-
)ANALSIS MISKONSEPSI SISWA DAN GURU BIOLOGI
TENTANG MATERI KLASIFIKASI DUNIA HEW AN PADA
SMA SE-KECAMATAN MEDAN HELVETIA
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program.
Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
HENNY N.S. PANGGABEAN
NIM. 809745010
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ME DAN
-
)TENTANG MATERI KLASIFIKASI DUNIA HEW AN PADA
SMA SE-KECAMATAN MEDAN HELVETIA
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program.
Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
HENNY N.S. PANGGABEAN
NIM. 809745010
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ME DAN
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA DAN GURU BIOLOGI
TENTANG MA TERI KLASIFIKASI DUNIA HEW AN
P ADA SMA SE- KECAMATAN MEDAN BEL VETIA
Disusun
dan
diajukan oleh : BENNY N.S. PANGGABEANNIM.
809745010Telah Dipertabankan di Depan Panitia Ujian Tesis Pada Tangga122 September 2011 dan Dinyatakan Telah Memenuhi
Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Menyetujui Tim Pembimbing
p~
~ipah-.M.Sc
NIP.
19610626 198710 1 001Ketua
Program
Studip~
-Dr.
Hasruddin.
M.PdNIP
.19640424 198903 1 027Mengetahui:
NO
NAMA
1.
Prof.
Dr.
Herbert Sipahutar, M.Sc
NIP. 19610626 198710 1 001
(Pembimbing I)
2.
Dr.
Syahmi Edi, M.Si
NIP. 19640710 199003 1 002
(Pembimbing ll)
3.
Dr. rer.nat. Binari
Manurung, M.Si
NIP. 19640404198903
1
006
(Nara Sumber)
4.
Dr.
Hasruddin, M.Pd
NIP. 19640424198903 1 027
(Nara Sumber)
5.
Dr.
Fauziyah Harahap, M.Si .
NIP. 19660728 199103 2 002
(Nara Sumber)
ABSTRAK
RENNY N.S. P ANGGABEAN. Analisis Miskonsepsi Siswa dan Guru Biologi tentang Materi Klasifikasi Dunia Hewan pada SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia. T esis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2011.
Penetitian ini bertujuan wrtuk menganalisis ada tidaknya miskonsepsi siswa dan guru. serta menganalisis konsep-konsep tentang materi klasiflkasi dunia hewan yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi siswa dan guru biologi pada SMA
Se-Kecamatan Medan Helvetia. Yopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru dan siswa SMA kelas X Se- Kecamatan Medan Helvetia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu kajian yang menyelidiki responden siswa dan guru berdasarkan pemahaman konsep serta penelitian ini menggunakan instrument berupa test diagnostik dua dimensi. Hasil penelitian menunj.ukkan bahwa miskonsepsi terjadi pada siswa dan guru SMA
ABSTRACf
BENNY N.S. PANGGABEAN. Analysis of Student and Biology Teacher Misconceptions about the Animals World Classification Material in Senior High School District of Medan Helvetia Thesis. Post Graduate Program, State University ofMedan, 2011.
This study aims to analyze the presence or absence misconceptions of students
and teachers, as well as analyze the concepts of the animal world classification of
matter that causes misconceptions students and biology teacher on Senior High School District of Medan Helvetia The population in this study are all teachers and senior high scllool students in class X District of Medan Helvetia This study used descriptive research method that studies investigating the respondent
students and teachers based on the understanding of concepts and instruments of this study using of two
dimensional
diagnostic test. The results showed that misconceptions occur on senior high school students and teachers District of Medan Helvetia. The analysisshowed
that the misconceptions in students going on the whole concept of animal world classification material but which often hadmisconceptions are Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, and Chordata, and
iii .
KATA PENGANTAR
Puji dans~ penulis panjatkan: kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan anugrahNya yang memberikan kesebatan dan hikmat serta telah
dimampukan dalam menyelesaikan tesis ini.
Tesis berjudul "Analisis Miskonsepsi Siswa dan: Guru Biologi tentang
Materi Klasifikasi Donia Hewan pada SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia" disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Biologi, UNIMED. Pada kesempatan ini penulis ·menyam.paikan-terima-kasih kepada Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Sc dan Dr. Syahmi
Edi.
M.Si. sebagai dosen pembimbing tesis yangtelah banyak: memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak: awal penyusunan proposal, ,penefitian hingga sampai selesainya tesis ini. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada Dr. Hasruddin M.Pd, Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si dan Dr. Fauziyah
Hanihap,
M.Si sebagai narasumber yang telah m:emberikan masukan dan saran-saran demi perbaikan untuk menyempmnakan tesis ini. Kepada ~pak: Dr. Hasruddin M.Pd selak:u Ketua Prodi Biologi Pascasru.janaUNIMED,
lbu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si selak:u Serketaris Prodi Biologi Paseasarjana. UNIMED yang telah banyak: memberikan nasebat danbimbingan semasa perkuliahan dan kepada Bapak: Direk.tur, Asisten Direk.tur Pascasru.jana UNIMED dan seluruh bapak: dan ibu dosen beserta staf pegawai
Procti Biologi Pascasru.jana yang sudah mernbantu penulis.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Dr. rer. nat. Binari
pegawai pada SMA Se; Kecamatan Medan Helvetia yang telah membantu penulis
demi kelancaran penelitian tesis ini. Pengbargaan dan ucapan terima kasih yang
teristimewa juga disampaikan kepada orang tua tercinta Drs. Manry Panggabean
dan Judica br. Pasaribu yang telah banyak berdoa dan memberikan dukungan secara moril maupun materil untuk kelancaran tesis ini. Terima kasih juga kepada
saudara-saudamlru Martua Panggabean/ Karantina Tarihoran, Deddy Simatupang/
Dessy Panggabeau, dan Putty Panggabean yang selalu memberi semangat, doa:,
dan tidak bosan-bosannya mendukung saya.
Terima kasih juga disampaikan kepada Denni Purba, Sumamy Tridelpina Purba,
Rabitba.
Zulfaulina Nasution, Salwa Rezeqi, Erwin llham Sitorus yangselalu memberikan motivasi dan telah menjadi saudara terbaik selama penulisan
tesis ini, dan kepada seluruh mahasiswa pascasarjana Biologi B angkatan 2009
yang telah banyak memberikan bantuan dalam penulisan tesis ini.
Penulis berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tesis
ini, namun penulis menyadari rnasih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata babasa. Untuk itu penulis mengbarapkan kritik dan
saran
yang bersifatmembangun dari pembaca guna menyempumakan tesis ini. Semoga tesis ini
bermanfaat bagi para pembaca dan dapat memperkaya dunia pendidikan.
Medan, September 2011
Penulis
Renny N.S. Panggabean
.ABS-TRAK
ABSTRACT KATAPENGANTAR DAFI'ARISI DAFfAR GAMBAR DAFfAR TABEL DAFI'AR LAMPIRAN BAB.I PENDAHULUAN1.1.
LatarBelakang
Masalalr
1.2. ldentifikasi Masalah 1.3. Batasan
Masalah
l.4-. RumusanMasalah·
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
BAB.II KAJIAN PUSTAKA
2. I. Kerangka Teoritis
DAFI'ARISJ
2.1.1. Konsep, Konsepsi, Prakonsepsi, dan Miskonsepsi
2.1.2. Sumber dan Penyebab Terjadinya Miskonsepsi
2.1.3. Miskonsepsi pada Tingkat Pendidikan 2.1.4. Miskonsepi pada Bidang Studi 2.1.5. Miskonsepsi pada Biologi
2.1.6. Deskripsi Materi Klasifikasi Dunia Hewan 2.1.6.1. Pendahuluan terbadap Klasifikasi Dunia Hewan 2.1.6.2. Porifera
2.1.6.3. Coelenterata
2.1.6.4. Plathyelminthes 2.1.6.5. Nemathelminthes 2.1.6.6. Annelida
2.-1.6-.7. MolJ..u$a 2.1.6.8. Arthropoda 2.1.6.9. Echinodermata
2.1.6.10. Chordata
2.1.7. Identifikasi Miskonsepsi
2.1.8. Pencegaban Miskonsepsi
2~ 1.9~ Penelitian yang Relevan
2.2. Kerangka Konseptual
BAD.
m
METODE PENELITIAN3.1. Tempatdan WaktuPenelitian 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 3-.3-. Desain Penelitian
3.4. Prosedur Penelitian
3.5. Teknik Pengumpulan Da:ta 3.6. Teknik Analisa Data
&A&.IV~LDANPEMBAHASAN
87
89
4.1.
Hasil
Penelitian 904.1.1. Karakteristik Responden 90
4.1.1.1. Karakteristik. Responden Siswa %
4.1.1.2. Karakteristik. Guru Responden 91
4.1.1.2.1. Karakteristik Responden Guru Berdasarkan Jenis Kelamin 92 4. I .1.2~2. Karakteristik Responden Guru Berdasarkan Kualifikasi
Pmmruoom 92
4.1.1.2.3. Karakteristik Responden Guru Berdasarkan Asal Perguruan
Tinggi 93
4.1.1.2.4. Karakteristik Responden Guru Berdasarkan Pengalaman
Mengajar 94
4.1.1.2.5. Karakteristik Responden Guru Berdasarkan Jenis Sekolah 94 4.1.1.2.6. Karakteristik. RespondeD Guru Berdasarkan Akreditas Sekolah 95 4.1.1.2.7. Karakteristik RespondeD Gum Berdasarkan Sertifikasi 95
4.1.2. Miskonsepsi Siswa 96
4.1.2.1. Miskonsepsi Siswa terhadap Setiap Konsep Materi Klasifikasi
Donia Hewan Seluruh SMA Se-- Keeamatan Medan Helvetia 96-4.1.2.2. Miskonsepsi Siswa terbadap Materi Klasifikasi Dunia Hewan
antar SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia 98 4.1.2.3. Miskonsepsi Siswa antar Sekolah pada Setiap-
Konsep-terbadap Materi Klasifikasi Dunia Hewan 99 4.1.2.3.1. Miskonsepsi Siswa terbadap Konsep Porifera 99 4.1.2.3.2". Miskonsepsi Siswa terbadap Konsep Coelenterata 100 4.1.2.3.3. Miskonsepsi Siswa terhadap Konsep Platyhelminthes 100 4. 1.2.3.4. Miskonsepsi Siswa terhadap Konsep Nemathelminthes 101 4.1.2.3.5. Miskonsepsi Siswa terbadap Konsep Annelida 102 4.1.2.3.6. Miskonsepsi Siswa terbadap Konsep Mollusca 103
4.1.2.3.7. Miskonsepsi Siswa terbadap Konsep Arthropoda 104
4.1.2.3.8. Miskonsepsi Siswa terbadap Konsep Echinodermata 105 4.1.2.3.9. Miskonsepsi Siswa terbadap Konsep Chordata 106
4.L3 Miskonsepsi Guru 107
4.1.3.1. Miskonsepsi Guru terhadap Materi Klasifikasi Dunia Hewan
pada SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia 107
4-. l .3-.2. Misk:onsepsi Guru terbadap Setiap-Konsep-Materi Klasifikasi
Dunia Hewan 108
4.1.3.2.1. Miskonsepsi Guru terhadap Konsep Porifera 108 4.1.3.2.2. Miskonsepsi Guru terbadap Konsep Coelmterata 109 4.1.3.2.3. Miskonsepsi Guru terbadap Konsep Platyhelminthes 110 4.1.3.2.4. Miskonsepsi Guru terbadap Konsep Nemathelminthes 111 4.1.3.2.5. Miskonsepsi Guru terbadap Konsep Annelida 112 4.1.3.2.6. Miskonsepsi Guru terbadap Konsep Mollusca 113
4.1.3.2. 7. Miskonsepsi Guru terbadap Konsep Arthropoda 114
vii
4.1.3.3. Miskonsepsi antar Guru terbadap Materi K.lasifikasi Dunia
Hewan pada SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia 117 4.1.3.4. Miskonsepsi antar Guru terhadap Setiap Konsep Materi
K.lasiflkasi Di.mia Hewan pada SMA Se- Kecamatan Medan
Helvetia 117
4.1.3.5. Miskonsepsi Guru terhadap Materi K.lasifikasi Donia Hewan
Berdasarkan Karakteristik Responden 119
4.1.3.5.1. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Jenis Kelamin 119 4.1.3.5.1.1. Miskonsepsi Guru terhadap Materi Klasifikasi Dunia
Hewan Berdasarkan Jenis Kelamin 119
4.1.3.5.1.2. Miskonsepsi Guru terhadap Setiap Konsep Materi
K.lasifikasi Donia Hewaa Berdasarkan Jenis Kelamin 120 4.1.3.5.2. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan 121 4.1.3.5.2.1. Miskonsepsi Guru terbadap Materi K.lasifikasi Dunia
Hewan Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan 121 4.1.3.3.2.2. Miskonsepsi Guru terbadap Setiap Konsep Materi
K.lasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Kualiflkasi Pendidikan 122 4.1.3.5.3. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Asal Perguruan Tinggi 123 4.1.3.5.3.1. Miskonsepsi Guru terbadap Materi K.lasiflkasi Dunia
Hewan Berdasarkan Asal Perguruan Tinggi 123 4. I .3.5.32. Miskonsepsi Guru terhadap Setiap Konsep Materi
K.lasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Asal Perguruan Tinggi 124 4.13.5.4. Miskonsepsi Guru Berdasarlam Pengalaman Me~jar 125 4.1.3.5.4.1. Miskonsepsi Guru terbadap Materi Klasifikasi Dunia
Hewan Berdasarkan Pengalaman Me~ar 125
4.1.3.5.4.2. Miskonsepsi Guru terhadap Setiap Konsep Materi
K.lasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Pengalaman Mengajar 126 4.1.3.5.5. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Jenis Sekolah 127 4.1.3.5.5.1. Miskonsepsi Guru terbadap Materi Klasifikasi Dunia
Hewan Berdasarkan Jenis Sekolah 127
4.1.3.5.5.2. Miskonsepsi Guru terbadap Setiap Konsep Materi
K.lasifikasi Dunia Hewarr Berdasarkan Jenis Sekolah 128 4.1.3.5.6. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Akreditas Sekolah 129 4.1.3.5.6.1. Miskonsepsi Guru terbadap Materi K.lasifikasi Dunia
Hewan Berdasarkan Akreditas Sekolah
129
...
4.1.3.5.6.2. Miskonsepsi Guru terbadap Setiap Konsep MateriK.lasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Akreditas Sekolah 130 4.1.3.5.7. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Sertifikasi 131 4.1.3.5.7.1. Miskonsepsi Guru terhadap Materi K.lasifikasi Dunia
Hewan Berdasarlam Sertifikasi
131
4.1.3.5.7.2. Miskonsepsi Guru terbadap Setiap Konsep Materi
Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Sertifikasi 132
4.2. Pembabasan l33
4.2.1. Analisis Karakteristik Responden 133
4.2.2. Analisis Miskonsepsi Siswa 134
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN s-ARAN 5.1. Kesimpulan
5.2.1mplikasi
5.2~ Saran
DAFfAR PUSTAKA LAMPIRAN
141
141
142
143
xii
DAFfAR TABEL
Tabel2.l. Penyebab Miskonsepsi 15
Tabel 2.2. Miskonsepsi Biologi 24
Tabel2.3. Miskonsepsi yang Umum pada KJ.asifikasi Dunia Hewan 25
Tabel- 2.4. Sistem Pencemaandan Reproduksi
pada-
Porifera29-Tabel2.5. Sistem Organ dalam Tubuh Hydra 31
Tabel2.6. Sistem Organ dalam Tubuh Plathyhelminthes 35
Tabel2.7. Sistem- Organ-dalam- Tubuh-Nematoda- 40
Tabel2.8. Sistem Organ dalam Tubuh Annelida 44
Tabel2.9. Sistem Organ dalam Tubuh Vertebrata 56
Tabel2.10~
Sistem- Organ dalam-Tubuh Ikan- 57 Tabel 2.11. Sistem Organ pada Amphibia diwakili K.atak Hijau(Kana pipiens)
60-Tabel2.12. Sistem Organ dalam Tubuh Reptilia 63
Tabel2.13. Sistem Organ dalam Tubuh Aves 66
Tabel2.14. Sistem Organ pada
Mamalia
diwaki:li
oleh kelinci(Oryctolagus cuniculus) 70
Tabel2.l5-. Analisis K.onsep-Materi Klasifikasi Dunia Hewan
73-Tabel3.1. Penjabaran Populasi dan Sampel SMA Se- Kecamatan
Medan Helvetia 8"5
Tabel 3.2. Kemungkinanjawaban dan tingkat keyakinan terbadap jawaban yang
diberikan
serta bobot skor yangdiberikan
terhadap setiap kemungkinanjawaban kombinasi jawaban 88
Tabel 3.3-.
Analisis
soal-pemabamall
konsep padamateri Klasifikasi
Dunia Hewan 88
[image:13.612.83.540.65.646.2]Tabel4.3-.
K.araJ.cteristi
Responden Guru Berdasarkan Jenis Kelamin 92 Tabel4.4.Karakteristik.
Responden Guru Berdasarkan KualifikasiPendidikan 92
Tabel 4.5.
Karakteristik.
Responden Guru Berdasarkan Asal PerguruanTinggi 93
Tabel4.6.
Karakteristik.
Responden Guru Berdasarkan PengalamanMengajar 94
Tabel4.7.
Karakteristik
RespondeD
GuruBerdasatkan
Jenis- Sekolah 94Tabel4.8.
Karakteristik.
Responden GuruBeidasarkan
Ak.reditas
Sekolah 95Tabel4.9-.
Karakteristik.
Responden Guru Berdasatkan Sertifikasi 9-5Tabel4.l 0. Rata-rata Skor (±SD) antar Guru Pada Setiap Konsep
Materi Klasifikasi Dunia Hewan I 18
Tabel4.11.
Jumlah
dan Persen Guru yang Mengalami MiskonsepsiDAFrAR GAMBAR
Gambar 2.1. Skema Penilaian untuk Tes Dua Dimensi 79
Gambar 2.2. Kerangka Konseptual 84
Gambar 4.1. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa terbadap Setiap Konsep
Materi
Klasifikasi Donia Hewan padaSMA Se- Kecamatan Medan Helvetia 97
Gambar 4.2. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa terlJadap
Materi Klasifikasi Donia Hewan Antar Sekolah 98
Gambar 4.3. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa antar Sekolah
pada Konsep Porifera 99
Gambar 4.4. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa antar Sekolah
pada Konsep Coelenterata 100
Gambar 4.5. Rata•rata Skor (± SD)- Miskonsepsi Siswa antar Sekolah
pada Konsep Platyhelminthes 101
Gambar 4.6. Rata"'fata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa antar Sekolah
pada Konsep Nemathelminthes 102
Gambar4.7. Rata--rata Skor (± SD)-MiskonsepsiSiswa-antar Sekolah
pada Konsep Annelida 103
Gambar 4-.8. Rata·rata Skor (± SD) Misk:onsepsi Siswa antar Sekolah
pada Konsep Mollusca 104
6ambar 4.9-. Rata--rata Skor (± SD} Miskonsepsi Siswa antar Sekolah
pada Konsep Arthropoda 105
Gambar 4.1 0. Rata"'fata Skor (± SD} Miskonsepsi Siswa antar Sekolah
pada Konsep Echinodermata 106
6ambar 4.11. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa antar Sekolah
pada Konsep Chordata 106
Gambar 4.12. Rata-rata Skor (± SD} Miskonsepsi Guru terbadap-Materi Klasifikasi Donia Hewan pada SMA Se- Kecamatan
Medan Helvetia 108
Gambar 4~ lJ. RatMata Skor (± SD)- Miskonsepsi 6uru pada: Konsep
Porifera 109
Gambar 4.14. Rata"'fata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep
Coelenterata 110
Gambar 4.15; Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep
Platyhelminthes 111
Gambar 4.16. Rata-rata Skor (±SO) Miskonsepsi Guru pada Konsep
Nemathelminthes 112
Gambar 4.17. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep
Annelida 113
Gambar 4~ 18. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep
Mollusca 114
Gambar4.19. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep
Arthropoda 115
Gambar 4.20. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep
Echinodermata 116
Gambar 4.21. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep
Chordata 116
Gambar 4.22. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi antar Guru terbadap
Materi Klasifikasi Dunia Hewan pada SMA Se- Kecamatan
Medan Helvetia 117
Gambar 4.23. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru terhadap Materi
Klasifikasi Dun.ia Hewan Berdasarkan Jenis Kelamin 119
Gambar 4.24. Rata-rata Skor ± SD Miskonsepsi Guru terhadap Setiap Konsep Materi Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan
Jenis Kelamin 120
Gambar 4.25. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru terhadap Materi
Klasifikasi Dun.ia Hewan Berdasarkan Pendidikan Terakhir 121
Gambar 4.26. Rata-rata Skor ± SD Miskonsepsi Guru terbadap Setiap Konsep Materi Klasifikasi Dun.ia Hewan Berdasarkan Pendidikan Terakhir 122
Gambar 4.27. Rata-rataSkor (± SD)-Miskonsepsi 6uruterbadap Materi
Klasifikasi Donia Hewan Berdasarkan Asal Perguruan
Gambar 4.2&. Rata--rata Skor ± SD-Miskonsepsi Guru terhadap Setiap Konsep Materi Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan
Asal Perguruan Tinggi 124
Gambar 4.29. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru terhadap Materi Klasiftkasi Dunia Hewan Berdasarkan Pengalaman
Mengajar 125
Gambar 4.30. Rata-rata Skor ± SD Miskonsepsi Guru terhadap Setiap Konsep Materi Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan
Pengalaman Mengajar 126
Gambar 4.31. Rata--rata Skor (± SD} Miskonsepsi Guru terbadap Materi: Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Jenis Sekolah 127
6ambar 4.32. Rata-rata Skor ± SD Miskonsepsi Guru terhadap Setiap Konsep Materi Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan
Jenis Sekolah 128
Gambar 4.33. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru terbadap Materi Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Akreditas Sekolah 129
Gambar 4.34. Rata--rata Skor ± SD·Miskonsepsi Guru terhadap Setiap Konsep Materi Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan
Akreditas Sekolah 130
Gambar 4.35. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru terbadap Materi Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Sertifikasi 131 Gambar 4.36. Rata-rata Skor ± SD Miskonsepsi Guru terhadap Setiap
Konsep Materi Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan
Sertifikasi 131
[image:17.612.84.531.74.643.2]DAFfAR LAMPIRAN
Lampiran l. ldentitas Responden
Lampiran 2. Tes Diagnostik
Lampiran 3. Data-data Skor Hasil Tes Diagnostik Siswa SMA Se-Kecamatan Medan Helvetia
Lampiran 4. Data-data Skor Hasil Tes Diagnostik Guru SMA Se-Kecamatan Medan Helvetia
147
148
154
BABI
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalab
Salah satu tujuan pembelajaran llmu Pengetahuan Alam (IP A) yang
mendasar adalah membantu siswa memabami konsep-konsep yang berkaitan
deogan gejala-gejala alam di sekitamya. Dari pemahaman tersebut diharapkan
siswa mampu mendeskripsikan dan menghubungkan antar konsep untuk
menjelaskan peristiwa-peristiwa alam yang tetjadi dalam kehidupan sehari-hari
(Winahyu. 2006). Nauiun dalam pembelajaran biologi ditemukan siswa banya
mengbaful konsep tanpa memahami maksud dan isinya secara mendalam, padahal pemahaman konsep biologi saogat diperlukan dalam pengintegrasian alam dan
teknologi dalant.kebidupan sehari-hari (Kicbin, 2010).
Literatur telah menunjukkan, bahwa terjadi pemahaman konsep biologi
.
yang berbeda dengan konsep yang diterima secara ilmiah (fekkaya, 2002; Ekici,
2007). Pemabaman konsep yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah disebut
dengan miskonsepsi (furkmen, 2007; Kose, 2008). Daiam kurun waktu lima belas
tahun terakbir, miskonsepsi dalam Dmu Peogetahuan Alam (IPA) telah menjadi
perhatian serius dalam dunia pendidikan. Menurut Novak yang dikutip oleh
Hewindati (20Qi!), miskonsepsi dalam lP A dan Matematika ditemukan bahwa
miskonsepsi terhadap konsep IP A banyak tetjadi pada siswa di berbagai negara
mulai dari siswa tingkat Sekolah Dasar (SO) sampai deogan mahasiswa di
Perguruan Tioggi (PT).
Miskonsepsi dapat tetjadi di dalam dan di luar sekolah. Guru dan buku
penelitian Suryanto (1997) dan Kardi seperti dikutip Wmahyu (2006), yang menunjukkan banyak guru yang mengalami miskonsepsi dan penelitian Ivowi dan
Uludotun yang menemukan bahwa buku pelajaran, pengalaman sehari-hari siswa,
serta pengetahuan yang dimiliki guru merupakan penyebab miskonsepsi. Namun demikian, lingkungan juga dapat menjadi penyebab miskonsepsi yang terjadi di
luar sekolah.
Menurut banyak penelitian, miskonsepsi terdapat dalam semua bidang sains, seperti fisika (Chen, 2002), kimia (Simamora, 2007), biologi (Marek ,1994
dalam
Robmadi,
2009), dan astronomi (Marshall, 2003). Beberapa penelitian mengenai miskonsepsi dalam bidang biologi telah dilakukan: Cell (Boo, 2007;Kara, 2007), fotosintesis (Ekici, 2007; Kose, 2008), genetika (Lewis, Leach. dan Wood-Robinson, 2000; Pashley, 1994 dalam Tekkaya, 2002), ekologi (Griffiths
dan Grant, 1985; Munson, 1994 dalam Tekkaya, 2002), respirasi pada tanaman
(Boo, 2007; Kose, 2008), klasifikasi (Trowbridge dan Mintzes, 1988), sistem
sirkulasi (Yip, 1998), vertebrata dan invertebrata (Braund, 1988 dalam Tekkaya,
2002), energi (Boyes dan Stanisstreet, 1991 dalam Tekkaya, 2002), evo1usi
(Gregory, 2009) dan difusi dan osmosis (Tarakci, Hatipogul, dan Ozden, 1999). Miskonsepsi dapat menjadi penghalang dalam memahami materi-materi
biologi. Banyak konsep-konsep dalam biologi sating berbubungan dan merupakan
kunci untuk memahami konsep lain, sebingga miskonsepsi pada satu konsep
mengakibatkan miskonsepsi pada yang lain (Tekkaya, 2002). Sebagai contoh.
tanpa pemahaman mengenai sistem peredaran darah, maka konsep mengenai sistem respirasi, sistem ekskresi dan sistem kekebalan tubuh akan sulit dipahami.
3
dan sulit dipahami oleh guru dan siswa. K.indfield (1991) menyatakan bahwa
siswa sering mengalami miskonsepsi dalam pem.belajaran yang berhubungan
dengan struktur dan fungsi kromosom. Dikmenli (2010) menyatakan bahwa siswa
mengalami kesulitan dalam pem.ahaman konsep pembelahan sel terutama
berhubungan dengan meiosis daripada mitosis karena konsep bersifat abstrak:
sehingga siswa bingung tahapan proses pem.belahan sel dan peristiwa yang tetjadi
pada tahap ini.
Hasil observasi peneliti dengan beberapa siswa dan guru biologi SMA
Se- Kecamatan Medan Helvetia mengindikasikan kemungkinan terjadinya
miskonsepsi pelajaran biologi pada siswa. Guru-guru tersebut mengungkapkan
bahwa materi pembelBJaran klasifikasi dunia hewan merupakan materi yang sulit
dipahami karena banyaknya pengelompokan hewan dan nama latin. Para siswa
mengungkapkan bahwa guru dalam pembelajarannya hanya menggunakan metode
ceramah, tanya jawab, dan memberikan tugas latihan dalam proses pem.belajaran
biologi. Para siswa juga mengungkapkan bahwa materi klasifikasi dunia hewan
merupakan materi yang sulit karena banyak hafalan nama latin hewan,
pengelompokkan hewan, dan mereka banyak yang tidak mengenal hewannya.
Miskonsepsi dapat menjadi bahaya laten karena menggangu proses belajar
akibat adanya logika yang salah saat mempelajari konsep bam yang benar.
Disebut baba.ya Iaten karena keberadaanya secara umum tidak terdeteksi saat tidak
mendapat tantangan konsep lain (Simanek, 2007). Jika miskonsepsi tidak dapat
dihilangkan, miskonsepsi akan berdampak negatif pada kegiatan belajar
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa materi mengenai ldasifikasi
hewan merupakan materi yang sulit dipahami sehingga memberikan peluang
tetjadinya miskonsepsi. Berdasarkan basil penelitian mengenai klasifikasi hewan
menunjukkan bahwa para siswa dari segala usia termasuk mahasiswa sering
mengklasifikasi hewan salah (Trowbridge dan Mintzes, 1988 dalam Prokop,
2001). Kura-kura dan reptil dikelompokkan sebagai amfibi (Yen, 2004) atau
invertebrata (Bmund, 1998 dalam Bucher, 2010). Bucher (2010) menemukan
bahwa dari semua guru yang mengajar topik klasifikasi hewan mengalami
kesulitan dalam menerangkan topik tersebut. Hal ini dapat menjadi bahan
miskonsepsi yang diberikan kepada siswa
Yen (2004), mengidentifikasi miskonsepsi mengenai amfibi dan reptil
melalui tes pilihan berganda dan wawancara dalam menentukan pemaha.ma!I
konsep sehingga diketahui adanya miskonsepsi. Yen (2007), mendiagnosa
miskonsepsi mengenai klasifikasi hewan dimana pandangan siswa sangat terbatas
terhadap hewan dikarenakan siswa memiliki konsep-konsep yang telah ada
sebelumnya yang menimbulkan konseptual khusus sehingga siswa
mengklasifikasi hewan cendenmg berdasarkan motfologi dan habitat.
Hiller seperti dikutip Woolfolk dan McCune-Nicolich dalam Hewindati
(2004), menyatakan bahwa terdapat hubungan yang erat antam kualitas penjelasan
dan pengetahuan guru dengan pencapaian belajar siswa Kurangnya pengetahuan
guru akan menyebabkan tidak jelasnya penyajian pelajaran yang dapat
menimbulkan miskonsepsi. Sementara itu Winkel dalam Hewindati (2004),
mengemukakan bahwa penguasaan guru tentang bidang studi merupakan hal yang
5
materi pelajaran, guru tidak akan ragu-ragu tmtuk menggunakan berbagai variasi metode mengajar.
Menurut Hayman yang dikutip oleh Hewindati (2004), jika dalam proses
belajar mengajar diciptakan iklim yang positif maka guru akan dapat mengajar
dengan lebih baik dan siswa akan belajar lebih banyak. Bruner seperti dikutip
Hewidanti (2004), berpendapat bahwa siswa akan siap belajar apabila guru siap
tmtuk m~ar. dan keefektifan guru dalam mengajar merupakan faktor penting
tmtuk pembentukkan konsep pada siswa.
Siswa dapat berjuang dengan generalisasi, yang menghasilkan makna yang
salah konsep (Trowbridge & Mintzes, 1988). Memperbaiki konsep yang dimiliki
siswa adalah penting karena semakin lama konsepsi altematif ini dimiliki,
semakin kuat mereka menjadi, dan .sernakin keras mereka tmtuk membalikkan
(Trowbridge & Mintzes, 1988). Menurut Posnet dalam Simamora (2007), guru
hendaknya menerapkan strategi pengubahan konseptual dalam pembelajaran agar
dapat mengatasi miskonsepsi siswa.
Dari latar belakang yang telah dikemukakan, dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa miskonsepsi dapat menimbulkan kesalahan dalam proses
pembelajaran, karena siswa akan tetap mempertabankan konsep yang salah dan
guru akan menga.lami kesulitan menyelenggarakan proses pembelajaran tmtuk
1.2. ldentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentiftkasikan
pennasalahan antara lain:
1. Terdapatnya miskonsepsi dalam pemahaman konsep klasifikasi dunia hewan.
2. Miskonsepsi terlihat pada pemahaman defenisi, hubungan konsep dan aplikasi
konsep.
3. Miskonsepsi
memberikan
dampak berbabayakarena memberikan
pemahaman ·yang sa1ah bahkan terjadi kesalaban antara konsep yang sa1ah dan benar.
4. Miskonsepsi dapat bersumber dari pengalaman pribadi, bahasa, representasi
visual, dan metode mengajar, ketertinggalan infonnasi terbaru menyebabkan
konsep-konsep lama seharusnya diperbaharui.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identiflkasi permasalahan di
8tas,
maka pembatasan masalah dalam penelitian ini difokuskan hanya pada:l. Siswa yang belajar materi klasifikasi dunia hewan di SMA Se- Kecamatan
Medan Helvetia.
2. Guru Biologi yang mengajarkan materi klasifikasi dunia hewan di SMA
Se-Kecamatan Medan Helvetia.
3. Identifikasi konsep materi mana yang paling sering mengalami miskonsepsi
pada guru biologi dan siswa pada konsep klasifikasi dunia hewan di SMA
7
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah maka dikemukakanrumusan
masalah sebagai berikut:I. Adakah terjadi miskonsepsi
terbadap
siswa dan guru tentang materi klasiflkasi dunia hewan pada SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia?2. Konsep manakah dalam materi klasifikasi dunia hewan yang sering terjadi miskonsepsi pada siswa SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia?
3. Konsep manakah dalam materi klasifikasi dunia hewan yang sering terjadi miskonsepsi pada guru SMA Se-Kecamatan Medan Helvetia?
1.5. Tujuan Penelitian
. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
I. Mengetahui ada tidaknya teljadi miskonsepsi terhadap guru dan siswa tentang
maieri klasifikasi dunia hewan pada SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia. 2. Mengetahui konsep dari materi klasifikasi hewan yang sering menyebabkan
terjadinya miskonsepsi pada siswa di SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia. 3. Mengetahui konsep dari materi
klasifikasi
hewan yang sering menyebabkan1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan ini akan memberikan manfaat yang
berarti.
1. Secara teoritis basil penelitian ini diharapkao dapat digunakan sebagai bahan
informasi dan referensi kepada guru, tenaga pengajar, dan peneliti selanjutnya,
yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang gambaran mengenai miskonsepsi
guru biologi SMA Se-Kecamatan Medan Helvetia
[image:26.612.85.525.77.651.2]2. Secara praktis baSil penelitian ini diharapkao dapat memberikan input dan gambaran untuk meningkatkao kualitas pembelajaran dalam melengkapi siswa
dan guru dengan pengetahuan konseptual yang diperlukan dalam pemecahan
masalah ilmiah. Selain itu, basil penelitian ini juga diharapkao dapat ditindak
lanjuti dalam pengubahan miskonsepsi guru biologi SMA Se· Kecamatan
BABV
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
HasiJ penelitian miskonsepsi guru dan siswa tentang materi klasifikasi
dunia hewan adalah sebagai berikut:
1. Siswa dan guru biologi SMA Se-Kecamatan Medan Helvetia teridentifikasi mengalami miskonsepsi pada materi klasifikasi dunia hewan.
2. Analisis miskonsepsi pada siswa terhadap materi klasifikasi dunia hewan teridentifikasi mengalami miskonsepsi pada seluruh konsep materi dan
konsep pada materi klasifikasi dunia hewan
yang
paling sering mengalamimiskonsepsi yaitu Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes,
Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodennata, dan Chordata.
3. Analisis miskonsepsi pada guru terhadap materi klasifikasi dunia hewan
teridentifikasi mengalami miskonsepsi pada konsep Echinodennata.
5.2. lmplikasi
Berdasarkan
basiltemuan
analisis data menunjukkan bahwa:1. Siswa dan Guru biologi SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia perlu
dunia hewan.
meningkatkan pengetahuan konseptuai meliputi konsep materi klasifikasi
2. Guru biologi SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia perlu meningkatkan
kemampuan penggunaan teknologi untuk memberikan motivasi serta
penggunaan metode pembelajaran yang diterapkan.
5.3. Saran
Berdasarkan basil penelitian saran yang perlu disampaikan adalah:
I. Para siswa diharapkan lebih giat dalam belajar, serta
harus
mengerti,memahami, serta menguasru isi setiap konsep materi pembelajaran.
2. MeningkatJcan pengetahuan konseptual guru meliputi konsep biologi melalui
peJatiban-pelatihan agar guru dapat membantu siswa dalam memahami
konsep sehingga dapat ntenghidari teljadinya miskonsepsi.
Guru
dalam143
DAFfAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Starter Experiment Approach I Pendekatan Starter Eksperimen (PSE). Dalam htto://www.napantulisku.com/20 I 0/0 l/starter-exoeriment-approach-oendekatan.html diakses tanggal 06 September 2010.
Arikunto, S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Boo, H. K. 2005. Primacy Science Assesment Item Setters' Misconceptions Concerning Biological Science Concepts. Asian-Pasific Forum on Science Learning and Teaching, 8: 1-13.
Bell, B., 1981, Students' Ideas About Plant Nutrition: What are They?. Journal of Biological Education, 19:213-218.
Brody, M. 1993. Student Misconceptions of Ecology: Identification, Analysis and Instructional Design. The Proceedings of the Third International Seminar on Misconceptions and Educational Strategies in Science and Mathelll!ltics. Trust: Ithaca, New York.
Bucher, A. M., Burgoon, J., dan Duran, E. 2010. Exploring Elementary and Middle School In-service Teachers' Knowledge of Animal Classification: A Comparison of Student and Teacher Misconceptions. National Social Science Assosiation, (Onlii)e ), (httD:/Jwww.nssa.us!ioumals/20
10-35-1/2010-35-l-04.htm, diakses tanggal28januari 20ll).
Chalik, M., dan Ayas, A. 2005. A Cross-Age Study on The Understanding of Chemical Solutions and Their Components. International Education Journal, 6: 30-41.
Chen, C. C., Lin, H. S., dan Lin, M. L. 2002. Developing a Two-Tier Diagnostic Instrument to Assess High School Students' Understandipg - The Formation of Images by
a
Plane Mirror. Proceeding National Science Council, 12: 106-121.(::obanoglu, E., dan ~ B. 2009. Underlining the Problems in Biology Textbook for lOth Gradesvin High School Education Using the Suggestions of Practicing Teachers. Journal ofTurldsh Science Education,
6:75-91.
Ekici, F., dan Ekici, E. 2007. Utility of Concept Cartoons in Diagnosing and Overcoming Misconceptions Related to Photosynthesis. International Journal ofEvironmental and &ience Education, 2: 111-124.
Fandy. 2009. Teori dan Konsep Belajar Dunia Pendidikan. Dalam htto://fandi4tarakan.
wordpress.com/2009/12/28/teori..<fan..konseo-belajar-dunia-oendidikan/ diakses tanggal 04 Februari 2011.
Gregory, T., dan Ellis, C. 2009. Conceptions of Evolution among Science
Graduate Students. BioScience, 59: 792-799.
Henno, 1., dan Reiska, P. 2008. Using Concept Mapping as Assesment Tool in School Biology. Dalam A J. Caftas, P. Reiska, M. Ahlberg &. J. D. Novak, (Eds.) Concept Mapping: Connecting Educators. Proceeding of the Third International Conference on Concept Mapping. Tallinn, Estonia & Helsinki, Finland.
Hewindati, Y. dan Suryanto, A. 2004. Pemahaman Siswa Sekolah Dasar terhadap Konsep IP A Berbasis Biologi: Suatu Diagnosis adanya Miskonsepsi.
Jurnal Pendidik:an, 5: 61-72.
Huang, D. S. 2004. Student's Conceptions of Animal Classification and Vertebrates: A Cros"s-age Study. Chinese Journal of &ience Education,
12: 289-310.
Kara, Y., dan Yesilyurt. 2008. Comparing the Impact Tutorial and Edutainment Siftware program on students' achievement, misconception, and attitudes toward bioloy.Journal Science Education and Technology, 17:32-41.
Kichin., I. M. 2010. Solving Cordelia's Dilemma: Threshold Concepts within a
Punctuated Model of Learning. Journal of Biological Education, 44:
52-57.
Kindfield, A. C. H. 1991: Confusing Chromosome Number and Structure: A Common Student Error. Journal of Biological Education, 25: 193-200.
Klymkowslcy, M., Taylor, R., Spindler, S., & Doxas, R. 2006. Two-Dimensional, Implicit Confidence Tests as a Tool for Recognizing Student Misconceptions. Journal of College &ience Teaching.
145
Kwen, H. B. 2005. Teacher Misconceptions of Biological Science Concepts as Revealed in Science Examination Paper. Journal of Biological Education, 25: 193-200.
Lathae, S., Jantrarotai, P., dan Pongsophon, P. 2010. High School Students' Conceptions of Biodiversity. 35th Congress on Science and Technology of Thailand.
Liliawati, W., dan
Ramalis,
T. 2008. Identifikasi Miskoosepsi Materi IPBA diSMA dengan Menggunakan CRI (Certainly of Respons Index) dalam Upaya Perbaikan dan Pengembangan Materi IPBA pada KTSP. Laporan Penelitian. Universitas Pendidikan Indonesia
Marshall. H. A. 2003. Countering Astronoruny Misconceptions in High School Student University of Texas: Dallas.
Prokop, P., dan Fancovicova, J. 2006. Students' Ideas about The Human Body: Do They Reily Draw What They Know. Journal of Baltic Science
Education, 2: 86-95.
Prokop, P., dan Kubiatko, M. 2007. Pupils' Misconception about Mamals.
Journal of Baltic Science Education, 6: 5-14.
Pabucu, A., dan Geban, 0. 2006. Remediating Misconception Concerning Chemical Bonding Through Conceptual Change Text. Hacettepe
Oniversitesi Egitim FakiJ/tesi Dergisi, 30: 184-192.
Rohmadi, N. 2009. Miskonsepsi Kimia SMAIMA.
<http:/lwww.scribd.com/doc/18678424/Prooosal-Tesis-Miskonsepsi-Kimia-SMAMA. diakses tanggal27 Januari 2011).
Simamora. M., dan Rehdana, I. W. 2007. ldentifikasi Miskonsepsi Guru Kimia pada Pembelajaran Konsep Struktur Atom. Jurnal Pene/itian dan
Pengembangan Pendidikan, I: 148-160.
Simanek D. E. 2008. Didaktikogenic Physics Misconceptions. Dalam http://www.lhun.edu/-dsimanek/scenario/miscon.htm diakses tanggal 04
Februari 2011.
Supamo, P. 2005. M"zskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisiko.
Sweetland, R. D. 2005. Animals Misconceptions. Dalam httn://www.schoolofbob.com/sciencelmisconceotions/animals.htrnl. diakses tanggal26 Januari 2011.
Tanner,
K.,
dan Allen, D. 2005. Approaches to Biology Teaching and Learning: Understanding the Wrong Answers-Teaching toward Conceptual Change.Cell Biology Education, 4: 112-117.
Tarak~i. M., Hatipoglu, S., Tekkaya. C., dan Ozden, M. 1999. A Cross-Age Study of High School Students' Understanding of Diffusion and Osmosis.
Hacettepe Oniversitesi Egitim Falctiltesi Dergisi, 15: 84-93.
Tekkaya, C. 2002. Misconceptions as Barrier to Understanding Biology.
Hacettepe Oniversitesi Egitim Fakilltesi Dergisi, 23: 259-266.
Trowbridge, J. E. dan Mintzes, J. J. 1988. Alternative Conceptions in Animal Classification: A Cross-Age Study. Journal of Research in Science Teaching, 25: 547-571.
TUrkmen, H., dan Usta, E. 2007. The Role of Learning Cycle Approach Overcoming Misconception in Science. Kastamonu Education Journal,
15:491-500.
Winahyu, S., dan
Kartini,
H. 2006. Konsepsi Siswa dan Guru tentang Konsep-Konsep IPA di SD se Kota Malang. Forum Penelitian 1: 12-27.Yarden, H., Marbach, G., dan Gershoni, M. 2004. Using the Concept Map Techique in Teaching Introductory Cell Biology to College Freshmen.
Journal of Biosience Education, 30: 3-12.
Yen, C. F., Yao, T. W., dan Chiu, Y. C. 2004. Alternative Conceptions in Animal Classification Focusing on Amphibians and Reptiles : A Cross-Age Study.
International Journal of Science and Matlrematics Education, 2: 159-174. Yen, C. F., Yao, T. W., dan
Mintzes.
J. J. 2007. Taiwanese Students' AlternativeConceptions of Animal Biodiversity. International Journal of Science Education,29:535-553.