546 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MENYUSUI
DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 6-12 BULAN DI TLOGOMAS KOTA MALANG
Maria Yohana Loda Fao1), Ni Luh Putu Eka Sudiwati2), Neni Maemunah3)
1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
2)
Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang 3)
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
Email : [email protected]
ABSTRAK
Pengetahuan ibu tentang menyusui sangat berpengaruh terhadap pemberian makanan pendamping ASI pada bayi 6-12 bulan.Pengetahuan Ibu merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat tepat dan tidak tepatnya dalam pemberian makanan pendamping ASI. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui antara hubungan pengetahuan ibu tentang menyusui dengan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi 6-12 bulan di RW 07 Tlogomas Malang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimen dengan jenis correlation dengan metode pendekatan cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang menyusui dan mempunyai anak
6-12 bulan sebanyak 35 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 35 orang. Pengambilan sampel dengan total sampling. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji statistik chi-square dengan derajat kemaknaan (0,05). Hasil uji statistik penelitian sebagian besar pengetahuan responden masuk kategori baik sebanyak 20 orang (57%), dan sebagian besar pemberian makanan pendamping ASI dari responden masuk dalam kategori tepat sebanyak 24 orang (69%). Hasil analisis bivariat menunjukan p-value= 0,00 artinya p-value<
0,05. Artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang menyusui dengan pemberian makanan pendamping ASI yang bersifat positif. Saran yang dapat direkomendasikan kepada pihak-pihak antara lain, bagi masyarakat (orang tua) adalah diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang menyusui dengan pemberian makanan pendamping ASI kepada orang tua yang memiliki bayi 6-12 bulan, sehingga orang tua dapat memberikan makanan pendamping ASI dengan tepat. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti tentang resiko pemberian makanan pendamping ASI dengan alergi makanan.
547
KNOWLEDGE RELATIONSHIPS WITH MOTHER ABOUT BREAST FEEDING COMPLEMENTARY FEEDING THE BABY 6-12 MONTHS IN TLOGOMAS
MALANG CITY
ABSTRACT
Knowledge of mothers about breastfeeding was extremely influential on providing complementary feeding in infants 6-12 months. Knowledge Capital is one of the important factors that determine the appropriate level and not exactly in the provision of complementary feeding. The purpose of this study was to determine the relationship between maternal knowledge about breastfeeding with complementary feeding feeding in infants 6-12 months in RW 07 Tlogomas Malang. In this study, non-experimental research design with the type of correlation with the cross sectional method. The population was nursing mothers and children 6-12 months having as many as 35 people. The sample in this study as many as 35 people. Sampling with a total sampling. The data obtained were analyzed using chi-square statistical test with a significance level (0.05). The statistical result of research mostly good knowledge of the respondents in the category of 20 people (57%), and most of the provision of complementary feeding right into the category of respondents were 24 people (69%). The results of bivariate analysis showed mean pvalue pvalue = 0.00 <0.05. This means that there is a relationship between maternal knowledge about breastfeeding with complementary feeding Giving a positive. Suggestions that can be recommended to the parties, among others, for the community (parents) are expected to provide additional knowledge about breastfeeding with complementary feeding provision to parents with babies 6-12 months, so parents mother can give complementary feeding appropriately. For further research are expected to examine the risk of giving complementary foods with food allergies.
Keywords: Knowledge Capital, giving complementary foods
PENDAHULUAN
Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja mulai dari bayi baru lahir hingga berusia 6 bulan tanpa tambahan cairan atau tambahan makanan padat. Bayi yang berumur 0 sampai 6
548 memerlukan makanan pendamping lain.
Pada usia 0-6 bulan sebaiknya bayi juga tidak diberi makanan apapun karena makanan tambahan mempunyai resiko terkontaminasi yang sangat tinggi (Wenny, 2011 dan Suparyanto, 2011)
Memiliki seorang anak yang baru pemberian ASI yang diberikan kepada ibu dan bayi. Manfaat bagi seorang ibu adalah adanya kepuasan bagi seorang ibu dalam memberikan ASI kepada bayi dan manfaat bagi bayi salah satunya adalah menghindar bayi dari alergi dan memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan bayi (Wulandari, 2011).
Menyusui adalah proses istimewa yang mestinya dijalani oleh seorang wanita dalam menikmati perannya sebagai seorang ibu (Wenny, 2011). Umur mempengaruhi bagaimana ibu menyusui mengambil keputusan dalarn pemberian ASI eksklusif, semakin bertambah umur (tua) maka pengalarnan dan pengetahuan semakin bertambah (Notoatmodjo, 2003). Selain itu, umur ibu sangat menentukan kesehatan maternal dan berkaitan dengan kondisi kehamilan, persalinan dan nifas serta cara mengasuh dan menyusui bayinya. Selalu pastikan tindakan menyusui dengan posisi dan
sikap yang benar (Siregar, 2004 dan rekomendasi pada ibu untuk menyusui eksklusif selama 6 bulan kepada bayinya. Sesudah usia 6 bulan bayi baru dapat diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan tetap memberikan ASI sampai minimal umur 2 tahun. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan juga merekomendasi kepada ibu untuk menyusui eksklusif selama 6 bulan kepada bayinya. Riskesdas (2010) dikumpulkan data tentang pola pemberian ASI pada anak 0-23 bulan yang meliputi: proses mulai menyusui, pemberian kolostrum, pemberian makanan prelakteal, menyusuieksklusif, dan pemberian MP-ASI. Persentase proses mulai menyusui kurang dari satu jam (< 1 jam) setelah bayi lahir adalah 29,3%, tertinggi di Nusa Tenggara Timur 56,2% terendah di Maluku 13,0%. Sebagian besar proses mulai menyusui dilakukan pada kisaran waktu 1-6 jam setelah lahir tetapi masih ada 11,1% proses mulai menyusui dilakukan setelah 48 jam (Suparyanto, 2010).
549
Berdasarkan hasil pengambilan data dari UPT Bareng Kecamatan Klojen FIII/Gizi/Puskesmas diketahui pada tahun 2012 dari bulan januari sampai maret jumlah bayi 102 yang mendapat ASI eksklusif dari 102 orang ibu menyusui diketahui 50 orang ibu menyusui memberikan ASI eksklusif sedangkan 52 orang lainnya sudah memberikan makanan pendamping ASI pada usia 4-6 bulan. Pengetahuan ibu tentang menyusui dan pemberian makanan pendamping ASI saat ini masih kurang. Berdasarkan uraian diatas maka dirasa perlu penelitian
tentang “Hubungan Pengetahuan Ibu
Tentang Menyusui dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI di RW 07 Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kabupaten Malang.Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan pengetahuan ibu tentang menyusui dengan pemberian MP-ASI pada bayi 6-12 bulan. Tujuan penelitian mengetahuiantarahubungan pengetahuan ibu tentang menyusui
dengan pemberian makanan
pendamping ASI pada bayi 6-12 bulan.
METODE PENELITIAN
550 pendamping ASI pada bayi 6-12 bulan.
Analisis bivariat dilakukan menggunakan uji statistika dengan tingkat kemaknaan (𝛼) = 0,05. Uji statistik yang digunakan adalah
Chi-Square dengan menggunakan program
SSPS versi 11.0
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan umur, tingkat pendidikan, dan pekerjaan ibu. diketahui bahwa hampir setengahnya dari responden berusia 27 tahun sebanyak 15 orang (42%) dan diketahui bahwa hampir setengahnya dari responden berpendidikan SMA sebanyak 17 orang
(49%). Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 19 orang (55%).
Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan diketahui bahwa sebagian besar dari suami responden berpendidikan SMA sebanyak 18 orang (52%) dan dapat diketahui bahwa hampir setengahnya responden memiliki pekerjaan karyawan swasta sebanyak 13 orang (37%).
551 bahwa sebagian besar pengetahuan responden masuk kategori baik sebanyak 20 orang (57%).
Tabel 5. Karakteristik responden berdasarkan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi 6-12 bulan Pemberian makanan bahwa sebagian besar pemberian makanan pendamping ASI dari responden masuk dalam kategori tepat sebanyak 24 orang (69%).
Hasil tabulasi silang diketahui bahwa 20 orang pengetahuan ibu baik, pemberian makanan pendamping ASI sesuai karena semuanya dalam waktu yang tepat. Sebagian kecil masuk dalam kategori cukup karena pengetahuan ibu dari 8 orang masuk dalam kategori tepat
sebanyak 4 orang (11%) dan masuk kategori tidak tepat sebanyak 4 orang (11%). Sebagian kecil juga masuk dalam kategori kurang karena pengetahuan ibu dari 7 orang masuk dalam kategori tidak tepat karena pemberian makanan pendamping ASI semuanya dalam waktu yang tidak tepat. Hasil penelitian dapat diinterprestasian bahwa koefisien kolerasi (r) sebesar 0,05 yang menunjukan adanya kolerasi sejajar searah (positif) dan tingkat kolerasi yang cukup. Hasil perhitungan diketahui bahwa X² hitung adalah 25,720> X² table 7,815 berarti H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang menyusui dengan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi 6-12 bulan di RW 07 Tlogomas Malang.
552 rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Berdasarkan Tabel 1 diketahui hampir setengahnya tingkat pendidikan responden adalah SMA sebanyak 17 orang (49%) dan sebagian kecil tingkat pendidikan responden adalah perguruan tinggi sebanyak 5 orang (14%). Tinggi rendahnya pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah informasi. Hampir setengahnya dari responden berumur 27 tahun sebanyak 15 orang (42%). Sebagian kecil, responden berumur 29 dan 30 tahun sebanyak 3 orang (9%). Karena Usia merupakan suatu ukuran yang menempatkan seseorang dalam urutan perkembangannya, dengan bertambahnya usia seseorang semakin matang pula seseorang dalam berfikir sehingga akan lebih mudah memperoleh pengetahuan, sebaliknya pada usia lanjut daya ingat akan mengalami kemunduran karena proses degeneratif. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya (Nursalam, 2001).
Hal ini di benarkan oleh pendapat Notoadmodjo (2003), bahwa Informasi juga dapat mempengaruhi pengetahuan. Penerangan, keterangan, pemberitahuan
kabar atau berita tentang sesuatu, lingkungan keseluruhan makna yang menunjang amanat yang terlihat didalam bagian amanat-amanat itu.Jika seseorang mendapat lebih banyak informasi cendrung memiliki pengetahuan yang luas (Notoatmodjo, 2003). Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Ini dapat pula dilihat data umum tentang tingkat pendidikan responden yang menyebutkan bahwa rata-rata pendidikan terakhir yang ditempuh oleh responden hampir setengahnya responden berpendidkan SMA.
553 kategori kurang karena pengetahuan ibu
dari 7 orang masuk dalam kategori pemberian makanan pendamping ASI semuanya dalam waktu yang tidak tepat. Tepat atau tidaknya pemberian makanan pendamping ASI dapat dipengaruhi oleh faktor pola pemberian makanan pendamping ASI. Tingkat pendidikan juga sangat mepengaruhi pola makan pendamping ASI. Jika tingkat pendidikannya rendah maka akan mengakibatkan pemberian makanan pendamping ASI tidak tepat. Pemberian makanan pendamping ASI merupakan persiapan peralihan menuju makanan keluarga.
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa sebagian besar bayi responden 8-9 bulan sebanyak 18 orang (52%). Artinya usia tersebut bayi sudah siap diberikan makanan pendamping oleh ibu. Hai ini dibenarkan oleh Lituhayu (2008), pemberian MP-ASI juga merupakan persiapan atau masa peralihan menuju makanan keluarga. Makanan padat yang diberikan kepada anak harus mudah dicerna. Bukanlah makanan yang mempunyai resiko alergi yang tinggi. Memberikan MP-ASI adalah waktu yang sangat tepat untuk mengetahui dengan betul makanan mana yang tidak dapat ditolerir oleh bayi anda. Pemberain makanan pendamping ASI tentunya ada penyebabnya, salah satu penyebabnya adalah peradangan pada payudara yang disebabkan karena infeksi pada jaringan payudara. Mastitis harus dibedakan dari peningkatan suhu dan nyeri payudara
akibat pembesaran awal karena air susu masuk ke dalam payudara.
Berdasakan karekteristi tingkat pendidikan responden (Tabel 1), hampir setengahnya tingkat pendidikan responden adalah SMA sebanyak 17 orang (49%). Dan sebagian kecil tingkat pendidikan responden adalah perguruan tinggi sebanyak 5 orang (14%). Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dapatkan. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 19 orang (55%). Sebagai ibu rumah tangga yang berada di dalam rumah selama 24 jam dan dapat memberikan makanan pendamping ASI. Bayi mendapatkan perhatian penuh dan mendapatkan stimulasi dari ibu yang lebih baik.
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Menyusui dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI Pada Bayi 6-12 Bulan di RW 07 Tlogomas Malang
Hasil analisa data dengan mengunakan uji kolerasi chi-square
dengan mengunakan bantuan SPSS versi
17 for Window didapat bahwa, “ada
554 menyusui dengan pemberian makanan
pendamping ASI pada bayi 6-12 bulan di RW 07 Tlogomas Malang” dengan keeratan nilai p-value = 0,00 sehingga dapat disimpulkan p-value = 0,00 < α
(0,05).
Hasil tabulasi silang pengetahuan ibu dengan pemberian makanan pendamping ASI diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan ibu baik sebanyak 20 orang (57%) sehingga dalam pemberian makanan pendamping ASI menjadi tepat. Sebagian kecil pengetahuan responden masuk kategori pengetahuan cukup sebanyak 8 orang (23%) dan sebagian kecil ibu responden masuk kategori pengetahuan kurang 7 orang (20%).
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan responden yang baik sebanyak 20 orang (57%) dari 35 responden. Demikian juga dengan pemberian makanan pendamping ASI, dari 35 responden bahwa, sebagian besar pemberian makanan pendamping ASI dari responden masuk dalam kategori tepat sebanyak 24 orang (69%).
Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan orang tua dalam hal ini ibu sangat berpengaruh pada pemberian makanan pendamping ASI. Pengetahuan di pengaruhi berbagai faktor, salah satunya adalah pendidikan. Pendidikan seseorang mempengaruhi cara pandanganya terhadap diri dan lingkungan. Oleh karena itu akan berbeda orang yang berpendidikan tinggi dibanding yang berpendidikan rendah
dalam menyikapi manfaat pemberian makanan pendamping ASI. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dapatkan. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan.
Pengetahuan adalah hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan ibu tentang menyusui sangat diperlukan, karena seorang anak yang baru lahir adalah sesuatu yang sangat menakjubkan, perubahan hidup karena kehadiran buah hatipun terjadi. Menyusui merupakan proses alamiah dan bagian terpadu dari proses reproduksi. ASI eksklusif diberikan sampai bayi berusia 6 bulan dan tanpa menambahkan makanan selain ASI.
555 dinyatakan bahwa, semakin tinggi tingkat
pengetahuan ibu tentang menyusui maka semakin tepat pemberian makanan pendamping ASI pada bayi di RW 07 Tlogomas Malang.
KESIMPULAN
1) Pengetahuan ibu tentang menyusui di RW 07 Tlogomas Malang lebih dari setengahnya pengetahuan responden masuk kategori baik. 2) Pemberian makanan pendamping
ASI pada bayi 6-12 bulan di RW 07 Tlogomas Malang sebagian besar pemberian makananPendamping ASI dari responden masuk dalam kategori tepat.
3) Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang menyusui dengan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi 6-12 bulan di RW 07 Tlogomas Malang.
DAFTAR PUSTAKA
Lituhayu, R. 2010. A-Z Tentang MP-ASI.
Cetakan Pertama. Yokyakarta : Genius Publisher.
Nursalam. 2001. Pendekatan praktis
metodologi Riset Keperawatan.
Jakarta.
Suparyanto. 2010. Makanan Pedamping Air Susu Ibu (MP-ASI).
Siregar, A. 2004. Pemberian ASI Eksklusif Dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya. Sumatera