Pemberi bimbingan bagi pengembangan perilaku yang secara social dianggap tepat 6. Pembentuk anak dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dalam rangka

(4)

7. Pemberi bimbingan dalam belajar keterampilan motorik, verbal dan sosil yang dibutuhkan untuk penyesuain diri

8. Stimulator bagi pengembangan kemampuan anak untuk mencapai prestasi, baik di sekolah maupun di masyarakat

9. Pembimbing dalam mengembangkan aspirasi

10. Sumber persahabatan atau teman bermain bagi anak sampai cukup usia untuk mendapatkan teman diluar rumah, atau apabila persahabatn diluar rumah tidak memungkinkan

Sedangkan dari sudut pandang sosiologis, fungsi keluarga dapat diklasifikasikan ke dalam fungsi-fungsi berikut :

a. Fungsi biologis, artinya keluarga merupakan tempat memenuhi semua kebutuhan biologis keluarga seperti; sandang, pangan dan sebagainya.

b. Fungsi ekonomis, maksudnya dikeluargalah tempat orang tua untuk memenuhi semua kewajibannya sebagai kepala keluarga

c. Fungsi pendidikan, dimana di keluargalah tempat dimulainya pendidikan semua anggota keluarga. dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW, yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yaitu:

Artinya: Bersabda Rasulullah SAW, setiap anak dilahirkan di atas fitrahnya maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya seorang Yahudi, Nasrani atau Majusi. (HR. Bukhari).

d. Fungsi sosialisasi, maksudnya keluarga merupakan buaian atau penyemaian bagi masyarakat masa depan

e. Fungsi perlndungan, keluarga merupakan tempat perlindungan anggota keluarga dari gangguan dan ancaman

f. Fungsi rekreatif, keluarga merupakan pusat dari kenyamanan dan hiburan bagi semua anggota keluarganya.

g. Fungsi agama, maksudnya keluarga merupakan tempat penanaman agama bagi keluarga. Dasar pendidikan agama yang harus diberikan oleh keluarga berdasarkan QS. Luqman:13

ك

ك ررش

ش لاَّ ن

ن إإَّ هإلنلِابإَّ ك

ر رإشرتتَّ لكَّ ي

ن نكبتَّ ِايكَّ هتظ

ت عإيكَّ وكهتوكَّ هإنإبرلإَّ نتِامكقرلتَّ لكِاقكَّ ذرإإوك

)َّ م

م ِيظ

إ ع

ك َّ م

م لرظ

ت لك

13

(5)

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedzaliman yang besar.(13)

Adapun pendidikan yang harus pertama kali diberikan oleh orang tua/keluarga ialah: 1. Pendidikan agama dan spiritual adalah pondasi utama bagi pendidikan keluarga.

2. Pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam, sebab tujuan tertinggi pendidikan islam adalah mendidik jiwa dan akhlak

3. Pendidikan jasmani, Islam member petunjuk kepada kita tentang pendidikan jasmani agar anak tumbuh dan berkembang secara sehat dan bersemangat

4. Pendidikan akal adalah meningkatkan kemampuan intelektual anak, ilmu alam, teknologi dan sains modern sehingga anak mampu menyesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah.

5. Pendidikan sosial adalah pendidikan anak sejak dini agar bergaul di tengah-tengah masyarakat dengan menerapkan prinsip-prinsip syari’at Islam. Diantara prinsip syariat Islam yang sangat erat berkaitan dengan pendidikan sosial ini adalah prinsip ukhuwah Islamiyah.

Sebagian tanggung jawab yang diberikan oleh Islam kepada keluarga terdapat dalam Al-Qur’an:

ة

ت ركِاجكحإلراوكَّ س

ت

ِاننلاَّ ِاه

ك دتوقتوكَّ اررِانكَّ مركتِيلإهرأكوكَّ مركتس

ك ف

ت نرأكَّ اوقتَّ اونتمكآَّ ن

ك يذإلناَّ ِاهكييأ

ك َّ ِايك

ن

ك ورتمكؤريتَّ ِامكَّ ن

ك ولتعكف

ر يكوكَّ مرهتركمكأكَّ ِامكَّ هكلنلاَّ ن

ك وص

ت عريكَّ لكَّ دماد

ك ش

إ َّ ظ

م لكغإَّ ةمككئإلكمكَّ ِاهكِيرلكعك

)

6

(

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. At-Tahrim: 6)

(6)

pengawasan ayah, dan berbagai potensinya berkembang di bawah pengaruh perilaku dan perkataan keduanya, begitu juga kepribadian masa depannya.

Oleh karena itu, nasib seorang anak sampai batas tertentu berada di tangan kedua orangtuanya, dan ini terkait dengan tingkat pendidikan keduanya, dan sampai sejauh mana perhatian yang diberikan keduanya dalam mendidik dan mengajar anak-anaknya. Jika seorang ayah dan ibu benar-benar menunaikan kewajibannya maka ia telah melakukan pelayanan terbesar kepada anak-anaknya dan telah menjamin kebahagiaan dan masa depan yang cerah bagi mereka. Di samping itu, mereka juga akan memperoleh keuntungan dengan memiliki anak-anak yang seperti ini, dan dengan itu berarti mereka telah melakukan pelayanan yang besar kepada masyarakat, karena mereka telah mendidik individu-individu yang berkualitas dan berguna, dan mempersembahkannya kepada masyarakat. Dengan demikian, orangtua yang semacam ini akan mendapat kemuliaan di dunia dan di akhirat.

Sebaliknya, jika mereka bersikap lalai dan masa bodoh dalam menunaikan tanggung jawab besar ini, berarti mereka telah melakukan pengkhianatan dan tindak kejahatan besar kepada anak-anaknya, karena dengan memberikan pendidikan yang salah berarti mereka telah menyiapkan berbagai kesengsaraan bagi anak-anaknya, dan pengkhianatan yang seperti ini tidak akan dibiarkan tanpa balasan pada hari akhirat. Di samping itu, akibat dari pendidikan yang buruk terhadap anak akan dirasakan juga oleh kedua orangtua di dunia ini.

Berbagai problema yang dihadapi para pemuda, seperti penyimpangan seksual, tidak disiplin dan tidak taat pada peraturan, kecanduan narkotika, pengangguran, tindak pencurian, tindak kejahatan, bunuh diri, lari dari rumah, putus asa, resah dan gelisah, tidak mempunyai semangat hidup, mementingkan diri sendiri, tidak percaya diri, lemah kemauan, egois, merendahkan diri sendiri, dan berpuluh-puluh problema akhlak lainnya yang menimpa para pemuda, secara langsung bersumber dari pendidikan yang salah dari kedua orangtua atau setidaknya hal ini mempunyai peranan yang besar dalam masalah ini.

(7)

“Memperbaiki masyarakat bukan dimulai dari pemerintah melainkan harus dimulai dari keluarga. Jika ingin memperbaiki perilaku dan kebiasaan umum masyarakat maka harus dimulai dengan memperbaiki perilaku dan kebiasaan keluarga, dan ini mutlak merupakan kewajiban ayah dan ibu.”

Perlu diingatkan, bahwa kewajiban mendidik anak bukan hanya berlangsung pada masa kanak-kanak tetapi terus berlanjut hingga anak memasuki usia remaja, bahkan masa remaja dan masa muda adalah masa yang sangat sensitif yang perlu mendapat perhatian yang sangat besar dari kedua orangtua. Pada masa ini orangtua harus benar-benar mengawasi anaknya, namun cara pengawasan yang dilakukan pada masa ini berbeda dengan cara pengawasan yang dilakukan pada saat anak masih kanak-kanak.

2. Guru/Sekolah

2.1 Pengertian guru

Dalam perspektif pendidikan Islam, guru disebut sebagai abu al-ruh, yaitu orang tua spiritual. Artinya setiap guru, khususnya yang beragama Islam terlepas apakah dia guru bidang studi agama atau tidak bertugas dan memiliki tanggung jawab dalam membimbing dan mendidik dimensi spiritual peserta didik sehingga melahirkan akhlakul karimah. Guru membawa misi penyempurnaan akhlak, sebagaimana misi diutusnya

Rasulullah SAW.

امناا قلخلا مراكم ممتل تثعب

Artinya: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.

Dalam paradigma Jawa , pendidik diidentikan dengan (gu dan ru) yang berarti “digugu dan ditiru”. Dikatakan digugu (dipercaya) karena guru mempunyai seperangkat ilmu yang memadai, yang karenanya ia memiliki wawasan dan pandangan yang luas dalam melihat kehidupan ini. Dikatakan ditiru (diikuti) karena guru mempunyai kepribadian yang utuh, yang karenanya segala tindak tanduknya patut dijadikan panutan dan suri tauladan oleh peserta didiknya.

2.2 Peranan dan tanggung jawab Guru dalam pendidikan

(8)

1. Beriltizam dengan amanah ilmiah.

2. Mengamalkan dan mengembangkan ilmu yang dipelajari.

3. Senantiasa mengikuti perkembangan teknologi terbaru dalam pengajaran ilmu yang berkaitan.

4. Dari masa ke masa guru hendaklah menelusuri sudut atau dimensi spirituality Islam dalam berbagai lapangan ilmu pengetahuan.

5. Senantiasa memanfaatkan ilmu untuk tujuan kemanusiaan, kesejahteraan dan keamanan umat manusia.

6. Haruslah mendidik dan mengambil tindakan secara adil terhadap semua pelajar.

2.3. Peran dan tanggung jawab sekolah dalam pendidikan

Sebagai lembaga pendidikan formal, tanggung jawab sekolah didasarkan atas tiga faktor, yaitu : 1. Tanggung jawab formal, yaitu tanggung jawab sekolah sebagai kelembagaan formal

kependidikan sesuai dengan fungsi, tugas, dan tujuan yang hendak dicapai. Misalnya, pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah. Demikian pula pada pendidikan menengah, diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja.

2. Tanggung jawab keilmuan, yaitu tanggung jawab yang berdasarkan bentuk, isi, dan tujuan, serta tingkat pendidikan yang dipercayakan masyarakat kepadanya.

(9)

Allah SWT berfirman:

ةمف

ك ئإِاط

ك َّ مرهتنرمإَّ ةةقكررفإَّ لشكتَّ نرمإَّ ركفكنكَّ لكورلكفكَّ ةرفنِاككَّ اورتفإنرِيكلإَّ نكونتمإؤرمتلراَّ نكِاككَّ ِامكوك

)َّ ن

ك ورتذكحريكَّ مرهتلنعكلكَّ مرهإِيرلكإإَّ اوعتجكركَّ اذكإإَّ مرهتمكورقكَّ اورتذإنرِيتلإوكَّ ن

إ يد

ش لاَّ يف

إ َّ اوهتقنفكتكِيكلإ

122

َّ (

Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (Q.S. At-Taubah:122)

Dari ayat di atas Allah SWT memerintahkan kepada kita umat Nabi Muhammad saw untuk memperdalam ilmu pengetahuan terutama ilmu agama. Dalam hal ini sekolah konvensional, pesantren maupun perguruan tinggi dapat dijadikan salah satu wadah yang berperan dalam memajukan kehidupan dan akhlak manusia.

3. Radio dan Televisi

Sekarang ini, radio dan televisi bisa dihitung sebagai media publik yang dapat dijumpai pada hampir seluruh keluarga.Terutama radio, bisa dikatakan tidak ada satu pun pada zaman sekarang ini rumah yang tidak memiliki radio. Di keluarga kaya maupun keluarga miskin, di kalangan berpendidikan maupun yang buta huruf, di kota-kota maupun di desa-desa, di pabrik-pabrik maupun di kantor-kantor, di warung-warung maupun di supermarket-supermarket, di kendaraan-kendaraan umum maupun di kendaraan-kendaraan pribadi, di persawahan maupun di pegunungan, di mesjid-mesjid maupun di majelis-majelis pengajian, di hotel-hotel maupun di warung-warung kopi, alhasil di semua tempat radio dapat dijumpai. Radio adalah media publik yang mengudara siang dan malam, yang kapan saja kita kehendaki dengan mudah kita dapat menggunakannya.

(10)

Setelah radio, televisi menduduki peringkat berikutnya sebagai sarana yang sangat penting dalam pendidikan dan pengajaran. Meskipun televisi belum seperti radio dalam luas jangkauan cakupannya, dan tidak semua keluarga memilikinya, serta program-programnya belum berlangsung hingga 24 jam, namun ia mempunyai penggemar yang lebih banyak, dan secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan pengaruh yang lebih dalam kepada para pemirsa, karena program-program televisi biasanya ditayangkan dalam bentuk film, seni dan gambar, sehingga mempunyai daya tarik tersendiri, dan dari sisi ini televisi lebih unggul dari radio. Oleh karena itu, televisi pun dapat memainkan peranan yang sangat penting dalam menyebarluaskan kebudayaan Islam dan dalam mendidik dan mengajar masyarakat.

Radio dan televisi, di samping dapat digunakan untuk memberikan pelayanan kepada Islam dan masyarakat, yaitu dengan cara menyusun dan menampilkan program-program yang menarik, bermanfaat dan sejalan dengan Islam, sehingga dapat memainkan peranan yang penting dalam menyucikan dan menyempurnakan jiwa manusia, mendidik dan mengembangkan akhlak yang baik, mencegah akhlak yang buruk, dan memajukan negara, ia juga dapat menjadi sarana hiburan semata yang kurang bermanfaat, yang bukan hanya tidak memainkan peranannya dalam pengembangan akhlak yang baik melainkan sebaliknya karena ketidakpedulian dan penayangan acara-cara yang salah malah menjadi sarana penyebaran berbagai penyimpangan dan akhlak yang buruk. Oleh karena itu, sangat penting untuk diperhatikan program-program apa yang mesti ditayangkan dan bagaimana cara mengemasnya.

Untuk itu, para penanggung jawab radio televisi harus memperhatikan beberapa poin berikut:

(11)

berjuta-juta manusia, dengan tingkat usia yang berbeda-beda, pola pikir yang beraneka ragam dan kondisi sosial yang bermacam-macam, sedang memperhatikan omongan dan gerak-gerik tingkah laku mereka, menyerap pengaruh darinya dan kemudian menirunya. Para pemirsa, biasanya tidak begitu menaruh perhatian kepada tujuan para pelaku peran, dari keseluruhan acara mereka hanya menangkap poin-poin yang sesuai dengan kemampuan daya tangkap mereka. Sebagian besar anggaran biaya media massa ini dibiayai dari anggaran negara, yang tentunya berasal dari uang rakyat. Oleh karena itu, ia harus digunakan untuk melayani kepentingan masyarakat, menyebarluaskan pendidikan dan pengajaran yang benar. Republik Islam Iran adalah sebuah pemerintahan Islam, ia harus menjadikan penyebarluasan Islam dan nilai-nilai akhlak yang utama sebagai program utama. Oleh karena itu, seluruh program televisi dan radio Republik Islam Iran harus bersumber dari nilai-nilai dan budaya Islam. Untuk bisa mencapai tujuan besar ini maka seluruh penanggung jawab radio dan televisi harus terus senantiasa melakukan kontak dengan para ahli Islam dan para ahli pendidikan dan pengajaran Islam. Dengan terjalinnya kerja sama di antara kelompok ini maka akan dapat dihasilkan program-program yang mendidik dan sekaligus menarik, sehingga budaya Islam tidak hanya dapat disebarluaskan di Iran tetapi juga di seluruh penjuru dunia, dan pada saat yang sama dapat menangkal berbagai dekadensi moral.

4.Para Ahli Agama

(12)

Imam Ja`far Shadiq as berkata, “Kelak pada hari kiamat Allah membangkitkan ahli ilmu dan ahli ibadah. Manakala keduanya telah berdiri di hadapan Allah Swt, Allah Swt berkata kepada ahli ibadah, ‘Pergilah engkau ke surga,’ sementara kepada ahli ilmu Allah Swt berkata, ‘Berhenti, dan berikanlah syafaat kepada orang-orang yang telah engkau didik dengan baik.’”[117]

Jika kedua orangtua adalah penanggung jawab pendidikan bagi anak-anaknya, maka para ulama―sebagai ahli pendidikan dan pengajaran Islam―mempunyai kewajiban memberitahukan materi dan metode pendidikan dan pengajaran Islam kepada para orangtua. Jika para guru mempunyai tanggung jawab untuk mendidik dan mengajar anak-anak dan para pemuda, maka para ulama pun mempunyai kewajiban untuk menjelaskan pandangan-pandangan Islam berkenaan dengan masalah pendidikan dan pengajaran kepada orang yang memerlukan. Para ulama, di samping harus berusaha mendidik dan mengajar anak-anak, para pemuda dan yang lainnya dengan tulisan, ucapan dan tingkah laku mereka, mereka juga harus membantu dan bekerja sama dengan pihak radio dan televisi.

Para guru dan pelajar agama tidak boleh bersikap acuh terhadap pengajaran program dan metode pendidikan dan pengajaran Islam dan bersikap seolah-olah Islam tidak mempunyai pandangan berkenaan dengan masalah pendidikan dan pengajaran.

5. Para Penulis

Sarana lain yang sangat penting dan efektif dalam pendidikan dan pengajaran adalah buku, majalah dan suratkabar.

Dapat dikatakan suratkabar dan majalah dapat ditemukan hampir pada setiap rumah, dan sebagian orang menghabiskan sebagian waktu luangnya dengan membacanya.Sebagian orang yang senang membaca sedikit banyaknya tentu membaca buku, sementara orang-orang yang berilmu senantiasa tidak lepas dari buku, majalah dan suratkabar, yang dengan itu mereka bisa menambah pengetahuan mereka.

(13)

Atas dasar ini, kegiatan penerbitan harus dianggap sebagai salah satu sarana penting bagi pendidikan dan pengajaran masyarakat.Oleh karena itu, para penulis dan para penerbit, dalam kaitan ini mempunyai tanggung jawab yang sangat penting. Karena, nilai dan budaya apa saja yang mereka sebarkan, masyarakat akan terdidik dengan itu. Kalangan pegiat yang bergerak di bidang penerbitan dapat menjadi para penyebar budaya cinta ilmu, budaya sadar kewajiban, budaya kebajikan, kebebasan, cinta keadilan, senang membantu orang, suka berkorban, menjaga kesucian diri, budaya kerja keras, budaya tahan banting dan nilai-nilai kebajikan lainnya; namun mereka juga dapat menjadi penyebar budaya cinta materi, budaya mengejar keuntungan semata, egoisme, budaya konsumtif, hedonisme, tidak taat hukum, pikiran picik, lemah dan tidak tahan banting, suka ingkar janji dan sifat-sifat tercela lainnya.

Para penulis harus menyadari bahwa dengan tulisan-tulisan mereka, novel-novel mereka, analisa, pujian, kritikan dan bahkan kata-kata mereka telah memberikan pengaruh kepada berbagai lapisan masyarakat, baik pengaruh positif atau pengaruh negatif. Seorang penulis kelak akan mempertanggungjawabkan apa-apa yang ditulisnya di hadapan Allah Swt. Jika ia menjalankan kewajibannya dengan benar ia akan memperoleh ganjaran namun jika ia menulis karya-karya yang memberikan pengaruh yang negatif ia akan mendapat siksa dari Allah Swt.

Oleh karena itu, menulis bukan sebuah pekerjaan yang mudah melainkan sebuah pekerjaan yang sulit dan penuh tanggung jawab. Seorang penulis harus benar-benar teliti pada materi yang ditulis sehingga tidak bertentangan dengan kebenaran, dan ia harus benar-benar memperhatikan jangan sampai ia menulis sesuatu yang memberikan pengaruh yang negatif kepada masyarakat.

6. Masyarakat

6.1 Pengertian masyarakat sebagai pusat pendidikan

Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.

Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi, yaitu:

(14)

2. Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan atau kelompok sosial di masyarakat, baik langsung maupun tak langsung ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif

3. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang maupun yang dimanfaatkan (utility).

Perlu diingat bahwa manusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan selalu berupaya memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya itu untuk meningkatkan dirinya. Dengan kata lain, manusia berusaha mendidik dirinya sendiri dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia di masyarakatnya dalam bekerja, bergaul, dan sebagainya.

6.2 Macam-macam kelompok sosial dan pendidikan masyarakat serta Peranannya dalam pendidikan

Terdapat sejumlah lembaga kemasyarakatan atau kelompok sosial yang mempunyai peranan dan fungsi edukatif yang besar, diantaranya:

1. Kelompok Sebaya

Yang dimaksud kelompok sebaya (peers group) adalah suatu kelompok yang terdiri dari orang – orang yang bersamaan usianya. Terdapat beberapa fungsi kelompok sebaya terhadap anggotanya, antara lain:

a. Mengajarkan berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain b. Memperkenalkan kehidupan masyarakat yang lebih luas

c. Menguatkan sebagian dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat orang dewasa

d. Memberikan pengetahuan yang tidak bias diberikan oleh keluarga secara memuaskan (pengetahuan mengenai cara citarasa berpakaian, music jenis tingkah laku tertentu, dll.) e. Memperluas cakrawala pengalaman anak sehingga ia menjadi orang yang lebih kompleks

2. Organisasi kepemudaan

(15)

3. Organisasi keagamaan

Peranan organisasi keagamaan pada umumnya sangat penting karena berkaitan dengan keyakinan agama. Karena semua organisasi keagamaan mempunyai keinginan untuk melestarikan keyakinan agama anggotaanggotanya, maka organisasi tersebut menyediakan program pendidikan bagi anak-anaknya, seperti:

- Mengajarkan keyakinan serta praktek-praktek keagamaan dengan cara memberikan pengalaman-pengalaman yang menyenangkan bagi mereka.

- Mengajarkan tingkah laku dan prinsip-prinsip moral yang sesuai dengan keyakinan-keyakinan agamanya.

Pendidikan dari masyarakat artinya pendidikan harus memberikan jawaban bagi kebutuhan masyarakat itu sendiri. Pendidikan oleh masyarakat artinya bahwa masyarakat bukanlah merupakan objek pendidikan, untuk melaksanakan kemauan negara atau suatu kelompok semata-mata, tetapi partisipasi yang aktif dari masyarakat, dimana masyarakat mempunyai peranan di dalam setiap langkah program pendidikannya. Hal ini berarti masyarakat bukan sekedar penerima belas kasih dari pemerintah, tetapi suatu sistem yang percaya kepada kemampuan masyarakat untuk bertanggungjawab atas pendidikan generasi mudanya. Masyarakat Islam merupakan masyarakat yang menjunjung nilai-nilai di antaranya adalah nilai Ketuhanan, Persaudaraan, Keadilan, Amar ma’ruf nahi munkar, dan Solidaritas.

7. PEMERINTAH

7.1 Landasan tanggung jawab pemerintah dalam pendidikan

Pasal 31 Amandemen UUD 1945 Ayat (1) menyatakan, “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”, dan Ayat (2) “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Janji pemerintah ini dikukuhkan lagi dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yang disahkan DPR 11 Juni 2003, ditandatangani Presiden 8 Juli 2003.

(16)

pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi” (Pasal 11 Ayat 1). Keempat, “Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya anggaran guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun” (Pasal 11 Ayat 2).

Mengacu Pasal 31 Amandemen UUD 1945, dan UU SPN No 20/2003, pemerintah wajib menyediakan pendidikan bermutu secara gratis kepada setiap warga negara. Secara rinci, Pasal 49 UU SPN No 20/2003 menyatakan, “Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)”.

Rasulullah SAW bersabda, bahwa pemimpin (pemerintah) adalah pengabdi atau pelayan masyarakat sehingga pemerintah bertanggung jawab dalam menyediakan fasilitas, sarana dan prasarana khususnya dunia pendidikan di wilayahnya.

Sabda Rasulullah SAW:

Pemimpin suatu kaum adalah pengabdi (pelayan) mereka. (HR. Abu Na’im)

7.2 Peranan pemerintah dalam pendidikan

Pemerintah dalam hal ini mempunyai fungsi dan peranan untuk memimpin, mengatur, membimbing dan menunjukkan arah proses pendidikan yang harus terjadi di dalam keseluruhan lembaga yang terdapat di dalam masyarakat, sehingga penyimpangan dan salah didik tidak akan terjadi. Kewajiban utama pemerintah agar masyarakatnya berkualitas, berakhlak dan bermoral melalui pendidikan adalah :

a. Melakukan pelayanan pendidikan b. Meningkatkan akses pendidikan.

c. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan

d. Memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh masyarakat untuk dapat menimba ilmu.

7.3 Konsep Pendidikan pada zaman khalifah ar-Rosyidin

(17)

pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan. Pendidikan dalam Islam merupakan kebutuhan dasar yang wajib dipenuhi sebagaimana kebutuhan makan, minum, pakaian, rumah, kesehatan, dan sebagainya. Program wajib belajar berlaku atas seluruh rakyat pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Negara wajib menjamin pendidikan bagi seluruh warga dengan murah/gratis. Negara juga harus memberikan kesempatan kepada warganya untuk melanjutkan pendidikan tinggi secara murah/gratis dengan fasilitas sebaik mungkin (An-Nabhani, Ad-Dawlah al-Islâmiyyah, hlm. 283- 284).

Konsep pendidikan murah/gratis telah diterapkan oleh Khilafah Islam selama kurang lebih 1400 tahun, yaitu sejak Daulah didirikan di Madinah oleh Rasulullah saw. hingga Khilafah Ustmaniyah di Turki diruntuhkan oleh imperialis kafir pada tahun 1924 M. Selama kurun itu pendidikan Islam telah mampu mencetak SDM unggul yang bertaraf internasional dalam berbagai bidang. Di antaranya adalah Imam Malik bin Anas, Imam Syafii, Imam Ahmad bin Hanbal, dan Imam Bukhari sebagai ahli al-Quran, hadis, fikih, dan sejarah; Jabir bin Hayyan sebagai ahli kimia termasyhur; al-Khawarizmi sebagai ahli matematika dan astronomi; al-Battani sebagai ahli astronomi dan matematika; ar-Razi sebagai pakar kedokteran, dan kimia; Tsabit bin Qurrah sebagai ahli kedokteran dan teknik; Ibnu al-Bairar sebagai ahli pertanian khususnya botani, dan masih banyak lagi.

Dalam sistem Islam, hubungan Pemerintah dengan rakyat adalah hubungan pengurusan dan tanggung jawab. Penguasa Islam, Khalifah, bertanggung jawab penuh dalam memelihara urusan rakyatnya. Setiap warga Negara harus dijamin pemenuhan kebutuhan dasarnya oleh negara, termasuk dalam pendidikan. Hal ini disandarkan pada sabda Rasulullah saw.:

Artinya: Imam (Khalifah/kepala negara) adalah pengurus rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawabanya atas rakyat yang diurusnya. (HR Bukhari dan Muslim).

Darimana Khalifah mendapatkan sumber dana untuk menjalankan pendidikan gratis dan bermutu? Sumber dana untuk pendidikan bisa diambil dari hasil-hasil kekayaan alam milik rakyat. Dalam pandangan syariah Islam, air (kekayaan sungai, laut), padang rumput (hutan), migas, dan barang tambang yang jumlahnya sangat banyak adalah milik umum/rakyat. Rasulullah Saw. bersabda:

Artinya:Kaum Muslim bersekutu dalam tiga hal: air, hutan dan energi. (HR. Ibn Majah).

(18)

gratis, dan sebagainya. Semua ini hanya mungkin terjadi jika sistem ekonomi Islam diterapkan oleh negara, termasuk dalam pengelolaan sumber daya alam milik rakyat.

8. Mensinergikan Pendidikan di Rumah – Sekolah – Masyarakat - Pemerintah

Point terpenting yang menjadi rahasia suksesnya pendidikan yang dilakukan Rasulullah adalah keberhasilan beliau dalam mensinergikan pendidikan di rumah (oleh orang tua), di masyarakat (yakni dengan budaya di masyarakat yang telah berubah menjadi Islami, keamanahan birokrasi, keadilan pemimpin, dan keteladanan Rasulullah dan pemimpin publik lainnya) serta Negara (Rasulullah sebagai kepala negara yang mengatur setiap aspek kehidupan dengan Islam). Inilah yang menjadi kendala saat ini dan menuntut peran kita semuanya untuk mengubahnya.

Bagaimana tidak, di sekolah siswa diajari harus jujur (walaupun ada oknum yang mengajarkan tidak jujur, semisal membolehkan curang dalam ujian, atau justru sebagian gurunya yang curang), namun di masyarakat kecurangan dibiarkan merajalela. Di Sekolah diajarkan shalat, namun di rumah orang tuanya tidak shalat dan di masyarakat banyak orang juga meninggalkan shalat. Di sekolah di ajarkan bahwa suap adalah haram, namun fakta di masyarakat menunjukkan bahwa hampir setiap kehidupan telah terjangkiti penyakit suap ini. Di sekolah diajarkan bahwa aurat wajib di tutup, namun di masyarakat pornografi dibiarkan merajalela. Di sekolah diajarkan bahwa aturan Allah adalah aturan yang paling baik dan paling Adil karena dibuat oleh Yang Maha Mengetahui dan Maha Adil, namun di masyarakat aturan-aturan ini diinjak-injak dan yang dipakai justru aturan-aturan peninggalan penjajah. Faktor inilah yang memberikan andil besar dalam rusaknya generasi Islam Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Selain hubungan kualitas mengajar guru terhadap motivasi belajar peserta didik, dibawah ini adalah poin-poin tentang hubungan guru dengan peserta didik baik itu dalam

Karyawan adalah sumber daya yang sangat penting dan sangat menentukan suksesnya perusahaan. Pada kenyataannya ada sebagian karyawan yang melakukan prokrastinasi. Masalah

Nilai R Square adalah sebesar 0.387, hal ini menunjukan bahwa peringkat obligasi dipengaruhi oleh profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan leverage sebesar

upaya Penelitian ini dilakukan dengan pengerukkan dan pernbuatan pintu air menggunakan metode survey dan masuk ke Danau Teluk, diduga cukup wawancara pada bulan

[r]

.& Peserta didik 'ersama sama guru mem'uat kesim(ulan mengenai  'agaimana +ara melengka(kan kuadrat sem(urna 'agaimana menentukan akar (aersamaan kuadrat dengan

Kemampuan pembuktian matematika siswa yang diukur dengan soal pembuktian paket 1 menyebar pada kriteria cukup dan kurang, baik dari sekolah dengan kategori tinggi, sedang

Penelitian ini berjudul penegakan hukum pidana terhadap tindakan main hakim sendiri (eigenrechting), latar belakang dari penelitian ini adalah Hukum pada hakekatnya bertujuan