• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBUGARAN JASMAN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBUGARAN JASMAN (1)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAK TAKRAW SISWA PESERTA

EKSTRAKURIKULER SEPAK TAKRAW DI SD NEGERI 1 KANDANGAN

Oleh:

Rahman Diputra, M. Pd (Universitas Nusantara PGRI Kediri) Dhedhy Yuliawan, M. Or (Universitas Nusantara PGRI Kediri)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi Belum teridentifikasinya tingkat kebugaran jasmani siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepaktakraw di SD Negeri 1 Kandangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kebugaran jasmani siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepaktakraw di SD Negeri 1 Kandangan.

Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi korelasional dengan metode survey dengan tes kemudian menghubungakan antar variabel. Subjek penelitian ini adalah siswa peserta ekstrakurikuler sepaktakraw SD Negeri 1 Kandangan sebanyak 22 siswa. Teknik pengambilan data menggugakan tes yaitu Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) dan Tes keterampilan bermain sepaktakraw.

Hasil penelitian diperoleh harga koefisien korelasi antara variabel kebugaran jasmani (X1) dengan keterampilan bermain sepaktakraw (Y) sebesar 0,520. Keberartian korelasi diketahui melalui pengujian koefisien korelasi dengan menggunakan r tabel. Hasil tabel r (0,05) (13) = 0,440. Nilai r hitung > r tabel, dapat disimpulkan koefisien korelasi tersebut memiliki keberartian, sehingga hubungan antara kedua variabel nyata. Sumbangan relatif (SR) diperoleh dari perhitungan korelasi rx1y sebesar 55,2%. Dengan demikian harga F hitung > F tabel, sehingga dapat disimpulkan antara kebugaran jasmani mempunyai hubungan yang signifikan dengan keterampilan bermain sepaktakraw.

(2)

RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVEL OF PHYSICAL FITNESS LEVEL PLAYING BASIC SKILLS STUDENTS PARTICIPANTS EXTRACURRICULAR

SEPAKTAKRAW

IN SD NEGERI 1 KANDANGAN

Oleh:

Rahman Diputra, M. Pd (Universitas Nusantara PGRI Kediri) Dhedhy Yuliawan, M. Or (Universitas Nusantara PGRI Kediri)

ABSTRAK

This research is motivated yet indentified level of physical fitness of students who take extra sepaktakraw in SD Negeri 1 Kandangan. This study aims to determine the relationship between the level of physical fitness of students who take extra sepaktakraw in SD Negeri 1 Kandangan.

Thiss tudy is a description of correlational survey method then join the new test between variables. The subjects were students extracurricular participants sepaktakraw SD Negeri 1 Kandangan as many as 22 students. Data collection techniques menggugakan tests that test Physical Freshness Indonesia ( TKJI ) and sepaktakraw playing skills tests.

The results were obtained coefficient of correlation between physical fitness variables ( X1 ) with the skills to play sepaktakraw ( Y ) of 0.520 . Significance of correlation is known through testing by using a correlation coefficient r table. Results table r ( 0.05 ) ( 13 ) = 0.440 . Value r count> r table , it can be concluded that the correlation coefficient has significance, so that the real relationship between the two variables . The relative contribution ( SR ) is obtained from the correlation calculations rx1y by 55.2 % . Thus the price of the F count> F table , so it can be concluded between physical fitness has a significant relationship with sepaktakraw playing skills.

(3)

PENDAHULUAN

Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh menyesuaikan fungsi alat tubuhnya dalam batas fisiologi dan cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan (Suharjana, 2006; 3). Menurut Sadoso Sumosardjuno (2006: 2), kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugas sehari hari dengan mudah, tanpa merasa lelah yang berlebihan, serta mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan mendadak. Dengan demikian kebugaran jasmani adalah kondisi fisik tubuhmelakukan kegiatan atau aktifitas olahraga sehari hari dengan mudah tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.

Masalah-masalah yang di hadapi seorang pelatih atau guru dalam pembelajaran kegiatan kebugaran jasmani ekstrakurikuler olahraga di sd antara lain, (1) tingkat kebugaran siswa kurang baik, (2) kurangnya alat atau fasilitas di sekolah tersebut, (3) siswa sulit melakukan gerakan teknik dasar kegiatan ekstrakurikuler, (4) kurangnya minat siswa terhadap pelajaran ekstrakurikuler, (5) kurangnya pelatih atau pengelola kegiatan yang berkompeten.

Menurut Djoko Pekik Irianto (2000: 15), kebugaran jasmani dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu: 1) Kebiasaan hidup, maksudnya adalah jika semakin baik kebiasaan hidup seseorang, maka akan semakin baik pula tingkat kesegaran jasmaninya, dan sebaliknya. Kebiasaan hidup siswa di SD N 1 Kandangan sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari faktor kesehatan dan sarana prasarana kesehatan yang ada di desa

tersebut, sehingga dapat

(4)

memacu pertumbuhan dan perkembangan. Jadi untuk memiliki kesegaran jasmani yang baik maka perlu mengkonsumsi makanan yang mengandung cukup gizi dan vitamin. Siswa di SD N 1 Kandangan sudah cukup baik dalam hal makanan dan mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Hal ini dapat dilihat dari kesehatan siswa yang baik dengan di dorong oleh gizi yang cukup dari makanan yang dikonsumsi, walaupun ada beberapa siswa yang masih perlu pemberian gizi yang cukup karena faktor ekonomi keluarga yang lemah. 3) Latihan, yaitu kebugaran jasmani dapat dicapai dengan baik apabila seseorang dapat melakukan latihan dengan tepat. Latihan itu diperoleh dengan cara menggabungkan 3 faktor yang terdiri atas intensitas, frekuensi, dan lama latihan. Intensitas latihan merupakan dosis latihan yang harus dilakukan dalam program latihan. Frekuensi adalah banyaknya hari latihan dalam satu minggu, sedangkan lama latihan adalah waktu yang

direncanakan dalam

menyelesaikan program latihan sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Lama latihan dapat dihitung dengan minggu ataupun bulan, dan keadaan yang terjadi di SD N 1 Kandangan sudah melakukan latihan yang kontinyu pada kegiatan ekstrakurikuler di

(5)

Negeri 1 Kandangan sudah mengetahui dan bisa melakukan teknik dalam melakukan permainan sepaktakraw.Hal ini karena adanya kegiatan ekstrakurikuler sepaktakraw, yang diharapkan dapat mengolah bakat siswa untuk menjadi lebih baik lagi dalam kemampuan bermain sepaktakraw untuk kedepannya.

Melalui Penelitian ini menjadi sangat penting dan layak dilakukan, karena penilitian ini merupakan penilitian awal untuk memperoleh informasi mengenai ada tidaknya hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan keterampilan dasar bermain sepaktakraw siswa peserta ekstrakurikuler sepaktakraw di SD Negeri 1 Kandangan.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalahdi atas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Belum teridentifikasinya tingkat kebugaran jasmani siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepaktakraw di SD Negeri 1 Kandangan.

2. Belum teridentifikasinya tingkat keterampilan dasar bermain sepaktakraw siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepaktakraw di SD Negeri 1 Kandangan. 3. Belum diketahui ada tidaknya hubungan

antara tingkat kebugaran jasmani dengan tingkat ketrampilan dasar bermain sepaktakraw di SD Negeri 1 Kandangan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah: “Adakah hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengantingkat keterampilan dasar bermain sepaktakraw siswa peserta ekstrakurikuler sepaktakraw SD Negeri 1 Kandangan?”

Hakikat Kebugaran Jasmani

Menurut Sadoso

Sumosardjuno (1989: 2)

kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugas sehari-hari dengan mudah, tanpa merasa lelah yang berlebihan, serta mempunyai cadangan tenaga

untuk menikmati waktu

senggangnya dan untuk

keperluan yang mendadak. Getchell yang dikutip oleh

Suharjana (2006: 3),

menyebutkan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan jantung, pembuluh darah dan otot untuk berfungsi dengan efisien dan optimal. Efisien yang optimal berarti kesehatan yang sangat menguntungkan yang dibutuhkan sehari hari dan aktifitas rekreasi.

Menurut Howley dan Franks (1992: 74), physical fitnes: Striving for optimal physical quality of life, including obtaining criterion levels of physical test scores, and low risk of developing health problems. Maksudnya, kebugaran jasmani yaitu usaha untuk mengoptimalkan kualitas hidup yang lebih baik, memiliki adalah kemampuan seseorang untuk dapat melakukan kerja

(6)

dan kelelahan berlebihan, dan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan fungsi alat tubuhnya dalam batas fisiologi dengan cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan.

Hakikat Keterampilan

Menurut Sudrajat Prawirasaputra (2000: 19) menyatakan bahwa penguasaan keterampilan pada setiap cabang olahraga berlandaskan pada penguasaan keterampilan dasar. Keterampilan dasar ini, secara umum menjadi tiga kelompok, yaitu keterampilan nonlokomotor, keterampilan lokomotor, dan keterampilan manipulatif. Dari ketiga keterampilan dasar tersebut diuraikan sebagai berikut:

a. Keterampilan Nonlokomotor

Keterampilan nonlokomotor adalah jenis keterampilan yang dilakukan dengan menggerakan anggota badan yang melibatkan sendi dan otot dalam keadaan badan si pelaku menetap, statis, kaki tetap menumpu pada bidang tumpu. Gerakan yang termasuk gerakan nonlokomotor adalah berdiri tegak dengan salah satu kaki diangkat, keterampilan dasar ini termasuk keterampilan keseimbangan (balance). Makin tinggi titik berat badan dari titik bidang tumpu, makin labil keseimbangan seseorang. Makin kecil bidang tumpu, juga makin labil posisi keseimbangan, karena gerakan teknik dasar sepaktakraw yang dominan berupa menyepak bola yang dilakukan dengan salah satu kaki, maka kaki tumpu harus memiliki kekuatan otot yang memadai untuk mempertahankan keseimbangan.

b. Keterampilan Lokomotor

Keterampilan lokomotor adalah keterampilan untuk menggerakkan anggota badan dalam keadaan titik

berat badan berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Sepaktakraw berlangsung dalam sebuah petak lapangan datar dengan keterampilan dominan bola dengan kaki, maka bentuk keterampilan dasar dominan adalah: (1) berpindah tempat berupa gerakan melangkah, (2) lari beberapa langkah, (3) melompat dengan satu kaki, (4) meloncat dengan dua kaki.

Keterampilan dasar dominan jenis lokomotor ini harus di dukung oleh kekuatan, kecepatan, dan power seperti untuk gerakan melompat.

c. Keterampilan Manipulatif

Keterampilan manipulatif adalah keterampilan anggota badan, tangan atau kaki, untuk mengontrol bola. Keterampilan manipulatif yang dominan dalam sepaktakraw adalah menyepak bola dengan kaki. Kaki berperan untuk mengontrol bola seperti dalam bola voli dengan menggunakan tangan. Keterampilan dasar itu tentunya tidak berdiri sendiri-sendiri. Dalam satu teknik dasar sepaktakraw misalnya sepak mula, maka dibutuhkan kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan (keterampilan nonlokomotor dan keterampilan manipulatif). Koordinasi anggota tubuh dibutuhkan untuk menampilkan gerak dengan daya dan alur gerak yang selaras terutama ayunan kaki penyepak.

(7)

Hakikat Sepaktakraw

Sepak takraw berasal dari dua kata yaitu sepak dan takraw. “Sepak” berarti gerakan menyepak sesuatu dengan kaki, dengan cara mengayunkan kaki di depan atau ke sisi (Depdikbud, 1995: 9). Sedangkan “takraw” berarti bola atau barang bulat yang terbuat dari anyaman rotan (Depdikbud, 1992: 12).Jadi sepaktakraw adalah sepak raga yang telah dimodifikasi untuk menjadikannya permainan yang kompetitif.Menurut Sanafiah yang dikutip oleh Poetra Sentence (2012: 20), sepak takraw adalah menyepak bola dengan samping kaki, sisi kaki bagian dalam atau bagian luar kaki yang terdiri dari tiga orang pemain.Menurut Wawan Toech (2011, dalam http//wawan-toech.blogspot. com), sepaktakraw adalah jenis olahraga campuran dari sepakbola dan bolavoli, dimainkan di lapangan ganda bulutangkis, dan pemain tidak boleh menyentuh bola dengan tangan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sepaktakraw adalah jenis olahraga campuran dari sepakbola dan bolavoli yang dimainkan hanya dengan kaki, pemain tidak boleh menyentuh bola dengan tangan, dilakukan di lapangan ganda bulutangkis dengan permainan yang kompetitif. kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran sekolah biasa, yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenai hubungan antara mata pelajaran,

menyalurkan minat dan bakat, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan berkala atau hanya dalam waktu-waktu tertentu dan ikut dinilai.

Terdapat beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler olahraga yang dilaksanakan di sekolah yaitu ekstrakurikuler olahraga antara lain: sepak bola, bola basket, bola voli dan sepaktakraw. Disamping ekstrakurikuler olahraga terdapat ekstrakurikuler pramuka, musik, dan masih kemampuan, keterampilan dan pengetahuan siswa mengingat terbatasnya jam pelajaran yang disediakan sekolah untuk program ekstrakurikuler.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran yang dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah yang bertujuan untuk menambah wawasan dan keterampilan siswa sesuai dengan ekstrakurikuler yang diikuti oleh siswa.

Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teoritik di atas bahwa untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik,

seseorang dituntut untuk

(8)

optimal dan efisien.Keterampilan

yang dimaksud adalah

keterampilan dasar bermain sepaktakraw, meliputi: menyepak dengan menggunakan bagian-bagian kaki, memainkan bola merupakan satu-kesatuan yang tidak terpisahkan. Keterampilan dasar akan dimiliki dengan baik apabila berlatih dengan baik dan kontinyu. Oleh karena itu untuk mengetahui seberapa besar tingkat kebugaran jasmani dan

keterampilan bermain

sepaktakraw siswa SD Negeri 1 Kandangan yang mengikuti ekstrakurikuler sepaktakraw diperlukan suatu tes keterampilan sepaktakraw dimana letak kekurangannya dan tentunya akan segera di adakan perbaikan bila hal itu di perlukan.

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut, “Terdapat hubungan yang signifikasn antara kebugaran jasmani dengan keterampilan bermain sepak takraw siswa ekstrakurikuler SD N 1 Kandangan”. Metode Penelitian

Jenis Dan Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian Korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode survei. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan tehnik tes dan pengukuran. Dalam metode ini peneliti berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya mengenai hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan tingkat keterampilan dasar bermain sepaktakraw siswa peserta ekstrakurikuler sepaktakraw di SD Negeri 1 Kandangan. Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel penelitian, oleh karena itu menggunakan teknik hubungan korelasi bivariat. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 314), “koefisien korelasi bivariat adalah statistik yang dapat digunakan oleh peneliti untuk menerangkan keeratan hubungan antara dua variabel.

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015-Maret 2015 di Sekolah Dasar Negeri 1 Kandangan

Populasi dan Sampel Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri 1 Kandangan yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepaktakraw. Populasi sebanyak 22 siswa putra dari kelas V sampai kelas VI yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepaktakraw.

Teknik Pengumpulan Data

1. Data Kebugaran Jasmani

Instrumen yang digunakan adalah TKJI (Tes Kesegaran Jasmani Indonesia) Untuk Anak Umur 10-12 tahun dengan reliabilitas 0,72 dan nilai validitas 0,96 untuk siswa putra. Tes ini merupakan rangkaian tes yang terdiri atas lima butir tes yaitu: (1) lari 40 meter, (2) gantung siku tekuk, (3) baring duduk 30 detik, (4) loncat tegak, (5) lari 600 meter.

(9)

Instrumen yang digunakan adalah tes keterampilan dasar bermain sepaktakraw yang disusun oleh M. Husni Thamrin, dkk. Tes tersebut terdiri dari sepak mula, sepak sila ,sepak kuda, heading dan smash. Teknik Analisis Data

Behubungan data yang dinilai adalah data variabel bebas: kekuatan otot lengan (x1), dan kelentukan pergelangan tangan (x2), serta variabel terikat yaitu hasil smash penuh (Y). Karena data-data ini berupa angka-angka (kuantitatif) maka perlu diambil langkah-langkah dalam menganalisis data, dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana dan regresi ganda sedangkan untuk mempermudah dan meminimalisir kesalahan, pengolahan data menggunakan sistem komputer yaitu SPSS 10.

Hasil dan Pembahasan

Berikut hasil deskriptif data penelitian yang diperoleh dari analisis Frekuensi:

1. Data Kebugaran Jasmani Siswa SD N 1 Kandangan

Dari hasil analisisi data didapatkan nilai maksimum sebesar 19 dan nilai minimum 13. Mean diperoleh sebesar 15,59, dan standar deviasi 1,53. Median sebesar 15 dan modus sebesar 15. Selanjutnya data dikategorikan menjadi 5 kategori, yaitu kategori kurang sekali, kurang, cukup dan baik, baik sekali berdasarkan tabel klasifikasi TKJI. Berikut adalah penghitungan norma tingkat kebugaran jasmani.

2. Data Keterampilan Bermain sepak Takraw Dari hasil analisisi data didapatkan nilai maksimum sebesar 240 dan nilai minimum baik, baik sekali berdasarkan tabel klasifikasi keterampilan bermain sepaktakraw. Berikut adalah penghitungan norma keterampilan bermain sepaktakraw.

Uji Pra Syarat

Didapatkan χ² hitung dari variabel tingkat kebugaran jasmani dan keterampilan bermain sepaktakraw berturut-turut adalah 6,909 dan 2,545. Sedangkan harga χ² dari tabel masing-masing sebesar 11,04 untuk tingkat kebugaran jasmani, 27,578 untuk keterampilan bermain sepaktakraw. Karena harga χ² hitung lebih kecil

dari harga χ² tabel, maka hipotesis yang

menyatakan sampel berasal dari populasi berdistribusi normal diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kenormalan distribusi terpenuhi dan data dapat dilanjutkan ke analisis berikutnya.

Uji linearitas untuk mengetahui bentuk regresi antara variabel bebas dan variabel terikat. Dalam uji ini akan menguji hipotesis: “bentuk regresi linear”. Untuk menerima atau menolak hipotesis dengan membandingkan harga F hitung (Fo) dengan harga F dari tabel (Ft) pada taraf signifikan α = 0.05 dan derajat kebebasan yang dipakai. Kriterianya adalah menerima

No

No Interval Kategori Frek Pers

1 325 – Keatas Baik sekali 0 0%

2 275- 324 Baik 14 64%

3 225 – 274 Sedang 8 36%

4 175 – 224 Kurang 0 0%

5 Kebawah174 – Sangatkurang 0 0%

Jumlah 22 100%

(10)

hipotesis apabila harga F hitung lebih kecil dari harga F tabel. Hasil perhitungan uji linearitas dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Hasil Analisis Data

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui hubungan kebugaran jasmani dengan keterampilan bermain sepaktakraw. Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu menentukan persamaan regresi yang digunakan untuk keperluan prediksi. Penghitungan regresi prediktor dapat diketahui dari persamaan garis regresi yang dinyatakan dengan persamaan:

Y '=a+b1x1

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi berganda menghasilkan nilai a sebesar 168,256; nilai b1 sebesar 0,217, sehingga diperoleh persamaan garis regresi ganda tersebut:

Ŷ = 168,256 + 0,217X1

Hipotesis yang berbunyi ”Ada hubungan yang signifikan antara kebugaran jasmani terhadap keterampilan bermain sepaktakraw”. Analisis regresi sederhana dari variabel kebugaran jasmani dengan keterampilan bermain sepaktakraw adalah Ŷ = 117,436 + 0,308X1. Artinya setiap variabel kebugaran jasmani dinaikkan satu satuan, maka akan menaikan harga keterampilan bermain sepaktakraw sebesar 0,308 kali.

Harga koefisien korelasi antara variabel kebugaran jasmani (X1) dengan keterampilan bermain sepaktakraw (Y) sebesar 0,520. Keberartian korelasi diketahui melalui pengujian koefisien korelasi dengan menggunakan r tabel. Hasil tabel r (0,05)(13) = 0,440. Nilai r hitung > r tabel, sehingga disimpulkan bahwa koefisien korelasi tersebut memiliki keberartian, sehingga hubungan antara

kedua variabel nyata. Sumbangan relatif (SR) kebugaran jasmani terhadap keterampilan bermain sepaktakraw yang diperoleh dari perhitungan korelasi rx1y sebesar 55,2%. Dengan demikian harga F hitung > F tabel, sehingga dapat disimpulkan antara kebugaran jasmani mempunyai hubungan yang signifikan dengan keterampilan bermain sepaktakraw. Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hubungan antara kebugaran jasmani dengan keterampilan bermain sepaktakraw sebagai berikut: Terdapat hubungan yang signifikan antara kebugaran jasmani dengan keterampilan bermain sepaktakraw. Hasil korelasi antara kebugaran jasmani dengan keterampilan bermain sepaktakraw nilainya cukup, yaitu sebesar 0,520, dan berdasarkan pengujian hipotesis ternyata besarnya hubungan antara kebugaran jasmani dengan keterampilan bermain sepaktakraw berarti. Variabel kebuagaran jasmani memberikan sumbangan sebesar 19,0%. Pada saat bermain sepaktakraw, pemain dituntut untuk dapat menerima bola dan mengembalikan bola tepat ke sasaran agar dapat mematikan lawan. Pada saat bermain sepaktakraw, kecepatan bola sebagian besar tidak terlalu tinggi sehingga pemain dapat menerima dan mengembalikan bola dengan mudah. Kebugaran jasmani merupakan salah satu kondisi tubuh yang dipengaruhi oleh faktor beberapa modal dasar anak untuk dapat menjalanka kehidupan sehari-hari dengan penuh semangat dan tanpa merasakan kelelahan yang berarti. Didalam kebugran jasmani terdapat komponen-kompoenen yang mempengaruhi kebugaran jasmani tersebut. Komponen kebugaran jasmani terdiri dari (1) daya tahan jantung No Per. Regresi F Df Ft(0,05)(dk) Kesimpulan

1 Ŷ = 117,436 +0,308X

(11)

peredaran darah dan paru-paru, (2) kemampuan adaptasi biokimia, seperti: jumlah enzymenzym dalam darah dan konsentrasi asam laktat dalam plasma darah, (3) bentuk tubuh, (4) kekuatan otot, (5) tenaga ledak otot, (6) Daya tahan otot, (7) kecepatan, (8) kelincahan, (9) kelentukan, (10) kecepatan reaksi, (11) koordinasi. Dengan demikian kebugaran jasmani akan menentukan hasil dari keterampilan bermain sepaktakraw. Hal ini dikarenakan untuk mendapatkan keterampilan yang baik dibutuhkan hampir seluruh komponen yang terdapat dalam kebugaran jasmani.

Karakteristik permainan sepaktakraw adalah bergerak dari berbagai posisi dengan mengeluarkan energi yang dilakukan secara berulang-ulang untuk dapat mengembalikan bola dari lawan. dengan gerakan-gerakan yang dibutuhkan dalam permainan sepatakraw yang bersifat eksplosif dan berubah-ubah maka dibutuhkan juga kebugaran jasmani yang baik. Dapat disimpulkan untuk memiliki keterampilan bermain sepaktakraw yang baik maka dibutuhkan kebugaran jasmani yang baik pula.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, deskripsi, pengujian hasil penelitian, dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kebugaran jasmani dengan keterampilan bermain sepaktakraw. Implikasi Penelitian

Dengan diketahuinya hubungan antara kebugaran jasmani dengan keterampilan bermain sepaktakraw, dapat digunakan sebagai acuan bahwa dalam latihan sepaktakraw sebaiknya memilki kebugaran jasmani yang baik. Dengan demikian keterampilan bermain sepaktakraw siswa akan semakin baik dan optimal.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pembatasan masalah agar penelitian yang dilakukan lebih fokus. Namun demikian dalam pelaksanaan di lapangan masih ada kekurangan atau keterbatasan, yaitu sebelum terlaksananya pengambilan data peneliti tidak memperhatikan kondisi fisik subjek penelitian. Hal itu dikarenakan pelaku olahraga sepaktakraw (pemain dan pelatih) bahwa agar kemampuan bermainya bagus kebugaran jasmani juga harus bagus.

Bagi peneliti yang akan datang agar dapat mengadakan penelitian lanjut dengan menambah jumlah variabel bebas sehingga akan dapat diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan bermain tenis meja beserta besarnya pengaruh tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.answers.com. Diunduh pada 28 Oktober 2012.

(12)

Available online at :

(www.penjassmabali.wordpre

ss.com : di unduh 30 Januari

2013).

Poetra Sentence. (2012). Pengertian Sepaktakraw. Available online at : www.poetrasentence.blogspot.com. diunduh pada 15 September 2012 Rusli lutan.( 1988). Belajar Keterampilan

Motorik Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Depdikbud.

Sadoso Sumosardjuno. (2006). Kebugaran Jasmani di Sekolah Dasar. Yogyakarta : Andi Offset.

Sugianto dan Sudjarwo. ( 1993). Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta: Depdikbud.

Suharjana. (2006). Tes Kebugaran Jasmani. Yogyakarta ;

Universitas Negeri

Yogyakarta.

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Suharsono dan Sukintaka. (1983) Permainan dan Metodik. Jakarta: P dan K.

Yanuar Kiram Phill. (1992). Belajar Motorik. Jakarta: Dirjendikti.

Gambar

tabel,  maka  hipotesis  yang

Referensi

Dokumen terkait

Karena proses belajar mengajar pada masa pandemi ini sudah tidak melalui tatap muka lagi, melainkan melalui daring sehingga pengalokasian dana tahun 2020 ini

Nahdlatul Athfal Bahasa Indonesia LULUS... UMMI SHALIHAH

Berdasarkan survey, perbedaan mudik saat pandemi yang berbeda adalah terdapat orang yang langsung pergi ke tempat tujuan tanpa berhenti diperjalanan sebanyak 61,5%,

Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Determinan dan Invers Matriks 2x2  Collaboration  Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman belajar

Yocom dalam hasil penelitiannya juga menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi pada balita dengan nilai p

Pada tanggal 30 Juni 2006, pinjaman tertentu sejumlah USD 177,3 juta dan Rp 981,3 miliar atau setara dengan Rp 2,63 triliun (2005: USD 145,5 juta, JPY 0,3 miliar, dan Rp

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,