• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MISKOSEPSI SISWA DAN GURU BIOLOGI TENTANG MATERI KLASIFIKASI DUNIA HEWAN PADA SMA SE-KECAMATAN MEDAN HELVETIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS MISKOSEPSI SISWA DAN GURU BIOLOGI TENTANG MATERI KLASIFIKASI DUNIA HEWAN PADA SMA SE-KECAMATAN MEDAN HELVETIA."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

-

)

ANALSIS MISKONSEPSI SISWA DAN GURU BIOLOGI

TENTANG MATERI KLASIFIKASI DUNIA HEW AN PADA

SMA SE-KECAMATAN MEDAN HELVETIA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program.

Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

HENNY N.S. PANGGABEAN

NIM. 809745010

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

ME DAN

(2)

-

)

TENTANG MATERI KLASIFIKASI DUNIA HEW AN PADA

SMA SE-KECAMATAN MEDAN HELVETIA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program.

Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

HENNY N.S. PANGGABEAN

NIM. 809745010

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

ME DAN

(3)

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA DAN GURU BIOLOGI

TENTANG MA TERI KLASIFIKASI DUNIA HEW AN

P ADA SMA SE- KECAMATAN MEDAN BEL VETIA

Disusun

dan

diajukan oleh : BENNY N.S. PANGGABEAN

NIM.

809745010

Telah Dipertabankan di Depan Panitia Ujian Tesis Pada Tangga122 September 2011 dan Dinyatakan Telah Memenuhi

Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Menyetujui Tim Pembimbing

p~

~ipah-.M.Sc

NIP.

19610626 198710 1 001

Ketua

Program

Studi

p~

-Dr.

Hasruddin.

M.Pd

NIP

.19640424 198903 1 027

Mengetahui:

(4)

NO

NAMA

1.

Prof.

Dr.

Herbert Sipahutar, M.Sc

NIP. 19610626 198710 1 001

(Pembimbing I)

2.

Dr.

Syahmi Edi, M.Si

NIP. 19640710 199003 1 002

(Pembimbing ll)

3.

Dr. rer.nat. Binari

Manurung, M.Si

NIP. 19640404198903

1

006

(Nara Sumber)

4.

Dr.

Hasruddin, M.Pd

NIP. 19640424198903 1 027

(Nara Sumber)

5.

Dr.

Fauziyah Harahap, M.Si .

NIP. 19660728 199103 2 002

(Nara Sumber)

(5)

ABSTRAK

RENNY N.S. P ANGGABEAN. Analisis Miskonsepsi Siswa dan Guru Biologi tentang Materi Klasifikasi Dunia Hewan pada SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia. T esis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2011.

Penetitian ini bertujuan wrtuk menganalisis ada tidaknya miskonsepsi siswa dan guru. serta menganalisis konsep-konsep tentang materi klasiflkasi dunia hewan yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi siswa dan guru biologi pada SMA

Se-Kecamatan Medan Helvetia. Yopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru dan siswa SMA kelas X Se- Kecamatan Medan Helvetia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu kajian yang menyelidiki responden siswa dan guru berdasarkan pemahaman konsep serta penelitian ini menggunakan instrument berupa test diagnostik dua dimensi. Hasil penelitian menunj.ukkan bahwa miskonsepsi terjadi pada siswa dan guru SMA

(6)

ABSTRACf

BENNY N.S. PANGGABEAN. Analysis of Student and Biology Teacher Misconceptions about the Animals World Classification Material in Senior High School District of Medan Helvetia Thesis. Post Graduate Program, State University ofMedan, 2011.

This study aims to analyze the presence or absence misconceptions of students

and teachers, as well as analyze the concepts of the animal world classification of

matter that causes misconceptions students and biology teacher on Senior High School District of Medan Helvetia The population in this study are all teachers and senior high scllool students in class X District of Medan Helvetia This study used descriptive research method that studies investigating the respondent

students and teachers based on the understanding of concepts and instruments of this study using of two

dimensional

diagnostic test. The results showed that misconceptions occur on senior high school students and teachers District of Medan Helvetia. The analysis

showed

that the misconceptions in students going on the whole concept of animal world classification material but which often had

misconceptions are Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, and Chordata, and

(7)

iii .

KATA PENGANTAR

Puji dans~ penulis panjatkan: kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat dan anugrahNya yang memberikan kesebatan dan hikmat serta telah

dimampukan dalam menyelesaikan tesis ini.

Tesis berjudul "Analisis Miskonsepsi Siswa dan: Guru Biologi tentang

Materi Klasifikasi Donia Hewan pada SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia" disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Biologi, UNIMED. Pada kesempatan ini penulis ·menyam.paikan-terima-kasih kepada Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Sc dan Dr. Syahmi

Edi.

M.Si. sebagai dosen pembimbing tesis yang

telah banyak: memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak: awal penyusunan proposal, ,penefitian hingga sampai selesainya tesis ini. Penulis juga

mengucapkan terimakasih kepada Dr. Hasruddin M.Pd, Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si dan Dr. Fauziyah

Hanihap,

M.Si sebagai narasumber yang telah m:emberikan masukan dan saran-saran demi perbaikan untuk menyempmnakan tesis ini. Kepada ~pak: Dr. Hasruddin M.Pd selak:u Ketua Prodi Biologi Pascasru.jana

UNIMED,

lbu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si selak:u Serketaris Prodi Biologi Paseasarjana. UNIMED yang telah banyak: memberikan nasebat dan

bimbingan semasa perkuliahan dan kepada Bapak: Direk.tur, Asisten Direk.tur Pascasru.jana UNIMED dan seluruh bapak: dan ibu dosen beserta staf pegawai

Procti Biologi Pascasru.jana yang sudah mernbantu penulis.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Dr. rer. nat. Binari

(8)

pegawai pada SMA Se; Kecamatan Medan Helvetia yang telah membantu penulis

demi kelancaran penelitian tesis ini. Pengbargaan dan ucapan terima kasih yang

teristimewa juga disampaikan kepada orang tua tercinta Drs. Manry Panggabean

dan Judica br. Pasaribu yang telah banyak berdoa dan memberikan dukungan secara moril maupun materil untuk kelancaran tesis ini. Terima kasih juga kepada

saudara-saudamlru Martua Panggabean/ Karantina Tarihoran, Deddy Simatupang/

Dessy Panggabeau, dan Putty Panggabean yang selalu memberi semangat, doa:,

dan tidak bosan-bosannya mendukung saya.

Terima kasih juga disampaikan kepada Denni Purba, Sumamy Tridelpina Purba,

Rabitba.

Zulfaulina Nasution, Salwa Rezeqi, Erwin llham Sitorus yang

selalu memberikan motivasi dan telah menjadi saudara terbaik selama penulisan

tesis ini, dan kepada seluruh mahasiswa pascasarjana Biologi B angkatan 2009

yang telah banyak memberikan bantuan dalam penulisan tesis ini.

Penulis berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tesis

ini, namun penulis menyadari rnasih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata babasa. Untuk itu penulis mengbarapkan kritik dan

saran

yang bersifat

membangun dari pembaca guna menyempumakan tesis ini. Semoga tesis ini

bermanfaat bagi para pembaca dan dapat memperkaya dunia pendidikan.

Medan, September 2011

Penulis

Renny N.S. Panggabean

(9)

.ABS-TRAK

ABSTRACT KATAPENGANTAR DAFI'ARISI DAFfAR GAMBAR DAFfAR TABEL DAFI'AR LAMPIRAN BAB.I PENDAHULUAN

1.1.

Latar

Belakang

Masalalr

1.2. ldentifikasi Masalah 1.3. Batasan

Masalah

l.4-. Rumusan

Masalah·

1.5. Tujuan Penelitian

1.6. Manfaat Penelitian

BAB.II KAJIAN PUSTAKA

2. I. Kerangka Teoritis

DAFI'ARISJ

2.1.1. Konsep, Konsepsi, Prakonsepsi, dan Miskonsepsi

2.1.2. Sumber dan Penyebab Terjadinya Miskonsepsi

2.1.3. Miskonsepsi pada Tingkat Pendidikan 2.1.4. Miskonsepi pada Bidang Studi 2.1.5. Miskonsepsi pada Biologi

2.1.6. Deskripsi Materi Klasifikasi Dunia Hewan 2.1.6.1. Pendahuluan terbadap Klasifikasi Dunia Hewan 2.1.6.2. Porifera

2.1.6.3. Coelenterata

2.1.6.4. Plathyelminthes 2.1.6.5. Nemathelminthes 2.1.6.6. Annelida

2.-1.6-.7. MolJ..u$a 2.1.6.8. Arthropoda 2.1.6.9. Echinodermata

2.1.6.10. Chordata

2.1.7. Identifikasi Miskonsepsi

2.1.8. Pencegaban Miskonsepsi

2~ 1.9~ Penelitian yang Relevan

2.2. Kerangka Konseptual

BAD.

m

METODE PENELITIAN

3.1. Tempatdan WaktuPenelitian 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 3-.3-. Desain Penelitian

3.4. Prosedur Penelitian

(10)

3.5. Teknik Pengumpulan Da:ta 3.6. Teknik Analisa Data

&A&.IV~LDANPEMBAHASAN

87

89

4.1.

Hasil

Penelitian 90

4.1.1. Karakteristik Responden 90

4.1.1.1. Karakteristik. Responden Siswa %

4.1.1.2. Karakteristik. Guru Responden 91

4.1.1.2.1. Karakteristik Responden Guru Berdasarkan Jenis Kelamin 92 4. I .1.2~2. Karakteristik Responden Guru Berdasarkan Kualifikasi

Pmmruoom 92

4.1.1.2.3. Karakteristik Responden Guru Berdasarkan Asal Perguruan

Tinggi 93

4.1.1.2.4. Karakteristik Responden Guru Berdasarkan Pengalaman

Mengajar 94

4.1.1.2.5. Karakteristik Responden Guru Berdasarkan Jenis Sekolah 94 4.1.1.2.6. Karakteristik. RespondeD Guru Berdasarkan Akreditas Sekolah 95 4.1.1.2.7. Karakteristik RespondeD Gum Berdasarkan Sertifikasi 95

4.1.2. Miskonsepsi Siswa 96

4.1.2.1. Miskonsepsi Siswa terhadap Setiap Konsep Materi Klasifikasi

Donia Hewan Seluruh SMA Se-- Keeamatan Medan Helvetia 96-4.1.2.2. Miskonsepsi Siswa terbadap Materi Klasifikasi Dunia Hewan

antar SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia 98 4.1.2.3. Miskonsepsi Siswa antar Sekolah pada Setiap-

Konsep-terbadap Materi Klasifikasi Dunia Hewan 99 4.1.2.3.1. Miskonsepsi Siswa terbadap Konsep Porifera 99 4.1.2.3.2". Miskonsepsi Siswa terbadap Konsep Coelenterata 100 4.1.2.3.3. Miskonsepsi Siswa terhadap Konsep Platyhelminthes 100 4. 1.2.3.4. Miskonsepsi Siswa terhadap Konsep Nemathelminthes 101 4.1.2.3.5. Miskonsepsi Siswa terbadap Konsep Annelida 102 4.1.2.3.6. Miskonsepsi Siswa terbadap Konsep Mollusca 103

4.1.2.3.7. Miskonsepsi Siswa terbadap Konsep Arthropoda 104

4.1.2.3.8. Miskonsepsi Siswa terbadap Konsep Echinodermata 105 4.1.2.3.9. Miskonsepsi Siswa terbadap Konsep Chordata 106

4.L3 Miskonsepsi Guru 107

4.1.3.1. Miskonsepsi Guru terhadap Materi Klasifikasi Dunia Hewan

pada SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia 107

4-. l .3-.2. Misk:onsepsi Guru terbadap Setiap-Konsep-Materi Klasifikasi

Dunia Hewan 108

4.1.3.2.1. Miskonsepsi Guru terhadap Konsep Porifera 108 4.1.3.2.2. Miskonsepsi Guru terbadap Konsep Coelmterata 109 4.1.3.2.3. Miskonsepsi Guru terbadap Konsep Platyhelminthes 110 4.1.3.2.4. Miskonsepsi Guru terbadap Konsep Nemathelminthes 111 4.1.3.2.5. Miskonsepsi Guru terbadap Konsep Annelida 112 4.1.3.2.6. Miskonsepsi Guru terbadap Konsep Mollusca 113

4.1.3.2. 7. Miskonsepsi Guru terbadap Konsep Arthropoda 114

(11)

vii

4.1.3.3. Miskonsepsi antar Guru terbadap Materi K.lasifikasi Dunia

Hewan pada SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia 117 4.1.3.4. Miskonsepsi antar Guru terhadap Setiap Konsep Materi

K.lasiflkasi Di.mia Hewan pada SMA Se- Kecamatan Medan

Helvetia 117

4.1.3.5. Miskonsepsi Guru terhadap Materi K.lasifikasi Donia Hewan

Berdasarkan Karakteristik Responden 119

4.1.3.5.1. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Jenis Kelamin 119 4.1.3.5.1.1. Miskonsepsi Guru terhadap Materi Klasifikasi Dunia

Hewan Berdasarkan Jenis Kelamin 119

4.1.3.5.1.2. Miskonsepsi Guru terhadap Setiap Konsep Materi

K.lasifikasi Donia Hewaa Berdasarkan Jenis Kelamin 120 4.1.3.5.2. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan 121 4.1.3.5.2.1. Miskonsepsi Guru terbadap Materi K.lasifikasi Dunia

Hewan Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan 121 4.1.3.3.2.2. Miskonsepsi Guru terbadap Setiap Konsep Materi

K.lasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Kualiflkasi Pendidikan 122 4.1.3.5.3. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Asal Perguruan Tinggi 123 4.1.3.5.3.1. Miskonsepsi Guru terbadap Materi K.lasiflkasi Dunia

Hewan Berdasarkan Asal Perguruan Tinggi 123 4. I .3.5.32. Miskonsepsi Guru terhadap Setiap Konsep Materi

K.lasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Asal Perguruan Tinggi 124 4.13.5.4. Miskonsepsi Guru Berdasarlam Pengalaman Me~jar 125 4.1.3.5.4.1. Miskonsepsi Guru terbadap Materi Klasifikasi Dunia

Hewan Berdasarkan Pengalaman Me~ar 125

4.1.3.5.4.2. Miskonsepsi Guru terhadap Setiap Konsep Materi

K.lasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Pengalaman Mengajar 126 4.1.3.5.5. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Jenis Sekolah 127 4.1.3.5.5.1. Miskonsepsi Guru terbadap Materi Klasifikasi Dunia

Hewan Berdasarkan Jenis Sekolah 127

4.1.3.5.5.2. Miskonsepsi Guru terbadap Setiap Konsep Materi

K.lasifikasi Dunia Hewarr Berdasarkan Jenis Sekolah 128 4.1.3.5.6. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Akreditas Sekolah 129 4.1.3.5.6.1. Miskonsepsi Guru terbadap Materi K.lasifikasi Dunia

Hewan Berdasarkan Akreditas Sekolah

129

...

4.1.3.5.6.2. Miskonsepsi Guru terbadap Setiap Konsep Materi

K.lasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Akreditas Sekolah 130 4.1.3.5.7. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Sertifikasi 131 4.1.3.5.7.1. Miskonsepsi Guru terhadap Materi K.lasifikasi Dunia

Hewan Berdasarlam Sertifikasi

131

4.1.3.5.7.2. Miskonsepsi Guru terbadap Setiap Konsep Materi

Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Sertifikasi 132

4.2. Pembabasan l33

4.2.1. Analisis Karakteristik Responden 133

4.2.2. Analisis Miskonsepsi Siswa 134

(12)

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN s-ARAN 5.1. Kesimpulan

5.2.1mplikasi

5.2~ Saran

DAFfAR PUSTAKA LAMPIRAN

141

141

142

143

(13)

xii

DAFfAR TABEL

Tabel2.l. Penyebab Miskonsepsi 15

Tabel 2.2. Miskonsepsi Biologi 24

Tabel2.3. Miskonsepsi yang Umum pada KJ.asifikasi Dunia Hewan 25

Tabel- 2.4. Sistem Pencemaandan Reproduksi

pada-

Porifera

29-Tabel2.5. Sistem Organ dalam Tubuh Hydra 31

Tabel2.6. Sistem Organ dalam Tubuh Plathyhelminthes 35

Tabel2.7. Sistem- Organ-dalam- Tubuh-Nematoda- 40

Tabel2.8. Sistem Organ dalam Tubuh Annelida 44

Tabel2.9. Sistem Organ dalam Tubuh Vertebrata 56

Tabel2.10~

Sistem- Organ dalam-Tubuh Ikan- 57 Tabel 2.11. Sistem Organ pada Amphibia diwakili K.atak Hijau

(Kana pipiens)

60-Tabel2.12. Sistem Organ dalam Tubuh Reptilia 63

Tabel2.13. Sistem Organ dalam Tubuh Aves 66

Tabel2.14. Sistem Organ pada

Mamalia

diwaki:li

oleh kelinci

(Oryctolagus cuniculus) 70

Tabel2.l5-. Analisis K.onsep-Materi Klasifikasi Dunia Hewan

73-Tabel3.1. Penjabaran Populasi dan Sampel SMA Se- Kecamatan

Medan Helvetia 8"5

Tabel 3.2. Kemungkinanjawaban dan tingkat keyakinan terbadap jawaban yang

diberikan

serta bobot skor yang

diberikan

terhadap setiap kemungkinanjawaban kombinasi jawaban 88

Tabel 3.3-.

Analisis

soal-

pemabamall

konsep pada

materi Klasifikasi

Dunia Hewan 88

[image:13.612.83.540.65.646.2]
(14)
[image:14.612.85.526.65.644.2]

Tabel4.3-.

K.araJ.cteristi

Responden Guru Berdasarkan Jenis Kelamin 92 Tabel4.4.

Karakteristik.

Responden Guru Berdasarkan Kualifikasi

Pendidikan 92

Tabel 4.5.

Karakteristik.

Responden Guru Berdasarkan Asal Perguruan

Tinggi 93

Tabel4.6.

Karakteristik.

Responden Guru Berdasarkan Pengalaman

Mengajar 94

Tabel4.7.

Karakteristik

RespondeD

Guru

Berdasatkan

Jenis- Sekolah 94

Tabel4.8.

Karakteristik.

Responden Guru

Beidasarkan

Ak.reditas

Sekolah 95

Tabel4.9-.

Karakteristik.

Responden Guru Berdasatkan Sertifikasi 9-5

Tabel4.l 0. Rata-rata Skor (±SD) antar Guru Pada Setiap Konsep

Materi Klasifikasi Dunia Hewan I 18

Tabel4.11.

Jumlah

dan Persen Guru yang Mengalami Miskonsepsi
(15)
[image:15.612.89.534.68.645.2]

DAFrAR GAMBAR

Gambar 2.1. Skema Penilaian untuk Tes Dua Dimensi 79

Gambar 2.2. Kerangka Konseptual 84

Gambar 4.1. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa terbadap Setiap Konsep

Materi

Klasifikasi Donia Hewan pada

SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia 97

Gambar 4.2. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa terlJadap

Materi Klasifikasi Donia Hewan Antar Sekolah 98

Gambar 4.3. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa antar Sekolah

pada Konsep Porifera 99

Gambar 4.4. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa antar Sekolah

pada Konsep Coelenterata 100

Gambar 4.5. Rata•rata Skor (± SD)- Miskonsepsi Siswa antar Sekolah

pada Konsep Platyhelminthes 101

Gambar 4.6. Rata"'fata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa antar Sekolah

pada Konsep Nemathelminthes 102

Gambar4.7. Rata--rata Skor (± SD)-MiskonsepsiSiswa-antar Sekolah

pada Konsep Annelida 103

Gambar 4-.8. Rata·rata Skor (± SD) Misk:onsepsi Siswa antar Sekolah

pada Konsep Mollusca 104

6ambar 4.9-. Rata--rata Skor (± SD} Miskonsepsi Siswa antar Sekolah

pada Konsep Arthropoda 105

Gambar 4.1 0. Rata"'fata Skor (± SD} Miskonsepsi Siswa antar Sekolah

pada Konsep Echinodermata 106

6ambar 4.11. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa antar Sekolah

pada Konsep Chordata 106

Gambar 4.12. Rata-rata Skor (± SD} Miskonsepsi Guru terbadap-Materi Klasifikasi Donia Hewan pada SMA Se- Kecamatan

Medan Helvetia 108

Gambar 4~ lJ. RatMata Skor (± SD)- Miskonsepsi 6uru pada: Konsep

Porifera 109

(16)
[image:16.623.86.546.71.645.2]

Gambar 4.14. Rata"'fata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep

Coelenterata 110

Gambar 4.15; Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep

Platyhelminthes 111

Gambar 4.16. Rata-rata Skor (±SO) Miskonsepsi Guru pada Konsep

Nemathelminthes 112

Gambar 4.17. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep

Annelida 113

Gambar 4~ 18. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep

Mollusca 114

Gambar4.19. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep

Arthropoda 115

Gambar 4.20. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep

Echinodermata 116

Gambar 4.21. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep

Chordata 116

Gambar 4.22. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi antar Guru terbadap

Materi Klasifikasi Dunia Hewan pada SMA Se- Kecamatan

Medan Helvetia 117

Gambar 4.23. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru terhadap Materi

Klasifikasi Dun.ia Hewan Berdasarkan Jenis Kelamin 119

Gambar 4.24. Rata-rata Skor ± SD Miskonsepsi Guru terhadap Setiap Konsep Materi Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan

Jenis Kelamin 120

Gambar 4.25. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru terhadap Materi

Klasifikasi Dun.ia Hewan Berdasarkan Pendidikan Terakhir 121

Gambar 4.26. Rata-rata Skor ± SD Miskonsepsi Guru terbadap Setiap Konsep Materi Klasifikasi Dun.ia Hewan Berdasarkan Pendidikan Terakhir 122

Gambar 4.27. Rata-rataSkor (± SD)-Miskonsepsi 6uruterbadap Materi

Klasifikasi Donia Hewan Berdasarkan Asal Perguruan

(17)

Gambar 4.2&. Rata--rata Skor ± SD-Miskonsepsi Guru terhadap Setiap Konsep Materi Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan

Asal Perguruan Tinggi 124

Gambar 4.29. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru terhadap Materi Klasiftkasi Dunia Hewan Berdasarkan Pengalaman

Mengajar 125

Gambar 4.30. Rata-rata Skor ± SD Miskonsepsi Guru terhadap Setiap Konsep Materi Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan

Pengalaman Mengajar 126

Gambar 4.31. Rata--rata Skor (± SD} Miskonsepsi Guru terbadap Materi: Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Jenis Sekolah 127

6ambar 4.32. Rata-rata Skor ± SD Miskonsepsi Guru terhadap Setiap Konsep Materi Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan

Jenis Sekolah 128

Gambar 4.33. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru terbadap Materi Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Akreditas Sekolah 129

Gambar 4.34. Rata--rata Skor ± SD·Miskonsepsi Guru terhadap Setiap Konsep Materi Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan

Akreditas Sekolah 130

Gambar 4.35. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru terbadap Materi Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Sertifikasi 131 Gambar 4.36. Rata-rata Skor ± SD Miskonsepsi Guru terhadap Setiap

Konsep Materi Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan

Sertifikasi 131

[image:17.612.84.531.74.643.2]
(18)

DAFfAR LAMPIRAN

Lampiran l. ldentitas Responden

Lampiran 2. Tes Diagnostik

Lampiran 3. Data-data Skor Hasil Tes Diagnostik Siswa SMA Se-Kecamatan Medan Helvetia

Lampiran 4. Data-data Skor Hasil Tes Diagnostik Guru SMA Se-Kecamatan Medan Helvetia

147

148

154

(19)

BABI

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalab

Salah satu tujuan pembelajaran llmu Pengetahuan Alam (IP A) yang

mendasar adalah membantu siswa memabami konsep-konsep yang berkaitan

deogan gejala-gejala alam di sekitamya. Dari pemahaman tersebut diharapkan

siswa mampu mendeskripsikan dan menghubungkan antar konsep untuk

menjelaskan peristiwa-peristiwa alam yang tetjadi dalam kehidupan sehari-hari

(Winahyu. 2006). Nauiun dalam pembelajaran biologi ditemukan siswa banya

mengbaful konsep tanpa memahami maksud dan isinya secara mendalam, padahal pemahaman konsep biologi saogat diperlukan dalam pengintegrasian alam dan

teknologi dalant.kebidupan sehari-hari (Kicbin, 2010).

Literatur telah menunjukkan, bahwa terjadi pemahaman konsep biologi

.

yang berbeda dengan konsep yang diterima secara ilmiah (fekkaya, 2002; Ekici,

2007). Pemabaman konsep yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah disebut

dengan miskonsepsi (furkmen, 2007; Kose, 2008). Daiam kurun waktu lima belas

tahun terakbir, miskonsepsi dalam Dmu Peogetahuan Alam (IPA) telah menjadi

perhatian serius dalam dunia pendidikan. Menurut Novak yang dikutip oleh

Hewindati (20Qi!), miskonsepsi dalam lP A dan Matematika ditemukan bahwa

miskonsepsi terhadap konsep IP A banyak tetjadi pada siswa di berbagai negara

mulai dari siswa tingkat Sekolah Dasar (SO) sampai deogan mahasiswa di

Perguruan Tioggi (PT).

Miskonsepsi dapat tetjadi di dalam dan di luar sekolah. Guru dan buku

(20)

penelitian Suryanto (1997) dan Kardi seperti dikutip Wmahyu (2006), yang menunjukkan banyak guru yang mengalami miskonsepsi dan penelitian Ivowi dan

Uludotun yang menemukan bahwa buku pelajaran, pengalaman sehari-hari siswa,

serta pengetahuan yang dimiliki guru merupakan penyebab miskonsepsi. Namun demikian, lingkungan juga dapat menjadi penyebab miskonsepsi yang terjadi di

luar sekolah.

Menurut banyak penelitian, miskonsepsi terdapat dalam semua bidang sains, seperti fisika (Chen, 2002), kimia (Simamora, 2007), biologi (Marek ,1994

dalam

Robmadi,

2009), dan astronomi (Marshall, 2003). Beberapa penelitian mengenai miskonsepsi dalam bidang biologi telah dilakukan: Cell (Boo, 2007;

Kara, 2007), fotosintesis (Ekici, 2007; Kose, 2008), genetika (Lewis, Leach. dan Wood-Robinson, 2000; Pashley, 1994 dalam Tekkaya, 2002), ekologi (Griffiths

dan Grant, 1985; Munson, 1994 dalam Tekkaya, 2002), respirasi pada tanaman

(Boo, 2007; Kose, 2008), klasifikasi (Trowbridge dan Mintzes, 1988), sistem

sirkulasi (Yip, 1998), vertebrata dan invertebrata (Braund, 1988 dalam Tekkaya,

2002), energi (Boyes dan Stanisstreet, 1991 dalam Tekkaya, 2002), evo1usi

(Gregory, 2009) dan difusi dan osmosis (Tarakci, Hatipogul, dan Ozden, 1999). Miskonsepsi dapat menjadi penghalang dalam memahami materi-materi

biologi. Banyak konsep-konsep dalam biologi sating berbubungan dan merupakan

kunci untuk memahami konsep lain, sebingga miskonsepsi pada satu konsep

mengakibatkan miskonsepsi pada yang lain (Tekkaya, 2002). Sebagai contoh.

tanpa pemahaman mengenai sistem peredaran darah, maka konsep mengenai sistem respirasi, sistem ekskresi dan sistem kekebalan tubuh akan sulit dipahami.

(21)

3

dan sulit dipahami oleh guru dan siswa. K.indfield (1991) menyatakan bahwa

siswa sering mengalami miskonsepsi dalam pem.belajaran yang berhubungan

dengan struktur dan fungsi kromosom. Dikmenli (2010) menyatakan bahwa siswa

mengalami kesulitan dalam pem.ahaman konsep pembelahan sel terutama

berhubungan dengan meiosis daripada mitosis karena konsep bersifat abstrak:

sehingga siswa bingung tahapan proses pem.belahan sel dan peristiwa yang tetjadi

pada tahap ini.

Hasil observasi peneliti dengan beberapa siswa dan guru biologi SMA

Se- Kecamatan Medan Helvetia mengindikasikan kemungkinan terjadinya

miskonsepsi pelajaran biologi pada siswa. Guru-guru tersebut mengungkapkan

bahwa materi pembelBJaran klasifikasi dunia hewan merupakan materi yang sulit

dipahami karena banyaknya pengelompokan hewan dan nama latin. Para siswa

mengungkapkan bahwa guru dalam pembelajarannya hanya menggunakan metode

ceramah, tanya jawab, dan memberikan tugas latihan dalam proses pem.belajaran

biologi. Para siswa juga mengungkapkan bahwa materi klasifikasi dunia hewan

merupakan materi yang sulit karena banyak hafalan nama latin hewan,

pengelompokkan hewan, dan mereka banyak yang tidak mengenal hewannya.

Miskonsepsi dapat menjadi bahaya laten karena menggangu proses belajar

akibat adanya logika yang salah saat mempelajari konsep bam yang benar.

Disebut baba.ya Iaten karena keberadaanya secara umum tidak terdeteksi saat tidak

mendapat tantangan konsep lain (Simanek, 2007). Jika miskonsepsi tidak dapat

dihilangkan, miskonsepsi akan berdampak negatif pada kegiatan belajar

(22)

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa materi mengenai ldasifikasi

hewan merupakan materi yang sulit dipahami sehingga memberikan peluang

tetjadinya miskonsepsi. Berdasarkan basil penelitian mengenai klasifikasi hewan

menunjukkan bahwa para siswa dari segala usia termasuk mahasiswa sering

mengklasifikasi hewan salah (Trowbridge dan Mintzes, 1988 dalam Prokop,

2001). Kura-kura dan reptil dikelompokkan sebagai amfibi (Yen, 2004) atau

invertebrata (Bmund, 1998 dalam Bucher, 2010). Bucher (2010) menemukan

bahwa dari semua guru yang mengajar topik klasifikasi hewan mengalami

kesulitan dalam menerangkan topik tersebut. Hal ini dapat menjadi bahan

miskonsepsi yang diberikan kepada siswa

Yen (2004), mengidentifikasi miskonsepsi mengenai amfibi dan reptil

melalui tes pilihan berganda dan wawancara dalam menentukan pemaha.ma!I

konsep sehingga diketahui adanya miskonsepsi. Yen (2007), mendiagnosa

miskonsepsi mengenai klasifikasi hewan dimana pandangan siswa sangat terbatas

terhadap hewan dikarenakan siswa memiliki konsep-konsep yang telah ada

sebelumnya yang menimbulkan konseptual khusus sehingga siswa

mengklasifikasi hewan cendenmg berdasarkan motfologi dan habitat.

Hiller seperti dikutip Woolfolk dan McCune-Nicolich dalam Hewindati

(2004), menyatakan bahwa terdapat hubungan yang erat antam kualitas penjelasan

dan pengetahuan guru dengan pencapaian belajar siswa Kurangnya pengetahuan

guru akan menyebabkan tidak jelasnya penyajian pelajaran yang dapat

menimbulkan miskonsepsi. Sementara itu Winkel dalam Hewindati (2004),

mengemukakan bahwa penguasaan guru tentang bidang studi merupakan hal yang

(23)

5

materi pelajaran, guru tidak akan ragu-ragu tmtuk menggunakan berbagai variasi metode mengajar.

Menurut Hayman yang dikutip oleh Hewindati (2004), jika dalam proses

belajar mengajar diciptakan iklim yang positif maka guru akan dapat mengajar

dengan lebih baik dan siswa akan belajar lebih banyak. Bruner seperti dikutip

Hewidanti (2004), berpendapat bahwa siswa akan siap belajar apabila guru siap

tmtuk m~ar. dan keefektifan guru dalam mengajar merupakan faktor penting

tmtuk pembentukkan konsep pada siswa.

Siswa dapat berjuang dengan generalisasi, yang menghasilkan makna yang

salah konsep (Trowbridge & Mintzes, 1988). Memperbaiki konsep yang dimiliki

siswa adalah penting karena semakin lama konsepsi altematif ini dimiliki,

semakin kuat mereka menjadi, dan .sernakin keras mereka tmtuk membalikkan

(Trowbridge & Mintzes, 1988). Menurut Posnet dalam Simamora (2007), guru

hendaknya menerapkan strategi pengubahan konseptual dalam pembelajaran agar

dapat mengatasi miskonsepsi siswa.

Dari latar belakang yang telah dikemukakan, dapat diambil suatu

kesimpulan bahwa miskonsepsi dapat menimbulkan kesalahan dalam proses

pembelajaran, karena siswa akan tetap mempertabankan konsep yang salah dan

guru akan menga.lami kesulitan menyelenggarakan proses pembelajaran tmtuk

(24)

1.2. ldentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentiftkasikan

pennasalahan antara lain:

1. Terdapatnya miskonsepsi dalam pemahaman konsep klasifikasi dunia hewan.

2. Miskonsepsi terlihat pada pemahaman defenisi, hubungan konsep dan aplikasi

konsep.

3. Miskonsepsi

memberikan

dampak berbabaya

karena memberikan

pemahaman ·

yang sa1ah bahkan terjadi kesalaban antara konsep yang sa1ah dan benar.

4. Miskonsepsi dapat bersumber dari pengalaman pribadi, bahasa, representasi

visual, dan metode mengajar, ketertinggalan infonnasi terbaru menyebabkan

konsep-konsep lama seharusnya diperbaharui.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identiflkasi permasalahan di

8tas,

maka pembatasan masalah dalam penelitian ini difokuskan hanya pada:

l. Siswa yang belajar materi klasifikasi dunia hewan di SMA Se- Kecamatan

Medan Helvetia.

2. Guru Biologi yang mengajarkan materi klasifikasi dunia hewan di SMA

Se-Kecamatan Medan Helvetia.

3. Identifikasi konsep materi mana yang paling sering mengalami miskonsepsi

pada guru biologi dan siswa pada konsep klasifikasi dunia hewan di SMA

(25)

7

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan

latar belakang masalah maka dikemukakan

rumusan

masalah sebagai berikut:

I. Adakah terjadi miskonsepsi

terbadap

siswa dan guru tentang materi klasiflkasi dunia hewan pada SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia?

2. Konsep manakah dalam materi klasifikasi dunia hewan yang sering terjadi miskonsepsi pada siswa SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia?

3. Konsep manakah dalam materi klasifikasi dunia hewan yang sering terjadi miskonsepsi pada guru SMA Se-Kecamatan Medan Helvetia?

1.5. Tujuan Penelitian

. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

I. Mengetahui ada tidaknya teljadi miskonsepsi terhadap guru dan siswa tentang

maieri klasifikasi dunia hewan pada SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia. 2. Mengetahui konsep dari materi klasifikasi hewan yang sering menyebabkan

terjadinya miskonsepsi pada siswa di SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia. 3. Mengetahui konsep dari materi

klasifikasi

hewan yang sering menyebabkan
(26)

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan ini akan memberikan manfaat yang

berarti.

1. Secara teoritis basil penelitian ini diharapkao dapat digunakan sebagai bahan

informasi dan referensi kepada guru, tenaga pengajar, dan peneliti selanjutnya,

yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang gambaran mengenai miskonsepsi

guru biologi SMA Se-Kecamatan Medan Helvetia

[image:26.612.85.525.77.651.2]

2. Secara praktis baSil penelitian ini diharapkao dapat memberikan input dan gambaran untuk meningkatkao kualitas pembelajaran dalam melengkapi siswa

dan guru dengan pengetahuan konseptual yang diperlukan dalam pemecahan

masalah ilmiah. Selain itu, basil penelitian ini juga diharapkao dapat ditindak

lanjuti dalam pengubahan miskonsepsi guru biologi SMA Se· Kecamatan

(27)

BABV

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

HasiJ penelitian miskonsepsi guru dan siswa tentang materi klasifikasi

dunia hewan adalah sebagai berikut:

1. Siswa dan guru biologi SMA Se-Kecamatan Medan Helvetia teridentifikasi mengalami miskonsepsi pada materi klasifikasi dunia hewan.

2. Analisis miskonsepsi pada siswa terhadap materi klasifikasi dunia hewan teridentifikasi mengalami miskonsepsi pada seluruh konsep materi dan

konsep pada materi klasifikasi dunia hewan

yang

paling sering mengalami

miskonsepsi yaitu Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes,

Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodennata, dan Chordata.

3. Analisis miskonsepsi pada guru terhadap materi klasifikasi dunia hewan

teridentifikasi mengalami miskonsepsi pada konsep Echinodennata.

5.2. lmplikasi

Berdasarkan

basil

temuan

analisis data menunjukkan bahwa:

1. Siswa dan Guru biologi SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia perlu

dunia hewan.

meningkatkan pengetahuan konseptuai meliputi konsep materi klasifikasi

2. Guru biologi SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia perlu meningkatkan

kemampuan penggunaan teknologi untuk memberikan motivasi serta

penggunaan metode pembelajaran yang diterapkan.

(28)

5.3. Saran

Berdasarkan basil penelitian saran yang perlu disampaikan adalah:

I. Para siswa diharapkan lebih giat dalam belajar, serta

harus

mengerti,

memahami, serta menguasru isi setiap konsep materi pembelajaran.

2. MeningkatJcan pengetahuan konseptual guru meliputi konsep biologi melalui

peJatiban-pelatihan agar guru dapat membantu siswa dalam memahami

konsep sehingga dapat ntenghidari teljadinya miskonsepsi.

Guru

dalam
(29)

143

DAFfAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Starter Experiment Approach I Pendekatan Starter Eksperimen (PSE). Dalam htto://www.napantulisku.com/20 I 0/0 l/starter-exoeriment-approach-oendekatan.html diakses tanggal 06 September 2010.

Arikunto, S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Boo, H. K. 2005. Primacy Science Assesment Item Setters' Misconceptions Concerning Biological Science Concepts. Asian-Pasific Forum on Science Learning and Teaching, 8: 1-13.

Bell, B., 1981, Students' Ideas About Plant Nutrition: What are They?. Journal of Biological Education, 19:213-218.

Brody, M. 1993. Student Misconceptions of Ecology: Identification, Analysis and Instructional Design. The Proceedings of the Third International Seminar on Misconceptions and Educational Strategies in Science and Mathelll!ltics. Trust: Ithaca, New York.

Bucher, A. M., Burgoon, J., dan Duran, E. 2010. Exploring Elementary and Middle School In-service Teachers' Knowledge of Animal Classification: A Comparison of Student and Teacher Misconceptions. National Social Science Assosiation, (Onlii)e ), (httD:/Jwww.nssa.us!ioumals/20

10-35-1/2010-35-l-04.htm, diakses tanggal28januari 20ll).

Chalik, M., dan Ayas, A. 2005. A Cross-Age Study on The Understanding of Chemical Solutions and Their Components. International Education Journal, 6: 30-41.

Chen, C. C., Lin, H. S., dan Lin, M. L. 2002. Developing a Two-Tier Diagnostic Instrument to Assess High School Students' Understandipg - The Formation of Images by

a

Plane Mirror. Proceeding National Science Council, 12: 106-121.

(::obanoglu, E., dan ~ B. 2009. Underlining the Problems in Biology Textbook for lOth Gradesvin High School Education Using the Suggestions of Practicing Teachers. Journal ofTurldsh Science Education,

6:75-91.

(30)

Ekici, F., dan Ekici, E. 2007. Utility of Concept Cartoons in Diagnosing and Overcoming Misconceptions Related to Photosynthesis. International Journal ofEvironmental and &ience Education, 2: 111-124.

Fandy. 2009. Teori dan Konsep Belajar Dunia Pendidikan. Dalam htto://fandi4tarakan.

wordpress.com/2009/12/28/teori..<fan..konseo-belajar-dunia-oendidikan/ diakses tanggal 04 Februari 2011.

Gregory, T., dan Ellis, C. 2009. Conceptions of Evolution among Science

Graduate Students. BioScience, 59: 792-799.

Henno, 1., dan Reiska, P. 2008. Using Concept Mapping as Assesment Tool in School Biology. Dalam A J. Caftas, P. Reiska, M. Ahlberg &. J. D. Novak, (Eds.) Concept Mapping: Connecting Educators. Proceeding of the Third International Conference on Concept Mapping. Tallinn, Estonia & Helsinki, Finland.

Hewindati, Y. dan Suryanto, A. 2004. Pemahaman Siswa Sekolah Dasar terhadap Konsep IP A Berbasis Biologi: Suatu Diagnosis adanya Miskonsepsi.

Jurnal Pendidik:an, 5: 61-72.

Huang, D. S. 2004. Student's Conceptions of Animal Classification and Vertebrates: A Cros"s-age Study. Chinese Journal of &ience Education,

12: 289-310.

Kara, Y., dan Yesilyurt. 2008. Comparing the Impact Tutorial and Edutainment Siftware program on students' achievement, misconception, and attitudes toward bioloy.Journal Science Education and Technology, 17:32-41.

Kichin., I. M. 2010. Solving Cordelia's Dilemma: Threshold Concepts within a

Punctuated Model of Learning. Journal of Biological Education, 44:

52-57.

Kindfield, A. C. H. 1991: Confusing Chromosome Number and Structure: A Common Student Error. Journal of Biological Education, 25: 193-200.

Klymkowslcy, M., Taylor, R., Spindler, S., & Doxas, R. 2006. Two-Dimensional, Implicit Confidence Tests as a Tool for Recognizing Student Misconceptions. Journal of College &ience Teaching.

(31)

145

Kwen, H. B. 2005. Teacher Misconceptions of Biological Science Concepts as Revealed in Science Examination Paper. Journal of Biological Education, 25: 193-200.

Lathae, S., Jantrarotai, P., dan Pongsophon, P. 2010. High School Students' Conceptions of Biodiversity. 35th Congress on Science and Technology of Thailand.

Liliawati, W., dan

Ramalis,

T. 2008. Identifikasi Miskoosepsi Materi IPBA di

SMA dengan Menggunakan CRI (Certainly of Respons Index) dalam Upaya Perbaikan dan Pengembangan Materi IPBA pada KTSP. Laporan Penelitian. Universitas Pendidikan Indonesia

Marshall. H. A. 2003. Countering Astronoruny Misconceptions in High School Student University of Texas: Dallas.

Prokop, P., dan Fancovicova, J. 2006. Students' Ideas about The Human Body: Do They Reily Draw What They Know. Journal of Baltic Science

Education, 2: 86-95.

Prokop, P., dan Kubiatko, M. 2007. Pupils' Misconception about Mamals.

Journal of Baltic Science Education, 6: 5-14.

Pabucu, A., dan Geban, 0. 2006. Remediating Misconception Concerning Chemical Bonding Through Conceptual Change Text. Hacettepe

Oniversitesi Egitim FakiJ/tesi Dergisi, 30: 184-192.

Rohmadi, N. 2009. Miskonsepsi Kimia SMAIMA.

<http:/lwww.scribd.com/doc/18678424/Prooosal-Tesis-Miskonsepsi-Kimia-SMAMA. diakses tanggal27 Januari 2011).

Simamora. M., dan Rehdana, I. W. 2007. ldentifikasi Miskonsepsi Guru Kimia pada Pembelajaran Konsep Struktur Atom. Jurnal Pene/itian dan

Pengembangan Pendidikan, I: 148-160.

Simanek D. E. 2008. Didaktikogenic Physics Misconceptions. Dalam http://www.lhun.edu/-dsimanek/scenario/miscon.htm diakses tanggal 04

Februari 2011.

Supamo, P. 2005. M"zskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisiko.

(32)

Sweetland, R. D. 2005. Animals Misconceptions. Dalam httn://www.schoolofbob.com/sciencelmisconceotions/animals.htrnl. diakses tanggal26 Januari 2011.

Tanner,

K.,

dan Allen, D. 2005. Approaches to Biology Teaching and Learning: Understanding the Wrong Answers-Teaching toward Conceptual Change.

Cell Biology Education, 4: 112-117.

Tarak~i. M., Hatipoglu, S., Tekkaya. C., dan Ozden, M. 1999. A Cross-Age Study of High School Students' Understanding of Diffusion and Osmosis.

Hacettepe Oniversitesi Egitim Falctiltesi Dergisi, 15: 84-93.

Tekkaya, C. 2002. Misconceptions as Barrier to Understanding Biology.

Hacettepe Oniversitesi Egitim Fakilltesi Dergisi, 23: 259-266.

Trowbridge, J. E. dan Mintzes, J. J. 1988. Alternative Conceptions in Animal Classification: A Cross-Age Study. Journal of Research in Science Teaching, 25: 547-571.

TUrkmen, H., dan Usta, E. 2007. The Role of Learning Cycle Approach Overcoming Misconception in Science. Kastamonu Education Journal,

15:491-500.

Winahyu, S., dan

Kartini,

H. 2006. Konsepsi Siswa dan Guru tentang Konsep-Konsep IPA di SD se Kota Malang. Forum Penelitian 1: 12-27.

Yarden, H., Marbach, G., dan Gershoni, M. 2004. Using the Concept Map Techique in Teaching Introductory Cell Biology to College Freshmen.

Journal of Biosience Education, 30: 3-12.

Yen, C. F., Yao, T. W., dan Chiu, Y. C. 2004. Alternative Conceptions in Animal Classification Focusing on Amphibians and Reptiles : A Cross-Age Study.

International Journal of Science and Matlrematics Education, 2: 159-174. Yen, C. F., Yao, T. W., dan

Mintzes.

J. J. 2007. Taiwanese Students' Alternative

Conceptions of Animal Biodiversity. International Journal of Science Education,29:535-553.

Gambar

Tabel2.l. Penyebab Miskonsepsi
Tabel4.3-. K.araJ.cteristi Responden Guru Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 2.1. Skema Penilaian untuk Tes Dua Dimensi
Gambar 4.14. Rata"'fata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep Coelenterata
+3

Referensi

Dokumen terkait

The English teacher assumed that thematic progression patterns as writing strategy could enhance students’ motivation in hortatory exposition text. It helped students

Hasil tangkapan Gillnet millenium SDI Nelayan Pemilik kapal Harga TPI Karangsong Bakul Pemerintah Retribusi KPL Mina Sumitra Kebijakan pemerintah.. memberikan pengaruh positif

Lebih jauh Charles mempertajam tujuan-tujuan ekonomi yang mencakup (i) produksi ikan ( production of fish ) yang sangat penting dalam konteks pemenuhan pasokan bahan pangan,

Proyek Akhir ini bertujuan untuk melakukan rekondisi dan modifikasi sepeda motor Yamaha F1Z khususnya modifikasi sistem dari suspensi kembar menjadi suspensi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan suhu dan waktu perendaman panas dingin terhadap retensi dan penetrasi bahan pengawet Diffusol CB serta

Analisis dalam penelitian hukum ini menyatakan bahwa sebenarnya pengajuan alasan kasasi yang diajukan oleh terdakwa maupun penuntut umum seharusnya dapat diterima

Hasil penelitian Indahwardani (2013) menunjukkan bahwa perlakuan seed coating menggunakan Bacillus subtilis , Pseudomonas fluorescens dan Serratia marcescens

Ucapan terima kasihpun tidak dapat tidak terucap atas dukungan dari berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang ikut ambil bagian dalam