• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN FAKTOR PERSONAL DENGAN TINDAKAN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN FAKTOR PERSONAL DENGAN TINDAKAN (1)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN FAKTOR PERSONAL DENGAN TINDAKAN TIDAK AMAN

PADA PEKERJA DI PT. LAUTAN BELAWAN JAYA

KECAMATAN MEDAN BELAWAN

TAHUN 2016

Oleh : Wahyuni

Dosen Tetap Program Studi Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan Abstract

Unsafe action is a failure to follow the requirements and procedures work properly, causing accidents. As many 80-85 % of workplace accidents are coused by negligence or faulth of the human factor. In know in this study five of the 15 workers perform unsafe action. This is due to lack of knowledge workers will be the importance of the use of personal protective equipment (PPE) and the position of the body and how incorrect that may couse injury or an accident at work. This study aims to determine the relationship or personal factors with the unsafe action of workers at PT. Lautan Jaya Belawan district of Medan Belawan in 2016.This research in analytic survey with cross sectional approach. The population in this study are employees in belawan PT. Lautan section Jaya Container Terminal Port of Belawan (TPKPB). Sampel in this study as many as 42 people in parts of Container Terminal Port of Belawan (TPKPB), with the sampling technique is taken from the total population. Data primary data were measured using an instrument in the form of a questionnaire and analyzed using univariate and analyzed bivariate analysis using chi square test at the 95% confidence level.The result showed that there is a significant relationship between the variables of knowledge (p = 0.010), attitude (p = 0.044) and wokload (p = 0.023) with ansafe action in PT.Lautan Jaya Belawan district of Medan Belawan in 2016.It is expected that more companies implement traning before working to improve knowledge about health and safety in the workplace and can adjust the workload between the capacities of workers so that workers can apply for safe working behavior to reduce the number of accidents due to unsafe action.

Keywords: Personal Factors, Unsafe Acts.

PENDAHULUAN

Angka kecelakaan yang tinggi telah

mendorong berbagai kalangan untuk berupaya meningkatkan perlindungan bagi tenaga kerja. Salah satu diantaranya perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.(1) Pada tahun 2013 International Labour Organization (ILO),satu orang pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja.ILO juga mencatat, diantara 153 pekerja di dunia mengalami kecelakaan kerja sebanyak 2,3 juta pekerja meninggal setiap tahun akibat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK). Lebih dari 160 juta pekerja menderita penyakit akibat kerja serta 313 juta pekerja mengalami kecelakaan non-fatal per tahunnya.(2)

Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi karena hubungan kerja termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau

wajar dilalui, sering kali kecelakaan kerja dipahami sebagai kejadian yang mendadak terjadi di luar kendali seseorang dan tidak diharapkan atau tidak disengaja. (3)

Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi tahun 2015 telah terjadi kecelakaan kerja sejumlah 1.05.182 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 2.375 orang.(4)

Heinrich mengemukakan bahwa terjadinya kecelakaan terutama disebabkan tindakan tidak aman (unsafe action) dari manusia disamping kondisi tidak aman (unsafe condition).(5)

Tindakan tidak aman (unsafe action) adalah

kegagalan (human failure) dalam mengikuti

persyaratan dan prosedur-prosedur kerja yang benar

sehingga menyebabkan terjadinya kecelakaan

kerja.(6) A model of contributing factor in accident causation (CFAC) dari sanders dan shaw (1993)

menyatakan bahwa faktor-faktor terbentuknya

(2)

didalamnya melibatkan manajemen, sosial, psikologi, dan manusia-mesin-lingkungan(5).

Faktor personal sendiri merupakan stimulus yang terjadi dalam diri individu yang sangat besar pengaruhnya terhadap terjadinya tindakan.(7) Faktor-faktor personal tersebut antara lain : tingkat kemampuan, kesadaran, pengalaman, pelatihan, kepribadian, tekanan pekerjaan atau beban fisik, usia, kelelahan, motivasi, kecanduan alkohol atau obat-obatan, penyakit, kecerdasan, sikap dan kepuasan kerja.(5)

Penelitian ini dilakukan di PT.Lautan Belawan Jaya. PT. Lautan Belawan Jaya merupakan perusahaan yang berlokasi di daerah Medan, Sumatera Utara. Perusahaan ini bergerak dibidang penyedian barang danjasa usaha kontruksi. Didirikan pada tahun 2013, perusahaan ini memulai bisnisnya dengan menetapkan kantor di Jalan Veteran No.178 Medan Balawan, Sumatera Utara serta memiliki lokasi produksi yang terbagi atas dua bagian, yaitu bagian Pelabuhan Belawan dan bagian TPKPB (Terminal Peti Kemas Pelabuhan Belawan).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukanpada tanggal 30 Mei 2016 di perusahaan PT.Lautan Belawan Jaya dibagian Terminal Peti Kemas Pelabuhan Belawan terhadap 15 responden sebanyak 5 orang pekerja yang diobservasi melakukan tindakan tidak aman yaitu diantaranya 4 orang tidak menggunakan alat pelindung diri secara lengkap sesuai dengan peraturan yang berlaku dengan tidak menggunakan helm pelindung (safetyhelmet) dan sarung tangan saat bekerja dan 1 orang pekerja bekerja dengan posisi tubuh yang salah dengan terlalu membungkuk saat memindahkan beban berubah ban.

Dari hasil wawancara kurangnya

pengetahuan akan pentingnya penggunaan alat pelindung diri menjadi faktor penyebab pekerja tidak ingin menggunakannya serta tingginya beban kerjaberupapengakatan ban yang dilakukanoleh pekerja menyebabkanpekerja tersebut bekerja dengan posisitubuh dan cara kerja yang tidak benar yang dapat menimbulkan cidera ataupun terjadinya nyeri punggung bawah (NPB) saat bekerja.

Berdasarkan latar belakang yang telah

diuraikan di atas, maka rumusan masalah

padapenelitian ini adalah apakah ada hubungan faktor personal dengan tindakan tidak amanpada pekerja di PT. Lautan Belawan Jaya Kecamatan Medan Belawan Tahun 2016.

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Hubungan pengetahuan dengan tindakan

tidak aman di PT.Lautan Belawan Jaya Kecamatan Medan Belawan tahun 2016.

2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi

hubungan sikap dengan tindakan tidak aman di PT.Lautan Belawan Jaya Kecamatan Medan Belawan tahun 2016

3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi beban

kerja dengan tindakan tidak aman di PT.Lautan Belawan Jaya Kecamatan Medan Belawan tahun 2016

4. Untuk mengetahui hubungan faktor personal

dengan tindakan tidak amanpada pekerja di PT.Lautan Belawan Jaya Kecamatan Medan Belawan tahun 2016.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan desain cross sectional dimana cara pengambilan data variabel independen dan dependen dilakukan pada saat bersamaan.(8) untuk mengetahui hubungan faktor personal dengan tindakan tidak aman pada pekerja di PT. Lautan Belawan Jaya Kecamatan Medan Belawan tahun 2016.

Penelitian ini dilakukan di PT. Lautan Belawan Jaya Tahun 2016 dan waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai September 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan di PT.Lautan Belawan Jaya sebanyak 42 orang dibagian TPKPB (TerminalPeti Kemas Pelabuhan Belawan).

Sampel penelitian ini sebanyak 42 orang di bagian TPKPB (Terminal Peti Kemas Pelabuhan Belawan) dengan pengambilan sampel menggunakan teknik total population (sampel diambil keseluruhan dari populasi)

KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara kedua variabel yang ingin diukur melalui penelitian yang dilakukan. Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti pada gambar di bawah ini : (8)

Faktor Personal

• Pengetahuan

• Sikap Tindakan Tidak Aman

• Beban kerja

(3)

Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran Tabel 1. Definisi Operasional dan Aspek

Pengukuran

Variabel Definisi operasional

Alat ukur

Kriteria Bobot Skala Independen

Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui

Analisis univariat berguna untuk mendeskipsikan setiap variabel yang diteliti

Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk membuktikan adanya hubungan yang bermakna antara variabel

independen dan variabel dependen dengan

menggunakan uji statistik chi square.

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden 1. Umur Responden

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di PT. Lautan Belawan Jaya Kecamatan Medan Belawan Tahun 2016. >35 tahun sebanyak 22 responden (52,4%).

2.Pendidikan Responden

Tabel 3. Distribusi Frekuansi Responden Berdasarkan Pendidikan di PT. Lautan Belawan Jaya Kecamatan Medan Belawan Tahun 2016.

No Pendidikan Jumlah Persentase(%)

1. SD 3 7,1 bahwa dari 42 responden, yang lulusan SD sebanyak 3 responden (7,1%), lulusan SMP sebanyak 15 responden (35,7%), lulusan SMA sebanyak 19 responden (45,2) dan lulusan Perguruan Tinggi sebanyak 5 responden (11,9%).

3. Jenis Kelamin Responden

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di PT. Lautan Belawan Jaya Kecamatan Medan Belawan Tahun 2016.

No Jenis kelamin Jumlah Persentase(%)

1 Wanita 0 0

2 Pria 42 100

Total 42 100

(4)

Analisis Univariat

1. Pengetahuan tentang Tindakan Tidak Aman Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Tindakan Tidak Aman di PT. Lautan Belawan Jaya Kecamatan Medan Belawan Tahun 2016

No Pengetahuan Jumlah Persentase(%)

1 Baik 10 23,8

2 Cukup 23 54,8

3 Kurang 9 21,4

Total 42 100

Berdasarkan data dari tabel diatas dapat di lihat bahwa dari 42 responden, yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 10 responden (23,8%), dengan pengetahuan cukup sebanyak 23 responden

(54,8%),yang memiliki pengetahuan kurang

sebanyak 9 responden (21,4%).

2. Sikap tentang Tindakan Tidak Aman Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden

Berdasarkan Sikap Tentang Tindakan Tidak Aman di PT. Lautan Belawan Jaya Kecamatan Medan Belawan Tahun 2016.

No Sikap Jumlah Persentase(%)

1 Baik 15 35,7

2 Cukup 6 14,3

3 Kurang 21 50

Total 42 100

Berdasarkan data dari tabel di atas dapat di lihat bahwa dari 42 responden, yang memiliki sikap baik sebanyak 15 responden (35,7%), yang memiliki sikap cukup sebanyak 6 responden (14,3%) dan yang memiliki sikap kurang sebanyak 21 responden (50%).

3. Beban kerja

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Beban Kerja di PT. Lautan Belawan Jaya Kecamatan Medan Belawan Tahun 2016.

No Beban Kerja Jumlah Persentase(%)

1 Berat 29 69

2 Ringan 13 31

Total 42 100

Berdasarkan data dari tabel di atas dapat di lihat bahwa dari 42 responden, yang memiliki beban kerja berat sebanyak 29 responden (69%) dan yang memiliki beban kerja ringan sebanyak 13 responden (31%).

4. Tindakan Tidak Aman

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Beban Kerja di PT. Lautan Belawan Jaya Kecamatan Medan Belawan Tahun 2016.

No Tindakan Tidak Aman Jumlah Persentase(%)

1 Melakukan 23 54,8

2 Tidak melakukan 19 45,2

Total 42 100

Berdasarkan data dari tabel di atas dapat di lihat bahwa dari 42 responden, yang melakukan tindakan tidak aman sebanyak 23 responden (54,8%),yang tidak melakukan tindakan tidak aman sebanyak 19 responden (45,2%).

Analisis Bivariat

1. Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Tidak Aman

Tabel 9. Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan Dengan Tindakan Tidak Amandi PT. Lautan Belawan Jaya Kecamatan Medan Belawan Tahun 2016

Pengetahuan

Tindakan Tidak Aman

Total

P Value

Melakukan Tidak

Melakukan

F % f % f %

Baik 2 4,8 8 19 10 23,8

0,010

Cukup 13 31 10 23,8 23 54,8

Kurang 8 19 1 2,4 9 21,4

Total 23 54,8 19 45,2 42 100

Dari 10 responden (23,8%), yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 2 responden (4,8%) melakukan tindakan tidak aman dan sebanyak 8 responden (19%) tidak melakukan tindakan tidak aman, dan dari 23 responden (54,8%) yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 13 responden (31%) melakukan tindakan tidak aman dan sebanyak 10 responden (23,8%) tidak melakukan tindakan tidak aman, dan dari 9 responden (21,4%) yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 8 responden (19%) melakukan tindakan tidak aman dan sebanyak 1 responden (2,4%) tidak melakukan tindakan tidak aman.

(5)

2. Hubungan Sikap dengan Tindakan Tidak Aman

Tabel 10. Tabulasi Silang Hubungan Sikap Dengan Tindakan Tidak Amandi PT. Lautan Belawan Jaya Kecamatan Medan Belawan Tahun 2016

Sikap Tindakan Tidak Aman Total P

Value

Melakukan Tidak

Melakukan

F % F % f %

Baik 7 16,7 8 19 15 35,7 0,044

Cukup 1 2,4 5 11,9 6 14,3

Kurang 15 35,7 6 14,3 21 50

Total 23 54,8 19 45,2 42 100

Dari 15 responden (35,7%) yang memiliki sikap baik sebanyak 7 responden (16,7%) melakukan tindakan tidak aman dan sebanyak 8responden (14,3%) tidak melakukan tindakan tidak aman, dan dari6 responden (14,3%) yang memiliki sikap cukup sebanyak 1 responden (2,4%)melakukan tindakan tidak aman dan sebanyak 5 responden (11,9%) tidak melakukan tindakan tidak aman, dan dari 21 responden (50%) yang memiliki sikap kurang sebanyak 15 responden (35,7%) melakukan tindakan tidak aman dan 6 responden (14,3%) tidak melakukan tindakan tidak aman.

Hasil uji chi-square antara hubungan sikap dengan tindakan tidak aman, diperoleh nilai p value (0,044)<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan sikap dengan tindakan tidak aman di PT.Lautan Belawan Jaya Kecamatan Medan Belawan tahun 2016.

3. Hubungan Beban Kerja dengan Tindakan Tidak Aman

Tabel 11. Tabulasi Silang Hubungan Beban Kerja Dengan Tindakan Tidak Aman di PT. Lautan Belawan Jaya Kecamatan Medan Belawan Tahun 2016

Dari 29 responden (69%), yang memiliki beban kerja berat sebanyak 12 responden (28,6%) melakukan tindakan tidak aman dan 17 responden (40,5%) tidak melakukan tindakan tidak aman, dan dari 13 responden (31%) yang memiliki beban kerja ringan sebanyak 11 responden (26,2%) melakukan tindakan tidak aman dan sebanyak 2 responden (4,8%) tidak melakukan tindakan tidak aman.

Hasil uji chi-square antara hubungan beban kerja dengan tindakan tidak aman, diperoleh nilai p value (0,023)<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan beban kerja dengan tindakan tidak aman di PT.Lautan Belawan Jaya Kecamatan Medan Belawan tahun 2016.

PEMBAHASAN

1. Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Tidak Aman

Berdasarkan data dari tabel 9 dapat dilihat bahwa dari 10 responden (23,8%), yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 2 responden (4,8%) melakukan tindakan tidak aman dan sebanyak 8 responden (19%) tidak melakukan tindakan tidak aman, dan dari 23 responden (54,8%) yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 13 responden (31%) melakukan tindakan tidak aman dan sebanyak 10 responden (23,8%) tidak melakukan tindakan tidak aman, dan dari 9 responden (21,4%) yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 8 responden (19%) melakukan tindakan tidak aman dan sebanyak 1 responden (2,4%) tidak melakukan tindakan tidak aman. Dari hasil analisis uji chi-square antara hubungan pengetahuan dengan tindakan tidak aman, diketahui bahwa nilai p(0,010)<0,05maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan tindakan tidak aman.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Shiddiq yang menyatakan bahwa dari 27 responden yang memiliki pengetahuan cukup, sebanyak 24 orang (88,9%) yang memiliki perilaku aman mengenai perilaku tidak aman dan 3 orang (11,1%) yang memiliki perilaku tidak aman. Sedangkan dari 33 responden yang memiliki pengetahuan kurang, sebanyak 21 orang (63,6%) yang berperilaku aman dan 12 orang (36,4%) berperilaku tidak aman. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,036 yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku tidak aman karyawan di bagian produksi unit IV PT. Semen Tonasa.(10)

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 42 responden sebanyak 23 responden (54,8%) yang memiliki pengetahuan cukup 13

responden (31%) melakukan tindakan tidak aman dan sebanyak 10 responden (23,8%) tidak melakukan tindakan tidak aman. Pengetahuan pekerja cukup tetapi melakukan tindakan tidak aman dikarenakan adanya ketidaktahuan pekerja serta kurangnyanya pembinaan atau sosialisasi tentang peraturan ataupun

prosedur dalam bekerja seperti pentingnya

menggunakan alat pelindung diri saat bekerja sehingga dapat menyebabkan pekerja memiliki pengetahuan yang tidakdikarenakan pekerja tidak terbiasa dalam menggunakan alat pelindung diri Beban

Kerja

Tindakan Tidak Aman

Total

P Value

Melakukan Tidak

Melakukan

f % F % f %

Berat 12 28,6 17 40,5 29 69 0,023

Ringan 11 26,2 2 4,8 13 31

(6)

(APD) yang disebabkan adanya perasaan tidak nyaman saat menggunakan serta pekerja ingin menghewat waktu agar pekerjaan yang dilakukan menjadi cepat sehingga mengabaikan prosedur kesalamatan dalam bekerjasesuai dengan tuntutan perusahaan sehingga melakukan tindakan tidak aman saat bekerja.

2. Hubungan Sikap dengan Tindakan Tidak Aman

Berdasarkan hasil penelitian dari tabel 10 dapat dilihat bahwa dari 15 responden (33,3%) yang memiliki sikap baik sebanyak 7 responden (16,7%) melakukan tindakan tidak aman dan sebanyak 8responden (19%) tidak melakukan tindakan tidak aman, dan dari 6 responden (14,3%) yang memiliki sikap cukup sebanyak 1 responden (2,4%)melakukan tindakan tidak aman dan sebanyak 5 responden (11,9%) tidak melakukan tindakan tidak aman, dan dari 21 responden (50%) yang memiliki sikap kurang sebanyak 15 responden (35,7%) melakukan tindakan tidak aman dan 6 responden (14,3%) tidak melakukan tindakan tidak aman. Dari hasil analisa chi-square antara hubungan sikap dengan tindakan tidak aman, diketahui bahwa nilai p(0,044)<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan sikap dengan tindakan tidak aman.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Shiddiq yang menyatakan bahwa dari 37 responden yang memiliki sikap baik, sebanyak 33 orang (89,2%) yang memiliki perilaku aman mengenai perilaku tidak aman dan 4 orang (10,8%) yang memiliki perilaku tidak aman. Sedangkan dari 23 responden yang memiliki sikap kurang, sebanyak 12 (52,2%) orang yang berperilaku aman dan 11 orang (47,8%) berperilaku tidak aman. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,002 yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan perilaku tidak aman karyawan di bagian produksi unit IV PT. Semen Tonasa.(10)

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 42 responden sebanyak 21 responden (50%) memiliki

sikap kurang dengan15 responden (35,7%)

melakukan tindakan tidak aman dan 6 responden (14,3%) tidak melakukan tindakan tidak aman. Sikap pekerja kurang tetapi melakukan tindakan tidak aman.

3. Hubungan Beban Kerja dengan Tindakan Tidak Aman

Berdasarkan hasil penelitian dari tabel 11 dapat dilihat bahwa dari 29 responden (69%), yang memiliki beban kerja berat sebanyak 12 responden (28,6%) melakukan tindakan tidak aman dan 17 responden (40,5%) tidak melakukan tindakan tidak

aman, dan dari 13 responden (31%) yang memiliki beban kerja ringan sebanyak 11 responden (26,2%) melakukan tindakan tidak aman dan sebanyak 2 responden (4,8%) tidak melakukan tindakan tidak aman. Dari hasil analisa chi-square antara hubungan beban kerja dengan tindakan tidak aman, diketahui bahwa nilai p(0,023) < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan beban kerja dengan tindakan tidak aman.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Hafrida yang menyatakan bahwa ada hubungan antara beban kerja dengan tindakan tidaka aman dengan mayoritas beban kerja responden tergolong sedang yaitu sebanyak 25 orang (52.1%). Selanjutnya dari hasil uji Korelasi Rank Spearman pada taraf kepercayaan 95% ternyata variabel beban kerja juga berkorelasi negatif dengan variabel tindakan tidak aman dimana nilai koefisien korelasi sebesar -0.426 dan p-value sebesar 0.003 <0,05 artinya ada pengaruh negatif yang signifikan antara faktor beban kerja dengan tindakan tidak aman.(18)

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 42 responden sebanyak 29 responden (69%), yang memilikibeban kerjaberat sebanyak 12 responden (28,6%) melakukan tindakan tidak aman dan 17 responden (40,5%) tidak melakukan tindakan tidak aman. Beban kerja yang berat danmelakukan

tindakan tidak aman hal ini dikarenakan

ketidakmampuan pekerja dalam melaksanakan

pekerjaannya sehingga pekerja bekerja dengan cara kerja yang salah yang dapat menyebabkan terjadinya cidera akibat tindakan tidak aman yang dilakukan. Tindakan ini disebabkan dari pengakatan beban berupa ban yang diangkat oleh pekerja.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan

penelitian yang berjudul “Hubungan Faktor Personal

dengan Tindakan Tidak Mana pada Pekerja di

PT.Lautan Belawan Jaya Tahun 2016” dapat

disimpulkan bahwa :

1. Ada hubungan pengetahuan dengan tindakan

tidak aman dengan nilai p(0,010) <0,05 di PT.Lautan Belawan Jaya Kecamatan Medan Belawan tahun 2016.

2. Ada hubungan sikap dengan tindakan tidak

aman dengan nilai p(0,044) < 0,05di PT.Lautan Belawan Jaya Kecamatan Medan Belawan tahun 2016.

3. Ada hubungan beban kerja dengan tindakan

(7)

SARAN

Saran yang dapat penulis sampaikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan perusahaan lebih

menerapkanpelatihansebelum bekerja untuk

meningkatkan pengetahuan mengenai keselamatan dan kesehatan di tempat kerja serta dapat menyesuaikan antara beban pekerjaan dengan kemampuan pekerja agar pekerja dapat menerapkan perilaku kerja secara amanuntuk mengurangi angka kecelakaan kerja akibat tindakan tidak aman

2. Bagi Institusi

Diharapkan penelitian ini bisa menjadi salah satu sumber informasi dan referensi bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan serta wawasan yang berkaitan tentang hubungan faktor personal dengan tindakan tidak aman pada pekerja.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk lebih mengembangkan penelitian dengan cakupan variabel yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ramli, S. Sistem Manajemen dan Keselamatan

Kerja OHSAS 18001. Jakarta : Dian Rakyat ; 2010

2. Angka Kecelakaan Kerja 2013. [diunduh 29

Mei 2016] Tersedia

dari:http://www.depkes.co.id/article/view/2014 11030005/1-orang-pekerja-di-dunia-meninggal-setiap-detik-karena-kecelakaan-kerja.htmL

3. Marwansyah. Manajemen Sumber Daya

Manusia. Bandung : Alfabeta ; 2009

4. Angka Kecelakaan Kerja 2015. [dokumen di

internet].2015 [diunduh 29 Mei 2016] Tersedia dari:http://disnakertrans.ntbprov.go.id/peringata n-bulan-k3-tahun-2016/

5. Winarsunu, T. Psikologi Kesehatan Kerja.

Malang : UMM Press ; 2008

6. Gunawan dan Waluyo. Risk Based Behavioral

Safety. Jakarta : PT Gramedia; 2015

7. Notoatmodjo,S. Ilmu Perilaku Kesehatan.

Jakarta : Rineka Cipta ; 2010

8. Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif

Gambar

gambar di bawah ini : (8)  Faktor Personal
Tabel 1. Definisi Pengukuran

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi- square, diperoleh p value 0,000, karena p value&lt; 0,05 maka Ho diterima, artinya ada hubungan yang signifikan antara

Selaku Kepala SMA Yuppentek 1 Tangerang yang telah memberikan kesempatan, motivasi, arahan, bimbingan dan semangat untuk studi yang dengan rasa kekeluargaan yang sangat mendalam

9 Imam al-Nawawi berpendapat harta-harta zahir itu terdiri dari tanaman, buahan, temakan dan gatian, selain dari itu adalah harta-harta batin.1O Alasan membezakan antara

Berdasarkan uji chi-square diperoleh nilai signifikan p value (0,028) &lt; (0,05) ada hubungan yang signifikan antara Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan

Pada bab ini disajikan konsep copula semiparametrik, hasil dari generalisasi copula FGM, perluasan bentuk dan interval nilai rho Spearman, perluasan bentuk tau Kendall, dan

Saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul Faktor-faktor yang Membentuk Intensi Berwirausaha serta Pengaruhnya Terhadap Perilaku dan Kinerja Pedagang Kaki Lima di Kota Bogor adalah

Mumu Komaro, M.T., selaku Dosen Pembimbing I sekaligus Sekretaris Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas

Pengertian Pedagogical Content Knowledge (PCK) menurut Shulman (1986) adalah gabungan dari ilmu pedagogik dan konten materi, yaitu tentang bagaimana seorang pendidik