• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANASAN GLOBAL terhadap lingkungan hidup (4)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMANASAN GLOBAL terhadap lingkungan hidup (4)"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

PEMANASAN GLOBAL AKIBAT METANA

A. Latar Belakang

Pemanasan global saat ini merupakan isu penting untuk dibahas oleh masyarakat dunia, dampak dari pemanasan global sudah dirasakan oleh masyarakat dunia. Dampak yang dirasakan oleh masyarakat dunia seperti gelombang panas, banjir, longsor, kemarau panjang, sampai hilangnya pulau-pulau kecil akibat dari naiknya permukaan air laut yang diakibatkan oleh mencairnya es di kutub bumi. Pemanasan global diakibatkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas yang menyerap panas atau yang disebut sebagai fenomena gas rumah kaca.

Menurut hasil konvensi PBB mengenai perubahan iklim (United Nations framework Convention on Climate Change – UNFCCC), disebutkan bahwa ada enam jenis gas yang digolongkan ke dalam gas rumah kaca, yaitu : karbondioksida (CO2), dinitroksida (N2O), metana (CH4), sulfuheksafluorida (SF6), perflourokarbon (PFCs), dan hidrofluorokarbon (HFCs). Dari keenam jenis gas tersebut terdapat tiga jenis gas yang menyumbangkan emisi terbanyak, yaitu CO2, N2O, dan CH4. Ketiga jenis gas ini terutama dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil disektor transportasi, industri, dan energi. Sedangkan gas rumah kaca lain (HFCs, PFCs, dan SF6) walaupun menyumbangkan kurang dari 1% dari total emisi gas rumah kaca kan tetapi berdampak lebih merusak (tabel 1.) dihasilkan secara umum dari industri pendingin (freon) dan pengunaan aerosol (Abdi Tani, Vol.8 No.3).

(2)

sedangkan sisanya 1 juta hektar ditanam sebagai padi ladang (Deptan, 2004). Budidaya padi sawah yang dilakukan secara umum dengan melakukan penggenangan terus menerus telah membawa persoalan lain yang memberikan dampak luar biasa bagi kondisi iklim bumi. Kondisi sawah yang selalu tergenang menyebabkan terjadinya emisi gas metana (CH4), salah satu dari jenis gas rumah kaca yang menyebabkan peningkatan suhu permukaan bumi sehingga bumi menjadi lebih hangat, yang saat ini disebut dengan istilah pemanasan global.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pemanasan global? 2. Apa penyebab pemansan global?

3. Bagaimana mekanisme terjadinya pemansan global? 4. Bagaimana dampak pemansan global?

5. Bagaimana cara untuk menanggulangi pemanasan global? 6. Apa contoh studi kasus pada pemanasan global?

C. Tujuan

1. Mengetahui pemanasan global

2. Mengetahui penyebab pemansan global

3. Memahami mekanisme terjadinya pemansan global 4. Mengetahui dampak pemansan global

5. Mengetahui cara penanggulangan pemanasan global 6. Memahami contoh studi kasus pada pemanasan global

BAB II PEMBAHASAN

(3)

Tingkat Kadar CO2

Sumber: http://www.infomemanasan global.com

1. DEFINISI PEMANASAN GLOBAL

Pemanasan Global atau Global warming adalah kejadian meningkatnya suhu rata-rata bumi. Menrurut penelitian yang telah dilakukan, suhu rata-rata permukaan bumi selama seratus tahun telah meningkat menjadi 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F). Tentunya hal ini merupakan suatu ancaman bagi bumi kita apabila terus dibiarkan. Ada banyak hal yang dapat mengakibatkan terjadinya pemanasan global. Selain dari faktor alam itu sendiri, sebenarnya manusialah yang menjadi pemeran utama mengapa pemanasan global itu dapat terjadi? Penggunaan teknologi yang dapat menghasilkan carbon dioksida tanpa dibatasi adalah bentuk pencemaran udara yang menimbulkan efek rumah kaca yang berlebihan yang merupakan salah satu dari penyebab pemanasan global.

(4)

karbon dioksida, metana, dan nitro oksida, khususnya selama 50 tahun ini, telah secara drastis menaikkan suhu Bumi. Sebelum masa industri, aktivitas manusia tidak banyak mengeluarkan gas rumah kaca, tetapi pertambahan penduduk, pembabatan hutan, industri peternakan, dan penggunaan bahan bakar fosil menyebabkan gas rumah kaca di atmosfer bertambah banyak dan menyumbang pada pemanasan global.

Aktifitas manusia yang kian hari kian meningkat diiringi dengan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat mengakibatkan peningkatan pencemaran di muka bumi, berikut salah satu aktifitas yang menyebabkan pemanasan global.

1. Peternakan

Pada tahun 2006, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) mengeluarkan laporan “Livestock’s Long Shadow” dengan kesimpulan bahwa sektor peternakan merupakan salah satu penyebab utama pemanasan global. Sumbangan sektor peternakan terhadap pemanasan global sekitar 18%,lebih besar dari sumbangan sektor transportasi di dunia yang menyumbang sekitar 13,1%. Selain itu, sektor peternakan dunia juga menyumbang 37% metana (72 kali lebih kuat daripada CO2 selama rentang waktu 20 tahun), dan 65% nitro oksida (296 kali lebih kuat daripada CO2).

Sektor peternakan yang menyumbang emisi gas rumah kaca dapat dilihat rinciannya sebagi berikut menurut FAO:

1)Emisi karbon dari pembuatan pakan ternak

a. Penggunaan bahan bakar fosil dalam pembuatan pupuk menyumbang 41 juta ton CO2 setiap tahunnya

b. Penggunaan bahan bakar fosil di peternakan menyumbang 90 juta ton CO2 per tahunnya (misal diesel atau LPG)

c. Alih fungsi lahan yang digunakan untuk peternakan menyumbang 2,4 milyar ton CO2 per tahunnya, termasuk di sini lahan yang diubah untuk merumput ternak, lahan yang diubah untuk menanam kacang kedelai sebagai makanan ternak, atau pembukaan hutan untuk lahan peternakan

(5)

panen kacang kedelai dan 50% panen jagung di dunia digunakan sebagai makanan ternak.

e. Karbon yang terlepas dari padang rumput karena terkikis menjadi gurun menyumbang 100 juta ton CO2 per tahunnya

2)Emisi karbon dari sistem pencernaan hewan

a. Metana yang dilepaskan dalam proses pencernaan hewan dapat mencapai 86 juta ton per tahunnya.

b. Metana yang terlepas dari pupuk kotoran hewan dapat mencapai 18 juta ton per tahunnya.

3) Emisi karbon dari pengolahan dan pengangkutan daging hewan ternak ke konsumen

a. Emisi CO2 dari pengolahan daging dapat mencapai puluhan juta ton per tahun.

b. Emisi CO2 dari pengangkutan produk hewan ternak dapat mencapai lebih dari 0,8 juta ton per tahun.

Industri peternakan terkait erat dengan pola konsumsi daging. Baru-baru ini, badan PBB yang lain, yaitu United Nations Environment Program (UNEP) menegaskan dalam buku panduan “Kick The Habit” bahwa pola makan daging untuk setiap orang per tahunnya menyumbang 6.700 kg CO2. Saat ini, penduduk Bumi berjumlah sekitar 6,7 miliar orang. Bila 5 miliar orang di antaranya adalah pemakan daging, coba Anda hitung berapa triliun CO2 yang dihasilkan setiap tahunnya? Kita perlu memprogram ulang kebiasaan makan kita. Dan Anda perlu tahu, vegetarian, menurut laporan UNEP, hanya menyumbang 190 kg CO2 per tahunnya.

(6)

Daftar Emisi dari Peternakan

Sumber: http://www.infomemanasan global.com

Pembangkit Energi listrik Sumber: http://www.infomemanasan

global.com Penelitian Badan Asesmen Lingkungan Belanda, yang berjudul “Manfaat Mengubah Pola Makan terhadap Iklim” (2009) juga menganalisa seluruh rantai aktivitas pengembangbiakkan ternak dari ladang ke piring makan. Studi itu menghitung biaya moneter untuk menghentikan perubahan iklim, yang diartikan dengan menstabilkan CO2 yang ada di atmosfer pada tingkat 450 bagian per juta (ppm). Laporan tersebut menyimpulkan bahwa 20 miliar dolar AS, atau 50 persen dari total perkiraan biaya 40 miliar dolar AS, dapat ditekan pengeluarannya dengan peralihan global ke pola makan sedikit daging. Lebih tegas lagi mereka menyatakan bahwa bahkan pola makan vegan, sepenuhnya tanpa produk hewani sama sekali, dapat menekan biaya mitigasi iklim pada tahun 2050 hingga 80%.

a. Pembangkit Energi

(7)

Polusi Industri

Pembebasan lahan

Sumber: http://www.infomemanasan global.com

digunakan untuk menghasilkan listrik.Sumbangan sektor energi terhadap emisi gas rumah kaca mencapai 25,9%.

b. Industri

Sumbangan sektor industri terhadap emisi gas rumah kaca mencapai 19,4%. Sebagian besar sumbangan sektor industri ini berasal dari penggunaan bahan bakar fosil untuk menghasilkan listrik atau dari produksi C02 secara langsung sebagai bagian dari pemrosesannya, misalnya saja dalam produksi semen. Hampir semua emisi gas rumah kaca

dari sektor ini berasal dari industri besi, baja, kimia, pupuk, semen, kaca dan keramik, serta kertas.

c. Pertanian

Sumbangan sektor pertanian terhadap emisi gas rumah kaca sebesar 13,5%. Sumber emisi gas rumah kaca pertama-tama berasal dari pengerjaan tanah dan pembukaan hutan. Selanjutnya, berasal dari penggunaan bahan bakar fosil untuk pembuatan pupuk dan zat kimia lain. Penggunaan mesin dalam pembajakan, penyemaian, penyemprotan, dan pemanenan menyumbang banyak gas rumah kaca. Yang terakhir, emisi gas rumah kaca berasal dari pengangkutan hasil panen dari lahan pertanian ke pasar.

(8)

Emisi kendaraan

Sumber: http://www.infomemanasan global.com

itu tidak segera direboisasi, tanah itu kemudian akan menyerap jauh lebih sedikit CO2.

e. Transportasi

Sumbangan seluruh sektor transportasi terhadap emisi gas rumah kaca mencapai 13,1%.Sektor transportasi dapat dibagi menjadi transportasi darat, laut, udara, dan kereta api. Dari total sumbangan 13,1% itu, sumbangan terbesar berasal dari transportasi darat (79,5%), disusul kemudian oleh transportasi udara (13%), transportasi laut (7%), dan terakhir kereta api (0,5%).

f. Hunian dan Bangunan Komersial

Sektor hunian dan bangunan bertanggung jawab sebesar 7,9%. Namun, bila dipandang dari penggunaan energi, maka hunian dan bangunan komersial bisa menjadi sumber emisi gas rumah kaca yang besar. Misalnya saja dalam penggunaan listrik untuk menghangatkan dan mendinginkan ruangan, pencahayaan, penggunaan alat-alat rumah tangga, maka sumbangan sektor hunian dan bangunan bisa mencapai 30%. Konstruksi bangunan juga mempengaruhi tingkat emisi gas rumah kaca. Sebagai contohnya, semen, menyumbang 5% emisi gas rumah kaca.

g. Sampah

Limbah sampah menyumbang 3,6% emisi gas rumah kaca. Sampah di sini bisa berasal dari sampah yang menumpuk di Tempat Pembuangan Sampah (2%) atau dari air limbah atau jenis limbah lainnya (1,6%). Gas rumah kaca yang berperan terutama adalah metana, yang berasal dari proses pembusukan sampah tersebut.

(9)

Pemanasan global terjadi sebenarnya mengikuti prinsip efek rumah kaca. Efek rumah kaca pertama kali di usulkan oleh Joseph Fourier pada tahun 1824, yaitu dimana pemanasan suatu benda langit yang disebabkan oleh komposisi suatu atmosfernya. Menurut penelitian yang dilakukan, gas-gas rumah kaca yang berkontribusi pada pemanasan global pada saat ini karbon dioksida(CO2) yang dihasilkan dari buangan gas dari mesin bermotor, asap dari pembakaran industri. Selain itu gas metana (CH4) yang dihasilkan dari

agrikultur dan peternakan (terutama dari pencernaan hewan ternak), lalu gas NO yang menghasilkan 300 kali efek pemanasan global dan CFC (chlorofluorocarbons) yang menghasilkan ribuan kali efek pemanasan global. Namun penggunaan gas ini sekarang telah dilarang karena dituding sebagai penyebab rusaknya lapisan ozon.

Rumah kaca memiliki prinsip, yaitu menyerap energi panas yang dipancarkan oleh matahari dan menahannya, sehingga suhu udara di dalam rumah kaca menjadi hangat dan bisa menunjang pertumbuhan tanaman di dalamnya.

(10)

terperangkap di dalam atmosfer bumi, sehingga suhu di permukaan bumi pun meningkat.

Pada konsentrasi terstentu, sebenarnya kehadiran gas-gas rumah kaca ini sangat diperlukan untuk menghangatkan suhu di atmosfer bumi. Namun, meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca juga akan berdampak pada semakin meningkatnya energi panas di atmosfer bumi.

Efek rumah kaca pertama kali di usulkan oleh Joseph Fourier pada tahun 1824, yaitu dimana pemanasan suatu benda langit yang disebabkan oleh komposisi suatu atmosfernya. Menurut penelitian yang dilakukan, gas-gas rumah kaca yang berkontribusi pada pemanasan global pada saat ini karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan dari buangan gas dari mesin bermotor, asap dari pembakaran industri. Selain itu gas metana (CH4) yang dihasilkan dari agrikultur dan peternakan (terutama dari pencernaan hewan ternak), lalu gas NO yang menghasilkan 300 kali efek pemanasan global dan CFC (chlorofluorocarbons) yang menghasilkan ribuan kali efek pemanasan global. Namun penggunaan gas ini sekarang telah dilarang karena dituding sebagai penyebab rusaknya lapisan ozon.

4. DAMPAK PEMANASAN GLOBAL

(11)

dilakukan pada musim kemarau ternyata malah hujan. a. Iklim Mulai Tidak Stabil

Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat. Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, dimana hal ini akan menurunkan proses pemanasan. Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.

(12)
(13)

bekerja dengan menggunakan kendaraan terbuka di siang hari bolong (misalnya sales dengan sepeda motor) mungkin dapat menceritakan dengan lebih jelas betapa panasnya sinar matahari yang menyengat punggung mereka. b. Peningkatan permukaan laut

Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan yang stabil secara geologi. Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 – 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 – 35 inchi) pada abad ke-21.

Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan.

c. Gangguan ekologis

(14)

bahwa ada faktor-faktor kunci yang tidak mereka ikutkan dalam model prediksi yang ada. Dengan menggunakan data es terbaru, serta model prediksi yang lebih akurat, Dr. H. J. Zwally, seorang ahli iklim NASA membuat prediksi baru yang sangat mencengangkan hampir semua es di kutub utara akan lenyap antara tahun 2008 – 2012

Pemanasan Global berdampak langsung pada terus mencairnya es di daerah kutub utara dan kutub selatan. Es di Greenland yang telah mencair hampir mencapai 19 juta ton! Dan volume es di Artik pada musim panas 2007 hanya tinggal setengah dari yang ada 4 tahun sebelumnya! Mencairnya es saat ini berjalan jauh lebih cepat dari model-model prediksi yang pernah diciptakan oleh para ilmuwan. Beberapa prediksi awal yang pernah dibuat sebelumnya memperkirakan bahwa seluruh es di kutub akan lenyap pada tahun 2040 sampai 2100. Tetapi data es tahunan yang tercatat hingga tahun 2007 membuat mereka berpikir ulang mengenai model prediksi yang telah dibuat sebelumnya.

(15)

pegunungan dan danau berselimut es yang dikelilingi lautan. Benua ini jauh lebih dingin daripada Artik, sehingga lapisan es di sana sangat jarang meleleh, bahkan ada lapisan yang tidak pernah mencair dalam sejarah. Temperatur rata-ratanya minus 49 derajat Celsius, tapi pernah mencapai hampir minus 90 derajat celsius pada Juli 1983. Tak heran jika fenomena mencairnya es di benua yang mengandung hampir 90 persen es di seluruh dunia itu mendapat perhatian serius peneliti.

d. Mencairnya Gletser Dunia

Mencairnya gletser-gletser dunia mengancam ketersediaan air bersih, dan pada jangka panjang akan turut menyumbang peningkatan level air laut dunia. Dan sayangnya itulah yang terjadi saat ini. Gletser-gletser dunia saat ini mencair hingga titik yang mengkhawatirkan!

NASA mencatat bahwa sejak tahun 1960 hingga 2005 saja, jumlah gletser-gletser di berbagai belahan dunia yang hilang tidak kurang dari 8.000 meter kubik! Para ilmuwan NASA kini telah menyadari bahwa cairnya gletser, cairnya es di kedua kutub bumi, meningkatnya temperatur bumi secara global, hingga meningkatnya level air laut merupakan bukti-bukti bahwa planet bumi sedang terus memanas. Dan dipastikan bahwa umat manusialah yang bertanggung jawab untuk hal ini.

e. Dampak kesehatan

(16)

lain-lain.

Seperti meningkatnya kejadian Demam Berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan adamya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq Aedes Agipty), Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang target nya adala organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi kan bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah dikarenakan perbuhan ekosistem yang ekstreem ini. hal ini juga akan berdampak perubahan iklim (Climate change)yang bisa berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu seperti ISPA (kemarau panjang / kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak menentu)

Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernafasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.

f. Kebakaran hutan besar-besaran

Bukan hanya di Indonesia, sejumlah hutan di Amerika Serikat juga ikut terbakar ludes. Dalam beberapa dekade ini, kebakaran hutan meluluhlantakan lebih banyak area dalam tempo yang lebih lama juga. Ilmuwan mengaitkan kebakaran yang merajalela ini dengan temperatur yang kian panas dan salju yang meleleh lebih cepat. Musim semi datang lebih awal sehingga salju meleleh lebih awal juga. Area hutan lebih kering dari biasanya dan lebih mudah terbakar.

g. Hanya yang Terkuat yang Bertahan

(17)

termasuk manusia.

5. PENANGGULANGAN PEMANASAN GLOBAL

Masalah Global warming atau pemanasan global memang sudah tidak asing lagi, penyebabnya tidak lain berasal dari manusia sendiri. Global warming terjadi karena adanya efek rumah kaca dimana panas yang diterima bumi dari sinar matahari yang seharusnya di pantulkan kembali ke luar angkasa, itu malah dipantulkan kembali ke bumi oleh adanya awan polusi.

Sebenarnya ada bermacam cara memperlambat dampak pemanasan global, cara-cara tersebut umumnya mudah dan sederhana. Tetapi kurang dilakukan secara serius oleh kebanyakan orang. Padahal pemanasan global adalah masalah yang serius. Suhu Bumi yang terus meningkat akan ber efek panjangnya musim kering atau kemarau. Mencairnya gunungan es di kutub.

a. Jangan menebang pohon sembarangan

Pohon merupakan penghasil gas O2 (oksigen) terbesar di dunia. setiap hari kita bernafas membutuhkan Oksigen,dan pohon-pohonlah yang setiap harinya menyediakan oksigen untuk kita. Semakin sdikit pohon akan menyebabkan gas CO2 (karbon dioksida) bisa dengan leluasa berkeliaran dan akhirnya membuat bumi semakin panas. Terlepas dari itu kita bernafas menggunakan oksigen tanpa adanya oksigen mungkin kita tidak akan bisa hidup sampai sekarang.

b. Kurangi menggunakan kendaraan pribadi

(18)

penggunaan bahan bakar. Kita semua tau bahwa setiap kendaraan berbahan bakar minyak akan mengeluarkan gas pembuangan berupa CO2 dan CO, gas-gas ini bila dalam jumlah yang besar dapat menimbulkan efek gas rumah kaca yang akhirnya membuat terjadinya global warming semakin parah. Selama anda masih bisa untuk menggunakan kendaraan umum gunakanlah kendaraan umum, hanya gunakan kendaraan pribadi saat anda memang benar-benar membutuhkannya. 3. Beralih dari kendaraan berbahan bakar minyak dengan kendaraan berbahan bakar alami dan ramah lingkungan.

Kendaraan dengan bahan bakar yang ramah lingkungan misalnya adalah kendaraan dengan bahan bakar listrik. Listrik selain harganya lebih murah ternyata juga lebih ramah terhadap lingkungan jika dibanding dengan bahan bakar minyak. Dengan menggunakan kendaraan berbahan bakar listrik anda tak perlu lagi risau saat harga BBM (Bahan bakar Minyak) naik.

c. Mematikan lampu di siang hari

Saat bepergian ke daerah PLN saya sering sekali melihat sebuah poster dengan tulisan "Kunang-kunang aja kalau siang matiin lampu". Masa kita mau kalah sama kunang-kunang? Matikan lampu disaat siang hari, meskipun anda sanggup untuk membayar tagihan listriknya namun kepedulian akan lingkungan juga sangatlah penting.

d. Menggunakan lampu hemat energi

(19)

e. Melakukan Reboisasi (penanaman kembali hutan gundul)

Banyak tindakan yang telah dilakukan manusia seperti merusak hutan hanya untuk mencari keuntungan sesaat. Tanpa disadari hutan yang fungsinya sangatlah fital bagi manusia setiap harinya terus dirusak oleh sebagian manusia yang tidak bertanggung jawab. Solusinya adalah dengan menegaskan perundangan tentang perhutanan dan melakukan Reboisasi terhadap hutan yang sudah gundul. Selain aksi dari penebangan hutan secara liar hutan gundul juga bisa disebabkan karena kebakaran dan tanah longsor. Selain bisa mencegah terjadinya Global Warming hutan juga bisa mencegah terjadinya banjir, tanah longsor dan akan menjadikan suhu menjadi sejuk dan segar.

f. Tanamalah Pohon di Pekarangan rumah anda

Anda memiliki rumah dengan pekarangan yang tidak digunakan? Manfaatkanlah pekarangan tersebut untuk menanam berbagai macam tanaman. Anda tak harus menanam pohon jati atau mahoni, anda bisa menanam tanaman hias atau tanaman lain yang memiliki daun hijau serta memiliki potensi untuk bisa menghasilkan oksigen. Bayangkan jika semua masyarakat melakukan hal yang serupa maka kebutuhan akan oksigen akan sedikit demi sedikit terpenuhi.

6. CONTOH KASUS EMISI METANA

(20)

hitam dan merupakan bahan utama dari Methanol.1Namun, karena Metana berbentuk gas dalam suhu dan tekanan normal, maka sulit untuk mengangkutnya dari sumber asalnya.Dalam bentuk alaminya, umumnya gas ini dipindahkan dalam jumlah besar melalui pipa-pipa yang terpasang dari sumur tambang.Beberapa Negara bahkan mengangkut gas tersebut dengan menggunakan truk.

Dr. Kirk Smith, Profesor Kesehatan Lingkungan Global di Universitas Kalifornia, Berkley mengatakan: “Metana merupakan gas kedua dalam efek rumah kaca setelah CO2, akan tetapi gas ini menjadi ancaman yang paling berbahaya.” Metana merusak lapisan ozon dan dapat merusak kesehatan manusia. Apabila gas metana tingkat tinggi mengurangi kadar oksigen di dalam atmosfer di bawah 19,5% maka akan menyebabkan sesak nafas. Perhitungan terbaru menunjukkan bahwa selama periode 20 tahun efek pemanasan metana menjadi 72 kali lebih kuat.

7. Sumber Penghasil Metana (CH4) dalam Kehidupan

Gas metana (CH4 ) merupakan salah jenis gas rumah kaca nomor dua terpenting setelah CO2, selama 200 tahun konsentrasi methane di atmosfir meningkat tajam, saat ini konsentrasi metana di atmosfir bekisar 1,7 ppm per volume, lebih tinggi dibandingkan pada masa pra industri 0.7 ppm. Ini lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi karbodioksida yang berkisar 345 ppm, lebih tinggi dibandingkan pada saat pra industri 275 ppm. Akan tetapi satu molekul metana menyerap panas sekitar 21 kali lebih tinggi dibandingkan dengan karbon dioksida. Efek pemanasan atmosfir oleh kenaikan metana diperkirakan setengah dari kenaikan karbon dioksida2 2Kenaikan laju konsentrasi metana di atmosfir diperkirakan 1% per tahun dimana akan lebih berperan dalam perubahan iklim dibandingkan dengan gas rumah kaca yang lain kecuali karbon dioksida (Cicerone dan oremland, 1988) dan kemungkinan berkontribusi secara signifikan terhadap dampak negatif dengan konsekuensi yang tanpa bisa diprediksikan pada keseluruhan komposisi kimia atmosfir.

11Britannica Concise Encyclopedia.Methane.

(21)

Tabel 1. Indeks Potensi Pemanasan Global beberapa Jenis Gas Rumah Kaca terhadap CO2 dalam waktu 100 tahun.

NO. JENIS GAS INDEKS

1 CO2 1

2 CH4 21

3 N2O 310

4 PFCs ; HPCs 500

5 SF6 9200

Sumber : Abdi Tani (Vol.8 No.3)

Gas metana terdiri dari alkana suku rendah, yaitu metana, etana, propana, dan butana. Dengan metana sebagai komponen utamanya. Metana terutama digunakan sebagai bahan bakar, sumber hidrogen, dan untuk pembuatan metanol. Dari berbagai macam gas ini mereka nantinya akan menimbulkan efek rumah kaca (Greenhouse Effect) jika digunakan secara berlebihan dan juga karena terlalu padatnya jumlah dan pertumbuhan penduduk. Metana merupakan bagian terbesar dari gas alam dan Indonesia merupakan salah satu penghasil utama gas alam, terutama dari ladang gas Bontang (Kalimantan) dan ladang gas Arun (Aceh).

a. Metana dapat ditemukan pada kotoran hewan seperti sapi, kambing, domba,

babi, unggas

b. Selain pada kotoran, hewan memamah biak juga menyuplai gas metana

melalui proses sendawa

c. Metana juga ditemukan pada kotoran manusia

d. Gas elpiji yang kita gunakan juga mengandung gas metana

e. Metana terdapat pada sampah-sampah organic setelah dilakukan perombakan

oleh bakteri (beberapa industry memanfaatkan sampah organic untuk

mengisolasi gas metana ini sebagai alternatif pengganti energy berbahan dasar fosil, termasuk isolasi gas metana dari kotoran hewan ternak )

f. Metana dapat terbentuk melalui proses pembakaran biomassa atau rawa-rawa

(22)

Selain di atas, di daerah-daerah tertentu juga diketahui mengandung metana dalam jumlah yang sangat besar (3000 kali jika dibandingkan dengan gas metana yang ada di atmosfer sekarang), tetapi dalam bentuk hidrat, seperti :

a. Bagian barat Siberia (Danau Baikal) memiliki daerah kolam berlumpur seluas Prancis dan Jerman yang beku oleh es abadi. Di daerah ini mengandung tidak kurang dari 70 miliar ton metan hidrat

b. Daerah antartika menyimpan kurang lebih 400 miliar ton metana dalam bentuk hidratnya

c. Gas metana juga ditemukan terperangkap pada lantai samudra di kedalam 1000 kaki dengan jumlah yang sangat banyak, biasa disebut sebagai metan clathrate

8. Pengaruh Gas Metana (CH4) Terhadap Pemanasan Global

Dalam laporan terbaru, Fourth Assessment Report, yang dikeluarkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), salah satu badan PBB yang terdiri dari 1.300 ilmuwan dari seluruh dunia, terungkap bahwa 90% aktivitas manusia selama 250 tahun terakhir inilah yang membuat planet kita semakin panas. Sebagian besar dihasilkan dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor, asap pabrik, pembangkit tenaga listrik (misal: batubara), pembakaran hutan, dan peternakan. Dan gas yang paling memberikan dampak adalah metana.

(23)

es di antartika yang runtuh. Anda bisa membayangkan betapa mengerikannya keadaan ini: Bila Antartika kehilangan seluruh lapisan esnya, maka 400 miliar ton metana tersebut akan terlepas ke atmosfer. Ini belum termasuk metana beku yang tersimpan di dasar laut yang juga terancam mencair karena makin panasnya suhu lautan akibat pemanasan global.

Dr. Kirk Smith, Profesor Kesehatan Lingkungan Global di Universitas Kalifornia, Berkley mengatakan: “Metana merupakan gas kedua dalam efek rumah kaca setelah CO2, akan tetapi gas ini menjadi ancaman yang paling berbahaya.” Metana merusak lapisan ozon dan dapat merusak kesehatan manusia. Apabila gas metana tingkat tinggi mengurangi kadar oksigen di dalam atmosfer di bawah 19,5% maka akan menyebabkan sesak nafas. Perhitungan terbaru menunjukkan bahwa selama periode 20 tahun efek pemanasan metana menjadi 72 kali lebih kuat.

Sebuah penelitian oleh ilmuwan Rusia selama 15 tahun di Laut Es Kutub Utara di daerah Siberia membuktikan bahwa terdapat bongkahan metana beku di dasar laut yang diketahui sebagai metana hidrat mengandung konsentrasi 100 kali lipat lebih tinggi daripada yang biasa ditemukan di atmosfer. Metana ini berbentuk gelembung-gelembung gas yang berbentuk seperti awan yang sedang bergerak naik melewati air. Metana ini stabil dalam keadaan beku di dasar laut. Akan tetapi, pemanasan global menyebabkan es mencair, metana pun terlepas ke atmosfer dan menambah kadarnya menjadi semakin banyak.

(24)

Penumpukan metana di atmosfer menyebabkan terhalangnya panas matahari yang harus dipantulkan kembali untuk menjaga suhu bumi tetap stabil. Akibatnya, panas pun terperangkap dan suhu rata-rata bumi meningkat. Hal itu menyebabkan perubahan-perubahan, seperti menaiknya permukaan air laut akibat es yang mencair di daerah kutub sehingga terjadi penyempitan luas daratan. Daerah hangat yang menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan sehingga curah hujan pun meningkat dan lebih sering mengakibatkan banjir. Pada beberapa daerah, air tanah lebih cepat menguap dan terjadilah kekeringan. Hewan-hewan pun akan mencari daerah yang lebih sejuk, karena habitat lamanya telah menjadi semakin panas. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi migrasi ini. Beberapa spesies yang tidak mampu bermigrasi pun kemungkinan akan punah. Suhu yang tinggi pun dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan, malnutrisi, dan penyakit-penyakit, seperti

diare, busung lapar, penyakit kulit, dan lain-lain. Ditambah dengan polusi udara hasil emisi gas-gas yang dapat menimbulkan penyakit saluran pernafasan, seperti

asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain. Kita sebagai manusia tidak dapat mencegah hal itu. Namun, kita bisa mengurangi dampak buruknya. Seperti penghijauan dan menanam pepohonan lebih banyak lagi. Pohon yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Daerah pantai dapat dibangun barrier

(penghalang) untuk menghalangi masuknya air laut ke daratan. Pemerintah pun dapat membantu perpindahan populasi di pantai ke tempat yang lebih tinggi. Selain itu, pemerintah juga harus peduli dan tanggap terhadap lingkungan dengan cara penegasan undang-undang pembangunan, penebangan kayu, pencurian hasil hutan (kayu) dan laut (terumbu karang), dan lain-lain.

(25)

World Bank dengan The University of Toronto ini menyebutkan 9 kota di dunia yang merupakan kota paling berpolusi yaitu :

a. Rotterdam – Belanda

Rotterdam menghasilkan total emisi karbon dioksida dan metan rata-rata 29,8 ton per warga per tahun yang mayoritas merupakan hasil dari aktifitas pelabuhan yang berupa gas buangan bahan bakar kapal dan industri.

b. Austin, Texas - Amerika Serikat

Austin berada di urutan kedua sebagai kota paling berpolusi dengan emisi karbon dan metan yang mencapai sekitar 24 ton per penduduk per tahunnya yang merupakan polusi yang dihasilkan oleh sektor konsumsi yaitu tingginya tingkat penggunaan kendaraan bermotor milik pribadi. c. Denver, Colorado - Amerika Serikat

(26)

d. Washington DC - Amerika Serikat

DC berada di urutan keempat dengan total emisi CO2 dan metan mencapai sekitar hampir 20 ton per kapita per tahun yang sebagian besar merupakan emisi dari pembangkit listrik tenaga batu bara.

e. Minneapolis, Minnesotta - Amerika Serikat

Serupa dengan Denver dan DC, Minneapolis juga menghasilkan emisi karbon dan metan yang tinggi dari pembangkit listrik tenaga batu baranya dengan jumlah rata-rata sekitar 18 ton per penduduk per tahun.

f. Calgary – Canada

Calgary berada di urutan keenam dengan jumlah emisi yang menyerupai Minneapolis yaitu sekitar 18 ton per orang per tahun yang juga merupakan buangan dari pembangkit listrik tenaga batu bara.

g. Menlo Park, California - Amerika Serikat

(27)

16 ton per orang per tahun yang dihasilkan oleh penggunaan bahan bakar minyak pada kendaraan bermotor.

h. Dallas, Texas - Amerika Serikat

Penduduk Dallas menghasilkan sedikitnya 15 ton karbon dan metan per tahunnya.

i. Stuttgart - Jerman

Stuttgart mengemisi sekitar 12 ton karbon dan metan per penduduk per tahunnya sebagai hasil aktifitas industri kota.

(28)

Kota dengan sebaran wilayah permukiman yang melebar membuat tingkat efisiensi penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor sangat rendah, penduduk dengan jenis sebaran kota jenis ini cenderung menggantungkan pergerakan dan transportasinya kepada kendaraan bermotor pribadi. Sedangkan kota yang compact dengan tingkat kepadatan tinggi yang mengharuskan warga beraktifitas dengan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan umum akan mampu membantu menekan laju emisi gas polutan dari sektor konsumsi.

Hal ini pula yang membuat tingkat emisi karbon dan metan kota-kota di Eropa cenderung lebih rendah dibandingkan dengan kota-kota-kota-kota di Amerika Serikat. Kota-kota di Eropa cenderung bersifat compact, dengan kepadatan tinggi dan sebaran kota (urban sprawl) yang terbatas. Sedangkan kota-kota di Amerika Serikat cenderung memiliki sebaran kota melebar ke arah suburban dengan kawasan permukiman baru yang dikembangkan bagi warga kota yang cenderung tidak menyukai tinggal di kawasan pusat perkotaan yang sibuk, dengan resiko perjalanan menuju lokasi bekerja akan memakan waktu lebih panjang dan konsumsi energi lebih tinggi serta emisi gas polutan lebih besar pula.

Dan Hoornweg, Urban Specialist yang terlibat dalam studi ini juga menyebutkan manfaat lain dari desain kota yang compact adalah bahwa bila seseorang dapat mencapai satu tempat ke tempat lainnya dalam waktu yang lebih singkat selain dapat mendukung efisiensi waktu juga akan mampu meningkatkan tingkat kualitas hidup (the quality of

life) orang tersebut. [Hasil studi lengkapnya akan di-publish di jurnal

Environment & Urbanization tahun ini]

(29)

bangunan dan rumah tinggal; serta efisiensi penggunaan bahan bakar untuk kendaraan bermotor. Selain itu cara sederhana yang dapat dilakukan untuk mengimbangi emisi karbon, menyerap polutan dan debu sebagai hasil aktifitas masyarakat modern, serta mengurangi efek urban heat

island akibat konsentrasi pembangunan dan kegiatan manusia di wilayah

perkotaan adalah dengan bertanam

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pemanasan Global atau Global warming adalah kejadian meningkatnya suhu rata-rata bumi

2. Aktifitas manusia yang kian hari kian meningkat diiringi dengan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat mengakibatkan peningkatan pencemaran di muka bumi, berikut salah satu aktifitas yang menyebabkan pemanasan global: peternakan, industri, transportasi, alih guna lahan, sampah, hunian komersial, pertanian dan pembangkit energi.

3. Mekanisme pemanasan global menggunakan prinsip rumah kaca. Bumi menerima energi panas dari matahari yang menyinari bumi. Energi panas yang sampai ke Bumi menciptakan nuansa panas yang dapat menghangatkan bumi. Sebagian dari panas tersebut akan di serap oleh bumi dan sisanya akan dipantulkan kembali. Namun, sebagian besar panas tersebut tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya gas rumah kaca. Panas yang dipantullkan oleh bumi akan diserap oleh gas-gas rumah kaca dan dipantulkan kembali ke permukaan bumi. Akibatnya, energi panas tersebut terperangkap di dalam atmosfer bumi, sehingga suhu di permukaan bumi pun meningkat.

(30)

perebutan kebutuhan, dan gangguan kesehatan

5. Penanggulangan pemanasan global yang dapat kita lakukan diantaranya: Jangan menebang pohon sembarangan, kurangi menggunakan kendaraan pribadi, mematikan lampu di siang hari, menggunakan lampu hemat energi, melakukan Reboisasi (penanaman kembali hutan gundul) dan tanamalah Pohon di Pekarangan rumah anda

Gambar

Tabel 1. Indeks Potensi Pemanasan Global beberapa Jenis Gas Rumah Kaca

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Survey Awal Konsumen Tong Tji Tea House .... Penelitian Terdahulu

Menurut Binanto (SISTEM OPERASI, 2005:17) “ Sistem operasi pada dasarnya merupakan sebuah program sistem yang berguna untuk mengoperasikan komputer.. Tanpa Sistem

Sistem operasi menyediakan layanan pengaksesan sumber daya sehingga pemrograman tidak dirumitkan rincian operasi perangkat keras yang menjenuhkan.. Dengan cara ini, pemrograman

Addressable Lighting Interface (DALI) Focus Group Research Project Report.. [2] Jennings, Residential Lighting: The Data to Date , “Journal of

kaidah kebahasaan dari teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca.. 4.2

07.00 Praktik mengajar dikelas VIII F dengan materi apresiasi tari tunggal daerah Nusantara tari tiga serangkai,beserta evaluasi pembelajaran. Mengisi jam tambahan kelas VIII F

Proses pematangan yang terjadi saat perkembangan akan menyebabkan bertambahnya kemampuan dalam struktur fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan

a) Nyatakan proses yang ditunjukkan pada Rajah 1.1.. Rajah 2.1 di bawah menunjukkan alat pengukur yang digunakan untuk mengukur.. sebiji buah betik.