BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Ketidak Seimbangan Nutrisi Lebih Kebutuhan Tubuh
Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh menurut Carpenito
(2009) adalah kondisi ketika individu mengalami atau berisiko mengalami
peningkatan berat badan akibat asupan yang melebihi kebutuhan metabolik.
Sementara itu ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
menurut Wilkinson (2006) adalah keadaan individu yang mengalami asupan
nutrisi melebihi kebutuhan metabolik.
1. Pengkajian
Tahap pengkajian dalam proses keperawatan merupakan proses dinamis
yang terorganisasi (Tarwoto & Wartonah, 2006).
1.1 Batasan Karakteristik
Menurut Wilkinson & Judith (2011), batasan karakteristik ketidak
seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh secara objektif adalah konsentrasi
asupan makanan di malam hari, pola makan disfungsional (mis., makan sambil
melakukan aktivitas lainnya), makan sebagai respon terhadap pengaruh eksternal,
seperti waktu siang atau situasi sosial. Makan sebagai respon terhadap pengaruh
internal selain rasa lapar (mis., ansietas [marah, depresi, bosan, stres, dan
kesepian]), tingkat aktifitas kurang gerak.
Menurut Carpenito (2009), adapun batasan karakteristik terbagi atas dua,
yaitu: batasan mayor (harus ada), dan batasan minor (mungkin ada).
1.1.1 Batasan Mayor (Harus Ada)
- Berat badan berlebih (10% diatas berat badan ideal berdasarkan tinggi dan
postur tubuh),
- Obesitas (20% atau lebih diatas berat badan ideal berdasarkan tinggi dan
postur tubuh)
1.1.2 Batasan Minor (Mungkin Ada)
- Laporan tentang pola makan yang tidak diinginkan
- Asupan yang melebihi kebutuhan metabolik
- Pola aktivitas yang tidak aktif
1.2 Komponen Gizi
Menurut Waspadji (2002) komponen gizi pada penderita pasien diabetes
melitus adalah
Karbohidrat 60- 70 %
Protein 10-15 %
Lemak 20-25 %
Kolesterol < 300 mg/hari
Serat 25 g/hari
Garam Seperti anjuran untuk orang normal
Pemanis Dapat digunakan secukupnya
Tabel : Komposisi Zat Gizi (Konsensus PERKENI 1998)
1.2.1 Penentuan Kebutuhan Kecukupan Energi
Sebelum menghitung kebutuhan kalori seseorang, pertama harus
menghitung: dengan Teori RBW (teori berat badan relatif). Adapun cara
menghitung Berat badan relatif seseorang adalah denngan menggunakan rumus:
RBW = �� (��)
�� (��)−100 x 100%
Dimana dengan ketentuan:
- Kurus jika RBW < 90%
- Normal jika RBW = 90 – 100%
- Gemuk jika RBW >110% atau -<120%
- Obesitas ringan jika RBW 120 -130%
- Obesitas sedang RBW 130 – 140%
1.2.2 Menghitung Kebutuhan Kalori
Ada beberapa cara menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan seorang
pasien diabetes melitus, yaitu antara lain:
Agus (2004), cara menentukan kalori perhari seseorang adalah dengan cara:
- Orang kurus BB x 40 – 60 kalori
- Orang normal BB x 30 kalori
- Orang gemuk BB x 20 kalori
- Orang obesitas BB x 10 -15 kalori.
Waspadji (2002), cara mudah menentukan kalori tubuh seseorang adalah
pada tabel, bahwa seseorang dengan berat badan normal yang bekerja santai
memerlukan 30 Kkal/ kg BB idaman. Yang kurus dan bekerja berat memerlukan
40-50 Kkal/ kg BB idaman. Dengan cara ini tidak perlu ditambah-tambahkan lagi.
Kebutuhan Kalori Pasien Diabetes
Dewasa Kkal/ BB kerja
santai
Kerja sedang Kerja berat
Gemuk 20-25 30 35
Normal 30 35 40
Kurus 35 40 40– 50
Dan untuk penentuan kalori lainnya, secara kasar dapat dibuat suatu pegangan
sebagai berikut:
Pasien kurus 2300 – 2500 Kkal
Pasien berat normal 1700 – 2100 Kkal
Pasien gemuk 1300 – 1500 Kkal
Standart diet diabetes melitus dapat dilihat pada Lampiran.
1.3 Faktor Yang Berhubungan
Adapun faktor- faktor yang berhubungan adalah fisiologi, terkait dengan
pengobatan, dan maturasional.
a. Patofisiologis
Berhubungan dengan perubahan pola kenyang, berhubungan dengan
b. Terkait Pengobatan
Berhubungan dengan perubahan pola kenyang, sekunder akibat: Medikasi
(kortikosteroid, antihistamin, estrogen),radiasi (penurunan indra perasa dan
penghidu), situasional (Personal, Lingkungan).
Berhubungan dengan risiko peningkatan berat badan lebih dari 12,5-15 kg
saat hamil, berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dasar mengenai nutrisi.
c. Maturasional
Dewasa/ Lansia: berhubungan dengan penurunan pola aktivitas, penurunan
kebutuhan metabolik.
2. Analisa Data
Analisa data dalam keperawatan adalah kemampuan kognitif dalam
pengembangan daya berfikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang
ilmu dan pengetahuan, pengalaman, dan pengertian keperawatan.
2.1 Data Subjektif
Menurut Carpenito (2009), pengkajian batasan karakteristik yaitu:
perbandingan berat badan/tinggi badan. berat badan 3 bulan yang lalu, berat badan
ideal, berat badan sekarang dan tinggi badan. Asupan biasa yaitu: diet untuk 24
jam, apakah merupakan pola asupan yang biasa, apakah asupan lima kelompok
makanan dasar sudah mencukupi, apakah asupan cairan sudah mencukupi.
Kaji faktor yang berhubungan yaitu: nafsu makan (biasa, berubah), pola
diet, makanan/ minuman yang tidak disenangi/favorit, praktik diet keagamaan.
Tingkat aktivitas yaitu: pekerjaan, latihan fisik (jenis, frekuensi). Upaya
memperoleh makanan/mempersiapkan makanan pasien diabetes melitus:
kemampuan fungsional, transportasi, fasilitas dapur, pendapatan yang adekuat
untuk kebutuhan makanan. Pengetahuan tentang nutrisi : lima kelompak makanan
dasar, asupan karbohidrat, lemak, garam yang direkomendasikan, hubungan
aktivitas dan metabolisme. Faktor risiko fisiologis: gangguan neurologis,
penyakit kronis (gagal ginjal, penyakit paru obstruksi kronis, HIV, penyakit hati),
hubungan aktivitas dan metabolisme. Kondisi psikososial: penggunaan obat ,
2.2 Data Objektif
Mengkaji batasan karakteristik umum menurut Carpenito (2009) adalah:
penampilan (masa otot, distribusi lemak), tinggi dan berat badan, edema, rambut,
kulit, kuku, mulut, dan gigi. Pengukuran antropometrik, lingkaran lengan bagian
tengah, lingkaran otot lengan bagian tengah, lipatan kulit trisep. Kaji faktor yang
berhubungan: kemampuan untuk mengunyah, menelan, makan.
3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini bertujuan untuk mendiskripsikan masalah apa yang
akan dicapai dalam penelitian.
4. Perencanaan
Rencana asuhan keperawatan adlah petunjuk tertulis yang menggambarkan
secara tepat mengenai rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien sesuai
dengan kebutuhannya berdasarkan diagnosis keperawatan.
4.1 Kriteria Hasil
Individu akan menjelaskan mengapa dia berisiko mengalami peningkatan
berat badan. Adapaun indikatornya adalah:
- Menjelaskan alasan peningkatan asupan pada kondisi defisit pengecapan
atau penciuman
- Mendiskusikan tentang kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
- Mendiskusikan tentang pengaruh olahraga pada pengontrol berat badan.
4.2 Intervensi
Intervensi NIC: modifikasi perilaku yaitu dengan cara memfasilitasi
perubahan perilaku, manajemen gangguan makan yaitu dengan cara mencegah
dan menangani pembatasan diet yang sangat ketat dan aktivitas berlebihan atau
memasukkan makanan dan minuman dalam jumlah banyak kemudian berusaha
mengeluarkan semuanya, manajemen nutrisi yaitu membantu atau menyediakan
asupan makanan dan cairan dengan diet seimbang, Konseling nutrisi yaitu
memberikan bantuan dengan proses interaktif yang berfokus pada kebutuhan
dan menganalisis data pasien untuk mencegah atau meminimalkan kurang gizi,
bantuan menurunkan berat badan yaitu memfasilitasi penurunan berat badan dan
lemak tubuh.
4.3 Rasional
- Kemampuan untuk menurunkan berat badan saat sedang menjalani terapi
kortikosteroid tampaknya bergantung pada pembatasan asupan natrium dan upaya
mempertahankan asupan kalori yang sesuai.
- Peningkatan aktivitas mendukung upaya penurunan berat badan
- Individu dengan gangguan penciuman atau pengecapan bisa mengonsumsi
B. Asuhan Keperawatan Kasus
Pengkajian dalam laporan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan format yang
telah ditentukan seperti berikut ini.
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI
RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 64 thn
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Sidalu-dalu Kabupaten Rokan Hulu, Riau
Tanggal Masuk RS : 04/06/2014 (22.30)
No. Register : 00.92.80.68
Ruangan/ kamar : XII / Asoka I, Bed 21
Golongan darah : B
Tanggal pengkajian : 05/06/2014
Tanggal operasi : -
Diagnosa Medis : Diabetes Melitus
II. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan mual, tubuh lemas, dan adanya luka decubitus pada
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG: A. Provocative/Palliative
1. Apa Penyebabnya
Pasien mengatakan bahwa luka pada kakinya di akibatkan karena tersiram
air panas, dan tak kunjung sembuh sampai sekarang.
2. Hal-Hal Yang Memperbaiki Keadaan
Pasien mengatakan,idak ada yang dapat memperbaiki keadaan, karena
pasien juga sulit untuk tidur.
B. Quantity/Quality
1. Bagaimana Dirasakan
Yang dirasakan sangat mengganggu, karena luka semakin lebar.
2. Bagaimana Dilihat
Pasien tampak lemas dan juga seperti menahan rasa sakit pada kaki kirinya.
C. Region
1. Dimana Lokasinya
Pada kaki kiri pasien, dari pergelangan kaki hingga setengah dari bagian
betis.
2. Apakah Menyebar
Ya, luka mulai menyebar ke lutut.
D. Severity
Pasien mengatakan bahwa penyakitnya sangat mengganggu kegiatannya dan
pekerjaannya.
E. Time
Rasa sakit pada kakinya sering muncul.
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan bahwa ia ia tidak memiliki riwayat penyakit
B. Pengobatan/tindakan yang pernah dilakukan
Pasien mengatakan dia tidak pernah mendapatkan tindakan ataupun
C. Pernah dirawat/dioperasi Pasien tidak pernah di rawat inap
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua
Orang tua pasien tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
B. Saudara kandung
Saudara kandung pasien tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
C. Penyakit keturunan yang ada
Pasien mengatakan bahwa tidak ada penyakit keturunan.
D. Anggota keluarga yang meninggal Kedua orang tua pasien
E. Penyebab meninggal
Pasien mengatakan bahwa penyebab meninggal disebabkan karena faktor
usia, bukan karena penyakit apapun.
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Pasien mengatakan bahwa semua penyakit yang ada pada dirinya karena
kuasa tuhan.
B. Konsep diri:
- Gambaran diri : Pasien mengatakan bahwa tubuhnya lemas.
- Ideal diri : Pasien mengatakan bahwa dirinya sangat bersemangat
untuk sembuh
- Harga diri : pasien tidak merasakan malu akan penyakitnya
- Peran diri : Pasien mengatakan bahwa dia adalah seorang yang masih
memiliki tugas untuk berdakwah
- Identitas : Pasien adalah seorang kepala keluarga.
C. Keadaan emosi
Setelah dilakukannya pengkajian keadaan emosi pasien yang dilihat
D. Hubungan sosial
- Orang yang berarti: Pasien mengatakan hubungan dengan orang-orang yang
berarti bagi dirinya sangat baik.
- Hubungan dengan keluarga: Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga
bagi dirinya sangat baik.
- Hubungan dengan orang lain: Pasien mengatakan orang-orang disekitarnya
ramah dan baik serta hubungannya terjalin baik, dan pasien cepat akrab dengan
orang yang baru dikenal.
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Tidak ada hambatan
dalam berhubungan dengan orang lain.
E. Spiritual
- nilai dan keyakinan : pasien beragama islam, biasanya pasien
melakukan ibadahnya lima kali dalam sehari serta pasien sering berdakwah ke
kota-kota.
- kegiatan ibadah : Selama dirawat di rumah sakit, pasien melakukan
ibadah di tempat tidurnya.
VII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum : Tn. A tampak lemah B. Tanda-tanda vital
- Suhu Tubuh : 370C
- Tekanan Darah : 150/100 mmHg
- Nadi : 80 ���
- Pernafasan : 22 ���
- Tb : 165 cm
- Bb : 75 kg
- Hasil Gula Darah : 140 mg/dl (data dari status pasien)
- Skala Nyeri : 3
C. Pemeriksaan Head to toe Kepala dan rambut
- Bentuk : Simetris
Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut: Rambut kurang rapih dan penyebarannya
merata.
- Bau : Sedikit berbau
- Warna rambut : warna rambut putih
Wajah
- Warna kulit : sawo matang
- Stuktur wajah : simetris
Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan : lengkap dan simetris
- Palpebra : tidak ada kelainan
- Konjungtiva dan sklera : konjungtiva berwarna merah dan sklera
berwarna putih.
- Pupil : isokor
- Cornea dan iris : cornea tidak ada kelainan, iris mulai
berwarna putih.
- Visus : tidak dilakukannya pemeriksaan visus
- Tekanan bola mata : tidak dilakukannya pemeriksaan
Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi : simetris
- Lubang hidung : bersih, tidak ada sekret
- Cuping hidung : tidak adanya pernafasan cuping
hidung
Telinga
- Bentuk telinga : simetris, kiri dan kanan tidak ada kelainan
- Ukuran telinga : normal
- Lubang telinga : bersih, tidak ada serumen
Mulut dan faring
- Keadaan bibir : mukosa bibir baik (tidak anemis)
- Keadaan gusi dan gigi : gusi merah, dan gigi tidak lengkap.
- Keadaan lidah : bersih
Leher
- Posisi trachea : normal
- Thyroid : tidak ada pembengkakan pada thiroid
- Suara : suara pasien normal
- Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe
- Vena jugularis : tidak ada pembengkakan vena jugularis
- Denyut nadi karotis : denyut nadi karotis teraba
-Pemeriksaan integumen
- Kebersihan : kurang bersih
- Kehangatan : hangat
- Warna : sawo matang
- Turgor : turgor kulit baik
- Kelembaban : kulit kurang lembab
- Kelainan pada kulit : terdapat kelainan pada kulit pasien, yaitu
pada kaki sebelah kiri pasien, terdapat luka decubitus pada kaki.
Pemeriksaan thoraks/dada
- Inspeksi thoraks :Bentuk normal, simetris, Pernafasan teratur,
tidak ada gangguan nafas.
- Pernafasan (frekuensi, irama) : Frekuensi 22x/i, dengan irama teratur
- Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada tanda kesulitan bernafas
Pemeriksaan Muskoloskeletal Ekstermitas
VIII.POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I. Pola Makan dan minum
- Frekuensi makan/hari : pasien mengatakan makan lebih dari 3x
Sehari, tetapi ada selingan.
- Nafsu / selera makan : nafsu makan sehari- hari baik.
- Nyeri ulu hati : tidak ada rasa sakit pada ulu hati pasien.
- Mual dan muntah : pasien sesekali merasakan mual.
- Waktu pemberian makan : pagi pada jam 08.00 wib, siang pada jam
12.00 wib, dan malam jam 18.00 wib.
- Jumlah dan jenis makanan : jenis makanan pada pasien adalah MII
(bubur)
- Waktu pemberian cairan : pemberian cairan pada pasien diberikan
sesering mungkin.
- Masalah makan dan minum : pasien tidak merasakan ada masalah pada
saat makan dan minum.
II. Perawatan diri / personal hygine
- Kebersihan tubuh : kurang, pasien hanya di lap oleh
keluarganya.
- Kebersihan gigi dan mulut :gigi tampak kuning, mulut pasien sedikit
bau
- Kebersihan kuku kaki dan tangan : bersih, pasien mengatakan bahwa dia
sering menggunting kukunya apabila kukunya mulai panjang
III. Pola kegiatan / Aktivitas
- Aktivitas pasien : pasien selalu melakukan perjalanan jauh untuk berdakwah
dan juga sangat aktif dalam segala hal yang menyangkut tentang agama.
- Aktivitas ibadah pasien selama di rawat di rumah sakit: pasien melakukan
IV. Pola eliminasi 1. BAB
- Pola BAB : pasien BAB 2 kali dalam sehari
- Karakter Feses : normal
- Riwayat perdarahan : tidak ada riwayat pendarahan
- BAB terakhir : pasien BAB terakhir pada pukul 05.00 wib
- Diare : pasien tidak sedang diare
- Penggunaan laksatif : tidak menggunakan laksatif
2. BAK
- Pola BAK : > 6 kali, tetapi yang dilihat pada
kateter urin Tn.A pada pukul 11 siang telah terisi 600 cc.
- Karakter Urine : Kuning
- Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK : adanya nyeri disebabkan
pemasangan kateter.
- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih: Tidak ada riwayat sakit ginjal
- Penggunaan diuretik : Tidak ada penggunaan diuretik
ANALISA DATA
- pasien mengatakan
adanya rasa mual
tetapi nafsu makan
tidak ada masalah.
Do :
- BB :75 kg
- TB : 165 cm
- berat badan berlebih
10% dari berat badan
normal
- kadar gula dalam
darah 140 mg/dl
Ds:
pasien mengatakan
adanya rasa nyeri
pada kaki yang luka
di sebelah kiri.
Do:
kadar gula darah 140
mg/dl
berat badan berlebih
10% dari berat badan
normal.
ketidak seimbangan
nutrisi lebih dari
kebutuhan tubuh.
Diabetes Melitus
Nyeri yang
disebabkan oleh luka
decubitus pada kaki
sebelah kiri.
Nyeri akut
ketidak seimbangan
nutrisi lebih dari
kebutuhan tubuh.
MASALAH KEPERAWATAN
1. Nutrisi, ketidak seimbangan lebih dari kebutuhan tubuh
2. Nyeri akut
3. Kerusakan integritas kulit
DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)
1. Nutrisi, ketidak seimbangan lebih dari kebutuhan tubuh b/d Asupan yang
melebihi penggunaan energi.
2. Nyeri akut b/d trauma jaringan
3. Kerusakan integritas kulit: ulkus dekubitus b/d perubahan status metabolik
3. Ds:
pasien mengatakan
lukanya sudah mulai
menyebar
Do:
- Adanya luka
decubitus pada kaki kiri
- Luka besar mulai dari
pergelangan kaki
hingga setengah dari
bagian betis.
Diabetes Melitus
Adanya luka pada
kaki
Kerusakan Integritas
Kulit
Kerusakan Integritas
PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL Hari/
Tanggal
No.Dx Perencanaan keperawatan
1 Tujuan: setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi, mual
hilang, asupan nutrisi setara dengan penggunaan
energi.
Kriteria Hasil :
Mual/muntah hilang, dan BB normal, kadar gula darah
normal
Rencana Tindakan Rasional
1. Lakukan hubungan
terapeutik dengan pasien
dan keluarga pasien
Kaji :
2. Kaji riwayat nutrisi,
termasuk makanan yang
disukai
Observasi :
3. Nilai kadar gula darah.
4. Observasi dan catat
intake makanan, serta
observasi kegiatan yang
dilakukan
5. Anjurkan untuk makan
sesuai dengan anjuran.
6. Berikan informasi yang
tepat tentang kebutuhan
nutrisi yang berhubungan
dengan penyakitnya.
1. Membina hubungan
saling percaya antara
pasien, keluarga pasien
dengan perawat.
2.mengetahui nutrisi
yang masuk kedalam
tubuh pasien
3. Monitor nilai kadar
gula darah pasien.
4.Mengetahui
keseimbangan nutrisi
dalam tubuh pasien
5. Menyeimbangkan BB
pasien.
6.Meningkatkan
pengetahuan agar pasien
lebih paham dan menjaga
keseimbangan nutrisi
2 Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan,
diharapkan nyeri berkurang ataupun hilang.
Kriteria Hasil :
- skala nyeri : 0
- wajah tampak tidak sedang menahan nyeri.
Rencana Tindakan Rasional
a. Kaji faktor yang
dapat meningkatkan rasa
nyeri.
b. Kaji faktor yang
dapat mengurangi rasa
nyeri.
c. Memberikan posisi
yang nyaman kepada
pasien
Pendidikan Kesehatan:
d. Berikan pendidikan
kesehatan tentang
pengaturan posisi yang
nyaman untuk mengurangi
nyeri.
a. Untuk
mengetahui faktor-faktor
apa saja yang dapat
meningkatkan rasa nyeri.
b. Untuk
mengetahui faktor-faktor
yang dapat mengurangi
rasa nyeri pada pasien.
c. Untuk
memberikan rasa nyaman
kepada pasien.
d. Meningkatkan
kemampuan klien
ataupun keluarga cara
pemberian posisi yang
nyaman untuk
mengurangi rasa nyeri
pada pasien.
3 Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan
kulit dapat sembuh dan kerusakan kulit tidak
menyebar.
Kriteria Hasil :
- Kerusakan kulit tidak menyebar.
Rencana Tindakan Rasional
a. Kaji luas luka/
kerusakan integritas kulit.
b. Memberitahu kepada
keluarga dan pasien cara
menjaga kebersihan
didaerah luka agar tidak
menyebar.
c. Menganjurkan kepada
pasien ataupun keluarga
untuk sering mengganti
posisi pasien terutama
pada kaki yang luka agar
tidak bertambah besar.
a. Untuk mengetahui
besar luka dan
penyebaran yang
mungkin terjadi
b. Mencegah terjadinya
penyebaran luka pada
kulit pasien.
c. Mencegah terjadinya
luka tertekan dan
menjaga kenyamanan
PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/
Tanggal
No.Dx Implementasi Keperawatan
Evaluasi (SOAP)
Kamis, 05/06/14
1. 1. mengajak pasien serta keluarga berkomunikasi.
2. menanyakan makanan
yang disukai oleh pasien.
3. Memantau nilai kadar
gula darah pasien.
4. melihat jumlah porsi
makan yang dihabiskan
oleh pasien.
5. menganjurkan pasien
makan sesuai dengan
makanan yang seharusnya
pada pasien diabetes
melitus.
6. memberikan pendidikan
kesehatan ataupun
informasi tentang nutrisi
pada pasien diabetes
melitus.
S: pasien mengatakan
mual.
2 1. Menanyakan kepada pasien faktor apa saja
yang dapat meningkatkan
rasa nyerinya.
2. Menanyakan kepada
pasien faktor apa saja yang
dapat mengurangi rasa
nyerinya.
3. Memberikan posisi
yang nyaman kepada
S : pasien mengatakan
nyeri pada kakinya
O : pasien tampak lebih
nyaman dengan posisi
yang telah diberikan.
A : Masalah belum
teratasi
pasien
memberikan pendidikan
kesehatan tentang
pengaturan posisi yang
nyaman untuk mengurangi
nyeri
dilanjutkan
Kamis, 05/06/14
3. a. Melihat luas luka/ kerusakan integritas kulit.
b. Memberitahu kepada
keluarga dan pasien cara
menjaga kebersihan
didaerah luka agar tidak
menyebar.
c. Menganjurkan kepada
pasien ataupun keluarga
untuk sering mengganti
posisi pasien terutama
pada kaki yang luka agar
tidak bertambah besar.
S: pasien mengatakan
jarang mengganti posisi
kaki yang terdapat luka
decubitus karena takut
perbannya rusak.
O: tampak luas luka
pada kakinya mulai dari
pergelangan kaki hingga
setengah dari betis
A: masalah belum gula darah pasien.
- melihat jumlah porsi
makanan yang dihabiskan
oleh pasien.
- menganjurkan pasien
makan sesuai dengan
makanan yang seharusnya
pada pasien diabetes
melitus.
- memberikan pendidikan
kesehatan ataupun
informasi tentang nutrisi
S: pasien mengatakan
mualnya sedikit
pada pasien diabetes
melitus.
Jum’at 06/06/14
2 - Menanyakan kepada
pasien faktor apa saja
yang dapat meningkatkan
rasa nyerinya.
- Menanyakan kepada
pasien faktor apa saja yang
dapat mengurangi rasa
nyerinya.
- Memberikan posisi
yang nyaman kepada
pasien
- memberikan
pendidikan kesehatan
tentang pengaturan posisi
yang nyaman untuk
mengurangi nyeri
S: pasien mengatakan
nyeri pada kakinya
sedikit berkurang
O: skala nyeri 2, pasien
tetap mempertahankan
posisi yang dianjurkan
sebelumnya
A: masalah belum
teratasi
P: intervensi dilanjutkan.
Jum’at 06/06/14
3 a. Memberitahu kepada
keluarga dan pasien cara
menjaga kebersihan
didaerah luka agar tidak
menyebar.
b. Menganjurkan
kepada pasien ataupun
keluarga untuk sering
mengganti posisi pasien
terutama pada kaki yang
luka agar tidak bertambah
besar.
S: pasien dapat lebih
menjaga kebersihan
daerah luka pasien.
O: daerah sekitar luka
lebih bersih dari
sebelumnya.
A: masalah belum
teratasi