• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan pendidikan islam dengan pembangunan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "hubungan pendidikan islam dengan pembangunan "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENDIDIKAN

DENGAN PEMBANGUNAN

DAN GLOBALISASI

OLEH:

ANNA

SILVYA

FIP ADMINISTRASI PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

(2)

BAB II

PEMBAHASAN

A. TITIK TEMU PENDIIDIKAN DAN PEMBANGUNAN

Imanuel Kant menyatakan, bahwa manusia menjadi manusia karena pendidikan. Karena itu pendidikan termasuk upaya memanusaikan manusia. Sejarah umat manusia menunujukan beberapa bukti tentang kebenaran pernyataan di atas. Isabella di Pensylpania Barat yang sejak lahir disembunyikan sampai ia diketemukan setelah berumur enam setengah tahun, ternyata hanya bisa menangis. Mr. Sigh di India juga menemukan dua orang keturunan manusia di dalam gua sarang serigala.kedua orang tersebut diduga diasuh oleh serigala karena tingkah laku dan kemampuannya tak ubanhnya seperti seekor serigala. Begitu pula Caspar Hausara yang diketemukan juga tidak Nampak tanda-tanda manusia remaja, malah persis rusa masuk kota. Contoh-contoh yang disebutakan di atas menunjukan, bahwa ciri-ciri manusiawi dalam arti kemampuan jasmaniah dan rokhaniahnya tidak secara otomatis dimiliki oleh sesorang. Kemampuan-kemampuan manusia tersebut merupakan hasil belajar dan didikan. Sekali lagi, manusia menjadi manusia karena upaya pendidikan.

Dalam khasanah ilmu pendidikan disebutkan bahwa tugas mulia pendidikan terletak pada upaya mengembangkan aspek-aspek pribadi manusia baik yang jasmaniah maupun rohaniah. Pengembangan tersebut tidak terlepas dari kenyataan diri dan lingkungan seseorang. Karena itu upaya pendidikan pada akhirnya diharapkan dapat menggali potensi yang ada pada diri manusia itu sendiri dan berdampak pada lingkungannya. Ini berarti bahwa upaya pendidikan senantiasa mengabdi kepada kepentingan subyek yang dididik dan juga untuk kepentingan lingkungannya, baik lingkungan alam, maupun sosial budayanya. Dengan kata lain, upaya pendidikan bertujuan untuk terbentuknya manusia yang mampu, baik jasmaniah maupun rohaniah menyesuaikan diri secara aktif di dalam hidup dan kehidupannya. Dengan demikian hakekat pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia, dan membudayakan manusia, sehingga mampu mencipta, berkarya, membudi dan membaik bagi kehidupan ekosferisnya (keyakinan diri dan lingkungan).

Sedangkan istilah pembangunan sering diartikan sebangai pembangunan ekonomi dan industrialisasi. Pengertian yang sedemikian itu karena memang sebagian Negara-negara di sunia memusatkan diri pada pembangunan ekonomi dan indistrialisasi yang dianggap sebagai kuda pacuan yang dapat diandalkan kecepatan dalm berlarinya di dalam mencapai tujuan ekonomi itu sendiri. Karena itu pembangunan ekonomi dan industrialisasi sebenarnya merupakan kebijakan awal dari pembangunan. Sedangkan pembangunan itu sendiri adalah upaya-upaya dari suatu masyarakat, bangsa atau Negara dalam menyesuaikan diri terhadap tantangan dan kebutuhan hidup yang dihadapinya. Tantangan dan masalah kebutuhan tersebut bisa berhubungan dengan banyak bidang kehidupan seperti ekonomi, kesehatan, pertahanan keamanan, dan sebagainya. Dengan demikian, makna pembangunan tidak terbatas pada pembangunan ekonomi dan industrialisasi. Tetapi meliputi upaya yang beragam dan sesuai dengan keanekaragaman masalah dan rintangan kebutuhan suatu masyarakat.

(3)

pembangunan itu memang dipusatkan pada pembangunan ekonomi dan industrialisasi. Industrialisasi dan kenaikan indikator ekonomi seperti GNP, laju eksport, import, dan sebagainya memang selalu diharapkan membawa hasil yang baik dalam bentuk kehidupan masyarakat luas yang lebih layak. Tetapi hal itu tidak terjadi dengan sendirinya, sebab ada kemungkinan laju pertumbuhan ekonomi tidak diikuti oleh penyebaran yang merata, sehingga menyebabkan timbulnya persoalan baru seperti meluasnya pengangguran, kemiskinan dan pada akhirnya dapan melahirkan masalah social yang mengerikan. Hal ini dirasakan di Pakistan beberapa tahun yang lalu. Pakistan mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup besar, tetapi akhirnya menimbulkan kegoyahan sosial politik negaranya akibat meluasnya kesengsaraan di sebagian masyarakat yang tidak dapat mengikuti pertumbuhan ekonomi tersebut. Di Malaysia hal itu juga sudah mulai dirasakan oleh pemimpin negeri tersebut, sehingga tahun 1971-1975 usaha pembangunannya dititik-beratkan pada peningkatan mutu hidup orang-perorangan secara lebih merata. Sebab di Malaysia sendiri juga mengalami kemajuan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat, tetapi masih memiliki barisan pengangguran yang semakin memanjang. Pengalaman Venezuela yang mengalami laju pertumbuhan ekonomi sampai 8% antara tahu 1950-1960, tetapi juga angka pengangguran dan kesengsaraan masyarakat semakin tinggi. Dalm hubungan ini Prof. Myrdal seorang ekonom Swedia mengingatkan, bahwa kuda pacuan industrialisasi yang digunakan di Negara-negara Asia untuk mempercepat pembangunan ekonomi tidak akan dapat secara langsung dan dengan sendirinya memberbaiki masalah kesempatan kerja, pengangguran dan masalah kemelaratan rakyat.

Pengalaman beberapa negara seperti yang di sebutkan di atas, memberikan arti bahwa esensi usaha pembangunan tidak terletak pada terwujudnya industrialisasi dan lajunya pertumbuhan ekonomi dalam skala nasional atau regional. Tetapi terhadap teratasinya masalah dan terpenuhinya hajat hidup biologis maupun rohaniah dari masyarakat luas. Ini berarti, bahwa usaha pembangunan bertitik pangkal pada kepentingan manusia, karena itu hasil akhirnyapun diukur berdasarkan indeks kenaikan perbaikan mutu hidup manusia-manusianya.

Uraian di atas mempertegas, bahwa titik temu pendidikan dan pembangunan terletak pada unsure manusianya. Pendidikan menekankan aktualisasi modal pendirian manusia guna meningkatkan harga diri dan berkebudayaan demi diri sendiri dan lingkungannya. Sedangkan pembangunan menekankan manipulasi sumber-sumber yang terdapat dalam khasanah kehidupan manusia guna terpenuhinya hajat hidup manusia itu sendiri. Secara singkat dapat dikatakan bahwa :

1. Pedidikan merupakan usaha ke dalam diri manusia sedangkan pembangunan merupakan usaha ke luar dari diri manusia.

2. Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang pembangunan dan hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyedia sarana, dan seterusnya) B. SUMBANGAN PENDIDIKAN TERHADAP PEMBANGUNAN

Penyesuaian diri terhadap masalah dan tuntutan hidup merupakan cirri abadi perjuangan hidup umat manusia. Untuk penyesuaian tersebut diperlukan bekal kemampuan baik jasmaniah maupun rohaniah. Pemberian bekal yang berhasil bagi kepentingan hidup dan kehidupan manusia merupakan esensi dari upaya pendidikan.

(4)

rohani dari manusia itu sendiri. Manusia purba yang mempunyai kemampuan sesuai dengan jamannya tentu akan kebingungan untuk menyesuaikan diri dengan masalah dan tuntutan hidup jaman modern ini. Seorang yang hidup di pegunungan, kemudian mengembara ke kota tanpa bekal kemampuan yang cocok dengan masalah dan tuntutan hidup kota tertentu, akan memperpanjang barisan pengemis atau penganggur di kota tersebut. Dengan demikian, pendidikan untuk menggali kemampuan dalam segala hal dan menyesuaikan diri dengan lokasi merupakan bekal mutlak di dalam anak cucu Adam.

Kemampuan jasmaniah dan rohaniah manusia dibentuk oleh pendidikan dengan pemberian pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai serta sikap-sikap dalam kehidupan bermasyarakat. Proses transformasi tersebut berlangsung secara formal, nonformal, dan informal. Dalam hubungan ini, perlu diketahui bahwa wawasan kehidupan yang merupakan sumber motivasi bagi cara-cara hidup, penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kecakapan teknis umat manusia dewasa ini merupakan buah dari usaha pendidikan baik formal, informal, maupun nonformal. Dengan demikian pendidikan dalm maknanya yang luas senantiasa menstimulir dan menyertai perubahan dan perkembangan manusia.

Sedangkan usaha pembangunan itu sendiri selamanya merupakan ikhtiar untuk menjawab tantangan masalah dan hajiat hidup suatu masyarakat atau bangsa. Pembangunan yang dimaksud dapat menjelma sebanyak dan seluas segi kehidupan manusia sperti bidang : ekonomi, politik, sosial budaya, pertahanan keamanan, dan sebagainya. Untuk Indonesia pembangunan meliputi keempat bidang diatas.

Pembangunan ekonomi, sosial budaya, politik, dan pertahanan keamanan pada suatu bangsa atau negara, mutlak memerlukan keikutsertaan upaya pendidikan untuk menstimulir dan menyertai dalam setiap fase dan proses pembangunan. Sebab pada setiap fase dan proses pembangunan menurut Dr. Gooding memerlukan sense of civic consciousness and community responsibility among the people. Di samping itu diperlukan konformitas dan partisipasi penuh dari masyarakat luas terhadap usaha-usaha pembangunan. Soal penuh atau tidaknya partisipasi masyarakat di dalam usaha pembangunan dipengaruhi oleh akumulasi pengetahuan, keterampilan dan etika yang dimiliki oleh seseorang atau suatu masyarakat. Jelas, bahwa civic consciousness, community responbility, konformitas dan partisipasi yang penuh dari masyarakat luas terhadap usaha pembangunan merupakan tugas dari bidang pendidikan.

(5)

membimbing rakyat, mengasuh rakyat dan memberikan bantuan pada rakyat, agar lebih sempurna dan kaya rohaniah.

Uraian-uraian di atas menjelaskan beberapa gambaran umum mengenai sumbangan pendidikan bagi kehidupan dan pembangunan. Di Indonesia, dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya, sumbangan pendidikan diharapkan untuk:

1. Pembinaan mental Pancasila

2. Pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa 3. Pembinaan pertahanan nasional

4. Pembinaan hak asasi manusia

5. Pembinaan rule of law, yaitu berbuat atas dasar hukum yang berlaku 6. Pembinaan hidup rasional, efesien, dan produktif

7. Pembinaan ilmu pengetahuan dan teknologi

Namun, sumbangan pedidikan dalam usaha pembangunan tidak dapat langsung terlihat hasilnya. Ada jarak penantian yang cukup panjang antara dimulainya proses usaha dengan tercapainya hasil.

Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat pada beberapa segi, yakni : 1. Segi Sasaran

2. Segi Lingkungan 3. Segi Jenjang Pendidikan

4. Segi Pembidangan kerja atau Sektor Kehidupan

1. Segi Sasaran Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar yang ditujukan kepada perserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian kuat dan utuh serta bermoral tinggi. Jadi tujuan citra manusia pendidikan adalah terwujudnya citra manusia yang dapat menjadi sumber daya pembangunan yang manusiawi.

Prof. Dr. Slamet Imam Santoso menyatakan bahwa tujuan pendidikan menghasilkan manusia yang baik. Manusia yang baik di mana pun dia berada akan memoerbaiki lingkungan.

2. Segi Lingkungan Pedidikan

a) Lingkungan Keluarga

Di dalam lingkungan keluarga anak terlatih berbagai kebiasaan yang baik (habit formation) tentang hal-hal yang berhubungan dengan kecekatan, kesopanan, dan moral. Di samping itu penanaman tentang agamapun juga dilakukan dalam lingkungan keluarga. Hal-hal tersebut sangat tepat dilakukan pada masa kanak-kanak sebelum perkembangan rasio mendominasi perilakunya. Kebiasaan baik dan keyakinan-keyakinan yang mendarah daging merupakan landasan yang sangat diperlukan untuk pembangunan.

b) Lingkungan Sekolah

(6)

dipersiapkan secara formal dan berguna sebagai sarana penunjang pembangunan di berbagai bidang.

c) Lingkungan Masyarakat

Di lingkungan masyarakat (pendidikan nonformal), peserta didik memperoleh bekal praktis untuk berbagai jenis pekerjaan, khususnya mereka yang tidak sempat melanjutkan proses belajarnya melalui jalur formal. Pada masyarakat kita (sebagai masyarakat yang berkembang), system pendidikan nonformal mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini behubungan erat dengan semakin berkembangnya sector swasta yang menunjang pembangunan. Di segi lain, hal tersebut dapat diartikan bernilai positif karena dapn mengkompensasikan keterbatasan lapangan kerja formal di lembaga-lembaga pemerintah. Di samping itu juga dapat memperbesar jumlah angkatan kerja tingakt rendah dan menengah yang sangat diperlukan untuk memelihara proporsi yang selaras antara pekerja rendah, menengah dan tinggi. Hal demikian dapat dipandang sebagai upaya untuk menciptakan kestabilan nasional.

3. Segi Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan dasar, pendidiakn menengan (SM), dan pendidikan tinggi (PT) memberikan bekal kepada para peserta didik secara berkesinambungan. Pendidikan dasar merupakan basic education yang memberikan bekal dasar bagi pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Artinya pendidikan tinggi berkualitas, jika pendidikan menengahnya berkualitas, dan pedidikan menengah berkualitas, jika pendidikan dasarnya berkualitas. Dengan basic education pada pendidikan dasar juga diartikan bahwa pendidikan dasar memberikan bekal dasar kepada warga negara yang tidak sempat melanjutkan pendidikan untuk dapt melibatkan diri ke dalam gerak pembangunan.

Pendidikan pada tingakt menengah memberikan 2 macam bekal yaitu embekali peserta didik yang ingin melanjutkan ke pendidikan tinggi (SMA) dan bekal kerja bagi peserta didik yang tidak melanjutkan sekolah (SMTA). Pendidikan tinggi (PT) memberikan bekal kerja keahlian menurut bidang tertentu.

4. Segi Pembidangan Kerja atau Sektor Kehidupan

Pembidanga kerja menurut sector kehidupan meliputi beberap bidang, antara lain : bidang ekonomi, hukum, sosial politik, keuangan, perhubungan, dan komunikasi, pertanian, pertambangan, dal lain-lain. Pembangunan sektor kehidupan tersebut dapat diartikan sebagai aktivitas, pembinaan, pengembangan, dan pengisian bidang-bidang kerja tersebut agar dapat memenuhi hajat hidup warga negara sebagai suatu bangsa sehingga tetap jaya dalam kancah kehiduapn antara bangsa-bangsa di dunia.

(7)

b. Pada instasi terakhir, manusialah yang menjadi kunci pembangunan. Kesuksesan pembangunan sangat tergantung pada manusianya.

c. Pendidik memegang peranan penting karena merekalah yang menciptakan manusia pencipta pembangunan.

C. PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP PENDIDIKAN 1. Pengertian Globalisasi

Istilah Globalisasi, pertama kali digunakan oleh Theodore Levitt tahun 1985 yang menunjuk pada politik-ekonomi, khususnya politik perdagangan bebas dan transaksi keuangan. Menurut sejarahnya, akar munculnya globalisasi adalah revolusi elektronik dan disintegrasi negara-negara komunis. Kata "globalisasi" sendiri diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Maksudnya lingkupnya meliputi seluruh dunia. Menurut John Huckle, globalisasi adalah suatu proses dimana kejadian, keputusan dan kegiatan di salah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi yang signifikan bagi individu dan masyarakat di daerah yang jauh. Sementara itu, Prijono Tjiptoherjanto mengemukakan bahwa konsep globalisasi pada dasarnya menagcu pada pengertian ketiadaan batas Negara. Berdasarkan pendapat tersebut, sehingga globalisasi dapat diartikan sebagai suatu proses pengintegrasian manusia dengan segala macam aspek-aspeknya kedalam satu kesatuan masyarakat yang utuh dan yang lebih besar.

Mitos yang hidup selama ini tentang globalisasi adalah bahwa proses globalisasi akan membuat dunia seragam. Proses globalisasi akan menghapus identitas dan jati diri suatu bangsa. Hal ini dipertegas oleh pernyataan yang berbunyi, “Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia.” (Sujiyanto, 2007:97). Untuk itu, Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.

2. Globalisasi dan Pendidikan

Pendidikan di sekolah pada masa lampau berarti guru. Guru sebagai pusat atau sumber utama dalam pendidikan. Bahkan sayling Wen menuturkan bahwa “guru mampu mempengaruhi pemikiran seorang siswa, cara pandangnya, dan perilakunya seumur hidup.” (Sayling Wen, 2003:100). Tetapi sejak globalisasi masuk ke Negara-negara dunia termasuk Indonesia, kedudukan guru bergeser. Guru tak lagi menjadi pusat dalam pendidikan. Kemajuan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan kecuali dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(8)

1994, guru sebagai pusat pembelajaran menjadi kurikulum berbasis kompetensi dan kurikulum satuan tingkat pendidikan dengan penerapan CBSA (cara belajar siswa aktif), yaitu siswa diikutsertakan dalam proses belajar mengajar.

3. Dampak Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan

Dalam dunia pendidikan Indonesia , globalisasi membawa banyak dampak dan efek. Dampak tersebut tak hanya bersifat positif tapi juga berdampak negative.

3.1 Dampak Positif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia 3.1.1 Pengajaran Interaktif Multimedia

Kemajuan teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, merubah pola pengajaran pada dunia pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal berubah menjadi pengajaran yang berbasis teknologi baru seperti internet dan computer. Apabila dulu, guru menulis dengan sebatang kapur, sesekali membuat gambar sederhana atau menggunakan suara-suara dan sarana sederhana lainnya untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan informasi. Sekarang sudah ada computer. Sehingga tulisan, film, suara, music, gambar hidup, dapat digabungkan menjadi suatu proses komunikasi.

Dalam fenomena balon atau pegas, dapat terlihat bahwa daya itu dapat mengubah bentuk sebuah objek. Dulu, ketika seorang guru berbicara tentang bagaimana daya dapat mengubah bentuk sebuah objek tanpa bantuan multimedia, para siswa mungkin tidak langsung menangkapnya. Sang guru tentu akan menjelaskan dengan contoh-contoh, tetapi mendengar tak seefektif melihat. Levie dan Levie (1975) dalam Arsyad (2005) yang membaca kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus kata, visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dengan konsep. 3.1.2 Perubahan Corak Pendidikan

Mulai longgarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara. Tuntutan untuk berkompetisi dan tekanan institusi global, seperti IMF dan World Bank, mau atau tidak, membuat dunia politik dan pembuat kebijakan harus berkompromi untuk melakukan perubahan. Lahirnya UUD 1945 yang telah diamandemen, UU Sisdiknas, dan PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) setidaknya telah membawa perubahan paradigma pendidikan dari corak sentralistis menjadi desentralistis. Sekolah-sekolah atau satuan pendidikan berhak mengatur kurikulumnya sendiri yang dianggap sesuai dengan karakteristik sekolahnya.

3.1.3 Kemudahan Dalam Mengakses Informasi

Dalam dunia pendidikan, teknologi hasil dari melambungnya globalisasi seperti internet dapat membantu siswa untuk mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan serta sharing riset antarsiswa terutama dengan mereka yang berjuauhan tempat tinggalnya.

(9)

Dulu, kurikulum terutama didasarkan pada tingkat kemajuan sang guru. Tetapi sekarang, kurikulum didasarkan pada tingkat kemajuan siswa. KBK yang dicanangkan pemerintah tahun 2004 merupakan langkah awal pemerintah dalam mengikutsertakan secara aktif siswa terhadap pelajaran di kelas yang kemudian disusul dengan KTSP yang didasarkan pada tingkat satuan pendidikan.

Di dalam kelas, siswa dituntut untuk aktif dalam proses belajar-mengajar. Dulu, hanya guru yang memegang otoritas kelas. Berpidato di depan kelas. Sedangkan siswa hanya mendngarkan dan mencatat. Tetapi sekarang siswa berhak mengungkapkan ide-idenya melalui presentasi. Disamping itu, siswa tidak hanya bisa menghafal tetapi juga mampu menemukan konsep-konsep, dan fakta sendiri.

3.2 Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia 3.2.1 Komersialisasi Pendidikan

Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak didirikan sekolah-sekolah dengan tujuan utama sebagai media bisnis. John Micklethwait menggambarkan sebuah kisah tentang pesaingan bisnis yang mulai merambah dunia pendidikan dalam bukunya “Masa Depan Sempurna” bahwa tibanya perusahaan pendidikan menandai pendekatan kembali ke masa depan. Salah satu ciri utamanya ialah semangat menguji murid ala Victoria yang bisa menyenangkan Mr. Gradgrind dalam karya Dickens. Perusahaan-perusahaan ini harus membuktikan bahwa mereka memberikan hasil, bukan hanya bagi murid, tapi juga pemegang saham.(John Micklethwait, 2007:166).

Kasus kampus UTS tahun 2008 lalu, merupakan bukti nyata kemrosotan nilai-nilai luhur dalam pendidikan. Gelar dapat diperoleh dengan harga murah. Tanpa harus mengikuti proses belajar mengajar yang sesuai prosedur. Munculnya sekolah-sekolah swasta elit yang bersaing menawarkan terobosan-terobosan baru dalam dunia pendidikan yang kebanyakan hanya sebagai media bisnis. Karena mereka menyodorkan terobosan dalam dunia pendidikan dengan imbalan uang yang tak sedikit jumlahnya

.

3.2.2 Bahaya Dunia Maya

Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi dengan mudah juga dapat memberikan dampak negative bagi siswa. Terdapat pula, Aneka macam materi yang berpengaruh negative bertebaran di internet. Misalnya: pornografi, kebencian, rasisme, kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Berita yang bersifat pelecehan seperti pedafolia, dan pelecehan seksual pun mudah diakses oleh siapa pun, termasuk siswa. Barang-barang seperti viagra, alkhol, narkoba banyak ditawarkan melalui internet. Contohnya, 6 Oktober 2009 lalu diberitakan salah seorang siswi SMA di Jawa Timur pergi meninggalkan sekolah demi menemui seorang lelaki yang dia kenal melalui situs pertemanan “facebook”. Hal ini sangat berbahaya pada proses belajar mengajar.

(10)

Mesin-mesin penggerak globalisasi seperti computer dan internet dapat menyebabkan kecanduan pada diri siswa ataupun guru. Sehingga guru ataupun siswa terkesan tak bersemangat dalam proses belajar mengajar tanpa bantuan alat-alat tersebut.

4. Sikap Masyarakat Pendidikan Indonesia Terhadap Globalisasi

Berdasarkan pembahasan pada sub bab sebelumnya, globalisasi merupakan sebuah keniscayaan. Selalu menampakkan dua wajah yang berbeda, yaitu globalisasi yang menampakkan wajah positif dan dampak negatif. Dampak positif dapat diterima untuk menambah daftar kekayaan dalam dunia pendidikan Indonesia. Sedangkan untuk dampak negative, Menolak dan menghindarinya sangatlah tidak mungkin dilakukan, yang bisa dilakukan adalah mengeliminasi dan mereduksi dampak negative tersebut. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi terhadap dunia pendidikan Indonesia, diperlukan sikap tegas dari masyarakat pendidikan itu sendiri, yaitu:

4.1 Menjadikan Pancasila Sebagai Acuan

Pancasila selain sebagai landasan ideologi bangsa Indonesia, juga berperan sebagai filter. Pengaruh-pengaruh dari luar Indonesia, disaring. Kemudian dikalasifikasikan kedalam dua golongan :

a. Golongan pertama adalah golongan yang sesuai dengan watak dan kepribadian bangsa Indonesia. Golongan pertama ini merupakan golongan yang diterima dan dikembangkan, agar benar-benar sesuai dengan watak dan kepribadian bangsa Indonesia.

b. Golongan kedua adalah golongan yang tidak sesuai dengan watak dan kepribadian bangsa Indonesia. Sehingga perlu ditindak lanjuti untuk mengurangi bahayanya bagi bangsa Indonesia. 4.2 Menjadikan Pelajaran-Pelajaran Moral sebagai Pelajaran Wajib

Referensi

Dokumen terkait

Pada Gambar 5 terlihat jelas bahwa pada jangka waktu yang sama dari proses sintesis ke penyimpanan untuk NZVI tanpa CTAB telah mengalami oksidasi yang ditandai dengan

Teknologi informasi apabila digunakan oleh perusahaan secara maksimal akan mendukung dalam memperoleh keunggulan yang sangat kompetitif karena sistem informasi yang

Hasil analisis varian terhadap perbedan kualitas layanan antar apotek yang diteliti menunjukkan secara keseluruhan baik antar group maupun dalam grup tidak ada per- bedaan yang

Salah satu bukti cerminan budaya agraris masyarakat Minangkabau yang terkonsentrasi pada geografis pemerintahan nagari-nagari adalah ditemukannya berbagai jenis

Latar belakang: Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai atau tanpa disertai perdarahan interstitial dalam substansi otak tanpa diikuti

DINAMIKA KELAS DALAM PEMBELAJARAN FISIKA KURIKULUM 2013 DI SMA Fitriyah Utami, Wijayanto, Puput Marwoto dan Zam-Zam Nurul Islami 5 Aktivitas guru di akhir pembelajaran dalam

Pada form pengembalian buku, para anggota dapat memasukan citra dari cover buku dengan menaruh buku di dalam box yang telah disediakan, kemudian akan menampilkan gambar dari

d. Perubahan gaya dan cara hidup sebagian para orang tua telah membawa perubahan social yang mendasar dalam kehidupan masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap nilai