• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENDIDIKAN"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN STRATEGIK

DALAM PENDIDIKAN

Oleh : Dr. H. Enas,.MM

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

(2)

Aturan Penilaian

1. Kehadiran : 75 % (3 X Pertemuan)

2. UTS (Tugas Terstruktur

Individu/Kelompok)

3. Presentasi Tugas

(3)

Referensi :

Buku/bacaan pokok dalam perkuliahan adalah

1. Fidler, B. 2002. Strategic Management for School Development. London: Paul Chapman Publishing.

2. Hussey, D. 1998. Strategic Management From Theory to Implementation. Oxford: Butterworth-Heinemann.

3. Adnan Sandy Setiawan; “Manajemen Perguruan Tinggi Di Tengah Perekonomian Pasar dan Pendidikan Yang Demokratis “, “INDONews (s)”indonews@indonews. com. 24 Maret 2006

4. Ani M. Hasan (2003); “Pengembangan Profesional Guru di Abad Pengetahuan”, Pendidikan Network : 24 Maret 2006 5. Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (1998); Total Quality

Management (TQM), Andi Ofset : Yogyakarta

6. Frietz R Tambunan (2004); “Mega Tragedi Pendidikan Nasional”, Kompas : 16 Juni 2004

7. Hadari Nawawi (2005); Manajemen Strategik, Gadjah Mada Pers : Yogyakarta

(4)

Deskripsi Perkuliahan

Dalam mata kuliah ini membahas tentang konsep

(5)

Pengertian Manajemen

Istilah

manajemen

berasal dari

kata 

management 

(bahasa Inggris),

turunan dari kata

“ to manage”

yang artinya mengurus atau tata

laksana atau ketata laksanaan.

Sehingga manajemen dapat diartikan

bagaimana cara manajer (orangnya)

mengatur,

membimbing

dan

memimpin

semua

orang

yang

menjadi pembantunya agar usaha

yang

sedang

digarap

dapat

mencapai

tujuan

yang

telah

(6)

Pengertian Manajemen

Menurut Nickles, Mc Hingh dan Mc Hugh

(1997),

management is the process used be

accompalish organizational goals through

planning,

organizing,

directing,

and

controlling people and other organizational

resources

Manajemen adalah sebuah proses yang

dilakukan

untuk

mewujudkan

tujuan

organisasi

melalui

rangkaian

kegiatan

berupa

perencanaan,

pengorganisasian,

(7)

1. Menurut James A.F Stoner, Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Menurut Mary Parker Follet, Manajemen adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus.

3. Menurut Drs. Oey Liang Lee, Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian,penyusunan,pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

(8)

5. Menurut Lawrence A. Appley, Manajemen adalah seni

pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha

orang lain

6. Menurut Horold Koontz dan Cyril O’donnel,

Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu

tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.

Sebenarnya ada banyak versi mengenai defnisi

manajemen,

namun

demikian 

pengertian

manajemen

 itu sendiri secara umum yang bisa kita

jadikan pegangan adalah

“Manajemen adalah suatu

proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan,

seperti

perencanaan,

pengorganisasian,

penggerakan

dan

pengendalian

atau

(9)

PENGERTIAN

STRATEGI

Kata strategi

berasal dari bahasa yunani “

Strategos”

terdiri dari dua kata

Stratos yang

berarti militer

dan

ag yang berarti

memimpin yang berarti generalship

atau

sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal

perang untuk memenangkan perang.(Agustinus,

1996 ; 19 )

Strategi

adalah rencana jangka panjang

dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditujukan

untuk

mencapai

tujuan

tertentu,

yang

umumnya adalah “kemenangan”.

(10)

Pengertian strategi menurut Glueck dan

Jauch

adalah Rencana yang disatukan, luas

dan

berintegrasi

yang

menghubungkan

keunggulan strategis perusahaan dengan

tantangan lingkungan, yang dirancang untuk

memastikan bahwa tujuan utama dari

perusahaan

dapat

dicapai

melalui

pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.

Strategi

adalah menentukan apa yang harus

(11)

Pengertian manajemen Strategi

Menurut Wahyudi (1996:15) “Manajemen strategik

adalah suatu seni dan ilmu dari pembuatan

(formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi

(evaluating) tentang keputusan-keputusan strategis

antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah

organisasi mencapai tujuan-tujuan masa mendatang.”

(12)

Manajemen strategis merupakan proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuan.

Menurut  Fred  R.David  (2004 : 5) :Manajemen  strategis  adalah ilmu  mengenai perumusan, pelaksanaan  dan  evaluasi  keputusan-keputusan  lintas  fungsi  yang memungkinkan  organisasi  

mencapai  tujuannya.

Menurut  Husein  Umar  (1999 : 86): Manajemen  strategis  sebagai   suatu  seni  dan  ilmu  dalam hal  pembuatan  (formulating),  

penerapan  (implementing)  dan  evaluasi (evaluating )  keputusan-keputusan  startegis  antara  fungsi  yang  memungkinkan  sebuah organisasi  mencapai  tujuannya  di  masa  datang.

Menurut  Lawrence  R.  Jauch dan Wiliam  F.  Gluech  (Manajemen  Strategis  dan  Kebijakan  Perusahaan,  1998) : Manajemen  

(13)
(14)

Aspek

manajemen

yaitu

perumusan strategi, implementasi

strategi dan evaluasi strategi

Aspek strategi

adalah pemetaan

dan analisis terhadap lingkungan

eksternal dan internal organisasi

serta sumber daya yang dimiliki

untuk

dimanfaatkan

sebagai

(15)
(16)
(17)

Otonomi

yang

demikian

besar

diberikan

kepada

sekolah

ini

seharusnya

menjadi

dasar

untuk

menerapkan

manajemen strategik

.

Manajemen strategik

dalam dunia

pendidikan

merupakan

suatu

pengelolaan

satuan

pendidikan

berdasarkan

pendekatan

terhadap

(18)

Menurut

W.F

.Glueck

(1988)

Manajemen strategi adalah serangkaian

keputusan-keputusan

dan

tindakan-tindakan manajerial yang mengarah pada

penyusunan strategi-strategi efektif untuk

mencapai tujuan perusahaan.

(19)

Disamping itu pengertian manajemen strategik yang telah sebutkan terakhir dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :

1. Manajemen strategi diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala besar dalam arti mencakup seluruh komponen dilingkungan sebuah organisasi yang dituangkan dalam bentuk rencana strategis (Renstra) yang dijabarkan menjadi perencanaan operasional, yang kemudian dijabarkan pula dalam bentuk program kerja dan proyek tahunan.

2. Renstra berorientasi pada jangkauan masa depan.

3. Visi, misi, pemilihan strategi yang menghasilkan strategi induk, dan tujuan strategi organisasi untuk jangka panjang merupakan acuan dalam merumuskan rencana strategi, namun dalam teknik penempatannya sebagai keputusan manajemen puncak secara tertulis semua acuan tersebut terdapat didalamnya. 4. Renstra dijabarkan menjadi rencana operasional yang antara lain berisi

program-program operasional termasuk proyek-proyek, dengan sasaran jangka sedang masing-masing juga sebagai keputusan manajemen puncak.

5. Penetapan renstra dan rencana operasi harus melibatkan manajemen puncak karena sifatnya sangat mendasar/prinsipil dalam pelaksanaan seluruh misi organisasi, untuk mewujudkan, mempertahankan dan mengembangkan eksistensi jangka sedang termasuk panjangnya.

(20)

Adapun langkah-langkah Strategis sebagai berikut :

a. Analisis potensi dan profl satuan pendidikan

(sekolah / madrasah) untuk mengidentifkasi -langkah

yang

harus

ditempuh

dalam

melaksanakan

manajemen strategik adalah kekuatan dan kelemahan.

b. Analisis lingkungan untuk mengidentifaksi peluang

dan

ancaman

dalam

melaksanakan

kegiatan

pendidikan.

c. Menetapkan visi, misi dan tujuan berdasarkan

analisis potensi dan lingkungan sebagai acuan dalam

pengelolaan satuan pendidikan.

d. Menetapkan strategi yang diperlukan untuk

meningkatkan kinerja sekolah dalam mencapai visi,

misi dan tujuan sekolah.

(21)

Pengertian Visi, Misi, Falsafah :

Visi

adalah cita-cita dimasa depan yang

difkirkan oleh pendiri atau pemimpin

organisasi.

Misi

adalah penjabaran dari visi kedalam

statement organisasi yang terfokus

kepada kebutuhan stakeholdernya.

(22)

Proses manajemen strategi merupakan suatu paket komitmen keputusan dan langkah yang diharapkan bagi sebuah perusahaan untuk mencapai tingkat daya saing dan menghasilkan laba di atas rata-rata

SWOT ANALYSIS

Strategik Intent Strategik Mission

Perumusan Strategi

Strategi tingkat bisnisDinamika Persaingan

Strategi Tingkat Perusahaan

Strategi Restrukturisasi dan Akuisisi

Strategi Internasional

Penerapan Strategi

Kepemimpinan PerusahaanStruktur dan PengendalianKepemimpinan Strategis Kewirausahaan dan Inovasi

Daya Saing Strategis Laba di atas rata-rata

Evaluasi & Kontrol

(23)
(24)

Keberadaan lembaga pendidikan sebagai salah satu pranata sosial budaya saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan yang kompleks. Lembaga pendidikan kini berhadapan dengan derasnya arus perubahan akibat globalisasi yang memunculkan persaingan dalam pengelolaan lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta. Globalisasi menuntut perlunya relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja/industri terhadap mutu lulusan (out-put) serta munculnya globalisasi pendidikan dengan bermunculannya lembaga pendidikan yang bertaraf internasional.

(25)
(26)

Berkaitan dengan meningkatnya persaingan dalam bidang pendidikan ini, terjadi pula perubahan pada perilaku konsumen, dalam hal ini yang dimaksud adalah masyarakat (orangtua dan siswa), maupun dunia usaha. Karena banyaknya pilihan, konsumen kini menjadi semakin banyak tuntutan, baik mengenai kualitas lulusan dan biaya pendidikan maupun pasilitas pendidikan. Bargaining power masyarakat meningkat sedemikian rupa sehingga industri atau dunia pendidikan terpaksa harus melayaninya kalau tidak mau akan tersingkir dari kancah persaingan yang makin berat.

(27)

Dengan kata lain dunia pendidikan kini dituntut

untuk mengembangkan manajemen strategi

dan operasi yang pada dasarnya banya

diterapkan dalam dunia usaha, sebagai langkah

antisipatif

terhadap

kecenderungan-kecenderungan baru guna mencapai dan

mempertahankan posisi bersaingnya, sehingga

nantinya dapat dihasilkan manusia-manusia

yang

memiliki

sumber

daya

manusia

berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan

zaman.

(28)

Pengaruh

globalisasi

tak

bisa

(29)

MENGAPA PERLU STRATGY

Perubahan tidak dapat dicapai dengan

cepat

Berbagai

perubahan

memerlukan

persiapan yang serius sebelum waktu

perubahan datang

Masa depan akan berbeda dengan saat ini

Lingkungan yang penuh ketidak pastian

(Uncertainly)

(30)

Apa Karakteristik

Sekolah Efektif

1.KEPEMIMPINAN YANG PROFESIONAL (Professional Leadership) 2.VISI DAN TUJUAN BERSAMA (Shared Vision and Goals)

3.LINGKUNGAN BELAJAR (a Learning Environment)

4.KONSENTRASI PADA BELAJAR-MENGAJAR (Concentration on Learning and Teaching)

5.HARAPAN YANG TINGGI (High Expectation)

6.PENGUATAN/PENGAYAAN/PEMANTAPAN YANG POSITIF (Positive Reinforcement)

7.PEMANTAUAN KEMAJUAN (Monitoring Progress)

8.HAK DAN TANGGUNG JAWAB PESERTA DIDIK (Pupil Rights and Responsibility)

9.PENGAJARAN YANG PENUH MAKNA (Purposeful Teaching) 10.ORGANISASI PEMBELAJAR (a Learning Organization)

(31)

BERBAGAI DIMENSI EFFECTIVE SCHOOL

(RESEARCH IN SCHOOL IMPROVEMENT, 1983)

31

Dimensi Leadership

Iklim & Atmosphere yang kondusif

Tujuan jelas, dapat dicapai, relevan

Guru berorientasi pengelolaan kelas yang baik

Inservice Training yang efektif untuk guru

Dimensi Pendukung

Konsensus terhadap nilai-nilai dan tujuan

Rencana stratejik dan koordinasi

Staf kunci yang berkelanjutan

Dukungan Dinas Pendidikan dan Pemda

Dimensi Efisiensi

Penggunaan waktu pengajaran yang efektif (Intensitas

Interaksi)

Lingkungan sekolah dan kelas yang disiplinEvaluasi dan umpan balik secara berkelanjutanKegiatan kelas terstruktur dengan baik

Petunjuk pembelajaran yang baik

Penekanan terhadap pengetahuan dan skill yang tinggiKesempatan untuk belajar secara maksimal

Dimensi Efficacy

Harapan untuk mencapai

prestasi tinggi

Reward untuk prestasi &

kinerja tinggi

Kerjasama dan interaksi

dalam kelas

Keterlibatan semua staf

dalam peningkatan kinerja sekolah

Otonomi dalam melaksanakan

proses pembelajaran sekolah

Guru yang emphaty dan

memiliki kemampuan interpersonal dengan siswa

Menekankan kepada

pekerjaan rumah siswa

Akuntabilitas terhadap hasil

belajar

Interaksi sesama guru yang

(32)

SEKOLAH SEBAGAI SUATU SISTEM ORGANISASI YANG TERBUKA 32

Instrumental Input

- Guru - Sarana/Prasarana - Kurikulum - Administrasi/organisasi - Keuangan Proses

(Management) Output Outcome SISWA

Input (Walls 1990)

Feed Back

- Masyarakat - Orang tua - Dunia Usaha - Pemerintah - DP/KS. DL - dll

Environmental Input

- Dimensi Kognitif

- Dimensi Keterampilan - Dimensi Sikap/Nilai - Dimensi Hubungan

- Bekerja

(33)

DINAMIKA SISTEM KEHIDUPAN BEBAS (SCHOOL DINAMYCS)

33

Komite Sekolah Sekolah Sebagai Sistem

Pengawas/Kepala

Sekolah Tata Usaha SekolahAdministrator dan

KKG MGMP

Teman-teman siswa lainnya Guru

Orang Tua

Siswa

Ruang Kelas

KKS MKKS APSI/

KORWAS

(34)

34

Perspektif Proses-Output

(Walls, 1990)

Memandang luaran pendidikan yang ungul akan ditentukan oleh Proses (Struktur persekolahan,

lingkungan, corporate culture, pembelajaran efektif, dll)

Keuntungan

Memperhatikan siswa unggul dan kurang unggul

Perspektif Input-Output (Seeley, 1988)

Memandang luaran pendidikan yang unggul karena inputnya unggul

Kelemahannya

Eksklusif

Mengabaikan siswa yang tidak

unggul

STRATEGI MENUJU SEKOLAH UNGGUL

Model Kombinasi

Memperhatikan “Minimal Requirement”

Anak didik yang akan diterima

Kualifkasi GuruKompetensi Guru

(35)

Proses pembelajaran diselenggarakan sedemikian rupa sehingga terasa hidup, memotivasi, interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memberikan ruang yang cukup untuk berprakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik peserta didik.

Dalam proses pembelajaran pendidikan memberikan keteladanan

Untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif & efisien setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan, pelaksanaan, penilaian proses pembelajaran dan pengawasan yang baik.

STRATEGI DAN ARAH MENUJU SEKOLAH UNGGUL

PP19/2005 STRATEGI KEBIJAKAN

Kondisi Sekolah Saat Ini:

Dimensi kognitif kearah

hafalan

Dimensi keterampilan ke

arah mekanistik

Dimensi nilai sudah

terabaikan

Dimensi hubungan (ranah

interaktif kurang mendapat perhatian)

Sosok Sekolah Unggul:

Dimensi kognitif: penguasaan pengetahuan

dan bidang studi Kompetensi

Dimensi ketrampilan: kearah life skill,

berpikir kreatif, inovatif

Dimensi Nilai: sikap terhadap diri sendiri,

orang lain, lingkungan, moral etos kerja

Dimensi hubungan yang interaktif, dialogis

(36)

36 MUTU DAN MUTU DAN RELEVANSI RELEVANSI PENDIDIKAN PENDIDIKAN Pengembangan sekolah berbasis keunggulan

lokal di setiap kabupaten/kota

Pembangunan sekolah bertaraf internasional di setiap provinsi dan/atau

kabupaten/kota

Pengembangan guru

sebagai profesi kompetensi pendidikPengembangan dan tenga pendidikan

Mendorong Jumlah Jurusan di PT yg masuk dalam 100

besar Asia

Akselerasi Jumlah Prodi Kejuruan, Vokasi, dan

Profesi Penerapan Telematika dalam pendidikan Perluasan Pendidikan Kecakapan Hidup Implementasi dan penyempurnaan

SNP oleh BSNP

Perluasan dan peningkatan mutu

akreditasi

Perbaikan sarana dan prasarana

Penjaminan mutu secara terprogram dengan mengacu pada SNP

Peningkatan jumlah dan mutu publikasi ilmiah, dan

HAKI MUTU DAN MUTU DAN RELEVANSI RELEVANSI PENDIDIKAN PENDIDIKAN Pengembangan sekolah berbasis keunggulan

lokal di setiap kabupaten/kota

Pembangunan sekolah bertaraf internasional di setiap provinsi dan/atau

kabupaten/kota

Pengembangan guru

sebagai profesi kompetensi pendidikPengembangan dan tenga pendidikan

Mendorong Jumlah Jurusan di PT yg masuk dalam 100

besar Asia

Akselerasi Jumlah Prodi Kejuruan, Vokasi, dan

Profesi Penerapan Telematika dalam pendidikan Perluasan Pendidikan Kecakapan Hidup Implementasi dan penyempurnaan

SNP oleh BSNP

Perluasan dan peningkatan mutu

akreditasi

Perbaikan sarana dan prasarana

Penjaminan mutu secara terprogram dengan mengacu pada SNP

Peningkatan jumlah dan mutu publikasi ilmiah, dan

HAKI

(37)

37

Sekolah Unggul

Mampu Menciptakan APA

Sekolah yang mampu memberikan layanan optimal kepada seluruh anak dgn berbagai perbedaan bakat, minat kebutuhan belajar

Sekolah mampu meningkatkan secara signifikan kapabilitas yang dimiliki anak didik menjadi aktualisasi diri yang memberikan kebanggaan

Sekolah yang mampu membangun karakter kepribadian yang kuat, kokoh dan mantap dalam diri siswa

Sekolah yang mampu memberdayakan sumber daya yang ada secara optimal dan efektif

Sekolah yang mampu mengembangkan networking yang luas kepada stakeholder

Sekolah yang mampu mewujudkan sekolah sebagai organisasi pembelajar

Sekolah yang renponsif terhadap perubahan

Sekolah yang mampu memberikan layanan optimal kepada seluruh anak dgn berbagai perbedaan bakat, minat kebutuhan belajar

Sekolah mampu meningkatkan secara signifikan kapabilitas yang dimiliki anak didik menjadi aktualisasi diri yang memberikan kebanggaan

Sekolah yang mampu membangun karakter kepribadian yang kuat, kokoh dan mantap dalam diri siswa

Sekolah yang mampu memberdayakan sumber daya yang ada secara optimal dan efektif

Sekolah yang mampu mengembangkan networking yang luas kepada stakeholder

Sekolah yang mampu mewujudkan sekolah sebagai organisasi pembelajar

(38)

Manajemen Strategi Dalam

Mengelola Satuan Pendidikan

• Dunia pendidikan sedang menjadi pusat perhatian semua komponen bangsa ini. Berdasarkan keyakinan bangsa yang hebat ini bahwa pendidikan dapat mengubah masa depan bangsa, maka sejak reformasi dilakukan berbagai perubahan mendasar dalam pengelolaan pendidikan.

• Perubahan mendasar dilakukan dengan mengubah konstitusi, Undang-undang Sistem Pendidikan Nomor 02/1989 menjadi Nomor 20/2003, diikuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, serta secara teknis dituangkan ke dalam peraturan menteri pendidikan tentang delapan

standar pengelolaan pendidikan.

(39)

Dalam UUSPN, diungkapkan bahwa fungsi dan tujuan pendidikan nasional pada pasal 3 yaitu “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Pasal 3 UUSPN 20/2003).

(40)

Dari Visi Depdiknas di atas dapat kita maknai bahwa Depdiknas lebih menekankan pada pendidikan transformatif, yang menjadikan pendidikan sebagai motor penggerak perubahan dari “masyarakat berkembang” menuju “masyarakat maju”. Pembentukan masyarakat maju selalu diikuti oleh proses transformasi struktural, yang menandai suatu perubahan dari masyarakat yang potensi kemanusiannya kurang berkembang menuju masyarakat maju dan berkembang yang mengaktualisasikan potensi kemanusiannya secara optimal. Bahkan di era global sekarang, transformasi itu berjalan dengan sangat cepat yang kemudian mengantarkan pada masyarakat berbasis pengetahuan.

Perubahan mendasar tersebut berada pada perubahan pengelolaan pendidikan, dari pengelolaan sentralistik menjadi desentralistik. Pengelolaan pendidikan dengan berorientasi pada “kepuasan pelanggan” dengan mengedepankan mutu pendidikan. Salah satu alternatif yang harus dilakukan oleh setiap satuan pendidikan adalah mereset pengelolaan pendidikan dengan menerapkan manajemen strategik.

(41)

Tahapan Pembangunan Pendidikan Nasional

41

MISI 2010-2014 :

M1. Meningkatkan Ketersediaan Layanan Pendidikan M2. Meningkatkan Keterjangkauan Layanan Pendidikan M3. Meningkatkan Kualitas/Mutu dan Relevansi Layanan Pendidikan

M4. Meningkatkan Kesetaraan Memperoleh Layanan Pendidikan M5. Meningkatkan Kepastian/Keterjaminan Memperoleh Layanan Pendidikan

VISI 2014 :

“Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan Nasional untuk Membentuk Insan Indonesia Cerdas Komprehensif“

VISI 2025 INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF

PERIODE 2005-2009 2010-2014 2015-2019 2020-2024

TEMA Peningkatan

Kapasitas & Modernisasi

Penguatan

Pelayanan Daya Saing Regional InternasionalDaya Saing

(42)

Kebijakan Sentralistik

(43)

Kebijakan pendidikan pada masa Orde Baru mengarah pada penyeragaman. Tilaar (2002:3) menjelaskan pendidikan di masa ini diarahkan kepada uniformalitas atau penyeragaman di dalam berpikir dan bertindak. Pakaian seragam, wadah-wadah tunggal dari organisasi sosial masyarakat, semuanya diarahkan kepada terbentuknya masyarakat yang homogen. Pada masa ini tidak ada tempat bagi perbedaan pendapat, sehingga melahirkan disiplin semu dan melahirkan masyarakat peniru.

Pada masa ini pertumbuhan ekonomi yang dijadikan panglima dengan tidak berakar pada ekonomi rakyat dan sumber daya domestik serta ketergantungan pada utang luar negeri sehingga melahirkan sistem pendidikan yang tidak peka terhadap daya saing dan tidak produktif. Pendidikan tidak mempunyai akuntabilitas sosial oleh karena masyarakat tidak diikutsertakan di dalam manajemen sekolah.

(44)

Penerapan pendidikan tidak lagi diarahkan pada peningkatan kualitas, melainkan pada target kuantitas. Akuntabilitas pendidikan sangat rendah walaupun telah diterapkan prinsip ‘link and match” karena manajemen hanya dilakukan oleh sekelompok orang.

Pada masa transisi, kebijakan pendidikan merupakan masa refeksi terhadap arah pendidikan nasional. Tilaar (2000:5) menjelaskan bahwa pada masa krisis membawa masyarakat dan bangsa pada keterpurukan dari krisis moneter membuat menjadi krisis ekonomi dan berakhir pada krisis kepercayaan.

Krisis kepercayaan telah menjadi warna yang dominan di dalam kebudayaan kita dewasa saat itu. Oleh karena pendidikan merupakan proses pembudayaan, maka krisis kebudayaan yang dialami merupakan refeksi dari krisis pendidikan nasional. Pada masa ini direfeksi berbagai pemikiran dalam memajukan sistem pendidikan kita, sehingga berbagai perubahannya dirasakan sangat drastis, dan sebagian pelaku pendidikan “tercengang” dan masih galau dalam menjalankan kebijakan baru.

(45)

Kebijakan Desentralistik

Berdasarkan beberapa hasil penelitian di beberapa negara maju menunjukkan, bahwa kebijakan desentralisasi berpengaruh cukup signifkan terhadap kemajuan dan pembangunan pendidikan. Setidaknya, terdapat empat karakteristik positif dalam menerapkan kebijakan desentralisasi pendidikan, yaitu: (1) peningkatan mutu, (2) efsien keuangan, (3) efsien administrasi, dan (4) perluasan atau pemerataan.

Desentralisasi pendidikan yang antara lain

dimanifestasikan dalam pemberian otonomi pada sekolah, akan meningkatkan kapasitas dan memperbaiki manajemen sekolah. Dengan kewenangan penuh yang dimiliki sekolah, maka sekolah lebih leluasa mengelola dan mendayagunakan potensi sumber daya yang dimiliki, misalnya, keuangan, tenaga pengajar (guru), kurikulum, sarana prasarana, dan lain-lain.

(46)

Desentralisasi diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan dan memperbaiki mutu belajar-mengajar, karena proses pengambilan keputusan dapat dilakukan langsung di sekolah oleh guru, kepala sekolah, dan tenaga administratif (staf manajemen).

Desentralisasi dapat mendorong dan membangkitkan gairah serta semangat mereka untuk bekerja lebih giat dan lebih baik.

Pengalaman di New Zeland, misalnya, desentralisasi berdampak positif terhadap minat belajar siswa.

Sementara di Brazil, siswa kelas tiga dapat memperbaiki nilai atau angka hasil ulangan untuk mata pelajaran dasar (bidang studi pokok). Di Amerika Serikat, desentralisasi pendidikan mengharuskan pendapatan pajak di negara bagian (pendapatan asli daerah) sebesar 60%-nya digunakan untuk pendidikan, sedangkan 40%-nya digunakan kegiatan lainnya.

(47)

Penerapan desentralisasi dalam pengelolaan pendidikan

diharapkan dapat memotong mata rantai birokrasi yang

panjang dengan menghilangkan prosedur

bertingkat-tingkat. Desentralisasi akan memberdayakan aparat

tingkat daerah dan lokal, dan membangkitkan motivasi

aparat

penyelenggara

pendidikan

bekerja

lebih

produktif. Ini berdampak pada efsiensi administrasi.

Pengalaman di Cile

, misalnya, desentralisasi secara

signifkan berhasil menurunkan biaya administrasi, yang

ditandai dengan perampingan jumlah pegawai.

Secara teoritis, desentralisasi membuka peluang kepada

penyelenggara pendidikan di tingkat daerah dan lokal

untuk melakukan ekspansi sehingga akan terjadi proses

perluasan dan pemerataan pendidikan.

Desentralisasi

akan meningkatkan permintaan pelayanan pendidikan

yang lebih besar, terutama bagi kelompok masyarakat

di suatu daerah yang selama ini belum terlayani.

(48)

Pada awal tahun 2001 digulirkan program MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). Program ini diyakini akan memberdayakan masyarakat pendidikan (stakeholders) dalam memberikan perhatian dan kepeduliannya terhadap dunia pendidikan, khususnya sekolah.

Dalam menerapkan konsep MBS, mensyaratkan sekolah membentuk Komite Sekolah yang keanggotaannya bukan hanya orangtua siswa yang belajar di sekolah tersebut, namun mengikutsertakan pula guru, siswa, tokoh masyarakat, pakar, dan pemerintahan di sekitar sekolah, dan bahkan pengusaha.

Tujuan program MBS di antaranya menuntut sekolah agar dapat meningkatkan kualitas penyelenggaraan dan layanan pendidikan (quality assurance) yang disusun secara bersama-sama dengan Komite sekolah.

Masyarakat dituntut perannya bukan hanya membantu pembiayaan operasional pendidikan di sekolah tersebut, melainkan membantu pula mengawasi dan mengontrol kualitas pendidikan.

(49)

Kebijakan desentralisasi bidang pendidikan dalam

melaksanakan Otonomi Daerah berkonsekuensi

pada

perlunya

kebijakan

strategis

bidang

pendidikan

, yaitu: (1) Manajemen peningkatan mutu

(50)

Salah satu di antaranya, diharapkan dapat

menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan

Belanja Sekolah (RAPBS). Realisasi dari ini, komite

menghimpun dana masyarakat, termasuk dari

orangtua siswa untuk membantu operasional

sekolah untuk menggapai kualitas pendidikan.

(51)

Manajemen Strategik

Dalam menerapkan kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), sekolah harus menetapkan mutu sebagai tujuan penyelenggaraan pendidikan. Pencapaian mutu tersebut menjadi benchmarking bagi sekolah dalam menjalankan kinerjanya. Oleh karena itu, sejak uji coba pelaksanaan Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) pada 1000 SLTP/SLTA dilakukan pemerintah maka ditetapkan program Manajemen Peningatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS).

(52)

Pemerintah dan pemerintah daerah tidak ikut

melakukan pengujian atau mengevaluasi hasil

pendidikan (ulangan umum), karena kewenangan

tersebut berada pada guru, kecuali nilai prasyarat

untuk penentuan kelulusan pendidikan dasar dan

menengah berdasarkan Ujian Nasional yang soal

dan pelaksanaannya dilakukan oleh BSNP.

Pemerintah tidak ikut mengatur penggunaan buku

teks pelajaran, kecuali menyediakan Buku Sumber

Elektronik (BSE) yang kualitasnya telah dinilai oleh

BSNP dan dana untuk pembelian buku tersebut.

(53)

Otonomi yang demikian besar diberikan kepada sekolah ini seharusnya menjadi dasar untuk melakukan manajemen strategik. Kepala Sekolah sebagai leader memiliki kewenangan manajerial untuk memimpin warga sekolah untuk bersama-sama merancang manajemen strategik.

Peluang bisnis dalam bidang pendidikan adalah “layanan jasa pendidikan”, sehingga yang menjadi pelanggan pun adalah peserta didik sebagai pelanggan internal dan orangtua siswa sebagai pelanggan eksternal.

(54)

Upaya Peningkatan Mutu sebagai Dasar Manajemen Strategik

Program

peningkatan

mutu

pendidikan

yang

dicanangkan pemerintah sebagai salah satu rencana

strategik harus ditindaklanjuti di tingkat satuan

pendidikan. Peningkatan mutu, relevansi, dan daya

saing dimaksudkan untuk perwujudan eksistensi

manusia dan interaksinya sehingga dapat hidup

bersama dalam keragaman sosial dan budaya. Selain

itu, upaya ini dimaksudkan untuk meningkatkan taraf

hidup masyarakat serta daya saing bangsa.

(55)

Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan diukur dari pencapaian kecakapan akademik dan nonakademik lebih tinggi yang memungkinkan lulusan dapat proaktif terhadap perubahan masyarakat dalam berbagai bidang baik di tingkat lokal, nasional maupun global. Berdasarkan kesadaran ini maka orientasi mutu pendidikan sebagai benchmaking menjadi sasaran manajemen strategik di satuan pendidikan.

Dalam menerapkan manajemen strategik, Kepala sekolah memimpin satuan pendidikan untuk melakukan analisis terhadap potensi diri dan lingkungan. Analisis ini merupakan dasar untuk melaksanakan manajemen mutu yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP).

(56)

KESIMPULAN

Manajemen strategik merupakan salah satu implementasi dari Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Manajemen strategik pada satuan pendidikan merupakan pengelolaan pendidikan yang dipimpin oleh kepala sekolah sebagai manajer dan leader di satuan pendidikan. Manajemen strategik merupakan model pengelolaan pendidikan modern yang harus diterapkan oleh setiap satuan pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan

(57)

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam

melaksanakan

manajemen

strategik

adalah

menggunakan empat komponen manajemen

strategik, yaitu:

(1) Analisis potensi dan profl satuan pendidikan

(sekolah/madrasah) untuk mengidentifkasi kekuatan

dan kelemahan;

(2) Analisis lingkungan untuk mengidentifkasi peluang

dan ancaman dalam melaksanakan layanan jasa

pendidikan;

(3) Menetapkan visi dan misi berdasarkan analisis

potensi dan lingkungan sebagai acuan dalam

pengelolaan satuan pendidikan;

(4) Menetapkan strategi yang diperlukan untuk

meningkatkan kinerja sekolah dalam mencapai visi

(58)

Sasaran utama manajemen strategi masa sekarang adalah berupaya meningkatkan mutu   pendidikan melalui SPMI

Sistem Penjaminan Mutu Internal (SMPI) ini

dilaksanakan dan diawasi secara mandiri oleh

semua unit/komponen kerja yang ada di lembaga

pendidikan tersebut melalui Badan Penjamin Mutu

(Quality Assurance).

(59)

Bagaimana konsep dasar SPMI dalam upaya

meningkatkan mutu pendidikan ?

Konsep dasar SPMI adalah berpijak pada :

1) Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun

2003 yang mengamanatkan pengendalian

dan evaluasi mutu pendidikan harus

dilakukan baik terhadap program maupun

institusi pendidikan secara berkelanjutan.

2) Undang-undang No. 19 Tahun 2005, bahwa

(60)

Dengan dasar tersebut maka penetapan manajemen

mutu pada lembaga pendidikan merupakan suatu

keharusan untuk memenuhi atau melampaui Standar

Nasional Pendidikan dengan cara mempersiapkan :

a. Kebijakan mutu (policy), naskah/buku/dokumen

berisi defnisi, konsep tujuan, strategi, berbagai

standar mutu.

b. Pedoman mutu (manual), naskah/dokumen yang

berisi

mekanisme

perencanaan,

penerapan,

pengendalian, dan pengembangan atau peningkatan

standar mutu.

c. Standar mutu, naskah/dokumen berisi minimum 8

standar nasional pendidikan

(61)

Kesimpulan

:

(62)

Apa tujuan SPMI

1) Membantu perbaikan dan peningkatan secara terus-menerus dan ber kesinambungan melalui praktek yang terbaik dan selalu mengadakan inovasi.

2)  Menyediakan informasi pada masyarakat sesuai sasaran dan waktu secara konsisten, dan bila mungkin, membandingkan standar yang telah dicapai dengan standar standar lembaga yang lain (lembaga sejenis/pesaing).

3)  Menjamin dan meminimalkan prosedur/proses sesuai SNP sehingga target mutu pendidikan terMembantu perbaikan dan peningkatan secara terus-menerus dan ber kesinambungan melalui praktek yang terbaik dan selalu mengadakan inovasi. 2)  Menyediakan informasi pada masyarakat sesuai sasaran dan

waktu secara konsisten, dan bila mungkin, membandingkan standar yang telah dicapai dengan standar standar lembaga yang lain (lembaga sejenis/pesaing).

(63)

Kesimpulan :

Tujuan SPMI adalah memelihara dan meningkatkan mutu pendidikan secara berkelanjutan yang dijalankan oleh suatu lembaga pendidikan secara internal, untuk mewujudkan visi serta untuk memenuhi kebutuhan stakeholders melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

Dalam manajemen strategi analisa SWOT sangat diperlukan.

Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan manajemen strategis yang digunakan untuk mengevaluasi Kekuatan (Strength),

Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), dan Ancaman (Threat)  yang terjadi dalam dalam suatu organisasi. Untuk melakukan analisis, ditentukan tujuan/usaha/identifkasi objek yang akan dianalisis. 

(64)

Tujuan langkah-langkah analisis SWOT tersebut

sebagai pendekatan manajemen strategi

a.   Para perumus kebijakan strategi terlebih dahulu harus memahami faktor-faktor kekuatan yg dimiliki organisasi pendidikan

b. Mengenali kelemahan yang terdapat dalam organisasi pendidikan dibandingkan dengan kekuatan eksternal

c.  Prediksi kekuatan yg harus dimiliki organisasi agar mampu bersaing untuk dapat meraih peluang dengan cara menyusun manajemen strategi d. Perlu memprediksi ancaman eksternal. Jika ancaman tidak terlalu

menonjol, para manajer tidak perlu menunjukkan karakteristtik

defeatist” (mengalahkan) yg mendominasi cara berpikir

e. Manajer perlu mengembangkan keterampilan & meramalkan perubahan-perubahan pendidikan yg akan terjadi di lingkungan eksternal

f. Manajer perlu memanfaatkan peluang dengan cara memilih berbagai variabel yg bersifat kritikal & menyeleksi sumber-sumber penting dari informasi tentang lingkungan

(65)

Apa kegunaan manajemen strategi dalam pengembangan pendidikan ?

Kegunaan Manajeme Strategi dalam pengembangan pendidikan sebagai berikut :

a. Organisasi pendidikan mempunyai arah yang jelas untuk ditempuh sesuai dengan visi dan misi pendidikan

b. Tersedianya tenaga-tenaga profesional disertai semangat yg tinggi untuk memajukan pendidikan

c. Manajemen puncak dan manajemen pelaksana membuat komitmen yg kuat setiap rencana dan pelaksanaan strategi guna memcapai keunggulan kompetitif

d. Berusaha meningkatkan efektivitas dan produktivitas setiap tahapan strategi

(66)

Kenapa pengenalan lingkungan eksternal sangat diperlukan dalam manajemen strategi ?

Pengenalan lingkungan eksternal secara tepat sangat  penting karena :

1. Faktor-faktor yg berpengaruh itu tidak pernah konsisten melainkan berubah-ubah

2. Intensitas dampaknya terhadap kehidupan beraneka ragam

3. Banyak faktor-faktor eksternal berbentuk kejutan yg tidak dapat diperhitungkan sebelumnya betapapun cermatnya analisis SWOT dilakukan

4. Kondisi lingkungan eksternal itu berada di luar kemampuan organisasi yg harus dikendalikan

5. Lingkngan eksternal membuka peluang bila mampu bersaing, tetapi bila tidak mampu mengatasinya bisa menjadi ancaman serius

6. Abad ini merupakan abad global diberbagai bidang kehidupan, termasuk pengaruhnya terhadap organisasi pendidikan

(67)

Dalam manajemen strategi ada sasaran jangka

pendek dan sasaran strategi operasional. Coba Jelaskan kedua sasaran tersebut !

Sasaran jangka pendek, ialah menentukan

periodisasi melalui penetapan saaran-sasaran tahunan berbentuk rincian sasaran secara operasional dan proporsional sesuai dengan jangkauan waktu & program kegiatan lebih jelas, kongkrit, mendetail dan bersifat kuantitatif.

Strategi Operasional, ialah sasaran secara

(68)

Keterkaitan

Teori-

kebijakan-Praktik

Teori:

- Filsafat

- Pendidikan

- Manajmen

- Kurikulum

- Evaluasi

Kebijakan:

UU-20, PP-19,Otda

Permen: KTSP-MBS

Program

(69)

Standardisasi Pendidikan

Kompe-tensi

lulusan

- Isi pendidikan

- Proses pendkan

- Penilaian

- Pengelolaan

Pendidik & tenaga

kependidikan

Sarana &

prasarana

pendidikan

Biaya

(70)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP adalah model pengelolaan pengembangan

kurikulum

Pengelolaan (sentralistis

desentralistis):

- Kerangka dasar & struktur kurikulum disusun

oleh Pusat (BNSP)

- Silabus, SAP/Satpel/RPP disusun oleh sekolah

Peran Komite Sekolah - madrasah dalam

(71)

Manajemen Pengemb.Kurikulum

Sentralistik

Desentralistik

Wewenang & Tanggung

jawab pada Pusat

Kurikulum sama utk semua

daerah-sekolah

Perangkat kurikulum

lengkap & rinci

Pengendalian (Monitoring-

Evaluasi-Penyempurnaan oleh Pusat

Wewenang & Tanggung

jawab pada sekolah

Kurikulum bervariasiPerangkat kurikulum

sesuai

Kondisi&kemampuan

sekolah

Pengendalian oleh sekolahEvaluasi kurikulum

KTSP

(72)

Hakekat Perubahan

Perubahan terjadi secara kontinu dlm semua

komponen: cepat-lambat

Perubahan dlm kelembagaan pendidikan terjadi

akibat perkembangan ilmu-teknologi & masyarakat

Perubahan pd siswa krn perkembangan,

kematangan dan belajar.

Perubahan pd guru karena belajar-latihan,

pengalaman,

(73)

Guru

Guru bekerja dlm sistem sosial tertentu, dituntut bekerja

sesuai harapan-perkembangan masyarakat.

Pendidikan bersifat normatif, guru hrs jadi contoh-

teladan-panutan.

Guru bekerja dlm keterbatasan waktu, variasi kondisi

siswa, keragaman tugas dan peran pekerjaan.

Guru dituntut terus meningkatkan diri sejalan

(74)

Kesiapan

Guru

Penguasan konsep kurikulum, kompetensi,

materi, desain, pembelajaran, penilaian

Kesiapan berdedikasi: merancang,

melaksanakan, mengevaluasi, meningkatkan

Pembinaan :

-

Dari Dinas, Pengawas, Kepala sekolah

(75)

Sekolah sbg sistem sosial

Sekolah merupakan sistem interaksi sosial:

saling ketergantungan antar bagian,

populasi terumuskan dgn jelas,

ada keragaman karena latar belakang

lingkungannya,

(76)

Pengemb. Kurikulum Berbasis

Seko

lah

Bottom up: kurikulum disusun oleh guru

perlu kesiapan

pembinaan intensif –

peningkatan kegiatan KKG-MGMP

Partisipasi masyarakat: melibatkan Komite

Sekolah

masukan ttg sasaran-isi kurikulum

Diversifikasi sekolah: variasi kurikulum sesuai

(77)

Diversifkasi

Kurikulum

Penjabaran Kurikulum Nasional sesuai kondisi,

perkembangan, kebutuhan daerah-sekolah

Sekolah maju mengadakan pengayaan isi &

pembelajaran

Pengayaan sesuai karakteristik daerah

Sekolah belum maju melaksanakan kurikulum

(78)

Kurikulum

unggulan

Potensi daerah:

- Keagamaan

- Budaya

- Akademis

- Vokasional

Peserta didik:

- Usia

- Kecerdasan

- Bakat-minat

- Aselerasi

- Siswa berbakat

- Siswa lambat

- Minat khusus

Unggulan bidang:

- Agama

-

Seni-budaya

-

Ilmu-akademis

-

Vokasional-ketrampilan

- Mutu pendidikan

- Efektivitas pendidikan

- Efisiensi pendidikan

- Produktivitas penddkn

Satuan pendidikan:

- Jenjang

(79)

Kecakapan

hidup

Kecakapan memecahkan masalah yang dihadapi

dalam kehidupan.

Kecakapan pribadi – sosial.

Kecakapan akademik - vokasional.

Pendidikan keunggulan lokal:

(80)

KESUKSESAN

Kesuksesan berawal dari niat dan tekad

yang kuat serta kerja keras

Tumbuh dari semangat, keuletan, dan

kepercayaan diri.

Didukung oleh optimisme, dan terbebas

dari keraguan

Mampu mengendalikan diri, serta dapat

menempatkan rasa takut, marah dan

malu secara pro

porsional

.

(81)

1. Mampu membaca kebutuhan, jalan

pikiran dan karakteristik bawahan/

orang lain.

2. Tidak bertipe konfrontatif

3. Semangat selalu berada di depan

4. Kemampuan

diplomasi

dan

berkomunikasi dg baik

(82)

STRATEGI

1. Sejalan dengan adanya tantangan dan tuntutan

perubahan, perlu melakukan aktualisasi nilai

terhadap visi, misi, program dan strategi

(83)

Strategi adalah lebih dari sekedar

meningkatkan efsiensi. Strategi

melibatkan pilihan-pilihan yang sulit

(trade-of). Strategi berurusan dengan upaya

untuk menjadi berbeda (to be diferent),

dan sering berkaitan bukan dengan yang

harus dikerjakan, melainkan dengan yang

harus dilakukan (what not to do).

Strategi adalah seni mengemas sesuatu

Referensi

Dokumen terkait

[r]

INOVASI PRODUK ES CINCAU HIJAU DENGAN SAUS DARI TEPUNG BERAS DAN SIRUP MERAH TERHADAP DAYA TERIMA

Tanpa adanya swadaya masyarakat dan partisipasi aktif dari masyarakat terhadap pembangunan, usaha tersebut tidak akan.. terlaksana sebagaimana yang diharapkan

Setelah menjadi pernikahan, dia akan berusaha mengelolah rumah tangganya. Dia akan berusaha membentuk, membina, dan mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar

Indonesia sebagai salah satu negara tersebut kemudian melakukan deregulasi kebijakan (lihat Gambar 2). Belum mampunya negara-negara berkembang untuk bangkit dan keluar dari

Hasil digitasi luas bidang tanah pada citra terkoreksi disbandingkan dengan hasil pengukuran luas bidang tanah di lapangan sehingga dapat diketahui Root Mean

Segala Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat dan kasih karunianya, sehingga penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Leverage, Likuiditas,

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui variasi karakter pada bawang merah; dan (2) mengetahui besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung dari tinggi tanaman,